IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK DI SMK N 3 PACITAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : Anita Fitria Purnama 08513245007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012
i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTO Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain) dan kepada tuhanmulah kamu berharap (Al-Insyaroh 5-8). Jadikan keraguan dan ejekan sebagai cambuk untuk memperkuat tekad dan perjuangkan dengan segenap kemampuan yang ada (Andri Wongso)
PERSEMBAHAN Skripsi ini Ku Persembahkan Untuk: Bapak dan Ibuku Tercinta Terimakasih Atas Curahan Doa, Perhatian, Semangat dan Semua yang Terbaik yang Telah Diberikan Kepadaku, Semoga Selalu Dilimpahkan Rizki oleh Allah SWT Sodara Ku Tercinta (Muhammad Rifa’i) Terimakasih Atas Doa, Dukungan dan Semangatnya Teman-temanku S1 Busana PKS’08 (Maryati, Dewi, Astri, Eny, Nana, Febry, Yuli, Yeni, Andin) Terimakasih Atas Kerjasama, Bantuan, Saling Mendukung, Kenangan Terindahnya yang Tak Terlupakan Keluarga Kos Madukismo (Ellie, Dwie dan Nita) Terimakasih Atas Kerjasama, Bantuan, Saling Mendukung, Kenangan Terindahnya yang Tak Terlupakan Almamaterku
v
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK DI SMK N 3 PACITAN Oleh: Anita Fitria purnama 08513245007 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui penerapan model pembelajaran langsung berbantuan modul dalam pencapaian kompetensi pembuatan pola busana anak siswa kelas 2 Busana 1 di SMK N 3 Pacitan; 2) Mengetahui peningkatan pencapaian kompetensi pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul pada siswa kelas 2 Busana 1 di SMK N 3 Pacitan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Taggart. Penelitian dilaksanakan di SMK N 3 Pacitan pada bulan Mei 2012, terdiri dari dua siklus, dengan tahapan (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Pengamatan, (4) Refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah 22 siswa kelas 2 Busana 1. Metode pengumpulan data menggunakan lembar penilaian kemandirian, lembar penilaian unjuk kerja dan uji kelayakan modul. Uji validitas berdasarkan judgment expert dengan ahli model pembelajaran, ahli media, ahli materi, dan guru mata pelajaran busana anak. Hasil validasi menunjukkan bahwa media yang dipakai sudah layak untuk digunakan dan instrumen penilaian yang berupa lembar unjuk kerja. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa antusias mengikuti pembelajaran dan mandiri dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran langsung berbantuan modul serta adanya pencapaian kompetensi belajar siswa berdasarkan KKM, nilai rata-rata kelas setelah diberi tindakan siklus I sebesar 12.49% dari 68.87 (ketuntasan KKM : 54.8%) menjadi 77.29 (ketuntasan KKM : 83.9%), setelah tindakan siklus II meningkat 15.07% dari 77.29 menjadi 88.94 (ketuntasan KKM : 100%). Uraian di atas menunjukan bahwa model pembelajaran langsung berbantuan modul dapat diterapkan pada materi pembuatan pola busana anak dan dapat meningkatkan pencapaian hasil kompetensi belajar siswa. Kata kunci: kompetensi pola busana anak, model pembelajaran langsung, media modul.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur bagi Allah, pelimpah rahmat dan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan” dengan baik. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini banyak mendapat bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini terutama kepada : 1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd. M.A, selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dr. Moch. Bruri Triyono, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Noor Fitrihana, M.Eng, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. 4. Sri Emy Yuli S, M. Si, selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Skripsi. 5. Orang tua yang selalu memberikan motivasi dan doa nya dalam pembuatan laporan tugas akhir skripsi ini. 6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir skripsi ini.
vii
Peneliti menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga penelitian yang telah dilaksanakan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, Juni 2012 Penyusun
Anita Fitria Purnama 08513245007
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Latar Belakang ...........................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................
3
C. Batasan Masalah ........................................................................
4
D. Rumusan Masalah ......................................................................
5
E. Tujuan ........................................................................................
5
F. Manfaat ......................................................................................
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................
7
A. Deskripsi Teori ..........................................................................
7
1. Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul a. Tinjauan Pembelajaran................................................................7 1) Pengertian Pembelajaran.......................................................7 2) Komponen Pembelajaran......................................................8 b. Model Pembelajaran langsung....................................................13 1) Pengertian Model Pembelajaran...........................................13 2) Jenis-jenis Model Pembelajaran............................................14 3) Model Pembelajaran Langsung.............................................16 2. TinjauanTentang Modul ..................................................................23 a. Pengertian Modul......................................................................23 b. Komponen Modul.....................................................................24 c. Karakteristik Modul..................................................................25 d. Pedoman Penulisan Modul.......................................................28
ix
3. Kemandirian Belajar.........................................................................34 a. Pengertian Kemandirian............................................................34 b. Pengertian Kemandirian Belajar...............................................34 c. Ciri-ciri KemandirianBelajar ....................................................35 d. Pengukuran kemandirian Belajar...............................................36 e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi kemandirian Belajar..........39 4. Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak......................................40 a. Kompetensi ..............................................................................40 b. Standart Kompetensi.................................................................41 c. Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak...........42 d. Pembuatan Pola Busana Anak...................................................44 B. Penelitian Yang Relevan .............................................................
50
C. Kerangka Berfikir .......................................................................
52
D. Pertanyaan Penelitian .................................................................
53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
54
A. Jenis Penelitian ............................................................................
54
B. Setting Penelitian ........................................................................
57
1. Tempat Penelitian ................................................................
57
2. Waktu Penelitian ..................................................................
57
C. Subyek dan Obyek Penelitian ......................................................
57
1. Subyek Penelitian .................................................................
57
2. Obyek Penelitian ..................................................................
58
D. Tahap Penelitian Tindakan Kelas ...............................................
58
1. Perencanaan .........................................................................
59
2. Tindakan ..............................................................................
60
3. Pengamatan ..........................................................................
64
4. Refleksi ................................................................................
64
E. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................
59
1. Dokumentasi .........................................................................
65
2. Observasi ..............................................................................
66
x
F. Instrumen Penelitian ....................................................................
59
1. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Lansung .......
67
2. Instrumen Lembar Penilaian Kemandirian Siswa ...............
70
3. Instrumen Lembar Penilaian Unjuk Kerja ...........................
72
4. Instrumen Kelayakan Media Modul ....................................
75
G. Uji Coba Instrumen ......................................................................
76
1. Validitas ...............................................................................
76
2. Reliabilitas ...........................................................................
78
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................
79
A. Hasil Penelitian ...........................................................................
79
1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum Tindakan .........................
79
a. Proses Pembelajaran di Dalam Kelas .............................
79
b. Media Pembelajaran Pembuatan Pola Busana Anak Yang Digunakan Oleh Guru Tata Busana di SMK Negeri 3 Pacitan ………………………………. c.
80
Data Hasil Kompetensi Pembelajaran Pembuatan Pola Busana Anak yang Digunakan Oleh Guru Tata Busana di SMK Negeri 3 Pacitan ………………………
80
2. Pelaksanaan Tindakan Kelas .................................................
83
a. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .......................................
84
b. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .......................................
95
B. Pembahasan.................................................................................. 102 1. Imlementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan…………………………. 107 2. Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Melalui Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul a. Siklus I ............................................................................. 108 b. Siklus II ........................................................................... 113 BAB V PENUTUP .......................................................................................... 122 A. Kesimpulan ................................................................................ 122
xi
C. Saran ........................................................................................... 124 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 126 LAMPIRAN .................................................................................................... 128
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Langsung ......................................
18
Tabel 2. Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung.....
21
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Pelaksanaan pembelajaran pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul
........ .......................................................................
68
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen kemandirian siswa dalam proses pembelajaran pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul .......................................................................
70
Tabel 5. Kisi-kisi instrumen Penilaian Unjuk Kerja Pembuatan Pola Busana Anak ...........................................................................................
72
Tabel 6. Kriteria Penilaian Unjuk Kerja Pembuatan Pola Busana Anak ...
73
Tabel 7. Kisi-kisi instrumen kelayakan modul pola busana anak .............
76
Tabel 8. Kriteria Ketuntasan Minimal ......................................................
85
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model Pembelajaran ................................................................
16
Gambar 2. Tahapan PTK Model Kemmis dan Taggart ............................
56
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Observasi dan Lembar Soal Tes Unjuk Kerja Lampiran 2. Hasil Observasi Proses Belajar Pembuatan Pola Busana Anak Lampiran 3. Validasi dan Reliabilitas Lampiran 4. Daftar Hadir Siswa Lampiran 5. Silabus, RPP dan Handout Tiap Siklus Lampiran 6. Daftar Nilai Siswa Lampiran 7. Contoh Hasil Tes Tiap Siklus Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang harus dipersiapkan karena dengan pendidikan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan menghasilkan lulusan siap kerja adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). SMK merupakan lembaga pendidikan yang program-programnya lebih tertuju pada pembentukan kreativitas, kepekaan, kecermatan, ketekunan, kerapian dan apresiasi terhadap dunia kerja seirama dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bidang keahlian Tata Busana adalah salah satu progam keahlian yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan yang membekali siswa dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran Tata Busana di SMK Negeri 3 Pacitan bahwa hasil pembuatan busana sebagian siswa masih kurang optimal salah satunya pada kompetensi pembuatan pola busana anak. Dari data hasil penilaian yang ada, dalam pembuatan pola busana anak baru 54.8% dari 22 siswa yang dapat mencapai ketuntasan minimal yang ditentukan. Masalah ini muncul karena siswa umumnya masih mengalami hambatan, hal ini terbukti dari tugas yang diberikan. Siswa kurang bersemangat dalam mengerjakan tugas dan siswa belum dapat menguasai keterampilan yang diajarkan dengan baik sehingga
1
2
dalam mengerjakan tugasnya banyak melakukan kesalahan, ada juga yang mengerjakan asal saja, dan menunda-nunda mengerjakan tugas. Selain itu selama ini guru hanya memberikan contoh jadi busana saja dan guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu model pembelajaran yang dominan menerapkan metode ceramah. Keadaan ini mengakibatkan hasil nilai siswa masih rendah dan akibatnya belum tercapainya kompetensi sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh komponen utama proses belajar mengajar, yaitu guru, siswa dan interaksi antara keduanya. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat komponen yang saling mendukung, yaitu tujuan pembelajaran, siswa, guru, metode pembelajaran, media pembelajaran, penilaian dan situasi pembelajaran (Oemar Hamalik, 2001: 54). Komponen-komponen tersebut harus dapat dikelola agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Dalam proses pembelajaran diperlukan pembelajaran yang menarik, mudah
dipahami,
Penyampaian
membuat
materi
dapat
aktif
siswa
dilakukan
dan
dengan
tidak
membosankan.
menggunakan
model
pembelajaran dan media yang dianggap sesuai, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Ada bermacam-macam model pembelajaran yang dapat diterapkan guru dalam pembelajaran
diantaranya
model
pembelajaran
kontekstual,
model
3
pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berdasarkan masalah, model pembelajaran kuantum, dll. Beberapa pakar model pembelajaran yang lain berpendapat, bahwa tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik di antara yang lainnya, karena masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik, apabila telah diujicobakan untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu Arends dalam Trianto (2009: 25). Oleh karena itu, dari beberapa model pembelajaran yang ada perlu kiranya diseleksi model pembelajaran mana yang paling baik untuk mengajarkan suatu materi tertentu. Untuk mendukung pembelajaran tentu saja diperlukan media pembelajaran yang sesuai pula sebagai sarana belajar. Media modul dipilih sebagai media pembelajaran dalam pembuatan pola busana anak. Modul adalah termasuk media visual yang mempunyai kelebihan antara lain: singkat, efisien dan terarah. Isi media modul merupakan langkah yang terarah dan teratur sesuai dengan bahan ajar antara lain: topik, tujuan pembelajaran, alat-alat dan bahan yang digunakan, penjelasan proses kerja, sumber-sumber belajar dan evaluasi. Penggunaan media modul sebagai media pembelajaran dalam pembuatan pola busana anak diharapkan dapat menjadi alat bantu untuk mempermudah siswa menerima dan memahami bahan ajar yang diberikan
sehingga
siswa
dapat
mengoptimalkan
kemampuan
dan
keterampilan untuk pencapaian kompetensi siswa dalam pembuatan pola busana anak.
4
Model pembelajaran langsung berbantua modul dipilih dalam pencapaian kompetensi pembuatan pola busana anak karena model pembelajaran lebih diterapkan di bidang studi yang bersifat praktek dan cocok untuk mengajarkan komponen-komponen keterampilan. Oleh karena itu peneliti menerapkan model pembelajaran langsung berbantuan modul pada pelajaran pembuatan pola busana anak sehingga dapat membantu pencapaian kompetensi pembuatan pola busana anak pada siswa.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah-masalah yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Masih rendahnya penguasaan siswa terhadap kompetensi pembuatan pola busana anak. 2. Siswa kurang bersemangat dan aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar serta perhatian siswa juga rendah dalam menerima pelajaran. 3. Kurang bervariasinya model mengajar yang dilakukan oleh guru saat proses pembelajaran. 4. Kurang bervariasinya media pembelajaran yang digunakan oleh guru saat mengajar.
5
C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, ada beberapa hal yang dapat dikaji. Namun agar penelitian ini dapat terfokus maka perlu adanya pembatasan masalah penelitian yang dikemukakan sebagai berikut: Pengkajian dan pembatasan masalah menitik beratkan pada 1) Implementasi model pembelajaran langsung berbantuan modul dibatasi pada (a) Pelaksanaan model pembelajaran langsung berbantuan modul pembuatan pola busana anak, (b) Pencapaian kompetensi belajar siswa, 2) Pencapaian kompetensi dibatasi pada pencapaian kompetensi pembuatan pola busana anak (pola dasar bebe anak dan pecah pola busana pesta anak), 3) Kriteria untuk uji kompetensi keahlian praktek dikatakan baik yaitu apabila adanya keberhasilan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu mencapai nilai 7,0 atau 7.0, 4) Ketercapaian standar kompetensi keahlian busana oleh peserta didik dari program produktif kelas 2 busana 1 kejuruan yaitu minimal mencapai nilai 7,0 atau 7.0 yang dicapai oleh lebih dari 75% peserta didik. Apabila siswa belum mencapai KKM, maka siswa tersebut dinyatakan belum tuntas.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah implementasi model pembelajaran langsung berbantuan modul dalam pencapaian kompetensi pembuatan pola busana anak di SMK Negeri 3 Pacitan?
6
2. Bagaimanakah pencapaian kompetensi pembuatan pola busana anak pada siswa kelas 2 busana 1 di SMK Negeri 3 Pacitan?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui implementasi model pembelajaran langsung berbantuan modul dalam pencapaian kompetensi pembuatan pola busana anak di SMK Negeri 3 Pacitan. 2. Mengetahui pencapaian kompetensi pembuatan pola busana anak pada siswa kelas 2 busana 1 di SMK Negeri 3 Pacitan.
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini ada dua yaitu: 1. Secara Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan teori belajar mengajar dan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang penggunaan model
pembelajaran
langsung
berbantuan
modul
dalam
proses
pembelajaran. 2. Secara Praktis a. Bagi siswa, dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam pembuatan pola busana anak yang berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.
7
b. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan referensi dan tambahan model pembelajaran yang baru khususnya untuk proses pembelajaran praktek pembuatan pola busana anak dan pembelajaran lainnya. c. Mahasiswa sebagai peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. d. Bagi sekolah penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan positif terhadap kemajuan sekolah.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis 1. Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul a. Tinjauan Pembelajaran 1) Pengertian Pembelajaran Menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi (1995: 42) pembelajaran merupakan aktifitas yang sistematis dan terdapat komponen-koponen
dimana
masing-masing
komponen
pembelajaran tersebut tidak bersifat terpisah tetapi harus berjalan secara
teratur,
saling
berkesinambungan.
tergantung,
Sedangkan
komplementer
dan
Sugihartono
dkk
menurut
(2007:81) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan
ilmu
pengetahuan,
mengorganisasi
dan
menciptakan sistem lingkungan dengan melibatkan komponenkomponen pembelajaran yang saling mempengaruhi dan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien dengan hasil optimal. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi belajar mengajar yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik dengan melibatkan komponen-
8
9
komponen pembelajaran yang saling mempengaruhi dan dengan berbagai metode untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2) Komponen Pembelajaran Dalam pembelajaran terdapat interaksi belajar mengajar yang terdiri dari komponen-komponen, dimana komponen tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Menurut Soetomo (1993:11) dalam pembelajaran terdapat interaksi belajar mengajar yang terdiri dari tujuh komponen yang harus dipenuhi. Komponen-komponen pembelajaran tersebut antara lain: a) Tujuan pembelajaran Menurut W. S. Gulo (2002:47) tujuan pembelajaran merupakan
perangkat
kegiatan
belajar
mengajar
yang
direncanakan untuk mencapai tujuan instruksional. Tujuan instruksional menurut Oemar Hamalik (2001:63) adalah yang paling utama yang harus dirumuskan secara jelas dan spesifik karena menentukan arah tindakan belajar mengajar. Tujuan
pembelajaran
dalam
desain
instruksional
dirumuskan oleh guru berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Tujuan instruksional terdiri dari dua macam yaitu : tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Tujuan intruksional umum adalah tujuan yang menjadi sasaran kegiatan belajar mengajar dalam setiap tatap muka, sedangkan
10
tujuan
instruksional
khusus
adalah
penjabaran
dari
instruksional umum. Rumusan tujuan pembelajaran memuat rencana dan pokok bahasan yang akan diajarkan. Perumusan tujuan instruksional khusus memerlukan berbagai pertimbangan, antara lain: kemampuan peserta didik, isi, pengalaman belajar yang diperlukan, ketersediaan sarana pendukung, media dan sumber belajar. b) Guru Dalam interaksi belajar mengajar, seorang guru sebagai pengajar akan berusaha secara maksimal dengan menggunakan berbagai kemampuannya agar peserta didik dapat mencapai tujuan yang di harapkan. Masing-masing guru berbeda dalam pengalaman pengetahuan kemampuan menyajikan pelajaran, gaya mengajar, pandangan hidup maupun wawasannya. Perbedaan ini mengakibatkan adanya perbedaan dalam memilih strategi mengajar yang digunakan dalam program pengajaran. Pada proses pelaksanaan pembelajaran di sekolah guru mempunyai empat peranan utama yakni guru sebagai pendidik, guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing dan guru sebagai administrator (Soetomo, 1993:17).
11
c) Peserta didik Interaksi dalam proses belajar mengajar merupakan hubungan timbal balik yaitu memberi dan menerima antara guru dan peserta didik dalam situasi pendidikan. Menurut Wina Sanjaya (2009:14) peserta didik adalah salah satu komponen kegiatan belajar mengajar yang memiliki kemampuan berbedabeda yang masih membutuhkan bimbingan guru. Keterlaksanaan proses belajar mengajar juga didasarkan pada hakekat peserta didik yaitu : i. Subyek didik bertanggungjawab atas pendidikannya sendiri sesuai dengan wawasan pendidikan seumur hidup. ii. Subyek pendidikan memiliki potensi, baik fisik maupun psikologis yang berbeda-beda sehingga masing-masing subyek didikk merupakan insane yang unik. iii. Subyek didik memerlukan pembinaan individual serta perlakuan yang manusiawi. iv. Subyek didik pada dasarnya merupakan insaf yang aktif menghadapi lingkungan (Nana Sudjana, 1989: 63) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peserta didik merupakan salah satu komponen dari proses kegiatan belajar mengajar yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang memiliki kemampuan berbedabeda sehingga perlu mendapat bimbingan dan pembelajaran dari guru untuk mencapai tujuan. Interaksi dalam proses belajar mengajar merupakan hubungan timbal balik yaitu memberi dan menerima antara guru dan peserta didik (siswa) dalam situasi pendidikan.. Sikap dan penampilan peserta didik merupakan
12
aspek yang mempengaruhi proses pembelajaran. Maka dari itu peserta didik diharapkan dapat melasanakan tugas dan kewajibannya dalam proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. d) Bahan/materi pelajaran Materi
pelajaran
merupakan
gabungan
antara
pengetahuan (fakta, informasi yang terperinci), ketrampilan (langkah, prosedur, keadaan, dan syarat) dan faktor sikap (Suryosubroto, 2002:32). Materi pembelajaran adalah bahan yang digunakan untuk belajar dan membantu untuk mencapai tujuan instruksional bersama dengan prosedur didaktis dan media pembelajaran. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
materi
pembelajaran
adalah
gabungan
antara
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diberikan guru kepada peserta didik saat proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan instruksional. Dengan demikian materi pelajaran dirumuskan setelah tujuan ditetapkan. Materi pelajaran harus disusun sedemikian rupa sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dalam hal ini guru yang berkewajiban memilih dan menyusun materi yang akan diajarkan demi tercapainya tujuan pembelajaran.
13
e) Metode pembelajaran Metode pembelajaran perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar mengajar, karena ketepatan metode akan mempengaruhi bentuk strategi belajar mengajar. Menurut Nana Sudjana
&
Akhmad
Riva’i
(2002:76)
bahwa
metode
pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya
pembelajaran.
Sedangkan
menurut
Suryosubroto ( 2002:33) metode pembelajaran adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan oleh guru berdasarkan pertimbangan
rasional
tertentu,
masing-masing
jenisnya
bercorak khas dan kesemuanya berguna untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar menurut Soetomo (1993:148) adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas, dan metode demontrasi atau eksperimen Dengan demikian guru dituntut dapat memilih metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.
14
f) Media pembelajaran Menurut
Sudarwan
(1995:7)
pengertian
media
pembelajaran adalah seperangkat alat bantu atau pelengkap yang
digunakan
guru
atau
pendidik
dalam
rangka
berkomunikasi dengan peserta didik, sedangkan menurut Oemar Hamalik (1989:12) media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran disekolah. Jenis-jenis media pembelajaran menurut Rudy Bretz yang dikutip oleh Arif S. Sadiman (2001:20) mengklasifikasikan media pengajaran menjadi 7 macam yaitu : (a)Media audio visual gerak, seperti: film bersuara pita video, film pada televisi, televisi dan animasi. (b) Media audio visual diam, seperti: film rangkaian suara, halaman suara dan sound slide (c)Media audio semi gerak, seperti: tulisan jauh bersuara (d) Media visual gerak seperti: film bisu (e)Media visual diam,seperti: halaman cetak, foto, microphone dan slide bisu (f) Media audio, seperti: radio,telefon dan pita audio (g) Media cetak, seperti: buku modul dan bahan ajar mandiri Atas dasar pengklasifikasian media pembelajaran diatas, media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar jenisnya bermacam-macam dimana setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan, tergantung dari keperluan penggunaan media. Dalam penelitian ini media yang digunakan adalah media visual diam berupa modul.
15
Adapun penjelasan modul lebih lanjut akan dijelaskan pada sub modul. b. Model Pembelajaran langsung 1) Pengertian Model Pembelajaran Menurut Soekamto, dkk dalam Trianto ( 2009: 22) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Menurut Agus Suprijono (2009: 46) model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Sedangkan menurut Arends dalam Trianto (2009: 22) model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaknya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masingmasing istilah tersebut, kiranya dapat dilihat pada gambar berikut sebagai berikut:
16
Gambar 1. Model pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan model pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dirancanakan di dalam proses belajar mengajar secara keseluruhan. 2) Jenis-jenis Model Pembelajaran Adapun Jenis-jenis model pembelajaran menurut Trianto (2009: 29- 129), adalah: a) Model pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses, merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta dan membangun konsep serta teori- teori, dengan keterampilan proses dan sikap ilmiah yang dimiliki siswa itu sendiri. b) Model pembelajaran PAKEM, adalah pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dalam kegiatan pembelajaran dengan model Pakem siswa dapat belajar dengan menyenangkan. c) Model pembelajaran langsung (Direct Intruction), adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik.
17
d) Model pembelajaran kooperatif (Cooperatiive Learning, adalah pembelajaran yang memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja sama menyelesaikan tugas. e) Model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Instruction) merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyeledikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. f) Model pembelajaran konstektual (Contextual Teaching and Learning), adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan kehidupan seharihari. Pada penelitian ini penulis menggunakan model pembelajaran langsung,
karena
model
pembelajaran
langsung
dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit, dapat meningkatkan kemandirian siswa dengan mengeluarkan pendapatnya dan dapat menerima perbedaan dari masing-masing latar belakang siswa. 3) Model Pembelajaran Langsung Model pembelajaran langsung menurut Arends dalam Trianto (2009: 41), model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi) dan pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) yang
18
terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, model pembelajaran langsung
adalah
suatu
pendekatan
dengan
mengutamakan
pendekatan deduktif yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Kardi dan Nur melalui Trianto (2009: 41-42) menyatakan bahwa ciri-ciri model pembelajaran langsung adalah sebagai berikut: a) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada peserta didik termasuk prosedur penilaian belajar b) Sintaks/pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran c) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang diperlukan agar kegiatan tertentu dapat berlangsung dengan berhasil. Selain itu juga, dalam pembelajaran langsung harus memenuhi suatu persyaratan, antara lain: ada alat yang akan didemonstrasikan dan harus mengikuti tingkah laku mengajar (sintaks) Kardi dan Nur melalui Trianto (2009: 42).
19
a) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran Menurut
Trianto
(2009:
43),
Guru
mengawali
pengajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan peserta didik untuk menerima penjelasan guru. Pola model pembelajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting. Lima fase tersebut dapat dilihat pada table dibawah ini : Tabel 1. Sintaks model pembelajaran langsung tersebut disajikan dalam 5 (lima) tahap Fase Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik Fase 2 Mendemonstrasikan pengetahuan dan Keterampilan Face 3 Membimbing pelatihan Fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Peran Guru Guru menjelaskan tujuan, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan peserta didik untuk belajar. Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap. Guru merencanakan dan bimbingan pelatihan awal.
memberi
Mengecek apakah peserta didik telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik.
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.
Sumber : Trianto (2009:43)
Model pembelajaran langsung menurut Kardi dalam Trianto (2009: 43), dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok. Pembelajaran
20
langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada peserta didik. Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefesien mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang digunakan. b) Tahapan atau fase model pembelajaran langsung Menurut Sofan Amri dan Iif Khoiru (2010: 43-47) Model pembelajaran langsung memiliki lima fase yang sangat penting. Kelima fase dalam pengajaran langsung dapat dijelaskan secara detail seperti berikut: (1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa (a) Menjelaskan tujuan, guru mengkomunikasikan tujuan tersebut kepada peserta didiknya melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara menuliskannya di papan tulis, atau menempelkan informasi tertulis pada papan bulletin, yang berisi tahap-tahap dan isinya, serta alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap. Dengan
demikian
peserta
didik
dapat
melihat
keseluruhan alur tahap pelajaran dan hubungan antar tahap-tahap pelajaran itu. (b) Menyiapkan peserta didik, kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian peserta didik, memusatkan perhatian peserta
didik
pada
pokok
pembicaraan,
dan
21
mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari. Tujuan ini dapat dicapai dengan jalan mengulang pokok-pokok pelajaran yang lalu. (2) Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan (a) Menyampaikan melakukan
informasi
presentasi
dengan
guru,
jelas,
harus
dalam
menganalisis
keterampilan yang kompleks menjadi keterampilan yang lebih sederhana dan dipresentasikan dalam langkah-langkah kecil selangkah demi selangkah. (b) Melakukan
demonstrasi,
agar
dapat
mendemonstrasikan suatu keterampilan atau konsep dengan berhasil, guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau keterampilan yang akan didemonstrasikan, dan berlatih melakukan demonstrasi untuk menguasai komponen-komponennya. (3) Menyediakan latihan terbimbing Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung adalah cara guru mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbing”. Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam pelatihan membuat
belajar
memungkinkan
dapat
berlangsung
peserta
didik
meningkatkan dengan
retensi,
lancar,
menerapkan
dan
konsep/
22
keterampilan pada situasi yang baru atau yang penuh tekanan. (4) Menganalisis pemahaman dan memberikan umpan balik Pada pengajaran langsung, fase ini mirip dengan apa yang kadang-kadang disebut resitasi atau umpan balik. Guru
dapat
menggunakan
berbagai
cara
untuk
memberikan umpan balik kepada peserta didik. (5) Memberikan kesempatan latihan mandiri Kebanyakan latihan mandiri yang diberikan kepada peserta didik sebagai fase akhir pelajaran pada pengajaran langsung adalah pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah atau berlatih secara mandiri, merupakan kesempatan bagi peserta didik untuk menerapkan keterampilan baru yang diperolehnya secara mandiri. c) Kelebihan dan keterbatasan model pembelajaran langsung Secara umum tiap-tiap model pembelajaran tentu terdapat kelebihan dan keterbatasan. Seperti halnya pada model pembelajaran langsung pun mempunyai beberapa kelebihan dan keterbatasan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
23
Tabel 2. Kelebihan dan keterbatasan model pembelajaran langsung Kelebihan
Keterbatasan
a) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil. b) Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa c) Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur. d) Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilanketerampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah. e) Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok belajar dengan caracara ini. f) Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil penelitian terkini. g) Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan untuk mempertimbangkan
a) Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa. b) Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa. c) Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi positif. d) Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan. e) Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau salah paham. f) Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan halhal yang dimaksudkan oleh guru.
24
kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat). h) Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran langsung digunakan secara efektif. i) Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya. Sumber : (http://akhmadsudrajad.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaranlangsung/)
Untuk dapat membantu guru dalam penyampaian materi perlu kiranya penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam menginformasikan dan mendemonstrasikan materi pada siswa. Pada penelitian ini media yang akan digunakan adalah
modul
yang
berisi
langkah-langkah/petunjuk
pelaksanaan. 2. Tinjauan Tentang Modul a. Pengertian Modul Menurut W. S Winkel (1996:421) modul adalah satuan program belajar-mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secaraperseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri (self instructional). Sedangkan menurut Nasution (2003: 66) modul adalah satu kesatuan yang bulat dan lengkap yang terdiri atas serangkaian kegiatan belajar yang secara empiris telah terbukti
25
member hasil belajar yang efektif, untuk mencapai tujuan yang dirumuskan secara jelas dan spesifik. Jadi modul merupakan satu kesatuan program terkecil yang berisi petunjuk dan materi serta evaluasi pembelajaran yang disusun berdasar standar kurikulum yang berlaku yang digunakan sebagai sumber belajar maupun sebagai media yang digunakan guru untuk pengajaran. b. Komponen Modul Menurut Cece Wijaya (1987:131),komponen-komponen yang terdapat dalam modul adalah sebagai berikut : 1) Lembaran petunjuk guru untuk bahan persiapannya Pada lembaran petunjuk untuk guru secara umum, berisi : a) Fungsi modul tersebut serta kedudukannya dalam kesatuan program b) Kemampuan khusus yang dikuasai terlebih dahulu sebagai prasyarat c) Penjelasan singkat tentang istilah-istilah Pada lembaran petunjuk untuk guru secara khusus, berisi : a) Topik yang dikembangkan dalam modul tersebut b) Kelas yang bersangkutan c) Waktu yang diperlukan untuk modul d) Tujuan instruksional e) Pokok-pokok materi yang dibahas
26
f) Prosedur pengerjaan modul, kegiatan guru dan murid serta alat yang digunakan 2) Lembaran kegiatan siswa, berisi : a) Petunjuk untuk siswa mengenai topik yang dibahas, pengarahan
umum
dan
waktu
yang
tersedia
untuk
mengerjakannya b) Tujuan pembelajaran, yaitu berupa tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai dengan modul yang bersangkutan c) Pokok-pokok materi dan rinciannya d) Alat-alat pembelajaran yang digunakan e) Petunjuk khusus tentang langkah-langkah kegiatan belajar yang harus ditempuh 3) Lembaran kerja siswa, berisi tugas-tugas atau persoalan yang harus dikerjakan oleh siswa setelah mempelajari lembaran kegiatan siswa. 4) Kunci jawaban untuk lembaran kerja siswa, berisi jawaban yang diharapkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa pada waktu melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan lembar kerja. Dengan kunci jawaban ini anak dapat mengoreksi sendiri hasil pekerjaan mereka. 5) Lembaran tes, berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan siswa dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul.
27
6) Kunci jawaban untuk lembaran tes, berisi jawaban yang benar untuk setiap soal yang ada dalam lembaran penilaian, digunakan sebagai alat koreksi sendiri terhadap pekerjaannya. c. Karakteristik Modul Agar mampu menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi penggunanya, maka modul harus mencakup karakteristik yang diperlukan sebagai modul. Dengan adanya modul, pengajar akan mempunyai waktu lebih untuk membimbing siswa, dan siswa akan mengurangi ketergantungan mereka kepada guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan (teacher oriented). Karakteristik modul berdasarkan Departemen Pendidikan Nasional merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematik dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Modul
dikatakan
layak
apabila
memiliki
karakteristik
self
instructional, self contained, stand alone (berdiri sendiri), adaptive dan user friendly. 1) Self instructional, yaitu melalui modul siswa mampu belajar mandiri, tidak tergantung pada pihak lain.untuk memnuhi karakter Self instructional, maka modul harus :
28
a) Terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas b) Terdapat pemebelajaran materi yang dikemas ke dalam unitunit kecil sehingga mempermudah peserta didik belajar secara tuntas c) Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi penjelasan d) Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan peserta didik memberikan respon dan mengukur penguasaannya e) Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan konteks tugas dan lingkungan siswa f) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif g) Terdapat rangkuman materi pembelajaran h) Terdapat
instrumen
penilaian/asessment,
yang
memungkinkan peserta didik melakukan ‘self asessment’ i) Terdapat instrumen yang dapat digunakan peserta didik mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi diri sendiri j) Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi k) Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/ referensi yang mendukung materi pembelajaran yang dimaksud
29
2) Self contained,yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu modul secara utuh agar peserta diklat dapat mempelajari materipembelajaran secara tuntas. 3) Stand alone,(berdiri sendiri), yaitu modul yang digunakan peserta didik tidak tergantung dengan media lain untuk mempelajari atau mengerjakan tugas pada modul. 4) Adaptive, Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta fleksibel digunakan dalam berbagai tempat. 5) User friendly, Modul hendaknya juga memenuhi kaidah ‘user friendly’ atau bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly (Departemen Pendidikan Nasional, 2005)
30
d. Pedoman Penulisan Modul Pedoman penulisan modul untuk SMK berdasarkan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adapun kerangka modul adalah sebagai berikut : 1) Kerangka Modul Dalam menyusun modul, terdapat kerangka modul yang mencakup antara lain: a) Halaman Sampul, berisi tentang judul modul, kode modul, keterangan revisi, gambar ilustrasi, instutisi penerbit, dan tahun terbit. b) Halaman Francis, berisi judul, nama penyusun, nama editor, tahun cetak, tahun revisi. c) Kata Pengantar, memuat informasi tentang peran modul dalam proses pembelajaran di SMK. d) Daftar Isi, memuat outline modul disertai dengan nomor halaman. e) Peta Kedudukan Modul, berisi tentang diagram yang menunjukkan kedudukan modul dalam keseluruhan program pembelajaran pada program keahlian. f) Glosarium, memuat kata-kata atau istilah sulit dan asing yang terdapat dalam modul berikut artinya dan disusun menurut abjad.
31
2) Pendahuluan a) Deskripsi, berisi tentang penjelasan singkat tentang nama dan ruang lingkup isi modul, kaitan modul dengan modul lainnya, dan hasil yang akan dicapai setelah menguasai modul, serta manfaat kompetensi tersebut di dunia kerja. b) Prasyarat,
berisi
tentang
kemampuan
awal
yang
dipersyaratkan untuk mempelajari modul tersebut, baik berdasarkan bukti penguasaan modul lain maupun dengan menyebut kemampuan spesifik yang diperlukan. c) Petunjuk Kedudukan Modul, bagian ini merupakan bagian yang memuat panduan tata cara menggunakan modul, baik panduan bagi siswa maupun bagi guru. (1) Penjelasan bagi siswa tentang tata cara belajar dengan modul antara lain: (a) Langkah-langkah belajar yang akan ditempuh (b) Perlengkapan yang harus dipersiapkan (c) Hasil pelatihan (d) Prosedur sertifikasi (e) Peran guru dalam proses pembelajaran (2) Peran guru antara lain: (a) Membantu
siswa
dalam
merencanakan
proses
pembelajaran (b) Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar
32
(c) Membantu siswa dalam memahami konsep dan praktik baru dan menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa (d) Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar (e) Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan (f) Merencanakan
proses
penilaian
dan
meyiapkan
perangkatnya (g) Melaksanakan penilaian (h) Menjelaskan kepada siswa tentang sikap pengetahuan dan ketrampilan dari suatu kompetensi yang perlu untuk
dibenahi
dan
merundingkan
rencana
pembelajaran selanjutnya (i) Mencatat pencapaian kemajuan siswa d) Tujuan Akhir, berisi pernyataan pencapaian kompetensi sesuai persyaratan dunia usaha/industri, rumusan tujuan harus memuat : (1) Kinerja yang diharapkan (2) Kriteria keberhasilan (3) Kondisi atau variabel yang diperlukan e) Kompetensi, memuat uraian kompetensi yang akan dipelajari pada modul yang terdiri dari kode kompetensi, kompetensi,
33
sub kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup, pengetahuan, ketrampilan dan sikap f) Cek Kemampuan, berisi tentang daftar pertanyaan yang akan mengukur penguasaan siswa terhadap kompetensi yang akan dipelajari pada modul ini 3) Pembelajaran a) Rencana belajar peserta diklat, berisi tentang kegiatan, tanggal, waktu, tempat pencapaian, alasan perubahan dan disetujui oleh guru b) Kegiatan belajar, yaitu serangkaian pengalaman belajar yang diorganisasikan dalam satu satuan aktifitas belajar dalam rangka mempermudah siswa menguasai kompetensi yang dipelajari dalam satuan modul, disarankan minimal satu sub kompetensi dan terdiri atas dua kegiatan belajar 4) Kegiatan belajar 1 a) Tujuan kegiatan pembelajaran 1, memuat kemampuan yang harus dikuasai untuk mencapai satu indikator kompetensi pada KUK setelah mengikuti satu satuan kegiatan belajar yang berisikan komponen: kemampuan, kondisi, dan kriteria b) Uraian materi 1, berisi sejumlah pengetahuan yang dibutuhkan untuk membentuk penguasaan kemampuan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran
34
c) Rangkuman 1, berisi sejumlah pengetahuan yang esensial yang terdapat pada uraian materi d) Tugas 1, berisi instruksi untuk peserta diklat meliputi : (1) Tugas-tugas yang harus diketahui dan dikerjakan sesuai kriteria unjuk kerja (2) Kegiatan observasi untuk mengenal fakta (3) Menyusun learning evidence indicator (4) Melakukan kajian materi pada kegiatan belajar (5) Tutorial dengan guru e) Tes formatif 1, berisi tes tertulis sebagai bahan pertimbangan bagi peserta dan guru untuk mengetahui sejumlah mana penguasaan kegiatan belajar yang telah dicapai sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan (tesformatif) f) Kunci jawaban formatif, berisi kunci jawaban tes formatif g) Lembar kerja 1, berisi sejumlah kegiatan yang harus dilakukan peserta diklat yang memuat alat, bahan, dan gambar kerja sesuai tujuan yang akan dicapai 5) Kegiatan belajar selanjutnya, uraiannya sama dengan kegiatan belajar 1. 6) Evaluasi. a) Kognitif skill, berisi tentang materi pokok pembelajaran, dimana siswa memiliki pengetahuan tentang materi yang terdapat dalam modul.
35
b) Psikomotor skill, berisi ketrampilan yang harus dikuasai oleh siswa untuk menyelesaikan materi yang terdapat dalam modul. c) Attitude skill, berisi materi pokok pembelajaran yang berupa sikap siswa terhadap setiap kompetensi yang harus dilakukan oleh siswa. d) Produk/benda kerja sesuai kriteria, berisi tentang produk yang disesuaikan dengan materi yang terdapat dalam modul. e) Batasan waktu yang telah ditetapkan, berisi tentang waktu yang telah ditetapkan untuk menyelesaikan materi yang terdapat dalam modul. f) Kunci jawaban, berisi jawaban pertanyaan dari tes formatif dan evaluasi yang dilengkapi kriteria penilaian setiap item tes. 3. Kemandirian belajar a. Pengertian kemandirian Eti Nurhayati (2011: 131) mengemukakan bahwa istilah kemandirian menunjukkan adanya kepercayaan akan kemapuan diri untuk menyelesaikan masalahnya tanpa bantuan khusus dari orang lain dan kengganan untuk dikontrol orang lain. Sedangkan menurut Kartini (1996: 131) mengemukakan bahwa kemandirian adalah hasrat untuk megerjakan segal sesuatu bagi diri sendiri. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah suatu keadaan yang dapat berdiri sendiri. Kemandirian
36
merupakan inisiatif seseorang untuk menyelesaikan masalah dengan kemampuannya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Kemandirian merupakan hal yang sangat penting agar dapat mengarahkan dirinya kearah tujuan dalam kehidupannya. b. Pengertian kemandirian belajar Menurut
Mujiman
dalam
Eti
Nurhayati
(2011:
141)
mengemukakan bahwa kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki, baik dalam mentapkan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, maupun evaluasi belajar yang dilakukan oleh pembelajar sendiri. Menurut Miarso (2004: 52) kemandirian belajar adalah pengaturan program belajar yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga setiap pembelajar dapat memilih atau menentukan bahan dan kemajuan belajarnya sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah kecenderungan atau keadaan yang berasal dari dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar guna menguasai kompetensi tertentu, dimana siswa mempuyai tanggung jawab yang besar dalam mencapai tujuan pembelajaran baik dalam penggunaan strategi belajar, sumber
37
belajar, perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pembelajaran, tanpa terlalu tergantung pada guru atau pendidik. c. Ciri-ciri kemandirian belajar Menurut Moh Ali dan Moh Asrori (2005: 112) menyebutkan bahwa ciri-ciri kemandirian belajar meliputi : 1. Mempunyai motivasi untuk mengikuti pembelajaran. 2. Memiliki percaya diri dan keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan. 3. Mampu bekerja sendiri, berusaha dengan ulet dan tekun untuk mewujudkan harapan 4. Disiplin dalam setiap melaksanakan tugas yang diberikan. 5. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas atau hasil pekerjaannya. 6. Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif dan tidak sekedar meniru. Mampu menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan tanpa pengarahan orang lain Seorang anak yang mempunyai kemandirian belajar dapat dilihat dari kegiatan belajarnya, dan tidak perlu disuruh bila belajar dan kegiatan belajar dilaksanakan atas inisiatif dirinya sendiri. Untuk mengetahui apakah siswa itu mempunyai kemandirian belajar maka perlu diketahui ciri-ciri kemandirian belajar.
38
d. Pengukuran kemandirian belajar Pengukuran mengandung pengertian suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya,mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah
yang
dihadapi,
memiliki
kepercayaan
diri
dalam
mengerjakan tugas-tugasnya dan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. Menurut Cole, Peter George dan Loma Chan (1994: 424-430) pengukuran kemandirian belajar berdasarkan pada factor yang mempengaruhi kemandirian belajar yaitu factor internal (dari dalam) sikap bertanggung jawab, kesadaran hak dan kewajiban siswa, disiplin moral, kedewasaan diri mulai konsep diri, motivasi sampai berkembangnya pikiran, karsa, cipta dan karya (secara berangsur), kesadaran mengembangkan kesehatan dan kekuatan jasmani, rohani dengan makanan yang sehat, kebersihan dan olahraga, disiplin diri dengan mematuhi tata tertib yang berlaku, sadar hak dan kewajiban, keselamatan lalu lintas, menghormati orang lain, dan melaksanakan kewajiban Pengukuran kemandirian belajar pada penelitian ini berdasarkan pada faktor internal (dari dalam diri) siswa yaitu motivasi, displin, inisiatif, percaya diri dan tanggung jawab. Menurut Cole, Peter George dan Loma Chan (1994: 424-430) aspek-aspek pengukuran kemandirian terdiri dari :
39
1) Motivasi Motivasi merupakan dorongan atau rangsangan terhadap jati diri seseorang untuk melakukan suatu aktifitas tertentu. W. S Winkel
(1996:
92)
menyatakan
bahwa
motivasi
adalah
keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah kegiatan belajar itu demi mencapai satu tujuan. 2) Inisiatif Dalam
hal
pembelajaran,
Rumini
dkk
(1993:
11)
menjelaskan bahwa belajar akan menjadi bermakna bila dilakukan atas inisiatif sendiri dan melibatkan perasaan maupun pikiran. Inisiatif merupakan kemampuan untuk menemukan idea tau pikiran yang dapat dikemukakan kepada orang lain. 3) Percaya diri Percaya diri merupakan sikap yang berhubungan dengan konsep diri (self concept) yang memandang dirinya memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut Anita Lie (2002: 4) ciri-ciri perilaku yang percaya diri adalah yakin kepada diri sendiri, tidak bergantung kepada orang lain, tidak ragu-ragu, merasa diri berharga, tidak menyombongkan diri dan memiliki keberanian untuk bertindak.
40
4) Disiplin Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri atau kepatuhan seseorang untuk mengikuti bentuk-bentuk aturan atas kesadaran pribadinya, belajar karena terpanggil oleh kesadaran diri akan belum lengkap jika kewajiban belajarnya belum dilakukan. Belajar karena kesadaran sendiri jauh lebih berarti dibandingkam belajar yang sekedar memenuhi permintaan orang lain. Toeti Soekamto dan Udin Saripudin Winataputra (1996: 25) menyatakan bahwa setiap disiplin mempunyai konsep-konsep,prinsip dan prosedur yang harus dipahami sebelum orang belajar, cara terbaik untuk belajar adalah memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya akan sampai kepada suatu kesimpulan (discovery Learning). 5) Tanggung jawab Tanggung
jawab
merupakan
kemampuan
untuk
menanggung segala resiko dari hasil keputusan yang telah diambilnya. Tanggung jawab siswa akan muncul apabila siswa diberi kesempatan untuk menentukan target pencapaian belajarnya sendiri sesuai dengan kemampuan dan kekuatannya sendiri. Berdasarkan uraian diatas pengukuran kemandirian belajar pada penelitian ini dapat dilihat dengan mengamati 5 aspek yaitu motivasi, disiplin, inisiatif, percaya diri dan tanggung jawab.
41
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar. Menurut Hasan Basri (1994: 54) kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitifaktor yang terdapat di dalam dirinya sendiri (faktor internal) dan faktor yang terdapat di luar dirinya (faktor eksternal). 1) Faktor dari dalam diri (internal) Faktor dari dalam dirinya (internal) adalah semua pengaruh yang bersumber dari dalam dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi tubuhnya sejak dilahirkan dengan segala perlengkapan yang melekat padanya 2) Faktor dari luar diri (eksternal) Faktor dari luar dirinya eksternal) adalah semua keadaan atau pengaruh yang berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan dengan faktor lingkungan. Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, baik dalam segi negatif maupun positif. Menurut Muhammad Nur Syam (1999: 10), ada dua faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar, yaitu : Pertama, faktor internal dengan indikator tumbuhnya kemandirian belajar yang terpancar dalam fenomena antara lain : a) Sikap bertanggung jawab untuk melaksanakan apa yang dipercayakan dan ditugaskan
42
b) Kesadaran hak dan kewajiban siswa disiplin moral yaitu budi pekerti yang menjadi tingkah laku. c) Kedewasaan diri mulai konsep diri, motivasi sampai berkembangnya pikiran, cipta, karsa dan karya secara berangsur. d) Kesadaran mengembangkan kesehatan dan kekuatan jasmani, rohani dengan makanan yang sehat, kebersihan dan olahraga. e) Disiplin diri dengan mematuhi tata tertib yang berlaku, sadar hak dan kewaajiban, keselamatan lalu lintas, menghormati orang lain, dan melaksanakan kewajiban. Kedua, faktor eksternal sebagai pendorong kedewasaan dan kemandirian belajar meeliputi : potensi jasmani rohani yaitu tubuh yang sehat dan kuat, lingkungan hidup, dan sumber daya alam, sosial ekonomi, keamanan dan ketertiban yang mandiri, kondisi dan suasana keharmonisan dalam dinamika positif atau negatif sebagai peluang dan tantangan meliputi tatanan budaya dan sebagainya secara komulatif. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi kemandirian belajar adalah faktor internal siswa itu sendiri yang terdiri dari lima aspek yaitu motivasi, disiplin, inisiatif, percaya diri dan tanggung jawab sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang yang memiliki kemandirian belajar adalah
orang-orang
yang
memiliki
sifat-sifat
tersebut.
43
Keseluruhan aspek tersebut dalam penelitian ini dapat dilihat selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. 4. Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak a. Kompetensi Kata kompetensi biasanya diartikan sebagai kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau memiliki ketrampilan dan kecakapan yang diisyaratkan. Menurut Wina Sanjaya (2009: 68) dalam konteks pengembangan kurikulum, kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Menurut Wina Sanjaya (2009: 68) dalam kompetensi sebagai tujuan, di dalamnya terdapat beberapa aspek, yaitu: 1)
Pengetahuan (knowledge), kemampuan dalam bidang kognitif.
2)
Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki setiap individu.
3)
Kemahiran
(skill),
yaitu
kemampuan
individu
untuk
melaksanakan secara praktis tentang tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. 4)
Nilai (value), yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh setiap individu.
5)
Sikap (attitude), yaitu pandangan individu terhadap sesuatu.
6)
Minat
(interest),
yaitu
kecenderungan
melakukan sesuatu perbuatan.
individu
untuk
44
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan/prestasi yang diperoleh siswa dalam suatu proses belajar mengajar yang memenuhi tiga aspek, yakni: aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. b. Standart Kompetensi Untuk memantau perkembangan mutu pendidikan diperlukan Standar Kompetensi. Standar Kompetensi dapat didefinisikan sebagai “pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran” (Usman, M. U. 2001: 34). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Martinis Yamin (2009: 2023) aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor dapat dilihat sebagai berikut: 1) Aspek Kognitif Indikator aspek kognitif mencakup: Ingatan atau pengetahuan (knowledge),
Pemahaman
(comprehension),
Penerapan
(application), Analisis (analisys), Sintesis (synthesis), dan Penilaian (evaluation) 2) Aspek Afektif Indikator aspek afektif mencakup: Penerimaan (receiving), Penanggapan
(responding),
Pengorganisasian (characterization).
Penghargaan
(organization),
(valuing),
Pengkarakterisasian
45
3) Aspek Psikomotor Indikator aspek psikomotor mencakup: Persepsi (perseption), Kesiapan (set), Respon terbimbing (guide respon), Mekanisme (mechanism), Respon nyata komplek (complex over respons), Penyesuaian (adaptiation), Penciptaan (origination). Dari keterangan tersebut dapat diambil kesimpulan aspek kognitif
merupakan
hasil
belajar
yang berhubungan
dengan
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek afektif berhubungan dengan sikap sedangkan aspek psikomotor berhubungan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. c. Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar peserta didik perlu mengetahui hasil belajar dan tingkat-tingkat penguasaan yang akan digunakan sebagai kriteria pencapaian secara eksplisit, dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan memiliki distribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajari. Adapun yang dimaksud pencapaian kompetensi menurut Putrohari (2009: 10) yaitu: “Pencapaian keterampilan khusus. Kita informasi.
kompetensi adalah pengetahuan, pengertian, dan yang dikuasai sebagai hasil pengalaman pendidikan mengartikan pengetahuan sebagai bagian tertentu dari Pengertian mempunyai implikasi kemampuan
46
mengekspresikan pengetahuan ini ke berbagai cara, melihat hubungan dengan pengetahuan lain, dan dapat mengaplikasikannya kesituasi baru, contoh dan masalah. Keterampilan kita artikan mengetahui bagian mengerjakan sesuatu”. Lebih lanjut Putrohari mengemukakan alasan perlu dilakukannya pengukuran pencapaian kompetensi yaitu: “Untuk menggambarkan pengetahuan dan keterampilan siswa atau sebagai dasar untuk mengambil keputusan fungsi penting pada tes pencapaian adalah memberi umpan balik dengan mempertimbangkan efektifitas pembelajaran, pengetahuan pada performance siswa membantu guru untuk mengevaluasi pembelajaran mereka dengan menunjuk area dimana pembelajaran telah efektif dan area dimana siswa belum menguasai. Informasi ini dapat digunakan untuk merencanakan pembelajaran selanjutnya dan memberi nasehat untuk metode pembelajaran alternatif selain sebagai umpan balik alasan mengukur pencapaian adalah untuk memberi motivasi, menentukan peringkat, profisiensi adalah memberikan sertifikat bahwa siswa telah mencapai tingkat kemampuan (minimal) dalam suatu bidang tertentu”. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kompetensi adalah pengetahuan, pengertian dan keterampilan yang dikuasai sebagai hasil pengalaman pendidikan khusus. Penilaian berbasis kompetensi harus ditunjukan untuk mengetahui tercapai tidaknya kompetensi dasar yang telah ditetapkan sehingga
dapat
diketahui
tingkat
penguasaan
materi
standar
kompetensi oleh peserta didik (Martinis Yamin, 2009: 199). Pembelajaran
praktek
merupakan
pembelajaran
yang
mempunyai jam lebih banyak dari pada pembelajaran teori. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), (http://bsnp-indonesia, diakses tanggal 11/03/2011) kriteria untuk uji kompetensi keahlian
47
praktek dikatakan baik yaitu apabila adanya keberhasilan mencapai kriteria tertentu yaitu: 1) Adanya ketercapaian ketuntasan belajar peserta didik pada setiap mata diklat yang telah ditempuhnya yang ditunjukkan oleh lebih 75% peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar pada setiap mata diklat yang ditempuh. 2) Adanya ketercapaian standar kompetensi keahlian oleh peserta didik dari program produktif kejuruan yaitu minimal mencapai nilai 7,0 atau 70 yang dicapai oleh lebih dari 75% peserta didik. Kriteria yang biasa digunakan adalah dengan mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran busana anak khususnya pada materi pembuatan polla busana anak adalah 70. Apabila siswa belum mencapai KKM, maka siswa tersebut dinyatakan belum tuntas. d. Pembuatan Pola Busana Anak 1) Sekolah Menengah Kejuruan SMK menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat) berbagai program keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Substansi diklat dikemas dalam berbagai mata diklat program normatif, adaptif dan produktif. Program normatif adalah kelompok mata diklat yang membentuk peserta didik pribadi yang utuh, pribadi yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun sosial. Program adaptif adalah
48
kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk pesrta didik sebagai individu agar memiliki pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dan program produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai dengan Standart Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). 2) Pengertian Pola Dasar Konstruksi Pada pelajaran tata busana, pembuatan pola busana merupakan salah satu materi yang disampaikan kepada siswa. Materi yang disampaikan pada pembelajaran pola busana yaitu membuat konstruksi pola dasar badan, konstruksi pola rok dan konstruksi pola celana. Salah satu permasalahan yang sering muncul dalam pembuatan busana adalah letak atau jatuhnya pakaian pada tubuh kurang tepat, sehingga busana dengan pemakai tampak tidak serasi. Tidak tepatnya pakaian tersebut pada tubuh sangat berkaitan dengan ukuran, pola dasar, dan cara memecah atau mengubah pola. Menurut Djati Pratiwi (2001: 5) tujuan dari mempelajari pola dasar adalah mewujudkan busana sesuai model, bentuk tubuh, atau proporsi tubuh dengan baik dan serasi. Kunci keberhasilan pola dasar dan pecah pola terletak pada ketepatan
49
mengambil ukuran, cara menggambar pola, dan memahami sebuah gambar model atau sketsa mode. Pendapat ini didukung oleh Sri Rudiati Suranto yang dikutip oleh Ernawati, dkk (2008: 245) menjelaskan fungsi pola sangat penting bagi seseorang yang ingin membuat busana dengan bentuk serasi mengikuti lekuk tubuh, serta membuat potongan-potongan lain dengan bermacammacam model yang dikehendaki. Pola itu sendiri dapat dibuat dengan 2 cara yaitu pola dengan teknik konstruksi dan pola dengan teknik draping. Pola dengan teknik draping adalah cara membuat pola ataupun busana dengan melekatkan kertas tela sedemikian rupa diatas badan seseorang yang akan dibuatkan busananya mulai dari tengah muka menuju ke sisi dengan bantuan jarum pentul (Widjiningsih dkk, 1994:3). Sedangkan pola dasar konstruksi adalah pola yang dibuat berdasarkan ukuran dari bagian-bagian badan yang diperhitungkan secara matematis dan digambar pada kertas sehingga tergambar bentuk badan muka dan belakang, lengan, kerah, rok, dan celana (Widjiningsih dkk, 1994:3). Menurut Widjiningsih, dkk (1994:4) meskipun pola konstruksi dapat dibuat sesuai badan, namun tak lepas dari kelebihan dan kekurangannya, antara lain :
50
Kelebihan pola dasar konstruksi : a) Bentuk pola sesuai dengan bentuk badan seseorang b) Besar kecilnya bentuk lipit disesuaikan dengan besar kecilnya buah dada seseorang c) Perbandingan bagian-bagian dari model disesuaikan dengan besar kecilnya bentuk badan sipemakai Kekurangan pola dasar konstruksi : a) Menggambarnya tidak mudah b) Memerlukan waktu yang lama c) Membutuhkan banyak latihan d) Harus mengetahui kelemahan dari konstruksi yang dipilih Dalam menggambar sebuah pola perlu adanya alat, adapun alat yang diperlukan adalah alat tulis, penggaris lurus, penggaris siku, penggaris kerung leher, kerung lengan, panggul, lingkar bawah rok dan lain sebagainya. Sedangkan untuk menggambar pola kecil diperlukan alatalat antara lain buku pola skala ½, ¼, atau 1/8 tergantung besar kecil pola, bolpoint, pensil merah, biru, penggaris lurus dan penggarisbentuk dengan ukuran kecil. Kotak pola harus diatur sedemikian rupa sehingga komposisinya pada bidang halaman baik, pola konstruksi diberi keterangan menurut abjad supaya mudah diikuti.
51
Garis tepi pola badan depan diberi warna merah dan garis tepi pola badan belakang diberi warna biru. Garis tengah muka dan belakang yang menunjukkan garis lipatan, kain digambar dengan garis titik (−∙−∙−∙−). Garis pertolongan digambar dengan garis putus-putus (-----). Arah benang dan panjang kain pada pola digambar dengan bentukdua garis diagonal berlawanan arah yang bertemu (\/). Bagian pola yang bertumpukan digambar dengan garis zig zag (\/\/\/\/\/\/). 3) Busana Anak Memilih model yang tepat untuk anak-anak tidaklah terlalu sulit, yang penting model tersebut sederhana dan menarik. Biasanya busana anak cukup longgar dan praktis pemakaiannya. Busana untuk laki-laki juga lebih sederhana dari busana wanita. Garis-garis umumnya lurus dan agak kaku. Perubahan model busana anak laki-laki biasanya pada bagian-bagian tertentu seperti bentuk kerah, saku, pas bahu dan panjang pendeknya lengan. Begitu pula untuk celana biasanya panjang pendek dan sempit longgarnya pipa kaki celana serta penyelesaian pinggang. Menurut Darminingsih dan Sunaryati Imban (1983: 9-11), busana anak dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam menurut kesempatannya, yaitu antara lain :
52
a) Busana bermain Busana bermain adalah busana yang dipakai oleh anak pada waktu bermain, dapat berupa celana main dengan macam-macam model, yang dibuat longgar agar tidak mengganggu pergerakan dan kesehatan. Bahan yang dipilih adalah bahan yang mudah menyerap keringat, kuat dan tahan cuci. Warna bebas dan corak yang sesuai untuk anak-anak. b) Busana sekolah Busana sekolah untuk anak-anak biasanya ditentukan oleh sekolah masing-masing baik bahan, model maupun warnanya. Biasanya model yang dipakai sangat sederhana. Terdiri dari rok dan blus untuk wanita, sedangkan untuk lakilaki biasanya menggunakan celana dan kemeja. Bahan yang dipilih adalah bahan yang tidak mudah kusut, kuat, tidak panas dan menyerap air. c) Busana tidur Busana tidur adalah busana yang dikenakan pada saat tidur. Untuk anak-anak wanita dapat dipilih baby doll, piyama, gaun tidur dengan hiasan renda-renda penambah manis. Untuk laki-laki biasanya memakai piyama. Bahan yang dipilih adalah bahan yang lembut, tahan cuci, warna sesuai.
53
d) Busana olah raga Busana olah raga adalah busana yang dikenakan pada saat berolahraga. Model pakaian olah raga anak biasanya agak longgar tapi juga jangan terlalu longgar. Bahan yang dipilih adalah bahan yang mudah menyerap keringat, warna yang cocok adalah warna terang. e) Busana pesta Busana pesta adalah busana yang digunakan untuk menghadiri acara-acara formal. Anak-anak juga memerlukan pakaian pesta untuk pergi ke pesta ulang tahun, ke gereja, dan lain sebagainya. Busana ini dibuat dari bahan yang bagus dan mencolok denga hiasan-hiasan yang menarik. Bahan yang dipilih bahan yang agak mewah, misalnya : kain silky, sutera, dll. Corak yang digunakan biasanya menggunakan corak yang halus dan warna yang cerah, atau warna-warna yang lembut.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan modul. 1. Hasil penelitian dari I Gusti Lanang Agung Parwata (April, 2008) dalam judul “Penerapan Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Media CVD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa pada Perkuliahan Atletik I”. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa
54
aktivitas belajar mahasiswa tergolong cukup aktif dengan skor rata-rata sebesar 8,4 dan hasil belajar mahasiswa dengan persentase yang memperoleh nilai B ke atas sebesar 27% (12 orang). Hasil penelitian yang diperoleh pada siklus II meningkat dibandingkan dengan siklus I, di mana aktivitas mahasiswa tergolong aktif dengan skor rata-rata sebesar 9,9 dan hasil belajar mahasiswa dengan persentase yang memperoleh nilai B ke atas sebesar 47% (21 orang). Sedangkan hasil penelitian yang diperoleh pada siklus III juga meningkat dibandingkan dengan siklus I dan siklus II. Aktivitas belajar mahasiswa tergolong aktif dengan skor rata-rata sebesar 10,4 dan hasil belajar mahasiswa dengan persentase yang memperoleh nilai B ke atas sebesar 77% (34 orang). Jadi sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung berbantuan VCD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan atletik I. 2. Hasil penelitian dari
Wawan Setiawan dkk (Juni, 2010) dalam judul
“Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat
Lunak
(RPL)”. Hasil
penelitian menunjukkan adanya
peningkatan nilai kognitif setelah pembelajaran. Data hasil pretest diperoleh ratarata nilai sebesar 40,5 dan posttest sebesar 72,8, dengan indeks sebesar 0,53. Berdasarkan kriteria efektifitas, indeks tersebut berada pada kategori efektifitas "sedang". Untuk siswa prestasi tinggi
55
diketahui indeks sebesar 0,59 dan siswa prestasi rendah sebesar 0,49. Kedua indeks tersebut berada pada kategori "sedang". Sehingga, tidak terdapat perbedaan efektifitas yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman belajar siswa antara kelompok atas dan kelompok bawah. Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan yang sudah ada yaitu dilakukannya penelitian untuk mengetahui apakah implementasi model pembelajaran langsung berbatuan modul dapat meningkatkan pencapaian kompetensi siswa dalam pembuatan pola busana anak.
C. Kerangka Berfikir Kompetensi pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Kegiatan belajar merupakan proses yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa. Dalam suatu kegiatan belajar seorang guru harus bisa membangkitkan suasana aktivitas belajar. Penggunaan model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi siswa. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar. Permasalahan yang akan penyusun bahas dalam penelitian ini adalah tentang kompetensi pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul. Seorang guru harus kreatif dalam mencari dan
56
memilih model pembelajaran yang sifatnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam kegiatan pembelajaran guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Penilaian berbasis kompetensi harus ditunjukkan untuk mengetahui tercapai tidaknya kompetensi dasar yang telah ditetapkan sehingga dapat diketahui tingkat penguasaan materi standart kompetensi oleh peserta didik. Tercapai atau tidaknya kompetensi pembuatan pola busana anak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pemilihan model pembelajaran yang tepat serta pemiilihan media yang tepat. Dalam pembuatan pola busana anak ditentukan oleh pemahaman terhadap tahapan atau urutan proses pembuatan suatu benda (keterampilan). Kejelasan urutan tersebut didukung oleh media dengan menggunakan modul yaitu tentang tahapan proses pembuatan yang dipandu dengan runtut sehingga mempengaruhi pemahaman siswa dalam proses pembuatan pola busana anak. Media modul yang berisi tahapan atau urutan proses dapat memperjelas bagaimana pembuatan pola busana anak. Penerapan model pembelajaran langsung berbantuan modul dalam proses pembelajaran pembuatan pola busana anak dapat membantu meningkatkan kompetensi belajar siswa lebih baik.
57
D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas maka pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah implementasi model pembelajaran langsung berbantuan modul yang dilakukan oleh guru di dalam kelas 2 Busana 1 SMK N 3 Pacitan? 2. Bagaimanakah pencapaian kompetensi pembuatan pola busana anak siswa kelas 2 Busana 1 SMK N 3 Pacitan?
58
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto dkk, 2008:3). Sedangkan menurut Pardjono dkk (2007:12), penelitian tindakan kelas adalah salah satu jenis penelitian tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya. Berdasarkan pendapat di atas, penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar di dalam kelas secara bersama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian model Kemmis & Mc Taggart. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda-beda, Komponen-komponen yang terdapat dalam penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto (2009: 17-22) secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. a. Penyusunan Rencana (planning) Rencana penelitian merupakan tindakan yang tersusun dan mengarah pada tindakan, fleksibel dan reflektif. Rencana tindakan yang tersusun dan mengarah pada tindakan ini dimaksudkan bahwa rencana yang dibuat
59
harus melihat permasalahan ke depan sehingga semua tindakan sosial dalam batas tertentu tidak dapat diramalkan. Reflektif diartikan bahwa rencana harus dibuat berdasarkan hasil pengamatan awal yang reflektif dan sesuai dengan kenyataan dan permasalahan yang muncul. b. Tindakan (acting) Tindakan disini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Dari
pengertian
tersebut,
disimpulkan
bahwa
tindakan
haruslah
mempunyai inovasi baru meskipun hanya sedikit.. Yang perlu diperhatikan bahwa tindakan harus mengarahkan pada perbaikan dari keadaan sebelumnya. c. Pengamatan (observing) Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait bersama prossesnya. Observasi merupakan landasan diri bagi refleksi tindakan saat itu dan dijadikan orientasi pada tindakan yang akan datang. Selain itu,observasi harus bersifat responsif, terbuka pandangan dan pikiran. d. Refleksi (reflecting) Refleksi merupakan kegiatan mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Penelitian tindakan merupakan penelitian yang dilakukan sebagai strategi pemecahan masalah dengan memanfaatkan tindakan nyata, kemudian melakukan refleksi terhadap hasil tindakan. Hasil refleksi tersebut dijadikan sebagai
60
langkah pemilihan tindakan berikutnya sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Dalam penelitian ini, melakukan inovasi baru dalam penyajian materi di kelas sehingga lebih bervariasi. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Spiral dari Kemmis dan Taggart.
Gambar 2. Tahapan PTK Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Rochiati Wiriatmadja, 2006: 66) Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran, artinya sesudah langkah ke-4, lalu kembali ke-1 dan sterusnya. Meskipun sifatnya berbeda, langkah ke-2 dan ke-3 dilakukan secara bersamaan jika pelaksana dan pengamat berbeda. Jika pelaksana juga pengamat, mungkin pengamatan dilakukan sesudah pelaksanaan, dengan cara mengingatngingat apa yang sudah terjadi.
61
B. Setting Penelitian Setting penelitian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu : 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Pacitan, secara geografis, letak sekolah berada di sekitar Jalan Letjend Suprapto. Penelitian ini ditujukan pada siswa kelas 2 busana 1 program keahlian Tata Busana. Alasan pemilihan tempat di SMK Negeri 3 Pacitan ini adalah hasil pencapaian kompetensi belajar siswa kelas 2 busana 1 yang masih rendah. 2. Waktu penelitian Dalam penelitian ini, waktu penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut : No
Kegiatan peneliti
waktu
1.
Pengajuan judul proposal
Mei 2011
2.
Observasi tempat
Juli 2011
3.
ACC proposal
Februari 2012
4.
Perijinan surat penelitian
Maret 2012
5.
Pelaksanaan penelitian
April 2012
6.
Uji validitas dan reliabilitas
Mei 2012
7.
ACC naskah skripsi
Juni 2012
8.
Ujian skripsi
Juni 2012
C. Subjek dan objek penelitian 1. Subyek Penelitian Pada penelitian ini, yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa. Ini yang dijadikan kriteria dan pertimbangan adalah nilai atau hasil
62
kompetensi belajar siswa pada materi pembuatan pola busana anak. Kelas yang akan dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas 2 busana 1 yang berjumlah 22 siswa, dengan alasan nilai rata-rata siswa pada pembuatan pola busana anak lebih rendah. 2. Obyek penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah model pembelajaran langsung berbantuan modul untuk pencapaian kompetensi pembuatan pola busana anak siswa kelas 2 busana 1 program keahlian tata busana di SMK Negeri 3 Pacitan.
D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk meningkatkan pencapaian kompetensi belajar siswa pada materi pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung dengan bantuan modul. Penelitian ini menggunakan model Kemmis & Mc Taggart. Penggunaan model ini dikarenakan apabila dalam awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang diinginkan dapat tercapai. Model ini memiliki empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi yang terangkai dalam satu siklus.
63
1. Pra Siklus a. Tahap Persiapan Pelaksanaan Penelitian Tahap persiapan pelaksanaan penelitian yaitu mengajukan permohonan penelitian kepada kepala sekolah SMK N 3 Pacitan dan dilanjutkan dengan melakukan observasi kelas. Langkah berikutnya peneliti melakukan koordinasi dengan guru kolaborator yang meliputi penyusunan jadwal
kegiatan penelitian,
penyusunan
program
pembelajaran, penyusunan silabus dan perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP), penentuan standart nilai dan materi standart kompetensi. Observasi awal
yang dilakukan yaitu meliputi proses
pembelajaran pola busana anak di kelas 2 busana 1 SMK N 3 Pacitan. Kegiatan
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
dan
menetapkan
permasalahan dan solusi yang akan diambil untuk mengatasi masalah yang muncul. b. Tahap Pra Tindakan Kelas Sebelum pelaksanaan penerapan model pembelajaran langsung, terlebih dahulu dilaksanakan pra penelitian tindakan kelas. Tahap ini merupakan tahap sebelum penerapan model pembelajaran langsung. Pada tahap pra penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model pembelajaran
langsung
dengan
metode
ceramah
ini
proses
pembelajaran pola busana anak dilaksanakan dengan menggunakan
64
metode pembelajaran seperti biasa yang dilakukan oleh guru yaitu metode ceramah. c. Tahap Perencanaan Penelitian tindakan kelas Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan adalah menyusun rancangan yang akan dilaksanakan sesuai dengan temuan masalah dan gagasan awal. Rancangan yang akan dilaksanakan mengacu pada model pembelajaran langsung. Dalam perencanaan ini peneliti mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, lembar unjuk kerja, soal tes prestasi belajar, dan lembar observasi. 2. Siklus I 1) Perencanaan Tindakan (Action Plan) Perencanaan digunakan untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan. Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan meliputi menyiapkan RPP, lembar observasi, lembar penilaian unjuk kerja, media modul dan media penunjang yang akan digunakan untuk mendemonstrasikan pembuatan pola busana anak. Modul yang digunakan sebagai media belajar diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami tahapan demi tahapan penyelesaian pembuatan pola busana anak.
65
2) Pelaksanaan Tindakan (Actuating) Guru melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung dengan media modul dengan tahap: a) Kegiatan pendahuluan a. Guru mempersiapkan kelas secara fisik dan mental agar siswa berada dalam kondisi siap belajar. b. Guru memberikan penjelasan dengan menghubungkan materi sebelumnya dan materi yang akan disampaikan agar mendapat respon dari siswa. c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. d. Guru mengecek tugas rumah yang diberikan sebelumnya. b) Kegiatan inti a. Guru membagikan
modul kepada siswa sebagai acuan
langkah-langkah pembuatan pola busana anak. b. Guru menjelaskan secara bertahap materi pembuatan pola busana anak dengan menyebutkan macam-macam alat, bahan dan ukuran yang diperlukan serta ulasan teori pembuatan pola busana anak. c. Guru
kemudian
mendemonstrasikan
langkah-langkah
pembuatan pola busana anak di depan kelas tahapan demi tahapan pembuatan pola busana anak yang didemonstrasikan secara urut yang terdapat pada modul dan diharapkan siswa
66
mengikuti
petunjuk
yang
diberikan
oleh
guru
dan
menyesuaikannya dengan modul tersebut. d. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang masih kurang jelas dengan sajian materi pada media modul serta penjelasan yang disampaiakan guru. e. Siswa diminta untuk mulai mengerjakan pembuatan pola busana anak sesuai dengan langkah-langkah yang telah diterangkan. f. Guru memberikan umpan balik (sanjungan) kepada siswa yang sudah dapat menyelesaikan pembuatan pola busana anak dengan baik, sebagai penambah motivasi dan dorongan bagi siswa-siswa yang lain. g. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaannya untuk dievaluasi. h. Guru memberikan latihan terbimbing kepada siswa, c) Kegiatan menutup pelajaran a. Guru memberikan soal tes pilihan ganda kepada siswa untuk mengukur pemahaman dan pengetahuan siswa. b. Guru mengevaluasi sebagaian dari hasil pekerjaan siswa berdasarkan lembar penilaian unjuk kerja, sebagai hasil kesimpulan dari ketercapaian materi yang telah disampaikan. c. Guru memberikan latihan mandiri dengan memberikan tugas dirumah.
67
d. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. 3) Pengamatan (Observing) Pada tahap ini pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran
pembuatan
pola
busana
anak
melalui
model
pembelajaran langsung dengan media modul. Pengamatan dilakukan bersama-sama peneliti dan teman sejawat untuk mempermudah dalam pengamatan agar pengamatan lebih terfokus. 4) Refleksi (Reflecting) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya. Pada tahapan ini data yang diperoleh pada saat observasi dianalisis untuk melihat bagaimanakah implementasi model pembelajaran langsung berbantuan modul selama pembelajaran pembuatan pola busana anak. Kemudian data tersebut akan digunakan sebagai refleksi untuk melihat apakah setelah tindakan ada pencapaian kompetensi siswa atau tidak. Dari hasil refleksi, ada beberapa kelemahan yang ditemukan pada tiap siklus. Refleksi diketahui berdasarkan lembar observasi, hasil nilai unjuk kerja dan nilai tes. Setelah menilai hasil kompetensi belajar siswa yang dilakukan oleh peneliti dan guru, jika target dari penelitian ini belum terpenuhi, yaitu 75% nilai siswa memenuhi
68
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan sebesar 70, maka dilakukan siklus selanjutnya. 3. Siklus II 1) Perencanaan Tindakan (Action Plan) Perencanaan yang dilakukan pada siklus II ini memperhatikan refleksi pada siklus I. Persiapan pada siklus II meliputi: menyiapkan RPP, lembar observasi, lembar penilaian unjuk kerja, media modul yang disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I. Selain itu media modul yang digunakan sebagai sumber belajar, pada gambar langkah-langkah pembuatan pola busana anak disesuaikan pada pembuatan pola
Sehingga dalam perbaikan
tindakan, busana anak dengan model lain yang lebih terperinci. Media modul yang digunakan sebagai media belajar dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami tahapan demi tahapan penyelesaian pembuatan pola busana anak. 2) Pelaksanaan Tindakan (Actuating) Guru melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung berbantuan modul dengan tahap: a) Kegiatan pendahuluan (a) Guru mempersiapkan kelas secara fisik dan mental agar siswa berada dalam kondisi siap belajar.
69
(b) Guru memberikan penjelasan dengan menghubungkan materi sebelumnya dan materi yang akan disampaikan agar mendapat respon dari siswa. (c) Guru memotivasi siswa agar siap dan serius dalam mengikuti pelajaran serta selalu memperhatikan penjelasan guru. (d) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. (e) Guru mengecek tugas rumah yang diberikan sebelumnya. b) Kegiatan inti (a) Guru membagikan
modul kepada siswa sebagai acuan
langkah-langkah pembuatan pola busana anak. (b) Guru menyiapkan media penunjang yang akan digunakan untuk mendemonstrasikan pembuatan pola busana anak. (c) Guru menjelaskan secara bertahap materi pembuatan pola busana anak dengan menyebutkan macam-macam alat, bahan dan ukuran yang diperlukan serta ulasan teori pembuatan pola busana anak. (d) Guru
kemudian
mendemonstrasikan
langkah-langkah
pembuatan pola busana anak di depan kelas dengan bantuan media penunjang berupa modul tahapan demi tahapan pembuatan pola busana anak yang didemonstrasikan secara urut yang terdapat pada modul dan diharapkan siswa mengikuti
petunjuk
yang
diberikan
menyesuaikannya dengan modul tersebut.
oleh
guru
dan
70
(e) Guru lebih banyak melibatkan siswa untuk ikut memaparkan materi yang ada dalam sajian media modul sehingga perhatian dapat fokus. (f) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang masih kurang jelas dengan sajian materi pada media modul serta penjelasan yang disampaiakan guru. (g) Siswa diminta untuk mulai mengerjakan pembuatan pola busana anak sesuai dengan langkah-langkah yang telah diterangkan. (h) Guru membimbing siswa yang masih mengalami kesulitan dalam pembuatan pola busana anak. (i) Guru berkeliling memantau dan memastikan bahwa siswa bekerja dengan baik. (j) Guru lebih melakukan interaksi dengan siswa, memberikan perhatian dan bimbingan langsung bagi siswa yang masih mengalami kesulitan dalam pembuatan pola busana anak dengan mendapatkan bimbingan dari guru untuk memperoleh hasil yang lebih baik, sekali-kali guru memberikan sentuhan misalnya memperbaiki bentuk pola yang kurang bagus. (k) Memberikan umpan balik (sanjungan) kepada siswa yang sudah dapat menyelesaikan pembuatan pola busana anak dengan baik, sebagai penambah motivasi dan dorongan bagi siswa-siswa yang lain.
71
(l) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaannya untuk dievaluasi. c) Kegiatan menutup pelajaran (a) Guru memberikan soal tes untuk kerja kepada siswa untuk mengukur pemahaman dan pengetahuan siswa. (b) Guru mengevaluasi sebagaian dari hasil pekerjaan siswa berdasarkan lembar penilaian unjuk kerja, sebagai hasil kesimpulan dari ketercapaian materi yang telah disampaikan. (c) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. 3) Pengamatan (Observing) Pada tahap ini pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran
pembuatan
pola
busana
anak
melalui
model
pembelajaran langsung dengan media modul. Pengamatan dilakukan bersama-sama peneliti dan teman sejawat untuk mempermudah dalam pengamatan agar pengamatan lebih terfokus 5) Refleksi (Reflecting) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya. Pada tahapan ini data yang diperoleh pada saat observasi dianalisis untuk melihat bagaimanakah implementasi model pembelajaran langsung berbantuan modul selama pembelajaran pembuatan pola busana anak. Kemudian data tersebut akan digunakan sebagai
72
refleksi untuk melihat apakah setelah tindakan ada pencapaian kompetensi siswa atau tidak.
E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam melaksanakan penelitian. Dilakukan pengumpulan data dikarenakan kegiatan ini ditujukan untuk diperolehnya data yang diperlukan. Oleh karena itu menggunakan metode atau tenik yang tepat, agar data yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi dan tes. Teknik pengumpulan data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Dokumentasi Suharsimi Arikunto (1998: 76) mengemukakan bahwa dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada halhal yang tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan, notulen, rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto,
2002:135).
Teknik
pengumpulan
data
dengan
metode
dokumentasi dilakukan untuk menggali data-data penunjang yang diperlukan, yang berkaitan dengan kegiatan penelitian yang dilakukan. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono 2007 : 83).
73
Hasil data dokumentasi dapat dianalisis secara lebih mendalam pada pembahasan penelitian. Dalam dokumentasi ini peneliti mengumpulkan dokumen berupa silabus, rencana pembelajaran dan gambaran kegiatan di SMK N 3 Pacitan untuk selanjutnya diolah untuk membuat kisi-kisi instrumen sesuai dengan materi pelajaran busana anak. 2. Observasi Teknik observasi digunakan untuk mendapatkan data dengan cara mengamati sumber data, yaitu aspek tindakan siswa dalam pembelajaran pembuatan pola busana anak yang menggunakan model pembelajaran langsung untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Observasi yang dilakukan adalah berupa pengamatan secara langsung pada saat tindakan/kegiatan yang ditunjukkan oleh siswa yaitu persiapan dan penampilan,
kemampuan
untuk
melaksanakan
pembelajaran
dan
kemampuan untuk menggunakan modul pembelajaran pola busana anak dan kegiatan yang ditunjukkan siswa yaitu sikap dan kemandirian siswa dalam mengikuti pembelajaran pembuatan pola busana anak. Data tentang kemandirian siswa di ambil melalui observasi segala sesuatu
yang
terjadi
selama
berlangsungnya
tindakan
melalui
pembelajaran langsung, diantaranya situasi dan peristiwa di dalam kelas, perilaku siswa sampai dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
74
3. Tes Unjuk Kerja Menurut Suharsimi Arikunto
(2009 : 52) mengemukakan tes
merupakan alat atau prosedur yang digunakan mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran langsung berbantuan modul. Pencapaian kompetensi siswa dapat diukur melaluai tes unjuk kerja yang dilakukan oleh guru. Benyamin Bloom yang dikutip Suharsimi Arikunto (2009: 117-120) mengemukakan, Tingkah laku pada ranah kognitif bersifat implisit artinya sangat sulit untuk mencapai suatu tahap tanpa melalui tahap sebelumnya. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, yakni pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi: a. Pengetahuan, dalam mengenal siswa diminta untuk memilih satu dati dua atau lebih jawaban b. Pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia meahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep c. Penerapan atau aplikasi, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan,cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar. d. Analisa, dalam tugas analisis ini siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atau konsep-konsep dasar.
75
e. Sintesis, apabila menyususn soal tes bermaksud meminta siswa melakukan sintesis maka pertanyaan yang disusun sedemikian rupa sehingga meminta siswa untuk menggabungakan atau menyusun kembali hal-hal yang spesifik agar dapat mengambangkan struktur baru atau melakukan generalisasi. f. Evaluasi, menyusun soal bermaksud untuk mengetahui sejumlah mana siswa mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai sesuatu kasus yang diajukan oleh penyusun soal. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian dengan tujuan menghasilkan data yang akurat (Sugiyono, 2008: 148). Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk melihat seberapa jauh model pembelajaran langsung dengan berbantuan modul memberi dampak terhadap peningkatan kompetensi pembuatan pola busana anak. Instrumen dalam penelitian tindakan kelas ini berupa lembar unjuk kerja yang digunakan untuk menilai hasil kompetensi belajar peserta didik dalam pembelajaran pembuatan pola busana anak dan instrument berupa lembar observasi yang digunakan untuk mengamati proses dan sikap peserta didik dalam pembelajaran pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul.
76
1. Instrument Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Menurut E. Mulyasa (2006: 131) bahwa dari segi proses pembelajaran atau pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh kelas atau sebagian besar (setidak-tidaknya 75%) peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Kriteria keberhasilan ini perlu diperhatikan baik dalam jangka pendek, menengah atau jangka panjang. Kriteria keberhasilan inilah yang juga digunakan oleh peneliti dalam menilai proses belajar mengajar yaitu 75% peserta didik terlibat dalam proses belajar mengajar. Penilaian dilakukan dengan bantuan lembar observasi dengan indikator yang diamati adalah komponen model pembelajaran langsung dengan media modul. Dengan kisi-kisi indikator tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. Kisi-kisi instrumen pelaksanaan pembelajaran pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul Aspek
Variabel
Pengamatan proses Kegiatan belajar mengajar pendahuluan melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul
Indikator 1. Persiapan lingkungan kelas, yaitu ruang kelas Tata Busana. 2. Guru mempersiapkan kelas secara fisik dan mental agar siswa berada dalam kondisi siap belajar. 3. Guru memberikan apersesi dengan menghubungkan materi sebelumnya dan materi yang akan disampaikan agar mendapat respon dari siswa. 4. Guru memotivasi siswa agar siap dan serius dalam mengikuti
Sumber data
77
Kegiatan inti
pelajaran serta selalu memperhatikan penjelasan guru. 5. Menyampaiakn tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. a. Guru membagikan modul kepada siswa sebagai acuan langkah-langkah pembuatan pola busana anak b. Guru menyiapkan media penunjang yang akan digunakan untuk mendemonstrasikan pembuatan pola busana anak. c. Guru menjelaskan secara bertahap materi pembuatan pola busana anak dengan menyebutkan macam-macam alat, bahan dan ukuran yang diperlukan serta ulasan teori pembuatan pola busana anak sesuai petunjuk yang ada pada modul. d. Guru kemudian mendemonstrasikan langkahlangkah pembuatan pola busana anak di depan kelas dengan bantuan media penunjang berupa fragment langkahlangkah pembuatan pola busana anak yang didemonstrasikan secara urut yang terdapat pada modul dan diharapkan siswa mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru dan menyesuaikannya dengan modul tersebut. e. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang masih kurang jelas dengan sajian materi pada media modul serta penjelasan yang disampaiakan guru. f. Siswa diminta untuk mulai mengerjakan pembuatan pola busana anak sesuai dengan langkah-langkah yang telah diterangkan. g. Guru membimbing siswa yang masih mengalami kesulitan dalam pembuatan pola busana
Guru dan peserta didik
78
Kegiatan menutup pelajaran
anak. h. Guru berkeliling memantau dan memastikan bahwa siswa bekerja dengan baik. i. Memberikan umpan balik (sanjungan) kepada siswa yang sudah dapat menyelesaikan pembuatan pola busana anak dengan baik, sebagai penambah motivasi dan dorongan bagi siswa-siswa yang lain. j. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaannya untuk dievaluasi. 1. Guru memberikan soal tes pilihan ganda kepada siswa untuk mengukur pemahaman dan pengetahuan siswa. 2. Guru mengevaluasi sebagaian dari hasil pekerjaan siswa berdasarkan lembar penilaian unjuk kerja, sebagai hasil kesimpulan dari ketercapaian materi yang telah disampaikan. 3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
2. Instrumen kemandirian Siswa Menurut E. Mulyasa (2006: 131) bahwa dari segi proses pembelajaran atau pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh kelas atau sebagian besar (setidak-tidaknya 75%) peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Kriteria keberhasilan ini perlu diperhatikan baik dalam jangka pendek, menengah atau jangka panjang. Kriteria keberhasilan inilah yang juga digunakan oleh peneliti dalam menilai proses belajar mengajar yaitu 75% peserta didik terlibat dalam proses belajar mengajar. Penilaian dilakukan dengan bantuan
79
lembar observasi dengan indikator yang diamati adalah peningkatan kemandirian siswa dalam proses pembelajaran pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul. Dengan kisi-kisi indikator tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4. Kisi-kisi instrumen kemandirian siswa dalam proses pembelajaran pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul No.
Indikator
1.
Motivasi
2.
Displin
Sub indikator 1. Siswa merasa senang mengikuti pembelajaran pembuatan pola busana anak 2. Siswa menjawab pertanyaan tentang pembuatan pola busana anak 3. Siswa mengajukan pertanyaan jika materi tentang pembuatan pola busana anak yang disampaikan belum jelas 4. Siswa mendengarkan penjelasan tentang pembuatan pola busana anak yang disampaikan oleh guru 5. Siswa melaksanakan tugas belajar tentang pembuatan pola busana anak yang diberikan oleh guru 6. Siswa berusaha mencari sumber informasi yang tersedia untuk menambah ilmu pengetahuan tentang pembuatan pola busana anak 7. Siswa melakukan kegiatan membaca di perpustakaan sekolah ketika jam pembelajaran tentang pembuatan pola busana anak kosong 8. Siswa menunjukkan sikap belajar yang saling mendukung dengan siswa lainnya dalam pembelajaran tentang pembuatan pola busana anak 9. Siswa membawa buku pelajaran dan alat tulis yang diperlukan sesuai dengan materi pembuatan pola busana anak 10. Siswa masuk kelas dengan tertib dan tepat waktu 11. Siswa telah siap untuk menerima pembeelajaran tentang pembuatan pola busana anak 12. Siswa mempelajari materi pembuatan pola busana anak sebelum pembelajaran dimulai 13. Siswa rajin mencatat materi tentang pembuatan pola busana anak sesuai dengan petunjuk guru
Sumber data
Peserta didik
80
3.
4.
5.
14. Siswa menyelesaikan tugas tentang pembuatan pola busana anak sesuai dengan petunjuk guru Inisiatif 15. Siswa membuat kesimpulan sendiri tentang pembuatan pola busana anak yang telah diberikan oleh guru 16. Siswa menilai kemampuan dirinya melalui hasil tugas tentang pembuatan pola busana anak yang diperoleh 17. Siswa berdiskusi dikelas tentang pembuatan pola busana anak yang diberikan Percaya 18. Siswa mampu mengerjakan tugas tentang diri pembuatan pola busana anak secara individu 19. Siswa mampu mengerjakan tugas tentang pembuatan pola busana anak dari gurur dengan teman kelas lain 20. Siswa berani mengajukan ide untuk memecahkan masalah yang dihadapi selama pembelajaran tentang pembuatan pola busana anak berlangsung 21. Siswa mampu mengkaji perbedaan pendapat dengan teman lain Tanggung 22. Siswa berusaha melapor pada guru ketika lupa jawab membawa tugas tentang pembuatan pola busana anak yang harus dikumpulkan 23. Siswa berusaha belajar dikelas tentang pembuatan pola busana anak ketika jam pelajaran kosong 24. Siswa rajin masuk sekolah untuk mengikuti pembelajaran tentang pembuatan pola busana anak di kelas
3. Instrument Tes Unjuk Kerja Instrumen ini digunakan untuk menilai hasil tes unjuk kerja peserta didik dan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yaitu instrumen penilaian unjuk kerja dalam pembuatan pola busana anak. Aspek-aspek dinilai berdasarkan beberapa indikator penilaian pembuatan pola busana anak antara lain: 1) persiapan, 2) proses, 3) hasil. Ketuntasan belajar peserta didik yaitu harus memenuhi setiap indikator keberhasilan, yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
81
Tabel 5. Kisi-kisi instrumen tes unjuk kerja pembuatan pola busana anak 1.
Aspek persiapan
Indikator 1) Kelengkapan alat
Sub indikator 1) Alat: a) Buku pola b) Pensil merah biru c) Penggaris lurus d) Penggaris lengkung e) Dorslah f) Lem g) Kertas minyak
2.
Proses
1) Langkahlangkah pembuatan
Melakukan kegiatan praktek: a) Menentukan desain busana anak b) Mengukur baju yang akan dibuat c) Menyiapkan ukuran dan bahan d) Membuat pola e) Meletakkan pola diatas bahan sesuai dengan rancangan secara efektif dan efisien f) Memindahkan tandatanda pola pada bahan sesuai teknik yang tepat g) Pola digunting sesuai dengan tanda yang sudah dibuat. Ketepatan waktu menyelesaikan pembuatan pola busana anak. a) Ketepatan secara keseluruhan dalam pembuatan pola busana anak. b) Kerapian c) Kebersihan
pola busana anak
3.
Hasil
2) Ketepatan penggunaan waktu Tampilan keseluruhan dari pembuatan pola busana anak
Sumber data
Peserta didik
82
Tabel 6. Kriteria penilaian unjuk kerja pembuatan pola busana anak No 1
2
3
Pernyataan
Indikator keberhasilan
Mempersiapk Kelengkapan mencakup: an alat Alat: a) Buku pola b) Pensil merah biru c) Penggaris lurus d) Penggaris lengkung e) Dorslah f) Lem g) Kertas minyak
Pelaksanaan
Hasil
Bobo t
20%
Melakukan praktek: a) Menentukan desain busana anak b) Mengukur baju yang akan dibuat c) Menyiapkan ukuran dan bahan d) Membuat pola e) Meletakkan pola diatas bahan sesuai 40 % dengan rancangan secara efektif dan efisien f) Memindahkan tanda-tanda pola pada bahan sesuai teknik yang tepat g) Pola digunting sesuai dengan tanda yang sudah dibuat. a. Waktu b. Ketepatan waktu menyelesaikan pembuatan pola 10 % busana anak.
a)
b)
c)
Ketepatan secara keseluruhan dalam pembuatan pola busana anak. Kerapian Kebersihan 30%
00 70
Kriteria 71 80 79 89
90 100
Kriteria penilaian Skor 90-100: alat dan bahan yang disiapkan dan digunakan dalam praktikum semuanya lengkap Skor 80-89: alat kurang lengkap, bahan pokok dan bahan penunjang ada Skor 00-70: alat tidak lengkap, bahan pokok dan bahan penunjang tidak ada Skor 90-100: selalu dilakukan dengan sangat jelas, sangat cepat dan sangat tepat. Skor 80-89: dilakukan dengan jelas, cepat dan tepat. Skor 71-79: kurang dilakukan dengan jelas, kurang cepat dan kurang tepat. Skor 00-70: tidak jelas dilakukan, tidak cepat dilakukan, dan tidak tepat dilakukan
Skor 90-100: langsung dikumpulkan setelah ada perintah Skor 71-79: dikumpulkan setelah evaluasi Skor 00-70: dikumpulkan setelah pelajaran selesai Skor 90-100: jika hasil praktek sangat tepat dan penampilan keseluruhan hasil sangat baik Skor 80-89: jika hasil praktek rapi, tepat ukuran, dan penampilan keseluruhan hasil baik Skor 00-70: jika hasil praktek tidak tepat ukuran, tidak bersih dan penampilan keseluruhan hasil tidak baik
83
4. Kelayakan Modul Sebagai Media Pembelajaran Instrumen untuk ahli dimaksudkan untuk mengetahui kualitas media modul yang akan digunakan apakah sudah layak atau belum. Berdasarkan validitas instrumen media modul pembuatan pola busana anak, maka aspek penilaian yang digunakan terbagi menjadi tiga yaitu aspek materi, aspek bahasa dan aspek tampilan media modul. Berikut ini akan diberikan kisikisi instrumen yang divalidasi oleh para ahli yaitu ahli materi, ahli bahasa, dan ahli media pembelajaran (modul) : Tabel 11. Kisi-kisi Instrumen Kelayakan Modul Pola Dasar Konstruksi Busana Anak Variabel
Aspek
Modul a. Materi pola dasar konstruksi busana anak b. Bahasa
Indikator
a) b) c) d) e) a) b) c) c. Media a) pembelaj b) aran c) (modul) d) e) f)
self Instruksional Self Contained Stand Alone Adaptif User Friendly Kepahaman bahasa Kepahaman kalimat Kepahaman istilah Format Organisasi Daya tarik Bentuk dan ukuran huruf Ruang kosong Konsistensi
Jumlah Item 20 2 1 1 1 2 5 1 7 4 7 3 1 3
Sumber Data Ahli Materi
Ahli bahasa
Ahli media pembelajara n (modul)
Untuk instrumen lebih lengkap lagi masing-masing responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Uji validitas dimaksudkan untuk mendapatkan alat ukur yang sahih dan terpercaya. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
84
tingkat kevalidan atau keajegan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2006: 168). Selain itu validitas juga diartikan sebagai suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas instrumen dibagi menjadi beberapa macam antar lain: validitas konstrak (contruct validity), validitas isi (content validity) dan validitas eksternal (Sugiyono, 2006: 181). a. Validitas konstrak (construct validity) Instrumen yang memiliki validitas konstruk adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment expert) b. Validitas isi (content validity) Validitas isi adalah derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Instrumen yang harus mempunyai validitas isi adalah yang berbentuk test yang sering digunakan untuk mengukur prestasi belajar dan mengukur efektivitas pelaksanaan program dan tujuan. c. Validitas eksternal Validitas eksternal adalah validitas instrumen yang diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada istrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi dilapangan. Sesuai dengan instrumen yang digunakan, maka validitas instrumen dari penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity) dengan
85
menggunakaan pendapat dari para ahli (judgment experts). Instrumen yang divalidasi yaitu instrumen lembar observasi, instrument kemandirian siswa, dan instrument tes unjuk kerja. Validasi yang digunakan untuk memvalidasi instrumen lembar observasi adalah validasi konstrak (construct validity) Setelah
butir
instrumen
disusun
kemudian
peneliti
mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing tentang instrumen yang telah disusun, selanjutnya meminta pertimbangan dari para ahli (judgment experts) untuk diperiksa dan dievaluasi secara sistematis untuk mengetahui butir-butir tersebut dapat mewakili apa yang hendak diukur atau belum. Para ahli yang diminta pendapatnya antara lain: ahli materi, ahli model pembelajaran, ahli media dan ahli evaluasi. 2. Reliabilitas Instrumen dikatakan reliabel apabila mampu menghasilkan ukuran yang relatif tetap meskipun dilakukan berulang kali. Reliabilitas suatu alat pengukur adalah derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukur (Arif Furchan, 2007: 310). Reliabilitas adalah suatu pengertian yang menunjuk hasil dari suatu pengukuran yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas sama dengan konsistensi keajegan. Setelah melakukan uji validitas instrumen, maka selanjutnya untuk mengetahui keajegan instrumen yang akan digunakan maka dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk memperoleh
86
instrumen
yang
benar-benar
dapat
dipercaya
keajegannya
atau
ketetapannya. Instrumen yang diuji reliabilitas yaitu : a. Instrument Implementasi Model Pembelajaran langsung Berbantuan Modul Uji reabilitas yang digunakan dalam lembar observasi ini yaitu AntarRater yaitu instrumen dikonsultasikan kepada ahli materi dan ahli model pembelajaran. Uji reliabilitas yang akan melakukan ratings, prosedur ini ditempuh dengan tujuan untuk menguji apakah penilai atau rater mampu memberikan penilaian yang sama dengan rater lain. Jika ternyata penilaiannya sama atau konsisten antar rater yang satu dengan rater yang lainnya, maka kedua rater ini layak untuk dipakai. b. Instrument kemandirian siswa Uji reabilitas yang digunakan dalam lembar observasi ini yaitu Antar-Rater yaitu instrumen dikonsultasikan kepada ahli materi dan ahli model pembelajaran. Uji reliabilitas yang akan melakukan ratings, prosedur ini ditempuh dengan tujuan untuk menguji apakah penilai atau rater mampu memberikan penilaian yang sama dengan rater lain. Jika ternyata penilaiannya sama atau konsisten antar rater yang satu dengan rater yang lainnya, maka kedua rater ini layak untuk dipakai. c. Instrument tes Unjuk kerja Untuk uji reliabilitas instrumen tes unjuk kerja menggunakan Antar-rater, yaitu kesepakatan antar pengamat (Ahmad Rohani, 2008: 5). Oleh karena itu kriteria penilaian untuk para ahli dalam penelitian
87
ini disusun dengan cara pengelompokkan skor (interval nilai). Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas lembar penilaian unjuk kerja ini berbentuk checklist dengan skala penilaian yaitu ya = 1, dan tidak = 0, dimana jumlah itemnya adalah 4 setelah diperoleh hasil pengukuran dari tabulasi skor. Setelah diperoleh hasil pengukuran dari tabulasi skor langkah-langkah perhitungan sebagai berikut: 1) Menentukan jumlah kelas interval, yakni 2, karena membutuhkan jawaban yang pasti dengan menggunakan skala Guttman. 2) Menentukan rentang skor, yaitu skor maksimum dan skor minimum. 3) Menentukan panjang kelas (p), yaitu rentang skor dibagi jumlah kelas. 4) Menyusun kelas interval dimulai dari skor terkecil sampai terbesar. Dengan demikian dalam penelitian ini mengukur penilaian unjuk kerja dengan menentukan kelayakan dari lembar unjuk kerja tersebut, yaitu diperlukan jumlah butir valid dengan nilai terendah diperoleh skor maksimum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 13. Kriteria kualitas lembar penilaian unjuk kerja Kriteria Kualitas Lembar Penilaian Unjuk Kerja Kategori Penilaian Interval Nilai Layak (Smin+P) ≤ S ≤ Smax Tidak Layak Smin ≤ S ≤ (Smin+P-1)
Adapun hasil uji validitas dan reabilitas kualitas lembar penilaian unjuk kerja adalah sebagai berikut:
88
Tabel 14. Rangkuman hasil uji validitas dan reabilitas kualitas penilaian unjuk kerja No 1
Kategori Penilaian Layak
2
Tidak Layak
Interval Nilai
Persentase
(Smin+P) ≤ S ≤ Smax 2≤S≤4 Smin ≤ S ≤ (Smin+P-1) 0≤S≤1 Jumlah
100% 0% 100%
Bberdasarkan hasil tersebut, maka lembar penilaian unjuk kerja dinyatakan layak (valid) dan andal (reliabel) digunakan untuk pengambilan data. Tabel 15. Pemetaan Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen
Lembar Observasi
Validitas/Reliabilitas
Tes Unjuk Kerja
Validitas Logis
Validitas Konstrak
Validitas Konstrak
-
-
Antar Rater
Antar Rater
Validitas Empirik Reliabilitas
H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian (Sugiyono, 2008: 333). Menurut Arikunto (2008: 131) dalam penelitian tindakan terdapat dua data yang dikumpulkan peneliti yakni sebagai berikut : 1. Data kuantitatif (nilai belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. Misalnya mencari nilai rerata, presentase keberhasilan belajar dan lainlain.
89
2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, kemandirian belajar, antusias siswa dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya. Dalam penelitian tindakan kelas, analisis penelitian ini diarahkan untuk mencari dan menemukan upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Dengan demikian analisis penelitian ini dilakukan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan, sedangkan analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai pegaruh dari setiap tindakan yang dilakukan. Untuk analisis kuantitatif penelitian tindakan kelas dilakukan dengan cara statistik deskriptif. Data dalam penelitian tindakan kelas berupa data kuantitatif yaitu tentang data hasil kompetensi belajar peserta didik yang disajikan dalam bentuk skor nilai atau angka, maka menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Sugiyono (2010: 29) mengemukakan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau
menggambarkan
data
yang
telah
terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
90
Deskripsi data dalam penelitian ini memberikan gambaran penting mengenai keadaan distribusi skor skala pada kelompok subyek yang dikenai pengukuran dan berfungsi sebagai sumber informasi mengenai keadaan subyek pada aspek variabel yang diteliti. Menurut Sri Wening (1996: 74) pengolahan hasil belajar dilakukan dengan membuat suatu distribusi nilai dan selanjutnya dicari besarnya indeks tendensi sentral suatu distribusi. Indek tendensi sentral yang banyak digunakan adalah mean, median, modus dan simpangan baku (standard deviation). Berdasarkan pada bentuk distribusi nilai maka dapat dibuat suatu interpretasi tentang pencapaian hasil kompetensi belajar peserta didik. 1. Modus Modus merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai yang sedang popular (yang sedang menjadi mode) atau nilai yang sering muncul dalam kelompok tersebut (Sugiyono, 2007: 47).
Keterangan : Mo = modus b = batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak p = panjang kelas interval. b1 = frekuensi pada kelas modus (frekunsi pada kelas interval yang terbanyak) dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya. b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya (Sugiyono, 2007 : 52)
91
2. Median Median adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar, atau sebaliknya dari yang terbesar ke yang terkecil (Sugiyono, 2007: 48). Md =
Keterangan : Md = median b = batas bawah, dimana median akan terletak n = banyak data/ jumlah sampel p = panjang kelas interval. F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median f = frekuensi kelas median (Sugiyono, 2007 : 53) 3. Mean Mean merupakan teknik penjelasan kelompok didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut (Sugiyono, 2007: 47). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: Me =
Keterangan : Me = mean = jumlah data/sampel fi xi = produk perkalian antara fi pada tiap interval data dengan tanda kelas (xi). Tanda kelas (xi) adalah rata-rata dari nilai terendah dan tertinggi setiap interval data. (Sugiyono, 2007 : 53)
92
Untuk mengetahui peningkatan pencapaian kompetensi siswa dalam belajar pola busana anak dengan menggunakan model pembelajaran langsung berbantuan modul di SMK N 3 Pacitan disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi relatif atau tabel distribusi presentase dan tabel daftar nilai. Untuk mengetahui presentase peningkatan belajar siswa dapat menggunakan rumus sebagai berikut : P
f x100 % N
Keterangan : f N P
: frekuensi yang sedang dicari presentasenya : jumlah frekuensi/banyaknya subjek penelitian : angka presentase (Anas Sudijono, 2006: 40)
Agar lebih memudahkan untuk memahami data hasil kompetensi peserta didik berdasarkan kriteria ketuntasan minimal disajikan berdasarkan dua kategori yaitu tuntas dan belum tuntas. Dengan indikator media dikatakan efektif apabila adanya ketercapaian ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran yang ditempuh, yang ditunjukkan oleh lebih dari 80% siswa telah mencapai ketuntasan belajar yaitu nilai 70. Tingkat ketuntasan belajar yang dicapai dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Ketuntasan Minimal (KKM) Skor
Kategori
keterangan
< 70
Kurang
Belum mencapai KKM dengan kategori kurang
70 – 79
Cukup
Sudah mencapai KKM dengan kategori cukup
80 – 89
Baik
Sudah mencapai KKM dengan kategori baik
90 – 100
Sangat Baik
Sudah mencapai KKM dengan kategori sangat baik
Sumber data : SMK N 3 Pacitan
93
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini akan diuraikan hal-hal sebagai berikut: hasil penelitian yang terdiri dari kondisi tempat penelitian, kondisi pra siklus, pembahasan hasil penelitian terdiri dari siklus I, siklus II, dan hasil pencapaian kompetensi siswa dengan model pembelajaran langsung berbantuan modul. A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Tempat Penelitian Penelitian ini dilakuka di SMK Negeri 3 Pacitan yang berlokasi di Jl Letjend Suprapto No. 47, Pacitan, Jawa Timur. Sekolah ini memiliki dua program studi yaitu tatabusana dan otomotif. Ruang kelas yang terbagi atas ruang kelas praktek dan ruang teori. Sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar dan mengajar disekolah ini adalah: ruang praktek busana, lapangan olahraga, lapangan basket, perpustakaan, koperasi sekolah, mushola, ruang BK, UKS, dan ruang OSIS. Penelitian tentang implementasi model pembelajaran langsung ini dilaksanakan selama 3 (tiga) minggu yaitu dari tanggal 24 April sampai 12 Mei 2012. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pembuatan pola busana anak dengan menerapkan model pembelajaran langsung berbantuan modul. Pengumpulan data dan penelitian dilakukan dengan teknik observasi dan tes unjuk kerja. Selanjutnya akan dibahas tentang pelaksanaan tindakan 74
94
kelas tiap siklus implementasi model pembelajaran langsung berbantuan modul dalam pencapaian kompetensi pembuatan pola busana anak di SMK Negeri 3 Pacitan. 2. Deskripsi Kondisi Awal sebelum Tindakan Sebelum
melakukan
penelitian
tindakan
kelas,
peneliti
mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk mengetahui dan menganalisis kondisi awal kelas yang akan diteliti. Adapun hasil pengamatan yang diperoleh adalah : a. Proses pembelajaran di dalam kelas Dari hasil observasi peneliti mendapatkan informasi tentang kondisi di kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Selama ini metode mengajar guru monoton, dengan menggunakan metode ceramah, guru menjelaskan materi didepan kelas secara singkat dan menuliskan serta menggambarkan materi di papan tulis serta kurang tersetrukturnya materi yang diajarkan sehingga terasa membosankan. Kondisi siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar pada umumnya masih bersikap pasif pada saat penyampaian materi, siswa hanya mendengarkan dan mencatat setelah diperintah oleh guru. Suasana kelas pada saat praktek ramai, siswa kurang bersemangat dalam mengerjakan tugas, duduk bergrombol dan mengobrol sehingga pekerjaan tertundatunda, materi yang diberikan dipapan tulis banyak yang tidak mencatat, siswa yang belum mengerti/paham dengan penjelasan guru lebih
95
memilih bertanya pada teman sehingga menggangu konsentrasi teman yang lain dan suasana jadi kurang kondusif. b. Media pembelajaran pembuatan pola busana anak yang digunakan oleh guru Tata Busana di SMK N 3 Pacitan Selama ini, guru dalam memberikan materi pembuatan pola busana anak kepada siswa dengan cara menjelaskan tanpa dilengkapi media pembelajaran yang relevan dan efektif, hanya sebatas penggunaan papan tulis dan contoh jadi busana saja. Keterbatasan media yang digunakan oleh guru menyebabkan rendahnya kualitas proses belajar mengajar yang kurang bervariasi. Sehinggs mengakibatkan siswa kurang aktif dan kurang maksimal pada saat mengikuti pelajaran di kelas dan siswa masih kesulitan dalam memahami materi dengan baik sehingga cenderung menunda-nunda pekerjaanya. Penggunaan media selain dapat memudahkan guru dalam penyampian materi juga dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa untuk menyimak dan mendengarkan isi materi yang disampaikan oleh guru. c. Data hasil kompetensi pembuatan pola busana anak di SMK N 3 Pacitan Berdasarkan informasi data penilaian hasil tes unjuk kerja yang diperoleh dari guru dalam pembuatan pola busana anak siswa di kelas XI TBS 2, bahwa pembelajaran pembuatan pola busana anak baru 54.8% siswa yang mencapai ketuntasan minimal yang ditentukan. Hal ini dapat terlihat pada saat pengamatan siswa masih terlihat mengalami
96
hambatan, terbukti dari tugas yang diberikan, siswa belum dapat menguasai keterampilan yang diajarkan dengan baik, ukuran dari pola busana anak yang dibuat banyak yang kurang tepat serta kurang memperhatikan kebersihan dan kerapian hasil dari pembuatan pola busana anak. Hal ini di karenakan kurangnya pamahaman terhadap materi yang diajarkan. Akibatnya nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70 kurang bisa terpenuhi. Rata-rata (Mean) hasil pencapaian kompetensi siswa baru mencapai 68.87 dengan nilai tengah (Median) yaitu 70.00, dan nilai yang sering muncul (Mode) adalah 65.00 yang dapat dilihat pada daftar nilai dibawah ini. Tabel 17. Daftar nilai pencapaian kompetensi pembuatan pola busana anak siswa sebelum tindakan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama Siswa AGI SANDI APRILIANDI DEVI SETIANINGSIH DEVY HERVIANA PUTRI DEWI PUJI ASTUTI DINA MIANTI DINI PUSPA RANI DWI CAHYONO EKA WULANDARI EVI TRIYANTI FAISAL LUKMAN ARISTAMA IMROATUL MUNIROH MERRY ARDIANI NENI HIDAYATI NIKEN RUSTIASARI UTAMI NOVIA ASTRIANI REZA LISTYANI RIDHO UTOMO RISKY NURLINDRAWATI RIZKY APRIANTI RUKMANA SRI HARYUTI TRI WAHYUNINGSIH WIWIN HERAWATI Jumlah Rata-rata kelas
Pra Tindakan 70 65 70 70 65 65 65 70 65 70 65 70 65 70 80 65 65 70 65 70 65 70 2135 68.87
Sumber : Hasil penilaian yang dilakukan oleh guru
97
Berdasarkan nilai yang disajikan pada tabel 17, hasil kompetensi dari 22 siswa dapat dikategorikan pada tabel hasil kompetensi siswa sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal berikut ini: Tabel 18. Data hasil kompetensi siswa berdasarkan KKM Kategori Tuntas Belum Tuntas
Jumlah siswa 13 9
Persentase % 54.8% 45.2%
Dari data tabel distribusi frekuensi hasil kompetensi siswa di atas, dari 22 siswa yang mengikuti pembelajaran pembuatan pola busana anak menunjukkan bahwa siswa yang tuntas baru mencapai 54.8% atau 13 siswa dan siswa yang belum tuntas 45.2% atau 9 siswa. Berdasarkan keadaan ini, peneliti dan guru sepakat melakukan penelitian tindakan dengan menerapkan model pembelajaran langsung berbantuan modul yang bertujuan untuk meningkatkan pencapaian kompetensi siswa pada pembuatan pola busana anak di kelas XI TBS 2 SMK N 3 Pacitan. Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran
yang
berpusat
pada
guru,
di
mana
guru
akan
mentransformasikan informasi dan mendemonstrasikan keterampilan selangkah demi selangkah pembuatan pola busana anak secara langsung kepada siswa. Dalam menggunakan model pembelajaran langsung ini, guru mempunyai tanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi/materi
atau
keterampilan,
menjelaskan
kepada
siswa,
pemodelan/mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan,
98
memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik. Dalam menerapkan model pembelajaran langsung guru memerlukan suatu media pembelajaran yang dapat menunjang proses penyampaian informasi kepada siswa. Media pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah media modul pembuatan pola busana anak yang terstruktur. 3. Pelaksanaan Tindakan Kelas Penelitian ini dilaksanakan dengan cara mengikuti alur penelitian tindakan kelas. Langkah kerja dalam penelitian ini terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tahap pelaksanaan tindakan merupakan penerapan rancangan tindakan yang telah disusun berupa desain pembelajaran pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung dengan media modul terhadap peningkatan kompetensi pembuatan pola busana anak. Data
yang
disajikan
merupakan
hasil
pengamatan
dengan
menggunakan lembar observasi dan lembar penilaian unjuk kerja yang akan digunakan untuk mengetahui hasil pencapaian kompetensi belajar siswa. Adapun hal-hal yang akan diuraikan meliputi deskripsi tiap siklus dan hasil dari penelitian.
99
a. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Penelitian siklus I ini dilakukan dalam satu kali pertemuan yaitu pada hari 24 April 2012, selama 4 jam @ 45 menit. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut: a) Perencanaan Tindakan (Action Plan) Perencanaan digunakan untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan. Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan meliputi menyiapkan RPP, lembar observasi, lembar penilaian unjuk kerja, media modul dan media penunjang yang akan digunakan untuk mendemonstrasikan pembuatan pola busana anak. Berdasarkan data hasil penilaian sebelumnya, rencana tindakan pada siklus I untuk meningkatkan pencapaian kompetensi pembuatan pola busana anak adalah mengadakan kegiatan belajar yang akan diwujudkan pada pembuatan pecah pola busana anak. Melalui model pembelajaran langsung siswa melakukan kegiatan belajar pembuatan pola busana anak dengan mencermati dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru dengan menerapkan fase-fase pada model pembelajaran langsung yang meliputi: 1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, 2) Mendemonstrasikan keterampilan dan pengetahuan, 3) Membimbing pelatihan, 4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, 5) Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan.
100
Penggunaan media modul diharapkan akan dapat membantu dan memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai materi yang disampaikan oleh guru, menarik perhatian siswa agar lebih aktif dalam belajar, dan dapat meningkatkan pencapaian kompetensi siswa kelas XI TBS 2 di SMK N 3 Pacitan. b) Pelaksanaan Tindakan (Actuating) Guru melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung dengan media modul dengan tahap: 1) Kegiatan pendahuluan (1) Guru mempersiapkan kelas secara fisik dan mental agar siswa berada dalam kondisi siap belajar. (2) Guru memberikan apersesi dengan menghubungkan materi sebelumnya dan materi yang akan disampaikan agar mendapat respon dari siswa. (3) Guru memotivasi siswa agar siap dan serius dalam mengikuti pelajaran serta selalu memperhatikan penjelasan guru. (4) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 2) Kegiatan inti (1) Guru membagikan modul kepada siswa sebagai acuan langkahlangkah pembuatan pola busana anak. (2) Guru menyiapkan media penunjang yang akan digunakan untuk mendemonstrasikan pembuatan pola busana anak
101
(3) Guru menjelaskan secara bertahap materi pembuatan pola busana anak dengan menyebutkan macam-macam alat, bahan dan ukuran yang diperlukan serta ulasan teori pola busana anak dan pecah pola busana anak sesuai petunjuk yang ada pada modul. (4) Guru
kemudian
mendemonstrasikan
langkah-langkah
pembuatan pola busana anak di depan kelas dengan bantuan media penunjang berupa langkah-langkah pembuatan pola busana anak yang didemonstrasikan secara urut yang terdapat pada modul dan diharapkan siswa mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru dan menyesuaikannya dengan modul tersebut. (5) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang masih kurang jelas dengan sajian materi pada media modul serta penjelasan yang disampaiakan guru. (6) Siswa diminta untuk mulai mengerjakan pembuatan pola busana anak sesuai dengan langkah-langkah yang telah diterangkan. (7) Guru membimbing siswa yang masih mengalami kesulitan dalam pembuatan pola busana anak. (8) Guru berkeliling memantau dan memastikan bahwa siswa bekerja dengan baik.
102
(9) Memberikan umpan balik (sanjungan) kepada siswa yang sudah dapat menyelesaikan pembuatan pola busana anak dengan baik, sebagai penambah motivasi dan dorongan bagi siswa-siswa yang lain. (10)
Guru meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaannya
untuk dievaluasi. 3) Kegiatan menutup pelajaran a. Guru memberikan soal tes pilihan ganda kepada siswa untuk mengukur pemahaman dan pengetahuan siswa. b. Guru mengevaluasi sebagaian dari hasil pekerjaan siswa berdasarkan lembar penilaian unjuk kerja, sebagai hasil kesimpulan dari ketercapaian materi yang telah disampaikan. c. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. c) Pengamatan (Observing) Pada tahap ini pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran
pembuatan
pola
busana
anak
melalui
model
pembelajaran langsung dengan media modul. Pengamatan dilakukan bersama-sama peneliti dan teman sejawat untuk mempermudah dan lebih terfokus. Data terhadap hasil kompetensi siswa pada pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung dengan media modul diperoleh berdasarkan ranah afektif yang dilihat dari sikap siswa selama proses pembelajaran yang meliputi kegiatan belajar
103
yang dilakukan siswa, kemandirian siswa dengan menggunakan lembar pola busana anak. Hasil penilaian yang diperoleh siswa pada masing-masing aspek dapat dilihat pada lampiran. Pada siklus I penilaian sikap memperoleh nilai rata-rata kelas 7.74, perolehan nilai yang dicapai pada lembar unjuk kerja nilai ratarata kelas memperoleh 77.16, hasil pembuatan pola busana anak siswa masih ada beberapa yang belum sesuai dengan teknik yang diberikan, karena siswa masih belum paham dan terampil mengerjakannya,
masih
ada
sebagian
siswa
yang
tidak
memperhatikan ketika guru menjelaskan materi sedangkan perolehan skor kognitif memperoleh nilai rata-rata 77,42. Skor yang diperoleh oleh masing-masing siswa diolah menjadi nilai akhir hasil kompetensi dengan bobot afektif sebesar 10%, kognitif sebesar 30% dan psikomotor sebesar 60%. Rata-rata hasil kompetensi siswa pada sikus I dalam pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung dengan media modul nilai rata-rata siswa meningkat 12.49%, hal ini dapat dilihat dari nilai-rata-rata sebelumnya hanya 68.87 menjadi 77.29 yang dapat dilihat pada daftar nilai berikut ini:
104
Tabel 19. Data hasil kompetensi belajar siswa siklus I No.
Nama Siswa
Sebelum Tindakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
AGI SANDI APRILIANDI DEVI SETIANINGSIH DEVY HERVIANA PUTRI DEWI PUJI ASTUTI DINA MIANTI DINI PUSPA RANI DWI CAHYONO EKA WULANDARI EVI TRIYANTI FAISAL LUKMAN ARISTAMA IMROATUL MUNIROH MERRY ARDIANA NENI HIDAYATI NIKEN RUSTIASARI UTAMI NOVIA ASTRIANI REZA LISTYANI RIDHO UTOMO RISKY NURLINDRAWATI RIZKY APRIANTI RUKMANA SRI HARYUTI TRI WAHYUNINGSIH WIWIN HERAWATI Jumlah Rata-rata kelas
70 65 70 70 65 65 65 70 65 70 65 70 65 70 80 65 65 70 65 70 65 80 2107 68.87
Siklus
Peningkatan %
I 75 72 75 79 79 75 70 82 73 87 72 78 67 87 81 73 67 80 79 79 69 76 2396 77.29
7.14% 10.77% 7.14% 12.86% 21.54% 15.38% 7.69% 17.14% 12.31% 24.29% 10.77% 11.43% 3.08% 24.29% 1.25% 12.31% 3.08% 14.29% 21.54% 12.86% 6.15% 11.43% (penurunan) 390.01% 12.49%
Dari daftar nilai di atas menunjukkan bahwa setelah dilakukan tindakan pada siklus I terdapat hasil kompetensi belajar siswa yang mengalami peningkatan dan penurunan, yang terdiri dari: a) Terdapat 1 siswa yang mengalami penurunan hasil kompetensi belajar sebesar 1.33% yaitu dari 80 menjadi 76. b) Terdapat
21
siswa
yang mengalami
peningkatan hasil
kompetensi belajar yang terdiri dari: 2 siswa mengalami peningkatan 1,25%. Berdasarkan data hasil kompetensi pada siklus I dari 22 siswa menunjukkan nilai rata-rata (Mean) yang
105
dicapai adalah 77.29, dengan nilai tengah (Median) yaitu 78.00, dan nilai yang sering muncul (Mode) adalah 79.00 Berdasarkan nilai yang disajikan pada tabel 19, hasil kompetensi siswa pada siklus I dari 22 siswa dapat dikategorikan pada tabel hasil kompetensi siswa sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal berikut ini: Tabel 20. Data hasil kompetensi siswa siklus I berdasarkan KKM Kategori Tuntas Belum Tuntas
Jumlah siswa 21 2
Persentase 83.9 % 16.1 %
Berdasarkan data tabel distribusi frekuensi hasil kompetensi siswa pada siklus I, dari 22 siswa yang mengikuti pembelajaran pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung dengan media modul menunjukkan bahwa siswa yang tuntas baru mencapai 83.9% atau 21 siswa dan siswa yang belum tuntas 16.1% atau 1 siswa. Pengamatan terhadap kompetensi belajar siswa pada siklus I dengan tindakan melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul yang digunakan guru pada pembelajaran pembuatan pola busana anak sudah dapat memperoleh pancapaian kompetensi siswa, hal ini ditunjukkan pada sajian data pada tabel 20 bahwa 83.9% siswa sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Pencapaian kompetensi yang terjadi pada siklus I menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dapat
memahami
materi
yang
disampaikan
melalui
model
106
pembelajaran langsung berbantuan modul. Kegiatan siswa di kelas juga lebih kondusif. Namun masih ada sebagaian siswa yang belum menunjukkan hal tersebut, 1 siswa masih mendapatkan nilai di bawah KKM. Hal ini terjadi karena siswa tersebut tingkat pemahamannya lebih rendah dibanding siswa yang lain dan siswa masih enggan untuk bertanya pada guru saat mengalami kesulitan, sehingga guru harus melakukan perbaikan agar semua siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru. d) Refleksi (Reflecting) Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan pada siklus I, melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul pada kompetensi pembuatan pola busana anak yang diterapkan pada pembuatan pola busana anak. Hasil observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran pembuatan pola busana anak yaitu hasil pembuatan pecah pola
busana anak kurang optimal, siswa terlihat belum
menguasai secara keseluruhan teknik pembuatan pola busana anak dengan benar. Dari hasil pembuatan pola busana anak siswa banyak yang ukurannya belum tepat, dalam membentuk garis pinggang belum rapi dan seimbang antara pola dan ukuran dan siswa masih belum dapat membedakan bagian-bagian dari bahan busana anak sesuai letaknya. Selain itu saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa belum dapat mandiri dalam mengerjakan tugas, terlihat mondar-mandir meminjam peralatan teman yang lain dan sebagian
107
besar dari mereka lebih sering bertanya pada temannya tidak bertanya kepada guru sehingga menggangu konsentrasi teman yang lain. Untuk mengatasi hal tersebut
pada siklus II akan dilakukan
perbaikan. Adapun perencanaan pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti dan observer berkolaborasi dengan guru adalah sebagai berikut: 1) Pada kegiatan pembelajaran, model pembelajaran langsung berbantuan modul akan tetap diterapkan dalam pembelajaran karena peneliti yakin model pembelajaran langsung dengan media modul ini dapat meningkatkan pencapaian kompetensi siswa dalam pembelajaran pembuatan pola busana anak. Tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kembali proses belajar mengajar antara lain adalah: a) Guru
akan
lebih
melakukan
interaksi
dengan
siswa,
memberikan perhatian dan bimbingan langsung bagi siswa yang masih mengalami kesulitan dalam pembuatan pola busana anak. b) Untuk
meningkatkan
kemandirian
siswa
dalam
proses
pembelajaran, guru melibatkan siswa untuk turut serta dalam penyampaian materi pembuatan pola busana anak. c) Guru lebih mempersiapkan perangkat pembelajaran termasuk dalam penggunaan media.
108
d) Untuk meningkatkan kompetensi siswa, media modul yang akan digunakan tetap sama dengan siklus I. Pada siklus II media yang digunakan berupa media modul yang berisi gambar langkah-langkah pembuatan pola busan anak, disesuaikan dengan yang akan dikerjakan siswa, ini bertujuan untuk memudahkan siswa dalam melaksanakan tugasnya. 2) Proses belajar mengajar yang baik telah direncanakan, diharapkan dapat meningkatkan pencapaian kompetensi siswa. Pada siklus I pencapaian kompetensi siswa dalam pembuatan pola busana anak sudah baik. Tetapi keterampilan dalam pembuatan pola yang diinginkan bukan hanya cukup dalam pembuatan pola saja, maka untuk menyempurnakan dan meningkatkan kembali keterampilan siswa dalam pembuatan pola busana anak pada siklus II tindakan yang akan dilakukan adalah berupa pembuatan pola busana anak yang akan diwujudkan pada pembuatan pola busana anak dengan model yang lebih terperinci Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan maka refleksi hasil kompetensi siklus I dengan tindakan melalui model pembelajaran langsung dengan media modul pada pembelajaran pembuatan pola busana anak belum mengalami peningkatan sesuai yang diharapkan, terlihat pada 5 siswa memperoleh hasil kompetensi dibawah kriteria ketuntasan minimal, siswa terlihat belum menguasai secara keseluruhan teknik pembuatan pola busana anak dengan benar dan
109
siswa masih enggan untuk bertanya pada guru ketika mengalami kesulitan sehingga pola busana anak yang dihasilkan belum maksimal. Berdasarkan refleksi tersebut maka peneliti yang berkolaborasi dengan guru akan melakukaan perbaikan dan melanjutkan tindakan pada siklus II. Alasan peneliti melanjutkan pada siklus II karena peneliti ingin melihat apakah peningkatan kompetensi pembuatan pola busana anak siswa lebih maksimal melalui model pembelajaran langsung dengan media modul. b. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Penelitian siklus II ini dilakukan dalam satu kali pertemuan yaitu pada hari 8 Mei 2012, selama 4 jam @ 45 menit. perencanaan pada siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Tahapantahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut: 4) Perencanaan Tindakan (Action Plan) Perencanaan digunakan untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan. Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan meliputi menyiapkan RPP, lembar observasi, lembar penilaian unjuk kerja, media modul dan media penunjang yang akan digunakan untuk mendemonstrasikan pembuatan pola busana anak. Sebelum dilakukan pembelajaran pada siklus II, peneliti yang berkolaborasi dengan guru merencanakan tindakan sesuai dengan
110
hasil refleksi pada siklus I, perencanaan siklus II adalah dengan materi yang sama yaitu pembuatan pola busana anak yang akan diwujudkan pada busana anak untuk kesempatan bermain dan mengulangi kembali proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung berbantuan modul. Hal ini bertujuan agar dapat melihat penguasaan keterampilan siswa dan peningkatan kompetensi siswa dalam materi yang sama dengan menggunakan model pembelajaran langsung dengan media modul. Selain itu media modul yang digunakan sebagai sumber belajar, pada gambar langkah-langkah pembuatan pola busana anak disesuaikan pada pembuatan pola
Sehingga dalam perbaikan
tindakan, busana anak degan model lain yang lebih terperinci. Media modul yang digunakan sebagai media belajar dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami tahapan demi tahapan penyelesaian pembuatan pola busana anak. 5) Pelaksanaan Tindakan (Actuating) Guru melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung berbantuan modul dengan tahap: d) Kegiatan pendahuluan (a) Guru mempersiapkan kelas secara fisik dan mental agar siswa berada dalam kondisi siap belajar.
111
(b) Guru memberikan apersesi dengan menghubungkan materi sebelumnya dan materi yang akan disampaikan agar mendapat respon dari siswa. (c) Guru memotivasi siswa agar siap dan serius dalam mengikuti pelajaran serta selalu memperhatikan penjelasan guru. (d) Guru mengecek tugas rumah yang diberikan sebelumnya. e) Kegiatan inti (a) Guru membagikan
modul kepada siswa sebagai acuan
langkah-langkah pembuatan pola busana anak. (b) Guru menyiapkan media penunjang yang akan digunakan untuk mendemonstrasikan pembuatan pola busana anak. (c) Guru menjelaskan secara bertahap materi pembuatan pola busana anak dengan menyebutkan macam-macam alat, bahan dan ukuran yang diperlukan serta ulasan teori pembuatan pola busana anak. (d) Guru
kemudian
mendemonstrasikan
langkah-langkah
pembuatan pola busana anak di depan kelas dengan bantuan media penunjang berupa modul tahapan demi tahapan pembuatan pola busana anak yang didemonstrasikan secara urut yang terdapat pada modul dan diharapkan siswa mengikuti
petunjuk
yang
diberikan
menyesuaikannya dengan modul tersebut.
oleh
guru
dan
112
(e) Guru lebih banyak melibatkan siswa untuk ikut memaparkan materi yang ada dalam sajian media modul sehingga perhatian dapat fokus. (f) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang masih kurang jelas dengan sajian materi pada media modul serta penjelasan yang disampaiakan guru. (g) Siswa diminta untuk mulai mengerjakan pembuatan pola busana anak sesuai dengan langkah-langkah yang telah diterangkan. (h) Guru membimbing siswa yang masih mengalami kesulitan dalam pembuatan pola busana anak. (i) Guru berkeliling memantau dan memastikan bahwa siswa bekerja dengan baik. (j) Guru lebih melakukan interaksi dengan siswa, memberikan perhatian dan bimbingan langsung bagi siswa yang masih mengalami kesulitan dalam pembuatan pola busana anak dengan mendapatkan bimbingan dari guru untuk memperoleh hasil yang lebih baik, sekali-kali guru memberikan sentuhan misalnya memperbaiki bentuk pola yang kurang bagus. (k) Memberikan umpan balik (sanjungan) kepada siswa yang sudah dapat menyelesaikan pembuatan pola busana anak dengan baik, sebagai penambah motivasi dan dorongan bagi siswa-siswa yang lain.
113
(l) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaannya untuk dievaluasi. f) Kegiatan menutup pelajaran (a) Guru memberikan soal tes pilihan ganda kepada siswa untuk mengukur pemahaman dan pengetahuan siswa. (b) Guru mengevaluasi sebagaian dari hasil pekerjaan siswa berdasarkan lembar penilaian unjuk kerja, sebagai hasil kesimpulan dari ketercapaian materi yang telah disampaikan. (c) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. 6) Pengamatan (Observing) Pada tahap ini pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran
pembuatan
pola
busana
anak
melalui
model
pembelajaran langsung berbantuan modul. Pengamatan dilakukan bersama-sama peneliti dan teman sejawat untuk mempermudah dalam pengamatan agar pengamatan lebih terfokus. Data terhadap hasil kompetensi siswa pada pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung dengan media modul diperoleh berdasarkan ranah afektif yang dilihat dari sikap siswa selama proses pembelajaran yang meliputi kegiatan belajar yang dilakukan siswa, kemandirian belajar siswa dan kompetensi siswa dengan menggunakan lembar observasi , dan ranah psikomotor yang dilihat melalui penilaian unjuk kerja pembuatan pola busana
114
anak. Hasil penilaian yang diperoleh siswa pada masing-masing aspek dapat dilihat pada lampiran. Hasi penelitian yang diperoleh siswa pada siklus II pencapaian skor meningkat sesuai yang diharapkan. Pada penilaian sikap meningkat 20.03% dari 7.74 menjadi 9.29, perolehan nilai yang dicapai pada lembar unjuk kerja nilai rata-rata kelas meningkat 11.70% dari 77.16 menjadi 86.19, hasil pembuatan pola busana anak siswa sudah meningkat lebih bagus dan perolehan skor kognitif mengalami peningkatan 20.42% dari 77.42 menjadi 93.23. Skor yang diperoleh oleh masing-masing siswa menjadi nilai akhir hasil kompetensi dengan bobot afektif sebesar 10%, kognitif sebesar 30% dan psikomotor 60%. Setelah mendapat perolehan hasil kompetensi pada masing-masing siswa dicari nilai rata-rata kelas hasil kompetensi pembuatan pola usana anak. Pada siklus ke II nilai ratarata kompetensi siswa meningkat 15.07% dari nilai rata-rata siklus I 77.29 menjadi 88.94 pada siklus II, yang dapat dilihat pada daftar nilai berikut ini
115
Tabel 21. Daftar nilai hasil pencapaian kompetensi pembuatan pola busana anak siswa pada Siklus I & II No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
AGI SANDI APRILIANDI DEVI SETIANINGSIH DEVY HERVIANA PUTRI DEWI PUJI ASTUTI DINA MIANTI DINI PUSPA RANI DWI CAHYONO EKA WULANDARI EVI TRIYANTI FAISALLUKMAN ARISTAMA IMROATUL MUNIROH MERRY ARDIANI NENI HIDAYATI NIKEN RUSTITASARI UTAMI NOVIA ASTRIANI REZA LISTYANI RIDHO UTOMO RISKY NURLINDRAWATI RIZKY APRIANTI RUKMANA SRI HARYUTI TRI WAHYUNINGSIH WIWIN HERAWATI Jumlah Nilai Rata-rata Kelas
Sebelum Tindakan 70 65 70 70 65 65 65 70 65 70 65 70 65 70 80 65 65 80 65 70 65 70 2107 68.87
Siklu sI 75 72 75 79 79 75 70 82 73 87 72 78 67 87 81 73 67 75 79 79 69 78 2396 77.29
Siklu s II 89 86 87 90 86 86 88 93 83 95 86 89 86 88 95 84 82 92 92 93 88 89 2757 88.94
Peningka tan (%) 18. 67% 19.44% 16% 13.92% 8.86% 14. 67% 25.71% 13.41% 13.70% 9.20% 19.44% 14.10% 28.36% 1.15% 17.28% 15.07% 22.39% 15% 16.46% 17.72% 27.54% 14.10% 482.04% 15.07%
Dari daftar di atas menunjukkan bahwa setelah dilakukan tindakan pada siklus II, seluruh siswa atau 22 siswa mengalami pencapaian hasil kompetensi belajar pembuatan pola busana anak. Pengamatan terhadap kompetensi belajar siswa pada siklus II dengan tindakan melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul yang digunakan guru pada pembelajaran pembuatan pola busana anak sudah dapat meningkatkan kompetensi belajar siswa sesuai yang diharapkan, dimana seluruh siswa yang berjumlah 22 siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal. Berdasarkan data hasil kompetensi pada siklus II dari 22 siswa menunjukkan nilai rata-rata
116
(Mean) yang dicapai adalah 88.94, dengan nilai tengah (Median) yaitu 89.00, dan nilai yang sering muncul (Mode) adalah 86.00. Berdasarkan nilai yang disajikan pada tabel 21, hasil kompetensi siswa pada siklus II dari 22 siswa dapat dikategorikan pada tabel hasil kompetensi siswa sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal berikut ini: Tabel 22. Data hasil kompetensi siswa siklus II berdasarkan KKM Kategori Tuntas Belum Tuntas
Jumlah siswa 22 0
Persentase 100 % 0%
Berdasarkan data pada tabel distribusi frekuensi hasil kompetensi siswa pada siklus II, dari 22 siswa yang mengikuti pembelajaran
pembuatan
pola
busana
anak
melalui
model
pembelajaran langsung berbantuan modul di kelas 2 Busana 1 dapat meningkatkan hasil kompetensi siswa sesuai yang diharapkan, dimana seluruh siswa yang berjumlah 22 orang atau 100% telah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang sangat baik ditunjukkan juga dengan nilai rata-rata kelas yang meningkat sebesar 15.07%, dimana pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh adalah 77.29 dan pada siklus II meningkat menjadi 88.94. Pada siklus II guru berusaha untuk memperbaiki kekurangan dalam proses belajar mengajar melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul yang terjadi pada siklus I dengan berlatih dan membiasakan
untuk
memberikan
materi
praktek
dengan
117
mendemonstrasikan selangkah demi selangkah, sehingga pada siklus II penyampaian materi dengan mendemonstrasikan langkah-langkah pembuatan pola busana anak guru sudah lebih baik dari siklus sebelumnya. Guru lebih banyak melakukan interaksi dengan memberikan bimbingan dan melakukan pendekatan terhadap siswa dan materi pembelajaran pembuatan pola busana anak yang disampaikan lebih terstruktur sehingga siswa lebih mudah dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru. 7) Refleksi (Reflecting) Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan, maka refleksi pada hasil kompetensi siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: a) Melalui kegiatan pembelajaran pembuatan pola busana anak yang dilakukan kembali pada siklus II ini ternyata dapat memberikan keterampilan siswa menjadi lebih baik dan pembuatan pola busana anak yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, yaitu ukuran dengan pola yang dibuat sudah sesuai dan lebih rapi sehingga kompetensi siswa meningkat. b) Dengan tindakan melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul, guru dapat lebih memberikan perhatian, bimbingan, arahan dan mengadakan pendekatan secara langsung kepada siswa yang masih mengalami kesulitan dalam pembuatan pola busana anak. Interaksi guru dan siswa lebih baik dan siswa tanpa enggan bertanya dan merespon guru tentang materi yang diajarkan.
118
c) Dengan guru mengikut sertakan siswa untuk berperan serta dalam memaparkan materi, ternyata dapat meningkatkan kemandirian dan pemaham siswa terhadap materi yang diajarkan sehingga dalam pelaksanaan peraktek siswa dapat lebih menguasai langkahlangkah pembuatan pola busana anak dengan benar. d) Dengan memberikan media dengan tampilan gambar berbeda dari siklus I, media modul yang berisi gambar langkah-langkah pembuatan pola busana anak pada siklus II ternyata dapat meningkatkan hasil kompetensi pembuatan pola buusana anak dengan lebih baik, karena siswa dapat dengan mudah mencermati langkah-langkah kerja pada modul jika mengalami kesulitan dan siswa sudah dapat menguasai teknik dengan benar dengan mempelajari kesalahan yang dilakukan pada siklus I. Dari hasil refleksi di atas, peneliti bersama teman sejawat dan guru menyimpulkan bahwa pembelajaran pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul dapat meningkatkan kompetensi siswa. Dengan adanya pencapaian hasil kompetensi pada siklus II, sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang ingin dicapai yaitu, pencapaian ini sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang ingin dicapai yaitu apabila minimal 75% siwa tuntas (mencapai KKM) dengan pencapaian hasil kompetensi lebih baik dari yang sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan adanya pencapaian pada kompetensi pembuatan pola
119
busana anak siswa dengan dibuktikannya semua siswa tuntas mencapai nilai KKM, sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya dan penelitian ini telah dianggap berhasil.
B. Pembahasan 1. Penerapan Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan pencapaian hasil kompetensi pembuatan pola busana anak siswa kelas 2 Busana 1 yang sebelumnya masih rendah dibandingkan kelas lainnya. Berdasarkan hasil data tersebut peneliti yang berkolaborasi dengan teman sejawat dan guru Tata Busana di SMK N 3 Pacitan merencanakan tindakan melalui model pembelajaran langsung langsung berbantuan modul. Pembelajaran pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung yaitu model pembelajaran yang berpusat pada guru, dimana guru mempunyai
tanggung
jawab
untuk
mengidentifikasikan
tujuan
pembelajaran dan tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi/materi
atau
keterampilan,
mejelaskan
kepada
siswa,
permodelan/demonstrasi yang dikombinasi dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik. Media modul yang telah dipersiapkan adalah proses tahapan demi tahapan pembuatan pola busana anak. Dengan demikian siswa dapat mengamati
120
sendiri proses langkah demi langkah pembuatan pola busana anak dan langsung dapat memprektekannya. Proses pembelajaran dilakukan sebanyak dua siklus, sebelum melaksanakan tindakan sebelumnya dilakukan observasi terhadap kondisi awal sebelum tindakan yaitu proses pembelajaran didalam kelas, media pembelajaran yang digunakan dan data hasil kompetensi yang diperoleh siswa. Pada proses tindakan setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun tahapan dalam penelitian tindakan kelas tersebut adalah sebagai berikut: a. Siklus I 1) Perencanaan Siklus I Pada tahap perencanaan siklus I yang dilakukan adalah merencanakan tindakan yang akan dilakukan. Dalam tahap menyusun rancangan ini, peneliti mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran pembuatan pola busana anak mulai dari menyusun RPP, menyiapkan lembar observasi, lembar penilaian unjuk kerja, tes pilihan ganda, media modul dan media penunjang yang akan digunakan untuk mendemonstrasikan pembuatan pola busana anak. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari sabtu, 14 mei 2012. Pelajaran dimulai pukul 07.00 dan diakhiri pukul 10.15. Satu jam pelajaran adalah 45 menit, sehingga
121
keseluruhan 4 jam pelajaran adalah 180 menit. Peneliti dan kolaborator selaku pengamat melaksanakan pengamatan secara bersama-sama. Persiapan guru untuk melaksanakan siklus I dilakukan beberapa hari sebelumnya mulai dari menyiapkan perangkat pembelajaran sampai media belajar yang digunakan. Peneliti menjelaskan kepada guru pengampu tentang rencana pembelajaran yang harus dilakukan melalui model pembelajaran dan media belajar yang akan digunakan untuk memudahkan proses pembelajaran. Materi yang diberikan pada siklus I adalah pembuatan pola busana anak yang akan diwujudkan pada pembuatan pola busana anak bertujuan untuk melatih keterampilan siswa dalam pembuatan pola busana anak. Diawal
kegiatan
belajar
guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung dengan media modul dan memberikan motivasi agar siswa serius dalam mengikuti pelajaran. Guru memberikan penjelasan tentang prosedur model pembelajaran langsung yang akan diterapkan pada pembelajaran pembuatan pola busana anak. Selanjutnya guru membagikan modul kepada siswa sebagai acuan langkah-langkah pembuatan pola busana anak. Guru mempersiapkan media yang akan digunakan untuk mendemonstrasikan langkah-langkah pembuatan pola busana anak.
122
Pada kegiatan inti pembelajaran, guru menjelaskan dan mendemonstrasikan materi secara bertahap sesuai dengan materi yang telah disajikan dalam modul, kemudian siswa diminta untuk memperhatikan materi yang disampaikan. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang masih kurang jelas dengan sajian materi serta penjelasan yang disampaikan guru. Siswa diminta untuk mulai mengerjakan pembuatan pola busana anak sesuai dengan langkah-langkah yang telah diterangkan. Guru memberikan
sanjungan
kepada
siswa
yang
sudah
dapat
menyelesaikan pembuatan pola busana anak dengan baik, sebagai penambah motivasi dan dorongan bagi siswa-siswa yang lain. Setelah waktu yang ditentukan untuk menyelesaikan pembuatan pola busana anak selesai, semua siswa mengumpulkan hasil pembuatan pola busana anak. Di akhir kegiatan belajar guru memberikan tes pilihan ganda dengan batas waktu pengerjaan yang telah ditentukan dan selanjutnya guru mengevaluasi sebagian dari hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama, sebagai hasil kesimpulan materi yang telah disampaikan. Sebelum mengakhiri kegiatan belajar, guru memberikan tugas lanjutan kepada siswa untuk berlatih membuat klep dengan variasi bentuk yang berbeda dari yang telah dibuat sebelumnya sesuai ukuran yang tercantum pada media modul.
123
3) Pengamatan Pengamatan dilakukan terhadap peningkatan kompetensi belajar pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul dilakukan mulai dari pengamatan melalui lembar observasi (afektif), tes (kognitif) dan lembar penilaian unjuk kerja (psikomotor). Pengamatan melalui lembar observasi untuk mengetahui aspek afektif dilihat dari sikap siswa selama proses pembelajaran meliputi kegiatan belajar yang dilakukan siswa, kemandirian belajar siswa dan kompetensi siswa pada pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran berbantuan modul dengan perolehan nilai rata-rata kelas 77.71. Perolehan nilai yang dicapai pada lembar unjuk kerja untuk mengetahui aspek psikomotor nilai rata-rata kelas memperoleh 77.16, dan perolehan skor tes pilihan ganda untuk mengetahui aspek kognitif memperoleh nilai rata-rata 77.42. Rata-rata hasil kompetensi siswa pada sikus I dalam pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul dari tiga aspek tersebut nilai rata-rata siswa meningkat 12.49% dari nilai-rata-rata sebelumnya hanya 68.87 menjadi 77.29. Dari data hasil penelitian tersebut, hasil kompetensi pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul pada siklus I sudah mengalami peningkatan,
124
tetapi pencapaian kompetensi belajar siswa belum sesuai yang diharapkan, sehingga peneliti yang berkolaborasi dengan guru sepakat untuk melakukan perbaikan tindakan pada siklus berikutnya. 4) Refleksi Refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa tindakan melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul dalam pembuatan pola busana anak sudah memberikan peningkatan hasil kompetensi siswa, namun masih ada yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Pada pengamatan yang dilakukan oleh observer siswa masih banyak yang belum menguasai secara keseluruhan teknik pembuatan pola busana anak dan siswa masih belum terampil dalam mengerjakannya. Siswa juga masih terlihat mondar-mandir meminjam peralatan teman yang lain dan sebagian besar dari mereka lebih sering bertanya pada temannya tidak bertanya kepada guru sehingga kondisi belajar siswa masih kurang efektif, ketika guru memantau siswa mereka masih enggan untuk bertanya. Berdasarkan refleksi tersebut peneliti yang berkolaborasi dengan guru sepakat akan melakukan perbaikan tindakan pada siklus II.
125
b. Siklus II 1) Perencanaan Siklus II Pada tahap perencanaan siklus II sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I. Dalam tahap menyusun rancangan ini, peneliti mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran pembuatan pola busana anak mulai dari menyusun RPP, menyiapkan lembar observasi, lembar penilaian unjuk kerja, tes, media modul dan media penunjang yang akan digunakan untuk mendemonstrasikan pembuatan pola busana anak. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari rabu 18 Mei 2012, selama 4 jam @ 45 menit. Pelajaran dimulai pukul 07.00 dan diakhiri pukul 10.15. Satu jam pelajaran adalah 45 menit, sehingga keseluruhan 4 jam pelajaran adalah 180 menit. Peneliti
dan
kolaborator
selaku
pengamat
melaksanakan
pengamatan secara bersama-sama. Materi yang diberikan sama pada siklus I, pembuatan pola busana anak yang akan diwujudkan pada berbagai model kesempatan dan isi media modul yang sedikit berbeda dari siklus I yaitu gambar tahapan demi tahapan pembuatan pola busana anak. Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru melakukan tindakan melalui model pembelajaran langsung
berbantuan
modul
dalam
menyampaikan
pembuatan pola busana anak seperti pada siklus I.
materi
126
Diawal
kegiatan
belajar
guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul dan memberikan motivasi agar siswa serius dalam mengikuti pelajaran. Guru memberikan penjelasan tentang prosedur model pembelajaran yang akan diterapkan pada pembelajaran pembuatan pola busana anak. Selanjutnya guru membagikan modul kepada siswa sebagai acuan langkah-langkah pembuatan pola busana anak. Guru mempersiapkan
media
yang
akan
digunakan
untuk
mendemonstrasikan langkah-langkah pembuatan pola busana anak. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru menjelaskan dan mendemonstrasikan secara bertahap sesuai dengan materi yang telah disajikan melalui media modul, pada saat menjelaskan dan mendemonstrasikan, guru lebih banyak melibatkan siswa untuk ikut memaparkan materi yang ada dalam sajian media modul sehingga perhatian siswa dapat fokus. Kemudian siswa diminta memperhatikan penjelasan dari guru. Apabila dalam proses penyampaian materi ada yang kurang jelas, siswa diminta untuk langsung bertanya agar guru dapat menjelaskannya kembali yang siswa kurang mengerti. Siswa diminta untuk mengerjakan penyelesaian pembuatan pola busana anak sesuai dengan langkahlangkah penyelesaian. Guru lebih melakukan interaksi dengan siswa, memberi perhatian dan bimbingan langsung kepada siswa.
127
Sekali waktu guru memberikan sentuhan misalnya memberbaiki pola busana anak yang kurang bagus. Guru memberikan sanjungan kepada siswa yang sudah dapat menyelesaikan pembuatan pola busana anak dengan baik, sebagai panambah motivasi dan dorongan bagi siswa yang lain. Kemudian hasil pembuatan pola busana anak yang sudah selesai dapat dikumpulkan meskipun waktu yang disediakan belum habis. Ternyata hal ini dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam menumbuhkan semangat untuk menyelesaikan hasil pembuatan pola busana anak tepat waktu. Di akhir kegiatan belajar, siswa diminta untuk duduk kembali mengerjakan soal tes pilihan ganda. Setelah pembelajaran selesai guru mengevaluasi sebagian dari hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama. Sebagai hasil kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 3) Pengamatan Pengamatan kompetensi
dilakukan
pembuatan
pola
terhadap busana
peningkatan anak
melalui
hasil model
pembelajaran langsung berbantuan modul dilakukan mulai dari pengamatan melalui lembar observasi (afektif), tes (kognitif) dan lembar penilaian unjuk kerja (psikomotor). Pengamatan melalui lembar observasi untuk mengetahui aspek afektif dilihat dari sikap siswa selama proses pembelajaran
128
meliputi kegiatan belajar yang dilakukan siswa, kemandirian belajar siswa dan kompetensi siswa pada pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul meningkat 19.55% dari 77.71 menjadi 92.90, perolehan nilai yang dicapai pada lembar unjuk kerja untuk mengetahui aspek psikomotor nilai rata-rata kelas meningkat 11.71% dari 77.16 menjadi 86.19 dan perolehan skor tes pilihan ganda untuk mengetahui aspek kognitif mengalami peningkatan 20.42% dari 77.42 menjadi 93.23. Pada siklus ke II nilai rata-rata kompetensi siswa meningkat 15.07% dari nilai rata-rata siklus I 77.29 menjadi 88.94 pada siklus II. Dari data hasil penelitian tersebut, selain aspek afektif yang memperoleh nilai tinggi, hasil kompetensi yang menonjol pada siklus II terlihat pada aspek kognitif dibandingkan psikomotor. Hal ini kemudian menjadi koreksi bagi guru tidak hanya menguasai secara materi tetapi menguasai teknik juga, sehingga dapat diterapkan pada pembelajaran selanjutnya yang akan meningkatkan hasil kompetensi aspek psikomotor. 4) Refleksi Refleksi pada siklus II menunjukkan bahwa tindakan melalui model
pembelajaran
langsung
berbantuan
modul
pada
pembelajaran pembuatan pola busana anak dapat meningkatkan kompetensi belajar siswa sesuai kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan.
129
Hal ini terungkap dari pengamatan yang dilakukan, dimana siswa dapat mengikuti dan melakukan kegiatan pembelajaran pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul yang sudah direncanakan dengan baik. siswa lebih aktif dalam pembelajaran, berani untuk bertanya apabila mengalami kesulitan dan hal yang belum dimengerti dalam pembuatan pola busana anak. Siswa terlihat lebih fokus pada tugasnya masing-masing dan bersemangat serta tertarik untuk mengikuti pembelajaran pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul. penggunaan media modul dalam pembelajaran pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul sangat membantu siswa dalam menerapkan keterampilan dan menguasai teknik dengan benar. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan, pencapaian kompetensi belajar pembuatan pola busana anak pada siklus II sudah meningkat. Peningkatan ini sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang ingin dicapai yaitu, apabila lebih dari 75% siswa tuntas (mencapai kriteria ketuntasan minimal) dengan pencapaian kompetensi belajar lebih baik dari yang sebelumnya. Karena siswa sudah mencapai nilai KKM yaitu 70 semua, maka penelitian tindakan kelas ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya, dan penelitian ini telah dianggan berhasil.
130
2. Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Melalui Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul a. Siklus I Data hasil kompetensi diperoleh berdasarkan ranah afektif yang dilihat dari sikap siswa selama proses pembelajaran meliputi kegiatan belajar yang dilakukan siswa, motivasi belajar siswa dan keaktifan siswa pada pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul, dan ranah psikomotor diperoleh dari pembuatan pola busana anak. Hasil kompetensi pada siklus I setelah dikenai tindakan melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul pada pembelajaran pembuatan pola busana anak, pada aspek afektif nilai rata-rata kelas memperoleh nilai 77.71, sedangkan pada aspek kognitif hasil nilai rata-rata kelas adalah 77.42 dan pada penilaian aspek psikomotor hasil nilai rata-rata kelas adalah 77.16. Ketiga nilai tersebut diolah untuk mendapatkan nilai akhir hasil kompetensi dengan bobot afektif sebesar 10%, kognitif sebesar 30% dan psikomotor sebesar 60%. Nilai rata-rata hasil kompetensi pembuatan pola busana anak melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul mengalami peningkatan sebesar 12.49%, dari nilai rata-rata hasil observasi sebelum tindakan 68.87 meningkat menjadi 77.29. Pengamatan terhadap hasil kompetensi siswa pada siklus I dengan tindakan melalui model pembelajaran langsung berbantuan
131
modul pada pembelajaran pembuatan pola busana anak dapat meningkatkan hasil kompetensi siswa, hal ini ditunjukkan bahwa 83.89% siswa atau 26 siswa sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal dan hanya 5 siswa atau 16.1% yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Peningkatan yang terjadi pada siklus I menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dapat memahami materi yang disampaiakan melalui model pembelajaran langsung berbatuan modul pada pembelajaran pembuatan pola busana anak. Pencapaian kriteria ketuntasan minimal pada sikus I dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini:
Pra Siklus
Siklus I
Tuntas
15
19
Belum tuntas
7
3
Gambar 2. Grafik Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal Hasil Kompetensi Belajar Sebelum Tindakan dan Siklus I
132
b. Siklus II Hasil kompetensi pada siklus II setelah melalui perbaikan pada proses kegiatan pembelajaran, dari masing-masing aspek mengalami peningkatan. Pada aspek afektif nilai rata-rata kelas meningkat 19.567% menjadi 92.90, sedangkan pada aspek kognitif hasil nilai rata-rata kelas meningkat 20.42% menjadi 93.23 dan pada penilaian aspek psikomotor hasil nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan sebesar 11.71% menjadi 86.19. Dari ketiga nilai tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan nilai akhir hasil kompetensi dengan bobot afektif sebesar 10%, kognitif sebesar 30% dan psikomotor sebesar 60%. Data hasil kompetensi siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 15.07%, dengan nilai rata-rata yang dicapai pada siklus I sebesar 77.29 dan pada siklus II meningkat menjadi 88.94. Berdasarkan data hasil kompetensi dari 22 siswa yang mengikuti pembelajaran pembuatan pola busana anak melalui model pembelajran langsung berbantuan modul dapat meningkatkan hasil kompetensi siswa sesuai yang diharapkan, dimana seluruh siswa 22 orang telah mencapai KKM. Peningkatan ini sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang ingin dicapai yaitu apabila minimal 75% siswa tuntas (mencapai KKM) dengan pencapaian hasil kompetensi lebih baik dari yang sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada kompetensi pembuatan pola busana anak
133
siswa dengan dibuktikannya semua siswa tuntas mencapai nilai KKM, maka penelitian tindakan kelas ini telah dianggap berhasil. Berikut grafik peningkatan pencapaian kriteria ketuntasan minimal hasil belajar hasil kompetensi sebelum tindakan, siklus I dan siklus II:
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Tuntas
15
19
22
Belum tuntas
7
3
0
Gambar 3. Grafik Perbandingan Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal Hasil Kompetensi Belajar Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II
134
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. KESIMPULAN Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian tindakan kelas adalah 1. Implementasi model pembelajaran langsung berbatuan modul dalam pencapaian kompetensi pembuatan pola busana anak pada siswa kelas 2 Busana 1 dilaksanakan dalam 2 siklus. Tahapan-tahapan dalam siklus I dan siklus II yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Perencanaan tindakan dilakukan berdasarkan hasil data pada saat observasi. Di dalam perencanaan peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian tindakan yakni 1) RPP, dan 2) Silabus, sedangkan instrument penelitian menggunakan, 1) Lembar observas implementasi model pembelajaran langsung berbantuan modul, 2) Media modul, dan 3) Lembar penilaian unjuk kerja untuk mengukur pencapaian kompetensi. b. Tindakan Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat dan guru melakukan tindakan melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul pembuatan pola busana anak. Pada proses
135
pembelajaran guru menerapkan model pembelajaran berbantuan modul untuk meningkatkan kompetensi pembuatan pola busana anak siswa kelas 2 Busana 1. c. Observasi Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat beserta guru melakukan observasi pada setiap siklus untuk mengetahui sejauh mana penerapan model pembelajaran langsung dan pemanfaatan media modul oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung dan untuk mengetahui proses kegiatan belajar mengajar dikelas yang telah diberikan tindakan untuk meningkatkan kompetensi pembuatan pola busana anak siswa. d. Refleksi Pada tahap ini refleksi dilakukan pada tiap siklus untuk mengetahui apakah perlu diadakan perubahan tindakan ataupun tindakan berikutnya dalam mencapai keberhasilan penelitian. 2. Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Melalui Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Hasil kompetensi siswa kelas 2 Busana 1 melalui model pembelajaran langsung berbantuan modul pada pembuatan pola busana anak mengalami peningkatan pada setiap siklus. Hal ini dapat dibuktikan dengan pengamatan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70, dari 22 siswa pencapaian hasil kompetensi sebelum dilakukan tindakan baru mencapai 54.84% siswa atau 17 siswa sudah memenuhi
136
kriteria ketuntasan minimal, pada siklus I pencapaian hasil kompetensi siswa meningkat menjadi 80.65% siswa atau 20 siswa sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal dan pada siklus II pencapaian hasil kompetensi siswa meningkat lagi menjadi 100% atau seluruh siswa sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Peningkatan ini sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang ingin dicapai yaitu jumlah siswa yang dapat mencapai kompetensi dasar minimal 75% dari jumlah instruksional yang harus dicapai.
B. Saran Tindak Lanjut Berdasarkan bukti empirik yang telah diperoleh, berikut disampaikan beberapa saran dalam upaya peningkatan hasil kompetensi siswa: 1. Melalui implemetasi model pembelajaran langsung berbantuan modul pada pembelajaran pembuatan pola busana anak hasil kompetensi siswa mengalami peningkatan. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar guru dapat selalu menggunakan model pembelajaran langsung dan penggunaan media modul pada pembelajaran pembuatan pola busana anak sehingga siswa dapat dengan mudah memahami dan menguasai materi yang disampaikan dengan benar. Melalui model pembelajaran langsung guru dapat menerapkan fase demi fase sehingga pembelajaran dapat lebih terstruktur dan melalui penggunaan media modul dapat memberikan pemahaman dan rangsangan siswa untuk bersemangat mengikuti kegiatan
137
belajar mengajar dikelas dan menjadikan siswa lebih mandiri dalam proses pembelajaran. 2. Pada proses belajar mengajar di kelas guru sebaiknya harus selalu berinteraksi dengan siswa, karena dengan komunikasi yang baik dapat mencairkan suasana yang tegang. Siswa lebih bisa terbuka kepada guru ketika menghadapi kesulitan dalam proses belajar mengajar dan sebaliknya guru juga bisa menanyakan kepada peserta didik mengenai isi meteri yang telah diajarkan.
138
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Ahmad Rohani HM dan Abu Ahmadi. (1995). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ahmad Rohani . (2008). Validitas dan Reliabilitas. Jakarta : PT Rineka Cipta. Anas Sudijono . (2006). Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers. Anita Lei. (2002). Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta : PT. Grasindo. Arif Furchan. (2007). Pengantar Pendidikan Dalam Penelitian. Surabaya : Usaha Nasional Arif S. Sadiman. (2001). Media Pendidikan (Pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Azhar Arsyad. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Cece Wijaya. (1987). Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung : Remaja Karya. Cole, Peter George &Loma Chan. (1994). Teaching Principle and Practice. Canberra : Prentice. Darminngsih dan Sunaryati Imban (1983). Pembuatan Busana Bayi dan Anak. Jakarta : Direktorat Menengah Kejuruan. Depdiknas. (2005). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK. Jakarta : BP. Cipta Jaya. Dikmenjur. (2004). Pedoman Penulisan Modul. Jakarta : Depdiknas ________ . (1985). Pembuatan Busana Bayi dan Anak. Jakarta : Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Djati Pratiwi, dkk. (2001). Pola Dasar dan Pecah Pola. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Ernawati, dkk. (2008). Tata Busana Jilid 3. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
139
Eti Nurhayati. ( 2011). Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hamzah B. Uno. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hasan Basri. (1994). Kemandirian Siswa Dalam Pembelajaran. . Jakarta : Kencana. I Gusti Lanang Agung Parwata. (2008). Penerapan Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Media CVD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa pada Perkuliahan Atletik I. Skripsi UNY Kartini. (1996). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Mandar Maju. Martinis Yamin. (2009). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press. Miarso. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana. Moh Ali dan Moh Asrori. (2005). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian BelajarSiswa. Bandung : CV Alfabeta. Muhammad Nur Syam. (1999). Kemandirian Belajar. Jakarta: Gaung Persada Press. Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana,. (2004). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Nana Sudjana & Ahmad Riva´I. (2002). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo. Nana Sudjana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo Nasution. (2003). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Nani Asri Yuliati. (1993). Teknologi Busana. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Oemar Hamalik. (2001). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara. ____________ . (1989). Media Pendidikan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
140
Pardjono, dkk. (2007). Panduan Panelitian tindakan Kelas. Yogyakarta : Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta. Putrohari. (2009). Pengukuran Pencapaian Kompetensi. Diakses melalui : http://putrohari. Tripot.com/ Mengukur Pencapaian. Htm tanggal 10 Agustus 2009 / 19.45. Rochiati Wiriatmadja. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta. Rumini,dkk. (1993). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UPP Universitas Negeri Yogyakarta. Saifuddin Azwar. (2001). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Sarwiji Suwandi. (2009). Model Assesmen Dalam Pembelajaran. Kadipiro Surakarta: Yuma Puataka dan FKIP UNS. Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inofatif Dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Soetomo. (1993). Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya : Usaha Nasional. Sri Wening. (1996). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Yogyakarta: FPTK IKIP Yogyakarta. Sugiyono. (2005). Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. _________ . (2007). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. _________ . (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta. Sugihartono,dkk . (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press. Suharsimi Arikunto. (1998). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :Penerbit Tarsito __________ .(2002). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. Bumi Aksara. __________ . (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
141
___________. (2008). Prosedur Jakarta:Rineka Cipta.
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktik.
. (2009). Dasar- Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sukardi, Ph.D. dkk. (2004). Pedoman Penelitian. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta. Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Tini Sekartini, BA. (2000). Paket Pelatihan Busana Tailoring. Sawangan Depok. Toeti Soekamto dan Udin Saripudin Winataputra. (1996). Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup . Usman. (2001).Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya. Wawan Setiawan, dkk. (2010). Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Skripsi UNY Wina Sanjaya. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Widjiningsih, dkk. (1994). Konstruksi Pola Busana. Yogyakarta : FPTK IKIP W. S. Gulo. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Gramedia. W. S.Winkel. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Grasindo.
LAMPIRAN 1 LEMBAR OBSERVASI DAN LEMBAR TES UNJUK KERJA
LEMBAR OBSERVASI PELAKSAAN PEMBELAJARAN PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MEDIA MODUL SIKLUS I Petunjuk pengisian: pilihlah jawaban yang tersedia dengan cara mencantumkan tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang tersedia. Hari/tanggal Kelas
Keterangan: 1 = Ya 0 = Tidak
: , Maret 2012 : 2 Busana 1
No.
Proses Belajar Mengajar
1.
Pendahuluan
Variabel
Indikator
Sub Indikator
Menyampaikan 1. Menjelaskan 1. Guru menjelaskan tujuan tujuan pelajaran tujuan pelajaran mempelajari pembuatan pola dan berbantuan busana anak berbantuan media mempersiapkan media modul modul siswa 2. Menjelaskan 2. Guru menjelaskan mengapa informasi latar pembuatan pola busana anak belakang penting. pembelajaran 3. Menjelaskan 3. Guru menjelaskan media yang media yang akan akan digunakan dalam proses digunakan dalam pembelajaran yaitu proses menggunakan media modul pembelajaran
2.
Penyajian
Mendemonstrasi 1. Menjelaskan 2. Guru menjelaskan pembuatan kan pengetahuan materi pola busana anak secara dan pembuatan pola bertahap
Hasil Pengamatan Ya Tidak
Keterangan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai RPP.
Guru memotivasi siswa dengan cara memberi semangat lewat penjelasan singkat akan pentingnya belajar pembuatan pola busana anak. Guru menyampaikan tujuan, ruang lingkup, dan petunjuk penggunaan modul
Saat guru menerangkan didepan kelas masih ada siswa yang ribut, suasana kelas menjadi gaduh,
keterampilan
Membimbing pelatihan
3.
Penutup
busana anak 3. Siswa memperhatikan menggunakan penjelasan guru bantuan media modul 2. Mendemonstrasi 5. Guru mendemonstrasikan cara kan cara pembuatan pola busana anak pembuatan pola secara benar menggunakan busana anak bantuan media modul dan secara benar media penunjang fragment menggunakan tahap demi tahap pembuatan bantuan media pola busana anak. modul.
3. Memberikan 4. Guru memberikan latihan latihan-latihan terbimbing dari awal pembuatan awal dalam pola busana anak. pembuatan pola 5. Siswa mengikuti arahan dari busana anak. guru 6. Siswa membuat pola busana anak dengan benar 7. Siswa bertanya jika belum memahami langkah-langkah pembuatan pola busana anak 8. Guru menjawab pertanyaan siswa dan memberikan langkahlangkah pembuatan pola busanaanak secara detail Mengecek 1. Mengecek 2. Guru menilai hasil pembuatan pemahaman dan keterampilan pola busana anak siswa dan memberikan siswa dan memberikan pujian pada aspek umpan balik memberikan yang sudah benar feedback atau 3. Guru memberikan tugas
namun dapat segera diatasi guru.
Guru sedikti mengalami hambatan dalam mendemonstrasikan langkahlangkah pembuatan pola busana anak karena belum terbiassa sehingga memerlukan tambahan waktu, namun dapat segera diatasi dengan bantuan peneliti. Guru berkeliling memantau dan memastikan bahwa siswa mengerjakan tugas dengan benar dan guru membimbing siswa yang kesulitan mengerjakan tugas.
Guru mengevaluasi dengan memberi tes unjuk kerja.
umpan balik 4. Siswa mengerjakan tugas seperti sesuai petunjuk guru memberikan tes 5. Siswa menyelesaikan soal yang atau unjuk kerja diberikan oleh guru tepat waktu Memberikan kesempatan latihan lanjut
2. Menyusun suatu 6. Guru memberikan tugas latihan kondisi untuk lanjutan latihan lebih lanjut dengan memperkenalkan masalah yang lebih komplek dalam pembuatan pola busana anak yang berbeda dari yang sebelumnya..
Guru memberikan tugas rumah.
Pacitan, Maret 2012 Observer I
Anita Fitria Purnama NIM. 08513245007
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MEDIA MODUL SIKLUS I Petunjuk pengisian: pilihlah jawaban yang tersedia dengan cara mencantumkan tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang tersedia. Hari/tanggal Kelas
Keterangan: 1 = Ya 0 = Tidak
: , Maret 2012 : 2 Busana 1
No.
Proses Belajar Mengajar
1.
Pendahuluan
Variabel
Menjelaskan tujuan pelajaran
Indikator
1. Menjelaskan pembelajaran berbantuan modul 2. Menjelaskan informasi belakang
2.
Penyajian
Mendemonstra sikan pengetahuan dan
Sub Indikator
tujuan 1. Guru menjelaskan tujuan mempelajari pembuatan media pola busana anak berbantuan media modul
latar
2. Guru menjelaskan mengapa pembuatan pola busana anak penting.
3. Menjelaskan media 3. Guru menjelaskan media yang akan digunakan yang akan digunakan dalam proses dalam proses pembelajaran pembelajaran yaitu menggunakan media modul 1. Menjelaskan materi 4. Guru menjelaskan pembuatan pola pembuatan pola busana busana anak anak secara bertahap 5. Siswa memperhatikan
Hasil Pengamatan Ya Tidak
Keterangan
keterampilan
Membimbing pelatihan
3.
Penutup
Mengecek pemahaman dan memberikan
penjelasan guru
2. Mendemonstrasikan 6. Guru mendemonstrasikan cara pembuatan pola cara pembuatan pola busana anak secara busana anak secara benar benar menggunakan menggunakan bantuan bantuan media modul. media modul dan media penunjang fragment tahap demi tahap pola busana anak. 1. Memberikan latihan- 7. Guru memberikan latihan latihan awal dalam terbimbing dari awal pembuatan pola pembuatan pola busana busana anak. anak. 8. Siswa mengikuti arahan dari guru 9. Siswa membuat pola busana anak dengan benar 10. Siswa bertanya jika belum memahami langkahlangkah pembuatan pola busana anak 11. Guru menjawab pertanyaan siswa dan memberikan langkahlangkah pembuatan pembuatan pola busana anak secara detail 1. Mengecek 12. Guru menilai hasil keterampilan siswa pembuatan pola busana dan memberikan anak siswa dan feedback atau umpan memberikan pujian pada
umpan balik
Memberikan kesempatan latihan lanjut
balik seperti aspek yang sudah benar memberikan tes 13. Guru memberikan post test 14. Siswa mengerjakan post test sesuai petunjuk guru 15. Siswa menyeleskan soal tes tepat waktu 1. Menyusun suatu 16. Guru memberikan latihan kondisi untuk latihan lanjutan lebih lanjut dengan memperkenalkan masalah yang lebih komplek dalam pembuatan pola busana anak yang berbeda dari yang sebelumnya.
Pacitan, Maret 2012 Observer II
Dewi Puspitasari
LEMBAR OBSERVASI PELAKSAAN PEMBELAJARAN PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MEDIA MODUL SIKLUS II Petunjuk pengisian: pilihlah jawaban yang tersedia dengan cara mencantumkan tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang tersedia. Hari/tanggal Kelas No.
Proses Belajar Mengajar
1.
Pendahuluan
2.
Penyajian
Keterangan: 1 = Ya 0 = Tidak
: , Maret 2012 : 2 Busana 1 Variabel
Menjelaskan tujuan pelajaran
Mendemonstra sikan pengetahuan dan keterampilan
Indikator
Sub Indikator
1. Menjelaskan tujuan 1. Guru menjelaskan tujuan pelajaran berbantuan mempelajari pembuatan media modul pola busana anak berbantuan media modul 2. Menjelaskan 2. Guru menjelaskan informasi latar mengapa pembuatan pola belakang busana anak penting. 3. Menjelaskan media 3. Guru menjelaskan media yang akan digunakan yang akan digunakan dalam proses dalam proses pembelajaran pembelajaran yaitu menggunakan media modul 1. Menjelaskan materi 4. Guru menjelaskan pembuatan pola pembuatan pola busana busana anak anak secara bertahap 5. Siswa memperhatikan penjelasan guru
Hasil Pengamatan Ya Tidak
Keterangan
Secara umum tahap pendahuluan pada siklus II hampir sama dengan siklus I.
Siswa sudah sedikit paham dengan materi yang disampaikan karena hampir sama dengan siklus I, hanya dibedakan pada bahan yang akan dikerjakan.
Membimbing pelatihan
2. Mendemonstrasikan 6. Guru mendemonstrasikan cara pembuatan pola cara pembuatan pola busana anak secara busana anak secara benar benar menggunakan menggunakan bantuan bantuan media modul. media modul dan media penunjang fragment tahap demi tahap pola busana anak. 1. Memberikan latihan- 7. Guru memberikan latihan latihan awal dalam terbimbing dari awal pembuatan pola pembuatan pola busana busana anak anak 8. Siswa mengikuti arahan dari guru 9. Siswa membuat pola busana anak dengan benar 10. Siswa bertanya jika belum memahami langkahlangkah pembuatan pola busana anak 11. Guru menjawab pertanyaan siswa dan memberikan langkah-langkah pembuatan pembuatan pola busana anak secara detail
Guru tidak canggung lagi, sudah mulai terbiasa dalam mendemonstrasikan materi karena sebelumnya berlatih dan memperiapkan diri.
Guru lebih berinteraksi dengan siswa dan guru membimbing siswa yang pada siklus I masih memperoleh hasil yang kurang memuaskan dan siswa lain yang masih kesulitan mengerjakan tugas.
3.
Penutup
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Memberikan kesempatan latihan lanjut
1. Mengecek 12. Guru menilai hasil keterampilan siswa pembuatan pola busana dan memberikan anak siswa dan feedback atau umpan memberikan pujian pada balik seperti aspek yang sudah benar memberikan tes 13. Guru memberikan post test 14. Siswa mengerjakan post test sesuai petunjuk guru 15. Siswa menyeleskan soal tes tepat waktu 1. Menyusun suatu kondisi untuk latihan lebih lanjut dengan memperkenalkan masalah yang lebih komplek dalam pembuatan pola busana anak yang berbeda dari yang sebelumnya.
Guru memberikan sanjungan pada siswa yang mengerjakan tugas dengan benar dan mengevaluasi dengan memberi tes.
Pacitan, Maret 2012 Observer I
Anita Fitria Purnama NIM. 08513245007
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MEDIA MODUL SIKLUS II Petunjuk pengisian: pilihlah jawaban yang tersedia dengan cara mencantumkan tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang tersedia. Hari/tanggal Kelas No.
Proses Belajar Mengajar
1.
Pendahuluan
2.
Penyajian
Keterangan: 1 = Ya 0 = Tidak
: , Maret 2012 : 2 Busana 1 Variabel
Menjelaskan tujuan pelajaran
Mendemonstra sikan pengetahuan dan keterampilan
Indikator
Sub Indikator
1. Menjelaskan tujuan 1. Guru menjelaskan tujuan pelajaran berbantuan mempelajari pembuatan media modul pola busana anak berbantuan media modul 2. Menjelaskan garis 2. Guru menjelaskan garis besar materi besar materi pembelajaran pembelajaran yang akan dipelajari 3. Menjelaskan media 3. Guru menjelaskan media yang akan digunakan yang akan digunakan dalam proses dalam proses pembelajaran pembelajaran yaitu menggunakan media modul 1. Menjelaskan materi Guru menjelaskan pembuatan pembuatan pola pola busana anak secara busana anak bertahap 4. Siswa memperhatikan penjelasan guru
Hasil Pengamatan Ya Tidak
Keterangan
Membimbing pelatihan
2. Mendemonstrasikan 5. Guru mendemonstrasikan cara pembuatan pola cara pembuatan pola busana anak secara busana anak secara benar benar menggunakan menggunakan bantuan bantuan media modul media modul dan media penunjang fragment tahap demi tahap pola busana anak. 1. Memberikan latihan- 6. Guru memberikan latihan latihan awal dalam terbimbing dari awal pembuatan pola pembuatan pola busana busana anak. anak. 7. Siswa mengikuti arahan dari guru 8. Siswa membuat pola busana anak dengan benar 9. Siswa bertanya jika belum memahami langkahlangkah pembuatan pola busana anak 10. Guru menjawab pertanyaan siswa dan memberikan langkahlangkah pembuatan pola busana anak secara detail
3.
Penutup
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
4. Mengecek 11. Guru menilai hasil keterampilan siswa pembuatan pola busana dan memberikan anak siswa dan feedback atau umpan memberikan pujian pada balik seperti aspek yang sudah benar memberikan tes 12. Guru memberikan post test 13. Siswa mengerjakan post test sesuai petunjuk guru 14. Siswa menyeleskan soal tes tepat waktu
Memberikan kesempatan latihan lanjut
5. Menyusun suatu kondisi untuk latihan lebih lanjut dengan memperkenalkan masalah yang lebih komplek dalam pembuatan pola busana anak yang berbeda dari yang sebelumnya.
Pacitan, Maret 2012 Observer II
Dewi Puspitasari
LEMBAR OBSERVASI KEMANDIRIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK MELAUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MEDIA MODUL SIKLUS I Petunjuk pengisian: pilihlah jawaban yang tersedia dengan cara mencantumkan tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang tersedia. Hari/tanggal Kelas No Absen Siswa No. 1.
Keterangan: 1 = Ya 0 = Tidak
: , Maret 2012 : 2 Busana 1 : Aspek yang diamati
Motivasi
1. Siswa merasa senang mengikuti pembelajaran pembuatan pola busana anak 2. Siswa menjawab pertanyaan tentang pembuatan pola busana anak 3. Siswa mengajukan pertanyaan jika materi tentang pembuatan pola busana anak yang disampaikan belum jelas 4. Siswa mendengarkan penjelasan tentang pembuatan pola busana anak yang disampaikan oleh guru 5. Siswa melaksanakan tugas belajar tentang pembuatan pola busana anak yang diberikan oleh guru 6. Siswa berusaha mencari sumber informasi yang tersedia untuk menambah ilmu pengetahuan tentang pembuatan pola busana anak
Hasil Pengamatan Ya Tidak
Catatan
2.
7. Siswa melakukan kegiatan membaca di perpustakaan sekolah ketika jam pembelajaran tentang pembuatan pola busana anak kosong 8. Siswa menunjukkan sikap belajar yang saling mendukung dengan siswa lainnya dalam pembelajaran tentang pembuatan pola busana anak Displin 9. Siswa membawa buku pelajaran dan alat tulis yang diperlukan sesuai dengan materi pembuatan pola busana anak 10. Siswa masuk kelas dengan tertib dan tepat waktu 11. Siswa telah siap untuk menerima pembeelajaran tentang pembuatan pola busana anak 12. Siswa mempelajari materi pembuatan pola busana anak sebelum pembelajaran dimulai 13. Siswa rajin mencatat materi tentang pembuatan pola busana anak sesuai dengan petunjuk guru 14. Siswa menyelesaikan tugas tentang pembuatan pola busana anak sesuai dengan petunjuk guru Inisiatf 10. 215. Siswa membuat kesimpulan sendiri tentang pembuatan pola busana anak yang telah diberikan oleh guru 16. Siswa menilai kemampuan dirinya melalui hasil tugas tentang pembuatan pola busana anak yang diperoleh 17. Siswa berdiskusi dikelas tentang pembuatan pola busana anak yang diberikan Percaya diri 18. Siswa mampu mengerjakan tugas tentang pembuatan pola busana anak secara individu 19. Siswa mampu mengerjakan tugas tentang pembuatan pola busana anak dari gurur dengan
5.
Tanggung jawab
teman kelas lain 20. Siswa berani mengajukan ide untuk memecahkan masalah yang dihadapi selama pembelajaran tentang pembuatan pola busana anak berlangsung 21. Siswa mampu mengkaji perbedaan pendapat dengan teman lain 22. Siswa berusaha melapor pada guru ketika lupa membawa tugas tentang pembuatan pola busana anak yang harus dikumpulkan 23. Siswa berusaha belajar dikelas tentang pembuatan pola busana anak ketika jam pelajaran kosong 24. Siswa rajin masuk sekolah untuk mengikuti pembelajaran tentang pembuatan pola busana anak di kelas
Keterangan : Ya
: Diisi ( √ ) jika kriteria penilaian muncul pada proses belajar mengajar
Tidak
: Diisi ( √ ) jika kriteria penilaian tidak muncul pada proses belajar mengajar
Catatan
: diisi pernyataan berupa prilaku siswa yang muncul, tetapi tidak termasuk dalam kriteria pengamatan
LEMBAR OBSERVASI KEMANDIRIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK MELAUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MEDIA MODUL SIKLUS II Petunjuk pengisian: pilihlah jawaban yang tersedia dengan cara mencantumkan tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang tersedia. Hari/tanggal Kelas No Absen Siswa No. 1.
Keterangan: 1 = Ya 0 = Tidak
: Maret 2012 : 2 Busana 1 : Aspek yang diamati
Motivasi
25. Siswa merasa senang mengikuti pembelajaran pembuatan pola busana anak 26. Siswa menjawab pertanyaan tentang pembuatan pola busana anak 27. Siswa mengajukan pertanyaan jika materi tentang pembuatan pola busana anak yang disampaikan belum jelas 28. Siswa mendengarkan penjelasan tentang pembuatan pola busana anak yang disampaikan oleh guru 29. Siswa melaksanakan tugas belajar tentang pembuatan pola busana anak yang diberikan oleh guru 30. Siswa berusaha mencari sumber informasi yang tersedia untuk menambah ilmu pengetahuan tentang pembuatan pola busana anak
Hasil Pengamatan Ya Tidak
Catatan
2.
31. Siswa melakukan kegiatan membaca di perpustakaan sekolah ketika jam pembelajaran tentang pembuatan pola busana anak kosong 32. Siswa menunjukkan sikap belajar yang saling mendukung dengan siswa lainnya dalam pembelajaran tentang pembuatan pola busana anak Displin 33. Siswa membawa buku pelajaran dan alat tulis yang diperlukan sesuai dengan materi pembuatan pola busana anak 34. Siswa masuk kelas dengan tertib dan tepat waktu 35. Siswa telah siap untuk menerima pembeelajaran tentang pembuatan pola busana anak 36. Siswa mempelajari materi pembuatan pola busana anak sebelum pembelajaran dimulai 37. Siswa rajin mencatat materi tentang pembuatan pola busana anak sesuai dengan petunjuk guru 38. Siswa menyelesaikan tugas tentang pembuatan pola busana anak sesuai dengan petunjuk guru Inisiatf 11. 239. Siswa membuat kesimpulan sendiri tentang pembuatan pola busana anak yang telah diberikan oleh guru 40. Siswa menilai kemampuan dirinya melalui hasil tugas tentang pembuatan pola busana anak yang diperoleh 41. Siswa berdiskusi dikelas tentang pembuatan pola busana anak yang diberikan Percaya diri 42. Siswa mampu mengerjakan tugas tentang pembuatan pola busana anak secara individu 43. Siswa mampu mengerjakan tugas tentang pembuatan pola busana anak dari gurur dengan
5.
Tanggung jawab
teman kelas lain 44. Siswa berani mengajukan ide untuk memecahkan masalah yang dihadapi selama pembelajaran tentang pembuatan pola busana anak berlangsung 45. Siswa mampu mengkaji perbedaan pendapat dengan teman lain 46. Siswa berusaha melapor pada guru ketika lupa membawa tugas tentang pembuatan pola busana anak yang harus dikumpulkan 47. Siswa berusaha belajar dikelas tentang pembuatan pola busana anak ketika jam pelajaran kosong 48. Siswa rajin masuk sekolah untuk mengikuti pembelajaran tentang pembuatan pola busana anak di kelas
Keterangan : Ya
: Diisi ( √ ) jika kriteria penilaian muncul pada proses belajar mengajar
Tidak
: Diisi ( √ ) jika kriteria penilaian tidak muncul pada proses belajar mengajar
Catatan
: diisi pernyataan berupa prilaku siswa yang muncul, tetapi tidak termasuk dalam kriteria pengamatan
LEMBAR PENILAIAN UNJUK KERJA PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK Nama Siswa :.................................. No Absen :..................................
Aspek 1. persiapa n
Indikator 1) Kelengkap an alat
Sub indikator 1) Alat: a) Buku pola b) Pensil merah biru c) Penggaris lurus d) Penggaris lengkung e) Dorslah f) Lem g) Kertas minyak
Sumber data
Peserta didik 2.
3.
Proses
Hasil
1)
Langkahlangkah pembuatan pola busana anak
2)
Ketepatan penggunaa n waktu
Tampilan
Melakukan kegiatan praktek: a) Menentukan desain busana anak b) Mengukur baju yang akan dibuat c) Menyiapkan ukuran dan bahan d) Membuat pola e) Meletakkan pola diatas bahan sesuai dengan rancangan secara efektif dan efisien f) Memindahkan tandatanda pola pada bahan sesuai teknik yang tepat g) Pola digunting sesuai dengan tanda yang sudah dibuat. Ketepatan waktu menyelesaikan pembuatan pola busana anak. a) Ketepatan secara
keseluruhan dari pembuatan pola busana anak
keseluruhan dalam pembuatan pola busana anak. b) Kerapian c) Kebersihan
KRITERIA PENILAIAN UNJUK KERJA PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK
No
Pernyata an
Indikator keberhasilan
Kriteria 00 71 80 90 Bob - - - ot 70 79 89 10 0
1 Mempersi Kelengkapan apkan alat mencakup: Alat: a) Buku pola b) Pensil merah biru c) Penggaris lurus d) Penggaris 20% lengkung e) Dorslah f) Lem g) Kertas minyak
2 Pelaksana Melakukan an praktek: a) Menentukan desain busana anak b) Mengukur baju yang akan dibuat c) Menyiapkan ukuran dan bahan 40 d) Membuat pola % e) Meletakkan pola diatas bahan sesuai dengan rancangan secara efektif dan efisien f) Memindahkan tanda-tanda pola pada
Kriteria penilaian
Skor 90-100: alat dan bahan yang disiapkan dan digunakan dalam praktikum semuanya lengkap Skor 80-89: alat kurang lengkap, bahan pokok dan bahan penunjang ada Skor 00-70: alat tidak lengkap, bahan pokok dan bahan penunjang tidak ada Skor 90-100: selalu dilakukan dengan sangat jelas, sangat cepat dan sangat tepat. Skor 80-89: dilakukan dengan jelas, cepat dan tepat. Skor 71-79: kurang dilakukan dengan jelas, kurang cepat dan kurang tepat. Skor 00-70: tidak jelas dilakukan, tidak cepat dilakukan, dan tidak tepat dilakukan
bahan sesuai teknik yang tepat g) Pola digunting sesuai dengan tanda yang sudah dibuat. a. Waktu b. Ketepatan waktu menyelesaikan pembuatan pola 10 busana anak. %
3 Hasil
a) Ketepatan secara keseluruhan dalam pembuatan pola busana anak. b) Kerapian c) Kebersihan
30%
Skor 90-100: langsung dikumpulkan setelah ada perintah Skor 71-79: dikumpulkan setelah evaluasi Skor 00-70: dikumpulkan setelah pelajaran selesai Skor 90-100: jika hasil praktek sangat tepat dan penampilan keseluruhan hasil sangat baik Skor 80-89: jika hasil praktek rapi, tepat ukuran, dan penampilan keseluruhan hasil baik Skor 00-70: jika hasil praktek tidak tepat ukuran, tidak bersih dan penampilan keseluruhan hasil tidak baik
LAMPIRAN 2 HASIL OBSERVASI PROSES BELAJAR PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK
DAFTAR NILAI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA SEBELUM TINDAKAN No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama Siswa AGI SANDI APRILIANDI DEVI SETIANINGSIH DEVY HERVIANA PUTRI DEWI PUJI ASTUTI DINA MIANTI DINI PUSPA RANI DWI CAHYONO EKA WULANDARI EVI TRIYANTI FAISAL LUKMAN ARISTAMA IMROATUL MUNIROH MERRY ARDIANI NENI HIDAYATI NIKEN RUSTIASARI UTAMI NOVIA ASTRIANI REZA LISTYANI RIDHO UTOMO RISKY NURLINDRAWATI RIZKY APRIANTI RUKMANA SRI HARYUTI TRI WAHYUNINGSIH WIWIN HERAWATI Jumlah Rata-rata kelas
Pra Tindakan 70 65 70 70 65 65 65 70 65 70 65 70 65 70 80 65 65 70 65 70 65 70 2135 68.87
DATA HASIL KOMPETENSI BELAJAR SISWA SIKLUS I No.
Nama Siswa
Sebelum Tindakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
AGI SANDI APRILIANDI DEVI SETIANINGSIH DEVY HERVIANA PUTRI DEWI PUJI ASTUTI DINA MIANTI DINI PUSPA RANI DWI CAHYONO EKA WULANDARI EVI TRIYANTI FAISAL LUKMAN ARISTAMA IMROATUL MUNIROH MERRY ARDIANA NENI HIDAYATI NIKEN RUSTIASARI UTAMI NOVIA ASTRIANI REZA LISTYANI RIDHO UTOMO RISKY NURLINDRAWATI RIZKY APRIANTI RUKMANA SRI HARYUTI TRI WAHYUNINGSIH WIWIN HERAWATI Jumlah Rata-rata kelas
70 65 70 70 65 65 65 70 65 70 65 70 65 70 80 65 65 70 65 70 65 80 2107 68.87
Siklus I 75 72 75 79 79 75 70 82 73 87 72 78 67 87 81 73 67 80 79 79 69 76 2396 77.29
Peningkatan % 7.14% 10.77% 7.14% 12.86% 21.54% 15.38% 7.69% 17.14% 12.31% 24.29% 10.77% 11.43% 3.08% 24.29% 1.25% 12.31% 3.08% 14.29% 21.54% 12.86% 6.15% 11.43% 390.01% 12.49%
ANALISIS DATA HASIL KOMPTENSI BELAJAR SIKLUS I Statistics Siklus I N
Valid Mis sing
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maxim um Sum
31 0 77.2903 1.15115 78.0000 79.00 6.40933 41.080 22.00 67.00 89.00 2396.00
Siklus I
Valid
67.00 68.00 69.00 70.00 72.00 73.00 75.00 76.00 78.00 79.00 80.00 81.00 82.00 85.00 87.00 89.00 Total
Frequency 2 2 1 1 2 2 3 1 2 4 2 2 1 2 3 1 31
Percent 6.5 6.5 3.2 3.2 6.5 6.5 9.7 3.2 6.5 12.9 6.5 6.5 3.2 6.5 9.7 3.2 100.0
Valid Percent 6.5 6.5 3.2 3.2 6.5 6.5 9.7 3.2 6.5 12.9 6.5 6.5 3.2 6.5 9.7 3.2 100.0
Cumulative Percent 6.5 12.9 16.1 19.4 25.8 32.3 41.9 45.2 51.6 64.5 71.0 77.4 80.6 87.1 96.8 100.0
DAFTAR NILAI HASIL KOMPETENSI SISWA SIKLUS II
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama Siswa AGI SANDI APRILIANDI DEVI SETIANINGSIH DEVY HERVIANA PUTRI DEWI PUJI ASTUTI DINA MIANTI DINI PUSPA RANI DWI CAHYONO EKA WULANDARI EVI TRIYANTI FAISALLUKMAN ARISTAMA IMROATUL MUNIROH MERRY ARDIANI NENI HIDAYATI NIKEN RUSTITASARI UTAMI NOVIA ASTRIANI REZA LISTYANI RIDHO UTOMO RISKY NURLINDRAWATI RIZKY APRIANTI RUKMANA SRI HARYUTI TRI WAHYUNINGSIH WIWIN HERAWATI Jumlah Nilai Rata-rata Kelas
Sebelum Tindakan 70 65 70 70 65 65 65 70 65 70 65 70 65 70 80 65 65 70 65 70 65 70 2107 68.87
Siklus I
Siklus II
75 72 75 79 79 75 70 82 73 87 72 78 67 87 81 73 67 80 79 79 69 78 2396 77.29
89 86 87 90 86 86 88 93 83 95 86 89 86 88 95 84 82 92 92 93 88 89 2757 88.94
Peningkatan (%) 18. 67% 19.44% 16% 13.92% 8.86% 14. 67% 25.71% 13.41% 13.70% 9.20% 19.44% 14.10% 28.36% 1.15% 17.28% 15.07% 22.39% 15% 16.46% 17.72% 27.54% 14.10% 482.04% 15.07%
ANALISIS DATA HASIL KOMPETENSI BELAJAR SIKLUS II Statistics Siklus II N
Valid Mis sing
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maxim um Sum
31 0 88.9355 .68774 89.0000 86.00 3.82915 14.662 13.00 82.00 95.00 2757.00
Siklus II
Valid
82.00 83.00 84.00 85.00 86.00 87.00 88.00 89.00 90.00 92.00 93.00 95.00 Total
Frequency 1 2 1 1 5 2 3 3 3 3 3 4 31
Percent 3.2 6.5 3.2 3.2 16.1 6.5 9.7 9.7 9.7 9.7 9.7 12.9 100.0
Valid Percent 3.2 6.5 3.2 3.2 16.1 6.5 9.7 9.7 9.7 9.7 9.7 12.9 100.0
Cum ulative Percent 3.2 9.7 12.9 16.1 32.3 38.7 48.4 58.1 67.7 77.4 87.1 100.0
HASIL PENINGKATAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK
No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
AGI SANDI APRILIANDI DEVI SETIANINGSIH DEVY HERVIANA PUTRI DEWI PUJI ASTUTI DINA MIANTI DINI PUSPA RANI DWI CAHYONO EKA WULANDARI EVI TRIYANTI FAISALLUKMAN ARISTAMA IMROATUL MUNIROH MERRY ARDIANI NENI HIDAYATI NIKEN RUSTITASARI UTAMI NOVIA ASTRIANI REZA LISTYANI RIDHO UTOMO RISKY NURLINDRAWATI RIZKY APRIANTI RUKMANA SRI HARYUTI TRI WAHYUNINGSIH WIWIN HERAWATI Jumlah Nilai Rata-rata Kelas
Pra Tindakan 70 65 70 70 65 65 65 70 65 70 65 70 65 70 80 65 65 70 65 70 65 70 2135 68.87
Siklus I 75 72 75 79 79 75 70 82 73 87 72 78 67 87 81 73 67 80 79 79 69 78 2396 77.29
Peningkatan (%) 7.14% 10.77% 7.14% 12.86% 21.54% 15.38% 7.69% 17.14% 12.31% 24.29% 10.77% 11.43% 3.08% 24.29% 1.25% 12.31% 3.08% 14.29% 21.54% 12.86% 6.15% 11.43% 390.01% 12.49%
Siklus II 89 86 87 90 86 86 88 93 83 95 86 89 86 88 95 84 82 92 92 93 88 89 2757 88.94
Peningkatan (%) 18. 67% 19.44% 16% 13.92% 8.86% 14. 67% 25.71% 13.41% 13.70% 9.20% 19.44% 14.10% 28.36% 1.15% 17.28% 15.07% 22.39% 15% 16.46% 17.72% 27.54% 14.10% 482.04% 15.07%
Statistik Deskriptif Statistics N
Pra Tindakan 31 0 68.8710 70.0000 65.00 4.60248 65.00 80.00
Valid Missing
Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum
Siklus I 31 0 77.2903 78.0000 79.00 6.40933 67.00 89.00
Siklus II 31 0 88.9355 89.0000 86.00 3.82915 82.00 95.00
Frequencies Statistics N
Valid Mis sing
Pra s iklus 31 0
Siklus 1 31 0
Siklus 2 31 0
Frequency Table Pra siklus
Valid
Tuntas Tidak Tuntas Total
Frequency 17 14 31
Percent 54.8 45.2 100.0
Valid Percent 54.8 45.2 100.0
Cumulative Percent 54.8 100.0
Siklus 1
Valid
Tuntas Tidak Tuntas Total
Frequency 26 5 31
Percent 83.9 16.1 100.0
Valid Percent 83.9 16.1 100.0
Cumulative Percent 83.9 100.0
Siklus 2
Valid
Tuntas
Frequency 31
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
LAMPIRAN 3
VALIDASI DAN RELIABILITAS
Hal : Permohonan Menjadi Judgment Expert Kepada Yth, Ibu Dr. Emy Budiastuti Di Tempat
Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Program Studi
: Pendidikan Teknik Busana
Fakultas
: Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Dalam rangka Tugas Akhir Skripsi yang berjudul ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan ”. Dengan ini saya memohon kepada ibu berkenan menvalidasi instrumen, serta ikut serta memberi masukan terhadap instrument penelitian ini. Masukan tersebut akan sangat menambah tingkat kepercayaan dan keterbacaan hasil penelitian yang sedang saya lakukan. Demikian permohonan ini saya buat, atas kesediaan ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Dosen Pembimbing,
Sri Emy Yuli S, M. Si NIP. 19620503 198702 2 001
Pemohon,
Anita Fitria Purnama NIM.08513245007
LEMBAR VALIDITAS INSTRUMEN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL ” IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK DI SMK N 3 PACITAN”
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan
Kelas/semester
: 2 Busana / 4
Standar Kompetensi
: Membuat Busana Anak
Kompetensi Dasar
: Pembuatan Pola Busana Anak
Peneliti
: Anita Fitria Purnama
Ahli Materi
: Ibu Dr. Emy Budiastuti
A. Petunjuk Pengisian 1. Lembar validitas ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat bapak/ibu sebagai ahli model pembelajaran. 2. Validitas terdiri dari aspek kriteria pemilihan model pembelajaran. 3. Jawaban bisa diberikan pada kolom jawaban yang sudah disediakan dengan memberi tanda ”√” Penilaian No
Indikator Ya
1
Model pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran
2
Kesesuaian model pembelajaran dengan materi
4. Keterangan penilaian sebagai berikut: 0 : Tidak 1 : Ya
Tidak
√ √
5. Saran dan kesimpulan dapat ditulis pada lembar yang telah disediakan. B. Aspek Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Penilaian Indikator Ya 1. Model pembelajaran sudah menjelaskan tujuan mempelajari pembuatan pola busana anak berbantuan media modul 2. Model pembelajaran sudah menjelaskan garis besar materi pembelajaran yang akan dipelajari 3. Model pembelajaran sudah menjelaskan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yaitu menggunakan media modul 4. Model pembelajaran sudah menjelaskan pembuatan pola busana anak secara bertahap 5. Mendemonstrasikan cara pembuatan pola busana anak secara benar menggunakan bantuan media modul 6. Memberikan latihan terbimbing dari awal pembuatan pola busana anak. 7. Mengecek keterampilan siswa dan memberikan feedback atau umpan balik seperti memberikan tes. 8. Menyusun suatu kondisi untuk latihan lebih lanjut dengan memperkenalkan masalah yang lebih komplek dalam pembuatan pola busana anak yang berbeda dari yang sebelumnya. 9. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menerapkan keterampilan yang diporeroleh secara mandiri. Jumlah skor penilaian
C. Kualitas Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Kualitas Interval Skor Interpretasi Layak
3 ≤ Skor ≤ 5
Model pembelajaran dinyatakan layak untuk digunakan pengambilan data
Tidak
Tidak layak
0 ≤ Skor < 3
Model pembelajaran dinyatakan tidak layak untuk digunakan pengambilan data
D. Saran ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. E. Kesimpulan F. Model pembelajaran Langsung Berbantuan Modul ini dinyatakan: 1. Layak untuk diuji coba dilapangan tanpa revisi 2. Layak untuk diuji coba dilapangan dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak (mohon dilingkari jika sesuai dengan kesimpulan anda)
Yogyakarta, Mei 2012 Menyetujui,
Dr. Emy Budiastuti NIP. 19590525 198803 2 001
SURAT KETERANGAN VALIDASI INSTRUMEN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL PENILAIAN LEMBAR OBSERVASI Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Dr. Emy Budiastuti
NIP
: 19590525 198803 2 001
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Boga dan Busana Setelah saya mencermati, menelaah, memperhatikan dan menganalisis model pembelajaran yang dibuat dengan tema ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan”, yang dibuat oleh: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Boga dan Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Busana Dengan ini menyatakan penilaian lembar observasi tersebut (√): Belum memenuhi syarat Memenuhi syarat dengan catatan Sudah memenuhi syarat Catatan (bila perlu) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
.................................................................................................................................... .................................................................................................................................... Dengan tinjaun yang saya lakukan dengan sungguh-sungguh, semoga bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta,
Maret 2012
Dr. Emy Budiastuti NIP. 19590525 198803 2 001
Hal
: Permohonan Menjadi Judgment Expert
Kepada Yth, Ibu Sugiyem, M. Pd Di Tempat
Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Program Studi
: Pendidikan Teknik Busana
Fakultas
: Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Dalam rangka Tugas Akhir Skripsi yang berjudul ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan ”. Dengan ini saya memohon kepada ibu berkenan menvalidasi instrumen, serta ikut serta memberi masukan terhadap instrument penelitian ini. Masukan tersebut akan sangat menambah tingkat kepercayaan dan keterbacaan hasil penelitian yang sedang saya lakukan. Demikian permohonan ini saya buat, atas kesediaan ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Dosen Pembimbing,
Pemohon,
Sri Emy Yuli S, M. Si
Anita Fitria Purnama
NIP. 19620503 198702 2 001
NIM.08513245007
LEMBAR VALIDITAS INSTRUMEN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL ” IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK DI SMK N 3 PACITAN”
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan
Kelas/semester
: 2 Busana / 4
Standar Kompetensi
: Membuat Busana Anak
Kompetensi Dasar
: Pembuatan Pola Busana Anak
Peneliti
: Anita Fitria Purnama
Ahli Materi
: Ibu Sugiyem, M. Pd
A. Petunjuk Pengisian 1. Lembar validitas ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat bapak/ibu sebagai ahli model pembelajaran. 2. Validitas terdiri dari aspek kriteria pemilihan model pembelajaran. 3. Jawaban bisa diberikan pada kolom jawaban yang sudah disediakan dengan memberi tanda ”√” Penilaian No
Indikator Ya
1
Model pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran
2
Kesesuaian model pembelajaran dengan materi
4. Keterangan penilaian sebagai berikut: 0 : Tidak 1 : Ya
Tidak
√ √
5. Saran dan kesimpulan dapat ditulis pada lembar yang telah disediakan. G. Aspek Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Penilaian Indikator Ya
Tidak
1. Model pembelajaran sudah menjelaskan tujuan mempelajari pembuatan pola busana anak berbantuan media modul 2. Model pembelajaran sudah menjelaskan garis besar materi pembelajaran yang akan dipelajari 3. Model pembelajaran sudah menjelaskan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yaitu menggunakan media modul 4. Model pembelajaran sudah menjelaskan pembuatan pola busana anak secara bertahap 5. Mendemonstrasikan cara pembuatan pola busana anak secara benar menggunakan bantuan media modul 6. Memberikan latihan terbimbing dari awal pembuatan pola busana anak. 7. Mengecek keterampilan siswa dan memberikan feedback atau umpan balik seperti memberikan tes. 8. Menyusun suatu kondisi untuk latihan lebih lanjut dengan memperkenalkan masalah yang lebih komplek dalam pembuatan pola busana anak yang berbeda dari yang sebelumnya. 9. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menerapkan keterampilan yang diporeroleh secara mandiri Jumlah skor penilaian
H. Kualitas Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Kualitas Interval Skor Interpretasi Layak
3 ≤ Skor ≤ 5
Tidak layak
0 ≤ Skor < 3
Model pembelajaran dinyatakan layak untuk digunakan pengambilan data Model pembelajaran dinyatakan tidak layak
untuk digunakan pengambilan data
B. Saran ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. C. Kesimpulan I. Model pembelajaran Langsung Berbantuan Modul ini dinyatakan: 1. Layak untuk diuji coba dilapangan tanpa revisi 2. Layak untuk diuji coba dilapangan dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak (mohon dilingkari jika sesuai dengan kesimpulan anda)
Yogyakarta, Mei 2012 Menyetujui,
Sugiyem, M. Pd NIP. 19751029 200212 2 002
SURAT KETERANGAN VALIDASI INSTRUMEN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL PENILAIAN LEMBAR OBSERVASI Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Sugiyem, M. Pd
NIP
: 19751029 200212 2 002
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Boga dan Busana Setelah saya mencermati, menelaah, memperhatikan dan menganalisis model pembelajaran yang dibuat dengan tema ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan”, yang dibuat oleh: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Boga dan Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Busana Dengan ini menyatakan penilaian lembarb observasi tersebut (√): Belum memenuhi syarat Memenuhi syarat dengan catatan Sudah memenuhi syarat Catatan (bila perlu) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
.................................................................................................................................... .................................................................................................................................... Dengan tinjaun yang saya lakukan dengan sungguh-sungguh, semoga bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta,
Maret 2012
Sugiyem, M. Pd NIP. 19751029 200212 2 002
Hal
: Permohonan Menjadi Judgment Expert
Kepada Yth, Ibu Laily Dyastuti, S. Pd Di Tempat
Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Program Studi
: Pendidikan Teknik Busana
Fakultas
: Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Dalam rangka Tugas Akhir Skripsi yang berjudul ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan ”. Dengan ini saya memohon kepada ibu berkenan menvalidasi instrumen, serta ikut serta memberi masukan terhadap instrument penelitian ini. Masukan tersebut akan sangat menambah tingkat kepercayaan dan keterbacaan hasil penelitian yang sedang saya lakukan. Demikian permohonan ini saya buat, atas kesediaan ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Dosen Pembimbing,
Sri Emy Yuli S, M. Si NIP. 19620503 198702 2 001
Pemohon,
Anita Fitria Purnama NIM.08513245007
LEMBAR VALIDITAS INSTRUMEN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL ” IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK DI SMK N 3 PACITAN”
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan
Kelas/semester
: 2 Busana / 4
Standar Kompetensi
: Membuat Busana Anak
Kompetensi Dasar
: Pembuatan Pola Busana Anak
Peneliti
: Anita Fitria Purnama
Ahli Materi
: Ibu Laily Dyastuti, S. Pd
A. Petunjuk Pengisian 1. Lembar validitas ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat bapak/ibu sebagai ahli model pembelajaran. 2. Validitas terdiri dari aspek kriteria pemilihan model pembelajaran. 3. Jawaban bisa diberikan pada kolom jawaban yang sudah disediakan dengan memberi tanda ”√” Penilaian No
Indikator Ya
1
Model pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran
2
Kesesuaian model pembelajaran dengan materi
4. Keterangan penilaian sebagai berikut: 0 : Tidak 1 : Ya
Tidak
√ √
5. Saran dan kesimpulan dapat ditulis pada lembar yang telah disediakan. B. Aspek Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Penilaian Indikator Ya
Tidak
1. Model pembelajaran sudah menjelaskan tujuan mempelajari pembuatan pola busana anak berbantuan media modul 2. Model pembelajaran sudah menjelaskan garis besar materi pembelajaran yang akan dipelajari 3. Model pembelajaran sudah menjelaskan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yaitu menggunakan media modul 4. Model pembelajaran sudah menjelaskan pembuatan pola busana anak secara bertahap 5. Mendemonstrasikan cara pembuatan pola busana anak secara benar menggunakan bantuan media modul 6. Memberikan latihan terbimbing dari awal pembuatan pola busana anak. 7. Mengecek keterampilan siswa dan memberikan feedback atau umpan balik seperti memberikan tes. 8. Menyusun suatu kondisi untuk latihan lebih lanjut dengan memperkenalkan masalah yang lebih komplek dalam pembuatan pola busana anak yang berbeda dari yang sebelumnya. 9. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menerapkan keterampilan yang diporeroleh secara mandiri Jumlah skor penilaian
C. Kualitas Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Kualitas Interval Skor Interpretasi Layak
3 ≤ Skor ≤ 5
Tidak layak
0 ≤ Skor < 3
Model pembelajaran dinyatakan layak untuk digunakan pengambilan data Model pembelajaran dinyatakan tidak layak
untuk digunakan pengambilan data
D. Saran ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. E. Kesimpulan Model pembelajaran Langsung Berbantuan Modul ini dinyatakan: 1. Layak untuk diuji coba dilapangan tanpa revisi 2. Layak untuk diuji coba dilapangan dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak (mohon dilingkari jika sesuai dengan kesimpulan anda)
Yogyakarta, Mei 2012 Menyetujui,
Laily Dyastuti, S. Pd
SURAT KETERANGAN VALIDASI INSTRUMEN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL PENILAIAN LEMBAR OBSERVASI Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Laily Dyastuti, S. Pd
Guru
: Busana Anak
Sekolah
: SMK N 3 Pacitan
Setelah saya mencermati, menelaah, memperhatikan dan menganalisis model pembelajaran yang dibuat dengan tema ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan”, yang dibuat oleh: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Boga dan Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Busana
Dengan ini menyatakan penilaian lembarb observasi tersebut (√): Belum memenuhi syarat Memenuhi syarat dengan catatan Sudah memenuhi syarat Catatan (bila perlu) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
.................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... Dengan tinjaun yang saya lakukan dengan sungguh-sungguh, semoga bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta,
Maret 2012
Laily Dyastuti, S. Pd
Hal
: Permohonan Menjadi Judgment Expert
Kepada Yth, Ibu Dr. Emy Budiastuti Di Tempat
Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Program Studi
: Pendidikan Teknik Busana
Fakultas
: Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Dalam rangka Tugas Akhir Skripsi yang berjudul ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan ”. Dengan ini saya memohon kepada ibu berkenan menvalidasi instrumen, serta ikut serta memberi masukan terhadap instrument penelitian ini. Masukan tersebut akan sangat menambah tingkat kepercayaan dan keterbacaan hasil penelitian yang sedang saya lakukan. Demikian permohonan ini saya buat, atas kesediaan ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Dosen Pembimbing,
Pemohon,
Sri Emy Yuli S, M. Si
Anita Fitria Purnama
NIP. 19620503 198702 2 001
NIM.08513245007
LEMBAR VALIDITAS INSTRUMEN KEMANDIRIAN BELAJAR ” IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK DI SMK N 3 PACITAN”
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan
Kelas/semester
: 2 Busana / 4
Standar Kompetensi
: Membuat Busana Anak
Kompetensi Dasar
: Pembuatan Pola Busana Anak
Peneliti
: Anita Fitria Purnama
Ahli Materi
: Ibu Dr. Emy Budiastuti
A. Petunjuk Pengisian 1. Lembar validitas ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat bapak/ibu sebagai ahli materi. 2. Validitas terdiri dari aspek unjuafektif. 3. Jawaban bisa diberikan pada kolom jawaban yang sudah disediakan dengan memberi tanda ”√” Penilaian No
Indikator Ya
1
Kejelasan
2
Bobot
Tidak
√
4. Keterangan penilaian sebagai berikut: 0 : Tidak 1 : Ya 5. Saran dan kesimpulan dapat ditulis pada lembar yang telah disediakan.
√
B. Aspek Penilaian Penilaian Indikator Ya
Tidak
1. Evaluasi sesuai dengan indikator 2. Evaluasi diruntutkan berdasarkan urutan yang akan diamati 3. Evaluasi objektif 4. Kriteria pencapaian indikator jelas 5. Pembobotan setiap indikator tepat Jumlah skor penilaian
C. Kualitas Unjuk Kerja Kualitas Interval Skor Layak
3 ≤ Skor ≤ 5
Tidak layak
0 ≤ Skor < 3
Interpretasi Unjuk kerja dinyatakan layak untuk digunakan pengambilan data Unjuk kerja dinyatakan tidak layak untuk digunakan pengambilan data
D. Saran ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
E. Kesimpulan Materi ini dinyatakan: 1. Layak untuk diuji coba dilapangan tanpa revisi 2. Layak untuk diuji coba dilapangan dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak (mohon dilingkari jika sesuai dengan kesimpulan anda)
Yogyakarta, Mei 2012 Menyetujui,
Dr. Emy Budiastuti NIP. 19590525 198803 2 001
SURAT KETERANGAN VALIDASI INSTRUMEN KEMANDIRIAN BELAJAR PENILAIAN AFEKTIF Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Dr. Emy Budiastuti
NIP
: 19590525 198803 2 001
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Boga dan Busana Setelah saya mencermati, menelaah, memperhatikan dan menganalisis model pembelajaran yang dibuat dengan tema ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan”, yang dibuat oleh: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Boga dan Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Busana Dengan ini menyatakan penilaian lembar observasi tersebut (√): Belum memenuhi syarat Memenuhi syarat dengan catatan Sudah memenuhi syarat Catatan (bila perlu) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
.................................................................................................................................... .................................................................................................................................... Dengan tinjaun yang saya lakukan dengan sungguh-sungguh, semoga bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta,
Maret 2012
Dr. Emy Budiastuti NIP. 19590525 198803 2 001
Hal
: Permohonan Menjadi Judgment Expert
Kepada Yth, Ibu Sugiyem, M. Pd Di Tempat
Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Program Studi
: Pendidikan Teknik Busana
Fakultas
: Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Dalam rangka Tugas Akhir Skripsi yang berjudul ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan ”. Dengan ini saya memohon kepada ibu berkenan menvalidasi instrumen, serta ikut serta memberi masukan terhadap instrument penelitian ini. Masukan tersebut akan sangat menambah tingkat kepercayaan dan keterbacaan hasil penelitian yang sedang saya lakukan. Demikian permohonan ini saya buat, atas kesediaan ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Dosen Pembimbing,
Sri Emy Yuli S, M. Si NIP. 19620503 198702 2 001
Pemohon,
Anita Fitria Purnama NIM.08513245007
LEMBAR VALIDITAS INSTRUMEN KEMANDIRIAN BELAJAR ” IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK DI SMK N 3 PACITAN”
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan
Kelas/semester
: 2 Busana / 4
Standar Kompetensi
: Membuat Busana Anak
Kompetensi Dasar
: Pembuatan Pola Busana Anak
Peneliti
: Anita Fitria Purnama
Ahli Materi
: Ibu Sugiyem, M. Pd
A. Petunjuk Pengisian 1. Lembar validitas ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat bapak/ibu sebagai ahli materi 2. Validitas terdiri dari aspek afektif. 3. Jawaban bisa diberikan pada kolom jawaban yang sudah disediakan dengan memberi tanda ”√” Penilaian No
Indikator Ya
1
Kejelasan
2
Bobot
Tidak
√
4. Keterangan penilaian sebagai berikut: 0 : Tidak 1 : Ya 5. Saran dan kesimpulan dapat ditulis pada lembar yang telah disediakan.
√
B. Aspek Penilaian Penilaian Indikator Ya
Tidak
1. Evaluasi sesuai dengan indikator 2. Evaluasi diruntutkan berdasarkan urutan yang akan diamati 3. Evaluasi objektif 4. Kriteria pencapaian indikator jelas 5. Pembobotan setiap indikator tepat Jumlah skor penilaian
C. Kualitas Unjuk Kerja Kualitas Interval Skor Layak
2 ≤ Skor ≤ 5
Tidak layak
0 ≤ Skor < 2
Interpretasi Unjuk kerja dinyatakan layak untuk digunakan pengambilan data Unjuk kerja dinyatakan tidak layak untuk digunakan pengambilan data
D. Saran ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
E. Kesimpulan Materi ini dinyatakan: 1. Layak untuk diuji coba dilapangan tanpa revisi 2. Layak untuk diuji coba dilapangan dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak (mohon dilingkari jika sesuai dengan kesimpulan anda)
Yogyakarta, Mei 2012 Menyetujui,
Sugiyem, M. Pd NIP. 19751029 200212 2 002
SURAT KETERANGAN VALIDASI INSTRUMEN KEMANDIRIAN BELAJAR PENILAIAN AFEKTIF Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Sugiyem, M. Pd
NIP
: 19751029 200212 2 002
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Boga dan Busana Setelah saya mencermati, menelaah, memperhatikan dan menganalisis penilaian lembar observasi yang dibuat dengan tema ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan”, yang dibuat oleh: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Boga dan Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Busana Dengan ini menyatakan penilaian lembar observasi tersebut (√): Belum memenuhi syarat Memenuhi syarat dengan catatan Sudah memenuhi syarat Catatan (bila perlu) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Dengan tinjaun yang saya lakukan dengan sungguh-sungguh, semoga bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta,
Maret 2012
Sugiyem, M. Pd NIP. 19751029 200212 2 002
Hal
: Permohonan Menjadi Judgment Expert
Kepada Yth, Ibu Laily Dyastuti, S. Pd Di Tempat
Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Program Studi
: Pendidikan Teknik Busana
Fakultas
: Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Dalam rangka Tugas Akhir Skripsi yang berjudul ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan ”. Dengan ini saya memohon kepada ibu berkenan menvalidasi instrumen, serta ikut serta memberi masukan terhadap instrument penelitian ini. Masukan tersebut akan sangat menambah tingkat kepercayaan dan keterbacaan hasil penelitian yang sedang saya lakukan. Demikian permohonan ini saya buat, atas kesediaan ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Dosen Pembimbing,
Sri Emy Yuli S, M. Si NIP. 19620503 198702 2 001
Pemohon,
Anita Fitria Purnama NIM.08513245007
LEMBAR VALIDITAS INSTRUMEN KEMANDIRIAN BELAJAR ” IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK DI SMK N 3 PACITAN”
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan
Kelas/semester
: 2 Busana / 4
Standar Kompetensi
: Membuat Busana Anak
Kompetensi Dasar
: Pembuatan Pola Busana Anak
Peneliti
: Anita Fitria Purnama
Ahli Materi
: Ibu Laily Dyastuti, S. Pd
A. Petunjuk Pengisian 1. Lembar validitas ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat bapak/ibu sebagai ahli materi. 2. Validitas terdiri dari aspek afektif. 3. Jawaban bisa diberikan pada kolom jawaban yang sudah disediakan dengan memberi tanda ”√” Penilaian No
Indikator Ya
1
Kejelasan
2
Bobot
Tidak
√
4. Keterangan penilaian sebagai berikut: 0 : Tidak 1 : Ya 5. Saran dan kesimpulan dapat ditulis pada lembar yang telah disediakan.
√
B. Aspek Penilaian Penilaian Indikator Ya
Tidak
1. Evaluasi sesuai dengan indikator 2. Evaluasi diruntutkan berdasarkan urutan yang akan diamati 3. Evaluasi objektif 4. Kriteria pencapaian indikator jelas 5. Pembobotan setiap indikator tepat Jumlah skor penilaian
C. Kualitas Unjuk Kerja Kualitas Interval Skor Layak
2 ≤ Skor ≤ 5
Tidak layak
0 ≤ Skor < 2
Interpretasi Unjuk kerja dinyatakan layak untuk digunakan pengambilan data Unjuk kerja dinyatakan tidak layak untuk digunakan pengambilan data
D. Saran ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
E. Kesimpulan Materi ini dinyatakan: 1. Layak untuk diuji coba dilapangan tanpa revisi 2. Layak untuk diuji coba dilapangan dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak (mohon dilingkari jika sesuai dengan kesimpulan anda)
Yogyakarta, Mei 2012 Menyetujui,
Laily Dyastuti, S. Pd
SURAT KETERANGAN VALIDASI INSTRUMEN KEMANDIRIAN BELAJAR PENILAIAN AFEKTIF Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Laily Dyastuti, S. Pd
Guru
: Busana Anak
Sekolah
: SMK N 3 Pacitan
Setelah saya mencermati, menelaah, memperhatikan dan menganalisis penilaian lembar observasi yang dibuat dengan tema ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan”, yang dibuat oleh: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Boga dan Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Busana
Dengan ini menyatakan penilaian lembar observasi tersebut (√): Belum memenuhi syarat Memenuhi syarat dengan catatan Sudah memenuhi syarat Catatan (bila perlu) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
.................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... Dengan tinjaun yang saya lakukan dengan sungguh-sungguh, semoga bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta,
Maret 2012
Laily Dyastuti, S. Pd
Hal
: Permohonan Menjadi Judgment Expert
Kepada Yth, Ibu Sugiyem, M. Pd Di Tempat
Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Program Studi
: Pendidikan Teknik Busana
Fakultas
: Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Dalam rangka Tugas Akhir Skripsi yang berjudul ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan ”. Dengan ini saya memohon kepada ibu berkenan menvalidasi instrumen, serta ikut serta memberi masukan terhadap instrument penelitian ini. Masukan tersebut akan sangat menambah tingkat kepercayaan dan keterbacaan hasil penelitian yang sedang saya lakukan. Demikian permohonan ini saya buat, atas kesediaan ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Dosen Pembimbing,
Pemohon,
Sri Emy Yuli S, M. Si
Anita Fitria Purnama
NIP. 19620503 198702 2 001
NIM.08513245007
LEMBAR VALIDITAS INSTRUMEN TEST UNJUK KERJA ” IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK DI SMK N 3 PACITAN”
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan
Kelas/semester
: 2 Busana / 4
Standar Kompetensi
: Membuat Busana Anak
Kompetensi Dasar
: Pembuatan Pola Busana Anak
Peneliti
: Anita Fitria Purnama
Ahli Materi
: Ibu Sugiyem, M. Pd
Petunjuk Pengisian 1. Lembar validitas ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat bapak/ibu sebagai ahli unjuk kerja. 2. Validitas terdiri dari aspek unjuk kerja. 3. Jawaban bisa diberikan pada kolom jawaban yang sudah disediakan dengan memberi tanda ”√” Penilaian No
Indikator Ya
1
Kejelasan
2
Bobot
4. Keterangan penilaian sebagai berikut: 0 : Tidak 1 : Ya
Tidak
√ √
5. Saran dan kesimpulan dapat ditulis pada lembar yang telah disediakan. A. Aspek Penilaian Penilaian Indikator Ya
Tidak
1. Evaluasi sesuai dengan indikator 2. Evaluasi diruntutkan berdasarkan urutan yang akan diamati 3. Evaluasi objektif 4. Kriteria pencapaian indikator jelas 5. Pembobotan setiap indikator tepat Jumlah skor penilaian
B. Kualitas Unjuk Kerja Kualitas Interval Skor Layak
2 ≤ Skor ≤ 5
Tidak layak
0 ≤ Skor < 2
Interpretasi Unjuk kerja dinyatakan layak untuk digunakan pengambilan data Unjuk kerja dinyatakan tidak layak untuk digunakan pengambilan data
C. Saran ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
D. Kesimpulan Materi ini dinyatakan: 1. Layak untuk diuji coba dilapangan tanpa revisi 2. Layak untuk diuji coba dilapangan dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak (mohon dilingkari jika sesuai dengan kesimpulan anda)
Yogyakarta, Maret 2012 Menyetujui,
Sugiyem, M. Pd NIP. 19751029 200212 2 002
SURAT KETERANGAN VALIDASI INSTRUMEN TEST UNJUK KERJA
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Sugiyem, M. Pd
NIP
: 19751029 200212 2 002
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Boga dan Busana Setelah saya mencermati, menelaah, memperhatikan dan menganalisis penilaian lembar observasi yang dibuat dengan tema ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan”, yang dibuat oleh: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Boga dan Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Busana
Dengan ini menyatakan penilaian lembar observasi tersebut (√): Belum memenuhi syarat Memenuhi syarat dengan catatan Sudah memenuhi syarat Catatan (bila perlu) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
.................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... Dengan tinjaun yang saya lakukan dengan sungguh-sungguh, semoga bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta,
Maret 2012
Sugiyem, M. Pd NIP. 19751029 200212 2 002
Hal
: Permohonan Menjadi Judgment Expert
Kepada Yth, Dr. Emy Budiastuti Di Tempat
Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Program Studi
: Pendidikan Teknik Busana
Fakultas
: Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Dalam rangka Tugas Akhir Skripsi yang berjudul ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan ”. Dengan ini saya memohon kepada ibu berkenan menvalidasi instrumen, serta ikut serta memberi masukan terhadap instrument penelitian ini. Masukan tersebut akan sangat menambah tingkat kepercayaan dan keterbacaan hasil penelitian yang sedang saya lakukan. Demikian permohonan ini saya buat, atas kesediaan ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Dosen Pembimbing,
Pemohon,
Sri Emy Yuli S, M. Si
Anita Fitria Purnama
NIP. 19620503 198702 2 001
NIM.08513245007
LEMBAR VALIDITAS INSTRUMEN TEST UNJUK KERJA ” IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK DI SMK N 3 PACITAN”
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan
Kelas/semester
: 2 Busana / 4
Standar Kompetensi
: Membuat Busana Anak
Kompetensi Dasar
: Pembuatan Pola Busana Anak
Peneliti
: Anita Fitria Purnama
Ahli Materi
: Dr. Emy Budiastuti
A. Petunjuk Pengisian 6. Lembar validitas ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat bapak/ibu sebagai ahli unjuk kerja. 7. Validitas terdiri dari aspek unjuk kerja. 8. Jawaban bisa diberikan pada kolom jawaban yang sudah disediakan dengan memberi tanda ”√” Penilaian No
Indikator Ya
1
Kejelasan
2
Bobot
Tidak
√ √
9. Keterangan penilaian sebagai berikut: 0 : Tidak 1 : Ya 10. Saran dan kesimpulan dapat ditulis pada lembar yang telah disediakan.
B. Aspek Penilaian Penilaian Indikator Ya
Tidak
1. Evaluasi sesuai dengan indikator 2. Evaluasi diruntutkan berdasarkan urutan yang akan diamati 3. Evaluasi objektif 4. Kriteria pencapaian indikator jelas 5. Pembobotan setiap indikator tepat Jumlah skor penilaian
C. Kualitas Unjuk Kerja Kualitas Interval Skor Layak
2 ≤ Skor ≤ 5
Tidak layak
0 ≤ Skor < 2
Interpretasi Unjuk kerja dinyatakan layak untuk digunakan pengambilan data Unjuk kerja dinyatakan tidak layak untuk digunakan pengambilan data
D. Saran ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
E. Kesimpulan Materi ini dinyatakan: 1. Layak untuk diuji coba dilapangan tanpa revisi 2. Layak untuk diuji coba dilapangan dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak (mohon dilingkari jika sesuai dengan kesimpulan anda)
Yogyakarta, Maret 2012 Menyetujui,
Dr. Emy Budiastuti NIP. 19590525 198803 2 001
SURAT KETERANGAN VALIDASI INSTRUMEN TEST UNJUK KERJA
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Dr. Emy Budiastuti
NIP
: 19590525 198803 2 001
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Boga dan Busana Setelah saya mencermati, menelaah, memperhatikan dan menganalisis penilaian lembar observasi yang dibuat dengan tema ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan”, yang dibuat oleh: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Boga dan Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Busana Dengan ini menyatakan penilaian lembar observasi tersebut (√): Belum memenuhi syarat Memenuhi syarat dengan catatan Sudah memenuhi syarat Catatan (bila perlu) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Dengan tinjaun yang saya lakukan dengan sungguh-sungguh, semoga bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, Maret 2012 Menyetujui,
Emy Budiastuti, M. Pd NIP. 19590525 198803 2 001
Hal
: Permohonan Menjadi Judgment Expert
Kepada Yth, Dr.Endang Mulyatiningsih Di Tempat
Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Program Studi
: Pendidikan Teknik Busana
Fakultas
: Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Dalam rangka Tugas Akhir Skripsi yang berjudul ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan ”. Dengan ini saya memohon kepada ibu berkenan menvalidasi instrumen, serta ikut serta memberi masukan terhadap instrument penelitian ini. Masukan tersebut akan sangat menambah tingkat kepercayaan dan keterbacaan hasil penelitian yang sedang saya lakukan. Demikian permohonan ini saya buat, atas kesediaan ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Dosen Pembimbing,
Pemohon,
Sri Emy Yuli S, M. Si
Anita Fitria Purnama
NIP. 19620503 198702 2 001
NIM.08513245007
LEMBAR VALIDITAS INSTRUMEN TEST UNJUK KERJA ” IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK DI SMK N 3 PACITAN”
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan
Kelas/semester
: 2 Busana / 4
Standar Kompetensi
: Membuat Busana Anak
Kompetensi Dasar
: Pembuatan Pola Busana Anak
Peneliti
: Anita Fitria Purnama
Ahli Materi
: Dr. Endang Mulyatiningsih
A. Petunjuk Pengisian 1. Lembar validitas ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat bapak/ibu sebagai ahli unjuk kerja. 2. Validitas terdiri dari aspek unjuk kerja. 3. Jawaban bisa diberikan pada kolom jawaban yang sudah disediakan dengan memberi tanda ”√” Penilaian No
Indikator Ya
1
Kejelasan
2
Bobot
Tidak
√
4. Keterangan penilaian sebagai berikut: 0 : Tidak 1 : Ya 5. Saran dan kesimpulan dapat ditulis pada lembar yang telah disediakan.
√
B. Aspek Penilaian Penilaian Indikator Ya
Tidak
1. Evaluasi sesuai dengan indikator 2. Evaluasi diruntutkan berdasarkan urutan yang akan diamati 3. Evaluasi objektif 4. Kriteria pencapaian indikator jelas 5. Pembobotan setiap indikator tepat Jumlah skor penilaian
C. Kualitas Unjuk Kerja Kualitas Interval Skor Layak
2 ≤ Skor ≤ 5
Tidak layak
0 ≤ Skor < 2
Interpretasi Unjuk kerja dinyatakan layak untuk digunakan pengambilan data Unjuk kerja dinyatakan tidak layak untuk digunakan pengambilan data
D. Saran ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
E. Kesimpulan Materi ini dinyatakan: 1. Layak untuk diuji coba dilapangan tanpa revisi 2. Layak untuk diuji coba dilapangan dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak (mohon dilingkari jika sesuai dengan kesimpulan anda)
Yogyakarta, Maret 2012 Menyetujui,
Dr. Endang Mulyatiningsih NIP. 19630111 198812 2 001
SURAT KETERANGAN VALIDASI INSTRUMEN TEST UNJUK JERJA
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Dr. Endang Mulyatiningsih
NIP
: 19630111 198812 2 001
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Boga dan Busana Setelah saya mencermati, menelaah, memperhatikan dan menganalisis penilaian lembar observasi yang dibuat dengan tema ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan”, yang dibuat oleh: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Boga dan Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Busana Dengan ini menyatakan penilaian lembar observasi tersebut (√): Belum memenuhi syarat Memenuhi syarat dengan catatan Sudah memenuhi syarat Catatan (bila perlu) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Dengan tinjaun yang saya lakukan dengan sungguh-sungguh, semoga bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, Maret 2012 Menyetujui,
Dr. Endang Mulyatiningsih NIP. 19630111 198812 2 001
Hal
: Permohonan Menjadi Validator
Kepada Yth, Ibu Sugiyem, M. Pd Di Tempat
Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Program Studi
: Pendidikan Teknik Busana
Fakultas
: Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Dalam rangka Tugas Akhir Skripsi yang berjudul ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan ”. Dengan ini saya memohon kepada ibu berkenan menvalidasi instrumen, serta ikut serta memberi masukan terhadap instrument penelitian ini. Masukan tersebut akan sangat menambah tingkat kepercayaan dan keterbacaan hasil penelitian yang sedang saya lakukan. Demikian permohonan ini saya buat, atas kesediaan ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Dosen Pembimbing,
Sri Emy Yuli S, M. Si NIP. 19620503 198702 2 001
Pemohon,
Anita Fitria Purnama NIM.08513245007
LEMBAR VALIDITAS MODUL UNTUK AHLI MATERI ” IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK DI SMK N 3 PACITAN”
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan
Kelas/semester
: 2 Busana / 4
Standar Kompetensi
: Membuat Busana Anak
Kompetensi Dasar
: Pembuatan Pola Busana Anak
Peneliti
: Anita Fitria Purnama
Ahli Materi
: Ibu Sugiyem, M. Pd
A. Petunjuk Pengisian 1. Lembar validitas ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat bapak/ibu sebagai ahli materi. 2. Validitas terdiri dari aspek materi pembelajaran. 3. Jawaban bisa diberikan pada kolom jawaban yang sudah disediakan dengan memberi tanda ”√” Penilaian No
Indikator Ya
1
Kejelasan
2
Tampilan keseluruhan
4. Keterangan penilaian sebagai berikut: 0 : Tidak 1 : Ya
Tidak
√ √
5. Saran dan kesimpulan dapat ditulis pada lembar yang telah disediakan. B. Penilaian Modul Pembelajaran oleh Ahli Materi Materi pada modul pola dasar konstruksi busana anak, No
Indikator
1. 2. 3.
Sesuai dengan standart kompetensi Sesuai dengan kompetensi dasar Sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai Membantu peserta didik belajar mandiri Mempermudah guru dalam proses belajar mengajar Disusun berdasarkan tujuan dan dirumuskan dengan jelas Dikemas dalam unit-unit kecil atau spesifik Disusun tahap demi tahap Disusun secara berurutan Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti Dilengkapi garis pertolongan yang jelas Dilengkapi dengan garis merah biru yang jelas Disertai dengan garis arah panjang kain Disertai dengan keterangan pola yang mudah dipahami Menggunakan keterangan huruf yang jelas pada pola Disertai contoh-contoh gambar yang jelas Disertai informasi tentang referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud Memuat model busana anak sesuai dengan perkembangan yang ada Dikenal oleh peserta didik Informasi membantu peserta didik mempelajari Tidak tergantung media lain, karena semua materi telah termuat dengan lengkap Mudah dipahami secarakeseluruhan Disertai rangkuman materi pembelajaran Disertai dengan soal-soal latihan yang dapat mengukur kemampuan peserta didik Disertai kunci jawaban
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Kriteria Penilaian Ya Tidak
C. Saran ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. D. Kesimpulan Media dan materi pembelajaran ini dinyatakan: 1. Layak untuk diuji coba dilapangan tanpa revisi 2. Layak untuk diuji coba dilapangan dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak (mohon dilingkari jika sesuai dengan kesimpulan anda)
Yogyakarta, Maret 2012 Menyetujui,
Sugiyem, M. Pd NIP. 19751029 200212 2 002
SURAT KETERANGAN VALIDASI AHLI MATERI PEMBELAJARAN PENILAIAN KELAYAKAN MODUL Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Sugiyem, M. Pd
NIP
: 19751029 200212 2 002
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Boga dan Busana Setelah saya mencermati, menelaah, memperhatikan dan menganalisis penilaian lembar observasi yang dibuat dengan tema ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan”, yang dibuat oleh: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Boga dan Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Busana
Dengan ini menyatakan penilaian lembar observasi tersebut (√): Belum memenuhi syarat Memenuhi syarat dengan catatan Sudah memenuhi syarat Catatan (bila perlu) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
.................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... Dengan tinjaun yang saya lakukan dengan sungguh-sungguh, semoga bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta,
Maret 2012
Sugiyem, M. Pd NIP. 19751029 200212 2 002
Hal
: Permohonan Menjadi Validator
Kepada Yth, Bapak Noor Fitrihana, M .Eng Di Tempat
Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Program Studi
: Pendidikan Teknik Busana
Fakultas
: Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Dalam rangka Tugas Akhir Skripsi yang berjudul ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan ”. Dengan ini saya memohon kepada ibu berkenan menvalidasi instrumen, serta ikut serta memberi masukan terhadap instrument penelitian ini. Masukan tersebut akan sangat menambah tingkat kepercayaan dan keterbacaan hasil penelitian yang sedang saya lakukan. Demikian permohonan ini saya buat, atas kesediaan ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Dosen Pembimbing,
Sri Emy Yuli S, M. Si NIP. 19620503 198702 2 001
Pemohon,
Anita Fitria Purnama NIM.08513245007
LEMBAR VALIDITAS MODUL UNTUK AHLI MEDIA PEMBELAJARAN ” IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK DI SMK N 3 PACITAN”
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan
Kelas/semester
: 2 Busana / 4
Standar Kompetensi
: Membuat Busana Anak
Kompetensi Dasar
: Pembuatan Pola Busana Anak
Peneliti
: Anita Fitria Purnama
Ahli Materi
: Bapak Noor Fitrihana, M .Eng
A. Petunjuk Pengisian 1. Lembar validitas ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat bapak/ibu sebagai ahli media 2. Validitas terdiri dari aspekmateri media modul 3. Jawaban bisa diberikan pada kolom jawaban yang sudah disediakan dengan memberi tanda ”√” Penilaian No
Indikator Ya
1
Kejelasan
2
Tampilan keseluruhan
4. Keterangan penilaian sebagai berikut: 0 : Tidak 1 : Ya
Tidak
√ √
5. Saran dan kesimpulan dapat ditulis pada lembar yang telah disediakan. B. Penilaian Modul Pembelajaran oleh Ahli Media Modul pola dasar konstruksi busana anak, No
Indikator
1.
Menggunakan kombinasi warna apada sampulnya sehingga terlihat menarik Menggunakan kombinasi gambar yang menarik pada sampulnya Menggunakan bentuk huruf yang serasi pada sampulnya Menggunakan ukuran yang serasi pada sampulnya Perbandingan hurufnya proporsional antara judul, sub judul, dan isi naskah Menggunakan bentuk huruf yang mudah dibaca Menggunakan ukuran huruf yang mudah dibaca Menggunakan bentuk huruf yang konsisten, yaitu bentuk arial Menggunakan ukuran huruf yang konsisten, yaitu 12 Menggunakan spasi yang konsisten, yaitu 1,5 Menggunakan batas-batas pengetikan atau margin yang konsisten Menggunakan format kertas yang konsisten pada tiap halamannya Menggunakan format kertas vertical Mencantumkan cetak miring untuk menekankan istilah asing Mencantumkan cetak tebal untuk menekankan hal-hal yang penting Disertai icon yang disesuaikan proporsinya Disertai contoh gambar yang disesuaikan proporsinya Disertai warna gambar yang menarik Disertai kolom cakupan materi Isi materinya disusun secara berurutan Susunan antar kegiatannya mudah dipahami Susunannya mudah diikuti peserta didik Disertai dengan gambar untuk memperjelas materi
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Kriteria Penilaian Ya Tidak
24. Disertai tempat kosong untuk memberikan jedaantar kegiatan 25. Mencantumkan latihan yang dikemas sedemikian rupa C. Saran ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. D. Kesimpulan Media dan materi pembelajaran ini dinyatakan: 1. Layak untuk diuji coba dilapangan tanpa revisi 2. Layak untuk diuji coba dilapangan dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak (mohon dilingkari jika sesuai dengan kesimpulan anda)
Yogyakarta, Maret 2012 Menyetujui,
Noor Fitrihana,M .Eng NIP. 19760920 200112 1 001
SURAT KETERANGAN VALIDASI AHLI MEDIA PEMBELAJARAN PENILAIAN KELAYAKAN MODUL Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Noor Fitrihana, M. Eng
NIP
: 19760920 200112 1 001
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Boga dan Busana Setelah saya mencermati, menelaah, memperhatikan dan menganalisis penilaian lembar observasi yang dibuat dengan tema ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan”, yang dibuat oleh: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Boga dan Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Busana Dengan ini menyatakan penilaian lembar observasi tersebut (√): Belum memenuhi syarat Memenuhi syarat dengan catatan Sudah memenuhi syarat Catatan (bila perlu) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Dengan tinjaun yang saya lakukan dengan sungguh-sungguh, semoga bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, Maret 2012 Menyetujui,
Noor Fitrihana,M .Eng NIP. 19760920 200112 1 001
Hal
: Permohonan Menjadi Validator
Kepada Yth, Ibu Warnidah, S.Pd Di Tempat
Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Program Studi
: Pendidikan Teknik Busana
Fakultas
: Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Dalam rangka Tugas Akhir Skripsi yang berjudul ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan ”. Dengan ini saya memohon kepada ibu berkenan menvalidasi instrumen, serta ikut serta memberi masukan terhadap instrument penelitian ini. Masukan tersebut akan sangat menambah tingkat kepercayaan dan keterbacaan hasil penelitian yang sedang saya lakukan. Demikian permohonan ini saya buat, atas kesediaan ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Dosen Pembimbing,
Sri Emy Yuli S, M. Si NIP. 19620503 198702 2 001
Pemohon,
Anita Fitria Purnama NIM.08513245007
LEMBAR VALIDITAS MODUL UNTUK AHLI BAHASA ” IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MODUL DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK DI SMK N 3 PACITAN”
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan
Kelas/semester
: 2 Busana / 4
Standar Kompetensi
: Membuat Busana Anak
Kompetensi Dasar
: Pembuatan Pola Busana Anak
Peneliti
: Anita Fitria Purnama
Ahli Materi
: Ibu Warnidah, S.Pd
A. Petunjuk Pengisian 1. Lembar validitas ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat bapak/ibu sebagai ahli bahasa. 2. Validitas terdiri dari aspek bahasa media modul 3. Jawaban bisa diberikan pada kolom jawaban yang sudah disediakan dengan memberi tanda ”√” Penilaian No
Indikator Ya
1
Kejelasan
2
Tampilan keseluruhan
Tidak
√
4. Keterangan penilaian sebagai berikut: 0 : Tidak 1 : Ya 5. Saran dan kesimpulan dapat ditulis pada lembar yang telah disediakan.
√
B. Penilaian Modul Pembelajaran oleh Ahli Bahasa Modul pola dasar konstruksi busana anak telah menggunakan, No
Indikator
1.
Bahasa sesuai tingkat pemakai modul (siswa kelas XI Busana) Bahasa yang komunikatif Kalimat yang tidak menimbulkan pengertian yang berbeda Kalimat yang mudah dipahami peserta didik Kalimat yang jelas Kalimat yang singkat Kalimat yang memuat makna yang dimaksud Istilah-istilah yang mudah dipahami
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kriteria Penilaian Ya Tidak
C. Saran ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
D. Kesimpulan Media dan materi pembelajaran ini dinyatakan: 1. Layak untuk diuji coba dilapangan tanpa revisi 2. Layak untuk diuji coba dilapangan dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak (mohon dilingkari jika sesuai dengan kesimpulan anda)
Yogyakarta, Maret 2012 Menyetujui,
Warnidah, S.Pd NIP. 19680904 200501 2005
SURAT KETERANGAN VALIDASI AHLI BAHASA PENILAIAN KELAYAKAN MODUL Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Warnidah, S.Pd
NIP
: 19580727 198503 2 002
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Boga dan Busana Setelah saya mencermati, menelaah, memperhatikan dan menganalisis penilaian lembar observasi yang dibuat dengan tema ”Implementasi Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Modul Dalam Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak Di SMK N 3 Pacitan”, yang dibuat oleh: Nama
: Anita Fitria Purnama
NIM
: 08513245007
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Pendidikan Teknik Boga dan Busana
Program Studi : Pendidikan Teknik Busana Dengan ini menyatakan penilaian lembar observasi tersebut (√): Belum memenuhi syarat Memenuhi syarat dengan catatan Sudah memenuhi syarat Catatan (bila perlu) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Dengan tinjaun yang saya lakukan dengan sungguh-sungguh, semoga bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, Maret 2012 Menyetujui,
Warnidah, S.Pd NIP. 19680904 200501 2005
LAMPIRAN 4
DAFTAR HADIR SISWA
LAMPIRAN 5
SILABUS, RPP DAN MODUL
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Nama Sekolah
: SMK N 3 Pacitan
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan
Program Studi Keahlian
: Tata Busana
Kelas/Semester
: XI / 4
Alokasi Waktu
: 4 jam @ 45 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi
: Membuat Busana Anak
Kode Kompetensi
: 103.KK.4
Kompetensi Dasar
: Pembuatan Pola Busana Anak
KKM
: 70
A. Indikator 1. Pengertian busana anak 2. Alat dan bahan diidentifikasi sesuai kebutuhan. 3. Teknik pembuatan pola busana anak diidentifikasi sesuai prosedur atau langkah.
B. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian busana anak. 2. Siswa dapat mengidentifikasi alat dan bahan yang digunakan. 3. Siswa dapat membuat pola busana anak sesuai dengan langkah pengerjaan.
C. Materi Pelajaran 1. Pengertian busana anak 2. Macam-macam busana anak 3. Praktik membuat pola dasar 4. Alat dan bahan yang dibutuhkan
5. Langkah kerja pembuatan pola busana anak D. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Model Pembelajaran Langsung (MPL) 2. Metode Pembelajaran : Demonstrasi, penugasan, ceramah, tanya jawab
E. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran SIKLUS I Fase pembelajaran
Kegiatan guru
Fase 1
Pendahuluan a. Salam pembuka Menyampaikan b. Menyampaikan informasi : Tujuan pembelajaran tujuan dan mempersiapkan Garis besar materi siswa pembelajaran Model pembelajaran dan media yang digunakan Fase 2 Kegiatan inti a. Menyajikan infomasi Mendemonstrasikan secara singkat tentang materi pembuatan pola pengetahuan / konstruksi busana anak ketrampilan b. Mendemonstrasikan langkah-langkah pembuatan pola konstruksi busana anak c. berdasarkan media modul a. Mempersiapkan alat dan Fase 3 bahan Membimbing d. Membimbing siswa melakukan kegiatan pelatihan praktek pembuatan pola konstruksi busana anak menggunakan media modul
Fase 4
a. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang
Kegiatan siswa Mencermati apa yang disampaikan oleh guru. Memperhatikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Waktu 5 menit
60 menit Memperhatikan penjelasan guru dan bertanya jika ada hal-hal yang tidak dimengerti Memperhatikan penjelasan guru
90 menit Melaksanakan praktek Mengikuti arahan guru Merespon bimbingan guru dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan kesulitan yang dihadapi 15 menit Siswa merespon/menjawab
Mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik
Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
F.
materi yang telah dipelajari b. Memberikan pujian pada hasil praktek siswa yang mengerjakannya dengan benar c. Memberikan tes unjuk kerja untuk mengetahui pemahaman siswa pada materi yang telah diajarkan Penutup a. Memberi tugas rumah kepada peserta didik untuk membuat pola klep yang berbeda. b. Mengulang kembali materi yang telah diajarkan dan membuat kesimpulan c. Salam penutup
pertanyaan yang diberikan Untuk memberikan motivasi bagi siswa yang lain untuk dapat mengerjakan dengan benar Siswa mengerjakan tugas yang diberikan Mencatat tugas yang 10 menit diberikan
Sumber Pembelajaran 1. Buku Panduan a. Dra Nanie Asri Yuliati, 1993. Teknologi Busana. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta b. Tini Sekartini, BA, 2000. Paket Pelatihan Busana Tailoring: Pembuatan Saku. Pusat Pengembangan Penataran Guru Kejuruan. Depok 2. Media a. Benda jadi b. modul
G. Penilaian 1. Jenis penilaian : Tes tertulis, praktek dan pengamatan 2. Alat penilaian : soal praktek
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Laily Dyastuti, S. Pd
Mahasiswa
Anita fitria Purnama NIM. 08513245007
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Nama Sekolah
: SMK N 3 Pacitan
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan
Program Studi Keahlian
: Tata Busana
Kelas/Semester
: XI / 4
Alokasi Waktu
: 4 jam @ 45 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi
: Membuat Busana Anak
Kode Kompetensi
: 103.KK.4
Kompetensi Dasar
: Pembuatan Pola Busana Anak
KKM
: 70
H. Indikator 4. Pengertian busana anak 5. Alat dan bahan diidentifikasi sesuai kebutuhan. 6. Teknik pembuatan pola busana anak diidentifikasi sesuai prosedur atau langkah.
I.
Tujuan Pembelajaran 4. Siswa dapat menjelaskan pengertian busana anak. 5. Siswa dapat mengidentifikasi alat dan bahan yang digunakan. 6. Siswa dapat membuat pola busana anak sesuai dengan langkah pengerjaan.
J.
Materi Pelajaran 6. Pengertian busana anak 7. Macam-macam busana anak 8. Praktik membuat pola dasar 9. Alat dan bahan yang dibutuhkan
10. Langkah kerja pembuatan pola busana anak K. Model dan Metode Pembelajaran 3. Model Pembelajaran : Model Pembelajaran Langsung (MPL) 4. Metode Pembelajaran : Demonstrasi, penugasan, ceramah, tanya jawab
L. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran SIKLUS II Fase pembelajaran
Kegiatan guru
Fase 1
Pendahuluan c. Salam pembuka Menyampaikan d. Menyampaikan informasi : Tujuan pembelajaran tujuan dan mempersiapkan Garis besar materi siswa pembelajaran Model pembelajaran dan media yang digunakan Fase 2 Kegiatan inti e. Menyajikan infomasi Mendemonstrasikan secara singkat tentang materi pembuatan pola pengetahuan / konstruksi busana anak ketrampilan f. Mendemonstrasikan langkah-langkah pembuatan pola konstruksi busana anak g. berdasarkan media modul b. Mempersiapkan alat dan Fase 3 bahan Membimbing h. Membimbing siswa melakukan kegiatan pelatihan praktek pembuatan pola konstruksi busana anak menggunakan media modul
Fase 4
d. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang
Kegiatan siswa Mencermati apa yang disampaikan oleh guru. Memperhatikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Waktu 5 menit
60 menit Memperhatikan penjelasan guru dan bertanya jika ada hal-hal yang tidak dimengerti Memperhatikan penjelasan guru
90 menit Melaksanakan praktek Mengikuti arahan guru Merespon bimbingan guru dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan kesulitan yang dihadapi 15 menit Siswa merespon/menjawab
Mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik
Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
materi yang telah dipelajari e. Memberikan pujian pada hasil praktek siswa yang mengerjakannya dengan benar f. Memberikan tes unjuk kerja untuk mengetahui pemahaman siswa pada materi yang telah diajarkan Penutup d. Memberi tugas rumah kepada peserta didik untuk membuat pola klep yang berbeda. e. Mengulang kembali materi yang telah diajarkan dan membuat kesimpulan f. Salam penutup
pertanyaan yang diberikan Untuk memberikan motivasi bagi siswa yang lain untuk dapat mengerjakan dengan benar Siswa mengerjakan tugas yang diberikan Mencatat tugas yang 10 menit diberikan
M. Sumber Pembelajaran 3. Buku Panduan c. Dra Nanie Asri Yuliati, 1993. Teknologi Busana. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta d. Tini Sekartini, BA, 2000. Paket Pelatihan Busana Tailoring: Pembuatan Saku. Pusat Pengembangan Penataran Guru Kejuruan. Depok 4. Media c. Benda jadi d. modul
N. Penilaian 3. Jenis penilaian : Tes tertulis, praktek dan pengamatan 4. Alat penilaian : soal praktek
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Laily Dyastuti, S. Pd
Mahasiswa
Anita fitria Purnama NIM. 08513245007
SILABUS A. KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI KODE KOMPETENSI ALOKASI WAKTU Sub Kompetensi
: Membuat Pola Busana Anak : 39. Bus. C. m. SEW. 14 A : 30 x 45 menit
Kriteria Kinerta
Lingkup Belajar
Kriteria Pokok Pembelajaran Sikap
1. Menyiapkan tempat kerja dan alat kerja
Mengidentifikasi peralatan yang akan digunakan. Menyiapkan tempat dengan alur kerja sesuai standar ergonomik.
Menyiapkan alat jahit dan perlengkapan. Cara kerja efektif dan efisien. Membuat pengaturan kerja secara efektif dan efisien. Mempersiapkan alat sesuai standar SOP (Standar Operasional Prosedur)
Memiliki kesadaran dalam menjaga kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja (K3) Menunjukkan sikap teliti dan cermat dalam menyiapkan alat Menunjukkan sikap teliti dan cermat dalam bahan serta
Pengetahuan Memahami pengetahuan K3 Memahami fungsi alat pokok jahit dan alat bantunya. Memahami prosedur pemeliharaan alat jahit pokok dan alat bantunya
Keterampilan Menerapkan prosedur K3 Menyiapkan alat jahit sesuai dengan kebutuhan Membersihka n alat jahit sesuai dengan prosedur Mengatasi kerusakan ringan alat jahit
2.
Mengelompokk an macammacam busana anak
Mengelompokkan macam-macam busana anak
Macam-macam busana anak
3.
Membuat pola dasar
Alat gambar pola dan tempat kerja disiapkan
Membuat pola dasar
4.
Mengubah pola
Pola dasar diubah
Langkah-langkah
dalam melakukan pekerjaan Menentukan desain busana anak Menganalisa desain busana anak
Memahami alat dan bahan yang harus dipersiapkan dalam menentukan desain busana anak Memahami langkahlangkah proses menganalisa desain busana anak
Menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan dalam membuat desain busana anak Melaksanakan langkahlangkah proses menganalisa desain busana anak
Menunjukkan sikap teliti dan cermat dalam menyiapkan alat dan bahan dalam membuat pola dasar
Memahami alat dan bahan yang harus dipersiapkan dalam membuat pola dasar
Menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan dalam membuat pola dasar
Menunjukkan
Memahami
Menyiapkan
dasar sesuai model
sesuai model dan ukuran Pola dilengkapi dengan tandatanda pola
proses mengubah pola dasar sesuai dengan model Langkah-langkah memberi tanda pola pada saat mengubah pola dasar
sikap teliti dan cermat dalam mengubah pola dasar sesuai model
langkahlangkah proses mengubah pola dasar sesuai model
alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan dalam mengubah pola dasar sesuai model
mengetahui guru pola
aily Dyastuti, S. Pd
'
LAMPIRAN 6
DAFTAR NILAI SISWA
LAMPIRAN 7
CONTOH TES HASIL KERJA TIAP SIKLUS
LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI PENELITIAN
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK SISWA KELAS 2 BUSANA 1
`
LAMPIRAN 9
SURAT IJIN PENELITIAN