I. PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang Mata pada ikan merupakan salah satu indera yang sangat penting untuk mencari makan dan menghindar dari pemangsalpredator atau kepungan alat tangkap. Ketajaman penglihatan (visual acuity) pada ikan didefinisikan sebagai kemampuan ikan untuk melihat dua titik dari suatu obyek pada suatu garis lurus yang digambarkan dalam bentuk hubungan timbal balik, diistilahkan dengan sudut pembeda terkecil (Minimum Separable Angle) (He, 1989). Selanjutnya dengan ketajaman penglihatan dapat pula diketahui area kekuatan pandang melalui sudut terkecil penglihatan (minimum visible angle) yang dapat diukur sebagai jarak pandang untuk melihat suatu obyek melalui metoda tingkah laku (Muntz vide Purbayanto, 1999). Penelitian mengenai mata ikan, khususnya mengenai ketajaman penglihatan merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji. Telah banyak penelitian mengenai hubungan antara ketajaman penglihatan ikan dalam melihat suatu obyek penglihatan (visual object) antara lain ketajaman penglihatan pada ikan perch (Guma'a, 1982), perkembangan ketajaman penglihatan dari red sea bream (Pagrus major) (Shiobara et a/., 1998), penglihatan pada tuna dan setuhuk (Kawamura et al., 1981), perkembangan retina dan respon retinomotor pada herring (Blaxter and Jones, 1967), karakteristik histologi dan perkembangan retina pada Japanese sardine (Sardinops melanostictus) (Matsuoka, 1999) dan fisiologi penglihatan dari Japanese whiting (Sillago japonica) (Purbayanto et al., 2001). Proses penangkapan dan tingkah laku ikan yang dipengaruhi oleh ketajaman penglihatan untuk jenis ikan taut sub-tropis dan ikan air tawar telah
banyak memberikan informasi untuk kegiatan penelitian dan pengembangan alat tangkap. Perkembangan teknologi penangkapan ikan di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan pengetahuan tentang tingkah laku ikan di dunia secara keseluruhan. Pengetahuan tentang alat tangkap dan tingkah laku ikan yang menjadi sasaran tangkapan merupakan faktor penting dalam memahami proses penangkapan dari suatu jenis alat tangkap. Selain itu, pengetahuan tersebut dapat pula digunakan dalam meningkatkan hasil tangkapan. Salah satu jenis teknologi penangkapan ikan di Indonesia yang banyak digunakan di perairan pantai Timur Sumatera dan Selatan Jawa adalah alat tangkap pukat cincin atau purse seine (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2000). Pukat cincin yang banyak digunakan di perairan pantai Utara Jawa adalah di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2000). Pukat cincin mini atau mini purse seine adalah salah satu jenis alat tangkap yang masih dapat dijumpai di perairan pantai Utara Jawa, khususnya di Juwana. Terbatasnya jumlah alat tangkap tersebut disebabkan karena pukat cincin mini tergolong kedalam alat tangkap tradisional, sedangkan para nelayan sudah berpola pikir untuk mendapatkan hasil tangkapan dengan kapasitas yang besar, tentunya dengan menggunakan alat tangkap yang lebih modem. Pukat cincin digunakan untuk menangkap ikan pelagis 1986). Selanjutnya dijelaskan kelompok
pelagis
kecil
pula
yang
bahwa jenis membentuk
ikan
(Fridman,
pelagis
gerombolan
padat.
adalah lkan
pelagis kecil biasanya termasuk dalam kelompok ikan yang aktif pada siang hari. Pada umumnya kelompok ikan tersebut adalah jenis ikan yang intensif sekali menggunakan indera penglihatannya dan aktif memburu mangsanya (Gunarso, 1985). Oleh sebab itu ketajaman penglihatan yang dimiliki oleh
kelompok ikan pelagis kecil sangat penting dalam melihat obyek sebagai mangsa mereka. Selain itu, fungsi ketajaman penglihatan diperlukan untuk membatasi jarak antar ikan dalam kawanannya agar tidak saling bertabrakan (He, 1989). Lebih lanjut dijelaskan bahwa istilah jarak antar ikan dalam suatu kawanan ikan yang besar disebut dengan jarak terdekat dengan ikan dalam suatu kawanan (nearest neighbour distance).
lnformasi ketajaman penglihatan ikan pada operasi penangkapan dengan pukat cincin perlu diketahui. Mengingat ha1 tersebut berkaitan dengan informasi jarak suatu kawanan ikan mulai bereaksi terhadap kapal penangkapan yang sedang mendekat dan pukat cincin yang sedang ditebarkan atau disebut dengan jarak kejut (Fridman, 1986). Sehingga dapat diketahui reaksi gerakan ikan ketika menghindari sumber bahaya, bagaimana mereka meloloskan diri dan kemampuan mereka dalam merubah arah renang, sangat berguna dalam pengoperasian alat tangkap pukat cincin.
1.2. Perurnusan Masalah Menurut Gunarso dan Bahar (1991) bahwa bagaimanapun canggihnya suatu alat penangkapan ikan, namun sebagian besar ikan ternyata masih berhasil meloloskan diri dari cakupan alat penangkap. Salah satu penyebabnya bahwa sejauh ini k i a lebih banyak memaksakan kehendak kita sendiri tanpa menyadari dan memahami apa yang dikehendaki oleh ikan itu sendiri. Oleh sebab itu, bila tingkah laku ikan serta berbagai faktor-faktor yang berkaitan dengannya dapat diketahui dan dipahami maka akan membuka jalan untuk mengetahui cara-cara yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu alat penangkapan. Selain itu dapat memacu penciptaan suatu jenis alat tangkap
yang baru dan lebih sesuai. Dapat pula dengan melakukan modifikasi alat tangkap yang telah ada sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Berbagai permasalahan sumberdaya maupun lingkungan yang sedang dihadapi saat ini telah menjadi dasar dan alasan penting bahwa pengembangan teknologi penangkapan ikan di masa mendatang lebih dititikberatkan pada kepentingan sumberdaya dan perlindungan lingkungan (Purbayanto dan Baskoro, 1999). Dalam hubungannya dengan teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan, konsep pengembangan teknologi penangkapan ikan sekarang ini tidak hanya menekankan pada peningkatan jumlah hasil tangkapan, tetapi juga harus memperhatikan dampak lingkungan. Alat tangkap pukat cincin mini dinilai kurang ramah lingkungan karena dalam pengoperasiannya melingkari dan mengurung kawanan ikan yang berbeda umur dan ukurannya sehingga ikan dari berbagai macam ukuran akan tertangkap dan terkumpul pada bagian yang berbentuk kantong dengan ukuran mata jaring (mesh size) yang relatif kecil. Kondisi ini menyebabkan alat tangkap ini kurang selektif. Tingkah laku ikan terhadap suatu alat tangkap yang dipengaruhi oleh ketajaman penglihatan pada jenis-jenis ikan laut tropis dari berbagai kegiatan penelitian belum banyak memberikan informasi untuk pengembangan alat tangkap. Berdasarkan permasalahan di atas maka ketajaman penglihatan ikan untuk jenis ikan air laut tropis penting untuk diketahui, khususnya untuk jenis ikan pelagis kecil yang tertangkap pada proses penangkapan pukat cincin mini. Dengan informasi yang diperoleh dapat diaplikasi pada alat tangkap pukat cincin mini untuk tujuan pengembangan alat tangkap yang ramah lingkungan. Adapun diagram alir penelitian dapat dilihat pada Figure 1.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah 1. Mengkaji
dan
menganalisis
ketajaman
penglihatan
ikan
juwi
(Anodontostomachacunda) dan dua jenis ikan pelagis kecil lainnya, yaitu selar (Selar cnrmenophthalmus)dan layang (Decaptenrsmacrosoma). 2. Mengetahui aplikasi ketajaman penglihatan ikan juwi (Anodontostoma
chacunda) pada proses penangkapan alat tangkap pukat cincin mini.
1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai informasi dalam memahami proses penangkapan ikan secara
baik dan benar, khususnya untuk alat tangkap pukat cincin mini. 2. Memahami ekologi ikan,
khususnya ikan
pelagis kecil dalam
hubungannya dengan cara makan dan penghindaran terhadap predator.
1.5. Hipotesa 1. Semakin besar ukuran panjang tubuh jenis ikan pelagis kecil maka akan
semakin tinggi ketajaman penglihatannya. 2. Ketajaman penglihatan yang dimiliki jenis ikan pelagis kecil berpengaruh
terhadap jarak pandang maksimum terhadap suatu obyek.
I
Mini Purse Seine
I
Fishing gears types for sampling fish: 1. Bottom gill net 2. Lift net 3. Mini purse seine
I. Chacunda gizzard-shad(Anodontostoma chacunda) 2. Bigeye(Se1ar crumenophthalmus)
Fr-l
Net length
I I
+
Body length measurement
$. Secondary data
- -
1)
* Visual
Diameter of school
II
I
of retina
p z q
sinking
Leadline measurement
-
mini purse seine
v
Maximum sighting distance
)
I
f
acuity
I Swimming speed of fish
measurement
+
Capture process model of mini purse seine I
1
I
1.-iI
"ipeed
hauling
l-r-l Boat speed
mini purse seine
Figure 1. Diagram representing the research flowchart
sinking
1