I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar semua potensi yang dimiliki dapat dikembangkan dengan maksimal. Melalui pembelajaran, nantinya akan diperoleh pengetahuan yang luas, keterampilan yang kompleks, dan sikap yang berkarakter.
Pembelajaran
merupakan
proses
yang
kompleks
meliputi
perencanaan,
pelaksanaan hingga penilaian. Dikatakan oleh Suryosubroto (2002: 9) bahwa proses belajar mengajar meliputi kegiatan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai penilaian dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Mulyasa (2013: 136) memaparkan bahwa perencanaan menyangkut perumusan tujuan dan kompetensi serta memperkirakan cara pencapaian tujuan dan pembentukan kompetensi tersebut. Kemudian, pelaksanaan adalah proses yang memberikan kepastian bahwa program pembelajaran telah memiliki sumber daya manusia dan sarana serta prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan sehingga dapat membentuk kompetensi, karakter, dan mencapai tujuan yang diinginkan. Terakhir, penilaian bertujuan untuk menjamin bahwa proses dan kinerja yang dicapai telah sesuai dengan rencana dan tujuan. Untuk kepentingan tersebut, pelaksanaan penilaian perlu membandingkan kinerja aktual dengan kinerja standar.
2
Pembelajaran melibatkan interaksi antara guru dengan siswa. Guru sebagai pihak yang mengajar dan siswa sebagai pihak yang belajar. Pertama, mengenai guru. Dalam pembelajaran, guru memunyai peran yang sangat penting. Guru harus mampu mengarahkan semua potensi siswanya dengan baik, tidak bertindak menyampaikan materi saja untuk mengembangkan kompetensi siswa, tetapi bertindak sebagai agen pembentuk kepribadian siswa seperti dikatakan oleh Sanjaya (2011: 103) bahwa pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar. Kedua, mengenai siswa. Dalam proses pembelajaran siswa dijadikan sebagai pusat kegiatan dalam pembelajaran. Siswa dituntut aktif menerima dan merespons segala pelajaran yang diberikan oleh guru supaya mereka mendapatkan pengalaman belajar yang berarti, tidak hanya menerima materi pembelajaran tanpa aktif berpikir.
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kemahiran berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa ini mencakup empat komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Apabila seseorang menguasai keempat keterampilan ini maka akan mudah baginya untuk mengemukakan gagasan dan perasaan secara lisan maupun tertulis, akan semakin berkembang daya inisiatif dan kreatifitas, selain itu pengetahuan yang dimiliki akan semakin luas. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa adalah melalui kegiatan menulis.
3
Menulis merupakan kegiatan menuangkan ide, perasaan, gagasan melalui tulisan. Keterampilan menulis ini merupakan keterampilan yang kompleks, keterampilan ini tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dilakukan siswa selama pembelajaran di sekolah. Keterampilan menulis ini bukanlah sesuatu yang muncul secara otomatis sejak lahir diwariskan dari orang tua, melainkan diperlukan latihan secara bertahap. Jadi, siswa perlu melatih keterampilan menulis dengan salah satunya membuat teks anekdot. Salah satu kegiatan menulis yang diajarkan di SMA adalah menulis teks anekdot. Kegiatan menulis teks anekdot ini merupakan salah satu ranah keterampilan menulis yang harus dilatihkan kepada siswa. Memiliki keterampilan menulis teks anekdot dapat memberikan peluang kepada siswa menjadi seseorang yang nantinya berkompeten di dunia jurnalistik, dapat menciptakan tulisan anekdot yang lucu dan mengesankan yang tentunya dapat memberikan hiburan sekaligus kritik dan amanat yang bermanfaat sebagai kontrol sosial untuk negeri. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Teks anekdot dapat berisi peristiwa-peristiwa yang membuat jengkel atau konyol bagi partisipan yang mengalaminya. Perasaan jengkel dan konyol seperti itu merupakan krisis yang ditanggapi dengan reaksi dari pertentangan antara nyaman dan tidak nyaman, puas dan frustrasi, serta tercapai dan gagal (Maryanto, 2013: 112). Berangkat dari itu semua, maka pembelajaran menulis teks anekdot menjadi penting. Berdasarkan Kurikulum 2013, materi pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat SMA kelas X memuat standar kompetensi lulusan (SKL) yang menggambarkan kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kemudian, SKL itu dioperasionalkan ke dalam kompetensi inti (KI).
4
Pada silabus tertera empat kompetensi inti (KI). KI-1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa. KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. KI-3 berkaitan tentang pengetahuan terhadap materi ajar, dan KI-4 berkaitan tentang penyajian pengetahuan berupa keterampilan. Untuk KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi secara tersirat ada untuk ditanamkan pada setiap kegiatan pembelajaran. Kemudian, KI tersebut diorganisasikan ke dalam kompetensi dasar (KD). Kompetensi dasar (KD) dalam silabus tertera yaitu (4.2) memproduksi teks anekdot baik secara lisan maupun tulisan. Usaha untuk tercapainya Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) tentu saja tak lepas dari peran guru dalam memilih dan menggunakan model, strategi, juga media pembelajaran yang tepat melalui cara mengaitkan dengan kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model, strategi, juga media pembelajaran akan menumbuhkan kegiatan belajar siswa yang aktif, menciptakan pembelajaran yang baik dan efektif dalam rangka menunjang tercapainya kompetensi. Penulis memilih penelitian di SMA Negeri 1 Metro karena sekolah tersebut merupakan sekolah terbaik di Kota Metro yang memiliki akreditasi A. Selain sering mencetak prestasi di tingkat provinsi juga prestasi SMA Negeri 1 Metro sudah mulai merambah ke tingkat Nasional. Untuk prestasi di bidang bahasa dan sastra Indonesia, khususnya menulis, sekolah ini pernah meraih Juara II tingkat nasional dalam lomba menulis esai dengan tema “Parade Cinta Tanah Air”, maka peneliti ingin mengetahui proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, baik dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai pembelajaran menulis teks anekdot pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.
5
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pembelajaran menulis teks anekdot pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014?” Masalah dalam pembelajaran menulis teks anekdot dirinci sebagai berikut. 1.
Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis teks anekdot pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014?
2.
Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis teks anekdot pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014?
3.
Bagaimanakah penilaian pembelajaran menulis teks anekdot pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014?
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran menulis teks anekdot pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014. Tujuan penelitian pembelajaran menulis teks anekdot secara lebih rinci adalah mendeskripsikan sebagai berikut. 1.
Perencanaan pembelajaran menulis teks anekdot pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.
2.
Pelaksanaan pembelajaran menulis teks anekdot pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.
3.
Penilaian pembelajaran menulis teks anekdot pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.
6
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia kebahasaan dan pengajarannya, baik manfaat teoretis maupun manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Menambah referensi penelitian di bidang pembelajaran menulis di sekolah, khususnya tentang menulis teks anekdot sehingga dapat memberikan sumbangan bagi peneliti selanjutnya dalam pengembangan teori menulis, khususnya anekdot. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran yang dilakukan oleh guru bidang studi Bahasa Indonesia. Mulai dari perencanaan yang berkaitan dengan RPP, kemudian pelaksanaan yang berkaitan dengan kegiatan pendahuluan, inti dan penutup, dan penilaian yang berkaitan dengan teknik penilaian dan hasil belajar peserta didik.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut. 1. Subjek dalam penelitian ini adalah guru bidang studi Bahasa Indonesia dan siswa kelas X IPA 6 SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Objek dalam penelitian ini adalah perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran menulis teks anekdot pada siswa kelas X IPA 6 SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Tempat penelitian ini di SMA Negeri 1 Metro.