perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
I M A M M U T T A Q I N I 02 02 0 5 3 Dosen Pembimbing Ir. Hardiyati, MT Kahar Sunoko, ST, MT
J U R U S A NA R S I T E K T U R UN IV ERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dan perkembangan transportasi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan. Perbaikan dalam transportasi pada umumnya akan dapat meningkatkan mobilitas penduduk, terciptanya penurunan ongkos pengiriman barang-barang, terdapatnya pengangkutan barang-barang dengan kecepatan yang lebih tinggi dan perbaikan kualitas dari jasa-jasa pengangkutan tersebut. Secara langsung ataupun tidak, transportasi yang efektif dan efisien sangat menentukan perkembangan pembangunan perekonomian pada umumnya. Propinsi Jawa Tengah yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa merupakan lintasan daerah dengan arus transportasi yang cukup padat. Propinsi ini merupakan jalur darat penghubung kota-kota besar di Pulau Jawa bagian Barat dengan kota-kota besar di Pulau Jawa bagian Timur, bahkan menjadi penghubung antar Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian timur. Jaringan jalan yang ada di Propinsi Jawa Tengah terdiri dari jalan nasional 1.215,6 Km, jalan propinsi 2.589,61 Km, jalan kota 3.897 Km dan jalan kabupaten 19.269 Km. Dengan memperhatikan rencana kebutuhan lokasi simpul jalan yang merupakan bagian dari Rencana Tata Ruang, ditetapkan 25 kota dengan fasilitas Terminal Bus Tipe A dan salah satunya adalah Kota Surakarta. Kota Surakarta mempunyai peran yang strategis. Selain secara administratif Kota Surakarta merupakan kota yang sedang berkembang, dilihat dari sisi transportasi, Kota Surakarta merupakan simpul arus transportasi dari Barat ke Timur. Keuntungan dari lokasi ini menjadikan Kota Surakarta akan terus berkembang sebagai simpul jasa dan distribusi. Oleh karena itu, perlu adanya strategi guna meningkatkan pertumbuhan kota Surakarta, paling tidak dalam hal menampung pergerakan arus regional Jawa Tengah. Kota Surakarta berpotensi sebagai pusat pengembangan transportasi yang mempunyai potensi sebagai pintu gerbang menuju kawasan-kawasan nasional dan mempunyai potensi untuk mendorong daerah sekitarnya.
commit to user
Bab I |1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
Saat ini sarana transportasi di kota Surakarta dilayani oleh satu terminal dan tiga stasiun. Terminal yang dimaksud adalah Terminal Tirtonadi yang terletak di kelurahan Gilingan, kota Surakarta. Walaupun tidak terletak di tengah kota, namun aktifitas terminal sering menimbulkan kemacetan lalu lintas di kawasan sekitarnya, apalagi jika mendekati hari libur, kapasitas terminal menjadi padat. Dampak yang timbul dari beberapa permasalahan di atas adalah meningkatnya arus pergerakan transportasi. Angkutan umum menjadi salah satu sarana dalam aktifitasnya, tentunya memerlukan prasarana terminal yang memadai. Sejalan dengan hal itu untuk mengantisipasi meningkatnya intensitas pergerakan arus lalu lintas di masa 2 dekade yang akan datang, maka diperlukan adanya perubahan dan perancangan kembali terminal Tirtonadi. Terminal yang sudah mengalami pengembangan sebanyak dua kali ini ternyata masih belum mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada para pengguna jasa layanan terminal dalam hal ini adalah penumpang dan operator jasa angkutan. Terminal Tirtonadi memiliki tingkat pelayanan yang kurang terhadap pengguna. Dari pedoman Departemen Perhubungan, kebutuhan lahan untuk terminal tipe A di pulau Jawa adalah 5 Ha, padahal luas lahan Terminal Tirtonadi hanya 35000 m2, sehingga ketersediaan lahan Terminal Tirtonadi masih kurang sekitar 15000 m2. Mengacu pada keadaan sarana transportasi untuk meningkatkan tingkat pelayanan bagi pengguna sarana transportasi yang melalui kota Surakarta perlu dipertimbangkan keberadaan sebuah terminal bus dengan prasarana transportasi lainnya. Dengan lokasi saat ini, nampaknya Terminal Tirtonadi cukup dapat memberikan kemudahan dan keterpaduan dengan prasarana lainnya. Keterpaduan dengan moda transportasi lain, seperti bandar udara dan stasiun kereta api bertujuan dapat mempermudah pengguna sarana transportasi dalam melakukan pergantian moda transportasi (Interchange Moda Transportation). Berdasarakan kajian diatas maka perlu diadakannya perancangan kembali terminal bus bagi masyarakat kota Surakarta yang memiliki ketersediaan lahan yang cukup, sesuai dengan persyaratan terminal bus tipe A dan dengan fasilitas yang dapat menunjang pelayanan bagi kenyamanan pengguna jasa terminal. Yang bersifat terbuka ( menerima ), kontesktual dengan lingkungan, dan mampu merespons lingkungan kota Surakarta dengan segala potensi yang ada dengan
commit to user
Bab I |2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
menampilkan bentuk yang mudah diterima oleh masyarakat, ramah lingkungan, dan berwawasan lingkungan sehingga dapat merespon keadaan lingkungan site, dan tradisi budaya setempat. B. Tujuan dan Sasaran Memperoleh suatu acuan perancangan kembali Terminal Tirtonadi dengan standar terminal tipe A yang representatif ditinjau dari segi pemenuhan kebutuhan ruang beserta persyaratan teknisnya sekaligus dari segi keamanan dan kenyamanan bagi pengguna terminal. C. Batasan dan Lingkup Bahasan Batasan Data dan peraturan yang ada dalam RUTRK Kota Surakarta yang dianggap benar Pembahasan dititikberatkan pada pemecahan masalah dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur, terutama yang berkaitan dengan perancangan arsitektur (architectural design) Hal-hal di luar disiplin ilmu arsitektur yang dianggap mendasari dan ikut menentukan faktor perancangan dilakukan dengan logika dan asumsi sesuai dengan keterkaitan permasalahan yang hendak dipecahkan Lingkup Bahasan Pembahasan ditekankan pada perencanaan terminal tipe A sesuai standar minimal pada Keputusan Menteri Perhubungan No.31 Tahun 1995 Tentang Terminal Transportasi Jalan, hal-hal yang diluar itu jika masih ada kaitannya dengan hal arsitektur akan dibahas seperlunya
D. Metoda Pembahasan Metode pembahasan dilakukan dengan analisa data menggunakan metode deskriptif
yaitu dengan cara mengolah data-data hasil observasi, survey,
wawancara dan studi litelatur dengan permasalahan dan persoalan yang muncul, untuk kemudian dianalisa dan disintesa sehingga menghasilkan suatu konsep
commit to user
Bab I |3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
perancangan arsitektur yang sesuai. Analisa data dilakukan melalui beberapa tahap yang meliputi: Tahap pengungkapan masalah berdasar data-data yang tersedia. Tahap pemecahan masalah melalui analisa data disertai penguraian dengan media gambar. Tahap kesimpulan atau output data yang merupakan hasil pembahasan dan konsep akhir perencanaan dan perancangan bangunan. Metode Pengumpulan Data Metode evaluasi lapangan Berupa penelitian yang dilakukan secara langsung di Terminal Tirtonadi yang didalamya berisi pendataan eksisiting, menangkap permasalahan yang terjadi dan potensi yang ada.
Dalam penelitian
evaluasi ini teknik yang digunakan : Interview Dengan cara wawancara langsung atau tidak langsung dengan pihak yang dianggap representatif. Observasi / Survey Dengan cara pengamatan secara baik secara umum maupun khusus tentang obyek dan hal yang berhubungan dengannya Observasi berguna untuk mendapatkan data-data dengan pengamatan secara langsung atas segala kegiatan dan aktifitas di lapangan. Metode Studi literatur Dengan mencari dan mengumpulkan data dari perpustakaan, catatan kuliah, dokumen lain yang berhubungan dengan permasalahan dan persoalan. Jenis data yang diperoleh meliputi : Data Primer Observasi lapangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pendataan langsung di lokasi dan wawancara dengan Bappeda bagian fisik perencanaan dan Kepala Dinas UPTD Terminal Tirtonadi Hal ini dilakukan untuk menggali data mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan topik.
commit to user
Bab I |4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
Data Sekunder Studi kepustakaan yaitu data sekunder yang digunakan sebagai acuan dalam perancangan. Data Tersier Data pendukung lain yang berkaitan dengan perancangan kembali Terminal
Tirtonadi,
sehingga
dapat
digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan. Yang didapatkan dari survey langsung maupun studi literatur. E. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penyusunan laporan perencanaan dan perancangan ini didasarkan pada urutan lingkup pembahasan. BAB I PENDAHULUAN Menguraikan latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup bahasan, metode pembahasan serta sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN TEORI Berisi teori-teori dan tinjauan mengenai transportasi, terminal bus tipe A dan kebijakan Pemerintah tentang transportasi, pelaku, aktifitas, ruang, kriteria terminal bus tipe A, studi banding terminal dengan klasifikasi tipe A untuk mencari persamaan kekurangan dan keunggulan dari masing-masing kondisi. BAB III TINJAUAN DATA Berisi data fisik kota Surakarta dan gambaran umum sebuah terminal Tirtonadi BAB IV ANALISA PENDEKATAN PROGRAM PERANCANGAN Berisi tentang pendekatan dalam program perancangan, meliputi pendekatan lokasi dan tapak, pendekatan pelaku, aktivitas, fasilitas dan program ruang. BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi pedoman perancangan yang berupa kriteria desain perancangan kembali Terminal Bus Tirtonadi.
commit to user
Bab I |5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
F. Alur Pikir AKTUALITA 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7.
Kota Surakarta merupakan simpul arus transportasi dari barat ke timur Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK. 1361/AJ.106/DRJD/2003, yang menetapkan Kota Surakarta sebagai salah satu dari 25 kota di Jawa Tengah yang memiliki fasilitas Terminal Tipe A. Letak Terminal Tirtonadi yang relatif di tengah kota menimbulkan keruwetan lalulintas Pedoman Departemen Perhubungan, kebutuhan lahan untuk terminal tipe A di pulau Jawa adalah 5 Ha, padahal luas lahan Terminal Tirtonadi hanya 35000 m2, sehingga ketersediaan terminal Tirtonadi masih kurang sekitar 15000 m2. Penetapan lokasi terminal menurut Departemen Perhubungan, akses jalan masuk atau keluar dari terminal minimal 100m, padahal jalan masuk dan keluar Terminal Tirtonadi langsung di pinggir jalan Sirkulasi bus dalam terminal yang menimbulkan crossing antara bus yang masuk terminal dengan bus yang akan memasuki area pemberangkatan pada bagian barat. Tidak tersedianya trayek atau angkutan yang memberikan kemudahan bagi pengguna jasa transportasi untuk berganti moda yang menghubungkan secara langsung dengan Terminal moda yang lain, seperti Bandara Udara dan Stasiun Kereta Api.
URGENSI Perlunya perancangan ulang terminal bus Tirtonadi dengan mengikuti pedoman dari Departemen Perhubungan disertai penambahan fasilitas masuknya jenis angkutan yang dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi pengguna dalam melakukan pergantian antar moda, maupun intra moda.
ORIGINALITAS Merancang kembali terminal bus Tirtonadi dengan klasifikasi terminal tipe A yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas / sarana penunjang yang mampu memenuhi kebutuhan pengguna sarana transportasi.
DATA Survey lapangan, internet, studi literatur, dan wawancara. 1. Tinjauan Umum Kota Dati II Surakarta 2. Tinjauan Transportasi Kota Surakarta 3. Kebijakan Tata Ruang Kota Surakarta 4. Kondisi Eksisting Terminal Tirtonadi
TINJAUAN PUSTAKA Survey lapangan, internet, studi literatur, dan wawancara. 1. Tinjauan tentang Sistem Transportasi 2. Tinjauan tentang Terminal 3. Tinjauan tentang Terminal Bus Tipe A 4. Tinjauan standar kebutuhan ruang 5. Studi banding
Analisa 1. Kebutuhan Ruang 2. Penyediaan Fasilitas serta sarana dan prasarana 3. Persyaratan-persyaratan
Pendekatan lokasi dan tapak, pendekatan aktivitas, pelaku, hubungan ruang, fasilitas dan program ruang
Konsep perancangan meliputi konsep bentuk, konsep struktur, konsep sirkulasi dan sistem utilitas.
Pendekatan Perencanaan Terminal Bus Tirtonadi
Program Perancangan Arsitektur
commit to user
Feed Back
Bab I |6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Sistem Transportasi 1. Pengertian sistem transportasi Menurut Warpani, 1990 Sistem transportasi adalah suatu himpunan gerak perpindahan yang merupakan suatu susunan dari unsur-unsur transportasi itu sendiri yang saling berkait dan membentuk
pola tertentu, yang apabila pola
tersebut berubah maka akan berubah pula seluruh pola yang ada. Sedangkan transport (pengangkutan) adalah kegiatan perpindahan orang dan barang dari satu tempat (asal) ke tempat yang lain (tujuan) dengan menggunakan kendaraan.1 Terdapat 11 faktor yang mempengaruhi karakteristik sistem transportasi2, yaitu : Pengorganisasian ruang, meliputi bentuk, skala, definisi, permukaan yang bertepi, pengaturan internal atas obyek, hubungan ruang dan tata letaknya, dan pendekatan fasilitas. Sirkulasi dan pergerakan, meliputi obyek pengguna dan bentuk-bentuk yang mengaturnya (koridor, portal, pintu, dan ruang terbuka). Komunikasi, meliputi simbol-simbol maupun unsur lingkungan yang memberi informasi terhadap pengguna. Lingkungan sekitar, meliputi unsur-unsur mikroiklim, suara, cahaya dan aroma. Unsur-unsur visual, meliputi warna, bentuk dan beberapa sarana lainnya. Sumber daya, meliputi komponen dan fasilitas fisik seperti jumlah lajur atau luas area bagi pejalan kaki. Unsur-unsur simbolik, nilai sosial, perilaku dan norma budaya yang diekspresikan oleh lingkungan. Unsur-unsur arsitektural, mengacu pada unsur rasa dan estetika dari lingkungan. Konsekuasi, meliputi biaya, resiko dan kemacetan. Perlindungan, berupa faktor-faktor keamanan 1 2
Warpani P. Suwardjoko, 1990, Merencanakan Sistem Perangkutan, ITB Bandung C.Jotin Khisty, B Kent Lall, Dasar-dasar Rekayasa Transportasi
commit to user
B ab I I |1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
Pengaturan waktu, seluruh faktor diatas diatur dalam waktu dan beberapa diantaranya mengalami fluktuasi dalam siklus yang bervariasi. 2. Jenis transportasi Menurut Warpani (1990) macam sistem transportasi dibagi menjadi tiga sub sistem transportasi yaitu : a. Sistem transportasi darat Transportasi darat adalah proses gerak perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sarana angkutan darat. Titik simpul dari transportasi darat adalah terminal bus dan stasiun kereta api. b. Sistem transportasi laut Transportasi laut adalah proses gerak perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sarana angkutan laut. Sedangkan simpul dari sistem transportasi laut adalah pelabuhan c. Sistem transportasi udara Transportasi udara adalah proses gerak perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sarana angkutan udara. Titik simpul dari sistem transportasi udara adalah bandara / pelabuhan udara.
B. Transportasi Jalan Raya 1. Macam transportasi jalan raya a. Angkutan Umum Bermotor Jenis angkutan ini adalah semua angkutan yang menggunakan mesin atau motor sebagai penggeraknya. Jenis angkutan ini dibagi lagi dalam 3 sub system angkutan umum bermotor, yaitu : 1) Angkutan umum bus Angkutan umum bus kota, merupakan sarana transportasi bagi penduduk kota tersebut. Angkutan ini mempunyai trayek tetap dan biasanya bus kota melayani
daerah utama atau vital dari
kegiatan kota,
dengan
pemberhentian awal dan akhir terminal, dan pemberhentian tengah halte bus.
commit to user
B ab I I |2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
Angkutan umum bus antar kota, merupakan sarana transportasi bagi penduduk atau orang yang bepergian ke luar kota. Trayek angkutan bus antar kota ini tetap, dengan titik awal dan akhir dari perjalanan terminal. 2) Angkutan umum non bus Angkutan umum non bus merupakan sarana transportasi dalam kota dan antar desa/ kota lain yang jaraknya relative dekat seperti taksi dan mikrolet. 3) Angkutan umum truk Angkutan umum truk ini biasanya digunakan sebagai sarana transportasi barang. b. Angkutan Umum Non-Motor Jenis angkutan ini adalah semua jenis angkutan umum yang tidak menggunakan mesin atau motor sebagai penggeraknya, seperti becak, andong dan sebagainya. 2. Sirkulasi transportasi jalan Pola sirkulasi transportasi yang terdapat di jalan raya ini terbagi atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut : a. Pola gerak sirkulasi transportasi kota Pola sirkulasi lalu lintas kota dapat dibagi menjadi tiga pola utama menurut asal dan tujuan, yaitu : 1) Internal-Internal Pola gerak perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dalam wilayah kota, titik awal dan akhir perjalanan di dalam kota itu sendiri. Pola gerak sirkulasi kota adalah pola gerak spatial (pola gerak perpindahan dari angkutan penunjang seperti becak ke angkutan umum) dan pola gerak temporal (pola gerak perpindahan pada jam-jam puncak / peak hour ke jam-jam tidak ada kegiatan) 2) Eksternal-Internal Pola pergerakan perpindahan arus lalu lintas dari luar kota menuju ke dalam kota atau sebaliknya. 3) Eksternal-Eksternal Pola gerak perpindahan arus lalu lintas dari luar kota menuju kota lain. Pergerakan ini merupakan pola regional yang mempunyai kemungkinan
commit to user
B ab I I |3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
singgah sebentar atau langsung menuju kota yang menjadi tujuan perjalananan. b. Pola gerak sirkulasi transportasi regional Merupakan jaringan yang menghubungkan satu kota dengan kota lain disebabkan adanya faktor-faktor ketergantungan atau kaitan terutama dalam bidang ekonomi.Pola jaringan regional meliputi pola jaringan angkutan penumpang dan barang. Pola sirkulasi angkutan barang ditentukan oleh jangkauan pelayanan simpul-simpul jasa, sedangkan pola sirkulasi angkutan penumpang ditentukan oleh trayek-trayek angkutan umum serta motivasi angkutan pribadi.
3. Area pelayanan transportasi jalan raya
3
Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum dilakukan dalam jaringan trayek yang terdiri dari : a. Trayek antar kota antar propinsi yaitu trayek yang melalui lebih dari satu wilayah Propinsi Daerah Tingkat I. Trayek antar kota antar propinsi diselenggarakan dengan memenuhi ciri-ciri pelayanan sebagai berikut: 1) mempunyai jadwal tetap, pengaturan jam perjalanan setiap mobil bus umum, meliputi jam keberangkatan, persinggahan dan kedatangan pada terminal-terminal yang wajib disinggahi. 2) pelayanan cepat, pelayanan angkutan dengan pembatasan jumlah terminal yang wajib disinggahi selama perjalanannya. 3) dilayani oleh mobil bus umum, baik untuk pelayanan ekonomi maupun pelayanan non ekonomi. 4) tersedianya terminal penumpang tipe A, pada awal pemberangkatan, persinggahan, dan terminal tujuan, 5) prasarana jalan yang dilalui memenuhi ketentuan kelas jalan. b. Trayek antar kota dalam propinsi yaitu trayek yang melalui antar Daerah Tingkat II dalam satu wilayah Propinsi Daerah Tingkat I;
3
Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 35 Tahun 2003
commit to user
B ab I I |4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
1) mempunyai jadwal tetap, pengaturan jam perjalanan setiap mobil bus umum, meliputi jam keberangkatan, persinggahan dan kedatangan pada terminal-terminal yang wajib disinggahi. 2) Pelayanan angkutan yang dilakukan bersifat pelayanan cepat atau lambat 3) dilayani oleh mobil bus umum, baik untuk pelayanan ekonomi maupun pelayanan non ekonomi. 4) tersedianya terminal penumpang tipe B, pada awal pemberangkatan, persinggahan, dan terminal tujuan, 5) prasarana jalan yang dilalui memenuhi ketentuan kelas jalan. c. Trayek kota yaitu trayek yang seluruhnya berada dalam satu wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II. Pelayanan angkutan dalam trayek kota merupakan pelayanan angkutan ulang-alik (commuter) dengan jarak relatif pendek dan terus menerus. Dengan ciri pelayanan yang demikian, maka menaikkan dan menurunkan penumpang dilakukan pada halte/tempat pemberhentian atau terminal dalam waktu singkat serta tidak diperlukan persiapan-persiapan bagi awak maupun kendaraan untuk pemberangkatan berikutnya. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mengendalikan jumlah kendaraan umum yang beroperasi pada waktu tertentu. d. Trayek pedesaan yaitu trayek yang seluruhnya berada dalam satu wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II; 1) mempunyai jadwal tetap dan auatu tidak berjadwal 2) Pelayanan angkutan yang dilakukan bersifat lambat 3) dilayani oleh mobil bus kecil atau mobil penumpang umum 4) tersedianya terminal penumpang tipe c, pada awal pemberangkatan, persinggahan, dan terminal tujuan, e. Trayek lintas batas negara yaitu trayek yang melalui batas negara. C. Tinjauan Terminal 1. Pengertian terminal Menurut Keputusan Menteri Perhubungan no.31 tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan, yang dimaksud dengan terminal penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang,
commit to user
B ab I I |5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
perpindahan intra atau antar moda transportasi serta mengatur moda kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.
4 5
Sedang menurut Warpani (1996) terminal yaitu : Titik simpul dalam jaringan transportasi, tempat terjadinya putus arus yang merupakan prasarana angkutan yang berfungsi pokok sebagai pelayanan umum, berupa tempat kendaraan umum, menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang, tempat perpindahan penumpang dan barang baik intra maupun antar moda kendaraan yang terjadi sebagai akibat adanya arus pergerakan manusia dan barang serta tuntutan efisiensi transportasi. Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan, dan pengoperasian lalu lintas dan kendaraan umum. Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi bagi efisiensi kehidupan wilayah kota dan lingkungan. 2. Macam Terminal Menurut Peraturan Pemerintah RI. Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan Bab IV, terminal dibagi dua yaitu : 1) Terminal penumpang, merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikan penumpang, permindahan intra dan/atau antar moda transportasi,
mengatur
kedatangan
dan
pemberangkatan serta
pengawasan pengoperasian kendaraan umum. 2) Terminal barang, merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat barang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta pengawasan pengoperasian kendaraan angkutan barang.
3. Fungsi Terminal Sebuah Terminal mempunyai 4 fungsi pokok, 6 yaitu : Menyediakan akses ke kendaraan yang bergerak pada jalur khusus
4 5 6
Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995, tentang Terminal transportasi jalan Warpani P. Suwardjoko, 1990, Merencanakan Sistem Perangkutan, ITB Bandung Warpani P. Suwardjoko, 1990, Merencanakan Sistem Perangkutan, ITB Bandung
commit to user
B ab I I |6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan/ pergantian moda angkutan dari kendaraan yang bergerak di jalur khusus ke moda angkutan lain Menyediakan sarana simpul lalu lintas, tempat konsolodasi lalu lintas Menyediakan tempat untuk menyimpan kendaraan Menurut Abubakar dkk (1996) fungsi terminal transportasi jalan dapat ditinjau dari tiga unsur7 : Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi. Fungsi terminal bagi pemerintah, adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas dan angkutan serta menghindari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali kendaraan umum. Fungsi Terminal bagi operator atau pengusaha, adalah untuk mengatur operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas pangkalan. Pada suatu sistem terminal bus kita akan melihat terdapat sekumpulan komponen yang saling berinteraksi, dimana setiap komponen tersebut memiliki persepsi fungsi terminal sendiri, yaitu8 : a. Bus, bagi bus terminal memiliki fungsi sebagai tempat bus berhenti, menurunkan penumpang, menaikkan penumpang, mendapat perawatan kecil, dan tempat penyimpanan bus untuk sementara. b. Penumpang, fungsi terminal bagi penumpang diantaranya sebagai tempat turun dan mengakhiri perjalanan dengan bus, tempat berganti lintasan rute (transfer), sebagai tempat menunggu bus yang akan dinaikinya, tempat naik bus, dan sebagai tempat berganti dengan moda lainnya menuju akhir perjalanannya. c. Kiss & ride, bagi calon penumpang yang diantar terminal memiliki fungsi sebagai tempat dia turun dari kendaraan penghantar dimana kendaraan penghantar datang dan langsung pergi, tempat membeli tiket, tempat menunggu bus dan tempat dimana dia naik bus dan memulai perjalanannya. 7 8
Feasibility Studi Terminal Tipo Kota Palu Idwan Santoso, 1996, perencanaan prasarana angkutan umum, ITB
commit to user
B ab I I |7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
d. Park & ride, bagi calon penumpang yang menggunakan kendaraan pribadi ke terminal, terminal merupakan tempat dia memarkir kendaraannya untuk sementara untuk memulai perjalanannya dan setelah itu dia kembali lagi dengan bus ke terminal tersebut dan mengakhiri perjalanannya ke rumah dengan kendaraan yang dititipkan dalam terminal tadi. e. Pejalan kaki, bagi seseorang pejalan kaki terminal merupakan tempat dia membeli tiket, menunggu bus, naik bus dan memulai perjalanannya dan pada akhirnya berhenti di terminal selanjutnya untuk berganti moda yang lain untuk mengakhiri perjalanannya ke rumah. 4. Klasifikasi Terminal Terminal penumpang berdasarkan fungsi pelayanannya 9 dibagi menjadi : 1) Terminal penumpang Tipe A Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi, dan atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. 2) Terminal penumpang Tipe B Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. 3) Terminal penumpang Tipe C Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan. 5. Persyaratan Lokasi Persyaratan lokasi terminal kelas A10 adalah : Mempunyai akses masuk atau keluar berjarak minimal 100 m. Terletak di ibukota propinsi, kota atau kabupaten dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi. Terletak di jalan arteri dengan jalan sekurang-kurangnya kelas III A Jarak antar dua terminal penumpang kelas A sekurang-kurangnya 20 km di Pulau Jawa, 30 km di Pulau Sumatra, dan 5 km di pulau-pulau lainnya. Luas lahan yang tersedia minimal 5 Ha untuk di Pulau Jawa. 9
Kep.Menteri Perhubungan no. 31 tahun 1995, tentang Terminal transportasi jalan pasal 2 Kep.Menteri Perhubungan no. 31 tahun 1995, tentang Terminal transportasi jalan pasal 11
10
commit to user
B ab I I |8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
6. Tipe-tipe Terminal11 a. Terminal Bus Antar Kota, berfungsi sebagai terminal yang menampung kegiatan transportasi antar kota dengan pergerakan bus yang besar serta memiliki fasilitas yang lengkap.
Gambar 2.1. Hubungan terminal bus induk dengan terminal bus antar kota Sumber : De Chiara, Joseph and Callender, John Hancock, 1973, Time Saver Standards for Buildings Types
b. Terminal Sub Urban, berfungsi sebagai terminal bus yang melayani transportasi dari sub urban ke kota dan sebaliknya. Terminal ini dilayani oleh bus kota atau microbus.
Gambar 2.2. Hubungan terminal bus induk dengan terminal bus sub urban Sumber : De Chiara, Joseph and Callender, John Hancock, 1973, Time Saver Standards for Buildings Types 11
De Chiara, Joseph and Callender, John Hancock, 1973, Time Saver Standards for Buildings Types
commit to user
B ab I I |9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
c. Terminal Bus Kota, berfungsi melayani transportasi dalam kota dan dilayani oleh bus-bus kota.
Gambar 2.3. Hubungan terminal bus induk dengan terminal bus kota Sumber : De Chiara, Joseph and Callender, John Hancock, 1973, Time Saver Standards for Buildings Types
d. Terminal Bus Airport, berfungsi melayani transportasi dari pusat kota ke airport dan sebaliknya. Berorientasi pada jadwal keberangkatan dan kedatangan
pesawat
sehingga
pada
terminal
disediakan
informasi
penerbangan, penjualan tiket serta fasilitas check in.
Gambar 2.4. Hubungan terminal bus dengan airport Sumber : De Chiara, Joseph and Callender, John Hancock, 1973, Time Saver Standards for Buildings Types
commit to user
B a b I I | 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
7. Kriteria Perencanaan Dalam perencanaan terminal bus kriteria utama yang diterapkan adalah12 : Terminal yang dimaksud hendaknya dapat mengantisipasi pergerakan pejalan kaki (pedestrian), yaitu mudah dicapai dari daerah sekitarnya. Terminal hendaknya dapat mengantisipasi sirkulasi pergerakan bus secara efektif dan efisien Terminal hendaknya dapat mengantisipasi kebutuhan transfer secara cepat dan mudah Terminal hendaknya mampu mengantisipasi pergerakan kiss & ride secara mudah dan cepat Terminal hendaknya membuat penumpang merasa nyaman dan aman, baik untuk kegiatan naik bus, turun dari bus maupun transfer antar lintasan bus Terminal yang dimaksud hendaknya adalah sedemikian sehingga bus dapat menaik-turunkan penumpang secara mudah dan cepat Terminal hendaknya sekecil mungkin mempengaruhi kondisi lalu lintas pada jaringan jalan di sekitarnya Beberapa pertimbangan dalam perencanaan dan perancangan terminal angkutan penumpang adalah : a. Pertimbangan lokasi terminal 1) Aspek-aspek dalam penentuan lokasi terminal13 : Tipe terminal yang akan dibangun Komponen pergerakan yang akan dilayani Tipe dan jumlah lintasan rute yang akan dilayani Kondisi dan karakteristik tata guna tanah pada daerah sekitar terminal Kondisi dan karakteristik prasarana jaringan jalan Kondisi dan karakteristik lalu lintas pada jaringan jalan di sekitar lokasi terminal Aksesbilitas, adalah tingkat pencapaian kemudahan yang dapat dinyatakan dengan jarak, waktu dan biaya angkutan.
12 13
Idwan Santoso, 1996, perencanaan prasarana angkutan umum, ITB Idwan Santoso, 1996, perencanaan prasarana angkutan umum, ITB
commit to user
B a b I I | 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
2) Persyaratan lokasi terminal penumpang harus memperhatikan14 : Rencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan bagian dari rencana umum jaringan transportasi. Rencana Umum Tata Ruang Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal. Keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda Kondisi topografi lokasi Terminal Kelestarian lingkungan b. Pertimbangan akses Pertimbangan utama dalam menentukan pusat pelayanan terminal penumpang adalah sebagai berikut : Tersedianya akses yang baik ke jalan arteri, idealnya terdapat cukup banyak akses ke berbagai jalan arteri. Tersedianya akses yang baik (dekat) dengan jalan kereta api Pembebasan lahan yang mudah dan biaya pembangunan yang murah Lokasi yang mengakibatkan dampak lalu lintas yang minimal Sesuai dengan rencana induk kota sehingga tidak menimbulkan konflik antar kegiatan Mudah untuk dikembangkan di masa yang akan datang, baik untuk pengembangan horizontal maupun vertical c. Pertimbangan sirkulasi lalu lintas15 Interaksi antara satu lintasan bus dengan lintasan bus lainnya dapat dilakukan dengan baik, sehingga penumpang yang ingin melakukan transfer dapat dengan mudah dilakukan Jalan masuk dan keluar kendaraan harus lancar, dan dapat bergerak dengan mudah. Interaksi antara penumpang dengan bus dilakukan dengan mudah, sehingga penumpang yang datang dapat dengan mudah mencari lintasan bus yang diinginkan Jalan masuk dan keluar penumpang dan kendaraan harus terpisah. Kendaraan di dalam terminal harus dapat bergerak tanpa halangan. 14 15
Perda Kota Surakarta no. 2 tahun 2002, tentang Terminal penumpang pasal 4 Idwan Santoso, 1996, perencanaan prasarana angkutan umum, ITB
commit to user
B a b I I | 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
Sirkulasi pejalan kaki dapat dilakukan secara efektif dan efisien tanpa harus menyebabkan pejalan kaki berputar-putar. d. Pertimbangan Dampak Terminal harus dapat menjamin kelancaran arus angkutan baik arus penumpang, barang, dan angkutan lain Terminal hendaknya sesuai dengan RUTR Lokasinya dapat menjamin penggunaan dan operasi kegiatan terminal yang efektif dan efifien Lokasi terminal tidak mengganggu kelancaran arus kendaraan lain dan keamanan lalu lintas kota
8. Fasilitas Terminal Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan16 fasilitas terminal dibagi menjadi 2 yaitu : 1) Fasilitas Utama terminal Fasilitas utama ini merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki oleh sebuah terminal, yaitu : Jalur pemberangkatan kendaraan umum, adalah areal pelataran yang disediakan bagi kendaraan angkutan penumpang umum bus untuk menaikan penumpang (loading) dan untuk memulai perjalanan. Jalur kedatangan kendaraan umum, adalah areal pelataran yang disediakan bagi yang disediakan bagi kendaraan angkutan umum bus untuk menurunkan penumpang (unloading) yang dapat pula merupakan akhir perjalanan. Tempat tunggu penumpang dan atau pengantar, pelataran menunggu yang disediakan bagi orang yang akan melakukan perjalanan dengan angkutan penumpang umum. Bangunan kantor terminal Tempat parkir kendaraan umum Menara pengawas Loket penjualan karcis
16
Kep.Menteri Perhubungan no. 31 tahun 1995, tentang Terminal transportasi jalan pasal 3-5
commit to user
B a b I I | 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
batas waktunya. Ruang penitipan barang juga melayani informasi tentang barang penumpang yang hilang atau tertinggal di terminal. Dapat pula disatukan dengan pengiriman barang. Indikator informasi, membantu penumpang untuk mengetahui kapan dan dimana kendaraan yang dituju parkir. Indikator informasi dapat berupa nomor, papan petunjuk yang menginformasikan arah tujuan secara mendetail. Keseluruhan sedapat mungkin dapat menyala sehingga terbaca sekalipun malam hari. Perlu dipertimbangkan pula untuk menambah fasilitas pengeras suara terutama untuk terminal skala besar. Sebaiknya diletakkan sedemikian rupa agar dapat menjangkau ruang antrian dan tunggu penumpang, agar tidak terpengaruh bising dari mesin kendaraan, pengontrolan suara harus di ruang pengawas atau ruang kontrol. Perlengkapan umum, dapat berupa tempat sampah/keranjang sampah terutama di tempat-tempat antrian karcis dan ruang tunggu dan dapat ditambah dengan fasilitas tempat minum. Penerangan buatan, sangat penting bagi sebuah terminal agar selalu terang di semua tempat yang dijangkau oleh penumpang maupun kendaraan, namun perlu dicermati agar tidak menyilaukan pengemudi. Jalan, dipilih dari material yang tidak licin sehingga tidak terpengaruh apabila ada tumpahan oli diatasnya. Peil ketinggian agar selevel sehingga mudah dalam menentukan drainasenya. KM/WC, ditata sedemikian rupa agar mudah dicapai dari tempat parkir bus. Fasilitas KM/WC untuk penumpang dipisah dengan staff. Kafe dan restaurant, pelayanannya dapat berupa prasmanan/swalayan maupun dilayani. Perlu diperhatikan pertimbangan barang bawaan penumpang yang dibawa saat menggunakan fasilitas ini, bagaimanapun juga penumpang tetap mengharapkan agar barang bawaannya selalu berada di dekatnya. Akomodasi staf, secara garis besar dibagi dua yaitu akomodasi untuk staf pengoperasian kendaraan dan akomodasi untuk staf administrasi. Ruang bagi staf pengoperasian kendaraan dapat berupa ruang pengawas dan kontrol sedangkan untuk staf administrasi berupa kantor pengelola umumnya diletakkan di lantai teratas bangunan. Hal ini untuk memudahkan staff mengatur terminal bus. Ruang-ruang yang dibutuhkan antara lain : kantor
commit to user
B a b I I | 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
manajer, ruang control, pengawas, ruang kasir dan pelayanan karcis, ruang pembayaran gaji, loker, sanitary, dan ruang istirahat, kantin dan gudang. Ruang bagi pengawas dan pengontrol sebaiknya memiliki pandangan yang baik kearah parkir dan sirkulasi bus Parkir Bus, tempat parkir secara temporer sangat dibutuhkan, apalagi tidak ada garasi khusus. Kios/Toko penjualan, berupa tempat untuk melayani penjualan majalah, surat kabar, makanan ringan, rokok dan lain sebagainya. Pengisian bahan bakar dan air, pengisian bahan bakar disarankan tidak pada saat kendaraan membawa penumpang. Ruang pengisian bahan bakar, oli, dan air tidak menjadi satu dengan terminal bus biasanya diluar area terminal namun mudah dicapai dari terminal itu sendiri. Garasi dan tempat perawatan kendaraan, tempat khusus diperlukan pada saat kendaraan tidak digunakan, untuk dibersihkan dan perawatan lainnya.
9. Pola Hubungan Fungsi Ruang Terminal
18
Luasan sebuah terminal bergantung pada volume lalu lintas, tipe pemberhentian dan banyaknya operasional bus dalam suatu terminal. Berikut ini merupakan diagram yang menunjukkan pola hubungan fungsi ruang dalam terminal. Hubungan fungsi ruang yang utama ditunjukkan dengan ketebalan garis dalam diagram. Shops and recreational Biasanya terdapat pada terminal di kota-kota besar, dapat diakses oleh pengunjung yang tidak melakukan perjalanan
Supply closet
Storage
Janitor’s closet
Tickets
Foyer Merupakan ruang pertama yang dimasuki pengunjung, biasanya berupa ruangan menuju ruang tunggu
Baggage
Waiting room Dispatcher
Lunchroom Didalamnya berupa bar, restaurant, food court dan dapur
Toilets
Offices
L o a d i n g
Drivers room
Service 18
Harold R Sleeper, Building Planning and Design Standards
commit to user
B a b I I | 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
Gambar 2.5. Diagram Hubungan Fungsi Ruang pada Terminal Sumber : Harold R Sleeper, Building Planning and Design Standards
10. Pola Sirkulasi Terminal Berdasarkan definisinya, terminal merupakan suatu tempat awal dan akhir suatu perjalanan angkutan umum, sesuai dengan pola sirkulasi yang ada (menurut M.J Burton). Sehingga perlu diketahui spesifikasi dari pola sirkulasi yang ada, yaitu mengenai : a. Kegiatan Sirkulasi Manusia pada Terminal Bus Kegiatan Sirkulasi penumpang manusia pada terminal bus19 dibagi dua yaitu : 1) Sirkulasi Horisontal Media sirkulasi horizontal berupa koridor, dimana dengan kepadatan maksimal yang biasa digunakan untuk merancang ruang untuk sirkulasi adalah 1,40 m/ orang. 2) Sirkulasi Vertikal Media sirkulasi vertikal yaitu tangga dan escalator. Tangga, untuk memenuhi peraturan keselamatan dari bahaya kebakaran, kapasitas arus 1,3 org/dt/m lebar sering digunakan sebagai dasar ketetapannya, dengan kemiringan antara 350-400 atau kurang akan lebih baik. Eskalator, menurut peraturan di inggris, sudut ketinggian tangga 0
dibatasi hingga 35 apabila tinggi tangga tidak lebih dari 6 m dan kecepatan sepanjang jalur miring tersebut tidak lebih dari 0,5 m/dt. b. Pola pencapaian penumpang pada terminal menggunakan pola 20 : Langsung, suatu pencapaian yang mengarah langsung ke suatu tempat masuk melalui sebuah jalan yang segaris dengan sumbu bangunan. Tersamar, jalur dapat diubah-ubah arahnya satu atau beberapa kali untuk menghambat dan memperpanjang urutan pencapaian. c. Karakteristik sirkulasi pada terminal Karakteristik sirkulasi pada terminal dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
19
Neufert Ernst, 1999, Data Arsitek Jilid 2
20
Francis D.k. Ching, 1999,
commit to user
B a b I I | 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
2) Dimensi gerak manusia Manusia sebagai pelaku utama kegiatan sangat mempengaruhi besaran ruang optimum dalam menampung kegiatan pelayanan. Modul gerak manusia dalam hal ini meliputi: 1) modul gerak penumpang, yaitu segala aspek kegiatan di terminal yang akan digunakan didalam menentukan besaran ruang pelayanannya, meliputi: berjalan dan antri 2) modul gerak staff / karyawan terminal, yaitu segala aspek kegiatan para staff/ karyawan beserta peralatan penunjang kegiatannya. 3) Barang bagasi / Hantaran, Meliputi dimensi, jumlah, dan berat barang yang akan mempengaruhi besaran ruang pelayanannya, antar lain: pelayanan bagasi dan kereta dorong. 3) Dimensi dasar komponen prasarana terminal 23 Dimensi dasar komponen-komponen prasarana di terminal bus sangat dipengaruhi oleh besarnya bus yang akan dilayani, kemudahan maneuver, jumlah bus dan jumlah penumpang. Secara umum dimensi dasar dan komponenkomponen prasarana terminal bus adalah : 1) Lebar lajur masuk/keluar untuk bus : lajur masuk/keluar untuk bus dengan lebar 3.5 m dapat digunakan untuk bus yang memiliki lebar 2.8 m 2) Lebar lajur bus dalam terminal : dimensi dasar untuk lebar lajur bus dalam terminal hendaknya dua kali lajur bus biasa, atau cukup untuk menampung dua bus sekaligus. 3) Clearance untuk maneuver : clearance yang disediakan untuk maneuver bus dari lajur bus di terminal hendaknya dibuat dengan memperhatikan ukuran bus maksimal. 4) Ramp masuk/keluar : ramp masuk/keluar hendaknya disediakan, terutama di daerah pertemuan antara lajur masuk/keluar bus dengan jaringan jalan. 5) Unloading platform : dimensinya dibuat sedemikian sehingga mampu menampung volume penumpang yang turun dari bus pada jam sibuk. Perlu diperhatikan disini peraturan yang berlaku dalam terminal tersebut apakah
23
Idwan Santoso, 1996, perencanaan prasarana angkutan umum, ITB
commit to user
B a b I I | 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redeesain Termiinal Tirtonaadi
Final Proje ct
unnloading plaatform diizzinkan untuuk digunakkan oleh buus yang seedang meenunggu kosong. 6) Looading platf tform : dim mensi loadiing platform m harus diitentukan sec s ara ce rmat r dan se ksama agarr mampu meengatasi lonnjakan penuumpang padda jam sibbuk. Lebarr minimal loading platform adalah 2.55 meter. Perlu dipperhatikan disini d peratuuran yang berlaku b dalaam terminall te rsebut appakah unnloading pllatform dii zinkan unttuk digunaakan oleh bus menu unggu pennumpang saampai kapassita s bus peenuh (ngetem m). 4) Pa pan informasi Pa pan informasi merupakann salah satuu fasilitas terpenting yang haruss ada dalam se buah b termiinal. Dengaa n papan informasi i inilah segalla sesuatu yang berkaitan dengan aspek operas ioonal diketahhui oleh penumpang. Beebera pa hal yang tercantum m dalam papaan informassi diantaranyya : Noomor lintasaan da n Nam ma-na ma juruusan Pe ta lokasi Daaftar harga tiket t untuk berbagai b koombinasi asaal-tujuan Jaddwal bus yaang beroper as i dalam teerminal terssebut. Berikuut c ontoh paapan inform mas i yang bias a dipakai dalam term minal :
Gambar 2.14. 2 Contoh papan informasi C i S Sumber : Idwan Santoso, 19996, perencanaaan prasaranaa angkutan um mum, ITB
commit to user
B a b I I | 244
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
D. Studi Banding 1. Terminal giwangan yogyakarta Terminal Penumpang Yogyakarta (TPY) yang diresmikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X pada tanggal 10 Oktober 2004, kemudian terminal ini sering disebut sebagai Terminal Giwangan kota Yogyakarta yang menggantikan terminal Umbulharjo yang terletak di Desa Giwangan Kabupaten Bantul dengan luas
5 Ha.
a. Lingkup pelayanan Terminal ini memiliki lingkup pelayanan berskala nasional, regional dan lokal. Hal ini dapat dilihat dari segi lingkup pelayanan nasional dan regional diwujudkan dalam trayek-trayek antar kota antar propinsi dan juga antar kota dalam propinsi. Lingkup pelayanan lokal diwujudkan dalam trayek-trayek dalam kota. Pengelola terminal ini terdiri dari 2 pihak, yaitu pihak pemerintah dalam hal ini UPTD terminal sebagai pelaksana pengaturan lalu lintas terminal, dan pihak swasta yaitu P.T Perwita Karya selaku pengelola bangunan terminal Giwangan. b. Sistem pengaturan kendaraan Pada terminal ini sistem yang digunakan dalam pengaturan kendaraan adalah: 1) Sistem Parkir Peron Sistem Parkir Peron yaitu sistem parkir paralel baik untuk kedatangan bus maupun keberangkatan. Namun karena sudah ada pemisahan antara jalur bus, maka sudah tidak terjadi crossing antar bus. 2) Sistem Kontrol Pada sistem ini berfungsi dalam mengontrol keluar masuknya kendaraan dari dan ke terminal, mencatat data-data bus yang masuk dan keluar, mengatur jadwal perjalanan, menarik retribusi dan menjamin keamanan serta keselamatan pengguna jasa terminal. Sistem kontrol ini berjalan dengan baik didukung oleh adanya pos pengatur, menara pengawas dan pos-pos penarikan retribusi.
commit to user
B a b I I | 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
d. Fasilitas Terminal 1) Area keberangkatan Pada terminal bus Giwangan Area keberangkatan berupa lajur-lajur yang disediakan bagi bus untuk menaikkan penumpang dihubungkan dengan tangga dari dan ke lantai 2, sebagai area sirkulasi manusia, disediakan 3 area pemberangkatan, yaitu bagi keberangkatan bus AKAP dan AKDP, bus malam, dan bus dalam kota
Gambar 2.18. Area Keberangkatan Terminal Giwangan Sumber : dokumen pribadi
2) Area Kedatangan Area kedatangan berupa jalur yang disediakan bagi bus untuk menurunkan penumpang (unloading) untuk mempermudah dalam pengawasan dan pengaturan tidak ada pemisahan pada area kedatangan. Area kedatangan ini dapat menampung 24 bus sekaligus.
Gambar 2.19. Area Kedatangan Terminal Giwangan Sumber : dokumen pribadi
commit to user
B a b I I | 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
3) Area Parkir Untuk Bus. Area parkir yang berupa pelataran yang disediakan untuk bus yang istirahat yang kemudian menuju jalur keberangkatan, sedangkan bagi bus dalam kota tidak disediakan area parkir khusus.
Gambar 2.20. Area Parkir Bus Terminal Giwangan Sumber : dokumen pribadi
4) Area Parkir Mobil Pribadi, Taksi, dan Sepeda motor Area parkir mobil, dan sepeda motor di bagi menjadi 3 zona, sedangkan untuk area parkir taksi terdapat di depan masjid
Gambar 2.21. Area Parkir pengunjung Sumber : dokumen pribadi
5) Kantor UPTD Kantor UPTD terletak di samping menara pengawas.
Gambar 2.22. Kantor UPTD dan menara pengawas Sumber : dokumen pribadi
commit to user
B a b I I | 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
6) Menara Pengawas Petugas menara pengawas yang ada di terminal Giwangan tidak mampu mengawasi lalu lintas bus sehingga kurang memenuhi kebutuhan bagi pengawasan bus secara keseluruhan, 7) Area Tunggu Penumpang Area tunggu penumpang yang ada berupa sebuah ruangan yang disediakan bagi para calon penumpang untuk menunggu keberangkatan bus, area tunggu ini disediakan bagi calon penumpang untuk bus AKAP, bus malam, dan bus AKDP
Gambar 2.23. Area Tunggu Penumpang Sumber : dokumen pribadi
8) Ruang pengelola terminal dalam hal ini adalah P.T Perwita Karya selaku pengelola bangunan terminal bus Giwangan, karena fungsinya sebagai ruang privat, letaknya dijauhkan dari area kedatangan maupun area keberangkatan. Dengan demikian ketenangan pengelola dapat dicapai.
Gambar 2.24. Ruang Pengelola Sumber : dokumen pribadi
commit to user
B a b I I | 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
9) Loket Peron Loket peron diletakkan dekat dengan area tunggu calon penumpang dan peron hanya diperuntukkan bagi calon penumpang bus AKAP, bus malam, dan bus AKDP. 10) Pos Penarikan Retribusi, Pos Keamanan, Pos Pemantauan Kendaraan dan Pos Pengendalian dan Pemberangkatan
Gambar 2.25. Pos Retribusi Sumber : dokumen pribadi
11) Masjid dan Musholla Terminal bus Giwangan memiliki masjid yang terletak di sebelah depan terminal, sedangkan musholla terdapat pada area tunggu calon penumpang.
Gambar 2.26. Masjid Sumber : dokumen pribadi
commit to user
B a b I I | 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
12) KM / Toilet Pada terminal Giwangan terdapat penyediaan KM/toilet terdapat pada tiap-tiap blok.
Gambar 2.27. KM/Toilet Sumber : dokumen pribadi
13) Wartel 14) Bengkel Terminal bus Giwangan memiliki bengkel yang digunakan untuk bus, letaknya berdekatan dengan parkir bus, dapat memuat 4 bus
Gambar 2.28. Bengkel Bus Sumber : Observasi Lapangan
15) Kios – kios 2. Terminal Purabaya, Bungurasih, Surabaya Terminal purabaya dibangun pada tahun 1990 untuk menggantikan terminal Joyoboyo yang kapasitasnya sudah tidak memadai yang lokasinya di tengah kota. Batas Lokasi Terminal : Sebelah utara
: Sawah
Sebelah selatan : Pemukiman Sebelah Timur : Pemukiman dan Ringroad Sebelah Barat
: Jalan
commit to user
B a b I I | 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Terminal Purabaya terletak di
Final Project
Desa Bungurasih Kecamatan Waru
Kabupaten Sidoarjo, luas terminal + 12 Ha, merupakan terminal tipe A yang secara teknis menguntungkan karena: Terletak diantara persimpangan jalan ke arah Timur, Selatan dan Barat, dan mudah dijangkau oleh kendaraan umum dari segala arah Dekat dengan jalan tol tol dan jalan arteri Tersedianya areal yang cukup luas Pengembangan kota Surabaya yang cenderung ke arah Selatan (Kota Sidoarjo) a. lingkup pelayanan Operasional terminal Purabaya dilaksanakn selama 24 jam dibagi dalam 3 shif yang masing-masing shif melaksanakan tugas selama 8 jam secara bergantian dan untuk mendukung operasional terminal diperlukan personil sebagai berikut: Karayawan UPTD Terminal Purabaya 256 orang Polisi 50 orang Koramil 6 orang PMI 4 orang Terminal Purabaya berfungsi melayani angkutan umum untuk: Angkutan Antar Kota Antar Propinsi Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi Angkutan Kota Angkutan Taksi Dan Angguna b. Akses pencapaian Akses pencapaian terminal Purbaya Surabaya hanya ada satu jalan masuk sedangkan untuk pintu keluarnya terdapat dua pintu keluar yaitu untuk bus antar kota dan angkutan MPU dan satu lagi pintu keluar untuk bus kota, taksi, angkutan dan untuk kendaraan angkutan umum. Akses untuk penumpang dibagi lima pintu masuk kebangunan 3 pintu masuk ke ruang tunggu untuk bus antar kota.
commit to user
B a b I I | 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
Pos Polisi. Travel Biro Perjalanan. Bank Jawa Timur (Bank Jatim). Kantor Administrasi Jasa Raharja. Kantor Organda. Kantor Damri. Loket Penjualan Tiket Bus. Tempat Penitipan Barang. Tempat Peristirahatan Crew. Bus. Tempat Pencucian Kendaraan. Kantin. kios-kios Telepon Umum Koin dan Kartu. Kantor Merpati Check In.
commit to user
B a b I I | 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
Kecamatan Serengan, yang terdiri dari 7 Kelurahan Kecamatan Jebres, yang terdiri dari 11 Kelurahan Kecamatan Pasar Kliwon, yang terdiri dari 9 Kelurahan Kecamatan Banjarsari, yang terdiri dari 13 Kelurahan Batas-batas administrasi dari wilayah kota Surakarta dan sekitarnya : Sebelah Utara
: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali
Sebelah Timur
: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Selatan
: Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Barat
: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
Secara hidrologis kota Surakarta memiliki 4 (empat) buah sungai yaitu kali Pepe, Jenes, Kali Anyar, dan Bengawan Solo. Ketiga sungai pertama tadi bermuara di sungai Bengawan Solo, yang berfungsi sebagai saluran irigasi dan pembuangan air limbah kota. Curah hujan rata-rata tahunan Kota Surakarta 2.481 mm dengan evaporasi 1.718 mm dan suhu rata-rata 26 C - 28 C dengan kelembaban udara antara 71% sampai dengan 87%1. Rata-rata tekanan udara Kota Surakarta adalah 1010,9 MBS dengan kecepatan angin 4 Knot dengan arah angin 240 . Ditinjau dari topografinya wilayah Kota Surakarta merupakan dataran rendah dengan kemiringan 0% - 5 % dengan ketinggian 80 – 100 M diatas permukaan air laut. Berikut tabel kemiringan tanah dan ketinggiannya dari permukaan laut per kecamatan :
No
Kecamatan
1
Laweyan
Ketinggian Diatas Permukaan Air Laut (meter) 80 - 110
2
Serengan
80 - 100
3 4 5
Pasarkliwon Jebres Banjarsari
Kemiringan Tanah Slope Of Land 0 -2 % 0 -2 %
80 - 100 0 -2 % 80 - 130 0 - 15 % 80 - 120 0 -5 % Tabel 3.1. Kemiringan Tanah dan Ketinggian Tanah dari Permukaan Air Laut Per Kecamatan Tahun 2006 Sumber : BAPPEDA Surakarta
1
BAPPEDA Kota Surakarta, Pekerjaan penyusunan elementary study terminal terpadu kota Surakarta
commit to user
B ab I I I |2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
2. Kebijakan tata ruang kota Surakarta 2 Secara makro, perkembangan tata ruang kota Surakarta dicirikan sebagai daerah transisi antara kegiatan perumahan dan kegiatan komersil dan fasilitas umum yang berkembang di dalam wilayah administrasi Kotamadya Surakarta. Di dalam wilayah Kotamadya, pusat kota berkembang di sekitar kedua keraton, yaitu Kasunanan dan Mangkunegaran, yang berkembang menjadi daerah perdagangan atau niaga, perkantoran dan hiburan serta jasa. Beberapa perumahan di daerah ini semakin tinggi intensitasnya sehingga menjadi kampung padat atau berubah fungsi ( tergeser ) pada kegiatan komersil dan dunia usaha. Dasar dan arah pemanfaatan ruang di wilayah Kotamadya Dati II Surakarta dipertimbangkan atas kenyataan fisik, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat kotanya agar dicapai suatu perimbangan penggunaan ruang yang efisien, harmonis dan wajar. Adapun kegiatan – kegiatan yang disediakan ruangnya di dalam wilayah Kotamadya Dati II Surakarta mengacu pada pengembangan fungsi – fungsi Kotamadya Dati II Surakarta di masa mendatang ( hingga tahun 2013 ), yakni sebagai berikut : Penyediaan areal pariwisata Penyediaan areal pusat pengembangan kebudayaan Penyediaan areal olah raga Penyediaan areal relokasi industri Penyediaan areal perluasan dan pembangunan pendidikan Penyediaan areal pusat perdagangan, pertokoan dan perbelanjaan Penyediaan areal pusat perkantoran / pusat administrasi Penyediaan areal lingkungan perumahan merujuk pada Perda No.1 Tahun 1989 Kodya Dati II Surakarta tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Tingkat II Surakarta dan Rencana Pembangunan Lima Tahun Daerah Kelima Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta bahwa wilayah Kodya Surakarta dibagi dalam 4 Wilayah Pengembangan, yaitu : 1. Wilayah Pengembangan Utara 2. Wilayah Pengembangan Barat 3. Wilayah Pengembangan Timur 2
RUTRK Kota Surakarta tahun 1993-2013
commit to user
B ab I I I |3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
4. Wilayah Pengembangan Selatan Kebijaksanaan tata ruang kota berupaya meningkatkan fungsi dan peran kota sebagai pusat-pusat pertumbuhan, melestarikan kawasan konservasi dan kawasan pertanian serta menyelaraskan kawasan perbatasan dengan daerah lain. Selain itu juga diperlukan peningkatan efisiensi dan efektivitas system sarana dan prasarana untuk menjamin keterkaitan antar pusat pertumbuhan dan wilayah belakangnya, pusat produksi dan distribusi serta keserasian pembangunan antar kota dan desa. Dengan merinci keempat wilayah pengembangan di atas dibagi dalam 10 Sub Wilayah Pembangunan (S WP), yaitu : a. SWP I dengan pusat pertumbuhan di Kel. Pucangsawit, meliputi 6 kelurahan (Pucangsawit, Jagalan, Gandekan, Sangkrah, Sewu dan Semanggi) dengan luas wilayah 487,52 Ha. Dengan fungsi utama pengembangan adalah untuk daerah industri. b. SWP II dengan pusat pertumbuhan di Kel. Kampung Baru meliputi 12 kelurahan
(Kampung
Purwodiningrat,
Baru,
Gilingan,
Kepatihan
Kestalan,
Kulon,
Keprabon,
Kepatihan Ketelan,
Wetan, Timuran,
Punggawan, Stabelan, dan Sudiroprajan) dengan luas wilayah 430,90 Ha. Dengan fungsi utama pengembangan adalah untuk pusat administrasi/ pemerintahan, wisata budaya dan perdagangan. c. SWP III dengan pusat pertumbuhan di Kel. Gajahan, meliputi 12 kelurahan (Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan, Kemlayan, Pasar Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu, dan Joyosuran) dengan luas wilayah 494,31 Ha. Dengan fungsi utama pengembangan adalah untuk pariwisata, budaya dan perdagangan. d. SWP IV dengan pusat pertumbuhan di Kel. Sriwedari, meliputi 8 kelurahan (Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari, Manahan, dan Mangkunegaran)
dengan luas wilayah 549,90 Ha. Dengan fungsi utama
pengembangan adalah untuk pariwisata dan perdagangan. e. SWP V dengan pusat pertumbuhan di Kel. Sondakan, meliputi 3 kelurahan (Pajang, Laweyan, dan Sondakan) dengan luas wilayah 258,50 Ha. Dengan fungsi utama pengembangan adalah untuk industri.
commit to user
B ab I I I |4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
Pengembangan jalan dan daerah yang belum dan akan dikembalikan didaerah perkampungan. Pembangunan prasarana pejalan kaki Penataan parkir pada lokasi-lokasi strategis Pengembangan sistem terminal yang terpadu di seluruh wilayah perkotaan Surakarta. 5. Rencana pemerintah dalam pembangunan prasarana transportasi Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. SK. 1361/AJ.106/DRJD/2003, di propinsi Jawa Tengah ditetapkan Terminal Tipe A. penentuan ini memperhatikan rencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan bagian dari Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan, Rencana Tata Ruang, keterpaduan moda transportasi, jaringan trayek AKAP, jarak antar terminal dan kelas jalan. Terminal tipe A di Jawa Tengah ditetapkan di 25 kota, termasuk salah satu diantaranya Kota Surakarta. Pembangunan terminal Tipe A di Surakarta saat ini diarahkan ke wilayah Surakarta bagian utara, hal ini sesuai dengan RDTRK Surakarta bagian utara yang merupakan penjabaran dari RUTRK Surakarta 1993-2013. Arah kecenderungan perkembangan kota Surakarta bagian utara diwujudkan dengan adanya rencana pembangunan jalan lingkar utara Surakarta, yang sebagian dari penggalnya melewati Kelurahan Mojosongo., maka paling tidak perlu diwujudkan prasarana transportasi pada wilayah tersebut yaitu dengan disediakannya sebuah terminal regional. Sekarang ini terdapat beberapa wilayah yang belum terjangkau angkutan umum seperti wilayah Kelurahan Mojosongo bagian timur, Jebres bagian utara dan wilayah Kelurahan Banyuanyar.
commit to user
B ab I I I |9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
B. Tinjauan m U um Terminal Tirtonadi 1. Gambaran umum terminal Tirtonadi
Gambar 3.5. Pintu masuk kedatangan Terminal Tirtonadi Sumber : Dokumentasi Penyusun
Secara fungsional terminal ini termasuk dalam kategori tipe A, Terminal Tirtonadi berada di Jalan Jend. A. Yani 262 Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta, dan berjarak ± 4 km dari pusat kota balaikota. Terminal tersebut merupakan terminal bus induk kota Surakarta yang melayani angkutan AKAP, AKDP, perkotaan, dan pedesaan. Angkutan AKAP melayani trayek Surakarta menuju Pacitan/ Ponorogo, Jogjakarta, Surabaya/ Malang/ Banyuwangi, Tasikmalaya/ Bandung/ Sukabumi, Jakarta, Bogor, Merak, Sumatra dan Denpasar. Angkutan AKDP melayani trayek sekitar propinsi Jawa Tengah, yaitu Surakarta menuju Semarang, Purwodadi/ Blora, Sragen, Tawangmangu/ Matesih, Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar, Boyolali dan Klaten. Secara garis besar terminal Tirtonadi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu terminal penurunan penumpang yang berada di bagian tengah, terminal pemberangkatan penumpang zona timur yang berada di bagian timur, dan terminal pemberangkatan zona barat yang berada di bagian barat terminal.
commit to user
B a b I I I | 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
Kondisi eksisting Terminal Tirtonadi Surakarta3 adalah sebagai berikut : Luasan dan kapasitas Luas total setelah mengalami dua kali pengembangan ± 35.500 m2 dengan rincian : : 16.000 m2
Luas landasan
Luas pelataran parkir pengunjung: 3400 m2 Luas ruang tunggu (2 lokasi)
: 694 m2
Luas emplasemen
: 1806 m2
Luas kios (144 unit)
: 2.981 m2
Luas loket bus cepat
: 290 m
Luas penitipan sepeda motor
: 1099 m2
Papan Jurusan
: 70 buah
Papan informasi
: 2m2
Telepon umum
2
: koin
: 5 unit
Kartu
: 3 unit
Wartel
: 18 unit
Jumlah kendaraan yang dapat ditampung maksimal 140 kendaraan : Jalur penurunan penumpang
: 14 bus; luas 2.235 m2
Jalur pemberangkatan zona timur
: 28 bus; luas 6.420 m2
Jalur pemberangkatan zona barat
: 38 bus; luas 3.996 m2
Jalur istirahat bus
: 70 bus; luas 6.261 m2
Fasilitas penunjang : 2
Masjid
: 153 m
Gambar 3.7. Masjid Dalam Terminal Tirtonadi Sumber : dokumen pribadi 3
UPTD Terminal Tirtonadi Surakarta, 2006,
commit to user
B a b I I I | 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Puskesmas pembantu
Final Project
: 64 m2
Gambar 3.8. Puskesmas Pembantu Terminal Tirtonadi Sumber : dokumen pribadi
Fasilitas Bangunan Kantor Kantor ketatausahaan
: 260 m2
Ruang pertemuan/rapat
: 60 m2
R. urusan pungutan, plynan, gudang arsip
: 126 m2
Pos penarikan retribusi, r urusan PPL
: 80 m2
Pos POLRI
: 12 m2
R. urusan keamanan dan ketertiban
: 51 m2
R. urusan pemeliharaan dan kebersihan
: 120 m2
Menara pengawas
: 180 m2
Garasi truk sampah & kendaraan angkutan
: 243 m2
2. Pelaku dan kegiatan Terdapat dua komponen pelaku pada terminal Tirtonadi yaitu manusia dan kendaraan, manusia terdiri atas penumpang dan pengelola, sedangkan kendaraan terdiri dari bus, angkutan kota, dan sepeda motor. Keberadaan pelaku tersebut menciptakan adanya aktivitas dalam terminal bus Tirtonadi, yang dapat dibagi menjadi : a. Kelompok aktivitas manusia : 1) Kelompok aktivitas penumpang : Penumpang yang masuk untuk memulai perjalanan Penumpang yang masuk untuk mengakhiri perjalanan dan berganti angkutan
commit to user
B a b I I I | 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
Penumpang yang masuk untuk transit dan kemudian meneruskan perjalanan kembali entrance penumpang r. tunggu empls. penurunan
r. penurunan
koridor
entrance hall
r. pemberangkatan
pintu keluar
Gambar 3.9. Skema Sirkulasi Penumpang dalam Terminal Sumber : analisa
2) Kelompok aktivitas pengelola Pengelolaan terminal Tirtonadi adalah semua kegiatan dan usaha dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi terminal yang meliputi pengaturan pelaksanaan, pengoperasian, pengawasan, dan perencanaan pengoperasian terminal. Jumlah Karyawan Pengelola Terminal No.
Status Kepegawaian
Jumlah
1
Pegawai Negeri Siipil (PNS)
73 orang
2
Tenaga Harian Lepas (THL)
142 orang
3
Tenaga Proyek
18 orang
Jumlah
233 orang
Tabel 3.5. Jumlah Karyawan Pengelola Terminal Sumber : UPTD Terminal Tirtonadi
commit to user
B a b I I I | 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
Kepala UPTD Kepala Urusan Tata Usaha
Urusan Perencanaan
Urusan Keamanan dan ketertiban
Urusan Pungutan
Urusan Kebersihan dan Perawatan
Urusan Pengaturan dan Pengawasan Lalu Lintas
Gambar 3.6. Bagan Struktur Organisasi Pengurus Terminal Tirtonadi Sumber : analisa
Karyawan/ Petugas di Luar Pengelola Petugas Polresta Surakarta
: 10 orang
Petugas Puskesmas Pembantu
: 6 orang
b. Kelompok aktivitas kendaraan : Kelompok aktivitas bus Kelompok aktivitas angkutan kota Kelompok aktivitas kendaraan pengunjung
3. Kinerja pelayanan terminal Jumlah Rit
Jurusan 1. Bus Antar Kota Antar Propinsi Solo-Pacitan/Ponorogo Solo-Jogjakarta-Purwokerto-Cilacap Solo-Surabaya/ Malang/ Banyuwangi Solo-Tasikmalaya/ Bandung/ Sukabumi Solo-Jakarta Solo-Bogor Solo-Merak Solo-Sumatera
commit to user
289 593 503 103 356 72 53 62
B a b I I I | 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Solo-Denpasar 2. Bus Antar Kota Dalam Propinsi Solo-Semarang-Pati(PTS)
170
Solo-Semarang-Pati(eko) Solo-Purwokerto/Tegal Solo-Purwodadi/ Blora Solo-Sragen Solo-Tawangmangu/Metesih
372 21 310 231 203
Solo-Wonogiri
289
Final Project
26
3653 Tabel 3.6. Trayek antar kota yang dilayani dalam Terminal Tirtonadi Sumber : UPTD Terminal Tirtonadi TOTAL
Volume arus angkutan dalam Terminal Tritonadi No. 1
Jurusan
Jumlah Rit/hari Hari biasa
Puncak hr lebaran
30
42
Angkutan Perkotaan (Kartosuro-Terminal Tirtonadi-Jurug)
2
Angkutan Kota (Kadipiro-Terminal Tirtonadi-Pasar Klewer)
35
45
Jumlah
65
87
Tabel 3.7. Volume arus angkutan dalam Terminal Tritonadi Sumber : UPTD Terminal Tirtonadi
Data penumpang dan bus dalam Terminal Tirtonadi No. 1 2 3 4 5
Jumlah Penumpang / Jumlah Rit bus /tahun Tahun Datang Berangkat Datang Berangkat 22.686.887 22.656.108 1.049.978 1.045.976 19.658.956 17.910.138 1.086846 1.078.978 15.752.584 16.642.143 1.168.051 1.161.219 16.800.734 16.372.022 1.210.830 1.201.590 19.470.679 21.759.899 1.163.642 1.163.642 Tabel 3.8. Data penumpang dan bus dalam Terminal Tirtonadi Sumber : UPTD Terminal Tirtonadi
Tahun 2001 2002 2003 2004 2005
commit to user
B a b I I I | 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonadi
Final Project
4. Sistem sirkulasi dalam terminal a. Sistem Pengaturan Penumpang Beberapa perangkat sistem pengaturan yang digunakan untuk pengaturan penumpang adalah : 1) Sistem kontrol penumpang yang memasuki peron dengan membayar retribusi pada loket yang terdapat pada ujung peron. Sistem pembelian tiket yang terdiri dari : Sistem terpisah di mana setiap perusahaan bus memberi pelayanan tiket secara terpisah. Sistem ini biasanya dilakukan untuk bus PATAS dan bus malam. Sistem langsung dengan sistem pelayanan pembelian tiket (untuk bus antar kota dan bus kota) langsung di atas bus. b. Sistem pengaturan kendaraan Pengaturan kendaraan di terminal Tirtonadi meliputi : Entrance bus hanya terdapat satu jalur sehingga pada saat jam sibuk kendaraan yang akan masuk harus antri. Selain karena adanya crossing dengan jalur perpindahan dari lokasi penurunan penumpang menuju pemberangkatan arah barat. Meskipun diatur dengan traffic light maupun manual, hal ini tentu saja tidak efektif. Sistem kontrol, untuk mencatat bus keluar masuk, mengatur jadwal perjalanan, pada saat masuk kru bus diwajibkan membayar retribusi pada loket penjagaan. Desain bangunan tidak memungkinkan interaksi dengan kendaraan sehingga awak bus terpaksa harus keluar dari kendaraan untuk membayarkannya dan kembali ke dalam bus. Hal ini akan membahayakan dan mengurangi kelancaran sirkulasi kendaraan tersebut maupun kendaraan lain.
commit to user
B a b I I I | 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
1. Analisa antar moda transportasi kota Surakarta Kondisi eksisting moda transportasi kota Surakarta terdiri dari 3 moda trans yaitu moda trans udara melalui pra sarana bandar udara Adi Sumarmo yang terletak di sebelah barat kota Surakarta, moda trans kereta api dengan stasiun Solo Balapan, dan moda trans bus dengan pra sarana terminal Tirtonadi. Ketiga lokasi prasarana ini sudah membentuk simpul strategis yang sangat memungkinkan diadakannya moda trans penghubung sehingga dari ketiga moda transportasi ini dapat berkesinambungan. Penghubung pra sarana transportasi : Terminal Tirtonadi ~ Bandar udara Adi Sumarmo Dihubungkan dengan jalan arteri jalan Jenderal Ahmad Yani dan dilanjutkan dengan jalan Adi Sucipto Bandar udara Adi Sumarmo ~ Stasiun Solo Balapan Dihubungkan dengan jalan Hasanudin dan dilanjutkan dengan jalan Adi Sucipto Stasiun Solo Balapan ~ Terminal Tirtonadi Lokasi kedua pra sarana ini cukup strategis karena berada tepat di garis tegak lurus kota Surakarta dan atau juga dapat dihubungkan dengan jalan Letjend. S. Parman yang berada di sebelah timur kedua lokasi terminal dan stasiun
Pola Hubungan Moda Transportasi Kota Surakarta Gambar 4.2. Pola hubungan moda transportasi kota Surakarta Sumber : penyusun
commit to user
Bab IV |2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
B. ANALISA PENGOLAHAN TAPAK Analisa pengolahan tapak meliputi analisa pencapaian, sirkulasi di luar tapak, dan analisa sirkulasi dalam tapak. 1. Analisa pencapaian dan sirkulasi di luar tapak Menentukan entrance menuju tapak, baik main entrance, side entrance, maupun back entrance yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan Dasar pertimbangan : o Kondisi dan tipe jalan di sekitar site serta kelancaran sirkulasinya o Teori sistem sirkulasi yang mencakup pencapaian ke bangunan dan aksesibilitas o Keamanan terhadap bahaya kecelakaan o Efisiensi lalu lintas o Arah kedatangan bus antar kota antar propinsi, antar kota dalam propinsi, angkutan pedasaan dan angkutan perkotaan o Aktifitas kendaraan yang akan masuk maupun keluar site tidak mengganggu kelancaran lalu lintas kendaraan di luar site o Kondisi existing yang berada di jalur ramai dan padat kendaraan. o Mewujudkan sirkulasi yang aman dan nyaman di luar site. Analisa : o Dengan pertimbangan bahwa jalan Ahmad Yani memiliki lebar yang mencukupi dan sesuai dengan kelas jalan bagi bus, kepadatan lalu lintas sedang, semua kendaraan umum dari arah barat dan timur melalui jalur yang dekat dan mudah dalam pencapaian pintu masuk. Maka pintu masuk utama untuk bus AKAP dan AKDP pada jalan Ahmad Yani pada sisi utara site. o Dengan pertimbangan agar akses bus masuk tidak menganggu akses kendaraan pengunjung, maka jalur keluar masuk bus AKAP dan AKDP melalui jalur khusus (flyover) disebelah barat dan timur terminal. o Pintu keluar bus AKAP dan AKDP berada di jalan Ahmad Yani dan terpisahkan berdasarkan arah tujuan kendaraan. Untuk bus AKAP dan
commit to user
Bab IV |3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
AKDP yang mengarah ke barat maka diarahkan pada pintu keluar sebelah barat, begitu pula dengan bus AKAP dan AKDP yang mengarah ke timur maka keluar pada pintu sebelah timur melalui flyover timur. o Pintu keluar masuk angguna dan MPU berada pada jalan sebelah timur terminal yang dimaksudkan untuk mengurangi crossing antar kendaraan yang beroperasi di lingkungan terminal maupun pengunjung terminal.
Gambar 4.3. Flyover pada terminal Sumber : www.photobucket.com
2. Analisa sirkulasi dalam tapak Mendapatkan sirkulasi tapak yang jelas sehingga tidak terjadi crossing antar kendaraan maupun penumpang. Dasar pertimbangan : o Penentuan entrance bus AKAP dan bus AKDP di jalan Ahmad Yani o Pencapaian entrance yang mudah dan aman o Kelancaran sirkulasi dalam tapak o Teori sistem sirkulasi dan aksesibilitas o Kemudahan dalam meninggalkan terminal o Pengelompokan sirkulasi untuk setiap jenis armada (bus AKAP, bus AKDP, MPU, angguna, kendaraan pengunjung, karyawan terminal)
commit to user
Bab IV |4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
Analisa : o Dalam sebuah terminal tipe A terdapat beberapa tipe atau jenis armada yang memadati lalu lintas dalam terminal tersebut, yaitu bus AKAP, bus AKDP, MPU, angguna, kendaraan pengunjung, karyawan terminal. Untuk mencapai sebuah sirkulasi dalam terminal yang lancar, aman dan efektif perlu dibuat kelompok sirkulasi berdasarkan jenis armada tersebut
agar
sirkulasi
yang
terjadi
tidak
bercampur
dan
membingungkan pelaku sirkulasi. Sirkulasi yang diharapkan adalah singkat dalam pencapaian tetapi mempertimbangkan minimalisasi terjadinya crossing antar moda maupun moda dengan manusia. Fresh idea : o Upaya untuk dapat memfasilitasi beberapa hal yang menjadi standar terminal tipe A pada lahan yang kurang adalah dengan solusi membuat sirkulasi vertical pada beberapa fungsi ruang bagi kendaraan maupun sirkulasi manusia. Karena dengan upaya ini maka luasan lahan akan bertambah sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 4.4. Sirkulasi vertical terminal Sumber : www.photobucket.com
commit to user
Bab IV |5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
C. ANALISA POLA KEGIATAN DAN POLA TATA RUANG Analisa pola kegiatan dan pola tata ruang meliputi program kegiatan, pengelompokan kegiatan, kebutuhan ruang, pola hubungan ruang dan besaran ruang. 1. Program kegiatan a. Tujuan Mengetahui pelaku dan pola kegiatan yang terjadi dalam sebuah terminal. b. Pelaku kegiatan Mengetahui pelaku kegiatan berdasarkan keterkaitan dengan kegiatan yang terjadi dan fasilitas yang ada dalam sebuah terminal. (1) Penumpang Penumpang kendaraan beserta pengantar atau penjemputnya. (2) Pengelola terminal Terdiri dari kepala terminal, operator, bagian administrasi, montir, bagian kebersihan, dan petugas keamanan terminal. (3) Kru bus / angkutan umum Terdiri dari supir dan kernet. (4) Kendaraan Terdiri dari bus AKAP, bus AKDP, angguna, kendaraan pengunjung (motor dan mobil), MPU. (5) Pemilik dan pengelola ritel / kios Terdiri dari pengusaha ritel makanan / oleh-oleh khas Solo, warung makan, wartel, dan agen perjalanan / penjualan tiket.
c. Pola perilaku kegiatan (1) Penumpang, calon penumpang dan pengantar
commit to user
Bab IV |6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
5. Program besaran ruang Analisa program besaran ruang meliputi proses perhintungan sirkulasi manusia dan kendaraan, dimulai dari analisa kondisi saat ini hingga prediksi 20 tahun ke depan. a. Proses prediksi jumlah penumpang dan kendaraan Menghitung dan mengetahui prediksi jumlah manusia dan kendaraan sehingga dapat digunakan dalam menentukan besaran ruang dalam perencanaan. Dasar pertimbangan : Jumlah pengunjung bus AKAP,AKDP, angguna dan MP U. Kebutuhan flow space (ruang gerak) menurut jenis kegiatan Prediksi 20 tahun yang akan datang. Dasar perhitungan besaran ruang : Perhitungan khusus : Architect data, Erns Neufert, John Willey and sons, New york 1980 Time Saver Standart for Building Type,1981, Yosep de Chiara and Jhon Handcook Callandar,New York. Utilitas bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M.Arch, Jakarta 1992 Perhitungan Asumsi : Studi literatur Pengamatan lapangan di terminal Tirtonadi (Surakarta), Purabaya (Surabaya), Giwangan (Yogyakarta). Penentuan gerak flow : 10 %
= standar flow gerak minimum
20 %
= kebutuhan keleluasaan gerak
30 %
= tuntutan kenyamanan fisik
40 %
= tuntutan kenyamanan psikis
50 %
= persyaratan spesifikasi kegiatan
60 %
= keterlibatan terhadap service kegiatan
100 200 % = untuk ruang umum/hall.
commit to user
B a b I V | 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redeesain Termiinal Tirtonaadi
Final Project P
D. ANALISA SISTE EM PELAY YANAN TERMINAL L Meerencanakann sistem peelayanan teerminal yanng memperhhatikan ke nyamanan n dan kelanccaran. Daa sar pertimbbangan : Parrkir kendaraaan pengunjjung dan fasilitas yangg ada di term minal Pola parkir buss yang efisieen. Kem mudahan peengawasan terhadap t sirrkula si kenddaraan. Pola sirkulasi yang y je la s. 1. Analisa siistem empllasemen peron bus Alte rnatif sistem s peronn bus : a) Sisteem peron teegak lurus b) Sisteem peron geergaji lurus c) Sisteem peron geergaji melinngkar d) Sisteem peron paaralel Daa sar penentuuan Efissiensi ruangg dan waktuu Kem mudahan buus dalam paarkir atau manuver. Mendukung sisstem sirkulaasi yang nyaaman, lancaar dan aman n. Kem mudahan peenumpang dalam d pe ncaapaian. a Emplaseemen peronn te gak luruss a.
G Gambar IV.133 Sistem m peron tegakk lurus
Parkkir bus sulit,, te ta pi penccapaian mennuju bus muudah. Penuumpang dappat langsunng ke koridoor penghubbung dan peenumpang dapaat melihat laangsung buss yang dituju. Kebuutuha n ruanng relatif keecil. Pintuu-pintu bus yang terbukka mengha langi l a liran penumpangg.
commit to user
B a b I V | 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redeesain Termiinal Tirtonaadi
Final Project P
b Emplaseemen peronn gergaji luruus b.
G Gambar IV.144 Sistem m peron gergaji lurus
Kebuutuhan ruanng relatif lebbih kec il. Pem markiran dann sirkulasi b us mudah. Penuumpang dappat langsunng masuk bus b tanpa tterhalangi oleh o pintu yangg te rbuka. Penuumpang dappat la ngsungg ke koridorr penghubunng. c Emplaseemen peronn gergaji meelingkar c.
G Gambar IV.155 Sistem peeron gergaji melingkar m
Parkkir dan pergerakan bus mudah. Penuumpang dappat langsungg ke koridorr penghubuung dan dap at melihat langsung bus yaang dituju. Rua ng n untuk pee rgerakan buus luas, seh ingga bus mudah m untukk kelua r.
commit to user
B a b I V | 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redeesain Termiinal Tirtonaadi
Final Project P
d Emplaseemen peronn paralel memanjang d.
G Gambar IV.166 Sistem perron parallel memanjang m
Parkkir dan pergerakan bus mudah. Mem mbutuhkan ruang r ya ng cukup besaar. Mem mbutuhkan sirkulasi teersendiri unntuk menghhubungkan lajur satu dan lainnya. Kem mungkinan crossing a ntara penuumpang daan kendaraaan c ukup besaar. Coc ok o untuk terrminal bus dengan d frekkuensi tingggi. Has il: Dari analissa mengenaai ke lebihann dan ke kurrangan setiaap pola parrkir, maka pola p arkir yang dipilih d adalaah pola parrkir gergajii lurus. 2. Analisa siistem konfiigurasi term minal
G Gambar IV.177 Sistem konfigurasi teerminal
T Terda pat duua macam siistem konfig gurasi, yaituu: a. Sisteem konfigurras i keliling g b. Sisteem konfigurras i pulau
commit to user
B a b I V | 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
Dasar penentuan Menghindari perpotongan antara penumpang dan kendaraan. Sistem peron yang nyaman. Kemudahan pencapaian bagi para penumpang. Dari dua sistem konfigurasi diatas, yang memiliki nilai maksimal dalam kemudahan pencapaian bagi para penumpang, menghindari crossing antara penumpang dan kendaraan serta kemudahan pelayanan terhadap penumpang di setiap sisi adalah sistem konfigurasi pulau. Karena sistem ini bersifat mengumpulkan
penumpang
di
tengah
kemudian
pelayanan
kendaraan
mengelilinginya sehingga mudah pula untuk dilakukan pengawasan. Berbeda dengan sistem keliling yang menyebabkan penumpang tersebar, lebih sulit dalam pencapaian dan pengawasannya. Dari analisa tersebut, maka sistem konfigurasi peron yang dipilih adalah sistem konfigurasi pulau. 3. Analisa sistem penjualan tiket Terdapat tiga macam sistem penjualan tiket, yaitu: 1. Sistem terpisah 2. Sistem bersama 3. Sistem langsung Dasar penentuan: Kemudahan penumpang dalam membeli tiket. Jarak pelayanan bis. Keteraturan dalam mendapatkan tiket. Agar memudahkan para penumpang dalam menggunakan jasa layanan terminal, untuk bus AKAP diberlakukan tiket terpisah, sedangkan untuk bus AKDP dan angkutan dalam kota diberlakukan sistem langsung. 4. Analisa sistem informasi Sistem informasi dalam terminal tipe A biasanya terdiri dari sistem informasi langsung dan tidak langsung. Informasi langsung diberikan oleh petugas yang
commit to user
B a b I V | 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
sekaligus melakukan pengawasan, sedangkan informasi tidak langsung dapat berupa tanda petunjuk arah serta informasi lainnya yang bersifat tulisan dan visu al. 5. Analisa sistem kontrol Dasar pertimbangan konfigurasi sistem kontrol terminal : Aktivitas kendaraan yang berlangsung di dalam terminal. Kelancaran sirkulasi kendaraan dalam terminal. Kemudahan pengawasan kendaraan. Agar setiap titik dan sisi terminal dapat diawasi dan dapat tercapai sirkulasi yang teratur dan aman, maka diperlukan pengawasan langsung terhadap aktifitas terminal dalam beberapa sistem kontrol. Sistem kontrol dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: a. Pintu masuk dan pos kontrol kedatangan Berfungsi untuk mendata dan memeriksa kartu pengawasan yang berisi rit bus, jumlah penumpang dan membayar retribusi kendaraan. b. Jalur terusan masuk Jalur untuk melancarkan penurunan penumpang menuju emplasement penurunan penumpang. c. Pengawas dengan operatornya Berfungsi untuk membantu para supir bus dalam bersirkulasi demi kelancaran sirkulasi di dalam dan di luar terminal. d. Pintu keluar dan pos pemberangkatan Berfungsi untuk mendata bus yang meninggalkan terminal.
E. ANALISA SISTEM AKSESIBILITAS Mendapatkan pola sirkulasi yang baik dan nyaman dan mudah bagi pergerakan penumpang dan kendaraan di dalam terminal. Dasar pertimbangan Teori sistem sirkulasi dan aksesibilitas Terbentuknya sirkulasi yang baik hasil dari penciptaan pola sirkulasi. Bentuk sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan yang nyaman.
commit to user
B a b I V | 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
Terminal dapat dijangkau dengan mudah oleh penumpang. Jalur masuk dan keluar kendaraan harus lancar dan teratur tanpa gangguan Pemisahan yang jelas antara penumpang yang datang dengan penumpang yang akan berangkat. Standar aksesibilitas yang akan dipakai dalam terminal Tirtonadi ini sesuai dengan standar aksesibilitas sebuah bangunan umum yang meliputi ramp untuk pencapaian lantai dengan ketinggian yang berbeda, tempat parkir khusus kendaraan penyandang cacat dan toilet yang aksesibel bagi penyandang cacat.
F. ANALISA ZONIFIKASI Dasar pertimbangan : Hasil analisa sirkulasi dalam dan luar tapak Kenyamanan Kemudahan pencapaian terhadap area pelayanan pengunjung Keterkaitan antar zona tanpa mengganggu satu sama lain. Analisa: Zona parkir pengunjung dan pintu pengunjung utama (fasade utama) berada di bagian utara site dekat dengan jalan Ahmad Yani, hal ini dimaksudkan untuk mempertegas arah hadap bangunan. Area kedatangan bus AKAP dan AKDP dari arah barat melalui flyover langsung menuju terminal dengan akses khusus dan lansung masuk menuju lantai 3 bangunan utama. Sedang area kedatangan bus dari arah timur masuk melalui pintu timur terminal dan melalui jalur masuk khusus timur dan langsung menuju lantai 2 melalui ramp. Area keberangkatan bus AKAP dan AKDP arah barat di letakan di sisi barat site agar memudahkan bus langsung mengarah ke barat. Sedang area keberangkatan bus ke timur di lantai 3 dan diarahkan menuju flyover arah timur.
commit to user
B a b I V | 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redeesain Termiinal Tirtonaadi
Final Project P
hanya untuk kebuutuha n mekaanika l dan penerangan p n pada pagi dan sore haari dimana sinar matahari m bellum maksim mal. P Pengelolaan n cahaya alaami dilakukaan de nga n : Pengggunaan buukaan pada dinding unntuk memannfaatkan caahaya dari sampping bangunnan. Pengggunaan atap skylighht yang mampu m m meneruskan sebagian intennsitas cahayya matahari.. Penggelolaan luas an void yang lebarr untuk meeneruskan cahaya c ke lantaai bawah.
G Gambar IV.000 Pem manfaatan penncahayaan alaami ruang dalaam
b Luar ruaangan b. B Berbe da denngan prinsiip pemanfaaatan cahayaa alami sem maksimal mungkin m di dalam ruang. Seebaliknya di d luar ruanng justru berusaha b m meredam seemaksimal mungkkin cahaya alami yang sangat kuaat untuk kennyamanan para p pejalann kaki dan pengguuna ruang luuar lainnya . B Barrier sinaar matahari langsung diilakukan deengan langk ah : Terittisan harus lebar untu uk menguraangi sinar matahari m lanngsung ke dindding bangunnan. Pem manfaatan poohon sebagaai pene duh.
G Gambar IV.000 Pemanfaatann pohon sebaggai peneduh
commit to user
B a b I V | 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
Penerangan kawasan dan bangunan, khususnya di malam hari akan sangat mempengaruhi kesan visual. Untuk itu diperlukan teknik penerangan yang dapat mendukung visual kawasan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan : Sistem penerangan dengan penampakan penyinaran tertentu harus ditempatkan pada bagian depan rute utama kegiatan dan pusat-pusat kegiatan Sistem penerangan bangunan berkarakter harus diutamakan untuk memperoleh kesan artistik Warna dan desain penyinaran harus dapat mendukung atau melengkapi desain bangunan dan kawasan keseluruhan. 2. Penghawaan Permasalahan yang sering timbul dalam aktivitas dalam ruangan adalah suhu dalam ruangan dan sirkulasi udara yang identik dengan suhu yang gerah karena kesesakan pengunjungnya. Oleh karena itu membutuhkan sirkulasi udara yang lancar. Potensi lokasi kawasan di daerah yang sekelilingnya adalah jalan dan bangunan. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai potensi pengkondisian disamping itu juga perlu diperhatikan dampak dari polusi udara akibat asap kendaraan. Oleh karena itu direncanakan pemisahan antara bangunan bagi penumpang dengan jalur kendaraan dengan jarak yang telah ditentukan. Dimungkinkan juga untuk menggunakan penghawaan buatan seperti AC pada koridor pedestrian dan unit kantor guna mendukung kenyamanan. Sedangkan untuk bangunan yang berada di atas dimaksimalkan bukaan guna mempelancar peredaran udara.
Gambar IV.00 Pola penghawaan pada bangunan
commit to user
B a b I V | 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
3. Analisa tata hijau Mewujudkan pola tata hijau dalam site yang dapat mengurangi polusi akibat kendaraan bermotor dan sekaligus sebagai view penyegar yang tidak mengganggu sirkulasi dalam site. Dasar Pertimbangan : Aktifitas kendaraan yang menimbulkan polusi udara dan suara Faktor estetika. Kemudahan pengawasan kendaraan dalam site. Pemisahan jalur kendaraan dan pejalan kaki. Karakter tanaman Analisa : Aktivitas kendaraan yang lalu-lalang di dalam terminal mengakibatkan udara dalam terminal menjadi tidak nyaman, hal ini diakibatkan oleh kadar CO2 yang meningkat dimana CO2 ini berasal dari asap kendaraan bermotor. Untuk mengurangi kadar CO2 yang meningkat , dan sekaligus Meningkatkan kadar O2.Hal ini menuntut agar site memiliki tata hijau atau tanaman yang mampu beraktifitas mengurangi kadar CO2 untuk meningkatkan kadar O2 yang sesuai karakter dalam penyusunan tata hijau sebuah terminal. Selain hal di atas, tata hijau sebagai penambah nilai estetika sangat penting untuk memberikan rasa nyaman dan meredam aktifitas atau pergerakan yang tinggi dalam terminal. Adapun kriteria dari berbagai tanaman yang akan tersusun sebagai tata hijau adalah sebagai berikut : Tanaman yang mampu mengurangi udara panas dan melindungi dari panas matahari Tanaman yang mampu menyerap kebisingan Tanaman yang mampu mengarahkan alur pergerakan Tanaman yang mampu menyatukan bangunan secara teratur Tanaman yang mampu menjadi batas antar ruang Hasil (alternatif) : Untuk mencapai tujuan penyusunan tata hijau, maka tanaman yang sesuai kriteria adalah:
commit to user
B a b I V | 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redeesain Termiinal Tirtonaadi
Final Project P
a Pohon bes a. b ar
-
Fungsi
: Sebaa gai pe linduung dari sinaar matahari
-
Karakterr
: Rimbbun dan berrdaun ba nyaak
Dapat dite d mpatkan di sekelilinng terminal untuk mennutupi site d dari sina r matahari, m daan juga pada area parrkir bus seerta parkir p pengunjung . b Pe rdu b.
-
Fungsi
: Sebaa gai barier bising b da n p olusi udara
-
Karakterr
: Mem miliki teksturr yang estettis
Dapat dite d mpatkann di sisi ruan ng sirkulasii untuk mennambah nilaai estetika s erta e dapat dite d mpakan pada ruangg peralihan, misal ruanng pengelolaa dan area k kendaraan. c Pa le m dan c. d pengarahh sirkulasi
-
Fungsi
: Sebaa gai pe ngaraah sirkulasi
-
Karakterr
: Ting gi dan terkeesan formal
commit to user
B a b I V | 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
Dapat ditempatkan pada jalur masuk dan keluar terminal dengan penempatan yang tidak mengganggu aktivitas pengawasan terminal. d. Rumput -
Fungsi
: Menyerap sinar matahari
-
Karakter
: Memberikan kesan sejuk
Dapat ditempatkan pada taman-taman yang berfungsi memberikan kesan estetika pada terminal.
H. ANALISA SISTEM STRUKTUR Mendapatkan struktur bangunan yang kuat sehingga mempu memberikan rasa aman bagi para pengguna yang beraktivitas di dalamnya 1. Modul struktur Dasar penentuan Modul dasar manusia Ukuran bus -
Bus luar kota ( 12m x 4m)
-
Minibus (8m x 3m)
-
Angkutan dalam kota (2.5m x 3m)
Untuk menampung kapasitas kendaraan yang ada maka perlu sebuah modul struktur yang konsisten agar kuat dan terkesan rapi. Alternatif modul struktur a.8m x 8m b.16m x 16m 2. Sub struktur Dasar Pertimbangan : Adanya kebutuhan ruang dengan bentang lebar. Tinggi bangunan tidak melebihi 4 lantai (± 20m) termasuk menara pengawas Beban yang harus didukung. Daya dukung tanah dan kondisi hidrologis Bentuk dan dimensi vertikal bangunan.
commit to user
B a b I V | 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
Karakter bangunan. Pengaruh terhadap lingkungan sekitar. Analisa : Untuk pendukung bangunan terminal dengan ketinggian 6 meter per lantainya sampai 30 meter untuk bangunan pengelola serta jenis tanah yang tidak terlalu keras, alternatif pondasi yang akan digunakan yaitu: a. Footplat Mampu mendukung bangunan berlantai banyak, cocok untuk jenis tanah yang tidak terlalu keras, tidak perlu menggali tanah terlalu dalam.
Gb.IV.00 Pondasi foot plat
b. Sumuran Mendukung bangunan berlantai banyak, dapat digunakan pada berbagai jenis tanah, dimensi yang besar dan banyak membuang tanah galian.
Gb.IV.00 Pondasi sumuran
commit to user
B a b I V | 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
c. Tiang Pancang Mendukung bangunan berlantai banyak cocok untuk tanah yang cukup keras, penggalian tanah untuk pondasi cukup dalam.
Gb.IV.00 Pondasi tiang pancang
Alternatif pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang (pile cap) kombinasi footplat yang memiliki karakteristik sesuai dengan desain bangunan berlantai banyak dan juga mengingat tekanan pada lantai bangunan yang cukup berat. Selain itu untuk mengurangi kerusakan pada kondisi tanah, maka dioptimalkan penggunaan pondasi footplat. 3. Middle struktur Middle struktur merupakan struktur pada bagian tengah, yaitu menyangkut tubuh atau rangka bangunan. Rangka bangunan untuk terminal yang merupakan bangunan bertingkat tinggi , umumnya menggunakan struktur rangka portal, struktur ini berupa kerangka yang terdiri dari kolom dan balok yang merupakan rangkaian yang menjadi satu kesatuan kuat.
Gb.4.00. Struktur rangka portal
commit to user
B a b I V | 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
4. Top struktur Untuk struktur atap terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu: a. Struktur rangka baja Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas.
Gb.4.00 Struktur atap rangka baja
b. Struktur kabel Dapat menahan atap dengan bentangan besar.
Kabel
Permukaan atap
Ù¾ò×Êòðð Struktur kabel atap
c. Struktur beton bertulang Bentangan besar dan kemungkinan variasi bentuk atap cukup luas d. Space frame Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas.
Gb.IV.00 Struktur space frame
commit to user
B a b I V | 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
e. Struktur rangka kayu Bentangan relatif kecil dan variasi bentuk terbatas. Hasil Analisa Struktur Atap Menggunakan kombinasi struktur rangka baja, space frame dan struktur beton bertulang. Dikondisikan sesuai dengan kebutuhan ruangan.
I. ANALISA SISTEM UTILITAS 1. Analisa sistem informasi (media suara) Untuk memberikan informasi kepada para pelaku aktivitas dalam terminal sehubungan dengan kenyamanan sirkulasi manusia, barang, kendaraan serta keamanan dan kenyamanan diperlukan sarana informasi dalam bentuk audio baik secara keseluruhan ruang dalam terminal maupun bagian-bagian tertentu. Sistem informasi audio yang digunakan adalah: a. Sistem general Sistem tata suara menyeluruh untuk setiap bagian
atau ruang di
terminal bus yang berhubungan dengan unit informasi, sentral security dan emergency. b. Sistem lokal Digunakan untuk memberikan informasi dalam lingkup kecil, semisal untuk lingkup area bus AKAP, AKDP, dan angkutan dalam kota. 2. Analisa sistem keamanan terhadap bahaya kebakaran Terdapat beberapa teknik penanganan terhadap bahaya kebakaran, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Sistem pencegahan kebakaran Merupakan sistem preventive bahaya kebakaran yang sifat kerjanya hanya memberi isyarat adanya kebakaran, baik pada pelaku aktivitas dalam terminal bus maupun tim pemadam kebakaran. b. Alarm kebakaran Menggunakan sistem detector yang akan secara otomatis menghentikan semua fan dan mengaktifkan smoke exhaust dan presszuration fan tangga darurat, mengembalikan elevator pada lantai dasar dan mengaktifkan alarm.
commit to user
B a b I V | 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
Adapun jenis detektor yang dipilih : (1) Detektor asap dengan ionisasi Dipasang
di
lobby,kantor
pengelola,
kios,
ruang
tunggu
penumpang,selasar, serta emplasement kedatangan dan keberangkatan setiap jenis armada. (2) Detektor panas derajat tetap Dipasang pada ruang-ruang dapur dan service. (3) Fire protection Sistem ini bekerja
apabila
sudah
terjadi
kebakaran
yang
terdiri dari antara lain : a) Sistem Springkler Untuk ruangan dengan resiko kebakaran ditempatkan di langit-langit ruangan, dekat dengan perletakan titik lampu. Sistem ini akan menyemprotkan air apabila terjadi panas karena kebakaran, bekerja dengan sistem pompa otomatis. b) Fire Hydrant Merupakan pilar-pilar yang dipasang di tempat-tempat tertentu, dilengkapi dengan selang gulung (maksimum 25 m).Dengan sumber air pada tangki penyimpanan air di puncak bangunan. Dilengkapi pula dengan pompa otomatis. House stand pipe diletakkan di luar bangunan dengan sumber air pada tangki basement. 3. Analisa sistem sanitasi Mendapatkan sistem sanitasi yang baik dan teratur, sehingga tidak mengganggu aktifitas terminal. Dasar penentuan : Kelancaran saluran Tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan Tersedianya sarana dan prasarana pendukung.
Sistem yang digunakan :
commit to user
B a b I V | 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Final Project
Redesain Terminal Tirtonad i
a. Sistem sanitasi Dapur
Penangkap lemak
Bak Penampungan
Air Kotor Toilet Faeces
Septic Tank
Sumur Peresapan
Bagan IV.00 Sistem sanitasi.
b. Sistem drainase Air hujan dari atap
Saluran vertikal
Air hujan sekitar site
Bak kontrol
Saluran horizontal
Riol kota
Bagan IV.00 Sistem drainase
4. Analisa sistem penyediaan air bersih Dasar penentuan : o Bangunan direncanakan bertingkat tinggi (4 lantai) o Efisiensi dan efektifitas o Jaminan ketersediaannya air bersih Analisa : Air bersih dapat diperoleh melalui 2 cara yaitu, PAM dan sumber air sendiri (sumur) Terdapat 2 cara distribusi air bersih yaitu, up feed distribution dan down feed distribution a. Up feed distribution
Suply
Water tank
pompa
distribusi
Bagan IV.00 Up feed Distribution
commit to user
B a b I V | 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Final Project
Redesain Terminal Tirtonad i b. Down feed distribution
Suply
Ground Tank
Pompa
Top Reservoir
Distribusi
Bagan IV.00 Down feed Distribution
5. Analisa sistem elektrikal Adalah bertujuan untuk mendapatkan konsep penyebaran dan sumber energi paling efektif dan efisien untuk sistem elektrikal. a.
Basic energy Kebutuhan pasokan listrik untuk sebuah terminal tidak sebesar
kebutuhan untuk gedung-gedung bertingkat, oleh karena itu sumber energi listrik yang berasal dari PLN dirasa sudah cukup memadahi untuk memenuhi tuntutan akan listrik bagi sebuah terminal. Akan tetapi pasokan listrik yang diberikan oleh PLN kadang kala mengalami gangguan semacam pemadaman sementara baik akibat faktor kesengajaan maupun tidak. Oleh karena itu, terminal juga membutuhkan penghasil sumber energi lain seperti genset agar aktivitas terminal tetap dapat berjalan meskipun listrik dari PLN sedang tidak aktif. PLN Meteran
Transformator
Generator
Automatiic Switch
Transformator
Sub Trafo
Sub Trafo
Sub Trafo
Sub Trafo
Sekering
Sekering
Sekering
Sekering
Distribusi
Distribusi
Distribusi
Distribusi
Bagan IV.00 Distribusi listrik PLN
commit to user
B a b I V | 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
b. Alternative energy Selain mendapatkan sumber energi dari PLN dan genset, nampaknya bangunan dengan pelayanan 24 jam ini perlu mendapat pasokan sumber energi yang sustainable bagi terminal itu sendiri atau lingkungan sekitar yakni dengan sumber energi wind turbine dan solar photovoltaic.
Wind Turbine
Wind Turbine Baterai
Photovoltaic
Photovoltaic Transformator
Baterai
Automatic Switch
Sub Trafo
Sub Trafo
Sub Trafo
Sub Trafo
Sekering
Sekering
Sekering
Sekering
Distribusi
Distribusi
Distribusi
Distribusi
Bagan IV.00 Distribusi listrik alternatif
6. Analisa sistem penangkal petir Tujuan dari analisa sistem penangkal petir adalah untuk mendapatkan konsep sistem pengamanan terhadap bahaya petir, dengan beberapa kriteria dasar penentuan sebagai berikut : Keselamatan dari bahaya petir bagi bangunan terminal sebagai fasilitas umum Pemasangan dan instalasi tidak mengganggu tampilan bangunan Aman terhadap sistem utilitas yang lain, seperti elektrikal dan komunikasi Prinsip kerja yang efektif Sebagai langkah pengamanan bangunan terhadap bahaya sambaran petir, maka perlu adanya perencanaan mengenai sistem penangkal petir yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakter bangunan terminal bus. Terdapat dua alternative sistem penangkal petir, yaitu :
commit to user
B a b I V | 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
a. Sistem Franklin Prinsip kerja melindungi isi dari kerucut, digunakan untuk atap yang relatif luas. b. Sistem Faraday Menggunakan tiang-tiang kecil yang dipasang pada sudut-sudut atap. Berdasarkan pertimbangan diatas maka dipilih sistem faraday. Jaringan ini terdiri dari beberapa tiang kecil setinggi 3 cm, yang dipasang pada beberapa titik di atap, dan masing-masing dihubungkan dengan kawat penghantar (tembaga), dengan jarak antara tiang sejauh 3,5 meter. Jenis bahan yang digunakan : Bliksem spit, kawat tembaga berdiameter ½
¾
Kawat penghantar dari tembaga tanpa isolasi yang dihubungkan ke dalam tanah ( muka air tanah ). Koppeling, menggunakan pipa berdiameter ¼ Pipa elektroda bumi berdiameter 1½ (4 cm), jarak penanaman elektroda 2 m dari dinding. Pipa union (pelindung kawat penghantar) ¼ 7. Analisa sistem pengolahan sampah Sistem pengolahan sampah pada sebuah terminal merupakan masalah yang crusial dan harus benar-benar ditangani dengan baik. Pemecahan pengolahan sampah dapat dilakukan dengan pengumpulan sampah di setiap sudut area dengan menggunakan tempat sampah khusus yang dapat tertutup rapat sehingga baunya tidak mengganggu aktifitas terminal. Setelah itu dikumpulkan menjadi satu untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara menggunakan bak pengangkut sampah. Desain tempat sampah dibuat semudah mungkin ditangkap mata agar kedisiplinan pembuangan sampah ke tempat-tempat sampah akan lebih mudah dilakukan. Desain tempat sampah dapat dibuat dengan desain yang unik dan warna yang mudah ditangkap mata seperti merah, kuning atau oranye.
commit to user
B a b I V | 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
Dustbin Dustbin Bak Sampah besar
TPS
Dustbin Dustbin Bagan IV.00 Alur sistem pengolahan sampah
commit to user
B a b I V | 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
BAB V KONSEP REDESAIN TERMINAL TIRTONADI
Konsep redesain Terminal Tirtonadi sebagai upaya penyelesaian permasalahan yang terjadi pada terminal sehingga dapat menjadi acuan dalam merancang kembali Terminal Tirtonadi yang layak dan sesuai dengan criteria terminal tipe A. Hal-hal yang dikaji didalamnya diantaranya adalah meliputi konsep lokasi dan site,
konsep
pengolahan site, konsep penampilan bangunan, konsep sistem utilitas, dan konsep struktur bangunan. A. KONSEP LOKASI Lokasi masih menggunakan lokasi lama terminal yang ada, dengan menambahkan luasan permukaan di sebelah barat terminal lama. Tepatnya disebelah barat jalan Tirtonadi. Lokasi ini berada di jalan Jenderal Ahmad Yani 262 Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta. Lokasi ini merupakan area publik yang hingga saat ini masih difungsikan sebagai pra sarana transportasi kota Surakarta.
SITE lama
SITE tambahan
B. KONSEP PENGOLAHAN TAPAK Dengan keterbatasan lokasi yang kurang dari 5 ha (site lama dan penambahannya), sedangkan sesuai dengan kebutuhan dalam 20 tahun kedepan yakni
commit to user
B a b V |1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
±12 ha, maka perlu diadakannya penambahan lahan sebagai fasilitas terminal. Hal ini dapat dicapai dengan upaya penambahan secara vertical. Sehingga dapat terpenuhi seluruh kebutuhan lahan yang diperlukan Terminal Tirtonadi dalam 20 tahun mendatang.
1. Analisa pencapaian dan sirkulasi di luar tapak Pencapaian menuju lokasi terbagi menjadi beberapa titik, disesuaikan dengan fungsi ruang dan kebutuhan. Pada bagian utara terminal terdapat main entrance yang terdiri dari jalur keluar masuk user (pengunjung), jalur masuk bus dari arah barat, jalur keluar arah barat, dan jalur keluar masuk agen travel. Sedang pada sisi sebelah timur terdapat jalur masuk dari arah timur, jalur khusus keluar arah timur (flyover), jalur keluar masuk MPU, dan jalur keluar masuk angguna. Pada bagian selatan site terdapat jalur back entrance bagi user khususnya pengelola. Dan pada sisi barat jalan Tirtonadi terdapat jalur keluar masuk yang diperuntukkan bagi perawatan bangunan.
commit to user
B a b V |2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
D. KONSEP SISTEM PELAYANAN TERMINAL a. Emplasemen peron tegak lurus
Sistem peron tegak lurus diterapkan pada daerah operasi bus besar dan terutama daerah parkir kendaraan. b. Emplasemen peron gergaji lurus
Sistem peron gergaji lurus diterapkan pada area parkir cadangan yang terletak pada bagian pinggir bangunan sayap. c. Emplasemen peron paralel memanjang
commit to user
B a b V |7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
Sistem peron paralel memanjang diterapkan pada bagian emplasement keberangkatan angguna dan keberangkatan MPU. Dan juga pada emplasement kedatangan bus besar di lantai 2 (dari arah timur) dan lantai 3 (dari arah barat). 1. Konsep sistem konfigurasi pulau
Sistem konfigurasi pulau diterapkan pada tiap emplasement keberangkatan arah barat maupun timur pada lantai 2 dan 3.
2. Konsep sistem penjualan tiket
Sistem penjualan tiket menggunakan sistem penjualan tiket bersama yang terletak pada bagian tengah bangunan sebagai plasa tiket yang berada di lantai 1.
3. Konsep sistem informasi Sistem informasi terbagi pada tiap lantai dan tiap area user, sehingga memudahkan user mendapatkan informasi yang tepat dan akurat. Serta dapat berupa tanda petunjuk arah serta informasi lainnya yang bersifat tulisan dan visual. 4. Konsep sistem kontrol Sistem kontrol terletak pada tiap jalur keluar masuk bangunan maupun area yang berupa pos kontrol yang berisi 2 petugas penjaga.
commit to user
B a b V |8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
E. KONSEP SISTEM AKSESIBILITAS 1. Lavatory
Untuk memudahkan dalam mencapai lavatory, maka pembagian secara merata lavatory sangat penting. Area ini terletak tersebar pada beberapa bagian bangunan, pada sayap barat, sayap timur dan tengah bangunan. 2. Ramp aksesibel
Ramp bagi aksesibel terletak pada bagian pintu masuk depan. Dan untuk menuju lantai berikutnya dapat menggunakan travelator pada emplasement keberangkatan maupun kedatangan.
commit to user
B a b V |9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
F. KONSEP ZONIFIKASI
Zona depan dimanfaatkan sebagai titik vital dan berada tepat ditengah lokasi, hal ini dimaksudkan agar mempermudah user menentukan arah perjalanan yang akan dijalani. Selain itu juga untuk mendapatkan point of interest bagi bangunan itu sendiri.
G. KONSEP KENYAMANAN 1. Pencahayaan
Tempered glass Bukaan setengah dinding
Memaksimalkan bukaan dari arah utara untuk mendapatkan cahaya dengan penyelesaian material tempered glass.
commit to user
B a b V | 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
2. Penghawaan Menggunakan setengah dinding pada sisi luar bangunan sebagai ruang sirkulasi udara
Menggunakan sistem aerodinamis untuk dapat memaksimalkan pergerakan udara di sekitar bangunan 3. Tata hijau perdu
palem
Mengoptimalkan perdu pada bagian barat bangunan sebagai penghalang cahaya matahari langsung dan palem sebagai pohon pengarah pada bagian utara dan timur bangunan.
commit to user
B a b V | 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
H. KONSEP SISTEM STRUKTUR 1. Modul struktur
Menggunakan modul struktur sesuai dengan modul bus besar kelipatan 4, yakni 16mx16m. Sedangkan untuk area sirkulasi bus besar menggunakan bentang 20m untuk memudahkan manuver bus besar.
2. Sub struktur Mengingat tinggi bangunan utama yang mencapai 7 lantai pada ketinggian 30 meter, maka struktur pondasi menggunakan pondasi pilecap dan kombinasi pondasi footplat pada bangunan satu lantai.
3. Middle struktur
Menggunakan sistem struktur portal sesuai dengan modulasi bus yang diwadahi. Menggunakan sistem struktur shear wall yang juga dimanfaatkan sebagai barier cahaya matahari pada saat melewati ramp setengah lingkaran.
commit to user
Menggunakan sistem struktur inti ganda mengingat bentang yang cukup jauh (80m).
B a b V | 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Redesain Terminal Tirtonad i
Final Project
4. Top struktur
Menggunakan struktur rangka space frame untuk mendapatkan bentuk lengkung pada bentang yang cukup luas.
I. KONSEP SISTEM UTILITAS Selain menempatkan beberapa titik shaft pada tiap lantai sebagai sistem utilitas vertikal, juga memberi ruang untuk sistem sanitasi horizontal.
Sistem pengolahan sampah Lokasi pengolahan sampah
commit to user
B a b V | 13