HUBUNGAN INTENSITAS NYERI LUKA SECTIO CAESAREA DENGAN KUALITAS TIDUR PADA PASIEN POST PARTUM HARI KE-2 DI RUANG RAWAT INAP RSUD SUMEDANG Milla Fitri1 Mira Trisyani1 Ida Maryati1 1
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat
ABSTRAK Pada pasien post partum dengan sectio caesarea sering mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh intensitas nyeri luka sectio. Hal ini menarik untuk diteliti dengan tujuan untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri luka sectio caesarea dengan kualitas tidur pasien post partum hari ke–2. Rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif korelasional. Instrumen penelitian terdiri dari modifikasi kuisioner PSQI untuk mengukur kualitas tidur, Visual Analog Scale (VAS) untuk mengukur intensitas nyeri. Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap RSUD Sumedang pada bulan Mei 2012 dengan jumlah sampel 56 pasien post partum dengan sectio caesarea. Hasil analisis univariat dengan persentase menunjukkan (85,7% ) responden memiliki kualitas tidur yang buruk dan (48,2%) memiliki intensitas nyeri yang sedang. Hasil analisis bivariat dengan spearman rank didapat terdapat hubungan antara intensitas nyeri luka sectio caesarea dengan kualitas tidur ( P value = 0.037 dan X2 hitung = 0,279). Berdasarkan hasil penelitian, disarankan perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat memperhatikan aspek rasa nyaman nyeri sehingga kualitas tidur pada pasien post partum dengan sectio caesarea menjadi baik. Kata kunci : Kualitas Tidur, Intensitas Nyeri, Post Partum dengan Sectio Caesarea
ABSTRACT Patients with post partum sectio caesarea often experience sleep disturbances. Sleep disturbance is likely to be influenced by the intensity of wound pain sectio. It is interesting to study in order to determine the relationship of pain intensity sectio Caesarea wounds with sleep quality of patients post partum day-to-2. The design of correlational research using descriptive method. Research instruments consisted of modified PSQI questionnaire to measure the quality of sleep, the Visual Analog Scale (VAS) to measure pain intensity. The research was conducted in inpatient hospitals room Sumedang in May 2012 with a sample of 56 patients with post partum sectio Caesarea. The results of univariate analysis showed the percentage (85.7%) of respondents had poor sleep quality and (48.2%) had pain intensity of moderate. The results of bivariate analysis spearman rank obtained by a relationship exists between the intensity of wound pain sectio Caesarea with sleep quality (P value = 0037 count = 0.279 and X2). Based on the results of the study, advised the nurse as provider of
Milla Fitri Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang KM. 21 Jatinangor – Sumedang) Email:
[email protected] 085274475575
1
nursing care to pay attention to the comfort aspect of pain, so the quality of sleep in patients with post partum sectio Caesarea to be good. Keywords : sleep quality, intensitity of wound pain sectio,
PENDAHULUAN Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. teori hirarki Maslow kebutuhan dasar manusia menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar, yang meliputi oksigen, cairan, nutrisi, keseimbangan suhu tubuh, eliminasi, tempat tinggal, kebutuhan seksual, serta istirahat dan tidur (Asmadi, 2008). Tartowo & Wartonah (2004) mengatakan, seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal . tidur penyembuh yang baik . pada saat inilah terjadi pertumbuhan sel2 tubuh Misalnya pada pasien pasca operasi, masalah sulit tidur merupakan masalah yang sering terjadi. Sedangkan fungsi dari tidur adalah untuk sintesis pemulihan dan perilaku, waktu perbaikan tubuh dan otak (Kozier, et al, 2004). Adapun dalam kondisi post partum dengan sectio caesarea, Dimana ibu hamil menghadapi pembedahan sebagai jalan untuk melahirkan karena disebabkan oleh beberapa faktor. Di Indonesia terjadi perubahan tingkat sectio caesarea, dimana tahun 2000 sebesar 47,22%, tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002 sebesar 47,13%, tahun 2003 sebesar 46,87%, tahun 2004 sebesar 53,22%, tahun 2005 sebesar 51,59%, tahun Milla Fitri Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang KM. 21 Jatinangor – Sumedang) Email:
[email protected] 085274475575
2
2006 sebesar 53,68% dan tahun 2007 belum terdapat data yang signifikan (Carpernito, 2009). Bagi pasien post partum dengan sectio caesarea masalah kebutuhan tidur sangat penting karena tidak hanya untuk pemulihan kondisi tubuh pasien tetapi untuk memaksimakan perawatan pasien dan dalam melakukan perawatan bayi di rumah sakit. Kegiatan perawatan di rumah sakit seperti mobilisasi dini, perawatan payudara, pemberian ASI pada bayi. Mobilisasi dini merupakan hal yang penting dalam periode pascabedah (Saifuddin, 2002 Suatu proses pembedahan setelah operasi atau post operasi akan menimbulkan respon nyeri. Nyeri yang dirasakan ibu post partum dengan sectio caesareaberasal dari luka yang terdapat dari perut (Kasdu, 2003). Tingkat dan keparahan nyeri pasca operatif tergantung pada fisiologis dan psikologis individu dan toleransi yang ditimbulkan nyeri (Brunner & Suddart, 2002). Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas (Bobak et al, 2004). Banyak pasien sectio caesarea yang mengeluh rasa nyeri dibekas jahitan sesar. Keluhan ini sebenarnya wajar karena tubuh mengalami luka dan poses penyembuhannya tidak sempurna. Dampak nyeri yang perlu di tanyakan adalah hal-hal yang spesifik seperti pengaruhnya terhadap pola tidur, pola makan, energi, aktifitas keseharian (Muttaqin, 2008). Nyeri merupakan suatu kondisi tidak nyaman yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri setelah pembedahan merupakan hal yang biasa terjadi pada banyak pasien yang pernah mengalami pembedahan. Yang perlu diwaspadai adalah jika nyeri itu disertai dengan komplikasi setelah pembedahan seperti luka jahitan yang tidak menutup, infeksi pada luka operasi, dan gejala lain yang berhubungan dengan jenis pembedahan (Potter & Milla Fitri Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang KM. 21 Jatinangor – Sumedang) Email:
[email protected] 085274475575
3
Perry, 2005). Nyeri biasanya terjadi pada 12 sampai 36 setelah pembedahan, dan menurun pada hari ketiga (Kozier, 2004). Berdasarkan rumusan yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah “adakah hubungan antara intensitas nyeri luka sectio caesarea dengan kualitas tidur pada pasien pasien post partum hari ke-2 di ruang rawat inap RSUD Sumedang?”
MOTODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskrpitif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Deskriptif korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan, atau manipulasi terhadap data yang sudah ada (Arikunto, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri luka sectio caesarea dengan kualitas tidur pasien post partum di ruang rawat inap RSUD Sumedang.) variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel indenpenden (bebas) dan variabel dependen (tergantung), variabel independen adalah yang nilainya menentukan variabel lain. Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lainnya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah intensitas nyeri luka sectio caesarea, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas tidur pada pasien post partum dengan sectio caesarea. penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua ibu yang telah menjalani sectio cesarea hari ke–2 di ruang rawat inap RSUD Sumedang pada. Berdasarkan data Milla Fitri Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang KM. 21 Jatinangor – Sumedang) Email:
[email protected] 085274475575
4
rekaman medik di RSUD Sumedang ibu yang mengalami sectio cesarea adalah 255 bulan terakhir dari bulan Agustus – Oktober 2011. Jadi populasi perbulan yaitu sekitar 85 pasien post partum dengan sectio caesarea.. Untuk metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006) sehingga sampel yang diambil lebih homogen. Sampel pada bulan Mei 2012 adalah sebanyak 56 pasien post partum dengan sectio caesarea Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner kualitas tidur dan alat pengukur nyeri . Kuesioner untu mengukur kualitas tidur yang digunakan oleh peneliti adalah modifikasi dari instrumen Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Dalam kuesioner ini terdapat tujuh skor yang digunakan sebagai parameter penilaiannya. Tujuh skor tersebut yaitu: Kualitas tidur, Latensi tidur, durasi tidur, kebiasaan tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur (yang berlebihan), disfungsi siang hari. Untuk pengukuran intensitas nyeri pada luka sectio caesarea peneliti menggunakan VAS ( Visual Analog Scale ) Pada suatu penelitian, dalam pengumpulan fakta/data diperlukan adanya alat dan cara pengumpulan data yang baik sehingga data yang dikumpulkan merupakan data yang valid, reabilitas,dan accurate. Pada penelitian ini uji validitas menggunakan Pearson Product Moment dan uji reabilitasnya menggunakan Alpha Crochbach.Sebelum pemberian kuesioner dan pengukuran skala nyeri peneliti memilih ibu post partum dengan sectio caeserea pada post operasi hari ke-2 dibantu oleh kepala ruangan dan perawat ruangan dalam persamaan persepsi. Kuisioner diberikan kepadapasien post
Milla Fitri Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang KM. 21 Jatinangor – Sumedang) Email:
[email protected] 085274475575
5
partum dengan sectio caesarea dilakukan oleh peneliti sendiri disore hari ketika ibu post partum dengan sectio caeserea telah melakukan aktifitas selama seharian di semua ruang rawat inap rumah sakit RSUD Sumedang HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase kualitas tidur responden (N=56) No 1 2 Total
Variabel Kualitas tidur Baik Buruk
f
%
8 48 56
14,3 85,7 100
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari responden sebanyak 56 pasien sebagian besar responden (85,7%) yaitu sebanyak 48 pasien memiliki kualitas tidur yang buruk pada hari ke-2 artinya lebih dari setengah jumlah responden di ruang rawat inap RSUD memiliki kualitas buruk hanya sebagian kecil memiliki kualitas tidur yang baik. Berdasarkan persepsi kualitas tidur subjektif sebagian besar pasien post partum dengan sectio caesarea mengatakan mengalami bahwa kualitas tidur baik, sedangkan hanya 15 pasien yang latensi tidurnya kurang dari 15 menit, latensi tidur yang normal biasanya kurang dari 15 menit (Buysee, 1989). Sedangkan sebagian besar responden mengalami latensi tidur lebih dari 15 menit. Komponen durasi tidur pada penelitian ini adalah pada pasien post partum dengan sectio caesarea lebih banyak pasien yaitu 35 pasien yang tidur dalam durasi kurang dari 5 jam dan hanya 9 pasien yang tidur lebih dari 7 jam. Pada usia dewasa membutuhkan rata–rata 7 sampai 8 jam tidur perharinya. Milla Fitri Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang KM. 21 Jatinangor – Sumedang) Email:
[email protected] 085274475575
6
Jumlah tidur yang kurang dapat menyebabkan seseorang mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi dan sulit membuat keputusan (Kozier, 2004). Hal ini dapat mempengaruhi ibu post partum dengan sectio caesarea dalam melaksanakan perawatan di rumah sakit seperti siangnya harus melakukan breast care dan mobilisasi untuk proses pemulihan. Efisiensi kebiasaan tidur dalam peneltian ini adalah 42 pasien mengalami efisiensi tidur kurang dari 84% dan hanya sebagian kecil yang efisiensi tidurnya baik. Beberapa penelitian melaporkan bahwa efisiensi tidur pada usia dewasa muda adalah 85-90% Gangguan – gangguan tidur memberikan pengaruh terhadap kualitas tidur. Di dalam penelitian ini gangguan tidur merupakan faktor yang mempengaruhi paling besar terhadap kualitas tidur ibu post partum dengan sectio caesarea yaitu 56 pasien yang mengalami gangguan tidur dan hanya satu orang pasien yang tidak mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur itu dapat berupa terbangun ditengah malam, terbangun untuk ke kamar mandi, tidak nyaman saat tidur karena tidak dapat bernapas, batuk, merasa kepanasan dan kedinginan, mimpi buruk, merasa nyeri maupun karena alasan lainnya. Terdapat banyak hal menyebabkan seseorang tidak dapat mempertahankan tidurnya sehingga sering terbangun. Faktor – faktor yang mempengaruhi tidur seperti lingkungan, penyakit, gaya hidup, stress, stimulan dan alkohol, nutrisi, merokok, motivasi dan pengobatan dapat menjadi penyebab munculnya masalah tidur ( Kozier, 2004). Milla Fitri Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang KM. 21 Jatinangor – Sumedang) Email:
[email protected] 085274475575
7
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase intensitas nyeri (N=56) No 1 2 3 Total
Variabel Intensitas nyeri Ringan Sedang Berat
f
%
14 27 15 56
25 48.2 26.8 100
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 56 responden hampir setengahnya mengeluh bahwa nyeri luka bekas jahitan sectio caesarea adalah nyeri sedang (48,2%) yaitu sebanyak 27 pasien. Tapi sebagian kecil lagi merasakan bekas luka jahitan sectio caesarea masih dalam keadaan ringan. Alat ukur intensitas nyeri yang peneliti pakai adalah VAS (Visual Analog Scale) hampir setengah dari responden menyatakan bahwa nyeri yang dirasakan adalah dalam rentang 4 - <7cm dalam kategori sedang. 14 responden (25%) lagi menyatakan bahwa intensitas nyeri pada bekas luka operasi ringan yaitu dalam rentang 0 - < 4 ini dan 15 responden(26,8%)
menyatakan intenistas nyeri dalam rentang 7 – 10 yang
dikategorikan dalam intensitas nyeri berat, hal ini dikarena Nyeri memiliki makna tersendiri pada individu (Davidhizar et all, 1997, Marrie, 2002) nyeri biasanya menghasilkan respon efektif yang diekspresikan berdasarkan latar belakang budaya yang berbeda. Ekspresi nyeri dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu tenang dan emosi (Davidhizar et all, 1997, Marrie, 2002) pasien tenang umumnya akan diam berkenaan dengan nyeri, mereka memiliki sikap dapat menahan nyeri. Sedangkan pasien yang emosional akan berekspresi secara verbal dan akan menunjukkan tingkah laku nyeri dengan merintih dan menangis (Marrie, 2002).
Milla Fitri Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang KM. 21 Jatinangor – Sumedang) Email:
[email protected] 085274475575
8
Analisa data bivariat pada penelitian ini adalah menggunakan rumus korelasi spearman rank. Berdasarkan hasil pengolahan nilai dari kuisioner Inventori dari PSQI untuk kualitas tidur pada pasien post partum dengan sectio caesarea dan alat ukur intensitas nyeri yaitu VAS didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 3. Analisa bivariat Intensitas nyeri luka sectio caesarea dengan kualitas tidur pasien post partum hari ke – 2 (N=56)
No 1 2 3
Intensitas nyeri Rendah Sedang Berat Total
F 3 4 1 8
Kualitas Tidur Baik Buruk % F % 5,36 11 19,64 7,14 23 41,07 1,79 14 25 14,29 48 85,71
Total F 14 27 15 56
% 25 48,21 26,79 100
Sig (pvalue)
Koefisien korelasi (rs)
0,037
0,279
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,037 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variable yaitu variabel intensitas nyeri luka sectio caesarea dengan kualitas tidur . Koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,279 yang berarti hubungan antara kedua variabel rendah tapi pasti. Pada hasil analisis didapatkan bahwa bahwa nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,037 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variable. Koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,279 yang berarti hubungan antara kedua variabel rendah tapi pasti. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa H0 ditolak, yaitu ada hubungan antara intensitas nyeri dengan
Milla Fitri Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang KM. 21 Jatinangor – Sumedang) Email:
[email protected] 085274475575
9
kualitas tidur pada pasien post partum dengan sectio caesareapada hari ke-2. Ini dapat dilihat dari hasil penelitian penulis yang menyatakan pada pasien yang mengalami kualitas tidur buruk sebanyak 48 pasien , 14 pasien mengaku merasa nyeri berat dan nyeri sedang sebanyak 23 pasien. Adapun yang memiliki intensitas nyeri rendah sebanyak 11 pasien mengalami kualitas buruk dikarenakan oleh faktor lain seperti bayi yang sering menangis di tengah malam dan karena pengaruh lingkungan. Dari hasil penelitian penulis didapatkan bahwa walaupun ada satu pasien yang mengalami intensitas nyeri berat tetapi kualitasnya tidurnya tidak terganggu dikarenakan persepsi dan respon setiap individu dalam mengartikan nyeri berbeda-beda. Menurut Potter & Perry (2005) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas tidur adalah sakit, sakit yang disebabkan oleh nyeri. Penyakit fisik yang diderita dapat menyebabkan gangguan tidur. Beberapa penyakit dapat menimbulkan rasa nyeri maupun ketidaknyamanan fisik, seperti kesulitan bernafas ataupun masalah suasana hati seperti kecemasan atau depresi. Pada beberapa penyakit memaksa pasien untuk tidur dengan posisi yang tidak biasa. Selain itu, mungkin terjadi perubahan-perubahan yang menyebabkan seseorang mempunyai masalah kesulitan tidur ataupun justru tetap tertidur. Selain itu, hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian menunjukan bahwa gangguan tidur pada pasien post operasi umumnya disebabkan oleh rasa nyaman nyeri oleh Nuraini, dkk (2001). menurut Potter & Perry (2005) Orang yang sakit memerlukan tidur lebih banyak dibandingkan keadaaan normal dan irama tidur dan bangun sering kali terganggu. Orang yang kurang mendapat waktu tidur REM pada akhirnya menghabiskan lebih banyak tidur dibandingkan orang normal pada tahap ini.
Milla Fitri Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang KM. 21 Jatinangor – Sumedang) Email:
[email protected] 085274475575
10
Pada hasil penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa pada pasien post sectio pasien lebih mempersepsikan nyeri ke rentang nyeri sedang, dimana dari 25 pasien yang menyatakan mengalami intensitas nyeri sedang 23 pasien
menyatakan bahwa
mengalami kualitas tidur yang buruk dan hanya 4 pasien yang mengalami kualitas baik. Dapat disimpulkan bahwa rasa nyaman nyeri mempengaruhi kualitas tidur tapi pada sebagian orang rasa nyaman nyeri tidak terlalu mempengaruhi kualitas tidur karena persepsi masing – masing pasien yang berbeda – beda dan tingkat kebutuhan akan tidur yang bervariasi kepada setiap individu yang dipengaruhi oleh sakit, lingkungan, keletihan, gaya hidup, stres emosional, diet, motivasi dan obat- obatan (Kozier, 2004). Nilai varian yang terjadi pada kualitas tidur 7,78% ditentukan oleh varian yang terjadi pada intensitas nyeri. Hasil ini dapat juga diartikan pengaruh intensitas nyeri terhadap kualitas tidur pasien post partum dengan sectio caesareapada hari ke-2 sebesar 7,78 % , sisanya 92,22% lagi ditentukan oleh faktor lain. Berdasarkan kuisioner PSQI faktor yang dominan mempengaruhi kualitas tidur adalah pada komponen gangguangangguan tidur dapat berupa terbangun ditengah malam, terbangun untuk ke kamar mandi, tidak nyaman saat tidur karena tidak dapat bernapas, batuk, merasa kepanasan dan kedinginan, mimpi buruk, merasa nyeri maupun karena alasan lainnya, alasan lain dapat berupa karena bayi yang menangis ditengah malam. SIMPULAN Dari hasil penelitian didapatkan simpulan bahwa hampir setengah responden mengalami intensitas nyeri dalam rentang sedang dan sebagian besar responden memiliki kualitas tidur yang buruk . Didapatkan pula simpulan bahwa terdapat
Milla Fitri Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang KM. 21 Jatinangor – Sumedang) Email:
[email protected] 085274475575
11
hubungan antara intensitas nyeri luka sectio caesarea dengan kualitas tidur pada pasien post partum hari ke-2 di ruang rawat inap RSUD Sumedang. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1.
Tenaga Kesehatan Untuk tenaga kesehatan terutama perawat diharapkan bahwa perawat ruangan
harus mengajarkan pada pasien tekhnik penghilang nyeri selain farmakologi yaitu diberi obat analgesik saja, karena jika efek obat analgesiknya hilang maka nyeri akan timbul lagi. Sehingga apabila nyeri pada pasien berkurang maka akan semakin baik kualitas tidur pada pasien post partum dengan sectio caesarea ini. 2.
Peneliti Lain Untuk peneliti lainnya yang ingin membuat penelitian mengenai hal yang sama
dengan penelitian ini, maka disarankan untuk sebaiknya diteliti pula faktor faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pasien post partum dengan sectio caesarea selama rawat inap di RSUD Sumedang.
Milla Fitri Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang KM. 21 Jatinangor – Sumedang) Email:
[email protected] 085274475575
12
DAFTAR PUSTAKA Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Benson, P & Pernoll. 2009. Buku saku Obsetry Gynecology William. Jakarta: EGC. Betz, Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta: EGC. Buysse et al. 1989. The Pittsburgh Sleep Quality Index: A NewInstrument for Psychiatric Practice and Research. Psychiatry Research, 28: 193-213 avaliable at www.ncbi.nlm.nih.gov ( Diakses tanggal 31 Januari 2012 ). Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol 3. Jakarta : EGC. Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku ajar keperawatan maternitas /maternity nursing. Alih Bahasa Maria A. Wijayanti. Peter I. Anugerah, edisi 4. Jakarta : EGC. Carpenito, L.J. 2009. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta. _______, L.J., 1998, Buku Saku diagnos Keperawatan, Alih Bahasa: Yasmin Asih, Edisi 6, EGC, Jakarta. Craven & Hirnle. 2002. Fundamental of Nursing ; Human Health and Function. (3rd ed) Philadephia : Lippincot Hidayat, A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Kasdu. 2003 . Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Jakarta : Puspa swara Kozier B., Erb G., Berman A., & Snyder S.J. (2004). Fundamentals of Nursing Consepts, Process, and Practice, New Jersey: Pearson Prentise Hall. Llewellyn, D dan Jones. 2001. Dasar-Dasas Obstetri dan Ginekologi. Edisi VI. Jakarta: Hipokrates Lumbantobing. 2004. Gangguan tidur. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skiripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Edisi pertama. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo,s. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Milla Fitri Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang KM. 21 Jatinangor – Sumedang) Email:
[email protected] 085274475575
13
Nuraini, T Afifah, E. Sugiwati. S .2001. Gangguan Pola tidur pasien 2-11 hari pasca operasi. Jurnal Keperawatan Indonesia Vol7.FKUI.Jakarta Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskoloskeletal. Jakarta : EGC. Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan volume 1. Jakarta: EGC. Price, S.A & Wilson,L. M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses- Proses Penyakiti (Edisi 6). Jakarta: EGC. Priharjo, R. 2003. Perawatan Nyeri, Pemenuhan Aktivitas Istirahat. Jakarta : EGC. Tamsuri, A. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC. Tarwoto & Wartonah, 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Medika. Saifudin, Abdul Bari. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal .Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Simkin, Penny, dkk.2008. Kehamilan Melahirkan Bayi. Jakarta: Arcan. Siegel, Sidney. 1985. Statistika Nonparametrik Untuk Ilmu Ilmu Sosial. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Smeltzer, S C. & Bare, B G. 2001. Keperawatan Medikal- Bedah Brunner and Suddart Edisi 8, vol. 3. Jakarta: EGC. Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu kebidanan (Edisi Ketiga) Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Milla Fitri Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang KM. 21 Jatinangor – Sumedang) Email:
[email protected] 085274475575
14