Hidayati, Dewi et al., Psikologi Sosial dalam Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! Karya Muhidin M Dahlan
1
PSIKOLOGI SOSIAL DALAM NOVEL TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR! KARYA MUHIDIN M DAHLAN SOCIAL PSYCHOLOGY IN NOVEL TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR! WORKS MUHIDIN M DAHLAN Dewi Hidayati, Sri Suwarni R, Sri Mariati Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Jember Jl. Mawar XIII no. 05 Jember 68118 e-mail:
[email protected] Abstrak Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! yang ditulis oleh seorang novelis yang bernama Muhidin M Dahlan. Penelitian ini berfokus pada pendekatan psikologi sosial yang meliputi interaksi sosial, sikap sosial, dan motif sosial. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengungkap penyebab seseorang melakukan tindakan yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Hasil penelitian melalui pendekatan psikologi sosial menunjukkan bahwa novel ini menceritakan tentang seorang wanita yang menjadi pelacur karena kekecewaannya terhadap Tuhan dan kebenciannnya terhadap pria. Jemaah yang ia ikuti telah menghianati dirinya. Ia menyalahkan Tuhan atas masalah yang ia hadapi. Ia juga kehilangan kesuciannya sebagai seorang wanita oleh kekasihnya kemudian ditinggalkan begitu saja. Permasalahan yang dihadapinya dengan para tokoh yang lain juga membuatnya mengambil keputusan untuk menjadi pelacu r Kata Kunci: pelacur, Tuhan, pria.
Abstract Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! written by a novelist named Muhidin M Dahlan. This research focuses on the social psychology approach that includes social interaction, social attitudes, and social motives. This study aims to uncover the cause of a person's actions are influenced by the surrounding environment. Research results through social psychological approach suggests that this novel tells the story of a woman who became a prostitute because hatred disillusionment with God and with men. Congregation that he had betrayed himself follow. He blames God for his problem. She also lost her purity as a woman by her lover and then abandoned. Problems it faces with other leaders who also made the decision to become a prostitute. Keywords: whore, Lord, man.
Pendahuluan Novel yang digunakan untuk menjadi bahan yang dikaji untuk analisis ini adalah salah satu karya Muhidin M Dahlan. Muhidin M Dahlan biasanya disapa Gus Muh. Lahir pada tanggal 1978. Beberapa karya-karya yang telah dibuat antara lain: Kabar Buruk dari Langit, Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!, Aku-Buku-dan Sepotong Sajak Cinta, Mencari Cinta, Di Langit Ada Cinta, Terbang Bersama Cinta, dan sebagainya. Novel yang diambil dalam penelitian ini adalah Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! yang menceritakan tentang pergulatan seorang muslimah dengan Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa 2013
idealisme tinggi, namun akhirnya menemukan kemunafikan dalam pertemuannya dengan berbagai tokoh lain dan menyebabkan keputusannya menjadi pelacur. Nidah Kirani digambarkan sebagai muslimah yang taat kepada agama. Di tengah perjalan kehiduapan dia dihadapi kekecewaan. Nidah Kirani merasa Islam yang selama ini diperjuangkan melalui komunitas jamaah mengalami jalan buntu. Organisasi jemaah yang diikuti ternyata merampas nalar kritis sekaligus imannya. Belum lagi seorang pria dari aktivis “Kiri” yang dianggap baik merampas kesuciannya sebagai wanita. Kekecewaan yang dirasakannya membolak-balikkan keyakinan dan kepercayaannya terhadap Tuhan dan pria. Perasaan marah
Hidayati, Dewi et al., Psikologi Sosial dalam Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! Karya Muhidin M Dahlan dan kecewa membuatnya memilih untuk menjadi pelacur, sebagai bentuk pemberontakannya pada Tuhan. Dalam penelitian ini novel akan dianalisis dengan menggunakan teori psikologi sosial yang meliputi interaksi soaial, sikap sosial, dan motif sosial. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan unsur-unsur psikologi sosial yang mempengaruhi jalan cerita pada novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur karya Muhidin M Dahlan terdiri dari interaksi sosial, sikap sosial, dan motif sosial. Teori psikologi sosial menurut Ahmadi (1982: 7) secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. Sarwono (2002:4) Psikologi sosial bertujuan untuk mengerti suatu gejala atau fenomena. Dengan mengerti suatu fenomena, kita dapat membuat peramalan-peramalan tentang kapan akan terjadinya fenomena tersebut dan bagaimana dia akan terjadi. Berdasarkan pendapat yang telah diungkapkan, maka dapat disimpulkan bahwa psikologi sosial mempelajari tentang pengalaman dan tingkah laku individu dalam hubungannya dengan situasi sosial. Psikologi sosial terdapat tiga golongan yaitu interaksi sosial, sikap sosial, dan motif sosial. Interaksi sosial yaitu hubungan individu yang satu dengan individu yang lain, individu dengan kelompok, atau kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, yang masing-masing dapat mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu atau kelompok yang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yaitu faktor imitasi, faktor sugesti, faktor identifikasi, dan faktor simpati. a.
Faktor imitasi yaitu dorongan untuk meniru orang lain.
b.
Faktor sugesti yaitu proses penerimaan suatu cara pandang atau pedoman-pedoman tingkah laku (pengaruh psikis) baik datangnya dari dirinya maupun terutama dari orang lain yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik.
c.
Faktor identifikasi yaitu dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.
d.
Faktor simpati yaitu perasaan tertariknya seseorang dengan orang lain. (Ahmadi, 1982: 28-33).
Sikap sosial yaitu kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial (Ahmadi 1982:52). Sikap sosial mempunyai tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. a.
Aspek kognitif yaitu suatu yang berhubungan dengan gejala mengenal fikiran atau hal-hal yang berkaitan dengan persespsi seseorang terhadap objek. Ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan-harapan individu tentang objek atau kelompok tertentu.
Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa 2013
2
b.
Aspek afektif yaitu proses yang berhubungan dengan perasaan-perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipati, senang, tidak senang, dan sebagainya yang ditunjukkan kepada objek-objek tertentu.
c.
Aspek konatif yaitu wujud proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat atau bertindak sesuatu terhadap objek, misalnya kecenderungan untuk memberi pertolongan, menjauhkan diri dan sebagainya (Ahmadi, 1982: 52).
Motif soial merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu. Ada tiga jenis motif sosial yaitu motif biogenetis, motif sosiologenetis, dan motif teogenetis. a.
Motif biogenetis merupakan motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme orang demi kelanjutan kehidupannya secara biologis. Bersifat universal dan kurang terikat dengan lingkungan.
b.
Motif sosiogenetis adalah motif yang dipelajari orang dan berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang. Berdasarkan interaksi sosial dengan orang-orang atau hasil kebudayaan orang.
c.
Motif teogenetis yaitu motif yang didasarkan pada kebutuhan religius (sebagai wujud makhluk yang berketuhanan). Berasal dari interaksi yang dilakukan oleh manusia dengan Tuhan. (Gerungan, 2004: 154156).
Metode Penelitian Metode dalam penelitian novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! Karya Muhidin M Dahlan menggunakan pendekatan psikologi sosial. Metode pendekatan psikologi sosial lebih menekankan interaksi sosial, sikap sosial, dan motif sosial. Dalam kajian ini peneliti ini akan melakukan pengkajian dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. membaca novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! karya Muhidin M Dahlan, 2. 3.
memahami isi cerita dan menemukan permasalahan yang muncul dalam novel, menentukan teori analisis yang akan digunakan,
4.
menentukan data-data sesuai dengan teori yang ditetapkan,
5.
analisi struktural yang meliputi judul, tema, penokohan dan konflik sebagai langkah awal menuju analisis psikologi sosial yang meliputi interaksi sosial, sikap sosial, dan motif sosial,
6.
menganalisis data-data yang sudah ditentukan berdasarkan teori struktural dan psikologi sosial.
7.
membuat kesimpulan penelitian.
Hidayati, Dewi et al., Psikologi Sosial dalam Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! Karya Muhidin M Dahlan
Hasil dan Pembahasan Interaksi sosial didasari oleh empat faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Imitasi pada novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! Karya Muhidin M Dahlan, tokoh utama yaitu Nidah Kirani mengimitasi tokoh Rahmi dan Dahiri: Rahmi, kawan sejalanku dari pondok, juga berjalan seperti itu, menundukkan wajah ke tanah memandangi debu-debu yang beterbangan dan menempel di serat-serat kaos kaki dan di ujung jubah. Karena berjalan nyaris tanpa suara, aku pun hanya bisa mengikuti, ya aku mengikuti suasana yang pernah membesarkanku. Sebuah suasana yang tampak asing. (TIAMP!, 2011:23) Rahmi, teman Nidah Kirani juga berjalan seperti gadisgadis pesantren. Suasana di sekitar Nidah Kirani membuatnya tanpa sadar mengikuti cara berjalan mereka. Nidah Kirani meniru cara berjalan yang dilakukan Rahmi karena lingkungan yang ia tinggali dan teman baiknya juga berjalan menunduk. Sebenarnya Nidah Kirani tidak tahu alasan mereka bertingkah seperti itu dan ia juga merasa asing berjalan seperti itu. Akan tetapi Nidah hanya bisa mengikutinya saja untuk menyesuaikan dirinya pada suasana lingkungannya. Yang kulakukan pertama kali adalah seperti yang dilakukan Mas Dahiri ketika aku pertama kali berkenalan dengan Jemaah, yakni pencabutan akar. Biasanya aku mulai dengan peryataan, ”Kamu Islam?” (TIAMP!, 2011:73) Nidah Kirani meniru Dahiri saat dirinya pertama kali diperkenalkan pada organisasi jemaah Islam yang ia masuki yaitu ”pencabutan akar”. Ia ditanyai tentang Islam kemudian ia dijelaskan mengenai Islam berdasarkan syariat dan konsep ”ad-dien” berdasarkan ajaran organisasi jemaah. Pertama kali yang ditanyakan Dahiri yaitu ”Kamu Islam?”, Nidah Kirani juga menanyakan hal yang sama kepada para remaja yang akan ia ”baiat”. Sugesti terdapat pada tokoh Nidah Kirani, data yang menunjukkan hal tersebut adalah sebagai berikut: “Saya punya pengajian yang mengajarkan hal-hal yang demikian. Kamu mau ikut Kiran? Tanpa pikir panjang aku langsung menyanggupi untuk ikut di pengajian itu karena hidupku ingin berubah. Aku ingin membersihkan hidupku dari segala kekotoran dunia ini sebagaimana sebelumnya. Aku ingin mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Tuhan. (TIAMP!, 2011:24) Nidah Kirani ikut saja diajak oleh temannya yaitu Rahmi ke pengajian yang selalu diikuti temannya. Nidah Kirani ingin sekali berubah untuk lebih dekat kepada Tuhan sehingga Nidah Kirani mensugesti dirinya untuk melakukan apapun agar dirinya menjadi lebih dekat Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa 2013
3
kepada Tuhan seperti ikut dalam pengajian. Ia tidak ingin dirinya menjadi seperti dahulu yang tidak taat kepada Tuhan. Oleh karena itu ia bersedia ikut tanpa perlawanan atau tanpa berpikir dahulu saat diajak oleh Rahmi ke pengajian. Sekali dua kali kukeluhkan keraguanku itu kepada Mas Dahiri dan ia menyambut keluhanku itu dengan kata-kata dan sebarisan ayat-ayat suci. Ia buru aku dengan doktrin yang sungguhsungguh meyakinkan. Dan lagi-lagi terkapar dibuatnya. Imanku mengatakan bahwa yang ia katakan benar dan murni, sebuah cita-cita yang sungguh-sungguh mulia. Dan aku pun secara spontan mengatakan bergabung. (TIAMP!, 2011:40) Pada awalnya Nidah Kirani merasa bimbang atas ajakan Dahiri masuk ke organisasi jemaah. Ia memutuskan untuk mengatakan keraguannya kepada Dahiri. Dahiri pun menyugesti Nidah Kirani bahwa cita-cita tersebut benar dan harus dijalankan. Dahiri memasukkan penjelasanpenjelasannya dengan ayat-ayat suci yang membuat Nidah Kirani semakin yakin bahwa pernyataan yang diberikan Dahiri memanglah benar. Kepercayaan Nidah Kirani juga membenarkan dan yakin atas pernyataan Dahiri. Nidah Kirani yang telah tersugesti oleh Dahiri secara langsung menyatakan ikut bergabung dengan Dahiri menegakkan keislaman di Indonesia. Proses identifikasi dalam novel terdapat pada tokoh Nidah Kirani yaitu setelah mengubah secara total imannya. Ia merasa dirinya adalah duplikat Rahmi teman semasa di Pondok. Data yang menunjukkan hal tersebut adalah sebagai berikut: Setotal doktrin yang ia semburkan ke wajah ke hatiku, setotal itu pula aku berubah. Aku seperti duplikat Mbak Rahmi di Pondok Ki Ageng. Sehari-hari dalam aktivitasku kuisi dengan membaca Alquran lengkap dengan terjemahannya. Kujalani ritual salat dengan mantap. (TIAMP!, 2011:41) Data di atas menunjukkan bahwa Nidah Kirani merasa dirinya identik (sama) dengan Rahmi teman sepondoknya dulu. Kegiatan yang dilakukan Nidah Kirani hanyalah membaca Al-Qur’an dan salat sama seperti Rahmi. Nidah Kirani hanya mengisi hari-hatinya dengan mendalami agama dan lebih meningkatkan ibadah dari hari-hari sebelumnya. Faktor simpati dalam novel terdapat pada tokoh: 1) Nidah Kirani Aku rasai sepinggan ketenangan dalam sentuhan lelaki Kiri ini. Di situ, tiba-tiba saja meluncur rasa cinta yang luar biasa yang sebelumnya tak pernah kurasakan ketika aku masih di lingkaran dasar jemaah, di tingkat Komandemen Desa. (TIAMP!, 2011:124)
Hidayati, Dewi et al., Psikologi Sosial dalam Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! Karya Muhidin M Dahlan Nidah Kirani mulai mempunyai perasaan cinta atau ketertarikan terhadap lawan jenis yang belum pernah dirasakan sebelumnya yaitu kepada Daarul. Bersama Daarul, Nidah Kirani merasa nyaman yang belum dirasakan bersama orang lain. Saat masih menjadi aktivis jemaah, Nidah Kirani tidak pernah mendapatkan perasaan seperi itu. Hal itu merupakan pertama kali dirasakannya setelah keluar dari jemaah. 2) Rahmidas Sira (Midas) Kisahnya, di kampungnya di Sulawesi Tengah sana, dia menaruh hati dengan seorang perempuan pesantren yang bernama Nuri. Betapa ia mabuk kepayang dengan gadis yang jalannya menunduk malu-malu, khas santri desa. Begitu cinta-matinya ia kepada Nuri. (TIAMP!, 2011:139)
maupun sebagai ummah. Dalam arti, ketundukan manusia pada syariat merupakan konsekuensi dari keimanannya kepada Allah. (TIAMP!, 2011:37-38) Data di atas berwujud keyakinan. Menurut pemikiran Dahiri mereka harus yakin bahwa hukum Allah bersifat abadi dan akan selalu ada atau berlaku di setiap zaman. Allah sangat tahu sifat-sifat hambanya atau para manusia, maka Allah menciptakan hukum-hukum syariat untuk menata kehidupan hamba-hambanya menjadi lebih baik. Sebagai manusia atau hamba-hamba Allah merupakan konsekuensi manusia harus tunduk kepada Allah. Ketundukkan kepada Allah merupakan keimanan yang harus dijalankan kepada Allah. Aspek afektif pada novel terdapat pada tokoh: 1)
Simpati dialami oleh Rahmanidas, ia sedang jatuh cinta kepada perempuan pesantren yang ada di kampung halamannya. Perempuan yang berjalan menunduk malu-malu seperti seorang santri membuat Midas sangat mencintai perempuan tersebut. Ketertarikan Midas kepada Nuri, perempuan yang ia sukai membuat hati Midas tertarik olehnya.
Nidah Kirani Aku tidak sedang merengek minta bantuan yang sifatnya materi. Aku hanya minta sumbangan saran dan dukungannya. Itu cukup bagiku. Mereka pun sepakat, maklum di Kampus Barek yang berada di bawah naungan Kampus Ungu ini belum mempunyai forum studi keislaman. (TIAMP!, 2011-32)
Dari data di atas berwujud harapan. Nidah Kirani ingin membuat forum diskusi keislaman di kampusnya. Nidah Kirani hanya ingin sebuah saran-saran bukan sebuah materi-materi yang perlu didiskusikan. Sebuah saran-saran dari pengalaman dan pengetahuan mereka yang akan didiskusikan bersama-sama untuk menjadi sebuah pengetahuan yang baru baginya dan teman-teman seforum. Terlebih lagi kampusnya belum mempunyai forum diskusi keislaman maka mereka pun menyetujui forum yang diadakan oleh Nidah Kirani. 2)
Dahiri “Kamu mesti yakin seyakin-yakinnya bahwa hukum Allah itu bersifat abadi dan senantiasa cocok untuk diterapkan di zaman mana pun. Hukum Islam itu bersifat universal. Allahlah yang tahu apa saja tabiat dan segala hal yang mereka kandungkan. Karena itulah adalah hal logis bila Allah juga telah menyediakan perangkat-perangkat hukum yang menata perikehidupan manusia baik sebagai pribadi
Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa 2013
Nidah Kirani Sepulang dari Jakarta itu, bukannya hatiku melega, malah bertambah-tambah kecambah kegumbranganku melihat situasi yang kian hari bukannya kian membaik malahan melenakan. Aku melihat kami, umat yang bergerak untuk mendirikan Daulah Islamiyah, seperti saf panjang yang sedang menuju kuburannya masing-masing. Tapi kegumbrangan ini masih tetap kueliminasi sedemikian rupa. (TIAMP!, 2011:86)
Sikap sosial terdiri dari aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek kognitif. Aspek kognifif dalam novel terdapat pada tokoh: 1)
4
Setelah peristiwa di kampung halamannya bermasalah, karena ajaran jemaah yang ia sebarkannya, Nidah Kirani dianggap sesat kemudian ia memutuskan kembali ke Jakarta. Nidah Kirani masih belum merasa lega, ia masih saja cemas dan takut. Masalahnya semakin rumit dan bertambah. Nidah Kirani dan para jemaah yang mendirikan Daulah Islamiyah seperti menuju kematian, karena perjuangannya ditentang oleh masyarakat dan negara. Akan tetapi Nidah Kirani masih menyingkirkan perasaan takut dan cemas atas peristiwa itu. 2)
Daarul Rachim Ketika berjalan pulang bersama dengan Rani itulah aku berpapasan dengan Daarul yang mengendarai motor dari arah depan. Tampaknya dia bersama rombongannya itu baru saja usai mengikuti diskusi. Lampu motornya disorot dengan sangat tajam ke arahku. Diam. Aku tak mengeluarkan sepotong pun suara. Dia tidak mengeluarkan suara sepatah pun. Yang tampak adalah tatapan nanar yang memancarkan dalamnya curiga hingga papasan itu menjauh. (TIAMP!, 2011:132) Saat Nidah Kirani hendak pulang ke kosnya setelah diajak pergi jalan-jalan, secara kebetulan Daarul berpapasan dengan Nidah Kirani dan Raniman. Daarul merasa curiga dengan Nidah Kirani yang bersama pria lain. Ia menyorotkan lampu motornya yang dikendarai dengan tajam ke arah Nidah Kirani. Meraka hanya
Hidayati, Dewi et al., Psikologi Sosial dalam Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! Karya Muhidin M Dahlan berpapasan dan diam tanpa ada yang berbicara. Ekspresi wajah Daarul yang nanar menunjukkan bahwa Daarul merasa curiga pada Nidah Kirani yang saat itu bersama pria lain.
menolong Nidah Kirani, ia memberitahukan bahwa di kontrakannya ada tempat kosong yang dapat ditempati untuk sementara. 3)
3) Rahmanidas Sira
Aspek konatif pada novel terdapat pada tokoh: 1)
Midas menjauhi Nidah Kirani karena tidak menginginkannya lagi. Nidah Kirani menunjukkan bekas hubungan intim dengan orang lain kepada dirinya. Kekecewaan tersebut membuat Midas menjauhi Nidah Kirani. Nidah Kirani juga menjauhi Midas dan tidak memperdulikan perasaan yang dirasakan Midas. Motif soaial terdiri atas biogenetis, sosiogenetis, dan teogenetis. Biogenetis dalam novel terdapat pada tokoh: 1)
Nidah Kirani
Data di atas menunjukkan karena rangsangan dari ciuman Daarul, Nidah Kirani hanya diam saja. Hal tersebut merupakan kebutuhan biologis yang disebabkan rangsangan yang diberikan oleh orang lain. Nidah Kirani awalnya sangat terkejut atas ciuman itu tetapi rangsangan membuatnya menerimanya ciuman. Hal itu merupakan pertama kali dilakukan, Nidah Kirani yang beranggapan bahwa hal tersebut adalah hal yang tidak boleh dilakukan hanya diam saja menerima rangsangan itu. Ciuman juga merupakan kebutuhan biologis Nidah Kirani sebagai wanita atau seorang manusia yang memiliki nafsu.
Nidah Kirani memutuskan untuk menghindari Didi. Ia tidak menyukai Didi karena merupakan laki-laki yang posesif yang ingin memilikinya seorang diri. Pada dasarnya ia memang tidak suka ada orang yang mengatur-atur dan mengekang dirinya. Ia lebih suka dengan kebebasan tanpa ada orang yang mengekang dirinya, maka jalanan dan bersama anak-anak jalanan merupakan tempat yang baik untuk menghindari Didi. Daarul Rachim Kuceritakanlah kepadanya bahwa aku sangat takut dikejar, dibunuh. Belum saja jemaah mencium di mana bauku saat ini. Dan aku takut sekali sekiranya mereka menemukanku. Dan jika itu terjadi, maka akibatnya bisa parah: aku bisa diseret dan dibunuh.
2)
Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa 2013
Daarul Rachim Entah setan dari mana yang menghinggapi kepala Daarul, dia bangkit dan langsung mencubit mulutku dengan mulutnya. (TIAMP!, 2011:122) Daarul mencuim bibir Nidah Kirani. Hal tersebut merupakan kebutuhan biologisnya. Rangsangan tersebut muncul dari diri Daarul karena kebutuhan biologisnya. Hal tersebut merupakan keburuhan biologis Daarul sebagai seorang pria dan seorang manusia yang memiliki nafsu terhadap seorang wanita.
“Kiran, di kontrakaku itu ada kamar kosong. Kalau kamu mau, tempati saja itu.” (TIAMP!, 2011:118-119) Daarul memberikan pertolongan kepada Nidah Kirani. Daarul merasa kasihan kepadanya atas yang dialaminya. Nidah Kirani bercerita tentang masalahnya di jemaah. Ia dapat ditangkap oleh jemaah dan mungkin akan di bunuh, apabila diketahui bahwa ia adalah mantan jemaah tersebut. Hal tersebut membuat Daarul
Nidah Kirani Tapi anehnya aku diam saja operasi dadakannya mencubit mulutku dengan mulutnya. Dan tetap kubiarkan cubitan itu. Cubitan pertama dari seorang lelaki kepadaku, kepada Nidah Kirani, seorang perawan yang tak pernah tersentuh oleh kulit lelaki. (TIAMP!, 2011:122)
Maka usai pertemuan dengan Midas itu, aku pun mulai menghindar bertemu dengan Didi dan bergabung dengan anak-anak jalanan lain yang tak punya keinginan untuk menguasai lebih jauh atas tubuhku. Jalanan adalah tempat terbaikku, sebab aku tak tahan terkurung dalam empat dinding kamar dan rangkulan posesif lelaki seperti Didi. (TIAMP!, 2011:1195)
2)
Rahmanidas Sira (Midas) Kubuka kancing depan pakaianku dan kuperlihatkan memar merah gigitan Fuad. Aku lihat Midas langsung terduduk lesu dan semenjak saat itu ia mulai menjauh denganku dan aku pun mejauh dengannya. (TIAMP!, 2011:166)
Sekilat itu, aku melihat dia kejang-kejang karena ia sangat tahu bahwa itu alamat buruk dari hubunganku dengannya. Tapi naluri keperempuananku mendorongku untuk tak tega. Kulihat ia merintih-rintih, “Ran, jangan tinggalkan aku.” (TIAMP!, 2011:166) Midas merasa sangat takut dan menderita. Nidah Kirani ingin meninggalkan dirinya. Rasa ketakutan atas kehilangan Nidah Kirani membuat Midas kejang-kejang dan merintih. Ia merengek dan memohon agar Nidah Kirani tidak meninggalkan dirinya. Nidah Kirani sempat merasa iba dengan keadaan Midas tetapi ia tetap ingin meninggalkan Midas.
5
3)
Rahmanidas Sira Dia merengek dan merengek hingga ujung bibirnya mendesis-desis. Dia memaksaku melakukan sesuatu: memerjakainya! Malam itu
Hidayati, Dewi et al., Psikologi Sosial dalam Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! Karya Muhidin M Dahlan juga. Praktis aku menolak mentah-mentah hingga aku dikejarnya sampai keluar kamar keluar rumah. (TIAMP!, 2011:155)
mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah dan agamanya. Hampir seluruh waktuku kuhabiskan untuk salat. Bukan Cuma yang wajib, tapi juga yang sunat, seperti rawatib dan lain sebagainya. Paginya aku dipastikan menghadap Allah dalam salat dhuha sambil menunggu dhuhur menjelang. Malamnya kudirikan tulangtulangku dalam tahajud kepada-Nya. Bermalammalam begitu yang membuat mataku sebab oleh tangis ibadah dan kerinduhan kepada Allah. (TIAMP!, 2011:41)
Data di atas merupakan kebutuhan biologis Rahmanidas. Midas memakasa Nidah Kirani untuk berhubungan seks dengannya. Nidah Kirani menolak permintaan itu karena tidak ingin berhubungan seks dengannya, tetapi Midas tetap memaksa dan merengek. Hal tersebut merupakan kebutuhan biologis Midas yang mendesak dan kebutuhan tersebut ingin dilakukan karena nafsu yang tidak dapat ditahannya. Sosiogenetis dalam novel terdapat pada tokohNidah Kirani. Data yang menunjukkan hal tersebut sebagai berikut: Kucoba memang menghalau rasa sendiri itu dengan coba mendekati mereka dan mengajaknya berdiskusi tentang Islam, tapi memental saja. Tidak ada yang tanggap. Sampai akhirnya aku malu sendiri dan lebih memilih diam di luar Pondok yang dikelilingi oleh pepohonan nyiur. (TIAMP!, 2011:31-32) Nidah Kirani merasa kesepian dan membutuhkan bersosialisasi dengan orang lain. Ia mencoba mendekati teman-teman sekamarnya untuk berdiskusi tetang Islam yang biasa dilakukan dengan temannya dulu. Ketidakcocokan Nidak Kirani dengan teman-temannya membuatnya merasa malu. Teman-temannya tidak suka diskusi terutama diskusi mengenai agama, sedangkan Nidah Kirani tidak suka bergosip seperti mereka. Hal tersebut membuat Nidah Kirani memilih berdiam diri di luar Pondok yang dikelilingi pepohonan. Teogenesis dalam novel terdapat pada tokohd sebagai berikut: 1)
Nidah Kirani “Mau. Aku mau. Kapan biasanya pengajian itu, Mi?” Rahmi kemudian menerangkan secara panjang lebar pengajiannya yang kudengarkan sepenuh takzim. Bertuturlah ia bahwa Tarbiyah adalah masjid yang menjadi salah satu pusat pengajian soal-soal keislaman untuk membinah jiwa setiap muslim dan muslimah agar dekat kepada Allah. Dan umumnya meraka itu mahasiswa. (TIAMP!, 2011:24) Nidah Kirani ingin sekali mengikuti pengajian yang ditawarkan oleh Rahmi temannya untuk mendalami keagamaanya. Mengikuti pengajian dapat menambah wawasannya tentang agama Islam dan mendapatkan ridoh Allah. Pengajian juga merupakan perintah bagi umatnya dan dapat mendekatkan diri kepada Allah. Nidah Kirani ingin mengenal agama Islam lebih mendalam, pengajian merupakan kebutuhan yang penting baginya untuk mewujudkan keinginan
Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa 2013
6
Nidah Kirani berusaha mendekatkan diri kepada Allah, seluruh waktunya dihabiskan untuk menjalankan shalat dan beribadah. Pagi, siang dan malam ia habiskan untuk shalat wajib dan shalat sunah. Ia menjalankan ibadahnya dengan sungguh-sungguh membuatnya selalu menangis karena kerinduan dan cintanya kepada Allah. 2)
Dahiri Tak terasa azan ashar pun mengumandang. Aku pamit pulang. Kulihat Mas Dahiri bersiap ke tempat wudu untuk salat berjamaah. (TIAMP!, 2011:39)
Saat azan ashar terdengar dari masjid, Dahiri mengakhiri pertemuannya dengan Nidah Kirani. Dahiri tidak segera menuju rumah atau pulang seperti Nidah Kirani, ia malah menuju masjid untuk salat ashar. Hal tersebut merupakan kebutuhannya untuk menjalakan perintah agama dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Kesimpulan Pada kajian psikologi sosial setiap tokoh berbedabeda. Pada tokoh Nidah Kirani mengalami interaksi sosial. Nidah Kirani mengimitasi, menyugesti, mengidentifikasi, dan bersimpati terhadap orang lain. Pada sikap sosial Nidah Kirani mengalami proses kognitif, afektif, dan konatif. Nidah Kirani bersikap untuk mengenal pikirannya dalam proses perubahan dirinya. Proses afektif Nidah Kirani merasa sakit hati dan kecewa karena musibah yang dialaminya. Proses konatif Nidah Kirani menjauhkan diri dari orang-orang yang tidak disukainya. Pada motif sosial Nidah Kirani mengalami biogenetis, sosiogenetis, dan teogenetis. Motif biogenetis Nidah Kirani membutuhkan seksualitas. Motif sosiogenetis merupakan perkembangan Nidah Kirani dalam menggapai keinginannya, sedangkan pada teogenetis Nidah Kirani sangat menjujung tinggi agama untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Pada tokoh Dahiri mengalamai sikap sosial berupa aspek kognitif. Dahiri bersikap untuk mengenal pikirannya dalam meyakini agama. Pada motif sosial, Dahiri mengalami motis teogenetis. Dahiri melakukan shalat tepat pada waktunya dan mengutamakan shalat dari pada kegiatan yang lainnya.
Hidayati, Dewi et al., Psikologi Sosial dalam Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! Karya Muhidin M Dahlan Pada tokoh Daarul Rachim mengalami sikap sosial berupa aspek afektif dan aspek konatif. Proses afektif Daarul Rachim merasa curiga kepada Nidah Kirani yang bersama dengan laki-laki lain. Sedangkan pada aspek konatif, Daarul Rachim memberikan pertolongan kepada Nidah Kirani yang sedang mengalami masalah. Pada motif sosial Daarul Rachim mengalami motis biogenetis. Daarul Rachim berhubungan seks dengan Nidah Kirani karena nafsu sebagai seorang manusia. Pada tokoh Rahmanidas Sira (Midas) mengalami interaksi sosial berupa simpati. Midas jatuh cinta kepada seorang perempuan saleh dikampungnya. Pada sikap sosial Midas mengalami aspek afektif dan aspek konatif. Midas merasa sakit hati karena Nidah Kirani meninggalkan dirinya. Sedangkan pada aspek konatif, Midas mendekati Nidah Kirani. Pada motif sosial Midas mengalami biogenetis. Midas berhubungan seks dengan Nidah Kirani karena nafsu dan rangsangan yang diberikan Nidah Kirani kepadanya.
Ucapan Terima Kasih 1. Dra. B.M. Sri Suwarni Rahayu selaku Dosen Pembimbing I dan Dra. Hj. Sri Mariati, M.A. selaku Dosen pembimbing II. 2. Dra. Hj. Titik Maslikatin, M. Hum. selaku Dosen Penguji 3.
Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Jember yang telah memberikan banyak ilmu sampai akhirnya studi ini terselesai
Daftar Pustaka [1]
Ahmadi, A. 1982. Psikologi Sosial. Surabaya: PT Bima Ilmu.
[2] Dahlan, M. M. 2011. Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!. Yogyakarta: Scripta Manent. [3] Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. [4] Sarwono, S.W. 2002. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa 2013
7