JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA Sem 05 09/10
Fungsi-fungsi Khusus
Masduki Zakaria
Mata Kuliah : Elektronika Industri
FAKULTAS TEKNIK UNY Lembar Kerja 07 2 x 50 ’
a. Interlock (IL) dan Interlock Clear (ILC) IL dan ILC merupakan merupakan pemrograman PLC dengan menggunakan FUN 02 dan FUN 03 sebagai fungsi yang dapat membentuk suatu rangkaian akan terkunci dan atau membuka berdasarkan posisi IL adan ILC dalam suatu rangkaian pemrograman. Fungsi IL dan ILC selalu digunakan secara bersama-sama, dimana fungsi ILC menunjukkan akhir dari blok interlock. Ilustrasi dari IL dan ILC ditunjukkan seperti pada gambar berikut : 0000
IL (02)
0001
0002 1000
0003 1001
0004 1002
ILC (03) END
Gambar 5.1. Ladder diagram IL dan ILC Instruksi program dari gambar 5.1.di atas dapat dilihat dalam tabel berikut Tabel 5.1. Statement List gambar pada rangkaian IL dan LC Alamat 0000 0001 0002 0003 0004 0005 0006 0007 0008 0009 0010
Instruksi LD IL (02) LD AND OUT LD OUT LD NOT OUT ILC (03) FUN (01)
HandOut PPM Dikti 2007 @ Masduki Zakaria.
Data 0000 0001 0002 1000 0003 1001 0004 1002 -
halaman
1
Dari rangkaian di atas, bila input 0002 dalam kondisi OFF, maka semua koil output yang berada antara IL dan ILC akan OFF. Sebaliknya jika input 0002 dalam kondisi ON, maka semua koil output yang berada antara IL dan ILC akan bekerja secara normal. Beberapa hal yang berkaitan dengan IL dan ILC, antara lain jika : (a) Timer, maka setting waktunya akan kembali ke kondisi awal, dan (b) Counter, shift register, maka statusnya tidak akan berubah. Perhatikan timing diagram pada gambar 5.2. berikut.
Gambar 5.2. Timing diagram IL dan ILC
Ladder diagram seperti dalam gambar 5.1 di atas dapat digambarkan seperti pada gambar 5.3 tanpa mempengaruhi prinsip dan hasil kerja fungsi IL dan ILC.
Gambar 5.3 Rangkaian ekivalen dari gambar 5.1
HandOut PPM Dikti 2007 @ Masduki Zakaria.
halaman
2
b. Jump dan Jump End (JMP dan JME) JMP dan JME merupakan instruksi pemrograman pasangan yang berfungsi untuk memberikan output pada koil keluaran sewaktu JMP diberi masukan sesaat yang berlogika ”1”, output ini akan terus bernilai ”1” sampai dengan JMP mendapat masukan berlogika ”1” kembali baru kemudian output koil akan berlogika ”0”. Semua instruksi program antara JMP dan JME akan mengikuti pola masukan pada JMP. Ilustrasi dari instruksi pemrograman untuk JMP menggunakan FUN (04) dan JME menggunakan FUN (05) yang diperlihatkan seperti dalam gambar 5.4. Sedangkan statement list dari gambar tersebut diperlihatkan dalam tabel 5.2 berikut. Untuk melihat pola masukan dan keluaran berdasarkan gambar 5.5 diperlihatkan timing diagram yang ditunjukkan dalam gambar 5.6
Gambar 5.5. Ladder diagram instruksi JMP dan JME Tabel 5.2. Statement List JMP dan JME Alamat 0000 0001 0002 0003 0004 0005 0006 0007 0008 0009 0010
Mnemonic LD FUN 04 LD AND OUT LD OUT LD NOT OUT FUN 05 FUN 01
Data 0000 0001 0002 1000 0003 1001 0004 1002 -
Beberapa hal yang berkaitan JMP dan JME, jika input 0000 berada pada kondisi logika ”1”, maka program rangkaian yang berada antara JMP dan JME akan
HandOut PPM Dikti 2007 @ Masduki Zakaria.
halaman
3
diekskusi oleh prosessor dalam PLC secara normal, artinya koil-koil output yang berada diantara JMP dan JME akan beroperasi seperti biasa; akan tetapi, jika kontakkontak yang lainnya berlogika ”1” . Akan tetapi jika kondisi JMP berlogika ”0”, dalam hal ini input 0000 berlogika ”0”, maka program yang berada antara JMP dan JME tidak akan dieksukusi oleh prosessor dalam PLC. Satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah, semua koil output termasuk didalamnya timer, dan counter, akan bertahan pada status akhirnya. Berikut ini diperlihatkan timing diagram dari JMP dan JME.
Gambar 5.6.. Timing diagram dari instruksi JMP dan JME c. Keep Keep merupakan instruksi pemrograman dari PLC yang terdiri atas 2 buah masukan, yaitu Set (S) dan Reset (R), dan sebuah terminal keluaran yang dapat ditentukan sendiri penggunaan portnya oleh pemrogram. Prinsip kerja dari Keep yaitu : jika S diberi masukan yang berlogika ”1” maka output koil akan berlogika ”1” sepanjang terminal masukan R berlogika ”0”, sebaliknya walaupun masukan pada S berlogika ”1” akan tetapi jika R berlogika ”0” maka output koil akan tetap berada pada kondisi logika ”0”. Sebagai ilustrasi dari fungsi keep ditunjukkan seperti dalam ladder diagram pada gambar 5.7, sedangkan statement list ditunjukkan pada tabel 5.3, dan timing diagram dari fungsi keep ditunjukkan dalam gambar 5.8. berikut ini.
Gambar 5.7. Ladder diagram fungsi keep
HandOut PPM Dikti 2007 @ Masduki Zakaria.
halaman
4
Tabel 5.3. Statement list fungsi Keep Alamat Mnemonic 0000 Set 0001 RST 0002 Out 0003 Fun 01
Data 0000 0001 1000 -
Gambar 5.8. Timing diagram fungsi keep d. Differential Up (DIFU) dan Differential Down (DIFD) DIFU Berfungsi mengaktifkan output sesaat selama satu scan bersamaan dengan diaktifkannya fungsi tersebut, lalu output akan OFF kembali walaupun sinyal input masih ON. DIFD Berfungsi mengaktifkan output sesaat selama satu scan bersamaan dengan dinonaktifkannya fungsi tersebut, walaupun input sudah OFF akan tetapi output masih ON walaupun hanya sesaat (satu scan). Input
DIFU
DIFD
Gambar 4.28. Timing diagram DIFU dan DIFD
Ladder diagram dari fungsi DIFU dan DIFD ditunjukkan seperti pada gambar 4.29, sedangkan statement list ditunjukkan dalam tabel 4.3 di bawah ini.
HandOut PPM Dikti 2007 @ Masduki Zakaria.
halaman
5
0000 DIFU 1000
0000
DIFD 1001 END
Gambar 4.29 Ladder diagram DIFU dan DIFD Tabel 4.4 Listing Program DIFU dan DIFD Alamat Mnemonic 0000 LD 0001 DIFU 0002 LD 0003 DIFD 0004 FUN 01
HandOut PPM Dikti 2007 @ Masduki Zakaria.
Data 0000 1000 0000 1001 -
halaman
6