FORMULASI STRATEGI BISNIS DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN PADA PT.SURYA BANYU WETAN Fariz Ramadhan Muhammad Febrizal Jurusan Manajemen, School of Business Management, Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480. Telp. (62-21) 534 5830
[email protected] &
[email protected] Fariz Ramadhan & Muhammad Febrizal Drs Muh Qudrat Nugraha Msi. Ph.D (D2023)
ABSTRACT PT.Surya Banyu Wetan is a company that sells a tool filtration and water treatment systems since 2005. Along with the development of this industrial filtration equipment sales, making many new competitors to emerge and it would be a threat to the company. The Company requires a mature business strategy to be able to profit as much as possible and increase their competitiveness. This study aimed to (1) determine the internal and external factors PT.Surya Banyu Wetan, (2) formulate alternative strategies, (3) provide recommendations business strategy appropriate. The data obtained were processed and analyzed using matrix IFE, EFE, CPM, SWOT, IE, Grand strategy, and QSPM. The results of this study concluded that the business strategy recommendations to improve competitiveness by QSPM is Market Development Strategy.
Keywords : Formulation, Strategy Business, Competitiveness
ABSTRAK
PT. Surya Banyu Wetan merupakan perusahaan yang menjual sebuah alat filtrasi dan sistem pengolahan air sejak tahun 2005. Seiring berkembangnya industri penjualan alat filtrasi ini, membuat banyak pesaing baru bermunculan dan hal itu tentu menjadi ancaman bagi perusahaan. Perusahaan membutuhkan strategi bisnis yang matang agar mampu mencetak laba semaksimal mungkin serta meningkatkan daya saingnya. Kajian ini bertujuan untuk (1) mengetahui faktor internal dan eksternal PT.Surya Banyu Wetan, (2) merumuskan strategi alternatif, (3) memberikan rekomendasi strategi bisnis yang tepat. Data-data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menggunakan matriks IFE, EFE, CPM, SWOT, IE, Grand strategy, dan QSPM. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa rekomendasi strategi bisnis dalam meningkatkan daya saing berdasarkan QSPM adalah Strategi Pengembangan Pasar.
Kata Kunci: Formulasi,Strategi Bisnis,Daya Saing.
Pendahuluan
` Perkembangan global yang semakin lama semakin kuat menyebabkan pembangunan semakin lama semakin cepat. Perkembangan tersebut bisa kita lihat dengan banyaknya pabrik-pabrik besar yang ada di Indonesia, baik perusahaan dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang mewarnai pertumbuhan industri di Indonesia. Dan juga berbagai macam industri sudah masuk ke pasar Indonesia seperti industri pakaian, obatobatan, makanan, otomotif, teknologi dan lainya. Dimana semakin berkembangnya industri tersebut setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menciptakan sebuah produk yang unggul, sehingga mampu untuk bersaing dengan para pesaingnya . Di era modern sekarang ini perusahaan-perusahaan harus mengembangkan produknya dengan kualitas dan standarisasi produk yang baik. Apa jadinya bila di dunia ini tidak ada alat filter? Bila di dunia ini tidak ada alat filter maka suatu produk akan menjadi keruh dan kotor. Contohnya pada perusahaan cat yang membutuhkan alat filter untuk hasil cat yang bersih, begitu juga dengan perusahaan mobil yang membutuhkan alat filter, untuk membersihkan bagian pada mobil tersebut agar tidak bintik-bintik, perusahaan makanan atau obat yang bersih dan sehat, dan masih banyak perusahaan lainya. Semakin berkembangnya industri-industri yang membutuhkan alat filter maka perkembangan penjualan alat filter juga semakin maju. Begitu pula industri filter di Indonesia. Menurut data dari Frost dan Sullivan nilai penjualan industri filter air nasional. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan industri akan alat filter dalam dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dan pada tahun 2014 diperkirakan bisnis filter air secara nasional akan tumbuh sebesar 8%-10%. Begitu cepatnya pertumbuhan industri Filter di Indonesia, membuat para produsen tergiur dengan keuntungan di industri filter dan mencoba memasuki persaingan di industri filter. Beberapa perusahaan di industri filter air di Indonesia antara lain 3M Purification, PALL Corporation, Saturius, Primatama Multitech, Syahraya Chemical Pest dan lain sebagainya. Banyaknya pemain di industri filter air membuat persaingan semakin ketat. Karena industri filter sangat menguntungkan dan pertumbuhannya sangat cepat, maka para pemain industri filter berusaha saling membuat produk dan pelayanan menjadi paling unggul. Daiwabo contohnya, lisensi filter air yang berasal dari Jepang yang mensuplai ke Indonesia di bawah PT.Surya Banyu Wetan ini memproduksi filter yang beragam yaitu untuk water treatment, Pharmacy, Food & beverage, paint ,oil, otomotif dan bearing component. 3M Purification memproduksi cat untuk pharmac , food & beverage, oil, otomotif ,paint filter dan untuk filter rumahan. Dan begitu pula dengan PT. PALL Corporation yang memproduksi filter untuk Food beverage, Pharmacy, otomotif. Hasil kategori produk cat yang di hasilkan dengan pesaing sangat mirip. Maka, persaingan antara para pemain industri filter air sangat terlihat. Para produsen berlomba-lomba mempromosikan produknya misalnya melalui iklan, menawarkan ke distributor-distributor, menawarkan kerjasama dengan industri-industri, dan lain sebagainya. Pada tahun 2013 ada 2 perusahaan baru yang ikut persaingan di dunia filter air ini yaitu perusahaan lokal yang bekerja sama dengan perusahaan USA yaitu Dominic Hunter dan perusahaan dari Jerman yaitu Graffer dan berbagai merk filter yang berasal dari China. Pesaing-pesaing baru tersebut membuat pemain di industri filter Indonesia semakin banyak dan membuat persaingan semakin ketat. PT. Surya Banyu Wetan, merupakan salah satu perusahaan yang sudah berdiri kurang lebih 10 tahun bermain di industri penjualan alat filter. PT. Surya Banyu Wetan menyediakan beragam jenis alat filter untuk macam-macam industri yaitu water treatment, Pharmacy, Food & beverage, paint, oil, otomotif, dan bearing component . PT. Surya Banyu Wetan adalah agen tunggal dari produsen filter asal Jepang yaitu Daiwabo LTD untuk menjual alat filter di pasar Indonesia. Aset terbesar perusahaan ini adalah dedikasi manajemen dan staf dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Itu adalah komitmen perusahaan ini untuk memberikan pelayanan terbaik dengan harga yang kompetitif dan juga menawarkan beragam jenis filter yang dapat dicapai dengan pengelolaan biaya operasional yang efisien. Dengan banyak nya pesaing di industri alat filter di Indonesia, PT. Surya Banyu Wetan juga merasakan persaingan yang sangat ketat di dalam industri alat filter di Indonesia. Direktur PT. Surya Banyu Wetan mengatakan bahwa banyak perusahaan yang bersaing di industri ini dan memiliki pangsa pasar yg sama, perusahaan barupun berdiri dengan menawarkan produk sejenis dengan harga yang di tawarkan cukup murah dibandingkan produk PT. Surya Banyu Wetan. Walaupun dari segi kualitas produk tidak sama faktor biaya bisa menjadi tolak ukur suatu perusahaan untuk beralih ke harga yang lebih murah. Maka dari itu PT. Surya Banyu Wetan harus bersaing dengan para pesaingnya dan untuk meningkatkan daya saingnya perusahaan harus menerapkan strategi bisnis yang tepat yang diterapkan oleh setiap perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dalam industri tersebut.
PT. Surya Banyu Wetan harus mencari cara untuk menghadapai persaingan diantara para pemain di dalam industri filter air dan dapat unggul diantara para pesaingnya. Strategi bisnis yang tepat diperlukan oleh PT. Surya Banyu Wetan untuk diterapkan. Menurut Meredith E. David, Forest R. David, dan Fred R. David, dalam jurnalnya yang berjudul The Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Apllied to a Retail Computer Store, proses manajemen strategis adalah an objective, logical, systematic approach for making major decisions in an organization (1, 2). It attempts to organize qualitative and quantitative information in a way that allows effective decisions to be made under conditions of uncertainty. Although strategic management is not a pure science that lends itself to a nice, neat, one-two-three approach, the process is widely viewed to consist of three distinct stages: strategy formulation, strategy implementation, and strategy evaluation. The QSPM fits into the first stage, strategy formulation, and is an excellent tool for deciding among feasible alternative strategies (The Coastal Business Journal Spring 2009: Volume 8, Number 1). Untuk merumuskan strategi bisnis yang tepat dan efektif, PT. Surya Banyu Wetan harus melakukan 3 langkah perumusan strategi, yaitu dimulai dari tahap masukan (Input Stage) yang terdiri dari Matriks EFE (External Factor Evaluation), Matriks Matriks CPM (Competitive Profile Matrix), dan Matriks IFE (Internal Factor Evaluation). Tahap kedua adalah tahap pencocokan (Matching Stage) yang terdiri dari Matriks SWOT (Strenght-Weakness-Opportunities-Threats), Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation), Matriks IE (Internal-External) dan Matriks Strategi Besar (Grand Stratgey). Tahap ketiga adalah tahap keputusan (Decision Stage) yaitu merumuskan strategi alternatif yang terbaik dengan menggunakan Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Strategi bisnis yang tepat sangat diperlukan oleh PT. Surya Banyu Wetan agar dapat meningkatkan daya saing perusahaan dengan menggunakan kekuatan, memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan serta menghindari ancaman dalam menghadapai persaingan. Bila PT. Surya Banyu Wetan tidak menerapkan strategi bisnis yang tepat, maka tujuan yang ingin dicapai perusahaan akan sulit bahkan tidak dapat tercapai. Bila hal itu terjadi, perusahaan akan mengalami kerugian hingga kebangkrutan. Berdasarkan penguraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang strategi bisnis yang tepat untuk meningkatkan daya saing perusahaan dengan judul “FORMULASI STRATEGI BISNIS DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN PADA PT. SURYA BANYU WETAN”. Dengan menganalisis faktor eksternal dan internal perusahaan, kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman sehingga dapat menghasilkan alternative strategi bisnis yang baik. Hasil yang diperoleh nantinya digunakan sebagai pedoman perusahaan dalam menerapkan strategi bisnis yang tepat untuk meningkat kan daya saing perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, formulasi masalah yang dapat dirumuskan adalah: “Bagaimana kondisi lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan pada PT. Surya Banyu Wetan”, “Bagaimana kondisi lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman pada PT. Surya Banyu Wetan” ,” Apa rekomendasi strategi bisnis yang tepat bagi PT. Surya Banyu Wetan dalam menghadapi persaingan bisnis di Indonesia” Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: pertama , Untuk menganalisis lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan PT. Surya Banyu Wetan untuk menetapkan strategi perusahaan yang tepat; kedua , Untuk menganalisis lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman PT. Surya Banyu Wetan untuk menetapkan strategi perusahaan yang tepat; ketiga , Untuk memberikan rekomendasi strategi bisnis yang tepat bagi PT. Surya Banyu Wetan dalam menghadapi persaingan di Indonesia. Hasil kajian diharapkan dapat membantu dalam menetapkan strategi apa yang digunakan dalam menjalankan bisnis. Selain itu, dapat memberikan evaluasi eksternal dan internal perusahaan agar dapat memperbaiki strategi yang telah diterapkan dalam memformulasi strategi bisnis yang tepat di masa yang akan datang.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Sugiyono (2004, p11) mendefinisikan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Time horizon atau dimensi waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross section, yaitu penelitian yang dilakukan di mana data yang dikumpulkan hanya satu kali dalam kurun waktu tertentu. Untuk merumuskan atau memformulasi strategi, terdiri dari tiga tahap. Pertama, Tahap Input menggunakan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal / External Factor Evaluation (EFE), Matriks Evaluasi Faktor Internal / Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks Profil Kompetitif / Competitive Profile Matrix (CPM). Kedua, Tahap Pencocokan menggunakan Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), Matriks InternalEksternal (IE) dan Matriks Strategi Besar. Ketiga, Tahap Keputusan menggunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
Penyusunan Matriks EFE diperoleh dari evaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan, Matriks IFE diperoleh dari evaluasi faktor-faktor internal perusahaan sedangkan Matriks Profil Kompetitif (CPM) bertujuan untuk mengidentifikasi pesaing utama perusahaan serta kekuatan dan kelemahannya. Untuk melakukan pembobotan pada matriks EFE, Matriks IFE, dan CPM diperoleh melalui kuesioner yaitu kuesioner Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP merupakan salah satu metode untuk membantu menyusun suatu prioritas dari berbagai pilihan dengan menggunakan beberapa kriteria. Data yang diperoleh melalui kuesioner AHP akan diolah dan di input ke dalam program komputer yaitu software Expert Choice 2000. Expert Choice 2000 digunakan untuk menentukan bobot tiap faktor eksternal, internal dan penentu keberhasilan perusahaan. Untuk peringkat, nilainya juga ditentukan berdasarkan hasil dari pengisian kuesioner yang diberikan kepada pihak perusahaan. Dari hasil perhitungan bobot dan peringkat, maka akan diperoleh suatu nilai yang kemudian keseluruhan nilai akan dijumlahkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Input (Input Stage) Tahap input merupakan tahap pertama yang dilakukan untuk menjadi informasi input dasar untuk matriks-matriks tahap pencocokan dan tahap keputusan. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Data tersebut mengembangkan Matriks EFE (Evaluasi Faktor Eksternal) dan Matriks IFE (Evaluasi Faktor Internal) untuk menentukan apa yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan serta CPM (Matriks Profil Kompetitif) untuk mengidentifikasi pesaing utama dengan tujuan mengetahui faktor penentu keberhasilan perusahaan. Tabel 1 Matriks EFE PT. Surya Banyu Wetan Faktor-faktor Eksternal Peluang Kondisi air yang keruh Pangsa pasar yang luas Meningkatnya pertumbuhan industri Regulasi pemerintah Kompetitor yang kurang peka terhadap pertumbuhan industry Ancaman Kenaikan harga bahan Adanya peraturan menteri keuangan tentang tarif bea masuk atas barang impor Harga yang ditawarkan pesaing lebih rendah Pendirian perusahaan sejenis Pelayanan kompetitor secara online Jumlah
Bobot
Rating
0.0632 0.0674 0.067 0.0564
3 2 3 3
0.0618
3
0.0952
2
0.0668 0.2608 0.051 0.2098 0.9994
3 4 3 4
Total 0.1896 0.0674 0.201 0.1692 0.1854
0.1904 0.2004 1.0432 0.153 0.8392 3.2388
Dari matriks EFE di atas, diketahui jumlah total nilai bobot faktor eksternal dari PT. Surya Banyu Wetan adalah sebesar 3.2388. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi eksternal yang baik, karena nilai yang diperoleh merupakan di atas rata-rata, yaitu 2,50. Nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan bisa dengan baik memanfaatkan peluang eksternal dan meminimalisir ancaman-ancaman yang kinerja perusahaan. Tabel 2 Matriks IFE PT. Surya Banyu Wetan Faktor-faktor Internal Kekuatan Macam-macam produk yang di tawarkan Citra perusahaan yang baik
Bobot 0.0256 0.0894
Rating
Total 4 4
0.1024 0.3576
Manajemen tim yang solid Harga yang di tawarkan beragam Produk yang berkualitas Jalinan kemitraan Kelemahan Pengunaan teknologi Kurangnya promosi Cash flow perusahaan Ketersediaan web Transportasi Jumlah
0.071 0.0234 0.1788 0.1574
3 3 4 4
0.213 0.0702 0.7152 0.6296
0.027 0.0778 0.2482 0.0828 0.0184 0.9998
2 1 1 1 2
0.054 0.0778 0.2482 0.0828 0.0368 2.5876
Dari matriks IFE di atas, diketahui jumlah total nilai bobot faktor internal dari PT. Surya Banyu Wetan adalah sebesar 2.5876. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang baik, karena nilai yang diperoleh merupakan di atas rata-rata, yaitu 2,50 Tabel 3 Matriks Profil Kompetitif (CPM) PT. Surya Banyu Wetan Faktor-faktor keberhasilan penting
Bobot
PT. Surya Banyu Wetan Peringk at
Kualitas Produk
0.1988
Nilai
0.0234
3 Loyalitas pelanggan Hubungan pelanggan Citra perusahaan
0.1146
4
0.1574 0.0964
Manajemen
1.001
0.1744
0.1308 3
0.5712
0.5712 3
0.3272 4
0.2454 3
0.1542
0.0778 3 3.406
0.3936 3
3
1 Jumlah
0.5248
0.297
0.0778
0.2292 2
4
3 Kegiatan Promosi
4
0.3512
0.099
3
4
4
0.3672
0.4584
0.2892
0.0878
0.0912 3
0.4896
0.6296 4 3
Loyalitas karyawan
0.0912
4 0.4584
0.0456 3
3 0.3672
Nilai
0.6552
0.0304
0.0936
0.1224
Peringkat
4
2
4
PT. PALL Corporation
0.6552
0.0468
0.0234
Nilai
3
2 Kelengkapan produk Kualitas pelayanan
Peringk at
0.7952 4
Daya saing harga
PT. 3M Purification
0.1028 2
3.6982
3.0344
Dari tabel matriks CPM di atas, diketahui ada dua pesaing utama PT. Surya Banyu Wetan, yaitu PT. 3M Purification dan PT. PALL Corporation. Secara keseluruhan, hasil nilai total dari PT. Surya Banyu Wetan adalah sebesar 3.406, PT. 3M Purification sebesar 3.6982, dan PT. PALL Corporation sebesar 3.0344. Hal ini menunjukkan PT. Surya Banyu Wetan mampu bersaing dengan kedua pesaing utamanya tersebut. Untuk itu diharapkan agar perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja serta menciptakan strategi bisnis yang tepat untuk bisa memperoleh hasil yang lebih baik dalam persaingan tersebut di masa depan.
Tahap Pencocokan (Matching Stage) Setelah mengumpulkan informasi yang berpengaruh terhadap perjalanan bisnis perusahaan, tahap yang dilakukan selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam metode analisis yang ada di tahap pencocokan. Alat analisis yang digunakan pada tahap ini antara lain Matriks SWOT, Matriks IE dan Matriks Strategi Besar.
Peluang (O) 1. Kondisi air yang keruh 2. Pangsa pasar yang luas 3. Meningkatnya pertumbuhan industri 4. Regulasi pemerintah 5. Kompetitor yang kurang peka terhadap pertumbuhan industri
Kekuatan (S) 1. Macam-macam produk yang di tawarkan 2. Citra perusahaan yang baik 3. Manajemen tim yang solid 4. Harga yang di tawarkan beragam 5. Produk yang berkualitas 6. Jalinan kemitraan
Kelemahan (W) 1. Penggunaan teknologi 2. Kurangnya Promosi 3. Cash flow perusahaan 4. Ketersediaan web 5. Transportasi
Strategi SO 1. Dengan macammacam produk dan harga yang di tawarkan perusahaan dapat meraup pangsa pasar yang masih luas dan juga dapat berkompetisi untuk memenuhi industri yang tumbuh. (S1,S4,O2,O3,O5) Pengembangan pasar
Strategi WO 1.Pengaplikasian teknologi dalam pelayanan membuat aktivitas perusahaan semakin baik dan juga dapat bersaing dengan kompetitor . (W1,W4,O5) Pengembangan Produk
2. Dengan produk yang berkualitas dapat mengatasi masalah air yang sesuai regulasi pemerintah (S5,O1,O4) Pengembangan pasar
Ancaman (T) 1. Kenaikan harga bahan 2. Adanya peraturan menteri keuangan tentang tarif bea masuk atas barang
Strategi ST 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen. ( S3, S6, T4,T5) Pengembangan produk
2.Menerapkan kegiatan promosi yang tinggi dengan strategi pemasaran yang inovatif (W2,W4,O2) Penetrasi Pasar
Strategi WT 1. Menggarap pasar yang belum tersentuh dengan kompetitor dengan membuat website online . ( W2, W4, T4,T5)
impor 3. Harga yang di tawarkan pesaing lebih rendah 4. Pendirian perusahaan sejenis 5. Pelayanan kompetitor secara online
Pengembangan Pasar 2. Dengan citra perusahaan yang baik perusahaan dapat mudah mencari supplier filter dengan harga yang lebih murah. (S2, T1, T3) Intergrasi ke belakang Gambar 1 Matriks SWOT PT. Surya Banyu Wetan Sumber: Data diolah (2014)
Dari hasil analisis SWOT dapat diketahui bahwa ada empat alternatif strategi yang dapat dijalankan, yaitu strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan integrasi ke belakang . Lalu berlanjut ke Matriks IE yaitu Matriks yang digunakan untuk memposisikan perusahaan dengan tujuan memperoleh alternatif strategi. Matriks ini didasarkan pada dua dimensi kunci: Skor Bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y.
Gambar 2 Matriks IE PT. Surya Banyu Wetan Sumber: Data yang diolah tahun 2014
Pada hasil dari tabel matriks IFE dan matriks EFE, diketahui bahwa PT. Surya Banyu Wetan memperoleh skor total IFE sebesar 2.5876 dan skor total EFE sebesar 3.2388. Dengan demikian dapat dilihat bahwa pada matriks IE, PT. Surya Banyu Wetan berada dalam sel II , yaitu kondisi tumbuh dan membangun . Pilihan strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah Strategi yang intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal) bisa menjadi pilihan yang paling tepat bagi divisi-divisi ini. Langkah terakhir pada tahap pencocokan adalah menggunakan Matriks Strategi Besar. Matriks Strategi Besar bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan pada salah satu kuadran sehingga diperoleh strategi alternatif yang penilaiannya didasari pada dua dimensi evaluatif, yaitu posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar (industri).
Gambar 3 Matriks Strategi Besar PT. Surya Banyu Wetan Sumber: Data yang diolah tahun 2014 Berdasarkan Matriks Strategi Besar diatas terlihat bahwa perusahaan berada pada posisi kuadran I yang berarti bahwa perusahaan mampu mengambil keuntungan dari peluang – peluang eksternal yang ada, sehingga perusahaan akan bersaing menggunakan strategi – strategi bisnis yang agresif. Adapun bentuk – bentuk strategi yang dapat digunakan pada kuadran I ialah sebagai berikut : Berdasarkan analisis melalui Matriks SWOT, IE dan Strategi Besar maka diperoleh beberapa alternatif strategi, antara lain strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal dan diversifikasi terkait. Strategi dengan jumlah terbanyak akan di evaluasi melalui Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) untuk menentukan alternatif strategi yang paling tepat diterapkan oleh perusahaan. Alternatif strategi tersebut antara lain: strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Dalam menyusun QSPM, bobot diperoleh dari Matriks EFE dan IFE seperti yang sudah ditampilkan dalam tahap input. Sedangkan untuk Skor Daya Tarik (Attractiveness Score - AS) diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan kepada pihak perusahaan. Tetapi, terdapat beberapa faktor yang tidak memiliki Skor Daya Tarik pada suatu strategi. Hal ini disebabkan karena faktor tersebut tidak memiliki pengaruh/hubungan dengan alternatif strategi yang dipilih, maka faktor tersebut tidak diberikan Skor Daya Tarik.
Tabel 4 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) PT. Surya Banyu Wetan Alternatif Strategi
Faktor-faktor Utama Peluang 1. Kondisi air yang keruh 2. Pangsa pasar yang luas
I Penetrasi Pasar
Bobot
II Pengembangan Produk
III Pengembangan Pasar
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
3
0.1896
3
0.1896
4
0.2528
3
0.2022
2
0.1348
3
0.2022
0.0632 0.0674
3. Meningkatnya pertumbuhan industri 4. Regulasi pemerintah 5. Kompetitor yang kurang peka terhadap perkembangan industri Ancaman 1. Kenaikan harga bahan 2. Adanya peraturan menteri keuangan tentang tarif bea masuk atas barang impor 3. Harga yang di tawarkan pesaing lebih rendah 4. Pendirian perusahaan sejenis 5. Pelayanan kompetitor secara online Total Kekuatan 1. Macam-macam produk yang di tawarkan 2. Citra perusahaan yang baik 3. Manajemen tim yang solid 4. Harga yang di tawarkan beragam 5. Produk yang berkualitas 6. Jalinan kemitraan Kelemahan 1. Pengunaan teknologi 2. Kurangnya Promosi 3. Cash flow perusahaan 4. Ketersediaan web 5. Transportasi Total
2
0.134
2
0.134
3
0.201
3
0.1692
2
0.1128
4
0.2256
2
0.1236
2
0.1236
3
0.1854
3
0.2856
3
0.2856
2
0.1904
3
0.2004
4
0.2672
4
0.2672
3
0.7824
4
1.0432
4
1.0432
2
0.102
3
0.153
4
0.204
3
0.6294
3
0.6294
4
0.8392
3
0.0768
4
0.1024
3
0.0768
4
0.3576
2
0.1788
3
0.2682
4
0.284
2
0.142
3
0.213
3
0.0702
3
0.0702
3
0.0702
4
0.7152
4
0.7152
4
0.7152
4
0.6296
2
0.3148
4
0.6296
4
0.108
3
0.081
4
0.108
4 3
0.3112 0.7446
3 3
0.2334 0.7446
4 4
0.3112 0.9928
3 2
0.2484 0.0368 6.4008
3 2
0.2484 0.0368 5.9408
4 3
0.3312 0.0552 7.3824
0.067 0.0564
0.0618
0.0952
0.0668
0.2608 0.051 0.2098 0.9994
0.0256 0.0894 0.071 0.0234 0.1788 0.1574
0.027 0.0778 0.2482 0.0828 0.0184 0.9998
Sumber: Hasil pengolahan data (2014) Dari Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) pada PT. Surya Banyu Wetan di atas, diperoleh hasil bahwa strategi pengembangan pasar memiliki nilai terbesar dibandingkan strategi-strategi lainnya, yaitu sebesar 7,3824. Angka ini menunjukkan bahwa strategi pengembangan pasar lebih menarik untuk diterapkan perusahaan PT. Surya Banyu Wetan untuk meningkatkan daya saing perusahaan . Jadi, dari tiga alternatif strategi yang sesuai untuk diterapkan oleh PT. Surya Banyu Wetan, adalah strategi pengembangan Pasar , Alternatif kedua adalah strategi penetrasi pasar, dan alternatif ketiga adalah strategi pengembangan produk.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan internal PT.Surya Banyu Wetan adalah: a) Faktor eksternal peluang: Tingkat kepercayaan konsumen , Pangsa pasar yang masih luas , Meningkatnya pertumbuhan industri , Citra Perusahaan yang baik , Kompetitor yang kurang peka terhadap pertumbuhan industri . b) Faktor eksternal ancaman: Kenaikan harga bahan , Meningkatnya kompetisi , Harga yang ditawarkan pesaing lebih rendah , Pendirian perusahaan sejenis , Pelayanan kompetitor secara online . c) Faktor internal kekuatan: Macam-macam produk yang di tawarkan , Loyalitas karyawan , Manajemen tim yang solid , Harga yang di tawarkan beragam , Produk yang berkualitas , Jalinan kemitraan . Faktor internal kelemahan: Penggunaan teknologi , Promosi ,Cash flow perusahaan, Ketersediaan web , Transportasi
2. Untuk merumuskan formulasi strategi bisnis bagi PT.Surya Banyu Wetan terdapat 3 tahap yang harus dilakukan, yaitu Tahap Input (Input Stage), Tahap Pencocokan (Matching Stage) dan Tahap Keputusan (Decision Stage). a) Tahap Input (Input Stage) terdiri dari Matriks EFE, Matriks IFE dan CPM. i. Berdasarkan hasil dari Matriks EFE, jumlah skor bobot untuk PT.Surya Banyu Wetan adalah sebesar 3.2388. Nilai ini menunjukkan bahwa PT.Surya Banyu Wetan telah mampu memanfaatkan peluang yang ada dan dapat mengantisipasi ancaman yang ada karena nilai yang diperoleh berada di atas nilai rata-rata, yakni 2,5. ii. Berdasarkan hasil dari Matriks IFE, jumlah skor bobot untuk PT.Surya Banyu Wetan adalah sebesar 2.5876. Nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu memanfaatkan kekuatan yang ada dan dapat meminimalkan kelemahannya karena nilai yang diperoleh berada di atas nilai rata-rata, yakni 2,5. iii. Berdasarkan hasil dari CPM, Hasil olahan menunjukkan bahwa PT.Surya Banyu Wetan berada pada urutan kedua dengan jumlah skor bobot sebesar 3,4918 dan pada urutan pertama serta ketiga diperoleh PT.3M Purification dan PT.PALL Corporation yang berbagi jumlah skor bobot yang sama yaitu sebesar 3,6982 dan 3,0344. Hal ini membuktikan PT.Surya Banyu Wetan telah memiliki faktor keberhasilan untuk mampu bersaing dengan kedua perusahaan sejenis. b) Tahap Pencocokan (Matching Stage) terdiri dari Matriks SWOT, Matriks IE dan Matriks Strategi Besar ( Grand ). i. Berdasarkan hasil dari Matriks SWOT, diperoleh alternatif strategi yaitu strategi Pengembangan pasar, Pengembangan produk, Penetrasi Pasar, Integrasi Horizontal. ii. Berdasarkan hasil dari Matriks IE, diperoleh alternatif strategi yaitu Strategi Intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) dan Strategi Integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal). c) Berdasarkan hasil dari Matriks Strategi Besar, diperoleh alternatif strategi yaitu Pengembangan pasar , Penetrasi pasar , Pengembangan produk , Integrasi ke depan , Integrasi ke belakang , Integrasi horizontal dan Diversifikasi Terkait d) Tahap Keputusan (Decision Stage) terdiri dari QSPM. Alternatif strategi pada QSPM didapat dari alternatif-alternatif strategi dengan frekuensi terbanyak dari hasil tahap pencocokan, yaitu penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar. Berdasarkan hasil QSPM diketahui bahwa strategi penetrasi pasar memperoleh Total Skor Daya Tarik sebesar 6,4008. Sedangkan Total Skor Daya Tarik dua alternatif strategi lainnya yaitu pengembangan produk sebesar 5,9408 dan pengembangan pasar sebesar 7,3824. Berdasarkan hasil dari QSPM, maka rekomendasi strategi bisnis yang tepat untuk PT.Surya Banyu Wetan dalah strategi pengembangan pasar . Strategi ini hendaknya dilakukan dengan Membuka cabang baru di wilayah-wilayah geografis baru contoh nya di pulau kalimantan dan sulawesi dimana di pulau tersebut pertumbuhan industri nya berjalan dengan pesat , Perusahaan disarankan untuk membuat situs web perusahaan agar perusahaan bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas yang belum mengenal perusahaan ini, Memasuki pasar internasional dengan melihat adanya peluang besar dalam Negara asia seperti di daerah Laos, Myanmar, Brunei, dan vietnam . Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan mengikuti berbagai kegiatan pameran ekspor .
REFERENSI
David, Fred R. (2009). Manajemen Strategis: Konsep. Edisi 12. Salemba Empat, Jakarta. Leung, Barbara Y P; Hui, Eddie C M; Tan, Jian-hui; Chen, Lin; Xu, Wei-bin SWOT DIMENSIONAL ANALYSIS FOR STRATEGIC PLANNING - THE CASE OF OVERSEAS REAL ESTATE DEVELOPERS IN GUANGZHOU, CHINA Rangkuti, Freddy. (2001). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan Kedelapan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Jay Heizer and Barry Render (2009). Operations Management. Jakarta : Salemba Empat. Sri Wahyudi, Agustinus. (1996). Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berpikir Strategik. Binarupa Aksara, Jakarta Porter, Michael E. (1993). Strategi Bersaing: Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Cetakan Keenam. Erlangga, Jakarta. Stephen P.Robbins and Mary Coulter (2009). Management. New Jersey : Pearson Education, Inc Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ketujuh. Alfabeta, Bandung. Umar, Husein. (2005). Strategic Management in Action. Cetakan Kelima. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Irham Fahmi (2013). Manajemen Strategis. Bandung : Alfabeta Purwanto, Iwan. (2006). Manajemen Strategi. Cetakan ke satu. CV Yrama Widya, Bandung. Bangun, Wilson. (2008). Intisari Manajemen. Cetakan Pertama. PT Refika Aditama, Bandung Sri Wahyudi, Agustinus. (1996). Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berpikir Strategik. Binarupa Aksara, Jakarta. Dahmardeh, Nazar & Rakhshani, Sara. (2011). Investigation of Economic Capabilities of Sistan with Emphasis on Employment Considering SWOT Method. Institute of Interdisciplinary Business Research Journal, Vol. 3 No. 7, diakses 14 Maret 2013 dari http://search.proquest.com David Meredith E., David Forest R. & David Fred R. (2009). The Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Applied to a Retail Computer Store. The Coastal Business Journal, Vol. 8 No. 1, Diakses 7 Maret 2013 dari www.strategyclub.com \ Kuncoro, Engkos Achmad. (2010). Analisis Perumusan Strategi Bisnis Pada PT Samudera Nusantara Logistindo. Binus Business Review Journal, Vol. 1 No. 1, 169-184, diakses 7 Maret 2013 dari www.eprints.binus.ac.id Jaconplus.
2010.
The
5
forces
model
(Porter).
Diakses
http://www.jacon.be/en/models-for-a-powerful-strategy-114.htm
pada
20
October
2013
dari
RIWAYAT PENULIS
Fariz Ramadhan lahir di kota Tangerang pada tanggal 24 Maret 1992. Penulis menamatkan pendidikan Strata 1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu ekonomi jurusan manajemen pada tahun 2014. Muhammad Febrizal lahir di kota Tangerang pada tanggal 24 Februari 1992. Penulis menamatkan pendidikan Strata 1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu ekonomi jurusan manajemen pada tahun 2014.