Juni 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
KORELASI NILAI PERSENTRANSMITAN (%T) Fe-O TERHADAP UMUR BERCAK DARAH MANUSIA PADA KAIN KATUN DENGAN MEMPERGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI INFRA RED Dede Rosady Gustaman M. Tegar Indrayana Fatmawati E-mail:
[email protected]
ABSTRACT CORRELATION BETWEEN PERSENTTRANSMITANCE VALUE (%T) OF Fe-O WITH AGE OF HUMAN BLOODSTAIN ON COTTON CLOTH USING INFRA RED SPECTROPHOTOMETRY By : Dede Rosady Gustaman In the case of violent crimes such as murder, assault and rape, it is possible to find biological fluids such as blood spots at the crime scene . Blood spots contained two components, such as cellular component consisting of erythrocytes, leukocytes, platelets and plasma components. Erythrocytes contained hemoglobin that contain iron atom (Fe). Iron atom in heme would be reduced from Fe2+ to Fe
3+
due to reaction with oxygen. Alteration of Fe2+ to
Fe3+ can be analyze by using infrared spectrophotometric. This study aims to determine the change in the value of % T in human bloodstains on cotton cloth functional groups contained in the molecule Fe-O. This study is experimental. Samples were white cotton cloth soaked in human blood. To see the correlation of % T with the age of bloodstains on cotton cloth used Pearson correlation test. The results show that no correlation was found from persenttransmitance Fe-O with age human bloodstain on cotton cloth using infra red spectrophotometry. Keyword : Persenttransmitance Fe-O, bloodstain
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
1
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
Juni 2014
alibi
PENDAHULUAN
tersangka
sehingga
dapat
menyeleksi orang – orang yang tidak Pada kasus - kasus kejahatan memiliki kontak dengan TKP. 1 dengan
kekerasan
seperti
pembunuhan,
penganiayaan
perkosaan,
sangat
dan
Bercak
darah
dapat
mungkin
ditemukan di TKP pada obyek-obyek
cairan biologis berupa
tertentu seperti lantai, meja, kursi,
darah, cairan mani, air liur, urin,
karpet, senjata dan pakaian. Salah
rambut dan cairan tubuh lain di
satu bahan dasar pada pakaian yang
tempat
(TKP).
jenisnya paling banyak di produksi di
Cairan diatas tersebut umumnya
Indonesia yaitu jenis katun. Badan
ditemukan dalam jumlah yang sangat
Pengkajian Kebijakan Iklim dan
sedikit, namun dengan kecerrmatan
Mutu Industri (BPKIMI) mengatakan
dan ketelitian dari ahli forensik dapat
distribusi kain katun di Indonesia
membantu
kasus
adalah sekitar 99,2 % pertahun. hal
tersebut. Diantara berbagai cairan
ini menunjukan kain katun adalah
tubuh yang telah disebutkan, bercak
bahan dasar pakaian yang paling
darah merupakan
banyak
ditemukan
kejadian
perkara
terungkapnya
yang paling
digunakan
Indonesia
penting
karena
cairan
biologis
sehingga
tersebut
paling
banyak
terdapat
dilakukan pada media pakaian yang
didalam tubuh manusia dengan sifat
penelitian
di
ini
akan
berbahan dasar kain katun. 2-5
– sifat potensial yang lebih spesifik Pada bercak darah terdapat untuk manusia. Penentuan rentang dari 2 komponen yaitu komponen waktu kejadian sangat diperlukan seluler yang terdiri dari eritrosit, bagi penyelidik untuk memeriksa leukosit, trombosit dan komponen
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
2
Juni 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
plasma. Didalam eritrosit terdapat
Perkiraan umur bercak darah
hemoglobin yang disusun atas heme
dengan meneliti komponen sel darah
dan
heme
merah sebenarnya sudah banyak
mengandung atom besi yaitu molekul
diteliti oleh peneliti dari negara luar
(Fe). Fe dapat digunakan untuk
antara lain dengan menggunakan
memperkirakan usia bercak darah,
metode High Performance Liquid
karena pada saat darah menjadi
Chromatography (HPLC), Diffuse
bercak darah, maka atom besi yang
Reflectance
berada didalam heme akan tereduksi
Electrone
dari Fe2+ menjadi Fe3+ akibat bereaksi
(EPR). 9-12
globin
dengan
komponen
oksigen.
Spectroscopy Paracmetic
yang
Resonance
Berdasarkan Penelitian
penelitian
(DRS),
dilakukan
mengenai
oleh penentuan umur bercak darah juga
Hanson (2010) yang meneliti tentang pernah dilakukan di Indonesia, yaitu spektrum hemoglobin (Hb) terdapat penentuan pada bercak darah
bercak
darah
menggunakan manusia
spektrofotometri
umur
berdasarkan
perubahan
Ultraviolet-Visual warna yang kemudian dicocokkan
(UV-Vis), didapat bahwa terjadi dengan kartu warna Natural Color perubahan spektrum pada Hb yang System (NCS) yang dikeluarkan oleh disebabkan
oleh
oksidasi
Fe
2+
Scandinavian
Color
Institute
of
menjadi Fe3+. Dengan bertambahnya Stockholm, swedia oleh Harianja umur
bercak
darah
maka
ada (2011). Peneliti lain yang melakukan
perubahan absorban pada bercak penelitian terhadap bercak darah darah sehingga dapat dijadikan acuan adalah
Indrayana
(2013)
yang
sebagai perkiraan usia bercak darah meneliti umur bercak darah manusia yang berada di TKP.
6,8
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
3
Juni 2014
dengan
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
mempergunakan
High
Performance
terdapat
dalam
molekul
saling
Liquid
bergetar, getaran yang terjadi pada
Chromatography (HPLC). Penelitian
gugus fungsi ini akan dibaca oleh
ini
spektrofotometri infra red. Terdapat
berdasarkan
pada
perubahan
jumlah produk degradasi heme (peak
beberapa
X dan Y). Peak X dan Y terjadi
menyebabkan hasil gugus fungsi
peningkatan seiring bertambahnya
yang terbaca berbeda, antara lain
umur bercak darah manusia.13,14
berat molekul Fe yang terdapat pada
Perubahan Fe2+ menjadi Fe3+
faktor
yang
dapat
hemoglobin dalam bercak darah akan bereaksi dengan oksigen di alam.
untuk memperkirakan umur bercak Molekul Fe dari bercak darah yang darah di TKP juga dapat di analisis terdapat di TKP akan teroksidasi spektrofotometri
infra
red. setelah
beberapa
lama
apabila
Spektrofotometri infra red dapat terdapat di lingkungan luar, sehingga mengindentifikasi perubahan suatu berat
molekul
akan
mengalami
gugus fungsi dalam suatu molekul, penurunan, perubahan berat molekul termasuk dalam hal ini molekul yang Fe yang terdapat dalam bercak darah terdapat dalam darah. Cara kerja akan dibaca oleh spektrofotometri spektrofotometri infra red ini yaitu infra red. Berdasarkan penelitian dengan
cara
memancarkan sebelumnya gugus fungsi molekul
gelombang
radiasi
yang
akan Fe-O terdapat pada rentang bilangan
menimbulkan
getaran
molekulgelombang 200-800 cm-1, dengan
molekul yang terdapat dalam darah, demikian peneliti akan membaca getaran yang ditimbulkan ini akan sampel
pada
rentang
bilangan
menyebabkan gugus fungsi yang gelombang 200-800 cm-1.7,21,27
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
4
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
Juni 2014
Oleh karena spektrofotometri
kelembaban kota Pekan Baru, Riau,
infra red dapat mengidentifikasi
yang diperoleh berdasarkan data
perubahan
Badan Meteorologi Klimatologi dan
nilai
persentransmitan
(%T) gugus fungsi suatu molekul
Geofisika
dalam
suatu
Baru, sampel akan di keringkan di
dalam
hal
menyusun
senyawa, ini
termasuk
molekul
yang
senyawa-senyawa
di
Panam
(BMKG)
tepatnya
Laboratorium
Kota
Pekan
di
halaman
Kimia
Fakultas
dalam darah, maka peneliti tertarik
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
untuk
Alam Universitas Riau. Analisis
melakukan
penentuan
umur
penelitian
bercak
darah
dengan spektrofotometri infra red
manusia pada kain katun dengan
akan
mempergunakan
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
spektrofotometri
infra red.
dilakukan
di
laboratorium
Pengetahuan Alam Universitas Riau. Populasi
METODOLOGI PENELITIAN
target
penelitian
yang akan dilakukan adalah pada
Jenis penelitian yang akan semua kain berwarna putih yang ada dilakukan adalah jenis penelitian bercak darah pada seluruh kota eksperimental
yang
menganalisis Pekan
Baru,
Riau.
Populasi
perubahan persentransmitan (%T) terjangkau dalam penelitian yang dari gugus fungsi Fe-O dengan akan dilakukan adalah semua kain mempergunakan
alat berwarna putih yang ada bercak
spektrofotometri infra red. darah Penelitian
ini
pada
wilayah
khususnya
akan daerah Panam.
dilaksanakan pada bulan Mei 2014 Penelitian ini telah lolos kaji sesuai dengan kondisi suhu dan
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
etik oleh Unit Etika Penelitian
5
Juni 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas
Riau
berdasarkan
penerbitan
Surat
Keterangan Lolos Kaji Etik nomor :
Nilai
median
persentransmitan (%T) sampel A, B, C dan D dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini:
45/UN19.1.28/UEPKK/2014
Berdasarkan
tabel
4.2
di
HASIL PENELITIAN Hasil
pengamatan
nilai
persentransmitan (%T) sampel A, B, C dan D dapat dilihat pada tabel 4.1
sampel A yaitu 85,9000 terjadi pada interval 6 jam, nilai median %T terendah sampel A yaitu 5,2650
dibawah ini: Berdasarkan dapatkan
dapatkan nilai median %T tertinggi
nilai
tabel
4.1
di
Persentransmitan
(%T) minimal pada sampel A 2,61 pada interval waktu 15 menit dan maksimal 75,16 pada interval 1 jam. Pada sampel B didapatkan nilai %T minimal 0,64 pada interval 30 menit dan maksimal 96,23 pada interval 48 jam, pada sampel C didapatkan nilai %T minimal 1,1 pada interval 30 menit dan maksimal 94,13 pada interval 48 jam, pada sampel D didapatkan nilai %T minimal 0,4 pada interval 24 jam dan maksimal 96,52 pada interval 48 jam.
terjadi pada interval 15 menit. Nilai median %T tertinggi sampel B yaitu 46,75000 terjadi pada interval 3 jam, nilai median %T terendah yaitu 5,8600 terjadi pada interval 15 menit. Nilai median %T tertinggi sampel C yaitu 54,4900 terjadi pada interval 1 jam, nilai median %T terendah yaitu 2,6000 terjadi pada interval 30 menit. Nilai median %T sampel D tertinggi yaitu 63,6700 terjadi pada interval 3 jam, nilai median %T terendah yaitu 4,9600 terjadi pada interval 30 menit. Linearitas sampel A, B, C dan D selama 7 hari pengamatan dapat dilihat pada gambar 4.1,
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
6
Juni 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
Terlihat %T menyebar secara acak dan tidak dalam suatu kesegarisan (linearitas). Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Nilai Persentransmitan (%T) Hasil Pengamatan Persentransmitan (%T) Kondisi A B C D Pengamatan Min Maks Min Maks Min Maks Min Maks %T %T %T %T %T %T %T %T Interval 15 Menit Jam 13.30 WIB 2,61 24,29 1,21 17,39 1,54 31,04 3,73 21,02 Suhu 28,5 oC Kelembaban 77 % Interval 30 Menit Jam 13.45 WIB 24,03 41,35 0,64 35,84 1,1 7,1 1,55 20,73 Suhu 28,5 oC Kelembaban 77 % Interval 1 Jam Jam 14.15 WIB 30,49 75,16 4,92 69,49 22,42 82,08 14,4 54,6 Suhu 28,5 oC Kelembaban 77 % Interval 3 Jam Jam 16.15 WIB 7,27 71,08 24,15 89,85 21,34 86,69 24,98 77,64 Suhu 28,5oC Kelembaban 77 % Interval 6 Jam Jam 19.15 WIB 80,3 91,5 27,33 91,12 3,08 89,63 22,96 96,47 Suhu 28,5 oC Kelembaban 77 % Interval 18 Jam Jam 09.00 WIB 4,7 17,4 3,9 51,7 3,2 41,1 9,0 39,5 Suhu 28,4 oC Kelembaban 79 % Interval 24 Jam Jam 13.15 WIB 2,9 43,5 12,9 63,7 4,7 40,1 0,4 38,9 Suhu 28,4 oC Kelembaban 79 % Interval 48 Jam Jam 13.15 WIB 10,72 54,98 21,40 96,23 7,68 94,13 17,72 96,52 Suhu 27,2 oC Kelembaban 86 % Interval 1 Minggu Jam 13.15 WIB 5,03 27,84 23,01 42,65 44,22 62,30 6,88 32,41 Suhu 27,2 oC Kelembaban 86 %
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
7
Juni 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
Tabel 4.2 Nilai Median Persentransmitan (%T) Waktu Pengamatan 15 Menit 30 Menit 1 Jam 3 Jam 6 Jam 18 Jam 24 Jam 48 Jam 1 Minggu
Nilai Median dari Hasil Persentransmitan (%T) A B C D 5,2650 5,8600 8,6100 13,7150 28,6900 15,8760 2,6000 4,9600 51,1500 46,1000 54,4900 34,9000 30,3250 46,7500 42,0800 63,6700 85,9000 37,2400 41,9150 36,0500 13,6500 29,5000 16,3000 23,4500 27,7000 17,0500 28,4000 9,8500 28,1400 43,1600 43,9650 35,8900 12,5050 35,9550 53,6100 18,6550
Nilai Median dari Median A, B, C, D 7,235 10,417500 48,62 44,415 39,5775 19,875 22,375 39,525 27,31
Gambar 4.1 Linearitas sampel A, B, C dan D
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
8
Juni 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
Gambar 4.2 Nilai median persentransmitan (%T) sampel A, B, C dan D
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
9
Juni 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
Nilai
median
1 jam dan yang terendah yaitu
persentransmitan (%T) sampel A
2,6000 pada interval waktu 30 menit.
dapat dilihat pada gambar 4.2 Pada
Nilai median persentransmitan (%T)
gambar 4.2 di atas di dapat bahwa
sampel D pada gambar 4.2 dapat
nilai %T yang di amati dari hari 1 s/d
dilihat bahwa nilai %T yang di amati
7 berfluktuatif dengan nilai median
dari hari 1 s/d 7 berfluktuatif dengan
tertinggi yaitu 85,9000 yang di
nilai median tertinggi yaitu 63,6700
analisis pada interval waktu 6 jam
yang di analisis pada interval waktu
dan yang terendah yaitu 5,2650 pada
3 jam dan yang terendah yaitu
interval
Nilai
4,9600 pada interval waktu 30 menit.
(%T)
Suhu udara rata-rata perhari
gambar 4.2 dapat
kota pekanbaru dapat dilihat pada
dilihat bahwa nilai %T yang di amati
gambar 4.3 Dari gambar diatas
dari hari 1 s/d 7 berfluktuatif dengan
didapatkan bahwa suhu udara rata-
nilai median tertinggi yaitu 46,7500
rata perhari Kota Pekanbaru dari hari
yang di analisis pada interval waktu
1 s/d 7 berfluktuatif dengan Suhu
3 jam dan yang terendah yaitu
udara rata - rata perhari
5,8600 pada interval waktu 15 menit.
28,5oC pada tanggal 24 Mei 2014
Nilai median persentransmitan (%T)
dengan suhu udara rata - rata perhari
sampel C pada
terendah 26,1oC terjadi pada tanggal
median
waktu
15
menit.
persentransmitan
sampel B pada
gambar 4.2 dapat
dilihat bahwa nilai %T yang di amati
tertinggi
28 Mei 2014.
dari hari 1 s/d 7 berfluktuatif dengan
Kelembaban udara rata-rata
nilai median tertinggi yaitu 54,4900
perhari kota pekanbaru yang terlihat
yang di analisis pada interval waktu
pada gambar 4.3 dapat diketahui bahwa kelembaban udara rata - rata
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
10
Juni 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
Gambar 4.3 Suhu dan Kelembaban udara rata-rata kota pekanbaru tanggal 24 mei – 30 mei 2014
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
11
Juni 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
perhari Kota Pekanbaru dari
linear
terpenuhi
yang
hari 1 s/d 7 berfluktuatif dengan
linearitas,
kelembaban udara rata - rata perhari
terdistribusi secara normal, rerata
tertinggi 87 % pada tanggal 28 Mei
residu
2014 dengan kelembaban udara rata -
independen,
rata perhari terendah 76 %
(homoskedisitas)
yang
tidak
ada
harus
outlier, konstan
dan
tidak
ada
untuk
Linearitas diketahui dengan
mengetahui apakah variabel bebas
membuat scatter plot antara variabel
dan variabel terikat dengan skala
bebas
numerik memiliki korelasi atau tidak
Asumsi linearitas terpenuhi apabila
dipergunakan uji korelasi pearson
scatter
jika
uji
linear. Berdasarkan gambar 4.1,
korelasi spearman jika distribusinya
maka didapatkan gambaran scatter
tidak normal, yang tujuannya dapat
plot yang menurut asumsi peneliti
dilakukan uji analisis multivariat
tidak memberikan kesan yang linear.
sehingga
persamaan
Hal ini menjadikan syarat pertama
regresi linear. Peneliti juga ingin
dan utama untuk diteruskan kepada
mengetahui hubungan satu variabel
analisis multivariat regresi linear
terikat berskala numerik (nilai %T)
tidak terpenuhi.
distribusi
statistik,
nol,
residu
autokorelasi (multikolineariti).28,29
terjadi pada tanggal 29 Mei 2014. Secara
sebaran
meliputi
normal
diperoleh
atau
dengan
plot
variabel
memberikan
terikat.
kesan
dengan satu variabel bebas berskala
Hasil penelitian seperti yang
numerik (gugus fungsi Fe-O). Oleh
terlihat pada gambar 4.2 selama 7
karena itu data-data yang diperoleh
hari pengamatan didapatkan bahwa
harus diuji terlebih dahulu untuk
nilai %T Fe-O berfluktuatif dan
melihat apakah syarat-syarat regresi
cendrung
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
meningkat
seiring
12
Juni 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
bertambahnya waktu. Hasil yang
dan kelembaban, pada penelitian
berbeda pada penelitian ini karena
yang di lakukan oleh Hanson (2010),
terdapatnya
sampel
perbedaan
perlakuan
darah
di
nilai
dengan
yaitu suhu dan kelembaban yang
beberapa perlakuan yaitu pada suhu
dibiarkan mengikuti kondisi iklim
dan
yang ada di wilayah Kota Pekanbaru.
Sedangkan
Sedangkan pada penelitian yang
bercak
dilakukan oleh Hanson (2010), hasil
dibiarkan terpapar oleh pengaruh
penelitian
lingkungan.
dikarenakan
tidak
berfluktuatif
terdapat
kelembaban pada
darah
yang
berbeda.
penelitian
pada
kain
ini, katun
beberapa
Aspek selanjutnya yang dapat
perlakuan yaitu pada suhu yang
menyebabkan nilai %T berfluktuatif
diatur pada kondisi 20oC, 4oC dan 47
yaitu waktu pembacaan sampel, pada
o
penelitian ini. Sampel tidak bisa di
75%, 80%, 85% dan 90%.8
baca pada saat bersamaan, hal ini
C dan dengan kelembaban 50%,
Oleh karena itu, pembahasan penelitian ini lebih ditekankan pada deskriptif
dikarenakan
juga yang menjadikan keterbatasan peneliti.
tidak
Pada
penelitian
yang
terjadinya linearitas antara nilai %T
dilakukan oleh Fujita et al (2005)
gugus fungsi Fe-O. Faktor – faktor
yang mengamati perbandingan g4
yang memungkinkan tidak terjadinya
(ferric non heme species) dengan H
linearitas akan ditinjau dari beberapa
(low spin
aspek yaitu suhu dan kelembaban
sampel
udara dan waktu pembacaan sampel
perlakuan yaitu pada suhu 20 oC, 25
Aspek pertama yang dapat mempengaruhi hasil %T yaitu suhu
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
ferric
heme
mendapatkan
species) beberapa
o
C, dan 40oC dengan kuat sinar 300-
500 lux. Hasil yang didapatkan yaitu
13
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
Juni 2014
nilai g4 semakin meningkat dan H
dibiarkan mengikuti kondisi iklim di
semakin
wilayah Kota Pekanbaru.8
menurun
seiring
bertambahnya hari. Perbedaan pada
Penelitian
yaitu
dilakukan
oleh
penelitian ini dikarenakan sampel
penelitian
bercak
di
Dohude (2011) tentang uji stabilitas
lingkungan luar dengan suhu yang
fero sulfat dalam kapsul alginate
mengikuti kondisi iklim di wilayah
yang menggunakan bahan pemburam
Kota Pekanbaru dan sampel pada
titanium
penelitian dibiarkan kontak langsung
disimpan
dengan sinar matahari. 16
alumunium foil, didapatkan bahwa
darah
Pada
di
letakkan
penelitian
yang
lainnya
dioksida
(TiO2)
dalam
dan
pengemas
yang
terdapat penurunan kadar zat besi
dilakukan oleh Hanson (2010) yang
selama 3 bulan penyimpanan yang
mengamati
yang
disebabkan oleh proses oksidasi Fe
terdapat pada bercak darah manusia
oleh oksigen yang terdapat di alam.
didapatkan hasil yaitu penurunan
Hasil penelitian yang didapat oleh
spektrum Hb yang terdapat pada
peneliti sejalan dengan penelitian
bercak darah seiring bertambahnya
yang dilakukan oleh Dohude (2011)
hari. Pada penelitian yang dilakukan
yaitu
oleh Hanson (2010), sampel tersebut
meningkat seiring berjalannya waktu
di amati pada
namun
spektrum
Hb
suhu diatur pada
nilai
%T
Fe-O
perbedaan
cendrung
hasil
pada
kondisi 20oC, 4oC dan 47oC dan
penelitian ini adalah didapatkan nilai
dengan kelembaban 50%, 75%, 80%,
%T
85% dan 90%, sedangkan pada
dikarenakan terdapatnya perbedaan
penelitian ini suhu dan kelembaban
perlakuan yang dilakukan peneliti
berfluktuatif.
Hal
ini
yaitu sampel disimpan di simpan
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
14
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
Juni 2014
pada lingkuan luar dengan suhu dan
terbentuknya
kelembaban bervariasi selama 7 hari
menggunakan regresi linear.
pengamatan. 26
SIMPULAN
Oleh
karena
itu
pada
linearitas
Berdasarkan penelitian yang mengamati
penelitian ini setidaknya ada 3 hal yang menjadi penyebab perbedaan hasil yang didapat, yaitu suhu udara,
Korelasi
persentransmitan
matahari
langsung.
Penelitian
-
penelitian sebelumnya menyatakan bahwa
oksidasi
Fe2+
menjadi
nilai
(%T)
Fe-O
terhadap usia bercak darah yang di analisis
dengan
Spektrofotometri kelembaban udara dan paparan sinar
dengan
menggunakan Infra
Red
didapatkan kesimpulan bahwa: 1. Pada
hasil
penelitian
perubahan
nilai
persentransmitan
(%T)
Fe3+dengan oksigen yang terdapat di
bercak darah manusia dengan
alam dapat dijadikan acuan dalam
mempergunakan
perkiraan usia bercak darah. Akan
Spektrofotometri Infra Red
tetapi, semua penelitian tersebut
sesuai
dengan
dilakukan pada suhu dan kelembaban
kota
pekanbaru
udara yang sudah diatur sedemikian
didapatkan
rupa. Sehingga kesimpulan pada
(kesegarisan)
penelitian ini menyatakan bahwa
memenuhi persamaan regresi
nilai %T Fe-O terhadap bercak darah
linear.
manusia
dengan
lingkungan tidak linearitas untuk
menggunakan
2. Nilai % T sampel A, B, C
spektrofotometri infra red belum bisa
dan D berfluktuatif dari hari
di aplikasikan secara riil di TKP
ke 1 sampai hari ke 7
dikarenakan yang
hasil
berfluktuatif
perubahannya dan
tidak
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
3. Pemeriksaan dengan
bercak
darah
menggunakan
15
Juni 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
Spektrofotometri Infra Red
yang
memiliki
belum dapat diaplikasikan di
dibawah normal.
kadar
Fe
TKP. DAFTAR PUSTAKA
SARAN Dari hasil penelitian Korelasi nilai persentransmitan terhadap usia bercak darah yang di analisis dengan menggunakan Spektrofotometri Infra Red,
maka
disarankan
Bloodstain Analysis
Pattern With
an
sebagai Introduction
berikut: 1. Perlu
1. Bevel T. Gardner RM.
dilakukan
penelitian
to
Crimescene
lanjutan mengenai korelasi
Reconstruction, 3rd Ed.
nilai persentransmitan (%T)
CRC Press ; 2008
Fe-O terhadap umur bercak
2. Indonesia kurang bahan
darah sehingga metode ini
baku
bisa di aplikasikan di TKP.
http://www.kemenperin.go
2. Perlu untuk
dilakukan mengetahui
penelitian apakah
tekstil
.id/artikel/3983/IndonesiaKurang-Bahan-Baku-
terdapat perbedaan hasil yang
Tekstil
didapat
tanggal 9 Desember 2013
jika
menggunaan
media lain selain kain katun. 3. Perlu untuk
dilakukan mengetahui
penelitian apakah
[diunduh
pukul 22.36 WIB] 3. Siswandi S. Pemeriksaan Darah
dalam
terdapat perbedaan hasil yang
Kedokteran
didapat
Kehakiman.Dalam:
jika
menggunaan
sampel darah dari subjek
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
pada
Kumpulan
Bidang
Makalah dan
16
Juni 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
Penelitian
Ilmiah
Kedokteran
Ilmu
University of Tennessee,
Forensik.
Memphis
Jakarta: Departemen Ilmu
Hal:68-70
kedokteran Forensik dan Medikolegal
FKUI-
RSCM, 2008. Hal 50-61 3 4. Tjiptomartono
AL.
Pemeriksaan
Tempat
Kejadian Perkara. Dalam: Penerapan Kedokteran dalam
7. Basset J et al. Buku Ajar Vogel
Kimia
Kuantitatif Edisi
Analisis Anorganik.
ke-6.
Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007
Forensik
A Blue Spectral shift Of The
Hemoglobin
Age
19-36
Deposition) Serologi
Forensik. Dalam: Farmasi Forensik dan Toksikologi
Soret
Band Correlates With The
Sagung Seto, 2008. Hal
Penerapannya
2008
8. Hanson EK, Ballantyne J.
Jakarta:
5. Darmono.
;
Ilmu
Proses
Penyelidikan.
TN
(Time Of
Since Dried
Bloodstains. PLos ONE; 2010 9. Bremmer RH, De Bruin
dalam
KG, Van Gemert MJC,
Tindak
Van Leeuwen TG, Aalders
Pidana Kejahatan. Jakarta:
MCG. Forensic Quest for
UI Press, 2008. Hal 20-21
Age
Penyidik
6. Sutton Pattern Short
Kasus
PT.
Bloodstain
Interpretation, Course
Manual,
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
Determination
of
Bloodstain. 2011 10. Bauer M, Polzin S, Patzelt D. Quantification of RNA
17
Juni 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
degradation
by
semiquantitative
duplex
and competitive RT-PCR:
International 206, 2011. Hal 166-171 13. Harianja DM. Penentuan
a possible indicator of the
Umur
Bercak
age
Berdasarkan
of
bloodstain.
Forensic
Science
Bercak
International 138, 2003.
Medan:
Hal 94-103
Kedokteran
11. Anderson S, Howard B, Hobbs GR, Bishop CP. A
Darah
Perubahan
Warna
[Tesis]. Fakultas
Universitas
Sumatera Utara; 2011 14. Mohammad TI. Penentuan
Methode for determining
Umur
the age of
Manusia Pada Kain Katun
bloodstain.
Forensic
Science
Dengan
Bercak
Darah
Mempergunakan
International 148, 2005.
High Performance Liquid
Hal 37-45
Chromatography
12. Bremmer RH, De Bruin
Jakarta:
Fakultas
KG, Van Gemert MJC,
Kedokteran
Van Leeuwen TG, Aalders
Indonesia; 2013
MCG. Age estimation of blood
stains
hemoglobin
derivative
determination reflectance Forensic
by
15. Andrasco
[Tesis].
Universitas
J.
The
estimation of the age of bloodstains
by
HPLC
using
analysis. Journal Forensic
spectroscopy.
science 42. 1997. Hal 601-
Science
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
607
18
Juni 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
16. Fujita et al. Estimation of the
age
bloodstains
of
human
by
electron
paramagnetic
resonance
spectroscopy:
Long-term
Complexes.
Vibrational
Spectroscopy. Vol.64: 2126 ; 2013 WS.
karakterisasi
inframerah
untuk
controlled experimenton
mikroelektronik.
World
17. Sloane E. Anatomi dan
Scientific. (2004)
Fisiologi
untuk
Pemula.Jakarta:EGC; 2004
21. Lau
22. Silverstein
RM.
Spectrometric
18. Khopkar. Konsep Dasar
identification of anorganic
Kimia Analitik, UI Press,
compound. John whiley &
Jakarta; 2003
Sons, Inc, (2005)
19. Day R, Underwood A.
23. James SH, Kish PE, Sutton
Analisis Kimia Kuantitatif
TP.
Edisi
Physical
Keenam.
Biological
and
Properties
Penerjemah: Sopyan Iis.
Human
Jakarta:
Erlangga.
Principles of Blood Stain
Terjemahan
dari:
Pattern Analysis Theory
Quantitative
Analysis
and Practice. Boca Raton:
20. Rygula, A, Wrobel TP, Szklarzewicz, J, Baranska, UV-vis,
Infra
red
48 24. Hapsoro.
Perbandingan
Kemampuan
spectroscopy Studies on
Natrium
Luteolin-Al(III)
(Na2S2O3)
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
In:
CRC Press, 2005. Hal 41 –
Sixth Edition; 2002
M.
Blood.
of
Pereduksi Tiosulfalat dan
kalium
19
Juni 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
oksalat
(K2C2O4)
Pada
Fakultas
Farmasi
Analisa Kadar Total Besi
Universitas Sumatra Utara;
Secara
Spektrofotometri
2011
[Skripsi].
27. Budi
UV-Vis Surabaya
:
Matematika
Fakultas dan
Ilmu
Asih
KS,
Prodjosantoso
AK,
Septiantinur. Besi (II) dan
Pengetahuan Alam Institut
Besi
Teknologi
Sintesis dan prospek bio
Sepuluh
November ; 2011
Cara
askorbat:
fungsi sebagai suplemen
25. Dahlan MS. Besar Sampel dan
(III)
Pengambilan
anti anemia. Yogyakarta: Universitas
Negri
Sampel dalam Penelitian
Yogyakarta:
Kedokteran
dan
pendidikan kimia, FMIPA;
Kesehatan.
Jakarta:
Penerbit Salemba Medika, 2010. Hal 99-100 26. Dohude Stabilitas Dalam
Fero Kapsul
Yang
Uji sulfat Alginat
Menggunakan
Bahan
2011 28. Dahlan untuk
SCK.
Jurusan
MS.
Statistikun
Kedokteran
Kesehatan.
dan
Jakarta:
Penerbit Salemba Medika, 2011. Hal 1-28 29. Dahlan
MS.
Analisis
Pemburam
Multivariat Regresi Linear.
Titanium Dioksida (TiO2)
Jakarta: Penerbit Salemba
Dan
Medika, 2011. Hal 3-13
Disimpan
Pengemas
Dalam
Alumunium
Foil [skripsi]. Medan :
JOM Vol 1, No 2, Oktober 2014
20