E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata
ISSN: 2301-6523
Vol.5, No.1, Januari 2016
Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Buah Salak Bali (Salacca Zalacca var. ambonensi) oleh Rumah Tanggadi Kota Denpasar, Provinsi Bali I NENGAH ARI MEDIKANA, I MADE SUDARMA, A.A.A. WULANDIRA SAWITRI DJELANTIK Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan PB Sudirman 80232 Denpasar Email :
[email protected] [email protected] Abstract Factors that Affect to Demand of Salak Bali Fruit (Salacca Zalacca var. ambonensi)by Householdin Denpasar City,Bali Province This study aims to know factors that affectdemand quantity ofSalak Bali fruit and magnitude the elasticity of Salak Bali fruit’s demand in Denpasar City. Location of study was atBadung Market, Kreneng Market, Sanglah Market, and Satrya Market thathas been determinated purposively. Populationswas houshold which bought Salak Bali fruit attraditional markets. This study used accidental samplingtechnique.There were 40 samples which has been determined purposively. This study used thetransformed multiple regressionfunctionmodel. Independent variables are X1 (price of Salak Bali fruit), X2(price of orange), X3(price of apple), X4 (price of mango), X5 (quantity of household members), X6 (income of household), and dummy (there are religious celebrations/there aren’t any religious celebrations). The function model is LNY = 2,65 - 1,126 LNX1** - 1,360 LNX2** - 0,643 LNX3** + 0,892LNX4*+ 0,363LNX5**+ 0,590LNX6** + 0.129D**. Factors that affectdemand quantity of Salak Bali fruit are price of Salak Bali fruit, price of orange, price of apple, price of mango, quantity of household members, income household, and situasion.The price elasitcity is elastis, based on cross elasticity both orange and apple are complementary product, while mango is substitution product of Salak Bali fruit. The income elasticity shows that Salak Bali fruits is normal product. Keywords :demand,Salak Bali fruit, Denpasar City, elasticity 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting di Indonesia sebagai peningkat devisa negara melalui ekspor. Terdapat banyak sub sektor
1
2
pertanian salah satunya adalah sub sektor hortikultura. Sub sektor hortikultura seperti komoditi buah-buahan merupakan salah komoditi yang memiliki prospek cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia. Khusus di Provinsi Bali, daerah penghasil buah salak terbesar yaitu Desa Sibetan, Kabupaten Karangasem. Masyarakat menyebutnya dengan nama buah Salak Bali. Keberadaan buah Salak Bali sudah ditetapkan berdasarkan SK Mentan No. 585/Kpts/TP.240/7/94 yang memiliki dua varietas yaitu varietas bali dan varietas gula pasir. Kota Denpasar bisa menjadi lokasi penerima supplier buah salak yang baik untuk Desa Sibetan karena pengeluaran makanan per kapita termasuk didalamnya buah-buahan merupakan yang terbesar, yaitu sebesar Rp. 576.065 per bulan. (Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2014). Menurut Soetomo (2001), Buah salak memiliki beberapa keunggulan, antara lain memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap, sumber serat yang baik, mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, dapat menurunkan kolesterol dalam tubuh, menurunkan kadar gula dalam darah, mempertahankan kelembaban kulit, mempertahankan struktur tulang, dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit (antibodi). Khusus di Kota Denpasar, buah salak dapat diperoleh di pasar tradisonal dan modern.Rumah tangga sebagai konsumen pada umumnya lebih dominan berbelanja di pasar tradisional karena harga produk lebih terjangkau.Adapun jenis salak yang tersedia adalah buah Salak Bali, buah salak gula pasir, dan buah salak pondoh. Rumah tangga lebih dominan membeli buah Salak Bali karena harga lebih terjangkau, memiliki rasa yang khas, dan buah salak lokal asli bali.Jenis buah Salak Bali yang tersedia di pasar adalah buah salak gondok, buah salak nenas, dan buah salak nangka. Perkembangan harga buah Salak Bali di pasar terkadang tidak menentu.Melihat buah Salak Bali merupakan tanaman musiman, penurunan harga biasanya terjadi pada saat musim buah tersebut karena pasokan buah meningkat sehingga menyebabkan harga turun, dan sebaliknya.Jumlah kebutuhan rumah tangga di Kota Denpasar terhadap buah Salak Bali juga tidak menentu. Terdapat fenomena yang dapat diamati di pasar tradisional, yaitudari sisi pedagang, mereka menawarkan berbagai jenis komoditi buah-buahan.Di sisi rumah tangga sebagai konsumenmenemukan berbagai jenis komoditi buah-buahan yang dijual oleh pedagang.Keputusan masing-masing dalam membeli buah-buahan berbeda-beda.Ada beberapa rumah tangga yang hanya membeli buah Salak Bali, namun ada pula konsumen yang membeli kombinasi berbagai jenis buah-buahan termasuk didalamnya buah Salak Bali.Dari uraian-uraian diatas, menarik dikaji lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan buah Salak Bali oleh rumah tangga di Kota Denpasar.
3
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut. 1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi jumlah permintaan buah Salak Bali oleh rumah tangga di Kota Denpasar, Provinsi Bali ? 2. Berapakah besarnya perubahan permintaan buah Salak Bali oleh rumah tangga di Kota Denpasar akibat dari perubahan harganya (elastisitas harga), perubahan harga buah lain (elastisitas silang), dan perubahan pendapatan (elastisitas pendapatan) ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan buah Salak Bali oleh rumah tangga di Kota Denpasar, Provinsi Bali. 2. Untuk mengetahui besarnya perubahan permintaan buah Salak Bali oleh rumah tangga di Kota Denpasar akibat dari perubahan harganya (elastisitas harga), perubahan harga buah lain (elastisitas silang), dan perubahan pendapatan (elastisitas pendapatan). 2. Metode Penelitian 2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September s.d. Oktober 2015 di empat pasar tradisional yang memiliki jumlah pedagang terbesar di masing-masing kecamatan di Kota Denpasar.Adapun empat pasar tersebut, yaitu (1) Pasar Badung (Kecamatan Denpasar Barat), (2) Pasar Sanglah (Kecamatan Denpasar Selatan), (3) Pasar Kreneng (Kecamatan Denpasar Utara), dan (4) Pasar Satrya (Kecamatan Denpasar Timur) (PD. Pasar Kota Denpasar, 2015). 2.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah anggota rumah tangga yang membeli buah Salak Bali di pasar tradisional (Pasar Badung, Pasar Kreneng, Pasar Sanglah, dan Pasar Satrya) Kota Denpasar.Metode Pengambilan sampel yang digunakan adalah metode accidental sampling, dalam arti seluruh anggota rumah tangga yang kebetulan membeli buah Salak Bali di pasar tradisional tersebut.Penentuan jumlah sampel ditetapkan secara purposive (sengaja) yaitu 40 orang responden dengan pertimbangan jumlah tersebut dinilai cukup dalam penelitian ini, mengingat bahwa sampel minimal untuk memenuhi syarat sebaran normal adalah 30 orang responden (Priyanti, 2012). Jumlah sampel tersebut kemudian dibagi ke dalam empat pasar tradisional dengan jumlah responden yang sama di masing-masing pasar tradisional yaitu 10 orang responden. Selain rumah tangga, beberapa pedagang juga digunakan sebagai responden sebagai tambahan informasi untuk menunjang penelitian
4
ini.jumlah responden ditetapkan secara purposive yaitu sebanyak dua pedagang di masing-masing pasar. 2.3 Teknik Pengumpulan Data, Variabel Penelitian dan Metode Analisis Data pada penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dengan rumah tangga, instansi pemerintah, buku-buku, dan internetVariabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan buah Salak Bali dan elastisitas permintaan harga, silang, dan pendapatan.Metode analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut. 1. Spesifikasi model fungsi regresi berganda Model persamaan regresi berganda secara umum adalah sebagai berikut (Sugiarto dan Harijono, 2000). Y= a + b1X1 + b2X2 +…+bnXn + ε (1) Model fungsi permintaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda yang ditransformasi kedalam bentuk logaritma natural (LN), sehingga persamaannya menjadi seperti berikut. LN =LN + LN + LN + LN + LN
+ LN + LN + + (2) Keterangan : = Permintaan buah Salak Bali (Kg/bulan) X1 = Harga buah Salak Bali (rp/kg) X2 = Harga buah jeruk (rp/kg) = Harga buah apel (rp/kg) X3 X4 = Harga buah mangga (rp/kg) = Jumlah anggota rumah tangga (orang) X5 X6 = Total pendapatan rumah tangga (rp/bulan) D = Situasional (0 = bukan hari raya; 1 = hari raya) 0 = Konstanta = Error dengan mean ~ 0, , ,…, = Koefisien regresi. =Koefisien variabel Dummy situasional
2. Uji asumsi klasik (Suliyanto, 2011) dan (Anonim, 2009) (1) Uji Normalitas, metode yang digunakan yaitu metode Signifikasi Skewness dan Kurtosis. Jika nilai Zskew dan Zkhurt kurang dari 2,58 maka model bersdistribusi normal. (2) Uji Multikolinearitas, metode yang digunakan yaitu metode TOL (Tolerance) dan VIF (Variance Inflation Faktor). Jika nilai TOL lebih dari 0,10 dan nilai VIF tidak lebih dari sepuluh, maka model dinyatakan tidak mengandung gejala multikolinieritas. (3) Uji Heterokedastisitas, metode yang digunakan yaitu metode Glejser Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai alpha (sig. > = 0,05 ), maka dapat dipastikan model tidak mengandung gejala heteroskedastisitas.
5
3. Uji statistik (Santoso dan Fandy, 2002) (1) Uji Koefisien Determinasi (R2) !" ∑ #"
R2 = 1 –∑
(3)
Keterangan : R2 = Koefisien determinasi − % = Kuadrat selisih nilai Y riil dengan nilai Y prediksi − # = Kuadrat selisih nilai Y riil dengan nilai Y rata-rata.
(2) Uji F-hitung F-hitung =
&" /(
(4)
&" /)
Keterangan : R2 = koefisien determinasi n = banyaknya sampel k =jumlah koefisien yang diukur
Jika probabilitas > = 0,05, artinya semua variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya, dan sebaliknya. (3) Uji t-hitung t-hitung=
*
(5)
+, *
Keterangan : bi = koefisien regresi ke i se (bi) = standart error koefisienregresi ke-i
Jika probabilitas > = 0,10, artinya masing-masing variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya, dan sebaliknya. 4. Elastisitas permintaan Tabel 1 Rumus dan Kriteria Elastisitas Permintaan No 1
Elastisitas Harga
Rumus ∆/ Ep = × ∆01
2
3
Silang
Pendapatan
Es =
EI =
∆/ ∆06
∆/ ∆8
×
×
8 /
01 /
06 /
Kriteria Ep < 1, inelastis Ep > 1, elastis Ep = 1, elastis uniter Ep = ∞, elastisitas sempurna Ep = 0, inelastis sempurna Es = + (barang substitus) Es = 0(barang normal) Es = (barang komplementer) EI≤ 0, barang inferioer 0 < EI< 1, barang normal EI> 1, barang mewah
Keterangan ∆4 =Perubahan jumlah barang yang diminta Q = Jumlah barang yang diminta ∆5 = Perubahan harga barang Px = harga barang tersebut ∆57 = Perubahan harga barang lain Py = Harga barang lain ∆< = Perubahan pendapatan I = Pendapatan.
Sumber : (Pappas dan Mark, 1995), (Soekartawi, 1989), dan (Soekirno, 2003)
6
3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Karakteristik Responden Dilihat dari sisi usia dan pendidikan terakhir, responden yang membeli buah Salak Bali di pasar tradisional adalah usia 20 s.d 60 tahun. Namun, responden dengan usia 60 tahun ke atas merupakan yang paling sedikit. Responden yang membeli buah Salak Bali di pasar tradisional adalah tingkat SD, SMA, Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana. Tingkat pendidikan pascasarjana paling sedikit ditemukan membeli buah Salak Bali di pasar tradisional yaitu sebesar (2,5%). Hal tersebut bukan berarti mereka tidak peduli dengan kebutuhan buah-buahan seperti buah Salak Bali, namun kemungkinan mereka berbelanja di pasar modern. Dilihat dari pekerjaan responden, terdapat enam jenis pekerjaan yaitu, PNS, pegawai swasta, buruh, karyawan, wiraswasta, dan ibu rumah tangga.Jenis pekerjaan sebagai ibu rumah tangga paling banyak ditemukan membeli buah Salak Bali di pasar tradisional karena mereka memiliki banyak waktu untuk mengurus kebutuhan rumah tangga, termasuk menyiapkan kebutuhan buah-buahan seperti buah Salak Bali. Dilihat dari sisi jumlah anggota keluarga, responden yang ditemukan membeli buah Salak Bali di pasar tradisional adalah yang memiliki jumlah anggota dua s.d.limaorang. Responden yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak empat orang lebih mendominasi membeli buah Salak Bali di pasar tradisional. Dilihat dari sisi pendapatan, responden yang membeli buah Salak Bali di pasar tradisional adalah responden yang memiliki pendapatan rumah tangga sebesar tiga juta s.d sembilan juta ke atas, namun responden berpendapatan sembilan juta ke atas paling sedikit ditemukan membeli buah Salak Bali di pasar tradisional. Biasanya masyarakat yang berpendapatan tinggi cenderung berbelanja di pasar moderen 3.2 Perilaku Responden dalam Pembelian Buah Salak Bali Dilihat dari sisi kuantitas dan frekuensi pembelian, dalam satu kali pembelian responden membeli buah Salak Bali sebanyak 1 kg, 1,5 kg, 2 kg. 2,5 kg, 3 kg, 4 kg, dan 5 kg. Namun, sedikit ditemukan responden yang membeli buah Salak Bali di atas 2,5 kg. hal ini disebabkan oleh buah Salak Bali tergolong produk pertanian yang cepat rusak. Dilihat dari sisi frekuensi pembelian, ditemukan frekuensi pembelian buah Salak Bali dari satu bulan adalah 2, 3, 4, 5, 6, dan 8 (kali per bulan).Namun, paling banyak ditemukan responden membeli buah Salak Bali delapan kali dalam satu bulan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesegaran buah Salak Bali Dilihat dari respon rumah tangga ketika terjadi perubahan, yaitu (1) ketika harga buah Salak Bali turun sebagian besar responden akan membeli buah Salak Bali dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya, (2) ketika pendapatan naik sebagian besar akan membeli buah Salak Bali lebih banyak dari biasanya, dan (3) sebagian besar
7
responden akan meningkatkan jumlah pembelian buah Salak Bali ketika menjelang hari raya. 3.3 Uji Ketepatan Model Regresi 1. Uji asumsi klasik Tabel 2 Hasil Uji Asumsi Klasik Fungsi Permintaan
Uji asumsi klasik Normalitas Zkew = 0,38
Regresi berganda yang ditransformasi
Multikolinearitas
Heterokedastisitas
Nilai VIF
P-Value
Zkurt = 0,75
Nilai Tolerance X1 = 0,913
X1 = 1,096
X1 = 0,777
Nilai kritis = 2,58
X2 = 0,683
X2 = 1,464
X2 = 0,533
X3 = 0,724
X3 = 1,380
X3 = 0,926
X4 = 0,665
X4 = 1,504
X4 = 0,591
X5 = 0,858
X5 = 1,166
X5 = 0,784
X6 = 0,823
X6 = 1,215
X6 = 0,222
D = 0,923
D = 1,083
D = 0,599
a. Uji normalitas, menunjukkan bahwa nilai Zskew yang dihasilkan sebesar 0,38 dan nilai Zkurt sebesar 0,75. Tingkat toleransi yang digunakan adalah 0,01 atau satu persen yang berarti nilai kritisnya sebesar ±2,58. Kesimpulannya, karena nilai standarisasi skewness dan kurtosis lebih kecil dari 2,58 maka dengan tingkat toleransi satu persen, nilai residual terstandarisasi terdistribusi normal. b. Uji multikolinieritas, menunjukkan bahwa semua nilai VIF pada variabel bebas lebih kecil dari 10. Kesimpulannya adalah model regresi yang terbentuk tidak terjadi gejala multikolinieritas. c. Uji heterokedastisitas, menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi gejala heterokedastisitas. Hal ini karena Sig. variabel harga buah Salak Bali, harga buah jeruk, harga buah apel, harga buah mangga, jumlah anggota kelurga, pendapatan keluarga, dan situasional lebih besar dari alpha (0,05). 2. Uji statistik a. Uji R, menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas tersebut dapat mempengaruhi permintaan buah Salak Bali sebesar 78,5%, sedangkan sisanya sebesar 21.5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan atau dijelaskan dalam model. b. Uji F-hitung, menunjukkan bahwa variabel bebas secara simultan mampu menjelaskan jumlah permintaan buah Salak Bali atau model dinyatakan cocok karena nilai probabilitas yang dihasilkan lebih kecil dari taraf nyata 0,05
8
c. Uji T-hitung, menunjukkan bahwa semua variabel bebas berpengaruh terhadap jumlah permintaan buah Salak Bali dengan nilai taraf nyata sebesar 5% (0,05) dan 10% (0,1). Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3 Hasil Uji Statistik Uji statistik Fg. permintaan
Cobb-Douglas
Koefisien determinasi
0,785 atau 78,5%
F- hitung
t-hitung
p-value = 0,000
p-value : X1 = 0,000** X2 = 0,001** X3 = 0,017** X4 = 0,053* X5 = 0,001** X6 = 0,000** D = 0,024**
3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Permintaan Buah Salak Bali Model fungsi permintaan buah Salak Bali di Kota Denpasar adalah sebagai berikut. LN Y = 2,65 - 1,126 LNX1** – 1,360 LNX2** – 0,643 LNX3** + 0,892 LNX4* + 0,363 LNX5** + 0,590 LNX6** + 0.129D** Harga buah Salak Bali (X1), jika harga buah Salak Bali naik sebesar satu persen, maka jumlah permintaan buah Salak Bali turun sebesar 1,126%, dan sebaliknya jika harga buah Salak Bali turun sebesar satu persen maka permintaan buah Salak Bali naik sebesar 1,126% dengan asumsivfaktor lain yang mempengaruhi jumlah permintaan buah Salak Bali tetap (ceteris paribus).Harga buah jeruk (X2), jika harga buah jeruk naik sebesar satu persen, maka jumlah permintaan buah Salak Bali turun sebesar 1,360%, dan sebaliknya jika harga buah jeruk turun sebesar satu persen maka jumlah permintaan buah Salak Bali naik sebesar 1,360% dengan asumsi ceteris paribus. Harga buah apel (X3), jika harga buah apel naik sebesar satu persen, maka jumlah permintaan buah Salak Bali turun sebesar 0,643%, dan sebaliknya jika harga buah apel turun sebesar satu persen maka rata-rata permintaan buah Salak Bali naik sebesar 0,643% dengan asumsi ceteris paribus. Harga buah manga (X4), jika harga buah mangga naik sebesar satu persen, maka jumlah permintaan buah Salak Bali naik sebesar 0,892%, dan sebaliknya jika harga buah apel turun sebesar satu persen maka rata-rata permintaan buah Salak Bali turun sebesar 0,892% dengan asumsi ceteris paribus.
9
Jumlah anggota keluarga (X5), jika jumlah anggota keluarga bertambah sebesar satu persen, maka jumlah permintaan buah Salak Bali naik sebesar 0,363%, dan sebaliknya jika anggota keluarga berkurang sebesar satu persen maka jumlah permintaan buah Salak Bali turun sebesar 0,363% dengan asumsi ceteris paribus.Pendapatan keluarga (X6), jika pendapatan keluarga naik sebesar satu persen, maka jumlah permintaan buah Salak Bali naik sebesar 0,590%, dan sebaliknya jika pendapatan keluarga turun sebesar satu persen maka rata-rata permintaan buah Salak Bali turun sebesar 0,590% dengan asumsi ceteris paribus.Situasional (D), hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada situasi hari raya keagamaan permintaan buah Salak Bali sebesar 1,138 kg, sedangkan jumlah permintaan buah Salak Bali pada harihari biasa (bukan hari raya) sebesar satu kilogram. 3.5 Elastisitas Permintaan a. Elastisitas harga, menunjukkan bahwa variabel harga buah Salak Bali memiliki hubungan yang terbalik dengan permintaan buah Salak Bali karena bernilai negatif. Nilai elastisitasnya menunjukkan lebih dari satu (elastis) artinya rumah tangga peka terhadap perubahan harga buah Salak Bali. Jika harga buah Salak Bali naik sebesar satu persen maka permintaan buah Salak Bali turun sebesar 1,13%, begitu juga sebaliknya. b. Elastisitas silang, menunjukkan bahwa buah jeruk dan buah apel merupakan barang komplementer buah Salak Bali karena bernilai negatif, sedangkan buah mangga merupakan barang substitusi dari buah Salak Bali karena bernilai positif. c. Elastisitas pendapatan, menunjukkan bahwa nilainya lebih kecil dari satu dan bertanda positif berarti buah Salak Bali termasuk barang normal (inelastis), Inelastis artinya persentase perubahan permintaan lebih kecil daripada perubahan pendapatan, dengan kata lain peningkatan pendapatan tidak akan menyebabkan peningkatan yang besar terhadap jumlah buah Salak Bali yang diminta, begitu juga sebaliknya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4berikut. Tabel 4 Elastisitas Permintaan Buah Salak Bali Variabel Harga buah Salak Bali (X1)
Nilai Elastisitas Harga
Silang
Pendapatan
-1,13
Keterangan Permintaan elastis
Harga buah jeruk (X2)
-1,36
Komplementer
Harga buah apel (X3)
-0,64
Komplementer
Harga buah mangga (X4)
0,89
Substitusi
Pendapatan keluarga (X6)
0,59
Barang normal
10
4. Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan buah Salak Bali oleh rumah tangga di Kota Denpasar adalah harga buah itu sendiri (Salak Bali), harga buah yang lain (jeruk, apel, dan mangga), jumlah anggota rumah tangga, pendapatan rumah tangga, dan situasional (hari raya atau bukan hari raya).Elastisitas harga atas permintaan buah Salak Baliadalah elastis, elastisitas silang menunjukkan buah jeruk dan buah apel sebagai barang komplementer dari buah Salak Bali dan buah mangga substitusi dari buah Salak Bali. 4.2 Saran Saran yang dapat disampaikan berhubungan dengan penelitian ini, yaitu (1)perlu diadakan penelitian dalam jangka waktu yang lebih lama, sebab harga buah Salak Bali cukup berfluktuasi dari bulan ke bulan, dan terdapat buah pengganti yang tergolong buah musiman seperti buah mangga, sehingga nantinya dapat diketahui lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan buah Salak Bali dan buahbuah lainnya yang dapat digunakan sebagai pengganti buah Salak Bali. (2) perlu diadakan penelitian lanjutan dengan menerapkan model ekonometrika yang mencakup wilayah yang lebih luas, sehingga berbagai faktor yang dapat mempengaruhi permintaan buah Salak Bali dapat diestimasi. Daftar Pustaka Anonim. 2009. Uji Asumsi Klasik. http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/ujiasumsi-klasik.html. (diakses pada tanggal 14 Oktober 2015) Badan Pusat Statistik. 2014. Bali dalam angka 2013. BPS Provinsi Bali. Pappas, J. L. dan Hirschey, M.. 1995. Ekonomi Manajerial. Jilid I. Jakarta : Binarupa Aksara. Perusahaan Daerah Kota Denpasar. 2015. Jumlah Pasar Tradisonal di Kota Denpasar 2014. Priyanti, D. 2012. Analisis Perilaku Permintaan Rumah Tangga dan Jumlah Pasokan Cabai Merah Kriting di DKI Jakartahttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/60849. (diakses pada tanggal 30 Agustus 2015). Santoso, S dan Fandy, T. Riset Pemasaran : Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2002. Soekartawi.1989. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi.Cetakan keenam.Jakarta : Erlangga. Soetomo, H.A. 2001.Teknik Bertanam Salak. Sinar Baru Algesindo. Bandung. Sugiarto dan Harijono. 2000. Peramalan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Sukirno, S. 2003. Pengantar Teori Mikroekonomi.PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.