EVALUASI PERTUMBUHAN DAN KUALITAS DAGING IKAN PATIN Pangasius sp. PADA PERIODE TERTENTU YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG DAUN KAYU MANIS Cinnamomum burmanni
ALIYAH SAKINAH
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Evaluasi Pertumbuhan dan Kualitas Daging Ikan Patin Pangasius sp. pada Periode Tertentu yang Diberi Pakan Mengandung Daun Kayu Manis Cinnamomum burmanni ” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Aliyah Sakinah NIM C14100082
ABSTRAK ALIYAH SAKINAH. Evaluasi Pertumbuhan dan Kualitas Daging Ikan Patin Pangasius sp. pada Periode Tertentu yang Diberi Pakan Mengandung Daun Kayu Manis Cinnamomum burmanni. Dibimbing oleh MIA SETIAWATI dan DEDI JUSADI. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan kualitas daging ikan patin Pangasius sp. yang diberi pakan mengandung tepung daun kayu manis Cinnamomum burmanni dengan dosis dan lama pemberian berbeda. Sebanyak 20 ekor ikan patin berukuran 21,24±2,39 g dipelihara dalam akuarium berukuran 100x40x50 cm. Ikan diberi empat jenis pakan yang mengandung daun kayu manis masing-masing sebesar 0,0%, 0,5%, 1,0% dan 1,5% selama 60 hari. Pemberian pakan dilakukan sebanyak tiga kali sehari secara at satiation. Kualitas daging ikan diuji melalui uji organoleptik dan analisa proksimat pada hari ke 20, 40, dan 60. Hasil menunjukkan bahwa sampai hari ke-40 pemeliharaan, pertumbuhan ikan yang diberi pakan mengandung 0,0%, 0,5%, dan 1,5% daun kayu manis menunjukkan kinerja pertumbuhan yang sama, dan memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi dari ikan yang diberi pakan mengandung 1,5% daun kayu manis. Berbeda halnya dengan kinerja pertumbuhan ikan pada hari ke60, ikan yang diberi pakan 0,5%, 1,0%, dan 1,5% secara signifikan memiliki pertumbuhan yang lebih rendah dari ikan yang diberi pakan 0,0% daun kayu manis. Sesuai dengan respon pertumbuhan, ikan yang diberi pakan 0,5% daun kayu manis selama 40 hari memiliki tekstur daging terbaik dan protein daging tertinggi. Kata kunci: daun kayu manis, ikan patin, pertumbuhan, tekstur
ABSTRACT ALIYAH SAKINAH. Evaluation of growth performance and meat quality of catfish Pangasius sp. at different feeding period by using cinnamon leaves Cinnamomum burmanni enriched diet. Supervised by MIA SETIAWATI and DEDI JUSADI. This research was performed to evaluate growth performance and meat quality at different feeding period of catfish Pangasius sp. fed on cinnamon leaves Cinnamomum burmanni enriched diet. Twenty fishes with average body weight of 21,24±2,39 g were distributed into 100x40x50 cm of aquarium. Fish were fed on the diet contained Cinnamomum burmanni leaves of either 0,0%, 0,5%, 1,0%, or 1,5% respectively, for 60 days. Fish were fed on those diets three times a day at satiation. Fish meat quality were evaluated by organoleptic test and proximate analysis at day 20, 40, and 60. The result showed that until day 40, fish fed on the diets contained either 0,0%, 0,5%, and 1,0% cinnamon leaves had the same growth, and higher than that fed on 1,5% cinnamon leaves. On the other hand, fish fed on the diets contained either 0,5%, 1,0% and 1,5% cinnamon leaves significantly had lower growth than that fed on 0,0% cinnamon leaves at day 60. In accordance to the growth response, after feeding on the diet contained 0,5% cinnamon leaves for 40 days, muscle of fish had the best texture and highest protein content.
Keywords: cinnamon leaves, silver catfish, growth performance, texture
EVALUASI PERTUMBUHAN DAN KUALITAS DAGING IKAN PATIN Pangasius sp. PADA PERIODE TERTENTU YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG DAUN KAYU MANIS Cinnamomum burmanni
ALIYAH SAKINAH
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Budidaya Perairan
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi
Nama NIM
: Evaluasi Pertumbuhan dan Kualitas Daging Ikan Patin Pangasius sp. pada Periode Tertentu yang Diberi Pakan Mengandung Daun Kayu Manis Cinnamomum burmanni : Aliyah Sakinah : C14100082
Disetujui oleh,
Dr Mia Setiawati Pembimbing I
Dr Dedi Jusadi Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Sukenda Ketua Depatemen
Tanggal lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2013 sampai Maret 2014 ini berjudul “Evaluasi Pertumbuhan dan Kualitas Daging Ikan Patin Pangasius sp. pada Periode Tertentu yang Diberi Pakan Mengandung Daun Kayu Manis Cinnamomum Burmanni”. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian komisi pembimbing dengan judul “Evaluasi Penggunaan Daun Kayu Manis Cinnamomum burmanni dalam Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan, Status Kesehatan, dan Kualitas Daging Ikan Patin Pangasius hypopthalamus” a.n Dr. Mia Setiawati yang didanai oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (DIKTI) melalui skim Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi 2013. (Penelitian Dasar Untuk Bagian). Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Dr. Mia Setiawati dan bapak Dr. Dedi Jusadi selaku pembimbing. Terima kasih kepada ibu Dr. Tati Nurhayati selaku dosen penguji utama serta ibu Dr. Dinamella Wahjuningrum selaku dosen penguji dari tim komisi pendidikan. Terima kasih kepada bapak, ibu, kakak dan adik tercinta atas doa dan dukungannya, serta kepada pak Wasjan dan mbak Retno yang telah banyak membantu analisis di Laboratorium Nutrisi Ikan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada kang Yosi dan kang Andre yang telah membantu dalam proses pembuatan pakan. Selain itu terima kasih kepada mahasiswa Departemen Teknologi Hasil perairan yang telah bersedia menjadi panelis pada uji organoleptik. Ungkapan terima kasih kepada keluarga BDP 47 dan rekan-rekan NutriKids 2010 terutama kepada Shella Marlinda, serta penulis mengucapkan terima kasih kepada sahabat tercinta Sulistiya Wardani, Evy N Afifah, Enrika Lidiawati, Elvani N Ilmiah, Aini N Kartika, Fatimah Zahrah, Ria Septy A, Siti Kamila, dan Astrid Miradiyas P atas semua dukungan yang telah diberikan. Semoga karya tulis ini bermanfaat
Bogor, Agustus 2014
Aliyah Sakinah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. viii PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1 Latar Belakang ................................................................................................. 1 Tujuan Penelitian.............................................................................................. 2 METODE PENELITIAN ............................................................................................. 2 Prosedur Penelitian ........................................................................................... 2 Pembuatan Pakan Uji .................................................................................. 2 Pemeliharaan Ikan ....................................................................................... 2 Uji Kualitas Daging ..................................................................................... 3 Parameter Uji.................................................................................................... 4 Uji Organoleptik .......................................................................................... 4 Kadar Air Daging Ikan ................................................................................ 4 Protein Daging Ikan ..................................................................................... 4 Lemak Daging Ikan ..................................................................................... 4 Glikogen Daging Ikan ................................................................................. 5 Laju Pertumbuhan Harian............................................................................ 5 Jumlah Konsumsi Pakan.............................................................................. 5 Efisiensi Pakan ............................................................................................ 5 Analisis Data .................................................................................................... 6 HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 6 Hasil ................................................................................................................. 6 Pembahasan ...................................................................................................... 9 KESIMPULAN .......................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 11 LAMPIRAN ............................................................................................................... 14 RIWAYAT HIDUP .................................................................................................... 21
DAFTAR TABEL 1 Komposisi nutrien pakan uji dalam presentase bobot kering.................................. ..2 2 Kondisi media pada sistem pemeliharaan ikan patin selama 60 hari ........................3 3 Jumlah konsumsi pakan (JKP), efisiensi pakan (EP), kelangsungan hidup (KH) ikan patin selama pemeliharaan 60 hari .....................................................................7 4 Hasil uji organoleptik untuk parameter rasa dan tekstur ...........................................8 5 Komposisi nutrien daging ikan pada waktu pemeliharan 20, 40, dan 60 hari ..........8
DAFTAR LAMPIRAN 1 Scoresheet uji organoleptik tekstur dan rasa daging ikan patin Pangasius sp. ....... 14 2 ANOVA dan uji Tukey JKP, EP, LPH, dan KH selama pemeliharaan ................... 15 3 ANOVA dan uji Tukey uji organoleptik daging pada hari ke 20, 40, dan 60......... 16 4 ANOVA dan uji Tukey proksimat daging pada hari ke 20, 40, dan 60 ................... 17
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Umumnya ikan patin dipasarkan dalam bentuk filet beku dan segar, akan tetapi filet ikan patin hasil budidaya di Indonesia sering kali kalah bersaing dan tidak laku di pasaran Internasional karena tekstur daging kurang kompak/lembek akibat kandungan air yang tinggi (Suryaningrum et al 2010). Suwarsito (2007) menyebutkan bahwa ikan patin yang dibudidayakan (dalam kolam air tenang) di Indonesia memiliki kandungan lemak yang tinggi yaitu 30,59% (bobot kering) dan hal ini menjadi salah satu faktor penyebab kurang diminatinya filet patin lokal, karena persentase kadar lemak yang tinggi menyebabkan warna daging menjadi kekuningan. Menurut Thammapat et al (2010) komposisi kimia pada daging ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pakan yang dikonsumsi. Komposisi pakan yang diberikan dapat mempengaruhi kualitas daging pada ikan, sehingga perlu meningkatkan kualitas daging ikan patin melalui pemberian pakan yang diperkaya. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas daging ikan melalui pengkayaan pakan, diantaranya penambahan ƪ-karnitin pada pakan untuk mengurangi kandungan lemak pada daging ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus) (Suwarsito 2007), penambahan probiotik pada pakan untuk meningkatkan protein daging ikan patin jambal (Pangasius djambal) menjadi 15,74% (Hermiastusi 2013), serta penambahan daun kayu manis (Cinnamomum burmannii) pada pakan untuk meningkatkan kekompakan tekstur dan rasa manis pada daging ikan mas (Cyprinus carpio) oleh Hutama (2012). Hasil penelitian Marlinda (2014) menunjukkan bahwa ikan patin yang diberi tambahan daun kayu manis dosis 1% selama 30 hari mampu meningkatkan protein tubuh ikan dari 11,89% menjadi 18,13%, meningkatkan retensi protein dari 12,32% menjadi 26,49%, serta meningkatkan kecernaan protein dari 79,66% menjadi 87,39%. Namun belum dilakukan analisis terhadap kualitas daging ikan patin, dan lama waktu pemberian yang tepat untuk mengefektifkan penggunaan daun kayu manis tersebut. Wahjuningrum et al (2012) menyebutkan bahwa pemberian pakan yang diberi feed additive berupa bawang putih dan meniran dalam waktu yang berlebihan diduga dapat memberikan pengaruh negatif karena dapat bersifat toksik dan berbahaya bagi ikan uji. Marlinda (2014) menyebutkan bahwa daun kayu manis tinggi akan kandungan zat anti nutrisi salah satunya adalah tanin yang mencapai 771,5 ppm. Selain tannin, terdapat pula zat anti nutrisi lainnya yaitu sinnamaldehid (Rohmah 2010), flavonoid (Prasad et al 2009), dan koumarin (Ballin and Sorensen 2014). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut pada dosis serta periode pemberian yang tepat untuk mendapatkan kualitas daging serta pertumbuhan ikan patin yang optimal.
2
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dosis daun kayu manis (Cinnamomum burmanni) berbeda (0%, 0,5%, 1%, 1,5%) dalam pakan melalui waktu pemberian berbeda (20, 40 dan 60 hari) terhadap pertumbuhan dan kualitas daging (komposisi kimia, tekstur, dan rasa) ikan patin (Pangasius sp).
METODE PENELITIAN
Prosedur penelitian
Pembuatan Pakan Uji Pakan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah pakan komersil (protein 26%) yang diberi tambahan tepung daun kayu manis dengan empat dosis berbeda yaitu 0.0%, 0.5%, 1.0% dan 1.5% dalam pakan. Dosis yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada penelitian Marlinda (2014). Sebelum pakan uji digunakan, dilakukan analisis proksimat pakan untuk mengetahui kandungan nutriennya. Berikut ini hasil komposisi nutrien pakan uji dalam bobot kering (Tabel 1). Tabel 1 Komposisi nutrien pakan uji dalam presentase bobot kering Daun kayu manis dalam pakan Komposisi Nutrien (%) 0% 0,5% 1% 1,5% Protein 25,69 25,80 25,78 25,84 Lemak 5,78 5,80 5,74 5,73 Serat kasar 6,95 7,02 6,02 5,68 Abu 7,57 7,99 7,23 7,23 BETN 41,94 40,83 44,45 45,08 Pemeliharaan Ikan Tahap pertama yang dilakukan adalah persiapan wadah, meliputi pencucian akuarium dan tandon, penyusunan akuarium, setting top filter, dan setting aerasi. Akuarium yang digunakan berukuran 100x40x50 cm sebanyak 16 buah, terdiri dari dua belas buah (empat perlakuan pakan dengan tiga ulangan) akuarium digunakan untuk pemeliharaan ikan uji selama 60 hari pengamatan kinerja pertumbuhan, dan empat akuarium lainnya digunakan untuk pemeliharaan ikan yang diberi pakan sama dengan pakan perlakuan, yaitu penambahan daun kayu manis sebanyak 0%, 0,5%, 1%, dan 1,5%, untuk analisis kualitas daging pada setiap 20 hari. Akuarium yang telah dibersihkan dan dikeringkan selanjutnya diisi
3
air yang berasal dari tandon hingga mencapai 80% volume akuarium. Bagian luar akuarium ditutupi plastik hitam untuk meminimalisasi stress pada ikan. Sistem aerasi berupa blower, selang aerasi dan batu aerasi dipasang di setiap akuarium untuk menyuplai oksigen. Sistem top filter terdiri dari pompa air, kotak filter yang berisi busa dan pasir zeolit, dan selang spiral dipasang di setiap akuarium untuk mengelola kualitas air. Heater di-setting suhu 28ºC di setiap akuarium untuk menjaga suhu tetap stabil. Akuarium yang telah diisi air selanjutnya didiamkan selama satu minggu sebelum digunakan untuk pemeliharaan. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan patin Pangasius sp. berasal dari satu pemijahan yang sama dan memiliki bobot awal rata-rata 20,37±3,21 g. Ikan terlebih dahulu diadaptasikan selama 10 hari, dan setiap akuarium diisi ikan sebanyak 20 ekor. Sebelum ikan diberi pakan perlakuan, terlebih dahulu ikan dipuasakan selama 24 jam. Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan secara at satiation atau sekenyanganya dengan frekuensi tiga kali sehari. Selain itu selama pemeliharaan ikan uji, setiap 20 hari sekali, yaitu pada hari ke20, ke-40, dan ke-60, dilakukan sampling terhadap bobot dan kualitas daging ikan. Selama pemeliharaan, dilakukan penyiponan, pencucian busa filter, dan penggantian air sebanyak 50% tiga kali dalam seminggu. Selain itu, pengukuran kualitas air dilakukan terhadap parameter harian berupa suhu, sedangkan untuk parameter pH, DO, dan ammonia dilakukan tiga kali selama pemeliharaan yaitu pada hari ke-1, 30, dan 60. Kondisi media selama pemeliharaan disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Kondisi media pada sistem pemeliharaan ikan patinselama 60 hari. Parameter Satuan Nilai terukur Nilai optimum Suhu ºC 27-29 26-29 (Asdari et al 2011) pH Unit 6,38-7,28 6,5-8,5 (Hastuti et al 2012) DO mg/l 6,3-7,6 5,2-6,8 (Liu et al 2011) Ammonia mg/l 0,0001-0,032 0,09-0,13 (Nurlaela et al 2010) Uji Kualitas Daging Uji organoleptik Uji organoleptik dilakukan untuk menguji kualitas daging ikan, dengan parameter kekompakan atau tekstur, dan rasa. Uji ini dilakukan di Laboratorium Organoleptik Departemen Teknologi Hasil Perairan FPIK, IPB. Ikan yang diujikan dikukus terlebih dahulu selama ±10 menit, kemudian disajikan kepada 30 orang panelis semi terlatih, yaitu mahasiswa dari Departemen Teknologi Hasil Perairan yang telah berpengalaman dalam uji organoleptik. Selanjutnya para panelis diharuskan mengisi kuisioner yang berisi level penilaian kualitas daging dengan parameter tekstur dan rasa (Lampiran 1). Data hasil kuisioner selanjutnya diolah dengan software SPSS versi 17.0. Analisis kimia Analisis kimia yang dilaksanakan adalah analisis proksimat daging ikan uji menggunakan lima ekor ikan untuk setiap perlakuan. Parameter proksimat yang diuji adalah kadar air, protein, lemak, dan glikogen daging ikan. Pengukuran
4
kadar air dilakukan dengan pemanasan oven pada suhu 110 ⁰C selama 6 jam, kadar protein dilakukan dengan metode Kjeldahl, dan lemak basah diukur dengan metode Folch (Takeuchi 1988). Analisis glikogen dilakukan dengan melarutkan sampel menggunakan KOH 30%, Na2SO4 jenuh, dan alkohol 95% dan kemudian dipanaskan dalam waterbath dengan suhu 110ºC. Kemudian diendapkan, dititrasi dengan NaOH 0,5M, ditambahkan larutan O-tolueidin+CH3COOH, selanjutnya diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 635 nm.
Parameter Uji
Uji organoleptik Parameter kualitas daging yang digunakan adalah skor uji organoleptik dari segi tekstur dan rasa dengan nilai 1-5 (Hutama 2012). Keterangan: Skor untuk tekstur : 1=Rapuh; 2=Lembek; 3=Agak kompak; 4=Kompak; 5=sangat kompak Skor untuk rasa : 1=Tawar; 2=Agak gurih; 3=Agak manis; 4=Manis; 5=Lebih manis
Kadar Air Daging Ikan Komponen air dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝐵𝑠 + 𝐵𝑐 − 𝐵𝑎 𝐴𝑖𝑟 % = 𝑥100% 𝐵𝑠 Keterangan
: Bs Bc Ba
= Bobot sampel (g) = Bobot cawan (g) = Bobot akhir (g)
Protein Daging Ikan Kandungan protein dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 % =
Keterangan
: Vb Vs Bs
(0,0007𝑥 𝑉𝑏 − 𝑉𝑠 𝑥6,25𝑥20) 𝑥100% 𝐵𝑠
= Volum titran blanko (ml) = Volum titran sampel (ml) = Bobot sampel (g)
5
Lemak Daging Ikan Kandungan lemak dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 % =
Keterangan
: Lb La Bs
𝐿𝑏 − 𝐿𝑎 𝑥100% 𝐵𝑠
= Bobot labu akhir (g) = Bobot labu awal (g) = Bobot sampel (g)
Analisis Glikogen Daging Kandungan glukosa dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Au x Cs Glikogen mg/100 ml = /1,11 As Keterangan
: Au As Cs
= Absorban Sampel = Absorban standar = Konsentrasi sampel
Laju Pertumbuhan Harian Laju pertumbuhan harian (α) ikan dapat dihitung menggunakan rumus (Effendi 2004): 𝑎= Keterangan
:Wt Wo
𝑡
𝑊𝑡 − 1 𝑥 100% 𝑊𝑜
=bobot rataan akhir (gram) =bobot rataan awal (gram)
Jumlah Konsumsi Pakan Jumlah konsumsi pakan (g) = Jumlah pakan awal(g)-Jumlah pakan akhir(g) Efisisensi Pakan Efisiensi pakan adalah pertambahan bobot per jumlah konsumsi pakan persatuan unit. Efisiensi pakan digunakan untuk membandingkan jumlah konsumsi pakan terhadap pertambahan bobot (Watanabe 1988): 𝐸𝑃 % =
𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑔) 𝑥100% 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 (𝑔)
6
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) pada masing-masing periode pemberian pakan yang sama (hari ke-20, ke-40, dan ke60) pada ikan patin yang diberi tepung daun kayu manis berbeda (0%, 0,5%, 1%, 1,5%). Parameter uji yang meliputi jumlah konsumsi pakan, efisiensi pakan, laju pertumbuhan harian, kelangsungan hidup ikan, serta parameter kualitas daging yang meliputi tekstur, rasa, dan kadar proksimat daging ikan dianalisis dengan uji statistik analisis ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95%. Bila terdapat perbedaan nyata antar perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Tukey. Data diolah dengan menggunakan Microsoft excel 2007, dan SPSS versi 17 for windows.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil pengukuran bobot rata-rata individu ikan patin pada pemeliharaan 20, 40, dan 60 hari dengan pemberian pakan yang mengandung daun kayu manis dosis 0%, 0,5%, 1% dan 1,5% dapat dilihat pada Gambar 1, berdasarkan Gambar 1 tampak bahwa bobot rata-rata ikan pada setiap perlakuan mengalami peningkatan selama pemeliharaan. Pada hari ke-20 bobot rata-rata ikan masingmasing perlakuan tidak berbeda signifikan terhadap ikan kontrol, tetapi bobot rata-rata ikan semakin menurun pada pemeliharaan ke 40 dan 60 hari seiring dengan bertambahnya dosis daun kayu manis dalam pakan. Ikan yang diberi pakan mengandung 0,5% dan 1% daun kayu manis selama 40 hari memiliki bobot yang tidak berbeda nyata dengan ikan kontrol. Sedangkan, bobot rata-rata ikan perlakuan pada pemeliharaan 60 hari berbeda nyata dengan ikan kontrol.
7
Bobot rata-rata individu (g)
80
b
70
a
60
b ab
50
a
40 30
a a a a
20
a
ab a a
a
a
a
K 0% A 0,5% B 1% C 1,5%
10 0 0
20 40 60 Waktu Sampling (hari) Keterangan: Huruf yang sama pada waktu sampling yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (p>0,05)
Gambar 1 Bobot rata-rata ikan patin yang diberi dosis daun kayu manis berbeda selama 20, 40, dan 60 hari masa pemeliharaan.
Kinerja pertumbuhan ikan patin terdiri dari parameter uji; jumlah konsumsi pakan (JKP), efisiensi pakan (EP), laju pertumbuhan harian (LPH), dan kelangsungan hidup (KH) ikan patin selama pemeliharaan 60 hari disajikan pada Tabel 3. Hasil menyatakan bahwa penambahan daun kayu manis ke dalam pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan patin selama pemeliharaan. Hal tersebut terlihat dari penurunan jumlah konsumsi pakan dan laju pertumbuhan harian ikan patin seiring dengan bertambahnya dosis daun kayu manis yang digunakan. Jumlah konsumsi pakan dan laju pertumbuhan harian pada ikan yang diberi pakan perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap ikan kontrol. Presentase LPH dan JKP pada ikan yang diberi daun kayu manis dosis 1,5% selama 60 hari terendah dibandingkan dengan ikan kontrol dan ikan perlakuan 0,5% dan 1%. Parameter KH dan EP ikan patin tidak dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan. Tabel 3 Jumlah konsumsi pakan (JKP), efisiensi pakan (EP), laju pertumbuhan harian (LPH), dan kelangsungan hidup (KH) ikan patin selama 60 hari Daun kayu manis dalam pakan Parameter 0% 0,5% 1% 1,5% c ab b JKP (kg) 1,63±0,06 1,12±0,05 1,22±0,01 1,02±0,03a EP (%) 62,54±0,33a 57,39±1,44a 59,59±3,34a 61,01±3,90a c b b LPH (%) 1,97±0,07 1,40±0,22 1,45±0,13 0,94±0,13a KH(%) 100,00±0,00 a 96,67±2,89 a 98,33±2,89 a 100,00±0,00a Keterangan:Huruf supersskrip sama dalam baris yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05), data selengkapnya terdapat pada Lampiran 2
Hasil uji organoleptik daging ikan patin meliputi parameter tekstur dan rasa disajikan pada Tabel 4. Ikan uji yang diberi pakan dengan dosis 0,5% daun kayu manis selama 40 hari memiliki tekstur daging ikan patin yang berbeda nyata dengan daging ikan patin yang diberi pakan 1,5% daun kayu manis. Sedangkan
8
tekstur daging ikan patin pada hari ke-20 dan 60 tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari masing-masing perlakuan (0%, 0,5%, 1%, 1,5%). Rasa daging ikan patin tidak dipengaruhi oleh perbedaan dosis daun kayu manis dan lama pemeliharan. Tabel 4 Hasil uji parameter organoleptik rasa dan tekstur daging ikan patin yang diberi pakan dengan penambahan tepung daun kayu manis dosis berbeda pada waktu pemeliharaan 20, 40, dan 60 hari. Parameter
Tekstur
Rasa
Lama Pemberian (hari) 20 40 60 20 40 60
Daun kayu manis dalam pakan 0%
0,5% a
3,10±0,76 3,13±0,90 ab 3,34±0,86 a 2,83±1,02 a 2,77±1,22 a 2,62±0,90 a
1% a
2,73±0,94 3,57±0,63 b 3,19±0,83 a 2,57±1,04 a 2,63±1,03 a 2,77±1,17 a
1,5% a
2,97±0,89 2,93±1,14 ab 3,30±0,75 a 2,27±1,08 a 2,70±1,34 a 2,47±0,97 a
3,13±0,82 a 3,08±0,99 a 3,13±1,01 a 2,47±1,04 a 2,53±1,14 a 2,67±1,35 a
Keterangan:Huruf superskrip sama dalam baris yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05), data selengkapnya pada Lampiran 3
Hasil proksimat daging ikan patin selama pemeliharaan 20, 40, dan 60 hari disajikan pada Tabel 5. Tampak bahwa kadar air daging ikan patin yang diberi pakan dengan penambahan 0,5% daun kayu manis selama 20 dan 40 hari lebih rendah dibandingkan ikan kontrol dan perlakuan 1%. Kadar protein daging ikan patin yang diberi dosis 0,5% daun kayu manis, tampak mengandung kadar protein lebih tinggi dibandingkan perlakuan 0% dan 1,5% pada hari ke-20 dan 40 pemeliharaan. Sedangkan pada hari ke-60, baik kadar air maupun protein daging ikan patin masing-masing perlakuan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Analisis terhadap kadar lemak daging ikan patin tampak menurun seiring dengan meningkatnya pemberian dosis daun kayu manis dalam pakan. Pemberian dosis 1,5% daun kayu manis dalam pakan, menunjukkan kadar lemak daging terendah selama 20-60 hari masa pemeliharaan. Lemak daging ikan patin masingmasing perlakuan pada hari ke-20 mengalami penurunan yang signifikan terhadap lemak daging ikan kontrol, pada hari ke-40 dan 60 lemak daging ikan patin perlakuan 1,5% mengalami penurunan yang signifikan terhadap lemak daging ikan kontrol. Kadar glikogen daging ikan patin yang diberi pakan mengandung 0,5% daun kayu manis dosis selama 20 hari, memiliki kandungan glikogen tertinggi dibandingkan ikan kontrol, ikan perlakuan 1% dan 1,5%. Namun pemberian selama 40 dan 60 hari tidak berpengaruh terhadap kandungan glikogen daging ikan patin. Tabel 5 Komposisi nutrien daging ikan patin yang diberi pakan dengan penambahan tepung daun kayu manis dosis berbeda pada waktu pemeliharaan 20, 40, dan, 60 hari Parameter
Air (%)
Lama Pemberian (hari) 20 40 60
Daun kayu manis dalam pakan 0%
0,5%
1%
1,5%
81,20±0,05 c 80,26±0,23 b 77,18±1,83 a
79,86±0,06 a 79,04±0,11 a 78,83±0,73 a
80,30±0,25 b 80,25±0,62 b 78,48±0,78 a
79,99±0,02 ab 79,83±0,04 ab 79,36±1,35 a
9
Protein (%) Lemak (%) Glikogen (%)
20 40 60 20 40 60 20 40 60
14,20±0,04a 14,98±0,22 a 15,48±1,15 a 2,14±0,03 c 2,45±0,03 b 2,87±0,06 b 0,17±0,06 a 0,09±0,01 a 0,17±0,08 a
16,42±0,17 c 16,12±0,19 b 16,61±0,65 a 1,53±0,17 b 2,22±0,20 b 2,23±0,27 ab 0,41±0,015 b 0,74±0,56 a 0,23±0,14 a
16,05±0,33 bc 15,59±0,66 ab 14,78±0,66 a 1,55±0,13 b 2,11±0,09 b 2,54±0,44 ab 0,19±0,01 a 0,20±0,03 a 0,14±0,09 a
15,89±0,06 b 15,14±0,13 a 14,95±0,79 a 1,12±0,09 a 1,66±0,16 a 1,86±0,34 a 0,09±0,05 a 0,31±0,06 a 0,30±0,04 a
Keterangan:Huruf superskrip sama dalam baris yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05), data selengkapnya terdapat pada Lampiran 4
Pembahasan
Bobot rata-rata ikan patin setiap perlakuan selama 60 hari pemeliharaan mengalami peningkatan dilihat pada Gambar 1. Pertambahan bobot ikan yang diberi pakan 0,0%, 0,5%, dan 1,0% daun kayu manis pada hari ke-40 tidak berbeda dan memiliki pertambahan bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan 1,5% daun kayu manis. Akan tetapi pada hari ke-60 pertambahan bobot ikan yang diberi pakan mengandung daun kayu manis (0,5%, 1%, dan 1,5%) mengalami penurunan yang signifikan terhadap ikan yang diberi pakan tanpa daun kayu manis. Pertambahan bobot ikan yang terus menurun ini diduga karena adanya penumpukan zat anti nutrisi dalam tubuh ikan akibat pemberian pakan dengan tambahan daun kayu manis yang berkepanjangan yaitu mencapai 60 hari, sedangkan pada penelitian Marlinda (2014) pemberian pakan tersebut hanya berlangsung 30 hari. Selain dilihat dari bobot rata-rata ikan, pertumbuhan ikan juga dilihat dari jumlah konsumsi pakan, efisiensi pakan, dan laju pertumbuhan ikan (Tabel 3). Hutama (2012) menyebutkan bahwa jumlah konsumi pakan yang diberikan pada ikan mas memberikan pengaruh yang signifikan untuk perlakuan penambahan daun kayu manis dan mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya dosis pada pakan. Pernyataan tersebut tidak berlaku sama pada ikan patin, jumlah konsumsi pakan menurun seiring dengan bertambahnya dosis daun kayu manis yang diberikan sama seperti hasil penelitian Marlinda (2014). Jumlah konsumsi pakan pada ikan yang diberi daun kayu manis dosis 1,5% selama 60 hari terendah dibandingkan ikan kontrol, perlakuan 0,5% dan 1% (p<0,05) (Lampiran 2). Handajani dan Widodo (2010) menyebutkan bahwa ikan membutuhkan energi untuk pertumbuhan, aktivitas, dan reproduksi, dan energi tersebut sebagian besar diperoleh dari pakan yang dikonsumsi. Penurunan jumlah konsumsi pakan menyebabkan laju pertumbuhan harian ikan uji mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya dosis daun kayu manis. Laju pertumbuhan ini berbeda dengan hasil penelitian Marlinda (2014), yang menyatakan LPH sama pada setiap perlakuan. Presentase laju pertumbuhan harian yang diperoleh pada penelitian ini tidak berbeda jauh dengan Asdari et al (2011), yaitu berkisar 0,93-1,15%. Penurunan laju pertumbuhan dan jumlah konsumsi pakan seiring dengan bertambahnya dosis daun kayu manis ini
10
diduga karena adanya zat antinutrisi berupa tanin yang tinggi yaitu mencapai 771,5 ppm (Marlinda 2014). Dugaan tersebut diperkuat dengan pernyataan Handayani dan Widodo (2010) yang menyebutkan bahwa kandungan tanin yang tinggi pada pakan mampu menekan pertumbuhan ikan dengan menurunkan daya cerna protein serta menurunkan palatabilitas pakan akibat rasa pahit pada tanin. Ikan patin yang diberi pakan dengan penambahan daun kayu manis dosis berbeda selama 20, 40 dan 60 hari, setelah dilakukan analisis terhadap 30 orang panelis untuk menguji kualitas dagingnya, tampak memberikan kondisi tekstur daging berbeda, namun sama dari segi rasa (Tabel 4). Skor tertinggi untuk parameter tekstur terdapat pada daging ikan patin yang diberi perlakuan 0,5% dosis daun kayu manis selama 40 hari pemeliharaan dengan karakteristik daging mendekati kompak. Tekstur daging yang diperoleh ini diduga karena komponen air dalam daging yang lebih rendah serta kandungan protein yang lebih tinggi setelah ikan patin diberi pakan mengandung 0,5% daun kayu manis dibandingkan dengan perlakuan 0%, 1%, dan 1,5%. Suryaningrum (2010) menyebutkan bahwa kisaran protein antara 15,07-17,52% dalam bobot basah termasuk tinggi. Karakteristik daging yang didapatkan, berhubungan dengan penjelasan Hustiany (2005) yang menyatakan bahwa kekompakkan dan kekenyalan erat kaitannya dengan protein terutama protein miofibliar (miosin dan aktin) yang dapat membentuk suatu struktur yang kompak dengan air dan lemak, dan protein ini menempati 66-77% dari protein total. Walaupun demikian, tekstur daging yang didapatkan belum sesuai harapan, masih di bawah skor 4. Hal ini dikarenakan kadar air yang diperoleh masih tinggi menurut Suryaningrum (2010), yaitu berada pada kisaran 77,18-81,20, sehingga akan menjadikan tekstur daging yang cenderung lembek. Kadar lemak daging ikan patin tampak menurun seiring dengan meningkatnya pemberian dosis daun kayu manis dalam pakan. Pemberian dosis 1,5% daun kayu manis dalam pakan, menunjukkan kadar lemak daging terendah selama 20-60 hari masa pemeliharaan (p<0,05) (Lampiran 4). Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Marlinda (2014), yaitu penurunan lemak terjadi seiring dengan bertambahnya dosis daun kayu manis yang ditambahkan. Penurunan kadar lemak ini diduga karena komponen bioaktif yang terdapat dalam daun kayu manis, diantaranya tanin (Cheng et al 2012), sinnamaldehid (Rohmah 2010), dan flavonoid (Prasad et al 2009). Cao et al (2010) menyatakan bahwa bubuk kayu manis mampu menurunkan trigliserida dan LDL kolesterol. Pernyataan tersebut diperkuat dengan penjelasan Babu et al (2007) bahwa kandungan sinnamaldehid akan menurunkan kolesterol dan trigliserida. Akan tetapi secara keseluruhan dari masing-masing perlakuan, kadar lemak yang didapatkan masih memenuhi standar filet patin untuk pasar lokal maupun ekspor terutama pasar UniEropa, yaitu berkisar 1,1-3% (bb) (Orban et al 2008). Jarvill et al (2001) menyatakan bahwa ekstrak kayu manis mampu menstimulasi penyerapan glukosa dan sintesis glikogen pada adiposit. Adanya kandungan glukosa yang tersimpan diharapkan dapat menambah rasa manis pada daging ikan patin. Akan tetapi berdasarkan analisis terhadap rasa daging menunjukkan hasil yang tidak berbeda dari masing-masing perlakuan, baik pada pemberian selama 20, 40, maupun 60 hari. Peningkatan kadar glikogen pada daging ikan patin yang diberi pakan dengan penambahan daun kayu manis (Tabel 5) ternyata tidak memberikan pengaruh terhadap rasa daging. Glikogen yang
11
disimpan dalam daging diduga digunakan sebagai persediaan energi, terkait dengan penurunan lemak yang terjadi akibat penambahan dosis daun kayu manis yang diberikan, dan glikogen yang tersimpan bersifat sementara. Handajani dan Widodo (2010) menjelaskan bahwa glikogen berfungsi sebagai simpanan jangka pendek, yang dipergunakan secara cepat jika gula yang tersedia dalam darah atau tempat lain telah habis untuk kebutuhan energi.
KESIMPULAN
Pakan ikan dengan penambahan 0,5% tepung daun kayu manis yang diberikan pada ikan patin selama periode 40 hari menunjukkan peningkatan kualitas tekstur dan protein daging namun memberikan pertumbuhan ikan patin tidak berbeda dengan kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Asdari R, M Aliyu, R Hashim, S Ramachandran. 2011. Effects of different dietary lipids sources in the diet for Pangasius hypophthalmus (Sauvage 1878) juvenile on growth performance, nutrient utilization, body indices and muscle and liver fatty acid composition. J Aquaculture Nutrition. 17: 4453. doi: 10.1111/j. 1365-2095.2009.00705.x Babu PS, S Prabuseenivasan, S Ignacimuthu. 2007. Cinnamaldehyde- A potential antidiabetic agent. J Phymed. 14: 15-22. doi: 10.1016/j.phymed. 2006.11.005. Ballin N Z, Sorensen A T. 2014. Coumarin content in cinnamon containing food products on the Danish market. J Foodcont. 38: 198-203 Cao H, Donald JG, Richard AA. 2010. Cinnamon extract regulates glucose transporter and insulin-signaling gene expression in mouse adipocytes. J Phymed. 17: 1027-1032. doi: 10.1016/j.phymed.2010.03.023. Cheng D, Peter K, Alexander P, Leonel ER, Mary AL, Ilya R. 2012. In vivo and in vitro antidiabetic effect of aqueous cinnamon extract and cinnamon polyphenol-enhanced food matrix. J Food Chem. 135: 2994-3002. doi: 10.1016/j. foodchem.2012.06.117 Effendi I. 2004.Pengantar Akuakultur. Depok: Penebar Swadaya. Handajani H, Widodo W. 2010. Nutrisi Ikan. Malang: UMM Press Hastuti Y P, Djokosetiyanto D, Permatasari I. 2012. Penambahan kapur CaO pada media bersalinitas untuk pertumbuhan benih ikan patin Pangasius hypopthalmus. J Akuakultur Indonesia. 11 (2): 168-178 Hermiastuti M. 2013. Analisis Kadar Protein dan Identifikasi Asam Amino pada Ikan Patin Pangasius djambal [skripsi]. Jember: Universitas Jember.
12
Hustiany R. 2005. Karakteristik produk olahan kerupuk dan surimi dari daging ikan patin (Pangasius sutchi) hasil budidaya sebagai sumber protein hewani. Media Gizi Keluarga. 29 (2): 66-74. Hutama A A. 2012. Pengaruh pemberian daun kayu manis terhadap pertumbuhan dan kualitas daging ikan mas (Cyprinus carpio) [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Jarvill T, Anderson R A, Graves, D J. 2001. A hydroxychalcone derived from cinnamon functions as a mimetic for insulin in 3T3-L1 adipocytes. J Ameri Coll Nutri. 20: 327–336. Liu XY, Y Wang, WX Ji. 2011. Growth, feed utilization, and body composition of Asian catfish (Pangasius hypophthalmus) fed at different dietary protein and lipid levels. J Aquaculture Nutrition .doi: 10.1111/j. 13652095.2011.00859.x Marlinda S. 2014. Evaluasi pertumbuhan dan kualitas nutrien ikan patin Pangasius sp. yang diberi pakan mengandung daun kayu manis Cinnamomum burmanni [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Nurlaela I, Tahapari E, Sularto. 2010. Pertumbuhan ikan patin nasutus (Pangasius nasutus) pada padat tebar yang berbeda. [Editor tidak diketahui]. Prosiding Forum Inovasi Teknologi; 2010; Subang, Indonesia. Subang (ID): Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar. hlm: 3136 Orban E, Nevigato T, Lena GD, Masci M, Casini I,Gambelli L, Caproni R. 2008. New trend in the seafood market sutchi catfish (Pangasiushypopthalmus) filet from Vietnam: Nutritional qualityand safety aspect. J Food Chem. 110(2): 383–389.doi:10.1016/j.foodchem.2008.02.014 Prasad K N, Bao Y, Xinhong D, Guoxiang J, Haiyan Z, Haihui X, Yueming J. 2009. Flavonoid contents and antioxidant activities from Cinnamomum species. J Ifset. 10: 627-632. doi: 10.1016/j.ifset.2009.05.009. Rohmah M. 2010. Aktifitas antioksidan campuran kopi robusta (Coffea cannephora) dengan kayu manis (Cinnamomum burmanii). J Teknologi Pertanian. 6 (2): 50-54. Suryaningrum TS, Ijah M, Evi T. 2010. Profil sensori dan nilai gizi beberapa jenis ikan patin dan hibrid Nasutus. J Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Vol. 5 (2): 153-164. Suwarsito. 2007. Pengaruh L-Karnitin terhadap kadar lemak daging dan komposisi tubuh ikan patin (Pangasius hypopthalmus). J Fish Sci. 9 (1): 63-68. Takeuchi T. 1988. Laboratory work chemical evaluation of dietary nutrition.In Watanabe T, ed. Fish Nutrition and Mariculture, JICA Textbook the General Aquaculture Course. Tokyo: Kanagawa International Fish Training Center. P 179-229 Thammapat P, Raviyan P, Siriamornpun S. 2010. Proximate and fatty acid composition of the muscles and viscera of Asian catfish (Pangasius bocourty). J Foodchem. 122: 223-227. doi: 10.1016/j.foodchem.2010.02.065
13
Wahjuningrum D, Widiani I, Nuryati S. 2012. Lama pemberian pakan mengandung tepung meniran Phyllantus niruri dan bawang putih Allium sativum untuk pencegahan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp. J Akuakultur Indonesia. 11(2): 179-189. Watanabe T. 1988. Fish Nutriotion And Mariculture. Tokyo: Kanagawa International Fish Training Center. P 224
14
Lampiran 1 Scoresheet uji organoleptik tekstur dan rasa daging ikan patin Pangasius sp. UJI SKOR ORGANOLEPTIK TEKSTUR DAN RASA IKAN PATIN YANG DIBERI PAKAN BERBEDA Nama Panelis Tanggal/Jam Pengujian Produk Instruksi
No
1
2
Parameter Tekstur Sangat kompak Kompak Agak kompak Lembek Rapuh Rasa Lebih manis Manis Agak manis Agak gurih Tawar
: Lina Yustikaningsih : 19 Desember 2013 / 10.00 WIB : Ikan patin : Nyatakan penilaian anda dan beri tanda (√) pada pernyataan yang sesuai dengan penilaian anda Nilai 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
K (0%)
Kode Sampel A (0,5%) B (1%)
C (1,5%)
√ √
√
√
√
√
√ √
15
Lampiran 2 Anova dan hasil uji Tukey JKP, EP, LPH, dan KH selama 60 hari
JKP
EPP
LPH
KH
Antar kelompok Dalam kelompok Total Antar kelompok Dalam kelompok Total Antar kelompok Dalam kelompok Total Antar kelompok Dalam kelompok Total
Jumlah kuadrat 657561.065 13636.083 671197.149 43.042 56.992 100.034 1.582 .176 1.758 22.917 33.333 56.250
Rataan kuadrat 219187.022 1704.510
df 3 8 11 3 8 11 3 8 11 3 8 11
F 128.592
Sig. .000
14.347 7.124
2.014
.191
.527 .022
23.962
.000
7.639 4.167
1.833
.219
JKP Subset for alpha = 0.05 Perlakuan
N
1
2
3
4.00
3 1020.7033
2.00
3 1115.0867 1115.0867
3.00
3
1.00
3
1216.0533 1633.8067
Sig.
.088
.067
1.000
LPH Untuk alpha = 0.05 Perlakuan 1,5 0,5% 1% 0% Sig.
N 3 3 3 3
1 .9437
2
3
1.3963 1.4487 1.000
.971
1.9683 1.000
16
Lampiran 3 Anova dan hasil uji Tukey organoleptik hari ke 20, 40, dan 60
Tekstur Antar kelompok 20 Dalam kelompok Total Tekstur Antar kelompok 40 Dalam kelompok Total Tekstur Antar kelompok 60 Dalam kelompok Total Rasa 20 Antar kelompok Dalam kelompok Total Rasa 40 Antar kelompok Dalam kelompok Total Rasa 60 Antar kelompok Dalam kelompok Total
Perlakuan 1,5% 1% 0% 0,5% Sig.
Jumlah kuadrat 5.667 92.200 97.867 8.967 108.200 117.167 1.967 88.400 90.367 5.000 126.867 131.867 .892 164.100 164.992 1.733 140.133 141.867
Df 3 116 119 3 116 119 3 116 119 3 116 119 3 116 119 3 116 119
Tekstur 40 Untuk alpha = 0.05 N 1 2 30 2.7667 30 2.9333 2.9333 30 3.1333 3.1333 30 3.5699 .459 .111
Rataan kuadrat 1.889 .795
F
Sig.
2.376
.074
2.989 .933
3.204
.026
.656 .762
.860
.464
1.667 1.094
1.524
.212
.297 1.415
.210
.889
.578 1.208
.478
.698
17
Lampiran 4 Anova dan hasil uji Tukey proksimat daging pada hari ke 20, 40, dan 60 Kadar Air
Air 20 Antar kelompok Dalam kelompok Total Air 40 Antar kelompok Dalam kelompok Total Air 60 Antar kelompok Dalam kelompok Total
Jumlah kuadrat 3.283 .133 3.416 2.953 .883 3.836 7.721 12.601 20.322
Rataan kuadrat 1.094 .017
df 3 8 11 3 8 11 3 8 11
F
Sig.
65.792
.000
.984 .110
8.919
.006
2.574 1.575
1.634
.257
Air 20 Perlakuan
N
0,5% 1,5% 1% 0% Sig.
3 3 3 3
Untuk = 0.05 1 79.8600 79.9900
.624
2
3
79.9900 80.2967 81.2000 1.000
.075
Air 40 Perlakuan
N
0,5% 1,5% 1% 0% Sig.
3 3 3 3
Untuk alpha = 0.05 1 79.0367 79.8300
.074
2 79.8300 80.2467 80.2567 .443
18
Kadar Protein
Protein 20
Protein40
Protein60
Jumlah kuadrat 8.738 .286 9.024 2.362 1.071 3.434 6.160 5.636 11.796
Antar kelompok Dalam kelompok Total Antar kelompok Dalam kelompok Total Antar kelompok Dalam kelompok Total
Perlakuan
N
0% 1,5% 1% 0,5% Sig.
3 3 3 3
Perlakuan
N
0% 1,5% 1% 0,5% Sig.
3 3 3 3
df 3 8 11 3 8 11 3 8 11
Rataan kuadrat 2.913 .036
F
Sig.
81.471
.000
.787 .134
5.879
.020
2.053 .704
2.915
.101
Protein 20 Untuk alpha = 0.05 1 2 3 14.2000 15.8900 16.0500 16.0500 16.4200 1.000 .734 .155 Protein 40 Untuk alpha = 0.05 1 14.9800 15.1367 15.5900 .250
2
15.5900 16.1200 .351
Kadar Lemak
Lemak 20 Antar kelompok Dalam kelompok Total Lemak 40 Antar kelompok Dalam kelompok Total
Jumlah kuadrat 2.308 .269 2.577 .993 .146 1.138
df 3 8 11 3 8 11
Rataan kuadrat .769 .034 .331 .018
F
Sig.
22.876
.000
18.192
.001
19
Lemak 60 Antar kelompok Dalam kelompok Total
Perlakuan
N
1,5% 0,5% 1% 0% Sig.
3 3 3 3
Perlakuan 0,5% 1% 0,5% 0% Sig.
Perlakuan 1,5% 0,5% 1% 0% Sig.
2.119 .569 2.688
3 8 11
.706 .071
9.931
.005
F
Sig.
8.645
.007
3.116
.088
Lemak 20 Untuk alpha = 0.05 1 2 3 .9000 1.5267 1.5500 2.1400 1.000 .999 1.000
Lemak 40 Untuk alpha = 0.05 N 1 2 3 1.6567 3 2.1100 3 2.2200 3 2.4467 1.000 .061 Lemak 60 Subset for alpha = 0.05 N 1 2 3 1.7300 3 2.2300 2.2300 3 2.5433 3 2.8700 .178 .073
Kadar Glikogen
Glikogen Antar kelompok 20 Dalam kelompok Total Glikogen Antar kelompok 40 Dalam kelompok
Jumlah kuadrat .175 .054 .229 .732 .626
df 3 8 11 3 8
Rataan kuadrat .058 .007 .244 .078
20
Total Glikogen Antar kelompok 60 Dalam kelompok Total
Perlakuan
N
1,5% 0% 1% 0,5% Sig.
3 3 3 3
1.358 .048 .061 .109
11 3 8 11
Glikogen 20 Untuk alpha = 0.05 1 2 .0871 .1663 .1861 .4117 .492 1.000
.016 .008
2.084
.181
21
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, pada tanggal 13 April 1991 yang dilahirkan dari bapak Syafe‟i dan ibu Rusmiati. Penulis adalah putri ketiga dari lima bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari MA Ummul Quro Al-Islami Leuwiliang Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Kementerian Agama RI dan diterima di Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Nutrisi Ikan pada tahun ajaran 2011/2012, asisten praktikum TP2BA pada tahun ajaran 2013/2014. Penulis aktif dibidang organisasi mahasiswa Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Kementerian Agama RI yang bernama CSS MoRA IPB. Tahun 2012 penulis mengikuti kegiatan IPB Goes to Field (IGTF) selama 40 hari di daerah Pekalongan, Jawa Tengah. Penulis juga aktif mengikuti lomba Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang didanai oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (DIKTI). Bulan Juli – Agustus 2014 penulis melaksanakan Praktik Lapang di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung (BBPBL Lampung) dengan judul „Pembenihan Ikan Bawal Bintang Trachinotus blochii’. Penulis telah menyelesaikan tugas akhir pada bulan Juli dengan judul “Evaluasi Pertumbuhan dan Kualitas Daging Ikan Patin Pangasius sp. pada Periode Tertentu yang Diberi Pakan Mengandung Daun Kayu Manis Cinnamomum burmanni”.