ENVIRONMENTAL VALUATION
VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM & LINGKUNGAN (ESL 434) DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN PERTEMUAN 1
PENDAHULUAN (1)
Ahli
ekonomi, philosophy dan lingkungan mempunyai pandangan yang berbeda mengenai environmental value.
Menurut
ahli ekonomi: Alternatif pemilihan kombinasi sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan kemakmuran tercapai tingkat kepuasan maksimum (human centered).
Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
PENDAHULUAN (2)
Menurut Ahli philosophy dan lingkungan : Pendekatan human
centered tidak sesuai untuk beberapa alasan, dimana kita mungkin tidak terlalu peduli dengan dampak jangka panjang perbuatan yang dilakukan (kerusakan diri sendiri, lingkungan dan lainnya). Terdapat berbagai kelebihan dari dua sudut pandang tersebut,
baik ahli ekonomi (scarcity matters) maupun ahli philosopy dan lingkungan (other things matters) memberikan arahan yang praktis dan spesifik mengenai apa yang harus dilakukan dengan sumberdaya terbatas. Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
PENDAHULUAN 3 Dari dua pandangan tersebut dapat disimpulkan
TRADE OFF problem of choice Salah satu masalah penting yang dihadapi dalam
pembangunan ekonomi adalah bagaimana menghadapi trade-off antara pemenuhan kebutuhan pembangunan disatu sisi dan upaya mempertahankan kelestarian lingkungan disisi lain. Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
PENDAHULUAN 4 pembangunan ekonomi yang tidak memperhatikan
kapasitas sumber daya alam dan lingkungan akan menyebabkan permasalahan pembangunan dikemudian hari. SDAL merupakan faktor produksi penting dalam menjalankan roda ekonomi dan pembangunan SDAL menghasilkan barang yang dapat dikonsumsi langsung dan penyedia jasa lingkungan yang memberi bentuk manfaat lain yang berasal dari fungsi ekologis sistem lingkungan Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
• Indonesia
•
• •
•
memiliki kekayaan sumberdaya alam dan lingkungan yang melimpah: Hutan, Laut, Pesisir, Pantai, Tambang, mineral, biodiversity dll. Namun bangsa Indonesia belum dapat menghargai/menilai SDAL ini secara benar dan semestinya, di luar nilai pasar Akibatnya, SDAL yang belum diapresiasi pasar memiliki nilai yang rendah, bahkan tidak bernilai sama sekali. Nilai SDAL hanya sebatas nilai pasarnya. Manusia Indonesia menjadi ignoran atas SDALnya
Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Perlu pemahaman agar pembangunan tetap
tercipta, dan di sisi lain laju kerusakan SDAL tidak terlalu besar Penilaian Ekonomi SDAL
Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
PENILAIAN BARANG DAN JASA LINGKUNGAN (1) Dalam mempelajari penilaian ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan perlu pemahaman mengenai eksternalitas dan barang-barang publik. EKSTERNALITAS Contoh kasus eksternalitas: efek emisi asap pabrik yang tidak
dikompensasikan kepada pemilik laudry atau polusi air dari fasilitas pabrik yang tidak dikompensasikan kepada pemilik brewery. Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
PENILAIAN BARANG DAN JASA LINGKUNGAN (2) PUBLIC GOODS Teori ekonomi memperlihatkan bahwa barang publik akan
mengalami kelangkaan kecuali jika mekanisme demand revealing (mengungkapkan kebutuhan masyarakat terhadap barang publik) dilaksanakan. Misalkan barang publik yang dipertanyakan adalah wilderness
area yang bermanfaat bagi semua masyarakat. Pemerintah memutuskan sama ada area yang dilindungi tersebut tetap dilestarikan ataukah memberi izin sebuah perusahaan untuk mengambil hasil hutannya. Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
PUBLIC GOODS (1)
Barang publik memiliki 2 aspek kritis dalam sisi konsumsinya,
yaitu: 1. non-rivalrous (tidak ada persaingan) contoh: seseorang tidak perlu bersaing menghirup udara bersih untuk bernafas atau melihat pemandangan. 2. non-excludable (tidak ada pengecualian) contoh: seseorang tidak bisa dihalangi (dikecualikan) dari menghirup udara bersih.
PUBLIC GOODS (2) Dua masalah penting dengan adanya aspek-aspek diatas:
1. memproduksi barang publik secara privat tidak akan pernah menguntungkan, karena produsen tidak bisa mencegah konsumen memanfaatkan barang publik secara gratis diperlukan peran pemerintah dalam mengontrol supply barang publik. 2. bagaimana pemerintah memutuskan seberapa banyak yang harus disediakan? Dari sudut pandang ahli ekonomi, intervensi pemerintah harus mendekati fungsi pasar privat yang sempurna. Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
PUBLIC GOODS (3) Perbedaan barang privat dan barang publik: BARANG PRIVAT Dalam
pasar privat kompetitif untuk barang ordinary, masayarakat dihadapkan pada harga yang menjelaskan seberapa banyak mereka akan membeli/ menjual.
Konsumen (demander) akan membeli barang sepanjang
tambahan (marginal) benefit yang didapat melebihi harga barang tersebut. Produsen
(supplier) akan menyuplai barang sepanjang penerimaan yang didapat melebihi biaya (marginal) produksi.
Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
PUBLIC GOODS (4) Terdapat penambahan permintaan secara “horizontal” (mis.
permintaan brokoli), dan di pasar hasil marginal value brokoli akan sama dengan marginal cost. BARANG PUBLIK Dalam barang publik tidak lagi ditanyakan seberapa banyak
barang tersebut akan dijual/ dibeli serta berapakah harga yang menunjukkannya? Pertanyaan yang penting dalam hal ini, seberapa banyak
tambahan barang publik akan lebih bernilai bagi masyarakat, dan pada level berapakah aggregate marginal value semua konsumen akan sama dengan marginal cost? Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
PUBLIC GOODS (5) Dalam kasus barang publik, terdapat tambahan permintaan
secara “vertikal” untuk (misalkan) peningkatan level CO2 atau penyelamatan spesies yang terancam punah. Tambahan
kesediaan membayar seseorang dan membandingkannya dengan marginal cost akibat adanya perbaikan akan menunjukkan sama ada kita akan melakukan perbaikan tersebut atau tidak.
Terdapat
permasalahan lain hal ini, yaitu akan sulit menentukan marginal willingness to pay individu yang sebenarnya (adanya bias) serta adanya permasalahan free rider.
Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
KENAPA PERLU MENILAI JASA LINGKUNGAN (1)?? Terdapat beberapa alasan perlunya penilaian lingkungan, yaitu: 1. Cost Benefit Analysis (CBA) digunakan untuk berbagai proyek dan kebijakan. Misal: proyek irigasi, pembangunan sumberdaya air serta proyek dengan non market benefit or cost (tidak diperdagangkan). 2. Penilaian kerusakan kompensasi kerusakan lingkungan merupakan hal penting dalam valuasi lingkungan. Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
KENAPA PERLU MENILAI JASA LINGKUNGAN (1)?? 3. Regulatory analysis standar pengembangan kualitas lingkungan mensyaratkan adanya penilaian jasa lingkungan agar tercapai keseimbangan marginal benefit and cost. 4. Land use planning dalam perencanaan manajemen lingkungan (mis. hutan) permasalahan lingkungan perlu dipahami. Permasalahan dalam manajemen hutan untuk wisata alam adalah pemilihan waktu dan lokasi yang optimal dimana wisata alam dan forestry sekaligus bisa meningkatkan benefit. Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
KENAPA PERLU MENILAI JASA LINGKUNGAN (2)? 5. Natural resource accounting pengukuran ekonomi secara tradisisonal (GNP) tidak mencakup penurunan stok sumberdaya alam dan lingkungan serta perubahan nilai non market value. Pendekatan terbaru dalam akuntansi nasional dikenali sebagai green accounting atau natural resource accounting. impose 6. Bishop (2003) menyatakan bahwa terdapat kegunaan penting lainnya dalam penilaian lingkungan Konsep economic sustainability agar tercapai sustainability lingkungan. Untuk itu diperlukan batasan dalam sustainability itu sendiri, secara khusus adalah batasan dalam pengembangan industri dalam perekonomian. Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen