Eko Sugiharto, Salmani dan Bambang Indratno Gunawan STUDI TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DI KAMPUNG GURIMBANG KECAMATAN SAMBALIUNG KABUPATEN BERAU (Study on welfare level of fishing community at Gurimbang Village, Sambaliung Subdistrict of Berau) EKO SUGIHARTO1 SALMANI2 BAMBANG INDRATNO GUNAWAN1 1)
Staf Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan FPIK UNMUL Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan FPIK UNMUL
2)
Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman Jl. Gunung Tabur No. 1. Kampus Gn. Kelua Samarinda 76123 E-mail:
[email protected] ABSTRACT The purpose of this study was to determine the level of prosperity and the typology of rural fishing communities Gurimbang Village. By using several methods, namely the welfare of family planning by the national coordinating body (BKKBN) and village typology analysis based on three criteria: self-help, self-employment and self-sufficiency. The results of this study indicate that as many as 31 respondents (94%) of fishermen in Kampung disadvantaged families in the early stages and as many as 2 respondents (6%) are in phase I Family Welfare, and the typology of fishing communities included in the category of village Kampung Gurimbang Swakarya Keywords: level of prosperity, typology analysis, problem tree analysis
PENDAHULUAN Masyarakat nelayan selama ini dianggap sebagai kelompok masyarakat miskin yang termiskin (the poorer of the poorest people). Kemiskinan yang melanda kehidupan nelayan disebabkan oleh faktorfaktor yang kompleks faktor-faktor tersebut tidak hanya berkaitan dengan fluktuasi musim-musim ikan, keterbatasan sumberdaya manusia, modal serta akses, jaringan pedagang ikan yang eksploitatif terhadap nelayan sebagai produsen, tetapi juga disebabkan oleh dampak negatif modernisasi perikanan yang mendorong terjadi pengurasan sumberdaya laut secara berlebihan. Hasil-hasil studi tentang tingkat kesejahteraan hidup dikalangan masyarakat nelayan, telah menujukkan bahwa kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi atau ketimpangan pendapatan merupakan persoalan krusial yang dihadapi nelayan dan tidak mudah untuk diatasi (Satria, 2002). Kampung Gurimbang memiliki kondisi alam yang sebagian besar adalah kawasan laut dan sungai, membuat sebagian warga masyarakat ini bermata pencaharian sebagai nelayan yang merupakan penghidupan (livelihoods) utama pada masyarakat di kampung ini. Masyarakat nelayan Kampung Gurimbang yang secara fisik terlihat hidup sederhana, hal ini tampak pada pemukiman rumah mereka yang dibangun sederhana, sarana dan prasarana yang kurang menunjang diantaranya tidak adanya jenjangan sekolah yang lebih tinggi (SMA), dan masih terkendala biaya yang sangat minim untuk membeli peralatan dan perlengkapan sebagai penunjang untuk melaut. Nelayan pergi menangkap ikan hanya bersifat (one day fishing) yaitu berangkat subuh dan kembali pada sore hari, dikarenakan masih sederhananya perahu yang dimiliki dan belum dilengkapi dengan tempat pengawetan yang memadai untuk tetap menjaga mutu hasil tangkapan, kemudian ada juga nelayan yang pergi melaut dalam waktu seminggu di laut kemudian baru kembali pulang. Keseluruhan faktor-faktor tersebut telah mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di wilayah kampung ini.
68
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 18. No. 2, April 2013 – ISSN 1402-2006
Eko Sugiharto, Salmani dan Bambang Indratno Gunawan Informasi mengenai tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan dan permasalahan yang dihadapi kelompok masyarakat di Kampung Gurimbang belum diketahui secara baik. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Studi Tingkat Kesejahteraan Nelayan di Kampung Gurimbang Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau. METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Kampung Gurimbang Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau. Tahapan penyusunan laporan penelitian diperkirakan memakan waktu selama 6 bulan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi di lokasi penelitian dan mengadakan wawancara langsung dengan responden. Wawancara ini berpedoman pada daftar pertayaan yang telah disusun sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada, data sekunder dalam penelitian ini berfungsi sebagai data pendukung. Data yang dijadikan referensi diperoleh melalui studi kepustakaan, lapangan, dinas dan instansi yang berkaitan dengan penelitian ini. Metode Pengambilan Sampel Berdasarkan hasil observasi pendahuluan diketahui bahwa terdapat 61 orang penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan di Kampung Gurimbang Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau. Hadi (2004) menjelaskan bahwa pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak, dimana semua individu didalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Sampel yang akan diambil sebanyak 33 orang yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Metode Analisis Data Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan : Analisis data yang digunakan adalah indikator keluarga sejahtera menurut BKKBN. Indikator ini relatif cocok karena mengukur secara langsung tingkat kesejahteraan keluarga. Kriteria indikator BKKBN adalah sebagai berikut: Pra Sejahtera, Sejahtera I, Sejahtera II, Sejahtera III, Sejahtera III Plus. Analisis Tipologi Desa: Data mengenai monografi kampung yang mendeskripsikan tentang kampung Gurimbang yang diolah dengan berpedoman pada tehnik penentuan tipologi desa (swadaya, swakarya dan swasembada) yang dikemukakan oleh Sajogyo (1990) dengan pemberian kode. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Masyarakat Nelayan : Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi masyarakat nelayan di lokasi studi akan digunakan pendekatan deskriptif. Menurut Nawawi Hadari, (2007) Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau sebagai mana adanya. Kemudian untuk memperoleh solusi dari masalah yang ada dapat menggunakan pendekatakan metode Pohon masalah menunjukkan masalah serta akar akibatnya, yang berarti menunjukkan keadaan sebenarnya atau situasi yang tidak diharapkan.Analisis pohon masalah membantu untuk menemukan solusi dengan memetakan sebab dan akibat disekitar masalah utama untuk membentuk pola pikir, tetapi dengan lebih terstruktur (http://mariasisilia.multiply.com,Juni 2012).
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 18. No. 2, April 2013 – ISSN 1402-2006
69
Eko Sugiharto, Salmani dan Bambang Indratno Gunawan HASIL PEMBAHASAN Kabupaten Berau adalah satu diantara kabupaten di Kalimantan Timur yang memiliki 13 kecamatan dan 112 desa (BPS Kabupaten Berau, 2010). Kampung Gurimbang merupakan satu diantara kampung yang terletak di Kecamatan Sambaliung yang terdiri dari 7 RT (Rukun Tetangga), Kampung Gurimbang memiliki luas wilayah sekitar 12.500 Ha. Secara geografis kampung memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut (Monografi Kampung Gurimbang, 2011): Sebelah Utara : Sungai Berau Sebelah Timur : Kampung Tanjung Perangat Sebelah Selatan : Kampung Suaran Sebelah Barat : Kampung Bebanir Bangun Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Kampung Gurimbang Berdasarkan Indikator Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di Kampung Gurimbang dapat ditentukan berdasarkan indikator Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Indikator-indikator tersebut adalah pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologi, kebutuhan pengembangan dan partisipasi dalam kegiatan sosial. Selanjutnya seluruh tanggapan responden akan dihitung berdasarkan nilai dari indikator BKKBN yaitu jawaban ‘Ya’ bernilai 1 dan jawaban ‘Tidak’ bernilai 0. Untuk lebih jelasnya Tahapan keluarga sejahtera masyarakat nelayan di Kampung Gurimbang berdasarkan indikator BKKBN dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Tanggapan Responden Berdasarkan Indikator BKKBN Indikator BKKBN
Keluarga Prasejahtera
Keluarga Sejahtera I
70
Nomor Pertayaan A. Kebutuhan Dasar 1. 2. 3. 4. 5. B. Kebutuhan Sosial Psikologi 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Jawaban Ya (1) Jumlah (%)
Jawaban Tidak (0) Jumlah (%)
33 33 33 33 33
100 100 100 100 100
-
11 33 33 1 32 4 33 6 7
33,33 100 100 3 97 12 100 18 21
22 32 1 29 27 26
66,66 97 3 88 82 79
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 18. No. 2, April 2013 – ISSN 1402-2006
Eko Sugiharto, Salmani dan Bambang Indratno Gunawan Indikator BKKBN
Nomor Pertayaan
Keluarga Sejahtera II
C. Kebutuhan Pengembangan 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Keluarga Sejahtera III Keluarga Sejahtera III Plus
D. Kepedulian Sosial 22. 23. E. Kebutuhan A-D Terpenuhi 24.
Jawaban Ya (1) Jumlah (%)
64 97
24 31 2 33 12 1
72,72 94 6 100 36 3
100
33 -
100 -
33
100
9 2 33 31
27,27 6 100 94
21 32
33
Jawaban Tidak (0) Jumlah (%)
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
Aspek sosial yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pemenuhan terhadap empat kategori kebutuhan diantaranya kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologi, kebutuhan pengembangan dan kepedulian sosial. Dalam pencapaian kebutuhan tersebut tentunya sangat bergantung pada upaya yang ingin dicapai semua keluarga dalam meningkatkan taraf hidup yang lebih baik dan kesejahteraan yang diinginkan seluruh keluarga. Tabel 2. Pentahapan Keluarga Prasejahtera Masyarakat Nelayan Kampung Gurimbang Berdasarkan Indikator BKKBN No Tahapan Keluarga Sejahtera Jumlah Responden Persentase Keterangan 1. Keluarga Prasejahtera 31 94 Miskin (94%) 2. Keluarga Sejahtera I 2 6 Tidak Miskin (6%) Jumlah 33 100% Sumber: Data primer yang diolah, 2012
Berdasarkan indikator BKKBN, keluarga masyarakat nelayan di daerah Kampung Gurimbang yang termasuk dalam kategori keluarga prasejahtera, dengan jumlah nelayan prasejahtera adalah sebanyak 31 orang responden dengan persentase (94%), Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal. Kemudian yang temasuk dalam kategori keluarga prasejahtera I, dengan jumlah nelayan prasejahtera I sebanyak 2 orang responden dengan persentase (6%) Keluarga sejahtera I adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya. Analisis Tipologi Desa Nelayan Menurut Sajogyo (1990) mengemukakan untuk mendeskripsikan suatu desa yang diolah dengan berpedoman pada teknik penentuan Tipologi Desa yaitu Swadaya, Swakarya dan Swasembada.
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 18. No. 2, April 2013 – ISSN 1402-2006
71
Eko Sugiharto, Salmani dan Bambang Indratno Gunawan Tabel 3. Kampung Gurimbang Berdasarkan Sistem Klasifikasi Tipe Desa yang Memiliki Kode Sebagai Penjabaran dan Beberapa Faktor. No Kategori Uraian Kode 1. Cukup P3 2. Sedang Rp. 50.000.000,00- Rp. 100.000.000,00 Y2 Primer, apabila jumlah petani atau nelayan, lebih dari atau 3. E1 sama dengan 55% Transisi, upacara adat tertentu saja yang masih dilakukan di 4. A2 desa tersebut Apabila desa mempunyai 4-6 lembaga, dan keadaan 5. lembaga mengarah kepada perubahan taraf sederhana ke L2 taraf yang lebih tinggi 6. Tinggi Jika penduduk yang tamat SD berjumlah 60% ketas Pd3 7. Transisi (antara swadaya Terdapat perencanaan pembangunan yang rill, proses dan gotong royong laten pengambilan keputusan melalui musyawarah dan rapatke swadaya dan gotong rapat pertemuan, adanya usaha pembangunan sebagai GR2 royong manifest) kehendak bersama Sumber: Data primer yang diolah, 2012
Kampung Gurimbang berdasarkan sistem klasifikasi tipe desa yang memiliki kode sebagai penjabaran dan beberapa faktor ( hasil desa, mata pencaharian, adat istiadat, kelembagaan, tingkat pendidikan, gotong royong dan arah perkembangan, desa sebagai berikut: P3, Y2, E1, A2, L2, Pd3, GR2 dengan jumlah nilai 15 Berdasarkan jumlah keseluruhan nilai, Kampung Gurimbang memiliki nilai 15 yang menunjukkan Kampung Gurimbang berada pada tahap “Swakarya”. Tahap ini menandakan bahwa perkembangan kampung berada pada tahap menengah, Dimana pada desa swakarya ini, mulai mampu menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri, administrasi desa sudah terselenggara dengan cukup baik dan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) cukup berfungsi dalam mengorganisasikan dan menggerakkan peran serta masyarakat dalam pembangunan secara terpadu. Untuk lebih jelasnya melihat kriteria penggolongan desa pada Tabel 30 berikut. Tabel 4. Nilai Perkembangan Desa No. Jumlah Nilai 1. 7-11 2. 12-16 3. 17-21
Kriteria Swadaya Swakarya Swasembada
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
Masalah-masalah Utama yang Dihadapi Masyarakat Nelayan Berdasarkan hasil wawancara langsung dan mendalam dengan responden di lapangan dengan menggunakan analisis metode pohon masalah diketahui beberapa penyebab utama yang dihadapi masyarakat nelayan dan bagaimana alternatif pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat nelayan dalam meningkatkan kesejahteraan. Berdasarkan bagan pohon masalah dapat dijabarkan sebagai berikut. Berdasarkan hasil wawancara langsung di lapangan kepada seluruh responden maka informasi yang diperoleh mengenai beberapa penyebab yang dihadapi masyarakat nelayan dalam meningkatkan kesejahteraan diantaranya mengenai masalah modal, mahal dan sulit memperoleh bahan bakar minyak (BBM), alat tangkap, cuaca/iklim, harga jual dan sumber daya manusia (SDM) yang bertambah, sumber daya alam (SDA) yang berkurang. Dari beberapa penyebab yang ada maka akan ada beberapa akibat yaitu hasil tangkapan yang kurang, pendapatan yang sangat kurang dan tidak bisa membayar hutang kepada pedagang pengumpul ataupun
72
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 18. No. 2, April 2013 – ISSN 1402-2006
Eko Sugiharto, Salmani dan Bambang Indratno Gunawan pinjaman dikelompok. Kemudian solusi yang ditawarkan menurut masyarakat yaitu pinjaman dari penampung (Punggawa), pinjaman dari kelompok nelayan dan adanya peran pemerintah dalam mengatasi masalah berdasarkan beberapa penyebab yang ada, diantaranya bantuan yang pernah diberikan dalam bentuk mesin, dana yang saat ini masih dalam proses ,kemudian akan adanya pembangunan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) khusus nelayan .
Gambar 1. Bagan Metode Pohon Masalah yang Dipergunakan Dalam Pemecahan Masalah KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan Kampung Gurimbang Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau menurut indikator tingkat kesejahteraan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) diketahui bahwa sebanyak 31 orang responden (94%) nelayan di Kampung berada pada tahap Keluarga Prasejahtera dan sebanyak 2 orang responden (6%) berada pada tahap Keluarga Sejahtera I. 2. Berdasarkan analisis tipologi desa diketahui bahwa tipologi masyarakat nelayan Kampung Gurimbang termasuk dalam kategori Kampung Swakarya. 3. Berdasarkan analisis pohon masalah diketahui ada beberapa masalah yang menjadi penyebab utama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan meliputi modal, harga dan sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM). Selanjutnya diperoleh alternatif solusi menurut masyarakat meliputi peningkatan akses modal melalui pengumpul (punggawa) dan kelompok serta pembangunan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) khusus bagi masyarakat nelayan.
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 18. No. 2, April 2013 – ISSN 1402-2006
73
Eko Sugiharto, Salmani dan Bambang Indratno Gunawan
Saran 1. Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan dari tahap keluarga Prasejahtera ke tahap yang lebih baik dibutuhkan usaha yang maksimal dan perlunya dukungan dari pemerintah baik itu segi penyediaan modal bergulir ataupun bantuan dalam bentuk lainya yang bisa didapatkan masyarakat secara langsung. 2. Perlunya respon yang cepat dari pemerintah dalam memproses bantuan yang sudah ada agar masyarakat dapat memanfaatkannya secara langsung dan perlunya pemerataan pembagian bantuan dalam bentuk apapun. 3. Berdasarkan tipologi desa masyarakat nelayan Kampung Gurimbang demi kemajuan dan perkembangan kampung perlunya kerja sama dan kekompakan masyarakat demi kemajuan kampung untuk mencapai perkembangan kampung yang lebih maju.
DAFTAR PUSTAKA Satria A. 2002. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. PT Pustaka Cidesindo, Jakarta. 125 hlm. Hadi S. 2004. Metodologi Research. Perpustakaan Nasional. Yogyakarta. Sajogyo. 1990. Sosiologi Pedesaan 2. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Nawawi, H. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Penerbit Gadjah Mada University Press. Sisilia M. 2012. Analisis Masalah. http://mariasisilia.multiply.com/journal/item/2. (Juni,2012) Badan Pusat Statistik, 2010. Kabupaten Berau Dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Kabupaten Berau.
74
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 18. No. 2, April 2013 – ISSN 1402-2006