EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS X SMK N 2 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Dian Bagus Wijanarko NIM 10518241027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014
i
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS X SMK N 2 YOGYAKARTA
Oleh: Dian Bagus Wijanarko NIM : 10518241027 ABSTRAK Tujuan penelitian ini dirancang untuk: (1) mengetahui seberapa besar efektivitas menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) dan Teacher Centered pada ranah kognitif, (2) mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) dibandingkan dengan Teacher Centered dalam meningkatkan ranah kognitif pada kompetensi Penggambaran Layout PCB, (3) mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) dibandingkan dengan Teacher Centered dalam meningkatkan ranah psikomotor pada kompetensi Penggambaran Layout PCB. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan Quasi-Experiment. Subyek penelitian adalah semua siswa kelas X Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Yogyakarta sebanyak 61 orang. Desain penelitian menggunakan nonequivalent control group design. Subyek penelitian adalah siswa kelas X TAV SMK N 2 Yogyakarta dengan membagi dua kelompok sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengumpulan data menggunakan dengan instrument tes dan instrumen non tes. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif dan parametrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) efektivitas penggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) pada ranah kognitif mempunyai skor gain sebesar 0,88 termasuk dalam katagori tinggi dan efektivitas penggunakan model pembelajaran Teacher Centered pada ranah kognitif mempunyai skor gain sebesar 0,6 termasuk dalam katagori sedang. (2) Penggunaan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) lebih efektif untuk meningkatkan kognitif siswa dibandingkan dengan Teacher Centered, efektivitas tersebut dapat dilihat dari nilai perbandingan antara thitung dengan ttabel sebesar 7,531>2,00. (3) Penggunaan model pembelajaran Project Based Learning lebih efektif dibandingkan dengan Teacher Centered pada psikomotor siswa, efektivitas tersebut dapat dilihat dari nilai perbandingan antara thitung dengan ttabel sebesar 6,118>2,00. Kata kunci: kognitif, psikomotor, Project Based Learning, penggambaran layout PCB.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir Skripsi dengan Judul
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS X SMK N 2 YOGYAKARTA Disusuun oleh Dian Bagus Wijanarko NIM. 10518241027
Telah memenuhi syarat dan disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk dilaksanakan Ujian Akhir Skripsi bagi yang bersangkutan
Yogyakarta, Mei 2014 Mengetahui, Ketua Program Studi
Menyetujui,
Pendidikan Teknik Mekatronika,
Dosen Pembimbing,
Herlambang Sigit Pramono, S.T., M.Cs NIP. 19650829 199903 1 001
Dr. Samsul Hadi, M.Pd., M.T NIP. 19600529 198403 1 003
iii
HALAMAN PENGESAHAN Tugas Akhir Skripsi
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS X SMK N 2 YOGYAKARTA Disusun oleh: Dian Bagus Wiajanarko NIM 10518241027 Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Skripsi Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta pada tanggal 26 April 2014.
TIM PENGUJI
Nama/Jabatan
Tanda Tangan
Tanggal
Dr. Samsul Hadi, M.Pd., M.T. Ketua Penguji
.....................
.....................
Drs. Nur Kholis, M.Pd Sekretaris Penguji
.....................
.....................
K. Ima Ismara, M.Pd. M.Kes Penguji Utama
.....................
.....................
Yogyakarta,
Mei 2014
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,
Dr. Moch. Bruri Triyono NIP. 19560216 198603 1 003
iv
SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Dian Bagus Wijanarko
NIM
: 10518241027
Program Studi
: Pendidikan Teknik Mekatronika
Judul TAS
: Efektivitas Model Pembelajaran Project Based Learning Pada Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel Terhadap Hasil Belajar SMK Negeri 2 Yogyakarta
Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Yogyakarta, April 2014 Yang Menyatakan,
Dian Bagus Wijanarko NIM. 10518241027
v
HALAMAN MOTTO
“Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value.” (Albert Einstein)
“Orang lain bisa kenapa saya tidak bisa, jangan menunggu orang lain bisa.” (Dian Bagus Wijanarko)
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada :
Ayahanda Purwantoro ibunda Fuadiyah, dua orang terkasih yang paling berhak atas segala penghargaan yang telah menjaga, mendidik, dan mendo’akan kebahagian serta keberhasilanku.
Adikku Asthi Arsanti yang selama ini memotivasi karirku selama ini.
Sabrina Wulandari, Amd calon ibu dari anak-anakku, yang telah memotivasi dan penyemangat dalam perjalanan karirku.
Teman-temanku yang banyak membantuku terutama, teman-teman seperjuangan di kelas E PT. Mekatronika 2010.
Dosesn-dosen Jurusan Pendidikan Eeltro yang selama ini membimbing sehingga dapat terselesaikan kuliah.
Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagaian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Project
Based Learning Pada Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel Terhadap Hasil Belajar SMK Negeri 2 Yogyakarta ” dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hai tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1.
Dr. Samsul Hadi, M.T, M.Pd selaku Dosen Pembimbing TAS yang telah banyak memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.
2.
Ilmawan Mustaqim, S.Pd.T, M.T dan Drs. Sunomo, M.T selaku validator instrumen penelitian TAS yang memberikan saran/masukan perbaikan sehingga penelitian TAS dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.
3.
Ketut Ima Ismara, M.Pd., M.Kes. dan Herlambang Sigit P., M.Cs. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro dan Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika beserta dosen dan staf yang telah yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya TAS ini.
4.
Dr. Moch. Bruri Triyono, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi.
viii
5.
Drs. Paryoto, M.Pd selaku Kepala SMK Negeri 2 Yogyakarta yang telah memberikan persetujuan pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Skripsi ini.
6.
Marsudi, ST selaku guru dan staf SMK Negeri 2 Yogyakarta yang memberikan bantuan memperlancar pengambilan data selama proses penelitian Tugas Akhir Skripsi ini.
7.
Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat disebutkan disini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini. Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan pihak diatas
menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapat balasan dari Allah SWT dan Proposal Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkannya.
Yogyakarta, April 2014 Penulis,
Dian Bagus Wijanarko NIM. 10518241027
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................... ABSTRAK ....................................................................................... LEMBAR PENGESAHAN.................................................................. HALAMAN PENGESAHAN............................................................... SURAT PERNYATAAN .................................................................... HALAMAN MOTO ........................................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ KATA PENGANTAR......................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................... DAFTAR GAMBAR........................................................................ ... DAFTAR TABEL .............................................................................. DAFTAR LAMPIRAN.................................................................... ...
i ii iii iv v vi vii viii x xii xiii xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... A. Latar Belakang Masalah ............................................................ B. Identifikasi Masalah .................................................................. C. Batasan Masalah ...................................................................... D. Rumusan Masalah ................................................................... E. Tujuan Penelitian ..................................................................... F. Manfaat Penelitian ...................................................................
1 1 4 5 6 7 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................. A. Kajian Teori ............................................................................ 1. Pencapaian Hasil Belajar Penggambaran Layout PCB ............... 2. Model Pembelajaran Project Based Learning .......................... 3. Media Pembelajaran ............................................................. 4. Hasil Belajar......................................................................... 5. Efektivitas Pembelajaran ....................................................... B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... C. Kerangka Pikir ........ ................................................................. D. Hipotesis Penelitian ..................................................................
10 10 10 11 16 20 24 26 27 29
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... A. Jenis atau Desain Penelitian ...................................................... B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... C. Subyek Penelitian .................................................................... D. metode Pengumpulan Data ...................................................... E. Instrumen Penelitian .................................................................
30 30 32 33 34 35
x
1. Ranah Kognitif ..................................................................... 2. Ranah Psikomotor ................................................................ 3. Validitas dan Reabilitas ......................................................... F. Validitas Eksternal dan Internal ................................................. G. Teknik Analisis Data ................................................................ 1. Deskripsi Data...................................................................... 2. Uji Prasyarat ....................................................................... 3. Uji Hipotesis ........................................................................
35 36 37 41 44 44 45 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... A. Hasil Penelitian......................................................................... 1. Deskripsi Data ..................................................................... 2. Uji Prasyarat ........................................................................ 3. Uji Hipotesis......................................................................... B. Pembahasan ............................................................................
48 48 48 65 68 71
BAB VSIMPULAN DAN SARAN....................................................... A. Kesimpulan .............................................................................. B. Implikasi .................................................................................. C. Keterbatasan Penelitian............................................................. D. Saran ......................................................................................
78 78 79 79 80
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................
81 85
xi
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Kerangkan Berfikir ............................................................
29
Gambar 2. Prosedur Penelitian ...........................................................
32
Gambar 3. Grafik Histogram Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen....
49
Gambar 4. Grafik Histogram Frekuensi Posttest Kelompok Eksperimen. .
52
Gambar 5. Grafik Histogram Skor Gain Kelompok Eksperimen...............
54
Gambar 6. Grafik Histogram Frekuensi Psikomotor Kelompok Eksperimen......................................................................
55
Gambar 7. Grafik Histogram Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol ..........
58
Gambar 8. Grafik Histogram Frekuensi Posttest Kelompok Kontrol ........
60
Gambar 9. Grafik Histogram Skor Gain Kelompok Kontrol .....................
63
Gambar 10. Grafik Histogram Frekuensi Psikomotor Kelompok Kontrol ..
64
Gambar 11. Diagram Batang Perbandingan Rerata Skor Gain ...............
72
Gambar 12. Diagram Batang Perbandingan Rerata Psikomotor Siswa ....
75
xii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ...........................
11
Tabel 2. Paradigma Penelitian ............................................................
31
Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Ranah Kognitif ..................................................
36
Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Ranah Psikomotor .............................................
37
Tabel 5. Tabel Distribusi Data Normal.................................................
44
Tabel 6. Tabel Skor Gain ...................................................................
45
Tabel 7. Tabel Statistik Pretest Kelompok Eksperimen..........................
48
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen ..........
49
Tabel 9. Distribusi Kategori Nilai Pretest Kelompok Eksperimen ............
50
Tabel 10. Tabel Statistik Posttest Kelompok Eksperimen.......................
51
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen........
51
Tabel 12. Distribusi Kategori Nilai Posttest Kelompok Eksperimen .........
52
Tabel 13. Hasil belajar Siswa Kelompok Eskperimen.............................
53
Tabel 14. Skor Gain Kelompok Eksperimen..........................................
54
Tabel 15. Tabel Statistik Psikomotor Kelompok Eksperimen ..................
55
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Psikomotor Kelompok Eksperimen ..........
55
Tabel 17. Distribusi Kategori Nilai Psikomotor Kelompok Eksperimen .....
56
Tabel 18. Tabel Statistik Pretest Kelompok Kontrol ..............................
57
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Kontrol ...............
58
Tabel 20. Distribusi Kategori Nilai Pretest Kelompok Kontrol .................
59
Tabel 21. Tabel Statistik Posttest Kelompok Kontrol .............................
59
Tabel 22. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Kontrol ..............
59
Tabel 23. Distribusi Kategori Nilai Posttest Kelompok Kontrol................
60
Tabel 24. Hasil belajar Siswa Kelompok Kontrol ...................................
62
Tabel 25. Skor Gain Kelompok Kontrol ................................................
62
xiii
Tabel 26. Tabel Statistik Psikomotor Kelompok Kontrol ........................
63
Tabel 27. Distribusi Frekuensi Psikomotor Kelompok Kontrol.................
64
Tabel 28. Distribusi Kategori Nilai Psikomotor Kelompok Kontrol ...........
64
Tabel 29. Hasil Uji Normalitas Skor Gain .............................................
65
Tabel 30. Hasil Uji Normalitas Psikomotor Siswa ..................................
66
Tabel 31. Hasil Uji Homogenitas Skor Gain ..........................................
68
Tabel 32. Hasil Uji Homogenitas Skor Gain ..........................................
68
Tabel 33. Hasil Uji-t Independen Skor Gain .........................................
69
Tabel 34. Hasil Uji-t Independen Psikomotor Siswa..............................
69
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus ..........................................................................
85
Lampiran 2. RPP Kelompok Eksperimen ..............................................
87
Lampiran 3. RPP Kelompok Kontrol.....................................................
98
Lampiran 4. Modul Pembelajaran ......................................................
106
Lampiran 5. Kisi-Kisi Instrumen Kognitif .............................................
125
Lampiran 6. Kisi-Kisi Instrumen Psikomotor.........................................
127
Lampiran 7. Soal Preteset dan Posttest ..............................................
137
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa ........................................................
145
Lampiran 9. Uji Coba Instrumen.........................................................
153
Lampiran 10. Data Hasil Belajar Siswa ................................................
156
Lampiran 11. Hasil Analisis Deskriptif..................................................
159
Lampiran 12. Uji Prasyarat.................................................................
169
Lampiran 13. Uji Hipotesis .................................................................
174
Lampiran 14. Expret Judment Instrumen ............................................
177
Lampiran 15. Surat Izin Penelitian ......................................................
181
Lampiran 16. Dokumentasi ................................................................
186
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Implementasi
Kurikulum
2013
membuat
sekolah
percontohan
di
Yogyakarta masih mengalami kesulitan, terutama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Implementasi Kurikulum 2013 di SMK pada mata pelajaran produktif belum terlaksana secara maksimal, sedangkan pada mata pelajaran adaptif yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Lilis Sulianita (2014), bahwa di SMK pelatihan guru dan perangkat Kurikulum baru pada tiga mata pelajaran adaptif saja, sehingga guru yang mengampu pada mata pelajaran produktif sama sekali belum menerapkan Kurikulum 2013. Pelatihan mengenai Kurikulum 2013 yang ditujukan oleh guru belum maksimal dan beberapa SMK masih binggung dalam penerapannya. Hal ini seperti dikemukakan oleh Meidiana (2014), bahwa pelatihan pada guru dan kepala sekolah hanya dilakukan sebatas memberikan buku dan pelatihan singkat. Diperlukan pelatihan berkelanjutan agar Kurikulum 2013 dapat sepenuhnya dipahami oleh guru. Perubahan Kurikulum yang terlalu cepat, menyebabkan Kurikulum 2013 belum dapat di implementasikan secara baik di SMK. Kurikulum 2013 menuntut guru untuk mengetahui metode pembelajaran Scientific yaitu pembelajaran berpusat pada siswa. Metode pembelajaran Scientific mengajak siswa untuk belajar secara aktif, pembelajaran tidak terpusat lagi oleh guru. Hal ini seperti dikemukakan oleh Sukandi (2013), bahwa inti proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 berpusat pada siswa dengan pendekatan metode Scintefic
1
Learning. Penyajian materi pembelajaran menggunakan alat peraga, diskusi, dan menghubungkan materi dengan kondisi nyata pada saat pembelajaran. Guru
sebagai
pengajar
mempunyai
peran
dalam
memberikan
pengetahuan baru pada siswa. Kesadaran guru dalam munggunakan metode pembelajaran yang masih rendah, mengakibatkan siswa menjadi cepat bosan dan tidak tertarik pada matari ajar. Muhajir (2013) mengungkapkan bahwa sesempurna apapun Kurikulum 2013 apabila guru sebagai sebagai subyek yang mengimplementasikan mengembangkan
tak
terampil
kecerdasan
dalam
siswa.
mengajar
Keberhasilan
maka
proses
sulit
untuk
pembelajaran
tergantung pada sistem mengajar guru. Pendekatan yang dilakukan oleh guru harus menarik minat siswa dan menjadikan pusat pembelajaran. Pembelajaran berhasil dilakukan oleh guru apabila melibatkan siswanya dalam tugas-tugas yang dapat meningkatkan kompetensi. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti pada saat menjalankan KKN-PPL di kelas X Program Keahlian Teknik Audio Video
SMK Negeri 2
Yogyakarta proses pembelajaran berlangsung satu arah dari guru ke siswa dan interaksi siswa dengan guru belum terlihat. Metode ceramah yang digunakan guru membuat para siswa menjadi cepat bosan dan memilih untuk mengobrol dengan teman atau tidur. Hal ini seperti dikemukakan oleh Asep Mulyana (2013), bahwa menjelaskan panjang lebar tentang materi pelajaran yang banyak dilakukan oleh guru kadang membuat bosan dan kurang menarik bagi para siswa. Proses pembelajaran di kelas masih satu arah, guru mendominasi proses pembelajaran. Wijaya Kusumah (2010) mengungkapkan bahwa guru terlalu dominan di dalam kelas, menganggap bahwa dirinya adalah pusat sumber 2
belajar siswa. Dominasi guru di kelas membuat proses pembelajaran menjadi tidak menarik bagi siswa. Siswa tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran dan malas untuk belajar. Berdasarkan wawancara tidak tersruktur yang dilakukan peniliti kepada beberapa siswa, mereka mengatakan cara penyampaian guru dalam proses pembelajaran kurang bervariatif dan media pembelajaran yang digunakan masih kurang. Metode ceramah membuat siswa tidak dapat mengembangkan kreativitas dalam belajar, membangun motivasi belajar dan cenderung pasif dalam pembelajaran. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Cahya Tri Astarkha (2012), bahwa proses pembelajaran di dalam kelas seharusnya menyenangkan sehingga membuat anak aktif dalam bertanya dan kreatif. Metode pengajaran yang dipilih oleh guru dan media pembelajaran kertas milimeter dirasa tidak cocok bagi siswa untuk menguasai kompetensi pembuatan layout PCB (Printed
Circuit Board). Hal ini seperti dikemukakan oleh Muhajir (2013), bahwa dalam mengajar guru tidak cekatan dan kreatif baik penguasaan materi maupun metode pembelajaran. Media yang dibutuhkan untuk memudahkan siswa dalam pembuatan
layout PCB belum ada, siswa membuat secara manual dengan menggunakan kertas millimeter lalu akan diblok di PCB untuk membuat layout PCB dua kali pengerjaan yang ditempuh oleh siswa untuk membuat layout
PCB. Dian
Widianingrum (2012) mengungkakan penggunaan media pembelajaran dapat mengatasi kejenuhan siswa selama proses pembelajaran. penetuan media pembelajaran
yang
akan
digunakan
harus
disesuaikan
dengan
tujuan
kompetensi. Siswa yang diajarkan untuk memenuhi kompetensi penggambaran 3
layout PCB, seharusnya diberikan media pembelajaran yang mendukung dan memberikan gambaran nyata dalam menggambar layout PCB. Hal ini akan meningkatkan minat belajar serta pemahaman siswa. Menanggapi masalah di atas mengenai metode dan media pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar kompetensi pembuatan layout
PCB
kurang sesuai. Metode pembelajaran yang digunakan bukan hanya ceramah saja, melainkan
menggunakan
metode-metode
pembelajaran
yang
mendorong
kreativitas siswa, belajar aktif dan inovatif, menumbuhkan interaksi antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa dan pemberian project untuk dikerjakan siswa. Media pembelajaran kertas milimeter membuat siswa kesulitan dalam kegiatan pembelajaran penggambaran layout PCB. Pembuatan layout
PCB
menggunakan kertas milimeter dan model pembelajaran satu arah membuat siswa tidak bisa berkreasi dan aktif dalam pembelajaran sehingga jalur PCB yang dibuat tidak rapi, jarak antar komponen terlalau jauh dan siswa tidak bisa menggandakan hasil pembuatan layout
PCB. Berdasarkan latar belakang
masalah di atas peneliti mengambil judul penelitian, Efektivitas Model Pembelajaran Project Based Learning Pada Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel Terhadap Hasil Belajar Kelas X SMK N 2 Yogyakarta.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan dalam pembelajaran Teknik Kerja Bengkel untuk pembuatan layout PCB. Beberapa permasalahan hasil identifikasi tersebut dapat dirinci sebagai berikut. 4
1. Sekolah Menengah Kejuruan masih mengalami kesulitan dalam implementasi Kurikulum 2013 2. Penggunaan model pembelajaran ceramah dan media kertas milimeter dalam pembelajaran Teknik Kerja Bengkel
dalam kompetensi pembuatan layout
PCB membuat siswa bosan dan belum bisa mengembangkan keterampilan. 3. Proses pembelajaran di kelas guru masih mendominasi sebagai pemberi materi dan pusat pembelajaran. 4. Siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran karena kondisi kelas yang tidak mendukung. 5. Pemanfaatan media pembelajaran berbasis komputer pada pembuatan layout PCB belum dipergunakan secara maksimal.
C. Batasan Masalah Kualitas pembelajaran berhasil apabila ada peningkatan hasil belajar yang ditunjukkkan oleh siswa. Pencapaian hasil belajar membuat para lulusan SMK berkompeten di bidang audio video. Penggambaran layout PCB adalah salah satu Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel yang harus dikuasi oleh siswa kelas X Program Keahlian Teknik Audio Video SMK N 2 Yogyakarta. Penggunaan model pembelajaran Project Based Learning dipilih karena model
pembelajaran
cocok
dipergunakan
untuk
Kompetensi
Dasar
penggambaran layout PCB. Efektivitas pembelajaran pada penelitian ini adalah ukuran dari tercapai dan tidak tercapai sasaran pembelajaran yang telah ditetapkan melalui Kompetensi Dasar pada Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel. Penelitian ini mengkaji antara hubungan penerapan model pembelajaran Project 5
Based Learning terhadap ranah kognitif dan ranah psikomotor siswa. Penelitian ini penggunaan media pembelajaran berbasis komputer untuk memudahkan para siswa dalam menggambar layout PCB. Penggambaran layout PCB akan selalu melekat pada setiap siswa apabila mereka akan membuat rangkaian elektronika.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Seberapa besar efektivitas menggunakan model pembelajaran Project Based
Learning dan model pembelajaran Teacher Centered ranah kognitif pada kompetensi Penggambaran Layout PCB di SMK N 2 Yogyakarta? 2. Apakah penggunaan model pembelajaran Project Based Learning lebih efektif dibandingkan
dengan
model
pembelajaran
Teacher
Centered
dalam
meningkatkan ranah kognitif pada kompetensi Penggambaran Layout PCB di SMK N 2 Yogyakarta? 3. Apakah penggunaan model pembelajaran Project Based Learning lebih efektif dibandingkan
dengan
model
pembelajaran
Teacher
Centered
dalam
meningkatkan ranah psikomotor pada kompetensi Penggambaran Layout PCB di SMK N 2 Yogyakarta?
6
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan yang dijelaskan di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut. 1. Mengetahui seberapa besar efektivitas menggunakan model pembelajaran
Project Based Learning dan model pembelajaran Teacher Centered ranah kognitif pada kompetensi Penggambaran Layout PCB di SMK N 2 Yogyakarta. 2. Mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran Project Based
Learning dibandingkan dengan model pembelajaran Teacher Centered dalam meningkatkan ranah kognitif pada kompetensi Penggambaran Layout PCB di SMK N 2 Yogyakarta. 3. Mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran Project Based
Learning dibandingkan dengan model pembelajaran Teacher Centered dalam meningkatkan ranah psikomotor pada kompetensi Penggambaran Layout PCB di SMK N 2 Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian. 1. Bagi Sekolah a) Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Teknik Kerja Bengkel dan kompetensi penggambaran
layout
PCB.
Mempermudah
siswa
dalam
proses
pembelajaran. Membentuk pola pembelajaran yang aktif dan efektif mengembangkan pola kreativitas siswa dalam belajar. 7
b) Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru untuk memberikan wawasan
dan
pengalaman
dalam
implementasi
Kurikulum
2013
menggunakan model pembelajaran Project Based Learning. Membantu guru dalam pemilihan media pembelajaran yang cocok digunakan untuk menggambar layout PCB. c) Bagi SMK Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi SMK untuk referensi penggunaan model pembelajaran Project Based Learnig. Penelitian ini juga memberikan masukan untuk perbaikan mutu pembelajaran di kelas dan peningkatan aktivitas pembelajaran siswa dalam kelas. Penelitian ini bermanfaat untuk turut serta menciptakan lulusan SMK yang berkualitas dengan cara meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk referensi penelitian kependidikan sebagai litelatur dalam penelitian yang lebih lanjut di masa mendatang. Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan model pembelajaran yang cocok digunakan dalam bidang pendidikan. Menambah pengetahuan pembaca yang mencari refrensi penelitian dan kemungkinan akan meneliti hal yang sama pada waktu yang berbeda.
8
3. Bagi Peneliti Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat memberikan tambahan pengetahuan, wawasan dalam mempersiapkan diri sebagai calon pendidik dalam memberikan variasi metode dan media pembelajaran. Hasil penelitian ini dapat menjadi pembelajaran bagi peneliti untuk menyelesaikan permasalahan kondisi pembelajaran di kelas.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pencapaian Hasil Belajar Penggambaran Layout PCB a. Pengertian mata pelajaran teknik kerja bengkel Proses pembelajaran pada SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) terbagi menjadi tiga aspek dasar materi ajar yaitu normatif, adaptif dan produktif. Aspek normatif memberikan pembelajaran nilai-nilai positif dalam menjalani kehidupan, aspek adapatif memberikan pembelajaran ilmu pengetahuan yang dapat diadaptasi dalam kehidupan, dan aspek produktif memberikan pembelajaran
kompetensi
keterampilan
yang
membuat
siswa
dapat
menciptakan suatu barang dipergunakan dalam kehidupan. SMK terbagi dalam beberapa program keahlian, salah satunya adalah Program Keahlian Teknik Audio Video. Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel adalah salah satu Mata Pelajaran produktif yang diajarkan di Program Studi Teknik Audio Video mengajarkan mengenai penggunaan alat-alat perkakas, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), pembuatan rangkaian pesawat elektronika dan penggambaran layout PCB. Pembuatan rangkaian pesawat elektronika adalah Standar Kompetensi (SK) yang diajarkan pada siswa, sedangkan Kompetensi Dasar (KD) materi tersebut penggambaran layout PCB. b. Standar kompetensi menggambar layout PCB Berdasarkan Kurikulum yang digunakan SMK N 2 Yogyakarta yaitu Kurikulum
2013,
kompetensi
dikembangkan menjadi
dari
Standar
masing-masing
Kompetensi dan 10
Program Kompetensi
Keahliah Dasar.
Siswa dinyatakan berkompeten apabila memenuhi kreteria setiap Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan. Dalam silabus menguraikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pembuatan rangkaian pesawat elektronika, sebagai berikut. Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembuatan Rangkaian Pesawat Elektronika Kelas Sem Standar Kompetensi Dasar Kompetensi X II Menguasai Rangkaian Menggambar rangkaian pesawat Pesawat Elektronika elektronika Teknik perakitan komponen elektronik menjadi Pesawat Elektronik Menguji Coba Rangkaian Pesawat Elektronika
2. Model Pembelajaran Project Based Learning Model pembelajaran Project Based Learning sering juga disebut dengan model pembelajaran proyek. Model pembelajaran proyek merupakan pemberian tugas kepada siswa untuk dikerjakan secara individual maupun kelompok. Siswa dituntut untuk mengamati, membaca dan meneliti. Kemudian siswa diminta membuat laporan dari tugas yang diberikan. Model pembelajaran ini bertujuan membentuk analisis pada masing-masing siswa (H. Martinis Yamin, 2008: 166). Daryanto (2009: 407), menyatakan Project Based Learning merupakan cara belajar yang memberikan kebebasan berpikir pada siswa yang berkaiatan dengan isi atau bahan pengajaran dan tujuan yang direncanakan. Made Wena (2010: 145), menyatakan belajar Project Based Larning adalah model pembelajaran yang inovatif yang mengajarkan mengenai konsep-konsep dalam materi ajar. Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin ilmu, 11
melibatkan siswa dalam investivigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugastugas bermakna lainnya, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dan menghasilkan suatu produk. Pembelajaran kerja proyek siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, kreativitas dan motivasi siswa menjadi meningkat. Memberikan kesempatan besar kepada siswa untuk berkreasi dengan ilmu yang dia miliki, mencapai puncaknya pada saat menghasilkan suatu produk nyata. Pembelajaran berbasis proyek memberikan pengalaman nyata kepada siswa untuk ikut dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran Project Based Learning yang dikembangkan oleh Winastaman Gora dan Sunarto (2010: 119), mempunyai beberapa karateristik, yaitu sebagai berikut. 1) Mengembangkan pertanyaan atau masalah, yang berarti pembelajaran harus mengembangkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. 2) Memiliki hubungan dengan dunia nyata, berarti bahwa pembelajaran yang outentik dan siswa dihadapkan dengan masalah yang ada pada dunia nyata. 3) Menekankan pada tanggung jawab siswa, merupakan proses siswa untuk mengakses informasi untuk menemukan solusi yang sedang dihadapi. 4) Penilaian, penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil proyek yang dikerjakan siswa.
Langkah-langkah pembelajaran Project Based Learning disusun agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik. Berikut adalah pembelajaran
12
dengan model Project Based Learning The George Lucas Educational Foundation (2005). 1) Start With Essential Question Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esesnsial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Guru menuntun siswa untuk dapat menemukan permasalan dalam penggambaran
layout PCB. 2) Desaign a Plan for the Project Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan siswa. Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main dan waktu yang diperlukan setiap masing-masing kelompok untuk menyelesaikan proyek. 3) Create a Schedule Pengajar dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pembuatan jadwal mengerjakan proyek dan membuat deadline penyelesaian proyek penggambaran layout PCB. 4) Monitoring the Student and the of the Project Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitoring terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Guru melakukan bantuan-bantuan kecil selama proses pengerjaan proyek, dengan menayakan sampai mana, bagianmana yang belum terselesaikan dan ada kesulitan atau tidak.
13
5) Assess the Outcome Penilaian
dilakukan
untuk
membantu
pengajar
dalam
mengukur
ketercapaian hasil standar. Peneliaan dilakukan dengan cara pembuatan rubrik dan test pada saat proses pembelajaran berlangsung. 6) Evaluate the Experience Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Setiap kelompok di suruh untuk presentasi menceritakan kesulitan-kesulitan yang dialami selama mengerjakan proyek. Pelaksanaan
model
pembelajaran
Project
Based
Learning
dengan
memberikan pertanyaan kepada siswa yang akan menghasilkan suatu tugas untuk membuatan proyek, guru menentukan batasan waktu dan batasanbatasan pembuatan proyek, guru terus memonitoring kerja siswa, serta setelah proyek terselesaiakan guru memberikan umpan balik berupa ujian dan presentasi oleh siswa mengenai pembuatan proyek. Daryanto (2009: 408-409), menyatakan keuntungan dan kelemahan menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek, sebagai berikut. 1) Keuntungan a) Meningkatkan motivasi belajar siswa. b) Meningkatkan kemampuan dan kreativitas siswa untuk membuat proyek. c) Meningkatkan kolaboratif atau peran kerjasama kelompok disetiap siswa d) Mengembangkan kemampuan merencanakan. e) Mengembangkan sikap gotong royong, hidup demokrasi serta rasa tanggungjawab tinggi. 14
2) Kelemahan a) Kesulitan untuk menemukan tema dan media yang cocok utuk proses pembelajaran. b) Membutuhkan waktu yang cukup lama. c) Aspek kognitif dan psikomotor yang diperoleh masing-masing siswa berbeda. d) Memerlukan kecakapan yang baik untuk mengorganisaikan siswa pada saat proses pembelajaran. Teknik penilaian menggunakan teknik penilaian project work. Mimin Haryati (2007: 50), menyatakan project work merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang mencakup beberapa kompetensi yang harus diselesaisan oleh siswa dalam waktu yang sudah disepakati. Mimin Haryati (2007: 50-51), menyatakan dalam melakukan penilaian project work harus memperhatikan halhal berikut ini. 1) Kemampuan pengolahan siswa dalam pembagian waktu untuk kegiatan mengerjakan proyek. 2) Relevansi atau kesesuain mata pelajaran terhadap proyek yang dikerjakan oleh siswa untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran. 3) Keaslian hasil proyek yang dikerjakan oleh siswa merupakan hasil karyanya sendiri. Pada proses pembelajaran Project Based Learning siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kolaboratif berisikan 3-4 orang dengan adanya instruktur tunggal
atau
instruktur
ganda
maka 15
proses
pembelajaran
akan
lebih
berkolaboratif. Ketika siswa bekerja dalam tim pembagian tugas mutlak dibutuhkan pada proses perencanaan, pengorganisasian, dan penyelesaian tahap akhir. Siapa yang bertanggungjawab untuk setiap tugas dan bagaimana informasi akan disampaiakan pada setiap anggota kelompok. Keterampilan dan kompetensi yang dimiliki oleh setiap siswa menjadi amat penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran, karena pada hakekatnya kerja proyek adalah kerjasama kolaboratif antar siswa. Dalam kerja kelompok keahlian setiap individu akan memperkuat kerja tim sebagai suatu keseluruhan untuk mengerjakan proyek.
3. Media Pembelajaran a. Pengertian media Media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alatalat, grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Azhar Arsyad, 2011: 3). Daryanto (2010: 4-5), menyatakan media merupakan salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Cecep Kustandi dan Bambang Sutipjo (2011, 8), menyatakan media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Berdasarkan penjabaran di atas media pembelajaran dapat diartikan sebagai media perantara pada saat proses pembelajaran berupa alatalat peraga atau media elektronis untuk membantu menunjang hasil belajar siswa. Media pembelajaran memudahkan siswa dalam proses 16
pembelajaran
menjadi
interaktif,
siswa
tidak
cepat
bosan
dan
pemahaman materi yang ditangkap oleh siswa menjadi lebih baik. b. Manfaaat media pembelajaran Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar mutlak diperlukan oleh setiap guru agar proses belajar mengajar menjadi interaktif dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Azhar Arsyad (2011: 26-27), menyatakan ada beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, sebagai berikut. a. Media pembelajaran dapat memperjelas siswa dalam melakukan proses penggambaran layout PCB. b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, siswa menjadi tergunggah dan tertarik untuk menggerjakan layout PCB karena seperti dikerjakan secara langsung tidak manual. c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. Penggambaran layout PCB dengan berbantuan media dapat menimbulkan gairah baru bagi siswa karena siswa mengalami pembuatan layout PCB secara interaktif. Penggunaan media pembelajaran didasarkan pada kebutuhan akan proses belajar mengajar, disesuaikannya antara kebutuhan siswa dengan materi ajar yang akan disampaiakan. Pemilihan media oleh guru perlu dicermati sesuai dengan pernyataaan Daryanto (2010: 6-7), karateristik dan kemampun masing-masing media perlu diperhatikan 17
oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. c. Media Berbasis Komputer Media pembelajaran berbasis komputer memudahkan siswa untuk memahami penyajian materi dari guru. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan Computer
Managed Intruction (CMI) (Azhar Arsyad, 2011: 96). Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis Microprocessor (Cecep Kustandi dan Bambang Sutipjo, 2011: 30). Peran komputer sebagai pemanfaatan penyajian informasi isi materi pelajaran dan latihan modus simulasi ini dikenal sebagai Computer Assited instruction (CAI). Komputer bukanlah penyampaian utama materi pelajaran, namun komputer dapat membantu dalam penyajian materi ajar bagi guru. Media pembelajaran berbasis komputer dapat menunjang proses pembelajaran pada Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel yang salah satu Standar Kompetensi pada Mata Pelajaran tersebut adalah pembuatan rangkaian
pesawat
elektronika.
Standar
Kompetensi
pembuatan
rangkaian pesawat elektronika ada satu Kompetensi Dasar yaitu penggambaran layout PCB yang masih menggunakan media kertas miltimeter. Media kertas multimeter dalam penggambaran layout PCB menyulitkan siswa untuk memahami materi ajar yang disampaiakan oleh guru. Daryanto (2010: 146), menyatakan kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan pembelajaran audio 18
visual.
Penggambaran layout
PCB secara
manual dirasa
masih
menyulitkan siswa dalam proses pembuatannya. Perkembangan teknologi pada SMK terutama teknologi komputer, membuat perkembangan media pembelajaran yang digunakan untuk proses belajar mengajar baik pembelajaran praktik maupun teori. Pembelajaran praktik dengan komputer dapat berupa simulasi-simulasi sesungguhnya, juga dapat membantu mengganti peran guru dalam pembelajaran. d. Simulasi Azhar Arsyad (2011: 98), menyatakan simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar secara dinamis, interaktif, dan perorangan. H. Martinas Yamin (2008: 163), menyatakan
metode
simulasi merupakan metode yang menampilkan materi pelajaran untuk menggantikan benda yang sebenarnya. Pemanfaataan media berbasis komputer di SMK sudah tidak asing lagi. Pelaksanaan proses belajar mengajar untuk praktik di laboratorium atau bengkel terutama untuk bidang
elektronika
sangat
cocok
menggunakan
media
berbasis
komputer. Peggunaan media berupa software dapat dijadikan alternatif pada pelaksanaan pembelajaran penggambaran layout PCB. Program simulasi penggambaran layout PCB dengan menggunakan
software Eagle dilakukan dengan cara mendesain schematic terlebih dahulu sebelum membuat layout PCB. Ibnu Budi (2006: 1), menyatakan
Eagle merupakan software pembantu dalam pembuatan jalur komponen suatu elektronika dan Eagle ini diciptakan untuk membantu para 19
pembuat PCB agar lebih mudah dalam perencanaan tata letak komponen elektronika agar komponen tersebut tidak saling bertabrakan satu sama lain. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Nyoman Yudi (2011) software Eagle adalah software cad yang umum digunakan dalam mendesain layout PCB dengan hasil baik sesuai dengan ukuran komponen yang diken hendaki.
4. Hasil Belajar Tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan yang harus diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur kemajuan belajar siswa (Slameto, 2001: 30). Nana Sudjana
(2012: 3), menyatakan hasil belajar merupakan
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sugihartono dkk (2007: 130), menyatakan bahwa penilaian terhadap hasil belajar siswa mutlak diperlukan oleh guru untuk melihat seberapa jauh perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar. Hasil belajar pada hakikatnya mempunyai tujuan intruksional seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (2012: 2), tujuannya adalah untuk mengetahui perubahan tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa, oleh sebab itu dalam penilaian hendaknya dilihat sejauh mana perubahan tingkah laku siswa setelah proses pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai pengalaman siswa dalam pembelajaran berupa materi yang diberikan guru. Setelah pemberian perlakuan maka siswa akan mendapatkan perubahan yang terlihat dari hasil belajar yang diperoleh.
20
Bloom dalam H. Daryanto (2007: 100-122), menyatakan pembagian hasil belajar atas tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. 1. Ranah Kognitif Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar yang berupa pengetahuan yang terdiri atas enam jenjang kemampuan. 1) Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan adalah aspek paling dasar dalam taksonomi Bloom. Seringkali disebut juga aspek ingatan. Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengetahui adanya konsep dan fakta tanpa harus mengerti atau menggunakannya. 2) Pemahaman (comprehension) Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk mengerti apa yang diajarkan dan dapat memanfaatkannya tanpa harus menghubung-hubungkan dengan hal lain. 3) Penerapan (application) Penerapan adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkrit. Abstraksi tersebut berupa ide-ide, tata cara, metode, serta prinsip-prinsip. Menerapkan abstraksi dalam situasi baru disebut aplikasi. 4) Analisis (analysis) Kemampuan seseorang dituntut untuk dapat menguraikan situasi atau keadaaan tertentu ke dalam unsur-unsur pembentuknya. Penggunakan analisis situasi atau keadaan akan menjadi lebih jelas.
21
5) Sintesis (synthesis) Kemampuan yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan beberapa faktor dan teori-teori yang ada. 6) Penilaian (evaluation) Kemampuan
untuk
dapat
mengevaluasi
situasi
dan
keadaan
berdasarkan suatu kreteria tertentu. Kegiatan evaluasi adalah menciptakan kreteria tertentu serta menciptakan kondisi agar mampuh mengembangkan kreteria tersebut. 2. Ranah Afektif Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar yang berupa sikap, kepribadian, dan perasaan yang terdiri atas lima jenjang kemampuan. 1) Menerima (receiving) Jenjang ini berhubungan dengan kemauan siswa untuk ikut dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran pada jenjang ini berhubungan dengan mempertahankan perhatian siswa pada saat proses belajar mengajar. 2) Menjawab (responding) Kemampuan ini berkaitan dengan partisipasi aktif siswa dalam belajar, siswa tidak hanya aktif dalam pembelajaran namun siswa aktif juga dalam memberikan jawaban atau tanggapan. 3) Menilai (valuing) Jenjang ini berkaitan dengan nilai yang dikenalkan siswa terhadap suatu fenomena pembelajaran. Penilaian terhadap situasi yang baru
22
membuat siswa tergunggah untuk ikut memberikan nilai terhadap situasi tersebut. 4) Organisassi (organization) Tingkat ini berhubungan dengan penyatuan antara nilai-nilai yang berbeda, memecahkan permasalahan dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten. 5) Karakteristik (charaterizaton) Jenjang ini seseorang sudah mempunyai sistem nilai yang mengontrol perilakunya untuk membentuk suatu pemikiran yang baru sehingga perilakuya akan konsisten. Nilai dan sikap sudah mengatur cara bertindak dan cara berpikir. 3. Ranah Psikomotor Ranah psikomotor lebih menitik beratkan penilai keterampilan atau kecakapan. Berhubungan dengan kemampuan gerak atau manipulasi tersebut dikendalikan oleh kematangan berpikir seseorang. Penilaian ranah psikomotor terdapat beberpa teknik penilaian yang sering digunakan guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah teknik penilaian untuk kerja. Teknik unjuk kerja merupakan proses penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan suatu hal (Mimin Haryati, 2007: 45). Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pengamatan atau observasi terhadap berbagai aspek-aspek yang harus dicapai oleh siswa, instrumen yang digunakan dalam teknik unjik kerja dapat berupa instrumen skala penilaian dan daftar cek.
23
Nana Nana Sudjana (2005: 39-40), menyatakan hasil belajar siswa dapat dipengaruhi dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar siswa. Faktor dari dalam diri siswa adalah kemampuan yang dimiliki olehnya. Sedangkan faktor dari luar seperti motivasi belajar, minat, dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan dan sosial ekonomi. Hasil belajar yang diperoleh siswa menjadi acuhan para guru untuk memberikan umpan balik terhadap siswa, ketercapaian Standar Kompetensi menandakan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru berhasil.
5. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran berhubungan dengan kesusksesan dalam proses pembelajaran dengan indikator pencapaian hasil belajar yang memenuhi KKM. Chris
Kyriacou
(2011:
15),
menyatakan
pembelajaran
efektif
adalah
pembelajaran yang berhasil dilakukan oleh para siswa sesuai dengan kehendak guru. Nico (2012), menyatakan pembelajaran yang efektif membuat siswa belajar dengan baik dan memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan. W. James Pomham dan Eva L Baker (2011: 9), menyatakan pembelajaran yang efektif seharusnya dapat menimbulkan perubahan dari segi kemampuan dan pengolahan siswa. Timbulnya perubahan siswa membuat pembelajaran menjadi efektif, peran guru ikut serta dalam proses belajar harus dikurangi. Efektivitas suatu proses pemebelajaran dapat dilihat dari skor gain yang dihasilkan. Hake (1999: 1), menyatakan skor gain adalah nilai hasil belajar siswa dibandingkan dengan nilai maksimal yang dapat diperoleh siswa dalam tes. Skor
gain didapatkan dari nilai hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan 24
perlakuan. Hake mengkatagorikan skor gain menjadi tiga katagori tinggi, sedang dan rendah. Pembelajaran yang efektif apabila mempunyai skor gain berada pada katagori sedang. M. Gorky Sembiring (2009: 97), menyatakan efektivitas pembelajaran akan tercapai apabila guru dapat mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran. Efektif tidaknya suatu model pembelajaran dapat dilihat dari ketercapaian penilaian baik itu berupa penilaian proses dan penilaian hasil dilihat dari skor
gain. Kegiatan pembelajaran yang masih terlalu terpaku kepada guru membuat siswa tidak dituntut untuk belajar secara mandiri. E. Mulyasa (2010: 107), menyatakan penggunaan metode yang tepat dan bervariatif akan turut menentukan efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran. Hal ini juga dikemukakan oleh Ismail SM (2008: 30), keberhasilan penggunaan metode pembelajaran dikatakan efektif apabila prestasi belajar siswa dapat tercapai. Keaktifan siswa dapat dipicu dengan mengembangkan tugas berupa pembuatan proyek
yang
bersifat
kelompok
maupun
individu,
hal
ini
guru
dapat
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek yang membuat siswa berfikir aktif dan kreatif. Pembelajaran berbasis proyek mudah diterapkan dalam kompetensi penggambaran PCB karena siswa nanti dapat mendesain atau merancang PCB dengan batasan-batasan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Penggunaan metode berbasis proyek dalam proses pembelajaran dibantu dengan media pembelajaran simulasi akan menciptakan kondisi belajar yang aktif. Media pembelajaran simulasi berupa software penggambaran PCB untuk memudahkan siswa dalam pembuatan layout PCB. Upaya ini diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 25
B. Penelitian yang Relevan Penelitian Ferdiana Putri Dwi (2013) dalam skripsis yang berjudul yang berjudul “Kefektifan Project Based Learning dalam Proses Pembelajaran
Mengoprasikan Aplikasi Perangkat Lunak”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan metode pembelajaran Project Based Learning pada siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran pengoprasikan aplikasi perangkat lunak dilihat dari segi pengalaman belajar termasuk dalam katagori baik 73,53%, dari segi eksplorasi siswa sebesar 77,70% dan pengalaman belajar siswa sebesar 46,81%. Penelitian yang dilakukan Enni Lestari (2011) dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Project Based Learning pada Pembelajaran Kewirausahaan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa Kelas XI Program Keahlian Administrasi perkantoran SMK Muhammadiyah 2 Moyudan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan kreativitas siswa kelas XI. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dan kreativitas siswa. pada siklus I dengan nilai ≥ 70 sebesar 27,27% dan pada siklus II mengalami kenaikan 59,09% menjadi 86,36%. Penelitian Mishadin (2012) dalam skripsi yang berjudul “Efektivitas Media
Pembelajaran Berbasis Komputer pada Mata Pelajaran Elektronika terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMK 1 Sedayu Bantul” . Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa aspek kognitif dan psikomotor. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar pada aspek kognitif dengan menggunakan media berbasis komputer dengan huruf F 26
untuk kelompok diperoleh 35,14 dan signifikansi 0,000<0,05. Terdapat perbedaan prestasi belajar pada aspek psikomotor dengan menggunakan media berbasis komputer dengan huruf F untuk kelompok diperoleh 66,54 dan signifikansi 0,000<0,05.
C. Kerangka Berpikir Model pembelajaran menentukan proses pembelajaran dalam suatu kelas. Kemampuan awal siswa menentukan hasil belajar, oleh karena itu untuk mencapai hasil belajar yang optimal guru harus mendesain suatu model pembelajaran dan media pembelajaran yang cocok digunakan. Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel terdiri dari empat Kompetensi Dasar, memahami keselamatan dan kesehatan kerja, mengidentifikasi hazard, menggunakan peralatan tangan dan mesin, menguasai rangkaian pesawat elektronika. Model pembelajaran satu arah dan media pembelajaran kertas milimeter yang kurang tepat digunakan dalam proses belajar mengajar pada Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel Standar Kompetensi penggambaran rangkaian pesawat elektronika mengakibatkan pembelajaran tidak berpusat pada siswa. Penggunaan model pembelajaran Project Based Learning digunakan dalam proses pembelajaran penggambararan rangkaian pesawat elektronika untuk mendukung
keaktifan
siswa.
Sehingga
terdapat
dugaan
bahwa
model
pembelajaran Project Based Learning lebih efektif untuk meningkatkan kognitif siswa dibandingkan dengan model pembelajaran Teacher Centered. Model pembelajaran Project Based Learning atau pembelajaran berbasis proyek dapat membantu siswa dalam merecanakan suatu proyek dan 27
meningkatkan keterampilan siswa dalam kompetensi penggambaran layout PCB serta penggunaan bantuan media pembelajaran berbasis komputer yang mampuh menyajikan software pembuatan layout PCB, sehingga keterampilan siswa dan pengalaman siswa dalam pembelajaran akan timbul. Sehingga terdapat dugaan bahwa model pembelajaran Project Based Learning lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran Teacher Centered pada psikomotor siswa. Model pembelajaran Project Based Learning dan media pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran Teknik Kerja Bengkel dengan harapan proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan menarik sehingga efeknya diharapkan ketercapaian hasil belajar sesuai dengan KKM yang telah ditentukan. Siswa mampuh menguasai kompetensi 75% dari seluruh tujuan pembelajaran sedangkan keberhasilan suatu kelas dapat dilihat dari jumlah siswa yang mampuh menguasai kompetensi yang diajarkan sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa yang ada dalam kelas. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan percobaan terhadap dua kelas. Kelompok eksperimen merupakan kelas yang pada proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Project Based Learning pada Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel. Kelompok kontrol merupakan kelas yang masih menggunakan
model
pembelajaran
Teacher
Centered
dalam
pembelajaran. Adapun kerangkan berpikir penelitian seperti Gambar 1.
28
proses
Gambar 1. Kerangka Berpikir
D. Pertanyaan dan Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas maka dapat dikemukakan pertanyaan dan hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut. 1. Pertanyaan Hipotesis Berapa besar efektivitas menggunakan model pembelajaran Project Based
Learning dan model pembelajaran Taecher Centered ranah kognitif siswa pada kompetensi Penggambaran Layout PCB di SMK N 2 Yogyakarta? 2. Hipotesis Penelitian a. Model pembelajaran Project Based Learning lebih efektif dalam meningkatkan ranah kognitif siswa dibandingkan dengan model pembelajaran Teacher Centered pada kompetensi Penggambaran
Layout PCB di SMK N 2 Yogyakarta, b. Model pembelajaran Project Based Learning lebih efektif dalam meningkatkan ranah psikomotor siswa dibandingkan dengan model pembelajaran Teacher Centered pada kompetensi Penggambaran
Layout PCB di SMK N 2 Yogyakarta. 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Prosedur Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh akibat dari perlakuan pada subyek penelitian. Penelitian eksperimen terdiri dari beberapa macam, eksperimen real, eksperimen sederhana dan quasi eksperimen. Penelitian ini termasuk dalam penelitian quasi eksperimental (eksperimen semu) adalah desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol namun tidak dapat mengontrol secara penuh variabel-variabel luar yang dapat mempengaruhinya. Penelitian quasi eksperimen terdapat dua kelompok yaitu, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Desain penelitian berfungsi untuk mengetahi paradigma yang akan dilaksanakan pada saat penelitian berlangsung. Penelitian ini menggunakan desain non equivalent control group desaign dilakukan pada dua kelompok, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yang diberikan treatment dengan melakukan proses pembelajaran Project Based
Learning dalam menyelesaiakan kompetensi dasar penggambaran rangkaian pesawat elektronika, sedangkan pada kelompok kontrol diberikan treatment dengan melakukan proses pembelajaran Taecher Centered. Paradigma penelitian ini digambarkan sebagai berikut.
30
Tabel 2. Paradigma Penelitian Kelompok
Prestest
Treatment
Posttest
Eksperimen
O1
X
O2
Kontrol
O3
O4
Keterangan : O1 = hasil pretest kelompok eksperimen O2 = hasil posttest kelompok eksperimen O3 = hasil pretest kelompok eksperimen O4 = hasil posttest kelompok eksperimen X
= treatment (pemberian perlakuan)
Prosedur penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dengan bantuan media pembelajaran berbasis komputer. Kelas kontrol diberi perlakuan hanya dengan media pembelajaran saja. Hal ini dilakukan agar pada kedua kelas mendapatkan hak yang sama dengan mendapatkan materi pembelajaran dengan menggunakan media yang sama namun berbeda proses pembelajaran. Media pembelajaran yang sama diajarkan pada kedua kelompok dalam penelitian, perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terletak pada model pembelajaran yang digunakan. Prosedur penelitian secara singkat dan jelas dapat dilihat melalui gambar bagan di bawah ini, yang menunjukkan alur dari proses penelitian. Dimulai dari tahap awal persiapan penelitian, cara pengambilan data awal (pretest), pemberian treatment, pengambilan data setelah treatment (posttest), dan pengolahan data.
31
Gambar 2. Prosedur Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMK Negeri 2 Yogyakarta pada bulan Febuari 2014 dengan menyesuaikan jam pelajaran Teknik Kerja Bengkel kelas X SMK Negeri 2 Yogyakarta. Kelas yang akan digunakan adalah kelas X TAV 1 dan X TAV 2 dengan jumlah 61 siswa.
32
C. Subyek Penelitian Subyek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas X Program Keahlian Teknik Audio Video di SMK Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014. Terdiri dari dua kelas berjumlah 61 siswa yang mengikuti Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel. Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelas, 31 siswa masuk ke dalam kelompok eksperimen dan 30 siswa masuk ke dalam kelas kontrol. Pemilihan siswa kelas X Program Keahlian Teknik Audio Video di SMK Negeri 2 Yogyakarta sebagai subyek penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut. 1. Kompetensi pembuatan rangkaian pesawat elektronika yang diberikan pada kelas X Program Keahlian Teknik Audio Video, merupakan kompetensi dasar yang harus dikuasai untuk mendukung Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel yang lain. Adanya efektivitas model pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi dasar agar menjadi modal peningkatan kompetensi siswa di bidang kompetensi keahlian lainnya. 2. Kompetensi
pembuatan
layout
PCB
siswa
kesulitan
dalam
proses
pembelajaran karena media yang digunakan berupa kertas millimeter dan model pembelajaran Teacher Centered. 3. Kelas X Program Keahlian Teknik Audio Video di SMK Negeri 2 terdapat dua kelas ini memudahkan peneliti untuk pengambilan data berupa perbandingan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 4. Kesesuaian kompetensi dasar pada Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel untuk penggambaran layout PCB sesuai kebutuhan peneliti, karena proses pembelajaran yang berlangsung berupa praktik dan teori akan memudahkan 33
peneliti dan observer dalam melihat peningkatan hasil belajar dari ranah kognitif dan psikomotor.
D. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Berdasarkan desain penelitian yang telah di jabarkan di atas metode pengambilan data berupa teknik tes dan non tes. Teknik tes berupa soal pretest dan posttest, pretest digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa seberapa jauh siswa menguasai konsep yang akan diajarkan sedangkan posttest digunakan untuk mengetahui kognitif siswa setelah diberi perlakuan (treatment). Teknik non tes berupa lembar observasi yang penilaian dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung. Ada dua ranah yang akan diukur dalam penelitian ini, ranah kognitif dan ranah psikomotor. Pengukuran pada ranah kognitif dilakukan dengan memberikan tes tertulis pada siswa, tes berupa soal mengenai dasar-dasar Penggambaran Layout PCB dan Elektronika Dasar. Pengukuran ranah psikomotor dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisikan sesuai dengan indikator pada kompetensi dasar penggambaran layout PCB yang akan diamati oleh observer. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terbagi menjadi dua ranah, pada ranah kognitif teknik pengumpulan data berupa tes hasil belajar siswa yang dapat diukur dari pretest dan posttest, pada ranah psikomotor pengumpulan data dengan menggunakan lembar kerja siswa yang dibuat disesuaikan dengan indikator kompetensi dasar penggambaran layout PCB siswa untuk membuat dua rangkaian catu daya, dengan acuan penilaian rubrik. Peran observer dalam 34
penelitian ini adalah memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sedang berlangsung.
E. Instrumen Penelitian Terdapat dua macam instrumen dalam penelitian, yaitu instrumen tes dan Instrumen non tes. Instrumen tes berupa pretest dan posttest sedangkan untuk intrumen non tes berupa angket, wawancara, dan pengamatan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa ujian tes tertulis dan berupa lembar kerja siswa berbentuk jobsheet untuk menyelesaikan proyek yang diberikan pada siswa, penilaian dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan hasil penggambaran layout PCB. Berikut adalah instrumen yang digunakan pada penelitian. 1. Ranah Kognitif (pretest dan posttest) Instrumen pretest adalah instrumen yang dilakukan pada awal proses pembelajaran untuk mengetahui tingkat awal pengetahuan para siswa, sedangkan instrumen posttest dilakukan pada akhir proses pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Soal
pretest dan posttest terdiri dari 30 butir soal pilihan ganda yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan ranah kognitif. Soal-soal tersebut sesuai dengan kompetensi penggambaran layout PCB. Pembuatan kisi-kisi soal disesuaikan dengan silabus Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel pada kompetensi penggambaran rangkaian pesawat elektronika dengan beberapa indikator yang harus dicapai oleh siswa. Penilaian soal objektif ini menggunakan penilaian dikotomi yaitu, skor 1 apabila benar dan skor 0 apabila salah. Tabel kisi-kisi 35
mengenai kompotensi penggambaran pesawat elektronika dapat dilihat di bawah ini dengan beberapa depskriptor untuk mempermudah pembuatan instrumen tes. Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Ranah Kognitif Indikator 1. Menjelaskan berbagai macam fungsi dari komponen rangkaian catu daya
Deskripstor
2. Membuat tata letak komponen elektronika
3. Membuat layout pada PCB
Komponen penyusun rangkaian catu daya Diode sebagai penyearah gelombang Penentuan kompenen aktif dan komponen pasif Fungsi komponen penyusun rangkaian catu daya Transformator step up dan step down Konfigurasi pin komponen elektronika Simbol komponen elektronika Fungsi pembuatan layout PCB Cara pembuatan PCB Penetuan percabangan Pembuatan layout PCB
Jumlah butir soal 11
No butir soal 1,2,3,4,5,6, 7,8,9,10,11
5
12,13,14,15 ,16
14
17,18,19, 20,21,22,23 ,24,25,26,2 7,28,29,30
2. Ranah Psikomotor (lembar kerja siswa) Pembuatan Lembar kerja Siswa (LKS) bertujuan untuk melihat hasil belajar pada ranah psikomotor siswa dalam proses pembelajaran dengan model
Project Based Learning. Pertemuan pertama dan pertemuan kedua siswa diberikan LKS untuk dikerjakan. Proyek pertama siswa mengerjakan rangkaian catu daya membuat tata letak komponen dan layout PCB, sedangkan pada proyek kedua siswa membuat rangkaian catu daya pembangkit gelombang. 36
Penilaian pada instrumen psikomotor menggunakan lembar penilaian siswa (observasi) dengan skala skor 1 sampai 4. Penyususnan instrumen untuk penilaian psikomotor siswa disusun atas pemikiran peneliti sendiri dan berdasarkan sub kompetensi penggambaran rangkaian pesawat elektronika untuk penilaian psikomotor. Instrumen penilaian ranah psikomotor dapat dilihat pada lamipran 5. Tabel kisi-kisi instrumen ranah psikomotor dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Ranah Psikomotor Indikator 1. Menggambar layout PCB rangkaian catu daya transformator 2. Menggambar layout PCB rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang
Deskriptor
Perencanaan pembuatan proyek Pembuatan layer PCB Pembuatan layout PCB Laporan proyek Perencanaan pembuatan proyek Pembuatan layer PCB Pembuatan layout PCB Laporan proyek
3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Validitas Validitas instrumen merupakan kesiapan instrumen tersebut untuk mengukur apa yang akan diukur. Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi pada instrumen penelitian untuk mengukur ranah kognitif dan psikomotor digunakan pendapat dari ahli (experts judgement). Instrumen yang telah disetujui para ahli dan kemudian diteruskan uji terpakai instrumen. Setelah validitas isi peneliti melakukan validitas konstruk yaitu menganalisis hasil uji coba instrumen.
37
Instrumen tes valid jika rhitung > rtabel, sebaliknya jika rhitung < rtabel maka butir tersebut tidak valid, maka butir tersebut harus direvisi. Penentuan valid tidak
instrument
tes
atau
instrumen
soal
ranah
kognitif
peneliti menggunakan rumus korelasi point biserial sebagai berikut. =
−
Keterangan: rpbi = Korelasi point biserial M = Rerata skor subjek yang menjawab benar M = Rerata skor total s = Simpangan baku skor total p = Proporsi siswa yang menjawab benar = q
= Proporsi siswa yang menjawab salah = 1 – p (Suharsimi Arikunto, 2012: 326)
Hasil ujicoba soal pretest terhadap 30 siswa dapat diketahui dari hasil perhitungan bahwa dari 30 butir soal yang digunakan adalah soal yang berjumlah 29 sedangkan yang tidak valid 1 butir. Kategori indeks validitas soal berdasarkan nilai rhitung berikut ini.
Soal dengan r 0,00 – 0,20 = Sangat Rendah
Soal dengan r 0,21 – 0,40 = Rendah
Soal dengan r 0,41 – 0,60 = Sedang
Soal dengan r 0,61 – 0,80 = Tinggi
Soal dengan r 0,81 – 1,00 = Sangat Tinggi
Hasil uji validitas menunjukan bahwa soal berkategori tinggi berjumlah satu butir soal, soal berkategori sedang berjumlah lima belas butir soal, dan soal berkategori rendah berjumlah empat belas soal.
38
b. Reliabilitas Instrumen bisa dikatakan realibel jika instrumen tersebut memiliki nilai keajekan, artinya instrumen akan memberikan nilai yang sama walaupun dilakukan pengukuran beberapa kali. Rumus Cronbach’s Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen tes yang skornya berbentuk skala. Instrumen dapat dikatakan realibel apabila nilai koefesien Cronbach’s Alpha sekurang-kurangnya 0,7. Pengujian realibilitas ini dilakukan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007, dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa koofisien Alpha sebesar 0,817. Itu berarti menunjukan koofisien Alpha lebih besar dari pada 0,7, sehingga dinyatakan soal test realibel. Rumus reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha.
r11
K K
1 1
12
b
2
Keterangan : = reliabilitas instrument r11 K = banyak butir 2 b = jumlah varian butir
12
= varian total (Suharsimi Arikunto, 2012: 239)
c. Indeks Kesukaran Indeks kesukaran tes digunakan untuk mengetahui seberapa sulit dan mudah tes yang dibuat. Tingkat kesukaran tes dibandingkan dengan cara seberapa besar siswa yang benar menjawab tes dan seberapa besar siswa menjawab salah. Rumus untuk menghitung kesukaran butir tes.
39
P=
Keterangan: P = indeks kesukaran soal B = banyak siswa yang menjawab soal itu dengan betul Js = jumlah seluruh siswa peserta tes (Suharsimi Arikunto (2012:208) Suharsimi Arikunto (2012: 210) mengungkapkan kriteria indeks kesulitan soal berikut ini. Soal dengan P 0,00 – 0,30 = soal sukar Soal dengan P 0,30 – 0.70 = soal sedang Soal dengan P 0,70 – 1,00 = soal mudah Perhitungan indeks kesukaran pada soal test dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007. Soal test dengan kategori sukar berjumlah 1 butir soal, soal dengan kategori sedang berjumlah 26 butir soal, dan soal dengan kategori mudah berjumlah 3 butir soal.
d. Daya Beda Daya beda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa
pandai
(berkemampuan
tinggi)
dengan
siswa
yang
berkemampuan rendah (Suharsimi Arikunto, 2009: 211). Indeks deskriminasi adalah angka yang menunjukkan besarnya daya beda suatu tes. Indeks deskriminasi (D) berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Rumus yang digunakan dalam mencari daya beda.
DP
B A BB PA PB JA JB
40
Keterangan: D JA JB BA BB PA PB
= = = =
daya pembeda butir banyaknya peserta kelompok atas banyaknya peserta kelompok bawah banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan betul = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan betul = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(Suharsimi Arikunto, 2012: 214) Suharsimi Arikunto (2012: 218) mengungkapkan penentuan kategori daya beda digunakan pembagian sebagai berikut. D = 0,00 sampai 0,20 = jelek D = 0,20 sampai 0,40 = cukup D = 0,40 sampai 0,70 = baik D = > 70 = Sangat baik Perhitungan daya beda dilaksanakan dengan bantuan program Microsoft office excel 2007. Kategori daya beda dengan kategori cukup 21 berjumlah soal, kategori baik berjumlah 5 soal dan katagori jelek 4 soal.
F. Validitas Internal dan Eksternal a. Validitas Internal Validitas internal merupakan validitas yang berkaitan dengan sejauh mana hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian ini. Validitas internal yang digunakan sesuai dengan desain penelitian yaitu, desain non equivalent control group desaign. Kontrol yang dilakukan untuk memenuhi validitas internal.
41
1) History, faktor ini dikontrol melalui penggunaan kedua sampel yang mempunyai pengetahuan yang sama yaitu, lulusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang belum pernah memperlajari mengenai penggambaran layout PCB menggunakan media berbasis komputer. 2) Maturation, faktor ini dikontrol lewat penggunaan kedua sampel yang digunakan dengan usia yang relatif sama 15-16 tahun. Pemilihan pada dua kelompok sampel kelas X Program Keahlian Teknik Audio Video. 3) Testing, faktor ini dikontrol lewat penggunaan butir tes Pretest dan
Posttest yang variatif dengan menyisipkan pernyataan atau pertanyaan pengecoh. 4) Selection, faktor ini dikontrol dari kedua sampel yang mempunyai kemampuan dasar penggambaran layout PCB yang sama. Persamaan kemampuan dilihat dari materi yang telah dikuasa oleh kedua sampel. 5) Mortality, dikontrol lewat penggunaan jumlah data pengukuran awal dan akhir
yang
sama
tiap
kelompok
eksperimen
dan
kelompok
kontrol. Peneliti akan melakukan pengambilan data dan treatment di kelas dan kondisi yang sama untuk menghindari perubahan jumlah siswa. 6) Statistical regression, faktor ini dikontrol melaui penggunaan instrumen tes dan LKS yang telah teruji reabilitasnya. 7) Instrumenation effect, dikontrol dengan pemberian instrumen yang belum pernah diujikan pada kedua sampel. Instrumen telah diuji oleh ahli yaitu, guru Teknik Kerja Bengkel dan dosen yang ahli dalam penggambaran layout PCB. 42
8) Participant sophisticated, faktor ini dikontrol dengan menggunakan kedua kelompok sampel yang belum pernah menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dan media pebelajaran berbasis komputer untuk penggambaran layout PCB. b. Validitas Eksternal Validitas eksternal merupakan validitas berkaiatan dengan sejauh mana hasil penelitian dapat digeneralisir. Validitas eksternal yang dilakukan pada eksperimen ini sesuai dengan desain penelitian non equivalent control group
desaign. Kontrol yang dilakukan untuk memenuhi validitas eksternal. 1) Interaction of selection and treatment, faktor ini dikontrol dengan menggunakan 2 kelas X pada program keahlian yang sama dan pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sudah ditentukan oleh pihak sekolah. 2) Interaction of setting and treatment, faktor ini dikontrol dengan melakukan generalisir terhadap subyek penelitian siswa kelas X Program Keahlian Teknik Audio Video pada setting kondisi kelas yang sama, kelompok
usia
belajar
yang
sama,
dan
penggunaan
materi
penggambaran layout PCB yang sama pada setiap kelas. 3) Multiple treatment interference, faktor ini dikontrol dengan upaya agar sebelum melaksanakan penelitian kedua kelompok sampel belum mendapatkan perlakuan pembelajaran penggambaran layout PCB dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dan media pembelajaran berbasis komputer.
43
G. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi a. Deskripsi Data Deskripsi data merupakan analisis data yang digunakan untuk menginterprestasikan agar mudah dimengerti. Deskripsi data diperlukan untuk memberikan informasi yang diperoleh di lapangan. Analisis data secara deskriptif bertujuan untuk mengetahui mean, median, dan modus dari hasil penelitian. Pengkategorian dilaksanakan berdasarkan Mean Ideal dan Standart Deviation Ideal yang diperoleh. Djemari Mardapi (2008:123) mengutarakan bahwa, identifikasi kecenderungan skor masing-masing variabel menggunakan rerata ideal (Mi), dan simpangan baku ideal (SDi) tiap-tiap variabel. Kecenderungan skor didasarkan atas skor ideal dengan ketentuan pada Tabel 5. Tabel 5. Tabel Distribusi Data Normal Kecenderungan skor Skor ≥ Mi + 1.SDi Mi + 1.SDi > Skor ≥ Mi Mi > Skor ≥ Mi – 1.SDi Skor < Mi – 1.SDi Keterangan: Mi = Rerata / mean ideal SDi = Standar Deviasi Ideal
Keterangan Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah
Perhitungan rerata ideal dan simpangan baku ideal dengan rumus berikut. Mi = 1/2 ( Skor ideal tertinggi + skor ideal terendah ) SDi = 1/6 ( Skor ideal tertinggi – skor ideal terendah) Perhitungan variabel selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 10. 44
Melihat efektivitas pembelajaran dihitung dengan menggunakan Skor
gain (g). Hake (1999: 1), skor skor gain adalah perbandingan skor gain aktual dengan skor gain maksimal. Skor gain aktual adalah skor gain yang diperoleh siswa, sedangkan skor gain maksimal adalah skor maksimal yang mungkin diperoleh siswa. Skor gain dapat dihitung dengan rumus di bawah ini.
− −
=
Keterangan: g = skor gain T1’ = skor posttets T1 = skor prestest Tmaks = skor maksimal Hake membagi skor gain dibagi menjadi tiga katagori tinggi, sedang dan rendah. Katagori tersebut dapat terlihat pada tabel katagori skor gain dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Tabel Skor Gain Presentase Skor 0
Katagori Rendah Sedang Tinggi
2. Uji prasyarat analisa data Uji prasyarat dilakukan peneliti untuk mengurangi hambatan pada analisis data selanjutnya. Uji prasyarat terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Uji
normalitas
bertujuan
untuk
mengetahui
apakah
distribusi
frekuensi data normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan rumus dari 45
Kolmogorov Sminov. Uji normalitas juga bisa dianalisis melalui program SPSS jika p>0,05 maka hipotesis nol (H0) diterima yang artinya data berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahu apakah data penelitian bersifat homongen atau tidak. Homogen berarti data memiliki varian yang sama. Uji homogenitas menggunakan uji levenne. Rumus dari uji levenne sebagai berikut.
=
( − )∑
( − )∑
∑
(
(
− )
− )
Keterangan: F = hasil dari tes t = jumlah kelompok n = jumlah nilai semua kelompok ni = jumlah nilai pada kelompok ke-i ui = rerata data pada kelompok ke-i u = rerata keseluruhan data (O Nell, 2006: 9) 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan peneliti. uji hipotesis menggunakan uji-t untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rerata skor gain dan psikomotor siswa antar dua kelompok. Data yang dianalisis dengan uji-t berasal dari data yang terdistribusi normal. Uji-t yang digunakan adalah uji-t untuk dua kelompok sampel independen. Rumus uji-t yang digunakan.
46
t=
(
1
−
2 2) 1
x −x
+ ( 2 − 1) 1+ 2−2
2 2
(
1
+
1
)
Keterangan: x1 = rerata skor kelompok 1 x2 = rerata skor kelompok 2 s12 = varians kelompok 1 s22 = varians kelompok 2 s1 = simpangan baku kelompok 1 s2 = simpangan baku kelompok 2 n1 = jumlah subyek kelompok 1 n2 = jumlah subyek kelompok 2 (Sugiyono, 2009: 138)
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Peniltian 1. Deskripsi Data a) Kelompok Eksperimen Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan memberikan model pembelajaran Project Based Learning dalam melakukan proses pembelajaran. Data analisis yang di dapatkan dari kelompok eksperimen diperoleh dari hasil belajar pretest, posttest dan psikomotor. Jumlah subyek penelitian pada kelompok eksperimen adalah 31 siswa kelas X Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Yogyakarta. 1) Ranah Kognitif Ranah kognitif penilaian dilakukan dengan memberikan pretest dan
posttest pada kelompok eksperimen. Ranah kognitif penilaian dititik beratkan pada pengetahuan siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan mengenai kompetensi dasar penggambaran layout PCB. Hasil belajar prestest pada kelompok eksperimen, analisis dari perhitungan nilai pretest siswa kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini. Tabel 7. Tabel Statistik Pretest Kelompok Eksperimen N Mean Valid Missing 31 0 53,61
Median 55,17
Std. Min Deviation 41,38 15,17 24,14 Mode
48
Max
Sum
79,31
1662,09
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dilakukan perhitungan untuk membuat tabel distribusi frekuensi dan grafik histogramnya. Jumlah kelompok interval 6 dengan panjang kelompok 9,2. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10, tabel distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 8 dan Gambar histrogram terlihat pada Gambar 3. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen No 1 2 3 4 5 6
Kelompok Interval 24,14 - 32,34 33,34 - 41,54 42,54 - 50,74 51,74 - 59,94 60,94 - 69,14 70,14 - 79,34 Jumlah
Jumlah Siswa 2 6 6 7 6 4 31
Persentase (%) 6 19 19 23 19 13 100%
Grafik 8 7
Jumlah Siswa
6 5 4 3 2 1 0 24,14 - 32,34 33,34 - 41,54 42,54 - 50,74 51,74 - 59,94 60,94 - 69,14 70,14 - 79,34 Rentang Nilai
Gambar 3. Grafik Histogram Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen
49
Hasil data yang diperoleh dari instrumen tes berjumlah 29 butir pertanyaan, setiap butir pertanyan mempunyai bobot penilaian 1 untuk jawaban benar dan bobot penilaian 0 untuk jawaban salah. Data yang dihasilkan dapat menjadi acuhan pembuatan skor ideal dijadikan sebagai dasar katagori nilai pretest pada kelompok eksperimen. Perhitungan kategori nilai pretest pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 10, dirangkum dalam Tabel 9. Tabel 9. Distribusi Kategori Nilai Pretest Kelompok Eksperimen No
Interval
Kategori
1 2 3 4
X <42,52 51,72 > X ≥ 42,52 60,92> X ≥ 51,72 X ≥ 60,92 Total
Rendah Kurang Cukup Tinggi
Jumlah Siswa 8 6 7 10 31
Persentase (%) 26 19 23 32 100%
Berdasarkan deskripsi data nilai pretest yang ditampilkan pada Tabel 9 di atas dapat diketahui 32% menyatakan nilai pretest siswa kelompok eksperimen dalam kategori tinggi. Nilai pretest pada kelompok eksperimen sebesar 23% siswa termasuk dalam kategori cukup. Nilai pretest pada kelompok eksperimen sebesar 19% siswa termasuk dalam kategori kurang. Nilai pretest siswa kelompok eksperimen sebesar 26% siswa termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa rerata nilai pretest pada kelompok eksperimen termasuk kedalam katagori cukup yaitu 53,61.
50
Posttest
dilakukan untuk mengetahui ada perubahan atau tidak
setelah diberikan perlakuan pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning. Data perhitungan posttest kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Tabel Statistik Posttest Kelompok Eksperimen N Valid Missing 31 0
Mean
Median
Mode
95,43
96,55
96,55
Std. Deviation 3,6
Min
Max
Sum
82,76
100
2958,57
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dilakukan perhitungan untuk membuat tabel distribusi frekuensi dan grafik histogramnya. Jumlah kelompok interval 6 dengan panjang kelompok 2,87. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10, tabel distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 11 dan Gambar histrogram terlihat pada Gambar 4. Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen No 1 2 3 4 5 6
Kelompok Interval 82,76 - 84,63 85,63 - 87,5 88,5 - 90,37 91,37-93,24 94,24 - 90,11 97,11-100 Jumlah
Jumlah Siswa 1 2 9 13 6 31
51
Persentase (%) 3 6 29 42 19 100%
Grafik 14
Jumlah Siswa
12 10 8 6 4 2 0 82,76 - 84,63 85,63 - 87,5 88,5 - 90,37 91,37 - 93,24 94,24 - 90,11 97,11 - 100 Rentang Nilai
Gambar 4. Grafik Histogram Frekuensi Posttest Kelompok Eksperimen Data perhitungan analisis butir soal dijadikan acuhan pembuatan skor ideal sebagai dasar katagori nilai posttest pada kelompok eksperimen. Perhitungan kategori nilai posttest pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 10, dirangkum dalam Tabel 12. Tabel 12. Distribusi Kategori Nilai Posttest Kelompok Eksperimen No
Interval
Kategori
1 2 3 4
X <88,51 91,38> X ≥ 88,51 94,25> X ≥ 91,38 X ≥ 94,25 Total
Rendah Kurang Cukup Tinggi
Jumlah Siswa 1 2 9 19 31
Persentase (%) 3 6 29 61 100%
Berdasarkan deskripsi data nilai posttest yang ditampilkan pada Tabel 12 di atas dapat diketahui 61% menyatakan nilai posttest siswa kelompok eksperimen dalam kategori tinggi. Nilai posttest pada kelompok eksperimen 52
sebesar 29% siswa termasuk dalam kategori cukup. Nilai posttest pada kelompok eksperimen sebesar 6% siswa termasuk dalam kategori kurang. Nilai posttest pada kelompok eksperimen 3% siswa termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa rerata nilai
posttest pada kelompok eksperimen termasuk ke dalam katagori tinggi yaitu 95,43. Hasil analisis pada tabel distribusi normal kelompok eksperimen menunjukkan nilai kriteria ketuntasan minimum yang harus dicapai setiap siswa mempunyai nilai ≥76. Siswa dikatakan berkompeten apabila nilai hasil belajar pada ranah kognitif mencapai 76, sedangkan siswa yang belum berkompeten apabila nilai hasil belajar belum mencapai 76. Berdasarkan acuan pengkategorian nilai ketuntasan minimum, hasil belajar siswa kelompok eksperimen dapat dikategorikan ke dalam 2 kualifikasi yang dirangkum dalam Tabel 13. Tabel 13 dapat disimpulkan nilai posttest pada kelompok eksperimen sebanyak 31 siswa mempunyai kualifikasi berkompten (100%). Tabel 13. Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen No.
Standar Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
1
X ≥ 76
31
100
2
X < 76
-
-
Total
Kualifikasi Kompeten Belum Kompeten
100
2) Hasil Skor Gain Penggunaan model pembelajaran Project Based Learning untuk mengetahui efektifitasnya dilakukan perhitungan analisis skor skor Gain. Skor 53
Gain adalah data yang memperlihatkan seberpa efektifitas hasil belajar siswa dengan membandingkan nilai hasil belajar dengan nilai maksimal yang diperoleh siswa. Perhitungan kategori skor Gain pada kelompok eksperimen dirangkum dalam Tabel 14 dan Gambar histogram 5. Tabel 14. Skor Gain Kelompok Eksperimen No 1 2 3
Rentan Skor Gain 0≥g≤0,3 0,3>g≤0,7 0,7
Katagori Rendah Sedang Tinggi
Jumlah Siswa 2 29 31
Persentase (%) 6 94 100%
Grafik 35
Jumlah Siwa
30 25 20 15 10 5 0 0≥g≤0,3
0,3>g≤0,7
0,7
Rentang Nilai
Gambar 5. Skor Gain Kelompok Eksperimen Tabel 14 skor Gain kelompok eksperimen tidak terdapat siswa dengan skor Gain dalam katagori rendah,
skor Gain katagori sedang sebanyak 2
siswa dan 29 siswa dalam katagori tinggi. Rerata skor Gain pada kelompok eksperimen sebesar 0,88 termasuk dalam katagori tinggi.
54
3) Ranah Psikomotor Ranah psikomotor siswa dilihat pada dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, data analisis berupa hasil pengerjaan LKS yang berupa
jobsheet. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada rubrik yang telah dibuat untuk mengetahui aktivitas siswa. Analisis LKS pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Tabel Statistik psikomotor Kelompok Eksperimen
Valid 30
N Missing 0
Mean
Median
Mode
85
87
88
Std. Deviation 4,76
Min
Max
Sum
77,5
92,5
2633
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dilakukan perhitungan untuk membuat tabel distribusi frekuensi dan grafik histogramnya. Jumlah kelompok interval 6 dengan panjang kelompok 2,5. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10, tabel distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 16 dan Gambar histrogram terlihat pada Gambar 6. Tabel 16. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Kelompok Eksperimen No 1 2 3 4 5 6
Kelompok Interval 77,5 - 79 80-81,5 82,5 - 84,5 85 - 86,5 87,5 - 89 90 - 92,5 Jumlah
Jumlah Siswa 3 6 3 3 11 5 31
55
Persentase (%) 10 19 10 10 35 16 100%
Grafik 12 Jumlah Siswa
10 8 6 4 2 0 77,5 - 79
80 - 81,5
82,5 - 84,5
85 - 86,5
87,5 - 89
90 - 92,5
Rentang Nilai
Gambar 6. Grafik Histogram Frekuensi Psikomotor Kelompok Eskperimen Data perhitungan analisis butir rubrik dijadikan acuhan pembuatan skor ideal sebagai dasar katagori nilai psikomotorpada kelompok eksperimen. Perhitungan kategori nilai nilai psikomotor pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 10, dirangkum dalam Tabel 17. Tabel 17. Distribusi Kategori Nilai Psikomotor Kelompok Eksperimen No 1 2 3 4
Jumlah Persentase Siswa (%) X <82,5 Rendah 9 29 85 > X ≥ 82,5 Kurang 3 10 87,5> X ≥ 85 Cukup 3 10 X ≥ 87,5 Tinggi 16 52 Total 31 100% Berdasarkan deskripsi data nilai psikomotor yang ditampilkan pada Interval
Kategori
Tabel 17 di atas dapat diketahui 52% menyatakan nilai psikomotor siswa kelompok eksperimen dalam kategori tinggi. Nilai psikomotor pada kelompok eksperimen sebesar 10% siswa termasuk dalam kategori cukup. Nilai psikomotor pada kelompok eksperimen sebesar 10% termasuk dalam kategori 56
kurang. Nilai psikomotor pada kelompok eksperimen sebesar 29% siswa termasuk dalam kategorirendah. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa rerata nilai psikomotor pada kelompok eksperimen termasuk ke dalam katagori cukup yaitu 85.
b) Kelompok Kontrol Kelompok kontrol diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran
Teacher Centered pada saat melakukan proses pembelajaran. Data analisis yang di dapatkan dari kelompok eksperimen dari hasil belajar pretest, posttest dan psikomotor. Jumlah subyek penelitian pada kelompok eksperimen adalah 30 siswa kelas X Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Yogyakarta. 1) Ranah Kognitif Ranah kognitif penilaian dilakukan dengan memberikan pretest dan
posttest pada kelompok kontrol. Ranah kognitif di kelompok kontrol penilaian pengetahuan mengenai kompetensi dasar penggambaran layout PCB. Hasil belajar prestest pada kelompok eksperimen, analisis dari perhitungan nilai
pretest siswa kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 18 di bawah ini. Tabel 18. Tabel Statistik Pretest Kelompok Kontrol
Valid 30
N Mean Median Missing 0 51,95 50
Mode 24,14
Std. Deviation 19,94
Min
Max
Sum
13,79
79,31
1558,62
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dilakukan perhitungan untuk membuat tabel distribusi frekuensi dan grafik histogramnya. Jumlah kelompok 57
interval 6 dengan panjang kelompok 10,92. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10, tabel distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 19 dan Gambar histrogram terlihat pada Gambar 7. Tabel 19. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Kontrol No 1 2 3 4 5 6
Kelompok Interval 13,79 - 23,71 24,71 - 34,63 35,63 - 45,55 46,55 - 56,47 57,47 - 68,39 68,39 - 79,31 Jumlah
Jumlah Siswa 1 6 7 3 4 9 30
Persentase (%) 3 20 23 10 13 30 100%
Jumlah Siswa
Grafik 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 13,79 - 23,71 24,71 - 34,63 35,63 - 45,55 46,55 - 56,47 57,47 - 68,39 68,39 - 79,31 Rentang Nilai
Gambar 7. Grafik Histogram Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol Hasil data yang diperoleh dari instrumen tes berjumlah 29 butir pertanyaan, setiap butir pertanyan mempunyai bobot penilaian 1 untuk jawaban benar dan bobot penilaian 0 untuk jawaban salah. Data yang dihasilkan dapat menjadi acuhan pembuatan skor ideal dijadikan sebagai 58
dasar katagori nilai pretest pada kelompok kontrol. Perhitungan kategori nilai
pretest pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 10, dirangkum dalam Tabel 20. Tabel 20. Distribusi Kategori Nilai Pretest Kelompok Kontrol No
Interval
Kategori
1 2 3 4
X <35,63 46,55> X ≥ 35,63 57,47 > X ≥ 46,55 X ≥ 57,47 Total
Rendah Kurang Cukup Tinggi
Jumlah Siswa 7 7 3 13 30
Persentase (%) 23 23 10 43 100%
Berdasarkan deskripsi data nilai pretest yang ditampilkan pada Tabel 20 di atas dapat diketahui 43% menyatakan nilai pretest siswa kelompok kontrol dalam kategori tinggi. Nilai pretest pada kelompok kontrol sebesar 10% siswa termasuk dalam kategori cukup. Nilai pretest pada kelompok kontrol sebesar 23% siswa termasuk dalam kategori kurang. Nilai pretest pada kelompok kontrol sebesar 23% siswa termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa rerata nilai pretest pada kelompok kontrol termasuk kedalam katagori cukup yaitu 51,95.
Posttest juga dilakukan pada kelompok kontrol proses pembelajaran dilakukan dengan model Teacher Centered. analisis dari perhitungan nilai
posttest siswa kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 21 di bawah ini. Tabel 21. Tabel Statistik Posttest Kelompok Kontrol
Valid 30
N Mean Median Missing 0 82,75 82,76
Mode 79,31 59
Std. Deviation 5,509
Min 75,86
Max
Sum
96,55 2482,78
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dilakukan perhitungan untuk membuat tabel distribusi frekuensi dan grafik histogramnya. Jumlah kelompok interval 6 dengan panjang kelompok 3,5. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10, tabel distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 20 dan Gambar histrogram terlihat pada Gambar 8. Tabel 22. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Kontrol No 1 2 3 4 5 6
Kelompok Interval 75,86 - 78,36 79,36 - 81,86 82,86 - 85,36 86,36 - 88,86 89,86 - 92,36 93,36 - 96,86 Jumlah
Jumlah Siswa 5 9 7 4 3 2 30
Persentase (%) 17 30 23 13 10 7 100%
Grafik 10 9
Jumlah Siswa
8 7 6 5 4 3 2 1 0 75,86 - 78,36 79,36 - 81,86 82,86 - 85,36 86,36 - 88,86 89,86 - 92,36 93,36 - 96,86 Rentang Nilai
Gambar 8. Grafik Histogram Frekuensi Posttest Kelompok Kontrol
60
Data perhitungan analisis butir soal dijadikan acuhan pembuatan skor ideal sebagai dasar katagori nilai posttest
pada kelompok kontrol.
Perhitungan kategori nilai posttest pada kelompok kontrol dapat dilihat pada Lampiran 10, dirangkum dalam Tabel 23. Tabel 23. Distribusi Kategori Nilai Postets Kelompok Kontrol No
Interval
Kategori
1 2 3 4
X <82,7 86,2> X ≥ 82,7 89,7> X ≥ 86,2 X ≥ 89,7 Total
Rendah Kurang Cukup Tinggi
Jumlah Siswa 14 7 4 5 30
Persentase (%) 47 23 13 17 100%
Berdasarkan deskripsi data nilai posttest yang ditampilkan pada Tabel 23 di atas dapat diketahui 17% menyatakan nilai posttest siswa kelompok kontrol dalam kategori tinggi. Nilai posttest pada kelompok kontrol sebesar 13% siswa termasuk dalam kategori cukup. Nilai posttest pada kelompok kontrol sebesar 23% siswa termasuk dalam kategori kurang. Nilai posttest pada kelompok kontrol sebesar 47% siswa termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa rerata nilai posttest pada kelompok kontrol termasuk ke dalam katagori kurang yaitu 82,75. Hasil
analisis
pada
tabel
distribusi
normal
kelompok
kontrol
menunjukkan nilai kriteria ketuntasan minimum yang harus dicapai setiap siswa mempunyai
nilai ≥76. Siswa dikatakan kompeten apabila nilai hasil
belajar pada ranah kognitif mencapai 76, sedangkan siswa yang belum kompeten apabila nilai hasil belajar belum mencapai 76. Berdasarkan acuan 61
pengkategorian nilai ketuntasan minimum, hasil belajar siswa kelompok eksperimen dapat dikategorikan ke dalam 2 kualifikasi yang dirangkum dalam Tabel 24. Pada Tabel 24 dapat disimpulkan nilai posttest pada kelompok eksperimen sebanyak 30 siswa ternyata masih ada siswa yang belum berkompeten berjumlah 5 (17%) sedangkan siswa yang berkompeten berjumlah 25 (83%). Tabel 24. Hasil Belajar Siswa Kelompok Kontrol No.
Standar Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
1
X ≥ 76
25
83
2
X < 76
5
17
Total
Kualifikasi Kompeten Belum Kompeten
100
2) Hasil Skor Gain Penggunaan model pembelajaran Teacher Centered untuk mengetahui efektivitasnya dilakukan perhitungan analisis skor skor Gain. Perhitungan kategori skor Gain pada kelompok kontrol dirangkum dalam Tabel 25 dan Gambar histogram 9. Tabel 25. Skor Gain Kelompok Kontrol No
Rentang Skor Gain
Katagori
1 2 3
0,7
g≤0,7 0≥g≤0,3 Total
Tinggi Sedang Rendah
62
Jumlah Siswa 1 20 9 30
Persentase (%) 3 67 30 100%
Grafik
Jumlah Siswa
25 20 15 10 5 0 0,7
0,3>g≤0,7
0≥g≤0,3
Rentang Nilai
Gambar 9. Skor Gain Kelompok Kontrol Tabel 23 skor Gain kelompok kontrol terdapat skor Gain dengan katagori rendah sebanyak 1 siswa, skor Gain katagori sedang sebanyak 20 siswa dan 9 siswa dalam katagori tinggi. Rerata skor Gain pada kelompok kontrol sebesar 0,6 termasuk dalam katagori sedang. 3) Ranah Psikomotor Ranah psikomotor siswa dilihat pada dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, data analisis berupa hasil pengerjaan LKS yang berupa
jobsheet. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada rubrik yang telah dibuat untuk mengetahui aktivitas siswa. Analisis LKS pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Tabel Statistik Psikomotor Kelompok Kontrol
Valid 30
N Missing 0
Mean
Median
Mode
77,83
77,5
71
63
Std. Deviation 4,81
Min
Max
Sum
71
88
2335
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dilakukan perhitungan untuk membuat tabel distribusi frekuensi dan grafik histogramnya. Jumlah kelompok interval 6 dengan panjang kelompok 2,84. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10, tabel distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 27 dan Gambar histrogram terlihat pada Gambar10. Tabel 27. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Kelompok kontrol No 1 2 3 4 5 6
Kelompok Interval 71 - 72,84 73,84 – 75,68 76,68 – 78,52 79,52 – 81,36 82,36 – 84,2 85,2 – 88,04 Jumlah
Jumlah Siswa 6 14 4 3 3 30
Persentase (%) 20% 47% 13% 10% 10% 100%
Grafik 16 14
Jumlah Siswa
12 10 8 6 4 2 0 71 - 72,84 73,84 – 75,68 76,68 – 78,52 79,52 – 81,36 82,36 – 84,2 85,2 – 88,04 Rentang Nilai
Gambar 10. GrafikHistogram Frekuensi Psikomotor Kelompok Kontrol
64
Data perhitungan analisis butir rubrik dijadikan acuhan pembuatan skor ideal sebagai dasar katagori nilai psikomotorpada kelompok kontrol. Perhitungan kategori nilai nilai psikomotor pada kelompok kontrol dapat dilihat pada Lampiran 10, dirangkum dalam Tabel 28. Tabel 28. Distribusi Kategori Nilai Psikomotor Kelompok kontrol No
Interval
Kategori
1 2 3 4
X <76,66 79,5 > X ≥ 76,66 82,34> X ≥ 79,5 X ≥ 82,34 Total
Rendah Kurang Cukup Tinggi
Jumlah Siswa 6 14 7 3 30
Persentase (%) 20 47 23 10 100%
Berdasarkan deskripsi data nilai psikomotor yang ditampilkan pada Tabel 28 di atas dapat diketahui 10% menyatakan nilai psikomotor siswa kelompok kontrol dalam kategori tinggi. Nilai psikomotor pada kelompok kontrol sebesar 23% siswa dalam kategori cukup. Nilai psikomotor pada kelompok kontrol sebesar 47% siswa termasuk dalam kategori kurang. Nilai psikomotor pada kelompok kontrol sebesar 20% termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa rerata nilai psikomotor pada kelompok kontrol termasuk ke dalam katagori kurang yaitu 77,83.
65
2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui persebaran data normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan metode Kolmogorov Smirnof berbantuan program perhitungan khusus statistika SPSS versi 16.0. Edward Tanujaya (2009: 84), mengatakan data akan terdistribusi normal apabila lebih besar dari nilai signifikansi 5%. Hipotesis yang ditetapkan sebagai berikut. H0 = kedua berasal dari populasi yang terdistribusi normal Ha = kedua berasal dari populasi yang terdistribusi tidak normal Uji normalitas dilakukan pada hasil perhitungan skor Gain di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui persebaran data. Hasil analisis skor Gain dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Hasil Uji Normalitas Skor Gain
Uji-Kolmogorov Smirnof Kelompok
Exact Sig. [2*(1-tailed Sign.)]
Eksperimen
0,068
Kontrol
0,678
Berdasarkan Tabel 29 nilai hasil uji normalitas untuk skor Gain kelompok eksperimen adalah 0,068 dan skor Gain kelompok kontrol adalah 0,678 sedangkan nilai signifikasnsi 0,05 (5%), sehingga data terdistribusi normal karena nilai exact signifikansi pada kelompok eksperimen adalah 0,068 dan 0,678lebih besar dari pada 0,05 maka H0 diterima. 66
Uji normalitas juga dilakukan pada hasil psikomotor siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui persebaran data. Hasil analisis psikomotor siswa dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Hasil Uji Normalitas Psikomotor Siswa
Uji-Kolmogorov Smirnof Kelompok
Exact Sig. [2*(1-tailed Sign.)]
Eksperimen
0,21
Kontrol
0,485
Nilai exact signifikansi kelompok eksperimen sebesar 0,21 dan nilai exact signifikansi kelompok kontrol sebesar 0,485, sehingga persebaran data psikomotor siswa normal karena nilai signifikansi lebih besar dari pada 0,05.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kedua kelompok dalam penelitian memiliki varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas menggunakan uji levene. Data dapat dikatakan homogen apabila H 0 diterima apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Nilai signifikansi pada uji homogenitas apabila nilai semakin tinggi variansi populasi semakin homogen, namun apabila semakin kecil variansi populasi semakin heterogen. Uji homogenitas dilakukan pada data skor Gain dan psikomotor siswa pada kedua kelompok belajar. Hipotesis yang ditetapkan sebagai berikut. H0 = kedua variansi populasi adalah identik (homogen) Ha = kedua variansi populasi tidak identik (heterogen) 67
Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0, data hasil uji homogenitas skor gain dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31. Hasil Uji Homogenitas Skor Gain Levene
Signifikansi
3,269
0,075
Berdasarkan Tabel 31 nilai signifikasi uji homogenitas adalah 0,075. Nilai tersebut lebih besar dari pada 0,05, sehingga H0 diterima. Hasil skor Gain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ini bersifat homogen. Pengujian homogenitas juga dilakukan untuk psikomotor siswa untuk melihat tingkat homogennitas diantara kedua kelompok belajar dari ranah psikomotor. Hasil analisis dengan bantuan program SPSS 16.0 dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel 32. Hasil Uji Homogenitas Psikomotor Siswa Levene
Signifikansi
1,044
0,411
Berdasarkan Tabel 32 nilai signifikasi uji homogenitas adalah 0,311. Nilai tersebut lebih besar dari pada 0,05, sehingga H0 diterima. Hasil psikomotor siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ini bersifat homogen.
3. Uji Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara yang muncul dalam permasalahan, sehingga perlu dilakukan pengujian untuk memperoleh data empirik. Pengujian 68
hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara kedua kelompok penelitian, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
1) Model pembelajaran Project Based Learning lebih efektif dalam meningkatkan ranah kognitif siswa dibandingkan dengan model pembelajaran Teacher Centered Pengujian hipotesis pertama ini pengujian skor Gain antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengujian hipotesis ini menggunakan metode Uji-t sampel independen. Pengujian skor Gain antara kelompok eksperimen dan kelompok eksperimen untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Project
Based Learning dibandingkan dengan Teacher Centered. Hipotesis penelitian pada pengujian skor Gain antara pretest dan posttest kelompok eksperimen adalah. H0 = tidak ada efektivitas kognitif siswa kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol Ha = terdapat efektivitas kognitif siswa kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol Pengujian hipotesis ini menggunakan Uji-t independen. Perhitungan hipotesis menggunakan SPSS versi 16.0 dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33. Hasil Uji-t Independen Skor Gain Uji-t Sampel Independen T
Exact Sig. [2*(1-tailed Sign.)]
7,531
0,000
69
Berdasarkan pengujian tersebut menghasilkan thitung sebesar 7,531, nilai ttabel untuk df sebesar 60 adalah 2,00. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung mempunyai nilai lebih besar dari pada ttabel maka H0 ditolak. Hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat efektivitas kognitif siswa antara skor Gain kelompok eksperimen dengan skor Gain kelompok kontrol. Berdasarkan Tabel 33 pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Base Learning lebih efektif untuk meningkatkan kognitif siswa dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Teacher Centered.
2) Model pembelajaran Project Based Learning lebih efektif dalam meningkatkan ranah psikomotor dibandingkan dengan model pembelajaran Teacher Centered Pengujian hipotesis yang kedua ini pengujian antara psikomotor siswa kelompok
eksperimen
dan
kelompok
kontrol.
Pengujian
hipotesis
ini
menggunakan metode Uji-t sampel independen. Pengujian hipotesis ini menggunakan Uji-t independen. Perhitungan hipotesis menggunakan SPSS versi 16.0 dapat dilihat pada Tabel 34. Tabel 34. Hasil Uji-t Independen Psikomotor Siswa Uji-t Sampel Independen T
Exact Sig. [2*(1-tailed Sign.)]
6,118
0,000
Berdasarkan pengujian tersebut menghasilkan thitung sebesar 6,118, nilai ttabel untuk df sebesar 60 adalah 2,00. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung 70
mempunyai nilai lebih besar dari pada ttabel maka H0 ditolak. Hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat efektivitas antara psikomotor siswa kelompok eksperimen dengan psikomotor siswa kelompok kontrol. Berdasarkan Tabel 34 pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Base Learning lebih efektif
untuk
dibandingkan
dengan
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran Teacher Centered pada psikomotor siswa.
B. Pembahasan 1. Efektivitas Penerapan Model Pembejaran Project Based Learning dan Model Pembelajaran Teacher Centered pada Ranah Kognitif Efektivitas penggunaan model pembelajaran Project Based Learning dan Teacher
Centered dilihat dari hasil nilai pretest dan posttest siswa pada kedua kelompok belajar. Pembelajaran yang efektif terlihat dari tujuan pembelajaran yang telah tercapai berupa nilai siswa lebih besar dari nilai ketuntasan minimum yang telah ditetapkan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada hasil belajar siswa baik nilai
pretest dan nilai posttest pada kedua kelompok belajar. Hasil nilai pretest kelompok eksperimen menunjukkan nilai presentase terbanyak sebesar 32% yang termasuk dalam katagori tinggi, sedangkan hasil nilai pretest kelompok kontrol menunjukkan nilai presantase terbanyak sebesar 43% yang termasuk dalam katagori tinggi. Hasil nilai posttest kelompok eksperimen menunjukkan nilai presentase sebesar 61% masuk dalam katagori tinggi, dengan kualifikasi siswa yang berkompeten sebesar 100%. Hasil nilai posttest kelompok kontrol menunjukkan
71
nilai presentase terbanyak sebesar 47% masuk dalam katagori rendah, dengan kualifikasi siswa yang berkompeten sebesar 83%. Efektivitas penggunaan model pembelajaran Project Based Learnig dan Teacher
Centered dapat dilihat dari nilai skor Gain. Skor Gain pada kelompok eksperimen menunjukkan tidak ada siswa yang masuk dalam katagori rendah, sedangkan pada kelompok kontrol ada 1 siswa yang mempunyai katagori rendah. Perbandingan rerata pada kedua kelompok juga dapat terlihat perbedaannya, pada kelompok eksperimen rerata sebesar 0,88 termasuk katagori tinggi dan kelompok kontrol rerata sebesar 0,6 termasuk katagori sedang. Perbandingan skor Gain pada kedua kelompok juga dapat dilihat pada Gambar 11 dibawah.
1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5
Kelas Eksperimen
0,4
Kelas Kontrol
0,3 0,2 0,1 0 Rerata Gain Ternormalisasi
Gambar 11. Diagram Batang Perbandingan Rerata Skor Gain Berdasarkan tabel pengujian skor Gain diperoleh nilai thitung= 7,531>2,00 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan nilai dari thitung pembelajaran di
kelas dengan model pembelajaran Project 72
Based Learning lebih efektif untuk
meningkatkan kognitif siswa dibandingkan dengan modelpembelajaran Teacher
Centered. Hal ini sebabkan karena model pembelajaran Project
Based Learning
menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi dua arah antara guru dengan siswa. Siswa diajarkan untuk belajar mandiri setelah mendapatkan penjelasan mengenai pokok bahasan yang akan dikerjakan. Siswa belajar melalui modul yang diberikan oleh guru untuk menunjang kemampuan awal siswa dalam mengerjakan proyek penggambaran layout PCB. Guru menggali kemampuan siswa dengan memberikan umpan balik berupa pertanyaan untuk menguatkan teori yang dimiliki oleh siswa sebelum kegiatan praktik dilakukan. Pengetahuan siswa akan bertambah dengan menggunakan software Eagle untuk menggambar layout PCB mengenai penggambaran layout PCB dan simbol-simbol komponen
elektronika.
Penggunaan
media
pembelajaran
yang
baru
dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa, siswa menjadi aktif bertanya kepada guru dan bekerjasama dengan kelompoknya untuk menyelesaikan proyek. Peran guru sebagai pendidik harus bisa mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran Project Based Learning membuat guru ikut aktif dalam pembelajaran untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan selama penyelesaian proyek. Penentuan materi atau proyek dilakukan guru dengan cara menggali
kemampuan
awal
siswa
tentang
karateristik
rangkaian
catu
daya
transformator dan penggmbaran layout PCB. Peningkatan kognitif siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa selama proses pembelajaran dan hasil test siswa setelah melakukan evaluasi. Peningkatan siswa dalam ranah kognitif seharusnya siswa mampu menguasai konsep materi yang diajarkan oleh guru dan sebaliknya untuk guru harus 73
mengajar kepada siswa dengan metode-metode yang bervariasi untuk menambah motivasi siswa dan membentuk gaya belajar siswa yang aktif. Penggunaan media pembelajaran dapat merangsang siswa untuk belajar menggambar layout PCB. Siswa ingin mengetahui hal-hal baru yang ditemukan dalam proses penggambaran layout PCB dengan menggunakan software Eagle, simbol-simbol komponen dan konfigurasi pin dapat dipelajari siswa pada saat penggunaan media tersebut. Pengalaman siswa selama proses pembelajaran dengan menngunakan model pembelajaran Project
Based Learning dan penggunaan media memudahkan siswa dalam penggambaran layout PCB, siswa bisa mengetahui desain yang dibuat dan bisa bekerjasama dengan kelompok dalam menyelesaikan proyek dari guru.
2. Efektivitas Penerapan Model Pembejaran Project Based Learning dan Model Pembelajaran Teacher Centered pada Ranah Psikomotor Penilaian psikomotor siswa dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penilaian psikomotor siswa ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Hasil nilai psikomotor siswa pada kelompok eksperimen menunjukkan nilai presentase terbanyak sebesar 52% yang termasuk dalam katagori tinggi, dengan kualifikasi siswa yang berkompeten sebesar 100%. Hasil nilai psikomotor siswa pada kelompok kontrol menunjukkan nilai presentase terbanyak sebesar 47% termasuk dalam katagori kurang, dengan kualifikasi siswa yang berkompeten
sebesar
16%.
Psikomotor
siswa
yang
mengikuti
pembelajaran
menggunakan model Project Based Learnig mempunyai nilai rerata sebesar 85. Psikomotor siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model Teacher
74
Centered
77,5. Perbandingan psikomotor siswa pada kedua kelompok juga dapat
dilihat pada Gambar 12 dibawah.
86 84 82 80
Kelas Eksperimen
78
Kelas Kontrol
76 74 72 Rerata Gain Ternormalisasi
Gambar 12. Diagram Batang Perbandingan Rerata Psikomotor Siswa Berdasarkan
tabel
pengujian
psikomotor
siswa
diperoleh
nilai
thitung= 6,118>2,00 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan nilai dari thitung pembelajaran di kelas dengan model Project
Based Learning lebih efektif
dibandingkan dengan model Teacher Centered pada psikomotor siswa. Hal ini disebabkan karena penggunaan model pembelajaran Project
Based Learning lebih
menekankan konsep materi pada siswa. Siswa harus kuat dalam merencanakan sebelum kegiatan praktik dilakukan, perencanaan dilakukan agar dalam pembuatan proyek siswa mengetahui apa yang harus dilakukan. Siswa juga berperan aktif dalam kegiatan evaluasi pembelajaran dengan membuat laporan kegiatan pembelajaran. Laporan tersebut juga dapat dilihat oleh guru sebagai acuhan dalam penelian siswa tentang hasil penggambaran layout PCB. Hasil pembuatan proyek Pembelajaran 75
Project
Based Learning dapat meningkatkan pola pemikiran siswa untuk
menyelesaikan proyek dari pembelajaran teori yang langsung diaplikasikan pada pembelajaran praktik. Aktivitas tersebut dapat meningkatkan daya ingat dan kemampuan siswa secara praktik. Penggunaan model pembelajaran Project
Based Learning
membuat siswa
belajar dengan tahapan-tahapan yang pasti, mulai dari menemukan tema untuk membuat proyek sampai pada tahap penyelesaian akhir proyek. Pemberian batasanbatasan pengerjaan proyek atau waktu penyelesaian proyek membuat siswa menjadi termotivasi untuk mengerjakannya. Aktivitas siswa setelah proyek terselesaikan siswa maju untuk presentasi dengan bercerita kesulitan apa yang dialami ketika pengerjaan proyek berlangsung, hal ini membuat pengalaman siswa ketika mengerjakan akan terbagi oleh temannya. Aktivitas siswa agar lebih meningkat lagi penting bagi guru memberikan instruksi secara menyeluruh dan memaksimalkan media pembelajaran yang ada untuk meningkatkan kreativitas siswa. Siswa harus bisa mengusai penggunaan software Eagle agar memudahkan dalam proses penggambaran layout PCB dengan diberikan modul-modul oleh guru untuk menunjang kegiatan praktik siswa. Penggunaan model pembelajaran PJBL penggambaran PCB lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran Teacher Centered dalam Kompetensi Dasar penggambaran rangkian pesawat elektronika untuk meningkatkan hasil belajar siawa pada ranah kognitif dan ranah psikomotor dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Model pembelajaran Project Based Learning cocok diterapkan pada mata pelajaran praktik, agar siswa aktif dalam pembelajaran dan kreatif dalam membuat suatu tugas 76
dari guru. Model pembelajaran Project
Based Learning berbantuan software
penggambaran PCB ini layak diterapkan karena: (1) sistem pengelompokkan dan koordinasi antara anggota kelompok lebih cocok diterapkan pada mata pelajaran praktik
sebab
siswa dapat
saling
bekerjasama,
(2)
mengajari
siswa
untuk
merencanakan secara matang dalam pembuatan suatu produk atau job, (3) membangkitkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran, (4) mengembangkan interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru, (5) dapat memancing kegiatan pembelajaran yang lebih menarik siswa sehingga dapat mendukung proses pembelajaran, (6) menarik untuk diterapkan dalam kelompok belajar karena terdapat ketua kelompok dan anggota kelompok yang saling membantu dalam proses pembelajaran.
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penetian dan analisa data pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa. 1. Efektivitas menggunakan model pembelajaran Project Based Learning pada ranah kognitif mempunyai skor gain sebesar 0,88 termasuk dalam katagori tinggi, sedangkan efektivitas menggunakan model pembelajaran Teacher Centered pada ranah kognitif mempunyai skor gain sebesar 0,6 termasuk dalam katagori sedang. 2. Penggunaan model pembelajaran Project Based Learning lebih efektif dalam meningkatkan ranah kognitif dibandingkan dengan model pembelajaran Teacher
Centered, efektivitas tersebut dapat dilihat dari nilai perbandingan antara thitung dengan ttabel sebesar 7,531>2,00. 3. Penggunaan model pembelajaran Project Based Learning lebih efektif dalam meningkatkan ranah psikomotor dibandingkan dengan model pembelajaran
Teacher Centered, efektivitas tersebut dapat dilihat dari nilai perbandingan antara thitung dengan ttabel sebesar 6,118>2,00.
B. Implikasi Model pembelajaran Project Based Learning
yang memberikan variasi baru
bagi para siswa dalam menerima pembelajaran. Siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan karena pembelajaran berpusat kepada siswa, siswa mendapatkan
78
gambaran nyata dalam proses penggambaran layout PCB dan siswa dapat secara matang merencanakan desain layout PCB sesuai dengan aturan yang disepakati.
C. Keterbatasan Penelitian Penelitian yang telah dilakukan ini mempunyai keterbatasan dan kekurangan yang terurai sebagai berikut. 1. Penelitian ini hanya mengukur ranah kognitif dan ranah psikomotor, ranah afektif untuk melihat keaktifan siswa tidak di ukur. Ranah kognitif teknik penelian dengan tes dan ranah psikomotor teknik penilaian non tes dengan memberikan LKS yang dikerjakan oleh siswa.
2. Peneliti tidak dapat mengubah susunan kelas karena susunan pembagian kelas atau kelompok sudah ditetapkan dari pihak guru.
3. Penelitian ini hanya dibatasi untuk satu sekolah saja, yaitu SMK N 2 Yogyakarta yang dijadikan subyek penelitian, sehingga jika penelitian ini diterapkan pada lokasi atau sekolah lain hasil data yang diperoleh kemungkinan berbeda.
D. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran yang didapat. Saran tersebut adalah sebagai berikut. 1. Guru hendaknya menggunakan metode-metode yang bervariatif sesuai dengan poko bahasan yang sedang dipelajari oleh siswa agar siswa dalam proses pembelajaran tidak mengalami kejenuhan. Guru juga harus memaksimalkan penggunaan media pembelajaran yang tersedia untuk penggambaran layout PCB. 79
2. Siswa harus aktif selama pembelajaran jangan mengobrol dan tidak fokus, hendaknya siswa ikut serta dalam pembelajaran. Guru harus memberikan bimbingan pada siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Siswa diajarkan untuk bekerjasama dalam kelompok dan berusaha memecahkan tugas yang diberikan. Proses pembelajaran harus berpusat pada siswa sesuai dengan Kurikulum 2013 yang telah diterapkan oleh guru. 3. Siswa harus menguasai kompetensi penggambaran layout PCB karena kompetensi ini akan selalu melekat pada diri siswa pada Program Studi Teknik Audio Video dalam menggambar layout PCB. Kompetensi yang dikuasi siswa harus bisa menggunakan media software dan manual (kertas milimeter) dalam penggambaran
layout PCB.
80
DAFTAR PUSTAKA Asep Mulyana. (2013). Menggunakan Ceramah yang Efektif. Diakses dari http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/14/menggunakan-ceramah-yangefektif--607751.html. Pada tanggal 10 Mei 2014, Jam 09.57 WIB Azhar Arsyad. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Press Cahya Tri Astarkha. (2012). Guru Dominasi Kelas. Diakses http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/27/guru-dominasi-kelas450123.html. Pada tnggal 10 Mei 2014, Jam 08.00 WIB
dari
Cecep Kustandi dan Bambang Sutipjo. (2011). Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor : Ghalia Indonesia Kyriacou, Chris. (2011). Efective Teaching Theory and practice (Panduan Praktis dan Landasan Teoritis Pengajaran Efektif. Penerjemah : M. Khozim. Bandung : Nusa Media Daryanto. (2010). Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif (Teori dan Praktik dalam Pengembangan Profesionalisme bagi Guru) . Jakarta : Publisher Dhariska Rahmi. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning
dalam Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Kognitif siswa Pada Tema alat Optik dalam Kehidupan di SMP N 9 Yogyakarta. Skripsi : Pendidikan IPA
Dian Widianingrum. (2012). Pentingnya Pembelajaran Lewat Media Teknologi. Diakes dari http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/13/pentingnyapembelajaran-lewat-media-teknologi-461979.html. Pada tanggal 15 Mei 2014, Jam 06.25 WIB Djemari Mardapi. (2008). Teknik Peyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press Enni Lestari. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning
pada Pembelajaran Kewirausahaan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa Kelas XI Program Keahlian Administrasi perkantoran SMK Muhammadiyah 2 Moyudan. Skripsi : Pendidikan Ekonomi
81
Edward Tanujaya. (2009). Pengolahan Data Statistika dengan SPSS 16.0. Jakarta : Salemba Infotek E. Mulyasa. (2010). Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajran Kreatif dan Menyenangkan). Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ferdiana Putri Dwi. (2013). Kefektifan Project Based Learning dalam Proses Pembelajaran Mengoprasikan Aplikasi Perangkat Lunak. Skripsi : Pendidikan Administrasi Perkantoran Lucas, George. (2005). Instructional Module Project Based Learning. Diakses dari http://www.edutopia.org/project-based-learning-guide implementation#pbl_question. Pada tanggal 5 Mei 2014, Jam 14.00 WIB H. Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta H. Martinas Yamin. (2008). Desain Pembelajaran BErbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada Press Jakarta Hake.
(1999). Analyzing Change/Gain Scores. Diakses http://www.physics.indiana.edu/~sdi/ AnalyzingChange-Gain.pdf. tanggal 18 Maret 2014, Jam 14.31 WIB
dari Pada
Ibnu Budi. (2006). Modul Gambar Teknik Elektronika dengan Software Eagle 4.11.Diaksesdarihttp://downloads.ziddu.com/downloadfiles/21182512/Eagl e.pdf. Pada tanggal 19 Desember 2013, Jam 18.30 WIB Ismail SM. (2008). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PIKEM. Semarang : RaSAIL Media Grup Lilis Sulianita. (2014). Dikeluhkan Implementasi Kurikulum 2013 di SMK. Diakses dari http://edukasi.kompasiana.com/2014/02/11/di-keluhkan-implementasikurikulum-2013-di-smk-634286.html. Pada tanggal 15 Mei 2014, Jam 05.30 WIB Made Wena. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer. Jakarta : Bumi aksara Mediana Dyah Nataliya. (2014). Kurikulum 2013 Belum Dilaksanakan Secara Utuh. Harian Jogja. Diakses dari http://www.harianjogja.com/baca/2013/08/13/kurikulum-2013-belumdilaksanakan-secara-utuh-437169. Pada tanggal 17 Maret 2014, Jam 09.26 WIB
82
M. Gorky Sembiring. (2009). Mengungkap Rahasia dan Tips Manjur Menjadi Guru Sejati. Yogyakarta : Galangpress O’Neill, Mick. 2006. Levene’s Mean-Based Test: Exact and Approximate Distributions. Diakses dari http://www.stats.net.au/Technical%20report %20on%20Levene's%20mean-based%20test.pdf. Pada tanggal 18 Maret 2014, Jam 14.02 Mishadin. (2012). Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer pada Mata
Pelajaran Elektronika terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMK 1 Sedayu Bantul. Skirpsi : Pendidikan Teknik Elektro
Mimin Haryati. (2007). Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada Press Jakarta Muhajir. (2013). Polemik Kurikulum 2013 dan Kondisi Guru Saat Ini. Diakses dari http://makassar.tribunnews.com/2013/04/10/polemik-kurikulum-2013-dankondisi-guru-saat-ini. Pada tanggal 10 Mei 3013, Jam 09. 00 WIB Nana Sudjana. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Nico.
(2010). Efektivitas Pembelajaran. Diakses http://elnicovengeance.wordpress.com/2012/09/01/efektifitaspembelajaran/. Pada tanggal 27 Maret 2014, Jam 09.51 WIB
Dari
Nyoman Yudi. (2011). Tutorial Menggunakan Eagle. Dikses dari http://www.aisi555.com/2011/07/tutorial-eagle-step-by-step.html. Pada tanggal 19 Desember 2013, Jam 09.00 WIB Putri Ferdiana Dwi. (2013). Kefektifan Project Based Learning dalam Proses Pembelajaran Mengoprasikan Aplikasi Perangkat Lunak. Skripsi : Pendidikan Administrasi Perkantoran Slameto. (2001). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press Sukandi. (2013). Diklat Implementasi Kurikulum 2013. Diakses dari http//www.Kegiatan-Diklat-Implementasi-Kurikulum-2013-Hari-KeduaGuraru.html. Pada tanggal 17 Maret 2014, Jam 08.34 WIB
83
Suharsimi Arikunto. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Popham, W. James dan Baker, Eva. L. (2011). Teknik Mengajar Secara Sistematik. Penerjemah Amirul Hadi, dkk. Jakarta : PT Rineka Putra Winastaman Gora dan Sunarto. (2010). PAKEMATIK Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Jakarta : Elek Media Komputindo Wijaya Kusumah. (2010). Guru Masih Terlalu Dominan di Kelas. Diakses dari http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/08/guru-masih-terlalu-dominandi-kelas-324700.html. Pada tanggal 15 Mei 2014, Jam 06.00 WIB
84
LAMPIRAN 1 SILABUS
85
SILABUS
Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Standar Kompetensi Kode Kompetensi Alokasi Waktu KOMPETENSI DASAR 1.1.Menggambar rangkaian pesawat elektronika
: SMK Negeri 2 Yogyakarta : Teknik Kerja Bengkel :X : Menguasai Rangkaian Pesawat Elektronika : 064.KK.37 : 10 x 45 menit MATERI PEMBELAJARAN
INDIKATOR
Menjelaska n berbagai macam fungsi dari komponen rangkaian catu daya Menetapka n tata letak komponen elektronika di atas PCB Membuat layout PCB
Pembuatan rangkaian pesawat elektronika
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Mendiskusikan berbagai macam fungsi dari komponen penyusun rangkaian elektronika Menjelaskan tata letak komponen pada layout PCB Pembuatan layout PCB
85
PENILAIAN
Observasi Tes tulis
KKM
ALOKASI WAKTU
76
3 x 45 menit
SUMBER BELAJAR
Modul/jobshee t PPGT Malang Lembar informasi perkuliahan i: Slamet M,Pd
1.2. Teknik perakitan komponen elektronika
1.3.Menguji coba rangkaian pesawat elektronika
Merakit komponen elektronika
Teknik perakitan Teknik soldering Teknik desoldering
Menguji coba rangkaian pesawat elektronika
Pengukuran tegangan Pengetesan fungsi setiap tombol pengaturan Teknik pengukuran bentuk gelombang
Menjelaskan urutan-urutan pemasangan komponen elektronika Menjelaskan cara menyolder dengan benar
Observasi Tes tulis
76
4 x 45 menit
Teknik Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Elektronik, oleh: Peni Handayani dan Trisno Yuwono Putro
Mendemostrasikan pengukuran tegangan Menjelaskan teknik fungsi setiap tombol Mendemostrasikan bentuk gelombang
Observasi Tes tulis
76
3 x 45 menit
Teknik Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Elektronik, oleh: Peni Handayani dan Trisno Yuwono Putro
86
teknik pengetesan pengukuran
LAMPIRAN 2 RPP KELOMPOK EKSPERIMEN
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas/Semester
: X/II
Mata Pelajaran
: Teknik Kerja Bengkel
Topik
:Menggambar Rangkaian Pesawat Elektronika
Pertemuan
: 1-2
Alokasi Waktu
: 4x45 menit
A. Kompetensi Dasar 2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasam,jujur dan percaya diri dalam menyelesaikan permasalahan nyata. 2.2 Memiliki sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif 2.3 Menggambar rangkaian pesawat elektronika B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Terlibat aktif dalam proses pembelajaran penggambaran rangkaian catu daya transformator 2. Bekerjasama dalam kelompok 3. Menjelaskan macam-macam fungsi dari komponen penyusun rangkaian catu daya transformator 4. Menetapkan
tata
letak
komponen
rangkaian
menggunakan software penggambaran Eagle
88
catu
daya
transformator
5. Membuat layout PCB rangkaian catu daya transformator menggunakan software penggambaran Eagle C. Tujuan Melalui diskusi dan kerjasama kelompok dalam pembelajaran penggambaran rangkaian pesawat elektronika siswa diharapkan bisa: 1. Menjelaskan fungsi komponen penyusun rangkaian catu daya transformator 2. Membuat tata letak komponen rangkaian catu daya transformator menggunakan software penggambaran Eagle 3. Membuat layout PCB rangkaian catu daya transformator menggunakan software penggambaran Eagle D. Materi Pembelajaran 1. Materi rangkaian pesawat elektronika
Fungsi komponen penyusun
Konfigurasi pin komponen
Karateristik rangkaian catu daya transformator
2. Materi pembuatan layout PCB
Penjelasan fungsi tool pada software penggambaran Eagle
Pembuatan layer PCB
Batasan-batasan pembuatan layout PCB
Pembuatan layout PCB
E. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang akan digunakan adalah model pembelajaran project based learning. F. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
Pra-pembelajaran 1. Guru membuka proses pembelajaran dan mengabsen siswa 2. Pretest 3. Guru mengkondisikan siswa siap untuk belajar
89
60 menit
Inti
4. Guru memberikan motivasi pentingnya belajar mengenai penggambaran PCB 5. Guru menginformasikan tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan termasuk aspek yang dinilai selama proses pembelajaran 6. Guru menjelaskan fungsi-fungsi dari tool software Eagle Fase-1 : Penentuan pertanyaan mendasar Guru mengemukakan pertanyaan essensial yang bersifat eksprolatif pengetahuan yang dimiliki siswa berdasarkan pengalaman belajarnya yang bermuara pada penugasan siswa pada suatu tugas Apa saja komponen penyusun rangkaian catu daya transformator ? Apa fungsi dari komponen penyusun rangkaian catu daya transformator ? Apa fungsi dioda jembatan sebagai penyearah gelombang ? Bagaimana cara membuat layer PCB ? Fase-2 : Mendesain perancangan proyek Guru membentuk kelompok yang berisikan 3 orang setiap kelompoknya Guru memfasilitasi setiap kelompok dalam membentuk ketua, sekretaris dan anggota secara demokratis serta mendeskripsikan tugas masingmasing kelompok Guru dan siswa membuat kesepakatan mengenai aturan main dalam pembuatan proyek. Hal-hal yang disepakati antara lain: pemilihan aktivitas, waktu penyelesaian proyek, hal-hal yang dilaporkan, alat dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, serta batasan-batasan dalam pembuatan proyek Fase-3 : Menyusun jadwal Guru memfasilitasi siswa untuk membuat alokasi waktu dalam menyelesaikan proyek Guru memfasilitasi siswa untuk menyusun alternatif, jika ada sub aktivitas yang molor dari waktu yang telah dijadwalkan Fase-4 : Memonitoring siswa dan kemajuan proyek Guru membagikan lembar kerja siswa dengan tagihan berupa : 1. Mengambil library komponen yang dibutuhkan 2. Membuat tata letak komponen rangkaian catu daya transformator dan rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang sesuai dengan tugas pada LKS
90
110 menit
3. Membuat tata letak komponen rangkaian catu daya transformator pada layout PCB 4. Menarik kesimpulan Guru memonitoring aktivitas siwa selama menyelesaiakan proyek dengan cara melakukan Fase-5 : Menguji hasil Guru telah melakukan penilian selama monitoring dilakukan dengan mengacu pada rubrik penilaian yang bertujuan mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran selanjutya Fase-6 : Mengevaluasi pengalaman Siswa secara berkelompok melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Hal-hal yang direfleksi adalah kesulitan-kesulitan yang dialami dan cara mengatasi dan perasaan menemukan pemecahan masalah. Kelompok yang lain diminta untuk menanggapi. 1. Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan hasil temuan barunya 2. Guru menutup pembelajaran
Penutup
10 menit
Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kedua Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
Inti
Pra-pembelajaran 1. Guru membuka proses pembelajaran dan mengabsen siswa 2. Guru mengkondisikan siswa siap untuk belajar 3. Guru menginformasikan tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan termasuk aspek yang dinilai selama proses pembelajaran 4. Guru mengingatkan fungsi-fungsi dari tool software Eagle Fase-1 : Penentuan pertanyaan mendasar Guru mengemukakan pertanyaan essensial yang bersifat eksprolatif pengetahuan yang dimiliki siswa berdasarkan pengalaman belajarnya yang bermuara pada penugasan siswa pada suatu tugas Bagaimana cara penempatankomponen pada
91
30 menit
120 menit
Penutup
layout PCB dengan benar ? Bagaimana cara membuatlayout pada PCB ?
Fase-2 : Mendesain perancangan proyek Guru dan siswa membuat kesepakatan mengenai aturan main dalam pembuatan proyek. Hal-hal yang disepakati antara lain: pemilihan aktivitas, waktu penyelesaian proyek, hal-hal yang dilaporkan, alat dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, serta batasan-batasan dalam pembuatan proyek Fase-3 : Menyusun jadwal Guru memfasilitasi siswa untuk membuat alokasi waktu dalam menyelesaikan proyek Guru memfasilitasi siswa untuk menyusun alternatif, jika ada sub aktivitas yang molor dari waktu yang telah dijadwalkan Fase-4 : Memonitoring siswa dan kemajuan proyek Guru membagikan lembar kerja siswa dengan tagihan berupa : 1. Membuka tugas pembuatan layer pada pertemuan sebelumnya 2. Membuatrouting layout PCB dengan batasanbatasan yang sudah ditentukan 3. Menarik kesimpulan 4. Mencetak hasil penggambaran PCB Guru memonitoring aktivitas siwa selama menyelesaiakan proyek Fase-5 : Menguji hasil Guru telah melakukan penilian selama monitoring dilakukan dengan mengacu pada rubrik penilaian yang bertujuan mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran selanjutya Fase-6 : Mengevaluasi pengalaman Siswa secara berkelompok melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Hal-hal yang direfleksi adalah kesulitan-kesulitan yang dialami dan cara mengatasi dan perasaan menemukan pemecahan masalah. Kelompok yang lain diminta untuk menanggapi. 1. Siswa disuruh presentasi mengenai kesulutan dan kendala selama pembuatan proyek 2. Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan
92
30 menit
hasil temuan barunya 3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa
G. Sumber Belajar 1. Media pembelajara berbasis komputer CAD 2. LKS 3. Buku penunjang lain termasuk internet H. Alat dan Bahan 1. LCD Proyektor 2. Laptop atau komputer 3. Power point 4. Alat tulis
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas/Semester
: X/II
Mata Pelajaran
: Teknik Kerja Bengkel
Topik
:Menggambar Rangkaian Pesawat Elektronika
Pertemuan
:3
Alokasi Waktu
: 4x45 menit
A. Kompetensi Dasar 2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasam, jujur dan percaya diri dalam menyelesaikan permasalahan nyata. 2.2 Memiliki sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif 2.3 Menggambar rangkaian pesawat elektronika B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Terlibat aktif dalam proses pembelajaran penggambaran rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang 2. Bekerjasama dalam kelompok 3. Menjelaskan macam-macam fungsi dari komponen penyusun rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang 4. Menetapkan tata letak komponen rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang menggunakan software penggambaran Eagle 5. Membuat layout PCB rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang menggunakan software penggambaran Eagle
94
C. Tujuan Melalui diskusi dan kerjasama kelompok dalam pembelajaran penggambaran rangkaian pesawat elektronika siswa diharapkan bisa: 1. Menjelaskan fungsi komponen penyusun rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang 2. Membuat tata letak komponen rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang menggunakan software penggambaran Eagle 3. Membuat layout PCB rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang menggunakan software penggambaran Eagle D. Materi Pembelajaran 1. Materi rangkaian pesawat elektronika
Fungsi komponen penyusun
Konfigurasi pin komponen
Karateristik rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang
2. Materi pembuatan layput PCB
Penjelasan fungsi tool pada software penggambaran PCB pada Eagle
Pembuatan layer PCB
Batasan-batasan pembuatan layout PCB
Pembuatan layout PCB
E. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang akan digunakan adalah model pembelajaran project based learning. F. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kedua Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
Pra-pembelajaran 1. Guru membuka proses pembelajaran dan mengabsen siswa 2. Guru mengkondisikan siswa siap untuk belajar 3. Guru menginformasikan tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan termasuk aspek yang dinilai selama proses pembelajaran
95
20 menit
Inti
4. Guru mengingatkan kembali fungsi-fungsi dari tool software Eagle Fase-1 : Penentuan pertanyaan mendasar Guru mengemukakan pertanyaan essensial yang bersifat eksprolatif pengetahuan yang dimiliki siswaq berdasarkan pengalaman belajarnya yang bermuara pada penugasan siswa pada suatu tugas Bagaimana cara membuat rangkaian catu daya pembangkit gelombang ? Apa kegunaan dari trigeer dan tresholt pada IC NE555 ? Apa fungsi dari komponen penyusun rangkaian catu daya transformator ? Fase-2 : Mendesain perancangan proyek Guru dan siswa membuat kesepakatan mengenai aturan main dalam pembuatan proyek. Hal-hal yang disepakati antara lain: pemilihan aktivitas, waktu penyelesaian proyek, hal-hal yang dilaporkan, alat dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, serta batasan-batasan dalam pembuatan proyek Fase-3 : Menyusun jadwal Guru memfasilitasi siswa untuk membuat alokasi waktu dalam menyelesaikan proyek Guru memfasilitasi siswa untuk menyusun alternatif, jika ada sub aktivitas yang molor dari waktu yang telah dijadwalkan Fase-4 : Memonitoring siswa dan kemajuan proyek Guru membagikan lembar kerja siswa dengan tagihan berupa : 1. Mengambil library komponen yang dibutuhkan 2. Membuat tata letak komponen rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang sesuai dengan tugas pada LKS 3. Membuat tata letak komponen rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang pada layout PCB 4. Membuatrouting layout PCB dengan batasanbatasan yang sudah ditentukan 5. Menarik kesimpulan 6. Mencetak hasil penggambaran PCB Guru memonitoring aktivitas siwa selama menyelesaiakan proyek Fase-5 : Menguji hasil Guru telah melakukan penilian selama monitoring dilakukan dengan mengacu pada rubrik penilaian yang bertujuan mengukur ketercapaian standar,
96
110 menit
Penutup
G. Sumber Belajar
berperan dalam mengevaluasi masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran selanjutya Fase-6 : Mengevaluasi pengalaman Siswa secara berkelompok melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Hal-hal yang direfleksi adalah kesulitan-kesulitan yang dialami dan cara mengatasi dan perasaan menemukan pemecahan masalah. Kelompok yang lain diminta untuk menanggapi. 1. Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan hasil temuan barunya 2. Postest 3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa
50 menit
1. Media pembelajara berbasis komputer CAD 2. LKS 3. Buku penunjang lain termasuk internet H. Alat dan Bahan 1. LCD Proyektor 2. Laptop atau komputer 3. Power point 4. Alat tulis Mengetahui, Guru pembimbing
Tanggal,3 Febuari 2014 Mahasiswa
Marsudi, ST NIP. 19630124 198903 1 006
Dian Bagus Wijanarko NIM. 10518241027
97
LAMPIRAN 3 RPP KELOMPOK KONTROL
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas/Semester
: X/II
Mata Pelajaran
: Teknik Kerja Bengkel
Topik
:Menggambar Rangkaian Pesawat Elektronika
Pertemuan
: 1-2
Alokasi Waktu
: 4x45 menit
A. Kompetensi Dasar 2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasam,jujur dan percaya diri dalam menyelesaikan permasalahan nyata. 2.2 Memiliki sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif 2.3 Menggambar rangkaian pesawat elektronika B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Terlibat aktif dalam proses pembelajaran penggambaran rangkaian catu daya transformator 2. Bekerjasama dalam kelompok 3. Menjelaskan macam-macam fungsi dari komponen penyusun rangkaian catu daya transformator 4. Menetapkan
tata
letak
komponen
rangkaian
catu
daya
transformator
menggunakan software penggambaran Eagle 5. Membuat layout PCB rangkaian catu daya transformator menggunakan software penggambaran Eagle
99
C. Tujuan Melalui diskusi dan kerjasama kelompok dalam pembelajaran penggambaran rangkaian pesawat elektronika siswa diharapkan bisa: 1. Menjelaskan fungsi komponen penyusun rangkaian catu daya transformator 2. Membuat tata letak komponen rangkaian catu daya transformator menggunakan software penggambaran Eagle 3. Membuat layout PCB rangkaian catu daya transformator menggunakan software penggambaran Eagle D. Materi Pembelajaran 1. Materi rangkaian pesawat elektronika
Fungsi komponen penyusun
Konfigurasi pin komponen
Karateristik rangkaian catu daya transformator
2. Materi pembuatan layput PCB
Penjelasan fungsi tool pada software penggambaran Eagle
Pembuatan layer PCB
Batasan-batasan pembuatan layout PCB
Pembuatan layout PCB
E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
1. Guru membuka proses pembelajaran dan mengabsen siswa 2. Pretest 3. Guru mengkondisikan siswa siap untuk belajar 4. Guru memberikan motivasi pentingnya belajar mengenai penggambaran PCB 5. Guru menginformasikan tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan termasuk aspek yang dinilai selama proses pembelajaran 6. Guru melakukan apersepsi dengan melaukukan pertanyaan secara klasikal yang bersifat menuntun dan menggali
100
60 menit
Inti
Penutup
1. Guru menjekaskan mengenai komponen penyusun rangkaian catu daya transformator 2. Guru menjelaskan fungsi dan konfigurasi dari beberapa komponen penyusun rangkaian catu daya transformator 3. Guru menjelaskan mengenai fungsi dari tool softwareEagle 4. Guru mencontohkan cara pembuatan layer PCB degan software Eagle 5. Guru membagikan LKS kepada siswa 6. Siswa mengerjakan pembuatan layer PCB rangkaian catu daya transformator dengan benar dan tepat 7. Setelah pekerjaan siswa selesai laporkan kepada guru pembimbing 1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan apa yang telah dipelajarai 2. Gurur menutup pembelajaran dengan berdoa
110 menit
10 menit
Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kedua Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
Inti
Penutup
Pra-pembelajaran 1. Guru membuka proses pembelajaran dan mengabsen siswa 2. Guru mengkondisikan siswa siap untuk belajar 3. Guru menginformasikan tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan termasuk aspek yang dinilai selama proses pembelajaran 4. Guru mengingatkan fungsi-fungsi dari tool software Eagle 1. Guru menyuruh siswa membuka tugas pembuatan layer pada pertemuan sebelumnya 2. Guru mencotonkah cara pembuatan layout PCB 3. Siswa mengerjakan penggambaran layout PCB rangkaian catu daya transformator 4. Siswa melaporkan hasil pembuatan layout PCB kepada guru 5. Apabila pembuatan layout sudah benar guru menyuruh siswa untuk mencetak layout PCB 1. Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan hasil temuan barunya 2. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa
101
30 menit
140 menit
10 menit
F. Sumber Belajar 1. Media pembelajara berbasis komputer CAD 2. LKS 3. Buku penunjang lain termasuk internet G. Alat dan Bahan 1. LCD Proyektor 2. Laptop atau komputer 3. Power point 4. Alat tulis
102
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas/Semester
: X/II
Mata Pelajaran
: Teknik Kerja Bengkel
Topik
:Menggambar Rangkaian Pesawat Elektronika
Pertemuan
:3
Alokasi Waktu
: 4x45 menit
A. Kompetensi Dasar 2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasam, jujur dan percaya diri dalam menyelesaikan permasalahan nyata. 2.2 Memiliki sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif 2.3 Menggambar rangkaian pesawat elektronika B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Terlibat aktif dalam proses pembelajaran penggambaran rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang 2. Bekerjasama dalam kelompok 3. Menjelaskan macam-macam fungsi dari komponen penyusun rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang 4. Menetapkan tata letak komponen rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang menggunakan software penggambaran Eagle 5. Membuat layout PCB rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang menggunakan software penggambaran Eagle
103
C. Tujuan Melalui diskusi dan kerjasama kelompok dalam pembelajaran penggambaran rangkaian pesawat elektronika siswa diharapkan bisa: 1. Menjelaskan fungsi komponen penyusun rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang 2. Membuat tata letak komponen rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang menggunakan software penggambaran Eagle 3. Membuat layout PCB rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang menggunakan software penggambaran Eagle D. Materi Pembelajaran 1. Materi rangkaian pesawat elektronika
Fungsi komponen penyusun
Konfigurasi pin komponen
Karateristik rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang
2. Materi pembuatan layput PCB
Penjelasan fungsi tool pada software penggambaran PCB pada Eagle
Pembuatan layer PCB
Batasan-batasan pembuatan layout PCB
Pembuatan layout PCB
E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
1. Guru membuka proses pembelajaran dan mengabsen siswa 2. Guru mengkondisikan siswa siap untuk belajar 3. Guru menginformasikan tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan termasuk aspek yang dinilai selama proses pembelajaran 4. Guru mengingatkan kembali fungsi dari tool software Eagle 5. Guru melakukan apersepsi dengan melaukukan pertanyaan secara klasikal
104
20 menit
Inti
1. 2. 3. 4. 5.
Penutup
1. 2. 3.
yang bersifat menuntun dan menggali Siswa mengerjakan penggambaran layer PCB rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang Siswa melaporkan kepada guru untuk mendapatkan persetujuan, sebelum membuat layout PCB Siswa mengerjakan penggambaran layout PCB rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang Siswa melaporkan hasil pembuatan layout PCB kepada guru Apabila pembuatan layout sudah benar guru menyuruh siswa untuk mencetak layout PCB Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan hasil temuan barunya Posttest Guru menutup proses pembelajaran dengan berdoa
110 menit
50 menit
F. Sumber Belajar 1. Media pembelajara berbasis komputer CAD 2. LKS 3. Buku penunjang lain termasuk internet G. Alat dan Bahan 1. LCD Proyektor 2. Laptop atau komputer 3. Power point 4. Alat tulis Mengetahui, Guru pembimbing
Tanggal,3 Febuari 2014 Mahasiswa
Marsudi, ST NIP. 19630124 198903 1 006
DianBagus Wijanarko NIM. 10518241027
105
LAMPIRAN 4 MODUL PEMBELAJARAN
106
MATERI PENGGAMBARAN PCB A. Rangkaian Catu daya Transformator
Gambar 1. Rangkaian Transformator Rangkaian catu daya transformator adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah masukan tegangan bolak-balik (AC) menjadi keluaran searah (DC). Ada banyak tipe atau jenis dari catu daya yang menggunakan beberapa macam tranformator, seperti transformator
Step
transformator
Center
Up,
transformator
Tap.
Untuk
Step
mengenaili
Down
dan
beberapa
tranformator itu cukup mudah dengan melihat lilitanyan antara lilitan sekunder dibandingkan dengan lilitan primernya. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 1. Tranformator Step Down
2. Transformator Step Up
107
3. Tranformator Center Tap
Dari beberapa penjelasan mengenai jenis-jenis transformator tentunya kalau tidak membahas dioda sebagai peenyearah rasanya kurang. Dioda sebagai penyearah berfungsi untuk digunakan untuk mengubah
tegangan
bolak-balik
(AC)
menjadi
tegangan
searah(DC).dibawah ini ada beberapa jenis dioda sebagai penyearah, antara lain : a) Penyearah gelombang penuh dengan dioda bridge Pada dioda bridge, hanya ada 2 dioda saja yang menghantarkan arus untuk setiap siklus tegangan AC sedangkan 2 dioda lainnya bersifat sebagai isolator pada saat siklus yang sama. Untuk memahami cara kerja dioda bridge, perhatikanlah kedua gambar ini.
Gambar 2. Siklus positif Saat siklus positif tegangan AC, arus mengalir melalui dioda B menuju beban dan kembali melalui dioda C. Pada saat yang bersamaan pula, dioda A dan D mengalami reverse bias sehingga
108
tidak ada arus yg mengalir atau kedua dioda tersebut bersifat sebagai isolator.
Gambar 3. Siklus positif Sedangkan pada saat siklus negatif tegangan AC, arus mengalir melalui dioda D menuju beban dan kembali melalui dioda A. Karena dioda B dan C mengalami reverse bias maka arus tidak dapat mengalir pada kedua dioda ini. Untuk menurunkan tegangan dari trafo yang besarnya mencapai 220V kita menggunakan komponen IC regulator yang bervariatif untuk menurunkan tegangan menjadi 5 Volt atau 12 Volt.Bentuk dari arsitektur IC regulator terlhat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4. Konfigurasi IC regulator 7805 Resistor adalah salah satu komponen elekronika yang berfungsi sebagai penahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian.
109
110
dapat menghasilkan pulsa berbentuk segiempat. Pulsa clock ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 8. Pulsa Clock Pulsa ini berfungsi untuk detak penghitung, mengtur waktu atau kerja suatu sistem digital dan lain-lain.
Gambar 9. Konfigurasi IC NE555 B. Penggambaran PCB (Printed Circuit Desaign) PCB (Printed Circuit Board) adalah sebuah papan yang digunakan untuk mendukung semua komponen-komponen elektronika yang berada di atasnya, papan PCB juga memiliki jalur-jalur konduktor yang terbuat dari tembaga dan berfungsi untuk menghubungkan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Pembuatan layout PCB terdiri dari dua cara yaitu secara manual dan dengan bantuan software penggambaran PCB. Pembuatan layout PCB dirasakan menyulitakan dan membutuhkan waktu yang relatif lama, namun dengan pembuatan layout PCB menggunakan bantuan
software berbasis kompoter akan lebih memudahkan penggunanya.
111
Selain waktu yang dibutuhkan untuk membuat layout PCB menjadi lebih cepat dan hasil dari penggambaran layout PCB dapat digandakan. Dalam pembutan layout PCB ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu, (1) Kerapian dari jalur layout PCB. (2) Kebersihan jalur layout PCB. (3) Ketelitian dari jalur PCB sudah sesuai dengan rangkaian elektronika yang diinginkan. (4) Mengetahui karateristik ukuran kaki dan komponen. (4) Mengetahui karateristik rangkaian elektronika. (5) Penempatan jarak antara komponen dibuat tidak memerlukan banyak tempat pada layout PCB. (6) Percabangan jalur layout dihindari tidak membentuk sudut kurang dari 90o (>90o) karena akan terjadi penumbukan elektron pada jalur PCB yang tegak lurus atau loncatan arus pada jalur PCB tegak lurus sehingga jakur PCB pada area tegak lurus panas bias mengakibatkan komponen terbakar. Proses pembuatan PCB harus bertahap dan dilalui dengan benar, tahapan-tahapan untuk membuat PCB adalah, sebagai berikut : 1. Persiapan gambar rangkaian yang akan dipergunakan. 2. Menggambar tata letak komponen sehingga nanti pada saat pemasangan komponen tidak terjadi tabrakan pada komponen.
112
3. Menggambar layout PCB, selanjutnya dicetak dengan kertas
glossy.
4. Setelah proses pencetakan selesai selanjutnya masuk ke proses mencetak layout PCB ke PCB dengan cara disetrika.
5. Setelah proses perpindahan layout PCB selesai, PCB siap dilarutkan dengan menggunakan zat campuran HCL+H2O2+H2O dengan perbandingan 1:2:4.
113
Tutorial Menggunakan Software Eagle (Easily Applicable Graphical Layout
Editor)
Disusun oleh: Dian Bagus Wijanarko NIM.10518241027
114
EAGLE (Easily Applicable Graphical Layout Editor) Program simulasi penggambaran layout PCB dengan menggunakan software eagle dilakukan dengan cara mendesain schematic terlebih dahulu sebelum membuat layout PCB. Eagle merupakan software pembantu dalam pembuatan jalur komponen suatu elektronika dan eagle ini diciptakan untuk membantu para pembuat PCB agar lebih mudah dalam perencanaan tata letak komponen elektronika agar komponen tersebut tidak saling bertabrakan satu sama lain. Berikut adalah langkah-langkah penggambaran layout PCB dengan menggunkan software eagle, sebagai berikut : 1. Buka software eagle dengan membuka Start
All Program
Eagle Layout
Editor, akan muncul candela seperti berikut
Gambar 1. From Tampilan Program Eagle Layout Editor
115
2. Pembuatan project baru dengan langkah berikut File
New
Shematic,
perhatikan gambar 2, akan tampil jendela project baru seperti gambar 3
Gambar 2. Pembuatan Project Baru
1
2
3
Gambar 3. Layar Software Eagle Layout Editor
3. Fungsi-fungsi dari tool pada software Eagle, terlihat pada gambar 4 berikut
116
Gambar 4. Menu Toolbox Software Eagle Keterangan : 1
: Toolbox
2
: Layar penempatan komponen
3
: Menu utama software Eagle
a. Show
: digunakan untuk menampilkan hubungan antar jalur yang dipilih
b. Copy
: digunakan untuk menyalin komponen
c. Rotate
: digunakan untuk merubah posisi komponen 90o
d. ADD
: digunakan untuk menambah komponen
e. Value
: digunakan untuk merubah nilai komponen
f. Text
: digunakan untuk memberikan text pada layer
g. Label
:digunakan
untuk
memebrikan
label
pada
masing-masing
komponen h. Info
: memberikan informasi pada setiap kompenen yang diklik
i. Display
: menampilkan warna atribut skema rangkaian
j. Move
: digunakan untuk memindah komponen
k. Mirror
: digunakan untuk membalik posisi komponen 180o
l. Group
: digunakan untuk mengelompokkan komponen
m. Cut
: digunakan untuk memotong atribut skema
n. Delete
: digunakan untuk atribut komponen
o. Name
: digunakan untuk merubah nama setiap komponen
p. Wire
:digunakan
untuk
membuat
garis
antar
komponen/
penghubung komponen q. Polygon
: digunakan untuk memblok jalur PCB pada layer board
117
jalur
r. BUS s.
: digunakan untuk membuat jalur BUS
Junction : digunakan untuk membuat titik penghubung antar jalur pada layer skema
4. Menambah komponen pada layar komponen ADD
Frame, akan meuncul
candela Frame untuk menambah komponen yang diinginkan
Gambar 5. Add Komponen Tekan tombol OK lalu klik pada salah satu tempat di layar komponen, apabila komponen yang digunakan sama bisa menggunakan fasilitas copy paste . Pemilihan komponen disesuaikan dengan kebutuhan dalam membuat rangkaian perhatikan ukuran dan bentuk komponen yang diinginkan. 5. Untuk memindah komponen pada layer sesuai yang diinginkan menggunakan toolbox, Move
Gambar 6. Tata Letak Komponen 6. Setelah tata letak sesuai dengan yang anda inginkan lalu pilih menu toolbox Wire untuk menghubungkan antar komponen.
118
Gambar 7. Toolbox Wire 7. Setelah menu garis aktif, pilh menu kelengkungan kawat/ Wire Band
Gambar 8. Wire Band 8. Langkah selanjutnya merubah nama Solpad pada masing-masing titik power supply, pilih menu toolbox dan pilih rename, perhatikan gambar 9. Gantilah masing-masing titik Solpad dengan nama VCC, GDN dan OUT.
Gambar 9. Toolbox Rename 9. Setelah proses menghubugkan antar komponen selesai, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 10. Tata Letak Komponen 10. Langkah selanjutnya mengubah skema layer ke bentuk jalur PCB dengan cara pilih menu File
Switch To Board
muncul tampilan layer board.
119
, setelah anda memilihnya akan
Gambar 11. Layer Board 11. Pada layer board tentunya tata letak komponen belum tertata secara rapi anda harus menatanya dalam kota berwarna putih (layer board) sesuai dengan kemauan dan kreativitas anda
Gambar 12. Layer Board yang sudah diatur 12. Pengenalan komponen tambahan yang digunakan membuat layout PCB
Gambar 13. Menu Toolbox Layer Board
120
Keterangan : a. Text
: digunakan untuk memberikan text pada layer board
b. Polygon
: digunakan untuk memblok layer PCB
c. Auto
:digunakan untuk membuat jalur komponen secara otomatis
d. Wire
: digunakan untuk membuat jalur penghubung sebuah
komponen e. Circle
: digunakan untuk membuat gambar lingkaran
f. Via
: digunakan untuk membuat titik pin
g. Ratnest
: digunakan untuk digunakan untuk memblok dan
mengaktifkan pola gambar blok Polygon yang sudah tergambar pada permukaan PCB 13. Untuk membuat Routing pada layout PCB menggunakan tool route sedangkan untuk unroute menggunakan tool riprup
. Warna layer biru
menunjukan bahwa layer berada di bawah layout PCB seddangkan layer warna merah merah digunakan untuk membuat jumper terlihat pada gambar 15.
Gambar 14. Route Komponen
Gambar 15. Pemberian Jumper
121
14. Untuk memblok rangkaian keseluruhan pilih menu Toolbox Polygon
,
jangan lupa untuk merename jalur Polygon menjadi GND lalu klik OK dan pilih Ratnest
untuk membuat semua terblok. Akan terlihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar 16. Layout PCB yang sudah selesai di blok 15. Mengatur spasi pada board yang sudah diblok dengan cara klik Kanan pada layout PCB
Properties
Isolate
OK
Gambar 17. Mengatur Space 16. Sebelum di print layout PCB pisahkan dengan tata letak komponennya, pilih menu Toolbox Display kilik Angka 16 dan Angka 17 untuk menampilkan tata letak komponen saja. Klik OK akan muncul seperti berikut .
122
Gambar 18. From Display
Gambar 19. Jalur PCB 17. Untuk mencetak jalur PCB dan tata letak komponen pilih menu File
Print.
Centang menu checkbox ‘Black’ dan ‘Solid’ untuk percetakan hitam dan tebal, kemudian klik tombol page dan muncul seperti pada gambar 21.
Gambar 20. Pengaturan percetakan PCB
123
Gambar 21. Pengaturan letak gambar yang akan dicetak 18. Pilih pada vertical centang pada TOP dan Horizontal pada Center jangan pilih pada Caption. Klik OK apabila semua sudah terselesaikan dan apabila masuk ke from pada gambar 20 klik OK untuk melakukan proses percetakan.
Gambar 22. Hasil Printout
124
LAMPIRAN 5 KISI-KISI INSTRUMEN KOGNITIF
125
KISI-KISI INSTRUMEN TES ASPEK KOGNITIF Indikator
Deskripstor
Jumlah
No butir
butir
soal
soal 1. Menjelaskan berbagai
macam fungsi dari komponen rangkaian
Komponen penyusun
11
7,8,9,10,11
rangkaian catu daya
catu daya
1,2,3,4,5,6,
Diode sebagai penyearah gelombang
Penentuan kompenen aktif dan komponen pasif
Fungsi komponen penyusun rangkaian catu daya
Transformator step up dan step down
2. Membuat tata letak
komponen elektronika
Konfigurasi pin
5
,16
komponen elektronika
12,13,14,15
Simbol komponen elektronika
3. Membuat layout pada
14
Fungsi
17,18,19,
pembuatanlayoutPCB
20,21,22,23
Cara pembuatan PCB
,24,25,26,2
Penetuan percabangan
7,28,29,30
Pembuatan layoutPCB
PCB
126
LAMPIRAN 6 KISI-KISI INSTRUMEN PSIKOMOTOR
127
KISI-KISI INSTRUMEN ASPEK PSIKOMOTOR Indikator 1. Menggambar
Deskriptor
Perencanaan pembuatan proyek
layout PCB
Pembuatan layer PCB
rangkaian catu
Pembuatan layout PCB
daya
Laporan proyek
Perencanaan pembuatan proyek
layout PCB
Pembuatan layer PCB
rangkaian catu
Pembuatan layout PCB
daya
Laporan proyek
transformator 2. Menggambar
transformator pembangkit gelombang
128
TEKNIK PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR Pertemuan pertama (job 1) Berilah centang (√) di bawah skor 4 bila empat pernyataan benar, 3 bila tiga pernyataan benar, 2 bila dua pernyataan benar, dan skor 1 bila satu pernyataan benar untuk setiap aspek keterampilan di bawah ini, kecuali untuk waktu peneyelsaian job disesuaikan dengan rubrik! Indikator Nomor Aspek Keterampilan Skor butir 4 3 2 1 Menggambar Perencanaan Proyek layout PCB 1 Kerjasama kelompok dalam rangkaian catu perencanaan daya 2 Kerjasama kelompok dalam transformator pembuatan proyek Pembuatan Layer PCB 3 Pemilihan library komponen yang dibutuhkan 4 Penyambungan kapasitor, resistor dan led 5 Penyambungan IC regulator 6 Penyambungan transformator dengan dioda 7 Waktu penyelesaian layer PCB Pembuatan Layout PCB 8 Menentukan tata letak komponen 9 Penggambaran layout PCB dengan sudut=900 10 Jumlah jumper 11 Waktu penyelesaian layout PCB 12 Hasil gambar Laporan Proyek 13 Kelengkapan laporan 14 Ketepatan laporan 15 Kualitas keseluruhan laporan
129
Pertemuan kedua (job 2) Berilah centang (√) di bawah skor 4 bila empat pernyataan benar, 3 bila tiga pernyataan benar, 2 bila dua pernyataan benar, dan skor 1 bila satu pernyataan benar untuk setiap aspek keterampilan di bawah ini,kecuali untuk waktu peneyelsaian job disesuaikan dengan rubrik! Indikator Menggambar layout PCB rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang
Nomor Aspek Keterampilan butir Perencanaan Proyek 1 Kerjasama kelompok dalam perencanaan 2 Kerjasama kelompok dalam pembuatan proyek Pembuatan Layer PCB 3 Pemilihan library komponen yang dibutuhkan 4 Penyambungan Trigger dan Tresholt dengan variabel resistor 5 Penyambungan IC regulator 6 Penyambungan transformator dengan dioda 7 Waktu penyelesaian layer PCB Pembuatan Layout PCB 8 Menentukan tata letak komponen 9 Penggambaran layout PCB dengan sudut=900 10 Jumlah jumper 11 Waktu penyelesaian layout PCB 12 Hasil gambar Laporan Proyek 13 Kelengkapan laporan 14 Ketepatan laporan 15 Kualitas keseluruhan laporan
130
4
Skor 3 2
1
RUBRIK PENILAIAN INSTRUMEN NON TES (OBSERVASI) No
Jenis gambar
1
Rangkaian catu daya transformator
Sub penilaian Perencanaan Proyek 1. Kerjasama kelompok dalam perencanaan a. Penunjukan ketua kelopok, sekretasris dan anggota b. Membuat perencanaan waktu c. Merencanakan pembuatan proyek d. Ketua kelompok terlihat aktif dalam pembuatan perencanaan 2. Kerjasama kelompok dalam pembuatan proyek a. Aktif dalam bertanya b. Aktif dalam menjawab pertanyaan guru c. Timbul kerjasama dalam kelompok d. Saling membantu apabila mengalami kesulitan Pembuatan Layer PCB 3. Pemilihan library komponen yang dibutuhkan a. Sesuai dengan ukuran komponen b. Sesuai dengan komponen yang dibutuhkan c. Kebenaran simbol komponen d. Cara pengambilan dari library komponen 4. Penyambungan kapasitor, LED dan resistor a. Penyambungan resistor benar b. Penyambungan polaritas kapasitor 1 tidak terbalik c. Penyambungan polaritas kapasitor 2 tidak terbalik d. Penyambungan anoda dan katoda LED tidak terbalik 5. Penyambungan IC regulator a. Kaki 1 pada IC regulator disambungkan ke anoda D1 dan D2 b. Kaki 2 pada IC regulator disambung ke Ground
131
Rubrik Semua butir benar Tiga butir benar Dua butir benar Satu butir benar Semua butir benar Tiga butir benar Dua butir benar Satu butir benar Semua butir benar Tiga butir benar Dua butir benar Satu butir benar Semua butir benar Tiga butir benar Dua butir benar Satu butir benar Semua butir benar Tiga butir benar
Sk or 4
3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3
c. Kaki 3 pada IC regulator disambung ke VCC d. Konfigurasi pin IC regulator 6. Penyambungan transformator dengan dioda a. Pin CT transformator disambungkan ke ground b. Pin VCC transformator disambungkan ke anoda dioda c. Penyambungan anoda dan katoda pada D1 tidak terbalik d. Penyambungan anoda dan katoda pada D2 tidak terbalik 7. Waktu penyelesaian layer PCB
Pembuatan Layout PCB 8. Menentukan tata letak komponen a. Penempatan dioda bridge b. Memberikan ruang antar komponen c. Penempatan output dari dioda bridge d. Pembuatan input dan output transformator
9. Penggambaran layout PCB dengan sudut = 900
10. Jumlahjumper yang digunakan
11. Waktu penyelesaian layout PCB
12. Hasil gambar a. Bagian simbol benar b. Teliti tidak salah menggunakan komponen c. Tepat penggunaan komponen yang benar d. Ekonomis
132
Dua butir benar Satu butir benar Semua butir benar Tiga butir benar
2
Dua butir benar
2
Satu butir benar <30 menit >30 menit >35 menit >40 menit Semua butir benar Tiga butir benar Dua butir benar Satu butir benar >1 1-3 4-7 8-11 >1 1-2 3-4
1
5-6 <35 menit >35 menit >45 menit >55 menit Semua butir benar Tiga butir benar Dua butir benar
1 4 3 2 1 4
1 4 3
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2
3 2
Laporan Proyek 13. Kelengkapan laporan a. Susunan laporan benar b. Ada perencanaan pembuatan proyek/dasar teori pendukung c. Ada hasil pembuatan proyek/tugas d. Ada kesimpulan proyek/tugas
14. Ketepatan laporan a. Ketepatan pengumpulan laporan b. Tepat dan benar dalam pembuatan laporan c. Ketepatan hasil pembuatan proyek/tugas d. Ketepatan isi laporan dengan presentasi 15. Kualitas keseluruhan laporan a. Kualitas isi laporan b. Kebenaran teori yang dipergunkan c. Hasil laporan sesuai dengan hasil dari proyek/tugas d. Tampilan laporan yang menarik
2
Rangkaian catu daya transformator pembangkit gelombang
Perencanaan Proyek 1. Kerjasama kelompok dalam perencanaan a. Penunjukan ketua kelopok, sekretasris dan anggota b. Membuat perencanaan waktu c. Merencanakan pembuatan proyek d. Ketua kelompokterlihat aktif dalam pembuatan perencanaan 2. Kerjasama kelompok dalam pembuatan proyek a. Aktif dalam bertanya b. Aktif dalam menjawab pertanyaan guru c. Timbul kerjasama dalam kelompok d. Saling membantu apabila mengalami
133
Satu butir benar Semua butir benar Tiga butir benar Dua butir benar Satu butir benar Semua butir benar Tiga butir benar Dua butir benar
1
Satu butir benar Semua butir benar Tiga butir benar Dua butir benar Satu butir benar Semua butir benar Tiga butir benar Dua butir benar Satu butir benar Semua butir benar Tiga butir benar Dua butir benar
1
4 3 2 1 4 3 2
4 3 2 1 4 3 2 1
4 3 2
kesulitan Pembuatan Layer PCB 3. Pemilihan library komponen yang dibutuhkan a. Sesuai dengan ukuran komponen b. Sesuai dengan komponen yang dibutuhkan c. Kebenaran simbol komponen d. Cara pengambilan dari library komponen 4. Penyambungan Trigger dan Tresholt dengan variabel resistor a. Penyambungan trigger dan tresholt dengan Ground b. Penyambungan trigger dengan tresholt c. Penyambungan trigger dan tresholt dengan variable resistor d. Penyambungan variabel resistor dengan Ground 5. Penyambungan IC regulator a. Kaki 1 pada IC regulator disambungkan ke anoda D1 dan D2 b. Kaki 2 pada IC regulator disambung ke Ground c. Kaki 3 pada IC regulator disambung ke VCC d. Konfigurasi pin IC regulator 6. Penyambungan transformator dengan dioda a. Pin 12 volt disambungkan anoda dan katoda D1 dan D2 b. Pin 0 volt disambungkan anoda dan katoda D3 dan D4 c. Penyambungan anoda dan katoda pada D1 dan D2 tidak boleh terbalik d. Penyambungan anoda dan katoda pada D3 dan D4 tidak boleh terbalik 7. Waktu penyelesaian layer PCB
Pembuatan Layout PCB 8. Menentukan tata letak komponen a. Penempatan IC NE555
134
Satu butir benar Semua butir benar Tiga butir benar Dua butir benar Satu butir benar Semua butir benar Tiga butir benar Dua butir benar Satu butir benar
1
Semua butir benar Tiga butir benar Dua butir benar
4
Satu butir benar Semua butir benar Tiga butir benar
1
Dua butir benar Satu butir benar
2
<30 menit >30 menit >35 menit >40 menit Semua butir benar
4 3 2 1 4
4
3 2 1 4 3 2 1
3 2
4 3
1
b. Memberikan ruang antar komponen c. Penempatan LED yang berjejer d. Penempatan Var resistor di sudut luar layout 9. Penggambaran layout PCB dengan sudut >900
10. Jumlahjumper yang digunakan
11. Waktu penyelesaian layout PCB
12. Hasil gambar a. Bagian simbol benar b. Teliti tidak salah menggunakan komponen c. Tepat penggunaan komponen yang benar d. Ekonomis
Laporan Proyek 13. Kelengkapan laporan a. Susunan laporan benar b. Ada perencanaan pembuatan proyek/dasar teori pendukung (kontrol) c. Ada hasil pembuatan proyek/tugas d. Ada kesimpulan proyek/tugas 14. Ketepatan laporan a. Ketepatan pengumpulan laporan b. Tepat dan benar dalam pembuatan laporan c. Ketepatan hasil pembuatan proyek/tugas d. Ketepatan isi laporan dengan presentasi
135
Tiga butir benar Dua butir benar Satu butir benar >1 1-3 4-7 8-11 >1 1-2 3-4
3
5-6 <35 menit >35 menit >45 menit >55 menit Semua butir benar Tiga butir benar Dua butir benar Satu butir benar Semua butir benar Tiga butir benar Dua butir benar Satu butir benar Semua butir benar Tiga butir benar
1 4 3 2 1 4
Dua butir benar Satu butir benar
2
2 1 4 3 2 1 4 3 2
3 2 1 4 3 2 1 4 3
1
15. Kualitas keseluruhan laporan a. Kualitas isi laporan b. Kebenaran teori yang dipergunkan a. Hasil laporan sesuai dengan hasil dari proyek/tugas b. Tampilan laporan yang menarik
136
Semua butir benar Tiga butir benar Dua butir benar Satu butir benar
4 3 2 1
LAMPIRAN 7 SOAL PRETEST dan POSTTEST
137
Nama : …………………………………………………………………………… Kelas : …………………………………………………………………………… No
: ……………………………………………………………………..…….
Isilah dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda paling benar. Waktu : 30 Menit 1. Perhatikan gambar 1 rangkaian catu daya di bawah ini untuk mengerjakan soal nomor 1, 2, 3 dan 4.
Pada gambar 1 di atas komponen penyusun rangkaian catu daya, kecuali…. A. Resistor
C. Transistor
B. Kapasitor
D. Dioda
2. Pada gambar 1 rangkaian catu daya di atasfungsi komponen dioda sebagai penyearah gelombang penuh. Rangkaian dioda penyearah gelombang penuh tersebut meunjukkan dioda sebagai penyearah ? A. Penyearah tunggal B. Penyearah ganda C. Penyearah jembatan D. Penyearah bias 3. Pada gambar 1 rangkaian catu daya di atas yang termasuk dalam komponen aktif adalah.… A. Resistor
C. IC Regulator
B. Dioda
D. Kapasitor
138
4. Trafo yang digunakan pada rangkaian catu daya pada gambar 1 menggunakan trafo jenis ? A. Transformator Step Up B. Transformator Step Down C. Transformator Isolator D. Transformator Center Tap 5. Gambar penyearah gelombang dengan menggunakan 4 dioda di bawah ini apabila titik B bernilai positif maka nilai dari titik A akan bernilai ? A. Negatif B. Positif C. Tinggi D. Rendah 6. Fungsi utama dari rangkaian catu daya adalah ? A. Memberi supplay pada rangkaian elektronika B. Menyearah tegangan bolak-balik C. Menyearah tegangan searah D. Mengubah tegangan bolak-balik menjadi searah 7. Teganan masukan dan tegangan keluaran pada rangkaian adaptor adalah.... A. Tegangan input AC dan tegangan output DC B. Tegangan input AC dan tegangan output AC C. Tegangan input DC dan tegangan output AC D. Tegangan input DC dan tegangan output DC 8. Pada rangkaian catu daya keluaran dari trafo masih sebesar 220 Volt, tentunya apabila rangkaian catu daya digunakan untuk memberikan suplay pada alat elektronik akan meledak.
Seharusnya tegangan pada keluaran harus
diturunkan dengan menggunakan komponen ? A. LM352 B. LM321 C. LM747 D. LM317
139
9. Komponen yang hanya dapat menghantarkan arus ke satu arah saja sehingga arus tidak dapat membalik lagi disebut dengan komponen.... A. Transistor B. Kondensator C. Dioda D. Resistor 10. Pernyataan berikut merupakan karateristik dari sebuh resistor, kecuali…. A. Jika suhu turun maka resistansi turun B. Jika suhu naik maka resistansi turun C. Resistor kurang sesuai digunakan dalam rangkaian elektronika bertengan besar D. Resistor kurang sesuai digunakan dalam rangkaian elektronika dengan arus besar 11. Komponen elektronika ini merupakan bagian dari keluarga dioda. Pemancar cahaya ini, kini banyak dikembangkan karena hemat energi. Contohnya penggunaanya pada traffic light dan senter, komponen tersebut adalah .… A. LDR
C. LED
B. PTC
D. Lampu Pijar
12. Di bawah ini merupakan simbol elektronik dari kapasitor polar adalah ? A.
C.
B.
13. Di bawah ini merupakan simbol elektronik dari dioda adalah ? A.
C.
B.
D.
140
14. Secara umum transistor mempunyai tiga kaki yang disebut ? A. Emitor, Basis, dan Gate B. Emitor,Gate, dan Katoda C. Anoda, Basis, dan Kolektor D. Emitor, Basis, dan Kolektor 15. Konfigurasi pin dari LM 7805 yang disambungkan dengan ground, dengan tegangan masukan dan tegangan keluaran, masing-masing ditunjukkan pada pin nomor ? A. Pin 1, Pin 2 dan Pin 3 B. Pin 1, Pin 3 dan Pin 2 C. Pin 2, Pin 1 dan Pin 3 D. Pin 2, Pin 3 dan Pin 1 16. Konfigurasi pin dari LM 317 yang disambungkan dengan ground, dengan tegangan masukan dan tegangan keluaran, masing-masing ditunjukkan pada pin nomor ? A. Pin 1, Pin 2 dan Pin 3 B. Pin 1, Pin 3 dan Pin 2 C. Pin 2, Pin 1 dan Pin 3 D. Pin 2, Pin 3 dan Pin 1 17. Di bawah ini merupakan fungsi dari menggambar layout pada PCB, kecuali.… A. Langkah awal mendesain komponen B. Langkah awal membuat PCB C. Langkah awal membuat jalur komponen D. Membuat rangkaian elektronika 18. Pada saat pembuatan jalur layout PCB ada suatu jalur yang terjadi tumbukan dan menyebabkan pemanasan pada jalur PCB berakibat komponen manjadi terbakar atau mati. Hal yang harus dilakukan pada saat mendesain jalur PCB dioerhatikan sudut percabangan jalur yang diperbolehkan dalam pembuatan jalur PCB adalah ? A. Membentuk sudut >90o
C. Membentuk sudut =90o
B. Membentuk sudut <90o
D. Membentuk sudut ≠90o
141
19. Tempat pemasangan komponen dinamakan PCB, PCB kependekan dari .… A. Printed Cupper Board B. Printed Clon Board C. Printed Clear Board D. Printed Circuit Board 20. Sebelum melakukan penyolderan pada rangkaian yang telah dibuat, hasil dari dari pembuatan layout PCB diuji coba terlebih dahulu untuk mengecek apakah ada jalur yang masih tersambubng atau keselahan dalam penyambungan jalur PCB. Pengujian ini disebut juga dengan pengujian ? A. Pengujian terbuka B. Pengujian tertutup C. Pengujian komponen D. Pengujian PCB 21. Di bawah ini yang bukan termasuk dalam pelarut lapisan tembaga pada PCB larutan.... A. NaSO4
C. HCL+H2O2
B. FeCl3
D. H2SO4
22. Proses pelepasan komponen dari papan PCB disebut dengan istilah …. A. Soldering
C. Tuning
B. Desoldering
D. Tinning
23. Untuk menyimpan atau membuka file dokumen gambar skema elektronika, dapat dipilih file yang memiliki ekstensi.… A. File.doc B. File.txt C. File.pcb D. File.sch 24. Pada software penggambaran PCB menggunakan software eagle, untuk menggambar jalur PCB yang terhubung antara komponen satu dengan yang lain disebut dengan.... A. Dip
C. Wire
B. Grid
D. Track
142
25. Hal yang harus diketahui dan dilakukan pada saat membuat desain PCB yang tepat dan benar kecuali .... A. Tujuan penggunaan B. Ukuran komponen C. Batasan penggambaran PCB D. Penempatan komponen 26. Yang dimaksut dengan PCB Double Layer adalah …. A. PCB dengan dua buah lubang B. PCB dengan sisi ganda C. PCB yang telah dua kali digunakan D. PCB dengan pembuatan ganda 27. Mata bor yang digunakan untuk komponen dioda IN4004 berukuran…. A. 0,8 mm
C. 1,5 mm
B. 1 mm
D. 2 mm
28. Electronic Drawing Application Software yang tidak cocok digunakan untuk membuat gambar rencana layout PCB diantaranya adalah.... A. Drepfreeze B. PCB Wizard C. Eagle D. Proteus
143
29. Untuk menghubungkan trafo dengan sumber tegangan, AC (stop kontak) menggunakan…. A. Jack B. Versteker C. Jepit buaya D. Sakelar 30. Lapisan tembaga pada permukaan PCB berfungsi sebagai... A. Konduktor B. Isolator C. Semi konduktor D. Semi isolator
144
LAMPIRAN 8 LEMBAR KERJA SISWA
145
PANDUAN PRAKTIK
2013/2014
SMK Negeri 2 Yogyakarta
(Lembar Kerja Siswa)
Disusun Oleh : Dian Bagus Wijanarko NIM. 10518241027
Pembimbing: Dr. Samsul Hadi, M.T, M.Pd
Untuk Kelas X TAV Semester 2 MATA PELAJARAN
146
TEKNIK KERJA BENGKEL SMK N 2 Yogyakarta Kompetensi Dasar: Penggambaran Layout PCB Mata Pelajaran Teknik Kerja Bengkel I.
Tgl : Menggambar Layout PCB Rangkaian Catu Daya Transformator
Nama : No
:
Waktu : 4 x 45 menit
Tujuan Setelah siswa selesai praktik diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan cara membuat layout PCBpada rangkaian catu daya tranformator 2. Menetapkan layout komponen elektronika diatas PCB 3. Membuat layout PCB pada rangkaian catu daya tranformator
II.
Dasar Teori Rangkaian catu daya atau power supplay adalah rangkaian yang berfungsi menyediakan daya pada peralatan elektronik. PCB (Printed Circuit Board) adalah sebuah papan yang digunakan untuk mendukung semua komponen-komponen elektronika yang berada di atasnya, papan PCB juga memiliki jalur-jalur konduktor yang terbuat dari tembaga dan berfungsi untuk menghubungkan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Pembuatan layout PCB adalah suatu proses atau cara untuk membuat jalur-jalur komponen saling berhubungan dan berfungsi. Ada banyak software pembantu untuk menggambar layout PCB, salah satu yang akan dipergunakan adalah software Eagle. Dalam pembutan layout PCB ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu, (1) Kerapian dari jalur layout PCB. (2) Kebersihan jalur layout PCB. (3) Ketelitian dari jalur PCB sudah sesuai dengan rangkaian elektronika yang diinginkan. (4) Mengetahui karateristik ukuran kaki dan komponen. (4) Mengetahui karateristik rangkaian elektronika. (5) Penempatan jarak antara komponen dibuat tidak memerlukan banyak tempat pada layout PCB. (6) Percabangan jalur layout dihindari
147
148
IV.
Keselamatan Kerja 1. Baca dan pahamilah petunjuk atau langkah kerja. 2. Gunakan pakaian praktik dan peralatan sesuai dengan fungsinya.
V.
Alat dan Bahan 1. Lembar Kerja Siswa 2. Alat tulis 3. Komputer
VI.
Langkah Kerja 1. Bacalah lembar kerja siswa berikut ini sesuai dengan petunjuk. 2. Pelajari fungsi-fungsi tool pada software Eagle penggambaran layout PCB dengan membaca modul penggunaan Eagle, bila tidak paham tanyakan pada guru pembimbing. 3. Ambillah komponen sesuai yang dibutuhkan (lihat gambar 1) pada library komponen software Eagle. 4. Diskusikanlah dengan teman pada waktu pemilihan library komponen dan ukuran komponen yang tepat. 5. Buatlah tata letak komponen rangkaian catu daya tranformator pada layer software Eagle sesuai dengan gambar 1, dengan mengikuti langkah-langkah yang tersedia dalam modul penggunaan Eagle. 6. Setelah layer PCB selesai dibuat periksakan ke guru pembimbing. 7. Buatlah layout PCB rangkaian catu daya tranformator. 8. Kumpulkanlah laporannya.
VII.
Gambar Rangkaian
Gambar 1. Rangkaian Catu Transformator
149
SMK N 2 Yogyakarta Kompetensi Dasar:
Tgl :
Penggambaran Layout PCB
Menggambar Layout PCB Rangkaian Catu
Mata Pelajaran
Daya Transformator
Teknik Kerja Bengkel
Pembangkit
Nama : No
:
Waktu : 4 x 45 menit
Gelombang I.
Tujuan Setelah siswa selesai praktik diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan cara membuat layoutPCBpada rangkaian catu daya transformator 2. Menetapkan layout komponen elektronika diatas PCB 3. Membuat layoutPCBpada rangkaian catu daya transformator
II.
Dasar Teori Rangkaian clock bersungsi untuk membangkitkan pulsa atau gelombang kotak secara terus-menerus. Rangkaian clock termasuk golongan Astabil Multivibrator dengan IC 555, astabil multivibrator adalah rangkaian elektronika logika yang dapat menghasilkan pulsa berbentuk segiempat. Pulsa clock ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Pulsa ini berfungsi untuk detak penghitung, mengtur waktu atau kerja suatu sistem digital dan lain-lain.
Gambar. Konfigurasi IC NE555
150
151
V.
Langkah Kerja 1. Bacalah lembar kerja siswa berikut ini sesuai dengan petunjuk. 2. Pelajari fungsi-fungsi tool pada software Eagle penggambaran layout PCB dengan membaca modul penggunaan Eagle, bila tidak paham tanyakan pada guru pembimbing. 3. Ambillah komponen sesuai yang dibutuhkan (lihat gambar 1) pada library komponen software Eagle. 4. Diskusikanlah dengan teman pada waktu pemilihan library komponen dan ukuran komponen yang tepat. 5. Buatlah tata letak komponen rangkaian catu daya tranformator pada layer software Eagle sesuai dengan gambar 1, dengan mengikuti langkah-langkah yang tersedia dalam modul penggunaan Eagle. 6. Setelah layer PCB selesai dibuat periksakan ke guru pembimbing. 7. Buatlah layout PCB rangkaian catu daya tranformator. 8. Kumpulkanlah laporannya.
VI.
Gambar Rangkaian
Gambar 1. Rangkaian Catu Daya Transformator Pembangkit Gelombang
152
LAMPIRAN 9 UJI COBA INSTRUMEN
153
Uji Validitas butir soal Jumlah subyek penelitian
= 30
rtabel
= 0,361
Tabel 1. Analisis Uji Validitas Butir Soal No butir soal Uji validitas 1 0,444 2 0,382 3 0,411 4 0,421 5 0,5 6 0,365 7 0,599 8 0,409 9 0,004 10 0,421 11 0,366 12 0,429 13 0,451 14 0,427 15 0,388 16 0,368 17 0,376 18 0,398 19 0,392 20 0,415 21 0,419 22 0,397 23 0,385 24 0,398 25 0,44 26 0,373 27 0,446 28 0,364 29 0,415 30 0,405 Uji Reabilitas butir soal
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 2. Analisis Uji Reabilitas Butir Soal Jumlah soal 30
Nilai Reabilitas 0,817
Katagori Sangat tinggi
154
Ujji Daya Beda Tes Tabel 3. Analisis Daya Beda Butir Soal No butir soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Uji daya beda 0,33 0,26 0,33 0,46 0,26 0,2 0,6 0,2 0 0,26 0,33 0,4 0,53 0,33 0,33 0,2 0,33 0,26 0,26 0,33 0,4 0,46 0,33 0,4 0,4 0,2 0,46 0,33 0,26 0,33
Katagori Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Jelek Baik Jelek Jelek Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Jelek Baik Cukup Cukup Cukup
155
LAMPIRAN 10 DATA HASIL BELAJAR SISWA
156
Tabel 1. Nilai Kelompok Eksperimen No Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 26 27 28 29 30 31 32
Pretest 75,86 34,48 58,62 55,17 41,38 68,97 79,31 58,62 41,38 62,07 55,17 44,83 34,48 24,14 79,31 58,62 58,62 62,07 62,07 48,28 48,28 24,14 68,97 37,93 48,28 75,86 41,38 48,28 41,38 62,07 37,93
Nilai
Posttest
Skor 0,71 0,95 1,00 0,92 0,94 0,44 0,83 0,92 0,88 0,91 0,92 0,88 0,95 0,91 0,67 0,92 1,00 1,00 0,82 1,00 0,93 1,00 0,78 0,89 0,93 0,71 0,94 0,73 0,94 1,00 0,94
93,1 96,55 100 96,55 96,55 82,76 96,55 96,55 93,1 96,55 96,55 93,1 96,55 93,1 93,1 96,55 100 100 93,1 100 96,55 100 93,10 93,10 96,55 93,1 96,55 86,21 96,55 100 96,55
157
Gain
Katagori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Nilai Psikomotor 87,5 87,5 77,5 92,5 85 88,33 79,17 83,33 92,5 92,5 80,3 88,33 88,33 79,17 87,5 77,5 91,67 83,33 79,17 85 77,5 80,83 88,33 88,33 87,5 87,5 83,33 83,33 80,83 91,67 85
Tabel 2. Nilai Kelompok Kontrol No Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32
Pretest 62,07 44,83 44,83 55,17 75,86 68,97 24,14 31,03 44,83 72,41 41,38 48,28 24,14 79,31 75,86 41,38 51,72 31,03 65,52 65,52 41,38 79,31 24,14 72,41 41,38 13,79 79,31 62,07 24,14 75,86
Nilai
Posttest
Skor 0,36 0,69 0,81 0,62 0,43 0,33 0,73 0,70 0,63 0,88 0,65 0,60 0,73 0,33 0,57 0,65 0,57 0,75 0,50 0,50 0,76 0,50 0,82 0,63 0,59 0,72 0,17 0,36 0,68 0,71
75,86 82,76 89,66 82,76 86,21 79,31 79,31 79,31 79,31 96,55 79,31 79,31 79,31 86,21 89,66 79,31 79,31 82,76 82,76 82,76 86,21 89,66 86,21 89,66 75,86 75,86 82,76 75,86 75,86 93,1
158
Gain
Katagori Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang Sedang Tinggi
Nilai Psikomotor 82,5 82,5 70,83 71,67 66,67 76,67 71,67 71,67 73,33 71,67 75 75 72,5 75 72,5 71,67 76,67 65,83 82,5 72,5 72,5 70,83 65,83 71,67 72,5 66,67 65,83 76,67 70,83 66,7
LAMPIRAN 11 HASIL ANALISIS DESKRIPTIF
159
Perhitungan Variabel Metode Project Based Learning dan Metode Teacher Centered.
Pretest Kelompok Eksperimen 1.
Perhitungan untuk membuat tabel distribusi frekuensi a) Jumlah Kelas Interval K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 5,96 dibulatkan menjadi 6
b) Perhitungan Nilai Rata-rata Ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal (SDi) 1) Nilai Rata-rata Ideal (Mi) = ½ (Xmax + Xmin) = ½ (79,31 + 24,14) = 51,72 2) Standar Deviasi Ideal (SDi) = 1/6 ( Xmax - Xmin ) = 1/6 ( 79 – 13) = 9,2 2. Batasan-batasan Kategori Kecenderungan: 1) Tinggi = X ≥ Mi + 1SDi = X ≥ 51,72 + (1X 9,2) = X ≥ 60,92 2) Cukup = Mi + 1SDi > X ≥ Mi = 51,72 + (1 X 9,2) > X ≥ 51,72 = 60,92> X ≥ 51,72 3) Kurang = Mi > X ≥ Mi – 1SDi = 51,72 > X ≥ 51,72 - (1 X 9,2) = 51,72 > X ≥ 42,52 4) Rendah = X < Mi – 1SDi = X <51,72 - (1 X 9,2) = X <42,52 No
Interval
Kategori
1 2 3 4
X <42,52 51,72 > X ≥ 42,52 60,92> X ≥ 51,72 X ≥ 60,92 Total
Rendah Kurang Cukup Tinggi
160
Jumlah Siswa 8 6 7 10 31
Persentase (%) 26 19 23 32 100%
Posttest Kelompok Eksperimen 1. Perhitungan untuk membuat tabel distribusi frekuensi a) Jumlah Kelas Interval K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 16
= 5,96 dibulatkan menjadi 6 b) Perhitungan Nilai Rata-rata Ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal (SDi) 1) Nilai Rata-rata Ideal (Mi) = ½ (Xmax + Xmin) = ½ (100 + 82,76) = 91,38 2) Standar Deviasi Ideal (SDi) = 1/6 ( Xmax - Xmin ) = 1/6 (100 - 82,76) = 2,87 2. Batasan-batasan Kategori Kecenderungan: 1) Tinggi = X ≥ Mi + 1SDi = X ≥ 91,38+ (1X 2,87) = X ≥ 94,25 2) Cukup = Mi + 1SDi > X ≥ Mi = 91,38 + (1 X 2,87) > X ≥ 91,38 = 94,25 > X ≥ 91,38 3) Kurang = Mi > X ≥ Mi – 1SDi = 91,38> X ≥ 91,38 - (1 X2,87) = 91,38> X ≥ 88,51 4) Rendah = X < Mi – 1SDi = X <91,38 - (1 X 2,87) = X <88,51 No
Interval
Kategori
1 2 3 4
X <88,51 91,38> X ≥ 88,51 94,25> X ≥ 91,38 X ≥ 94,25 Total
Rendah Kurang Cukup Tinggi
161
Jumlah Siswa 1 1 10 19 31
Persentase (%) 3 3 32 61 100%
Pretest Kelompok Kontrol 1. Perhitungan untuk membuat tabel distribusi frekuensi a) Jumlah Kelas Interval K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 31 = 5,87 dibulatkan menjadi 6
b) Perhitungan Nilai Rata-rata Ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal (SDi) 1) Nilai Rata-rata Ideal (Mi) = ½ (Xmax + Xmin) = ½ (83 + 66) = 74,5 2) Standar Deviasi Ideal (SDi) = 1/6 ( Xmax - Xmin ) = 1/6 (83 + 66) = 2,84 2. Batasan-batasan Kategori Kecenderungan: 1) Tinggi = X ≥ Mi + 1SDi = X ≥ 74,5+ (1X 2,84) = X ≥ 77,34 2) Cukup = Mi + 1SDi > X ≥ Mi = 74,5+ (1 X 2,84) > X ≥ 74,5 = 77,34> X ≥ 74,5 3) Kurang = Mi > X ≥ Mi – 1SDi = 74,5> X ≥ 74,5- (1 X 2,84) = 74,5> X ≥ 71,66 4) Rendah = X < Mi – 1SDi = X <74,5- (1 X 2,84) = X <71,66 No
Interval
Kategori
1 2 3 4
X <71,66 74,5> X ≥ 71,66 77,34> X ≥ 74,5 X ≥ 77,34 Total
Rendah Kurang Cukup Tinggi
162
Jumlah Siswa 7 7 3 13 30
Persentase (%) 23 23 10 43 100%
Posttest Kelompok Kontrol 1. Perhitungan untuk membuat tabel distribusi frekuensi a) Jumlah Kelas Interval K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 16 = 5,87 dibulatkan menjadi 6
b) Perhitungan Nilai Rata-rata Ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal (SDi) 1) Nilai Rata-rata Ideal (Mi) = ½ (Xmax + Xmin) = ½ (96,55 + 75,86) = 86,2 2) Standar Deviasi Ideal (SDi) = 1/6 ( Xmax - Xmin ) = 1/6 (96,55 + 75,86) = 3,5 2. Batasan-batasan Kategori Kecenderungan: 1) Tinggi = X ≥ Mi + 1SDi = X ≥ 86,2+ (1X 3,5) = X ≥ 89,7 2) Cukup = Mi + 1SDi > X ≥ Mi = 86,2 + (1 X 3,5) > X ≥ 86,2 = 89,7 > X ≥ 86,2 3) Kurang = Mi > X ≥ Mi – 1SDi = 86,2> X ≥ 86,2 - (1 X 3,5) = 86,2> X ≥ 82,7 4) Rendah = X < Mi – 1SDi = X <86,2 - (1 X 3,5) = X <82,7 No
Interval
Kategori
1 2 3 4
X <82,7 86,2> X ≥ 82,7 89,7> X ≥ 86,2 X ≥ 89,7 Total
Rendah Kurang Cukup Tinggi
163
Jumlah Siswa 14 7 4 5 30
Persentase (%) 47 23 13 17 100%
Psikomotor Kelompok Eksperimen 1. Perhitungan untuk membuat tabel distribusi frekuensi a) Jumlah Kelas Interval K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 5,96 dibulatkan menjadi 6
b) Perhitungan Nilai Rata-rata Ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal (SDi) 1) Nilai Rata-rata Ideal (Mi) = ½ (Xmax + Xmin) = ½ (92,5 + 77,5) = 85 2) Standar Deviasi Ideal (SDi) = 1/6 ( Xmax - Xmin ) = 1/6 (92,5- 77,5) = 2,5 2. Batasan-batasan Kategori Kecenderungan: 1) Tinggi = X ≥ Mi + 1SDi = X ≥ 85+ (1X 2,5) = X ≥ 87,5 2) Cukup = Mi + 1SDi > X ≥ Mi = 85+ (1 X 2,5) > X ≥ 85 = 87,5> X ≥ 85 3) Kurang = Mi > X ≥ Mi – 1SDi = 85> X ≥ 85- (1 X 2,5) = 85> X ≥ 82,5 4) Rendah = X < Mi – 1SDi = X <85 - (1 X 2,5) = X <82,5 No
Interval
Kategori
1 2 3 4
X <82,5 85 > X ≥ 82,5 87,5> X ≥ 85 X ≥ 87,5 Total
Rendah Kurang Cukup Tinggi
164
Jumlah Siswa 9 3 3 16 31
Persentase (%) 29 10 10 52 100%
Psikomotor Kelompok Kontrol 1. Perhitungan untuk membuat tabel distribusi frekuensi a) Jumlah Kelas Interval K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 5,87 dibulatkan menjadi 6
b) Perhitungan Nilai Rata-rata Ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal (SDi) 3) Nilai Rata-rata Ideal (Mi) = ½ (Xmax + Xmin) = ½ (88 + 71) = 79,5 4) Standar Deviasi Ideal (SDi) = 1/6 ( Xmax - Xmin ) = 1/6 (88- 71) = 2,84 2. Batasan-batasan Kategori Kecenderungan: 1) Tinggi = X ≥ Mi + 1SDi = X ≥ 79,5 + (1X 2,84) = X ≥ 82,34 2) Cukup = Mi + 1SDi > X ≥ Mi = 79,5 + (1 X 2,84) > X ≥ 79,5 = 82,34> X ≥ 79,5 3) Kurang = Mi > X ≥ Mi – 1SDi = 79,5 > X ≥ 79,5 - (1 X 2,84) = 79,5 > X ≥ 76,66 4) Rendah = X < Mi – 1SDi = X <79,5 - (1 X 2,84) = X <76,66 No
Interval
Kategori
1 2 3 4
X <76,66 79,5 > X ≥ 76,66 82,34> X ≥ 79,5 X ≥ 82,34 Total
Rendah Kurang Cukup Tinggi
165
Jumlah Siswa 6 14 7 3 30
Persentase (%) 20 47 23 10 100%
Tabel 1. Hasil Perhitungan PretestKelompok Eksperimen Statistics Pretest_Eksperimen N
Valid
31
Missing
32
Mean
53,6158
Median
55,1700
Mode
41,38
Std. Deviation
a
15,64682
Variance
244.823
Range
55,17
Minimum
24,14
Maximum
79,31
Sum
1.662,09
Tabel 2. Hasil Perhitungan PretestKelompok Kontrol Statistics Pretest_Kontrol N
Valid
30
Missing
33
Mean
51,9540
Median
50,0000
Mode Std. Deviation Variance
24,14
a
19,94116 397.650
Range
65,52
Minimum
13,79
Maximum
79,31
Sum
1.558,62
166
Tabel 3. Hasil Perhitungan Posttest Kelompok Eskperimen Statistics Postest_Eksperimen N
Valid
31
Missing
32
Mean
95,4377
Median
96,5500
Mode
96,55
Std. Deviation
3,60428
Variance
12.991
Range
17,24
Minimum
82,76
Maximum
100,00
Sum
2.958,57
Tabel 4. Hasil Perhitungan Posttest Kelompok Kontrol Statistics Postest_Kontrol N
Valid
30
Missing
33
Mean
82,7593
Median
82,7600
Mode Std. Deviation Variance
79,31 5,50956 30.355
Range
20,69
Minimum
75,86
Maximum
96,55
Sum
2.482,78
167
Tabel 5. Hasil Perhitungan Nilai Psikomotor Kelompok Eskperimen Statistics Psikomotor_Eksperimen N
Valid
31
Missing
32
Mean
85,3419
Std. Error of Mean Median
,85682 87,5000
Mode
88,30
Std. Deviation
4,77059
Variance
22.759
Minimum
77,50
Maximum
92,50
Sum
2.645,60
Tabel 6. Hasil Perhitungan Nilai Psikomotor Kelompok Kontrol
Statistics Psikomotor_Kontrol N
Valid
30
Missing
33
Mean
77,8333
Median
77,5000
Mode Std. Deviation
71,00
a
4,81437
Variance
23.178
Minimum
71,00
Maximum
88,00
Sum
2.335,00
168
LAMPIRAN 12 UJI PRASYARAT
169
Uji Normalitas Data Skor Gain Tabel 1. Uji Normalitas Skor Gain One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Gain N (sampel)
61
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Mean
,7431
Std. Deviation
,20419
Absolute
.142
Positive
.104
Negative
-.142
Kolmogorov-Smirnov Z
1.110
Asymp. Sig. (2-tailed)
.170
Tabel 2. Uji Normalitas Skor Gain Kelompok Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Gain_Eksperime n N Normal Parameters
31 a
Most Extreme Differences
Mean
,8826
Std. Deviation
,12353
Absolute
.234
Positive
.171
Negative
-.234
Kolmogorov-Smirnov Z
1.301
Asymp. Sig. (2-tailed)
.068
170
Tabel 3. Uji Normalitas Skor Gain Kelompok Kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Gain_Kontrol N
30
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Mean
,5990
Std. Deviation
,16792
Absolute
.131
Positive
.089
Negative
-.131
Kolmogorov-Smirnov Z
.720
Asymp. Sig. (2-tailed)
.678
Uji Homogenitas Data Tabel 4. Uji Homogenitas Skor Gain
Test of Homogeneity of Variances Gain Levene Statistic
df1
3.280
df2 1
Sig. 59
.075
Uji Homogenitas Data Tabel 5. Uji Homogenitas Psikomtor Siwa Test of Homogeneity of Variances Psikomotor Levene Statistic .686
df1
df2 1
Sig. 59
.411
171
Uji Normalitas Data Psikomotor siswa Tabel 6. Uji Normalitas Psikomotor Siswa One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Psikomotor N
61
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Mean
81,6492
Std. Deviation
6,07519
Absolute
.144
Positive
.103
Negative
-.144
Kolmogorov-Smirnov Z
1.122
Asymp. Sig. (2-tailed)
.161
Tabel 7. Uji Normalitas Psikomotor Siswa Kelompok Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Psikomotor_Kont rol N Normal Parameters
30 a
Most Extreme Differences
Mean
77,8333
Std. Deviation
4,81437
Absolute
.153
Positive
.153
Negative
-.152
Kolmogorov-Smirnov Z
.837
Asymp. Sig. (2-tailed)
.485
172
Tabel 8. Uji Normalitas Psikomotor Kelompok Kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Psikomotor_Eks perimen N Normal Parameters
31 a
Most Extreme Differences
Mean
85,3419
Std. Deviation
4,77059
Absolute
.191
Positive
.120
Negative
-.191
Kolmogorov-Smirnov Z
1.061
Asymp. Sig. (2-tailed)
.210
173
LAMPIRAN 13 UJI HIPOTESIS
174
Tabel 1. Uji Hipotesis “Metode pembelajaran Project Based Learning lebih efektif untuk meningkatkan kognitifsiswa dibandingkan menggunakan metode pembelajaran Teacher Centered”.
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
Std. Error F Gain
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. 3.280
t .075
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Difference
Lower
Upper
7.531
59
.000 ,28358
,03766
,20823
,35893
7.494
53.220
.000 ,28358
,03784
,20768
,35948
175
Tabel 2. Uji Hipotesis “Metode pembelajaran Project Based Learning lebih efektif dibandingkan menggunakan metode pembelajaran Teacher Centered pada psikomotor siswa”.
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the
F Psikomotor
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. .686
t .411
df
Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Error
Difference
Difference
Difference Lower
Upper
6.118
59
.000
7,50860
1,22731
5,05276
9,96445
6.117
58.894
.000
7,50860
1,22750
5,05229
9,96491
176
LAMPIRAN 14 JUDGMENT INSTRUMEN PENELITIAN
177
178
179
180
LAMPIRAN 15 SURAT IZIN PENELITIAN
181
182
183
184
185
LAMPIRAN 16 DOKUMENTASI
186
Kegiatan pretest dan posttest
Kegiatan pembelajaran
187
Kegitan Evaluasi
188