EDITORIAL TEAM

TIM PENYUSUN / EDITORIAL TEAM

Pengarah / Director H. TJETJEP YUDIANA, SKM, M.KES Kepala Dinas Head of Health Office

Ketua / Chairman H. Ludi Harman, S. Sos, MM Kepala Sekretariat Head of Secretariat

Sekretaris / Secretary HIDAJATULLAH, ST

Wakil Sekretaris / Vice of Secretary YERLINA, S. Farm, Apt Anggota / Members ABDUL RAUF RAHIM, SKM NOVARITA, SKM FANNI OKAN PERDANA, SE LENY YULIANTI, S.Psi DESI YERI. M, AMK HAIRUMANNUR, A.Md AHDA PRASTOMO Kontributor / Contibutors Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau Bappeda Provinsi Kepulauan Riau BPS Provinsi Kepulauan Riau BKKBN Provinsi Kepulauan Riau Kepala Bidang/Seksi/Staf Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Lintas Sektor terkait

Tim Penyusun/Editorial Team | i

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga Profil Kesehatan Kepulauan Riau tahun 2011 dapat diterbitkan, walaupun dalam penyusunannya ditemukan berbagai kendala yang menyebabkan penerbitan ini mengalami keterlambatan dari yang diharapkan. Profil Kesehatan merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk memperoleh data dan informasi kesehatan. Data dan informasi yang ditampilkan menggambarkan tingkat pencapaian Provinsi Kepulauan Riau dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan minimum bidang kesehatan. Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 adalah kegiatan yang berkala serta merupakan kelanjutan dari Profil Kesehatan tahun-tahun sebelumnya dengan menggunakan data yang bersumber dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011, data program dan data pendukung dari lintas sektor. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyusun Profil Kesehatan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Kiranya buku Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 dapat menjadi satu sarana informasi untuk mencapai masyarakat Kepulauan Riau Sehat Sejahtera yang Mandiri dan Berkeadilan.

Tanjungpinang,

September 2012

KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

H. TJETJEP YUDIANA, SKM, M.Kes NIP. 19600603 198303 1 013

Kata Pengantar | ii

PREFACE

Praise and our thanks to Allah SWT which have given blessing then Health Profile of Kepulauan Riau Province year 2011 can be published, although in its compilation found various constraints which causes this publication experiences delay of what expected. Health Profile represents one of supporting facilities for which applicable to obtain data and information of health. Data and information which is presented depicts level attainment of Kepulauan Riau Province in management of health service of matching with Service Standard of a minimum of health. Compilation of Health Profile of Kepulauan Riau Province year 2011 it is periodic activity and represents continuation from Health Profile of years before with use the data which stems from Health Profile of regencies/cities Kepulauan Riau Province year 2011, data of program as well as supporter data from passing by inter sector. Thank utterance sends to all sides which have with contribution in compile this Health Profile which cannot be mentioned one as per one. May book of Health Profile of Kepulauan Riau Province year 2011 can become one supporting facilities for information to reach Public Health of Kepulauan Riau Province.

Tanjungpinang, September 2012 Kepulauan Riau Province Health Office

Head,

H. TJETJEP YUDIANA, SKM, M.Kes NIP. 19600603 198303 1 013

Preface | iii

DAFTAR ISI /

LIST OF CONTENTS Halaman/Pages TIM PENYUSUN / EDITORIAL TEAM…………………………………………………..

i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………

ii

PREFACE…………………………………………………………………………………..

iii

DAFTAR ISI / LIST OF CONTENTS .......................................................................

iv

DAFTAR TABEL / LIST OF TABLES ......................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR / LIST OF PICTURES .............................................................

x

DAFTAR TABEL LAMPIRAN / LIST OF APPENDIX TABLES................................

xix

BAB I

BAB II

: PENDAHULUAN ……………………..........................................

1

1.1 Latar Belakang ………………........…................................

1

1.2 Tujuan…………....……………...........................................

3

1.3 Sistematika Penulisan ………………………......................

4

: GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK…………...

7

2.1 Geografis ……………………..………………......................

7

2.2 Keadaan Penduduk……………………..……......................

10

2.3 Keadaan Ekonomi………………………………...................

13

2.4 Keadaan Kesehatan Lingkungan………..…......................

17

2.5 Keadaan Perilaku Masyarakat….......................................

21

2.6 Indeks Pembangunan Masyarakat………………………….

25

Daftar Isi/List of Content | iv

Halaman/Pages BAB III

BAB IV

BAB V

: DERAJAT KESEHATAN ….......................................................

27

3.1 Angka Kematian (Mortalitas) ………….............................

28

3.2 Angka Kesakitan (Morbiditas) …………............................

32

: SITUASI UPAYA KESEHATAN…..............................................

50

4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar.............................................

52

4.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan……………………………..

69

4.3 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit………...........

75

4.4 Perbaikan Gizi Masyarakat……….………………………….

83

: SUMBER DAYA KESEHATAN ................................................

89

5.1 Sarana Kesehatan ………………….............……...............

89

5.2 Tenaga Kesehatan…………………………………………...

96

BAB VI

: KESIMPULAN……………………………………………………….

99

CHAPTER I

: INTRODUCTION……………………………………………………

101

1.1 Background……………………………………………………

101

1.2 Purpose………………………………………………………..

103

1.3 Systematic………….………………………………………….

104

: OVERVIEW POPULATION AND BEHAVIOR…………………...

106

2.1 Geography…………………………………………………….

106

CHAPTER II

Daftar Isi/List of Content | v

Halaman/Pages

CHAPTER III

CHAPTER IV

CHAPTER V

2.2 State Population……………………………………………...

109

2.3 Situation of Economics……………………………………….

112

2.4 Environmental Health Condition…….…..…………………..

114

2.5 Conduct Community Event

119

: DEGREES OF HEALTH

124

3.1 Mortality……………………………………………………….

125

3.2 Morbidity………………………………………………………

129

: SITUATION OF HEALTH EFFORT……………………………….

146

4.1 Basic Health Services………………………………………..

148

4.2 Health Care Referral………………………………………….

164

4.3 Disease Prevention And Eradication……………………….

169

: HEALTH RESOURCE…………………………............................

182

5.1 Health Facilites………………………………………………..

182

5.2 Health Resources…………………………………………….. 188 CHAPTER VI

: CONCLUTION ……....................................................................

LAMPIRAN/APPENDIX

Daftar Isi/List of Content | vi

191

DAFTAR GAMBAR

LIST OF PICTURES Halaman/Pages Gambar

2.1

: Peta wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Riau

Gambar

2.2

:

Proporsi Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 Cakupan Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana

Gambar

2.3

: Air Bersih yang digunakan Provinsi Kepulauan Riau

9

13

18

Tahun 2011

Gambar

2.4

:

Gambar

2.5

:

Cakupan Persentase Jamban Sehat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2011 Cakupan Persentase Rumah Sehat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2011

19

21

Cakupan Persentase Rumah Tangga ber Perilaku Gambar

2.6

: Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Provinsi Kepulauan

24

Riau Tahun 2007-2011 Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Kepulauan Riau Gambar

3.1

: Tahun 2007-2011 berdasarkan kematian yang

29

dilaporkan Angka Kematian Balita (AKABA) Provinsi Kepulauan Gambar

3.2

: Riau Tahun 2007-2011 berdasarkan kematian yang dilaporkan

Daftar Gambar / List of Picture | vii

30

Halaman/Pages Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Kepulauan Riau Gambar

3.3

: Tahun 2007-2011 berdasarkan kematian yang

31

dilaporkan

Gambar

3.4

:

Gambar

3.5

:

Gambar

3.6

:

Gambar

3.7

:

Gambar

3.8

:

Gambar

3.9

:

Gambar

4.1

:

Gambar

4.2

:

Gambar

4.3

:

Status Gizi Balita Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2011

Angka Kesakitan Malaria (per 1.000) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2011 Perbandingan Jumlah Kasus Tuberkulosis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007–2011 Kasus Pneumonia pada Balita di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007–2011 Jumlah Penderita Penyakit Kusta Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007–2011 Cakupan K1 dan K4 Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007–2011 Cakupan K1 dan K4 Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007–2011

Daftar Gambar / List of Picture | viii

37

38

39

41

43

45

54

55

56

Halaman/Pages

Gambar

4.4

Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan Menurut : Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Gambar

4.5

:

4.6

Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF2) Menurut : Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

59

Gambar

4.7

Cakupan Pelayanan Ibu Hamil dengan Komplikasi : Kebidanan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

59

Gambar

4.8

:

Gambar

4.9

Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2) Menurut : Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Gambar

4.10

:

Gambar

4.11

:

Gambar

4.12

:

4.13

Cakupan Persentase Siswa SD/MI yang diperiksa : kesehatannya Provinsi Kepulauan Riau Tahun 20072011

Gambar

Gambar

Kunjungan Ibu Nifas (KF2) di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007–2011

Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2) di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007–2011

Cakupan Kunjungan Bayi di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 - 2011 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 Cakupan Kunjungan Balita Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Daftar Gambar / List of Picture | ix

57

58

60

61

61

62

62

63

Halaman/Pages Cakupan siswa SD/MI yang diperiksa kesehatannya menurut kabupaten/kota Di Provinsi Kepulauan Riau : Tahun 2011

Gambar

4.14

Gambar

4.15

Cakupan Persentase KB Baru dan KB Aktif Di Provinsi : Kepulauan Riau Tahun 2011

65

Gambar

4.16

: Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi

65

Gambar

4.17

:

Trend Cakupan Imunisasi Campak di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau : tahun 2011

64

67

Gambar

4.18

Gambar

4.19

:

Gambar

4.20

Persentase Kesembuhan TB Paru Berdasarkan : Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Gambar

4.21

:

Gambar

4.22

Penemuan Kasus dan Penanganan Pneumonia Balita : Berdasarkan Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Gambar

4.23

Trend Kasus DBD menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi : Kepulauan Riau Tahun 2009 - 2011

81

Gambar

4.24

Trend Pemberian Vitamin A menurut Kabupaten/Kota : Di Provinsi Kepulauan RiauTahun 2009 – 2011

85

BOR Rumah Sakit di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Persentase Kesembuhan TB Paru Gender di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Daftar Gambar / List of Picture | x

69

70

76

77

78

Halaman/Pages

Pemberian Vitamin A Berdasarkan Kabupaten/Kota

Gambar

4.25

:

Gambar

4.26

:

Gambar

4.27

:

Gambar

5.1

:

Picture

2.1

:

Regional map of Kepulauan Riau Province administration

108

Picture

2.2

:

Proportion of Total Population of District / City In Kepulauan Riau Province in 2011

111

Picture

2.3

:

Coverage Percentage of Families by Type of Water used Kepulauan Riau Province Year 2011

116

Picture

2.4

:

Latrines Coverage Percent Healthy Kepulauan Riau Province Year 2007-2011

117

2.5

Percentage Coverage Healthy Homes Kepulauan Riau : Province Year 2007-2011

Picture

86

Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 Trend Penimbangan Balita Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 - 2011

87

Penimbangan Balita Berdasarkan Kabupaten/Kota

88

Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 Strata Posyandu di Provinsi Kepulauan RiauTahun

94

2011

Picture

2.6

Coverage Percentage of Households behave Clean : and Healthy (PHBs) Kepulauan Riau Province Year 2007-2011

Picture

3.1

:

118

121

Infant Mortality Rate (IMR) in Kepulauan Riau ProvinceYear 2007-2011 based on deaths reported

126

Daftar Gambar / List of Picture | xi

Halaman/Pages

Picture

3.2

:

Mortality Toddlers (Akaba) Year 2007-2011 KepulauanRiau Province by deaths reported

127

Picture

3.3

:

Maternal Mortality Rate (MMR) Kepulauan Riau Province Year 2007-2011 based on deaths reported

128

Toddler Nutritional Status Kepulauan Riau ProvinceYear 2011

Picture

3.4

:

Picture

3.5

:

Picture

3.6

:

Malaria morbidity rate (per 1,000) Year 2007-2011 Kepulauan Riau Province

135

Picture

3.7

:

Comparison of Number of Cases of Tuberculosis Kepulauan Riau Province Year 2007-2011

137

Picture

3.8

:

Cases of Pneumonia in Toddlers in Kepulauan Riau Province Year 2007-2011

139

Picture

3.9

:

Number of Patients with Leprosy Kepulauan Riau Province Year 2007-2011

141

Picture

4.1

:

Picture

4.2

:

Coverage K1 and K4 by District / City Kepulauan Riau Province in 2011

150

Picture

4.3

:

Maternity Coverage by Health Workers in Kepulauan Riau Province Year 2007-2011

151

The percentage of LBW Kepulauan Riau Province Year 2007-2011

Coverage K1 and K4 Riau Islands Province year 20072011

133

134

149

Daftar Gambar / List of Picture | xii

Halaman/Pages

Maternity Coverage Health Workers by District / City

Picture

4.4

: Kepulauan Riau Province Year 2011

Picture

4.5

:

Picture

4.6

:

Postpartum visits (KF2) in Kepulauan Riau Province Year 2007-2011 Coverage postpartum visits (KF2) by District / City Kepulauan Riau Province Year 2011

152

153

153

Coverage of Pregnant Women with Obstetric Picture

4.7

: Complications According to the district / city in

154

Kepulauan Riau Province Year 2011 Coverage visit Neonates (KN2) in Kepulauan Riau

Picture

4.8

:

Picture

4.9

:

Picture

4.10

:

Coverage Visits Baby in Kepulauan Riau Province Year 2007 - 2011

156

Picture

4.11

:

Baby Visits Coverage by District / City Kepulauan Riau Province Year 2011

156

Picture

4.12

:

4.13

Coverage Percentage of Students SD / MI were : examined health Kepulauan Riau Province Year 2007-2011

Picture

Province Year 2007-2011 Coverage visit Neonates (KN2) by District / City Kepulauan Riau Province Year 2011

Coverage Visit Toddler by District / City Kepulauan Riau Province Year 2011

155

155

157

158

Daftar Gambar / List of Picture | xiii

Halaman/Pages

Picture

4.14

:

Picture

4.15

:

Picture

4.16

:

Picture

4.17

:

Coverage students SD / MI are health checked by district / city In the Kepulauan Riau Province Year 2011 New Coverage Percentage KB and KB Active In the Kepulauan Riau Province Year 2011 The proportion of participants KB Active by Type of Contraceptive Measles Immunization Coverage Trend Kepulauan Riau Province Year 2011

159

160

160

162

Percentage TT Immunization Coverage In Pregnant Picture

4.18

: Women In Kepulauan Riau Province

163

City/District in 2011 Picture

4.19

: BOR Hospital Kepulauan Riau Province Year 2011

Picture

4.20

:

Picture

4.21

:

Percentage Recovery of pulmonary TB by District / City In the Kepulauan Riau Province Year 2011 Percentage Healing Pulmonary TB Gender In the Kepulauan Riau Province Year 2011

165

170

171

Handling Cases of Pneumonia discovery and Toddlers Picture

4.22

: Based on the District / City In the Kepulauan Riau

172

Province Year 2011

Picture

4.23

:

Trends in dengue cases in the District / City In the Kepulauan Riau Province Year 2009 - 2011

175

Daftar Gambar / List of Picture | xiv

Halaman/Pages

Trend Giving Vitamin A by Regency / City

Picture

4.24

:

Picture

4.25

:

Picture

4.26

:

Picture

4.27

:

Picture

5.1

: Posyandu Strata Kepulauan Riau Province Tahun 2011

In the Kepulauan Riau Province Year 2009 - 2011 Provision of Vitamin A by District / City In the Kepulauan Riau Province Year 2011 Weighing Toddler Trend In the Kepulauan Riau Province Year 2007 - 2011 Weighing Toddlers by District / City In the Kepulauan Riau Province Year 2011

178

179

180

181

186

Daftar Gambar / List of Picture | xv

DAFTAR TABEL

LIST OF TABLES Halaman/Pages Tabel

2.1

: Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Table

2.2

:

Tabel

2.3

:

Tabel

3.1

:

Tabel

3.2

:

Tabel

3.3

:

Tabel

3.4

:

Angkatan Kerja Kepulauan Riau Agustus 2010 - Februari 2012 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kepulauan Riau

11

15

26

Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007-2010 Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan di Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 Penyakit Terbanyak Berdasarkan di Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2008-2010 Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan Rawat Inap di Rumah Sakit Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 Indikator Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit di Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

33

34

35

35

Alokasi Anggaran Pemerintah Daerah untuk Jaminan Tabel

4.1

: Kesehatan Masyarakat Miskin Provinsi Kepulauan Riau

71

tahun 2010 Jumlah Masyarakat Miskin dan Tidak Mampu Menurut Tabel

4.2

: Kabpaten/Kota untuk Jaminan Kesehatan Masyarakat

73

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Daftar Tabel /List of Tables | xvi

Halaman/Pages

Realisasi Dana Jamkesmas dan Jampersal Dinas Tabel

4.3

: Kesehatan Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau

74

Tahun 2011 Layanan Penanggulangan HIV/AIDS di Provinsi

Tabel

4.4

:

Table

2.1

: Kepulauan Riau Province Population in 2011

Table

2.2

:

Table

2.3

:

Table

3.1

:

Table

3.2

:

Table

3.3

:

Table

3.4

:

Kepulauan Riau tahun 2011

Workforce Kepulauan Riau, August 2010 - February 2012 Human Development Index according to Kepulauan Riau Province District / City of the Year 2007-2010 Most Disease Based Health Center Visits in Kepulauan Riau Province Year 2011 Most Disease Based Health Center Visits in Kepulauan Riau Province Year 2008-2010 Most Disease Based Inpatient visits in Kepulauan Riau Province Hospital of the Year 2011 Most Disease Based Outpatient hospital visits Kepulauan Riau Province Year 2011

80

110

113

123

130

131

132

132

Daftar Tabel /List of Tables | xvii

Halaman/Pages

Table

4.1

:

Indicators of Health Services Hospital in the District / City In Kepulauan Riau Province Year 2011

165

Number of the Poor and Needy by District / City for Table

4.2

: Community Health Insurance Kepulauan Riau Province

167

Year 2011

Table

4.3

Table

4.4

Realization Fund Jampersal Jamkesmas and Health Service District / City of Riau Islands Province Year 2011 Services for HIV / AIDS in Kepulauan Riau Province in 2011

168

173

Daftar Tabel /List of Tables | xviii

DAFTAR TABEL LAMPIRAN

LIST OF APPENDIX TABLES

Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Tabel

Table

Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 1

: Broad Areas, Population, Number of Households and

Population Density According to the District of Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio

Tabel

Table

Beban

Tanggungan,

Rasio

Jenis

Kelamin,

dan


: Total Population by Sex, Age Group, Dependency Ratio

Expense, Sex Ratio and the District of Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

Tabel

Table

Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 3

: Total Population by Gender and Age Group Kepulauan Riau

Province Year 2011 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun keatas Yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi

Tabel

Table

4

:

Kepulauan Riau Tahun 2011

Percentage of Population Aged 10 Years Above All Literacy by Sex and District Kepulauan Riau Province Year 2011 Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10

Tabel

Table

5

:

Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xix

Percentage of Male and Female Aged 10 Years above All In Highest Level of Education Attainment and the District of Kepulauan Riau Province Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Tabel

Table

Tabel

Table

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 6

: The number of births by Sex, District and Health Center

Kepulauan Riau Province Year 2011

7

:

Jumlah Kematian Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Number of Infant and child mortality by Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Tabel

Table

Kematian

Ibu

Menurut

Kelompok

Umur

dan


: Number of Mothers Deaths by Age Group, District and Health

Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio)

Tabel

Table

Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 9

: Number of Cases AFP (Non Polio) and AFP Rate (Non Polio)

According District / City In Kepulauan Riau Year 2011 Jumlah Kasus Baru TB Paru Dan Kematian Akibat TB Paru Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan

Tabel

Table

Riau Tahun 2011 10

: The number of new cases of pulmonary TB and pulmonary TB

Deaths by Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Year 2011

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xx

Jumlah Kasus dan Angka penemuan Kasus TB Pari BTA+ Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Tabel

Table

Riau Tahun 2011 11

: Number of cases and number of pulmonary TB cases Discovery

BTA (+) by Sex and District Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun

Tabel

Table

12

:

2011

Number of cases of pulmonary TB and Healing BTA (+) by Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin dan

Tabel

Table


: The discovery Toddler Pneumonia Cases by Sex, District and

Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, dan Infeksi Seksual Lainnya Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan

Tabel

Table

Riau Tahun 2011 14

: The number of new cases of HIV, AIDS and Other Sexually

Transmitted Infections by Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Year 2011 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau

Tabel

Table

15

:

Tahun 2011

Percentage of Blood Donors are screened for HIV by Sex Kepulauan Riau Province Year 2011

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xxi

Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan Tabel

Table


: Diarrhea Cases Handled by Sex, District and Health Center

Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Tabel

17

:

Table

Number of New Cases of Leprosy by Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Kasus Baru Kusta 0-14 tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau

Tabel

Table

18

:

Tahun 2011

New Cases of Leprosy 0-14 Years and Disability Level 2 by Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau

Tabel

Table

19

:

Tahun 2011

Number of cases and number Leprosy Prevalence by Sex, District / City of Kepulauan Riau Province Year 2011 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun

Tabel

Table

20

:

2011

Percentage Leprosy Treatment Completed by Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

Tabel

Table

21

:

(PD3I) Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Number of Cases Preventable Diseases Immunization (PD3I) By

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xxii

type of Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Tabel

Table

22

:

Kepulauan Riau Tahun 2011

Number of Cases Preventable Disease Immunization (PD3I) by Sex, District / City of Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota

Tabel

Table


: Number of Dengue Cases by Sex, District and Health Center

Kepulauan Riau Province Year 2011 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin

Tabel

Table

dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 24

: Morbidity and Malaria Deaths by Sex, District and Health Center

Kepulauan Riau Province Year 2011 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan Tabel

Table


: Filariasis Patients are Treated by Sex, District and Health Center

Kepulauan Riau Province Year 2011 Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin dan

Tabel

Table

Tabel

Table


: Low Birth Weight Babies by Sex, District and Health Center

Kepulauan Riau Province Year 2011 Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota 27

: Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Toddler Nutritional Status by Sex, District and Health Center

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xxiii

Kepulauan Riau Province Year 2011 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 Tabel

Table

28

:

Visits Coverage Pregnant Women, Power Assisted Delivery of Health and Human Services puerperal women health districts and health centers according to Kepulauan Riau Province Year 2011 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Tabel

Table

29

:

Percentage TT Immunization Coverage In Pregnant Women According to district and health center Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe2 Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Tabel

Table

30

:

The number of the Getting Pregnant Tablet Fe 1 and Fe 3 According to the district and health center Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah dan Persentase Ibu Hamil dan Neonatus Risiko Tinggi/Kompilkasi

Tabel

Table

Ditangani

Menurut

Jenis

Kelamin

dan


: Number of Percentage of Pregnant Women and Neonatal High

Risk / Complications Treated by Sex, District and clinics Kepulauan Riau Province Year 2011

Tabel

Table

32

:

Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xxiv

Coverage Provision of Vitamin A In Baby, Child, puerperal women by Sex, District and Provincial Health Center Kepulauan Riau Year 2011 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 Tabel

Table

33

:

The proportion of participants KB Active by Type of Contraceptive, district and health center Kepulauan Riau Province Year 2011 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi dan

Tabel

Table


: Proportion of Participants by Type of Contraceptive New KB,

district and health center Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota

Tabel

Table


: Number of New Participants KB and KB Active According to

district and health center Kepulauan Riau Province Year 2011 Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin dan

Tabel

Table


: Neonates Visits Coverage by Sex, District and Health Center

Kepulauan Riau Province Year 2011 Cakupan

Tabel

Table

Tabel

Table

Kunjungan

Bayi

Menurut

Jenis

Kelamin

dan


: Baby Visits Coverage by Sex, District and Health Center

Kepulauan Riau Province Year 2011

38

:

Cakupan

Desa/Kelurahan

UCI

Menurut

Kabupaten/Kota

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xxv

Coverage Rural / Urban UCI According to district and health center Kepulauan Riau Province Year 2011 Cakupan Imunisasi DPT, HB dan Campak Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun Tabel

Table

2011 39

: DPT Immunization Coverage, HB and Measles In Babies by

Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Cakupan Imunisasi BCG dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun

Tabel

Table

40

:

2011

BCG and Polio Immunization Coverage In Baby by Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin

Tabel

Table

dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 41

: Number of Babies Given exclusive breastfeeding by Sex, District

and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 Bulan Keluarga Miskin Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota

Tabel

Table


: Giving complementary feeding Childhood 6-23 Months Poor

Families by Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin dan

Tabel

Table

43

:

Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Childhood Care Coverage by Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xxvi

Jumlah Tabel

Table

Balita

Ditimbang

Menurut

Jenis

Kelamin

dan


: Number of Toddler Weighed by Sex, District and Health Center

Kepulauan Riau Province Year 2011 Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau

Tabel

Table

45

:

Tahun 2011

Coverage Toddler Malnutrition who gets treatment by Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau

Tabel

Table

Tahun 2011 46

: Coverage crawl and Level of elementary school students by

Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan

Tabel

Table

Riau Tahun 2011 47

: Health Care Coverage and Level of Elementary School Students

by Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun

Tabel

Table

48

:

2011

Elderly Health Care Coverage by Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xxvii

Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Pelayanan Tabel

Table

Gawat Darurat (Gadar) Provinsi Kepulauan Riau 2011 49

: Percentage of Health Facilities with Emergency Services

Capabilities (Gadar) Level 1 Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis KLB

Tabel

Table

50

:

Provinsi Kepulauan Riau 2011

Number of Patients and Death by Type KLB KLB Kepulauan Riau Province Year 2011 Desa/Kelurahan Terkena KLB Yang Ditangani <24 Jam Menurut

Tabel

Table

Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau 2011 51

: Village / Villages Affected outbreaks Treated <24 hours

according to districts and health centers Kepulauan Riau Province Year 2011 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin

Tabel

Table

52

:

dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau 2011

Dental and Oral Health Care by Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi

Tabel

Table

53

:

Kepulauan Riau 2011

Dental and Oral Health Care in Children and Level of SD by Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011

Tabel

Table

Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Provinsi Kepulauan 54

: Riau 2011

Total Activity Counseling Kepulauan Riau Province Year 2011

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xxviii

Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Tabel

Table

Jenis Jaminan, Jenis Kelamin, dan Kabupaten/Kota Provinsi 55

: Kepulauan Riau 2011

Health Insurance Coverage Pre-Paid by Type of Security, Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (Dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis

Tabel

Table

56

:

Kelamin, dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau 2011

Outpatient Coverage of the Poor (and Hamipir Poor) According to Strata Health Facilities, Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (Dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis

Tabel

Table

57

:

Kelamin dan kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau 2011

Hospitalization Coverage of the Poor (and Nearly Poor) According to Strata Health Facilities, Sex, District and Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan

Tabel

Table

58

:

Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 2011 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Provinsi Kepulauan

Tabel

Table

59

:

Riau 2011

Number of Outpatient Visits, Inpatient and Mental Disorders visits in Kepulauan Riau Province Health Facilities Year 2011

Tabel

Table

Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Provinsi Kepulauan 60

: Riau 2011

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xxix

Service Performance Indicators in Kepulauan Riau Province Hospital of the Year 2011 Persentase Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat Tabel

Table

61

:

Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau 2011

Percentage of Household Clean and Healthy Behave According to district and health center Kepulauan Riau Province Year 2011 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi

Tabel

Table

62

:

Kepulauan Riau 2011

Percentage of Healthy Homes and according to District Health Center Kepulauan Riau Province Year 2011 Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes

Tabel

Table

63

:

Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau 2011

Percentage of Home / Building Free Flick Aedes According to district and health center Kepulauan Riau Province Year 2011 Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih Yang

Tabel

Table

64

:

Digunakan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau 2011

Percentage of Families by Type of Water Used, district and health center Kepulauan Riau Province Year 2011 Persentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum Yang

Tabel

Table

Digunakan Provinsi Kepulauan Riau 2011 65

: Percentage of Families According to Sources of Drinking Water

Used, district and health center Kepulauan Riau Province Year 2011

Tabel

Table

Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi 66

: Dasar Provinsi Kepulauan Riau 2011

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xxx

Percentage of Families With Ownership Means Sanitation Districts and Health Centers In Kepulauan Riau Province Year 2011 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Tabel

Table

Sehat Provinsi Kepulauan Riau 2011 67

: Percentage of Public Places and Food Processing (TUPM)

According to the district and health center Kepulauan Riau Province Year 2011 Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Provinsi

Tabel

Table

Kepulauan Riau 2011 68

: Percentage of Institutions fostered Health and Environment

According to the district health center Kepulauan Riau Province Year 2011 Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat Provinsi Kepulauan Riau

Tabel

Table

69

:

2011

Availability of Medicion based on

Type Kepulauan Riau

Province Year 2011 Jumlah Sarana pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan Tabel

Table

70

:


Total Health Care Facility Ownership According to the Kepulauan Riau Province Year 2011 Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan Labkes dan

Tabel

Table

71

:

Memiliki 4 Spesialis Dasar Provinsi Kepulauan Riau 2011

With Health Care Facility and Capabilities Health Laboratory Have 4 Basic Specialist Kepulauan Riau Province Year 2011

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xxxi

Tabel

Table

Jumlah Posyandu Menurut Strata Provinsi Kepulauan Riau 2011 72

: Number IHC According Level, District and Health Center

Kepulauan Riau Province Year 2011 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Provinsi

Tabel

Table

73

:

Kepulauan Riau 2011

Public Health Efforts Sourced Power (UKBM) According to District Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Tenaga Medis Di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan

Tabel

Table

74

:

Riau 2011

Number of Health Facilities Medical in Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Sarana Kesehatan Provinsi

Tabel

Table

75

:

Kepulauan Riau 2011

Number of Workers in Health Facilities Nursing Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi Di Sarana Kesehatan

Tabel

Table

76

:


Number of Workers Pharmacy and Nutrition in Health Facilities Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi Di sarana

Tabel

Table

77

:

Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 2011

Number of Workers in Public Health and Sanitation Health Facilities Kepulauan Riau Province Year 2011

Tabel

Table

78

:

Jumlah Tenaga Teknisi Medis Dan Fisioterapis Di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 2011

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xxxii

Total

Power

Technician

Medical

and

Physiotherapy

in

Kepulauan Riau Province Health Facilities Year 2011 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tabel

Table

79

:

2011

Budget Health districts / cities Kepulauan Riau Province Year 2011

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xxxiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan

yang

dilaksanakan

harus

dapat

menjamin

bahwa

mamfaatnya dapat diterima oleh semua pihak, berdampak adil bagi perempuan dan laki-laki (responsif gender). Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, mamfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dan norma-norma agama. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang diselenggarakan dalam bentuk 1

kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam

komitmen

internasional,

yang

dituangkan

dalam

Milenium

Development Goals (MDGs). Dalam MDGs terdapat tujuan yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka kematian anak), target 5 (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6 (memerangi HIV dan AIDS, TB dan Malaria serta penyakit lainnya), serta 2 target lainnya yang tidak terkait langsung yaitu target 1 (menanggulangi kemiskinan dan kelaparan) dan target 3 (mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan). Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan, perlu adanya

perencanaan

ketersediaan

data

kesehatan. dan

Untuk

informasi

itu

yang

perlu akurat

didukung dan

oleh dapat

dipertanggungjawabkan. Data dan informasi yang akurat akan sangat bermanfaat dalam perencanaan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kepualauan Riau tahun 2011 adalah kegiatan yang berkala serta merupakan kalanjutan dari profil kesehatan tahun-tahun sebelumnya. Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau ini menggunakan data yang bersumber dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011, data program dan juga data pendukung dari lintas sektor. Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu sarana yang memuat berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan 2

tingkat pencapaian Provinsi Kepualauan Riau Sehat dan penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum bidang kesehatan secara lengkap. Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau ini juga dapat digunakan sebagai sarana komunikasi kepada

masyarakat

untuk

menginformasikan

derajat

kesehatan

masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepada masyarakat. Ketersediaan data dan informasi yang lengkap akan sangat bermanfaat untuk terutama dalam penentukan kebijakan dan perencanaan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Provinsi Kepualauan Riau khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. 1.2

TUJUAN

1.2.1 TUJUAN UMUM Tujuan umum penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 adalah diperolehnya gambaran derajat kesehatan masyarakat Kepulauan Riau yang merupakan keluaran dari pelaksanaan pembangunan kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau sampai tahun 2011. 1.2.2 TUJUAN KHUSUS 1. Diperolehnya gambaran umum keadaan geografis, kependudukan, tingkat pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011. 2. Diketahuinya pencapaian pembangunan

kesehatan di Provinsi

Kepulauan Riau tahun 2011. 3. Diketahuinya situasi derajat dan upaya kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011. 4. Diketahuinya situasi sumber daya kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011. 3

5. Diketahuinya permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011 dan upaya pemecahannya. 6. Terdokumentasikannya

data

dan

informasi

derajat

kesehatan

masyarakat Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011.

1.3

SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penyajian Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2011 mengacu kepada Buku Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi Kementarian

Kesehatan RI tahun 2011. Adapun susunan

penulisan Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 ini terdiri atas 6 (enam) bab, yaitu : Bab I – Pendahuluan Bab ini menyajikan tentang latar belakang diterbitkannya Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 2011, tujuan dan sistematika penyajiannya. Bab II – Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Provinsi Kepulauan Riau. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya meliputi kependudukan, pendidikan, sosial budaya dan keadaan lingkungan.

4

Bab III – Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2011 yang mencakup angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas). Bab IV – Situasi Upaya Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2011 dalam rangka tercapainya dan berhasilnya program-program pembangunan dibidang kesehatan yang telah dilakukan. Program tersebut meliputi pencapaian pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, pencapaian upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit serta upaya perbaikan gizi masyarakat. Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pembangunan sumber daya bidang kesehatan sampai tahun 2011. Gambaran tentang keadaan sumber daya mencakup tentang keadaan tenaga, sarana kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Bab VI – Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011. Selain ringkasan keberhasilan-keberhasilan yang telah dipaparkan, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka upaya menuju Provinsi Kepulauan Riau Sehat Sejahtera yang Mandiri dan Berkeadilan.

5

LAMPIRAN Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011 mengacu kepada pada data lampiran yang disusun oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

6

BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 2.1

GEOGRAFIS Pembentukan Kepulauan Riau sebagai provinsi ke-32 di Republik

Indonesia (RI) ditetapkan oleh DPR RI berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2002, tepatnya pada tanggal 24 September 2002. Kepulauan Riau

semulanya

merupakan

bagian

dari

Provinsi

Riau.

Secara

administratif, Provinsi Kepulauan Riau diresmikan pada tanggal 1 Juli 2004 dengan Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi. Provinsi Kepulauan Riau dengan motto Berpancang Amanah, Bersauh Marwah, bertekad untuk membangun daerahnya menjadi salah satu

pusat

pertumbuhan

mempertahankan

nilai-nilai

perekonomian budaya

nasional

melayu

yang

dengan

tetap

didukung

oleh

masyarakat yang sejahtera, cerdas dan berakhlak mulia. Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 5 kabupaten dan 2 kota, yaitu 1) Kabupaten Bintan ibukota Bintan Bunyu; 2) Kabupaten Karimun dengan ibukota Tanjung Balai Karimun; 3) Kabupaten Natuna ibukota Ranai; 4) Kabupaten Lingga ibukota Daik; Tanjungpinang;

5) Kota Tanjungpinang ibukota

6) Kota Batam ibukota Batam, dan 7) Kabupaten

Kepulauan Anambas ibukota Tarempa, dimana Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan pemekaran dari Kabupaten Natuna yang terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008. 7

Secara geografis wilayah provinsi Kepulauan Riau terletak pada 07o19’ Lintang Utara dan 0040’ Lintang Selatan serta antara 10303’ Bujur Timur sampai dengan 110000’ Bujur Timur, yang merupakan daerah kepulauan terdiri atas pulau besar dan kecil, berjumlah kurang lebih 2.408 pulau, seluruh pulau telah diidentifikasi dan bernama. Dilihat dari sebaran wilayahnya, sebagian besar wilayah Provinsi Kepulauan Riau dikelilingi oleh laut dan daratannya terdiri dari banyak gugusan pulau.

Luas wilayah keseluruhan adalah 251.810,71 km2 terdiri

dari lautan 95,79% sebesar 241.251,30 km2 dan sisanya adalah daratan 4,21% sebesar 10.595,41 km2 . Batas-batas wilayah Provinsi Kepulauan Riau meliputi : Sebelah utara

:

Berbatasan

dengan

Negara

Vietnam

dan

Kamboja. Sebelah selatan

:

Berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung dan ProvinsiaJambi.

Sebelah barat

:

Berbatasan dengan negara Singapura, Malaysia dan ProvinsiaRiau.

Sebelah timur

:

Berbatasan dengan Negara Malaysia Timur dan ProvinsiaKalimantanaBarat.

8

Berikut peta wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Riau Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Provinsi Kepulauan Riau

9

2.2

KEADAAN PENDUDUK Sasaran upaya pelayanan kesehatan adalah meningkatkan mutu

kesehatan

manusia.

Manusia

sebagai

insan

individu

dan

sosial

berkarakter dinamis. Peningkatan pelayananan kesehatan selayaknya bertumpu pada kondisi kehidupan individu dan masyarakat. Sebagaimana prinsip pertama pembangunan berkelanjutan: “Manusia (penduduk) merupakan pusat perhatian pembangunan berkelanjutan, dan dikehendaki agar memiliki kehidupan yang sehat dan produktif dalam keserasian dengan alam” (The UN Conference of Environment and Development, 1992). Kependudukan merupakan aspek penting dalam pembangunan, sebagai dasar pelaksaan, sekaligus tujuan (sasaran) dan pengguna hasilhasil yang dicapai. Sebagai dasar pelaksanaan terkait dengan dasar kebijakan pembangunan. Dinamika kependudukan berpengaruh pada hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Peranan penduduk dalam pembangunan akan berhasil apabila memiliki

kemampuan

dalam

menjawab

semua

tantangan

dalam

pembangunan baik posisinya sebagai pengelola sumber daya alam maupun sebagai pengguna/konsumen sumber daya alam. 2.2.1 Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kepulaun Riau tahun 2010 menurut BPS Kepulauan Riau tercatat sebanyak 1.679.613 jiwa (laki-laki 51,33% dan perempuan 48,67%). Tahun 2011 meningkat menjadi 1.868.011 jiwa (lakilaki 51,33% dan perempuan 48,67%). Berikut rincian jumlah penduduk menurut Kabupaten/Kota tahun 2011. 10

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011 Kabupaten/Kota

Laki-laki

Perempuan

Total

Sex Ratio

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

[01] Karimun [02] Bintan [03] Natuna [04] Lingga [05]Kepulauan Anambas [06] Batam [07] Tanjungpinang Jumlah Penduduk

108,923 77,420 36,943 49,570 23,452 545,189 117,303 958,800

103,638 72,134 34,380 52,807 21,551 511,512 113,189 909,211

212,561 149,554 71,323 102,377 45,003 1,056,701 230,492 1,868,011

105.1 107.3 107.5 93.9 108.8 106.6 103.6 105.5

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011

2.2.2 Rasio Jenis Kelamin Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui komposisi penduduk menurut jenis kelamin. Angka ini dinyatakan dengan perbandingan antara jumlah penduduk lakilaki dengan jumlah penduduk perempuan di suatu daerah pada waktu tertentu. Rasio jenis kelamin dapat pula dihitung untuk masing-masing kelompok umur. Besar kecilnya rasio jenis kelamin dipengaruhi antara lain seks rasio waktu lahir; pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan; pola migrasi antara penduduk laki-laki dan perempuan.

11

Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2011 sebesar 105,5. Rasio ini menunjukkan bahwa penduduk laki-laki lebih banyak 6 jiwa bila dibandingkan dengan penduduk perempuan. 2.2.3 Rasio Beban Tanggungan Rasio

beban

tanggungan

adalah

angka

yang

menyatakan

perbandingan antara banyaknya penduduk yang tidak produktif (umur <15 tahun dan umur >65 tahun keatas) dengan banyaknya penduduk yang termasuk usia produktif (umur 15-65 tahun) 2.2.4 Persebaran Penduduk Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Secara geografis, penduduk Provinsi Kepulauan Riau tersebar di beberapa pulau besar dan pulau-pulau atau kepulauan. Pola persebaran penduduk mengikuti wilayah-wilayah yang berdekatan dengan sumber lapangan pekerjaan seperti daerah industri, perkantoran dan perdagangan. Gambaran persebaran penduduk dapat dilihat pada gambar berikut.

12

Gambar 2.2 Proporsi Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota Se Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Karimun; 11,4 Anambas, 2.4 Tpi, 12.3 Batam, 56.6

Natuna; 3,8

Bintan; 8,0

Lingga; 5,5


2.3

KEADAAN EKONOMI PDRB Kepulauan Riau pada triwulan III tahun 2011 tumbuh sebesar

0,54% dibandingkan triwulan II tahun 2011. Pertumbuhan tersebut terjadi pada semua sektor, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 3,0%. PDRB Kepulauan Riau pada triwulan III tahun 2011 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 7,10%. PDRB Kepulauan Riau kumulatif triwulan III tahun 2011 dibandingkan kumulatif triwulan II tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 6,74%. Perekonomian Kepulauan Riau yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan III tahun 2011 mencapai Rp. 20.453.910,97 juta, sedangkan besaran PDRB triwulan III tahun 2011 atas dasar harga konstan 2000 adalah Rp. 11.009.963,81 juta. 13

Disisi penggunaan secara riil, PDRB Kepulauan Riau pada triwulan III tahun 2011 dibandingkan dengan triwulan II 2011 tumbuh sebesar 0,54%.

Komponen

pembentukan

modal

tetap

bruto

mengalami

pertumbuhan tertinggi sebesar 3,96%. Komponen tertinggi berikutnya adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 3,41%. Komponen impor

barang

dan

jasa

tumbuh

2,83%.

Selanjutnya

komponen

pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 2,60%. Komponen pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba tumbuh 1,00% dan yang terakhir adalah komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 0,89%. Secara keseluruhan PDRB Kepulauan Riau pada triwulan III 2011 tumbuh 0,54%. Pada

Februari

2012,

keadaan

ketenagakerjaan

di

Provinsi

Kepulauan Riau menunjukkan beberapa perubahan. Jumlah angkatan kerja pada bulan Februari 2012 mencapai 891.217 orang, bertambah sebanyak 43.220 orang dibandingkan keadaan bulan Agustus 2011, atau bertambah sebanyak 54.608 orang jika dibandingkan dengan keadaan bulan Februari 2011. Seiring dengan peningkatan jumlah angkatan kerja, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan keadaan Agustus 2011 maupun Februari 2011, yaitu menjadi 69,33%. Angka tersebut berarti bahwa terdapat sekitar 69 orang angkatan kerja dari setiap 100 penduduk usia kerja. Peningkatan TPAK ini terjadi karena laju pertumbuhan angkatan kerja (penduduk bekerja dan pengangguran) lebih cepat daripada laju pertumbuhan penduduk bukan angkatan kerja, seperti mereka yang sedang bersekolah dan mengurus rumah tangga.

14

Tabel 2.2 Angkatan Kerja Kepulauan Riau, Agustus 2010 – Februari 2012 URAIAN

AGT 2010

FEB 2011

AGT 2011

FEB 2012

1

2

3

4

5

Angkatan Kerja

Bekerja Pengangguran Jumlah AK

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pekerja Tidak Penuh Setengah Pengangguran Pekerja Paruh Waktu

769.486

777.726

781.824

838.934

57.049

58.883

66.173

52.283

826.535

836.609

847.997

891.217

68,85

68,14

67,48

69,33

6,90

7,04

7,80

5,87

105.435

169.615

107.551

192.598

39.31

93.53

31.127

84.504

66.125

76.085

76.424

108.094

Sumber : BPS, Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2010 – Februari 2012

Meningkatnya jumlah angkatan kerja banyak dipengaruhi oleh meningkatnya penduduk yang bekerja. Pada bulan Februari 2012, jumlah penduduk yang bekerja mengalami perubahan dari 781.824 orang pada Agustus 2011 menjadi 838.934 orang pada bulan Februari 2012, atau meningkat sebanyak 57.110 orang (7,30%). Lain halnya dengan pengangguran, jumlahnya di bulan Februari 2012 mengalami penurunan dari 66.173 orang (Agustus 2011) atau 58.883 orang (Februari 2011) menjadi 52.283 orang. Peningkatan jumlah angkatan kerja dan penurunan jumlah pengangguran ini menyebabkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kepulauan Riau mengalami penurunan dari semula sebesar 7,80% pada Agustus 2011 menjadi 5,87% pada Februari 2012. Angka kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau sampai dengan maret 2012 masih 18,25%. Menurutnya, angka tersebut mengalami penurunan sekitar 0,27% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 18,52%. 15

Angka kemiskinan tertinggi berada di Kota Batam yang penduduknya sekitar 1,2 juta jiwa. Meski Batam sudah maju, namun penduduk miskinnya masih banyak. Kepulauan Riau telah melakukan berbagai upaya pengentasan kemiskinan. Di antaranya membuka akses transportasi antarpulau agar perekonomian penduduk Kepulauan Riau bisa lebih merata, tidak terpusat di Batam, Bintan, Karimun, dan Tanjungpinang saja. 2.4

KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan

adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah air bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air bersih, pengelolaan sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah yang langsung dialirkan pada saluran/sungai. Hal tersebut menyebabkan pendangkalan saluran/sungai, tersumbatnya saluran/sungai karena sampah. Pada saat musim penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit.

16

2.4.1 Sarana Air Bersih yang digunakan dan Akses Air Minum Berkualitas Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi makhluk hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Pengertian air bersih berbeda dengan air murni. Air bersih adalah air yang tidak tercemar sehingga dapat diminum tanpa mengganggu kesehatan, sedangkan air murni adalah air yang tidak mengandung garam-garam mineral. Air sumur merupakan air bersih (karena tidak tercemar), namun bukan air murni (karena mengandung garam-garam mineral). Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari air ledeng, Sumur Pompa Tangan (SPT), sumur galian (SGL), penampungan air hujan, air kemasan dan lainnya.

17

Gambar 2.3 Cakupan Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang digunakan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Mata Air; 1,96

PAH; 3,94

Lainnya; 4,97

Kemasan, 1.02

SGL; 36,63

SPT; 0,56 Ledeng; 50,94


Gambar diatas menunjukkan bahwa jenis sarana air bersih yang paling banyak digunakan adalah ledeng sebesar 50,94% dan yang tidak banyak digunakan adalah SPT sebesar 0,56%. Cakupan persentase keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 64. 2.4.2 Fasilitas Tempat Buang air Besar (Jamban Sehat) Jamban

adalah

suatu

ruangan

yang

mempunyai

fasilitas

pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air besar/buang air kecil.

Tujuannya adalah menjaga lingkungan 18

bersih, sehat, dan tidak berbau; tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya; tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat

menjadi

penular

penyakit

Diare,

Kolera

Disentri,

Thypus,

kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan. Cakupan persentase jambat sehat berfluktuatif selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Pada tahun 2007 persentase jamban sehat adalah 74,88%, turun menjadi 42,12% pada tahun 2008, persentase naik kembali pada tahun 2009 yaitu 75,10%, dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2010 menjadi 21,24% dan kembali naik pada tahun 2011 menjadi 80,65%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.4. Cakupan persentase jamban sehat menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 49. Gambar 2.4 Cakupan Persentase Jamban Sehat

persentase

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2011 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

74,88 80,65 75,10

42,12 21,24

2007

2008

2009

2010

2011

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2007-2011

19

2.4.3 Rumah Sehat Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni. Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain: 1.

Sirkulasi udara yang baik.

2.

Penerangan yang cukup.

3.

Air bersih terpenuhi.

4.

Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran.

5.

Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor.

20

Gambar 2.5 Cakupan Persentase Rumah Sehat

persentase

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2011 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

66,44

79,02 72,02

52,68 55,43

2007

2008

2009

2010

2011

Sumber : Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2007-2011

Gambar diatas menunjukkan penurunan persentase rumah sehat pada tahun 2011 yaitu 66,44%. Setelah terjadi peningkatan selama 3 (tiga) tahun berturut - turut yaitu tahun 2008 52,68% menjadi 72,02% pada tahun 2010. Persenatse rumah sehat menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 62. 2.5

KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT

2.5.1 Perilaku Merokok Perilaku merokok dapat dikatakan sebagai kegiatan sewaktu menghisap tembakau yang dilakukan oleh individu. Pada mulanya, perilaku mereka kebanyakan terjadi pada sat individu berusia remaja, kebiasaan merokok ini akan terus berlanjut sampai individu memasuki masa dewasa dan biasanya orang merokok untuk mengatasi masalah emosional. Bagi sekelompok orang, merokok merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan sekaligus dapat dijadikan teman dalam 21

menjalankan kegiatan-kegiatan yang tergolong santai, bahkan ada pula yang beranggapan bahwa merokok merupakan sebuah bantuan yang sangat dibutuhkan untuk mengurangi kegelisahan ataupun ketegangan. Persentase nasional Merokok Setiap Hari Pada Penduduk Umur > 10 tahun adalah 23,7%. Sebanyak 17 provinsi mempunyai prevalensi Merokok Setiap Hari Pada Penduduk Umur > 10 Tahun diatas prevalensi nasional, yaitu Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara. Persentase Merokok Setiap Hari Pada Penduduk Umur > 10 tahun Provinsi Kepulauan Riau adalah 22,4%. (Riskesdas, 2007) 2.5.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau yang lebih dikenal dengan PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi PHBS merupakan wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS. Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam 22

menciptakan perilaku baru. Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaannya PHBS di kelompokkan menjadi 5 (lima) tatanan yaitu : 1. PHBS di Rumah Tangga PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS

serta

berperan

aktif

dalam

gerakan

kesehatan

di

masyarakat. 2. PHBS di Sekolah PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. 3. PHBS di Institusi Kesehatan PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan. 4. PHBS di Tempat Kerja PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja sehat.

23

5. PHBS di Tempat–Tempat Umum PHBS

di

tempat-tempat

umum

adalah

upaya

untuk

memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempattempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum sehat. Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta,

atau perorangan yang digunakan untuk

kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya. Gambar 2.6 Cakupan Persentase Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2011 70,00 60,00

persentase

60,19

56,27

50,00

36,51

40,00

41,83

30,00 20,00

28,91

10,00 0,00 2007

2008

2009

2010

2011

Sumber : Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2007-2011

Cakupan

persentase

rumah

tangga

ber-PHBS

cenderung

berfluktuatif. Persentase rumah tangga ber-PHBS tahun 2011 adalah 41.83%, persentase ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan 24

tahun 2010 yaitu 60,19%. Cakupan persentase rumah tangga ber-PHBS menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 61. 2.6

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) IPM merupakan ukuran untuk melihat dampak kinerja pembangunan

wilayah, karena memperlihatkan kualitas penduduk suatu wilayah dalam hal harapan hidup, intelektualitas dan standar hidup layak. Dalam perencanaan pembangunan, IPM juga berfungsi dalam memberikan tuntunan dalam menentukan prioritas dalam merumuskan kebijakan dan menentukan program. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia sangat rendah. Menurut United Nations Development Program, IPM Indonesia tahun 2011 di urutan 124 dari 187 negara yang disurvei, dengan skor 0,617. Peringkat ini turun dari peringkat 108 pada tahun 2010. Indonesia juga berhasil masuk dalam daftar sepuluh negara di dunia yang berhasil menggerakkan pembangunan manusia. IPM Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2009 adalah 74,54 yang menempatkan Provinsi Kepulauan Riau berada pada urutan ke 6 (enam) diantara 33 (tiga puluh tiga) provinsi di Indonesia. Sedangkan pada tahun 2010, terjadi peningkatan IPM Provinsi Kepulauan Riau menjadi 75,07, tetapi tetap menempatkan provinsi Kepulauan Riau pada urutan ke 6 (enam) secara nasional. Berikut IPM Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten Kota tahun 2007 – 2010.

25

Tabel 2.3 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007–2010 Kabupaten/Kota/Provinsi

2007

2008

2009

2010

(1) Karimun

72,4

72,8

73,15

73,64

(2) Bintan

72,97

73,34

73,66

74,44

(3) Natuna

69,36

69,81

70,11

70,56

(4) Lingga

70,25

70,74

71,05

71,35

-

-

69,94

68,60

(6) Batam

76,82

77,28

77,51

77,80

(7) Tanjungpinang

73,46

73,92

74,31

74,59

Provinsi Kepulauan Riau

73,68

74,18

74,54

75,07

(5) Kep. Anambas

Sumber : BPS Kepulauan Riau, 2011

26

BAB III DERAJAT KESEHATAN Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan dalam membangun unsur manusia agar memiliki kualitas seperti yang diharapkan, mampu bersaing di era yang penuh tantangan saat ini maupun masa yang akan datang. Menurut UU RI No. 23 tahun 1992, yang dimaksud dengan keadaan sehat adalah keadaan meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas penyakit, cacat, dan kelemahan sehingga dapat hidup produktif secara sosial ekonomi. Beberapa aspek yang dapat dihubungkan dengan derajat kesehatan adalah: lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku. Program pembangunan kesehatan yang selama ini dilaksanakan dapat dikatakan cukup berhasil sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai bebarapa masalah dan hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Derajat kesehatan yang optimal dapat dilihat dari

unsur

kualitas

hidup

serta

unsur

mortalitas

dan

yang

mempengaruhinya yaitu morbiditas dan status gizi masyarakat. Beberapa indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat pada suatu daerah adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Umur Harapan Hidup (UHH) dan Status Gizi. Indikator tersebut ditentukan dengan 4 faktor utama yaitu Perilaku Masyarakat, Lingkungan, Pelayanan Kesehatan dan Faktor Genetika.

27

3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk selain fertilitas dan migrasi. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga bisa dijadikan sebagai barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan di daerah tersebut. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan.

Indikator

kematian

berguna

untuk

memonitor

kinerja

pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah. 3.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB) Salah satu ukuran kematian yang cukup menjadi perhatian adalah jumlah kematian bayi. Jumlah kematian bayi ini dipublikasikan dengan sebuah indikator yang disebut angka kematian bayi (AKB). Angka Kematian Bayi atau AKB adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Salah satu indikator yang menjadi kriteria dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) adalah menurunnya Angka Kematian Anak sebesar dua per tiga dari angka di tahun 1990 atau menjadi 20 per 1.000 kelahiran bayi pada tahun 2015.

28

Gambar 3.1 Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2011

Persentase

berdasarkan kematian yang dilaporkan 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00

8,67

5,03

2007

6,60

2008

7,44

2009

6,77

2010

2011


Gambar 3.1. menunjukkan bahwa AKB Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011 adalah 6,77/1.000 kelahiran hidup. Angka ini menurun bila dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu 8,67/1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kematian yang dilaporkan tahun 2011 jumlah bayi mati adalah 341 dari 50.368 kelahiran hidup. Angka ini sudah melebihi target MDG’s yaitu 20/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. 3.1.2 Angka Kematian Balita (AKABA) Angka kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian Balita menurun dari 97 pada tahun 1991 menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2007 (SDKI) . Gambar dibawah menunjukkan bahwa Angka kematian Balita (AKABA) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 yaitu 6.93/1.000 kelahiran 29

hidup mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2010 yaitu 9,59/1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kematian yang dilaporkan tahun 2011 jumlah balita mati adalah 349 dari 50.368 kelahiran hidup. Angka ini sudah melebihi target MDG’s yaitu 20/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Angka kematian balita menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 7. Gambar 3.2 Angka Kematian Balita (AKABA) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2011 berdasarkan kematian yang dilaporkan 12,00 9,59

10,00

persentase

8,00 6,93

6,00 6,19 4,00 2,00

0,27

1,81

0,00 2007

2008

2009

2010

2011


3.1.3 Angka Kematian Ibu (AKI) Tinggi rendahnya angka maternal mortality dapat dipakai mengukur taraf program kesehatan di suatu negara khususnya program kesehatan ibu dan anak. Semakin rendah angka kematian ibu di suatu negara menunjukkan tingginya taraf kesehatan negara tersebut. Berdasarkan gambar 3.3, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan angka kematian ibu (berdasarkan kematian yang dilaporkan) selama kurun waktu 2007-2010, dan menglami penurunan pada tahun 2011. Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada 30

lampiran Tabel 8. Gambar 3.3 Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2011

persentase

berdasarkan kematian yang dilaporkan 200,00 180,00 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00

183,46

78,47

109,20 97,01

81,62

2007

2008

2009

2010

2011


Perihal faktor penyebab kematian ibu berdasarkan hasil berbagai penelitian yang telah dilaksanakan menyebutkan bahwa sekitar 90% kematian ibu disebabkan oleh pendarahan, teksemia gravidarum, infeksi, partus lama dan komplikasi abortus. Kematian ini paling banyak terjadi pada masa sekitar persalinan yang sebenarnya dapat dicegah. 3.1.4 Angka Harapan Hidup (AHH) Angka harapan hidup merupakan salah satu indikator/penilaian derajat kesehatan suatu negara dan digunakan sebagai acuan dalam perencanaan merupakan

program-program salah

satu

kesehatan.

komponen

dalam

Indikator

UHH

juga

penilaian

keberhasilan

pencapaian MDG’s. Angka Harapan Hidup disebut juga lama hidup manusia didunia. Didasarkan pada perkiraan CIA World Factbook pada tahun 2011, 31

Indonesia berada pada nomor urut 108 berdasarkan daftar PBB dari 191 Negara yang dipublikasikan di Wikipedia, dengan angka harapan hidup 70,76 (laki-laki 68,26 dan perempuan 73,38). Angka Harapan Hidup yang semakin meningkat merupakan indikator

semakin

meningkatnya

derajat

kesehatan

masyarakat

Indonesia.Derajat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu faktor Lingkungan, Pelayanan Kesehatan, Keturunan dan Perilaku masyarakat. Umur harapan hidup ini juga merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka harapan hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan

kesehatan,

dan

program

sosial

lainnya

termasuk

kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan. 3.2 ANGKA

KESAKITAN (MORBIDITAS)

Morbiditas

adalah

keadaan

sakit;

terjadinya

penyakit

atau

kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Morbiditas adalah angka kesakitan (insidensi atau prevalensi) dari suatu penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun waktu tertentu. Morbiditas (angka kesakitan) digunakan untuk menggambarkan pola penyakit yang terjadi di masyarakat. 3.2.1 Pola 10 Penyakit Terbanyak di Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas Berdasarkan

pencatatan

dan

pelaporan

yang

dilaksanakan 32

Puskesmas dapat diketahui sepuluh penyakit terbanyak berdasarkan kunjungan Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 3.1. Berdasarkan tabel 3.1 diatas, dapat dilihat bahwa penyakit terbanyak berdasarkan kunjungan di Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 adalah ISPA. Sama halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, penyakit terbanyak berdasarkan kunjungan Puskesmas adalah ISPA. Tabel 3.1 Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan di Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 No.

Nama Penyakit

Jumlah Kunjungan 2011

1.

ISPA

44,267

2.

Hipertensi

18,235

3.

Gastritis dan duodenitis

9,968

4.

Infeksi pernafasan atas akut lainnya

8,891

5.

Diare dan GE

5,901

6.

Infeksi pada kulit

3,673

7.

Gingivitis dan penyakit periodental

3,305

8.

Osteopathies dan chandrapathies

2,977

9.

Kelainan dermatitis

2,250

10.

Penyakit pulpa dan

jar. periapikal lainnya

2,141

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011

Berikut tabel penyakit terbanyak berdasarkan kunjungan di Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2008-2010.

33

Tabel 3.2 Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan di Puskesmas Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2008-2010 No.

Nama Penyakit




1.

ISPA

158,614

126,779

102,721

2.

Hipertensi

37,287

43,057

33,237

3.

ISPA lainnya

26,292

-

20,950

4.

Diarhe dan GE oleh infeksi sebab lain

30,752

23,050

17,268

5.

27,072

-

16,448

6.

Penyakit pada sistim jaringanpengikat lainnya Asma & status asmatikus

-

-

10,474

7.


-

19,523

10,082

8.

-

-

9,212

9.

Kelainan dermatitis,eksim & papulosquama Penyakit pulpa dan jar. periapikal lainnya

11,941

14,390

7,670

10.

Kecelakaan Lalu Lintas

-

-

7,393

otot

dan


Berdasarkan pencatatan dan pelaporan yang dilaksanakan Rumah Sakit dapat diketahui sepuluh penyakit terbanyak berdasarkan kunjungan Rawat Inap Rumah Sakit Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2011. Penyakit terbanyak adalah diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu dan yang terendah adalah pnemonia. Berikut daftar penyakit terbanyak berdasarkan kunjungan Rawat Inap Rumah Sakit Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2011.

34

Tabel 3.3 Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan Rawat Inap di Rumah Sakit Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 No.

Nama Penyakit

Jumlah Pasien

Jumlah Pasien Keluar Mati

1,404

17

1.

Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu

2.

Penyakit Appendiks

782

-

3.


685

1

4.

Cedera YDT lainnya, YTT dan daerah badan multiple

662

11

5.

Demam tifoid dan paratifoid

546

2

6.

Demam Berdarah Dengue

517

4

7.

Demam yang sebabnya tidak diketahui

497

1

8.

Malaria

404

32

9.

Infeksi saluran nafas bagian atas akut lainnya

403

-

10.

Pneumonia

372

12


Berikut tabel sepuluh penyakit terbanyak berdasarkan kunjungan Rawat Jalan Rumah Sakit Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2011. Tabel 3.4 Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan Rawat Jalan di Rumah Sakit Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 No.

Nama Penyakit

Jumlah Kunjungan

1.


9,092

2.


4,361

3.

Penyakit Pulpa dan periapikal

3,170

4.

Hipertensi essensial

2,707

5.


2,680

6.

Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya

2,235

7.


2,109

8.

Gg. Refraksi dan akomodasi

1,922

9.

Konjungtivitis dan gangguan lain konjungtiva

1,767

10.


1,742


35

Berdasarkan tabel 3.4, penyakit terbanyak berdasarkan kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit Provinsi Kepulauan Riau adalah infeksi saluran nafas bagian atas akut lainnya dan yang terendah adalah gastritis dan duodenitis. 3.2.2 Status Gizi Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator antara lain Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita subur Kurang Energi Kronis (KEK) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB tersebut disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Angka berat badan dan dikonversikan

kedalam

bentuk

tinggi nilai

badan setiap

balita

standar (z-score) dengan

menggunakan baku antropometri WHO-NCHS tahun 2006.

36

Gambar 3.4 Status Gizi Balita Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Gizi Kurang, 4.69

Gizi Buruk; 0,90 Gizi Lebih ; 1,70

Gizi Baik; 95,78


Gambar 3.4 menggambarkan status gizi balita di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011. Dapat dilihat bahwa lebih dari 90% balita memiliki status gizi baik, sedangkan balita dengan status buruk hanya 0,90%. Status gizi balita menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 27. Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. BBLR merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011 adalah 1,50%. Persentase ini menurun bila di bandingkan 2 (dua) tahun terakhir yaitu 2,33% pada tahun 2008 dan 2,49% pada tahun 2009. Persentase BBLR menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 26. Berikut gambaran lengkap Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau 37

selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Gambar 3.5 Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2011 3,00 2,49 2,50

2,04 2,33

persentase

2,00 1,50

1,50 1,00 0,50 0,51 0,00 2007

2008

2009

2010

2011


3.2.3 Penyakit Menular 3.2.3.1

Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit (plasmodium) yang ditularkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendalian dan penurunan kasusnya merupakan komitmen internasional dalam MDG’s. Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil. Selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja.

38

Gambar 3.6 Angka Kesakitan Malaria (per 1.000) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2011 7,00 6,00 5,72

5,00 3,56

4,00 3,00

2,13

2,00

2,29 1,52

1,00 0,00 2007

2008

2009

2010

2011


Gambar diatas menunjukkan kecenderungan peningkatan angka kesakitan malaria (API) Provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu 4 (empat) tahun berturut-turut yaitu tahun 2008 (1,52), 2009 (2,29), 2010 (3,56) dan 2011 (5.72). Hal ini berarti terjadi peningkatan kasus malaria di kabupaten/kota. Kondisi geografis Kepulauan Riau yang sebagian besar wilayahnya merupakan

wilayah

perairan/rawa-rawa

menyebabkan

semua

kabupaten/kota di wilayah ini merupakan daerah endemis malaria. Faktor lain selain faktor lingkungan alam yang memegang peranan terhadap penyebaran penyakit malaria adalah lingkungan buatan manusia seperti adanya bekas galian tambang yang dibiarkan terbuka, selokan-selokan yang menggenang akan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk anopeles yang merupakan vektor penyebaran penyakit ini. Gerakan seluruh elemen masyarakat untuk perbaikan sanitasi lingkungan perlu ditingkatkan agar dapat menekan angka kejadian malaria di masyarakat. 39

3.2.3.2

TB Paru

Penyakit TB Paru dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TB Paru dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TB Paru. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TB Paru di dunia. Penyakit TB Paru adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Penyakit TB Paru biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium

tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TB Paru batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TB Paru dewasa. Millenium Development Goals (MDG’s) menjadikan penyakit TB Paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi target untuk dihentikan dan dicegah penyebarannya. Angka Insiden TB Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 adalah 55,30 per 100.000 penduduk, dengan persentase lebih banyak kasus TB Paru pada laki-laki (52,66%) bila dibandingkan dengan kasus pada perempuan (38,46%). Sedangkan Angka Kematian TB Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 adalah 1,4 per 100.000 penduduk, dengan persentase kematian laki-laki (61,54%) lebih besar dibandingkan dengan perempuan (38,46%). Gambaran lengkap TB Paru, dan gambaran TB Paru menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 10. 40

Angka penemuan BTA (+) Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011 mengalami peningkatan dari tahun 2010. Yang sebelumnya 920 kasus naik menjadi 1.033 kasus pada tahun 2011, dengan perbandingan 60,41% laki-laki dan 39,59% perempuan. Gambaran lengkap angka penemuan BTA (+) menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 11. Berikut gambar perbandingan jumlah kasus Tuberkulosis provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Gambar 3.7 Perbandingan Jumlah Kasus Tuberkulosis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007–2011 Jumlah kasus

6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0 Klinis Positif

2007 4.041 707

2008 5.320 592

2009 5.646 676

2010 5624 920

2011 3.184 1.033

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007–2011

Angka kesuksesan (Success Rate/SR) TB Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 adalah 74,60 dengan perbandingan 87,22 laki-laki dan 53,43 perempuan. Gambaran lengkap angka kesuksesan TB Paru menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 12. 3.2.3.3

HIV & AIDS

HIV merupakan singkatan dari “human immunodeficiency virus”. HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen41

komponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan

sistem

kekebalan

yang

terus-menerus,

yang

akan

mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. AIDS adalah singkatan dari “acquired immunodeficiency syndrome” dan menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV merupakan penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS. Jumlah kasus baru HIV adalah 730 orang dengan jumlah laki-laki 341 orang dan perempuan 389 orang. Jumlah kasus baru AIDS adalah 262 orang dengan jumlah 162 orang laki-laki dan 96 orang perempuan. Sedangkan jumlah kematian yang disebabkan oleh AIDS adalah 89 orang dengan pembagian 45 laki-laki dan 44 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran profil table 14. 3.2.3.4

Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit umum yang terjadi pada semua kelompok umur, dan merupakan penyebab utama kematian di antara orang tua dan orang-orang yang kronis dan sakit parah. Selain itu, adalah penyebab utama kematian pada anak di bawah lima tahun di seluruh dunia. Jumlah perkiraan penderita adalah 17.817 balita. Jumlah penderita yang ditemukan dan ditangani adalah 1.144 balita (6,4%) dengan rincian 538 laki-laki (5,9%) dan 461 perempuan (5,3%). Penemuan kasus Pneumonia pada balita dapat dilihat pada tabel 13. 42

Gambar 3.8 Kasus Pneumonia pada Balita di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007–2011 jumlah penderita (balita)

3500 3000

2876

2500 2000 1592

1500

1144

1000 1.592

491

500 0 2007

2008

2009

2010

2011

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007–2011

3.2.3.5

Kusta

Penyakit kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga Morbus Hansen, adalah sebuah penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Indonesia dikenal sebagai satu dari tiga negara yang paling banyak memiliki penderita kusta. Dua negara lainnya adalah India dan Brazil. Mekanisme penularan yang tepat belum diketahui. Beberapa hipotesis telah dikemukakan seperti adanya kontak dekat dan penularan dari udara. Dan diduga faktor genetika juga ikut berperan, setelah melalui penelitian dan pengamatan pada kelompok penyakit kusta di keluarga tertentu. Belum diketahui pula mengapa dapat terjadi tipe kusta yang berbeda pada setiap individu. Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di daerah endemik dengan kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang tidak memadai, air yang tidak bersih, asupan gizi yang buruk, dan adanya 43

penyertaan penyakit lain seperti HIV yang dapat menekan sistem imun. Pria memiliki tingkat terkena kusta dua kali lebih tinggi dari wanita. Kusta tipe Pausi Bacillary atau disebut juga kusta kering adalah bilamana ada bercak keputihan seperti panu dan mati rasa atau kurang merasa, permukaan bercak kering dan kasar serta tidak berkeringat, tidak tumbuh rambut/bulu, bercak pada kulit antara 1-5 tempat. Ada kerusakan saraf tepi pada satu tempat, hasil pemeriksaan bakteriologis negatif (-), Tipe kusta ini tidak menular. Sedangkan Kusta tipe Multi Bacillary atau disebut juga kusta basah adalah bilamana bercak putih kemerahan yang tersebar satu-satu atau merata diseluruh kulit badan, terjadi penebalan dan pembengkakan pada bercak, bercak pada kulit lebih dari 5 tempat, kerusakan banyak saraf tepi dan hasil pemeriksaan bakteriologi positif (+). Tipe seperti ini sangat mudah menular. Penanggulangan penyakit kusta telah banyak dilakukan dimanamana dengan maksud mengembalikan penderita kusta menjadi manusia yang

berguna,

mandiri,

produktif

dan

percaya

diri.

Metode

penanggulangan ini terdiri dari metode rehabilitasi yang terdiri dari rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial, rehabilitasi karya dan metode pemasyarakatan yang merupakan tujuan akhir dari rehabilitasi, dimana penderita dan masyarakat membaur sehingga tidak ada kelompok tersendiri. Ketiga metode tersebut merupakan suatu sistem yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.

44

Gambar 3.9 Jumlah Penderita Penyakit Kusta Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007–2011

83

68 45 24

33 17 6

2007 PEND PB

2008

2009

PEND MB

2010

5

5

9

2011

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2011

Jumlah penderita kusta di tahun 2011 tercatat sebanyak 5 penderita kusta PB, dan 9 penderita kusta MB. Pada tahun 2010 cenderung mengalami penurunan dibandingkan 3 (tiga) tahun sebelumnya. Jumlah penderita kusta PB tahun 2007 tercatat sebanyak 68 penderita, tahun 2008 sebanyak 24 penderita, tahun 2009 sebanyak 17 penderita, dan di tahun 2010 sebanyak 6 penderita. Sedangkan jumlah penderita kusta MB tahun 2007 sebanyak 45 penderita, tahun 2008 sebanyak 33 penderita, mengalami peningkatan di tahun 2009 sebanyak 83 penderita dan kembali turun di tahun 2010 sebanyak 5 penderita. Kedepannya diharapkan adanya sosialisasi dari tenaga kesehatan yang berkompeten kepada masyarakat tentang gejala penyakit kusta dan akibatnya bagi penderita. Dengan demikian di dapatkan deteksi dini terhadap kasus kusta dan penderita mendapatkan pengobatan tanpa mengalami cacat fisik.

45

3.2.3.6

Frambusia

Frambusia disebut

juga patek atau puru,

disebabkan oleh

Treponema pertenue, dan hanya terdapat di daerah tropis yang tinggi kelembabannya serta pada masyarakat dengan sosio-ekonomi rendah. Penyakit ini menyerang kulit umumnya di tungkai bawah, bentuk destruktif menyerang juga tulang dan periosteum. 3.2.4 Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) 3.2.4.1

Tetanus Neonatorum

Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus yang disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) yang menyerang sistem saraf pusat. 3.2.4.2

Campak

Penyakit Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, ditandai dengan demam, batuk, pilek, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak pra sekolah dan anak-anak SD, meskipun tidak menutup kemungkinan menyerang orang dewasa yang belum pernah terkena penyakit ini. Jika orang sudah terkena campak maka sepanjang hidupnya tidak akan terkena penyakit ini lagi. Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Namun untuk pencegahan biasanya diberikan vaksin campak rutin kepada anak-anak. 3.2.4.3

Difteri Difteri adalah penyakit saluran pernafasan atas ditandai dengan

sakit tenggorokan, demam rendah, dan membran patuh (sebuah 46

pseudomembran) pada amandel, faring, dan / atau rongga hidung. Suatu bentuk ringan dari difteri dapat dibatasi pada kulit. Difteri adalah penyakit menular menyebar melalui kontak fisik langsung atau sekresi pernapasan aerosol dari individu yang terinfeksi. 3.2.4.4

Polio dan AFP (Acute Flacid Paralysis/Lumpuh Layu Akut) Seringkali kita salah memahami istilah lumpuh layu. Kebanyakan

masyarakat kita berpendapat bahwa lumpuh layu atau keadaan dimana persendian tidak dapan digerakkan sebagaimana seharusnya adalah polio. Lumpuh layu adalah sebuah penyakit dimana persendian tiba-tiba tidak dapat digerakkan, bisa menyebabkan polio tapi belum tentu polio. Lumpuh layu bisa disebabkan oleh penyakit lain, demam misalnya. Si penderita yang tiba-tiba mengidap lumpuh layu, harus segera diperiksa fesesnya ke laboratorium untuk mengetahui adakah bibit penyebab polio di dalam tubuhnya. Polio bisa menyebabkan kelumpuhan permanen bahkan kematian yang sampai sekarang sulit untuk diobati. 3.2.5 Penyakit Potensial KLB/Wabah 3.2.5.1

Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam berdarah termasuk salah satu jenis penyakit yang cukup

berbahaya bagi kehidupan masyarakat. Penyakit demam berdarah disebabkan oleh salah satu jenis virus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus penyebab demam berdarah adalah virus dengue, yang dapat menyebabkan menurunnya kadar trombosit pada tubuh manusia. Apabila seseorang yang terinfeksi virus dengue tidak segera diobati akan mengakibatkan pecahnya pembuluh kapiler darah 47

sehingga akan menyebabkan kematian. Demam berdarah dapat dicegah dengan memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti) dengan cara melakukan PSN (Pembersihan Sarang Nyamuk). Upaya ini merupakan cara yang terbaik, ampuh, murah, mudah dan dapat dilakukan oleh masyarakat, dengan cara sebagai berikut : 1. Bersihkan (kuras) tempat penyimpanan air (seperti bak mandi/WC, drum dan lain-lain) sekurang-kurangnya seminggu sekali. Gantilah air di vas bunga, tempat minum burung, perangkap semut dan lain-lain sekurang-kurangnya seminggu sekali. 2. Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air. 3. Kubur dan buanglah pada tempatnya barang-barang bekas yang dapat menampung air, agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk. 4. Jangan menggantung baju bekas pakai (nyamuk sangat suka bau manusia). 5. Pengasapan (disebut fogging) hanya dilakukan bila dijumpai penderita yang dirawat atau meninggal. 6. Untuk tempat air yang sulit atau tidak mungkin dikuras, taburkan bubuk ABATE ke dalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali. 3.2.5.2

Diare Diare dapat diartikan suatu kondisi buang air besar yang tidak

normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari 48

terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus. Penyebab timbulnya diare adalah gangguan makanan yang tidak dapat diserap dan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Akibat dari diare adalah kehilangan air dan elektrolit yang mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan gizi, hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah. 3.2.5.3

Filariasis Filariasis atau yang sering kita sebut dengan Penyakit Kaki Gajah

adalah penyakit infeksi yang bersifat menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantung buah zakar, payudara dan kelamin wanita.

49

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Visi pembangunan kesehatan yang ingin dicapai oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau adalah terwujudnya Kepulauan Riau Sehat yang mengandung makna suatu kondisi yang merupakan gambaran masyarakat Provinsi Kepulauan Riau dimasa depan, ditandai dengan penduduknya yang dapat menjangkau dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan berkeadilan, berperilaku hidup bersih dan sehat, hidup dalam lingkungan yang sehat serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perumusan

visi

ini

didasarkan

pada

(1)

Dasar-dasar

pembangunan kesehatan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 dan Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009 yaitu : (a) Perikemanusiaan; (b)

Pemberdayaan

Pengutamaan

dan

dan

Kemandirian;

Manfaat;

(2)

(c)

Rencana

Adil

dan

Merata;

Pembangunan

(d)

Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2010. Untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau sebagaimana dijabarkan dalam Rencana Strategis (Renstra)

Dinas

Kesehatan

Provinsi

Kepulauan

Riau

dengan

melaksanakan beberapa misi. Misi yang pertama adalah Meningkatkan Kinerja dan Mutu Pelayanan Kesehatan. Peningkatan kinerja dan mutu pelayanan

kesehatan

dilakukan

melalui

pengembangan

kebijakan

manajerial dan teknis serta pedoman dan prosedur kerja yang dapat 50

dijadikan landasan bertindak. Disamping itu dilakukan pula fasilitasi pengembangan sarana prasarana dan sumber daya kesehatan baik tenaga, biaya maupun obat dan perbekalan kesehatan bagi para pelaku pembangunan kesehatan. Dengan peningkatan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan diharapkan upaya kesehatan dapat terselenggara dengan baik, dapat dicapai (accesible) dan dapat dijangkau (affordable) oleh segenap kalangan masyarakat serta terjamin mutunya (quality). Misi yang kedua adalah dengan melakukan pemberdayaan diharapkan masyarakat termasuk swasta dapat berpartisipasi aktif dalam melayani (to serve), melaksanakan advokasi (to advocate), serta mengkritisi

(to watch) pembangunan kesehatan baik secara individu,

kelompok maupun bersama masyarakat luas. Dinas kesehatan Provinsi juga

memfasilitasi

kabupaten/kota

dalam

rangka

pengembangan

kapasitas (capacity building), pengembangan sistem kesehatan daerah dan dukungan sumber daya kesehatan. Disamping berperan dalam pembinaan dan pengembangan pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi melakukan pula pembangunan kesehatan berskala Provinsi. Dalam misi ketiga ini Provinsi melaksanakan kegiatan antara lain pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin,

penanggulangan

masalah

kesehatan

akibat

bencana,

penanggulangan penyakit menular dan gangguan gizi, promosi kesehatan, kesehatan rujukan dan pelayanan kesehatan didaerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan pendayagunaan tenaga kesehatan.

51

Misi

yang

terakhir

adalah

menyelenggarakan

manajemen

kesehatan yang efektif. Dengan terciptanya manajemen yang dinamis dan akuntabel

diharapkan

fungsi-fungsi

administrasi

kesehatan

dapat

terselenggara secara efektif dan efisien yang didukung oleh sistem informasi serta hukum kesehatan. Pelaksanaan Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tersebut untuk tahun 2009 akan dijabarkan dalam uraian ini. Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, indikator MDG’s kesehatan,

serta upaya pelayanan

kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota. 4.1

PELAYANAN KESEHATAN DASAR Pelayanan

kesehatan

dasar

meliputi

pelayanan

kesehatan

perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan perorangan memulihkan

yang

ditujukan

kesehatan

untuk

menyembuhkan

perseorangan

dan

penyakit

keluarga.

dan

Selanjutnya

pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat. Pemerintah daerah bertugas menyelenggarakan

pelayanan

kesehatan secara bertanggung jawab, aman, bermutu dan merata serta 52

nondiskriminatif. 4.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan

dengan

pelayanan

antenatal,

persalinan,

nifas

dan

perawatan bayi baru lahir yang diberikan disemua jenis fasilitas pelayanan kesehatan. 4.1.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4) Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada ibu hamil untuk memelihara kehamilannya yang dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Tujuan pelayanan antenatal adalah mengantarkan ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan memperoleh bayi yang sehat, mendeteksi dan mengantisipasi dini kelainan kehamilan dan deteteksi serta antisipasi dini kelainan janin. Petunjuk teknis pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota disebutkan bahwa pelayanan antenatal meliputi 7T yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, nilai status imunisasi TT, dan memberikan Tablet Fe (tablet tambah darah), temu wicara dan test laboratorium sederhana. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat pada cakupan K1 dan K4. K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal yang dilakukan pada trisemester pertama kehamilan. Selanjutnya K4 adalah kunjungan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal minial 4 kali, yaitu 1 kali 53

pada trisemester pertama kehamilan, 1 kali pada trisemester kedua kehamilan dan 2 kali pada trisemester ketiga. Pelayanan antenatal (K4) di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011 adalah 85,41%. Angka ini lebih rendah dari target nasional berdasarkan SPM yaitu 90%. Pencapaian cakupan K4 pada tahun 2011 lebih baik dari tahun sebelumnya. Berikut ditampilkan kecenderungan cakupan K1 dan K4 Provinsi Kepulauan Riau Gambar 4.1 Cakupan K1 dan K4 Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007–2011 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

95,18

90,21

88,13

88,50

88

79,00

79,90

77,96

80,98

85,41

K1 K4

2007

2008

2009

2010

2011

Sumber : Data Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011

Sedangkan cakupan K1 dan K4 menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar berikut.

54

Gambar 4.2 Cakupan K1 dan K4 Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 120 100

100,48

95,08 90,29

96,21

95,39

90,28

89,4

84,18

80

96,54 83,12

83,12

85,88 77,3

70,88 60 K1 K4

40 20 0


Gambar 4.2 menunjukkan bahwa kabupaten/kota dengan cakupan K4 tertinggi adalah kabupaten Bintan (100.48%) .Sedangkan kabupaten dengan cakupan K4 terendah adalah Natuna (70.88%). 4.1.1.2 Pertolongan Persalinan Kompetensi Kebidanan

oleh

Tenaga

Kesehatan

dengan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan adalah persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Tenaga kesehatan yang kompeten yang dimaksud antara lain dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2011 adalah sebanyak 111,38% dari sasaran ibu bersalin, angka ini cenderung meningkat dari tahun-tahun sebelumnya dan sudah mencapai target SPM tahun 2010 yaitu 90%. Cakupan ini 55

cenderung sama dengan hasil Riskesdas 2010 yaitu 97,2%. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan telah mencapai hasil dari rata-rata nasional, bila dibandingkan dengan target MDG’s, persalinan oleh tenaga kesehatan juga telah mencapai target yang telah ditetapkan. Gambar 4.3 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007–2011 120 111,38 100

98,54

97,75 85,96

80,79

80 60 40 20 0 2007

2008

2009

2010

2011


Persalinan oleh tenaga kesehatan tertinggi adalah di kota Batam (124.66%) sedangkan yang terendah adalah di kabupaten Lingga (79.64%). Gambaran persalinan oleh tenaga kesehatan di kabupaten/kota adalah sebagai berikut.

56

Gambar 4.4 Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 140

124,66

120 100

87,84

95,5

105,12

97,97 79,64

80

79,49

60 40 20 0 Karimun

Bintan

Natuna

Lingga

Batam

Tanjungpinang Kep. Anambas


4.1.1.3 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari paska persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan minimal 3 kali dengan distribusi waktu yang telah ditentukan. Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 7 hari, kunjungan nifas ke dua (KF2) dilakukan minggu kedua setelah persalinan dan kunjungan nifas ketiga (KF3) dilakukan minggu keenam setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan dilakukan bersamaan pada kunjungan bayi (KB1) Cakupan pelayanan nifas pada tahun 2011 di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 76.58%. Angka cakupan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu sebesar 60.74%. 57

Gambar 4.5 Kunjungan Ibu Nifas (KF2) di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007–2011 120 100

98,54

80

76,58 67,02

60

60,74

58,17

40 20 0 2007

2008

2009

2010

2011


Pelayanan kesehatan tertinggi adalah Kota Tanjungpinang (110.51%) dan terendah adalah kota Batam (66.38%). Berikut cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas di kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau.

58

Gambar 4.6 Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF2) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 110,51

120 100

90,05 77,88

80

72,68

81,74

78,61

76,58

66,38

60 40

Nifas

20 0


Gambar 4.7 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil dengan Komplikasi Kebidanan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

Series1


4.1.1.4 Kunjungan Neonatal Bayi sampai umur kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan 59

yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0–7 hari (KN1) dan satu kali pada umur 8–28 hari (KN2). Cakupan KN2 Provinsi Kepulauan Riau

pada tahun 2011 adalah

sebesar 63.16%. Cakupan KN2 mengalami penurunan dibandingkan angka lima tahun sebelumnya. Gambar 4.8 Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2) di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007–2011 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

85,68

79,42

74,73

2007

2008

68,90

2009

2010

63,16

2011


60

Gambar 4.9 Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 120,00 100,00

97,86

96,68 86,53

85,89

89,62

80,00

63,16

57,53

60,00

49,40

40,00

Total KN

20,00 0,00


Pada gambar 4.9 diketahui bahwa kabupaten/kota dengan cakupan tertinggi adalah kabupaten Lingga (97.86%), terendah adalah kota Batam (49.40%). 4.1.1.5 Pelayanan Kesehatan Pada Bayi

Persentase kunjungan bayi

Gambar 4.10 Cakupan Kunjungan Bayi di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 - 2011 85,68

90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

69,65 60,92

2007

2008

56,99

2009

61,32

2010

2011

Sumber : Data Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011 61

Gambar 4.11 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 140,00 115,21

120,00

97,74

100,00

92,27

82,68

71,28

80,00

69,65

64,77

60,00 40,00 20,00

2,33

0,00


4.1.1.6 Pelayanan Kesehatan Pada Balita Gambar 4.12 Cakupan Kunjungan Balita Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

68,74 44,88

51,20

44,34

42,25

25,52 0,17

0,00


4.1.1.7 Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat Kesehatan

sekolah

diselenggarakan

untuk

meningkatkan

kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat 62

sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Upaya kesehatan sekolah diselenggarakan melalui sekolah formal dan informal atau melalui lembaga pendidikan lain. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang selama ini mulai di tinggalkan, perlu di aktifkan kembali mengingat UKS memiliki kontribusi yang positif dalam peningkatan pelayanan kesehatan di sekolah. Gambar 4.13 Cakupan Persentase Siswa SD/MI yang diperiksa kesehatannya Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2011 60,00 50,00

51,53

42,00

Persentase

40,00

42,25

29,74 30,00

21,74

20,00 10,00 0,00 2007

2008

2009

2010

2011


Cakupan persentase siswa SD/MI yang diperiksa kesehatannya pada tahun 2011 adalah 45,25%, cakupan ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 21,74%. Cakupan tahun 2011 tersebut masih jauh dibawah target SPM 2010 sebesar 100%. Cakupan persentase tertinggi

siswa

SD/MI

yang

diperiksa

kesehatannya

menurut

kabupaten/kota adalah Kabupaten Bintan (68,74%).

63

Gambar 4.14 Cakupan siswa SD/MI yang diperiksa kesehatannya menurut kabupaten/kota Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

68,74 44,88

51,20 44,34

42,25

25,52 0,17

0,00


Cakupan persentase tertinggi siswa SD/MI yang diperiksa kesehatannya

menurut

kabupaten/kota

adalah

Kabupaten

Bintan

(68,74%). 4.1.2 Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Usia subur wanita biasanya antara 15 – 49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur

jumlah

kelahiran

atau

menjarangkan

kelahiran

maka

wanita/pasangan pada usia tersebut diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB. Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan alat/cara KB secara aktif di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011 adalah sebanyak 67.12%. Distribusi cakupan KB aktif menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar berikut. 64

Gambar 4.15 Cakupan Persentase KB Baru dan KB Aktif Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

78,45

75,08

69,67

68,26

66,51

9,75

67,12

60,15

59,52

14,58

KB Baru KB Aktif

23,96

17,76 9,58

8,86

7,42

1,32


Penggunaan alat KB metode suntik masih merupakan cara yang dominan dipakai oleh peserta KB. Lebih dari separuh (50,94%) peserta KB Aktif mengggunakan jenis kontrasepsi suntik. Selain itu, sekitar 34,22% peserta KB Aktif menggunakan Pil. Gambar 4.16 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi 3,67 5,98

0,07

0,44 4,67

34,22 50,94

IUD MOP MOW IM PLAN SUNTIK PIL KON DOM

Sumber : Data Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011 65

4.1.3 Pelayanan Imunisasi Penyakit menular yang mematikan seperti difteri, tetanus, hepatitis C, influenza, thyphus, radang selaput otak, radang paru-paru dan banyak lainnya dapat menyerang seluruh golongan umur. Beberapa penyakit menular yang mematikan seperti yang disebut sebelumnya ternyata dapat dicegah melalui imunisasi. Untuk itu, salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital adalah melalui imunisasi. Ada dua macam jenis imunisasi yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan datau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh membentuk antibody sendiri. Contoh adalah imunisasi Polio atau imuniasai Campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibody, sehingga kadar antibody dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. 4.1.3.1 Imunisasi Dasar Pada Bayi Imunisasi dasar pada bayi meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio dan 4 Dosis Hepatitis B dan 1 dosis campak. Diantara penyakit pada anak yang dapat dicegah dengan vaksin, campak adalah penyakit yang paling mematikan. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita. Pemerintah sangat mendorong meningkatnya cakupan pemberian imunisasi campak. Bahkan dari beberapa tujuan yang disepakati dalam pertemuan dunia mengenai anak, salah satunya adalah mempertahankan 66

cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Diseluruh Negara ASEAN dan SEARO, imunisasi Campak diberikan pada bayi umur 9–11 bulan dan merupakan imuniasi terakhir yang diberikan kepada bayi diantara imunisasi wajib lainnya (BCG, DPT, Polio, Hepatitis dan Campak). Data tahun 2009 menunjukkan bahwa cakupan imunisasi campak di Provinsi Kepulauan Riau telah mencapai target nasional yaitu sebesar 97,04 % dimana terdapat peningkatan setiap tahunnya seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.

cakupan imunisasi campak

Gambar 4.17 Trend Cakupan Imunisasi Campak di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

86,70

90,08

92,13 94,04

66,81

2007

2008

2009

2010

2011


4.1.3.2 Imunisasi pada Ibu Hamil Persalinan yang tidak steril akan memicu resiko ibu maupun bayi terkena tetanus. Didaerah terpencil, masih banyak

calon ibu yang

bersalin jauh dari kondisi steril. Hal ini menjadikan resiko menderita tetanus di daerah terpencil sangat tinggi. 67

Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi bakteri Clostridium

tetani. Tetanus bias menyerang bayi (Tetanus Neonatorum) yang ditularkan melalui ibunya yang terinfeksi Tetanus atau pada saat persalinan. Program untuk menurunkan kejadian tetanus salah satunya adalah

Maternal and Neonatal Tetanus Ekimination (MNTE). Program ini dilaksanakan dengan tujuan mengeliminasi Tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu hamil. Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi Tetanus Neonatorum

dan Maternal adalah pertolongan

persalinan yang aman dan bersih, cakupan imunisai rutin yang tinggi dan merata serta melaksanakan surveilans. Ibu yang menerima vaksin selama kehamilan sudah memberikan perlindungan untuk bayinya yang tentu saja akan mengurangu resiko terkena tetanus. Perlindingan tersbut cukup untuk masa dua bulan setelah kelahiran dimana bayi akan mendapat imunisasi kombinasi. Pemberian imunisasi ini sebagai bagian dari program rutin imunisasi pemerintah untuk mencegah Difteri, Batuk rejan dan Tetanus.

68

Gambar 4.18 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten Kota Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011 56,80

60,00 50,00

55,67 49,37

45,53

48,75

40,00 30,00

30,34

27,83 22,80

20,00 10,00 0,00


Cakupan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid pada WUS (TT2) di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2011 adalah sebesar

48,75%.

Berdasarkan data diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa pemberian imunisasi TT2 di seluruh kabupaten/kota masih sangat rendah. 4.2.

PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah

peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, cakupan pelayanan gawat daruratan dan lain-lain. 4.2.1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari beberapa aspek yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan

kesehatan

dirumah

sakit

yang

dipantau

antara

lain 69

pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari perawatan (Length Of Stay/LOS, rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn

Over/BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn Of Interval/TOI), Persentase pasien keluar yang meninggal (Gross Death Rate/GDR, dan persentase pasin yang meninggal >48 jam perawatan (Net Death Rate/NDR). Gambar 4.19 BOR Rumah Sakit di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 100,00 50,00 0,00

71,00

62,06 61,73 60,96 45,40 39,77 37,89 33,45

32,38

30,56

30,36

22,20 0,48


Berikut data rumah sakit berdasarkan Jumlah Tempat Tidur, BOR, LOS dan TOI di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011.

70

Tabel 4.1 Indikator Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit di Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 NO (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

NAMA RUMAH SAKIT (2) RSUD Karimun RS Bakti Timah RSU PROP. KEPRI RSUD Natuna RS TNI AU Natuna RSL Lingga RSUD DABO RSUD Embung Fatimah RS. Otorita Batam Awal Bros Budi kemulyaan Harapan Bunda St. Elizabeth Camantha Sahidya Charis Medica Permata Hati Graha Hermin Kasih Sayang Ibu Mutiara Aini Nuruddiniyyah Pelita Medical Centre RSUD Tanjungpinang RSAL RSL Palmatak JUMLAH (PROVINSI)

JUMLAH TMP TIDUR

BOR

LOS

TOI

(3) 157 36 77 89 10 30 55 107 204 183 257 75 129 86 95 NA 25 NA 25 NA NA 159 153 15 1.967

(4) 45,40 39,77 33,45 NA 32,38 37,89 30,36 61,73 NA 22,20 60,96 0,48 71,00 NA NA NA NA NA NA NA NA 30,56 62,06 26,68

(5) 4,04 2,74 3,46 NA 3,37 2,69 2,73 5,47 NA 2,78 2,43 0,03 12,61 NA NA NA NA NA NA NA NA 3,71 3,39 2,45

(6) 4,85 4,14 10,85 6,88 192,11 7,03 4,41 6,26 3,39 9,56 9,76 1,55 5,70 5,15 10,14 NA NA NA NA NA NA 6,70 8,44 2,07 6,74


71

4.2.2. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat Tujuan penyelenggaraan Jamkesmas yaitu

untuk meningkatkan

akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarkat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara evektif dan efisien. Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu melahirkan, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta penurunan angka kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin secara umum. Kegiatan pelayanan Jamkesmas merupakan program nasional dengan Pedoman pelaksanaan yang telah diatur dalam Kepmenkes Nomor

906/MENKES/PER/V/2011

tentang

Pedoman

Pelaksanaan

Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Dalam pedoman tersebut disebutkan

mengenai

tatalaksana

penyelenggaraan,

pelayanan

kesehatan,

tatalaksana

kepesertaan,

tatalaksana

pendanaan,

pengorganisasian serta pemantauan dan evaluasi program. Dalam Kepmenkes tersebut juga ditetapkan jumlah masyarakat miskin dan tidak mampu per Provinsi/kabupaten/kota untuk jaminan kesehatan masyarakat tahun 2011. Untuk Provinsi Kepulauan Riau ditetapkan 73.679 rumah tangga miskin dengan jumlah anggota rumah tangga miskin sebanyak 277.589 jiwa. Dengan demikian, dalam tiga tahun terakhir tidak ada peningkatan jumlah

masyarakat miskin dan tidak

mampu untuk jaminan kesehatan masyarakat. Berikut distribusi rumah tangga miskin dan jumlah anggota rumah tangga miskin menurut kabupaten/kota.

72

Tabel 4.2 Jumlah Masyarakat Miskin Dan Tidak Mampu Menurut Kabupaten/Kota untuk Jaminan Kesehatan Masyarakat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 No.

Kabupaten/kota

(1)

(2)

Jumlah rumah tangga miskin

Jumlah anggota rumah tangga miskin

(3)

(4)

1.

Karimun

7.717

30.373

2.

Bintan

10.211

37.568

3.

Natuna

8.820

31.136

4.

Lingga

7.147

24.792

5.

Batam

33.408

127.732

6.

Tanjungpinang

6.376

25.988

7.

Kep.Anambas

(gabung Natuna)

Provinsi

73.679

277.589

Sumber : Seksi Jamkesmas Dinkes Prov. Kepri Tahun 2011

Kepesertaan Jamkesmas 2011 mengacu pada data BPS 2008 yang selanjutnya ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Baseline data kepesertaan tahun 2011 menggunakan data BPS ditambah dengan data daerah sesuai dengan updating sampai memenuhi kuota 2011 yang ditetapkan. Pada tahun 2011 diluncurkan Jaminan Persalinan yaitu jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir. Berikut gambaran realisasi Jamkesmas dan Jampersal di Provinsi Kepulauan Riau.

73

Tabel 4.3 Realisasi Dana Jamkesmas dan Jampersal Dinas Kesehatan Kab/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 NO KAB/KOTA ALOKASI DANA REALISASI % (1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1

Kota Tanjungpinang

Rp.872.190.00,-

Rp.121.499.000,-

14%

2

Kota Batam

Rp.4.378.728.000,-

Rp.145.245.000,-

3%

3

Kab. Karimun

Rp.997.318.000,-

Rp.239.416.900,-

24%

4

Kab. Lingga

Rp.519.466.000,-

Rp.206.642.000,-

40%

5

Kab. Bintan

Rp.832.715.221,-

Rp.358.781.500,-

43%

6

Kab. Anambas

Rp.224.844.751,-

_

_

7

Kab. Natuna

Rp.428.103,902,-

Rp.37.027.800,-

9%

Sumber : Seksi Jamkesmas Dinkes Prov. Kepri Tahun 2011

Berdasarkan data diatas disimpulkan bahwa realisasi penggunaan anggaran Jamkesmas dan Jampersal di Provinsi Kepulauan Riau masih sangat rendah. Permasalahan yang mengakibatkan rendahnya realisasi tersebut antara lain karena masih ada pasien yang diharuskan membeli obat diluar RS dengan alasan tidak tersedianya obat yang diresepkan di apotik RS, dokter menuliskan diagnosa penyakit dengan istilah sendiri sehingga tidak dapat diverifikasi berdasarkan data INA CBGs, pengiriman laporan pelayanan Jamkesmas di RS PPK Jamkesmas ke Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau masih sering terlambat, masih ada penolakan praktek swasta terhadap pasien yang menggunakan Jampersal karena tarif yang terlalu rendah, oknum pegawai di RS PPK Jamkesmas masih ada yang belum mengetahui adanya program Jampersal di RS tersebut, serapan dana Jampersal oleh sebagian RS Kab/Kota masih kecil karena anggaran Jamkesda Kab/Kota lebih besar tarif persalinan dari pada tarif Jampersal.

74

4.3

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT

4.3.1 Pengendalian Penyakit Polio Program Eradikasi Polio secara global (Global Polio

Eradication

Inititative) adalah program WHO yang bukan hanya sekedar untuk mencegah terjadinya polio, melainkan mempunyai arti yang lebih luas lagi yaitu menghentikan terjadinya transmisi vieus Polio liar di seluruh dunia. Pengertian eradikasi polio adalah apabila tidak ditemukan virus polio liar

indigenous selama 3 tahun berturut-turut di suatu region yang dibuktikan dengan surveilanse AFP yang sesuai standar sertifikasi. Di Indonesia, selama 10 tahun terakhir tidak ditemukan kasus AFP yang disebabkan oleh virus Polio liar. Surveilans AFP di Indonesia dialksanakan pertengahan tahun 1995.

Upaya pencegahan dan

pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi Polio.

Upaya

ini

juga

ditindaklanjuti

dengan

kegiatan

surveilans

epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis

(AFP) kelompok umur <15 tahun dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan specimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. 4.3.2 Pengendalian TB Paru Tujuan utama pengendalian TB Paru adalah menurunkan insidens TB Paru pada tahun 2015, menurunkan prevalensi TB Paru dan angka kematian TB Paru menjadi setengahnya pada tahun 2015 dibandingkan rahun 1990. Tujuan utama selanjutnya adalah sedikitnya 70 % kasus TB Paru BTA+ terdeteksi dan diobati melalui program DOTS (Directly 75

Observed Treatment Shortcource Chemotherapy) atau pengobatan TBParu dengan pengawasan langsung oleh Pengawas menelan Obat (PMO) dan tujuan yang terkhir adalah sedikitnya 85% tercapai success rate. Berikut gambaran penanganan TB-Paru berdasarkan kabupaten/kota. Gambar 4.20 Persentase Kesembuhan TB Paru Berdasarkan Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 120,00 100,00

100,00 80,91

88,46

85,38

80,00

81,48

74,60

63,17

60,00 40,00

29,82

20,00 0,00


Dengan demikian, angka succes rate provinsi (74,60%) belum mencapai target nasional (>85%). Kabupaten/Kota yang telah mencapai target antara lain Natunam Tanjungpinang dan Bintan. Sedangkan yang perlu perhatian khusus adalah Lingga. Berdasarkan data yang diperoleh dari fasilitas kesehatan ditemukan bahwa keberhasilan pengobatan lebih banyak terjadi pada laki-laki (87,22%) dibandingkan pada perempuan (53,43%).

76

Gambar 4.21 Persentase Kesembuhan TB Paru Gender Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

P; 53,43%

L; 87,22%


4.3.3 Pengendalian Penyakit ISPA ISPA menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi. Selama beberapa tahun terakhir, ISPA juga menjadi penyakit tertinggi pada kunjungan puskesmas yang ada di seluruh kabupaten/kota. ISPA masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting. Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi ISPA dalam 2 golongan yaitu Pneumonia dan yang bukan Pneumonia. Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus

ditatalaksanakan

sesuai

standar,

dengan

demikian

angka

penemuan kasus ISPA juga menggambarkan penata-laksanaan kasus ISPA. Data penemuan dan penanganan kasus Pnemonia Balita dihitung berdasarkan angka penemuan dan penanganan dibandingkan sasaran jumlah balita yang ada menurut Kabupaten/Kota.

77

Berikut gambaran penanganan Pneumonia pada balita yang dilaporkan menurut kabupaten/kota. Gambar 4.22 Penemuan Kasus dan Penanganan Pneumonia Balita Berdasarkan Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 25,00 21,22 20,00 15,00 10,00

7,41

6,03

6,42

5,30 3,26

5,00 0,00

0,21

0,00


Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa angka penemuan dan penanganan Pnemonia Balita di seluruh Kabupaten/Kota yang ada dalam wilayah Provinsi Kepulauan Riau masih sangat rendah (6,42%). 4.3.4 Pengendalian Penyakit HIV/AIDS dan PMS Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok beresiko penderita Penyakit Menular Seks (PMS) seperti Wanita Penjaja Seks (WPS), penyalah guna obat dengan suntikan (IDUs), penghuni Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) atau sesekali dilakukan penelitian pada kelompok beresiko rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya. 78

Kebijakan Pemerintah Daerah dalam rangka pengendalian HIV dan AIDS salah satunya adalah dengan penetapan regulasi tentang pengendalian HIV dan AIDS si Provinsi Kepulauan Riau, antara lain Program HIV masuk dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, Diterbitkannya Perda Pemprov Kepri No. 15 Tahun 2007 tentang tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS, Diterbitkannya SK Walikota Batam No. 107/HK/V/2008 ttg Pembentukan Tim Pengawas Pelaksanaan Kewajiban Memeriksa secara Berkala Bagi WPS dan Pemakaian Kondom Bagi Pelanggannya, Diterbitkannya SK Walikota Tanjungpinang No. 294 thn 2010 tentang Tim Pengawas Pelaksanaan Pemeriksaan Berkala Bagi Pekerja Hiburan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Bagi Pelanggannya. Diterbitkannya SK Bupati Bintan No. 287/X/2005 ttg Pemeriksaan Wajib Berkala Bagi WPS dan Penggunaan Kondom 100%. Tindak lanjut dari kebijakan pemerintah tersebut dijalankan oleh seluruh sektor antara lain pembentukan layanan HIV dan AIDS, serta pelaksanaan program pengendalian HIV dan AIDs di lingkungan SKPD Provinsi Kepulauan Riau.

79

Tabel 4.4 Layanan Penanggulangan HIV/AIDS Di Prov. Kepri tahun 2011 No KLINIK LAYANAN JUMLAH KAB/KOTA TEMPAT LAYANAN LAYANAN (1) (2) (3) (4) (5) 1 MMT (Methadone 1 Kota Batam RSUD Batam “EMBUNG Maintenance FATIMAH” Treatment) 2 VCT (Voluntary 9 Kota Batam RSBK”CASPER” Counselling and RSUD BATAM”CITRA” Testing) RS.ELISABETH “Santa Livina” Kabupaten Bintan Kota Tanjungpinang

3 IMS (Infeksi Menular Sexual)

5

Kabupaten Natuna Kabupaten Karimun Kota Tanjungpinang Kota Batam

Kabupaten Karimun Kabupaten Bintan 4.

5.

CST (Care,Support & Treatment)

PMTCT ( Prevention Mother To Child Transmition

RSUP Tanjung Uban “Edelweys” PKM Toapaya”SEDAP MALAM” RSUD Tg.Pinang”KEMUNING” PKM PANCUR “FLAMBOYAN” Puskesmas Ranai “SAHABAT” RSUD Karimun”SEHATI” PKM Tg.Pinang”IMS FLAMBOYAN” PKM Batu Aji”IMS SEDAP MALAM” PKM Lubuk Baja PKM TEBING “IMS Villa Garden” PKM Toapaya (Batu 24) IMS SRI INDAH” RSBK RSUD Embung Fatimah RS.ELISABETH

6

Kota Batam

3

Kota Tg.Pinang Kab. Bintan Kab. Karimun Kota Batam

RSUD Tg.Pinang RS.Tanjung Uban RSUD.Karimun RSBK

Kota Tg.Pinang Kab. Karimun

RSUD Tg.Pinang RSUD Karimun


80

4.3.5 Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa di Indonesia. Kejadian DBD pada tahun 2007 masih tercatat hanya berasal dari 4 kabupaten/kota (Kota Batam, Kota Tanjung Pinang, Kabupaten Karimun, dan Kabupaten Bintan) sementara Kabupaten Lingga dan Natuna (termasuk Anambas) belum ada terdeteksi adanya kejadian DBD. Pada tiga tahun terakhir, Kasus DBD sudah terjadi di seluruh kabupaten/Kota. Gambar 4.23 Trend Kasus DBD menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 - 2011 1200 1000 800 600 400 200 0 Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Kep. Anambas

2009 143 142 0 0 1124 312 3

2010 143 221 47 0 759 278 5

2011 117 104 1 5 636 189 0

Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Kep. Anambas


81

4.3.6 Pengendalian Penyakit Malaria Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau. Penyakit ini endemis di seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Penderita Malaria yang diobati merupakan persentase penderita tersangka malaria dan/atau positif Malaria yang datang

ke sarana

kesehatan, diobati sesuai pengobatan standar dalam kurun waktu satu tahun. 4.3.7 Pengendalian Penyakit Kusta Penyakit kusta adalah penyakit menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae). Penyakit tersebut sering menyerang syaraf tepi dan kulit. Penularan kusta secara pasti belum diketahui. Sebagian besar ahli berpendapat kusta dapat menular melalui udara dan dengan adanya kontak kulit dengan kulit penderita yang berlangsung lama. Kusta yang menular adalah kusta tipe basah yang belum mendapat pengobatan. Masa inkubasinya berlangsung lama, rata-rata 2-5 tahun bahkan bisa mencapai 40 tahun. Penyakit ini merupakan penyakit yang sudah lama ada di dunia. Rasa takut kusta masyarakat sangat tinggi karena penderita kusta tanpa pengobatan mengakibatkan cacat yang mengerikan. Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang mendapat perhatian serius dari pemerintah. Proses penularannya berlangsung lama, namun penyakit ini bisa disembuhkan tergantung dari tipe penyakit dan cepatnya penemuan. Ada dua jenis penyakit kusta yaitu Paucibacillary (PB) dan Multibacillary (MB). Jenis PB memerlukan waktu pengobatan 6 bulan 82

sedangkan MB memerlukan waktu pengobatan 12 bulan. Bila kasus ditemukan masih dalam keadaan dini maka pengobatannya mudah dan sembuh tanpa cacat fisik. Penyakit kusta timbul karena masyarakat kurang memperhatikan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Melalui pola hidup sehat, penyakit ini bisa dihindari. Penyakit kusta dapat disembuhkan setiap tahap penyakit. Data sarana kesehatan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa persentase penderita kusta selesai berobat di Provinsi Kepulauan Riau untuk PB sudah cukup baik (75%) sedangkan untuk MB masih sangat rendah (36,67%). 4.4

PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani

permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa penanganan masalah gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil, pemberian kapsul vitamin A, cakupan pemberian asi eksklusif dan penimbangan balita di posyandu. 4.4.1 Pemberian Kapsul Vitamin A

Vitamin A merupakan zat gizi penting bagi manusia terutama untuk kesehatan mata. Selain itu, vitamin A juga dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang cukup mendapatkan vitamin A tidak mudah terkena penyakit seperti diare, campak atau penyakit infeksi lainnya. Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar diseluruh dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada 83

semua umur terutama pada masa pertumbuhan. KVA dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang merupakan “Nutrition Related

Diseases” yang dapat mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi dari organ tubuh seperti menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan epitelisme sel-sel kulit. Salah satu dampak kurang Vitamin A adalah kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan – 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang. Upaya meningkatkan konsumsi makanan sumber vitamin A melalui proses Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE) merupakan upaya yang paling aman dan berkelanjutan. Namun terkadang penyuluhan tidak akan segera memberikan dampak nyata. Oleh sebab itu penanggulangan kekurangan vitamin A saat ini masih bertumpu pada pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi. Balita yang dimaksud dalam program distribusi kapsul Vitamin A adalah bayi yang berumur mulai umur 6-11 bulan dan anak umur 12 – 59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi. Kapsul Vitamin A dosis tinggi terdiri dari kapsul Vitamin A biru dengan dosis 100.000 SI yang diberikan pada bayi berumur 6-11 bulan dan kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis 200.000 SI yang diberikan pada anak umur 12-59 bulan dan diberikan pada bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya.

84

Gambar 4.24 Trend Pemberian Vitamin A menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan RiauTahun 2009 – 2011 80,00 70,00

67,96

67,96 61,85

61,04

60,00

60,29

50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 2007

2008

2009

2010

2011


Cakupan persentase balita mendapat vitamin A sebanyak 2 kali Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011 adalah 60,29%, mengalami penuruna bila dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu sebesar 67,96%. Angka ini dibawah target 2010 yaitu 90%. Berikut gambaran pemberian vitamin A pada balita sebanyak 2 kali per tahun sesuai dengan pedoman nasional, berdasarkan laporan dari kabupaten/kota.

85

Gambar 4.25 Pemberian Vitamin A Berdasarkan Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

92,13

90,93 74,63

62,25 52,74

58,47

60,29

53,48


4.4.2 Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu

Masalah gizi buruk mempunyai dimensi yang sangat luas terhadap penurunan kualitas sumberdaya manusia. Gizi buruk secara langsung maupun tidak langsung akan menurunkan tingkat kecerdasan anak, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak serta menurunkan produktivitas. Gizi buruk secara langsung disebabkan oleh kurangnya asupan makanan dan penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung disebabkan

ketersediaan

pangan,

sanitasi,

pelayanan

kesehatan,

pendidikan dan pengetahuan. Upaya yang dilakukan untuk menekan masih banyaknya balita gizi buruk yang terlambat ditemukan dibeberapa daerah antara lain dengan berjalannya surveilans gizi secara aktif baik melalui petugas kesehatan maupun masyarakat dengan pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan di Posyandu. Hal ini diperlukan untuk mendeteksi secara dini apabila 86

terjadi gangguan pertumbuhan. Gejala awal dapat dilihat dengan tanda timbangan berat badan tidak naik 2 kali berturut-turut atau berat badannya dibawah garis merah. Gambar 4.26 Trend Penimbangan Balita Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 - 2011 60,00 53,06

50,00

53,94

51,04

49,77

49,36

40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 2007

2008

2009

2010

2011


Gambar menunjukkan bahwa pencapaian penimbangan balita di Provinsi Kepulauan Riau masih rendah. Hampir setengah dari Balita yang ada tidak ditimbang di Posyandu. Kabupaten/kota dengan penimbangan balita terendah dapat kita lihat pada tabel berikut.

87

Gambar 4.27 Penimbangan Balita Berdasarkan Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

74,82

71,59

59,04 45,95

51,20

49,77

39,80 25,59


88

BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam

penyediaan

pelayanan

kesehatan

yang

berkualitas,

yang

diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada bab ini, sumber daya kesehatan diulas dengan menyajikan gambaran keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. 5.1 SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan yang digambarkan dalam bab ini meliputi Puskesmas,

Rumah

Sakit,

sarana

upaya

kesehatan

bersumber

masyarakat (UKBM), sarana produksi dan distribusi farmasi, alat kesehatan serta institusi pendidikan tenaga kesehatan. 5.1.1 Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kabupaten/kota dalam menyelenggarakan upaya kesehatan terintegrasi dengan peran dan fungsi sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat penggerakan peran serta masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan dasar. Puskemas adalah ujung tombak pelayanan kesehatan dasar yang disediakan oleh pemerintah. Puskesmas serta unit penunjangnya, seperti posyandu, pustu, pusling, dan polindes, sangat penting peranannya karena merupakan pelayanan kesehatan utama yang dapat menyebar sampai kemasyarakat tingkat desa dan biayanya relatif dapat dijangkau 89

oleh masyarakat miskin. Adapun fungsi pokok yang diemban Puskesmas meliputi kesehatan ibu dan anak kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, kesehatan

lingkungan,

pemberantasan

pengawasan

penyakit

dan

termasuk

imunisasi,

pencegahan

penyuluhan

dan

kesehatan

masyarakat, pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, kesehatan di sekolah, perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan manusia lanjut usia, kesehatan olah raga, pembinaan pengobatan tradisional, kesehatan dan

keselamatan

kerja,

laboratorium

sederhana,

pencatatan

dan

pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan. Puskesmas

sebagai

unit

pelayanan

kesehatan

yang

terinstitusionalisasi mempunyai kewenangan dan peranan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan kesehatan di lini terdepan. Komitmen meratakan

dan

kemauan

kualitas

dan

sangat kuantitas

diperlukan pelayanan

untuk

meningkatkan,

kesehatan

dengan

melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien di Puskesmas. Jumlah Puskesmas di Provinsi Kepulauan Riau sampai dengan tahun 2011 adalah sebanyak 67 Puskesmas dengan rincian 26 Puskesmas perawatan dan 41 Puskesmas non perawatan. Ketenagaan yang terdapat di Puskesmas bukan saja dari tenaga kesehatan tetapi juga dari tenaga non kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri dari dokter, perawat, bidan, farmasis, ahli gizi, tenaga teknis medis, tenaga sanitasi, dan tenaga kesehatan masyarakat, sedangkan tenaga 90

non kesehatan terdiri dari tenaga tata usaha, tenaga keuangan, pekarya, dan sopir. 5.1.2 Rumah Sakit Rumah

sakit

adalah

sebuah

institusi

perawatan

kesehatan

profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan

tempat

menyelenggarakan

upaya

kesehatan

dengan

memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Rumah sakit mempunyai beberapa fungsi, yaitu menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan non medik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, pelayanan rujukan upaya kesehatan, administrasi umum dan keuangan. Maksud dasar keberadaan rumah sakit adalah mengobati dan perawatan penderita sakit dan terluka. Sehubungan dengan fungsi dasar ini, rumah sakit memberikan pendidikan bagi mahasiswa dan penelitian yang juga merupakan fungsi yang penting. Fungsi keempat yaitu pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan juga telah menjadi fungsi rumah sakit. Jadi empat fungsi dasar rumah sakit adalah pelayanan penderita, pendidikan, penelitian dan kesehatan masyarakat. Rumah Sakit haruslah dilengkapi dengan tenaga dokter spesialis dan peralatan-peralatan canggih yang dijalankan oleh tenaga terampil pula, untuk mendukung ketepatan diagnosa penyakit dan pemberian obat 91

serta tindakan yang tepat. Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit

antara lain dengan

melihat

perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah Rumah Sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk. Pada tahun 2011, di Provinsi Kepulauan Riau terdapat 24 Rumah Sakit dengan rincian 6 Rumah Sakit pemerintah, 2 Rumah Sakit Kepemilikan Kemenkes, 2 Rumah Sakit TNI, 13 Rumah Sakit swasta, dan 1 Rumah Sakit milik BUMN. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran profil tabel 70. 5.1.3 Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Obat ialah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar, guna mencegah, meringankan ataupun menyembuhkan penyakit. Menurut undang – undang yang dimaksud obat ialah suatu bahan atau bahan-bahan yang dimaksudkan untuk dipergunakan dalam menetapkan

diagnosa,

mencegah

,

mengurangi,

menghilangkan,

menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, untuk memperelok badan atau bagian badan manusia. Distribusi sediaan farmasi dilakukakan di beberapa tempat yaitu Apotek, Toko Obat dan Gudang Farmasi. Pada Tahun 2011, di Provinsi Kepulauan Riau terdapat 188 Apotek, 153 Toko Obat dan 8 Gudang Farmasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran profil tabel 70.

92

5.1.4 Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) Dalam

rangka

meningkatkan

cakupan

pelayanan

kesehatan

masyarakat, berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada termasuk yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin desa), Desa Siaga. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi

dan

penanggulangan

diare.

Untuk

memantau

perkembangannya, Posyandu dikelompokkan ke dalam 4 strata posyandu yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Tujuan terbentuknya UKBM adalah meningkatkan jumlah dan mutu UKBM, meningkatkan kemampuan pemimpin/Toma dalam merintis dan mengembangkan UKBM, meningkatkan kemampuan masyarakat dan organisasi

masyarakat

dalam

penyelenggaraan

UKBM,

serta

meningkatkan kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam menggali, menghimpun dan mengelola pendanaan masyarakat untuk menumbuhkembangkan UKBM. Perkembangan dan kinerja posyandu diklasifikasikan dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri. Perbandingan strata posyandu di provinsi Kepulauan Riau terlihat pada gambar berikut.

93

Gambar 5.1 Strata Posyandu di Provinsi Kepulauan RiauTahun 2011 7,62%

20,37%

27,19% Pratama Madya Purnama 44,82%

Mandiri

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa posyandu dengan jumlah terbanyak adalah Posyandu Madya. Posyandu Madya adalah posyandu dengan kegiatan lebih teratur dan memiliki

jumlah kader 5

orang. Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan

untuk

mencegah

dan

mengatasi

masalah-masalah

kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan kesehatan) secara mandiri. Dengan tujuan terwujudnya masyarakat desa yang sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Sebuah Desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Dari 351 desa/kelurahan yang ada di provinsi Kepulauan Riau terdapat 351 desa/kelurahan sebagai desa siaga. Dimana dari 351 desa siaga, terdapat 226 desa siaga aktif. Untuk lebih jelas dapat melihat di lampiran profil tabel 73. 94

5.1.5 Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Peningkatan

mutu

pelayanan

kesehatan

dilakukan

melalui

perbaikan fisik dan penambahan sarana prasarana, penambahan peralatan dan ketenagaan serta pemberian biaya operasional dan pemeliharaan. Namun dengan semakin tingginya pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan semakin meningkat. Untuk itu dibutuhkan penambahan tenaga kesehatan yang terampil dan siap pakai sesuai dengan karateristik dan fungsi tenaganya. Institusi

pendidikan

tenaga

kesehatan

sangat

dibutuhkan

peranannya, yang nantinya akan melahirkan tenaga kesehatan yang berkompetensi dibidangnya. Institusi pendidikan tenaga kesehatan milik pemerintah yang ada di Provinsi Kepulauan Riau yaitu Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Tanjung Pinang. Poltekkes Tanjungpinang terdiri dari 3 program studi yaitu keperawatan, kebidanan, dan kesehatan lingkungan. Penyelenggaraan pendidikan kesehatan selain tanggung jawab pemerintah, pihak masyarakat (swasta) juga berperan aktif dengan mendirikan universitas/akademi yang mempunyai jurusan di bidang kesehatan.

Terdapat

7

universitas/akademi

kesehatan

se-Provinsi

Kepulauan Riau yang pendiriannya masih terfokus pada daerah kota yaitu Kota Tanjungpinang dan Batam. Di kota Tanjungpinang terdapat Stikes Hang Tuah dan Akademi Kebidanan (Akbid) Anugerah Bintan. Di Kota Batam terdapat Universitas Batam, Stikes Ibnu Sina, Stikes Karimun, Stikes Awal Bros, Stikes Mitra 95

Bunda, Akbid Putra Jaya Mandiri, dan Akademi Analis Kesehatan Putra Jaya Mandiri. 5.2 TENAGA KESEHATAN Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Secara bertahap pemenuhan tenaga kesehatan baik medis maupun paramedis telah dilakukan. Guna pemenuhan dan pemerataan tenaga kesehatan di daerah, terutama di daerah terpencil, sangat terpencil, serta daerah perbatasan dan kepulauan, telah dilakukan penempatan tenaga kesehatan. Usulan lain dalam mencukupi kekurangan tenaga juga dilakukan pengangkatan Dokter Tidak Tetap, Bidan Tidak Tetap yang kedepannya mengangkat tenaga kesehatan lain sebagai pegawai tidak tetap disamping sebagai Pegawai Harian Lepas (PHL). Dalam pengangkatan PTT tersebut dilakukan dengan dana Pemerintah Pusat maupun dari Anggaran

Pendapatan

Belanja

Daerah

(APBD)

masing-masing

kabupaten/kota. Selain itu, untuk menarik minat

serta mempercepat pemenuhan

tenaga kesehatan untuk ditempatkan didaerah terpencil dan supaya tidak terjadi kekosongan tenaga kesehatan yang akan berakibat terganggunya penyelenggaraan pelayanan kesehatan didaerah tersebut, maka sangat diharapkan peran aktif dan dukungan Pemerintah khususnya Pemerintah Daerah untuk memberikan insentif tambahan serta fasilitas yang lain. 96

5.2.1 Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan di masyarakat. Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, tenaga kefarmasian, ahli gizi, perawat, bidan, dan tenaga teknis kesehatan (analis lab, penata anestesi, fisioterapi, Tenaga Elektromedis & Penata Rontgen). Tahun 2011 provinsi Kepulauan Riau memiliki 1.197 tenaga dokter yang terdiri dari 178 dokter spesialis, 880 dokter umum dan 130 dokter gigi. Tenaga medis ini tersebar di seluruh pelayanan kesehatan yang ada baik milik pemerintah, militer maupun swasta, dengan rasio dokter spesialis 9,53 per 100.000 penduduk, dokter umum 45,5 per 100.000 penduduk dan dokter gigi 6,96 per 100.000 penduduk. Jumlah tenaga perawat sebanyak 3.208 orang dengan rasio 163,38 per 100.000 penduduk dan bidan sebanyak 1.111 orang dengan rasio 53,53 per 100.000 penduduk. Tenaga kefarmasian berjumlah 292 orang dengan rasio 14,4 per 100.000 penduduk, dan tenaga ahli gizi berjumlah 102 orang dengan rasio 5,14 per 100.000 penduduk. Ahli kesehatan masyarakat berjumlah 252 orang dengan rasio 7,66 per 100.000 penduduk dan ahli sanitasi berjumlah 113 orang dengan rasio 4,28 per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk tenaga teknisi medis meliputi analis labor berjumlah 136 orang, tenaga

elektromedis & penata

Rontgen (TEM& P. Rontgen) berjumlah 57 orang, penata anastesi berjumlah 13 orang dengan rasio 22,4 per 100.000 penduduk, dan fisioterapi berjumlah 22 orang dengan rasio 1,18 per 100.000 penduduk. 97

Rasio tenaga kesehatan secara umum telah mencukupi, namun bila dilihat dari distribusinya belum mencukupi, mengingat distribusi tenaga kesehatan lebih dari 50% di kota Batam. Distribusi penduduk dan perbedaan tingkat pembangunan wilayah mengakibatkan distribusi tenaga tidak merata. Selain itu, kondisi geografis wilayah kepulauan juga tidak memungkinkan untuk menggunakan indikator rasio sebagai indikator untuk menentukan ketersediaan tenaga.

98

BAB VI KESIMPULAN Secara umum, pencapaian program pembangunan kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2011 mengalami peningkatan, walaupun beberapa program/kegiatan ada penurunan dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Capaian program/kegiatan Provinsi Kepulauan Riau, merupakan kontribusi positif dan kerja keras 7 kabupaten/kota se Provinsi Kepulauan Riau. Indikator-indikator makro pencapaian program kesehatan telah/hampir mencapai target yang telah ditetapkan, secara nyata akan dibuktikan berdasarkan

hasil

Riset

Kesehatan

Dasar

(Riskesdas)

yang

telah

dilaksanakan pada tahun 2010 di seluruh Indonesia termasuk di Provinsi Kepulauan Riau. Selain keberhasilan, masih terdapat hal-hal yang masih kurang dalam pembangunan kesehatan seperti peran serta masyarakat dan peran sektor swasta yang masih rendah dalam pembangunan kesehatan, peran dan fungsi lintas sektor terkait dalam pembangunan kesehatan.

99

Pada

tahun

2010

program/kegiatan di

sampai

dengan

2015,

seluruh

capaian

fokuskan pada target dan capaian Millenium

Development Goals (MDG’s). Oleh sebab itu seluruh jajaran dilingkungan Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, lintas sektor dan stakeholders terkait menyatukan gerak dan langkah dalam mencapai target MDG’s.

100

CHAPTER I INTRODUCTION 1.1 BACKGROUND Health is a human right and one of the elements of well-being to be realized in accordance with the ideals of the nation of Indonesia as stipulated in Pancasila and the Preamble to the Constitution of the Republic of Indonesia Year 1945. National Development is an effort undertaken by all components of the nation in order to achieve the goal state. Development must be carried out to ensure that benefit acceptable to all parties, affect fair for women and men (gender responsive). Based Health Development held with humanity, balance, benefit, protection, respect for rights and obligations, justice, gender and non discriminative and religious norms. Health development aims to increase awareness, willingness and ability of healthy life for every person to manifest the degree of public health as high, as the investment in human resource development socially and economically productive. To realize the health status of the highest society to society, organized efforts are integrated and comprehensive healthcare in the form of individual health efforts and public health efforts, which are organized in the form of activities with the approach of promotion, preventive, curative and rehabilitative implemented in an integrated, comprehensive, and continuous.

101

Health development is also an important concern in the international commitments, as outlined in the Millennium Development Goals (MDGs). In the MDGs are directly related to the purpose of the health sector is the target 4 (reduce child mortality), target 5 (improve maternal health) and target 6 (combating HIV and AIDS, TB and Malaria and other diseases), and 2 other targets that are not directly related to the target of 1 (poverty and hunger) and target 3 (promote gender equality and empower women). In implementing health development, the need for health planning. For that needs to be supported by the availability of data and information accurate and reliable. Data and accurate information will be very useful in planning appropriate to the needs of the community. Preparation Health Profile Riau Islands Province in 2011 was a regular activity and a health profile continuity from previous years. Preparation of Riau Islands Province Health Profiles uses data sourced from the District Health Profile / municipal in Riau Islands Province in 2011, the program data as well as supporting data from across sectors. Health Profile, Riau Islands is one of the means which includes a variety of data and information relating to the level of achievement of Riau Islands Province Health and health services undertaken in accordance with the Minimum Service Standards in full health. Riau Islands Province Health Profile can also be used as a means of communication to the public to inform the public health and the factors that affect the public. Availability of comprehensive data and information will be very useful to make decicion especially in policy and planning in an effort to improve

102

public health Riau Islands Province of Indonesia in particular and society in general. 1.2 PURPOSE 1.2.1 GENERAL PURPOSE The general objective of the preparation of the Riau Islands Province Health Profile 2011 year is to get an overview of public health degree in Riau Islands is the output of the implementation of health development in Riau Islands Province until 2011. 1.2.2 SPECIAL PURPOSE 1. Obtaining an overview of the geography, population, education levels in Riau Islands Province in 2011. 2. Knowledgeable achievement of health development in the Riau Islands Province in 2011. 3. Knowing the degree of the situation and health efforts in the Riau Islands Province in 2011. 4. Knowing the situation of health resources in the Riau Islands Province in 2011. 5. Knowing the problems faced in the implementation of health development in the Riau Islands Province in 2011 and attempts to solve. 6. Documented data and public health information Riau Islands Province in 2011.

103

1.3

Systematic Systematic presentation Riau Islands Province Health Profile Year

2011 Manual refers to the preparation of District Health Profile / City published by the Center for Health Data and Information Ministry of Republic Indonesia in 2011. The composition writing Riau Islands Province Health Profile 2011 year consists of 6 (six) chapters, namely: Chapter I – Introduction This chapter presents the background of the publication of Riau Islands

Province

Health

Profile

2011,

objective

and

systematic

presentation. Chapter II – Overview This chapter presents an overview of the Riau Islands Province. In addition to a description of the geographical, administrative and other general information, this chapter also discusses the factors that influence health and other factors include demographic, educational, social, cultural and environmental circumstances. Chapter III - The situation Health Status This chapter contains a description of the outcomes of health development to 2011 that included the death rate (mortality) and morbidity (morbidity). Chapter IV - Situation of Health Efforts This chapter contains a description of the health efforts that have been implemented by the health sector up to 2011 in the framework of the achievement and success of development programs in the health sector

104

that has been done. The program includes the achievement of primary health care, health care referral, achieving prevention and eradication of the disease as well as efforts to improve nutrition. Chapter V - Situation of Health Resources This chapter describes the development of resources to the health sector in 2011. The description of the state of the resources included on the state of labor, health and health financing. Chapter VI – Conclusion This chapter is filled with presentation of the important things that need to be listened to and studied further Riau Islands Province Health Profile 2011. In addition to a summary of the successes that have been presented, this chapter also suggests things that are deemed to be lacking in the framework of the efforts towards the Riau Islands Province Independent Healthy Prosperous and Justice. APPENDIX Attachments Profile Health Riau Islands Province in 2011 refers to the appendix to the data compiled by the Center for Data and Information of the Ministry of Health.

105

CHAPTER II OVERVIEW POPULATION AND BEHAVIOR 2.1 GEOGRAPHY Establishment of Riau Islands province to 32 in the Republic of Indonesia (RI) determined by Parliament by Law. 25 In 2002, precisely on 24 September 2002. At the first time Riau Islands were part of Riau province. Administratively, Riau Islands province was inaugurated on July 1, 2004 to Tanjung pinang as the provincial capital. Riau Islands Province with the motto Berpancang Amanah, bersauh marwah, determined to build the area into a center of national economic growth while maintaining the values of Malay culture that is supported by a prosperous society, intelligent and noble. Riau Islands Province consists of 5 districts and 2 cities, namely 1) Bunyu Bintan Bintan regency capital, 2) Regency Tanjung Balai Karimun with capital Karimun; 3) regency capital Natuna Ranai; 4) District Linga Daik capital; 5) capital Tanjung pinang , 6) the capital city of Batam, and 7) the capital Tarempa Anambas Islands District, which is a division Anambas Islands District of Natuna regency formed in late 2008 by Law No. 33 Year 2008. Geographically, the province of Riau Islands is located at 07o19 'North latitude and 0040' South Latitude and between 10 303 'East to 110 000' East Longitude, which is the archipelago consisting of large and small islands, totaling approximately 2408 islands, the entire island has been identified and named.

106

Judging from the distribution of territory, much of the Riau Islands province surrounded by the sea and the land is made up of many islands. The total area of 251,810.71 km2 whole is composed of 95.79% amounting to 241,251.30 ocean km2 is land and the remaining 4.21% at 10595.41 km2. The boundaries of the province of Riau Islands include: North

:

Bordered by the State of Vietnam and Cambodia.

South

:

Bordered by the Pacific Islands and Jambi Province.

West

:

Bordering countries Singapore, Malaysia and Province Riau.

East

:

Bordering East Malaysia and Province West Kalimantan State.

107

Picture 2.1

Regional map of Kepulauan Riau Province administration

108

2.2 STATE POPULATION Goals in health care is to improve the quality of human health. Man as an individual human being and the social dynamic character. Improved health services

should rest on the living conditions of individuals and

communities. As the first principle of sustainable development: "People (people) are the focus of sustainable development, and want to have a healthy and productive life in harmony with nature" (The UN Conference of Environment and Development, 1992). Population is an important aspect in the development, as a basis for the implementation of, as well as the destination (target) and the user results achieved. As a basic implementation of the basic policies related to development. Population dynamics affect almost every aspect of human life. The role of population in development will be successful if it has the ability to answer all the challenges in the development of both his position as manager of natural resources as well as user / consumer of natural resources. 2.2.1 Population The population in 2010 according to maritime Riau Islands BPS recorded that 1,679,613 people (51.33% male and 48.67% female). In 2011 increased to 1,868,011 inhabitants (51.33% male and 48.67% female). Here are details of the number of population by Regency / City in 2011.

109

Table 2.1 Kepulauan Riau Province Population in 2011 Kabupaten/Kota (1)

Laki-laki (2)

Perempuan (3)

Total (4)

Sex Ratio (5)

[01] Karimun

108,923

103,638

212,561

105.1

[02] Bintan

77,420

72,134

149,554

107.3

[03] Natuna

36,943

34,380

71,323

107.5

[04] Lingga

49,570

52,807

102,377

93.9

[05] Kepulauan Anambas

23,452

21,551

45,003

108.8

[06] Batam

545,189

511,512

1,056,701

106.6

[07] Tanjungpinang

117,303

113,189

230,492

103.6

Jumlah Penduduk

958,800

909,211

1,868,011

105.5

Source: Health Profile, Kepulauan Riau Province, 2011

2.2.2 Sex Ratio Sex Ratio (Sex ratio) is an indicator used to determine the composition of the population by sex. This figure is given by the ratio between the number of the male population by the number of females in an area at any given time. Sex ratio can also be calculated for each age group. The size of the sex ratio affected the sex ratio at birth of another; patterns of mortality among the population of men and women; migration patterns among populations of men and women. The sex ratio (sex ratio) the Riau Islands Province in 2011 amounted to 105.5. This ratio indicates that the male population is more than 6 lives with the women.

110

2.2.3 Expense Ratio Mortgage Expense ratio is the number of dependents claimed the comparison between the number of residents who are not productive (age <15 years and age> 65 years) with a number of people, including age (age 15-65 years) 2.2.4 Distribution of Population Dispersion or distribution of the population is a form of distribution of the population in a region or country, whether the population is spread out evenly or not. Geographically, the province of Riau Islands spread over several large islands and island or archipelago. The pattern of distribution of the population follows the areas close to employment sources such as industrial areas, offices and trade. Picture of population distribution can be seen in the following figure. Picture 2.2 Proportion of Total Population of District / City In Kepulauan Riau Province in 2011

Karimun; 11,4

Anambas, 2.4 Tpi, 12.3

Batam, 56.6

Bintan; 8,0 Natuna; 3,8 Lingga; 5,5


111

2.3 SITUATION OF ECONOMICS Riau Islands GDP in the third quarter of 2011 grew by 0.54% compared to the second quarter of 2011. Growth occurred in all sectors, with the highest growth occurred in the sectors of transport and communications 3.0%. Riau Islands GDP in the third quarter of 2011 compared to the same quarter of 2010 grew by 7.10%. Riau Islands cumulative GDP third quarter of 2011 compared to the cumulative second quarter of 2010 grew by 6.74%. Riau Islands economy as measured by the amount of GDP at current prices in the third quarter of 2011 reached Rp. 20,453,910.97 million, while the amount of the third quarter of 2011 GDP at constant prices in 2000 is Rp. 11,009,963.81 million. Hand usage in real terms, GDP Riau Islands in the third quarter of 2011 compared with the second quarter of 2011 grew by 0.54%. Components of gross fixed capital formation experienced the highest growth of 3.96%. The next highest component of household consumption by 3.41%. Components of imports of goods and services by 2.83%. Further components of government consumption expenditure grew by 2.60%. Consumption expenditures component of private nonprofit institutions grew 1.00% and the latter is a component of exports of goods and services grew by 0.89%. Overall GDP Riau Islands in the third quarter 2011 grew 0.54%. In February 2012, the state of employment in the Riau Islands Province showed some changes. The labor force in February 2012

112

reached 891 217 people, increased by 43 220 people, compared the state in August 2011, or increased by 54 608 people compared to the state in February 2011. Along with the increase in total labor force, labor force participation rate (LFPR) also increased compared to the situation in August 2011 and February 2011, which is a 69.33%. This figure means that there were approximately 69 people from the labor force every 100 working-age population. The increase occurs because the LFPR is the labor force growth rate (the working and unemployed) is faster than the rate of population growth is not the labor force, such as those who are going to school and taking care of the household. Table 2.2 Workforce Kepulauan Riau, August 2010 - February 2012 URAIAN

AGT 2010

FEB 2011

AGT 2011

FEB 2012

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Bekerja

769.486

777.726

781.824

838.934

Pengangguran

57.049

58.883

66.173

52.283

Jumlah AK

826.535

836.609

847.997

891.217

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

68,85

68,14

67,48

69,33

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

6,90

7,04

7,80

5,87

Pekerja Tidak Penuh

105.435

169.615

107.551

192.598

Setengah Pengangguran

39.31

93.53

31.127

84.504

Pekerja Paruh Waktu

66.125

76.085

76.424

108.094

Angkatan Kerja

Source: BPS, National Labour Force Survey August 2010 - February 2012

Increasing the workforce is heavily influenced by the increase of the working population. In February 2012, the working population of 781 824 people experience changes in August 2011 to 838 934 people in February

113

2012, an increase of as many as 57 110 people (7.30%). As with unemployment, the numbers in the month of February 2012 has decreased from 66 173 people (August 2011) or 58 883 people (February 2011) to 52 283 people. Increasing the workforce and decrease unemployment is causing Unemployment rate (TPT) Riau Islands has decreased from Rp 7.80% in August 2011 to 5.87% in February 2012. The poverty rate in Riau Islands Province to March 2012 is 18.25%. According to him, the number has decreased by about 0.27% over the previous year to reach 18.52%. Highest poverty rate in Batam city whose population is approximately 1.2 million people. Although Batam has developed, but there are still many poor people. Riau Islands has made various efforts to alleviate poverty. Among open access to the inter-island transportation so that the economy can be more evenly Riau Islands, not centralized in Batam, Bintan, Karimun and Tanjungpinang only. 2.4 ENVIRONMENTAL HEALTH CONDITION According to WHO (World Health Organization), environmental health is an ecological balance that must exist between humans and the environment in order to ensure the healthy condition of humans. According HAKLI (Association of Indonesian Environmental Health Specialist) environmental health is an environment that can sustain a dynamic ecological balance between man and the environment to support the achievement of the quality of human life that is healthy and happy. One of the urgent need for environmental health are clean water, waste and sanitation, the need for clean water, waste management every

114

day produced by the community as well as the disposal of waste water is directly discharged to the drain/river. This causes siltation of the channel/river, clogging the drain/river with garbage. In the rainy season floods always occur and cause disease. 2.4.1 Clean Water used and Water Access Qualified Water is an important factor in meeting vital needs for living things such as drinking water or other household purposes. The water used must be free from germs and contains no toxic materials. Understanding water is different from pure water. Clean water is water that is not contaminated so that it can be taken without disturbing health, while pure water is water that does not contain mineral salts. Well water is clean water (because it is not contaminated), but instead of pure water (because it contains mineral salts). Efforts by human water needs can take water from the tap water, well Hand Pump (SPT), dug wells (SGL), rainwater harvesting, water and other packaging.

115

Picture 2.3 Coverage Percentage of Families by Type of Water used Kepulauan Riau Province Year 2011 Mata Air; 1,96

PAH; 3,94 SGL; 36,63

SPT; 0,56

Kemasan, 1.02

Lainnya; 4,97

Ledeng; 50,94


The image above shows that the type of water supply of the most widely used is the plumbing of 50.94% and is not widely used is 0.56% SPT. Coverage percentage of households by type of water supply used by the District / City can be seen in appendix table 64. 2.4.2 Water Toilet Facility Large (Health Toilet) Latrine is a room that has a human waste disposal facilities which made up the squatting or a sitting area with a swan neck or no neck goose (go inside) which is equipped with a septic and water to clean it. Each member of the household must use latrines for defecation / urination. The goal is to keep the environment clean, healthy and odorless; does not contaminate water sources are nearby; invites no flies or insects that can be borne diseases Diarrhea, Cholera Dysentery, thypus, worms, digestive disorders, skin diseases, and poisoning.

116

Coverage jambat healthy percentage fluctuated during the period of 5 (five) years. In 2007 the percentage of healthy latrine is 74.88%, fell to 42.12% in 2008, the percentage rose again in 2009 is 75.10%, and decreased again in 2010 to 21.24% and back up to the in 2011 to 80.65%. To more clearly seen in Picture 2.4. Healthy percentage of latrine coverage by district / city can be seen in appendix table 49. Picture 2.4 Latrines Coverage Percent Healthy Kepulauan Riau Province Year 2007-2011 90,00 80,00

74,88

70,00 60,00

persentase

80,65

75,10

50,00 40,00

42,12

30,00

21,24

20,00 10,00 0,00 2007

2008

2009

2010

2011


2.4.3 Healthy Homes The house is basically a place to live that is essential for the life of every person. The house is not just a place to unwind after working all day, but it contains an important meaning as a place to build a healthy and prosperous family life. The house is healthy and does not have intangible habitable mansions and large but simple house can also be a healthy home habitable. Healthy home is the physical, chemical, biological and housing in the house to allow the occupants or the public to obtain optimal

117

health. To create a healthy home will require attention to some aspects that are very influential, among others: 1. Good air circulation. 2. Adequate lighting. 3. Clean water is met. 4. Wastewater disposal well regulated so as not to cause pollution 5.

Parts such as floor and wall space is not humid and not affected like the smell of pollution, seepage of dirty water and dirty air.

persentase

Picture 2.5 Percentage Coverage Healthy Homes Kepulauan Riau Province Year 2007-2011 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

66,44

79,02

72,02

52,68 55,43

2007

2008

2009

2010

2011


The image above shows the percentage decrease in healthy homes in 2011 is 66.44%. After an increase for 3 (three) years in a row - which in 2008 contributed 52.68% to 72.02% in 2010. Percentage healthy homes by Regency / City can be seen in appendix table 62.

118

2.5 CONDUCT COMMUNITY EVENT 2.5.1 Smoking Behavior Smoking behavior can be considered as tobacco smoke during activities conducted by individuals. At first, their behavior mostly occurs in individuals aged youth sat, smoking will continue until the individual enters adulthood and usually people smoke to cope with emotional problems. For a group of people, smoking is a fun activity and also can be friends in carrying out activities that are categorized as casual, even some who think that smoking is a much-needed help to reduce anxiety or tension. National percentage of Smoking Every Day On Population Age> 10 years was 23.7%. A total of 17 provinces have prevalence Smoke Every Day On Population Age> 10 years above the national prevalence, West Sumatra, Riau, Jambi, South Sumatra, Bengkulu, Lampung, Pacific Islands, West Java, Central Java, Yogyakarta, East Java, Banten, West Nusa Tenggara, North Sulawesi, Central Sulawesi, Gorontalo and North Maluku. Percentage of Smoking Every Day On Population Age> 10 years Riau Islands province was 22.4%. (Riskesdas, 2007) 2.5.2 Clean and Healthy Behavior (PHBs) Clean and Healthy Behavior or better known as the PHBs is a set of behaviors that are practiced on the basis of consciousness as a result of learning that makes a person or a family can afford to help themselves in the field of health and active role in the health of the community. So it is a form of empowerment PHBs conscious, willing and able to practice PHBs.

119

Recognizing that the behavior is somewhat complex. The behavior is not only related to the cultural dimension in the form of the system of values and norms, but also the economic dimension, ie the things that support behavior, health promotion and PHBs are expected to implement the strategies that are complete (comprehensive), particularly in the creation of new behavior. Based on the order of (setting) or implementation PHBs can be classified into 5 (five) order are: 1. PHBs in the Household PHBs in the Household is an effort to empower members of the household to know, willing and able to practice PHBs and active role in the public health movement. 2. PHBs in Schools PHBs in Schools is a set of behaviors practiced by learners, teachers and the school environment on the basis of consciousness as a result of learning, thus independently capable of preventing disease, improving health, and plays an active role in creating a healthy environment. 3. PHBs in Health Institutions PHBs in Health Institutions is an attempt to empower patients, visitors and staff so that people know, willing and able to practice PHBs and active role in realizing Healthy Health Institutions and prevent disease transmission in health institutions.

120

4. PHBs in the Workplace PHBs in the workplace is an effort to empower workers to know, willing and able to practice PHBs and active role in creating a healthy work place. 5. PHBs in Public Places PHBs in public places is an attempt to empower visitors and managers of public places in order to know, willing and able to practice and play an active PHBs in creating healthy public places. Public places are held by means of public / private, or individual that is used for activities for the community such as tourism facilities, transportation, places of worship, trade and sports facilities, recreation and other social facilities. Picture 2.6 Coverage Percentage of Households behave Clean and Healthy (PHBs) Kepulauan Riau Province Year 2007-2011 70,00 60,00

persentase

50,00

60,19

56,27 36,51

40,00

41,83

30,00 20,00

28,91

10,00 0,00 2007

2008

2009

2010

2011

Source: Health Profile, Kepulauan Riau Province, 2007-2011

Coverage percentage of household air-PHBs tend to fluctuate. Percentage of household air-PHBs in 2011 is 41.83%, this percentage has decreased when compared to 2010 is 60.19%. Coverage percentage of household air-PHBs according to district / city can be seen in appendix 121

table 61. 2.6

HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI) HDI is a measure for the impact of the performance of the region's

development, because it shows the quality of the population of a region in terms of life expectancy, intellectual

and decent living standards. In

development planning, IPM also serves to provide guidance in setting priorities in formulating policies and programs to determine. Indonesia's Human Development Index is very low. According to the United Nations Development Program , IPM Indonesia in 2011 at number 124 out of 187 countries surveyed, with a score of 0.617. This rating is down from rank 108 in 2010. Indonesia also made it into the list of top ten countries in the world to successfully mobilize human development. IPM Riau Islands Province in 2009 is 74.54 which puts Riau Islands province is on the order of 6 (six) among the 33 (thirty-three) provinces in Indonesia. Meanwhile, in 2010, an increase IPM Riau Islands Province to 75.07, but still put the Riau Islands Province in order to the 6 (six) nationwide. Here's Riau Islands province by HDI City District in 2007 to 2010.

122

Table 2.3 Human Development Index according to Kepulauan Riau Province District / City of the Year 2007-2010 Kabupaten/Kota/Provinsi

2007

2008

2009

2010

(1) Karimun

72,4

72,8

73,15

73,64

(2) Bintan

72,97

73,34

73,66

74,44

(3) Natuna

69,36

69,81

70,11

70,56

(4) Lingga

70,25

70,74

71,05

71,35

(5) Kep. Anambas

-

-

69,94

68,60

(6) Batam

76,82

77,28

77,51

77,80

(7) Tanjungpinang

73,46

73,92

74,31

74,59

Provinsi Kepulauan Riau

73,68

74,18

74,54

75,07

Souce: BPS Kepulauan Riau, 2011

123

CHAPTER III DEGREES OF HEALTH

Health is one crucial aspect in building the human element that has the quality as expected, is able to compete in an era full of challenges now and in the future. According to Law No. 23 of 1992, which is a healthy state is a state agency covering health, spiritual (mental) and social and not just the state that is free of disease, disability, and weaknesses so that they can live in socio-economically productive. Some of the aspects that may be associated with health status are: the environment, health and behavior. Health development programs that have been implemented can be quite successful so as to improve public health is quite significant, although still found some problems and constraints affecting the implementation of health development. Optimal health can be seen from the element of quality of life and the elements that influence the mortality and morbidity and nutritional status of the community. Some important indicators for measuring the health of the community in an area is the Maternal Mortality Rate (MMR), Infant Mortality Rate (IMR), Life Expectancy (UHH) and Nutritional Status. Indicators are determined by four main factors, namely Behavior Society, Environment, Health Care and Genetic Factors.

124

3.1 MORTALITY Mortality or death is one of three components of demographic processes affecting the population structure in addition to fertility and migration. High or low levels of mortality in an area does not only affect the growth of the population, but also could serve as a barometer of the high and low levels of health in the area. Cases of death especially in large quantities with regard to social, economic, customs and environmental health issues. Mortality indicators are useful for monitoring the performance of the central and local governments in improving the welfare of society. The size of the mortality rate may be an indicator or indicators for the health and the lives of residents in an area. 3.1.1 Infant Mortality Rate (IMR) One measure of mortality is quite a concern is the number of infant deaths. Infant mortality was published by an indicator called the infant mortality rate (IMR). Or IMR Infant Mortality Rate is the number of infants who die before reaching the age of 1 year are expressed in 1,000 live births in the same year. One indicator of the criteria in the achievement of the Millennium Development Goals (MDG's) is decreasing child mortality by two-thirds of the number in 1990 or to 20 per 1,000 births in 2015.

125

Persentase

Picture 3.1 Infant Mortality Rate (IMR) in Kepulauan Riau Province Year 2007-2011 based on deaths reported 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00

8,67

5,03

6,60

2007

2008

7,44

2009

6,77

2010

2011


Picture 3.1. demonstrated that IMR Riau Islands Province in 2011 was 6.77 / 1,000 live births. This figure decreased when compared to 2010 is 8.67 / 1,000 live births. Based on deaths reported in 2011 the number of babies dying is 341 of 50 368 live births. This figure exceeds the target of MDG's 20/1.000 live births in 2015. 3.1.2 Mortality Toddlers (Akaba) Toddler mortality rate (Akaba) is the number of children born in a given year and died before reaching the age of 5 years, expressed as a rate per 1,000 live births. Toddler death rate decreased from 97 in 1991 to 44 per 1,000 live births (KH) in 2007 (IDHS). The figure below shows that the mortality rate Toddlers (Akaba) Riau Islands Province namely 6.93/1.000 Year 2011 live births has decreased when compared to 2010 is 9.59 / 1,000 live births.

126

Based on deaths reported in 2011 the number of children under five die is 349 of 50 368 live births. This figure exceeds the target of MDG's 20/1.000 live births in 2015. Under-five mortality rate by district / city can be seen in Appendix Table 7. Picture 3.2 Mortality Toddlers (Akaba) Year 2007-2011 Kepulauan Riau Province by deaths reported 12,00 9,59

10,00

persentase

8,00 6,00

6,93

6,19

4,00 2,00

0,27

1,81

2007

2008

0,00

2009

2010

2011


3.1.3 Maternal Mortality Rate (MMR) The level of maternal mortality rate can be used to measure the level of health programs in the country, especially maternal and child health program. The lower the maternal mortality rate in the country showed a high level of health of the country. Based on Figure 3.3, it can be seen that an increase in the maternal mortality ratio (based on the reported deaths) during the period 20072010, and facing the decline in 2011. Maternal Mortality Rate (MMR) in the District / City can be seen in Appendix Table 8.

127

persentase

Picture 3.3 Maternal Mortality Rate (MMR) Kepulauan Riau Province Year 2007-2011 based on deaths reported 200,00 180,00 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00

183,46

78,47 81,62

2007

2008

109,20

97,01

2009

2010

2011


Concerning the causes of maternal mortality based on the results of various studies that have been conducted to mention that about 90% of maternal deaths caused by bleeding, teksemia gravidarum, infection, prolonged labor and complications of abortion. These deaths occur most commonly in the period surrounding childbirth are preventable. 3.1.4 Life Expectancy (AHH) Life expectancy is one of the indicators / assessment of health status of a country and is used as a reference in planning health programs. Indicators of life expectancy is also one component of the assessment of the success of achieving the MDG's. Life expectancy is also called the old man's life on earth. Based on the CIA World Factbook estimates in 2011, Indonesia is the number 108 by the United Nations list of 191 Countries, published in Wikipedia, with a life expectancy 70.76 (males 68.26 and females 73.38).

128

Life expectancy is an indicator of the increasing public health Indonesian. Increasing level of public health is strongly influenced by four factors,

namely

Environmental,

Health,

Heredity

and

Behavior

communities. Life expectancy is also a tool to evaluate the performance of the government in improving the welfare of the population in general, and improve health in particular. Low life expectancy in the region should be followed by a program of health development, and other social programs including environmental health, including adequate nutrition and caloric poverty eradication program. 3.2 Morbidity Morbidity was ill; occurrence of diseases or conditions that alter the health and quality of life. Morbidity is morbidity (incidence or prevalence) of a disease occurring in a population in a specified period. Morbidity (morbidity) is used to describe the pattern of diseases occurring in the community. 3.2.1 Most Patterns 10 Disease Hospital (RS) and the Community Health Center By recording and reporting health center conducted ten most diseases can be known by visiting health centers Riau Islands Province in 2011 can be seen in Table 3.1.Based on the table 3.1 above, it can be seen that most diseases based health center visits in Riau Islands Province Year 2011 is ARI. Similar to previous years, from 2008 to 2010, most diseases based health center visits are ARI. The following table is based visit most diseases in health centers Riau Islands Province Year

129

2008-2010. Table 3.1 Most Disease Based Health Center Visits in Kepulauan Riau Province Year 2011 Jumlah No.

Nama Penyakit

Kunjungan 2011

1.

ISPA

44,267

2.

Hipertensi

18,235

3.


9,968

4.

Infeksi pernafasan atas akut lainnya

8,891

5.

Diare dan GE

5,901

6.

Infeksi pada kulit

3,673

7.

Gingivitis dan penyakit periodental

3,305

8.

Osteopathies dan chandrapathies

2,977

9.

Kelainan dermatitis

2,250

10.

Penyakit pulpa dan jar. periapikal lainnya

2,141

Sources: Department of Health Services Section of Health Kepulauan Riau Province, 2011

130

Table 3.2 Most Disease Based Health Center Visits in Kepulauan Riau Province Year 2008-2010 No.

Nama Penyakit

Jumlah

Jumlah

Jumlah

Kunjungan

Kunjungan

Kunjungan

2008

2009

2010

1.

ISPA

158,614

126,779

102,721

2.

Hipertensi

37,287

43,057

33,237

3.

ISPA lainnya

26,292

-

20,950

4.

Diarhe dan GE oleh infeksi sebab lain

30,752

23,050

17,268

5.

Penyakit

27,072

-

16,448

pada

sistim

otot

dan

jaringanpengikat lainnya 6.

Asma & status asmatikus

-

-

10,474

7.


-

19,523

10,082

8.

Kelainan

-

-

9,212

11,941

14,390

7,670

-

-

7,393

dermatitis,eksim

&

papulosquama 9.

Penyakit pulpa dan lainnya

10.

Kecelakaan Lalu Lintas

jar. periapikal


By recording and reporting undertaken Hospital ten most diseases can be seen by visiting the Hospital Inpatient Riau Islands Province in 2011. Most diseases are diarrhea and gastroenteritis by certain infectious pneumonia and the lowest is. Here's list of most diseases by visiting the Hospital Inpatient Riau Islands Province in 2011.

131

Table 3.3 Most Disease Based Inpatient visits in Kepulauan Riau Province Hospital of the Year 2011 No.

Nama Penyakit

Jumlah

Jumlah

Pasien

Pasien

Keluar Mati

1.


1,404

17

2.

Penyakit Appendiks

782

-

3.


685

1

4.


662

11

5.


546

2

6.

Demam Berdarah Dengue

517

4

7.

Demam yang sebabnya tidak diketahui

497

1

8.

Malaria

404

32

9.


403

-

10.

Pneumonia

372

12


The following table of ten most diseases by visiting the Hospital Outpatient Riau Islands Province in 2011. Table 3.4 Most Disease Based Outpatient hospital visits Kepulauan Riau Province Year 2011 No.

Nama Penyakit

Jumlah Kunjungan

1.


9,092

2.


4,361

3.

Penyakit Pulpa dan periapikal

3,170

4.

Hipertensi essensial

2,707

5.


2,680

6.

Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya

2,235

7.


2,109

8.

Gg. Refraksi dan akomodasi

1,922

9.

Konjungtivitis dan gangguan lain konjungtiva

1,767

10.


1,742


132

According to the table 3.4, most diseases based outpatient visits in Riau Islands Province Hospital is an infection of the upper respiratory tract and the lowest other acute gastritis and duodenitis 3.2.2 Nutritional Status Nutritional status of the community can be measured through indicators such as Low Birth Weight (LBW), nutrition status, nutritional status of women infertile Chronic Energy Deficiency (KEK) and Iodine Deficiency Disorders Due (IDD). Nutritional status of children is measured by age, body weight (BW) and height (TB). Variables BB and TB are presented in the form of three anthropometric indicators, namely body weight for age (W / A), height for age (TB / U) and weight according to height (weight / height). Figures weight and height every toddler converted into the form of standard scores (z-score) using the standard WHO-NCHS anthropometric 2006. Picture 3.4 Toddler Nutritional Status Kepulauan Riau Province Year 2011

Gizi Kurang, 4.69

Gizi Buruk; 0,90 Gizi Lebih ; 1,70

Gizi Baik; 95,78


133

Figure 3.4 illustrates the nutritional status of children under five in the Riau Islands Province in 2011. It can be seen that more than 90% of infants had a good nutritional status, whereas the toddlers with poor status is only 0.90%. Nutritional status of children in the District / City can be seen in appendix table 27. Low Birth Weight is a baby with a birth weight less than 2,500 grams at birth weighed up to 24 hours after birth. LBW is one of the main factors that influence perinatal and neonatal mortality. The percentage of LBW Riau Islands Province in 2011 was 1.50%. This percentage decreased when compared 2 (two) years is 2.33% in 2008 and 2.49% in 2009. The percentage of LBW according to district / city can be seen in appendix table 26. Here's a full percentage LBW Riau Islands Province during the period of 5 (five) years. Picture 3.5 The percentage of LBW Kepulauan Riau Province Year 2007-2011 3,00 2,50

2,49 2,04 2,33

persentase

2,00 1,50

1,50 1,00 0,50

0,51

0,00 2007

2008

2009

2010

2011


134

3.2.3 Infectious Diseases 3.2.3.1 Malaria Malaria is an infectious disease caused by a parasite (plasmodium) which is transmitted by the bite of an infected mosquito. Malaria is one of the infectious disease control efforts and a decrease in the case of international commitments in the MDG's. Malaria is a public health problem that can cause death, especially in high-risk groups are infants, toddlers, pregnant women. Besides malaria directly causes anemia and can decrease productivity. Picture 3.6 Malaria morbidity rate (per 1,000) Year 2007-2011 Kepulauan Riau Province 7,00 6,00 5,72

5,00 3,56

4,00 3,00

2,13

2,00

2,29

1,00

1,52

0,00 2007

2008

2009

2010

2011


The image above shows an increasing trend of malaria morbidity (API) Riau Islands province over a period of 4 (four) consecutive years of service in 2008 (1.52) 2009 (2.29) 2010 (3.56) and 2011 ( 5.72). This means an increase in cases of malaria in the district/city.

135

Geographical conditions Riau Islands is a territory largely territorial waters / wetlands led all districts / cities in this region are malaria-endemic areas. Factors other than natural environmental factors play a role against the spread of malaria is a man-made environments such as the former quarry excavation is left open, stagnant ditches will become a breeding mosquitoes that are vectors anopheles spread of the disease. Movement of all elements of the community to improve environmental sanitation should be improved in order to suppress the incidence of malaria in the community. 3.2.3.2 Pulmonary TB Pulmonary TB disease can affect anyone (old, young, male, female, poor, or rich) and anywhere. Each year, Indonesia increased by a quarter of a million new cases of pulmonary TB and approximately 140,000 deaths occur each year due to pulmonary TB. In fact, Indonesia is the third largest country with pulmonary TB problem in the world. Pulmonary TB is an infectious disease caused by bacteria Mikrobakterium tuberculosis. Pulmonary TB disease is usually transmitted through the air contaminated with the bacteria that are released Mikobakterium tuberculosis during pulmonary TB cough, and in children the source of infection is generally derived from adult pulmonary TB patients. Millennium Development Goals (MDG's) made of pulmonary TB disease as one of the diseases targeted to stop and prevent its spread. Pulmonary TB incidence rate Riau Islands Province Year 2011 was 55.30 per 100,000 population, with a greater percentage of pulmonary TB cases in men (52.66%) when compared with the case in women (38.46%).

136

While the mortality rate of pulmonary TB Riau Islands Province Year 2011 was 1.4 per 100,000 population, with the percentage of male deaths (61.54%) more than women (38.46%). Complete picture of pulmonary TB and pulmonary TB picture by Regency / City can be seen in appendix table 10. Detection rate of smear (+) Riau Islands Province in 2011 has increased from the year 2010. The earlier 920 cases rose to 1033 cases in 2011, with a ratio of 60.41% male and 39.59% female. Complete picture detection rate of smear (+) according to the district / city can be seen in appendix table 11. Here's a picture comparison of the number of cases of Tuberculosis Riau Islands province over a period of 5 (five) years. Picture 3.7 Comparison of Number of Cases of Tuberculosis Kepulauan Riau Province Year 2007-2011

Jumlah kasus

6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0

2007

2008

2009

2010

2011

Klinis

4.041

5.320

5.646

5624

3.184

Positif

707

592

676

920

1.033


137

The success rate (Success Rate / SR) Pulmonary TB Riau Islands Province Year 2011 was 74.60 with a ratio of 87.22 males and 53.43 females. Complete picture of the success rate of pulmonary TB by Regency / City can be seen in appendix table 12. 3.2.3.3 HIV & AIDS HIV stands for 'human immunodeficiency virus'. HIV is a retrovirus that infects cells of the human immune system (mainly CD4 positive Tcells and macrophages-key components of the immune system cells), and destroys or impairs their function. Infection with this virus results in decreased immune system constantly, which would result in immune deficiency. AIDS

stands

for

'acquired

immunodeficiency

syndrome'

and

describes a variety of symptoms and infections associated with the immune system. HIV infection is the cause of AIDS. HIV levels in the body and spread of various specific infections is an indicator that HIV infection has progressed to AIDS. The number of new cases of HIV are 730 people with the number of men and women 341 people 389 people. The number of new cases of AIDS are 262 people with the number of 162 men and 96 women. While the number of deaths caused by AIDS are 89 people with the distribution of 45 men and 44 women. For more details can be found in appendix table profiles 14. 3.2.3.4 Pneumonia Pneumonia is a common illness which occurs in all age groups, and is the leading cause of death among the elderly and people who are 138

chronically and terminally ill. Additionally, it is the leading cause of death in children under five years of age worldwide. The number of patients is estimated 17,817 children under five. The number of patients who are found and dealt with 1144 infants (6.4%) with details of 538 men (5.9%) and 461 women (5.3%). Pneumonia casefinding in toddlers can be seen in Table 13. Picture 3.8 Cases of Pneumonia in Toddlers in Kepulauan Riau Province Year 2007-2011 jumlah penderita (balita)

3500 3000

2876

2500 2000 1592

1500

1144

1000 500

1.592

491

0 2007

2008

2009

2010

2011


3.2.3.5 Leprosy Leprosy or leprosy (leprosy) or also called Morbus Hansen, is a chronic infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium leprae. Indonesia is known as one of the three countries have the most lepers. Two other countries are India and Brazil. The exact mechanism of transmission is unknown. Several hypotheses have been put forward as a close contact and transmission of air. And suspected genetic factors also come into play, after going through research and observation of the leprosy disease in certain families. Not

139

known to occur also why different types of leprosy in each individual. Groups at high risk of leprosy are living in endemic areas with poor conditions such as inadequate bedding, unclean water, poor nutrition, and the inclusion of other diseases such as HIV can suppress the immune system. Men have leprosy affected levels two times higher than women. Leprosy type Pausi bacillary leprosy, also known as dry patches of whitish if there is such as phlegm and numbness or lack of feeling, dry patches and rough surface, and do not sweat, do not grow hair / fur, patches on the skin between 1-5 points. There is damage to the peripheral nerves in one place, the results of bacteriological examination of the negative (-), type of leprosy is not contagious. While the type of Multi bacillary leprosy, also known as leprosy when wet is reddish white patches scattered one-on-one or uneven skin throughout the body, there is thickening and swelling of the spots, blotches on the skin for more than 5 points, a lot of damage to the peripheral nerves and positive bacteriological examination (+). This type is very contagious. Reduction of leprosy have been carried everywhere with a view to restore human leprosy into a useful, independent, productive and confident. This control method consists of rehabilitation methods consisting of medical rehabilitation, social rehabilitation, work rehabilitation and correctional methods that the ultimate goal of rehabilitation, where patients and society blend so there is no separate group. The third method is a system of interrelated and inseparable.

140

Picture 3.9 Number of Patients with Leprosy Kepulauan Riau Province Year 2007-2011 83

68 45 24

33 17 6 5

2007 PEND PB

2008 PEND MB

2009

2010

5

9

2011


The number of leprosy patients in the year 2011, there were 5 patients with PB leprosy and leper 9 MB. In 2010 tended to decrease compared to 3 (three) years earlier. Number of patients with PB leprosy in 2007, there were 68 patients, 24 patients in 2008, in 2009 as many as 17 people, and in 2010 as many as 6 people. While the number of MB leprosy patients in 2007 as many as 45 people, in 2008 as many as 33 patients, an increase in the year 2009 as many as 83 people and back down in the year 2010 by 5 patients. Expected future socialization of health professionals who are competent to the public about the symptoms of leprosy and the consequences for the patient. Thus in getting early detection of leprosy cases and patients get treatment without having a physical disability.

141

3.2.3.6 Yaws Yaws is also called yaws or ulcer, caused by Treponema pertenue, and is only found in tropical regions of high humidity and in people with low socio-economic. This disease attacks the skin usually in the lower leg, also attacked the destructive form of bone and periosteum. 3.2.4 Preventable Diseases Immunization (PD3I) 3.2.4.1 Tetanus Neonatorum Neonatal tetanus is a disease that occurs in neonatal tetanus caused by clostridium tetani bacteria that secrete the toxin (poison) that attacks the central nervous system. 3.2.4.2 Measles Measles is a highly contagious viral infection, characterized by fever, cough, runny nose, conjunctivitis (inflammation of the tissue lining of the eye / conjunctiva) and skin rash. The disease usually strikes children preschool and elementary school children, although it did not rule affects adults who have never been exposed to this disease. If people have been exposed to measles so throughout his life will not be affected by this disease again. There is no specific treatment for measles. However, for the prevention of measles vaccine is usually given routinely to children. 3.2.4.3 Diphtheria Diphtheria is an upper respiratory tract illness characterized by sore throat, low fever, and adherent membrane (a pseudomembranous) on the tonsils, pharynx, and / or nasal cavity. A milder form of diphtheria can be restricted to the skin. Diphtheria is a contagious disease spread by direct

142

physical

contact

or

breathing

aerosolized

secretions

of

infected

individuals. 3.2.4.4 Polio and AFP (Acute Paralysis flacid / Paralyzed Wilt Acute) Often we misunderstand the term lame wilted. Most of our society found paralyzed wither or not the circumstances in which the joints can both be driven as is polio. Paralyzed wilt is a disease in which the joints of a sudden can not move, can cause polio but not necessarily polio. Paralyzed wilting can be caused by other diseases, such as fever. The patients who suffer paralysis suddenly wilt, stools should be examined immediately to the laboratory to determine the cause of polio is there a seed in his body. Polio can cause permanent paralysis and even death hitherto difficult to treat. 3.2.5 Potential Diseases Outbreak / Outbreak 3.2.5.1 Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) Dengue fever is one type of disease that is quite dangerous to people's lives. Dengue fever is caused by one type of virus that is spread by the bite of the mosquito Aedes aegypti. The virus that causes dengue fever is a viral hemorrhagic fever, which can lead to decreased levels of platelets in the human body. If a person infected with dengue virus is not treated immediately will lead to rupture of blood capillaries so that it will cause death. Dengue fever can be prevented by eradicating the larva of dengue mosquito (Aedes aegypti) by way of PSN (mosquito nest cleaning). This effort is the best way, powerful, cheap, easy and can be done by the

143

community, in the following way: 1. Clean (drain) water storage (such as shower / WC, drums, etc.) at least once a week. Replace water in flower vases, drinking birds, ant traps, etc. at least once a week. 2. Cover tightly water reservoirs. 3. Grave and cast in place secondhand goods that can hold water, so as not to be a breeding ground for mosquitoes. 4. Do not hang clothes used (mosquitoes love the smell of humans). 5. Fumigation (fogging called) only when encountered patients who were treated or died. 6. For water spots that are difficult or impossible drained, sprinkle abate powder into the puddle to kill mosquito larvae. Repeat this every 2-3 months. 3.2.5.2 Diarrhea Diarrhea can be defined a bowel condition that is not normal is more than 3 times a day with a watery stool consistency can be with or without blood or mucus as a result of the inflammatory process in the stomach or intestines. The cause of the diarrhea is a disorder that food can not be absorbed and cause osmotic pressure rises in the cavity so that the shift of water and electrolytes into the intestinal cavity. As a result of diarrhea is the loss of water and electrolytes resulting in acid-base disorders, nutritional disorders, hypoglycemia and impaired blood circulation.

144

3.2.5.3 Filariasis Filariasis or what we often call the Elephant Foot Disease is a chronic infectious disease that is caused by filarial worms and transmitted by mosquitoes. This disease can cause defects persist in the form of an enlarged legs, arms, bag testicles, breasts and genitals of women.

145

CHAPTER IV SITUATION OF HEALTH EFFORT Vision health development to be achieved by the Riau Islands Province Health Department is the realization of the Healthy Riau Islands implies a condition that is a picture of the Riau Islands Province in the future, characterized by its population can reach out and utilize health services, equitable and fair, behave clean and healthy life, to live in a healthy environment and have health status as high. The formulation of this vision is based on (1) Fundamentals of health development as contained in the Development Plan Towards Health Healthy Indonesia 2010 and the Department of Health Strategic Plan 2005-2009,

namely:

(a)

humanitarian,

(b)

empowerment

and

independence, (c) Fair and Mostly, (d) Prioritization and Benefits, (2) Medium Term Development Plan (RPJMD) Riau Islands Province Year 2005-2010. To realize this vision, Riau Islands Province Health Department as outlined in the Strategic Plan (Strategic Plan) Riau Islands Province Health Department to carry out some missions. The first mission is Improving Performance and Quality Health Care. Improved performance and quality of health services through the development of managerial and technical policies and guidelines and procedures that can be used as a basis to act. Besides done also facilitating the development of infrastructure and manpower resources in good health, as well as the cost of drugs and medical supplies for health development actors.

146

With improved performance and quality of health services health measures are expected to be held well, can be achieved (accessible) and accessible (affordable) by the entire society and assured quality (quality). The second mission is to empower the community, including the private sector are expected to participate actively in the service (to serve), carry out advocacy (to advocate), and criticize (to watch) health development, both individually, and together with the wider community. Provincial Health Office also facilitates districts / cities in order to develop capacity (capacity building), regional health systems development and support of health resources. Besides a role in the development of health promotion and development, the Provincial Health Office to do anyway provincial health development scale. In this third mission activities including implementing provincial health services for the poor, health problems caused by the disaster mitigation, prevention of infectious diseases and nutritional disorders, health promotion, health referrals and health services in remote areas, behind, border and utilization of health. The last mission is to conduct effective health management. With the creation of a dynamic and accountable management expected health administrative functions should be executed effectively and efficiently supported by information systems, and health law. Implementation of the Vision and Mission of Riau Islands Province Health Department for the year 2009 will be described in this description. This chapter describes the basic health care, health care referrals and support, eradication of infectious diseases, environmental health coaching

147

and basic sanitation, improved nutrition, pharmacy services and medical devices, health services in disaster situations. Efforts health services described in this chapter also accommodate performance indicators Minimum Service Standards (MSS) Health, MDG's health indicators, as well as other health care effort organized by the District / City. 4.1 BASIC HEALTH SERVICES Basic health services include individual health and public health services. Individual health services aimed to cure disease and restore the health of individuals and families. Furthermore, public health services intended to maintain and improve health and prevent disease, and a group of people. Local governments are in charge of organizing health services in a responsible, safe, quality and equitable and non discriminative. 4.1.1 Maternal and Child Health Services Policy on maternal and newborn specifically related to antenatal, delivery, postpartum and newborn caring given in all types of healthcare facilities. 4.1.1.1 Maternal Health Care (K1 and K4) Antenatal care is a service provided by health for pregnant women to maintain a pregnancy carried out according to standard antenatal care set out in the Standards of Midwifery Services. The purpose is to deliver antenatal care of pregnant women to obtain birth to a healthy baby and a healthy, detect and anticipate early pregnancy disorders and anticipation detection and fetal abnormalities.

148

Technical Instructions implementation of Minimum Service Standards (MSS) in Health in the District / City stated that antenatal care that includes 7T weights, measure blood pressure, height measuring fundus uteri , the value of TT immunization status, and provide Fe Tablet (tablet plus blood), colloquium and simple laboratory test. The results can be seen in antenatal care coverage K1 and K4. K1 is the first visit of pregnant women to health facilities for antenatal care were conducted in the first trimester of pregnancy. Furthermore, K4 is a visit pregnant women to antenatal care minimal 4 times, the first time in the first trimester of pregnancy, first time in the second trimester of pregnancy and 2 times in the third trimester. Antenatal care (K4) in the Riau Islands Province in 2011 was 85.41%. This figure is lower than the national target is 90% by SPM. Achievement K4 coverage in 2011 is better than the previous year. These tendencies appear K1 and K4 scope Riau Islands Province. Picture 4.1 Coverage K1 and K4 Riau Islands Province year 2007-2011 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

90,21

88,13

88,50

88

79,00

79,90

77,96

80,98

95,18

85,41 K1 K4

2007

2008

2009

2010

2011

Source: Health Profile Data Kepulauan Riau Province in 2011

149

Coverage of K1 and K4 by district / city can be seen in the following figure. Picture 4.2 Coverage K1 and K4 by District / City Kepulauan Riau Province in 2011 120 100 80

96,54 95,39 95,08 100,48 90,28 96,21 89,4 83,12 85,88 90,29 77,3 84,18 83,12 70,88

60 40

K1

20

K4

0


Figure 4.24 shows that the districts / cities with the highest coverage K4 Bintan regency (100.48%). While districts with coverage Natuna K4 is the lowest (70.88%). 4.1.1.2

Delivery Assistance Competencies

by

Health

Workers

with

Midwifery

Delivery assistance by health workers with midwifery competencies are safe delivery by qualified healthcare professional. Qualified healthcare professional in question include obstetricians, general practitioners and midwives. Scope of delivery assistance by health personnel in the Riau Islands Province in 2011 was 111.38% of the target as much as maternal, this figure is likely to increase than in previous years and has hit the SPM in 2010 is 90%. This range is likely to be similar to the results of 2010 are 97.2% Riskesdas. Delivery by health coverage has achieved results of the

150

national average, when compared to the target of the MDG's, delivery by health also has achieved the set targets. Picture 4.3 Maternity Coverage by Health Workers in Kepulauan Riau Province Year 2007-2011 120

111,38

100 80

98,54

97,75 85,96

80,79

60 40 20 0 2007

2008

2009

2010

2011


Delivery by health workers is the highest in the city of Batam (124.66%) while the lowest is in the district Lingga (79.64%). Preview delivery by health districts / cities are as follows.

151

Picture 4.4 Maternity Coverage Health Workers by District / City Kepulauan Riau Province Year 2011 140

124,66

120 100

87,84

95,5

105,12

97,97 79,64

80

79,49

60 40 20 0


4.1.1.3 Coverage of Maternal postpartum Childbirth services is health care standards in the mother from 6 hours to 42 days post-delivery by health. For early detection of complications

in

the

postpartum

examination

required

monitoring

postpartum visits with at least 3 times with distribution specified time. The first postpartum visit (KF1) at 6 hours to 7 days after delivery, postpartum visits to two (KF2) conducted the second week after delivery and postpartum visit three (KF3) performed six weeks after childbirth. Attempts were postpartum visit is conducted at the time of the events at health posts and conducted simultaneously on a visit baby (KB1). Postpartum care coverage in 2011 in Riau Islands Province of 76.58%. Coverage rate is higher when compared to the year 2010 in the amount of 60.74%.

152

Picture 4.5 Postpartum visits (KF2) in Kepulauan Riau Province Year 2007-2011 120 100

98,54

80

76,58

60

67,02

58,17

60,74

40 20 0 2007

2008

2009

2010

2011


Health services are Tanjung Pinang highest (110.51%) and the lowest is the city of Batam (66.38%). Here's coverage of postpartum health services in the district / city in Riau Islands Province. Picture 4.6 Coverage postpartum visits (KF2) by District / City Kepulauan Riau Province Year 2011 110,51

120 90,05

100 80

77,88

72,68

81,74

78,61 66,38

76,58

60 40 20

Nifas

0


153

Picture 4.7 Coverage of Pregnant Women with Obstetric Complications According to the district / city in Kepulauan Riau Province Year 2011 66,07

70,00 60,00

60,83

55,96

50,00 40,00 30,00 20,00

18,59

22,44 14,41

18,55

23,26

10,00 0,00


4.1.1.4 Neonatal Visits Infants less than one month until the age is the age group that has the highest risk of health problems. Health efforts to reduce these risks, among others delivery assistance by health and health care in the neonatal (0-28 days) at least twice, once at the age of 0-7 days (KN1) and once at the age of 8-28 day (KN2). Coverage KN2 Riau Islands Province in 2011 amounted to 63.16%. KN2 coverage has decreased compared to the previous five years.

154

Picture 4.8 Coverage visit Neonates (KN2) in Kepulauan Riau Province Year 2007-2011 90,00

85,68

80,00

79,42

74,73

70,00

68,90

60,00

63,16

50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 2007

2008

2009

2010

2011


Picture 4.9 Coverage visit Neonates (KN2) by District / City Kepulauan Riau Province Year 2011 120,00 100,00

86,53

97,86

96,68

85,89 89,62

80,00 60,00

57,53

63,16 49,40

40,00 20,00

Total KN

0,00


At 4.9 it is known that drawing districts / cities with the highest coverage is Lingga district (97.86%), the lowest is Batam district (49.40%).

155

4.1.1.5 Health Care In Babies

Persentase kunjungan bayi

Picture 4.10 Coverage Visits Baby in Kepulauan Riau Province Year 2007 - 2011 85,68

90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

69,65 60,92

2007

2008

61,32

56,99

2009

2010

2011


Picture 4.11 Baby Visits Coverage by District / City Kepulauan Riau Province Year 2011 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00

115,21 97,74

82,68

92,27 71,28

64,77

69,65

2,33


156

4.1.1.6 Health Care In Toddlers Picture 4.12 Coverage Visit Toddler by District / City Kepulauan Riau Province Year 2011 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

68,74 44,88

51,20

44,34

42,25

25,52 0,17

0,00


4.1.1.7 Health Care and the Level of Elementary Students School of Health organized to enhance the ability of students to live healthy in a healthy environment so that students can learn, grow, and develop in harmony and as high a quality of human resources. School health efforts organized through formal and informal schools or through other institutions. Business School Health Program (UKS) that had been started in the left, given the need to reactivate the UKS has a positive contribution to improving health services in schools.

157

Picture 4.13 Coverage Percentage of Students SD / MI were examined health Kepulauan Riau Province Year 2007-2011 60,00

Persentase

50,00 40,00

51,53

42,00 42,25

29,74

30,00

21,74

20,00 10,00 0,00 2007

2008

2009

2010

2011


Coverage percentage of students SD / MI were examined health in 2011 is 45.25%, the coverage is increased compared to the year 2010 amounted to 21.74%. Coverage in 2011 was still far below the target of SPM 2010 was 100%. Coverage highest percentage of students SD / MI were health checked by district / city is Bintan regency (68.74%).

158

Picture 4.14 Coverage students SD / MI are health checked by district / city In the Kepulauan Riau Province Year 2011 80,00

68,74

70,00 60,00

44,88

50,00

51,20

44,34

42,25

40,00 25,52

30,00 20,00 10,00 0,00

0,17

0,00

Source: Health Profile Kepulauan Riau Islands Province in 2011

Coverage highest percentage of students SD / MI were health checked by district / city is Bintan regency (68.74%). 4.1.2 Family Planning (KB) Fertile period of a woman having an important role for the occurrence of pregnancy and childbirth women the opportunity to be quite high. Women of childbearing age is usually between 15-49 years. Therefore, to set the amount of spacing births or the women / couples in that age prioritized to use tool / way KB. The percentage of fertile age couple (EFA) using tools / methods KB actively in Riau Islands Province in 2011 was as much as 67.12%. Distribution of active family planning coverage by district / city can be seen in the following figure.

159

Picture 4.15 New Coverage Percentage KB and KB Active In the Kepulauan Riau Province Year 2011 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

75,08 59,52

9,75

78,45 68,26

66,51

14,58 17,76

60,15

69,67 67,12

23,96 9,58

KB Baru 8,86

1,32

7,42

KB Aktif


The use of birth control injection method is still the dominant method used by the planning participants. More than half (50.94%) participants KB Active use traditional types of inject able contraceptives. In addition, approximately 34.22% of the participants KB Active using pills. Picture 4.16 The proportion of participants KB Active by Type of Contraceptive 3,67 5,98

0,07

0,44 4,67 IUD MOP

34,22

MOW 50,94

IM PLAN SUNTIK PIL KON DOM


160

4.1.3 Immunization Services Deadly infectious diseases such as diphtheria, tetanus, hepatitis C, influenza, thyphus, meningitis, pneumonia and many others can invade all age groups. Some deadly infectious diseases such as the foregoing it can be prevented through immunization. To that end, one of the best preventive and vital is through immunization. There are two types of immunization that active immunization and passive immunization. Active immunization is the provision of germs or bacteria that have been weakened data turned off in order to stimulate the body to form antibodies alone. Examples are immunization measles or polio immunization. While passive immunization is injecting some antibody, thereby increasing the levels of antibodies in the body. An example is the injection of ATS (Anti Tetanus Serum) in people suffering injury accident. 4.1.3.1 Immunization Basics The Baby Primary immunization in infants include 1 dose of BCG, three doses of DPT, Polio 4 doses and 4 doses of Hepatitis B, and 1 dose of measles. Among the childhood diseases that can be prevented with a vaccine, measles is the most deadly disease. Therefore, prevention of measles is an important factor in reducing child mortality. The Government strongly encourages increased coverage of measles immunization. Even from a few goals agreed at the meeting of the world's children, one of which is to maintain measles immunization coverage of 90%.

161

Throughout ASEAN and SEARO, given measles immunization in infants aged 9-11 months and is the last immunization given to infants among other mandatory immunizations (BCG, DPT, Polio, Hepatitis and Measles). Data in 2009 showed that measles immunization coverage in Riau Islands Province has reached the national target of 97.04% where there is increasing each year as shown in the picture below.

cakupan imunisasi campak

Picture 4.17 Measles Immunization Coverage Trend Kepulauan Riau Province Year 2011 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

86,70

90,08

92,13 94,04

66,81

2007

2008

2009

2010

2011 Source:

Health Profile Data Kepulauan Riau Province in 2011

4.1.3.2 Immunization of Pregnant Women Labor unsterilized will trigger risk mothers and infants exposed to tetanus. In remote areas, many expectant mothers who birth away from the sterile conditions. This makes the risk of suffering from tetanus in remote areas is very high. Tetanus is caused by toxins produced by the bacteria Clostridium tetani. Bias affects infants Tetanus (Tetanus Neonatorum) which is transmitted through an infected mother during delivery or Tetanus.

162

Programs to reduce the incidence of tetanus one is Maternal and Neonatal Tetanus Ekimination (MNTE). The program was implemented with the goal of eliminating neonatal tetanus and women of childbearing age, including pregnant women. Strategies undertaken to eliminate Maternal Tetanus Neonatorum and aid delivery is a safe, clean, high routine coverage immunization and evenly and conduct surveillance. Mothers who received the vaccine during pregnancy is to provide protection for the baby which of course will reduce

risk of tetanus.

Protection sufficient for a period of two months after the birth of the babies will get a combination immunization. Immunization as part of the routine immunization program the government to prevent diphtheria, whooping cough and tetanus. Picture 4.18 Percentage TT Immunization Coverage In Pregnant Women In Kepulauan Riau Province City/District in 2011 56,80

60,00

40,00 30,00

49,37

45,53

50,00

22,80

27,83

55,67 48,75

30,34

20,00 10,00 0,00


163

Tetanus Toxoid immunization coverage in the WUS (TT2) in Riau Islands Province in 2011 amounted to 48.75%. Based on the data above, we can draw the conclusion that TT2 immunization in all districts / cities is still very low. 4.2 HEALTH CARE REFERRAL Some of the main activities of individual health efforts is increasing referral health services, health services for the poor, emergency service coverage emergency and others. 4.2.1 Indicators of Health Services in Hospital Assessment of the success rate of service in hospitals are usually seen from several aspects, namely the level of utilization of facilities, quality and level of service efficiency. Some standard indicators related to health care in the hospital being monitored include the use of a bed (Bed Occupancy Rate / BOR), the average length of day care (Length Of Stay / LOS, average bed wear (Bed Turn Over / BTO) , the average time interval usage beds (Turn Of interval / TOI), percentage of patients who died out (Gross Death Rate / GDR, and the percentage pasin who died> 48 hours of treatment (Net Death Rate / NDR).

164

Figure 4.19 BOR Hospital Kepulauan Riau Province Year 2011 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00

71,00 62,06 61,73 61,7360,96 45,4039,77 37,8933,45 32,38

30,56 30,36

22,20 0,48


These hospital data by Total Beds, BOR, LOS and TOI in the Riau Islands Province in 2011. Table 4.1 Indicators of Health Services Hospitals in District / City In the Kepulauan Riau Province Year 2011 NO

NAMA RUMAH SAKIT

JUMLAH TMP TIDUR

BOR

LOS

TOI

1

RSUD Karimun

157

45,40

4,04

4,85

2

RS Bakti Timah

36

39,77

2,74

4,14

3

RSU PROP. KEPRI

77

-

-

10,85

4

RSUD Natuna

89

33,45

3,46

6,88

5

RS TNI AU Natuna

10

NA

NA

192,11

6

RSL Lingga

30

32,38

3,37

7,03

7

RSUD DABO

55

37,89

2,69

4,41

8

RSUD Embung Fatimah

107

30,36

2,73

6,26

9

RS. Otorita Batam

204

61,73

5,47

3,39

10

Awal Bros

183

NA

NA

9,56

11

Budi kemulyaan

257

22,20

2,78

9,76

12

Harapan Bunda

75

60,96

2,43

1,55

13

St. Elizabeth

129

0,48

0,03

5,70

14

Camantha Sahidya

86

71,00

12,61

5,15

165

NO

NAMA RUMAH SAKIT

JUMLAH TMP TIDUR

BOR

LOS

TOI

15

Charis Medica

95

NA

NA

10,14

16

Permata Hati

NA

NA

NA

NA

17

Graha Hermin

25

NA

NA

NA

18

Kasih Sayang Ibu

NA

NA

NA

NA

19

Mutiara Aini

25

NA

NA

NA

20

Nuruddiniyyah

NA

NA

NA

NA

21

Pelita Medical Centre

NA

NA

NA

NA

22

RSUD Tanjungpinang

159

NA

NA

6,70

23

RSAL

153

30,56

3,71

8,44

24

RSL Palmatak

15

62,06

3,39

2,07

1.967

26,68

2,45

6,74

JUMLAH (PROVINSI)


4.2.2 Services Community Health Insurance Jamkesmas objectives of which is to improve access and quality of health services to the poor throughout the community and are not able to achieve an optimal level of public health in effective and efficiently. Through the Public Health Insurance is expected to reduce maternal mortality, lower infant and under-five mortality and declining birth rate in addition to served cases for the poor in general. Jamkesmas service activities is a national program with the implementation

of

the

guidelines

set

out

in

Kepmenkes

906/MENKES/PER/V/2011 numbers on the Guidelines for Public Health Insurance Program. Mentioned in the guidelines regarding the conduct, management participation, management of health services, management of funding, organizing, and monitoring and evaluation. In Kepmenkes also set the number of poor and unable to per province / county / city health insurance in 2011. To set Riau Islands Province 73,679 households by the number of household members as 166

much as 277,589 poor people. Thus, in the last three years there was no increase in the number of poor and can not afford for health insurance. Following the distribution of poor households and the number of poor households by district / city. Table 4.2 Number of the Poor and Needy According to the District / City for Community Health Insurance Kepulauan Riau Province Year 2011 No.

Kabupaten/kota

(1)

(2)

Jumlah rumahtangga

Jumlah anggota

miskin

rumahtangga miskin

(3)

(4)

1.

Karimun

7.717

30.373

2.

Bintan

10.211

37.568

3.

Natuna

8.820

31.136

4.

Lingga

7.147

24.792

5.

Batam

33.408

127.732

6.

Tanjungpinang

6.376

25.988

7.

Kep.Anambas

(gabung Natuna)

Provinsi

73.679

277.589

Sources: Section Jamkesmas provincial health office. Kepri Year 2011

Participation refers Jamkesmas 2011 BPS 2008 which further established by the Ministry of Health. Base line Data of membership in 2011 using data from BPS plus the area corresponding to the updating of data to meet the 2011 quota set. In 2011 launched the Born Warranty financial guarantees delivery services that include prenatal care, delivery assistance, postpartum care, including family planning services after delivery and newborn care. Here's a realization Jamkesmas and Jampersal in Riau Islands Province.

167

Table 4.3 Realization Fund Jampersal Jamkesmas and Health Service District / City Kepulauan Riau Province Year 2011 NO

KAB/KOTA

ALOKASI DANA

REALISASI

%

1

Kota Tanjungpinang

Rp.872.190.00,-

Rp.121.499.000,-

14%

2

Kota Batam

Rp.4.378.728.000,-

Rp.145.245.000,-

3%

3

Kab. Karimun

Rp.997.318.000,-

Rp.239.416.900,-

24%

4

Kab. Lingga

Rp.519.466.000,-

Rp.206.642.000,-

40%

5

Kab. Bintan

Rp.832.715.221,-

Rp.358.781.500,-

43%

6

Kab. Anambas

Rp.224.844.751,-

_

_

7

Kab. Natuna

Rp.428.103,902,-

Rp.37.027.800,-

9%

Sources: Section Jamkesmas provincial health office. Kepri Year 2011

Based on the above data concluded that the realization of the budget and Jampersal Jamkesmas in Riau Islands Province is still very low. The problems that result in lower realization is partly because there are still patients who are required to buy drugs outside the hospital by reason of the unavailability of medications prescribed at hospital pharmacies, doctors write the diagnosis of disease with its own terms and therefore can not be verified by the data INA CBGs, service delivery reports Jamkesmas KDP RS Jamkesmas the Riau Islands Province Health Department is still often too late, there is still denial of private practice to patients who use Jampersal because rates are too low, unscrupulous employees in RS PPK Jamkesmas there are not aware of any program in the hospital Jampersal, fund absorption Jampersal by some RS District / town is still small because of budget Jamkesda District / Municipal greater delivery rate of the Jampersal rate.

168

4.3 DISEASE PREVENTION AND ERADICATION 4.3.1 Polio Disease Control Global Polio Eradication Program (Global Polio Eradication Initiative) is a WHO program is not just to prevent polio, but has a broader meaning, namely virus stop the transmission of wild polio worldwide. Definition of polio eradication is not found when the indigenous wild polio virus for 3 consecutive years in the region as evidenced by the appropriate AFP surveillance certification standards. In Indonesia, for 10 years no cases of AFP caused by wild polio virus. AFP surveillance in Indonesia action mid-1995. Prevention and eradication of Polio has been done through movement Polio immunization. This effort also followed up with active epidemiological surveillance of cases of Acute Flaccid Paralysis (AFP) age group <15 years within a certain time, to look for the possibility of wild polio virus developed in the community by examination of stool specimens from AFP cases were found 4.3.2 Control of Pulmonary TB The main purpose of pulmonary TB control is to reduce the incidence of pulmonary TB by 2015, reduce the prevalence of pulmonary TB and pulmonary TB mortality by half by 2015 compared 1990. The main goal next is at least 70% of cases of pulmonary TB smear + detected and treated through DOTS (Directly Observed Treatment Short course chemotherapy) or TB treatment Lungs with direct supervision by the Supervisory swallow Drug (PMO) and final goals is at least 85% achieved success rate . Here's handling of pulmonary TB by district / city.

169

Picture 4.20 Percentage Recovery of pulmonary TB by District / City In the Kepulauan Riau Province Year 2011 120,00 100,00 80,00

100,00 80,91

88,46

85,38 63,17

81,48

74,60

60,00 40,00

29,82

20,00 0,00


Thus, the number of provinces success rate (74.60%) have not reached the national target (> 85%). Regencies / cities that have achieved the target, among others Natuna Tanjung pinang and Bintan. While that needs special attention is the lingga. Based on data obtained from health facilities found that successful treatment is more common in men (87.22%) than in women (53.43%).

170

Picture 4.21 Percentage Healing Pulmonary TB Gender In the Kepulauan Riau Province Year 2011

P; 53,43% L; 87,22%


4.3.3 Disease Control ISPA ARI caused the death of infants and toddlers are quite high. Over the last few years, ISPA also be the highest disease clinic visits available in all districts / cities. ARI is still an important public health problem. Disease Eradication Program

ISPA divided into 2 groups, namely

pneumonia and non-pneumonia. ARI control program stipulates that all cases are found should be managed according to the standard, thus discovery rate of ARI cases also illustrates the arrangement of the carrying on of ARI cases. Data discovery and case management Toddlers Pneumonia is calculated based on the number of discovery and handling compared to the target number of children under five that exist in the District / City. Here's handling of pneumonia in infants were reported by district / city.

171

Picture 4.22 Handling Cases of Pneumonia discovery and Toddlers Based on the District / City In the Kepulauan Riau Province Year 2011 25,00

21,22

20,00 15,00 10,00

7,41

6,03 3,26

5,00 0,00

6,42

5,30

0,00

0,21


Based on these data concluded that the rate of discovery and handling Toddler Pneumonia in all regencies / cities that exist in the province of Riau Islands is still very low (6.42%). 4.3.4 Disease Control HIV / AIDS and STDs In health care in the context of HIV and AIDS on the donor's blood, monitoring at-risk groups of patients Sex Transmitted Diseases (STDs) such as Female sex workers (FSW), injecting drug abusers (IDUs), residents of Prisons (Correctional Institution) or occasional research on low-risk groups such as housewives and so on. Government policies in the context of HIV and AIDS control one of them is the establishment of regulations on the control of HIV and AIDS the Riau Islands Province, including HIV Program in the Public Health Service Strategic Plan Riau Islands Province, publication Bylaw No. Riau

172

Islands province. 15 of 2007 on the Prevention and Control of HIV / AIDS, publication of Decree No. mayor Batam. 107/HK/V/2008 know about Team Building Implementation Supervisory Obligations and Periodic Check for WPS and Use Condoms For clientele, publication of Decree No. Tanjungpinang Mayor. 294 yr 2010 you know about Tim Periodic Inspection Supervisory Implementation and Usage for Entertainment Workers Personal Protective Equipment for clientele. Issuance of decree No. Bintan. 287/X/2005 know about Mandatory Periodic Inspection For WPS and 100% Condom Use. Follow-up of the government policy is enforced by all sectors including the establishment of HIV and AIDS services, as well as the implementation of HIV and AIDS control program in the province of Riau Islands SKPD. Table 4.4 Services for HIV / AIDS In Prov. Kepri in 2011 No

KLINIK LAYANAN

JUMLAH

KAB/KOTA

TEMPAT LAYANAN

LAYANAN 1

MMT

(Methadone

1

Kota Batam

RSUD Batam “EMBUNG FATIMAH”

9

Kota Batam

RSBK”CASPER”

Maintenance Treatment) 2

VCT

(Voluntary

Counselling

and

RSUD BATAM”CITRA”

Testing)

RS.ELISABETH “Santa Livina” Kabupaten Bintan

RSUP Tanjung Uban “Edelweys” PKM Toapaya”SEDAP MALAM”

Kota Tanjungpinang

RSUD Tg.Pinang”KEMUNING” PKM PANCUR “FLAMBOYAN”

3

IMS

(Infeksi

Menular

5

Kabupaten Natuna

Puskesmas Ranai “SAHABAT”

Kabupaten Karimun

RSUD Karimun”SEHATI”

Kota Tanjungpinang

PKM Tg.Pinang”IMS FLAMBOYAN”

Kota Batam

PKM Batu Aji”IMS SEDAP MALAM”

Sexual) PKM Lubuk Baja Kabupaten Karimun

PKM TEBING “IMS Villa Garden”

173

Kabupaten Bintan

PKM Toapaya (Batu 24) IMS SRI INDAH”

4.

CST

(Care,Support &

6

Kota Batam

Treatment)

RSBK RSUD Embung Fatimah RS.ELISABETH

5.

PMTCT

(

Mother

Prevention To

Child

Transmition

3

Kota Tg.Pinang

RSUD Tg.Pinang

Kab. Bintan

RS.Tanjung Uban

Kab. Karimun

RSUD.Karimun

Kota Batam

RSBK

Kota Tg.Pinang

RSUD Tg.Pinang

Kab. Karimun

RSUD Karimun


4.3.5 Control of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease that travels fast and the disease can cause death in a short time. This disease is a contagious disease that often causes regular outbreaks in Indonesia. DHF incidence in 2007 was recorded only from 4 districts / cities (the city of Batam, Tanjung Pinang, District Karimun and Bintan) while Linga and Natuna regency (including Anambas) no detectable dengue incidence. In the last three years, dengue cases have occurred in all districts / cities.

174

Picture 4.23 Trends in dengue cases in the District / City In the Kepulauan Riau Province Year 2009 - 2011 1200 1000 800 600 400 200 0

Karimun Bintan

2009

2010

2011

Karimun

143

143

117

Bintan

142

221

104

Lingga

Natuna

0

47

1

Batam

Lingga

0

0

5

Batam

1124

759

636

Tanjungpinang

312

278

189

Kep. Anambas

3

5

0

Natuna

Tanjungpinang Kep. Anambas


4.3.6 Malaria Control Malaria remains a public health problem in Riau Islands Province. The disease is endemic in all districts / cities in Riau Islands Province. Patients treated Malaria is the percentage of suspected malaria patient and / or positive Malaria comes to health, treated according to standard treatment within one year. Data in 2011 showed that of the 4.3.7 Control of Leprosy Leprosy is a chronic disease caused by the bacteria of leprosy (Mycobacterium leprous). The disease often attacks the nerves and the skin edges. Transmission of leprosy is not known with certainty. Most experts believe leprosy can be transmitted through air and skin contact with the skin of patients with long-standing. Leprosy is an infectious leprosy wet type that has not been treated. The incubation period lasts

175

long, an average of 2-5 years can even reach 40 years. This disease is a disease that has long existed in the world. Fear of leprosy community is very high because of lepers without treatment resulted in a terrible flaw. Leprosy is a contagious disease that gets serious attention from the government. The process of transmission lasts longer, but this disease can be cured depending on the type of disease and the rapid discovery. There are two types, namely paucibacillary leprosy (PB) and multibacillary (MB). Type PB treatment takes 6 months while the MB takes 12 months of treatment. When the cases were still in an early state of the treatment is easy and heal without physical disabilities. Leprosy caused by the lack of attention to the importance of keeping the environment clean. Through a healthy lifestyle, the disease can be avoided. Leprosy can be cured every stage of the disease. Health facility data in 2011 showed that the percentage of completion treatment of lepers in Riau Islands Province has been good enough for the NT (75%) while the MB is still very low (36.67%). 4.4 NUTRITIONAL IMPROVEMENT SOCIETY Efforts to improve nutrition community is intended to address the nutritional problems facing society. Some nutritional remedies are often found in groups of people are giving blood plus tablets for pregnant women, vitamin A supplementation, coverage of exclusive breast-feeding and child's weight in IHC.

176

4.4.1 Provision of Vitamin A Capsules Vitamin A is an essential nutrient for humans, especially for eye health. In addition, vitamin A is also needed to increase endurance. Children who get enough vitamin A is less susceptible to diseases such as diarrhea, measles or other infectious diseases. Lack of Vitamin A (KVA) is still a widespread problem throughout the world, especially in developing countries and can occur at any age, especially in infancy. KVA in the body can cause various types of diseases that are "Nutrition Related Diseases" to the wide range of anatomy and function of organs such as the lowering of the immune system and lowers epitelisme skin cells. One impact is less Vitamin A is an abnormality of the eye that typically occurs in children aged 6 months - 4 years is a major cause of blindness in developing countries. Efforts to increase the consumption of food sources of vitamin A by the Information-Education-Communication (IEC) is an effort of the most secure and sustainable. But sometimes the extension will not be immediately noticeable impact. Therefore prevention of vitamin A deficiency is still relying on the provision of high-dose vitamin A capsules. Toddlers are defined in Vitamin A capsule distribution program is starting age infants aged 6-11 months and children aged 12-59 months who received high-dose vitamin A capsules. High dose Vitamin A capsules consisting of Vitamin A capsules at a dose of 100 000 SI blue given to infants aged 6-11 months and vitamin A capsules in red with a dose of 200,000 SI given to children aged 12-59 months and awarded in February and August each year.

177

Picture 4.24 Trend Giving Vitamin A by Regency / City In the Kepulauan Riau Province Year 2009 - 2011 80,00 70,00

67,96

67,96 61,04

60,00

61,85

60,29

50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 2007

2008

2009

2010

2011


Coverage percentage of infants received vitamin A 2 times Riau Islands Province in 2011 was 60.29%, having reduced amounts compared to the year 2010 in the amount of 67.96%. This figure is below the 2010 target is 90%. Here's provision of vitamin A in infants 2 times per year in accordance with national guidelines, according to a report from the district/city.

178

Picture 4.25 Provision of Vitamin A by District / City In the Kepulauan Riau Province Year 2011 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

92,13

90,93 74,63

62,25 52,74

58,47

53,48

60,29


4.4.2 Coverage Toddler Weighing in IHC Malnutrition problem has a very wide dimension to the decline of quality human resources. Malnutrition is directly or indirectly will reduce the level of intelligence of children, impaired growth and development of children and reduce productivity. Malnutrition is directly caused by the lack of food intake and infectious disease. The cause is not immediately due to the availability of food, sanitation, health services, education and knowledge. Done to reduce the number of children under five are malnourished in some areas were found late among others with the passage of active nutritional surveillance through both health workers and the community by monitoring the growth of children under five every month at IHC. It is necessary for early detection in case of growth disorders. Early symptoms can be seen with no sign of weight scales up 2 times in a row or weight

179

below the red line. Picture 4.26 Weighing Toddler Trend In the Kepulauan Riau Province Year 2007 - 2011 60,00 50,00

53,06

51,04

53,94

49,36

49,77

40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 2007

2008

2009

2010

2011


Picture shows that the achievement of child's weight in Riau Islands Province is low. Nearly half of the toddler who was not weighed at IHC. Districts / cities with the lowest child's weight can be seen in the following table.

180

Picture 4.27 Weighing Toddlers by District / City In the Kepulauan Riau Province Year 2011 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00

74,82

71,59 45,95

59,04

51,20

49,77

39,80 25,59


181

CHAPTER V HEALTH RESOURCES Health Resources is one of the supporting factors in the provision of quality health care, which is expected to improve public health. In this chapter, the health resource for reviews to present an overview of the state of health facilities, health workers and health financing. 5.1 HEALTH FACILITIES Facilities that are described in this chapter include health centers, hospitals, community-based health facilities efforts (UKBM), the means of production and distribution of pharmaceutical, medical device and health care institutions. 5.1.1 Health Center Community Health Center Community Health Center or commonly called a technical unit Medical Officer of the district / city health efforts in organizing integrated with the roles and functions as a center for wellnessoriented development, and community mobilization centers and primary health care centers. Puskemas is spearheading basic health services provided by the government. Health Center and its supporting units, such IHC, pustu, pusling, and polindes, very important role because it is the primary health care that can spread to whole communities at the village level and the cost is relatively affordable for the poor. The principal functions carried Puskesmas include maternal and child health maternal and child health, family planning, nutrition, environmental 182

health, including the prevention and control of disease eradication and immunization, public health education, medicine including emergency services for accidents, medical schools, nursing public health, oral health, mental health, eye health, older people's health, sports health, development of traditional medicine, health and safety, a simple laboratory, recording and reporting in the context of health information systems. Health centers as an institutionalized health care unit has the authority and the role of innovation in creating a model of health care at the forefront. Commitment and willingness is necessary to increase, leveling the quality and quantity of health services to revitalize primary health care system by expanding the network of effective and efficient health center. The number of health centers in the province of Riau Islands to 2011 was as much as 67 health centers with details of 26 health centers and 41 health centers care of non-treatment. Workforce located in health centers not only of health but also of nonhealth workers. Health personnel consisting of physicians, nurses, midwives, pharmacists, dietitians, medical technical personnel, sanitation personnel, and public health, while the non-medical staff consists of personnel administration, financial strength, employee , and driver. 5.1.2 Hospital The hospital is an institution of professional health care services provided by physicians, nurses, and other health experts. The hospital is one of the health facilities to hold some health efforts to empower the

183

various units that are trained and educated personnel in the face and deal with medical problems for restoration and maintenance of good health. The hospital has several functions, which organizes medical services, medical support services and non-medical, and nursing care services, education and training, research and development, health improvement referral services, public administration and finance. The basic intent is to treat the existence of the hospital and the care of people with sick and injured. In relation to these basic functions, the hospital provides education for students and research is also an important function. The fourth function is the prevention of disease and health promotion has also been a function of the hospital. So the four basic functions of a hospital is patient care, education, research and public health. Hospital personnel should be equipped with specialists and advanced equipment operated by skilled personnel as well, to support the accuracy of disease diagnosis and drug delivery and appropriate action. The indicators used to assess the development of hospital facilities among others by looking at the development of a care facility is usually measured by the number of hospital and bed and its ratio to the total population. In 2011, in the Riau Islands Province there are 24 Hospitals with details 6 Government Hospital, Hospital Ownership MoH 2, 2 TNI Hospital, 13 Hospital of private and state-owned 1 Hospital. To more clearly be seen in appendix table profiles 70.

184

5.1.3 Production Facility and Distribution of Pharmaceutical Products and Medical Devices Drugs are all single material / mixture that is used by all creatures for the inside and outside, to prevent, alleviate or cure any disease. According to the law - a law meant the drug is a substance or substances intended to be used in establishing the diagnosis, prevent, reduce, eliminate, cure disease or symptoms of disease, injury, or physical or mental disorders in humans or animals, to adorn the body or parts the human body. Pharmaceutical

distribution

in

some

places

the

Pharmacy,

Pharmacy Drug Stores and Warehouses. In the Year 2011, in the province of Riau Islands are 188 pharmacies, 153 and 8 Warehouse Drug Store Pharmacy. To more clearly be seen in appendix table profiles 70. 5.1.4 Public Health Efforts Sourced (UKBM) In order to improve the coverage of public health services, efforts were made to utilize the existing potential and resources including those in the community. Public Health Efforts resources

(UKBM) such as IHC

(Integrated Service Post), Polindes (Maternity cottage village), village of Alert. IHC is one of the most recognized UKBM community. IHC hold at least 5 priority programs, namely maternal and child health, family planning, nutrition, immunization and prevention of diarrhea. To monitor progress, IHC grouped into four strata posyandu namely Primary, Associate, Purnama and Independent. UKBM the aim of increasing the number and quality of UKBM, enhance the ability of the leader / Toma in pioneering and developing

185

UKBM, improve the ability of communities and community organizations in organizing UKBM, and increase the ability of communities and community organizations to explore, collect and manage public funding to develop UKBM. Development and performance posyandu classified into 4 strata, namely Primary IHC, IHC Associate, IHC and IHC Purnama Mandiri. Comparison posyandu strata in the province of Riau Islands visible in the picture below. Picture 5.1 Posyandu Strata Kepulauan Riau Province Tahun 2011

7,62%

20,37%

27,19%

Pratama Madya 44,82%

Purnama Mandiri

Source: Health Profile Kepulauan Riau Province Year 2011

Based on the picture above shows that the highest number is posyandu IHC Associate. IHC is posyandu Associate with activities more regularly and has a cadre of 5 people. The village is a village that has a standby power source readiness and capacity to prevent and resolve health problems (disasters and health emergencies) independently. With the aim of realization of a healthy rural

186

communities, as well as caring and responsive to the health problems in the region. A rural village is said to be idle when the village now has at least a village health post (Poskesdes). Of 351 villages / urban villages in the province of Riau Islands there are 351 villages / sub-villages as standby. Where standby of 351 villages, 226 villages are active standby. To more clearly can see in the attachment profile table 73. 5.1.5 Health Manpower Education Institutions Improving

the

quality

of

health

services

through

physical

improvements and additions to infrastructure, workforce and the addition of equipment and provision of operational and maintenance costs. But with the higher education and public welfare, people's demands for service quality increases. This requires the addition of a skilled health worker and ready to use in accordance with the characteristics and function of energy. Health education institutions are needed role, which will bear the competent health professionals in their field. Educational institutions owned by the government health workers in the Riau Islands Province Health

Polytechnic

(Polytechnic)

Tanjung

Pinang.

Tanjungpinang

polytechnic consists of 3 courses namely nursing, midwifery, health and the environment. Implementation of health education in addition to the responsibility of the government, the public (private) also plays an active role by establishing universities / colleges that have majors in the health field. There are 7 universities / medical colleges as a founding Riau Islands Province has focused on the urban areas Tanjung pinang and Batam. In the city there Tanjungpinang Stikes Hang Tuah and Midwifery

187

Academy (Akbid) Award Bintan. In the city of Batam Batam are University, Stikes Ibn Sina, Stikes Karimun, Stikes Awal Bros, Stikes Mother Partners, Akbid Putra Jaya Mandiri, and Academy Health Analyst Putra Jaya Mandiri. 5.2 HEALTH RESOURCES Medicals are all people who are devoted to the health sector and have knowledge and / or skills through education in the health field for certain types require the authority to make health efforts. Gradually fulfillment of health workers both medical and paramedical been done. Order fulfillment and distribution of health workers in the region, especially in remote, very remote and border areas and islands, has made recruitment of health workers. Other suggestions are also shortages in sufficient removal of Variable Doctors, Midwives Variable forward lifting the other health professionals as well as non-permanent employees as Employee Release Day (PHL). In the PTT appointment was made with funds from the Central Government or the local budget (budget) of each county / city. In addition, to attract and accelerate the fulfillment of health personnel to be placed in remote areas and so that no health worker vacancy that will result in disruption of health service delivery in that region, it is expected an active role and support of the government especially the local government to provide additional incentives and facilities other.

188

5.2.1 Number and Ratio of Health Personnel One of the elements that play a role in accelerating the development of health care is a duty in health care facilities in the community. Health workers in question are general practitioners, specialists, dentists, pharmacy workers, nutritionists, nurses, midwives, and health technical personnel (lab analysts, stylists anesthesia, physiotherapy, X-ray Power Electro medic & Stylists). In 2011 the province of Riau Islands has 1197 doctors consisting of 178 specialist doctors, 880 general practitioners and 130 dentists. Medical personnel are spread throughout the health service there is good government, military and private, with a 9.53 ratio of specialists per 100,000 population, 45.5 GPs per 100,000 population and 6.96 dentists per 100,000 population. 3208 as the number of nurses with a ratio of 163.38 people per 100,000 population and as many as 1111 people midwives with a ratio of 53.53 per 100,000 population. Pharmacy personnel amounted to 292 people with a ratio of 14.4 per 100,000 population, and nutrition experts amount to 102 people with a ratio of 5.14 per 100,000 population. Public health experts amount to 252 people with a ratio of 7.66 per 100,000 population and sanitation specialists amounted to 113 people with a ratio of 4.28 per 100,000 population. As for the medical technician personnel include labor analyst numbered 136 people, force elektromedis & stylist Rontgen (TEM & P. Rontgen) totaling 57 people, stylists anesthesia amounted to 13 people with a ratio of 22.4 per 100,000

189

population, and the physiotherapy amount to 22 people with a ratio of 1, 18 per 100,000 population. The ratio of health workers in general have been sufficient, but when viewed from the distribution is not sufficient, given the distribution of health personnel more than 50% in the city of Batam. Distribution of population and different levels of development of the region resulting in uneven power distribution. In addition, the geography of the islands is also not possible to use the indicator to determine the ratio as an indicator of energy availability.

190

CHAPTER VI CONCLUSION

In general, the achievement of health development programs in the Riau Islands Province in 2011 has increased, although some programs / activities was lower than in previous years. Achievement of program / activities Riau Islands Province, is a positive contribution and hard work 7 districts / cities in Riau Islands Province. Achievement of macroeconomic indicators health programs have been / almost reached its target, in fact to be proved by the results of the Basic Health Research (Riskesdas) which was held in 2010 in Indonesia, including in Riau Islands Province. In addition to success, there are still things that are lacking in health development such as public participation and the role of the private sector is still low in health development, the role and function of cross-related sectors in health development. In 2010 to 2015, all the achievements of the program / activity focused on targets and achievements of the Millennium Development Goals (MDG's). Therefore all levels within the Provincial Health Office, District Health Office / City, across sectors and stakeholders to unite movements and steps in achieving the MDG's targets.

191

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 NO A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9

B. B.1 10 11 12 13 14 15 16 17

INDIKATOR

L

ANGKA/NILAI L+P

P

Satuan

No. Lampiran

GAMBARAN UMUM Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Rata-rata jiwa/rumah tangga Kepadatan Penduduk /Km 2 Rasio Beban Tanggungan Rasio Jenis Kelamin Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi SMP+ DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian Jumlah Lahir Hidup Angka Lahir Mati (dilaporkan) Jumlah Bayi Mati Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Jumlah Balita Mati Angka Kematian Balita (dilaporkan) Jumlah Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (dilaporkan)

B.2 Angka Kesakitan 18 AFP Rate (non polio) < 15 th 19 Angka Insidens TB Paru

958.800

909.211

92,6

92,9

49,1

45,1

26.254 4,0 190 7,2 196 7,5

57

24.114 3,7 151 6,3 153 6,3 55 109,2

39

16.509 351 1.868.011 2,8 113,2 39,2 105,5 93,2

Km2 Desa/Kel Jiwa Jiwa Jiwa/Km2

Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 1

%

Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 4

47,6 %

Tabel 5

50.368 3,8 341 6,8 349 6,9

Bayi Bayi per 1.000 KH Balita per 1.000 KH Ibu per 100.000 KH

2,37 per 100.000 pend <15thn 55,30 per 100.000 penduduk

Tabel 6 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 8

Tabel 9 Tabel 10

NO 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49

INDIKATOR Angka Prevalensi TB Paru Angka kematian akibat TB Paru Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) Success Rate TB Paru Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani Jumlah Kasus Baru HIV Jumlah Kasus Baru AIDS Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya Jumlah Kematian karena AIDS Donor darah diskrining positif HIV Persentase Diare ditemukan dan ditangani Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Prevalensi Kusta Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) Jumlah Kasus Difteri Case Fatality Rate Difteri Jumlah Kasus Pertusis Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum Jumlah Kasus Campak Case Fatality Rate Campak Jumlah Kasus Polio Jumlah Kasus Hepatitis B

L

P

71 2 41,40 87,22 5,91 341 166 170 45 0,60 44,42 5 5 1 40,00 0,00 0,23 66,67 40,00 0

42 1 28,69 53,43 5,29 389 96 5.824 44 3,15 43,33 0 4 0 0,00 0,00 0,13 100,00 30,00 0

4 0

0 0

0

0

265

296

0 9

0 4

ANGKA/NILAI L+P 60,06 1,39 35,22 74,60 6,42 730 262 5.994 89 0,68 43,89 5 9 1 28,57 0,00 0,18 75,00 36,67 0 #DIV/0! 4 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 561 0 0 19

Satuan per 100.000 penduduk per 100.000 penduduk % % % Kasus Kasus Kasus Jiwa % % Kasus Kasus per 100.000 penduduk % % per 10.000 Penduduk % % Kasus % Kasus Kasus % Kasus % Kasus % Kasus Kasus

No. Lampiran Tabel 10 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 17 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 22

NO 50 51 52 53 54

INDIKATOR Incidence Rate DBD Case Fatality Rate DBD Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) Case Fatality Rate Malaria Angka Kesakitan Filariasis

B.3 55 56 57 58 59

Status Gizi Bayi baru lahir ditimbang Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Balita Gizi Baik Balita Gizi Kurang Balita Gizi Buruk

C. C.1 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74

UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Kunjungan Ibu Hamil (K4) Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Pelayanan Ibu Nifas Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 Bumil Risti/Komplikasi ditangani Neonatal Risti/Komplikasi ditangani Bayi Mendapat Vitamin A Anak Balita Mendapat Vitamin A Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap)

L 57,68 #DIV/0! 0,01 0,03 0

P 54,88 #DIV/0! 5,12 0,00 1

ANGKA/NILAI L+P 56,32 #DIV/0! 5,72 0,02 1

100 1,46 96,26 4,61 0,88

96 1,61 95,29 4,77 0,91

98 1,53 95,78 4,69 0,90

22,30 41,43 61,09

71,18 0,62

95 85,41 111,38 76,58 78,55 84,87 66,24 24,31 41,35 59,44 80,96

74,52 64,70

26,91 41,39 60,29 7,42 67,12 72,73 63,16

Satuan per 100.000 penduduk % per 1.000 penduduk % per 100.000 penduduk

No. Lampiran Tabel 23 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 24 Tabel 25

% % % % %

Tabel 26 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 27 Tabel 27

% % % % % % % % % % % % % % %

Tabel 28 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 32 Tabel 32 Tabel 35 Tabel 35 Tabel 36 Tabel 36

NO 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96

INDIKATOR Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) Desa/Kelurahan UCI Cakupan Imunisasi Campak Bayi Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak Bayi yang diberi ASI Eksklusif Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) Balita ditimbang Balita berat badan naik Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) Sarkes dgn kemampuan yan. gadar level 1 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap SD/MI yang melakukan sikat gigi massal SD/MI yang mendapat pelayanan gigi Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kes. Pra Bayar 98 Penduduk Miskin (dan hampir miskin) dicakup Askeskin/Jamkesmas

L 70,27

P 69,00

11,69 25,59 41,28 49,60 80 1 95,78 93,62

13,18 27,60 43,26 49,91 80 1 96,88 94,34

33,92

34,92

45,72

64,26

0,21

0,24

ANGKA/NILAI L+P 69,65 80,34 94,04 9,81 12,41 26,58 42,25 49,77 80 1 96,31 93,96

Satuan

No. Lampiran

% % % % % % % % % % % %

Tabel 37 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 39 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 Tabel 44 Tabel 44 Tabel 44 Tabel 45 Tabel 46

34,40 %

Tabel 47

54,51 100,00 100,00 0,22 48,24 84,62 53,17 40,19

% % % sekolah sekolah % %


55,98 39,22

50,27 41,14

39,22

41,14

40,19 %

Tabel 53

15,60

15,89

22,77 %

Tabel 55

20,01

52,96

88,04 %

Tabel 56

NO

INDIKATOR

99 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 1 100 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 2&3 101 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 1 102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&3 103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 105 Gross Death Rate (GDR) di RS 106 Nett Death Rate (NDR) di RS 107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 108 Length of Stay (LOS) di RS 109 Turn of Interval (TOI) di RS

L 51,68

P 68,80

ANGKA/NILAI L+P 55,35 %

6,64

4,79

5,87 %

Satuan

No. Lampiran Tabel 56 Tabel 56

11,88

0,44

8,33 % Tabel 57

3,84

1,34

76,92 4,64 3,10 1,23

77,05 5,69 2,50 1,03

3,19 % 76,99 5,15 2,72 1,12 26,68 2,45 6,74

% % per 100.000 pasien keluar per 100.000 pasien keluar % Hari Hari


C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 110 Rumah Tangga ber-PHBS

41,83 %

Tabel 61

C.4 111 112 113 114 115 116 117 118

66,44 83,77 70,12 80,65 75,92 79,11 75,92 56,76


Keadaan Lingkungan Rumah Sehat Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes Keluarga dengan sumber air minum terlindung Keluarga memiliki Jamban Sehat Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat TUPM Sehat Institusi dibina kesehatan lingkungannya

D. SUMBERDAYA KESEHATAN

% % % % % % % %

NO

INDIKATOR

D.1 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131

Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum Jumlah Rumah Sakit Khusus Jumlah Puskesmas Perawatan Jumlah Puskesmas non-Perawatan Jumlah Apotek Sarkes yang memiliki laboratorium kesehatan Sarkes yang memiliki 4 spesialis dasar Jumlah Posyandu Posyandu Aktif Rasio posyandu per 100 balita Jumlah Desa Siaga Desa Siaga Aktif Jumlah Poskesdes

D.2 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145

Tenaga Kesehatan Jumlah Dokter Spesialis Rasio Dokter Spesialis Jumlah Dokter Umum Rasio Dokter Umum Jumlah Dokter Gigi Jumlah Bidan Rasio Bidan per 100.000 penduduk Jumlah Perawat Jumlah Perawat Gigi Jumlah Tenaga Kefarmasian Jumlah Tenaga Gizi Jumlah Tenaga Kesmas Jumlah Tenaga Sanitasi Jumlah Tenaga Teknisi Medis

L

P

ANGKA/NILAI L+P 2,00 3,00 6,00 44,00 36,36 100,00 1.129,00 56,16 0,71 351,00 64,39 178,00

10,00 9,18 41,00 35,81 7,00 55,00 156,00 3,00 16,00 9,00 10,00

6,00 5,79 34,00 29,91 9,00 60,00 51,28 494,00 19,00 11,00 11,00 3,00 26,00

Satuan

% % Posyandu % per 100 balita Desa % Poskesdes

16,00 7,53 75,00 32,93 16,00 115,00

Orang per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk Orang Orang

650,00 22,00 11,00 27,00 12,00 36,00

Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang

No. Lampiran

Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 71 Tabel 71 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73

Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74 Tabel 75 Tabel 75 Tabel 75 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 76 Tabel 77 Tabel 77 Tabel 78

NO

INDIKATOR

146 Jumlah Fisioterapis D.3 147 148 149

Pembiayaan Kesehatan Total Anggaran Kesehatan APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota Anggaran Kesehatan Perkapita

L 1,00

P 2,00

ANGKA/NILAI L+P 3,00 Orang

34.649.827.967 Rp 3,73 % 18.549,05 Rp

Satuan

No. Lampiran Tabel 78

Tabel 79 Tabel 79 Tabel 79

TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

1 Karimun

LUAS WILAYAH (km 2) 3

7984,0

JUMLAH

JUMLAH RUMAH TANGGA

RATA-RATA JIWA/RUMAH TANGGA

KEPADATAN PENDUDUK

8

9

10

DESA

KELURAHAN

DESA+KEL.

JUMLAH PENDUDUK

4

5

6

7

34

20

54

212.561

51.667

4,11

26,62

per km 2

2 Bintan

1.946,1

38

13

51

149.554

39.632

3,77

76,85

3 Natuna

2.001,3

67

6

73

71.323

17.769

4,01

35,64

4 Lingga

2.664,9

51

6

57

102.377

20.260

5,05

38,42

5 Batam

1.038,9

0

64

64

1.056.701

467.621

2,26

1017,18

6 Tanjungpinang

239,5

0

18

18

230.492

65.300

3,53

962,39

7 Kep. Anambas

634,4

32

2

34

45.003

12.282

3,66

70,94

16.509,1

222

129

351

1.868.011

674.531

2,77

JUMLAH (PROVINSI)

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011

113,15

11,4 8,0 3,8 5,5 56,6 12,3 2,4 100,0

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 JUMLAH PENDUDUK NO

KABUPATEN/ KOTA

JUMLAH PENDUDUK

1

2

3

0-4

5-14

15-44

45-64

>=65

JUMLAH

0-4

5-14

15-44

45-64

>=65

JUMLAH

RASIO BEBAN TANG GUNGAN

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

RASIO JENIS KELAMIN 17

1

Karimun

212.561

11.370

21.894

54.215

17.502

3.942

108.923

10.601

20.836

52.181

16.033

3.987

103.638

51,90

105,1

2

Bintan

149.554

8.877

14.305

42.080

9.826

2.332

77.420

8.261

13.310

39.251

9.142

2.170

72.134

49,11

107,3

3

Natuna

71.323

4.246

7.442

18.683

5.502

1.070

36.943

4.113

7.159

17.106

4.928

1.074

34.380

54,32

107,5

4

Lingga

102.377

3.456

9.229

24.878

9.030

2.977

49.570

2.709

52.807

44,95

93,9

5

Batam

1.056.701

43.570

91.620

354.549

53.177

2.273

545.189

40.497

85.297

345.991

37.670

2.057

511.512

33,53

106,6

6

Tanjungpinang

230.492

7.793

22.161

63.027

19.939

4.383

117.303

7.443

20.557

61.810

18.609

4.770

113.189

41,07

103,6

7

Kep. Anambas

45.003

2.112

4.513

12.404

3.612

811

23.452

2.035

4.382

11.017

3.231

886

21.551

48,70

108,8

1.868.011

81.424

171.164

569.836

118.588

17.788

958.800

76.723

161.145

554.454

99.236

17.653

909.211

39,18

105,5

JUMLAH (PROVINSI)


3.773

9.604

27.098

9.623

TABEL 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

KELOMPOK NO UMUR (TAHUN)

KARIMUN

BINTAN

NATUNA

LINGGA

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI

JUML

PEREMPUAN

LAKI-LAKI + PEREMPUAN

LAKI-LAKI

PEREMPUAN


LAKI-LAKI

PEREMPUAN


LAKI-LAKI

PEREMPUAN


3

4

5

3

4

5

3

4

5

1

2

3

4

5

1

0-4

11.370

10.601

21.971

8.877

8.261

17.138

4.246

4.113

8.359

3.456

3.773

7.229

2

5-9

11.360

10.862

22.222

8.017

7.459

15.476

3.970

3.880

7.850

5.049

5.201

10.250

3

10 - 14

10.534

9.974

20.508

6.288

5.851

12.139

3.472

3.279

6.751

4.327

4.403

8.730

4

15 - 19

9.375

8.683

18.058

5.591

5.203

10.794

2.982

2.765

5.747

3.892

4.472

8.364

5

20 - 24

8.581

8.269

16.850

7.244

6.759

14.003

2.989

2.890

5.879

4.062

4.706

8.768

6

25 - 29

9.826

10.285

20.111

9.245

8.622

17.867

3.815

3.707

7.522

5.003

5.334

10.337

7

30 - 34

10.077

10.072

20.149

8.473

7.904

16.377

3.472

3.126

6.598

4.806

4.831

9.637

8

35 - 39

9.025

8.269

17.294

6.584

6.146

12.730

3.054

2.612

5.666

3.898

4.215

8.113

9

40 - 44

7.334

6.606

13.940

4.943

4.617

9.560

2.371

2.006

4.377

3.217

3.540

6.757

10

45 - 49

6.337

5.586

11.923

3.738

3.478

7.216

2.037

1.827

3.864

2.881

2.962

5.843

11

50 - 54

5.011

4.765

9.776

2.716

2.527

5.243

1.512

1.387

2.899

2.509

2.684

5.193

12

55 - 59

3.829

3.326

7.155

1.973

1.835

3.808

1.156

990

2.146

2.197

2.317

4.514

13

60 - 64

2.325

2.356

4.681

1.399

1.302

2.701

797

724

1.521

1.443

1.660

3.103

14

65 - 69

1.818

1.769

3.587

1.068

994

2.062

553

454

1.007

1.232

1.101

2.333

15

70 - 74

1.211

1.143

2.354

1.264

1.176

2.440

287

301

588

689

768

1.457

16

75+

910

1.072

1.982

0

0

0

230

319

549

909

840

1.749

JUMLAH

108.923

103.638

212.561

77.420

72.134

149.554

36.943

34.380

71.323

49.570

52.807

102.377

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011 Bintan, hanya menyediakan data 70+

TABEL 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

KELOMPOK NO UMUR (TAHUN)

BATAM

TANJUNGPINANG

KEP. ANAMBAS

PROVINSI

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI

PEREMPUAN


LAKI-LAKI

PEREMPUAN


LAKI-LAKI

PEREMPUAN


3

4

5

3

4

5

LAKI-LAKI

PEREMPUAN


1

2

3

4

5

3

4

1

0-4

43.570

40.497

84.067

7.793

7.443

15.236

2.112

2.035

4.147

81.424

76.723

158.147

2

5-9

55.956

51.986

107.942

11.830

10.912

22.742

2.362

2.296

4.658

98.544

92.596

191.140

3

10 - 14

35.664

33.311

68.975

10.331

9.645

19.976

2.151

2.086

4.237

72.767

68.549

141.316

4

15 - 19

27.893

27.239

55.132

9.071

8.559

17.630

2.023

1.848

3.871

60.827

58.769

119.596

5

20 - 24

62.697

72.425

135.122

8.878

8.589

17.467

2.127

1.999

4.126

96.578

105.637

202.215

6

25 - 29

82.807

91.627

174.434

10.884

11.366

22.250

2.429

2.141

4.570

124.009

133.082

257.091

7

30 - 34

79.359

76.286

155.645

13.103

13.534

26.637

2.289

2.035

4.324

121.579

117.788

239.367

8

35 - 39

59.752

49.940

109.692

11.386

11.054

22.440

1.969

1.678

3.647

95.668

83.914

179.582

9

40 - 44

42.041

28.474

70.515

9.705

8.708

18.413

1.567

1.316

2.883

71.178

55.267

126.445

10

45 - 49

23.250

15.714

38.964

7.232

6.530

13.762

1.254

1.138

2.392

46.729

37.235

83.964

11

50 - 54

14.165

10.291

24.456

5.783

5.345

11.128

1.092

930

2.022

32.788

27.929

60.717

12

55 - 59

8.469

6.124

14.593

4.149

3.917

8.066

784

685

1.469

22.557

19.194

41.751

13

60 - 64

4.782

3.558

8.340

2.775

2.817

5.592

482

478

960

14.003

12.895

26.898

14

65 - 69

2.511

1.983

4.494

1.810

1.884

3.694

336

399

735

9.328

8.584

17.912

15

70 - 74

1.361

1.117

2.478

1.475

1.432

2.907

255

238

493

6.542

6.175

12.717

16

75+

912

940

1.852

1.098

1.454

2.552

220

249

469

4.279

4.874

9.153

JUMLAH

545.189

511.512

1.056.701

117.303

113.189

230.492

23.452

21.551

45.003

958.800

909.211

1.868.011


5

TABEL 4 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

1

Karimun

2

Bintan

3

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

JUMLAH

MELEK HURUF

%

JUMLAH

MELEK HURUF

%

JUMLAH

MELEK HURUF

%

3

4

5

6

7

8

9

10

11

86.190

83.449

0

0

Natuna

24.970

22.376

4

Lingga

49.570

5

Batam

6

Tanjungpinang

7

Kep. Anambas

JUMLAH (PROVINSI)

96,82

82.172

77.149

0

0

89,61

23.198

21.982

40.341

81,38

52.807

97.680

97.635

99,95

23.452

18.955

80,82

281.862

262.756

93,22


168.362

160.598

0

0

94,76

48.168

44.358

92,09

43.203

81,81

102.377

83.544

81,60

94.834

94.584

99,74

192.514

192.219

99,85

21.551

17.243

80,01

45.003

36.198

80,43

274.562

254.161

92,57

556.424

516.917

92,90

#DIV/0!


Batam tidak ada data dari disdik, BPS Menjadi catatan untuk dihilangkan karena tidak menjadi bahan analisis profil

93,89 #DIV/0!

95,39 #DIV/0!

TABEL 5 PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 LAKI-LAKI NO

PEREMPUAN


KABUPATEN/ KOTA

TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH

TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI

SD/MI

SMP/ MTs

SMA/ SMK/ MA

AK/ DIPLOMA

UNIVERSITA S

JUMLAH



SD/MI

SMP/ MTs

SMA/ SMK/ MA

AK/ DIPLO MA

UNIVERSITA S

JUMLAH



SD/MI

SMP/ MTs

SMA/ SMK/ MA

AK/ DIPLO MA

UNIVERSITA S

JUMLAH

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

18,32

10,93

10,50

1

1

Karimun

2

Bintan

3

Natuna

4

Lingga

5

Batam

6 7

0,00

7,74

0,00

2,51

50,00

9,84

20,30

7,55

9,51

0,00

2,80

0,00 3,25

16,48

36,81

16,64

18,79

1,12

3,76

96,85

5,18

17,34

39,23

15,99

14,89

1,69

2,92

0,00 25,69

7,63

7,54

9,22

43,51

2,45

3,96

100,00

Tanjungpinang

1,73

10,90

23,68

17,34

37,60

2,69

6,06

Kep. Anambas

24,08

11,57

32,09

10,27

16,09

2,19

3,71

7,82

7,76

16,92

9,20

18,07

1,21

2,86

JUMLAH (PROVINSI)

0,00


50,00

0,00

17,58

38,62

18,48

20,01

0,00

5,31

100,00

0,00

15,08

12,53

20,82

17,79

28,58

2,93

2,27

100,00

97,24

4,17

16,69

37,97

16,33

16,92

1,39

3,36

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

25,90

7,59

7,49

8,77

44,28

2,53

3,44

100,00

96,83

26,11

7,54

7,45

8,29

45,10

2,62

2,89

100,00

100,00

2,35

11,10

27,74

16,91

33,10

4,01

4,79

100,00

2,04

10,99

25,68

17,13

35,39

3,34

5,43

100,00

100,00

25,94

12,33

32,88

9,91

12,79

3,27

2,88

100,00

24,97

11,93

32,46

10,10

14,52

2,70

3,32

100,00

63,84

8,51

8,31

18,23

8,38

16,48

63,89

10,31

11,04

23,29

12,66

22,81

1,84

3,30

85,26

1,66

2,33

TABEL 6 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 JUMLAH KELAHIRAN NO

LAKI-LAKI

KABUPATEN/ KOTA

1

2

HIDUP

MATI

4

5

PEREMPUAN HIDUP + MATI

HIDUP

MATI 8


HIDUP + MATI

HIDUP

MATI

HIDUP + MATI

11

12

6

7

9

10

1

Karimun

2.354

15

2.369

2.233

15

2.248

4.587

30

4.617

2

Bintan

1.557

13

1.570

1.455

7

1.462

3.012

20

3.032

3

Natuna

849

4

853

785

1

786

1.634

5

1.639

4

Lingga

1.017

10

1.027

991

11

1.002

2.008

21

2.029

5

Batam

16.786

35

16.821

15.032

34

15.066

31.818

69

31.887

6

Tanjungpinang

3.366

24

3.390

3.230

17

3.247

6.596

41

6.637

7

Kep. Anambas

JUMLAH (PROVINSI)

325

4

329

388

4

392

713

8

721

26.254

105

26.359

24.114

89

24.203

50.368

194

50.562

ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN)

4,0

3,7

3,8

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011 Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

TABEL 7 JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 JUMLAH KEMATIAN NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

LAKI - LAKI

PEREMPUAN

LAKI - LAKI + PEREMPUAN

BAYI

ANAK BALITA

BALITA

BAYI

ANAK BALITA

BALITA

BAYI

ANAK BALITA

BALITA

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1

Karimun

44

3

47

19

2

21

63

5

68

2

Bintan

31

1

32

19

2

21

50

3

53

3

Natuna

7

-

7

5

0

5

12

0

12

4

Lingga

9

3

12

16

3

19

25

6

31

5

Batam

65

9

74

57

4

61

122

13

135

6

Tanjungpinang

21

3

24

23

3

26

44

6

50

7

Kep. Anambas

13

-

0

12

0

0

25

0

0

190

19

196

151

14

153

341

33

349

6,77

0,7

6,93

JUMLAH (PROVINSI)

ANGKA KEMATIAN 7,2 0,7 7,5 6,3 (DILAPORKAN) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011

0,6

6,3

Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

TABEL 8 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 JUMLAH KEMATIAN IBU NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

JUMLAH LAHIR HIDUP 4

KEMATIAN IBU HAMIL

KEMATIAN IBU BERSALIN

KEMATIAN IBU NIFAS

JUMLAH KEMATIAN IBU

< 20 Thn

20-34 Thn

≥35 Thn

JUMLAH

< 20 Thn

20-34 Thn

≥35 Thn

JUMLAH

< 20 Thn

20-34 Thn

≥35 Thn

JUMLAH

< 20 Thn

20-34 Thn

≥35 Thn

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

JUMLAH 20

1

Karimun

4.587

0

3

0

3

0

1

0

1

1

1

1

3

1

5

1

7

2

Bintan

3.012

0

1

0

1

0

0

0

0

0

4

1

5

0

5

1

6

3

Natuna

1.634

0

0

0

0

1

1

0

2

0

0

0

0

1

1

0

2

4

Lingga

2.008

3

0

0

3

0

0

0

0

1

0

1

2

4

0

1

5

5

Batam

31.818

0

2

0

2

0

6

2

8

0

10

5

15

0

18

7

25

6

Tanjungpinang

6.596

0

2

1

3

0

1

0

1

0

2

2

4

0

5

3

8

7

Kep. Anambas

713

0

0

0

0

0

0

1

1

0

1

0

1

0

1

1

2

50.368

3

8

1

12

1

9

3

13

2

18

10

30

6

35

14

55

JUMLAH (PROVINSI)

ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011 Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

109,2

TABEL 9 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN RIAU 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)

1

2

4

5

1

Karimun

64.701

0

2

Bintan

44.753

3

3

Natuna

22.960

1

4

Lingga

0

0

5

Batam

260.984

5

6

Tanjungpinang

57.954

2

7

Kep. Anambas

13.042

0

464.394

11

JUMLAH (PROVINSI) AFP RATE (NON POLIO)

2,37

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di di RS

Catatan : Jumlah kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 3, yaitu sebesar:

TABEL 10 JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 JUMLAH KASUS TB PARU NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

1

Karimun

2

JUMLAH PENDUDUK KASUS BARU

PREVALENSI KASUS BARU + KASUS LAMA

KASUS LAMA

(PER 100.000 PENDUDUK)

JUMLAH KEMATIAN AKIBAT TB PARU

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

L+P 21

108.923

103.638

212.561

101

42

143

9

5

14

110

47

157

100,99

45,35

73,86

8

2

10

Bintan

77.420

72.134

149.554

96

56

152

6

1

7

102

57

159

131,75

79,02

106,32

2

2

4

3

Natuna

36.943

34.380

71.323

10

16

26

1

1

2

11

17

28

29,78

49,45

39,26

1

0

1

4

Lingga

49.570

52.807

102.377

34

23

57

5

3

8

39

26

65

78,68

49,24

63,49

0

0

0

5

Batam

545.189

511.512

1.056.701

157

119

412

23

9

48

269

133

460

49,34

26,00

43,53

1

2

3

6

Tanjungpinang

117.303

113.189

230.492

129

87

216

0

0

0

129

87

216

109,97

76,86

93,71

4

3

7

7

Kep. Anambas

23.452

21.551

45.003

17

10

27

5

5

10

22

15

37

93,81

69,60

82,22

0

1

1

958.800

909.211

1.868.011

544

353

1.033

49

24

89

682

382

1.122

71,13

42,01

60,06

56,7

38,8

55,30

JUMLAH (PROVINSI)

ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011 52,66 34,17 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK

16

10

26

1,7

1,1

1,4

61,54

38,46

TABEL 11 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

TB PARU

JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU

KLINIS

ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR)

BTA (+)

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

1

Karimun

174

166

340

611

417

1.028

101

42

143

58,05

25,30

42,06

2

Bintan

111

102

213

781

836

1.617

96

56

152

86,49

54,90

71,36

3

Natuna

58

55

113

10

6

16

9

17

26

15,52

30,91

23,01

4

Lingga

74

76

150

15

18

33

34

23

57

45,95

30,26

38,00

5

Batam

872

818

1.691

235

147

382

238

174

412

27,28

21,26

24,37

6

Tanjungpinang

180

174

354

0

0

0

129

87

216

71,67

50,00

61,02

7

Kep. Anambas

38

34

72

79

29

108

17

10

27

44,74

29,41

37,50

1.507

1.425

2.933

1.731

1.453

3.184

624

409

1.033

41,40

28,69

35,22

JUMLAH (PROVINSI)

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011 54,37 45,63 60,41 39,59 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 12 JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2010 TB PARU NO

KABUPATEN/ KOTA

KESEMBUHAN

BTA (+) DIOBATI L

P

L

L+P

JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH 1

2

4

5

6

7

PENGOBATAN LENGKAP

P

L+P

L

ANGKA KESUKSESAN (SUCCESS RATE/SR)

L+P

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

L

P

L+P

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

17,27

81,69

79,49

80,91

1

Karimun

71

39

110

46

64,79

24

61,54

70

63,64

12

2

Bintan

75

55

130

64

85,33

42

76,36

106

81,54

3

Natuna

13

6

19

9

69,23

4

66,67

13

68,42

4

Lingga

34

23

57

4

11,76

4

17,39

8

5

Batam

210

124

334

141

67,14

0

0,00

6

Tanjungpinang

167

93

260

133

79,64

91

97,85

7

Kep. Anambas

17

10

27

6

35,29

4

587

350

937

403

68,65

169

JUMLAH (PROVINSI)

P

16,90

7

17,95

19

4

5,33

4

30,77

1

1,82

5

3,85

90,67

78,18

85,38

2

33,33

6

31,58

100,00

100,00

100,00

14,04

7

20,59

2

8,70

9

15,79

32,35

26,09

29,82

141

42,22

224

86,15

70

33,33

0

0,00

70

20,96

100,48

0,00

63,17

4

2,40

2

2,15

6

2,31

82,04

100,00

40,00

10

88,46

37,04

8

47,06

4

40,00

12

44,44

82,35

80,00

81,48

48,29

572

61,05

109

18,57

18

5,14

127

13,55

87,22

53,43

74,60

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

116,921 71,6203

TABEL 13 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 PNEUMONIA PADA BALITA NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

1

Karimun

2

JUMLAH BALITA

PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI

JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

12.945

12.315

25.260

1.295

1.232

2.526

280

21,6

256

20,8

536

21,2

Bintan

8.939

8.324

17.263

894

832

1.726

80

8,9

48

5,8

128

7,4

3

Natuna

4.812

4.477

9.289

481

448

929

29

6,0

27

6,0

56

6,0

4

Lingga

4.818

5.220

10.038

482

522

1.004

0

0,0

0

0,0

0

0,0

5

Batam

43.570

40.497

84.067

4.357

4.050

8.407

148

3,4

130

3,2

278

3,3

6

Tanjungpinang

13.936

13.446

27.382

1.394

1.345

2.738

0

0,0

0

0,0

145

5,3

7

Kep. Anambas

2.052

2.823

4.875

205

282

488

1

0,5

0

0,0

1

0,2

JUMLAH (PROVINSI) 91.072 87.102 178.174 9.107 8.710 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011

17.817

538

5,9

461

5,3

1.144

6,4

Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 14 JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 JUMLAH KASUS BARU NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

HIV

INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA L P L+P

AIDS

L

P

L+P

L

P

L+P

4

5

6

7

8

9

10

11

12

JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS L

P

L+P

13

14

15

1

Karimun

61

60

121

27

22

49

24

1.084

1.108

3

9

12

2

Bintan

14

22

36

9

4

13

0

582

582

3

1

4

3

Natuna

4

3

7

0

0

0

36

12

48

1

1

2

4

Lingga

3

6

9

0

0

0

2

0

2

0

0

0

5

Batam

188

222

410

99

59

158

58

3.134

3.192

30

29

59

6

Tanjungpinang

71

76

147

31

11

42

46

1.012

1.058

8

4

12

7

Kep. Anambas

0

0

0

0

0

0

4

0

4

0

0

0

341

389

730

166

96

262

170

5.824

5.994

45

44

89

JUMLAH (PROVINSI)

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011 Ket: Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 15 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPUALAUAN RIAU TAHUN 2011 DONOR DARAH UNIT TRANSFUSI DARAH KABUPATEN/KOTA

NO

1

2

JUMLAH PENDONOR L

P

3

4

1

Karimun

2.020

2

Bintan

NA

3

Natuna RSUD Kabupaten Natuna

L

L+P

JUMLAH

5

223 NA

6

7

2.243

2.020

100,00

NA

NA

NA

930

130

1.060

930

RS TNI AU Ranai

50

0

50

50

4

Lingga

0

0

0

0

5

Batam

5.795

1.137

6.932

5.795

6

Tanjungpinang

7

Anambas

JUMLAH Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota

0

0

NA

NA

8.795

1.490

SAMPEL DARAH DIPERIKSA P L+P % JUMLAH % JUMLAH %

4.438 NA 14.723

0

100,00

8

9

223 NA

130

100,00 NA

11

NA

NA

NA

100,00

1.060

100,00

35

100,00

0

50 0

1.137

100,00

6.932

100,00

4.438

100,00

NA

NA

#DIV/0!

NA

NA

NA

NA

8.795

100,00

1.490

100,00

14.723

15 NA

#DIV/0!

100,00

% 13

100,00

0,00

0

12

2.243

0,00

#DIV/0!

JUMLAH

100,00

0

#DIV/0! 100,00

10

L

0 3 NA

L+P JUMLAH %

15

2 NA

16

0,90 NA

17

17 NA

2

0,00

0

#VALUE!

0

0

#DIV/0!

0

#DIV/0! 0,00

43

#DIV/0!

0,60

0 NA

1,54

43

#DIV/0! NA

47

37

0,00

3 NA

3

0,76 NA

3,76

NA 53

14

0,74 NA

0

POSITIF HIV P JUMLAH %

100

3,49 0,00 #DIV/0! 0,62 0,07 NA 0,68

TABEL 16 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 DIARE NO

JUMLAH PENDUDUK

KABUPATEN/ KOTA

1

2

1

Karimun

2

DIARE DITANGANI

JUMLAH PERKIRAAAN KASUS

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

108.923

103.638

212.561

4.607

4.384

8.991

1.917

41,61

1.819

41,49

3.736

41,55

Bintan

77.420

72.134

149.554

3.182

2.965

6.147

2.288

71,91

2.050

69,15

4.338

70,57

3

Natuna

36.943

34.380

71.323

1.518

1.413

2.931

1.425

93,85

1.365

96,60

2.790

95,18

4

Lingga

49.570

52.807

102.377

2.097

2.234

4.331

1.685

80,35

1.884

84,33

3.569

82,41

5

Batam

545.189

511.512

1.056.701

22.407

21.023

43.430

8.197

36,58

7.075

33,65

15.272

35,16

6

Tanjungpinang

117.303

113.189

230.492

4.821

4.652

9.473

1.404

29,12

1.382

29,71

2.786

29,41

7

Kep. Anambas

23.452

21.551

45.003

964

886

1.850

671

69,61

700

79,03

1.371

74,12

958.800

909.211

1.868.011

39.597

37.557

77.153

17.587

44,4

16.275

43,3

33.862

43,9

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 17 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 KASUS BARU NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering ≥ 15 TAHUN

0-14 TAHUN

Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah JUMLAH

≥ 15 TAHUN

0-14 TAHUN

PB + MB

JUMLAH

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

1

Karimun

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

1

2

1

1

2

1

1

2

2

Bintan

0

0

0

1

0

1

1

0

1

0

0

0

1

0

1

1

0

1

2

0

2

3

Natuna

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4

Lingga

0

0

0

1

0

1

1

0

1

0

0

0

1

1

2

1

1

2

2

1

3

5

Batam

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

6

Tanjungpinang

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

0

1

1

1

2

2

1

3

2

1

3

7

Kep. Anambas

1

0

1

2

0

2

3

0

3

0

0

0

0

1

1

0

1

1

3

1

4

1

0

1

4

0

4

5

0

5

1

0

1

4

4

8

5

4

9

10

4

14

1,04

0,44

0,75

JUMLAH (PROVINSI)

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011

TABEL 18 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 KASUS BARU NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN

PENDERITA KUSTA

L

P

CACAT TINGKAT 2 L+P

L

P

L

P

L+P

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

1

Karimun

1

1

2

-

0,00

-

0,00

-

0,00

2

Bintan

-

-

-

-

#DIV/0!

-

#DIV/0!

-

#DIV/0!

3

Natuna

-

-

-

-

#DIV/0!

-

#DIV/0!

-

#DIV/0!

4

Lingga

2

1

3

-

0,00

-

0,00

-

0,00

0

5

Batam

-

-

-

-

#DIV/0!

-

0,00

-

0,00

0

6

Tanjungpinang

1

-

1

1

100,00

-

#DIV/0!

1

100,00

0

0,00

0

7

Kep. Anambas

1

-

1

1

100,00

-

#DIV/0!

1

100,00

0

0,00

0

5

2

7

2

40,00

-

0,00

2

28,57

-

0,00

-

JUMLAH (PROVINSI)

L+P


0,00 0

#DIV/0!

0,00 0

#DIV/0! 0,00 #DIV/0!

-

0,00

#DIV/0!

-

#DIV/0!

#DIV/0!

-

#DIV/0!

0

0,00

-

0,00

0

0,00

-

0,00

#DIV/0!

-

0,00

#DIV/0!

-

0,00

-

0,00

0,00

TABEL 19 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

L

PB P

L+P

4

5

6

KASUS TERCATAT MB L P L+P 7

8

9

L

JUMLAH P

L+P

10

11

12

1

Karimun

0

0

0

1

1

2

1

1

2

2

Bintan

1

0

1

2

1

3

3

1

4

3

Natuna

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4

Lingga

1

0

1

1

1

2

2

1

3

5

Batam

0

0

0

10

5

15

10

5

15

6

Tanjungpinang

1

0

1

2

3

5

3

3

6

7

Kep. Anambas

3

0

3

0

1

1

3

1

4

6

0

6

16

12

28

22

12

34

0,2

0,1

0,2

JUMLAH (PROVINSI)

ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011

TABEL 20 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

KUSTA (PB)

PENDERITA PB

RFT PB

L

2010

KUSTA (MB)

PENDERITA MB

P

L+P

RFT MB

L

2009

P

L+P

L

P

L+P

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

L

P

L+P

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

1

Karimun

0

0

0

0

#DIV/0!

0

#DIV/0!

0

#DIV/0!

3

1

4

3

100,00

1

100,00

4

2

Bintan

1

0

1

1

100,00

0

#DIV/0!

1

100,00

0

1

1

0

#DIV/0!

0

0,00

0

0,00

3

Natuna

0

0

0

0

#DIV/0!

0

#DIV/0!

0

#DIV/0!

0

0

0

#DIV/0!

0

#DIV/0!

4

Lingga

1

0

1

0

0,00

0

#DIV/0!

0

0,00

1

1

2

0

0,00

0

0,00

5

Batam

0

0

0

0

0,00

0

#DIV/0!

0

0,00

10

5

15

6

Tanjungpinang

3

1

4

2

66,67

1

100,00

3

75,00

5

1

6

7

Kep. Anambas

1

1

2

1

100,00

1

100,00

2

100,00

1

1

2

100,00

6

75,00

20

10

JUMLAH (PROVINSI) 6 2 8 4 66,67 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011

#DIV/0!

100,00

0,00

0

0

0,00

1

20,00

1

6,67

3

60,00

1

100,00

4

66,67

2

2

200,00

0

0,00

2

100,00

30

8

40,00

3

30,00

11

36,67

TABEL 21 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 JUMLAH KASUS PD3I NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

DIFTERI JUMLAH KASUS

TETANUS (NON NEONATORUM)

PERTUSIS

JUMLAH KASUS

TETANUS NEONATORUM JUMLAH KASUS

L

P

L+P

MENINGGAL

L

P

L+P

L

P

L+P

MENINGGAL

L

P

L+P

MENINGGAL

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

1

Karimun

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

2

Bintan

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

3

Natuna

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4

Lingga

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

5

Batam

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

6

Tanjungpinang

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

7

Kep. Anambas

0

0

0

0

4

0

4

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4

0

4

0

0

0

0

0

0

0

0

JUMLAH (PROVINSI) CASE FATALITY RATE (%)

#DIV/0!


#DIV/0!

#DIV/0!

TABEL 22 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 JUMLAH KASUS PD3I NO

KABUPATEN/ KOTA L

1

2

1

Karimun

2

CAMPAK JUMLAH KASUS P L+P

4

5

POLIO MENINGGAL

6

7

HEPATITIS B

L

P

L+P

L

P

L+P

8

9

10

11

12

13

2

0

2

0

0

0

0

0

0

0

Bintan

34

58

92

0

0

0

0

9

4

13

3

Natuna

5

4

9

0

0

0

0

0

0

0

4

Lingga

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

5

Batam

182

189

371

0

0

0

0

0

0

6

6

Tanjungpinang

40

43

83

0

0

0

0

0

0

0

7

Kep. Anambas

2

2

4

0

0

0

0

0

0

0

265

296

561

0

0

0

0

9

4

19

JUMLAH (PROVINSI) CASE FATALITY RATE (%)

0,0


TABEL 23 JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

JUMLAH KASUS

MENINGGAL

CFR (%)

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1

Karimun

53

64

117

0

1

1

0,0

1,6

0,9

2

Bintan

64

40

104

2

0

2

3,1

0,0

1,9

3

Natuna

1

0

1

0

0

0

0,0

#DIV/0!

0,0

4

Lingga

1

4

5

0

0

0

0,0

0,0

0,0

5

Batam

319

317

636

2

0

2

5,5

0,0

0,3

6

Tanjungpinang

115

74

189

0

0

0

0,0

0,0

0,0

7

Kep. Anambas

0

0

0

0

0

0

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

553

499

1.052

4

1

5

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

JUMLAH (PROVINSI)

INCIDENCE RATE PER 57,7 54,9 56,3 100.000 PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011 Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 24 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

SEDIAAN DARAH NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

DIPERIKSA

POSITIF

% POSITIF

4

5

6

MALARIA PENDERITA TANPA PEMERIKSAAN DENGAN PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH SEDIAAN DARAH POSITIF P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Karimun

-

-

#DIV/0!

2

Bintan

-

-

#DIV/0!

0

3

Natuna

#DIV/0!

1.040

4

Lingga

62,5

2.083

5

Batam

0,0

6

Tanjungpinang

1.416

40,5

7

Kep. Anambas

-

-

3.410

1.819

JUMLAH (PROVINSI)

-

1.246 573

0

0

37

15

52

0

0

0

0,00

0,00

0,00

0

0

3.458

2.823

6.281

0

0

0

0,00

0,00

0,00

951

1.991

74

45

119

0

0,00

0,00

0,00

2.067

4.150

767

479

1.246

0

0

0

0,00

0,00

0,00

1.534

955

2.489

577

271

848

0

0

0

0,00

0,00

0,00

775

778

1.553

707

709

1.416

0

0

0

0,00

0,00

0,00

0

0

0

406

309

715

4

0

4

0,99

0,00

0,56

5.432

4.751

10.183

6.026

4.651

10.677

4

0

4

0,03

0,00

0,02

0,01

5,12

5,72

#DIV/0! 53,3

CFR

L 1

1.994

MENINGGAL

ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011

0

TABEL 25 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 PENDERITA FILARIASIS NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

KASUS BARU DITEMUKAN

JUMLAH SELURUH KASUS

L

P

L+P

L

P

L+P

4

5

6

7

8

9

1

Karimun

0

0

0

0

0

0

2

Bintan

0

0

0

0

0

0

3

Natuna

0

0

0

0

0

0

4

Lingga

0

0

0

4

7

11

5

Batam

0

0

0

0

0

0

6

Tanjungpinang

0

0

0

0

0

0

7

Kep. Anambas

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4

7

11

0

1

1

JUMLAH (PROVINSI)

ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (PROVINSI) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 26 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO KABUPATEN/ KOTA 1

2

JUMLAH LAHIR HIDUP

L

L

P

L+P

JUMLAH

4

5

6

7

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG P L+P %

JUMLAH

8

9

%

JUMLAH

10

11

BBLR P

L %

JUMLAH

12

13

%

JUMLAH

14

15

L+P %

JUMLAH

%

16

17

18

1

Karimun

2.354

2.233

4.587

2.317

98,0

2.197

98,0

4.514

98,0

54

2,0

48

2,2

102

2,3

2

Bintan

1.557

1.455

3.012

1.557

100,0

1.455

100,0

3.012

100,0

9

0,6

13

0,9

22

0,7

3

Natuna

849

785

1.634

849

100,0

785

100,0

1.634

100,0

8

0,9

5

0,6

13

0,8

4

Lingga

1.017

991

2.008

991

97,4

21

2,1

1.012

50,4

49

4,9

44

209,5

93

9,2

5

Batam

16.786

15.032

31.818

16.749

100,0

14.995

100,0

31.744

100,0

197

1,2

180

1,2

377

1,2

6

Tanjungpinang

3.366

3.230

6.596

3.366

100,0

3.230

100,0

6.596

100,0

61

1,8

77

2,4

138

2,1

7

Kep. Anambas

325

388

713

325

100,0

388

100,0

713

100,0

3

0,9

5

1,3

8

1,1

26.254

24.114

50.368

26.154

99,6

23.071

95,7

49.225

97,7

381

1,5

372

1,6

753

1,5

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 27 STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BALITA NO

BALITA DITIMBANG

KABUPATEN/ KOTA

1

2

GIZI LEBIH L

GIZI BAIK

P

L+P

L

GIZI KURANG

P

L+P

L

GIZI BURUK

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

1

Karimun

5.689

5.400

11.089

70

1,23

69

1,25

139

1,25

4.715

82,88

4.469

82,76

9.184

82,82

747

13,13

709

13,13

1.456

13,13

157

2,76

153

2,83

310

2,80

2

Bintan

8.939

8.324

17.263

28

0,31

7

0,08

35

0,20

6.166

68,98

5.793

69,59

11.959

69,28

134

1,50

197

2,37

331

1,92

15

0,17

19

0,23

34

0,20

3

Natuna

1.909

1.788

3.697

33

1,73

29

1,62

62

1,68

1.590

83,29

1.489

83,28

3.079

83,28

217

11,37

199

11,13

416

11,25

15

0,79

12

0,67

27

0,73

4

Lingga

4.818

5.220

10.038

69

1,43

79

1,51

148

1,47

3.253

67,52

3.390

64,94

6.643

66,18

405

8,41

426

8,16

831

8,28

115

2,39

126

2,41

241

2,40

5

Batam

32.989

30.955

63.944

653

1,98

601

1,94

1.254

1,96

37.835

114,69

35.492

114,66

73.327

114,67

935

2,83

884

2,86

1.819

2,84

196

0,59

156

0,50

352

0,55

6

Tanjungpinang

3.451

3.433

6.884

168

4,87

113

3,29

281

4,08

3.084

89,37

3.089

89,98

6.173

89,67

174

5,04

172

5,01

346

5,03

25

0,72

59

1,72

84

1,22

7

Kep. Anambas

2.052

2.823

4.875

36

1,75

51

1,81

87

1,78

964

46,98

1.493

52,89

2.457

50,40

148

7,21

179

6,34

327

6,71

4

0,19

3

0,11

7

0,14

59.847

57.943

117.790

1.057

1,77

949

1,64

2.006

1,70

57.607

96,26

55.215

95,29

112.822

95,78

2.760

4,61

2.766

4,77

5.526

4,69

527

0,88

528

0,91

1.055

0,90

JUMLAH (PROVINSI)


103,07 121.409

TABEL 28 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

IBU HAMIL

KABUPATEN/ KOTA

JUMLAH

K1

2

4

5

1

IBU BERSALIN

%

K4

IBU NIFAS

%

JUMLAH

DITOLONG NAKES

%

10

11

JUMLAH

%

13

14

6

7

8

9

1

Karimun

5.384

5.119

95,08

4.861

90,29

5.139

4.514

87,84

5.139

4.002

77,88

2

Bintan

3.302

3.318

100,48

3.177

96,21

3.155

3.013

95,50

3.155

2.841

90,05

3

Natuna

1.755

1.569

89,40

1.244

70,88

1.673

1.639

97,97

1.673

1.216

72,68

4

Lingga

2.541

2.294

90,28

2.139

84,18

2.426

1.932

79,64

2.426

1.983

81,74

5

Batam

26.735

25.503

95,39

22.221

83,12

25.519

31.813

124,66

25.519

16.940

66,38

6

Tanjungpinang

6.592

6.364

96,54

5.986

83,12

6.294

6.616

105,12

5.992

6.622

110,51

7

Kep. Anambas

956

821

85,88

739

77,30

907

721

79,49

907

713

78,61

47.265

44.988

95,18

40.367

85,41

45.113

50.248

111,38

44.811

34.317

76,58

JUMLAH (PROVINSI)


12

MENDAPAT YANKES

TABEL 29 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL

JUMLAH IBU HAMIL 4

TT-1

TT-2

TT-3

TT-4

TT-5

TT2+

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

1

Karimun

5.384

753

13,99

1.225

22,80

1.135

21,10

778

14,45

553

10,27

3.691

68,55

2

Bintan

3.302

837

25,35

919

27,83

554

16,78

396

11,99

350

10,60

2.219

67,20

3

Natuna

1.755

920

52,42

799

45,53

144

8,21

74

4,22

145

8,26

1.162

66,21

4

Lingga

2.541

889

34,99

771

30,34

446

17,55

347

13,66

361

14,21

1.811

71,27

5

Batam

26.735

16.522

61,80

15.185

56,80

1.980

7,41

1.397

5,23

1.232

4,61

19.794

74,04

6

Tanjungpinang

6.592

4.711

71,47

3.670

55,67

1.327

20,13

1.069

16,22

1.770

26,85

7.836

118,87

7

Kep. Anambas

956

599

62,66

472

49,37

81

8,47

10

1,05

2

0,21

615

64,33

47.265

25.231

53,38

23.041

48,75

5.667

11,99

4.071

8,61

4.413

9,34

37.128

78,55

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 30 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

JUMLAH IBU HAMIL

2

4

1

FE1 (30 TABLET)

FE3 (90 TABLET)

JUMLAH

%

JUMLAH

%

5

6

7

8

1

Karimun

5.384

3.823

71,01

3.871

71,90

2

Bintan

3.302

2.974

90,07

2.841

86,04

3

Natuna

1.755

1.495

85,19

1.322

75,33

4

Lingga

2.541

2.294

90,28

3.233

127,23

5

Batam

26.735

25.413

95,06

22.193

83,01

6

Tanjungpinang

6.592

6.189

93,89

5.901

89,52

7

Kep. Anambas

956

821

85,88

752

78,66

47.265

43.009

91,00

40.113

84,87

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 31 JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATUS RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

JUMLAH IBU HAMIL 4

BUMIL DENGAN KOMPLIKASI KEBIDANAN 5

BUMIL KOMPLIKASI KEBIDANAN DITANGANI

NEONATUS KOMPLIKASI DITANGANI

PERKIRAAN NEONATUS KOMPLIKASI

JUMLAH LAHIR HIDUP

L

P

L+P

S

%

L

P

L+P

L

P

L+P

S

%

S

%

S

%

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

1

Karimun

5.384

1.077

714

66,31

2.354

2.233

4.587

353

335

688

57

16,14

53

15,82

385

55,96

2

Bintan

3.302

660

627

94,94

1.557

1.455

3.012

234

218

452

46

19,70

38

17,41

84

18,59

3

Natuna

1.755

351

160

45,58

849

785

1.634

127

118

245

31

24,34

24

20,38

55

22,44

4

Lingga

2.541

508

451

88,74

1.017

991

2.008

153

149

301

93

60,96

106

71,31

199

66,07

5

Batam

26.735

5.347

3.145

58,82

16.786

15.032

31.818

2.518

2.255

4.773

340

13,00

348

15,43

688

14,41

6

Tanjungpinang

6.592

1.318

1.114

84,50

3.366

3.230

6.596

504

484

988

301

59,72

300

61,98

601

60,83

7

Kep. Anambas

956

191

51

26,67

294

353

647

44

53

97

9

20,41

9

17,00

18

18,55

47.265

9.453

6.262

66,24

26.223

24.079

50.302

3.933

3.612

7.544

877

22,30

878

24,31

2.030

26,91

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 32 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BAYI NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

ANAK BALITA (1-4 TAHUN)

BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A

JUMLAH

L

P

L+P

IBU NIFAS

MENDAPAT VIT A 2X

JUMLAH

L

MENDAPAT

P

L+P

VIT A

JUMLAH

L

P

L+P

S

%

S

%

S

%

L

P

L+P

S

%

S

%

S

%

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

S

%

23

24

1

Karimun

2.508

2.387

4.895

981

39,11

934

39,13

1.915

39,12

10.436

9.930

20.366

6.503

62,31

6.175

62,19

12.678

62,25

5.139

4.452

86,63

2

Bintan

776

724

1.500

759

97,81

686

94,75

1.445

96,33

7.382

6.869

14.251

6.866

93,01

6.264

91,19

13.130

92,13

3.155

2.968

94,07

3

Natuna

849

785

1.634

409

48,17

381

48,54

790

48,35

3.878

3.609

7.487

2.044

52,70

1.905

52,79

3.949

52,74

1.673

1.199

71,67

4

Lingga

566

591

1.157

488

86,22

510

86,29

998

86,26

4.772

4.967

9.739

2.789

58,45

2.905

58,49

5.694

58,47

2.426

2.015

83,06

5

Batam

12.539

11.765

24.304

4.612

36,78

4.223

35,90

8.835

36,35

64.441

60.461

124.902

35.187

54,60

31.616

52,29

66.803

53,48

25.519

19.851

77,79

6

Tanjungpinang

3.049

2.943

5.992

1.202

39,42

1.160

39,42

2.362

39,42

10.886

10.504

21.390

8.323

76,46

7.641

72,74

15.964

74,63

5.992

5.723

95,51

7

Kep. Anambas

448

415

863

139

31,03

215

51,81

354

41,02

1.604

2.408

4.012

1.459

90,96

2.189

90,91

3.648

90,93

907

73

8,05

20.735

19.610

40.345

8.590

41,43

8.109

41,35

16.699

41,39

103.399

98.748

202.147

63.171

61,09

58.695

59,44

121.866

60,29

44.811

36.281

80,96

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 33 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 PESERTA KB AKTIF NO

1

2

NON MKJP

MKJP

KABUPATEN/KOTA IUD

%

MOP

4

5

6

%

MOW

%

IM PLAN

%

JUMLAH

%

7

8

9

10

11

12

13

SUNTIK

%

PIL

%

KON DOM

%

OBAT VAGINA

%

LAIN NYA

%

18

19

20

21

22

23

JUMLAH

%

24

25

MKJP + % MKJP + NON MKJP NON MKJP

14

15

16

17

1

Karimun

451

1,90

6

0,03

134

0,57

847

3,57

1.438

6,06

12.497

52,70

9.508

40,09

272

1,15

0

0,00

0

0,00

22.277

93,94

23.715

100,00

2

Bintan

510

3,03

18

0,11

169

1,00

1.079

6,41

1.776

10,54

9.409

55,86

5.277

31,33

383

2,27

0

0,00

0

0,00

15.069

89,46

16.845

100,00

3

Natuna

22

0,29

0

0,00

39

0,51

217

2,84

278

3,63

3.855

50,37

3.007

39,29

513

6,70

0

0,00

0

0,00

7.375

96,37

7.653

100,00

4

Lingga

39

0,30

0

0,00

29

0,22

173

1,32

241

1,84

8.336

63,76

4.420

33,81

77

0,59

0

0,00

0

0,00

12.833

98,16

13.074

100,00

5

Batam

4.126

3,49

27

0,02

347

0,29

2.997

2,53

7.497

6,33

61.020

51,56

40.171

33,94

9.664

8,17

0

0,00

0

0,00

110.855

93,67

118.352

100,00

6

Tanjungpinang

2.467

10,58

101

0,43

205

0,88

4.349

18,65

7.122

30,55

7.985

34,25

6.834

29,31

1.373

5,89

0

0,00

0

0,00

16.192

69,45

23.314

100,00

7

Kep. Anambas

5

0,11

1

0,02

0

0,00

37

0,78

43

0,91

2.681

56,76

1.852

39,21

147

3,11

0

0,00

0

0,00

4.680

99,09

4.723

100,00

7.620

3,67

153

0,07

923

0,44

9.699

4,67

18.395

8,86

105.783

50,94

71.069

34,22

12.429

5,98

0

0,00

0

0,00

189.281

91,14

207.676

100,00

JUMLAH (PROVINSI)

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011 Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

26

27

TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 PESERTA KB BARU NO

1

2

NON MKJP

MKJP

KABUPATEN/ KOTA IUD

%

MOP

%

MOW

%

IMPLAN

%

JUMLAH

%

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

SUNTIK

%

14

15

PIL

%

KONDOM

%

OBAT VAGINA

16

17

18

19

20

%

LAIN NYA

21

22

%

%

24

25

1,8

0

0,0

12

0,3

214

5,5

295

7,6

1.970

50,7

1.573

40,5

48

1,2

0

0,0

0

0,0

3.591

92,4

3.886

100,0

Bintan

161

4,9

3

0,1

32

1,0

208

6,4

404

12,4

2.077

63,5

708

21,6

82

2,5

0

0,0

0

0,0

2.867

87,6

3.271

100,0

Natuna

17

0,8

0

0,0

39

1,9

140

6,9

196

9,6

944

46,2

847

41,5

56

2,7

0

0,0

0

0,0

1.847

90,4

2.043

100,0

4

Lingga

17

1,1

0

0,0

0

0,0

39

2,5

56

3,6

1.002

64,0

463

29,6

35

2,2

0

0,0

9

0,6

1.509

96,4

1.565

100,0

5

Batam

64

2,8

0

0,0

5

0,2

38

1,7

107

4,7

1.115

48,8

870

38,0

195

8,5

0

0,0

0

0,0

2.180

95,3

2.287

100,0

6

Tanjungpinang

216

2,3

0

0,0

39

0,4

462

5,0

717

7,7

4.594

49,5

3.621

39,0

355

3,8

0

0,0

0

0,0

8.570

92,3

9.287

100,0

7

Kep. Anambas

2

0,2

0

0,0

1

0,1

17

2,0

20

2,4

389

45,7

413

48,5

29

3,4

0

0,0

0

0,0

831

97,6

851

100,0

546

2,4

3

0,0

128

0,6

1.118

4,8

1.795

7,7

12.091

52,1

8.495

36,6

800

3,4

0

0,0

9

0,0

21.395

92,3

23.190

100,0

Karimun

2 3

JUMLAH (PROVINSI)


26

% MKJP + NON MKJP

69

1

23

JUMLAH

MKJP + NON MKJP

27

TABEL 35 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

JUMLAH PUS

1

2

4

PESERTA KB AKTIF

PESERTA KB BARU JUMLAH

%

JUMLAH

%

5

6

7

8

1

Karimun

39.843

3.886

9,75

23.715

59,52

2

Bintan

22.437

3.271

14,58

16.845

75,08

3

Natuna

11.506

2.043

17,76

7.653

66,51

4

Lingga

16.665

1.597

9,58

13.074

78,45

5

Batam

173.388

2.287

1,32

118.352

68,26

6

Tanjungpinang

38.761

9.287

23,96

23.314

60,15

7

Kep. Anambas

6.063

537

8,86

4.224

69,67

308.663

22.908

7,42

207.177

67,12

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 36 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1)

JUMLAH BAYI LAHIR HIDUP

L

P

KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP)

L+P

L

P

L+P

L

P

L +P

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

1

Karimun

2.354

2.233

4.587

2.324

98,73

2.203

99,00

4.527

98,69

2.039

0,87

1.930

86,43

3.969

86,53

2

Bintan

1.557

1.455

3.012

1.653

106,17

1.338

91,96

2.991

99,30

1.600

1,03

1.312

90,17

2.912

96,68

3

Natuna

849

785

1.634

631

74,32

585

74,52

1.216

74,42

487

0,57

453

57,71

940

57,53

4

Lingga

1.017

991

2.008

1.005

98,82

1.110

112,01

2.115

105,33

996

0,98

969

97,78

1.965

97,86

5

Batam

17.402

14.377

31.779

10.542

60,58

9.350

65,03

19.892

62,59

8.299

0,48

7.400

51,47

15.699

49,40

6

Tanjungpinang

3.366

3.230

6.596

2.645

78,58

2.507

77,62

5.152

78,11

2.900

0,86

2.765

85,60

5.665

85,89

7

Kep. Anambas

325

388

713

325

100,00

388

100,00

713

100,00

289

0,89

350

90,21

639

89,62

26.870

23.459

50.329

19.125

71,18

17.481

74,52

36.606

72,73

16.610

0,62

15.179

64,70

31.789

63,16

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 37 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPUAUAN RIAU TAHUN 2011 KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI) NO

JUMLAH BAYI

KABUPATEN/ KOTA

1

2

L

P

L+P

L

P

L+P

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1

Karimun

2.508

2.387

4.895

60

2,39

54

2,26

114

2,33

2

Bintan

1.557

1.455

3.012

1.618

103,92

1.326

91,13

2.944

97,74

3

Natuna

849

785

1.634

700

82,45

651

82,93

1.351

82,68

4

Lingga

566

591

1.157

654

115,55

679

114,89

1.333

115,21

5

Batam

12.539

11.765

24.304

9.003

71,80

8.322

70,74

17.325

71,28

6

Tanjungpinang

3.049

2.943

5.992

2.840

93,15

2.689

91,37

5.529

92,27

7

Kep. Anambas

448

415

863

244

54,46

315

75,90

559

64,77

21.516

20.341

41.857

15.119

70,27

14.036

69,00

29.155

69,65

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 38 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

JUMLAH DESA/KEL

DESA/KEL UCI

% DESA/KEL UCI

1

2

4

5

6

1

Karimun

54

53

98,1

2

Bintan

51

51

100,0

3

Natuna

73

41

56,2

4

Lingga

57

44

77,2

5

Batam

64

51

79,7

6

Tanjungpinang

18

18

100,0

7

Kep. Anambas

34

24

70,6

351

282

80,3

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 39 CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BAYI DIIMUNISASI JUMLAH BAYI

NO KABUPATEN/ KOTA

L L

1

2

DPT1+HB1

4

P 5

L+P 6

P

JUMLAH

%

7

8

JUMLAH 9

L+P % 10

DO RATE (%)

DPT3+HB3

JUMLAH 11

L % 12

JUMLAH 13

CAMPAK

P % 14

L+P

JUMLAH

%

15

16,0

JUMLAH 17

L % 18

JUMLAH 19

P % 20

JUMLAH 21

L+P % 22

JUMLAH 23

L

P

L+P

25

26

27

% 24

1

Karimun

2.508

2.387

4.895

2.343

93,42

2.228

93,34

4.571

93,38

2.196

87,56

2.092

87,64

4.288

87,60

2.181

86,96

2.078

87,05

4.259

87,01

6,91

6,73

2

Bintan

1.557

1.455

3.012

1.506

96,72

1.509

103,71

3.015

100,10

1.507

96,79

1.524

104,74

3.031

100,63

1.461

93,83

1.483

101,92

2.944

97,74

2,99

1,72

2,35

3

Natuna

849

785

1.634

801

94,35

744

94,78

1.545

94,55

753

88,69

698

88,92

1.451

88,80

702

82,69

651

82,93

1.353

82,80

12,36

12,50

12,43

4

Lingga

566

591

1.157

1.041

183,92

1.087

183,93

2.128

183,92

1.040

183,75

1.087

183,93

2.127

183,84

1.014

179,15

1.058

179,02

2.072

179,08

2,59

2,67

2,63

5

Batam

12.539

11.765

24.304

12.059

96,17

13.593

115,54

25.652

105,55

11.289

90,03

12.727

108,18

24.016

98,81

10.555

84,18

11.903

101,17

22.458

92,40

12,47

12,43

12,45

6

Tanjungpinang

3.049

2.943

5.992

2.995

98,23

2.894

98,34

5.889

98,28

2.915

95,61

2.799

95,11

5.714

95,36

2.745

90,03

2.645

89,87

5.390

89,95

8,35

8,60

8,47

7

Kep. Anambas

448

415

863

440

98,21

403

97,11

843

97,68

462

103,13

424

102,17

886

102,67

462

103,13

424

102,17

886

102,67

-5,00

-5,21

-5,10

21.516

20.341

41.857

21.185

98,46

22.458

110,41

43.643

104,27

20.162

93,71

21.351

104,97

41.513

99,18

19.120

88,86

20.242

99,51

39.362

94,04

9,75

9,87

9,81

JUMLAH (PROVINSI)


6,83

TABEL 40 CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BAYI DIIMUNISASI JUMLAH BAYI

NO KABUPATEN/ KOTA

L L

1

BCG

2

P

6

JUMLAH 7

P % 8

JUMLAH

JUMLAH

L %

JUMLAH

P %

JUMLAH

L+P %

JUMLAH

%

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Karimun

2.508

2.387

4.895

2.313

92,22

2.202

92,25

4.515

92,24

2.215

88,32

2.109

88,35

4.324

88,34

2

Bintan

1.557

1.455

3.012

1.401

89,98

1.554

106,80

2.955

98,11

1.516

97,37

1.503

103,30

3.019

100,23

3

Natuna

849

785

1.634

769

90,58

713

90,83

1.482

90,70

816

96,11

756

96,31

1.572

96,21

4

Lingga

1.130

1.178

2.308

1.006

89,03

1.050

89,13

2.056

89,08

1.050

92,92

1.093

92,78

2.143

92,85

5

Batam

16.786

15.032

31.818

10.335

61,57

12.606

83,86

22.941

72,10

11.580

68,99

10.271

68,33

21.851

68,67

6

Tanjungpinang

3.049

2.943

5.992

2.984

97,87

2.893

98,30

5.877

98,08

2.738

89,80

2.652

90,11

5.390

89,95

7

Kep. Anambas

448

415

863

388

86,61

356

85,78

744

86,21

466

104,02

427

102,89

893

103,48

26.327

24.195

50.522

19.196

72,91

21.374

88,34

40.570

80,30

20.381

77,41

18.811

77,75

39.192

77,57


9

L+P %

1

JUMLAH (PROVINSI)

5

L+P

POLIO3

TABEL 41 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO 1

2

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF

JUMLAH BAYI

KABUPATEN/ KOTA

L

P

L+P

L

P

L+P

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1.253

1.193

2.446

296

23,62

281

23,55

577

23,59

1

Karimun

2

Bintan

776

724

1.500

222

28,61

206

28,45

428

28,53

3

Natuna

849

785

1.634

77

9,07

71

9,04

148

9,06

4

Lingga

566

591

1.157

-

0,00

-

0,00

-

0,00

5

Batam

12.539

11.765

24.304

1.435

11,44

1.575

13,39

3.010

12,38

6

Tanjungpinang

3.049

2.943

5.992

229

7,51

262

8,90

491

8,19

7

Kep. Anambas

448

415

863

18

4,02

32

7,71

50

5,79

19.480

18.416

37.896

2.277

11,69

2.427

13,18

4.704

12,41

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 42 PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

ANAK 6-23 BULAN MENDAPAT MP-ASI

DARI KELUARGA MISKIN

%

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1.952

1.873

3.825

292

279

571

14,96

14,90

14,93

1

Karimun

2

Bintan

125

100

225

125

100

225

100,00

100,00

100,00

3

Natuna

300

280

580

13

12

25

4,33

4,29

4,31

4

Lingga

156

167

323

156

167

323

100,00

100,00

100,00

5

Batam

710

764

1.474

131

184

315

18,45

24,08

21,37

6

Tanjungpinang

127

119

246

127

119

246

100,00

100,00

100,00

7

Kep. Anambas

448

415

863

133

165

298

29,69

39,76

34,53

3.818

3.718

7.536

977

1.026

2.003

25,59

27,60

26,58

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 43 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO KABUPATEN/ KOTA

1

2

1

Karimun

2

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)

JUMLAH

L

P

L+P

L

P

L+P

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

4

5

6

7

8

9

10

11

12

10.436

9.930

20.366

18

0,17

16

0,16

34

0,17

Bintan

7.382

6.869

14.251

5.352

72,50

4.444

64,70

9.796

68,74

3

Natuna

3.878

3.609

7.487

0

0,00

0

0,00

0

0,00

4

Lingga

4.772

4.967

9.739

2.140

44,84

2.231

44,92

4.371

44,88

5

Batam

64.441

60.461

124.902

31.800

49,35

32.148

53,17

63.948

51,20

6

Tanjungpinang

10.886

10.504

21.390

2.673

24,55

2.786

26,52

5.459

25,52

7

Kep. Anambas

1.885

2.695

4.580

815

43,24

1.216

45,12

2.031

44,34

103.680

99.035

202.715

42.798

41,28

42.841

43,26

85.639

42,25

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 44 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BALITA NO

BALITA YANG ADA

KABUPATEN/ KOTA

1

2

DITIMBANG P

L

L+P

BB NAIK P

L

L+P

BGM P

L

L+P

L

P

L+P

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

1

Karimun

12.945

12.315

25.260

5.947

45,94

5.661

45,97

11.608

45,95

3.662

61,58

3.497

61,77

7.159

61,67

106

1,78

103

1,82

209

1,80

2

Bintan

8.939

8.324

17.263

6.335

70,87

6.024

72,37

12.359

71,59

4.662

73,59

4.432

73,57

9.094

73,58

66

1,04

129

2,14

195

1,58

3

Natuna

4.812

4.477

9.289

1.909

39,67

1.788

39,94

3.697

39,80

1.251

65,53

1.171

65,49

2.422

65,51

48

2,51

43

2,40

91

2,46

4

Lingga

4.818

5.220

10.038

3.641

75,57

3.827

73,31

7.510

74,82

2.646

72,67

2.756

72,01

5.402

71,93

147

4,04

161

4,21

308

4,10

5

Batam

64.441

60.461

124.902

32.989

51,19

30.955

51,20

63.944

51,20

29.346

88,96

27.433

88,62

56.779

88,79

68

0,21

75

0,24

143

0,22

6

Tanjungpinang

13.936

13.446

27.382

3.519

25,25

3.487

25,93

7.006

25,59

1.946

55,30

1.916

54,95

3.862

55,12

47

1,34

74

2,12

121

1,73

7

Kep. Anambas

2.052

2.823

4.875

1.181

57,55

1.697

60,11

2.878

59,04

853

72,23

1.280

75,43

2.133

74,11

13

1,10

19

1,12

32

1,11

111.943

107.066

219.009

55.521

49,60

53.439

49,91

109.002

49,77

44.366

79,91

42.485

79,50

86.851

79,68

495

0,89

604

1,13

1.099

1,01

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 45 CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BALITA GIZI BURUK NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

MENDAPAT PERAWATAN

JUMLAH

L

P

L+P

L

P

L+P

S

%

S

%

S

%

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1

Karimun

18

16

34

18

100,0

10

62,5

28

82,4

2

Bintan

16

20

36

16

100,0

20

100,0

36

100,0

3

Natuna

15

12

27

15

100,0

12

100,0

27

100,0

4

Lingga

34

22

56

25

73,5

22

100,0

47

83,9

5

Batam

196

156

352

196

100,0

156

100,0

352

100,0

6

Tanjungpinang

25

59

84

25

100,0

59

100,0

84

100,0

7

Kep. Anambas

4

3

7

308

288

596

JUMLAH (PROVINSI)

295


0,0 95,8

279

0,0 96,9

574

0,0 96,3

TABEL 46 CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

JUMLAH

L

L

P

L+P

JUMLAH

%

4

5

6

7

8

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN P L+P JUMLAH % JUMLAH 9

10

11

% 12

1

Karimun

2.643

2.412

5.055

2.631

99,5

2.399

99,5

5.030

99,5

2

Bintan

1.729

1.618

3.347

1.708

98,8

1.575

97,3

3.283

98,1

3

Natuna

1.045

890

1.935

922

88,2

813

91,3

1.735

89,7

4

Lingga

1.229

1.098

2.327

1.120

91,1

993

90,4

2.113

90,8

5

Batam

11.491

10.531

22.022

10.633

92,5

9.865

93,7

20.498

93,1

6

Tanjungpinang

2.269

2.126

4.395

2.065

91,0

1.955

92,0

4.020

91,5

7

Kep. Anambas

547

537

1.084

538

98,4

524

97,6

1.062

98,0

20.953

19.212

40.165

19.617

93,6

18.124

94,3

37.741

94,0

JUMLAH (PROVINSI)

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011

93,6

94,3

94,0

TABEL 47 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 MURID SD DAN SETINGKAT NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

1

Karimun

2

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR

JUMLAH

L

P

L+P

L

P

L+P

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

4

5

6

7

8

9

10

11

12

15.066

13.564

28.630

4.960

32,9

4.467

32,9

9.427

32,9

Bintan

7.125

6.406

13.531

6.579

92,3

5.938

92,7

12.517

92,5

3

Natuna

5.058

4.745

9.803

922

18,2

813

17,1

1.735

17,7

4

Lingga

1.229

1.098

2.327

1.120

91,1

993

90,4

2.113

90,8

5

Batam

42.973

39.574

82.547

11.160

2.597,0

11.205

28,3

22.365

27,1

6

Tanjungpinang

11.641

10.781

22.422

2.065

17,7

1.955

18,1

4.020

17,9

7

Kep. Anambas

2.851

2.797

5.648

2.345

82,3

2.201

78,7

4.546

80,5

85.943

78.965

164.908

29.151

33,9

27.572

34,9

56.723

34,4

JUMLAH (KAB/KOTA)


TABEL 48 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 USILA (60TAHUN+) NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

1

Karimun

2

JUMLAH

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

L

P

L+P

L

%

P

%

L+P

%

4

5

6

7

8

9

10

11

12

-

3.066

29,59

3.066

14,42

10.892

10.363

21.255

0

Bintan

5.475

4.481

9.956

2.833

51,74

2.314

51,64

5.147

51,70

3

Natuna

1.868

1.797

3.665

1.868

100,00

1.797

100,00

3.665

100,00

4

Lingga

439

577

1.016

439

100,00

577

100,00

1.016

100,00

5

Batam

9.566

7.598

17.164

1.954

20,43

2.325

30,60

4.279

24,93

6

Tanjungpinang

7.132

6.882

14.014

9.198

128,97

10.711

155,64

19.909

142,07

7

Kep. Anambas

1.318

1.339

2.657

484

36,72

441

32,94

925

34,81

36.690

33.037

69.727

16.776

45,72

21.231

64,26

38.007

54,51

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 49 PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

KARIMUN NO

SARANA KESEHATAN

1

2

JUMLAH SARANA 3

JUMLAH

%

4

5

1

RUMAH SAKIT UMUM

2

2

2

RUMAH SAKIT JIWA

0

0

3

RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA

0

0

4

PUSKESMAS PERAWATAN

3

3

5

SARANA YANKES.LAINNYA

0

0

5

5

JUMLAH

BINTAN

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


100,00


JUMLAH SARANA 3

JUMLAH

%

4

5

1

1

#DIV/0!

0

0

#DIV/0!

#DIV/0!

0

0

#DIV/0!

12

12

100,00

16

0

-

29

13

44,83

100,00 #DIV/0! 100,00

100,00


NO

SARANA KESEHATAN

1

2

JUMLAH SARANA 3

NATUNA

LINGGA



JUMLAH

%

4

5

1

RUMAH SAKIT UMUM

2

2

2

RUMAH SAKIT JIWA

0

0

#DIV/0!

3


0

0

#DIV/0!

4

PUSKESMAS PERAWATAN

8

8

5


0

0

10

10

JUMLAH


100,00

100,00

JUMLAH SARANA 3

1

JUMLAH

%

4

5

1

#DIV/0! 1

1

100,00

3

3

100,00

#DIV/0! 100,00

100,00

#DIV/0! 5

5

100,00


BATAM NO

SARANA KESEHATAN

1

2

TANJUNGPINANG


JUMLAH SARANA 3

JUMLAH

%

4

5

1

RUMAH SAKIT UMUM

8

8

2

RUMAH SAKIT JIWA

0

0

3


6

4

PUSKESMAS PERAWATAN

5


JUMLAH


JUMLAH SARANA 3

%

4

5

2

2

#DIV/0!

0

0

#DIV/0!

0

-

0

0

#DIV/0!

2

0

-

1

1

100,00

0

0

#DIV/0!

51

0

-

16

8

54

3


100,00

JUMLAH

50,00

100,00

5,56


ANAMBAS NO

SARANA KESEHATAN

1

2

JUMLAH SARANA 3

JUMLAH

%

4

5

1

RUMAH SAKIT UMUM

1

1

2

RUMAH SAKIT JIWA

0

0

3


0

0

4

PUSKESMAS PERAWATAN

3

3

5


0

0

4

4

JUMLAH

TOTAL



100,00


JUMLAH SARANA 3

JUMLAH

%

4

5

32

17

#DIV/0!

0

0

#DIV/0!

8

1

12,50

61

30

49,18

16

0

-

117

48

#DIV/0!

100,00 #DIV/0! 100,00

53,13 #DIV/0!

TABEL 50 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 YANG TERSERANG NO

KABUPATEN/ KOTA

JENIS KEJADIAN LUAR BIASA

1

2

3

1

Karimun

JUMLAH KEC

JUMLAH DESA

4

5

JUMLAH PENDUDUK TERANCAM

ATTACK RATE (%)

JUMLAH PENDERITA

JUMLAH KEMATIAN

CFR (%)

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Diare

1

1

0

0

0

7

14

21

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

0

0

0

-

-

-

Rabies

1

1

57

55

112

15

7

22

26,32

12,73

19,64

0

0

0

-

-

-

Keracunan makanan

1

1

602

573

1.175

68

89

157

11,30

15,53

13,36

0

0

0

-

-

-

DBD

1

1

1.640

1.560

3.200

10

6

16

0,61

0,38

0,50

0

0

0

2

Bintan

0

0

0

0

0

0

0

0

0

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

0

0

0

#DIV/0!

-

#DIV/0!

-

#DIV/0!

-

3

Natuna

0

0

0

0

0

0

0

0

0

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

0

0

0

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

4

Lingga

0

0

0

0

0

0

0

0

0

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

0

0

0

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

5

Batam

0

0

0

0

0

0

0

0

0

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

0

0

0

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

6

Tanjungpinang

0

0

0

0

0

0

0

0

0

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

0

0

0

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

7 Kep. Anambas 0 0 0 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011

0

0

0

0

0

0

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

0

0

0

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

TABEL 51 DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

JUMLAH DESA/KELURAHAN

1

2

4

DESA/KELURAHAN TERKENA KLB DITANGANI <24 JUMLAH % JAM 5

6

7

1

Karimun

54

4

4

2

Bintan

51

0

0

#DIV/0!

3

Natuna

73

0

0

#DIV/0!

4

Lingga

57

0

0

#DIV/0!

5

Batam

64

0

0

#DIV/0!

6

Tanjungpinang

18

0

0

#DIV/0!

7

Kep. Anambas

34

0

0

#DIV/0!

351

4

4

JUMLAH (PROVINSI)


100,00

100,00

TABEL 52 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

TUMPATAN GIGI TETAP

PENCABUTAN GIGI TETAP

RASIO TUMPATAN/ PENCABUTAN

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1

Karimun

192

180

372

1.736

1.648

3.384

0,11

0,11

0,11

2

Bintan

325

466

791

1.028

1.285

2.313

0,32

0,36

0,34

3

Natuna

321

293

614

604

584

1.188

0,53

0,50

0,52

4

Lingga

48

88

136

754

1.192

1.946

0,06

0,07

0,07

5

Batam

924

1.538

2.462

3.837

4.920

8.757

0,24

0,31

0,28

6

Tanjungpinang

141

139

280

1.436

1.434

2.870

0,10

0,10

0,10

7

Kep. Anambas

126

123

249

661

710

1.371

0,19

0,17

0,18

2.077

2.827

4.904

10.056

11.773

21.829

0,21

0,24

0,22

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 53 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF) NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

JUMLAH SD/MI 4

JUMLAH SD/MI DGN SIKAT GIGI 5

%

JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI

%

6

7

8

MURID SD/MI DIPERIKSA

JUMLAH MURID SD/MI

PERLU PERAWATAN

MENDAPAT PERAWATAN

L

P

L+P

L

%

P

%

L+P

%

L

P

L+P

L

%

P

%

L+P

%

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

1

Karimun

144

86

59,72

103

71,53

15.066

13.564

28.630

4.066

26,99

3.571

26,33

7.637

26,67

1.377

1.206

2.583

550

39,94

475

39,39

1.025

39,68

2

Bintan

98

67

68,37

90

91,84

8.771

7.940

16.711

7.672

87,47

7.368

92,80

15.040

90,00

3.772

3.914

7.686

654

17,34

525

13,41

1.179

15,34

3

Natuna

80

0,00

80

100,00

5.058

4.745

9.803

922

18,23

813

17,13

1.735

17,70

583

537

1.120

-

0,00

-

4

Lingga

109

50

45,87

57

52,29

3.297

3.047

6.344

1.021

30,97

942

30,92

1.963

30,94

390

363

753

197

50,51

211

58,13

408

54,18

5

Batam

292

92

31,51

275

94,18

23.802

25.097

48.899

17.235

72,41

13.863

55,24

31.098

63,60

5.614

6.039

11.653

3.130

55,75

3.720

61,60

6.850

58,78

6

Tanjungpinang

69

69

100,00

69

100,00

4.255

3.906

8.161

2.065

48,53

1.955

50,05

4.020

49,26

328

304

632

93

28,35

43

14,14

136

21,52

7

Kep. Anambas

60

47

78,33

47

78,33

2.851

2.797

5.648

2.345

82,25

2.201

78,69

4.546

80,49

278

296

574

216

77,70

234

79,05

450

78,40

852

411

48,24

721

84,62

63.100

61.096

124.196

35.326

55,98

30.713

50,27

66.039

53,17

12.342

12.659

25.001

4.840

39,22

5.208

41,14

10.048

40,19

JUMLAH (PROVINSI)

-


0,00

-

0,00

TABEL 54

JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 KARIMUN

BINTAN

PENYULUHAN KESEHATAN


PENYUL

NO

KABUPATEN/KOTA

JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK

JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA



1

2

4

5

4

5

1 Puskesmas 2 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 3 Rumah Sakit JUMLAH (KAB/KOTA)

711

65

318

849

60

0

0

0

0

0

0

0

771

65

318

849


TABEL 54

JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 NATUNA

LINGGA



PENYUL

NO

KABUPATEN/KOTA





1

2

4

5

4

5

1 Puskesmas 2 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 3 Rumah Sakit JUMLAH (KAB/KOTA)

368

216

612

3578

24

13

0

0

3

12

0

0

395

241

612

3578


TABEL 54

JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BATAM

TANJUNGPINANG



PENYUL

NO

KABUPATEN/KOTA





1

2

4

5

4

5

1 Puskesmas

3039

328

221

40

2 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

0

0

0

0

3 Rumah Sakit

0

0

0

0

3039

328

221

40

JUMLAH (KAB/KOTA)


TABEL 54

JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 ANAMBAS

TOTAL



NO

KABUPATEN/KOTA





1

2

4

5

4

5

1 Puskesmas

149

7

5418

5083

2 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

0

0

84

13

3 Rumah Sakit

0

0

3

12

149

7

5505

5108

JUMLAH (KAB/KOTA)


TABEL 55 CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR NO

JUMLAH PENDUDUK

KABUPATEN/ KOTA

1

2

1

Karimun

2 3

ASKES

JAMSOSTEK

LAINNYA

ASKESKIN/JAMKESMAS

JUMLAH

%

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

L+P 24

6.539

6.186

12.725

36.941

34.989

71.930

33,91

33,76

33,84

108.923

103.638

212.561

8.375

8.001

16.376

5.678

5.335

11.013

16.349

15.467

31.816

Bintan

77.420

72.134

149.554

3.612

3.829

7.441

2.344

2.403

4.747

14.654

13.936

28.590

5.087

4.978

10.065

25.697

25.146

50.843

33,19

34,86

34,00

Natuna

36.943

34.380

71.323

4.048

3.764

7.812

0

0

0

7.780

7.267

15.047

24.046

22.346

46.392

35.874

33.377

69.251

97,11

97,08

97,09

4

Lingga

49.570

52.807

102.377

1.952

2.114

4.066

0

0

0

15.916

17.243

33.159

0

0

0

17.868

19.357

37.225

36,05

36,66

36,36

5

Batam

545.189

511.512

1.056.701

495

594

3.077

0

0

24

0

0

127.763

354

0

354

0

0

131.218

0,00

0,00

12,42

6

Tanjungpinang

117.303

113.189

230.492

11.993

11.676

23.669

0

0

0

13.351

12.637

25.988

2.207

2.131

4.338

27.551

26.444

53.995

23,49

23,36

23,43

7

Kep. Anambas

23.452

21.551

45.003

0

0

0

0

0

0

5.676

5.200

10.876

0

0

0

5.676

5.200

10.876

24,20

24,13

24,17

15,6

15,9

22,8

JUMLAH (PROVINSI)

958.800

PERSENTASE (PROVINSI)

909.211

1.868.011

30.475 3,2


29.978 3,3

62.441 3,3

8.022 0,8

7.738 0,9

15.784 0,8

73.726 7,7

71.750 7,9

273.239 14,6

38.233 4,0

35.641 3,9

73.874 4,0

149.607 15,6

144.513 15,9

425.338 22,8

TABEL 56 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN NO

KABUPATEN/ KOTA

DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS

JUMLAH YANG ADA L

1

2

P

L+P

L

P

PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

1

Karimun

2

Bintan

3

Natuna

7.780

7.267

15.047

7.780

100,0

7.267

4

Lingga

19.200

20.810

40.010

-

0,0

5

Batam

124.248

1.118

125.366

-

6

Tanjungpinang

15.558

14.768

30.326

7

Kep. Anambas

5.810

5.068

194.740

69.985

JUMLAH (PROVINSI)

PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)

22.144

20.954

43.098

15.606

30.373

70,5

37.568

100,0

100,0

15.047

100,0

5.642

72,5

5.291

-

0,0

24.792

62,0

23.957

124,8

0,0

-

0,0

127.732

101,9

52.944

13.351

85,8

12.637

85,6

25.988

85,7

10.878

2.237

38,5

2.394

47,2

4.631

302.293

38.974

20,0

37.065

53,0

266.131

37.568

70,5

14.767

#DIV/0!


70,5 #DIV/0!

8.164

36,9

7.669

15.833

36,7

18.532

49,3

72,8

10.933

72,7

42

0,5

39

25.957

124,7

49.914

124,8

455

2,4

42,6

-

0,0

52.944

42,2

9.720

7.788

50,1

7.301

49,4

15.089

49,8

42,6

2.141

36,9

1.929

38,1

4.070

88,0

100.636

51,7

48.147

68,8

167.315

#DIV/0!

36,6 #DIV/0!

1.045

4,7

978

2.023

4,7

1.468

3,9

0,5

81

0,5

497

2,4

952

2,4

7,8

188

16,8

9.908

7,9

1.528

9,8

1.527

10,3

3.055

10,1

37,4

133

2,3

121

2,4

254

2,3

55,3

12.923

6,6

3.350

4,8

17.741

5,9

#DIV/0!

4,7 #DIV/0!

TABEL 57 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN MENDAPAT YANKES RAWAT INAP NO

PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)

JUMLAH YANG ADA

KABUPATEN/ KOTA

L 1

2

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

1

Karimun

2

Bintan

3

Natuna

4

Lingga

19.200

5

Batam

6

Tanjungpinang

7

Kep. Anambas

JUMLAH (PROVINSI)

P

PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)

22.144

20.954

43.098

124

0,6

120

-

-

37.568

7.780

7.267

15.047

14

0,2

14

0,2

20.810

40.010

2

0,0

6

0,0

137.750

-

137.750

24.412

17,7

15.558

14.768

30.326

28

0,2

26

0,2

5.810

5.068

10.878

153

2,6

135

208.242

68.867

314.677

24.733

11,9

301

#DIV/0!


0,6

244

0,6

1.243

3,3

28

0,2

-

0,0

-

0,0

8

0,0

-

0,0

-

0,0

24.348

17,7

7.456

5,4

-

54

0,2

396

2,5

792

2,7

288

2,6

138

2,4

0,4

26.213

8,3

8.004

3,8

#DIV/0!

-

#DIV/0!

14

0,1

18

0,1

32

0,1

#DIV/0!

1.508

4,0

-

0,0

-

0,0

#DIV/0!

7.456

5,4

5,4

792

2,6

116

2,3

254

2,3

926

1

10.042

3,2

#DIV/0!

TABEL 58 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 KARIMUN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

JUMLAH KUNJUNGAN NO

SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN

1

2

1

Puskesmas

2

RS

3

Sarana Yankes lainnya

JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%)

L

P

3

4

RAWAT INAP

JUMLAH

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

5

6

7

8

9

10

11

125.639

2.606

38.005

8.340

0

0

83.787

79.857

163.644

5.049

5.897

10.946

108.923

103.638

212.561

108.923

103.638

212.561

76,9

77,1

77,0

4,6

5,7

5,1


445 3

2

5 0

3

2

450

TABEL 58 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BINTAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

JUMLAH KUNJUNGAN NO

SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN L

1

2

1

Puskesmas

2 3

3

P 4

RAWAT INAP L+P

L

P

5

6

7

JUMLAH L+P

L

8

9

P

L+P

10

11

35.876

43.059

78.935

878

869

1.747

0

0

0

RS

4.061

3.322

7.383

1.083

1.508

2.591

0

0

0


4.456

6.786

11.242

0

7

7

0

0

0

JUMLAH (KAB/KOTA)

44.393

53.167

97.560

1.961

2.384

4.345

0

0

0

JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA

77.420

72.134

149.554

77.420

72.134

149.554

57,3

73,7

65,2

2,5

3,3

2,9

CAKUPAN KUNJUNGAN (%)


TABEL 58 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 NATUNA KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

JUMLAH KUNJUNGAN NO


1

2

P 4

JUMLAH

L+P

L

P

L+P

L

5

9

P

L+P

6

7

8

1

Puskesmas

36.131

36.554

72.685

130

122

252

67

43

110

2

RS

12.133

11.172

23.305

1.641

1.521

3.162

0

0

0

3


0

0

0

0

0

0

0

0

0

JUMLAH (KAB/KOTA)

48.264

47.726

95.990

1.771

1.643

3.414

67

43

110


36.943

34.380

71.323

36.943

34.380

71.323

130,6

138,8

134,6

4,8

4,8

4,8


3

RAWAT INAP


10

11

TABEL 58 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 LINGGA KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

JUMLAH KUNJUNGAN NO


1

2

1

Puskesmas

2

RS

3


P

3

4

RAWAT INAP L+P

L

5

6

P 7

JUMLAH L+P

L

8

9

P

L+P

10

11

21.145

23.262

44.407

64

78

142

0

1

1

3.895

6.269

10.164

1.701

2.182

3.883

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

JUMLAH (KAB/KOTA)

25.040

29.531

54.571

1.765

2.260

4.025

0

1

1


49.570

52.807

102.377

49.570

52.807

102.377

50,5

55,9

53,3

3,6

4,3

3,9



TABEL 58 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BATAM KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

JUMLAH KUNJUNGAN NO


1

2

P

3

4

RAWAT INAP L+P

L

5

6

JUMLAH

P

L+P

L

7

8

9

P

L+P

10

11

1

Puskesmas

224.551

247.987

472.538

50

112

162

19

8

27

2

RS

545.189

511.512

1.056.701

545.189

511.512

1.056.701

0

0

0

3


0

0

0

0

0

0

0

0

0

JUMLAH (KAB/KOTA)

769.740

759.499

1.529.239

545.239

511.624

1.056.863

19

8

27


545.189

511.512

1.056.701

545.189

511.512

1.056.701

141,2

148,5

144,7

100,0

100,0

100,0



TABEL 58 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 TANJUNGPINANG KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

JUMLAH KUNJUNGAN NO


1

2

P

3

4

RAWAT INAP L+P

L

5

6

P 7

JUMLAH L+P

L

8

9

P

L+P

10

11

1

Puskesmas

62.317

62.314

124.631

141

140

281

0

0

0

2

RS

18.826

18.663

37.489

6.416

6.851

13.267

314

359

673

3


0

0

0

0

0

0

0

0

0

81.143

80.977

162.120

6.557

6.991

13.548

314

359

673

117.303

113.189

230.492

117.303

113.189

230.492

69,2

71,5

70,3

5,6

6,2

5,9

JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%)


TABEL 58 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 ANAMBAS KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

JUMLAH KUNJUNGAN NO


1

2

1

Puskesmas

2

RS

3


P

3

4

RAWAT INAP L+P

L

P

5

6

7

JU

JUMLAH L+P

L

8

9

P

L+P

10

11

17.032

22.476

39.508

515

706

1.221

0

0

0

2.225

2.831

5.056

457

581

1.038

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

JUMLAH (KAB/KOTA)

19.257

25.307

44.564

972

1.287

2.259

0

0

0


23.452

21.551

45.003

23.452

21.551

45.003

82,1

117,4

99,0

4,1

6,0

5,0



TABEL 58 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 TOTAL KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

JUMLAH KUNJUNGAN NO


1

2

P 4

L+P

P

L+P

L 9

P

L+P

6

7

8

Puskesmas

397.052

435.652

832.704

1.778

1.948

3.726

86

52

138

2

RS

586.329

553.769

1.140.098

556.487

522.634

1.079.121

317

361

678

3


4.456

6.786

11.242

0

7

7

0

0

0

JUMLAH (KAB/KOTA)

987.837

996.207

1.984.044

558.265

524.589

1.082.854

403

413

816


958.800

909.211

1.868.011

958.800

909.211

1.868.011

103,0

109,6

106,2

58,2

57,7

58,0


5

L

JUMLAH

1


3

RAWAT INAP

10

11

TABEL 59 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

NAMA RUMAH SAKIT

1

1

2

Karimun

a

JUMLAH TEMPAT TIDUR

PASIEN KELUAR + MATI)

3

(HIDUP

PASIEN KELUAR MATI

PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

2.757

3.690

6.447

151

125

276

58

68

126

5,5

3,4

4,3

2,1

1,8

2,0

RS Bakti Timah

36

979

931

1.910

13

12

25

6

5

11

1,3

1,3

1,3

0,6

0,5

0,6

24

13

37

9

3

12

2,2

0,9

1,4

0,8

0,2

0,5

22

45

77

1.083

1.508

2.591

3

Natuna

RSUD Natuna

89

1.628

1.515

3.143

RS TNI AU Natuna

10

13

6

19

RSL

30

468

585

1.053

21

13

34

7

8

RSUD DABO

55

1.220

1.610

2.830

62

69

131

20

26

RSUD Embung Fatimah

107

2.170

2.177

4.347

70

64

134

40

RS. Otorita Batam

204

3.739

4.666

8.405

190

226

416

103

Awal Bros

183

-

6.987

-

-

132

Budi kemulyaan

257

7.477

-

7.477

236

-

236

Batam

Harapan Bunda

7

Anambas

JUMLAH (PROVINSI)

-

1,4

1,5

1,4

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

15

4,5

2,2

3,2

1,5

1,4

1,4

46

5,1

4,3

4,6

1,6

1,6

1,6

36

76

3,2

2,9

3,1

1,8

1,7

1,7

75

178

5,1

4,8

4,9

2,8

1,6

2,1

-

71

#DIV/0!

#DIV/0!

1,9

#DIV/0!

#DIV/0!

1,0

-

57

3,2

#DIV/0!

3,2

0,8

#DIV/0!

0,8

4.084

6.878

4.411

8.222

Camantha Sahidya

86

531

1.237

1.768

Charis Medica

95

1.664

1.757

3.421

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

-

-

-

-

-

-

-

-

-

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

25

21

25

65

57

-

3.811

-

30

-

2.794

Graha Hermin

35

-

75

Permata Hati

Tanjungpinang

23 -

129

St. Elizabeth

6

18

157

RSU PROP. KEPRI

5

L+P

RSUD Karimun

Bintan

Lingga

NDR

L

2

4

GDR

46

-

-

-

1,3

0,7

0,9

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

4,0

2,0

2,6

2,1

0,7

1,1

-

-

-

-

-

-

11

9

20

Kasih Sayang Ibu

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

Mutiara Aini

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

Nuruddiniyyah

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

-

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

RSUD Tanjungpinang

159

4.332

4.332

8.664

207

207

414

92

92

184

4,8

4,8

4,8

2,1

2,1

2,1

RSAL

153

2.079

2.515

4.594

83

65

148

36

29

65

4,0

2,6

3,2

1,7

1,2

1,4

15

572

430

1.002

20

14

34

20

14

34

3,5

3,3

3,4

3,5

3,3

3,4

1.942

37.317

35.454

79.758

1.156

885

2.173

459

365

895

3,1

2,5

2,7

1,2

1,0

1,1

RSL Palmatak


TABEL 60 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 JUMLAH PASIEN NO

KABUPATEN/KOTA

NAMA RUMAH SAKIT

1

2

1

Karimun

2

Bintan

3

Natuna

4

5

Lingga

Batam

a

JUMLAH PASIEN TEMPAT TIDUR KELUAR (HIDUP+MATI) 4

3

PASIEN KELUAR MATI 5

PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT 6

JUMLAH HARI PERAWATAN

BOR

LOS

TOI

7

8

9

10

RSUD Karimun

157

6.447

276

126

26.014

45,4

4,0

4,9

RS Bakti Timah

36

1.910

25

11

5.226

39,8

2,7

4,1

RSU PROP. KEPRI

77

2.591

37

12

0,0

0,0

10,8

RSUD Natuna

89

1.515

45

RS TNI AU Natuna

10

6

RSL

30

1.053

34

RSUD DABO

55

2.830

RSUD Embung Fatimah

107

RS. Otorita Batam

-

10.865

33,4

3,5

6,9

-

-

0,0

0,0

192,1

15

3.546

32,4

3,4

7,0

131

46

7.607

37,9

2,7

4,4

4.347

134

76

11.856

30,4

2,7

6,3

204

8.405

416

178

45.963

61,7

5,5

3,4

Awal Bros

183

6.987

132

71

-

0,0

0,0

9,6

Budi kemulyaan

257

7.477

236

57

20.821

22,2

2,8

9,8

Harapan Bunda

75

6.878

65

16.687

61,0

2,4

1,6

129

8.217

60

46

224

0,5

0,0

5,7

Camantha Sahidya

86

1.768

46

20

22.287

71,0

12,6

5,1

Charis Medica

95

3.421

-

-

-

0,0

0,0

10,1

Permata Hati

0

-

-

-

-

Graha Hermin

25

-

-

-

-

0

-

-

-

-

25

-

-

-

-

Nuruddiniyyah

0

-

-

-

-


0

-

-

-

-

St. Elizabeth

Kasih Sayang Ibu Mutiara Aini

-

-

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

0,0 #DIV/0! 0,0

6

7

Tanjungpinang

Anambas

RSUD Tanjungpinang

159

8.664

414

184

RSAL

153

4.594

148

65

15

1.002

34

34

78112

2233

941

RSL Palmatak

JUMLAH (PROVINSI) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011

1967

0,0

0,0

6,70

17.064

30,6

3,7

8,44

3.398

62,1

3,4

2,1

191.558

26,7

2,5

6,7

TABEL 61 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

RUMAH TANGGA JUMLAH

JUMLAH DIPANTAU

% DIPANTAU

BER PHBS *

%

4

5

6

7

8

1

Karimun

71.647

58.561

81,7

21.109

36,0

2

Bintan

31.804

4.456

14,0

2.964

66,5

3

Natuna

17.769

9.949

56,0

517

5,2

4

Lingga

20.260

18.362

90,6

5.713

31,1

5

Batam

382.493

74.902

19,6

37.065

49,5

6

Tanjungpinang

45.099

19.187

42,5

11.412

59,5

7

Kep. Anambas

12.282

12.282

100,0

3.910

31,8

581.354

197.699

34,0

82.690

41,83

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 62 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

RUMAH JUMLAH YANG JUMLAH YANG ADA DIPERIKSA 4

5

% DIPERIKSA

JUMLAH YANG SEHAT

% RUMAH SEHAT

6

7

8

1

Karimun

71.432

8.539

12,0

6.805

79,7

2

Bintan

36.161

25.822

71,4

17.772

68,8

3

Natuna

17.769

13.198

74,3

2.753

20,9

4

Lingga

23.498

5.580

23,7

3.487

62,5

5

Batam

382.493

26.715

7,0

20.004

74,9

6

Tanjungpinang

46.058

27.363

59,4

21.665

79,2

7

Kep. Anambas

12.282

2.191

17,8

205

9,4

589.693

109.408

18,6

72.691

66,44

JUMLAH (PROVINSI)

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011

TABEL 63 PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

JUMLAH RUMAH/BANGUNAN YANG ADA

2

4

1

RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA

RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK

JUMLAH

%

JUMLAH

%

5

6

7

8

1

Karimun

71.432

5.057

7,08

3.986

78,82

2

Bintan

36.161

10.901

30,15

6.496

59,59

3

Natuna

17.769

3.790

21,33

1.962

51,77

4

Lingga

-

-

5

Batam

6 7

#DIV/0!

-

#DIV/0!

382.493

18.709

4,89

17.627

94,22

Tanjungpinang

49.524

127.484

257,42

108.947

85,46

Kep. Anambas

9.128

972

10,65

798

82,10

566.507

166.913

29,46

139.816

83,77

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 64 PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

JUMLAH KELUARGA YANG ADA

1

2

4

JENIS SARANA AIR BERSIH

JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA SUMBER AIR BERSIHNYA

% KELUARGA DIPERIKSA

5

6

KEMASAN

LEDENG

SPT

MATA AIR

PAH

LAINNYA

JUMLAH

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

1

Karimun

72.810

8.281

11,4

0,00

1.256

1,73

2

Bintan

40.499

23.979

59,2

15

0,06

6.951

17,16

3

Natuna

17.607

6.702

38,1

280

4,18

3.782

21,48

4

Lingga

25.725

3.095

12,0

108

3,49

1.434

5,57

5

Batam

467.621

37.124

7,9

78

0,21

29.624

6

Tanjungpinang

51.871

20.062

38,7

20

0,10

7

Kep. Anambas

12.282

2.413

19,6

539

688.415

101.656

14,8

1.040

JUMLAH (PROVINSI)

SGL

-


277

0,38

5.858

8,05

-

0,00

424

5,12

466

5,63

8.281

100,00

-

0,00

15.708

65,51

416

1,73

190

0,79

699

2,92

23.979

100,00

0,45

2.368

35,33

-

0,00

165

2,46

28

0,42

6.702

100,00

-

0,00

1.270

41,03

-

0,00

50

1,62

233

7,53

3.095

100,00

6,34

208

0,04

2.074

5,59

-

0,00

2.220

5,98

2.920

7,87

37.124

100,00

8.655

16,69

10

0,02

9.915

49,42

-

0,00

759

3,78

703

3,50

20.062

100,00

22,34

79

0,64

-

0,00

43

1,78

1.554

64,40

195

8,08

3

0,12

2.413

100,00

1,02

51.781

50,94

574

0,56

37.236

36,63

1.970

1,94

4.003

3,94

5.052

4,97

101.656

100,00

79

TABEL 65 PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA SUMBER AIR MINUMNYA

1

2

5

AIR KEMASAN

AIR ISI ULANG

LEDING ECERAN

SUMUR TERLINDUNG

POMPA

MATA AIR TERLINDUNG

SUMUR TAK TERLINDUNG

AIR HUJAN

MATA AIR TAK TERLINDUNG

AIR SUNGAI

KELUARGA DENGAN SUMBER AIR MINUM TERLINDUNG

LAIN-LAIN

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

1

Karimun

-

0,0

-

0,0

1.256

14,7

-

0,0

277

3,2

5.858

68,6

-

0,0

424

5,0

-

0,0

-

0,0

-

0,0

466

5,5

7.391

86,6

2

Bintan

30.714

922

3,0

4.128

13,4

5.508

17,9

-

0,0

6

0,0

11.316

36,8

1.116

3,6

9

0,0

3.977

12,9

-

0,0

-

0,0

280

0,9

22.996

74,9

3

Natuna

17.607

280

1,6

-

0,0

7.107

40,4

-

0,0

268

1,5

571

3,2

-

0,0

150

0,9

-

0,0

-

0,0

-

0,0

-

0,0

8.226

46,7

4

Lingga

20.086

104

0,5

-

0,0

1.420

7,1

-

0,0

-

0,0

-

0,0

-

0,0

-

0,0

-

0,0

-

0,0

-

0,0

-

0,0

1.524

7,6

5

Batam

37.214

375

1,0

17.552

47,2

14.378

38,6

-

0,0

0,0

3.104

8,3

303

0,8

644

1,7

755

2,0

0,0

-

0,0

-

0,0

35.721

96,0

6

Tanjungpinang

22.916

2.055

9,0

5.516

24,1

7.801

34,0

-

0,0

-

0,0

3.828

16,7

586

2,6

410

1,8

-

0,0

-

0,0

0,0

249

1,1

19.786

86,3

7

Kep. Anambas

2.413

539

22,3

-

0,0

79

3,3

-

0,0

-

0,0

-

0,0

1.554

64,4

195

8,1

43

1,8

-

0,0

0,0

-

0,0

2.172

90,0

139.489

4.275

3,1

27.196

19,5

37.549

26,9

-

0,0

560

0,4

24.677

17,7

2,6

1.832

1,3

4.775

3,4

0,0

995

0,7

97.816

70,1

JUMLAH (PROVINSI)

8.539

SUMBER AIR MINUM KELUARGA LEDING METERAN


9

3559

4

4

0,0

1 1

TABEL 66 PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 JAMBAN NO

KABUPATEN/ KOTA

JUMLAH KELUARGA

1

2

4

1

Karimun

2

Bintan

3 4

KELUARGA DIPERIKSA

TEMPAT SAMPAH

KELUARGA MEMILIKI

KELUARGA DIPERIKSA

SEHAT

PENGELOLAAN AIR LIMBAH

KELUARGA MEMILIKI

KELUARGA DIPERIKSA

SEHAT

KELUARGA MEMILIKI

SEHAT

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

JUMLAH

%

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

72.810

8.539

11,7

5.595

65,5

4.653

83,2

8.539

11,7

6.035

70,7

5.611

93,0

8.539

11,7

5.532

64,8

4.805

86,9

40.499

32.145

79,4

28.980

90,2

23.935

82,6

30.292

74,8

23.427

77,3

18.198

77,7

27.679

68,3

12.269

44,3

8.603

70,1

Natuna

17.607

13.405

76,1

9.324

69,6

3.191

34,2

1.636

9,3

1.275

77,9

148

11,6

1.617

9,2

697

43,1

223

32,0

Lingga

25.725

4.192

16,3

2.943

70,2

1.501

51,0

7.332

28,5

1.969

26,9

1.620

82,3

3.906

15,2

1.449

37,1

1.129

77,9

5

Batam

467.621

28.373

6,1

28.424

100,2

26.803

94,3

28.016

6,0

19.897

71,0

14.535

73,1

27.700

5,9

25.933

93,6

20.163

77,8

6

Tanjungpinang

51.871

23.628

45,6

22.660

95,9

19.070

84,2

19.724

38,0

15.966

80,9

11.961

74,9

21.750

41,9

10.422

47,9

9.620

92,3

7

Kep. Anambas

12.282

2.197

17,9

354

16,1

113

31,9

985

8,0

122

12,4

79

64,8

48

0,4

27

56,3

19

70,4

688.415

112.479

16,3

98.280

87,38

79.266

80,65

96.524

14,0

68.691

71,2

52.152

75,9

91.239

13,3

56.329

61,7

44.562

79,1

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 67 PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

153

152

99,35

13

13

4

30,77

807

543

18

511

94,11

1.032

753

711

94,42

2

Bintan

27

20

14

70,00

179

164

124

75,61

9

8

3

37,50

168

123

72

58,54

383

315

213

67,619

3

Natuna

33

32

18

56,25

167

150

62

41,33

9

9

3

33,33

336

225

121

53,78

545

416

204

49,038

4

Lingga

15

12

12

100,00

53

49

40

81,63

11

11

10

90,91

108

98

80

81,63

187

170

142

83,529

5

Batam

99

3

2

66,67

577

56

43

76,79

42

15

9

60,00

152

-

-

#DIV/0!

870

74

54

72,973

6

Tanjungpinang

43

43

34

79,07

185

91

62

68,13

2

2

2

100,00

491

397

291

73,30

721

533

389

72,983

7

Kep. Anambas

4

4

4

100,00

37

26

23

88,46

8

4

4

100,00

406

388

293

75,52

455

422

324

76,777

280

153

123

80,39

1.351

689

506

73,44

94

62

35

56,45

2.468

1.774

1.368

77,11

4.193

2.683

2.037

20

21

22

23

% SEHAT

17

JUMLAH SEHAT

16

JUMLAH DIPERIKSA

15

JUMLAH YG ADA

10

153

% SEHAT

14

JUMLAH SEHAT

13

JUMLAH DIPERIKSA

12

JUMLAH YG ADA

11

% SEHAT

JUMLAH SEHAT

JUMLAH SEHAT

JUMLAH DIPERIKSA

JUMLAH DIPERIKSA

JUMLAH YG ADA

JUMLAH YG ADA

9

100,00


% SEHAT

% SEHAT

8

39

JUMLAH (PROVINSI)

JUMLAH SEHAT

7

39

2

6

JUMLAH TUPM

59

1

5

TUPM LAINNYA

Karimun

KABUPATEN/ KOTA

4

PASAR

1

NO

JUMLAH DIPERIKSA

RESTORAN/R-MAKAN

JUMLAH YG ADA

HOTEL

24

75,92

TABEL 68 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

1

Karimun

2

Bintan

3 4

SARANA PELAYANAN KESEHATAN JUMLAH

DIBINA

%

4

5

6

INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM JUMLAH DIBINA 4

%

5

6

SARANA PENDIDIKAN JUMLAH DIBINA 7

8

SARANA IBADAH

PERKANTORAN

SARANA LAIN

%

JUMLAH

DIBINA

%

JUMLAH

DIBINA

%

9

10

11

12

13

14

15

JUMLAH DIBINA 16

17

JUMLAH %

JUMLAH

DIBINA

%

18

19

20

21

158

158

100,0

271

271

100,0

411

411

100,0

-

-

#DIV/0!

195

195

100,0

18

18

100,0

1.053

1.053

100,0

88

88

100,0

56

55

98,2

136

110

80,9

320

172

53,8

175

80

45,7

14

14

100,0

789

519

65,8

Natuna

98

24

24,5

-

-

#DIV/0!

152

127

83,6

166

30

18,1

151

19

12,6

25

21

84,0

592

221

37,3

Lingga

133

95

71,4

10

10

100,0

209

132

63,2

235

158

67,2

104

50

48,1

105

88

83,8

796

533

67,0

5

Batam

298

129

43,3

664

664

100,0

656

191

29,1

854

65

7,6

223

19

8,5

73

-

-

2.768

1.068

38,6

6

Tanjungpinang

162

99

61,1

-

-

#DIV/0!

187

135

72,2

213

93

43,7

97

46

47,4

31

8

25,8

690

381

55,2

7

Kep. Anambas

34

27

79,4

-

-

#DIV/0!

104

60

57,7

96

50

52,1

107

70

65,4

17

17

100,0

358

224

62,6

971

620

63,9

1.001

1.000

99,9

1.855

1.166

62,9

1.884

568

30,1

1.052

479

45,5

283

166

58,7

7.046

3.999

56,8

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 69 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

PEMAKAIAN TAHUN 2011

RATA-RATA PEMAKAIAN PER-BULAN

% KETERSEDIAAN SISA STOK per (dalam 31 Des 2011 %)=kolom 7/4x100%

NO

NAMA OBAT

KEMASAN

TOTAL KEBUTUHAN SATU TAHUN

1

2

3

4

5

6

7

8

1

Alopurinol tablet 100 mg

100 tablet/strip/blister , kotak

177

118

10

184

104

2

Aminofilin tablet 200 mg

100 tablet / botol

52,5

35

3

37

70

3

Aminofilin injeksi 24 mg/ml

30 ampul / kotak

15

10

1

10

67

4

Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL)

100 tablet/strip/blister , kotak

0

0

0

58

5

Amoksisilin kapsul 250 mg

120 kapsul/strip/blister, kotak

0

0

0

0

6

Amoksisilin kaplet 500 mg

100 kaplet/strip, kotak

484,5

323

27

857

177

7

Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg

Botol 60 ml

277,5

185

15

720

259

8

Metampiron tablet 500 mg

1000 tablet / botol

33

22

2

179

542

9

Metampiron injeksi 250 mg

30 ampul / kotak

75

50

4

50

67

10

Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg

btl 1000 tablet

165

110

9

308

187




NO

NAMA OBAT

KEMASAN


1

2

3

4

5

6

7

8

11

Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin 10.000 IU/g

25 tube @ 5 g / kotak

0

0

0

0

12

Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + Heksaklorofen 250 mg

10 supp / kotak

156

104

9

51

33

13

Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3%

24 pot @ 30 g / kotak

33

22

2

39

118

14

Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg

100 tablet / botol

72

48

4

0

0

15

Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa 250 mg

ktk 10 x 10 tablet

0

0

0

0

16

Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen

10 vial @20 ml / kotak

79,5

53

4

307

386

17

Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg

1000 tablet / botol

240

160

13

40

17

18

Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal)

ktk 10 x 10 tablet

0

0

0

0

19

Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal)

ktk 10 x 10 tablet

0

0

0

0

20

Atropin sulfat tablet 0,5 mg

500 tablet / botol

0

0

0

0




NO

NAMA OBAT

KEMASAN


1

2

3

4

5

6

7

24 btl @ 5 ml / kotak

0

0

0

0

30 ampul / kotak

19,5

13

1

36

185


202,5

135

11

64

32

8

21

Atropin tetes mata 0,5%

22

Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat)

23

Betametason krim 0,1 %

24

Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml

100 ampul /kotak

24

16

1

130

542

25

Deksametason tablet 0,5 mg

1000 tablet / botol

1,5

1

0

1800

120000

26

Dekstran 70-larutan infus 6% steril

Botol 500 ml

0

0

0

0

27

Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr)

Botol 60 ml

60

40

3

1250

2083

28

Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr)

1000 tablet / botol

10,5

7

1

227

2162

29

Diazepam Injeksi 5mg/ml

30 ampul / kotak

0

0

0

120

30

Diazepam tablet 2 mg

1000 tablet / botol

0

0

0

28

31

Diazepam tablet 5 mg

250 tablet / botol

7,5

5

0

30

32

Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL)

0

0

0

30

30 ampul / kotak

400




NO

NAMA OBAT

KEMASAN


1

2

3

4

5

6

7

8

33

Diagoksin tablet 0,25 mg

100 tablet / kotak

3

2

0

48

1600

34

Efedrin tablet 25 mg (HCL)

1000 tablet / botol

84

56

5

20

24

35

Ekstrks belladona tablet 10 mg

1000 tablet / botol

0

0

0

0

36

Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL)

30 ampul /kotak

22,5

15

1

85

378

37

Etakridin larutan 0,1%

Botol 300 ml

16,5

11

1

471

2855

38

Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml

ampul @ 2 ml

0

0

0

20

39

Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml

30 ampul / kotak

60

40

3

150

250

40

Fenobarbital tablet 30 mg

1000 tablet / botol

36

24

2

0

0

41

Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg

100 tablet / kotak

0

0

0

0

42

Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg

100 tablet / kotak

0

0

0

0

43

Fenol Gliserol tetes telinga 10%

24 btl @ 5 ml / kotak

0

0

0

0

44

Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml

30 ampul / kotak

3

2

0

0

0




NO

NAMA OBAT

KEMASAN


1

2

3

4

5

6

7

45

Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg

100 tablet / botol

0

0

0

0

46

Furosemid tablet 40 mg

ktk 20 x 10 tablet

0

0

0

0

47

Gameksan lotion 1 %

Botol 30 ml

0

0

0

0

3504

2336

195

319

48

Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g 100 kantong/kotak tahan lembab ,Kalium klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g

49

Gentian Violet Larutan 1 %

Botol 10 ml

0

0

0

0

50

Glibenklamida tablet 5 mg

100 tablet / kotak

0

0

0

0

51

Gliseril Gualakolat tablet 100 mg

1000 tablet / botol

0

0

0

0

52

Gliserin

btl 100 ml

0

0

0

0

53

Glukosa larutan infus 5%

btl 500 ml

0

0

0

2000

54

Glukosa larutan infus 10%

btl 500 ml

0

0

0

100

55

Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal)

10 amp @ 25 ml, kotak

22,5

15

1

760

56

Griseofulvin tablet 125 mg, micronized

ktk 10 x 10 tablet

0

0

0

0

8

9

3378




NO

NAMA OBAT

KEMASAN


1

2

3

4

5

6

7

8

57

Haloperidol tablet 0,5 mg

ktk 10 x 10 tablet

0

0

0

0

58

Haloperidol tablet 1,5 mg

ktk 10 x 10 tablet

0

0

0

0

59

Haloperidol tablet 5 mg

ktk 10 x 10 tablet

0

0

0

0

60

Hidroklorotiazida tablet 25 mg

1000 tablet / botol

1,5

1

0

0

61

Hidrkortison krim 2,5%


0

0

0

0

62

Ibuprofen tablet 200 mg

100 tablet / botol

0

0

0

0

63

Ibuprofen tablet 400 mg

ktk 10 x 10 tablet

274,5

183

15

311

113

64

Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg

ktk 10 x 10 tablet

90

60

5

0

0

65

Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg

1000 tablet / botol

33

22

2

172

521

66

Kaptopril tablet 12,5 mg

ktk 10 x 10 tablet

313,5

209

17

0

0

67

Kaptopril tablet 25 mg

ktk 10 x 10 tablet

480

320

27

5

1

68

Karbamazepim tablet 200 mg

ktk 10 x 10 tablet

0

0

0

0

0




NO

NAMA OBAT

KEMASAN


1

2

3

4

5

6

7

8

69

Ketamin Injeksi 10 mg/ml

10 vial @ 20 ml, kotak

0

0

0

0

70

Klofazimin kapsul 100 mg microzine

100 kapsul / botol

0

0

0

0

71

Kloramfenikol kapsul 250 mg

250 kapsul / botol

45

30

3

0

72

Kloramfenikol tetes telinga 3 %

24 botol @ 5 ml / kotak

0

0

0

0

73

Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg

1000 tablet / botol

280,5

187

16

85

74

Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL)

30 ampul / kotak

0

0

0

0

75

Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL)

30 ampul / kotak

12

8

1

10

83

76

Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL)

1000 tablet / botol

9

6

1

27

300

77

Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL)

1000 tablet / botol

0

0

0

13

78

Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 mg

100 tablet / kotak

4,5

3

0

17

378

79

Kotrimosazol Suspensi Kombinasi : Sulfametoksazol 200 mg + Trimetoprim 40 mg/ 5 ml

botol 60 ml

1642,5

1095

91

1838

112

80

Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg

ktk 10 x 10 tablet

502,5

335

28

518

103

0

30




NO

NAMA OBAT

KEMASAN


1

2

3

4

5

6

7

0

0

0

30

8

81

Kotrimosazol DOEN II (ediatric) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg

ktk 10 x 10 tablet

82

Kuinin (kina) tablet 200 mg

ktk 60 tablet

1575

1050

88

283

18

83

Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml

30 ampul / kotak

180

120

10

120

67

84

Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml

30 vial / kotak

109,5

73

6

260

237

85

Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml

10 vial / kotak

135

90

8

0

0

86

Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml

10 vial / kotak

60

40

3

0

0

87

Magnesium Sulfat serbuk 30 gram

10 sase @ 30 gr / kotak

0

0

0

0

88

Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml

Botol 30 ml

0

0

0

0

89

Mebendazol tablet 100 mg

ktk 5 x 6 tablet

0

0

0

0

90

Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg

ktk 10 x 10 tablet

607,5

405

34

688

113

91

Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml

30 ampul / kotak

285

190

16

0

0

92

Metronidazol tablet 250 mg

100 tablet / kotak

70,5

47

4

40

57




NO

NAMA OBAT

KEMASAN


1

2

3

4

5

6

7

8

103,5

69

6

0

0

0

0

0

0

93

Natrium Bikarbonat tablet 500 mg

1000 tablet / botol

94

Natrium Fluoresein tetes mata 2 %

24 botol @ 5 ml / kotak

95

Natrium Klorida larutan infus 0,9 %

Botol / plastik 500 ml

1950

1300

108

0

96

Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 %

ktk 10 amp @ 10 ml

0

0

0

0

97

Nistatin tablet salut 500.000 IU/g

ktk 10 x 10 tablet salut

0

0

0

20

98

Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g

ktk 10 x 10 tablet Vaginal

0

0

0

20

99

Obat Batuk hitam ( O.B.H.)

Botol 100 ml

0

0

0

600

100

Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 %

25 tube @ 3,5 g / kotak

105

70

6

25

101

Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml

10 vial / kotak

0

0

0

30

102

Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml

30 ampul / kotak

82,5

55

5

50

61

103

Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml

Botol 60 ml

5005,5

3337

278

1148

23

104

Paracetamol tablet 100 mg

100 tablet / botol

0

0

0

0

0

24




NO

NAMA OBAT

KEMASAN


1

2

3

4

5

6

7

8

105

Paracetamol tablet 500 mg

1000 tablet / botol

213

142

12

81

38

106

Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat)

botol @ 5 ml

0

0

0

0

107

Pirantel tab. Score (base) 125 mg

ktk 30 x 2 score

190,5

127

11

0

0

108

Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL)

1000 tablet / botol

102

68

6

60

59

109

Povidon Iodida larutan 10 %

Botol 30 ml

0

0

0

420

110

Povidon Iodida larutan 10 %

Botol 300 ml

15

10

1

398

2653

111

Prednison tablet 5 mg

1000 tablet / botol

61,5

41

3

98

159

112

Primakuin tablet 15 mg

1000 tablet / botol

388,5

259

22

102

26

113

Propillitiourasil tablet 100 mg

100 tablet / botol

18

12

1

14

78

114

Propanol tablet 40 mg (HCL)

100 tablet / botol

0

0

0

23

115

Reserpin tablet 0,10 mg

250 tablet / botol

0

0

0

0

116

Reserpin tablet 0,25 mg

1000 tablet /botol

0

0

0

0




NO

NAMA OBAT

KEMASAN


1

2

3

4

5

6

7

8

6600

4400

367

7093

107

33

22

2

9

27

412,5

275

23

355

86

67

117

Ringer Laktat larutan infus

btl 500 ml

118

Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4%

24 pot @ 30 g / kotak

119

Salisil bedak 2%

50 gram / kotak

120

Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I)

10 vial / kotak

7,5

5

0

5

121

Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II)

1 vial / kotak

0

0

0

0

122

Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.)

10 vial / kotak

0

0

0

0

123

Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.)

10 ampul / kotak

150

100

8

7

124

Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.)

10 vial / kotak

0

0

0

0

125

Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg

100 ampul / kotak

66

44

4

0

126

Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 %

ktk 24 btl @ 5 ml

0

0

0

0

127

Tetrakain HCL tetes mata 0,5%

ktk 24 btl @ 5 ml

0

0

0

0

128

Tetrasiklin kapsul 250 mg

1000 kapsul / botol

3

2

0

62

5

0

2067




NO

NAMA OBAT

KEMASAN


1

2

3

4

5

6

7

8

129

Tetrasiklin kapsul 500 mg

ktk 10 x 10 kapsul

0

0

0

160

130

Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml

ktk 30 amp @ 1 ml

0

0

0

75

131

Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat)

1000 tablet / botol

78

52

4

10

132

Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp

Ampul @ 10 ml

0

0

0

0

133

Triheksifenidil tablet 2 mg

ktk 10 x 10 tablet

0

0

0

0

134

Vaksin Rabies Vero

1 kuur / set

57

38

3

362

635

135

Vitamin B Kompleks tablet

1000 tablet / botol

99

66

6

68

69

JUMLAH

144253

3793 6289 785 3078 12904 6271 1530

28,33345783 17,69555431 16,61375661 38,32171315 40,16184251 15,61426224 3,809571236

13

VAKSIN 136 137 138 139 140 141 142 143 144

BCG TT DT CAMPAK 10 Dosis POLIO 10 Dosis DPT-HB HEPATITIS B 0,5 ml ADS POLIO 20 Dosis CAMPAK 20 Dosis

Dos Dos Dos Dos Dos Dos Dos Dos Dos

13387 35540 4725 8032 32130 40162 40162

JUMLAH Sumber : Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011

9594 29251 3940 4954 19226 33891 38632

800 2438 328 413 1602 2824 3219

160,5501579

TABEL 69 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Sumber:

NAMA OBAT 2

Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml Amoksisilin kapsul 500 mg Antasida DOEN tablet Antalgin tablet 500 mg Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Dekstrometorfan Tab 15 mg Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Glukosa Larutan Infus 5 % steril Ibuprofen tablet 200 mg Kloramfenikol kapsul 250 mg Kotrimoksazol tablet 480 mg Kotrimoksazol tablet 120 mg Kotrimoksazol Sirup Klorfeniramini Maleat tab 4 mg Kloroquin tablet Natrium Klorida Infus 0,9 % steril Parasetamol Tablet 500 mg Ringer Laktat Infus steril Vitamin B Kompleks Kapsul Retinol 200.000 IU Tablet Tambah darah Multivitamin Sirup Garam Oralit OAT Kat 1 OAT Kat 2 OAT Kat 3 OAT Kat Sisipan OAT Kat Anak Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Salep 2-4 Infus set dewasa Infus set anak

SATUAN 3

Btl 60 ml Ktk @ 120 kap Btl @ 1000 tab Btl @ 1000 tab Ktk @ 100 ampul Btl 60 ml Btl @ 1000 tab Ktk @ 100 ampul Btl @ 1000 tab Btl 500 ml Btl @ 100 tab Btl @ 250 Kapsul Btl @ 100 tab Btl @ 100 tab Btl 60 ml Tablet Tablet Btl 500 ml Btl @ 1000 tab Btl 500 ml Btl @ 1000 Kapsul Btl @ 30 Kapsul Ktk @ 30 Tablet Botol Bungkus Pkt Pkt Pkt Pkt Pkt Btl @ 1000 Tablet Pot Kantong Kantong

STOCK OBAT 4

PEMAKAIAN RATA-RATA/ BULAN 5

TINGKAT KECUKUPAN (BULAN)

PERSENTASE TINGKAT KECUKUPAN

6

7

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

TABEL 70 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 KARIMUN NO

PEMILIKAN/PENGELOLA

FASILITAS KESEHATAN

1

2

KEMENKES

PEM.PROV

PEM.KAB/ KOTA

TNI/POLRI

BUMN

3

4

5

6

7

SWASTA

JUMLAH

8

1

9

1

RUMAH SAKIT UMUM

1

2

2

RUMAH SAKIT JIWA

-

3

RUMAH SAKIT BERSALIN

-

4


-

5

PUSKESMAS PERAWATAN

3

3

6

PUSKESMAS NON PERAWATAN

6

6

7

PUSKESMAS KELILING

16

16

8

PUSKESMAS PEMBANTU

37

37

9

RUMAH BERSALIN

3

3

10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK

9

9

11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA

3

3

12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN

43

13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL 14 POSKESDES 15 POSYANDU

0 61

61 212

16 APOTEK 17 TOKO OBAT 18 GFK

43 -

212 22

22

44

35

35

70

1

1

19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL

-

20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL

-


TABEL 70 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BINTAN NO

PEMILIKAN/PENGELOLA

FASILITAS KESEHATAN KEMENKES

1

2

1

RUMAH SAKIT UMUM

2 3

PEM.PROV

3

4

0

PEM.KAB/KOTA

TNI/POLRI

5

6

BUMN

SWASTA

7

JUMLAH

8

9

1

0

0

0

0

RUMAH SAKIT JIWA

0

0

0

0

0

-


0

0

0

0

-

4


0

0

0

0

-

5

PUSKESMAS PERAWATAN

5

6


7

7

PUSKESMAS KELILING

10

8

PUSKESMAS PEMBANTU

29

9

RUMAH BERSALIN

0

1

0

0

0

0

0

8

8

0

0

0

1

0

7

8


0

1

1


0

14

13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL

0

0


14 -

14 POSKESDES

56

15 POSYANDU

140

16 APOTEK

0

0

0

0

0

9

9

17 TOKO OBAT

0

0

0

0

0

33

33

18 GFK

0

0

1

0

0

0

1


0

0

0

0

0

0

-


0

0

0

0

0

0

-


TABEL 70 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 NATUNA NO

PEMILIKAN/PENGELOLA


1

2

PEM.PROV

3

4

PEM.KAB/KOTA

TNI/POLRI

5

6

BUMN

SWASTA

7

JUMLAH

8

9

1

RUMAH SAKIT UMUM

0

0

1

1

0

0

2

2

RUMAH SAKIT JIWA

0

0

0

0

0

0

-

3


0

0

0

0

0

0

-

4


0

0

0

0

0

0

-

5

PUSKESMAS PERAWATAN

8

6


4

7

PUSKESMAS KELILING

14

8

PUSKESMAS PEMBANTU

30

9

RUMAH BERSALIN

0

0

0

0

0

1

1

0

0

0

2

0

1

3


0

2

2


0

15


0

0


15 -

14 POSKESDES

13

15 POSYANDU

113

16 APOTEK

0

0

13

1

0

6

20

17 TOKO OBAT

0

0

0

0

0

2

2

18 GFK

0

0

1

0

0

0

1


0

0

0

0

0

0

-


0

0

0

0

0

0

-


TABEL 70 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 LINGGA NO

PEMILIKAN/PENGELOLA


1

2

PEM.PROV

3

4

PEM.KAB/KOTA

TNI/POLRI

5

6

BUMN

SWASTA

7

JUMLAH

8

9

1

RUMAH SAKIT UMUM

0

0

1

0

0

0

1

2

RUMAH SAKIT JIWA

0

0

0

0

0

0

-

3


0

0

0

0

0

0

-

4


1

0

0

0

0

0

5

PUSKESMAS PERAWATAN

3

3

6


4

4

7

PUSKESMAS KELILING

4

8

PUSKESMAS PEMBANTU

9

RUMAH BERSALIN

1

4 -

0

0

0

0

0

0

-

0

0

0

0

0

0

-


0

0

-


0

0

-


0

0

-


14 POSKESDES

1

1

15 POSYANDU

153

16 APOTEK

0

0

0

0

0

0

-

17 TOKO OBAT

0

0

0

0

0

0

-

18 GFK

0

0

1

0

0

0


0

0

0

0

0

0

-


0

0

0

0

0

0

-


1

TABEL 70 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BATAM NO

PEMILIKAN/PENGELOLA


1

2

PEM.PROV

3

4

PEM.KAB/KOTA

TNI/POLRI

5

6

BUMN

SWASTA

7

JUMLAH

8

9

1

RUMAH SAKIT UMUM

0

0

2

0

0

2

RUMAH SAKIT JIWA

0

0

0

0

0

3


0

0

0

0

0

4

4

4


0

0

0

0

0

2

2

5

PUSKESMAS PERAWATAN

0

0

2

0

0

0

2

6


0

0

12

0

0

0

12

7

PUSKESMAS KELILING

0

0

35

0

0

0

35

8

PUSKESMAS PEMBANTU

0

0

50

0

0

0

50

9

RUMAH BERSALIN

0

0

0

0

0

62

62


0

0

2

0

0

179

181


0

0

0

0

0

0


0

0

0

0

0

0


0

0

0

0

0

118

118

14 POSKESDES

0

0

27

0

0

3

30

15 POSYANDU

0

0

0

0

0

111

16 APOTEK

0

0

0

0

0

85

111

17 TOKO OBAT

0

0

0

0

0

0

85

18 GFK

0

0

1

0

0

0

1


0

0

0

0

0

0

-


0

0

0

0

0

0

-


6

8 -

-

-

TABEL 70 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 TANJUNGPINANG NO

PEMILIKAN/PENGELOLA

FASILITAS KESEHATAN

1

2

KEMENKES

PEM.PROV

PEM.KAB/KOTA

TNI/POLRI

3

4

5

6

1

BUMN

SWASTA

JUMLAH

7

8

9

1

RUMAH SAKIT UMUM

1

2

2

RUMAH SAKIT JIWA

-

3


-

4


-

5

PUSKESMAS PERAWATAN

2

2

6


4

4

7

PUSKESMAS KELILING

8

PUSKESMAS PEMBANTU

9

RUMAH BERSALIN

13 12


12 11

11

22

22


-


152

152


101

101

14 POSKESDES

18

15 POSYANDU

145

16 APOTEK 17 TOKO OBAT 18 GFK

1

30

30

47

47

1

2


-


-


TABEL 70 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 ANAMBAS NO

PEMILIKAN/PENGELOLA


1

2

PEM.PROV

3

4

PEM.KAB/KOTA

TNI/POLRI

5

6

BUMN

SWASTA

7

JUMLAH

8

9

1

RUMAH SAKIT UMUM

1

0

0

0

0

0

1

2

RUMAH SAKIT JIWA

0

0

0

0

0

0

-

3


0

0

0

0

0

0

-

4


0

0

0

0

0

0

-

5

PUSKESMAS PERAWATAN

3

3

6


4

4

7

PUSKESMAS KELILING

8

PUSKESMAS PEMBANTU

9

RUMAH BERSALIN

9

9

21

21

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

0

1


0

0

-


0

0

-


0

0

-


2

14 POSKESDES

13

13

15 POSYANDU

58

58

16 APOTEK

0

0

0

0

0

0

17 TOKO OBAT

0

0

0

0

0

1

1

18 GFK

0

0

1

0

0

0

1


0

0

0

0

0

0

-


0

0

0

0

0

0

-


-

TABEL 70 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 PROVINSI NO

PEMILIKAN/PENGELOLA


1

2

PEM.PROV

3

4

PEM.KAB/KOTA

TNI/POLRI

5

6

BUMN

SWASTA

7

JUMLAH

8

9

1

RUMAH SAKIT UMUM

1

1

5

2

1

7

17

2

RUMAH SAKIT JIWA

0

0

0

0

0

0

3


0

0

0

0

0

4

4

4


1

0

0

0

0

2

3

5

PUSKESMAS PERAWATAN

26

6


41

7

PUSKESMAS KELILING

101

8

PUSKESMAS PEMBANTU

179

9

RUMAH BERSALIN

-

0

0

0

0

0

85

85

0

0

2

4

0

219

225


0

6

6


0

224

224


0

219

219


14 POSKESDES

-

15 POSYANDU

-

16 APOTEK

0

0

13

1

22

152

188

17 TOKO OBAT

0

0

0

0

35

118

153

18 GFK

0

2

6

0

0

0

8


0

0

0

0

0

0

-


0

0

0

0

0

0

-


TABEL 71 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

KABUPATEN KOTA

SARANA KESEHATAN

JUMLAH

2

3

1

1

KARIMUN

BINTAN

JUMLAH (KAB/KOTA)

%

6

7

1 0

#DIV/0!

RUMAH SAKIT KHUSUS

0

0

#DIV/0!

PUSKESMAS

9

3

33,33

11

4

36,36

RUMAH SAKIT UMUM

1

0

RUMAH SAKIT JIWA

0

0

#DIV/0!

RUMAH SAKIT KHUSUS

0

0

#DIV/0!

12

0

0,00

13

0

0,00

RUMAH SAKIT UMUM

2

2

RUMAH SAKIT JIWA

0

0

#DIV/0!

RUMAH SAKIT KHUSUS

0

0

#DIV/0!

12

12

100,00

14

14

100,00

RUMAH SAKIT UMUM

2

2

RUMAH SAKIT JIWA

0

0

#DIV/0!

RUMAH SAKIT KHUSUS

0

0

#DIV/0!

PUSKESMAS

7

7

9

9

JUMLAH (KAB/KOTA)

LINGGA

JUMLAH

5

0

PUSKESMAS

4

%

4

2

JUMLAH (KAB/KOTA)

NATUNA

JUMLAH

RUMAH SAKIT JIWA

PUSKESMAS

3

4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR

RUMAH SAKIT UMUM

JUMLAH (KAB/KOTA)

2

LABORATORIUM KESEHATAN

50,00

2

0,00

0,00

100,00

100,00

100,00 #DIV/0!

100,00

0,00

1

50,00

NO

KABUPATEN KOTA

SARANA KESEHATAN

JUMLAH

2

3

1

5

BATAM

TANJUNGPINANG

ANAMBAS

0

RUMAH SAKIT KHUSUS

6

5

83,33

14

14

100,00

28

27

96,43

RUMAH SAKIT UMUM

2

2

RUMAH SAKIT JIWA

0

0

#DIV/0!

RUMAH SAKIT KHUSUS

0

0

#DIV/0!

PUSKESMAS

6

6

100,00

8

8

100,00

RUMAH SAKIT UMUM

1

1

RUMAH SAKIT JIWA

0

0

#DIV/0!

RUMAH SAKIT KHUSUS

0

0

#DIV/0!

PUSKESMAS

7

3

42,86

8

4

50,00

100,00

8

100,00

#DIV/0!

100,00

100,00

18

16

RUMAH SAKIT JIWA

0

0

RUMAH SAKIT KHUSUS

6

5

83,33

67

45

67,16

91

66

72,53

PUSKESMAS JUMLAH (PROVINSI)

7

8

RUMAH SAKIT UMUM TOTAL PROVINSI

%

6

0

JUMLAH (KAB/KOTA)

8

JUMLAH

5

8

JUMLAH (KAB/KOTA)

7

%

4

RUMAH SAKIT JIWA

JUMLAH (KAB/KOTA)

4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR

JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM

PUSKESMAS

6

LABORATORIUM KESEHATAN

88,89 #DIV/0!

0,00

0,00

0,00

TABEL 72 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 POSYANDU NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

PRATAMA JUMLAH

1

Karimun

2

MADYA

%

4

5

JUMLAH 6

PURNAMA %

JUMLAH

7

%

8

9

MANDIRI JUMLAH

%

10

POSYANDU AKTIF

JUMLAH

11

JUMLAH 12

%

JUMLAH

%

13

14

15

78

36,79

82

38,68

24

11,32

28

13,21

212

100,00

211

99,53

Bintan

3

2,14

29

20,71

91

65,00

17

12,14

140

100,00

140

100,00

3

Natuna

27

23,89

64

56,64

21

18,58

1

0,88

113

100,00

22

19,47

4

Lingga

59

38,56

61

39,87

33

21,57

0

0,00

153

100,00

33

21,57

5

Batam

29

8,73

204

61,45

79

23,80

20

6,02

332

100,00

99

29,82

6

Tanjungpinang

1

0,83

49

40,50

52

42,98

19

15,70

121

100,00

71

58,68

7

Kep. Anambas

33

56,90

17

29,31

7

12,07

1

1,72

58

100,00

58

100,00

230

20,37

506

44,82

307

27,19

86

7,62

1129

100,00

634

56,16

JUMLAH (PROVINSI)

RASIO POSYANDU PER 100 BALITA Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2011 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011

0,71

TABEL 73 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 JUMLAH NO

KABUPATEN/ KOTA

1

2

DESA SIAGA

DESA/ KELURAHAN

JUMLAH

4

5

DESA SIAGA AKTIF %

JUMLAH

%

6

7

POSKESDES

POSYANDU

8

9

1

Karimun

54

54

100,00

4

7,41

61

212

2

Bintan

51

51

100,00

51

100,00

56

140

3

Natuna

73

73

100,00

52

71,23

13

113

4

Lingga

57

57

100,00

21

36,84

1

153

5

Batam

64

64

100,00

64

100,00

30

332

6

Tanjungpinang

18

18

100,00

18

100,00

4

121

7

Kep. Anambas

34

34

100,00

16

47,06

13

58

351

351

100,00

226

64,39

178

1.129

JUMLAH (PROVINSI)


TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 KARIMUN NO

UNIT KERJA

1

2

1 Puskesmas

DR SPESIALIS a

DOKTER GIGI b

JUMLAH

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

12

13

14

9

10

11

-

2 RS 3 Sarana Kesehatan lainnya

DOKTER UMUM

10

-

6

-

16 -

33

23

56

33

23

56

3

8

11

6

8

14

16

14

30

2

1

3

-

-

-

-

-

-

-

-

-

JUMLAH

10

6

16

39

31

70

49

37

86

5

9

14

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK

9,2

5,8

7,5

35,8

29,9

32,9

45,0

35,7

40,5

4,6

8,7

6,6

-

-

-

-

-

-

-

-

-

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

-

-

-

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA)

10

6

16

2

3

5

41

34

75


49

37

-

2

86

7

-

-

2 9

16

TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BINTAN NO

UNIT KERJA

1

2

DR SPESIALIS a

DOKTER UMUM

DOKTER GIGI b

JUMLAH

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

12

13

14

9

10

11

1 Puskesmas

6

-

6

19

23

42

25

23

48

3

12

15

2 RS

5

-

5

3

7

10

8

7

15

1

1

2

1

1

1

2

3

1

3

4

11

1

12

23

32

55

34

33

67

4

13

17


14,2

1,4

8,0

29,7

44,4

36,8

43,9

45,7

44,8

5,2

18,0

11,4


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

-

-

-

3 Sarana Kesehatan lainnya

-

JUMLAH

JUMLAH (KAB/KOTA)

11

1

1 12

24

32


1

1

56

35

33

-

-

1

1

68

5

-

-

1 13

18

TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 NATUNA NO

UNIT KERJA

1

2

1 Puskesmas

DR SPESIALIS a P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

12

13

14

9

10

11

-

6

-

JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK

2

8

6

16,24

2 5,82

8 11,22

-

-

-


-

-

-

6

28

16

44

28

16

44

4

7

11

5

5

10

11

7

18

2

1

3

8

14

-


JUMLAH (KAB/KOTA)

DOKTER GIGI b

JUMLAH

L


DOKTER UMUM

2

33

89,33 -

21 61,08 -

1 8

-

34

54

75,71 -

21


39

105,57 -

23

66,90 -

1

1

55

40

62

86,93 -

-

1 23

63

6

16,24

23,27

19,63

-

-

-

-

-

-

6

8

14

TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 LINGGA NO

UNIT KERJA

1

2

DR SPESIALIS a

DOKTER UMUM

DOKTER GIGI b

JUMLAH

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

12

13

14

9

10

11

1 Puskesmas

-

-

-

3

2

5

3

2

5

1

2 RS

-

-

-

6

2

8

6

2

8

2


-

-

-

JUMLAH

-

-

-


0,00

0,00

0,00


-

-

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

JUMLAH (KAB/KOTA)

-

-

-

-

9

18,16

4

7,57

9


4

13

12,70

13

9

18,16

9

4

7,57

4

13

12,70

3

4

-

2

3

3

6

6,05

5,68

5,86

-

-

-

-

-

-

-

-

13

3

3

6

TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BATAM NO

UNIT KERJA

1

2

1 Puskesmas

DR SPESIALIS a

DOKTER GIGI b

JUMLAH

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

12

13

14

9

10

11

-


DOKTER UMUM

54

-

JUMLAH

61 -

54

61

15

60

75

15

60

75

4

26

28

115

34

64

98

88

125

213

20

6

26

-

207

189

396

207

189

396

2

2

62

115

256

313

569

310

374

684

26

34

116

10,88

46,96

61,19

53,85

56,86

73,12

64,73

4,77

6,65

10,98

-


9,90


-

-

-

4

8

12

4

8

12

-


-

-

-

2

3

5

2

3

5

-

262

324

586

316

385

701

JUMLAH (KAB/KOTA)

54

11,93

-

61

115


26

4

4

38

120

TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 TANJUNGPINANG NO

UNIT KERJA

1

2

1 Puskesmas

DR SPESIALIS a P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

12

13

14

9

10

11

-

21


3

JUMLAH

6 -

24 20,46

-

6 5,30

-

-

-


-

-

-

24

6

5

18

23

5

18

23

1

8

9

27

9

8

17

30

14

44

2

3

5

3

4

4

8

7

4

11

1

30

18

30

48

42

36

78

4

13,02


JUMLAH (KAB/KOTA)

DOKTER GIGI b

JUMLAH

L

2 RS


DOKTER UMUM

15,34 -

30

26,50 -

20,83 -

35,80 -

31,81 -

33,84 -

1

2

3

1

2

3

19

32

51

43

38

81


-

1 11

15

3,41

9,72

6,51

-

-

-

4

1

1

12

16

TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 ANAMBAS NO

UNIT KERJA

1

2

1 Puskesmas

DR SPESIALIS a P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

12

13

14

9

10

11

-

1

-

JUMLAH

-

-

1

1

-

1

4,26

0,00

2,22


-

-

-


-

-

-

1

-

23

12

35

23

12

35

2

5

1

6

6

1

7

2

-


JUMLAH (KAB/KOTA)

DOKTER GIGI b

JUMLAH

L


DOKTER UMUM

28

119,39 -

1

13

60,32 -

41 91,11 -

29

123,66 -

13

60,32 -

42

93,33 -

2

3

1

2

3

29

15

44

30

15

45


7

-

2

4

17,06 -

1

5

5 23,20 -

4

9 20,00 -

1

1

6

10

TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 PROVINSI NO

UNIT KERJA

1

2

DR SPESIALIS a

DOKTER UMUM

DOKTER GIGI b

JUMLAH

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

12

13

14

9

10

11

1 Puskesmas

-

-

-

-

-

-

2 RS

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

JUMLAH

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-


0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00


-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

JUMLAH (KAB/KOTA)

-

-

-

-

-


-

-

-

TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 TOTAL NO

UNIT KERJA

1

2

DR SPESIALIS a P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

12

13

14

9

10

11

6

2 RS

-

6

126

154

280

132

154

286

18

69

87

172

68

95

163

165

170

335

31

12

43

212

195

407

215

196

411

3

2

1.032

52

83

130

5,42

9,13

6,96

-

-

-

97

75

3

1

106

76

178

406

444

850

512

520

11,06

8,36

9,53

42,34

48,83

45,50

53,40

57,19



DOKTER GIGI b

JUMLAH

L 1 Puskesmas

JUMLAH

DOKTER UMUM

55,25


-

-

-

4

8

12

4

8

12


-

-

-

8

10

18

8

10

18

3

6

9

JUMLAH (KAB/KOTA)

106

418

462

880

524

538

1.062

55

89

139

76

178


TABEL 75 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 KARIMUN NO

UNIT KERJA

1

2

BIDAN

DIII BIDAN

JUMLAH

3

4

5

1 Puskesmas

46

2 RS 3 Sarana Kesehatan Lain

37

5 -

JUMLAH


83

21

51

SARJANA KEPERAWATAN

58

a

D-I PERAWATb

D-III PERAWAT

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

-

3 4

-

109

3

8 -

4

12 -

11

41

105

146

31

127

158

-

-

232

304

15

72

41

108

149

35

135

170

-

-

-

243

319

76

51,28 -

-

-

4

2

6

55

60

115


PERAWAT GIGI

JUMLAH

L

26

-

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

PERAWAT

BIDAN

-

-

-

-

-

-

4

11

-

15

-

-

-

-

-

82

216

298

-

-

-

70

270

340

-

-

-

-

-

-

-

-

152

486

638

-

-

-

139,55

468,94

300,15

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2

4

6

2

4

6

4

8

12

-

-

-

74

236

310

78

247

325

156

494

650

-

-

-

TABEL 75 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BINTAN NO

UNIT KERJA

1

2

BIDAN

DIII BIDAN

JUMLAH

3

4

5

1 Puskesmas

46


PERAWAT

BIDAN

37

5 -

JUMLAH

21 -

51

58


D-I PERAWATb

D-III PERAWAT

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

-

3 4

-

109

8 -

4

3 12 -

11

41

105

146

-

-

-

31

127

158

-

-

-

-

-

-

-

-

232

304

-

-

-

15

72

72,88 -

-

-

4

2

6

55

60

115


PERAWAT GIGI

JUMLAH

L

26 -


83

SARJANA KEPERAWATAN

a

-

-

-

-

-

-

4

11

-

15

-

-

41

108

149

-

-

-

35

135

170

-

-

-

-

-

-

-

-

76

243

319

-

-

-

98,17

336,87

213,30

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2

4

6

-

-

-

2

4

6

-

-

-

74

236

310

-

-

-

78

247

325

-

-

-

TABEL 75 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 NATUNA NO

UNIT KERJA

1

2

BIDAN

DIII BIDAN

JUMLAH

3

4

5

1 Puskesmas

15


69

2 -

JUMLAH

23 -

17

92

SARJANA KEPERAWATAN

a

D-I PERAWAT b

D-III PERAWAT

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

1

25

-

1 -

109

1 6

2

37

7 -

6

115

152

-

-

-

64

36 -

8

73

100

-

-

-

-

-

-

-

-

179

252

-

-

-

152,83


-


-

-

17

1

1

93

110


PERAWAT GIGI

JUMLAH

L 84

-


JUMLAH (KAB/KOTA)

PERAWAT

BIDAN

-

-

-

-

-

-

2

6

-

8

-

-

38

115

153

-

-

-

70

37

107

-

-

-

-

-

-

-

-

75

185

260

-

-

-

203,02

538,10

364,54

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2

1

3

-

-

-

2

1

3

-

-

-

75

180

255

-

-

-

77

186

263

-

-

-

TABEL 75 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 LINGGA NO

UNIT KERJA BIDAN

1

2

PERAWAT

BIDAN

3

DIII BIDAN JUMLAH 4

1 Puskesmas

5

1

91

SARJANA KEPERAWATAN

a

D-I PERAWATb

D-III PERAWAT

PERAWAT GIGI

JUMLAH

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

111

-

-

-

92

3

1

4

36

75

39

76

115

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

3 Sarana Kesehatan Lain

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

111

-

-

-

1

91


92

3

1

4

36

75

89,86

20

3

2 RS

JUMLAH

L+P 4 -

39

76

115

1

3

4

78,68

143,92

112,33

2,02

5,68

3,91


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

111

-

-

-

JUMLAH (KAB/KOTA)

1

91

92


3

1

4

36

75

39

76

115

1

3

4

TABEL 75 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BATAM NO

UNIT KERJA BIDAN

1

2

PERAWAT

BIDAN

3

DIII BIDAN JUMLAH 4

1 Puskesmas

2

5

173

175

SARJANA KEPERAWATAN a

D-I PERAWATb

D-III PERAWAT

PERAWAT GIGI

JUMLAH

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

1

11

12

29

119

148

0

-

30

130

160

-

-

-

0

2 RS

-

185

185

9

48

57

104

558

692

-

113

636

749

-

-

-


-

-

116

11

19

30

94

93

187

-

-

-

105

112

217

-

-

-

358

476

21

78

99

227

770

1.027

-

-

-

248

848

1.126

-

-

-

-

-

-

-

-

-

JUMLAH

2


0

0

45,05


-

54

54

12

27

39

4

11

15

-

16

38

54

-

-

-


-

7

1

1

1

2

16

25

41

-

17

26

43

-

-

-

419

531

34

106

140

247

806

1.083

-

281

942

1.223

-

-

-

JUMLAH (KAB/KOTA)

2


133

677

TABEL 75 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 TANJUNGPINANG NO

UNIT KERJA BIDAN

1

2

3

DIII BIDAN JUMLAH 4

1 Puskesmas 2 RS 3 Sarana Kesehatan Lain

5

JUMLAH (KAB/KOTA)

D-I PERAWATb

D-III PERAWAT

PERAWAT GIGI

JUMLAH

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

62

87

1

5

6

13

57

70

-

-

-

14

61

76

-

-

-

10

19

29

4

17

21

61

254

315

-

-

-

65

271

336

-

-

-

21

21

2

2

4

3

41

44

-

-

-

5

43

48

-

-

-

102

137

7

24

31

77

352

429

-

-

-

84

375

460

-

-

-

71,61

331,30

199,57

-

-

-

35



SARJANA KEPERAWATAN

a

25

-

JUMLAH


PERAWAT

BIDAN

116,79 -

19

19

5

10

15

40

131

171


2 9

12

14

1

1

-

-

-

3

12

15

-

-

-

1

1

2

5

7

-

-

-

2

6

8

-

-

-

37

46

80

357

437

-

-

-

89

393

483

-

-

-

TABEL 75 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 KEPULAUAN ANAMBAS NO

PERAWAT

BIDAN

UNIT KERJA

BIDAN DIII BIDAN JUMLAH 1

2

3

4

1 Puskesmas

5

8

2 RS

-


-

JUMLAH

64

8

76

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA)

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

2

4

2 -

84

6

3 -

4

45

5 -

7

80

7 -

11

125

14 -

52

21 -

94

4

3

7

-

-

-

-

-

-

146

4

3

-

-

2

1

3

10

77

87


-

-

-

-

-

-

4

7

-

11

-

-

-

-

7

1

8

1

59

95

154

5

3

87

9

7

-

-

51

-

187 -

PERAWAT GIGI

JUMLAH

6

12 -

D-I PERAWATb

D-III PERAWAT

L 72

12 -

SARJANA KEPERAWATAN

a

138

-

26

-

17 -

-

-

L+P 20

1

1

1 -

1 -

60

104

164

-

2

2

255,84

482,58

364,42

-

9,28

4,44

-

-

-

-

-

-

1

8

1

9

-

-

-

8

68

105

173

-

2

2

TABEL 75 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 PROVINSI NO

UNIT KERJA

1

2

PERAWAT

BIDAN BIDAN

DIII BIDAN

JUMLAH

3

4

5

SARJANA KEPERAWATAN

a

D-I PERAWAT b

D-III PERAWAT

PERAWAT GIGI

JUMLAH

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

1 Puskesmas

-

-

-

-

-

-

-

-

2 RS

-

-

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

JUMLAH

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

JUMLAH (KAB/KOTA)

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

TABEL 75 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 TOTAL NO

UNIT KERJA

1

2

1 Puskesmas

BIDAN

DIII BIDAN

JUMLAH

3

4

5

JUMLAH


D-I PERAWATb

D-III PERAWAT

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

676

8

27

35

242

656

898

22

281

303

24

90

114

270

1.144

1.414

21

21

13

21

34

97

134

231

835

1.000

45

138

183

609

1.934

2.543

165

45

111

156

295

794

1.089

35

135

170

329

1.369

1.698

-

-

-

110

155

265

-

246

326

80

53,53 -

PERAWAT GIGI

JUMLAH

L 533


SARJANA KEPERAWATAN

a

143


PERAWAT

BIDAN

-

-

20

4

5

1 -

1 -

734

2.318

3.052

1

5

6

76,55

254,95

163,38

0,10

0,55

0,32

73

73

14

39

53

5

11

16

19

50

69

-

-

-

15

23

38

1

2

3

31

40

71

3

4

7

35

46

81

-

-

-

180

931

1.111

60

179

239

645

1.985

2.630

83

250

333

788

2.414

3.202


-

1

L+P

1

5

6

TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 KARIMUN TENAGA KEFARMASIAN NO

UNIT KERJA

1

2

1 Puskesmas

APOTEKER DAN SARJANA FARMASI a

JUMLAH

JUMLAH

DI DAN D-III GIZI

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

1 -

JUMLAH

-

20

1

1

9

10

1

10

11

-

-

-

-

5

5

-

5

6

7

1

3

4

2

9

11

-

-

-

-

3

3

-

3

-

-

-

-

-

-

-

-

1

L+P

1

7

8

2

12

14


D-IV/SARJANA GIZI

a

L

2 RS 3 Sarana Kesehatan

TENAGA GIZI

D-III FARMASI DAN ASS APOTEKER

-

-

-

-

-


1

1

2

1

1

2

JUMLAH (KAB/KOTA)

2

8

10

3

13

16


-

-

-

-

3 -

3

19

22

18,33

10,35

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

3

3

-

3

3

-

-

-

-

11

11

-

11

11

19

22

-

8

-

2,75

3

8

-

5

-

-

8

8

-

7,72

3,76

-

-

-

TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BINTAN TENAGA KEFARMASIAN NO

UNIT KERJA

1

2

APOTEKER DAN D-III FARMASI DAN SARJANA ASS APOTEKER a FARMASI L P L+P L P L+P 3

4

5

6

7

8

TENAGA GIZI JUMLAH

D-IV/SARJANA GIZI

a

JUMLAH

DI DAN D-III GIZI

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

L+P 20

1 Puskesmas

-

1

1

1

9

10

1

10

11

-

-

-

-

5

5

-

5

2 RS

-

7

7

1

3

4

1

10

11

-

-

-

-

3

3

-

3

3 Sarana Kesehatan

-

-

-

-

-

-

-

-

-

JUMLAH

-

-

8

8

2

12

14


-

-

-

-

-

-

2

20

22

2,58

27,73

14,71

-

-

-

-

8

3 -

8

-

8

8

-

11,09

5,35

-

-

-

-

-

-

-

-

-


1

1

2

1

1

2

2

2

4

-

-

-

-

-

-

-

-

-

JUMLAH (KAB/KOTA)

1

9

10

3

13

16

4

22

26

-

-

-

-


-

-

5

8

8

-

8

8

TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 NATUNA TENAGA KEFARMASIAN NO

UNIT KERJA

1

2

1 Puskesmas


JUMLAH

JUMLAH

DI DAN D-III GIZI

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

1 -

JUMLAH

-

20

5

1

8

9

1

13

14

-

-

-

1

8

9

1

8

6

7

2

3

5

3

9

12

-

-

-

1

3

4

1

3

-

-

-

-

-

-

1

L+P

5

11

12

3

11

14


D-IV/SARJANA GIZI

a

L


TENAGA GIZI


-

-

-


2

5

7

JUMLAH (KAB/KOTA)

3

16

19


-

3

-

-

-

4

22

26

10,83

63,99

36,45

-

-

-

-

2

11

13

-

9 4 -

2

11

13

5,41

32,00

18,23

-

-

-

-

-

-

-

1

1

2

6

8

-

-

-

-

-

-

-

12

15

6

28

34

-

-

-

2

11

13

2

11

13

TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 LINGGA TENAGA KEFARMASIAN NO

UNIT KERJA

1

2

1 Puskesmas


JUMLAH

D-IV/SARJANA GIZI

a

JUMLAH

DI DAN D-III GIZI

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

-


TENAGA GIZI


1 -

JUMLAH

1

1

2

3

1

3

3 -

4

20

2

5

3

3

6

-

-

-

-

5

5

-

5

4

4

1

6

7

-

-

-

-

3

3

-

3

-

-

-

-

-

-

-

-

3

L+P

6

9


-

-

4

9

13

8,07

17,04

12,70

-

8

8

-

5 3 -

-

8

8

-

15,15

7,81


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

JUMLAH (KAB/KOTA)

1

3

4


3

6

9

4

9

13

8

8

-

8

8

TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BATAM TENAGA KEFARMASIAN NO

UNIT KERJA

1

2


JUMLAH

JUMLAH

DI DAN D-III GIZI

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

4

2 RS

-

18 -

JUMLAH

22

4

4

1

19

77

3

3

4

4

26

85

20

24

8

-

77

89

-

4

4

105

20

28

-

96

-

-

-

-

3

7

-

-

-

-

101

23

131

-

19

4

12


-


-

JUMLAH (KAB/KOTA)

D-IV/SARJANA GIZI

a

L 1 Puskesmas

3 Sarana Kesehatan

TENAGA GIZI


-

22

2

2

6

28


-

-

-

-

-

-

-

-

105

101

85

20

20 -

23

1

1

1

-

-

2

1

133

1

1

-

-

1 1

1

2

15

16

19

19

1

34

1

20

16

-

19

35

L+P

-

17 19 -

1

35

0

7

36 3

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

34

35

1

35

36

TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 TANJUNGPINANG TENAGA KEFARMASIAN NO

UNIT KERJA

1

2


TENAGA GIZI


JUMLAH

D-IV/SARJANA GIZI

a

JUMLAH

DI DAN D-III GIZI

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

L+P 20

1 Puskesmas

2

5

7

1

6

7

3

11

14

-

-

-

1

10

11

1

10

11

2 RS

2

2

4

3

14

17

5

16

21

-

-

-

2

5

7

2

5

7

3 Sarana Kesehatan

1

3

4

4

4

5

3

8

-

-

-

1

1

1

5

10

15

8

-

-

-

4

JUMLAH

20

28


-


-

JUMLAH (KAB/KOTA)

-

5

-

-

-

1

1

1

11

16

9


-

20

13

30

43

11,08

26,50

18,66

-

-

-

-

-

-

-

1

1

1

2

-

-

-

-

29

14

31

45

-

-

-

15

-

4

19

1

16

20

1

4

15

19

3,41

13,25

8,24

-

1

-

-

4

1

1

16

20

TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 KEPULAUAN ANAMBAS TENAGA KEFARMASIAN NO

UNIT KERJA

1

2


JUMLAH

JUMLAH

DI DAN D-III GIZI

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

1

6

7

-

2 RS

2

2

4

-

-

JUMLAH

3

8

11

-

1

-

-

1 -

1

-

-

-

-

6

7

-

-

-

2

3

5

-

-

-

-

-

-

-

-

1

-

-

-

-

-

-

3

9

12

12,79

41,76

26,66

-

-

-

2

-

-

-

-

1

1

2

-

1

1

1

2

3

-

-

-

-

JUMLAH (KAB/KOTA)

4

9

13

-

2

2

4

11

15

-

-

-

1

3

1

1

2



-

1

-


D-IV/SARJANA GIZI

a

L 1 Puskesmas

3 Sarana Kesehatan

TENAGA GIZI


2

-

2

2

-

-

3

5

1 -

2

2

4

8,53

9,28

8,89

1

3

1

-

1

20

1

-

4

L+P

-

2

1

1

3

5

TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 PROVINSI TENAGA KEFARMASIAN NO

UNIT KERJA

1

2


TENAGA GIZI


JUMLAH

D-IV/SARJANA GIZI

a

JUMLAH

DI DAN D-III GIZI

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

1 Puskesmas

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2 RS

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

3 Sarana Kesehatan

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

JUMLAH

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

JUMLAH (KAB/KOTA)

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 TOTAL TENAGA KEFARMASIAN NO

UNIT KERJA

1

2


JUMLAH

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

3 Sarana Kesehatan JUMLAH

7

19

26

11

54

65

18

73

91

-

25

26

51

84

28

112

109

54

163

-

-

1

6

7

8

8

9

6

15

-

-

33

51

84

103

-

82

185


JUMLAH (KAB/KOTA)

JUMLAH

DI DAN D-III GIZI

3

2 RS


D-IV/SARJANA GIZI

a

L 1 Puskesmas


TENAGA GIZI


-

-

-

-

-

-

136

133

269

14,18

14,63

14,40

-

-

-

1

-

-

11

16

3

4

7

8

15

23

1

49

54

5

50

55

-

3

37

40

3

37

40

-

1

1

1

38

62

100

106

86

192

144

148

292

1

1

-

-

2

-

9

1

1

20

5

1

5


1

L+P

86

-

9

95

-

-

1

9

87

96

0,94

9,57

5,14

-

-

-

5

5

1

5

6

91

100

10

92

102

TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 KARIMUN NO

TENAGA KESMAS

UNIT KERJA SARJANA KESMAS

1

2

a

D-III KESMAS

TENAGA

b

JUMLAH

SANITASI

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

1 Puskesmas

9

1

10

-

-

-

9

1

10

3

1

4

1

1

2

2 RS

-

-

-

-

-

-

-

-

-

3 Sarana Kesehatan Lainnya

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

8,26

0,96

4,70

3,67

1,93

2,82

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

7

10

17

-

-

-

7

10

17

5

1

6

16

11

27

-

-

-

16

11

27

9

3

12


TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BINTAN NO

TENAGA KESMAS

UNIT KERJA

a

SARJANA KESMAS 1

2

D-III KESMAS

TENAGA

b

JUMLAH

SANITASI

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

1 Puskesmas

9

1

10

-

-

-

9

1

10

3

1

4

1

1

2

2 RS

-

-

-

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1,39

6,69

5,17

2,77

4,01

-

-

-

-

-


11,62 -

-

-

-

-

-

-

7

10

17

-

-

-

7

10

17

5

1

6

16

11

27

-

-

-

16

11

27

9

3

12


TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 NATUNA NO

TENAGA KESMAS

UNIT KERJA

a

SARJANA KESMAS 1

2

D-III KESMAS

TENAGA

b

JUMLAH

SANITASI

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

1 Puskesmas

1

5

6

-

-

-

1

5

6

5

3

8

2 RS

3

2

5

-

-

-

3

2

5

1

1

2

-

-

-


-

-

-


-

-

10,83 -

-

-

-

-

-

-

-

20,36 -

-

15,42 -

-

16,24 -

11,63 -

7

9

16

-

-

-

7

9

16

2

11

16

27

-

-

-

11

16

27

8


14,02 -

-

2 4

12

TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 LINGGA NO

a

SARJANA KESMAS 1

2

TENAGA

TENAGA KESMAS

UNIT KERJA

D-III KESMAS

b

JUMLAH

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

1 Puskesmas

2

1

3

-

2 RS

2

1

3

-

-

-

-

-

-


SANITASI

-

-

-

1

1


2

2

4

-

5

5

2

1

3

-

1

1

-

-

-

-

8,07

5,68

6,84

0,00

-

-

11,36

5,86


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

JUMLAH (KAB/KOTA)

4

2


6

-

1

1

4

3

7

-

6

6

TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BATAM NO

UNIT KERJA

TENAGA KESMAS SARJANA KESMAS L

1

P

TENAGA

D-III KESMAS

L+P

L

P

JUMLAH L+P

L

P

SANITASI L+P

P

2

1 Puskesmas 2 RS 3 Sarana Kesehatan Lainnya

11

12

23

-

-

-

11

11

22

4

12

16

3

12

15

-

-

-

3

12

15

4

4

8

10

17

27

-

-

-

4

9

13

5

11

16

5,28

3,79


3,30

6,26

4,73

-

-

-

2

2

4

-

-

-


14

6

20

-

-

-

14

6

JUMLAH (KAB/KOTA)

40

49

89

-

-

-

32

38


2,38 6

2

8

20

4

2

6

70

23

31

54

TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 TANJUNGPINANG NO

TENAGA KESMAS

UNIT KERJA

a

SARJANA KESMAS 1

2

D-III KESMAS

TENAGA

b

JUMLAH

SANITASI

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

1 Puskesmas

1

3

4

-

-

-

1

3

4

2 RS

2

2

4

-

-

-

2

2

4

1

-

1

12

12

24

-

-

-

12

12

24

6

-

6

12,8

15,0

13,9

6,0

-

-

-

3 Sarana Kesehatan Lainnya RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA)

-

-

-

-

-

-

-

4

-

4

3,5 -

4,8 -

4

4

8

-

-

-

4

4

8

3

1

4

19

21

40

-

-

-

19

21

40

10

5

15


TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 KEPULAUAN ANAMBAS NO

TENAGA KESMAS

UNIT KERJA

a

SARJANA KESMAS 1

2

D-III KESMAS

TENAGA

b

JUMLAH

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

1 Puskesmas

2

3

5

-

2 RS

1

1

2

-

-

-

-

-

-


-

-

-

1

1


SANITASI

-

-

-

-

-

-

-

-


4

3

7

-

JUMLAH (KAB/KOTA)

7

7

14

-


1

1

2

4

6

1

1

2

-

-

-

12,8

23,2

17,8

-

-

-

1

-

1

-

-

-

-

-

-

4,3 -

0,0 -

2,2 -

4

3

7

1

-

1

7

8

15

2

-

2

TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 PROVINSI NO

TENAGA KESMAS

UNIT KERJA

a

SARJANA KESMAS 1

2

D-III KESMAS

TENAGA

b

JUMLAH

SANITASI

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

1 Puskesmas

-

-

-

-

-

-

2 RS

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-


JUMLAH (KAB/KOTA)

-

-

-


-

-

-

-

-

TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 TOTAL NO

TENAGA KESMAS

UNIT KERJA SARJANA KESMAS

1

2

a

D-III KESMAS

TENAGA

b

JUMLAH

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

1 Puskesmas

35

26

61

-

2 RS

11

18

29

-

-


22

29

51

-

-

2

2

35

28

63

16

26

42

-

11

18

29

8

8

16

-

22

29

51

11

11

22

7,09

8,25

7,66

3,65

4,95

4,28


SANITASI

2

2

4

-

-

-

2

2

4

6

2

8

43

42

85

-

-

-

43

42

85

20

5

25

113

117

230

-

113

119

232

61

52

113


2

2

TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 KARIMUN NO

TENAGA TEKNISI MEDIS

UNIT KERJA ANALIS LAB.

1

2

TEM & P.RONTG

FISIOTERAPIS

JUMLAH

P.ANESTESI

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

-

-

-

-

-

-

1 Puskesmas

2

2 RS

-


-

JUMLAH

5

7

3

16

16

3

2

21

23

-

3 4

6

7 -

4

2 -

10

1 -

2

3 -

1

5

5

10

5

21

26

3


10

26

36

1

2

3

0,92

1,93

1,41

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

21

23


6

4

10

2

1

3

10

26

16,94

-

3

-

2

25,09

-

2


JUMLAH (KAB/KOTA)

9,18

-

1

36

1

2

3

TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BINTAN NO



1

2

TEM & P.RONTG

FISIOTERAPIS

JUMLAH

P.ANESTESI

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

-

-

-

-

-

1 Puskesmas

2

2 RS

-


-

JUMLAH

5

7

3

16

16

3

2

21

23

-

3 4

6

-

7 -

4

2 -

10

1 -

2

3 -

1

5

5

10

5

21

26

3


10

26

36

1

2

3

1,29

2,77

2,01

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

21

23


6

4

10

2

1

3

10

26

24,07

-

3

-

2

36,04

-

2


JUMLAH (KAB/KOTA)

12,92

-

1

36

1

2

3

TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 NATUNA NO



1

2

TEM & P.RONTG

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

-

-

1 Puskesmas

1

5

6

2 RS

4

1

5


-

JUMLAH

5

6

-

6

11

1

6

7

1

1 -

7

-

1

1 -

-

1

5

6

11

2

13

1


FISIOTERAPIS

JUMLAH

P.ANESTESI

12

32,48 -

-


1

JUMLAH (KAB/KOTA)

6

-

6

-

-

1

1

12

7


-

-

1 1

8

-

-

-

-

-

-

1

-

-

7 20,36 -

2 1

-

14

19 26,64

2 7

1 -

-

-

-

21

L+P 17

3

3

1

2

1

2,71

4

11,63

5 7,01

-

-

-

-

-

-

1

4

5

TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 LINGGA NO



1

2

1 Puskesmas

FISIOTERAPIS

JUMLAH

P.ANESTESI

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

-

-

-

-

-

-

-

2 RS 3 Sarana Kesehatan Lainnya

TEM & P.RONTG

1 -

JUMLAH

5

5

3

4

1

8

-

1

9

-

1

-

1

-

-

1 -

1

-

1

1 -

-

3 -

1


5

5

3

6

3

8

11

1

1

2

2,02

1,89

1,95

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

8

9


1

-

1

1

-

1

3

8

10,74

-

2

-

1

15,15

-

1


JUMLAH (KAB/KOTA)

6,05

-

1

11

1

1

2

TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 BATAM NO



1

2

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

-

-

-

6

-

-

-

-

-

-

10

-

-

-

-

-

-

2 RS

JUMLAH

FISIOTERAPIS

JUMLAH

P.ANESTESI

L 1 Puskesmas


TEM & P.RONTG

6

17

23

10

11

21

-

16

28

-

13

44

8

13

21 -

8

21

-

1 -

10

16


7

1

2,9

0,2


-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

JUMLAH (KAB/KOTA)

16

28

44


13

8

21

-

-

-

16

1

1 -

1 -

2 -

17

1

1

2

1,6

0,2

0,2

0,2

17

1

1

2

TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 TANJUNGPINANG NO



1

2

TEM & P.RONTG

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

-

-

-

-

-

1 Puskesmas

1

6

7

2 RS

2

9

11


FISIOTERAPIS

JUMLAH

P.ANESTESI

-

JUMLAH

3

15

-

1 1

18

1

-

1

1

-

1

2 -

2

2 -

2

4 -

2

1

7

8

5

11

16

4


6

18

24

2

4

6

1,70

3,53

2,60

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

15

18


1

1

2

2

2

4

6

18

10,41

-

6

-

3

15,90

-

4


JUMLAH (KAB/KOTA)

5,11

-

2

24

2

4

6

TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 KEPULAUAN ANAMBAS NO



1

2

TEM & P.RONTG

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

-

-

-

-

1 Puskesmas

1

4

5

1

2 RS

1

1

2

2


FISIOTERAPIS

JUMLAH

P.ANESTESI

-

JUMLAH

2

5

7

2 -

3

1

-

4

-

2

5

1 -

-

1 -

1

2

4

6

-

3

4

7

-

1


5

8

13

-

1

1

0,00

4,64

2,22

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5

7


3

2

5

-

1

1

5

8

28,89

-

-

2

37,12

-

1


JUMLAH (KAB/KOTA)

21,32

-

1

13

-

1

1

TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 PROVINSI NO



1

2

TEM & P.RONTG

FISIOTERAPIS

JUMLAH

P.ANESTESI

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

1 Puskesmas

-

-

-

-

-

2 RS

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

JUMLAH

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

JUMLAH (KAB/KOTA)

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 TOTAL NO



1

2

TEM & P.RONTG

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

L+P

L

P

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

-

-

1 Puskesmas

13

47

60

7

1

8

2 RS

18

57

75

29

19

48


-

JUMLAH

31

-

-

-

104

135

-

-

36

20

8 -

56

5 -

8

13 -

5


1 32

104

-

-

1

1

136

37


-

-

1 20

57

-

-

-

-

-

8

5

48

68

55

81

136

-

-

75

129

204

7,82

14,19

22,44

13

-

20

-


FISIOTERAPIS

JUMLAH

P.ANESTESI

-

2

13

77

129

7 -

2 206

L+P 17

3

3

12

19

7

15

22

0,73

1,65

1,18

-

-

-

-

-

-

7

15

22

TABEL 79 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011

NO

SUMBER BIAYA

1

2

KARIMUN

BINTAN

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


Rupiah

%

Rupiah

%

3

4

3

4

ALOKAS

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1

APBD KAB/KOTA

32.664.029.967

a. Belanja Langsung b. Belanja Tidak Langsung

57.487.184.526

91,85

9.497.888.467

94,27

21.754.195.526

34,76

23.166.141.500

34.232.989.000

54,70

1.500.000.000

2,40

0,00

3.500.000.000

5,59

c. JAMKESDA 2

APBD PROVINSI

3

APBN :

1.985.798.000

5,73

1.428.909.000

2,28

- Dana Dekonsentrasi

1.985.798.000

5,73

49.420.000

0,08

- Dana Alokasi Khusus (DAK)

0,00

0

0,00

- ASKESKIN

0,00

0

0,00

- BOK

0,00

- Jampersal

900.000.000

1,44

479.489.000

0,77

171.180.000

0,27

115.000.000

0,18

56.180.000

0,09

- dll 4

PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)

0,00

- Global Fund (Malaria) - Global Fund (TB) - Global Fund (HIV) 5

SUMBER PEMERINTAH LAIN

0,00

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN

34.649.827.967

TOTAL APBD KAB/KOTA

875.822.572.944

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA


100,0

62.587.273.526

100,0

848.661.657.220 3,73

18.549,05

0,00

6,77 418.492,81


NO

SUMBER BIAYA

1

2

NATUNA

LINGGA



Rupiah

%

Rupiah

%

3

4

3

4

ALOKAS


APBD KAB/KOTA

68.834.720.011

90,20

65.491.299.255

100,00

a. Belanja Langsung

49.569.789.925

64,96

25.855.589.655

39,48

b. Belanja Tidak Langsung

19.264.930.086

25,24

39.635.709.600

60,52

c. JAMKESDA

-

0,00

0,00

2

APBD PROVINSI

-

0,00

0,00

3

APBN :

7.479.051.902


-


9,80

-

0,00

0,00

0,00

6.238.448.000

8,17

0,00

- ASKESKIN

428.103.902

0,56

0,00

- BOK

812.500.000

1,06

0,00

- Jampersal

0,00

- dll 4

0,00


-

0,00

0,00

- Global Fund (Malaria)

-

0,00

0,00

- Global Fund (TB)

-

0,00

0,00

- Global Fund (HIV) 5

0,00


-


76.313.771.913

TOTAL APBD KAB/KOTA

1.528.858.449.000



0,00 100,0

0,00 65.491.299.255

4,50 1.069.974,23

100,0

#DIV/0! 639.707,15


NO

SUMBER BIAYA

1

2

BATAM

TANJUNGPINANG



Rupiah

%

Rupiah

%

3

4

3

4

ALOKAS


APBD KAB/KOTA

73,43

74.495.559.275

97,58

a. Belanja Langsung

0,00

37.921.400.966

49,67


0,00

36.574.158.309

47,91

c. JAMKESDA

0,00

2

APBD PROVINSI

3

APBN :

46.833.432.416


- ASKESKIN - BOK - Jampersal

5

9,41

10.945.376.400

17,16

-


4

6.000.000.000

0,00 1.409.815.000

1,85

0,00

0,00

8.435.278.400

13,23

0,00

519.614.000

0,81

0,00

1.180.244.000

1,85

455.000.000

0,60

810.240.000

1,27

872.190.000

1,14

- dll

0,00

82.625.000

0,11


0,00

439.586.000

0,58


0,00

- Global Fund (TB)

0,00

63.911.000

0,08

- Global Fund (HIV)

0,00

375.675.000

0,49


0,00


63.778.808.816

TOTAL APBD KAB/KOTA

1.300.001.793.434



100,0

0,00

0,00 76.344.960.275 702.599.418.965

3,60 44.320,42

100,0

10,60 331.226,07


NO

SUMBER BIAYA

1

2

KEPULAUAN ANAMBAS

PROVINSI



Rupiah

%

Rupiah

%

3

4

3

4

ALOKAS


APBD KAB/KOTA

103.068.489.491

89,98

a. Belanja Langsung

48.271.285.949

42,14


54.797.203.542

47,84

500.000.000

0,44

10.976.005.000

9,58

-

0,00

c. JAMKESDA 2

APBD PROVINSI

3

APBN : - Dana Dekonsentrasi

-


0,00 0,00

3,97

0,00

0,00

0,00

525.000.000

0,46

0,00

5.900.000.000

5,15

-

- BOK

-

0,00

4.551.005.000

- ASKESKIN

0,00

- Jampersal - dll 4


0,00

0,00

0,00

0,00

- Global Fund (Malaria) - Global Fund (TB)

-

- Global Fund (HIV) 5

SUMBER PEMERINTAH LAIN TOTAL ANGGARAN KESEHATAN

114.544.494.491

TOTAL APBD KAB/KOTA

1.148.000.000.000



100,0

-

8,98 2.545.263,53

0,0

#DIV/0! #DIV/0!

TABEL 79 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011 TOTAL NO

SUMBER BIAYA

1

2

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah

%

3

4


APBD KAB/KOTA

448.874.714.941

90,92

a. Belanja Langsung

192.870.150.488

39,07


207.671.132.037

42,06

1.500.000.000

0,30

c. JAMKESDA 2

APBD PROVINSI

10.000.000.000

28,86

3

APBN :

34.224.955.302

98,77

2.035.218.000

5,87

19.224.731.400

55,48

947.717.902

2,74

- BOK

3.872.744.000

11,18

- Jampersal

2.161.919.000

0,44

- dll

- Dana Dekonsentrasi - Dana Alokasi Khusus (DAK) - ASKESKIN

4

5

5.982.625.000

1,21


610.766.000

1,76


115.000.000

0,02

- Global Fund (TB)

120.091.000

0,02

- Global Fund (HIV)

375.675.000

0,08


-


493.710.436.243

TOTAL APBD KAB/KOTA

6.403.943.891.563



0,00 100,0

7,01 240.295,54

EDITORIAL TEAM

Recommend Documents