Edisi 3 [1-16 September 2013]
NTT Research Focus 003 Health, Food, Nutrition and Risk
PENGANTAR EDISI 3 IRGSC NTT Research focus adalah publikasi regular yang berisikan ringkasan penelitian tentang NTT yang mutakhir yang dikombinasikan dengan berita dari tiga media harian utama di NTT yakni Pos Kupang, Timor Express dan Victory News. Fokus dari NTT Research Focus adalah pada isu kesehatan, pangan, nutrisi dan resiko. Terkait rangkuman berita di bawah ini, diharapkan agar pembaca melakukan validasi dari kliping berita yang dimaksudkan [Lihat juga keterangan penerbitan di halaman 8]. Yenny Tjoe. 2013 Decentralization and poverty reduction in Indonesia: the case of East Nusa Tenggara (NTT) in Moazzem Hossain, Tapan Sarker and Malcolm McIntosh The Asian Century, Sustainable Growth and Climate Change: Responsible Futures Matter. 178–199 Published by Elgar ISBN:9781781005743 eISBN:9781781005750 DOI:10.4337/9781781005750.00017. HEALTH 1. Menkes: RSU Kupang Semrawut 2. Pusat Siap Kelola RSUD 3. Menkes Kritik Manajemen RSUD Kota 4. Transaksi Seks di Labuan Bajo Tinggi 5. Obat Senilai Ratusan Juta Rupiah Dimusnahkan 6. Dinkes Musnahkan Obat dan Alkes Kedaluwarsa 7. Tiga Bulan Tanpa Pelayanan Kesehatan 8. Keliru Bupati/Walikota Janjikan Pengobatan Gratis FOOD AND NUTRITION 1. Jeruk TTS dan TTU Terkontaminasi Penyakit 2. Jeruk Kiser Kuasai Pasar di Kota Kupang 3. Produksi Padi Kwartal I Menurun 4. ILO Promosikan Ketahanan Pangan NTT 5. Harga Tahu-Tempe Naik RISK 1. Bencana Alam Nop Nop Ditangani Darurat JOB VACANCY 1. Program Management Unit (AIPHSS)
[IRGSC - NTT Research Focus 003- Health, food, nutrition and risk]
Page 1
Glosarium: Alkes : Alat Kesehatan JKN : Jaminan Kesehatan Nasional PAD : Pendapatan Asli Daerah RS : Rumah Sakit RSP : Rumah Sakit Pusat RSU : Rumah Sakit Umum RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah TTS : Timor Tengah Selatan TTU : Timor Tengah Utara KPAN : Komisi Penanggulangan AIDS Nasional DINKES : Dinas Kesehatan MENKES : Menteri Kesehatan ILO : International Labour Organization
1. MENKES: RSU KUPANG SEMRAWUT Timor Express, Kamis, 5 September 2013 (halaman 9) Nafsiah Mboi saat berkunjung ke Rumah Sakit Kota Kupang menyatakan bahwa ia sangat setuju, kalau RSU Prof.Dr.W.Z Johannes Kupang sudah sangat semrawut. “Dengan uang Rp 206 milyar, sebenarnya kalau kepala dinasnya pintar, dia lihat bahwa provinsi mau keluarkan uang berapa? Kalau Rp 200 miliar, sebenarnya itu sudah menjadi 10 rumah sakit pratama, karena tidak membutuhkan peralatan yang luar biasa dan canggih,” jelasnya. Selain itu, menurut beliau manajemen serta pelayanan kepada masyarakat harus diperbaiki dulu. Nafsiah menilai, RSU Kota Kupang kemampuan paramedisnya ada, tapi sarananya tidak cukup. Pemerintah juga harus bertanggung jawab, berapa persen dari APBD kota yang dipakai untuk kesehatan?. Jika pelayanannya ditingkatkan, pasti pasien lebih banyak datang ke RSU Kota Kupang karena pasien lebih suka tempat yang lebih dekat, daripada ke RSU Johannes yang semrawut. “Jadi, kalau saudara-saudari tingkatkan pelayanan di sini, pasti pertama ada perbaikan-perbaikan di sini yang bisa dilakukan, dan pelayanan bisa ditingkatkan. Tentu kita bisa bantu dari pusat, tapi tidak bisa mengharapkan Rp 200 milyar untuk bangun rumah sakit yang baru, sedangkan rumah sakit yang lama tidak diberdayakan,” katanya. 2.
PUSAT SIAP KELOLA RSUD Victory News, Kamis, 5 September 2013 (halaman 1) Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menegaskan bahwa Pemerintah Pusat siap mengambil alih pengelolaan RSUD WZ Johannes Kupang jika pemerintah Provinsi NTT sudah tidak mampu lagi memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat. Menkes juga mengatakan, sangat keliru apabila pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan PAD bersumber
[IRGSC - NTT Research Focus 003- Health, food, nutrition and risk]
Page 2
dari rumah sakit. “Tidak ada alasan bagi pemerintah untuk meningkatkan PAD bersumber dari rumah sakit. Semua pendapatan RS harus dikembalikan kepada RS supaya RS bisa meningkatkan pelayanan kepada pasien,” tegasnya. Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD WZ Johannes Kupang dr Yudith M Kota mengatakan bahwa secara pribadi dirinya sangat mendukung jika RSUD dijadikan RSP (Rumah Sakit Pusat): “Yang paling berat itu adalah mendatangkan dokter spesialis. Penyakit TBC (Tuberculosis) kan tinggi. Tapi kita tidak mempunyai ahli paru. Kita juga tak ada ahli bedah saraf padahal kecelakaan tinggi. Setelah pasien di-scan tidak bisa operasi,” katanya. 3.
MENKES KRITIK MANAJEMEN RSUD KOTA Pos Kupang, Kamis, 5 September 2013 (halaman 10) Menanggapi keluhan dokter bahwa masyarakat Kupang sering menuntut, Menkes RI, Nafsiah Mboi mengatakan bahwa yang paling penting adalah komunikasi. “Pada dasarnya adalah komunikasi. Petugas kesehatan tidak mengambil waktu cukup untuk berkomunikasi dengan keluarga pasien dan buat surat pernyataan bahwa dia sudah dengar, itu masalahnya. UU sudah jelaskan tetapi sering kali sebagai tenaga kesehatan kurang berkomunikasi, mau terburu-buru. Karena itu make sure setiap tindakan ada pernyataan dari keluarga menyetujui, meskipun hanya memasang infus. Ini wajib. Ikut UU dan berikan penjelasan,” katanya. Pada kesempatan tersebut, Nafsiah Mboi mengatakan bahwa dia tidak ingin mendengar adanya perbedaan antara rumah sakit pemerintah dan swasta. “Sebentar lagi RS Siloam akan hadir di Kupang. Saya tidak mau orang bilang rumah sakit swasta bersih, ramah, pelayanan bagus sedangkan rumah sakit pemerintah jorok, muka asam, dan pelayanan buruk.” Menkes juga meminta Kadis Kesehatan Kota Kupang dr Ary Wijana, untuk melakukan pemetaan dan membuat sistem yang bagus dengan call center.
4.
TRANSAKSI SEKS DI LABUAN BAJO TINGGI Victory news, Senin, 9 September 2013 (halaman 13) Perkembangan Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) sebagai kota wisata akan disusul dengan wisata susulan seperti wisata seks. Sekretaris KPAN Kemal Siregar menjelaskan, momentum Sail Komodo dimanfaatkan untuk mengampanyekan kesadaran HIV di Labuan Bajo. Transaksi seks di Kota Labuan Bajo dalam data Komisi Penanggulangan Aids (KPA) paling tinggi terjadi pada bulan Juli-Oktober. Survei menunjukkan, rata-rata pekerja seks di Labuan Bajo melayani transaksi seks tiga kali sehari. Ditengah ketiadaan VCT (Voluntary Counseling Test) di Labuan Bajo, sudah terdapat 13 kasus HIV di daerah itu. Sesuai data RSUD Ruteng, Manggarai, tujuh pengidap HIV di Mabar meninggal. Data Juli 2013 menunjukkan, kasus infeksi menular seksual (IMS) sebanyak 75 penderita dan dari data sebuah klinik swasta 52 kasus. “Angka ini belum valid karena belum ada klinik VCT di Labuan Bajo. Kasus AIDS itu satu berbanding 1.000. itu artinya, dari 13 penderita diperkirakan sudah ada 1.300 orang yang terjangkit. Ini fenomena gunung es,” kata Sekretaris KPAD NTT Husein Pancratius.
5.
OBAT SENILAI RATUSAN JUTA RUPIAH DIMUSNAHKAN Pos Kupang, Sabtu, 14 September 2013 (halaman 13)
[IRGSC - NTT Research Focus 003- Health, food, nutrition and risk]
Page 3
Obat kedaluarsa milik Dinas Kesehatan dan RSUD SoE senilai ratusan juta rupiah dimusnahkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Nonhonis, Jumat (13/9). Direktur RSUD SoE, dr. Ria Tahun mengatakan, obat kedaluwarsa yang dihimpun sejak tahun 2009 cukup banyak. Obat dimaksud, lanjut dr. Ria, terdiri dari puluhan jenis obat generik dan obat paten, totalnya mencapai 200an juta rupiah. “Banyak obat juga didrop saat eksodus Timor Timur tahun 2009 dan kunjungan Presiden RI tahun 2011,” katanya. 6.
DINKES MUSNAHKAN OBAT DAN ALKES KEDALUWARSA Timor Express, Sabtu, 14 September 2013 (halaman 13) Akibat pengadaan dan pemanfaatan obat yang tidak terencana dengan baik, maka Dinas Kesehatan TTS dan RSUD SoE, Jumat (13/9) harus memusnahkan puluhan jenis obat generik dan obat paten serta alat kesehatan (alkes). Kepala Dinas Kesehatan TTS, dr. Hosiani In Rantau pada kesempatan itu mengatakan, “Obat kedaluwarsa yang diadakan oleh kabupaten jumlahnya sedikit, yang paling banyak adalah obat-obat yang disuplai dari provinsi, pusat dan pihak ketiga. Karena mereka suplai obat tidak melihat kebutuhan atau jenis penyakit yang terjadi di masyarakat, tapi obat yang ada mereka distribusi saja ke kabupaten, sehingga sebagian tidak digunakan,” papar Hosiani. Obat yang kedaluwarsa, jumlahnya akan menurun jika perencanaan dan pemanfaatan obat di puskesmas berjalan baik. Namun bila terjadi miskomunikasi antara perawat dan dokter, maka obat yang diberikan, tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. “Kalau ada vitamin tapi dokternya tidak tahu, maka itu vitamin tidak akan terpakai. Nah ini yang perlu kita perbaiki supaya ke depan jangan sampai ada pemusnahan obat seperti ini,”paparnya.
7.
TIGA BULAN TANPA PELAYANAN KESEHATAN Pos Kupang, Minggu, 19 September 2013 (halaman 5) Masyarakat Desa Ngawan, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), menyayangkan sikap Pemerintah Kabupaten Matim yang kurang memperhatikan Puskesmas Pembantu (Pustu) Golo Ngawan yang tidak digunakan hampir tiga bulan. “Selama ini kalau berobat harus pergi ke Puskesmas Watu Nggong yang jaraknya hampir lima kilometer. Kalau ada orang sakit biasanya kami pakai mobil ambulance milik puskesmas Watu Nggong, sewanya Rp50.000 satu kali antar. Padahal, kalau Pustu Golo Ngawan ada pelayanan kami tidak pergi jauh-jauh,” kata beberapa warga.
8.
KELIRU BUPATI/WALIKOTA JANJIKAN PENGOBATAN GRATIS Pos Kupang, Jumat, 6 September 2013 (halaman 1) Sangat keliru jika ada bupati atau walikota yang menjanjikan akan ada pengobatan gratis karena sesungguhnya yang akan berlaku pada 1 Januari 2014 adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), tidak berarti pengobatan gratis. Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) RI, dr. Nafsiah Mboi,SpA,MPH ketika membuka Kongres Nasional (Konas) XII Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) di Hotel Grand Mutiara Kupang, Kamis (5/9). Nafsiah mengatakan, JKN untuk menjamin pemerataan dan keadilan serta kemandirian masyarakat. “Jangan disamakan dengan pengobatan gratis. Banyak bupati/walikota yang memakai pengobatan gratis sebagai alat
[IRGSC - NTT Research Focus 003- Health, food, nutrition and risk]
Page 4
politik. JKN tidak sama dengan pengobatan gratis. Kita Keliru kalau itu yang kita janjikan kepada rakyat,” tegas Nafsiah.
1. JERUK TTS DAN TTU TERKONTAMINASI PENYAKIT Victory News, Selasa, 10 September 2013 (halaman 10) Tanaman pertanian jeruk di Kabupaten TTS dan TTU sudah terkontaminasi berbagai penyakit sehingga hasilnya pun semakin menurun. Karena itu, perlu pengkajian yang lebih mendalam untuk mengembalikan komoditi jeruk yang dulunya menguasai pasaran NTT. demikian dikatakan Dosen dan Peneliti Fakultas Pertanian Undana I Wayan Mudita saat menyampaikan materinya dalam Seminar Pemantauan Regional dan Ekspose Hasil Pemantauan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) di Hotel Kristal Kupang, Senin (9/9). Dia mengatakan, umumnya penyakit yang menyerang tanaman produktif jeruk ini berupa kudis yang menyerang pada batang, daun, dan buah jeruk. Selain itu, tambahnya, penyakit tersebut menyebabkan busuk pada akar, batang, dan pangkal dahan. Untuk itu, pemerintah diharapkan serius untuk mengatasi persoalan tersebut. 2.
JERUK KISER KUASAI PASAR DI KOTA KUPANG Victory News, Senin, 2 September 2013 (halaman 10) Jeruk Kiser, saat ini menguasai pasar tradisional di Kota Kupang. Oya, salah satu penjual jeruk asal Kiser mengaku sudah empat tahun menjual jeruk Kiser di Kupang. Ia selalu datang dan menjual jeruk pada bulan Juli-November. “Saya bekerja sebagai petani. Tetapi bulan Juli sampai November, saya datang ke Kupang untuk menjual jeruk. Selain lebih dekat dengan Kiser daripada ke Ambon, peluang larisnya juga lebih besar,” ungkap Oya. Ia mengaku, di Kiser, ia harus menyewa pemetik jeruk. Jeruk dibawa ke pelabuhan setelah terkumpul. Biaya angkut setiap ret terdiri dari 50 karung sebesar Rp 300 ribu. Kemudian harus menyewa buruh untuk menaikkan jeruk ke kapal dengan biaya per karung Rp 7.000, lalu biaya per karung di kapal Rp8.000, dan ditambah uang tiket per orang sebesar Rp 150 ribu. Saat tiba di Kupang, masih dikenakan sejumlah biaya lainnya. Karena besarnya pengeluaran, ia menjual dengan harga tergantung ukuran jeruk. “Yang besar 5-6 buah Rp 10 ribu, sedang 6-7 buah Rp 10 ribu, dan ukuran kecil 7-8 buah Rp 10 ribu,” ujarnya. Setiap minggu ia harus kembali untuk mengambil stok jeruk dengan keuntungan Rp 500 ribu – Rp 700 ribu.
3.
PRODUKSI PADI KWARTAL I MENURUN Victory News, Sabtu, 7 September 2013 (halaman 10) Produksi padi di NTT pada kwartal I 2013 sebesar 251.893 ton menurun jika dibandingkan kwartal I tahun 2012 yang mencapai 299.350 ton. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTT Yohanes Tay Ruba mengakui adanya penurunan produksi padi di NTT dipengaruhi pergeseran jadwal tanam akibat kondisi iklim dan cuaca. Sementara produksi jagung di kwartal I naik menjadi 562.529 ton dibandingkan di kwartal I tahun 2012 sebesar 219.209. Meskipun produksi jagung naik, namun produktivitas jagung belum maksimal. Ruba mengungkapkan tahun 2007
[IRGSC - NTT Research Focus 003- Health, food, nutrition and risk]
Page 5
produktivitas jagung 2,2 ton per tahun dan tahun 2013 meningkat 2,6 ton per tahun. Idealnya bisa mencapai 4 ton per hektar. 4.
ILO PROMOSIKAN KETAHANAN PANGAN NTT Pos Kupang, Selasa, 10 September 2013 (halaman 11) Menurut Direktur ILO Indonesia, Peter Van Rooij, untuk membantu Provinsi NTT mempromosikan ketahanan pangan dan mata pencaharian yang berkelanjutan bagi para penghasil produk, maka ILO menggelar lokakarya tentang ketahanan pangan di NTT. Lokakarya ini menyediakan forum dialog dan berbagi pengetahuan di antara pemangku kepentingan terkait konsep pengembangan rantai nilai mengenai pekerjaan layak serta kesenjangan ketenagakerjaan yang ada terhadap pengembangan jagung, kakao, dan rumput laut sebagai produk lokal utama di NTT.
5.
HARGA TAHU-TEMPE NAIK Pos Kupang, Rabu, 11 September 2013 (halaman 7) Harga tahu dan tempe di Kota Kupang saat ini mengalami kenaikan rata-rata Rp.2.000. Dedy, pengelola pengolahan tahu di Oebufu mengatakan, saat ini tahu yang mereka produksi dijual dengan harga Rp.36.000 per papan, meningkat Rp.2.000 dibanding waktu sebelumnya yang dijual Rp.34.000 per papan. Mereka juga menjual tahu dengan ukuran setengah papan seharga Rp.18.000 dan seperempat papan dijual Rp.9.000. Sementara untuk eceran dijual empat potong seharga seribu rupiah dengan besar potongan tahu ukuran 150 atau volumenya 150. “Harga tahu memang naik sedikit karena harga kacang kedelai juga naik. Kedelai di sini kami pesan langsung dari Jawa,” kata Dedy. Sedangkan tempe, sebelumnya dijual dengan harga Rp.10.000 per lempeng panjang dan ada juga yang dijual Rp.8.000 per lempeng panjang. Perbedaan harga tempe ini tergantung tebal tipisnya lempengan.
1. BENCANA ALAM NOP NOP DITANGANI DARURAT Pos Kupang, Senin, 16 September 2013 (halaman 2) Penanganan bencana alam longsor sepanjang sekitar 925 meter di ruas jalan negara KolbanoBoking, Kabupaten TTS, tepatnya di Nop Nop sekitar awal Juli 2013 lalu, akan dilakukan sementara atau secara darurat. Penanganan permanen direncanakan baru pada tahun 2014 mendatang. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Wilhelmus Sugu Djawa mengatakan penanganan darurat ini membutuhkan dana sekitar 200 juta rupiah. Dana tersebut rencananya akan diambil dari paket jalan yang sedang ditangani saat ini, yaitu paket peningkatan struktur jalan Panite-Kolbano-Boking efektif sepanjang 5.925 kilometer. Sementara lokasi bencana alam Nop Nop terjadi di ruas jalan Kolbano-Boking atau KM 75+900 atau sepanjang 925 meter. Dari total panjang longsorang tersebut, yang paling parah berupa longsoran tebing dan badan jalan ambruk sepanjang 300 meter.
[IRGSC - NTT Research Focus 003- Health, food, nutrition and risk]
Page 6
REKRUTMEN UNTUK PROGRAM MANAGEMENT UNIT AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR HEALTH SYSTEMS STRENGTHENING (AIPHSS) Program AIPHSS adalah program kemitraan antara Kementerian Kesehatan dan AusAID untuk memperkuat sistem pembiayaan kesehatan dan sumber daya manusia untuk kesehatan, sehingga dapat berkontribusi dalam mendukung rencana Pemerintah Indonesia yaitu untuk meningkatkan outcome kesehatan ibu dan anak. Secara spesifik untuk meningkatkan penggunaan layanan kesehatan dasar oleh para orang miskin dan hampir miskin. Dalam rangka implementasi program ini, akan dibentuk Program Management Unit dan saat ini kami sedang mencari staf untuk mengisi posisi - posisi di Program Management Unit (PMU) tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten di NTT dan Jawa Timur : Bina Upaya Kesehatan Dasar /BUKD (Sub Recipient): * General Administration Staff (1 orang) (COFF-3770) Sekretariat Badan Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia / PPSDM (Sub Recipient): * General Administration Staff (1 orang) (COFF- 3771) Pusat Pembiayaan Jaminan dan Kesehatan /PPJK (Sub Recipient): * Planning and Monitoring and Evaluation Officer (1 orang) (COFF-3772) Untuk posisi tersebut : * Ditempatkan pada kantor Kementerian Kesehatan Jakarta * Posisi Purna waktu Provinsi Jawa Timur: * Provincial Finance and Procurement Officer (1 orang) (COFF-3773) * District Finance and Procurement Officer (1 orang) (COFF-3774) Untuk seluruh posisi tersebut : * Ditempatkan pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo * Posisi Purna waktu Provinsi Nusa Tenggara Timur: * Provincial Planning and Monitoring and Evaluation Staf (1 orang) (COFF-3775) * District Finance and Procurement Officer - Ngada ( 1 orang) (COFF-3776) * District Finance and Procurement Officer - SBD( 1 orang) (COFF-3777 ) * District PMU Coordinator - SBD (1 orang) (COFF-3778) * District PMU Coordinator - TTU (1 orang) (COFF- 3781) * District PMU Coordinator - Flores Timur (1 orang) (COFF-3779)
[IRGSC - NTT Research Focus 003- Health, food, nutrition and risk]
Page 7
* District Planning, Monitoring and Evaluation Staf - SBD (1 orang) (COFF-3780) Untuk seluruh posisi tersebut : * Ditempatkan pada Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Dinas Kesehatan Sumba Barat Daya, Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur, Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada and Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara * Posisi Purna waktu Perekrutan ini akan dilaksanakan oleh Coffey International Development yang merupakan Implementing Service Provider (ISP) untuk program ini. Uraian tugas dan formulir aplikasi online untuk posisi - posisi tersebut diatas dapat diperoleh melalui website www.careers.coffey.com < http://www.careers.coffey.com > . Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Evy Suryanti,
[email protected] < mailto:
[email protected] > atau Tieke Utama,
[email protected] <mailto:
[email protected] > dengan menyebutkan nomor referensi posisi dimaksud.
Aplikasi ditutup pada jam 5 sore pada tanggal 18 September 2013
EVY SURYANTI HR and Recruitment Manager Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) Australian Aid - managed by Coffey International Development on behalf of AusAID Gedung Graha Irama 8th Floor, Room H. Jl HR Rasuna Said. Blok X-I. Kav. 1-2. Jakarta 12950 Indonesia T (+62) (21) 526 1289 6630 M (+62) 812 8309 7466 E:
[email protected] coffey.com< http://coffey.com/ >
Penerbitan NTT Research Focus adalah bagian dari pengembangan NTT Studies oleh IRGSC, sebuah think tank yang berbasis di Kupang, NTT. Koordinator pelaksana Penanggung Jawab Editor Asisten pelaksana Reviewer
: Inriyani Takesan : Dominggus Elcid Li, PhD : Nike Frans : Nike Frans, Randy Banunaek : Rudi Rohi, Victoria Fanggidae, Maklon Killa
[IRGSC - NTT Research Focus 003- Health, food, nutrition and risk]
Page 8