e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
Kontribusi Manajemen Kepala Sekolah, Kinerja Guru dalam Mengelola Proses Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII MTs Mu’allimin NW Pancor M. Deni Siregar, N. Dantes, I. W. Lasmawan Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {deni.siregar; nyoman.dantes; wayan.lasmawan}@pasca.undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan mencari kontribusi “ manajemen kepala sekolah (X1), kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran (X2), dan motivasi belajar siswa (X3) terhadap hasil belajar IPS (Y) siswa, baik secara terpisah maupun bersama-sama. Penelitian ini menggunakan rancangan ex-post facto Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas VII MTs Mu’allimin NW Pancor sebanyak 165 orang. Sesuai tabel Krejcie dan Morgan serta teknik proportional random sampling maka sampel 125 orang,. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner untuk X dan dokumentasi untuk Y, data dianalisis dengan regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat kontribusi yang signifikan X1 terhadap Y dengan Fhitung = 48,556 > Ftabel =3,920, (2) terdapat kontribusi yang signifikan X2 terhadap Y dengan Fhitung = 50,756 > F tabel = 3,920, (3) terdapat kontribusi signifikan X3 terhadap Y dengan Fhitung =52,505>F tabel = 3,920, dan (4) terdapat kontribusi secara simultan yang signifikan X1, X2, dan X3 terhadap Y dengan Fhitung = 38,784 > F tabel = 3,920, determinan sebesar 40,90 %, SE X1 = 10,90%, X2 = 16,20 %, dan X3 =21,90%. Berdasarkan hasil temuan tersebut disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan baik secara terpisah maupun simultan antara X1 , X2 , dan X3 terhadap Y siswa kelas VII MTs Mu’allimin NW Pancor. Kata kunci: Manajemen Kepala Sekola, Kinerja Guru dalam Mengelola Proses Pembelajaran, Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar IPS Siswa. Abstract This study aims to find the contribution of "principal management (X1), the performance of teachers in managing the learning process (X2), and student motivation (X3) on social study learning outcomes (Y) partially and simultaneously. The population was 165 students of class VII MTs Mu'allimin NW Pancor. 125 people were decided to be used which in line with Morgan and Krejcie Cv and proportional random sampling technique. The data were collected using questionnaires for X and documentation for Y, the data were analyzed with simple regression. The results show: (1) there is a significant contribution of X1 on Y (F obs = 48,556 > Fcv = 3,920), (2) there is a significant contribution of X2 on Y (F obs = 50,756 > F cv = 3.920), (3) there is a significant contribution of X3 on Y (F obs = 52,505> F cv = 3,920), and (4) there is a significant contribution simultaneously of X1, X2, and X3 on Y (F obs = 38,784> F cv = 3,920), determinants of 40,90%, X1 effective contribution = 10,90%, X2 effective contribution = 16,20%, and X3 effective contribution = 21,90%. Based on these findings it is concluded that there is a significant contribution partially and simultaneously between X1, X2, and X3 on Y class VII MTs Mu'allimin NW Pancor. Keywords:
principal management, Teacher Performance in Managing the Learning Process, Learning Motivation, and social learning outcomes.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) PENDAHULUAN Mutu pendidikan yang berkualitas merupakan cerminan dari keberhasilan sebuah lembaga pendidikan dalam melaksanakan proses pendidikan, kualitas tersebut terunjukkan pada hasil belajar siswa di sekolah. Hasil belajar dicapai dari berbagai pengalaman yang dihadapi oleh siswa selama disekolah, sebagaimana Morgan dalam Suprijono (2011:3) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Hasil belajar yang tinggi menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan dalam meraih prestasi yang baik dalam belajarnya, sebaliknya siswa yang memiliki hasil rendah dalam belajar berarti siswa tidak berhasil dalam proses belajarnya. Hasil belajar siswa di sekolah sesungguhnya disebabkan oleh banyak faktor byang berkontribusi terhadap prestasi yang diraih siswa, di antara faktor yang paling pokok dalam menterjadikan hasil belajar yang tinggi di sekolah antara lain: manajemen kepala sekolah, kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, dan motivasi belajar siswa. Dengan manajemen yang baik, sekolah akan berhasil memenuhi tuntutan mutu pendidikan yang sesuai dengan standar nasional pendidikan, sebagaimana dikemukakan oleh Dantes (2007) bahwa mutu pendidikan dapat dikatakan gambaran mengenai baik-buruknya hasil yang dicapai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Proses pembelajaran dianggap bermutu bila berhasil mengubah sikap, perilaku dan keterampilan peserta didik yang dikaitkan dengan tujuan pendidikannya. Manajemen kepala sekolah melalui kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran yang telihat dari berbagai macam perubahan yang mengarah pada tingkat keberhasilan hasil belajar siswa menunjukkan keprofesionalan guru dalam mengatur proses pembelajaran. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result) sehingga kita dituntut untuk selalu mencari peningkatan mutu ( Saondi, 2010: 109-111 ) dan tercapailah makna pendidikan nasional, sebagaimana UU
Sisdiknas No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilainilai agama, kebudayaan Nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman”. Profesinalisme guru merupakan cerminan dari kinerja yang baik, dengan kinerja itulah guru memiliki kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran, sebagaimana Fatah dalam Ondi Saondi, dkk (2010:21) mengemukakan bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan motivasi dalam menghasilkan suatu pekerjaan. Manajemen kepala sekolah yang handal akan meningkatkan komitmen setiap guru untuk terus mengadakan perubahan untuk menjalankan tugas dalam mengelola proses pembelajaran yang lebih konstrutif dan inovatif . Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin NW Pancor merupakan sekolah khusus lakilaki yang terfavorit di Lombok Timur, dimana banyak program unggulan yang wajib diikuti oleh setiap siswa, terutama penerapan adab-adab menuntut ilmu pengetahuan, adab pada guru, serta oleh kepala sekolah dan guru harus memberikan cerminan ala islami baik dari segi pakaian, ucapan dan tingkah laku sehari-hari. Para siswa di asramakan secara khusus agar pergaulan para siswa senantiasa terjaga dari berbagai macam keadaan yang merubah konsentrasi dalam menuntut ilmu di madrasah. Motivasi belajar para siswa sangat tinggi dalam belajar, ini terlihat begitu banyak prestasi yang diraih bukan saja dibangku madrasah namun di bidang minat dan bakat sering mendapat juara, semua ini terjadi karena tidak lain kecerdasan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) kepala sekolah dalam memanajemen SDM dan lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Motivasi belajar siswa yang dipengaruhi oleh kinerja kepala sekolah dan guru memiliki dasar yang sangat kuat dalam mendidik dan melatih setiap peserta didik, dasar tersebut adalah dukungan orang tua peserta didik yang tinggi, lingkungan sekolah dan masyarakat, lembaga NW, serta kalangan pemerintah yang terus memberikan dukungan. Manajemen kepala sekolah serta kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, menunjukkan motivasi belajar yang merupakan faktor yang tidak bisa hilang dari siswa dalam meraih prestasi, karena motivasi merupakan dorongan yang timbul untuk melakukan sesuatu menuju perubahan yang lebih baik, sebagaimana Sardiman (2001: 71) mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan adanya ptujuan. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa akan sangat di tentunkan oleh kualitas manajemen kepala sekolah, kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, serta motivasi belajar siswa. Berkaitan dengan hasil belajar, peneneliti hanya meneliti hasil belajar IPS siswa kelas VII yang tidak terlepas dari penelitian tentang penyebab yang di indikasikan sendiri oleh peneliti yaitu, manajemen kepala sekolah, kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, dan motivasi belajar di MTs Mu’allimin NW Pancor tahun pelajaran 2011/2012 . Hasil observasi awal memperlihatkan bahwa hasil belajar IPS yang di raih kelas VII sangat tinggi, salah satu faktor yang dirasakan peneliti sendiri sebagai jawaban sementara atas hasil belajar IPS yang bagus bagi siswa adalah tingginya manajemen kepala sekolah dan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran. Padahal kita melihat sekarang ini IPS menunjukkan beberapa kelemahan, baik dilihat dari proses maupun hasil belajar, antara lain dalam aspek metodologis, yang mana pendekatan ekspositoris sangat
mendominasi seluruh proses belajar. Aktivitas guru lebih menonjol dari pada kegiatan siswa, sehingga siswa terbatas pada kegiatan menghapal (Lasmawan, 2010: 380). Proses pelaksanaan pendidikan di sekolah, masih banyak kepala sekolah yang belum dapat melaksanakan manajemen dengan baik dan optimal. Kehadiran mereka di sekolah tidak jauh berbeda dengan kehadiran guru-guru lainnya, yaitu untuk mengajar dan mengisi daftar hadir. Padahal selain jadi kepala sekolah masih banyak tugas lain, seperti menata program pendidikan, baik yang menyangkut dengan administrasi, supervisi maupun keperluan yang lainnya sehingga kinerja guru dalam mengajar serta motivasi belajar siswa disekolah sangat lemah, dari uraian latar belakang tersebut dirumuskan rumusan masalah yaitu Seberapa besar kontribusi manajemen kepala sekolah, kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, dan motivasi belajar sisw terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di MTs Mu’allimun NW Pancor baik secara terpisah maupun secara bersama-sama. Berdasrkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya kontribusi manajemen kepala , kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di MTs Mu’allimun NW Pancor, baik secara terpisah maupun bersama-sama. Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini secara teoritis di harapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan khazanah keilmuan dalam pendidikan dan bagi peneliti lain untuk di jadikan bahan acuan dalam meningkatkan hasil yang lebih obyektif di lapangan khususnya masalah yang berkenaan manajemen kepala sekolah, kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS siswa, dan secara praktis di harapkan dapat bermanfaat bagi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja manajemen dalam memimpin sekolah dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan yang lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar IPS peserta didik, bahan acuan bagi setiap kepala sekolah dan guru
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) dalam meningkatkan kinerja manajemen dan kinerja dalam mengelola program pembelajaran, hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi guru dalam meningkatkan kinerja dalam mengelola program pembelajaran, sehingga terjadi perubahan yang lebih baik dalam meningkatkan mutu pendidikan yang tercermin dari hasil belajar IPS siswa.
METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ex-post Facto, di mana peneliti menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variable-variabel tertentu dengan tidak melakukan manipulasi terhadap gejala yang di teliti dan gejalanya sudah ada secara wajar di lapangan, sebagaiman Dantes (2012: 69) mengatakan penelitian non eksperimen (ex post facto) merupakan suatu pendekatan pada subjek penelitian untuk meneliti yang telah dimiliki oleh subjek penelitian secara wajar tanpa adanya usaha sengaja memberikan perlakuan untuk memunculkan variabel yang ingin di teliti. Adapun alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Mu’allimin NW Pancor berjumlah 165 orang siswa laki yang tersebar dalam lima kelas, pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportional random sampling sehingg sampelnya sebanyak 125. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner X1=30 item, X2=30 item, dan X3=35 item untuk variabel bebas dengan tingkat reliabilitas instrumen pada tabel 1 sebagai berikut: No. 1
Kuesioner X1
Koefisien Alpha 0,609
2
X2
0,652
3
X3
0,837
Keputusan Reliabilitas Tinggi Reliabilitas Tinggi Reliabilitas Sangat Tinggi
Dokumentasi untuk variabel terikat, kemudian di analsis dengan
menggunakan regresi sederhana, namun untuk memenuhi syarat analisis regresi terhadap data penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengujian, yaitu: (1) uji normalitas data dengan hasil semua varibel menunjukkan 0,200/p>0,05 yang bararti semua variabel berdistribusi normal. (2) uji linieritas dengan hasil untuk F Dev. From linierity F hitung dengan p<0,05, berarti sesama variabel berarti dan linier; (3) uji multikolinieritas dengan hasil rxx antar sesama variabel bebas kurang dari 0,800 ( rxx < 0,800 ), ini berarti antar sesama variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas ( nirkolinier ). (4) uji autokorelasi dengan Durbin-Watson besarnya 1,484 tidak mendekati 2 ini berarti tidak terjadi autokorelasi; (5) uji heteroskedastisitas dengan hasil hubungan Y atas X1, X2, X3 tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, jadi dapat disimpulkan bahwa kelompok data variabel terikat atas slop regresi variabel bebas bersifat homogen. Setelah diadakan uji prasayarat, maka kita akan menguji hipotesis yaitu untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga menggunakan teknik analisis regresi sederhana dengan rumus: Ῡ= a+bX (Sudjana, 1996,312). Untuk menguji signifikansi garis regresi di atas, digunakan rumus: (1) Uji hipotesis ( H . 1,2,3) digunakan rumus product moment sebagai berikut: ∑
∑
– (∑ ) (∑ )
(∑ )
∑
(∑ )
( Sudjana , 1996: 369) Di lanjutkan dengan dengan rumus Parsial sebagai berikut: ( )
(1 − (
) 1− )
−(
) 1− )
(1 − (1 −
) 1−
(2) uji hipotesis 4 digunakan rumus sebagai berikut:
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) ∑
(1,2,3)
∑
∑
∑
(Sutrisno Hadi, 2001:38). Untuk menguji signifikansi garis regresi di atas, digunakan rumus: , dengan derajat kebebasan (dk) = (m): (n-m-1) (Sutrisno Hadi, 2000:14) dan uji signifikansi nilai r menggunakan rumus F sebagai berikut: ( (
) )
,
(Sutrisno Hadi, 2001:39). Kaidah keputusannya adalah: dengan menggunakan α = 0,05 dan dk=(m):(n-m1), jika Fhitung > Ftabel (p<0,05), maka garis regresi tersebut signifikan, sebaliknya jika Fhitung < Ftabel (p>0,05), maka garis regresi tidak signifikan. Untuk keperluan analisis digunakan program SPSS 16.0. Untuk mengetahui determinasi ganda (koefisien determinant) dengan mengkuadratkan nilai R. Untuk menguji signifikansi nilai korelasi parsial digunakan uji t-student, dengan kaidah keputusan; dengan menggunakan α = 0,05 dan dk = n-m-1, jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak berarti signifikan, sebaliknya jika thitung < ttabel maka Ho diterima, berarti tidak signifikan. Untuk menganalisis digunakan program SPSS 16.0. Sesudah dilakukan pengujian hipotesis, langkah selanjutnya adalah melakukan prediksi dan arah hubungan antar variabel penelitian, serta menentukan besarnya sumbangan relatif (SR%) dan sumbangan efektif (SE%) ketiga prediktor terhadap prediksi. Untuk melakukan prediksi dan menentukan arah hubungan antar variabel digunakan analisis regresi linier sederhana maupun ganda. X1 N Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum
125 92.6960 95.0000 a 70.00 16.74535 280.407 73.00 61.00
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan uji prasyarat yaitu (1) uji normalitas data, diperoleh hasil data berdistribusi normal dengan nilai signifikansi sebesar 0,200 > 0,05, (2) uji linieritas diperoleh nilai Fhitung X1=43,337, X2=50,686, dan X3=58,681 dengan nilai P=0,000<0,05 menunjukkan hubungan sesama variabel bebas mempunya hubungan yang linier dan berarti, (3) uji multikolinierita diperoleh nilai rxx < 0,800 menunjukkan antar sesama variabel bebas tidak terjadi multikolineritas (nirkoliner), (4) uji heteroskedastisitas menujukkan bahwa hubungan Y atas X 1, X2, dan X3 tidak ada pola yang jelas dan semua titik menyebar dibawah sumbu angka 0 pada sumbu Y, ini menujukkan tidak terjadi heteroskedastisitas, dan (5) uji autokorelasi menujukkan nilai DurbinWatson (d)=1,484 dengan tidak mendekati 2 maka tidak terjadi autokorelasi (Candiasa, 2007:52). Mengacu pada kelima uji prasyarat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa semua data berdistribusi normal, homogen, linier dan tidak terjadi heteroskedastisitas, multikolinieritas serta autokorelaso pada data. Dengan demikin, uji hipotesis dengan analisis regresi sederhana dapat dilakukan. Hasil penelitian di tunjukkan pada rankuman statistik deskriptif dengan menggunakan SPSS. 16,0 For Windows sebagai berikut: Tabel 1. Rangkuman statistik deskriptif variabel manajemen kepala sekolah (X1), kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran (X2), motivasi belajar (X3), dan hasil belajar IPS siswa (Y). X2 125 82.6080 82.0000 a 65.00 15.35121 235.660 61.00 54.00
X3 125 103.3920 103.0000 119.00 15.14707 229.434 66.00 73.00
Y 125 70.0480 70.0000 67.00 14.49464 210.094 67.00 32.00
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) Maximum Sum
134.00 11587.00
115.00 10326.00
Mengacu pada tabel 1, tampak bahwa nilai rata manajemen kepala sekolah sebesar 92,6260, kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebesar 82,6080, mortivasi belajar siswa sebesar 103,3920, dan hasil belajar IPS
Tabel 2. Ringkasan hasil uji hopotesis penelitian Persamaan garis Koefisien regresi korelasi lugas X1 dengan Y Ῡ=27,361+0,532X1 0,532 X2 dengan Y Ῡ=27,892+0,540X2 0,540 X3 dengan Y Ῡ=15,933+0,547X3 0,547 X1, X2, dan Ῡ=8,831+0,346 0,700 X3 dengan Y X1+0,573X2+0,623 X3 Keterangan Signfikan dan linier Signifikan
Dari hasil uji hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan pertama terdapat kontribusi yang signifikan manajemen kepala sekolah terhadap hasil belajar IPS siswa. Untuk menguji hipotesis ini digunakan teknik regresi linier dan sederhana dan korelasi. Sesuai dengan regresi sederhana Y atas X1, yaitu Ῡ=27,361+0,532X1 dengan Fhitung= 48,556 > Ftabel (α;0,05) = 2,68, dengan koefisien korelasi parsial sebesar r1y-23= 0,184, p=<0,05 (0,176) serta kontribusi sebesar 28,30% dan sumbangan efektifnya sebesar 10,90%. Dengan kata lain bahwa makin baik manajemen kepala sekolah makin baik pula hasil belajar IPS siswa, karena kepala sekolah mampu menyatukan pengelolaannya kepada semua SDM dilingkungan lembaga pendidikan yang di pimpinnyan sebagaimana dikatakan Rohiat (2010:14) bahwa pengeloaan tersebut dilakukan untuk mendayagunakan sumber daya yang dimiliki secara terintegrasi dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan sekolah/organisasi. Kepala sekolah yang berhasil adalah pemimpin yang memiliki cara penyesuaian diri dengan segala keadaan dan situasi yang memuat manajemen/pengeloaan sehingga bisa di
139.00 12924.00
99.00 8756.00
siswa sebesar 70,0480. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan analisis regresi sederhana maka diperoleh ringkasan hasil uji hipotesis dengan bantuan SPSS 16,0 For Windows sebagai berikut.
Kontribusi (%)
Sumbangan efektif %
28,30 29,20 29,90 40,90
Koefisien korelasi parsial 0,250 0,347 0,427 -
-
Signifikan
-
10,90 16,20 21,90 40,90
terima oleh semua orang yang ada di sekolah. Dengan demikian, variabel manajemen kepala sekolah yang dipilih sebagai variabel yang berkontribusi terhadap hasil belajar siswa telah terbukti secara empirik dalam penelitian ini. Kedua terdapat kontribusi yang signifikan kinerja guru dalam mengelola peroses pembelajaran terhadap hasil belajar IPS siswa melalui persamaan Y atas X2, yaitu Ῡ=27,892+0,540X2 dengan F reg = 50,756 > Ftabel (α;0,05) =2,68, dengan koefisien korelasi parsial sebesar r2y-13= 0,264, p=<0,05 (0,176) serta berkontribusi sebesar 29,20% dan sumbangan efektifnya sebesar 16,20 %. Hasil ini mengisyaratkan bahwa kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran berkontribusi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII MTs Mu’allimin NW Pancor. Dengan ini juga dapat dikatakan bahwa kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam menterjadikan hasil belajar yang lebih baik terhadap semua peserta didik. Keberadaan guru dalam mengembangkan segala potensi yang dimiliki harus memiliki kebermaknaan dalam meunjukkan kinerja guru yang professional. Guru sebagai
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) tenaga profesional di bidang kependdikan, harus mampu memahami dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis yaitu mampu mengelola dan melaksanakan intraksi belajar mengajar Sardiman (2011:163). Guru harus bisa menghadirkan sikaf dan menunjukkan keterampilan dalam mengatasi segala macam masalah yang akan dihadapi dengan berbagai sumber dalam kelas ketika akan berhadapan dengan peserta didik. Dengan demikian, variabel kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran yang dipilih sebagai variabel yang berkontribusi terhadap hasil belajar siswa telah terbukti secara empirik dalam penelitian ini. Ketiga terdapat kontribusi yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS siswa melalui persamaan garis regresi sederhana Y atas X3 yaitu Ῡ=15,933+0,547X3 dengan F reg =52,505 > Ftabel(α;0,05) = 2,68 dengan koefisien korelasi parsial sebesar r1y-23= 0,337, p=<0,05 (0,176), kontribusi sebesar 29,90% dan sumbangan efektifnya sebesar 21,90%. Dengan kata lain bahwa makin baik motivasi belajar makin baik pula hasil belajar IPS siswa. Kuatnya hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar IPS siswa, dihitung dengan korelasi product moment. Berdasarkan analisis dengan menggunakan SPSS,16 diperoleh besarnya r hitung = 0,547 ini berarti signifikan pada α = 0,05 (0,176). Dari hasil temuan seperti dipaparkan diatas, mengisyaratkan bahwa motivasi belajar berkontribusi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII MTs Mu’allimin NW Pancor. Dengan ini juga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan minat belajar yang berimbas kepada peningkatan hasil belajar yang lebih baik terhadap semua peserta didik, karena motivasi belajar sebagai faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar (Sardiman, 2011: 75). Maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa motivasi belajar dapat mencerminkan kebutuhan akan pengetahuan, kebutuhan akan
pemahaman, kebutuhan akan penjelasan, keinginan atas keberhasilan pencapaian dan ketidakiginan mengalami kegagalan. Dengan demikian, variabel motivasi belajar yang dipilih sebagai variabel yang berkontribusi terhadap hasil belajar siswa telah terbukti secara empirik dalam penelitian ini. Keempat analisis menunjukkan bahwa ada kontribusi yang signifikan secara bersama-sama X1, X2, dan X3 terhadap Y melalui persamaan garis regresiῩ=8,831+0,346X1+0,573X2+0,623 X3 dengan Freg = 38,784 > Ftabel (α;0,05)= 2,68. Ini berarti bahwa secara bersamasama variabel X1,X2, dan X3 dapat menjelaskan tingkat kecendrungan peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas VII MTs Mu’allimin NW Pancor. Dengan kata lain bahwa variabel X1, X2, dan X3 sangat berkontribusi dalam meningkatkan hasil belajar IPS (Y) siswa kelas VII MTs Mu’allimin NW Pancor. Dari hasil analisis juga diperoleh koefisien korelasi ganda sebesar 0,700 dengan p>0,05 (0,179). Ini berarti, secara bersama-sama X1, X2, dan X3 berkorelasi positif dan signifikan dengan peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas VII MTs Mu’allimin NW Pancor sebesar 49,00% . Makin baik manajmen kepala sekolah, makin baik kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, dan makin tinggi motivasi belajar siswa, maka makin tinggi pula hasil belajar IPS siwa. Bila dilihat koefisien kontribusi ketiga varibel tersebut, tidak sepenuhnya bahwa variabel-variabel tersebut dapat memprediksikan hasil belajar IPS siswa. Sementara korelasi parsial yang diuji signifikan, terlihat dari nilai probabilitas (sig.) yang semuanya dibawah 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebelum dan sesudah diadakan pengendalian, X1, X2, dan X3 secara simulta maupun secara terpisah berfungsi determinan terhadap Y siswa kelas VII MTs Mu’allimin NW Pancor.
PENUTUP Berdasarkan analisis hasil data dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan: (1) Terdapat kontribusi yang signifikan manajemen kepala sekolah
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII MTs Mu’allimin NW Pancor melalui persamaan regresi Ῡ=27,361+0,532X1 dengan F reg = 48,556 > Ftabel (α;0,05)=2,68 dengan kontribusi sebesar 28,30% dan sumbangan efektifnya sebesar 10,90%. (2) Terdapat kontribusi yang signifikan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII MTs Mu’allimin NW Pancor melalui persamaan regresi Ῡ=27,892+0,540X2 dengan F reg = 50,756 >Ftabel (α;0,05)=2,68 dengan kontribusi sebesar 29,20% dan sumbangan efektifnya sebesar 16,20 %. (3) Terdapat kontribusi yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII MTs Mu’allimin NW Pancor melalui persamaan regresi Ῡ=15,933+0,547X3 dengan F reg =52,505 > Ftabel (α;0,05)=2,68 dengan kontribusi sebesar 29,90% dan sumbangan efektifnya sebesar 21,90%. (4) Terdapat kontribusi secara bersamasama manajemen kepala sekolah, kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII MTs Mu’allimin NW Pancor melalui persamaan regresi Ῡ=8,831+0,195 X1+0,295X2+0,352X3 dengan Freg = 38,784 > Ftabel (α;0,05)=2,68 dengan determinan sebesar 40,90 %. Berdasrkan hasil temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen kepala sekolah, kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, dan motivasi belajar berkontribusi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII MTs Mu’allimin NW Pancor. Dengan demikian ketiga faktor tersebut dapat dijadikan prediktor tingkat kecendrungan peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas VII MTs Mu’allimin NW Pancor.
DAFTAR RUJUKAN Candiasa, I Made. 2007. Pengujian Instrumen Penelitian Disertai Aplikasi ITEMAN dan BIGSTEPS. Singaraja: Unit Penerbit Undiksha. Dantes, Nyoman. 2007. Penyusunan Tema dalam Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Tematik
Sebagai Implementasi Standar Proses. Singaraja: Undiksha Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas Hadi, Sutrisno. 2001. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset. Lasmawan, Wayan. 2010. Menelisik Pendidikan IPS Dalam Perspektif Kontekstual-Empiris. Singaraja Bali: Mediakom Indonesia Press. Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah. Bandung: PT. Refika Aditama. Saondi, Ondi dan Aris Suherman. 2010. Etika profesi Keguruan. Bandung: PT. Refika Aditama. Sardiman, A.M. 2011. Intraksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)