HUBUNGAN ANTARA KADAR KREATININ DARAH DAN KADAR UREUM DARAH DENGAN KADAR GULA DARAH PADA KEJADIAN PENYAKIT NEFROPATI DIABETIK PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi
Disusun Oleh: Seno Astoko Putro J310050028
PROGRAM STUDI S1 GIZI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah kenikmatan yang diharapkan oleh setiap manusia dalam kehidupan sehari-hari, sehingga manusia diharapkan untuk mampu selalu menjaga kesehatannya. Dalam kehidupan dewasa ini, telah banyak ilmu-ilmu yang mempelajari tentang kesehatan, baik ilmu tentang kesehatan maupun ilmu tentang penyakit. Segala hal yang dilakukan seperti pola dan gaya hidup sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tubuh dan penyakit yang diderita. Salah satu penyakit yang dapat disebabkan pola makan dan gaya hidup adalah penyakit diabetus mellitus (DM) (Ariska, 2008). Pada tahun 2003, World Health Organisation (WHO) memperkirakan 194 juta jiwa atau 5,1% dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20-79 tahun menderita DM dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa. Menurut perkiraan WHO, penderita Diabetes di Indonesia mengalami kenaikan dari 8,4 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. Angka penderita DM di Indonesia menduduki rangking keempat dunia setelah Amerika Serikat, India dan China (Depkes RI, 2008). DM didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multietiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin (Sodeman, 1995). Tingginya kadar gula dalam darah menunjukkan bahwa perubahan pada ginjal diabetik telah dimulai sejak mula awal penyakit DM dan bahkan pada saat dikenalinya DM secara klinis telah dijumpai adanya penderita yang telah menunjukkan
1
perubahan ginjal baik secara struktural maupun fungsional (Soeparman, 1990). Nefropati diabetik dialami oleh 30 sampai 40% sampel diabetes mellitus tipe 2 dan bisa berakhir dengan komplikasi serius. Penyakit ini menjadi penyebab utama gagal ginjal tahap akhir dan meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Di seluruh penjuru dunia, kejadian diabetik nefropati dikhawatirkan meningkat mengikuti peningkatan kasus diabetes. Oleh karena itu, strategistrategi terapi untuk mencegah perkembangan dan memburuknya diabetik nefropati menjadi amat penting. Bukti-bukti menunjukkan bahwa proteinuria pada penderita nefropati diabetik maupun non-diabetik, sebisa mungkin harus dikurangi. Penurunan sejak awal proteinuria bisa menjadi menjadi prediktor proteksi ginjal dalam jangka panjang. Semakin besar penurunan proteinuria sejak dini, maka semakin baik outcome untuk ginjal dalam jangka panjang (Rossing, 2009). Selain dari proses metabolisme gula darah, metabolisme protein ini akan menghasilkan ureum atau urea nitrogen (urea N). Kenaikan kadar ureum non renal dapat diakibatkan oleh masukan protein yang banyak. Zat kimia dalam ureum yang bersifat toksik (racun) yaitu guanidin, fenol, amin, urat, kreatinin dan asam hidroksi aromatik dan indikan. Perdarahan gastrointestinal, keadaan-keadaan atau obat-obatan yang mengakibatkan hiperkatabolik (kortikosteroid dan tetrasilin), hipovolemia, yaitu keadaan yang menimbulkan hipoperfusi ginjal (gagal ginjal atau penurunan fungsi ginjal dan renjatan). Keadaan non-renal yang menurunkan kadar ureum antara lain malnutrisi potein, disfungsi hati dan lain-lain. Pada penyakit ginjal, menurunnya GFR
2
(Glomerolus Filtrate Rate) diikuti dengan kenaikan ureum dan kreatinin (Soeparman, 1990). Nefropati diabetik merupakan keadaan ginjal yang tidak hanya mengalami kegagalan fungsi pembuangan, tetapi kehilangan sejumlah besar protein, khususnya albumin. Albumin merupakan hasil metabolisme protein yang disimpan dalam darah (Irianto, 2004). Menurut hasil survey awal di sub bagian rekam medik di RSUD Dr. Moewardi, didapatkan hasil bahwa jumlah penderita nefropati diabetik pada tahun 2009 adalah 1354 sampel. Karena uji bersihan kreatinin
merupakan
pemeriksaan
yang
cukup
memuaskan
untuk
memperkirakan GFR dalam klinik, maka diadakan suatu pengamatan pada sampel rawat inap di RSUD Dr. Moewardi Surakarta untuk mengetahui hubungan antara kadar kreatinin darah dan kadar ureum darah dengan kadar gula darah pada kejadian penyakit nefropati diabetik.
B. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kadar kreatinin darah dan kadar ureum darah dengan kadar gula darah pada kejadian penyakit nefropati diabetik pada sampel rawat inap di RSUD Dr. Moewardi Surakarta?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara kadar kreatinin darah dan kadar ureum darah dengan kadar gula darah pada kejadian penyakit nefropati diabetik.
3
2. Tujuan Khusus a.
Menganalisis hubungan antara kadar kreatinin darah dengan kadar gula darah pada kejadian penyakit nefropati diabetik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
b.
Menganalisis hubungan antara kadar ureum darah dengan kadar gula darah pada kejadian penyakit nefropati diabetik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi (RSUD Dr. Moewardi Surakarta) Memberikan gambaran pada pihak RSUD Dr. Moewardi Surakarta mengenai angka kejadian nefropati diabetik pada sampel rawat inap di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan memberikan wacana tambahan mengenai hubungan kadar kreatinin darah dan kadar ureum darah terhadap kadar gula darah pada kejadian penyakit nefropati diabetik pada sampel rawat inap, sehingga diharapkan bagi pihak RSUD Dr. Moewardi Surakarta untuk memberikan pelayanan yang lebih maksimal kepada sampel rawat inap untuk mempercepat proses penyembuhan. 2. Bagi Ahli Gizi Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan gizi dan memberikan informasi tentang hubungan antara kadar kreatinin darah dan kadar ureum darah terhadap kadar gula darah pada terjadinya penyakit nefropati diabetik.
4
E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai hubungan antara tingkat kadar glukosa darah dan kadar ureum darah dengan kadar gula darah pada kejadian penyakit nefropati diabetik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
5