Pengembangan Perangkat Pembelajaran .... (Tangguh Yudho Pamungkas) 21
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII DEVELOPING INSTRUCTIONAL MATERIALS USING PROBLEM BASED LEARNING in CIRCLE for EIGHTH JUNIOR HIGH SCHOOL 1 2 1,2
Oleh: Tangguh Yudho Pamungkas , Tuharto , Pendidikan Matematika FMIPA UNY 1 2
[email protected],
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS) dengan pendekatan berbasis masalah pada materi Lingkaran untuk siswa SMP kelas VIII dengan kualifikasi valid, praktis, dan efektif. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan ADDIE yang meliputi tahap analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar penilaian RPP dan LKS, dan soal tes hasil belajar siswa. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah diujicobakan di SMP Negeri 1 Kasihan, Bantul pada tanggal 29 Maret s.d 8 April 2016. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kualifikasi valid berdasarkan penilaian ahli dengan rata-rata skor penilaian RPP sebesar 163 dari skor maksimal 205 dengan kriteria “sangat baik”dan LKS 109 dari skor maksimal 160, dengan kriteria “baik”. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kualifikasi praktis dengan revisi berdasarkan hasil observasi dan wawancara selama siswa menggunaan perangkat. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kualifikasi efektif berdasarkan hasil tes belajar siswa dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 81,25% dengan kriteria “sangat baik”. Kata kunci: Perangkat Pembelajaran, Pendekatan Berbasis Masalah, Lingkaran Abstract This research aimed to develop the learning device of mathematics in the form of Lesson Plan and Student th Activity Sheet using problem based learning approach in circle material for the 8 grade students of Junior High School with valid, practical, and effective qualifications. The type of the research was development research which referred to the ADDIE development model that included the step of analysis, design, development, implementation, and evaluation. The instrument used in this research were the assessment sheet of Lesson Plan and Student Activity Sheet, and students learning outcomes test questions. The learning device was examined in SMP Negeri 1 Kasihan, th Bantul on March 29 to April th, 2016.The learning device fulfilled valid qualification based on the ratings of qualified expert with an average score of 163 of the maximum score of 205 on the Lesson Plan with the criteria of "very good" and score 109 on Student Activity Sheet of a maximum score of 160, with the criteria of "good". The learning device fulfilled practical qualifications with revision based on the observation and interview during the students used the learning device. The learning device also fulfilled effective qualification based on the test results of student learning with classical learning completeness percentage amounted to 81.25% with the criteria of "very good". Keywords: Learning Device, Problem Based Learning, Circle
22 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 3 Tahun 2017
PENDAHULUAN Pembelajaran matematika merupakan upaya yang dilakukan oleh guru dalam membuat siswa belajar matematika secara optimal (Soedjadi, 2006: 6). Dalam kegiatan pembelajaran, materi dalam matematika menjadi salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, mengenali karakteristik materi perlu dilakukan. Lingkaran merupakan salah satu materi dalam pembelajaran matematika untuk siswa kelas VIII sekolah menengah pertama (SMP) dalam kurikulum 2013. Materi lingkaran memiliki beberapa kegiatan dalam pembelajarannya, diantaranya: menganalisis ciri-ciri suatu unsur, menemukan hubungan antar dua unsur, dan menyelesaikan permasalahan nyata. Materi lingkatan belum dapat dikuasai dengan baik oleh siswa. Fakta menunjukkan penguasaan siswa dalam Bangun Geometris di mana lingkaran masuk di dalamnya adalah yang paling rendah bila dibandingkan dengan kemampuan yang diuji lainnya. Rincian data tersebut dapat dicermati dalam tabel 1. Tabel 1. Persentase Penguasaan Materi pada UN SMP/MTs Tahun Pelajaran 2014/ 2015 tingkat nasional Kemampuan yang diuji Penguasaan (%) Bangun Geometris 52,04% Operasi Aljabar 57,28% Operasi Bilangan 60,64% Statistika dan Peluang 60,78% Siswa SMP secara umum masuk pada tahap operasional formal yaitu pada usia 11-15 tahun yakni perkembangan ranah kognitif (J. Piaget dalam Muhibbin Syah 2013: 72). Dalam tahap ini siswa telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan dua ragam kemampuan kognitif, yaitu: kapasitas menggunakan hipotesis, dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Kapasitas menggunakan hipotesis memungkinkan siswa mampu berpikir hipotesis yakni berpikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah. Sedangkan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak siswa tersebut akan mampu mempelajarai sesuatu yang abstrak layaknya matematika. Kegiatan pembelajaran matematika membutuhkan perangkat pembelajaran agar dapat membuat siswa paham dengan materi lingkaran.
Perangkat tersebut diantaranya: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Instrumen Evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB), media pembelajaran, dan buku ajar siswa (Trianto, 2010: 96). Pemilihan perangkat yang tepat harus didasarkan pada beberapa hal, antara lain karakteristik materi dan karakteristik siswa. Tujuan kegiatan pembelajaran akan tercapai dengan maksimal apabila tiap kegiatannya sudah tersusun dan terencana dengan baik. Perangkat pembelajaran yang dapat memfasilitasi dalam penyusunan langkah-langkah pembelajaran yang sistematis adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Trianto (2010: 108) mengungkapkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. Artinya, RPP merupakan hal utama yang harus ada, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2015 pasal 19 ikut memperkuat dengan mengisyaratkan bahwa seorang guru yang hendak mengajarkan materi kepada siswa, harus memiliki strategi yang tepat dimulai dari membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. RPP cocok dipilih karena sangat mendukung dalam pembelajaran materi lingkaran, terutama menyelesaikan permasalahan nyata. RPP juga sejalan dengan salah satu karakteristik siswa yang telah dapat menggunakan kapasitas hipotesis yaitu memberikan rincian rencana alokasi waktu dalam langkah-langkah untuk membuat dugaan sementara. Hasil analisis dari RPP yang ada menunjukkan bahwa terdapat beberapa hal yang kurang mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik. Hal tersebut terlihat dalam kegiatan inti yaitu kegiatan mengamati. Dalam RPP tersebut mengangkat suatu permasalahan yang kurang erat dengan kehidupan nyata. Selain itu pada tahap mengomunikasikan tidak terdapat alokasi waktu untuk mengevaluasi (dalam arti melakukan konfirmasi) cara terbaik dalam menyelesaikan masalah. RPP adalah suatu rencana yang memerlukan perangkat lain untuk melaksanakannya, yakni lembar kerja siswa (LKS). Trianto (2009: 222-223) menyatakan LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan
Pengembangan Perangkat Pembelajaran .... (Tangguh Yudho Pamungkas) 23
atau pemecahan masalah. LKS cocok dipilih ditinjau dari karakteristik siswa yaitu : (1) dapat memfasilitasi siswa dengan memberikan langkahlangkah sederhana untuk berhipotesis; (2) dapat menantang siswa untuk menyelesaikan permasalahan nyata untuk mendukung berpikir konseptualnya. Sedangkan dari segi materi adalah untuk memvisualkan unsur-unsur lingkaran. Selain itu untuk memberikan langkah-langkah penyelesaian masalah secara urut dalam menganalisis ciri-ciri suatu unsur, menemukan hubungan antar dua unsur, dan menyelesaikan permasalahan nyata. Hasil observasi dan analisis terhadap LKS yang ada menunjukkan bahwa LKS terkesan instan tanpa menggunakan tahapan-tahapan yang runtut dalam mengenalkan konsep. Selain itu, LKS tidak berorientasi pada masalah dan tampilan yang terdapat dalam LKS kurang menarik. Hal ini dapat berdampak siswa mengalami kebosanan dalam belajar. Perangkat pembelajaran yang hendak dikembangkan harus memiliki kualitas yang baik. Menurut Nieveen (1999: 126), suatu produk pengembangan material kegiatan pembelajaran haruslah memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Produk tersebut harus valid agar produk sesuai terhadap cara atau ketentuan yang seharusnya. Selain valid, produk tersebut harus praktis agar dapat digunakan dengan mudah. Sedangkan produk harus efektif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, diperlukan pendekatan pembelajaran yang tepat. Pemilihan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi lingkaran dan karakteristik siswa adalah pendekatan berbasis masalah. Fogarty (Made Wena, 2009: 91) yang menyatakan bahwa strategi belajar berbasis masalah (problem based learning) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang membuat suatu konfrontasi untuk siswa dengan permasalahanpermasalahan praktis, berbentuk ill-structured atau open-ended. Dikarenakan berbentuk ill-structured atau open-ended, berarti sangat diperlukan langkah pembelajaran untuk mengevaluasi cara-cara yang dilakukan oleh siswa. Hal ini terdapat dalam fase
terakhir pembelajaran berbasis masalah yaitu fase evaluasi (Arends, 2007: 57). Selain itu, fase pertama pembelajaran berbasis masalah menjadi hal yang sangat penting karena guru memberikan masalah yang menantang siswa. Artinya, pembelajaran dimulai dengan suatu masalah nyata yang dimungkinkan dapat memancing siswa untuk menyelesaikannya. Pendekatan ini cocok dipilih dari aspek materi karena materi lingkaran erat hubungannya dengan hal-hal yang ada di kehidupan sehari-hari sehingga diperlukan permasalahan nyata untuk membelajarkannya. Sedangkan dari segi karakteristik siswa, siswa akan dapat berhipotesis dengan baik apabila langkah-langkah yang diterapkan dimulai suatu permasalahan yang menantang siswa dan terdapat langkah-langkah dalam tahap penyelidikan untuk memperoleh suatu penyelesaian. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyadari pentingnya mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dalam pembelajaran matematika pada materi lingkaran dan diterapkan menggunakan pendekatan berbasis masalah. Oleh karena itu, penelitian dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi Lingkaran untuk Siswa SMP Kelas VIII” perlu dilakukan. Hasil dari penelitian ini diharapkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS yang dihasilkan memiliki kualifikasi valid, praktis dan efektif. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 Maret sampai dengan 8 April 2016 di SMP Negeri 1 Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Target/Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Kasihan sebanyak 32 siswa.
24 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 3 Tahun 2017
Prosedur Penelitian pengembangan ini dilakukan dengan mengacu pada model pengembangan ADDIE yang meliputi lima tahap pengembangan yaitu analysis, design, development, implementati-on, dan evaluation. (Beny A. Pribadi, 2010: 125). Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yakni data kualitatif dan kuantitatif. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi lembar penilaian RPP dan LKS untuk menilai tingkat kevalidan perangkat pembelajaran, dan soal tes hasil belajar siswa untuk menilai tingkat keefektifan perangkat pembelajaran. Data kualitatif diperoleh dari saran atau masukan dari validator, peneliti, siswa, guru, pembimbing, dan observer dalam proses pengembangan perangkat. Data kuantitatif diperoleh dari hasil penilaian perangkat pembelajaran oleh validator, dan hasil tes hasil belajar siswa. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Kualitatif Analisis data didasarkan pada catatan, saran dan revisi dari peneliti, pembimbing, ahli materi, ahli media, guru dan observer. Data ini dikumpulkan, didaftar dalam tabel, dikelompokkan sesuai kategori. Setelah itu digunakan untuk pedoman mengembangkan perangkat. 2. Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif meliputi analisis kevalidan, dan analisis keefektifan. a. Analisis Kevalidan Analisis kevalidan dilakukan berdasarkan hasil penilaian RPP dan LKS oleh ahli materi dan ahli media. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis kevalidan adalah: (1) tabulasi data skor hasil penilaian RPP dan LKS, (2) menghitung total perolehan skor tiap aspek dan keseluruhan, dan (3) meng-konversi skor yang diperoleh menjadi kriteria kualitatif skala lima menurut S. Eko Putro Widoyoko (2009: 238) seperti yang di-sajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Kriteria Penilaian Produk Interval x> 172,2
139,4 < x ≤ 172,2
106,6 < x ≤ 139,4
73,8 < x ≤ 106,6
x ≤ 73,8
x: total perolehan skor penilaian
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik Tidak Baik
Produk yang dikembangkan dikatakan memiliki kualifikasi valid, jika hasil penilaian para ahli menunjukkan kriteria minimal baik. b. Analisis Keefektifan Analisis keefektifan dilakukan berdasarkan data hasil tes hasil belajar siswa. Langkah-langkah untuk analisis keefektifan produk adalah sebagai berikut: (1) menghitung nilai yang diperoleh masing-masing siswa sesuai dengan pedoman penskoran yang telah dibuat, (2) menganalisis ketuntasan belajar setiap siswa dengan mengacu pada nilai KKM yang digunakan di sekolah, yakni 75, (3) menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal, (4) mengkonversikan persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal menjadi nilai kualitatif berdasarkan kriteria keefektifan menurut S. Eko Putro Widoyoko (2009, 242) seperti yang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Kriteria Keefektifan Produk Persentase Ketuntasan P > 80% 60% < P < 80% 40% < P < 60% 20% < P < 40% P < 20%
Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Produk yang dikembangkan dikatakan memenuhi kualifikasi efektif jika persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal menunjukkan kriteria minimal baik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran yang meliputi RPP dan LKS berbasis masalah pada materi lingkaran untuk siswa SMP kelas VIII. Penelitian ini mengacu pada model pengembangan ADDIE yang meliputi lima tahap pengembangan, yaitu: analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Tahap Analysis Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap kebutuhan, kurikulum dan karakteristik siswa di SMP Negeri 1 Kasihan. a. Analisis kebutuhan perangkat pembelajaran Hasil observasi dan wawancara dengan guru matematika kelas VIII di SMP N 1
Pengembangan Perangkat Pembelajaran .... (Tangguh Yudho Pamungkas) 25
b.
Kasihan terkait ketersediaan perangkat pembelajaran yang ada terhadap materi lingkaran, diperoleh bahwa perangkat pembelajaran yang tersedia adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi materi dan latihan soal yang belum dapat memfasilitasi siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Dalam RPP terlihat bahwa masalah yang diangkat tidak berdasarakan masalah nyata. Hal ini tidak sejalan dengan karakteristik materi lingkaran yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, dalam langkah terakhir pembelajaran tidak terdapat kegiatan konfirmasi. Langkah ini perlu dilakukan karena siswa dapat menggunakan banyak cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Keadaan LKS yang digunakan pada sekolah tersebut tidak berorientasi pada masalah. Pada soal yang terdapat dalam LKS pun kurang bervariasi sehingga dapat dimungkinkan siswa kurang termotivasi untuk belajar. Selain itu, tampilan yang terdapat dalam LKS kurang menarik, sehingga dapat memungkinkan siswa mengalami kebosanan dalam belajar. Analisis kurikulum Analisis kurikulum dilakukan dengan cara mencermati materi pokok, kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sesuai dengan kurikulum 2013 yang berkaitan dengan meteri lingkaran. Setelah itu dijabarkan menjadi beberapa indikator yang digunakan sebagai dasar dalam pengembangan perangkat pembelajaran yang akan disusun. Adapun hasil dari analisis tersebut adalah terdapat tiga KD dari penjabaran KI pada materi lingkaran. KD yang dimaksud adalah memahami unsur, keliling dan luas dari lingkaran; memahami hubungan sudut pusat, panjang busur dan luas juring; dan menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan hubungan sudut pusat, panjang busur dan luas juring. Dari penjabaran KD tesebut didapatkan 9 indikator. Jumlah jam pelajaran (JP) dalam membelajarakan materi lingkaran adalah 8 JP dalam 3 pertemuan dan 1 pertemuan untuk tes hasil belajar.
c.
2.
3.
a.
Analisis karakteristik siswa Pada tahap ini dilakukan observasi dan wawancara dengan guru matematika SMP kelas VIII. Dasar dari analisis ini adalah pendapat Piaget dalam Muhibin Syah (1999: 67) yang menyatakan bahwa tahap operasional formal adalah perkembangan ranah kognitif sehingga siswa dapat menggunakan prinsip-prinsip abstrak, siswa sudah mampu menggunakan penalaran logis. Pada tahap operasional formal anak telah mampu berpikir abstrak dan logis serta dapat menganalisis dan menyelesaikan masalah nyata atau masalah simulasi yang kompleks sebagai titik awal pembelajaran. Adapun hasil yang diperoleh adalah usia siswasiswi kelas VIII berkisar antara 13-14 tahun dan tergolong dalam tahap operasional formal. Selain itu, hampir semua siswa kelas VIII telah dapat berpikir abstrak dan menganalisis masalah nyata. Hal ini tampak saat guru membelajarkan kepada siswa dalam penemuan rumus dan soal cerita yang diberikan guru dapat diselesaikan dengan baik oleh siswa. Tahap Design Pada tahap ini diperoleh susunan draf dan desain RPP sesuai dengan aturan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah serta LKS yang didasarkan pada peraturan Depdiknas (2008: 23-24). Pada tahap ini pula telah dikumpulkan referensi dan gambar-gambar yang relevan, kemudian terselesaikannya penyusunan instrumen. Tahap Development Pada tahap ini dikembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS berbasis masalah pada materi lingkaran untuk siswa SMP kelas VIII sesuai dengan draf yang telah disusun pada tahap desain. Hasil yang diperoleh pada tahap ini sebagai berikut: Pengembangan RPP Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses untuk pendidikan dasar dan menengah, dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) perbedaan individual peserta didik, b) partisipasi aktif peserta didik, c) berpusat pada peserta didik, d) pengembangan
26 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 3 Tahun 2017
budaya membaca dan menulis, e) pemberian umpan balik dan tindak lanjut, f) penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar, g) mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, h) penerapan teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu, RPP juga dikembangkan dengan memperhatikan syarat minimal komponen yang meliputi identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Tampilan identitas mata pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar berturut-turut disajikan pada Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3. Kegiatan pembelajaran yang direncanakan dalam RPP juga disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah yaitu: a) memberikan orientasi tentang permasalahan kepada siswa; b) mengorganisasikan siswa untuk meneliti; c) membantu investigasi mandiri dan kelompok; d) mengembangkan dan mempresentasikan; e) menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Arends (2007: 57)
Gambar 1. Tampilan Identitas RPP
Gambar 2. Tampilan Kegiatan dalam RPP
Gambar 3. Tampilan Penilaian dalam RPP b.
Pengembangan LKS LKS dikembangkan dengan memperhatikan syarat didaktik, konstruksi, dan teknis menurut Hendro Darmojo dan Jenny R. E. Kaligis (1993: 41-46). Syarat didaktik yang harus dipenuhi adalah LKS yang dikembangkan harus dapat membantu dan memudahkan siswa dalam belajar, serta dapat memfasilitasi siswa dengan kemampuan beragam. Syarat konstruksi yang harus dipenuhi adalah LKS yang dikembangkan harus memiliki ketepatan penggunaan bahasa, susunan kalimat, pemilihan kosakata, tingkat kesukaran, dan kejelasan, sehingga dapat dimengerti dengan mudah oleh siswa. Sedangkan syarat teknis yang harus dipenuhi adalah LKS yang dikembangkan harus memiliki ketepatan desain dan kegrafisan sehingga membuat siswa lebih tertarik dan bersemangat untuk belajar. Selain itu LKS yang dikembangkan juga mengacu pada langkahlangkah pembelajaran berbasis masalah.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran .... (Tangguh Yudho Pamungkas) 27
LKS yang dikembangkan dibagi menjadi tiga bagian yakni bagian awal, isi, dan akhir. Bagian awal LKS terdiri dari halaman sampul, halaman identitas, kata pengantar, dan daftar isi. Bagian isi terdiri dari kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran. Sedangkan bagian akhir berisi daftar referensi yang digunakan dalam menyusun LKS. Tampilan sampul LKS, contoh kegiatan, bagian kesimpulan, dan latihan soal berturut-turut disajikan pada Gambar 4 s.d Gambar 7.
Gambar 4. Tampilan Sampul LKS
Gambar 5. Tampilan Kegiatan dalam LKS
Gambar 6. Tampilan Kesimpulan
Gambar 7. Tampilan Latihan Soal c. Penyuntingan RPP dan LKS yang dikembangkan diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan dosen pembimbing. d. Validasi RPP dan LKS divalidasi oleh dosen ahli materi dan ahli media dari Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA, UNY. Validasi dilakukan dengan mengisi angket penilaian yang telah divalidasikan terlebih dahulu oleh dosen ahli instrumen. Data hasil analisis penilaian RPP dan LKS berturut-turut disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6. Berdasarkan data hasil penilaian RPP yang dilakukan oleh validator diketahui total skor penilaian secara keseluruhan sebesar 163 dari skor maksimal 205 dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa RPP yang dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan RPP yang baik dan menuhi syarat minimal komponen RPP menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Selain itu RPP yang dikembangkan juga telah mengacu pada lang-kahlangkah pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah menurut Arends (2007: 57). Berdasarkan data penilaian LKS yang dilakukan oleh validator diperoleh total skor penilaian 109 berbasis masalah dari skor maksimal 160 dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan memiliki kualitas isi yang sangat baik, memiliki ke-sesuaian dengan pendekatan penemuan ter-bimbing, serta memenuhi syarat pengembang-an LKS yang baik menurut Hendro Darmojo dan Jenny R. E. Kaligis (1993: 41-
28 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 3 Tahun 2017
46) yakni memenuhi syarat didaktik, konstruksi, dan teknis. Tabel 5. Data Hasil Analisis Penilaian RPP No Aspek yang dinilai Skor Kriteria 1. Identitas 36 Baik 2. Indikator dan Tujuan 12 Sangat pembelajaran baik 3. Pemilihan materi 20 Baik 4. Pemilihan pendekatan 20 Baik dan model pembelajaran 5. Kesesuaian kegiatan 43 Baik pembelajaran dengan pendekatan 6. Sumber belajar dan 32 Cukup penilaian hasil belajar Total 163 Baik Tabel 6. Data Hasil Analisis Penilaian LKS No Aspek yang dinilai Skor Kriteria 1. Kelayakan isi 32 Cukup 2. Kesesuaian penyajian 22 Baik dengan pendekatan 3. Kesesuaian dengan 21 Baik syarat didaktis 4. Kesesuaian dengan 14 Cukup syarat konstruksi 5. Kesesuaian dengan 20 Cukup syarat teknis Total 109 Baik Dengan demikian RPP dan LKS yang dikembangkan memenuhi kualifikasi valid karena telah mencapai kriteria minimal baik, sehingga layak digunakan dalam pembelajaran di kelas. e. Revisi Revisi RPP dan LKS dilakukan berdasarkan saran atau masukan dari validator. 4. Tahap Implementation Pada tahap implementasi dilakukan uji coba perangkat pembelajaran, tes hasil belajar siswa, dan penyebaran angket respon siswa dan guru. a. Uji Coba Perangkat Pembelajaran Uji coba perangkat pembelajaran dilakukan di SMP Negeri 1 Kasihan, Yogyakarta terhadap 32 siswa kelas VIII B, pada tanggal 29 Maret s.d 8 April 2016. Jadwal kegiatan pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Pertemuan Hari, Alokasi Produk keTanggal (Jp) 1.
Selasa, 29 Maret 2016
3x40 menit
LKS 1
2.
Jumat, 1 April 2016
LKS 2
2x40 menit
3.
Selasa, 5 April 2016
LKS 3
3x40 menit
4.
Selasa, 8 April 2016
Tes
2x40 menit
Hasil uji coba perangkat pembelajaran terhadap siswa kelas VIII dan diperoleh bahwa dari implementasi 3 LKS terdapat 11 pertanyaan siswa dengan rincian 3 pertanyaan tentang kata/istilah/kalimat, 3 pertanyaan tentang soal yang tidak dapat dikerjakan, 1 pertanyaan tentang simbol dan lambang, dan 4 pertanyaan tentang langkahlangkah pembelajaran (4 langkah pembelajaran pada tahap penyelidikan). Hal ini digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam memperbaiki perangkat pembelajaran. c. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar siswa dilakukan setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dan bertujuan untuk mengetahui tingkat ke-efektifan perangkat pembelajaran yang di-kembangkan. Data hasil tes hasil belajar siswa disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil Analisis Tes Hasil Belajar Ketuntasan Siswa Jumlah Persentase (KKM 75) Siswa yang tuntas 26 81,25 % Siswa yang tidak 6 18,75 % tuntas Total 32 100 % Berdasarkan data tes hasil belajar siswa diketahui bahwa persentase ketuntasan siswa secara klasikal sebesar 81,25%. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kualifikasi efektif.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran .... (Tangguh Yudho Pamungkas) 29
5. Tahap Evaluation Pada tahap evaluasi dilakukan revisi tahap akhir pada perangkat pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan masukan atau saran dari peneliti, pembimbing, dosen ahli, dan hasil wawancara. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan dapat bersifat generalisasi temuan sesuai permasalahan penelitian, dapat pula berupa rekomendatif untuk langkah selanjutnya. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dilakukan dengan pendekatan berbasis masalah pada materi lingkaran untuk siswa SMP kelas VIII menggunakan model pengembangan ADDIE yaitu: analysis (analisis), design (desain), development (pengembangan), implementation (implementasi) dan evaluation (evaluasi). Tahapan yang paling krusial adalah tahap development (pengembangan), dikarenakan tahap pengembangan harus menyesuaikan langkah-langkah pendekatan berbasis masalah sehingga membutuhkan ketelitian. Tahap development (pengembangan) bagian revisi membuat peneliti merombak ulang perangkat pembelajaran yang akan diujicobakan. Namun demikian, peneliti telah menyesuaikan perbaikan perangkat pembelajaran dengan kajian teori dan hasil revisi dari ahli materi dan ahli media. 2. Perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS menggunakan pendekatan problem based learning pada materi lingkaran untuk siswa SMP kelas VIII layak digunakan ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. a. Aspek kevalidan Aspek kevalidan dilihat dari hasil penilaian RPP oleh satu dosen ahli dengan skor 163 dari skor maksimal 205 dengan kriteria baik dan hasil penilaian LKS oleh satu ahli materi dan satu ahli media dengan skor 109 dari skor maksimal 160 dengan kriteria baik. Hasil penilaian RPP dan LKS tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran dikatakan layak berdasarkan aspek kevalidan. b. Aspek kepraktisan
Aspek kepraktisan dilihat dari hasil observasi dan wawancara. Dari hasil observasi dan wawancara diperoleh bahwa dari implementasi 3 LKS terdapat 3 pertanyaan siswa tentang kata/istilah/kalimat, 3 pertanyaan siswa tentang soal yang tidak dapat dikerjakan, 1 pertanyaan siswa tentang simbol dan lambang, dan 4 pertanyaan siswa tentang langkah-langkah pembelajaran (4 langkah pembelajaran pada tahap penyelidikan). Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran (RPP dan LKS) dikatakan layak berdasarkan aspek kepraktisan dengan revisi. c. Aspek keefektifan Aspek keefektifan dilihat dari hasil tes hasil belajar. Adapun presentase kelulusan tes hasil belajar adalah 81,25% dengan kriteria sangat baik. Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran dikatakan layak berdasarkan aspek keefektifitasan. Saran Saran peneliti berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah pada materi lingkaran untuk peserta didik SMP kelas VIII adalah: 1. Pembelajaran pendekatan berbasis masalah perlu dikaji ulang dalam bagian penyajian masalah nyata karena peneliti menemui banyak siswa yang tidak paham terhadap maksud dari masalah tersebut. 2. Waktu pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP perlu dimaksimalkan dan lebih diefektifkan lagi agar tidak kekurangan waktu dalam pembelajaran. 3. Penentuan besar suatu ukuran sudut akan lebih baik bila dipilihkan peneliti sehingga tidak terjadi kesalahan pengukuran menggunakan jangka dan mengakibatkan konsep yang akan diajarkan tidak terhubung. 4. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan oleh penelitian ini tidak bersifat mutlak tidak dapat diubah. Tidak menutup kemungkinan dilakukan modifikasi dari perangkat pembelajaran ini apabila hal tersebut bermanfaat dan menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
30 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 3 Tahun 2017
DAFTAR PUSTAKA Arends, R. (2007). Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar (7th ed). Translated by Soetjipto, H.P & M.Soetjipto.2008. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Darmodjo, H. dan Kaligis, J.R.E. (1993). Pendidikan IPA II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dikti. Nieven, N. (1999). Prototype to reach product quality. Dalam Van den Akker, J., Approaches and tools in educational and training. Dordrecht: Kluwer Academic Publisher. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2015 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2016 Pribadi, B.A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Syah, M. (1999). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cet. IV Bandung: Remaja Rosdakarya. Syah, M. (2013). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Soedjadi, R. (1999). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia (Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan). Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud. Trianto. (2009). Medesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana. Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovati Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Widoyoko, E.P. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.