Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Melalui Metode Bermain Peran Pada Kelompok B PPT Kuncup Harapan Surabaya Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Melalui Metode Bermain Peran Pada Kelompok B PPT Kuncup Harapan Surabaya LATHIFA WULANDARI S1 PG Paud Fakultas Ilmu Pendididkan, Universitas Negeri Surabaya,
[email protected] Dr. Sri Setyowati, M.Pd S1 PG Paud, Fakultas Ilmu Pendididkan
Abstrak Latar Belakang ini di awali oleh hasil data pengamatan studi awal yang menunjukkan bahwa anak kelompok B di PPT Kuncup Harapan Surabaya dalam kemampuan sosial emosional sangat kurang. Hal ini terlihat emosi anak tidak terkendali, mudah marah dan sering memukul temannya. Apabila berbuat kesalahan tidak minta maaf, terkesan tidak mau tahu tentang apa yang sudah diperbuatnya. Berdasarkan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan sosial emosional anak kelompok B PPT Kuncup Harapan Surabaya. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang di rancang dalam bentuk siklus berulang. Di setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek ini adalah kelompok bermain B PPT Kuncup Harapan Surabaya yang berjumlah 15 anak. Tehnik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi, sedangkan analisis datanya menggunakan statistik deskriptif. Dari analisis data, kemampuan sosial emosional anak pada siklus 1 menunjukkan presentase sebesar 50%. Hal ini menunjukkan penelitian tindakan kelas belum berhasil, oleh karena target yang ditentukan adalah 80%. Maka penelitian ini berlanjut pada siklus 2 dengan hasil 97%, dengan demikian penelitian ini dinyatakan berhasil. Berdasarkan hasil penelitian ini membuktikan bahwa peningkatan kempuan sosial emosional anak dapat menggunakan metode bermain peran. Kata Kunci : Metode bermain peran, Kemampuan sosial emosional
Abstract Background is at the start by the results of initial studies of observational data that show that children in group B at the PPT Kuncup Harapan Surabaya in emotional social skills are very lacking . It is seen uncontrolled children's emotions , irritability and often beat her . If errors do not apologize , impressed not want to know about what has been done. Based on existing problems , the purpose of this study was to describe the use of role play method can improve social skills of children in group B PPT Kuncup Harapan Surabaya . This study uses action research that is designed in the form of a repeating cycle . In each cycle consists of four phases: planning, action , observation and reflection . This subject is a play group B PPT Kuncup Harapan Surabaya consisting of 15 children . Data collection techniques used observation and documentation , while data analysis using descriptive statistics . From the data analysis , the ability of children's social emotional in cycle 1 shows the percentage of 50 % . This suggests action research has not succeeded , because the specified target is 80 % . This research is continuing in cycle 2 with the results of 97 % , thus this study declared successful . Based on the results of this study demonstrate that increased social emotional kempuan children can use the method of playing a role . Keywords : Method of playing a role , emotional social skills
Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Melalui Metode Bermain Peran Pada Kelompok B PPT Kuncup Harapan Surabaya khusus yang mungkin mereka sebagai anak tunggal Pendahuluan dirumah, anak bungsu yang selalu dimanja, Latar Belakang keluarga yang mempunyai anak banyak dan sebagainya. Dari beberapa hal tersebut, Pendidikan bagi anak usia dini tidak pelampiasan dan luapan emosi dapat terjadi pada pernah surut dengan perkembangan permasalahan, saat kegiatan belajar berlangsung seperti : model pemecahan serta inovasi untuk dapat 1. Anak tidak mau berpisah dengan ibunya di mengambil peranan dan tanggung jawab bagi masa dalam kelas inginnya selalu ditunggu. depan kemanusiaan, sebab anak merupakan asset 2. Menangis tanpa sebab masa depan bagi kemanusiaan, mereka yang akan 3. Takut dan minder, cenderung diam tanpa reaksi muncul sebagai pemimpin yang mengemban nilaiapapun didalam kelas. nilai kemanusiaan. Tumbuh kembang seorang anak 4. Suka marah-marah atau berkelahi dengan menjadi tanggung jawab setiap orang yang temannya (suka usil), tidak sabar menunggu memandang masa depan dengan penuh tantangan giliran, tidak mau mengerjakan tugas dan lain yang beragam. Anak memiliki potensi yang sangat sebagainya. besar untuk dapat dikembangkan guna memikul Fenomena yang sering muncul di lapangan tanggung jawab di masa mendatang. Potensi itu juga menunjukkan bahwa banyak anak dalam meliputi seluruh aspek yang ada dalam diri anak perkembangan emosinya belum stabil untuk baik etika, moral, pengetahuan, ketrampilan dan menyesuaikan diri antara pribadi dan sosial karena sikap termasuk akal pikiran yang merupakan mereka juga belajar bagiamana cara mengendalikan anugerah terbesar manusia dari Tuhan dibanding emosi seperti perasaan takut, marah, cemburu atau makhluk hidup lain (Wahyudin, 2011: 6). bahkan sedih terhadap sesuatu yang menimpa Dimana menurut Setiawan (2008: 23) dirinya. Setiap macam emosi mempengaruhi cara perkembangan sosial emosional itu sendiri penyesuaian pribadi dan sosial yang dilakukan mempunyai makna yaitu suatu proses perubahan anak. Manfaat ataupun kerugian yang yang berlangsung secara terus menerus menuju ditimbulkannya bagi anak dapat berupa fisik atau pendewasaan. Hubungan sosial yang dilakukan psikologis atau bahkan kedua- duanya (Hurlock, anak pada masa kanak-kanak dapat menentukan 2003: 211). perkembangan sosialnya di masa yang akan datang. Dalam pelaksanaan pendidikan sosial Sebagaimana yang dikemukakan oleh Elizabeth B. emosional di PPT Kuncup Harapan Surabaya guru Hurlock (2003: 26) bahwa : memegang peranan penting dalam perkembangan “ Pada masa ini sejumlah hubungan yang sosio emosional anak. Melalui pembiasaan, dilakukan anak dengan anak-anak lain sebagian penanaman nilai-nilai agama dan moral/perilaku menentukan bagaimana gerak maju perkembangan anak setiap hari banyak belajar dan mencontoh dari sosial mereka. Melalui hubungan sosial anak guru. Menurut Iskandar (2009) betapa pentingnya belajar bergaul dengan orang-orang yang diluar kecerdasan emosional dikembangkan pada diri anak lingkungan rumah,terutama dengan teman (peserta didik) karena betapa banyak kita jumpai sebayanya.” anak (peserta didik) dimana mereka begitu cerdas Berdasarkan hasil observasi yang disekolah, begitu cemerlang prestasi akademiknya, dilaksanakan di PPT Kuncup Harapan pada namun bila tidak dapat mengelola emosinya seperti beberapa anak hampir 80% dari jumlah 15 anak mudah marah, mudah putus asa atau angkuh, maka emosinya tidak terkendali sehingga mudah sekali prestasi tersebut tidak akan banyak bermanfaat. meluapkan kemarahannya dan tidak mampu Karena mereka yang cerdas emosinya, mempunyai mengendalikan emosinya sehingga cenderung kemampuan yang baik dalam mewujudkan memukul temannya. Apabila berbuat kesalahan hubungan internal, mudah bergaul, lebih semangat tidak minta maaf, terkesan tidak mau tahu tentang dalam aktivitas yang memerlukan hubungan dengan apa yang sudah diperbuatnya. orang banyak (Iskandar, 2009). Sedangkan pada proses pembelajaran di Dalam penelitian ini tujuan yang kelas kondisi menunjukkan bahwa banyak anak di diharapkan untuk mengetahui metode eksperimen awal mereka belajar mengalami kesulitan dalam tentang emosional anak kelompok b ppt kuncup mengendalikan emosinya atau beradaptasi dengan harapan surabaya dan untuk mendeskripsikan lingkungan barunya. Kondisi seperti ini seringkali pelaksanaan penggunaan metode bermain peran terjadi pada anak yang mempunyai latar belakang
Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Melalui Metode Bermain Peran Pada Kelompok B PPT Kuncup Harapan Surabaya seperti memiliki kreativitas. Setiap metode dalam meningkatkan kemampuan sosio emosional mengajar memiliki keunggulan dan kekurangan anak kelompok b ppt kuncup harapan surabaya. sehingga hal tersebut dapat dijadikan Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada semua pihak. Berikut ini Bahan pertimbangan dalam memilih adalah manfaat daei penelitian ini : metode tersebut. Kelemahan-kelemahan metode 1.
2.
3.
4.
Bagi Peneliti Penelitian ini akan memberikan manfaat yaitu pengalaman praktis dalam bidang penelitian ilmiah dan dapat mengetahui bahwa penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan sosio emosional pada anak TK. Bagi Guru Dapat dijadikan acuan dalam penggunaan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran di TK. Bagi Sekolah Dapat dijadikan masukan dan informasi untuk meningkatkan perkembangan sosio emosi anak didik disekolah. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Diharapkan hasil penelitian ini nantinya akan digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian lebih lanjut khususnya dalam meningkatkan perkembangan sosio emosi anak.
Adapun definisi dari penelitian ini adalah : 1.
2.
Metode Bermain Peran adalah salah satu metode dimana anak dapat memerankan tokoh-tokoh yang ada di sekitar anak, anak berperan menjadi seseorang yang diinginkan, dan tanpa diatur dengan dialog yang sesuai dengan imajinasi anak seperti anak memerankan pengendara kendaraan yang disukainya dan mengelilingi kelas dengan tidak bertabrakan satu sama lain atau anak menjadi sepotong keju yang besar kemudian mengecil dan lama-lama habis karena dimakan oleh seekor tikus, atau juga bisa menjadi bunga yang mekar dengan dikelilingi banyak kupukupu beterbangan dan sebagainya. Kemampuan Sosio emosional adalah salah satu aspek perkembangan yang dapat menjadikan anak agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun orang dewasa dengan baik serta menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup. Dalam penelitian ini aspek yang ditanamkan pada saat bermain peran adalah anak terbiasa berperilaku sopan, anak terbiasa bersikap ramah, disiplin, rasa percaya diri dan bertanggung jawab, kepedulian terhadap sesama.
METODE Penggunaan metode mengajar yang didasarkan pada pembentukan kemampuan anak,
harus diantisipasi dan dikaji oleh guru agar penggunaannya dapat efektif. Metode pembelajaran sangat banyak jenisnya, namun tidak semua cocok bagi program kegiatan anak TK. Misalnya metode ceramah, kurang coco karena metode ceramah menuntut anak memusatkan perhatian dalam waktu yang lama, padahal rentang waktu perhatian anak usia dini relatif singkat. Anak TK umumnya selalu bergerak, mempunyai rasa ingin tahu, senang bereksperimen dan menguji, mampu mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi dan senang berbicara. Anak usia TK tidak mungkin diminta duduk diam terlalu lama. Anak memerlukan kesempatan menggunakan tenaga sepenuhnya untuk melakukan kegiatan yang memberikan kepuasan bagi dirinya yang dikenal dengan istilah bermain (Montolalu, 2008: 10.2). Menurut Dawson (1962) yang dikutip oleh Moedjiono & Dimyati (1992:80) mengemukakan bahwa bermain peran merupakan suatu istilah umum berhubungan dengan menyusun dan mengoperasikan suatu model yang mereplikasi proses-proses perilaku. Sedangkan menurut Ali (1996:83) mengemukakan bahwa metode simulasi adalah suatu cara pengajaran dengan melakukan proses tingkah laku secara tiruan. Hal ini berarti metode bermain peran adalah metode pembelajaran yang di dalamnya menampakkan adanya perilaku pura-pura dari anak yang terlihat dan/ atau peniruan situasi dari tokoh-tokoh sejarah sedemikian rupa. Dengan demikian metode bermain peran adalah metode yang melibatkan anak untuk pura-pura memainkan peran/ tokoh yang terlibat dalam proses sejarah.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dibawah ini menunjukkan perkembangan sosial emosional anak dalam pembelajaran sudah mulai terlihat. Ini dapat dilihat pada rekapitulasi perolehan hasil dan grafik perbandingan dari perolehan hasil tersebut di bawah ini : Tabel Rekapitulasi Hasil penelitian siklus 1 dan siklus II Hasil Penelitian No.
Penelitian
Aktivitas Anak
Aktivitas Guru
Hasil Belajar
Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Melalui Metode Bermain Peran Pada Kelompok B PPT Kuncup Harapan Surabaya 1
Siklus I Pertemuan 1
50
42
50
2
Siklus I Pertemuan 2
59
61
60
3
Siklus II Pertemuan 1
71
75
67
4
Siklus II Pertemuan 2
93
92
79
Dari tabel rekapitulasi hasil penelitian diatas dapat disimpulkan untuk peningkatan kemampuan sosial emosional anak pada siklus 1 belum mencapai hasil yang diharapkan yaitu sebesat 50% dikarenakan anak belum termotifasi, maka peneliti melanjutkan penelitian lagi pada siklus II. Hasil analisa tabel rekapitulasi untuk penelitian diatas siklus II pertmuan I masih belum mencapai rata – rata dengan prosentase sebesar 67% dan pada pertemuan kedua mencapai nilai rata – arata dengan prosentase sebesar 79%. Maka dapat dilihat bahwa ada peningkata kemampuan sosial emosional untuk siklus I dan siklus II. Karena kemampuan sosial emosional anak sudah mencapai 79% maka peneliti mengakhiri penelitian ini pada siklus II. Grafik 1 Grafik perbandingan aktivitas anak
100 80 60
perte muan I
40 20 0 siklus I siklus II
Untuk hasil presentase aktivitas pada pertemuan anak untuk siklus 1 pertemuan 1 memperoleh prosentase sebesar 42% dan sedangkan untuk siklus 2 pertemuan 2 memperoleh prosentase sebesar 92%.
Grafik 2 Grafik perbandingan aktivitas guru
100 80 60 40 20 0
pertemuan 1
siklus siklus I II
Untuk hasil presentase aktivitas guru pada siklus 1 pertemuan 1 memperoleh prosentase sebesar 50% dan untuk siklus 2 pertemuan 2 memperoleh prosenrase sebesar 93%.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan melalui beberapa tindakan yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Kegiatan bermain peran dalam pembelajaran meningkatkan sosial emosional anak usia dini sangat baik sekali. Terlihat dalam aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan I hanya mencapai keberhasilan dengan persentase 42% dan meningkat pada siklus II pertemuan II mencapai persentase 92% dengan peningkatan persentase ini menunjukkan adanya peningkatan pembelajaran yang sangat signifikan. 2. Pengembangan sosial emosional pada anak kelompok B PPT Kuncup Harapan mengalami peningkatan yang signifikan. Terlihat dari hasil yang diperoleh pada aktivitas anak dalam pembelajaran menunjukkan peningkatan dari siklus I memperoleh persentase 50 % pada siklus II meningkat menjadi 93% ini berarti anak termotivasi dan merasa senang sekali dalam mengikuti proses pembelajaran. 3. Melalui kegiatan bermain peran dapat meningkatkan sosial emosional anak usia dini pada kelompok B ppt Kuncup Harapan Surabaya. Dari 7 indikator pada penilaian sosio emosional diantaranya anak terbiasa berperilaku sopan, anak dapat menunjukkan perbuatan mana yang baik dan mana yang salah, anak terbiasa untuk bersikap disiplin,anak terbiasa bersikap ramah, anak dapat mengendalikan emosinya, anak dapat menunjukkan rasa percaya diri dan bertanggung jawab, anak dapat menunjukkan kepedulian terhadap sesama dalam pembelajaran memperlihatkan terjadinya peningkatan hasil social emosional anak yang pada siklus I mencapai perolehan persentase 50% pada siklus II meningkat menjadi 79% dari 5 indikator yang ada .
Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Melalui Metode Bermain Peran Pada Kelompok B PPT Kuncup Harapan Surabaya www.edratna. Wordpress.com, diakses 20 Maret Saran Berdasarkan hasil penelitian dan 2010, 20 : 15 kesimpulan di atas, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah : www.masadepan.com, diakses 20 Maret 2010, 20 : 15 1. Dalam proses pembelajaran guru diharapkan menggunakan berbagai media yang bervariasi sebagai suatu cara dalam memotivasi anak dalam pembelajaran di sekolah diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dengan kegiatan lain yang lebih kreatif dan inovatif. 2.
Pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil kerja anak juga menambah wawasan guru dalam memilih strategi dan media yang tepat untuk diterapkan di kelas dan disesuaikan dengan materi dari setiap indikator pembelajaran.
3.
Melalui kegiatan bermain peran sangat membantu dan menarik minat anak pada proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan serta anak tidak cepat merasa bosan. DAFTAR PUSTAKA
Departement pendidikan dan kebudayaan, 1990. Kamus Bahasa Indonesia.Jakarta, Balai Pustaka. http: //klikhimobio.com/2009/01 Membela Sambira, 2007. Diklat Psikologi Perkembangan Anak, Unipa Surabaya Moeslichatoen, 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak – kana. Jakarta : Rineka Cipta Riduwan, 2005 : 9. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Penelitian Pemula, Bandung, Alfabeta Sutrisno Hadi, 1976. Statistik 2. Yogyaka : Fakultas Psikologi UGM Tim Redaksi Ayah Bunda, 1991. Majalah Ayah Bunda Reni Kabar Hamidi, 2001. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : GRasindo Wahyudin, Uyu.2011. Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung PT. Relika Adhitama Wardhiani, IGAK, dkk.2004. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.