Market Brief: Pakaian Pria ITPC Los Angeles 2014
Daftar Isi
Kata Pengantar ……………………………….………...………………….......………4 Peta Amerika Serikat ………………………………...……………………………...…5 Bab I. Pendahuluan …………………………….………...……………………………6 1.1. Pemilihan Negara ………………………………….…..…………….…………….6 1.2. Pemilihan Produk ………………………………………...………………………..7 1.3. Profil Amerika Serikat ………………………………………..……………..........8 Bab II. Potensi Pasar Amerika Serikat ….………………….………….…………...12 2.1. Ekspor Impor Pakaian Pria Amerika Serikat – Dunia ………...…..……........15 2.2. Potensi Pasar Ekspor Pakaian Pria di Amerika Serikat …………..………...17 2.3. Kebijakan Impor Pakaian Pria di Negara Amerika Serikat ………......…......19 2.4. Pemasaran Produksi ……………………...……………...……………...……...20 Bab III. Peluang dan Strategi ………………………………………..……………....23 3.1. Peluang ……….………………………………………………………………......23 3.2. Strategi ……………………………………………………………………...........24 Bab IV. Informasi Penting …………………………………………………………....26 4.1. TPO dan atau Kedutaan Negara Amerika Serikat di Indonesia ……........…26 4.2. Kamar Dagang Amerika Serikat ….…………...…....…...……………...…......26 4.3. Daftar Pameran Pakaian Pria di Amerika Serikat …..……….…….…………26 4.4. Perwakilan Indonesia di Amerika Serikat …….....………...…………….........30 4.5. Daftar Importir Pakaian Pria di Amerika Serikat ..........................................33 Daftar Pustaka ............................................................................……………...…43
2
Daftar Tabel dan Gambar
Tabel 1.1.
Ekspor Pakaian Pria ke Dunia Berdasarkan Negara Utama ...........7 Tahun 2013
Tabel 2.1.
Perkembangan Impor Pakaian Pria Amerika Serikat untuk ..........16 Indonesia dan Negara Pesaing Periode: 2012 – 2014
Gambar 2.1. Perkembangan Industri Grosir Produk Pakaian Pria di AS ...........14 Gambar 2.2. Pangsa Pasar Negara Importir & Eksportir Pakaian Pria AS ........17 Thn 2013 Gambar 2.3. Segmentasi Pasar Pakaian Pria AS ...........................................19 Gambar 2.4. Segmentasi Produk Pakaian Pria AS .........................................22
3
Kata Pengantar
Market Brief edisi ke tujuh 2014 mengambil tema Pakaian Pria, merupakan kajian yang memberikan gambaran singkat dan terkini mengenai peluang dan tantangan pasar produk Pakaian Pria di Amerika Serikat (AS). Informasi yang disajikan antara lain terkait kondisi pasar, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar, dan berbagai informasi penting lainnya. Data dan informasi yang digunakan pada kajian ini diambil dari berbagai sumber, baik primer maupun sekunder, antara lain pengamatan pasar, survey, data stastistik US Department of Commerce dan World Trade Atlas serta berberapa kajian analisa industri dan pasar. Market Brief ini diharapkan dapat menjadi sarana informasi yang efektif dalam meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif Pakaian Pria Indonesia dalam upayanya masuk dan bersaing di pasar AS. Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles berharap agar informasi yang tersaji pada market brief ini dapat bermanfaat bagi para pelaku usaha dalam menentukan strategi ekspor komoditi Pakaian Pria ke AS, serta pemerintah dalam kaitannya dengan pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan.
Los Angeles, 2014
4
Peta Amerika Serikat
5
Bab I. Pendahuluan
1.1.
Pemilihan Negara
Amerika Serikat (AS) merupakan mitra dagang strategis bagi Indonesia dimana merupakan negara terbesar ke-3 tujuan ekspor Indonesia selama satu dekade terakhir. Pada tahun 2013 nilai ekspor non-migas Indonesia ke AS tercatat sebesar US$ 18,9 milyar atau naik 4,89% dari tahun sebelumnya. Dilihat dari sudut pandang AS, Indonesia juga merupakan negara yang cukup penting dimana Indonesia merupakan negara ke-25 terbesar penyuplai produk/komoditi ke AS. Hubungan dagang kedua negara mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah hubungan bilateral pada tahun 2013 dimana nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 27,97 milyar.
Komoditi utama Indonesia yang masuk ke pasar AS pada tahun 2013 antara lain tekstil (US$ 4,9 milyar), karet (US$2,3 milyar), mesin elektronik (US$ 1,5 milyar), dan sepatu (US$ 1,1 milyar). Sepuluh besar produk Indonesia adalah sebagai berikut Knit Apparel (US$ 2,7 milyar), Rubber (US$ 2,3 milyar), Woven Apparel (US$ 2,2 milyar), Electrical Machinery (US$ 1,5 milyar), Alas kaki (US$ 1,1 milyar), Fish And Seafood (US$ 1,0 milyar), Mineral Fuel and Oil (US$ 886,6 juta), Furniture (US$ 712,6 juta), Machinery (US$ 536,2 juta), dan Spices,Coffee And Tea (US$ 516 juta).
6
1.2. Pemilihan Produk
Latar belakang pemilihan produk pakaian pria pada pembahasan Market Brief Edisi ke tujuh ini adalah produk pakaian pria yang semakin berkembang di pasar AS. Pada tahun 2013 Indonesia merupakan peringkat ketiga penyedia pakaian pria ke AS dengan mencatatkan nilai sebesar US$ 317 juta. Rata-rata share nilai ekspor produk pria dari Indonesia sepanjang tahun 2011 sampai 2013 adalah 8%. Pada tahun 2012 pertumbuhan ekspor produk pria Indonesia ke AS mencapai hampir sembilan persen. Posisi Indonesia dalam mengekspor produk pria ke AS masih di bawah Cina pada posisi pertama dan Bangladesh pada posisi kedua. Tabel 1.1 Ekspor Pakaian Pria ke Amerika Serikat Berdasarkan Negara Utama Tahun 2013
7
1.3. Profil Amerika Serikat
1.3.a. Geografi AS terletak di tengah-tengah benua Amerika Utara, dibatasi oleh Kanada di sebelah utara dan Meksiko di sebelah selatan. Negara AS terbentang dari Samudera Atlantik di pesisir timur hingga Samudera Pasifik di pesisir barat, termasuk kepulauan Hawaii di lautan Pasifik, negara bagian Alaska di ujung utara benua Amerika, dan beberapa teritori lainnya (Wikipedia).
1.3.b. Pemerintahan AS terbentuk pada tahun 1787 dan terdiri dari 50 negara bagian. AS merupakan
sebuah
negara
Republik
Federal
yang
menganut
sistem
pemerintahan Presidensil dimana Presiden berperan sebagai badan esksekutif dan Kongres berperan sebagai badan legislatif. Sedangkan Majelis Tinggi ada di tangan Senate dan Majelis Rendah berada di tangan House of representative (Dewan Perwakilan Rakyat). Di AS terdapat pemisahan kekuasaan yang tegas antara Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Pemisahaan ini terdiri dari pemisahan bagian pelaksana maupun fungsi serta kekuasaan dari badan-badan tersebut yang membatasai satu sama lain dengan menggunakan asas checks and balances yang berarti saling
mengawasi
untuk
menjaga
keseimbangan).
Sedangkan
keadilan
ditegakkan melalui Badan Yudikatif atau Mahkamah Agung (Supreme Court) yang bebas dari pengaruh badan Legislatif dan Eksekutif serta menjamin hak-
8
hak kebebasan dan kemerdekaan individu serta menjamin tegaknya hukum (Carapedia). 1.3.c. Demografi Jumlah penduduk AS per 1 Juli 2014 sebanyak lebih dari 318.8 juta jiwa atau mengalami pertambahan hampir 10 persen sejak satu dekade lampau. Jumlah itu menandakan pertambahan penduduk sebanyak 9,7 persen dari data sepuluh tahun lalu, yaitu sebanyak 281,4 juta jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk tiap sepuluh tahun ini merupakan yang terendah sejak Era Depresi Besar di akhir dekade 1920-an. Jumlah penduduk AS dari 1990 hingga 2000 meningkat 13,2 persen. Klasifikasi penduduk AS sebagai berikut: 0-14 tahun: 19.4% (Laki-Laki 31,580,349/permpuan 30,221,106) 15-24 tahun: 13.7% (Laki-Laki 22,436,057/ permpuan 21,321,861) 25-54 tahun: 39.9% (Laki-Laki 63,452,792/ permpuan 63,671,631) 55-64 tahun: 12.6% (Laki-Laki 19,309,019/ permpuan 20,720,284) Lebih dari 65 tahun: 13.9% (Laki-Laki 20,304,644/ permpuan 25,874,360)
1.3.d. Ekonomi AS merupakan ekonomi terbesar di dunia dengan GDP per kapita sebesar $49,800. Struktur perekonomian AS didominasi oleh pasar dimana pengambilan keputusan perusahaan hampir tanpa campur tangan pemerintah. Pengusaha dan bisnis di AS menikmati fleksibilitas yang lebih besar
dibandingkan Eropa
mengambil
keputusan
Barat untuk
dan
Jepang,
memperluas
khususnya
dalam
pabrik,
untuk
9
memberhentikan pekerja, dan untuk mengembangkan produk baru. Meski demikian, para pengusaha AS menghadapi hambatan-hambatan yang
lebih
berat
untuk
memasuki
pasar
pesaing
dibandingkan
perusahaan-perusahaan asing memasuki pasar AS. Perusahaan-perusahaan
AS berada garis
depan
dalam hal
kemajuan teknologi, terutama pada sektor komputer, teknologi medis, aerospace, dan peralatan militer. Namun demikian saat ini AS sangat tergantung dengan impor minyak yang mencapai 55% dari keseluruhan konsumsi. Harga minyak mentah bertambah dua kali lipat antara tahun 2001 dan 2006 dimana pada akhirnya berimbas pada penurunan daya beli masyarakat sehingga banyak orang tidak dapat membayar rumah karena semakin besar pengeluaran untuk bahan bakar minyak. Harga minyak kembali naik 50% di antara tahun 2006 dan 2008, yang juga mengakibatkan banyak terjadinya penyitaan bank yang lebih dari dua kali lipat pada periode yang sama. Selain melemahkan pasar perumahan, kenaikan harga bbm juga menyebabkan penurunan nilai dolar dan kemerosotan dalam defisit perdagangan AS, yang mencapai puncaknya pada $ 840 milyar di tahun 2008.
Krisis sub-prime mortgage, harga rumah yang semakin
jatuh, kegagalan investasi bank, kredit yang ketat, dan penurunan ekonomi global mendorong Amerika Serikat ke dalam resesi pada pertengahan 2008. GDP mengalami kontraksi sampai dengan triwulan
10
ketiga tahun 2009, yang membuat resesi ini terburuk sejak terjadinya the Great Depression. Pada bulan Januari 2009, Kongres AS dan Presiden Barack Obama menandatangani RUU yang memberikan tambahan $787 miliar stimulus fiskal yang akan digunakan lebih dari 10 tahun kedepan. Disepakati
bahwa
dua
pertiga
dari
jumlah
uang
tersebut
akan
diperuntukan sebagai pengeluaran tambahan dan sepertiga sisanya utnuk
pemotongan
menciptakan
pajak.
lapangan
Stimulus
kerja
baru
tersebut dan
diharapkan
membantu
akan
pemulihan
perekonomian. Defisit anggaran federal di tahun 2010 dan 2011 mencapai hampir 9% dari GDP. Pada bulan Juli 2010, Presiden Obama juga menandatangani Dodd-Frank Wall Street Rofrm and Consumer Protection Act, undangundang yang dirancang untuk mempromosikan stabilitas keuangan dengan
melindungi
konsumen
dari
pelanggaran
keuangan
dan
meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam sistem keuangan.
11
Bab II. Potensi Pasar Amerika Serikat
Resesi di AS memiliki efek yang negatif pada perkonomian AS, termasuk industri pakaian pria. Dengan penurunan pengeluaran diskresioner pada tahun 2008 dan 2009,
retailers
menawarkan
diskon
besar
kepada
konsumen
untuk
mempertahankan penjualan mereka. Karena permintaan hilir yang lemah, perusahaan grosir mempunyai banyak kelebihan persediaan dan memangkas harga untuk dapat menghabiskan stock. Dalam upaya memotong pengeluaran dan mempertahankan margin keuntungan, para retailer menetapkan harga yang rendah sehingga menyebabkan perusahaan grosir bersaing ketat.
Sementara pendapatan industri jatuh selama resesi, pemulihan telah terjadi sejak tahun 2010. Permintaan hilir yang terus meningkat di toko-toko pakaian pria
dan
department
store
memberikan
kontribusi
terbatas
terhadap
pertumbuhan industri. Pendapatan per kapita dan sentimen konsumen telah tumbuh sejak tahun 2010 sehingga mendukung arus permintaan. Pengamat perekonomian AS mengharapkan pendapatan akan meningkat pada tingkat tahunan rata-rata 3,4% selama lima tahun sampai 2014. Impor akan mengakuntansi peningkatan permintaan domestik para produsen yang didorong pertumbuhan industri. Hal ini akan terjadi karena banyaknya perusahaan grosir yang mengimpor pakaian langsung dari luar negeri dengan biaya yang rendah dan dijual ke pengecer dengan harga yang lebih tinggi.
12
Karena pertumbuhan yang terbatas, beberapa perusahaan telah keluar dari industri ini karena tidak dapat mempertahankan operasi dalam keadaan pasar yang menurun. Jumlah perusahaan jatuh pada tingkat tahunan 0,2% menjadi 9.090 grosir selama lima tahun sampai dengan tahun 2014. Dalam kondisi seperti ini merger dan akuisisi telah menjadi suatu hal yang lumrah. Pemain utama seperti VF Corporation membeli brand Rock and Republic dan Timberland, sementara Phillips-Van Heusen membeli Tommy Hilfiger pada awal tahun 2010. Perusahaan lain telah meninggalkan industri karena pengembalian investasi yang sangat kecil. Selagi konsumen mendapatkan kembali kepercayaan diri dan daya beli, permintaan untuk pakaian pria diprediksi akan naik dan meningkatkan pendapatan sebesar 1,0% menjadi US $ 52,2 milyar pada tahun 2014. Tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata diperkirakan menjadi 1,7% selama lima tahun ke depan hingga tahun 2019 atau sekitar US $56,8 milyar. Kompetisi internal akan terus terjadi dan impor dalam industri juga diproyeksikan akan meningkat, membatasi pertumbuhan pendapatan industri untuk grosir yang seluruhnya beroperasi di pasar domestik. Pengamat ekonomi AS memprediksi bahwa jumlah perusahaan akan menjadi lebih stabil, dengan pertumbuhan diharapkan sebesar 0,1% atau menjadi 9.125 grosir pada akhir tahun 2019.
13
Gambar 2.1 Perkembangan Industri Grosir Produk Pakaian Pria di AS
14
2.1. Impor Pakaian Pria Amerika Serikat Pada tahun 2014 Impor pakaian pria diperkirakan mencapai 98,7%. Rata-rata operator industri telah menggeser kegiatan produksi mereka ke negara-negara berbiaya rendah di Asia, sementara aktivitas domestik fokus pada produksi nilai tambah, termasuk desain, pemasaran dan distribusi.
Selama lima tahun sampai dengan tahun 2014, pengamat ekonomi AS memprediksi nilai impor tumbuh rata-rata 4,7% per tahun menjadi $ 30,4 milyar. Pada tahun 2009, nilai impor menurun karena Dolar AS kehilangan daya belinya dan barang buatan luar negeri menjadi lebih mahal untuk pembeli domestik. Impor tumbuh selama tahun 2010 dan 2011 karena nilai Dolar AS yang mengingkat, namun kembali jatuh pada tahun 2012 karena kondisi ekonomi global. Dengan apresiasi US dollar di berbagai negara produsen pakaian pria, impor diperkirakan akan meningkat sebesar 1,2% pada tahun 2014.
secara umum peningkatan nilai impor dapat menjelaskan sebagian besar industri dalam negeri. Operator mengirim proses produksi padat karya mereka ke negara-negara tenaga kerja murah seperti China dan Vietnam, dengan menyerahkan pekerjaan kepada pihak ketiga atau pada fasilitas yang dimiliki perusahaan di luar negeri. Saat ini China merupakan sumber impor pakaian pria Amerika Serikat dengan pangsa pasar 19,7% dari total nilai impor. Sementara Bangladesh (11,3%), Vietnam (10,2%) dan Meksiko (8,9%) juga merupakan
15
sumber penting bagi industri dalam negeri. Import dari empat negara ini telah tumbuh dari 49,4% di tahun 2009 menjadi 50,1% di tahun 2014. Tabel 2.1 Perkembangan Impor Pakaian Pria Amerika Serikat untuk Indonesia dan Negara Pesaing Periode: 2012 – 2014 (Dalam juta US$)
Tabel 2.1 menampilkan impor AS dari dunia selama tiga tahun terakhir (2012-2014). Pada periode tersebut terlihat pertumbuhan impor AS dari dunia dengan nilai di tahun 2012 sebesar US$ 260 juta hingga tahun 2014 mencapai US$ 285 juta. Pasar pakaian pria di AS terus mengalami pertumbuhan yang
16
baik. Terlihat bahwa terjadi peningkatan sebesar 4.97% pada periode 2013-2014 yang disebabkan pulihnya perekonomian AS. Gambar 2.2. Pangsa Pasar Negara Importir & Eksportir Pakaian Pria AS Tahun 2013
Gambar 2.2 memberikan visualisasi mengenai pangsa pasar negara importir & eksportir pakaian pria di AS pada tahun 2013. Terlihat bahwa Cina mendominasi pasar pakaian pria di AS sebesar 23%. 2.2 Potensi Pasar Pakaian Pria di Amerika Serikat Grosir dan Toko yang Dimiliki Perusahaan Grosir dan toko yang dimiliki perusahaan merupakan pasar langsung untuk produk pakaian laki-laki dan produsen pakaian anak laki-laki. Pengamat ekonomi AS memperkirakan bahwa pasar ini memberikan 11,5% dari pendapatan industri. Namun, sejumlah operator industri yang lebih besar terintegrasi secara vertikal,
17
mengelola desain, manufaktur, distribusi dan operasi ritel. Sebagai contoh, pemain utama Hanesbrands mendesain, memproduksi dan menjual produknya dibawah satu perusahaan. Dalam laporan tahunan perusahaan terbaru, Hanesbrands menyatakan bahwa hanya 11,0% dari penjualan penjualan grosir untuk embellishers pihak ketiga. Struktur seperti Hanesbrands menyebabkan terpotongnya grosir independen, sejumlah desainer dan produsen besar menjual produk mereka langsung kepada pelanggan melalui toko ritel milik perusahaan. Sebagai contoh Phillips van Heusen membuka toko ritel Calvin Klein.
Departemenstore dan Superstore Department store, gudang dan superstore termasuk diskon department store, memberikan 17,0% dari pendapatan. Pasar ini termasuk pengecer seperti Macy, Bloomingdales dan Target. Toko diskon, department store dan supercenter telah meningkatkan pangsa pasar mereka karena pendapatan yang melemah selama resesi dan konsumen beralih ke toko diskon. Pengamat ekonomi AS memperkirakan bahwa klub gudang dan supercenter seperti Costco juga akan tumbuh pada tingkat yang kuat hingga tahun 2014 setelah memperoleh pangsa pasar selama resesi.
Toko-toko Khusus dan Pasar Lainnya Toko-toko khusus pria, seperti Men’s warehouse, mewakili pasar kecil untuk industri ini, dengan pangsa sebanyak 4,3% dari pendapatan. Beberapa pengecer
18
besar memilih untuk membeli produk langsung dari produsen luar negeri, Men’s Wearhouse menyatakan bahwa 31.0% dari produk yang diperoleh melalui program langsung sourcing sebagian besar diperoleh dari Asia, Kanada, Meksiko dan Chile. Penjualan online dan metode penjualan lain masih relatif kecil, namun diperkirakan akan meningkat sangat cepat selama lima tahun ke depan. Konsumen beralih ke pembelian internet pada tahun 2008 dan 2009 untuk mencari penawaran dan harga terbaik. Antara tahun 2009 dan 2014, pengamat ekonomi AS mengharapkan permintaan dari e-commerce dan secara online tumbuh pada tingkat tahunan rata-rata 10,3%. Akibatnya, segmen ini telah berkembang sebagai bagian dari pendapatan dan akan terus berkembang selama bertahun-tahun mendatang. Gambar 2.3. Segmentasi Pasar Pakaian Pria AS
2.3. Kebijakan Perdagangan Pakaian Pria di Amerika Serikat Produsen harus memperhitungkan hukum paten dan merek dagang AS yang berhubungan dengan perlindungan hak kekayaan intelektual. Produsen dalam 19
industri juga harus tunduk pada pajak bea masuk AS untuk kain dan bahan impor. Selain itu, perusahaan dalam industri ini tunduk pada undang-undang lingkungan dan peraturan tentang pembuangan limbah dan bahan kimia ke lingkungan. Hukuman juga dikenakan pada perusahaan manufaktur pakaian yang melanggar hukum tenaga kerja dan upah hukum AS. Perusahaan juga harus mematuhi berbagai kesehatan dan undang-undang keselamatan, hukum lembur dan kondisi karyawan tertentu. Perusahaan manufaktur AS di industri pakaian telah mengatakan bahwa peraturan-peraturan ini sebagai biaya tambahan dan menjadi dasar menggeser produksi ke negara-negara tenaga kerja murah. Perusahaan besar tunduk kepada peraturan mengenai persaingan tidak sehat dalam kaitannya dengan merger dan akuisisi.
2.4. Pemasaran Produksi Shirts Shirts, termasuk kemeja dan T-shirt, adalah segmen produk terbesar dalam industri ini. Pendapatan dari sektor ini telah tumbuh dari sekitar 12,8% pada tahun 2009 menjadi 26,7% pada tahun 2014. Sementara permintaan untuk kemeja
mengalami
penurunan
sebagai
akibat
dari
pengangguran
dan
permintaan untuk T-shirt (dan pakaian santai pada umumnya) telah tumbuh. Segmen
ini
juga
telah
mendapatkan
manfaat
dari
perbaikan
kondisi
perekonomian, dengan lebih banyak konsumen memilih kemeja dengan harga mahal yang diproduksi di Amerika Serikat. Hal ini telah membantu kategori
20
industri kemeja tumbuh sebagai bagian dari pendapatan; namun, pendapatan industri telah menurun selama lima tahun terakhir.
Pakaian Kerja Produksi pakaian kerja akan mencapai sekitar 21,6% dari pendapatan industri pada tahun 2014. Produk dalam kategori ini meliputi kemeja seragam dan celana, baju, baju tahan api dan tahan api, dokter dan perawat scrub dan lainnya pakaian-karir tertentu. Selama lima tahun hingga 2014, segmen ini telah berkembang dari sekitar 17,6% dari pendapatan. Dengan penurunan ekonomi di tahun 2008, banyak pekerjaan spesialis dipotong, menyebabkan produksi pakaian kerja pada titik rendah. Kebanyakan produsen pakaian AS tidak outsourcing item ini karena dibutuhkan bahan khusus dan isolasi, yang tidak murah untuk transportasi atau membeli di luar AS.
Setelan Jas dan Mantel Produksi setelan jas dan mantel akan mencapai 12,4% dari pendapatan industri pada tahun 2014, turun dari sekitar 15,8% pada tahun 2009. Bahkan sebelum resesi, baju kerja kasual telah menjadi suatu hal yang normal di Amerika Serikat. Dengan tingkat pengangguran yang naik di AS, permintaan untuk baju kerja pria akan menurun.
Celana
21
Segmen celana jins menyumbang sekitar 13,4% dari pendapatan industri, lonjakan tajam dari 8,3% pada tahun 2009. Segmen ini telah menunjukkan potensi kuat untuk pertumbuhan di masa depan. Permintaan domestik dan produksi denim untuk pria, denim terutama premium, telah meningkat selama lima tahun terakhir. Denim premium, yang dianggap berkualitas lebih tinggi daripada gaya tradisional, sebagian besar dibuat di Amerika Serikat. Sebagai popularitas untuk segmen ini telah berkembang, terutama di kalangan laki-laki, berbagi jins 'pendapatan telah meningkat selama lima tahun sampai 2014. IBISWorld mengharapkan produk ini untuk tetap segmen yang tumbuh paling cepat selama lima tahun hingga 2019.
Gambar 2.4. Segmentasi Produk Pakaian Pria AS
22
Bab III. Peluang dan Strategi
3.1 Peluang Arus permintaan dari department store, yang mewakili sekitar 9,3% dari pasar industri, diperkirakan akan tumbuh selama lima tahun ke depan. Akibatnya, operator domestik akan mendapatkan keuntungan dari permintaan retailer untuk produk high-end seperti denim dan pakaian. Misalnya merk denim 7 For All Mankind, dijual di department store seperti Nordstrom dan Bloomingdales, diperkirakan akan mengalami permintaan yang lebih besar dalam pasar department store.
Sementara persaingan dari produk impor terus menempatkan tekanan harga pada banyak produk. Produksi domestik high-end dan pakaian bernilai tinggi akan membantu mendongkrak harga untuk beberapa produsen. Tren ini akhirnya akan menyebabkan keuntungan rata-rata industri untuk tetap relatif stabil, diperkirakan mencapai 4,4% pada 2019. Margin keuntungan akan terus didukung oleh langkah-langkah pemotongan biaya yang agresif. Selama lima tahun hingga 2019, upah diperkirakan menurun pada tingkat tahunan rata-rata 5,8% menjadi US $ 207.1 million Beban upah akan menyusut dari 24,4% dari pendapatan pada 2014 21,5% di tahun 2019, menempatkan sedikit tekanan pada keuntungan.
23
Meningkatnya Biaya Tenaga Kerja di Cina Beberapa operator industri telah membawa produksi pakaiannya kembali ke Amerika Serikat atau negara lain di Asia. Hal ini dikarenakan Cina, yang pada saat ini adalah pusat manufaktur pakaian dunia, telah mengalami peningkatan biaya tenaga kerja, biaya produksi dan biaya pengiriman. Jalur utama produksi pakaian jadi lainnya seperti Bangladesh dan Pakistan juga telah menurun akibat kontroversi besar dalam beberapa tahun terakhir yang telah mengakibatkan pemasok mencari sumber bahan mereka dari lokasi lain. Misalnya, selama lima tahun terakhir, telah terjadi banyak pemogokan di pabrik-pabrik di seluruh Bangladesh terkait dengan kondisi dan jam kerja yang tidak adil, yang telah memaksa mitra dagang luar negeri negara Asia Selatan untuk menanggapi keprihatinan hak asasi manusia. Selain itu Pakistan sedang menghadapi krisis energi yang signifikan, sehingga mengakibatkan kemampuan terbatas untuk melakukan produksi pada kapasitas penuh. Faktor-faktor ini telah memuncak dalam reshoring terus menerus, Namun masih harus dilihat apakah keadaan ini akan menyebabkan perubahan signifikan dalam pendapatan industri dan struktur.
3.2 Strategi Untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar pakaian pria Indonesia dengan negara pesaing lainnya, maka pemerintah dan pengusaha pakaian pria hendaknya dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: •
Akses ke Pasar Niche
24
Kemampuan untuk menawarkan produk niche, seperti pakaian bermerk, memungkinkan pelaku industri untuk bersaing dengan lain merk lain secara lebih efektif. •
Pembentukan Nama Merk
Loyalitas konsumen untuk merek-merek mapan dapat membantu perusahaan berkembang dalam industri yang kompetitif.
•
Akses ke Tenaga Kerja yang Multiskilled dan Fleksibel
Perubahan dalam arus permintaan dapat mengubah alur kerja dan persyaratan produksi karyawan.
•
Pembentukan Pasar Ekspor
Produsen yang dapat membangun pasar ekspor melindungi diri dari perubahan dalam negeri.
•
Kemampuan untuk mengubah barang dan jasa yang diproduksi dalam
mendukung kondisi pasar Perusahaan yang memproduksi pakaian trend dan berkualitas tinggi lebih mampu untuk memenuhi pasar konsumen domestik.
•
Skala Ekonomi
25
Operator yang dapat menyebar biaya total lebih dari sejumlah besar unit dapat memperoleh skala ekonomi, menghasilkan produk dengan biaya serendah marjinal dan mempertahankan margin.
26
Bab IV. Informasi Penting
4.1. Kedutaan Negara Amerika Serikat di Indonesia
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta Duta Besar : Scot Marciel Jl. Medan Merdeka Selatan No. 3 - 5 Jakarta 10110, Indonesia Phone: (+62)(21) 3435-9000 Fax: (+62)(21) 386-2259 Website: http://jakarta.usembassy.gov/
4.2. Kamar Dagang Amerika Serikat
Kamar dagang AS bertujuan untuk membangun sebuah komunitas bagi pebisnis sehingga suara dan kebutuhan mereka dapat didengar oleh pemerintah pusat yang berada di Washington, D.C. Kamar dagang AS pada dasarnya dibagi ke dalam 3 kategori: kantor pusat (Washington, D.C.), kantor regional, dan kantor negara bagian serta lokal. Berikut merupakan kamar dagang AS berdasarkan kantor regional: 1. Great Lakes Region • Ben Taylor, Director • 300 South Wacker Dr. STE 1600, Chicago, IL 60606 • P: (312) 983-7113 F: (312) 386-7822 • Illinois, Indiana, Kentucky, Michigan, Ohio, Pennsylvania
27
2. Northwest Region • Christopher Strow, Executive Director • 3400 188th Street SW, Suite 403, Lynnwood, WA 98037 • P: (425) 774-8094 F: (425) 778-8341 • Alaska, Idaho, Montana, Oregon, Washington, Wyoming 3. Western Region • Dick Castner, Executive Director • 21243 Ventura Blvd. Suite 135, Woodland Hills, CA 91364 • P: (818) 884-0702 F: (818) 884-2511 • Arizona, California, Hawaii, Nevada, Utah 4. Southwest & South Central • John Gonzales, Senior Manager • 222 W Las Colinas Blvd, Suite 1560, Irving, TX 75039 • P: (972) 387-1099 ex 4252 F: (972) 409-0453 • Arkansas, Colorado, Kansas, Louisiana, Missouri, New Mexico, Oklahoma, Texas 5. Southeastern Region • Moore Hallmark, Executive Director • 501 Village Trance, NE, Building 9A – STE 201, Marietta, GA 30067 • P: (770) 951-8864 F: (770) 956-1216 • Alabama, Florida, Georgia, N Carolina, S Carolina, Tennessee, Virginia, Mississippi 6. Eastern Region • Geoffrey O’Hara , Executive Director • One Davol Square, Suite 310, Providence, RI 02903 • P: (401) 831-8885 F: (401) 831-1711 • Connecticut, Delaware, Maine, Maryland, Massachusetts, New Hampshire, New Jersey, New York, Rhode Island, Vermont, West Virginia 7. Midwest Region • Doug Loon, Vice President • 11010 Prairie Lakes Drive, Suite 125, Eden Prairie, MN 55344 • Cell: (612) 840-6953 • Iowa, Minnesota, Nebraska, North Dakota, South Dakota, Wisconsin
28
4.3. Daftar Pameran Pakaian Pria di Amerika Serikat 1. California Gifts Show CA Gift Show menghadirkan 1.100 + peserta pameran dengan estimasi peserta 1.200 dengan estimasi attendee sebanya 22.000 orang. Pameran ini menggambungkan produk pakaian wanita, anak-anak, sepatu, aksesoris rumah, hadicraft, furniture, jewelry dan lain-lain. Pameran ini diadakan 2 kali setiap tahunnya pada bulan Januari dan Juli. http://www.californiagiftshow.com
2. Sourcing at Magic Show MAGIC Marketplace merupakan pameran fashion terbesar di Amerika Utara yang menampilkan berbagai macam produk dari garment, tekstil, sepatu dan aksesoris. Pada tahun 2013 MAGIC Marketplace mendapatkan 4000 peserta dari 40 negara yang mewakili 5000 merek serta mencapai 65,000 pengunjung. Sourcing at MAGIC, anak pameran dari MAGIC Market Place, merupakan pameran khusus untuk supplier atau eksportir dari negara di luar AS atau negara sourcing untuk produk garment. Pada tahun 2013, Sourcing at Magic mendapatkan: 800 peserta dari 30 negara yaitu Cina: 450, India: 85, Bangladesh: 27, Hong Kong: 35, Taiwan:26, Amerika: 80, Indonesia: 20, Vietnam: 11, Korea: 10, Pakistan: 10, Afrika: 15 dan Individual: 60 perusahan. www.magiconline.com/sourcing-at-magic
29
3. Dallas Market Center Dallas Market Center adalah pameran yang menampilkan berbagai macam produk retail garment, fashion dan aksesoris dan telah berlangsung sama selama lebih dari 50 tahun. Beberapa kategori lainnya dalam pameran ini adalah perabot rumah tangga, hadiah, aksen dekoratif, pencahayaan, aksesoris taman, gourmet item, dekorasi liburan, tekstil, aksesoris fashion dan pakaian. Jumlah pengunjung setiap tahunnya mencapai 200,000 orang dengan jumlah peserta sebanyak lebih dari 2,000 perusahaan. www.dallasmarketcenter.com
4. Source Direct at ASD
SOURCE DIRECT di ASD merupakan pameran yang menampilkan Importir, Distributor, grosir, desainer, Sourcing Direktur / Manajer, dan Profesional Produksi sourcing, didedikasikan agar perusahaan AS dapat bertemu secara langsung dengan produsen kontrak & pabrik dari seluruh dunia. SOURCEDIRECT menampilak lebih dari 300 pabrik di kategori populer berikut:
STYLE Sepatu Pakaian & Alas Kaki-Terjangkau, Fashion Pakaian, Lingerie, Fashion kaus kaki, Resort, Kosong, T-Shirts, Berenang / Penutup Ups, Seragam
30
Aksesoris-Bangles busana, ikat pinggang, gelang, topi, anting, Eyewear, Aksesori, Sarung tangan, Tas, Topi, Headwear, Perhiasan, Aksesoris Kulit, bagasi, kalung, syal, Dasi, Tote Bags, Payung Gaya & Kecantikan-Color Care, Kosmetik, General Beauty Enhancement, Rambut, Bibir, Lotion, Kuku, Parfum, Perawatan Kulit
Gifts/Handicraft Hadiah & Kerajinan-Art, Lilin, Jam, Crystal, Dekorasi, patung-patung, hadiah, hadiah tas, Gift Wrap, Holidays, Lighting, Kantor Aksesoris, Party Supplies, Bingkai Gambar, Acara khusus, Stationary
AKSESORIS RUMAH Rumah & Rumah Aksen-Bath, Kamar Tidur, Keramik, Glassware, Home Décor, Hard Barang (Pot / Pans / Peralatan), Home Tekstil, Perhotelan, Linens, Barang Plastik, Table Top, melempar
Pameran ini diadakan sebanyak dua kali setiap tahunnya, yaitu bulan Maret dan Agustus. http://www.asdonline.com/lv/about/sourcedirect.shtml
31
4.4. Perwakilan Indonesia di Amerika Serikat Kedutaan / Konsulat di Amerika Serikat Permanent Mission of the Republic of Indonesia to the United Nations Ambassador : H.E. Mr. Dr. Desra Percaya. Address : 325 East 38th Street, New York, NY 10016, United States of America Phone : (1- 212) 972-8333 Fax : (1-212) 972-9780 Email :
[email protected] Website : http://newyork-un.kemlu.go.id Embassy of the Republic of Indonesia in Washington D.C. Ambassador : H. E. Mr. Budi Bowo Leksono Address : 2020 Massachusetts Avenue, N.W. Washington D.C. 20036, United States of America Phone : (1-202) 775-5200 Fax : (1-202) 775-5365 Email :
[email protected] Website : http://www.embassyofindonesia.org / washington.kemlu.go.id (new) Consulate General of the Republic of Indonesia in Houston Consul General : Vacant Address : 10900 Richmond Avenue, Houston, Texas 77042, United States of America Phone : (1-713) 785-1691 Fax : (1-713) 780-9644 Email :
[email protected] Website : http://houston.kemlu.go.id/ www.indonesiahouston.net. Consulate General of the Republic of Indonesia in Los Angeles Consul General : H.E. Mr. Umar Hadi Address : 3457 Wilshire Boulevard, Los Angeles, C.A. 90010, United States of America Phone : (1-213) 383-5126 Fax : (1-213) 487-3971 Email :
[email protected] Website : http://losangeles.kemlu.go.id (new) Consulate General of the Republic of Indonesia in New York
32
Consul General : H.E. Mr. Ghafur Akbar Darma Putra Address : 5, East 68th Street, New York, NY 10065 USA, United States of America Phone : (1-212) 879-0600 to 15 Fax : (1-212) 570-6206 Email :
[email protected] Website : http://newyork.kemlu.go.id Consulate General of the Republic of Indonesia in San Fransisco Consul General : Vacant Address : 1111 Columbus Avenue, San Francisco, CA 94133-1707, United States of America Phone : (1-415) 474-9571 Fax : (1-415) 441-4320 Email :
[email protected] Website : www.indonesia-sanfrancisco.net / sanfrancisco.kemlu.go.id(new) Honorary Consulate of the Republic of Indonesia in Hawaii Honorary Consul : H.E. Mr. Patrick K. Sullivan Address : 1001 Bishop Street, ASB Tower, Suite 2970, Honolulu, HI 96813, United States of America Phone : (1-808) 531-3017 Fax : (1-808) 531-3177 Email : --Website : --Consulate General of the Republic of Indonesia in Chicago Consul General : H.E. Mr. Andriana Supandy Address : 211 West Wacker Drive, 8th Floor, Chicago, Illinois 60606, United States of America Phone : (1-312) 920-1880 Fax : (1-312) 920-1881 Email :
[email protected] Website : www.indonesiachicago.org / chicago.kemlu.go.id (new)
33
4.5. Daftar Importir Pakaian Pria di Amerika Serikat.
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Daftar Pustaka
http://www.ers.usda.gov/data-products/us-furniture-imports.aspx http://www.usimportsdata.com/usa_tea_import.html http://www.bps.go.id/aboutus.php?news=1&nl=1 http://www.census.gov/foreign-trade/statistics/product/enduse/imports/c5600.html http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/JAE%2023-1a.pdf http://www.intracen.org/trade-support/trade-statistics/ http://jakarta.usembassy.gov http://www.embassyofindonesia.org http://www.kemlu.go.id/losangeles/Pages/default.aspx http://www.californiagiftshow.com http://www.magiconline.com/sourcing-at-magic http://www.dallasmarketcenter.com http://www.asdonline.com/lv/about/sourcedirect.shtml
44