HU UKUM M BI ISNI IS
Dose en : Rony Su salit, S.H., M M.H. Assdos : Zazuli M. Haanief, S.H., M M.Hum.
Pertemuann IV, 16 Juni 2017
DASA AR-DASA AR HUKUM M PERJAN NJIAN A. PE ERJANJIAN N PADA UMUMNYA U A K Perda ata Pasal 1313 KUH “Perjanjia an adalah h Perbua tan deng gan mana a satu orrang atau u lebih mengikattkan diriny ya terhadap p satu oran ng lain atau u lebih” B. AS SAS-ASAS S HUKUM PERJANJ JIAN Adalah suattu nilai yang y men njadi dasa ar dalam penerapaan hukum m atau pem mbentukan n suatu hukum. Asas yang menjadi m das sar dalam p perjanjian di antaranya : 1. Azas Ko onsensuallitas, yaittu suatu perjanjia an/perikataan timbul sejak tercapainyya kesepa akatan, sselama pa ara pihak k dalam perjanjian n tidak menentuka an lain. Azas A ini dia atur dalam m Pasal 13 320 angkaa 1 KUH Perdata P mengenai syarat sah hnya perja njian. 2. Azas Kebebasan Berkontrrak, yaitu bahwa para pihaak dalam suatu ntukan matteri/isi darii perjanjiann sepanjan ng tidak perjanjian bebas unttuk menen gan denga an UU, kete ertiban um mum, kesus silaan, dann kepatutan n. Asas bertentang ini diatur dalam d Pasa al 1320 an ngka 4 jo. Pasal P 1339 9 KUH Perddata.
3. Azas Pac cta Sun Se ervanda, ttermuat da alam Pasa al 1338 KU UH Perdatta yang menyataka an bahwa semua p erjanjian yang y sah mengikat sebagai undangu undang ba agi mereka a yang mem mbuatnya. C. UN NSUR-UNS SUR PERJ JANJIAN Un nsr-unsur perjanjian p dapat d diura aikan sebagai berikutt : 1. Essensiallia Hal pokokk yang harus ada dallam perjan njian yang mencerminnkan maks sud dari perjanjian n yang diiinginkan sehingga jelas pre estasi-presstasi yang harus dilakukan. Contohnya : Perja anjian jual beli harus s mengan dung peng gaturan k ju ual beli se eperti harga barangg dan kew wajiban tentang inti dari kegiatan pembayarran. 2. Naturalia
HU UKUM M BI ISNI IS
Dose en : Rony Su salit, S.H., M M.H. Assdos : Zazuli M. Haanief, S.H., M M.Hum.
Pertemuann IV, 16 Juni 2017
Ketentuan n-ketentuan yang lazzimnya diberlakukan dalam perrjanjian. Sy yarat ini bisa tertu ulis maupun tidak. A Apabila sya arat ini tidak dicantuumkan, pe erjanjian tapi tetap p sah. Jik ka para p pihak tidak mengatur syarat naturalia dalam perjanjian n, maka yang y berllaku adala ah yang diatur daalam peru undangundangan n atau kebiiasaan. Contoh : al beli memiliki unsu ur naturaliia sebagai berikut bbahwa si penjual - Jua harrus bertang ggung jaw wab terhadap kerusa akan-kerussakan atau u cacatcaccat yang dimiliki oleh barang ya ang dijualny ya. - Dalam perja anjian sew wa-menyew wa, bila tid dak diaturr syarat la arangan memasang pompa p air listrik, pe enyewa bo oleh memaasang pom mpa air listrrik sendiri hingga h ma asa sewa berakhir. b 3. Aksindenttalia Ketentuan n-ketentuan yang seccara khusu us diatur dalam pernnjanjian. Jik ka tidak diatur maka tidak bisa dilaksa nakan. Contoh mengenai m ja angka wakktu pembay yaran, pilih han domossili, pilihan hukum dan cara penyeraha an barang. D. SY YARAT SA AHNYA PERJANJIAN N Pasal 132 20 KUH Pe erdata men ngatur bah hwa syaratt perjanjiann adalah sebagai s berrikut : 1. Sepakat hak berse edia men ngikatkan dirinya dalam ssuatu perrjanjian. Para pih Kesepakatan ini harrus lahir ta anpa adany ya paksaan, kekhilaffan dan pe enipuan (Pasal 132 21 KUH Pe erdata). 2. Kecakapa an Para pihak yang me engadakan n perjanjia an harus cakap c mennurut huku um dan g melakuk kan perjanj ian. berwenang Selanjutnyya Pasal 13 329 KUH P Perdata menyatakan n bahwa seetiap orang g cakap melakukan n perbuata an hukum kecuali ya ang oleh undang-unndang diny yatakan tidak cakap. Pasal 133 30 KUH Perdata P me engatur ba ahwa oran ng yang ti dak cakap p untuk membuat suatu perja anjian ada lah : - Ora ang yang belum b dewa asa. Me engenai kedewasa aan, Und dang-undan ng menggaturnya secara be erbeda. Di bawah in ni adalah contoh pengaturann dalam UndangU un ndang men nentukan s ebagai berrikut:
HU UKUM M BI ISNI IS
Dose en : Rony Su salit, S.H., M M.H. Assdos : Zazuli M. Haanief, S.H., M M.Hum.
Pertemuann IV, 16 Juni 2017
-
a.. Menurut Pasal 330 0 KUH Perrdata Kecakap pan yang membuat perjanjian n adalh oorang yang telah berumurr 21 tahu un atau kurang k dari 21 tah un tetapi sudah menikah h dan seha at pikiranny ya. b.. Menurut Pasal 7 Undang--undang No.1 N tahuun 1974 tentang t Perkawin nan. Keca kapan bag gi pria ada alah apabilaa telah me encapai umur 19 9 tahun, se edangkan bagi wanita apabilaa telah me encapai umur 16 tahun. Mereka yang berada di bawah pengampuan n. Sem mua orang g yang diilarang ole eh Undang-Undang untuk membuat perj rjanjian-perrjanjian terrtentu.
3. Mengenai suatu hal tertentu Bahwa perjanjian ha arus menge enai objek yang jelas s dan bisa ditentukan n. 4. Suatu seb bab yang halal h Perjanjian harus berdasarka b an hal-hal yang tid dak berteentangan dengan undang-un ndang, kes susilaan, d an ketertib ban. ubyektif, karena Sya arat No.1 dan No.2 2 disebut dengan Syarat Su mengenai orang-orangnya, parra pihak, atau a subyeknya perjaanjian. Sya arat No.3 dan No.4 4 disebut Syarat Obyektif, O kkarena me engenai obyek perjjanjian. Apa abila syara at subyektiff tidak dap pat terpenu uhi, perjanjjian tetap berlaku kecuali salah satu pihak memin nta pemba atalan. dangkan apabila a ssyarat oby yektif yan ng tidak tterpenuhi, maka Sed perjanjian itu batal demi d hukum m. Artinya sejak sem mula tidak pernah dilahirkan suatu perja anjian dan tidak pern nah ada su uatu perikatan. E. WA ANPREST TASI Wanprrestasi ada alah muncu ulnya suatu keadaan n sebagai berikut : 1. Tida ak dilaksan nakannya isi perjanjia an. 2. Mellaksanakan n isi perjan njian, tetap pi tidak sesuai denga n yang dija anjikan. 3. Terlambat me elaksanaka an isi perjanjian. 4. Mellakukan se esuatu yan g menurutt perjanjian n tidak boleeh dilakuka an. F. HA APUSNYA PERJANJ JIAN Perjanjian da apat hapus s karena : 1. Ditentukan n dalam perjanjian oleh parra pihak. Misalnya, perjanjian n akan berlaku un ntuk waktu tertentu.
HU UKUM M BI ISNI IS
Dose en : Rony Su salit, S.H., M M.H. Assdos : Zazuli M. Haanief, S.H., M M.Hum.
Pertemuann IV, 16 Juni 2017
2. Undang-undang men nentukan b batas berla akunya sua atu perjanj ian Misal, men nurut pasa al 1066 KU UH Perdata a ayat 3, bahwa b paraa ahli waris dapat mengadakkan perjanjian untukk selama waktu w terte entu untuk tidak mellakukan pemecaha an harta wa arisan. Aka an tetapi waktu w perse etujuan terrsebut oleh h ayat 4 pasal 1066 6 KUH Perrdata dibattasi berlaku unya hany ya utuk limaa tahun. dang-undan ng dapat menentuka m an bahwa ddengan terrjadinya 3. Para pihakk atau und peristiwa tertentu, maka m perj anjian aka an hapus. Misalnyaa, jika sala ah satu pihak men ninggal dun nia, perjanjjian menjadi hapus. a. Dalam perjanjjian pembe erian kuasa, Pasal 1813 KUHP Perdata berbunyi: emberian kuasa berakkhir: “Pe kembali ku - dengan penarikan p uasa pene erima kuasaa; - dengan pemberita ahuan pen nghentian kuasanyaa oleh pe enerima kuasa; - dengan meninggallnya, peng gampuan atau a pailitnnya, baik pemberi p kuasa maupun m pe enerima kuasa k den ngan kawin innya pere empuan yang me emberikan atau mene erima kuas sa” b. Dalam perjanjjian perburruhan, Pas sal 1603 huruf j berbuunyi: “ “Hubungan n kerja bera akhir deng gan mening ggalnya buuruh.” P Pasal 61 ay yat 1 huruff a Undang g-Undang No N 13 tahuun 2003 te entang Ke etenagakerrjaan berbu unyi: “p “perjanjian kerja bera akhir apabilla: pekerja a meninggaal dunia.” c. Dalam perja anjian pe ersekutuan perdata, Pasal 1646 ay yat (4) KUHPerdata, berbunyi: “Perseroa an bubar: - karena waktu ya ang ditetap pkan dalam m perjanjiann telah hab bis; - karena musnah hnya baran ng yang dipergunak d kan untuk k tujuan perseroan atau karena terrcapainya tujuan t itu; - karena kehend dak beberrapa peserta atauu salah seorang s peserrta - karena salah se eorang darri peserta meninggall dunia, di tempat di baw wah penga ampuan attau bangkrrut atau dinnyatakan sebagai s orang g yang tidakk mampu” 4. Pernyataa an menghe entikan perj rjanjian.
HU UKUM M BI ISNI IS
Dose en : Rony Su salit, S.H., M M.H. Assdos : Zazuli M. Haanief, S.H., M M.Hum.
Pertemuann IV, 16 Juni 2017
Pernyataa an penghe entian perj anjian ini dinyatakan oleh keedua belah h pihak atau salah h satu pih hak denga an persetujjuan pihak k lain. Missalnya, pe erjanjian kerja, perja anjian sew wa menyew wa. 5. Karena pu utusan pengadilan Perjanjian bisa hap pus oleh putusan pengadilan n yang teelah berke ekuatan hukum teta ap. Contoh : - Berrdasarkan Pasal 126 7 KUH Perdata yang g berbunyi sebagai berikut : “Pih hak yang tidak t dipen nuhi perika atannya dapat d mem maksa piha ak yang lain untuk memenuhi m i isi perjjanjian ata au menunntut pem mbatalan perj rjanjian ters sebut ke p pengadilan n dengan membeban m nkan peng ggantian biayya, kerugia an dan bun nga.” -
Puttusan Pen ngadilan T Tinggi Jaw wa Barat no. n 149/Pddt/2014/PT T. BDG yan ng memutuskan b atalnya Akta A Perjanjian Peengikatan Untuk Melakukan Ju ual Beli No o.02 tangg gal 27 Marret 2009 anntara MUH HAMAD AKB BAR SIRE EGAR (Pen nggugat) melawan m LIZZA AULIA A (Terguga at).
6. Tercapainya tujuan perjanjian. p Dengan te ercapainya a tujuan pe erjanjian atau a terpen nuhinya haak dan kew wajiban semua pihak maka a tidak ad da lagi hal yang bis sa dijalan kan berda asarkan perjanjian tersebut. 7. Dengan pe ersetujuan n para piha ak Dalam kea adaan tertentu dan ssejumlah alasan, a pe erjanjian biisa hapus melalui kesepakattan para piihak. 8. Daluarsa Diatur pada pasal 1946 Kittab Undan ng-Undang g Hukum Perdata, bahwa daluarsa merupakan alat un ntuk dibebaskan darri suatu pperikatan dengan lewatnya suatu wa aktu dan atas syarrat-syarat yang diteentukan UndangU undang. ENTUK PE ERJANJIA AN G. BE P Perjanjian dapat d berbe entuk: • Lisan n • Tulisan (akta), memiliki d ua jenis ya aitu: Akta adalah tu ulisan yang g sengaja dibuat un ntuk dijadikkan bukti tentang t adan nya peristiw wa dan dita andatangani para pih hak yang m membuatny ya.
HU UKUM M BI ISNI IS
Dose en : Rony Su salit, S.H., M M.H. Assdos : Zazuli M. Haanief, S.H., M M.Hum.
Pertemuann IV, 16 Juni 2017
-
Di bawah tangan D t A Adalah aktta yang dib buat tidak dibuat ata au dihadappan pejaba at yang b berwenang g atau Nottaris. Akta a ini dibua at dan ditaandatanga ani oleh p para pihak yang mem mbuatnya. Apabila suatu s akta di bawah tangan tidak disangkal oleh Para Piha ak, maka mereka m meengakui ap pa yang te ertulis pad da akta di b bawah tan ngan terseb but sehing ga akta di bawah ta angan terrsebut me emperoleh kekuatan n pembukktian yang g sama d dengan sua atu Akta O Otentik. A Akta di baw wah tangan n ada dua macam : 9 Akta a Waarmerrken, adala ah suatu akta a di baw wah tanga an yang dibuat dan dittandatanga ani oleh para p pihakk untuk kemudian didaftarkan ke epada Nota aris. Karen na hanya ddidaftarkan n, maka Nota aris tidak bertanggungjawab terhadap m materi/isi maupun m tand da tangan para piha ak dalam dokumen d yyang dibu uat oleh para a pihak. 9 Akta a Legalisassi, adalah suatu ak kta di baw wah tangan yang dibuat oleh p para piha ak namu un penaandatanganannya disaksikan o oleh atau di hadapan Notariss, namun Notaris k bertang ggungjawa ab terhad dap matteri/isi do okumen tidak mela ainkan Nottaris hany ya bertanggungjawabb terhadap p tanda tangan para pihak yang bersangkutann dan tanggal ditan ndatangan inya dokum men terseb but. Menurut Irrma Devita M a ( irmad devita.com ) akta ddi bawah tangan m memiliki cirri dan kekh hasan terse endiri, yaitu u: 1. Bentuknya B a yang beb bas 2. Pembuata P nnya tidak k harus di d hadapann pejabat umum yang y berw wenang 3. Tetap T me empunyai kekuatan pembuktiaan selama a tidak disangkal d o oleh pemb buatnya 4. Dalam D hall harus dibuktikan, maka pem mbuktian tersebut harus h dilen ngkapi juga dengan saksi-sakssi & bukti lainnya. l Oleh O karen asanya dallam akta ddi bawah tangan, t na itu, bia sebaiknya s dimasukkan 2 orang g saksi yanng sudah dewasa d untuk u mem mperkuat pembuktian p n
-
O Otentik
HU UKUM M BI ISNI IS
Dose en : Rony Su salit, S.H., M M.H. Assdos : Zazuli M. Haanief, S.H., M M.Hum.
Pertemuann IV, 16 Juni 2017
Berdasarka B an Pasal 1 1868 KUH Perdata yang y dima ksud akta otentik a adalah : dalah akta “akta otentik ad a yang (d dibuat) dallam bentu uk yang undang, diibuat oleh atau di hadapan ditenttukan oleh undang-u pegaw wai2 umum m yang berkuasa b untuk u itu, ditempat dimana akta dibuatnya” d Pejabat um P mum yang dimaksud d bisa notaris, hakim m, juru sitta pada s suatu peng gadilan, peg gawai pencatatan sip pil, dan sebbagainya Suatu akta otentik me S empunyai kekuatan pembuktia p n yang sem mpurna b bagi para pihak p sehin ngga apabila ada pih hak yang m mengajukan suatu a akta otentik, hakim h harus men neriman da an mengannggap ben nar apa y yang ditulis skan di dala am akta te ersebut. Suatu aktta otentikk S s sebagai be erikut:
harus memenuh hi
persyarratan-persyaratan
a) Dibu uat oleh atau di hadapan n seorangg pejabatt yang berw wenang. b) Dibu uat dalam b bentuk yan ng ditentuk kan oleh unndang-undang. Daftar Pustaka R Prof, S.H. S dan T Tjitrosudibio, R, 200 01, Kitab Undang Undang U 1. Subekti, R, Hukum Pe erdata, Ce etakan ke-3 31, PT Pra adnya Para amita, Jakaarta. R Prof, S.H H., Hukum Perjanjian n, Cetakan ke-VIII, PT T Intermas sa. 2. Subekti, R,