CAHYA BUANA, ST. MT
MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR - PS 1380
EVALUASI KORIDOR JALAN SULAWESI – JALAN KERTAJAYA INDAH SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER
VITA NOER HAYATI NRP 3104 100 014 Dosen Pembimbing: Cahya Buana, ST. MT JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010
0
EVALUASI KORIDOR JALAN SULAWESI – JALAN KERTAJAYA INDAH SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER Nama Mahasiswa NRP Jurusan Dosen Pembimbing
: : : :
Vita Noer Hayati 3104 100 014 Teknik Sipil FTSP – ITS Cahya Buana, ST. MT
Abstrak
Jalan arteri sekunder merupakan jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu, atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua. Pada Jalan Sulawesi – Jalan kertajaya Indah yang merupakan jalan arteri sekunder memiliki karakteristik geometrik jalan yang berbeda, yaitu pada Jalan Kertajaya – Jalan Kertajaya Indah mempunyai jalan enam – lajur dua arah terbagi dan pada Jalan Sulawesi mempunyai jalan satu arah. Dalam hal ini jalan arteri sekunder yaitu Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah yang dievaluasi adalah kesesuaian jalan dengan klasifikasi jalan, berdasarkan UU No.38/2004 dan PP No.34/2006. Untuk mengetahui kesesuaian Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah berdasarkan UU No.38/2004 dan PP No.34/2006, maka dilakukan survei lalu lintas, seperti survei volume lalu lintas, survei kecepatan dan survei geometrik jalan. Analisa data dilakukan menggunakan KAJI, untuk mendapatkan volume lalu lintas, kapasitas jalan, dan derajat kejenuhan. Setelah dilakukan analisa kinerja jalan, didapatkan karakteristik dan kondisi jalan saat ini memenuhi persyaratan UU No.38/2004 dan PP No.34/2006 sebagai jalan arteri sekunder, tetapi masih ada beberapa segmen jalan yang tidak memenuhi persyaratan. Adapun segmen jalan yang tidak sesuai dengan persyaratan jalan sebagai jalan arteri sekunder yaitu pada segmen Jalan Kertajaya Indah dengan volume lalu lintas rata-rata pagi hari sebesar 5461 smp/jam yang lebih besar dari kapasitas yaitu 4712 smp/jam, pada segmen Jalan Manyar Kertoardjo dengan volume lalu lintas rata-rata sore hari sebesar 5117 smp/jam yang lebih besar dari kapasitas yaitu 4831 smp/jam dan pada segmen Jalan Kertajaya dengan volume lalu lintas rata-rata pagi sebesar 6577 smp/jam dan sore sebesar 7436 smp/jam yang lebih besar dari kapasitas yaitu 4831 smp/jam. Hal ini menunjukkan bahwa volume lalu lintas rata-rata pada segmen Jalan Kertajaya Indah, Jalan Manyar Kertoardjo dan Jalan Kertajaya lebih besar dari kapasitas jalan. Sehingga pada segmen jalan tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai jalan arteri sekunder. Kata kunci: Koridor Jalan, Arteri Sekunder.
cepat pada jalan arteri sekunder tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat. Persimpangan pada jalan arteri sekunder diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan volume lalu lintasnya. Jalan arteri sekunder mempunyai kapasitas sama atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata. Dari tahun ke tahun, dapat kita lihat peningkatan volume lalu lintas yang melintasi jalur ini, seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan di Surabaya. Sementara itu, dalam beberapa tahun terakhir belum pernah terlihat dilakukan pelebaran jalan. Oleh karena itu, jalur ini perlu ditinjau kembali kesesuaian antara kondisi jalan dan kondisi lalu lintasnya, apakah masih sesuai dengan klasifikasinya sebagai jalan arteri sekunder di Surabaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Surabaya merupakan ibukota sekaligus pusat pemerintahan Jawa Timur, di mana Surabaya juga kota terbesar kedua di Indonesia. Keberadaan fasilitas lalu lintas (transportasi) di wilayah kota Surabaya dipengaruhi oleh perkembangan lalu lintas. Pertumbuhan jumlah atau volume kendaraan adalah salah satu faktor yang menentukan apakah fasilitas transportasi yang ada sudah memadai. Data statistik memperlihatkan bahwa jumlah atau volume kendaraan yang terdaftar di kota Surabaya dari tahun ke tahun semakin meningkat. Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder. Jalan arteri sekunder adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri–ciri perjalanan jarak jauh kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi seefisien, dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota. Kriteria pada jalan arteri sekunder yaitu jalan tersebut dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 30 (tiga puluh) kilometer per jam. Lebar badan jalan minimal 11 meter. Lalu lintas
1.2.
Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi dan karakteristik lalu lintas pada Jl. Sulawesi – Jl. Kertajaya Indah saat ini? 2. Bagaimana kesesuaian pada Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah sebagai jalan arteri sekunder berdasarkan Undang-Undang no.38 Tahun 2004?
1
3.
Bagaimana kesesuaian pada Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah sebagai jalan arteri sekunder berdasarkan Peraturan Pemerintah no.34 Tahun 2006?
1.3.
Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui kondisi dan karakteristik lalu lintas pada Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah saat ini. 2. Mengetahui kesesuaian Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah sebagai jalan arteri sekunder berdasarkan Undang-Undang no.38 Tahun 2004. 3. Mengetahui kesesuaian Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah sebagai jalan arteri sekunder berdasarkan Peraturan Pemerintah no.34 Tahun 2006.
1.4. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Jalan yang menjadi studi kasus adalah Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah. 2. Tidak menghitung perkerasan jalan. 3. Tidak melakukan studi kelayakan pada Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah. 4. Volume puncak dibatasi pada jam sibuk (peak hour) pagi dan sore hari. 5. Dalam perhitungan kecepatan pada studi kasus ini hanya menghitung MC dan LV. 6. Dalam menganalisa kesesuaian kondisi Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah hanya dikaitkan klasifikasinya dengan peraturan pemerintah dan UU jalan. 1.5. Lokasi Studi Lokasi studi adalah sepanjang Jl. Sulawesi sampai dengan Jl. Kertajaya Indah.
Gambar 1.3. Denah Lokasi Studi jalan dibedakan atas arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan. Persyaratan teknis jalan meliputi kecepatan rencana, lebar badan jalan, kapasitas, jalan masuk, persimpangan sebidang, bangunan pelengkap, perlengkapan jalan, penggunaan jalan sesuai dengan fungsinya, dan tidak terputus.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Jalan, Menurut UU No. 38/2004 Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
2.1.3.
Status Jalan Menurut PP No. 34/2006 status jalan, dikelompokkan menjadi 5 (lima) golongan, yaitu : 1. Jalan Nasional 2. Jalan Propinsi 3. Jalan Kabupaten 4. Jalan Kota 5. Jalan Desa
2.1.1.
Jaringan Jalan Jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan hierarki.
2.1.4.
Kelas Jalan Menurut UU No. 38/2004 kelas jalan dikelompokkan berdasarkan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, serta spesifikasi penyediaan prasarana jalan. Pembagian kelas jalan berdasarkan penggunaan jalan dan
2.1.2.
Fungsi Jalan dan Persyaratan Teknis Jalan. Berdasarkan UU no 38/2004 sifat dan pergerakan pada lalu lintas dan angkutan jalan, fungsi
2
a. b. c.
kelancaran lalu lintas dan jalan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan. Bagian-Bagian Jalan Berdasarkan UU No. 38/2004 bagian-bagian jalan meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan. Penjelasan mengenai ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan yang diatur dalam peraturan pemerintah no 34/2006, adalah sebagai berikut : 1. Ruang manfaat jalan 2. Ruang milik jalan 3. Ruang pengawasan jalan
2.3.1.1.
2.2.1.
2.3.1.3.
rambu peringatan; rambu larangan dan rambu perintah; rambu petunjuk.
Rambu peringatan Rambu peringatan adalah rambu yang memberikan petunjuk kepada pemakai jalan mengenai bahaya yang akan dihadapi serta memberitahu sifat bahaya tersebut.
2.2.
2.3.1.2.
Rambu larangan dan rambu perintah Rambu larangan dan rambu perintah adalah rambu yang memberikan petunjuk yang harus dipatuhi oloeh pemakai jalan mengenai kewajiban, prioritas, batasan atau larangan. Rambu petunjuk Rambu petunjuk adalah rambu yang memberikan petunjuk kepada pemakai jalan mengenai arah, tempat dan informasi, yang meliputi rambu pendahuluan, rambu jurusan (arah), rambu penegasan, rambu petunjuk batas wilayah dan rambu lain yang memberikan keterangan serta fasilitas yang bermanfaat bagi pemakai jalan.
Ruang manfaat jalan Ruang manfaat jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri. 2.2.2.
Ruang milik jalan Ruang milik jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan. Ruang milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, kedalaman, dan tinggi tertentu. Ruang milik jalan paling sedikit memiliki lebar sebagai berikut: - Jalan bebas hambatan 30 (tiga puluh) meter; - Jalan raya 25 (dua puluh lima) meter; - Jalan sedang 15 (lima belas) meter; dan - Jalan kecil 11 (sebelas) meter.
2.3.2.
Marka Jalan Marka jalan memiliki fungsi utama sebagai kontrol lalu lintas untuk mengarahkan arus lalu lintas dan menunjang tanda lalu lintas yang lain, berupa marka pemisah lajur yang memberikan kemudahan bagi para pengemudi untuk menempatkan kendaraannya pada lajur yang benar. Marka jalan adalah tanda berupa garis pada permukaan jalan, dengan posisi membujur, melintang dan serong. 2.3.3.
Median Median adalah jalur pemisah arus yang dilengkapi dengan pembatas dan terletak di tengah jalan untuk membagi jalan dalam masing-masing arah.
2.2.3.
Ruang pengawasan jalan Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan. Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup luas, lebar ruang pengawasan jalan ditentukan dari tepi badan jalan paling sedikit dengan ukuran sebagai berikut: - Jalan arteri primer 15 (lima belas) meter; - Jalan kolektor primer 10 (sepuluh) meter; - Jalan lokal primer 7 (tujuh) meter; - Jalan lingkungan primer 5 (lima) meter; - Jalan arteri sekunder 15 (lima belas) meter; - Jalan kolektor sekunder 5 (lima) meter; - Jalan lokal sekunder 3 (tiga) meter; - Jalan lingkungan sekunder 2 (dua) meter; dan - Jembatan 100 (seratus) meter ke arah hilir dan hulu. 2.3.
2.3.4.
Trotoar Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas, khusus bagi pejalan kaki. Trotoar dibuat terpisah dari jalur lalu lintas dengan menggunakan kerb untuk keamanan bagi pejalan kaki. Lebar trotoar ditentukan oleh volume pejalan kaki, tingkat pelayanan pejalan kaki yang diinginkan dan fungsi jalan. Untuk itu lebar trotoar 1,5 – 3,0 m adalah nilai yang umum digunakan (Ditjen Bina Marga, 1990). 2.3.5.
Jalur Lalu Lintas Jalur lalu lintas adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang diperuntukkan untuk lalu lintas kendaraan.
Alat Pengendali Lalu Lintas dan Fasilitas Jalan
2.3.6.
Lajur Lalu Lintas Lajur kendaraan yaitu bagian dari jalur lalu lintas yang khusus diperuntukkan untuk dilewati oleh
2.3.1.
Rambu Lalu Lintas Rambu sesuai dengan fungsinya menurut KM No. 17/1991 dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis :
3
satu rangkaian kendaraan beroda empat atau lebih dalam satu arah. Bahu Jalan Bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas. Lebar bahu jalan dengan demikian dapat bervariasi antara 0,5 – 2,5 m.
samping yang terutama berpengaruh pada kapasitas dan kinerja jalan perkotaan adalah - Pejalan kaki; - Angkutan umum dan kendaraan lain berhenti; - Kendaraan lambat; - Kendaraan masuk dan keluar dari lahan di samping jalan.
2.4.
2.5.5
2.3.7.
Karakteristik Geometrik - Jalan enam-lajur dua-arah terbagi Tipe jalan ini meliputi semua jalan dua-arah dengan lebar jalur lalu-lintas lebih dari 18 meter dan kurang dari 24 meter. - Jalan satu-arah Tipe jalan ini meliputi semua jalan satu-arah dengan lebar jalur lalu-lintas dari 5,0 meter sampai dengan 10,5 meter.
Perilaku Pengemudi dan Populasi Kendaraan Sikap pengemudi dan populasi kendaraan (umur, tenaga dan kondisi kendaraan, komposisi kendaraan) adalah beraneka ragam. Karakteristik ini dimasukkan dalam prosedur perhitungan secara tidak langsung, melalui ukuran kota. Kota yang lebih kecil menunjukkan perilaku pengemudi yang kurang gesit dan kendaraan yang kurang modern, menyebabkan kapasitas dan kecepatan lebih rendah pada arus tertentu, jika dibandingkan dengan kota yang lebih besar.
2.5.
Karakteristik Jalan Bagian jalinan dibagi atas dua tipe utama, yaitu bagian jalinan tunggal dan bagian jalinan bundaran. 2.5.1
2.6.
Karakteristik Lalu-Lintas
2.6.1. a)
Geometrik Jalan - Tipe jalan : Berbagai tipe jalan akan menunjukkan kinerja berbeda pada pembebanan lalu lintas tertentu; misalnya jalan terbagi dan tak-terbagi; jalan satu-arah - Lebar jalur lalu lintas - Kereb - Bahu - Median - Alinyemen jalan
b) c)
2.5.2
Komposisi arus dan Pemisahan Arah Pemisahan arah lalu lintas: kapasitas jalan dua arah paling tinggi pada pemisahan arah 50 – 50: yaitu jika arus pada kedua arah adalah sama pada periode waktu yang dianalisa (umumnya satu jam). Komposisi lalu lintas: Komposisi lalu lintas mempengaruhi hubungan kecepatan-arus jika arus dan kapasitas dinyatakan dalam kend/jam, yaitu tergantung pada rasio sepeda motor atau kendaraan berat dalam arus lalu lintas.
Arus dan Komposisi Lalu-Lintas Arus Lalu-Lintas Jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu titik pada jalan per-satuan waktu, dinyatakan dalam kend/jam (Qkend), smp/jam (Qsmp) atau LHRT (Lalu-lintas Harian RataRata). Komposisi Lalu Lintas Satuan Mobil Penumpang (smp) Satuan mobil penumpang adalah acuan untuk arus lalu lintas dimana arus berbagai kendaraan yang berbeda telah diubah menjadi arus kendaraan ringan (termasuk mobil penumpang) dengan menggunakan ekivalensi mobil penumpang (emp), untuk berbagai kendaraan dan tipe jalan ekivalensi mobil penumpang (emp)
2.6.2.
Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu segmen jalan selama periode tertentu. Volume lalu lintas ini diperoleh berdasarkan hasil pencatatan lalu lintas (traffic counting).
2.5.3
Pengaturan Lalu lintas Batas kecepatan jarang diberlakukan di daerah perkotaan di Indonesia, dan karenanya hanya sedikit berpengaruh pada kecepatan arus bebas. Aturan lalu lintas lainnya yang berpengaruh pada kinerja lalu lintas adalah: pembatasan parkir dan berhenti sepanjang sisi jalan; pembatasan akses tipe kendaraan tertentu; pembatasan akses dari samping jalan dan sebagainya.
2.6.3.
Kecepatan Arus Bebas (FV) Kecepatan adalah jarak yang ditempuh dalam waktu tertentu. Faktor yang mempengaruhi kecepatan adalah kondisi jalan, volume lalu lintas, kondisi kendaraan dan lingkungan. Sedangkan kecepatan arus kendaraan bebas adalah kecepatan pada saat tingkatan arus nol sesuai dengan kecepatan yang dipilih pengemudi seandainya mengendarai kendaraan bermotor, tanpa halangan bermotor lainnya.
2.5.4
Aktivitas samping jalan (hambatan samping) Banyak aktivitas samping jalan di Indonesia sering menimbulkan konflik, kadang-kadang besar pengaruhnya terhadap arus lalu lintas. Hambatan
2.6.4.
Kapasitas (C) Kapasitas adalah arus lalu-lintas maksimum yang dapat dipertahankan (tetap) pada suatu bagian
4
Dimana : V = Kecepatan S = Jarak t = Waktu Tempuh
jalan dalam kondisi tertentu (misalnya: rencana geometrik, lingkungan, komposisi lalu-lintas dan sebagainya. Persamaan untuk menentukan kapasitas suatu jalan dengan alinyemen umum menurut MKJI 1997 adalah : C = C O x F CW x FC SP x FC SF x FC CS (smp/jam)…2.4 Dimana : C CO F CW FC SP FC SF
2.6.8.
Waktu Tempuh Waktu rata-rata yang digunakan kendaraan menempuh suatu segmen jalan dengan panjang tertentu, termasuk semua tundaan waktu berhenti (detik) atau jam.
= Kapasitas = Kapasitas dasar = Faktor penyesuaian kapasitas akibat lebar lalu lintas = Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping = Faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisahan arah
BAB III METODOLOGI 3.1.
Uraian Kegiatan Uraian kegiatan metodologi terbagi dalam beberapa tahap, yaitu : 1. Identifikasi masalah Dari objek studi yang digunakan, harus ditentukan masalah yang dibahas, dalam hal ini dibahas tentang bagaimana melakukan evaluasi volume lalu lintas pada jalan Sulawesi– Jalan Kertajaya indah. 2. Studi literatur dan bahan pustaka Dalam menyelesaikan tugas akhir ini harus wajib berpatokan pada teori-teori yang akan dipergunakan sebagai dasar acuan untuk menunjang studi yang dilakukan. Dasar acuan tersebut dapat berupa apa saja, seperti text book, informasi di internet, dan lain sebagainya. Selain itu, sedikit tidaknya harus mengetahui tentang proyek yang digunakan sebagai obyek studi. 3. Pengumpulan data – data Pengumpulan data pada penyusunan tugas akhir ini terdiri dari : a. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi atau badan-badan terkait meliputi: - Karakteristik jalan - Karakteristik lalu lintas - Lalu lintas harian rata – rata - Pertumbuhan lalu lintas b. Data primer adalah data yang diperoleh dari survei lapangan, yaitu survei lalu lintas, meliputi: - Akses masuk ke lalu lintas - Perilaku pemakai jalan - Traffic Counting - Kecepatan kendaraan - LHR bila data sekunder tidak tersedia - Geometrik jalan - Ruang milik jalan. Data primer yang diperlukan, dengan melakukan survei atau pengamatan langsung di lapangan tempat lokasi study yang di tinjau, seperti: - Survei traffic counting Survei traffic counting atau survei volume lalu lintas dilakukan untuk membuat data yang akurat mengenai jumlah pergerakan kendaraan atau pejalan kaki di dalam melalui suatu daerah atau pada titik-titik yang di pilih pada
2.6.5.
Tingkat Pelayanan Jalan (LOS) Tingkat pelayanan menyatakan kualitas arus lalu lintas yang sesungguhnya terjadi. Tingkat ini dinilai pengemudi atau penumpang berdasarkan tingkat kemudahan dan kenyamanan pengemudi. Penilaian kenyamanan pengemudi dilakukan berdasarkan kebebasan memilih kecepatan dan kebebasan bergerak (maneuver). Ukuran efektivitas level of service (LOS) untuk berbagai prasarana dibedakan menjadi enam kelas, yaitu dari A untuk tingkat yang paling baik sampai dengan tingkat F untuk kondisi yang paling buruk. 2.6.6.
Derajat Kejenuhan (DS) Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai perbandingan arus lalu lintas terhadap kapasitasnya, ini merupakan gambaran apakah suatu ruas jalan mempunyai masalah atau tidak, berdasarkan asumsi jika ruas jalan makin dekat dengan kapasitasnya kemudahan bergerak makin terbatas. Setelah volume dihitung dalam menggunakan emp yang sesuai, maka berdasarkan definisi derajat kejenuhan, DS dihitung sebagai berikut : Ds =
Q C
Dimana : Q = Nilai arus total kendaraan C= Kapasitas Derajat kejenuhan yang layak pada ruas jalan atau simpang adalah <0.8 2.6.7.
Kecepatan Tempuh (V) Kecepatan tempuh adalah rasio antara jarak yang ditempuh dan waktu yang diperlukan untuk suatu perjalanan. Kecepatan rata-rata (km/jam) arus lalulintas dihitung dari panjang jalan dibagi waktu tempuh rata-rata kendaraan yang melalui segmen jalan. (Biasanya dinyatakan dalam km/jam atau m/dt). Perumusan kecepatan : V=
S t 5
4.
daerah tersebut melalui sistem jalan raya. Kegunaan dari survei traffic counting adalah untuk aktifitas perencanaan jalan raya, mengevaluasi arus lalu lintas atas sistem transportasi yang sudah ada untuk pengembangan jalan dan lain-lain. - Survei kecepatan Metoda survei kecepatan dengan alat speed gun. Survei kecepatan dilakukan untuk mengetahui kecepatan kendaraan dalam waktu yang telah ditentukan. Analisa Lalu Lintas Analisa lalu lintas dilakukan untuk meninjau kondisi existing, dalam tugas akhir ini adalah pada jalan Arteri sekunder. - Analisa lalu lintas kondisi existing a. Volume b. Kapasitas c. Derajat kejenuhan d. Kecepatan
3.3.
Survei Volume Pendahuluan Survei volume pendahuluan dilakukan untuk memperoleh data dan jumlah karakteristik kendaraan yang melalui Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah selama periode waktu pengamatan. Survei perhitungan kendaraan dilakukan secara manual dengan alat bantu counter, menggunakan sistem berikut: 1. Pengamat mencatat pada lembar form survei setiap kendaraan yang lewat menurut klasifikasi macam kendaraan dan menggunakan form terpisah untuk setiap periode pengamatan. 2. Pencatatan dilakukan secara serentak pada titik pengamatan yang telah ditentukan sebelumnya pada lokasi studi, dan dilakukan setiap 15 menit pada waktu jam-jam sibuk. 3. Kendaraan yang dicatat dikategorikan atas 4 (empat) jenis kendaraan, yaitu: 1. Sepeda motor (MC) 2. Kendaraan ringan (LV), meliputi mobil pribadi, angkutan umum, taxi/angguna, truk kecil 3. Kendaraan berat (HV), meliputi truk besar, bus 4. Kendaraan tak bermotor (UM), meliputi becak, sepeda dan gerobak Survei volume lalu lintas pendahuluan dilakukan selama 14 jam mulai pukul 06.00– 20.00 WIB untuk mengetahui volume lalu lintas terbesar dan menentukan jam puncak, yang selanjutnya dilakukan survei volume lalu lintas pada saat jam puncak. Survei pendahuluan ini dilakukan pada 2 (dua) titik, di Jl. Manyar Kertoarjo Raya dan Jl.Kertajaya, dengan tujuan mencatat volume kendaraan yang melalui Jalan Sulawesi– Jalan Kertajaya Indah dari masing-masing titik tiap 15 menit. Lokasi penempatan titik-titik pengamat, dengan penjelasan sebagai berikut: Titik 1 : Mencatat kendaraan pada Jl. Manyar Kertoarjo Raya. Titik 2 : Mencatat kendaraan pada Jl. Kertajaya.
5.
6.
Analisis geometrik existing a. Akses masuk b. Hambatan samping Kriteria jalan arteri sekunder a. Lebar badan jalan 11 meter b. Kecepatan paling rendah 30 km/jam c. Kapasitas lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata d. Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat Kesimpulan
3.2.
Bagan Alir Adapun bagan alir metodologi studi adalah sebagai berikut:
FORM SURVEI VOLUME LALU LINTAS Nama Ruas Tanggal
: :
Cuaca Arah
: :
Lokasi Survei
:
DATA TRAFFIC COUNTING
WAKTU
MOTOR
LIGHT
HEAVY
CYCLE
VEHICLE
VEHICLE
(MC)
(LV)
(HV)
Gambar 3.2 Form Survei Lalu Lintas Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi
6
3.4. Survei Volume Lalu Lintas
3.5. Survei Kecepatan
Survei volume lalu lintas ditentukan berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilaksanakan sebelumnya, dengan memilih waktu pada saat volume lalu lintas yang terpadat. Survei ini dilakukan dengan mencatat jumlah dari masing-masing kendaraan tiap 15 menit. Lokasi titik pengamatan terdiri atas 6 titik dan masing-masing titik terdiri atas 2 orang. Tiap titik yang dihitung, ke arah barat dan ke arah timur. Pengamat harus mampu memperhatikan semua arus pergerakan kendaraan yang hendak diamati. Lokasi penempatan titik-titik pengamat, dengan penjelasan sebagai berikut: Titik 1 : Mencatat kendaraan pada Jl. Kertajaya Indah. Titik 2 : Mencatat kendaraan pada Jl. Manyar Kertoarjo Raya. Titik 3 : Mencatat kendaraan pada Jl. Kertajaya Titik 4 : Mencatat kendaraan pada Jl. Sulawesi. Periode awal dan jadwal pencatatan kendaraan di lokasi studi disesuaikan dengan tujuan pengambilan data. Periode pengamatan harus menghindari kondisikondisi sebagai berikut: 1. Kondisi waktu khusus, seperti hari libur kalender selain hari Minggu, demonstrasi, pemogokan, pawai. 2. Cuaca tidak normal, seperti hujan lebat, banjir. 3. Adanya halangan, seperti perbaikan jalan di lokasi studi. Adapun waktu pengamatan dilakukan pada jam-jam sibuk (peak hour), yaitu pagi dan sore hari.
Survei kecepatan dilakukan untuk mendapatkan kecepatan tiap kendaraan yang melewati lokasi jalan yang ditentukan. Survei ini dilakukan pada saat peak hour,dimana jam puncaknya akan didapat setelah survei volume pendahuluan. Survei ini dilakukan dengan menggunakan alat speed gun. Data dari hasil survei, dapat di tulis di form survei seperti pada Gambar 3.5 Gambar 3.5 Form Survei Kecepatan
Selang Kepercayaan dari Data kecepatan Pada Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah Menentukan Selang Kepercayaan dari Kecepatan Kendaraan Pada Jalan Sulawesi – Kertajaya Indah. Percaya 95% berarti bahwa terdapat probabilitas 95% bahwa sampel yang dikumpulkan dari suatu populasi akan menghasilkan interval kepercayaan yang di dalamnya terdapat mean populasi. Suatu estimasi atas parameter populasi yang diberikan oleh dua angka yang diantaranya parameter tersebut dianggap berada, disebut suatu estimasi interval dari parameternya. Selang kepercayaan disini digunakan untuk menentukan tingkat presisi dari hasil estimasi data kecepatan yang di dapat dari hasil survey di lapangan. Selang kepercayaan estimasi yang digunakan :
2 1
Gambar 3.3 Lokasi Titik Pengamatan Survei Pendahuluan
x Z
x
μ x Z
x
Dimana:
x Z
x
= nilai rata-rata dari sampel = nilai tingkat kepercayaan = kesalahan standar mean
3.6. Survey Waktu Tempuh dan Delay Survey ini dilakukan pada saat peak hour. Survey waktu tempuh dilakukan dengan menggunakan dua jenis kendaraan, yaitu dengan menggunakan sepeda motor(MC) dan menggunakan mobil(LV). Delay yang ditinjau merupakan travel time delay, yaitu delay yang ditinjau dari adanya selisih
Gambar 3.4 Lokasi Titik Pengamatan Survei Volume Lalu Lintas
7
antara waktu tempuh sebenarnya dan waktu tempuh teoritis. Waktu tempuh sebenarnya adalah waktu tempuh yang didapat dari hasil survey di jalan dan sesuai dengan kondisi jalan yang sebenarnya. Waktu tempuh teoritis merupakan waktu tempuh yang dihitung dengan menggunakan kecepatan minimal yang disyaratkan untuk jenis jalan arteri, tanpa memperhitungkan bagaimana kondisi di jalan yang sebenarnya. Waktu tempuh teoritis dihitung dengan menggunakan kecepatan minimal yang disyaratkan pada PP No.34 tahun 2006 yaitu sebesar 30 km/jam.
kendaraan serta jenis kendaraan yang melalui Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah selama periode waktu pengamatan. 4.3.1.2 Survei Volume Pendahuluan Survei volume lalu lintas pendahuluan dilakukan selama 14 jam mulai pukul 06.00 – 20.00 WIB untuk mengetahui volume lalu lintas terbesar dan menentukan jam puncak, yang selanjutnya dilakukan survei volume lalu lintas pada saat jam puncak. 4.3.1.3 Survei Volume Lalu Lintas 4.3.1.4 Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu penampang tertentu pada suatu ruas jalan tertentu dalam satuan waktu tertentu. Volume lalu lintas rata-rata adalah jumlah kendaraan rata-rata dihitung menurut satu satuan waktu tertentu;
3.7. Survei Kondisi Jalan Survei ini dilakukan untuk mengetahui kondisi pada Jl. Sulawei – Jl. Kertajaya Indah, mengenai geometri jalan, perilaku pamakai jalan, dan lain-lain. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.2.
Analisa Persyaratan Teknis Jalan Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2006 Persyaratan teknis jalan meliputi kecepatan rencana, lebar badan jalan, kapasitas, jalan masuk, persimpangan sebidang, bangunan pelengkap, perlengkapan jalan, penggunaan jalan sesuai dengan fungsinya, dan tidak terputus. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2006, didapat persyaratan yang harus dimiliki oleh Jalan Kertajaya adalah sebagai berikut: 1. Jalan arteri sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 30 (tiga puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 11 (sebelas) meter. 2. Jalan arteri sekunder mempunyai kapasitas yang lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata. 3. Pada jalan arteri sekunder lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat. 4. Persimpangan sebidang pada jalan arteri sekunder dengan pengaturan tertentu harus dapat memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud. 4.5.
Gambar 4.1 Grafik Volume Lalu Lintas Selama 14 Jam
Dari data volume lalu lintas yang terjadi pada Gambar 4.1 merupakan total volume dari Jalan Kertajaya Indah – Jalan Sulawesi dan sebaliknya untuk semua arah. Survei pendahuluan ini dilakukan pada 2 titik yaitu pada Jalan Manyar Kertoarjo dan Jalan Kertajaya, yang bertujuan untuk mendapatkan volume jam puncak. Dari hasil perhitungan volume kendaraan yang di akumulasi tiap jam didapat volume peak hour pada pagi hari terjadi pada pukul 07.15–08.15 dan pada sore hari terjadi pada pukul 16.30–17.30. Volume lalu lintas pada saat peak hour terjadi seperti yang tertera pada tabel 4.1 dan tabel 4.2. Oleh karena itu, waktu pelaksanaan survei volume lalu lintas dibagi dalam 2 (dua) waktu, yaitu dilakukan pada saat jam puncak pagi (06.00 – 09.00 WIB) dan jam puncak sore (15.00 – 18.00 WIB).
Analisa Data
4.3.1
Data Primer Pengumpulan data primer meliputi survei volume lalu lintas. Data primer diperoleh dari hasil survei berupa pengamatan langsung di lapangan dengan menggunakan alat bantu seperti traffic counting dan formulir survei yang sudah dipersiapkan sebelumnya, sehingga diperoleh data akurat di Jalan Sulawesi– Jalan Kertajaya Indah.
Volume Peak Hour Jalan Sulawesi – Kertajaya Indah Pada Pagi Hari
Tabel 4.1
waktu
KEND/JAM LV HV MC
07.15-07.30 07.30-07.45 07.45-08.00 08.00-08.15
4.3.1.1 Survei Pendahuluan Survei pendahuluan dilakukan untuk memperoleh data kondisi jalan dan karakteristik lalu lintas, meliputi kecepatan volume dan kepadatan
8
7344 7920 8398 8617
375 419 462 525
11739 13008 14734 15517
Jl. Kertajaya Indah - Sulawesi EMP SMP/JAM LV HV MC LV HV MC 1 1.3 0.25 2073 153.4 813.25 7344 487.5 2934.75 2211 150.8 994 7920 544.7 3252 2194 170.3 1108 8398 600.6 3683.5 2139 208 964 8617 682.5 3879.25
Jumlah SMP 10766.25 11716.7 12682.1 13178.75
Volume Peak Hour Jalan Sulawesi – Kertajaya Indah Pada Sore Hari Jl. Kertajaya Indah - Sulawesi KEND/JAM EMP SMP/JAM Jumlah LV HV MC LV HV MC LV HV MC SMP 1 1.3 0.25 8856 583 13853 2384 172.9 887 8856 757.9 3463.25 13077.15 8980 569 14313 2213 166.4 930.25 8980 739.7 3578.25 13297.95 9117 537 14921 2325 161.2 1030.25 9117 698.1 3730.25 13545.35 9202 477 15285 2280 119.6 973.75 9202 620.1 3821.25 13643.35
Tabel 4.2
waktu 16.30-16.45 16.45-17.00 17.00-17.15 17.15-17.30
Volume Peak Hour Ruas Jalan Kertajaya Indah Pada Sore Hari Jl. Kertajaya Indah KEND/JAM EMP SMP/JAM Jumlah LV HV MC SMP LV HV MC LV HV MC 1 1.3 0.25 2164 81 2271 862 35.1 229.75 2164 105.3 567.75 2837.05 2953 99 3068 789 23.4 199.25 2953 128.7 767 3848.7 2929 97 3086 684 37.7 194.5 2929 126.1 771.5 3826.6 3121 89 3229 786 19.5 183.75 3121 115.7 807.25 4043.95
Tabel 4.4
waktu 15.30-15.45 15.45-16.00 16.00-16.15 16.15-16.30
Untuk membandingkan grafik volume lalu lintas antara jam puncak pagi dan puncak sore, dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.
Untuk membandingkan grafik volume lalu lintas antara jam puncak pagi dan puncak sore, pada ruas Jalan Kertajaya Indah dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5
Gambar 4.2 Grafik Volume Lalu Lintas Jam Puncak Pagi
Gambar 4.4 Grafik Volume Lalu Lintas Jam Puncak Pagi Pada Segmen Jalan Kertajaya Indah
Gambar 4.3 Grafik Volume Lalu Lintas Jam Puncak Sore Tabel 4.3
waktu 07.15-07.30 07.30-07.45 07.45-08.00 08.00-08.15
Volume Peak Hour Ruas Jalan Kertajaya Indah Pada Pagi Hari
Jl. Kertajaya Indah EMP SMP/JAM LV HV MC LV HV MC LV HV MC 1 1.3 0.25 3815 380 4826 1053 136.5 316 3815 494 1206.5 3863 391 4604 996 139.1 273.75 3863 508.3 1151 3920 412 4591 991 145.6 287.5 3920 535.6 1147.75 3979 420 4627 939 124.8 279.5 3979 546 1156.75 KEND/JAM
Gambar 4.5 Grafik Volume Lalu Lintas Jam Puncak Sore Pada Segmen Jalan Kertajaya Indah Volume Peak Hour Ruas Jalan Manyar Kertoarjo Pada Pagi Hari
Tabel 4.5
Jumlah SMP 5515.5 5522.3 5603.35 5681.75
waktu
KEND/JAM LV HV MC
07.15-07.30 07.30-07.45 07.45-08.00 08.00-08.15
9
3261 3542 3787 3887
96 118 134 154
4613 5107 5446 5609
LV 1 959 994 1008 926
Jl. Manyar Kertoarjo EMP SMP/JAM HV MC LV HV MC 1.3 0.25 35.1 313.25 3261 124.8 1153.25 50.7 380.75 3542 153.4 1276.75 52 362.75 3787 174.2 1361.5 62.4 345.5 3887 200.2 1402.25
Jumlah SMP 4539.05 4972.15 5322.7 5489.45
Volume Peak Hour Ruas Jalan Manyar Kertoarjo Pada Sore Hari
Tabel 4.6
KEND/JAM
waktu
LV HV MC 17.00-17.15 17.15-17.30 17.30-17.45 17.45-18.00
3711 3877 4104 4252
237 219 193 172
5448 5356 5052 4975
LV 1 987 1029 1163 1073
Jl. Manyar Kertoarjo EMP SMP/JAM HV MC LV HV MC 1.3 0.25 65 345.75 3711 308.1 1362 65 325.75 3877 284.7 1339 46.8 272.25 4104 250.9 1263 46.8 300 4252 223.6 1243.75
Jumlah SMP
waktu
5381.1 5500.7 5617.9 5719.35
16.15-16.30 16.30-16.45 16.45-17.00 17.00-17.15
Untuk membandingkan grafik volume lalu lintas antara jam puncak pagi dan puncak sore pada ruas Jalan Manyar Kertoarjo, dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7.
Untuk membandingkan grafik volume lalu lintas antara jam puncak pagi dan puncak sore pada ruas Jalan Kertajaya, dapat dilihat pada Gambar 4.8 dan Gambar 4.9.
Gambar 4.6 Grafik Volume Lalu Lintas Jam Puncak Pagi Pada Segmen Jalan Manyar Kertoarjo
Gambar 4.8 Grafik Volume Lalu Lintas Jam Puncak Pagi Pada Segmen Jalan Kertajaya
Gambar 4.7 Grafik Volume Lalu Lintas Jam Puncak Sore Pada Segmen Jalan Manyar Kertoarjo
waktu
KEND/JAM LV HV MC
07.30-07.45 07.45-08.00 08.00-08.15 08.15-08.30
Gambar 4.9 Grafik Volume Lalu Lintas Jam Puncak Sore Pada Segmen Jalan Kertajaya
Volume Peak Hour Ruas Jalan Kertajaya Pada Pagi Hari
Tabel 4.7
4378 4611 4730 4694
301 328 371 395
7901 9288 9908 10152
LV 1 1217 1186 1213 1078
Jl. Kertajaya EMP SMP/JAM HV MC LV HV MC 1.3 0.25 100.1 613.25 4378 391.3 1975.3 118.3 745.25 4611 426.4 2322 145.6 618.5 4730 482.3 2477 149.5 561 4694 513.5 2538
Volume Peak Hour Ruas Jalan Kertajaya Pada Sore Hari Jl. Kertajaya KEND/JAM EMP SMP/JAM Jumlah LV HV MC LV HV MC LV HV MC SMP 1 1.3 0.25 4872 373 8929 1332 109.2 534 4872 484.9 2232.25 7589.15 5313 342 8710 1448 92.3 538.8 5313 444.6 2177.5 7935.1 5414 318 8997 1288 92.3 611 5414 413.4 2249.25 8076.65 5406 300 9473 1338 96.2 684.5 5406 390 2368.25 8164.25
Tabel 4.8
Volume Peak Hour Ruas Jalan Sulawesi Pada Pagi Hari
Tabel 4.9
Jumlah SMP
waktu
KEND/JAM LV HV MC
6744.55 7359.4 7689.3 7745.5
07.30-07.45 07.45-08.00 08.00-08.15 08.15-08.30
10
2661 2775 2852 2854
45 47 48 43
4761 5733 6181 6354
LV 1 680 759 751 664
Jl. Sulawesi EMP HV MC 1.3 0.25 19.5 360.5 15.6 488.25 10.4 393 10.4 346.75
SMP/JAM LV
HV
MC
Jumlah SMP
2661 2775 2852 2854
58.5 61.1 62.4 55.9
1190.25 1433.25 1545.25 1588.5
3909.75 4269.35 4459.65 4498.4
Volume Peak Hour Ruas Jalan Sulawesi Pada Sore Hari
Tabel 4.10
waktu
KEND/JAM LV HV MC
16.15-16.30 16.30-16.45 16.45-17.00 17.00-17.15
3257 3370 3565 3593
34 33 38 39
3832 4027 4218 4235
LV 1 891 905 926 871
Jl. Sulawesi EMP HV MC 1.3 0.25 13 256 10.4 273 15.6 283 11.7 246.75
SMP/JAM LV
HV
MC
Jumlah SMP
3257 3370 3565 3593
44.2 42.9 49.4 50.7
958 1006.75 1054.5 1058.75
4259.2 4419.65 4668.9 4702.45
- Lebar lajur 3,5 m (lebar jalur lalu-lintas total 21,0 m) - Kereb (tanpa bahu) - Jarak antara kereb dan penghalang terdekat pada trotoar ≥2 m - Memiliki median - Pemisahan arah lalu-lintas 50 - 50 - Hambatan samping rendah pada Jalan Kertajaya Indah, sedangkan pada Jalan Kertajaya dan Jalan Manyar Kertoardjo mempunyai hambatan samping tinggi. - Ukuran kota 1,0 - 3,0 Juta - Tipe alinyemen datar. 2. Jalan satu-arah Tipe jalan ini meliputi semua jalan satu-arah dengan lebar jalur lalu-lintas dari 5,0 meter sampai dengan 10,5 meter. Kondisi dasar tipe jalan ini dari mana kecepatan arus bebas dasar dan kapasitas ditentukan didefinisikan sebagai berikut: - Lebar jalur lalu-lintas tujuh meter - Lebar bahu efektif paling sedikit 2 m pada setiap sisi - Tidak ada median - Hambatan samping rendah - Ukuran kota 1,0 - 3,0 Juta - Tipe alinyemen datar. Untuk perhitungan kapasitas dilakukan berdasarkan KAJI.
Untuk membandingkan grafik volume lalu lintas antara jam puncak pagi dan puncak sore pada ruas Jalan Sulawesi, dapat dilihat pada Gambar 4.10 dan Gambar 4.11.
Gambar 4.10 Grafik Volume Lalu Lintas Jam Puncak Pagi Pada Segmen Jalan Sulawesi
Tabel 4.11 Kapasitas Ruas Jalan Segmen Jalan Sulawesi Kertajaya Manyar Kertoarjo Kertajaya Indah
Kapasitas Ruas Jalan (smp/jam) 5683 4831 4831 4712
4.3.3
Perbandingan Kapasitas dan Volume Lalu Lintas Rata-rata. Kapasitas jalan yang dimiliki oleh Jalan Kertajaya Indah, Manyar Kertoarjo, Kertajaya dan Sulawesi seperti yang tertera pada tabel 4.11. Volume lalu lintas rata-rata merupakan jumlah kendaraan ratarata persatuan waktu tertentu. Perbandingan kapasitas dan volume lalu lintas rata-rata yang terdapat pada masing-masing segmen Jalan Kertajaya Indah, Manyar Kertoarjo, Kertajaya dan Sulawesi seperti yang tertera pada tabel 4.12 dan tabel 4.13.
Gambar 4.11 Grafik Volume Lalu Lintas Jam Puncak Sore Pada Segmen Jalan Sulawesi 4.3.2
Kapasitas Jalan Yang dimaksud dengan “kapasitas jalan” adalah jumlah maksimum kendaraan yang dapat melewati suatu penampang tertentu pada suatu ruas jalan, satuan waktu, keadaan jalan, dan lalu lintas tertentu. Jalan Kertajaya Indah – Jalan Kertajaya merupakan jalan enam-lajur dua-arah terbagi sedangkan pada Jalan Sulawesi merupakan jalan empat-lajur satu-arah. Dengan karakteristik geometrik pada jalannya sebagai berikut :
Tabel 4.12 Perbandingan Kapasitas dan Volume pagi hari
1. Jalan enam-lajur dua-arah terbagi Tipe jalan ini meliputi semua jalan dua-arah dengan lebar jalur lalu-lintas lebih dari 18 meter dan kurang dari 24 meter. Kondisi dasar tipe jalan ini didefinisikan sebagai berikut:
Arah Kertajaya Indah Manyar Kertoarjo Kertajaya Sulawesi
11
Kapasitas jalan (smp/jam) 4712 4831 4831 5683
Volume Lalu Lintas rata-rata (smp/jam) 5461 4664 6577 3965
Tabel 4.13 Perbandingan Kapasitas dan Volume Sore hari Arah Kertajaya Indah Manyar Kertoarjo Kertajaya Sulawesi
Kapasitas jalan (smp/jam) 4712 4831 4831 5683
2 Varian mean: = su2 = s = 63,90 0,639 kph n 100 Kesalahan standar mean = su = su2 = 0,639 0,799 kph
Volume Lalu Lintas rata-rata (smp/jam) 3830 5117 7436 4194
Batas Bawah 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60 64
4.3.4
Derajat Kejenuhan (DS) Besarnya derajat kejenuhan yang terjadi pada Jalan Kertajaya di dapat dari perhitungan volume lalu lintas yang terjadi di bagi kapasitas yang terjadi pada jalan. Dari perbandingan volume terhadap kapasitas didapat besarnya derajat kejenuhan pada Jalan Kertajaya Indah – Jalan Sulawesi pada peak hour pagi dan peak hour sore seperti yang tertera pada tabel 4.14 dan tabel 4.15
Kertajaya Indah Manyar Kertoarjo Kertajaya Sulawesi
Volume peak Hour (smp/jam) 5640 5474 7668 4495
Kapasitas jalan (smp/jam) 4712 4831 4831 5683
Varian sampel
Derajat kejenuhan = V/C 1,197 1,133 1,587 0,791
Arah Kertajaya Indah Manyar Kertoarjo Kertajaya Sulawesi
Kapasitas jalan (smp/jam) 4712 4831 4831 5683
Pertengahan ui 26 30 34 38 42 46 50 54 58 62
Batas Banyaknya Frekuensi Kumulatif Atas fi % % 27,9 9 9 9 31,9 14 14 23 35,9 11 11 34 39,9 23 23 57 43,9 24 24 81 47,9 7 7 88 51,9 6 6 94 55,9 3 3 97 59,9 1 1 98 63,9 2 2 100 100
Kecepatan–mean–waktu : ui = fiui n
n 1 2 : s2 = fi(ui) n ( fiui) n 1 1 144848 (3680) 2 100 100 1
s2 =
Varian mean: = su2 = s
2
n
Derajat kejenuhan = V/C
fiui ^2
110 286 540 714 646 462 92 300 108 232 124 66 3680
2420 7436 16200 24276 24548 19404 4232 15000 5832 13456 7688 4356 144848
100
95,19 9,75kph
= 95,19 0,9519 kph 100
Kesalahan standar mean = su = su2 = 0,9519 0,975kph
0,856 1,180 1,684 0,827
Untuk Segmen Ruas Manyar Kertoarjo MC
fiui
fiui ^2
234 420 374 874 1008 322 300 162 58 124 3876
6084 12600 12716 33212 42336 14812 15000 8748 3364 7688 156560
3876 38,76 100
fiui
2
Deviasi standar : =
Batas Pertengahan Bawah ui 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54
4.3.5 Kecepatan Untuk Segmen Ruas Kertajaya Indah MC Batas Bawah 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
Kumulatif Banyaknya Frekuensi % % fi 5 5 5 11 11 11 18 18 29 21 21 50 17 17 67 11 11 78 2 2 80 6 6 86 2 2 88 4 4 92 2 2 94 1 1 95 100
= 95,19 kph
Tabel 4.15 Perbandingan Volume Terhadap Kapasitas Saat Peak Hour Sore Volume peak Hour (smp/jam) 4035 5702 8134 4699
Batas Atas 23,9 27,9 31,9 35,9 39,9 43,9 47,9 51,9 55,9 59,9 63,9 67,9
Kecepatan – mean – waktu : ui = fiui 3680 36,80 kph
Tabel 4.14 Perbandingan Volume Terhadap Kapasitas Saat Peak Hour Pagi Arah
LV Pertengahan ui 22 26 30 34 38 42 46 50 54 58 62 66
Batas Banyaknya Frekuensi Kumulatif fiui fiui ^2 Atas fi % % 23,9 1 1 1 22 484 27,9 8 8 8 208 5408 31,9 16 16 24 480 14400 35,9 26 26 50 884 30056 39,9 22 22 72 836 31768 43,9 15 15 87 630 26460 47,9 6 6 93 276 12696 51,9 5 5 98 250 12500 55,9 1 1 99 54 2916 100 3640 136688
Kecepatan –mean–waktu : ui = fiui 3640 36,40 kph 100 1 ( fiui ) 2 = n n 1 1 136688 (3640 ) 2 100 100 1 n
Varian sampel : s2
kph
fi (ui ) 2
= 42,34 kph
1
2 2 Varian sampel : s2 = fi (ui) n ( fiui)
s2 =
42,34 6,51kph Varian mean: = s = s = 42,34 0,4234 kph 100 n Kesalahan standar mean = su = su2 = 0,4234 0,651kph
Deviasi standar : =
n 1 1 156560 (3876 ) 2 100 100 1
2 u
= 63,90 kph Deviasi standar : = s 2 = 63,90 7,99kph
12
2
LV
Kecepatan –
Kecepatan – mean–waktu : ui = fiui 3188 31,88 kph Varian sampel : s2
=
LV
Batas Pertengahan Bawah ui 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46
Batas Pertengahan Batas Banyaknya Frekuensi Kumulatif fiui fiui ^2 Bawah ui Atas fi % % 20 22 23,9 4 4 4 88 1936 24 26 27,9 19 19 19 494 12844 28 30 31,9 37 37 56 1110 33300 32 34 35,9 23 23 79 782 26588 36 38 39,9 7 7 86 266 10108 40 42 43,9 4 4 90 168 7056 44 46 47,9 5 5 95 230 10580 48 50 51,9 1 1 96 50 2500 100 3188 104912
Batas Banyaknya Frekuensi Kumulatif fiui fiui ^2 Atas fi % % 23,9 21 21 21 462 10164 27,9 24 24 24 624 16224 31,9 23 23 47 690 20700 35,9 11 11 58 374 12716 39,9 12 12 70 456 17328 43,9 5 5 75 210 8820 47,9 4 4 79 184 8464 100 3000 94416 mean – waktu : ui = fiui 3000 30,0 kph n 100
Varian sampel : s2
100 n 1 2 fi (ui ) ( fiui ) 2 n n 1
= 44,60 kph Deviasi standar : =
= 33,11 kph Deviasi standar : = Varian mean: = su2 =
s
33,11 5,75kph
=
Varian mean: = su2 =
s 2 33,11 = 0,3311kph n 100
Kesalahan standar mean = su = su2 =
0,3311 0,575kph
n
Varian sampel : s2
1 ( fiui ) 2 n n 1 1 142800 (3688) 2 100 100 1
s2 =
2028 6300 19652 41876 35280 25392 30000 160528
100
1 fi (ui ) n ( fiui ) 2 = n 1 1 160528 (3960 ) 2 100 100 1 2
= 37,49 kph Deviasi standar : = Varian mean: = su2 =
68,55 8,28kph
s2 =
37,49 6,12kph
s 2 37,49 = 0,3749 kph n 100
Kesalahan standar mean = su = su2 = 0,3749 0,612kph
2
s Varian mean: = s = = 68,55 0,6855 kph n 100 2 u
fiui ^2
Kecepatan – mean – waktu : ui = fiui 3960 39,60 kph
= 68,55 kph Deviasi standar : =
s = 44,60 0,446kph n 100
Batas Pertengahan Batas Banyaknya Frekuensi Kumulatif fiui Bawah ui Atas fi % % 24 26 27,9 3 3 3 78 28 30 31,9 7 7 10 210 32 34 35,9 17 17 27 578 36 38 39,9 29 29 56 1102 40 42 43,9 20 20 76 840 44 46 47,9 12 12 88 552 48 50 51,9 12 12 100 600 100 3960
Batas Banyaknya Frekuensi Kumulatif fiui fiui ^2 Atas fi % % 23,9 5 5 5 110 2420 27,9 9 9 9 234 6084 31,9 14 14 23 420 12600 35,9 22 22 45 748 25432 39,9 20 20 65 760 28880 43,9 9 9 74 378 15876 47,9 8 8 82 368 16928 51,9 8 8 90 400 20000 55,9 5 5 95 270 14580 100 3688 142800 Kecepatan–mean–waktu : ui = fiui 3688 36,88 kph 100 n 2
44,60 6,69kph
2
Untuk Segmen Ruas Sulawesi MC
Batas Pertengahan ui Bawah 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54
fi (ui ) =
s2 =
Kesalahan standar mean = su = su2 = 0,446 0,669kph
Untuk Segmen Ruas Kertajaya MC
Varian sampel : s2
1 ( fiui ) 2 n n 1
1 (3000 ) 2 100 100 1
1 (3188 ) 2 100 100 1
2
2
94416
104912
= fi (ui )
Kesalahan standar mean = su = su2 = 0,6855 0,828kph
13
95% bahwa sampel yang dikumpulkan dari suatu populasi akan menghasilkan interval kepercayaan yang di dalamnya terdapat mean populasi. Suatu estimasi atas parameter populasi yang diberikan oleh dua angka yang diantaranya parameter tersebut dianggap berada, disebut suatu estimasi interval dari parameternya. Sebuah tabel 4.18 yang memberikan nilainilai yang bersesuaian dengan berbagai tingkat kepercayaan yang digunakan dalam praktek ditunjukkan dibawah ini.
LV
Batas Pertengahan Batas Banyaknya Frekuensi Kumulatif fiui Bawah ui Atas fi % % 24 26 27,9 8 8 8 208 28 30 31,9 22 22 30 660 32 34 35,9 21 21 51 714 36 38 39,9 25 25 76 950 40 42 43,9 14 14 90 588 44 46 47,9 7 7 97 322 48 50 51,9 3 3 100 150 100 3592
fiui ^2 5408 19800 24276 36100 24696 14812 7500 132592
Tabel 4.18 Nilai Tingkat Kepercayaan
Kecepatan – mean – waktu : ui = fiui 3592 35,92 kph n
2
Varian sampel : s
= fi (ui )
2
Tingkat kepercayaan 99,73 99,00 98,00 95,45 95,00 90,00 68,27 Nilai-Z 3,00 2,58 2,33 2,00 1,96 1,65 1,00
100
1 ( fiui ) 2 n n 1
1 (3592 ) 2 100 100 1
132592
x Z
= 36,03 kph Deviasi standar : =
s2 =
x
μ x Z
x
Dimana:
36,03 6,00kph
x
s 2 36,03 Varian mean: = s = = 0,3603kph n 100
Z
2 u
x
= nilai rata-rata dari sampel = nilai tingkat kepercayaan = kesalahan standar mean
Kesalahan standar mean = su = s = 0,3603 0,60kph
Perhitungan besarnya kesalahan standar mean ( x ) untuk tiap segmen ruas seperti yang tertera pada
Pada Jalan Kertajaya, kecepatan kendaraan yang terjadi pada kendaraan MC dan LV, seperti yang tertera pada tabel 4.16 dan tabel 4.17.
perhitungan kecepatan. Besarnya rata-rata kecepatan kendaraan dan besarnya kesalahan standar mean ( x )
2 u
seperti yang tertera pada tabel 4.19 dan tabel 4.20.
Tabel 4.16 Kecepatan Untuk Kendaraan MC Segmen Kecepatan (km/jam) Kertajaya Indah 38,76 Manyar Kertoarjo 36,40 Kertajaya 36,88 Sulawesi 39,60
Tabel 4.19 Kecepatan Rata-Rata dan kesalahan standar mean ( x ) Untuk Kendaraan MC Ruas Kertajaya Indah Manyar Kertoarjo Kertajaya Sulawesi
Tabel 4.17 Kecepatan Untuk Kendaraan LV
Segmen Kertajaya Indah Manyar Kertoarjo Kertajaya Sulawesi
Kecepatan (km/jam) 36,80 31,88 30,0 35,92
Kecepatan Ratakesalahan standar Rata (km/jam) (X) mean ( )
38,76 36.4 36,88 39,60
x
0,799 0,651 0,828 0,612
Tabel 4.20 Kecepatan Rata-Rata dan kesalahan standar mean ( x ) Untuk Kendaraan LV Ruas Kertajaya Indah Manyar Kertoarjo Kertajaya Sulawesi
Dari tabel 4.16 dan tabel 4.17 di dapat kecepatan rata-rata pada Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah untuk Kendaraan MC adalah: = 38,76 36 ,40 36,88 39,60
Kecepatan Rata- kesalahan standar Rata (km/jam) (X) mean ( )
36,80 31,88 30,0 35,92
x
0,975 0,575 0,669 0,60
Tingkat kepercayaan yang diharapkan 95% Z = 1,96
4
= 37,91 km/jam Dan kecepatan rata-rata kendaraan LV adalah: = 36,80 31,88 30,0 35,92
Selang kepercayaan untuk kecepatan pada ruas Sulawesi – Kertajaya Indah : Ruas Kertajaya Indah (MC) X = 38,76 Z = 1,96 x = 0,799
4
= 33,65 km/jam Menentukan Selang Kepercayaan dari Kecepatan Kendaraan Pada Jalan Sulawesi – Kertajaya Indah. Percaya 95% berarti bahwa terdapat probabilitas
14
x Z x μ x Z x
x
38,76 1,96 (0,799 ) μ 38,76 1,96 ( 0,799 ) 38,76 1,56604 μ 38,76 1,56604 37,19 μ 40,33
x Z x μ x Z x
X Z
x
39,60 1,96 (0,612 ) μ 39,60 1,96 ( 0,612 ) 39,60 1,19952 μ 39,60 1,19952 38,40 μ 40,80
(LV) = 36,80 = 1,96 = 0,975
X Z
x
36,80 1,96 ( 0,975 ) μ 36,80 1,96 ( 0,975 ) 36,80 1,911 μ 36,80 1,911
x Z x μ x Z x 35,92 1,96 ( 0,60 ) μ 35,92 1,96 ( 0,60 )
35,92 1,176 μ 35,92 1,176 34,74 μ 37,09
Ruas Manyar Kertoarjo (MC) X = 36,40 Z = 1,96 x = 0,651
Berdasarkan selang kepercayaan, di dapat selang untuk kecepatan kendaraan yang terjadi pada segmen Jalan Kertajaya Indah, Manyar Kertoarjo, Kertajaya dan segmen Jalan Sulawesi untuk masingmasing kendaraan MC dan LV, seperti yang tertera pada tabel 4.21 dan tabel 4.22.
x Z x μ x Z x 36,40 1,96 ( 0,651) μ 36,40 1,96 (0,651)
36,40 1,27596 μ 36,40 1,27596
Tabel 4.21 Selang Kepercayaan Kecepatan Untuk Kendaraan MC
35,12 μ 37,67
X Z
x
(LV) = 31,88 = 1,96 = 0,575
Segmen Ruas Kertajaya Indah Manyar Kertoarjo Kertajaya Sulawesi
x Z x μ x Z x
31,88 1,96 ( 0,575 ) μ 31,88 1,96 (0,575 ) 31,88 1,127 μ 31,88 1,127 30,75 μ 33,00
(LV) = 35,92 = 1,96 = 0,60
x Z x μ x Z x
34,89 μ 38,71
= 0,612
Selang Kepercayaan Kecepatan 37,19 μ 40,33 35,12 μ 37,67
35,25 μ 38,50
38,40 μ 40,80
Tabel 4.22 Selang Kepercayaan Kecepatan Untuk Kendaraan LV
Ruas Kertajaya (MC) X = 36,88 Z = 1,96 x = 0,828
Segmen Ruas Kertajaya Indah Manyar Kertoarjo Kertajaya Sulawesi
x Z x μ x Z x
Selang Kepercayaan Kecepatan 34,89 μ 38,71 30,75 μ 33,00 28,69 μ 31,31
34,74 μ 37,09
36,88 1,96 (0,828 ) μ 36,88 1,96 (0,828 )
36,88 1,62288 μ 36,88 1,62288
4.4.
35,25 μ 38,50
Jalan Kertajaya Indah-Sulawesi Waktu tempuh teoritis = Panjang jalan
X Z
x
(LV) = 30,0 = 1,96 = 0,669
kecepatan
Waktu tempuh teoritis = 4,91 km 30km/jam
x Z x μ x Z x
= 0,17 jam Jalan Kertajaya-Kertajaya Indah Waktu tempuh teoritis = Panjang jalan
30,0 1,96 (0,669 ) μ 30,0 1,96 (0,669 ) 30,0 1,31124 μ 30,0 1,31124
kecepatan
28,69 μ 31,31
Waktu Tempuh dan Delay
Waktu tempuh teoritis = 4,44 km 30km/jam = 0,15 jam
Ruas Sulawesi (MC) X = 39,60 Z = 1,96
15
Tabel 4.26 Delay yang Terjadi Untuk LV Pada Arah Kertajaya Indah-Sulawesi
Tabel 4.23 Waktu Tempuh Sesungguhnya pada Jalan Kertajaya Waktu Tempuh Arah
MC (jam) 0.20 0.18 0.18 0.19 0.19 0.17 0.19 0.19 0.20 0.18 0.16 0.16 0.16 0.16 0.18 0.16 0.18 0.17 0.15 0.17
Kertajaya Indah Sulawesi
KertajayaKertajaya Indah
LV (jam) 0.18 0.20 0.18 0.20 0.21 0.18 0.20 0.19 0.22 0.22 0.20 0.19 0.20 0.18 0.18 0.16 0.19 0.19 0.18 0.18
Tabel 4.24 Waktu Tempuh Rata-Rata Pada Jalan Kertajaya Waktu Tempuh Rata-Rata (X) Kertajaya Indah-Sulawesi Kertajaya-Kertajaya Indah MC (Jam) LV (Jam) MC (Jam) LV (Jam) 0.21
0.17
Waktu Tempuh Sesungguhnya (Jam)
Delay (Jam)
0.17
0.18 0.20 0.18 0.20 0.21 0.18 0.20 0.19 0.22 0.22
0.01 0.03 0.00 0.03 0.04 0.01 0.03 0.02 0.05 0.05
Tabel 4.27 Delay yang Terjadi Untuk MC Pada Arah Kertajaya-Kertajaya Indah
Besarnya rata-rata waktu tempuh sebenarnya pada arah Sulawesi-Kertajaya Indah dan Kertajaya Indah-Sulawesi tertera pada tabel 4.24.
0.19
Waktu Tempuh Teoritis (Jam)
Waktu Tempuh Teoritis (Jam)
Waktu Tempuh Sesungguhnya (Jam)
Delay (Jam)
0.15
0.16 0.16 0.16 0.16 0.18 0.16 0.18 0.17 0.15 0.17
0.00 0.00 0.00 0.00 0.03 0.00 0.02 0.01 0.00 0.02
0.18
Perhitungan delay akibat perbedaan waktu tempuh yang terjadi pada sepanjang Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah dapat dilihat seperti yang tertera pada tabel 4.25 dan tabel 4.26 untuk arah Kertajaya Indah-Sulawesi dan pada tabel 4.27 dan tabel 4.28 untuk arah Kertajaya-Kertajaya Indah.
Tabel 4.28 Delay yang Terjadi Untuk LV Arah Kertajaya-Kertajaya Indah Waktu Tempuh Teoritis (Jam)
Waktu Tempuh Sesungguhnya (Jam)
Delay (Jam)
0.15
0.20 0.19 0.20 0.18 0.18 0.16 0.19 0.19 0.18 0.18
0.05 0.04 0.05 0.02 0.03 0.00 0.03 0.03 0.03 0.02
Tabel 4.25 Delay yang Terjadi Untuk MC Pada Arah Kertajaya Indah-Sulawesi Waktu Tempuh Teoritis (Jam)
Waktu Tempuh Sesungguhnya (Jam)
Delay (Jam)
0.17
0.20 0.18 0.18 0.19 0.19 0.17 0.19 0.19 0.20 0.18
0.03 0.01 0.01 0.02 0.02 0.00 0.02 0.02 0.03 0.01
16
Tabel 4.29 Perbandingan Ruas Terhadap Waktu Tempuh, dan Segment terhadap Kecepatan
Ruas
Segment
Kertajaya Indah Kertajaya Indah - Manyar Kertoarjo Sulawesi Kertajaya Sulawesi Kertajaya Indah Kertajaya Manyar Kertoarjo Kertajaya Indah Kertajaya
Panjang Segment 2,01 1,10 1,33 0,47 2,01 1,10 1,33
V (kph) VActual (MC) VActual (LV) VPeraturan 38,76 36,80 36,40 31,88 36,88 30 39,6 35,92 30 38,76 36,80 36,40 31,88 36,88 30
0.19
0.21
0.164
0.17
0.18
0.148
menurut segmen-segmen jalannya. mencakup seperti di bawah ini: Berdasarkan kelas jalannya, Jalan Kertajaya Surabaya merupakan jalan arteri sekunder. Tipe jalan : Berbagai tipe jalan akan menunjukkan kinerja berbeda pada pembebanan lalu lintas tertentu; misalnya jalan terbagi dan tak-terbagi; jalan satu-arah. Pada Jalan Kertajaya – Jalan Kertajaya Indah merupakan jalan terbagi yang mempunyai enam-lajur duaarah sedangkan pada Jalan Sulawesi mempunyai empat-lajur satu-arah. Panjang total ruas Jalan Sulawesi – Kertajaya Indah adalah 4,9 kilometer.
4.5.
Akses Masuk Ke Lalu Lintas Akses lalu lintas untuk memasuki suatu ruas jalan pada Jalan Sulawesi - Jalan Kertajaya Indah berupa fasilitas pada persimpangan yaitu : Lampu lalu lintas (Traffic Light) Traffic light terdapat pada simpang Kertajaya-Dharmawangsa, Manyar KertoarjoMenur dan simpang Kertajaya Indah. Dimana traffic light ini sangat membantu pergerakan lalu lintas yang terjadi agar tidak terjadi kemacetan akibat dari pergerakan yang ada. Rambu-rambu pada persimpangan Pada persimpangan diletakkan ramburambu yang membantu para pengguna kendaraan untuk belok mengikuti arah. Ramburambu ini terdiri dari rambu pengatur arah, rambu penunjuk kecepatan, rambu peringatan,dll. Pada Jalan Sulawesi-Kertajaya Indah, terdapat 3 persimpangan yaitu persimpangan Kertajaya-Dharmawangsa, Manyar KertoarjoMenur, dan persimpangan Kertajaya IndahKertajaya Indah Timur. 4.6.
Waktu Tempuh (Jam) MC LV Teoritis
4.8.
Ruang Milik Jalan Ruang milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, kedalaman, dan tinggi tertentu. Ruang milik jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jalur lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan. Ruang milik jalan paling sedikit memiliki lebar sebagai berikut: - Jalan bebas hambatan 30 (tiga puluh) meter; - Jalan raya 25 (dua puluh lima) meter; - Jalan sedang 15 (lima belas) meter; dan - Jalan kecil 11 (sebelas) meter. Berdasarkan ruang milik jalan, pada Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah termasuk dalam jenis jalan raya yang memiliki lebar jalan 25 meter.
Perilaku Pemakai Jalan
Karakteristik ini dimasukkan dalam prosedur perhitungan secara tidak langsung, melalui ukuran kota. Kota yang lebih kecil menunjukkan perilaku pengemudi yang kurang gesit dan kendaraan yang kurang modern, menyebabkan kapasitas dan kecepatan lebih rendah pada arus tertentu, jika dibandingkan dengan kota yang lebih besar. Pada Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah mempunyai populasi yang cukup besar, ± 3 juta penduduk pada kota Surabaya dan merupakan kota besar. Sehingga rata-rata kendaraan yang digunakan adalah kendaraan yang modern. Perilaku pengemudi pada Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah menunjukkan perilaku yang kurang gesit karena volume lalu lintas lebih besar dari kapasitas jalan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain: 1. Klasifikasi jalan yang terdiri dari beberapa segmen yaitu : a. Jalan Kertajaya Indah adalah sebagai berikut: - Kecepatan yang terjadi adalah 38,76 km/jam (MC), dan 36,80km/jam (LV), dimana kecepatan tersebut lebih tinggi dari kecepatan minimal yang disyaratkan untuk
4.7.
Geometrik Jalan Geometrik dan fasilitas yang terdapat pada Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah dibagi
17
-
-
jalan arteri sekunder adalah 30 km/jam. Sedangkan rata-rata waktu tempuh sebenarnya, pada Jalan Kertajaya Indah – Sulawesi adalah 0.19 jam (MC) dan 0.21 jam (LV). Pada Jalan Kertajaya – Kertajaya Indah adalah 0.17 jam (MC) dan 0.18 jam (LV) lebih panjang daripada waktu tempuh teoritisnya yaitu Jalan Kertajaya Indah – Sulawesi adalah 0.17 jam. Pada Jalan Kertajaya – Kertajaya Indah adalah 0.15 jam sehingga terjadi delay yang cukup panjang. Volume peak hour yang terjadi pada Jalan Kertajaya Indah pada pagi hari adalah 5640smp/jam dan pada sore hari adalah 4035 smp/jam. Sedangkan kapasitas pada Jalan Kertajaya Indah adalah 4712 smp/jam. Sehingga pada Jalan Kertajaya Indah mempunyai volume yang tinggi terhadap kapasitas jalan yaitu pada pagi hari. Berarti derajat kejenuhan untuk Jalan Kertajaya Indah pada pagi hari lebih besar dari satu yaitu 1,197 dan pada sore hari kurang dari satu yaitu 0,856. Berdasarkan peraturan UU jalan, maka kesesuaian pada jalan Kertajaya antara lain : Lebar jalan = 10,5 + 0,5 (bahu jalan) = 11meter ≥ 11 meter (memenuhi) Kecepatan yang terjadi adalah 38,76 km/jam (MC) dan 36,80 km/jam (LV) ≥ 30 km/jam (memenuhi) Kapasitas saat ini adalah 4712 smp/jam lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata pada pagi hari yaitu 5461 smp/jam (Tidak memenuhi) dan pada sore hari yaitu 3830 smp/jam (memenuhi) Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.
-
-
Volume peak hour yang terjadi pada Jalan Manyar Kertoardjo pada pagi hari adalah 5474smp/jam dan pada sore hari adalah 5702 smp/jam. Sedangkan kapasitas pada Jalan Manyar Kertoardjo adalah 4831 smp/jam. Sehingga pada Jalan Manyar Kertoardjo mempunyai volume yang tinggi terhadap kapasitas jalan yaitu pada pagi hari dan sore hari. Berarti derajat kejenuhan untuk Jalan Manyar Kertoardjo pada pagi hari yaitu 1,133 dan pada sore hari yaitu 1,180 yang lebih besar dari satu. berdasarkan peraturan UU jalan, maka kesesuaian pada jalan Kertajaya antara lain : Lebar jalan = 10,5 + 0,5 (bahu jalan) = 11meter ≥ 11 meter (memenuhi) Kecepatan yang terjadi adalah 36,40 km/jam (MC) dan 31,88 km/jam (LV) ≥ 30 km/jam (memenuhi) Kapasitas saat ini adalah 4831 smp/jam lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata pada pagi hari yaitu 4664 smp/jam (memenuhi) dan pada sore hari yaitu 5117 smp/jam (Tidak memenuhi). Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat
c. Jalan Kertajaya adalah sebagai berikut: - Kecepatan yang terjadi adalah 36,88 km/jam (MC), dan 30,0 km/jam (LV), dimana kecepatan tersebut lebih tinggi dari kecepatan minimal yang disyaratkan untuk jalan arteri sekunder adalah 30 km/jam. Sedangkan rata-rata waktu tempuh sebenarnya, pada Jalan Kertajaya Indah – Sulawesi adalah 0.19 jam (MC) dan 0.21 jam (LV). Pada Jalan Kertajaya – Kertajaya Indah adalah 0.17 jam (MC) dan 0.18 jam (LV) lebih panjang daripada waktu tempuh teoritisnya yaitu Jalan Kertajaya Indah – Sulawesi adalah 0.17 jam. Pada Jalan Kertajaya – Kertajaya Indah adalah 0.15 jam sehingga terjadi delay yang cukup panjang. - Volume peak hour yang terjadi pada Jalan Kertajaya pada pagi hari adalah 7668smp/jam dan pada sore hari adalah 8134 smp/jam. Sedangkan kapasitas pada Jalan Kertajaya adalah 4831 smp/jam. Sehingga pada Jalan Kertajaya mempunyai volume yang tinggi terhadap kapasitas jalan. Berarti derajat kejenuhan untuk Jalan Kertajaya pada pagi hari yaitu 1,587 dan pada sore hari yaitu 1,684 yang lebih besar dari satu. - berdasarkan peraturan UU jalan, maka kesesuaian pada jalan Kertajaya antara lain :
b. Jalan Manyar Kertoardjo adalah sebagai berikut: - Kecepatan yang terjadi adalah 36,40 km/jam (MC), dan 31,88km/jam (LV), dimana kecepatan tersebut lebih tinggi dari kecepatan minimal yang disyaratkan untuk jalan arteri sekunder adalah 30 km/jam. Sedangkan rata-rata waktu tempuh sebenarnya, pada Jalan Kertajaya Indah – Sulawesi adalah 0.19 jam (MC) dan 0.21 jam (LV). Pada Jalan Kertajaya – Kertajaya Indah adalah 0.17 jam (MC) dan 0.18 jam (LV) lebih panjang daripada waktu tempuh teoritisnya yaitu Jalan Kertajaya Indah – Sulawesi adalah 0.17 jam. Pada Jalan Kertajaya – Kertajaya Indah adalah 0.15 jam sehingga terjadi delay yang cukup panjang.
18
UU no 38/2004 sifat dan pergerakan pada lalu lintas dan angkutan jalan, fungsi jalan dibedakan atas arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan. Pada fungsi jalan arteri, yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan umum dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Dengan demikian hampir sesuai ini menandakan ada yang tidak sesuai, yaitu kecepatan rata-rata tinggi yang dikarenakan pada sebagian Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah mempunyai volume lalu lintas rata-rata lebih besar dari kapasitas.
Lebar jalan = 10,5 + 0,5 (bahu jalan) = 11meter ≥ 11 meter (memenuhi) Kecepatan yang terjadi adalah 36,88 km/jam (MC), dan 30,0 km/jam (LV) ≥ 30 km/jam (memenuhi) Kapasitas saat ini adalah 4831smp/jam lebih besar dari volume lalu lintas ratarata pada pagi hari yaitu 6577 smp/jam dan pada sore hari yaitu 7436smp/jam. (Tidak memenuhi) Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat
d. Jalan Sulawesi adalah sebagai berikut: - Kecepatan yang terjadi adalah 39,60 km/jam (MC), dan 35,92 km/jam (LV), dimana kecepatan tersebut lebih tinggi dari kecepatan minimal yang disyaratkan untuk jalan arteri sekunder adalah 30 km/jam. Sedangkan rata-rata waktu tempuh sebenarnya, pada Jalan Kertajaya Indah – Sulawesi adalah 0.19 jam (MC) dan 0.21 jam (LV). Pada Jalan Kertajaya – Kertajaya Indah adalah 0.17 jam (MC) dan 0.18 jam (LV) lebih panjang daripada waktu tempuh teoritisnya yaitu Jalan Kertajaya Indah – Sulawesi adalah 0.17 jam. Pada Jalan Kertajaya – Kertajaya Indah adalah 0.15 jam sehingga terjadi delay yang cukup panjang. - Volume peak hour yang terjadi pada Jalan Sulawesi pada pagi hari adalah 4495smp/jam dan pada sore hari adalah 4699 smp/jam. Sedangkan kapasitas pada Jalan Sulawesi adalah 5683 smp/jam. Sehingga pada Jalan Sulawesi mempunyai kapasitas jalan yang tinggi terhadap volume. Berarti derajat kejenuhan untuk Jalan Sulawesi pada pagi hari yaitu 0,791 dan pada sore hari yaitu 0,827 kurang dari satu. - berdasarkan peraturan UU jalan, maka kesesuaian pada jalan Kertajaya antara lain : Lebar jalan = 10,5 + 0,5 (bahu jalan) = 11meter ≥ 11 meter (memenuhi) Kecepatan yang terjadi adalah 39,60 km/jam (MC), dan 35,92 km/jam (LV) ≥ 30 km/jam (memenuhi) Kapasitas saat ini adalah 5683smp/jam lebih besar dari volume lalu lintas ratarata pada pagi hari yaitu 3965 smp/jam dan pada sore hari yaitu 4194smp/jam. (memenuhi) Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat 2.
3.
Kesesuaian pada Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah dengan klasifikasinya sebagai jalan arteri sekunder berdasarkan Peraturan Pemerintah no.34 Tahun 2006, hampir sesuai. Hampir sesuai ini menandakan bahwa ada yang tidak sesuai yaitu : a. Pada Jalan Kertajaya Indah : Kapasitas saat ini adalah 4712 smp/jam lebih besar dari volume lalu lintas ratarata pada pagi hari yaitu 5461 smp/jam (Tidak memenuhi). b. Pada Jalan Manyar Kertoardjo : Kapasitas saat ini adalah 4831 smp/jam lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata pada sore hari yaitu 5117 smp/jam (Tidak memenuhi). c.
Pada Jalan Kertajaya : Kapasitas saat ini adalah 4831smp/jam lebih besar dari volume lalu lintas ratarata pada pagi hari yaitu 6577 smp/jam dan pada sore hari yaitu 7436smp/jam. (Tidak memenuhi).
5.2. Saran Adapun saran yang dapat diberikan pada Tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan kapasitas pada Jalan Kertajaya Indah, Manyar Kertoardjo dan Jalan Kertajaya lebih besar dari volume rata-rata sehingga arus kendaraan lebih lancar dan tidak terjadi tundaan. 2. Diharapkan pada Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah dapat sesuai dengan klasifikasinya sebagai jalan arteri sekunder berdasarkan Undang-Undang no.38 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah no.34 Tahun 2006.
Kesesuaian pada Jalan Sulawesi – Jalan Kertajaya Indah berdasarkan Undang-Undang no.38 Tahun 2004, hampir sesuai. Berdasarkan
19
DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota (1990). Petunjuk Tertib Pemanfaatan Jalan No 004/BNKT. Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Bina Jalan Kota. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Republik Indonesia. Keputusan Menteri Perhubungan RI No. 17/1991, RAMBU LALU LINTAS DI JALAN. Sukirman, S. (1999). Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan. Penerbit Nova. Bandung. Khisty, C. J. dan Lall, B. K. Dasar – Dasar Rekayasa Transpotasi. Jilid 2. Edisi Ketiga. Penerbit
Erlangga.
Jakarta.Warpani, S. P. (2002). Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Penerbit ITB. Bandung. WWW. Undang-Undang No. 38/2004.com WWW. Peraturan Pemerintah No. 34/2006.com
20