BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL PROVINSI PENYUSUNAN FEASIBILITY STUDY PROYEK INVESTASI SEKTOR PARIWISATA LAPORAN ANTARA - 2015 – KERJASAMA LPPM UNIVERSITAS ANDALAS 30 November 2015
Rasional
Seluruh provinsi di Indonesia ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata, dan Sumatera Barat potensial untuk dijadikan dan dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata terutama wisata alam Potensi wisata alam Provinsi Sumatera Barat: alamnya bervariasi yang dilalui pegunungan, dan bukit barisan, yang menyebabkan dataran tinggi dan lembah, gunung, air terjun alam, sungai kecil yang airnya jernih dan mengalir deras, memiliki pantai yang landai dan garis pantai yang panjang.
Lembah Harau : Obyek wisata alam di Kabupaten Lima Puluh Kota yang memilik Unique Selling Proposition
RTRW Provinsi Sumatera Barat 2012-2032: Kawasan Lembah Harau merupakan kawasan unggulan wisata yang akan dikembangkan pada Program Pengembangan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Barat yang dikaitkan dengan kelok Sembilan sebagai ekowisata.
Maksud dan Tujuan Sasaran Kegiatan
1.
Menganalisis kelayakan pengembangan wisata pada kawasan Lembah Harau-Kelok Sembilan,
2.
Mengidentifikasi dan menganalisis sektor pendukung lainnya yang terintegrasi pada kawasan Lembah Harau-Kelok Sembilan
3. Menganalisis pengembangan potensi wisata terintegrasi Lembah Harau-Kelok Sembilan,
kawasan
4. Mengetahui potensi peran serta masyarakat dalam pengembangan potensi wisata dan merumuskan strategi kebijakan yang tepat untuk mengembangkan potensi wisata di Kawasan Lembah Harau-Kelok Sembilan, dan 5. Memberikan gambaran kepada para penanam modal untuk melihat peluang bisnis yang dapat memberikan keuntungan ekonomis di Sumatera Barat.
Sasaran Kegiatan Memudahkan calon investor dan investor memperoleh studi kelayakan investasi pengembangan kawasan wisata Lembah Harau–Kelok Sembilan (dalam dua versi : Bahasa Indonesia dan English ).
Kondisi Wilayah & Lingkup Studi
Ruang Lingkup Wilayah Studi: Kabupaten Limapuluh Kota (Lembah Harau-Kelok Sembilan) dengan Kota Payakumbuh sebagai pendukung Geografis dan Topografi • Posisi: 0’2528,71 “LU dan 0’22’14 “LS • Letak; 100’15’44,10”- 100’50’47,80”BT • Luas Daratan: 3.354,30 Km2 • Diapit oleh 4 Kabupaten: Agam, Tanah Datar, Sijunjung, Pasaman & Provinsi Riau • Terdiri dari 13 kecamatan dan 79 Nagari
THE HARAU : Suatu Kawasan Wisata Terpadu
KELOK 9 SENTRA INDUSTRI & KULINER
HARAU
Lokasi The Harau Jarak The Harau dari - Padang : 141 km - Bandar Udara International Minangkabau : 121 km - Kota Bukittingi : 50 km - Kota Payakumbuh : 16 km - Sarilamak : 5 km. - Objek wisata Kelok 9 : 18 km. - Pekanbaru : 176 km.
Data Kontur Harau (sumber DEM-ASTER)
Kondisi Umum Kawasan Lembah Harau
Cont’d..
Rest Area – Ulu Aia • Lokasi sangat strategis. • Berada di pinggir Jalan Negara • Tepat di tengahtengah antara Padang dan Pekanbaru • Luas 2.2 ha
Pekanbaru 160 km
2.2 Ha
Padang 152 km
Kondisi Eksisting
• Kondisi bangunan cukup memprihatinkan • Struktur dan beberapa bagian bangunan masih dalam kondisi cukup bagus
Kondisi Eksisting
Kondisi Umum Pariwisata Karakteristik Tujuan Wisata Wisatawan Sumatera Barat
20%
26%
54%
ALAM BUATAN BUDAYA
Sumber: Profil dan Statistik Kepariwisataan Sumatera Barat
Jumlah wisata di Kabupaten Lima Puluh Kota berdasarkan jenis
TAHUN
WISATA ALAM
WISATA BUDAYA
WISATA SEJARAH
2008
55
9
23
2009
54
23
10
2010
33
5
14
2011
33
5
14
2012
33
5
16
Sumber: Lima Puluh Kota Dalam Angka Tahun 2013
Data Akomodasi di Limapuluh kota No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Hotel Sago bungsu i Sago bungsu ii Echo home stay Bio home stay Abdi home stay Pilubang resort Harau view cottage Syafiq home stay Puti sari banilai home stay Cun home stay Eka home stay Zico home stay Wisma du Wisma tanjung damai Mess pemda
Tipe Melati Melati Melati Melati Melati Melati Melati Melati Melati Melati Melati Melati Melati Melati Melati Total
Alamat Tanjung pati kec.harau Lubuak batingkok Lembah harau Solok bio-bio Lembah harau Pilubang Lembah harau Lembah harau Lembah harau Lembah harau Lembah harau Lembah harau Pangkalan Kapur ix Tarantang
Jumlah kamar 10 16 21 5 4 14 2 3 2 3 3 3 7 17 8 118
16 26 19 20
DANGUNG DANGUNG MUNGKA PADANG LOWEH KOTO TINGGI BANJA LOWEH PANGKALAN MUARO PAITI
24
TAJUNG PATI
SITUJUAH BANDA DALAM PAKAN RABAA
PAKAN SABTU
PAYAKUMB UH
SARIAK LAWEH
KOTA
KB.SIMALANNGANG
Aksesibilitas – Ground Infrastructure
2 24 26 35 55 36 44 78
Infrastruktur Pendukung Pariwisata JUMLAH
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG Warnet
144
Tower Telekomunikasi
81
Industri Sandang dan Kulit
444
Tempat Ibadah
411 mesjid, 372 mushalla, 293 langgar
Sarana Pendukung
1 RSU, 22 puskesmas, posyandu, 29 toko obat
Tenaga kesehatan
26 dokter umum, 23 dokter gigi, 132 perawat umum,
87
pustu,
163
26 perawat gigi, 378 bidan, 151 lain-lain
polindes,
542
EVENT Tabel 1.1: Kalender Event NO
BULAN
WAKTU PELAKSANAAN
EVENT
1
Maret dan September
Event peringatan kulminasi matahari sakidomura
2
April s/d Agustus
Event Pacu Terbang Itik
3
Juni
Event Carnaval Paralayang
4
Juni
1 Hari sebelum Puasa Ramadhan
Event Potang Balimau
5
Juli
Seminggu Setelah Hari Raya Idul Fitri
Event Bakajang
6
Agustus
Event Panjat Tebing
7
Agustus
Pacu Jawi
8
Oktober
Event Tour de Singkarak
9
November
Pemilihan Duta Wisata Kabupaten Lima Puluh Kota
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lima Puluh Kota 2015
Safety and Security in Tourism
Jumlah Kejadian Kriminalitas terkait wisata tahun 2012 JENIS KRIMINALITAS TERKAIT WISATA
JUMLAH KEJADIAN
Penculikan
-
Pembunuhan
1
Penganiayaan
203
Pencurian
65
Perampokan
-
Pemerasan
1
Penipuan
44 Sumber: Lima Puluh Kota Dalam Angka Tahun 2013
Wisatawan Limapuluh Kota
Length of stay Wisnus: 1.04hari Wisman: 6.63 hari
TAHUN
JUMLAH WISNU
JUMLAH WISMAN
2013
272,073
7614
2014
344,078
12,969
2015
435,141
22,091
2016
550,303
37,629
2017
695,945
64,096
2018
880,130
109,178
2019
1,113,062
185,970
2020
1,407,640
316,773
2021
1,780,181
539,578
2022
2,251,316
919,094
2023
2,847,140
1,565,543
2024
3,600,652
2,666,677
2025
4,553,586
4,542,298
2026
5,758,719
7,737,147
2027
7,282,780
13,179,111
2028
9,210,232
22,448,709
2029
11,647,774
38,238,127
2030
14,730,425
65,133,117
2031
18,628,918
110,944,838
2032
23,559,169
188,978,476
Wisatawan Harau
TAHUN
JUMLAH WISNU
JUMLAH WISMAN
2013
192,690
5,213
2014
231,709
8,349
2015
278,630
13,372
2016
335,051
21,417
2017
402,898
34,301
2018
484,484
54,937
2019
582,590
87,987
2020
700,563
140,919
2021
842,425
225,696
2022
1,013,014
361,474
2023
1,218,145
578,936
TAHUN
JUMLAH WISNU
2005
53,000
2006
58,500
10.38%
353
-13.27%
2007
96,726
65.34%
496
40.51%
2008
107,719
11.37%
568
14.52%
2009
119,027
10.50%
718
26.41%
2010
135,559
13.89%
918
27.86%
2024
1,464,816
927,221
2011
152,717
12.66%
2,977
224.30%
2025
1,761,436
1,485,033
2012
160,242
4.93%
3,255
9.34%
RATA RATA PERTUMBU HAN
18.44%
2026
2,118,122
2,378,421
2027
2,547,035
3,809,267
2028
3,062,801
6,100,904
2029
3,683,008
9,771,177
2030
4,428,805
15,649,469
2031
5,325,624
25,064,111
2032
6,404,045
40,142,555
PERTUMBUH AN
JUMLAH WISMAN
PERTUMBUH AN
407
47.10%
Dampak Sektor Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah
Tahun 2012
Anggaran
Realisasi
Persentase
Pajak Hotel
3.000.000
3.450.000
115.00
Pajak Restoran
300.000.000
301.107.344
102.37
Pajak Hiburan
5.000.000
11.200.000
224.00
Pajak Reklame
160.000.000
155.519.500
97.20
Total untuk sektor pariwisata
468.000.000
471.276.844
Total PAD
6.283.000.000
9.628.935.485
Persentase
0,07448671
0,04894382
Sumber: Lima Puluh Kota Dalam Angka Tahun 2013
154.11
Flora
Fauna
Kearifan Lokal • Minangkabau tidak hanya kaya akan nilai-nilai budaya seperti tari, alunan musik, kerajinan, permainan anak, olah raga, pakaian, rumah adat, kuliner, tetapi juga kaya dengan kearifan lokal (lokal wisdom). • Kearifan lokal, mengandung kebajikan hidup; pandangan hidup (way of life) yang mengakomodasi kebijakan (wisdom) kehidupan. • Nilai etika dan moral yang terkandung dalam kearifan lokal diajarkan turuntemurun, melalui pepatah dan peribahasa, folklore, tambo dan manuskrip.
Pembahasan kearifan lokal: • Identifikasi dan menggali. Bila dikaitkan dengan pengembangan wisata semakin memperkaya atraksi wisata. • Mengemas dan menjadi sesuatu yang sangat menarik. • Pemerintah sebagai regulator, fasilitator dan pengawas semakin hari semakin penting dalam rangka mengidentifikasi dan mengemas kearifan lokal. • Kearifan lokal sudah harus berbasis riset.
• Dalam perkembangan pariwisata (sesuai dengan RIPPDA Sumatera Barat) sejalan dengan semangat otonomi daerah dan kerjasama antar daerah serta prospek pengembangan pariwisata, maka perwilayahan pengembangan pariwisata di Provinsi Sumatera Barat dijabarkan kedalam 8 (delapan) Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP). • Wilayah Pengembangan Pariwisata Kota Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota dengan pusat pelayanan wisata di Payakumbuh (termasuk WPP 4) pengembangan pariwisata, • silahkan cek ke bab 3 halaman 12 laporan antara
Deskripsi Pekerjaan (Tahap II)
Detail dan Perkembangan Pekerjaan 1.
Tim telah melakukan beberapa kali survey wilayah dalam rangka pengumpulan data primer (ke masyarakat dan lokasi rencana pengembangan kawasan) serta data sekunder (pengumpulan dokumen pendukung).
2.
Bentuk data primer yang dikumpulkan oleh tim antara lain: a. Jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke lokasi Harau per Oktober 2015 b. Wawancara dengan pengunjung kawasan Harau c. Wawancara dengan pemuka dan anggota masyarakat (wilayah Harau, Aia Putih dan Ulu AIa) d. Wawancara dengan Ka-Jorong Aia Putiah e. Pemetaan lokasi dan potensi pembangunan kawasan f. Identifikasi kemungkinan penambahan fasilitas wisata dikawasan pengembangan g. Pendataan ekonomi masyarakat dikawasan pengembangan h. Wawancara semi terstruktur dengan 40 wisatawan domestik Sumatera Barat
3.
Survey terakhir dilakukan oleh tim, masing-masingnya pada tanggal 21 Oktober dan 25 Oktober 2015.
3.
Dari survey dan pendataan, tim merekomendasikan pembagian kawasan pengembangan menjadi empat kemungkinan konsentrasi/titik pengembangan:
a. Wilayah Harau = untuk pengembangan wisata ecotourism b. Wilayah Lubuk Bangku = untuk pengembangan sentra kuliner, makanan lokal dan souvenir c. Wilayah Kelok Sambilan = untuk pengembangan wisata cable car/kereta gantung d. Wilayah Ulu Aia – untuk revitalisasi rest area
4.
Sesuai karakteristik wilayah, ekonomi, kependudukan, ketersediaan infrastruktur dan potensi investasi, tim membagi kemungkinan pengembangan masing-masing titik sentra tersebut kedalam 2 (dua) kemungkinan berikut: a. Kemungkinan revitalisasi kondisi – sarana – prasarana yang telah ada b. Kemungkinan pengembangan baru sarana - prasarana
Rekomendasi Pengembangan
Rekomendasi Pengembangan Kawasan (1 - Umum)
HARAU
REST AREA – ULU AIA
Revitalisasi Kawasan, Sarana & Prasarana Wisata Pengembangan Baru Sarana & Prasarana Wisata
Revitalisasi kawasan, sarana dan prasarana
LUBUK BANGKU
KELOK SAMBILAN
Revitalisasi kawasan, sarana dan sentra ekonomi
Pengembangan baru sarana & prasarana wisata
Rekomendasi Pengembangan Kawasan (2 - HARAU) Revitalisasi Kawasan, Sarana & Prasarana Wisata a. b. c. d.
Homestay dan jasa wisata milik masyarakat yang telah ada, termasuk perbanyakan homestay Penggunaan satu tiket untuk semua fasilitas wisata dikawasan (termasuk parkir) Issue sosial dan lingkungan disekitar kawasan (ex. masalah parkir liar, sampah, dsb) Penataan warung milik masyarakat
Pengembangan Baru Sarana & Prasarana Wisata a. Pendirian fasilitas wisata cable car/kereta gantung pada lokasi terpilih (lihat alternatif rute pada peta) dgn panjang rentang lebih kurang 2.5 km b. Pengembangan kebun bunga pada lokasi sekitar wilayah Lembah Echo pada jarak lebih kurang 1.66 km dari persimpangan Harau c. Ecolodge dengan konsep MICE (meeting, incentives, conferencing, exhibition) dilokasi arah kanan dari persimpangan Harau, dengan jarak 1.2 km dari persimpangan Harau d. Areal parkir kendaraan (tourist bus dan kendaraan pribadi)
The Harau (Potensi Pengembangan)
P.3
P.2
P.1
The Harau(Potensi Pengembangan) 1.7 Ha
9.5 Ha
36.6 Ha
Rencana Pengembangan The Harau
Cable Car • Menyusuri dasar lembah • Panjang lintasan 2.53 km
Kawasan “ The Green Harau” Wilayah “ The Green Harau”. Yaitu kawasan Harau yang dikembangkan dengan pola penataan upgrading atau revitalisasi.
Revitalisasi pengelolaan kawasan Ngalau seribu menjadi wisata alam dan wisata sejarah. Objek ini dapat diupgrade atau direvitalisasi secara infrastruktur dan pengelolaan. Infrastruktur dalam ngalau seribu sebaiknya direnovasi dengan penambahan lightning, etalase jenis batu, pedestrian pathway ( jalur pejalan kaki) dalam ngalau yang representatif dan menarik.
Sumber: Poole cavern
The Green Harau: Ngalau Seribu
Group visitors
Pengelolaan wisata alam ngalau seribu dengan menggunakan system kuota kelompok/grup. Grup terdiri dari maksimal 10-15 orang yang melakukan system booking terlebih dahulu, didampingi oleh pemandu wisata/tour guide dengan seragam yang menarik menguasai sejarah Harau, deskripsi keunikan produk dalam ngalau tersebut dengan lama kunjungan sekitar 15-20 menit estimasi. Grup dipandu oleh pokdarwis setempat
Kuota pengunjung dibatasi perhari untuk menjaga eksklusifitas, nilai tambah, kebersihan dan terkelola.
Tourist Information Centre, Museum & Galleries Wisata sejarah dari kawasan ngalau seribu dan wisata sejarah dari Harau perlu dikembangkan melalui penguatan nilai sejarah Harau dan Ngalau seribu ( Peninggalan Belanda dan sejarah PDRI). Nilai sejarah Harau dan Ngalau Seribu didokumentasikan dalam museum dan gallery serta menjadi bagian dari storytelling & interpretasi oleh pemandu wisata. Diperlukan rehabilitasi Tourist Information Centre yang ada pada saat ini menjadi bagian dari Museum, Galleries dan Tourist Information Centre.
Wilayah inti: “The Harau: My Geotourism Taman bunga Park”
Taman bunga dengan memberdayakan jenis jenis bunga dengan desain interior taman yang menarik. Taman ini juga dapat diberdayakan untuk melakukan aktivitas barbeque, piknik, untuk wisata keluarga.
Taman buah Taman buah dengan memberdayakan potensi pertanian yang ada pada daerah Limapuluh kota. Pengunjung dapat melakukan aktivitas melihat proses penanaman, memetik, dan membeli buah yang ada. Namun keterbatasan dari taman buah ini adalah bersifat seasonal atau musiman. Sehingga diperlukan adanya aktivitas lain didalam kawasan ini
Butterfly Park Penangkaran kupu kupu. Berdasarkan kajian yang pernah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa jenis kupu kupu yang dapat dibudidayakan di kawasan Harau. Spot adventurer. Terdapat playground untuk anak anak, paint ball untuk segmentasi pasar remaja, fasilitas outbound untuk segmentasi wisatawan bisnis yang merupakan potensi pasar besar di Sumatera Barat. Aksesibilitas dalam kawasan “The Harau” dapat menggunakan sepeda dari masyarakat/pokdarwis, pedestrian street, dan mini train untuk mengunjungi satu spot ke spot lainnya.
Float Market & Foodcourt Pasar Apung sebagai pusat UMKM dan foodcourt, dengan konsep alam dan penyewaan kanoe untuk menambah nilai experiential tourism.
Experiential Tourism Sebagai pendukung dari perencanaan pengembangan kawasan ini ada beberapa hal yang harus dijadikan sebagai unsur pendukung: Dibutuhkan Experiential tourism melalui pemberdayaan sumber daya lokal seperti atraksi melalui partisipasi masyarakat setempat dalam menonjolkan kearifan lokal, kehidupan dan budaya setempat (heritage tourism). Contoh: proses mencari flora langka, keterlibatan wisatawan dalam kehidupan masyarakat setempat
Cont.. Satwa disekitar kawasan Harau berpotensi dijadikan sebagai salah satu atraksi wisata yang dikelola oleh masyarakat/kelompok masyarat sadar wisata (pokdarwis). Hospitality dan pemeliharaan lingkungan seperti kebersihan, keamanan, dari masyarakat setempat perlu ditingkatkan. Secara umum masyarakat sudah memiliki pengertian dasar bahwa pariwisata berfungsi sebagai salah satu sumber perekonomian mereka. Diperlukan pembinaan dan menstimulasi pertumbuhan kelompok sadar wisata (Pokdarwis)
Integrated Marketing Communication Kegiatan 1 Pembuatan buku dan peta wisata 2 Branding
sub kegiatan studi dan pembuatan peta wisata pembuatan green map kawasan kelok sembilan studi pengembangan harau Co-branding dengan provinsi dan negara lain
volume 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket
3 Integrad Marketing Communication Advertising Leaflet dan distribusi leaflet 1 paket baliho di daerah target pasar (dalam sumbar) 1 Paket baliho di daerah target pasar (luar sumbar) 1 Paket iklan tv nasional 1 Paket iklan tv international 1 Paket Publicity event olahraga international 1 Paket event musik dan seni skala nasional 1 Paket kompetisi fotographi harau 1 Paket pameran 1 Paket kerjasama media cetak nasional 1 paket Interactive marketing perbaikan website tha harau 1 paket kerjasama dengan online dan social networking sites ( dalam negeri ) 1 paket kerjasama dengan e-advertising global (ex. Bookin online, tripadvisors)1 paket 4 Signage tanda/ marka/ petunjuk destinasi 1 paket baliho dalam kawasan harau 1 paket 2 Promosi wisata pembangunan pusat promosi 1 Paket mengadakan pameran 1 Paket mengadakan bazaar makanan tradisional 1 Paket 3 sosialisasi pembuatan brosur 1 Paket pembuatan billboard 1 Paket
Dampak Ekonomi + Sosial Pengembangan Kawasan (2 – HARAU) 1.
Penataan perekonomian dan usaha masyarakat a.
Kompetisi/persaingan usaha
b.
Lokasi dan zonasi usaha
c.
Sinergi usaha
2.
Pengembangan usaha baru milik masyarakat lokal disekitar tower utama/terminal cable car, fasilitas ecolodge dan MICE serta kebun bunga (ex. usaha makanan dan souvenir, usaha bunga segar, dsb)
3.
Terkonsentrasinya pendapatan asli milik daerah (HANYA) melalui tiket masuk pengunjung
4.
Penolakan masyarakat terkait penataan usaha
5.
Kemungkinan terjadinya premanisme pariwisata dikawasan
Dampak Lingkungan Pengembangan Kawasan (2 – HARAU) 1. Pada lokasi di puncak Lembah Harau saat ini ada pemanfaatan lahan untuk kebun gambir dan karet oleh masyarakat lokal. Perlu pertimbangan khusus mengenai hal ini jika melakukan pengembangan baru 2. Jumlah sampah yang dihasilkan dari lokasi wisata Lembah Harau adalah 18 m3/hari (rata-rata) dan maksimum 21 m3/hari. Diperkirakan, pengembangan baru di kawasan Harau akan menambah volume sampah yang dihasilkan, sehingga upaya mengatasi masalah sampah ini perlu jadi salah satu perhatian utama dalam pengembangan kawasan
Issue Pengelolaan Kawasan (2 – HARAU) Tim sangat concern dengan issue ini, karena ini turut menentukan dampak pengembangan kawasan selanjutnya. Terkait hal ini, terdapat beberapa kemungkinan bentuk pengelolaan dan permodalan pengembangan kawasan dan fasilitas sarana-prasarana wisata yang ada dikawasan: A. Seluruh permodalan di’handle’ oleh Pemda Prov. Sumbar atau Pemda Lima Puluh Kota B. Seluruh permodalan ditanggung oleh investor, bisa untuk seluruh kawasan ataupun untuk per masing-masing fasilitas wisata yang dikembangkan C.
Sistem kemitraan 2 (dua) sisi, antara investor dan Pemda
D. Sistem kemitraan 3 (tiga) sisi, antara investor, Pemda dan masyarakat Catatan: untuk sistem kemitraan yang melibatkan Pemda sebagai pemilik modal, perlu ada badan usaha milik Pemda
Rekomendasi Awal Pengembangan Kawasan (3 – Lubuk Bangku)
Revitalisasi kawasan, sarana dan sentra ekonomi 1. Penataan kawasan untuk menjadi sentra makanan ringan, souvenir dan restoran yang representatif bagi pengunjung 2. Standardisasi penataan kawasan 3. Penataan areal bangunan, parkir dan areal perawatan kendaraan
Dampak Ekonomi + Sosial Pengembangan Kawasan (3 – Lubuk Bangku) 1. Penataan perekonomian dan usaha masyarakat a. Kompetisi/persaingan usaha b. Lokasi dan zonasi usaha, menjadi usaha restoran – makanan kecil dan souvenir/oleh-oleh c. Sinergi usaha 2. Penolakan masyarakat terkait penataan usaha 3. Kemungkinan terjadinya premanisme pariwisata dikawasan 4. Kemungkinan timbulnya parkir liar, asongan dan warung liar yang dapat mengganggu arus lalu lintas Jalan Lintas Sumbar - Riau
Dampak Lingkungan Pengembangan Kawasan (3 – Lubuk Bangku) 1. Jumlah sampah yang dihasilkan dari lokasi wisata. Diperkirakan, penataan dan revitalisasi akan menambah arus kunjungan dilokasi ini, sehingga volume sampah yang dihasilkan juga akan bertambah 2. Perlu upaya mengatasi masalah sampah dilokasi ini – untuk dapat dijadikan sebagai salah satu perhatian utama dalam pengembangan kawasan
Issue Pengelolaan Kawasan (3 – Lubuk Bangku) Terkait hal ini, kemungkinan terbaik bentuk pengelolaan kawasan adalah dalam bentuk: A. Pemda mengambil posisi sebagai penata
B. Masyrakat diberi kesempatan untuk membuka dan memiliki usaha yang terkait dengan konsentrasi usaha di lokasi ini (restoran, makanan kecil/ringan dan souvenir)
Rekomendasi Awal Pengembangan Kawasan (4 – Kelok 9)
Pengembangan baru kawasan Pengadaan fasilitas dan sarana cable car/kereta gantung untuk sarana wisata kawasan ini: merujuk pada kajian FS dan DED wisata science didaerah ini dari Kementrian PU
Dampak Ekonomi + Sosial Pengembangan Kawasan (4 – Kelok Sambilan) 1. Pengembangan usaha baru cable car/kereta gantung akan membawa dampak terbukanya lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar 2. Terkonsentrasinya pendapatan asli milik daerah (HANYA) melalui tiket masuk pengunjung
Dampak Lingkungan Pengembangan Kawasan (4 – Kelok Sambilan) 1. Untuk rencana kegiatan wisata di Kelok Sambilan, telah ada perencanaan dan anggarannya, namun belum diimplementasikan karena terkait perizinan, terutama dari Dinas Kehutanan. 2. Perlu koordinasi dengan Dinas Kehutanan untuk mengetahui jenis perizinan yang diperlukan, termasuk dokumen kelayakan lingkungan hidup yang harus disiapkan (AMDAL atau UKL UPL).
Issue Pengelolaan Kawasan (4 – Kelok Sambilan) 1.
Status kawasan yang merupakan areal hutan perlu dipertimbangkan untuk melakukan pengembangan baru dalam bentuk pendirian bangunan, tower dsb.
2.
Terkait pengelolaan kawasan dan investasi, terdapat beberapa kemungkinan bentuk pengelolaan dan permodalan pengembangan kawasan dan fasilitas sarana-prasarana wisata yang ada dikawasan: A. Seluruh permodalan di’handle’ oleh Pemda Prov. Sumbar atau Pemda Lima Puluh Kota B. Seluruh permodalan ditanggung oleh investor, bisa untuk seluruh kawasan ataupun untuk per masing-masing fasilitas wisata yang dikembangkan C.
Sistem kemitraan 2 (dua) sisi, antara investor dan Pemda
D. Sistem kemitraan 3 (tiga) sisi, antara investor, Pemda dan masyarakat Catatan: untuk sistem kemitraan yang melibatkan Pemda sebagai pemilik modal, perlu ada badan usaha milik Pemda
Rekomendasi Awal Pengembangan Kawasan (5 – Rest Area di Ulu Aia) Revitalisasi kawasan, sarana dan sentra ekonomi 1. Perbaikan dan penambahan fasilitas penunjang kawasan dalam bentuk fasilitas pengisian bahan bakar kendaraan bermotor dan pendirian rumah-rumah peristirahatan 2. Standardisasi pengembangan dan penataan kawasan sesuai standard rest area yang ada 3. Penataan areal bangunan, parkir dan areal perawatan kendaraan, fasilitas pengisian bahan bakar kendaraan bermotor, rumah peristirahatan dan areal bermain anak
Potensi Pengembangan • Di belakang rest area terdapat taman dan beberapa gazebo yang masih dalam kondisi cukup baik. • Terdapat sungai kecil, bekas kolam, sawah, dan bukit. • Lansekap yang tidak terawat ini sangat potensial untuk dijadikan sebagai daya tarik alami rest area yang tidak dimiliki oleh rest area lain. • Kolam yang tidak terpakai dapat dijadikan kolam renang alami karena diairi oleh sungai kecil yang jernih
• Bukit yang berada di seberang sungai dapat dikembangkan sebagai areal cottage.
Dari studi banding yang telah dilakukan oleh tim, • Daya tarik rest area yang utama untuk membuat pengendara singgah adalah pelayanan dan fasilitas yang bagus. • Fasilitas yang paling utama adalah ketersediaan WC yang bersih dan masjid yang bagus. • Ini harus menjadi perhatian jika memang rest area ini akan dikembangkan.
Revitalisasi Rest Area Pengembangan kawasan Rest area terbagi atas dua strategi: Revitalisasi produk Revitalisasi produk terdiri dari pengembangan cottage, playground dan foodcourt.
Pengembangan produk baru Pengembangan produk baru terdiri dari Fasilitas Pengisian Bahan Bakar (SPBU), Musholla yang representatif, Toilet dengan standard hotel.
Dampak Ekonomi + Sosial Pengembangan Kawasan (5 – Rest Area di Ulu Aia) 1. Terbukanya kesempatan kerja untuk masyarakat dilokasi terpilih 2. Kemungkinan berpindahnya pedagang dan pemilik warung non-permanen yang saat ini berjualan dilokasi jembatan Kelok Sambilan ke lokasi terpilih (pengosongan areal jembatan Kelok Sambilan) 2. Kemungkinan terjadinya premanisme pariwisata dikawasan 3. Kemungkinan timbulnya parkir liar, asongan dan warung liar yang dapat mengganggu arus lalu lintas Jalan Lintas Sumbar – Riau sebagai akibat adanya konsentrasi/penumpukan kendaraan
Issue Pengelolaan Kawasan (5– Rest Area di Ulu Aia) Perlu dipertimbangkan bahwa sesuai dengan wawancara dengan tokoh masyarakat sekitar bahwa lokasi kawasan adalah milik Pemda Kabupaten Lima Puluh Kota. Terkait hal ini, terdapat beberapa kemungkinan bentuk pengelolaan dan permodalan pengembangan kawasan dan fasilitas sarana-prasarana wisata yang ada dikawasan: A. Seluruh permodalan di’handle’ oleh Pemda Prov. Sumbar atau Pemda Lima Puluh Kota B. Seluruh permodalan ditanggung oleh investor, bisa untuk seluruh kawasan ataupun untuk per masing-masing fasilitas wisata yang dikembangkan C.
Sistem kemitraan 2 (dua) sisi, antara investor dan Pemda
D. Sistem kemitraan 3 (tiga) sisi, antara investor, Pemda dan masyarakat Catatan: untuk sistem kemitraan yang melibatkan Pemda sebagai pemilik modal, perlu ada badan usaha milik Pemda
ASPEK PENILAIAN Aspek Sosial Aspek Lingkungan Aspek Teknis
Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Manajemen dan SDM
Aspek Sosial
ASPEK SOSIAL LEMBAH HARAU • Lembah Harau ini berlokasi di dua Nagari yaitu Harau dan Tarantang • Sehingga pengelolaan pintu masuk obyek dilaksanakan dengan melibatkan pemuda dua nagari tersebut yang berpotensi konflik • Ada pedagang warung, tukang parkir, penjual asesoris, pengelola WC, penjual jagung, bunga • Di ujung Nagari Harau terdapat minuman gelas HAWA (Harau Water) dan pembuatan kerupuk merah dan mie kuning
• Di Lubuak Limpato ada obyek wisata dikelola oleh H. Cai PAK SUBUR(pengusaha) yang telah membangun homestay berciri rumah gadang, arena bersampan dan fasilitas pendukung (areal parkir, mushalla dan taman)
• Kesimpulan sementara: Secara umum penduduk lokal menerima investor namun mereka tetap dilibatkan sebagai tenaga kerja dan sub usaha lainnya serta dipenuhi aturan adatnya
ASPEK SOSIAL DI REST AREA • Berjarak 4 km dari Jembatan Kelok 9, dan semua pedagang di kelok 9 berasal dari Jorong Hulu Aia Nagari Sari Lamak Kecamatan Harau • Selain berdagang, penduduk Hulu Aia juga berusaha sebagai tukang parkir liar di kelok 9 dan berusaha pertanian dengan skala kecil di jorongnya • Ada ongkos transportasi bawa barang dagangan dari dan ke Jembatan Kelok 9 sebesar Rp 25.000,00 sekali perjalanan • Kadangkala untuk menutupi biaya transportasi maka para pedagang itu bermalam di jembatan Kelok 9 • Transaksi ekonomi akan meningkat selama liburan dan hari besar lainnya
• Kesimpulan sementara: 1. Jika aturan larangan berdagang di Kelok 9 diterapkan tegas (law enforcement), maka ongkos transportasi dan biaya lain yang harus ditanggung pedagang menjadi nol dan rest area akan dapat lebih berfungsi maksimal 2. Potensi konflik antara pedagang dengan petugaspun akan semakin kecil terjadi. 3. Pengaktifan dan penataan kembali rest area akan dapat menata kawasan jembatan Kelok 9 dan mensterilkannya dari pedagang dan pengunjung yang tidak beraturan.
ASPEK SOSIAL DI LUBUAK BANGKU • Terletak di Jorong Aia Putiah Nagari Sarilamak Kecamatan Harau • Telah ada rumah makan, pedagang sanjai, pedagang rokok dan dalam proses pembangunan SPBU • Semua kondisi eksisting tersebut semakin menguatkan Lubuak Bangku direncanakan sebagai pusat kuliner khas • Ada proses pembebasan hak atas tanah yang dapat dilakukan investor. • Pemodal bertransaksi dengan pemilik tanah yang diketahui oleh ninik mamak dan perangkat nagari
• Ada istilah “adat diisi limbago dituang” sebesar 2,5% yang harus dibayarkan kedua belah pihak yang bertransaksi kepada ninik mamak dan atau nagari • Kesimpulan sementara: • Secara umum kehadiran investor dapat diterima oleh local community sepanjang melibatkan mereka dan dipenuhi aturan adatnya
Aspek Lingkungan
Skoring Kelayakan Aspek Lingkungan Fisik/Dampak thd Lingkungan Fisik (Lembah Harau) No
Variabel
Deskripsi
Bobot
Skor
BxS
Nilai
1
Dampak terhadap kerusakan Sumber daya Alam
Pengembangan kawasan wisata Lembah Harau dilakukan pada lokasi yang sudah berkembang dan berjalan hingga interaksi dengan sumber daya alam yang dilindungi cenderung sedikit
20
2
40
Sangat kecil
2
Dampak rerhadap Kebencanaan
Pengembangan kawasan wisata Lembah Harau tidak akan mengubah morfologi lahan yang sudah ada dan hanya akan mengikuti tipe morfologi yang ada, sehingga peluang menimbulkan bencana relatif kecil
20
3
60
Sangat kecil
3
Dampak tehadap penurunan kualitas air dan udara
Aktivitas manusia yang ada di kawasan wisata lembah Harau akan membutuhkan sumber daya air, tetapi kegiatannya ridak diarahkan pada eksploitasi dan atau kegiatan yang menghasilkan limbah ke lingkungan air dan udara
20
3
60
Sangat kecil
4.
Dampak terhadap bangkitan lalu lintas
Aktivitas wisata di Lembah Harau akan menarik pergerakan orang, sehingga akan menimbulkan bangkitan lalu lintas
20
4
80
Kecil
5.
Dampak terhadap keberlangsungan komunitas tertentu
Lokasi pengembangan kawasan wisata Lembah Harau berada pada lahan yang tidak dibudidayakan sehingga tidak akan mempengaruhi keberlangsungan komunitas tertentu. Di sisi lain, pengembangan kawasan wisata tersebut akan meningkatkan peluang berusaha bagi masyarakat sekitar
20
4
80
Kecil
100
14
320
Sedang
Jumlah Dampak terhadap Lingkungan Fisik: Sedang
Ket: < 80 = Sangat kecil; 80 ≤ - < 260 = Kecil; 260 ≤ - < 340 = Sedang; 340 ≤ - 420 = Tinggi; dan 420≤ - < 500 = Sangat tinggi
Skoring Kelayakan Aspek Lingkungan Fisik/Dampak thd Lingkungan Fisik (Kelok 9) No
Variabel
Deskripsi
Bobot
Skor
BxS
Nilai
1
Dampak terhadap kerusakan Sumber daya Alam
Pengembangan kawasan wisata Lembah Harau dilakukan pada lokasi yang sudah berkembang dan berjalan hingga interaksi dengan sumber daya alam yang dilindungi cenderung sedikit
20
2
40
Sangat kecil
2
Dampak rerhadap Kebencanaan
Pengembangan kawasan wisata Lembah Harau tidak akan mengubah morfologi lahan yang sudah ada dan hanya akan mengikuti tipe morfologi yang ada, sehingga peluang menimbulkan bencana relatif kecil
20
3
60
Sangat kecil
3
Dampak tehadap penurunan kualitas air dan udara
Aktivitas manusia yang ada di kawasan wisata lembah Harau akan membutuhkan sumber daya air, tetapi kegiatannya ridak diarahkan pada eksploitasi dan atau kegiatan yang menghasilkan limbah ke lingkungan air dan udara
20
3
60
Sangat kecil
4.
Dampak terhadap bangkitan lalu lintas
Aktivitas wisata di Lembah Harau akan menarik pergerakan orang, sehingga akan menimbulkan bangkitan lalu lintas
20
4
80
Kecil
5.
Dampak terhadap keberlangsungan komunitas tertentu
Lokasi pengembangan kawasan wisata Lembah Harau berada pada lahan yang tidak dibudidayakan sehingga tidak akan mempengaruhi keberlangsungan komunitas tertentu. Di sisi lain, pengembangan kawasan wisata tersebut akan meningkatkan peluang berusaha bagi masyarakat sekitar
20
4
80
Kecil
100
14
320
Sedang
Jumlah Dampak terhadap Lingkungan Fisik: Sedang
Ket: < 80 = Sangat kecil; 80 ≤ - < 260 = Kecil; 260 ≤ - < 340 = Sedang; 340 ≤ - 420 = Tinggi; dan 420≤ - < 500 = Sangat tinggi
Aspek Teknis
Penilaian kelayakan lokasi untuk pengembangan The Harau No Variabel 1 Jarak Lembah Harau ke Pusat Ibu Kota Kabupaten 2 Kelas jalan yang dilalui menuju ke lokasi Lembah Harau 3 Kondisi jalan yang dilalui
Deskripsi Jarak Lembah Harau ke Ibu Kab. 50 Kota dan ke jalan negara hanya berjarak 5 km Kelas jalan yang dilalui adalah jalan kabupaten
Kondisi jalan adalah mantap, dalam kondisi mulus dan ada lapis perkerasan aspal 4 Moda angkutan yang melayani Moda angkutan umum ke ibukota Sarilamak tersedia dengan baik. 5 Jarak terdekat ke pemukiman Lokasi Lembah Harau terletak berdampingan dengan pemukiman penduduk 6 Ketersediaan lahan Lahan untuk pengembangan pariwisata tersedia cukup luas 7 Topografi wilayah Topografi tebing yang terjal dan dasar lembah yang landai merupakan daya tarik utama. 8 Aksesibilitas Aksesibilitas ke lokasi tersedia dengan baik. 9 Sumber air bersih Sumber air bersih berasal dari air permukaan. 10 Pengelolaan persampahan Pengelolaan sampah perlu peningkatan. 11 Pengelolaan air limbah Pengelolaan air limbah dilakukan dengan cara alami. 12 Ketersediaan energi listrik Energi listrik sudah tersedia di lokasi Lembah Harau 13 Daerah rawan bencana Kawasan Lembah Harau berada pada kawasan bencana gempa bumi Kelayakan aspek lokasi dinilai ‘Tinggi’
Bobot 7.69
Skor 4
BxS 30.76
7.69
4
30.76
7.69
5
38.45
7.69 7.69
4 4
30.76 30.76
7.69 7.69
5 5
38.45 38.45
7.69 7.69 7.69 7.69 7.69 7.69
4 3 3 3 5 2
30.76 23.07 23.07 23.07 38.45 15.38 392.19
Penilaian kelayakan lokasi untuk revitalisasi rest area No 1
Variabel Jarak ke kota besar
Deskripsi Lokasi berada di tengah antara Padang dan Pekanbaru
2
Kelas jalan yang dilalui adalah jalan negara
3
Kelas jalan yang dilalui menuju ke lokasi rest area Kondisi jalan yang dilalui
4
Moda angkutan yang melayani
5
Jarak terdekat ke pemukiman
6
Ketersediaan lahan
7
Topografi wilayah
8
Bobot 7.69
Skor 5
BxS 38.45
7.69
5
38.45
Kondisi jalan adalah mantap, dalam kondisi mulus dan ada lapis perkerasan aspal Moda angkutan umum cukup banyak yang melintas pada ruas jalan. Lokasi rest area tidak begitu jauh dari perkampungan penduduk. Lahan untuk pengembangan rest area tersedia cukup luas
7.69
5
38.45
7.69
4
30.76
7.69
4
30.76
7.69
4
30.76
7.69
5
38.45
Aksesibilitas
Topografi rest area sangat mendukung untuk pengembangan. Aksesibilitas ke lokasi tersedia dengan baik.
7.69
4
30.76
9
Sumber air bersih
Sumber air bersih berasal dari sungai yang jernih.
7.69
4
30.76
10
Pengelolaan persampahan
Pengelolaan sampah perlu peningkatan.
7.69
3
23.07
11
Pengelolaan air limbah
Pengelolaan air limbah dilakukan dengan cara alami.
7.69
3
23.07
12
Ketersediaan energi listrik
Energi listrik sudah tersedia di lokasi rest area
7.69
5
38.45
13
Daerah rawan bencana
Kawasan berada pada kawasan bencana gempa bumi dan tanah longsor.
7.69
2
15.38 407.57
Kelayakan aspek lokasi dinilai ‘Sangat Tinggi’
Aspek Pasar dan Pemasaran
Wilayah Pengembangan 1: The HARAU : My Geotourism Park & The Green Harau No
Variabel
Produk 1 Utama (Tangible)
Wisata Alam
Wisata Sejarah
Wisata Buatan
Wisata minat khusus / petualang dan olahraga
Deskripsi Produk berwujud merupakan infrastruktur utama dalam pengembangan potensi destinasi wisata Harau mencakup wisata alam, wisata sejarah, dan wisata buatan Wisata alam mencakup keindahan Harau Valley, Ngalau Seribu, hutan lindung dan potensi alam yang ada didalamnya. Wisata dengan konsep nilai warisan wisata dunia, storytelling sejarah yang dapat dilakukan selama kunjungan di ngalau seribu dan museum Wisata buatan mencakup: 1. Pasar apung sebagai pusat UMKM dan Restoran 2. Taman bunga 3. Taman kupu kupu 4. Taman buah 5. Playground dan kawasan Outbound, paint ball Wisata minat khusus meliputi: 1. Panjat tebing 2. Bushwalking 3. Sepeda gunung 4. Camping 5. Trekking 6. Menara pandang dan Gazebo di atas lembah Harau
Peranan Stakeholders Pemeliharaan dari SKPD terkait
Pemeliharaan dari SKPD terkait Pemeliharaan dari SKPD terkait dan masyarakat
Swasta
SKPD terkait dan masyarakat
Bobot
BXS
25
Skoring
5
125
Nilai
Sangat tinggi
Tourist Experience & 2 Superior Value (Intangible)
Tourist experience adalah unsur pengalaman dalam upaya meningkatkan nilai tambah wisata wisatawan. Tourist experience yang dapat dikembangkan disini adalah: A. Untuk The Harau Kanoe Outbound Paint ball Sepeda mengelilingi kawasan Playground Gelanggang pertunjukan anak nagari B. Untuk Harau Tourism Park (Wilayah Pengembangan 2) Satu atau setengah hari mencari bunga anggrek dan satwa liar
Pengembangan penciptaan pengalaman turis dari masyarakat dan investor swasta
Cukup tinggi
15
4
60
10
3
30 Sedang
Penciptaan pengalaman langsung dilakukan oleh wisatawan
Penciptaan pengalaman dikelola kelompok sadar Penciptaan wisata pengalaman masyarakat mengeksloprasi dalam ngalau seribu melalui mendukung pengelolaan waktu Community dan tour guide dari Based Tourism masyarat setempat
.
Bushwalking dan menara pandang 4
Infrastruktur Pendukung Akomodasi Homestay Ecolodge Toilet Umum Musholla Tourist Information Centre dan Museum Atm, Money Changer, Perbankan dan Rumah sakit Shopping centre
Akomodasi ecolodge yang luas berada disekitar tebing dilengkapi dengan Convention Hall untuk mendukung MICE Toilet dengan konsep desain alam dengan standard hotel Musholla dengan konsep bersih dan megah dengan kantor pengelolaan terintegrasi
Swasta Pemerintah dan Masyarakat Pemerintah dan Masyarakat
Rehabilitasi dan renovasi TIC Pemerintah dan yang tergabung dengan museum Swasta Pengembangan jaringan ATM dan klinik kesehatan yang berada di kabupaten 50 Kota
Pemerintah
Pengembangan shopping centre dikawasan Harau mencakup kebutuhan dasar dan pusat kerajinan.
Swasta dan masyarakat
Aksesibilitas didukung dengan Aksesibilitas & pengembangan jalan padang5 Transportasi pekanbaru oleh Kementrian Pekerjaan Umum Integrated Marketing Communication mencakup Integrated pembuatan branding, buku dan 6 Marketing peta wisata, adverstising, Communication publicity, interactive marketing dan signage
7 Segmen Pasar
Kenyamanan 8 dan Keamanan
Partisipasi Komunitas / 9 Community Based Tourism
Potensi pasar wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Dari hasil penelitian wisatawan untuk Sumatera Barat memiliki tingkat preferensi pemilihan ekowisata sebagai tujuan wisata Kabupaten 50 Kota memiliki tingkat keamanan yang baik baik dari sisi kriminalitas, chaos politik maupun bencana alam Partisipasi komunitas melalui pemberdayaan masyarakat sekitar terhadap sadar wisata serta kolaborasi masyarakat dalam menciptakan nilai tambah wisata. Dapat dilakukan dengan penciptaan “experiential tourist”melalui permainan anak nagari,
Jumlah
Pemerintah
10
3
30
Cukup/M emadai
SKPD terkait, swasta, provisi target pasar dan komunitas
15
4
60
Cukup tinggi
SKPD, Destination Marketing Organization
10
3
30 Sedang
Pemerintah dan masyarakat
10
3
30 Sedang
Masyarakat dan pembinaan dari pemerintah serta komunitas pariwisata
5
2
10 Kurang
100,00
375 Tinggi
Kelayakan Aspek Pasar dan Pemasaran: TINGGI
Wilayah Pengembangan 2: REST AREA PUTI BUNGSU No
Variabel
Produk 1 Berwujud/ Utama
Peranan Stakeholders
Produk berwujud merupakan infrastruktur utama dalam pengembangan potensi destinasi wisata Swasta Harau mencakup wisata alam, wisata sejarah, dan wisata buatan
Wisata Alam
Wisata alam mencakup keindahan daerah Ulu Swasta Aia
Wisata Buatan
Wisata buatan mencakup playground
Swasta
Wisata minat khusus /
Wisata minat khusus untuk memancing
SKPD terkait dan masyarakat
Tourist experience adalah unsur pengalaman dalam upaya meningkatkan nilai tambah wisata wisatawan. Tourist experience yang dapat dikembangkan disini adalah sightseeing, permainan anak nagari dan memancing
Pengembangan penciptaan pengalaman turis dari masyarakat dan investor swasta
Tourist Experience & Superior Value 2
3
Deskripsi
Infrastruktur Pendukung
Toilet Umum
Toilet dengan konsep desain alam dengan standard hotel
Pemerintah dan Masyarakat
Musholla
Musholla dengan konsep bersih dan megah dengan kantor pengelolaan terintegrasi
Pemerintah dan Masyarakat
SPBU
Tempat pengisian bahan bakar
Swasta
Akomodasi
Cottage dan tempat peristirahatan
Swasta
Atm, Money Changer, Perbankan dan Rumah sakit
Pengembangan jaringan ATM dan klinik kesehatan yang berada di kabupaten Limapuluh Kota
Pemerintah
Bobot
BXS
Skoring
Nilai
25
3
75 Cukup tinggi
15
2
30 Rendah
10
5
50 Sangat Tinggi
Aksesibilitas & 4 Transportasi
Aksesibilitas didukung dengan pengembangan jalan padang-pekanbaru oleh Pemerintah Kementrian Pekerjaan Umum
Integrated Marketing Communication Integrated mencakup pembuatan branding, buku dan 5 Marketing peta wisata, adverstising, publicity, Communication interactive marketing dan signage
10
4
40
SKPD terkait, swasta, provisi target pasar dan komunitas
15
4
60 Cukup tinggi
SKPD, Destination Marketing Organization
10
3
30 Sedang
10
3
30 Sedang
5
3
15 Cukup tinggi
6 Segmen Pasar
Potensi pasar wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Dari hasil penelitian wisatawan untuk Sumatera Barat memiliki tingkat preferensi pemilihan ekowisata sebagai tujuan wisata
Kenyamanan 7 dan Keamanan
Kabupaten Lima puluh Kota memiliki tingkat keamanan yang baik baik dari sisi Pemerintah dan kriminalitas, chaos politik maupun bencana masyarakat alam
8 Partisipasi Komunitas / Community Based Tourism
Partisipasi komunitas melalui pemberdayaan masyarakat sekitar terhadap sadar wisata serta kolaborasi masyarakat dalam menciptakan nilai tambah wisata. Dapat dilakukan dengan penciptaan “experiential tourist”melalui permainan anak nagari,
Masyarakat dan pembinaan dari pemerintah serta komunitas pariwisata
Jumlah
100,0
Kelayakan Aspek Pasar dan Pemasaran: SEDANG
330 SEDANG
Aspek Ekonomi, Manajemen dan Organisasi
Identifikasi variabel aspek kelayakan ekonomi, manajemen dan organisasi Kawasan Wisata Harau dan Kelok Sembilan No 1 a
Variabel Aspek ekonomi Ketangakerjaan
b
Pengembangan usaha masyarakat dalam bentuk usaha informal maupun formal
c
Pengembangan infrastruktur ekonomi
d
Pengembangan kewirausahaan lokal
2 a
Aspek manajemen dan organisasi Tata kelola kawasan
b
Infrastruktur legalitas kawasan
c
SDM pengelola kawasan
d
Koordinasi
Deskripsi Sampai sejauh mana keberadaan kawasan nantinya akan mempu menyerap tenaga kerja dari lingkungan masyarakat sekitar serta mampu mengurangi tingkat pengangguran disekitar kawasan Sampai sejauh mana keberadaan kawasan akan mampu mengakselerasi tumbuh dan berkembangnya usaha masyarakat sekitar kawasan dalam bentuk usaha mikro, kecil, menengah dan sektor informal Tumbuh dan berkembangnya infrastruktur perekonomian yang diinisiasi oleh masyarakat maupun yang difasilitasi oleh pemerintah Semakin berkembangnya tingkat sadar wirausaha pada masyarakat sekitar kawasan Kompetensi pihak pengelola kawasan serta fasilitas pendukung yang akan dikembangkan Adanya ketentuan dan peraturan pemerintah yang dapat mendukung aktivitas dan operasional kawasan Tercukupinya kebutuhan SDM untuk pengelolaan dan operasional kawasan Terciptanya koordinasi pengelolaan kawasan antara pemerintah, investor dan masyarakat
Identifikasi variabel aspek kelayakan ekonomi Kawasan Wisata Harau dan Kelok Sembilan No
Variabel
Deskripsi
Bobot
Skor
Bobot X Skor
Nilai
1
Ketenagakerjaan
Sampai sejauh mana keberadaan kawasan nantinya akan mempu menyerap tenaga kerja dari lingkungan masyarakat sekitar serta mampu mengurangi tingkat pengangguran disekitar kawasan
25
4
100
Sangat memadai
2
Usaha masyarakat dalam bentuk usaha informal maupun formal
Sampai sejauh mana keberadaan kawasan akan mampu mengakselerasi tumbuh dan berkembangnya usaha masyarakat sekitar kawasan dalam bentuk usaha mikro, kecil, menengah dan sektor informal
25
4
100
Sangat memadai
3
Infratruktur ekonomi
Tumbuh dan berkembangnya infrastruktur perekonomian yang diinisiasi oleh masyarakat maupun yang difasilitasi oleh pemerintah
25
4
100
Sangat memadai
4
Kewirausahaan lokal
Semakin berkembangnya tingkat sadar wirausaha pada masyarakat sekitar kawasan
25
4
100
Sangat memadai
400
Tinggi
Total
100
Identifikasi variabel aspek kelayakan manajemen dan organisasi Kawasan Wisata Harau dan Kelok Sembilan No
Variabel
Deskripsi
Bobot
Skor
Bobot X Skor
Nilai
1
Tata kelola kawasan
Kompetensi pihak pengelola kawasan serta fasilitas pendukung yang akan dikembangkan
25
3
75
Memadai
2
Legalitas kawasan
Adanya ketentuan dan peraturan pemerintah yang dapat mendukung aktivitas dan operasional kawasan
25
4
100
Sangat memadai
3
SDM pengelola kawasan
Tercukupinya kebutuhan SDM untuk pengelolaan dan operasional kawasan
25
3
75
Memadai
4
Koordinasi
Terciptanya koordinasi pengelolaan kawasan antara pemerintah, investor dan masyarakat
25
3
75
Memadai
325
Cukup
Total
100
Identifikasi variabel aspek kelayakan ekonomi Kawasan Wisata Harau dan Kelok Sembilan (Areal Lubuk Bangku) No
Variabel
Deskripsi
Bobot
Skor
Bobot X Skor
Nilai
1
Ketenagakerjaan
Sampai sejauh mana keberadaan kawasan nantinya akan mempu menyerap tenaga kerja dari lingkungan masyarakat sekitar serta mampu mengurangi tingkat pengangguran disekitar kawasan
25
3
75
Memadai
2
Usaha masyarakat dalam bentuk usaha informal maupun formal
Sampai sejauh mana keberadaan kawasan akan mampu mengakselerasi tumbuh dan berkembangnya usaha masyarakat sekitar kawasan dalam bentuk usaha mikro, kecil, menengah dan sektor informal
25
4
100
Sangat memadai
3
Infratruktur ekonomi
Tumbuh dan berkembangnya infrastruktur perekonomian yang diinisiasi oleh masyarakat maupun yang difasilitasi oleh pemerintah
25
3
75
Memadai
4
Kewirausahaan lokal
Semakin berkembangnya tingkat sadar wirausaha pada masyarakat sekitar kawasan
25
3
75
Memadai
325
Cukup
Total
100
Identifikasi variabel aspek kelayakan manajemen dan organisasi Kawasan Wisata Harau dan Kelok Sembilan (Areal Lubuk Bangku) No
Variabel
Deskripsi
Bobot
Skor
Bobot X Skor
Nilai
1
Tata kelola kawasan
Kompetensi pihak pengelola kawasan serta fasilitas pendukung yang akan dikembangkan
25
2
50
Kurang memadai
2
Legalitas kawasan
Adanya ketentuan dan peraturan pemerintah yang dapat mendukung aktivitas dan operasional kawasan
25
4
100
Sangat memadai
3
SDM pengelola kawasan
Tercukupinya kebutuhan SDM untuk pengelolaan dan operasional kawasan
25
3
75
Memadai
4
Koordinasi
Terciptanya koordinasi pengelolaan kawasan antara pemerintah, investor dan masyarakat
25
3
50
Kurang memadai
275
Cukup
Total
100
Identifikasi variabel aspek kelayakan ekonomi Kawasan Wisata Harau dan Kelok Sembilan (Areal Kelok Sembilan) No
Variabel
Deskripsi
Bobot
Skor
Bobot X Skor
Nilai
1
Ketenagakerjaan
Sampai sejauh mana keberadaan kawasan nantinya akan mempu menyerap tenaga kerja dari lingkungan masyarakat sekitar serta mampu mengurangi tingkat pengangguran disekitar kawasan
25
4
100
Sangat memadai
2
Usaha masyarakat dalam bentuk usaha informal maupun formal
Sampai sejauh mana keberadaan kawasan akan mampu mengakselerasi tumbuh dan berkembangnya usaha masyarakat sekitar kawasan dalam bentuk usaha mikro, kecil, menengah dan sektor informal
25
2
50
Kurang memadai
3
Infratruktur ekonomi
Tumbuh dan berkembangnya infrastruktur perekonomian yang diinisiasi oleh masyarakat maupun yang difasilitasi oleh pemerintah
25
5
125
Sangat memadai
4
Kewirausahaan lokal
Semakin berkembangnya tingkat sadar wirausaha pada masyarakat sekitar kawasan
25
3
75
Memadai
350
Tinggi
Total
100
Identifikasi variabel aspek kelayakan manajemen dan organisasi Kawasan Wisata Harau dan Kelok Sembilan (Areal Kelok Sembilan) No
Variabel
Deskripsi
Bobot
Skor
Bobot X Skor
Nilai
1
Tata kelola kawasan
Kompetensi pihak pengelola kawasan serta fasilitas pendukung yang akan dikembangkan
25
5
125
Sangat memadai
2
Legalitas kawasan
Adanya ketentuan dan peraturan pemerintah yang dapat mendukung aktivitas dan operasional kawasan
25
4
100
Sangat memadai
3
SDM pengelola kawasan
Tercukupinya kebutuhan SDM untuk pengelolaan dan operasional kawasan
25
4
100
Sangat memadai
4
Koordinasi
Terciptanya koordinasi pengelolaan kawasan antara pemerintah, investor dan masyarakat
25
4
100
Kurang memadai
425
Sangat tinggi
Total
100
Identifikasi variabel aspek kelayakan manajemen dan organisasi Kawasan Wisata Harau dan Kelok Sembilan (Areal Kelok Sembilan) No
Variabel
Deskripsi
Bobot
Skor
Bobot X Skor
Nilai
1
Tata kelola kawasan
Kompetensi pihak pengelola kawasan serta fasilitas pendukung yang akan dikembangkan
25
5
125
Sangat memadai
2
Legalitas kawasan
Adanya ketentuan dan peraturan pemerintah yang dapat mendukung aktivitas dan operasional kawasan
25
4
100
Sangat memadai
3
SDM pengelola kawasan
Tercukupinya kebutuhan SDM untuk pengelolaan dan operasional kawasan
25
4
100
Sangat memadai
4
Koordinasi
Terciptanya koordinasi pengelolaan kawasan antara pemerintah, investor dan masyarakat
25
4
100
Kurang memadai
425
Sangat tinggi
Total
100
Identifikasi variabel aspek kelayakan ekonomi Kawasan Wisata Harau dan Kelok Sembilan (Areal Rest Area Ulu Aia) No
Variabel
Deskripsi
Bobot
Skor
Bobot X Skor
Nilai
1
Ketenagakerjaan
Sampai sejauh mana keberadaan kawasan nantinya akan mempu menyerap tenaga kerja dari lingkungan masyarakat sekitar serta mampu mengurangi tingkat pengangguran disekitar kawasan
25
5
125
Sangat memadai
2
Usaha masyarakat dalam bentuk usaha informal maupun formal
Sampai sejauh mana keberadaan kawasan akan mampu mengakselerasi tumbuh dan berkembangnya usaha masyarakat sekitar kawasan dalam bentuk usaha mikro, kecil, menengah dan sektor informal
25
4
100
Sangat memadai
3
Infratruktur ekonomi
Tumbuh dan berkembangnya infrastruktur perekonomian yang diinisiasi oleh masyarakat maupun yang difasilitasi oleh pemerintah
25
4
100
Sangat memadai
4
Kewirausahaan lokal
Semakin berkembangnya tingkat sadar wirausaha pada masyarakat sekitar kawasan
25
5
125
Sangat memadai
450
Sangat tinggi
Total
100
Identifikasi variabel aspek kelayakan manajemen dan organisasi Kawasan Wisata Harau dan Kelok Sembilan (Areal Rest Area Ulu Aia) No
Variabel
Deskripsi
Bobot
Skor
Bobot X Skor
Nilai
1
Tata kelola kawasan
Kompetensi pihak pengelola kawasan serta fasilitas pendukung yang akan dikembangkan
25
4
100
Sangat memadai
2
Legalitas kawasan
Adanya ketentuan dan peraturan pemerintah yang dapat mendukung aktivitas dan operasional kawasan
25
4
100
Sangat memadai
3
SDM pengelola kawasan
Tercukupinya kebutuhan SDM untuk pengelolaan dan operasional kawasan
25
3
75
Sangat memadai
4
Koordinasi
Terciptanya koordinasi pengelolaan kawasan antara pemerintah, investor dan masyarakat
25
4
100
Kurang memadai
375
Tinggi
Total
100