BAB IV TAUBAT DAN ROJA’
Standar Kompetensi : 4. Membiasakan berprilaku terpuji Kompetensi Dasar
:
4.1. 4.2. 4.3.
Menjelaskan Pengertian Tobat dan Raja’. Menampilkan Contoh-contoh perilaku tobat dan raja’ Membiasakan Berprilaku taubat dan Raja’ dalam kehidupan seharihari Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Menjelaskan pengertian Taubat Menjelaskan syarat-syarat taubat Menjelaskan pengertian Raja’ Menjelaskan kenapa kita harus Berharap kepada Allah. Menunjukkan contoh-contoh perilaku taubat. Menunjukkan contoh-contoh Perilaku Raja’ Membiasakan berprilaku taubat dalam kehidupan sehari-hari. Membiasakan berprilaku raja’ dalam kehidupan sehari-hari. Peta konsep
22
س ِم هللاِ ال َّر ْحمٰ ِن ال َّر ِح ْي ِم ْ ِب TAUBAT DAN ROJA’
Muqadimmah Tahukah anda bahwa manusia di dalam menjalani hidup dan kehidupan menginginkan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Maka dari itulah segala perbuatan manusia haruslah mengikuti peraturan yang ada, yaitu peraturan yang di buat oleh yang menciptakan alam semesta ini beserta isinya, yaitu Allah Yang Maha Menguasai. Seseorang yang menghendaki kebahagian di dunia maupun di akhirat haruslah mempunyai bekal yang cukup yaitu baik berupa iman, ilmu dan amal Sholeh. Apalagi jika di tambah dengan perilaku terpuji, seperti Tobat dan Raja’. Bab ini secara khusus akan membahas sifat-sifat terpuji tersebut.
1. Pengertian a.
Tobat Taubat berasal dari bahasa arab yaitu dari kata taaba, yatuubu taubatanartinya kembali. Secara Istilah Taubat artinya kembali dari perbuatan dosa dan salah ke perbuatan yang terpuji. Menurut imam Ghazali, taubat adalah meninggalkan dosa yang telah diperbuat dan dosa-dosa yang sederajat dengan itu, dengan mengagungkan Allah dan takut akan murka Allah.1 Menurut istilah yang dikemukakan ulama, pengertian tobat adalah: 1. Kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan atau kembali dari jalan yang jauh Allah kepada jalan yang lebih dekat kepada allah. 2. Membersikan hati dari segala dosa. 3. Meninggalkan keinginan untuk melakukan kejahatan, seperti yang pernah dilakukan karena mengagungkan nama Allah SWT dan menjahukan diri dari kemurkaan-Nya. 4. Berhenti dan tdk mengulangi lagi perbuatan dosa yang di lakukan baik dosa yg berhubungan dgn Allah, orang lain maupun terhadap makhluk lain. Hukum bertobat adalah wajib bagi setiap muslim atau muslimat yang sudah mukalaf (baliq dan berakal). Allah SWT berfirman:
1
Al-Ghazali, Minhajul ‘Aabidin ( edisi terjemah ), hal 56
23
ِ َّ ِ صوحا َع َسى َربُّ ُك ْم أَ ْن يُ َكفَِّر َعْن ُك ْم َسيِّئَاتِ ُك ْم ُ َين َآمنُوا تُوبُوا إِ َل اللَّه تَ ْوبَة ن َ يَا أَيُّ َها الذ )٨( ... َتتِ َها األنْ َهار َْ َويُ ْد ِخلَ ُك ْم َجنَّات ََْت ِري ِم ْن ُ Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada allah dengan tobat semurni murninya, mudah mudahan tuhan kamu akan menutupi kesalahan kesalahannya dan memasukkan kamu ke dalam surge yang mengalir di bawahnya sungai-sungai” ( QS, At-Tahrim [66]:8 ) dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orangorang yang beriman supaya kamu beruntung.”( An Nuur :31) Tobat dianggap sah dan dapat menghapus dosa apabila telah memenuhi syarat yang telah di tentukan. Apabila dosa itu terhadap Allah SWT, maka syarat tobat ada 4 macam, yaitu : 1. 2. 3. 4.
Menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah di perbuat (nadam). Meninggalkan perbuatan maksiat itu. bertekad dan berjanji dengan sungguh – sungguh tidak akan mengulangi perbuatan maksiat itu mengikutinya dengan perrbuatan baik. Karena perbuatan baik akan menghapus keburukan ( Q.S. Hud, 11: 114)
“dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” Namun, apabila dosanya terhadap sesama manusia, maka syarat tobatnya selain 4 macam tersebut di tambah dengan 2 syarat yaitu : 1. 2.
Meminta maaf terhadap orang yang telah di zalimi ( di aniaya ) atau di rugikan mengganti kerugian setimbang dengan kerugian yang di alaminya, yang di akibatkan perbuatan zalim atau meminta kerelaannya.
Perlu pula di ketahui dan di sadari oleh setiap orang yang telah berbuat dosa, bahwa seseorang membaca istigfar (
24 memohon ampunan kepada allah ) tetapi terus menerus berbuat dosa, ia di anggap telah mengolok – olok tuhannya.demikian juga seseorang yang berbuat dosa dan baru bertobat ketika “ sakratul maut” ( nyawanya sudah berada di tenggorokan ) maka tobatnya tidak akan di terima Allah. Rasulullah SAW bersabda: “orang yang memohon ampunan kepada Allah ( membaca istigfar), tetapi ia terus menerus berbuat dosa, maka ia di anggap memperolok-olok Tuhan.”(H.R. Al-Baihaqi) Juga dalam sebuah hadis dari ibnu Umar r.a. Rasullah SAW bersabda: “sesunguhnya Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung akan menerima tobat seseorang hamba. Selama ia belum mengalami sekratul maut (nyawa sudah ditennggorokan).”(H.R. At-tirmizi) Dosa akan mengundang azab Allah
Nasihat Rosulullah saw Dalam sebuah hadis sahih riwayat imam muslim dari Abu hurairah, Rasulullah SAW bersabda yang artinya,”Wahai sahabatku, tahukah kamu, siapa muflis dari umatku?” para sahabat menjawab,”Orang yang muflis adalah orang yang usahanya bangkrut, sehinga tidak punya apa-apa lagi.” Rasulullah bersabda,” sesungguhnya orang yang muflis itu adalah yang datang pada hari kiyamat kelak, lengkap dengan sholat, puasa, dan zakatnya. Tetapi ia juga telah banyak berbuat zalim (aniaya), ia telah memaki si A, menuduh si B, memakan harta si C, menumpakan darah si D, dan memukul si E, semua ibadah dan amal salehnya itu, pahalanya di serahkan kepada orang-orang yang telah di zaliminya, yaitu si A, si B, si C, si D, si E. maka apabila habis pahala ibadahnya dan amal salehnya dan belum selesai tanggunganya, lalu dosa-dosa orang yang telah di zalimi itu, akan di bebankan kepada dirinya, sehingga ia akan di campakkan ke dalam neraka jahanam.” b.
Raja’ Kata Raja’ ( ) berasal dari bahasa Arab yang artinya harapan. Maksud raja’ pada pembahasan ini ialah mengharap keridaan Allah SWT dan rahmat-Nya. Rahmat adalah segala karunia Allah SWT yang mendatangkan manfaat dan nikmat. Raja’ termasuk akhlaqul-karimah terhadap Allah SWT, yang manfaatnya dapat mempertebal iman dan mendekatkan
25 diri kepada Allah SWT. Seorang muslim/muslimat yang mengharapkan ampunan Allah, berarti ia mengakui bahwa Allah itu Maha Pengampun. muslim dan muslimat yang mengharapkan agar Allah melimpahkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, berarti ia telah menyakini bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Oleh karena itu, sudah seharusnya setiap muslim (muslimat) senantiasa berharap memperoleh rida dan Rahmad Allah, sebagai bukti penghambaan kepada-Nya. Allah SWT telah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar banyak berdoa kepada Allah SWT, dengan berharap semoga Allah SWT akan mengabukan segala doanya. Allah SWT berfirman :
Artinya : “.....berdoalah kepada-ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu .....” ( Q.S AL-Mu’min, 40 :60 ) Kebalikan dari sifat raja’ ialah berputus harapan terhadap rida dan rahmad Allah SWT. Orang yang berputus harapan terhadap Allah, berarti ia berprasangka buruk kepada Allah SWT, yang hukum nya dan merupakan ciri-ciri orang kafir. Muslim/muslimah yang bersifat raja’ tentu dalan hidupnya akan bersifat optimis, dinamis, berpikir kritis, dan mengenal diri dalam mengharap keridaan Allah SWT. Berikut adalah penjelasan ringkas tentang hal tersebut. 1.
Optimis Optimis termasuk sifat terpuji. Sifat optimis seharusnya dimiliki setiap muslim dan muslimah. Seorang muslim dan muslimah yang optimis agar selalu berperasangka baik terhadap Allah. Ia akan selalu berusaha agar kualitas hidupnya meningkat. Kebalikan dari sifat optimis ialah sifat pesimistis. Seseorang muslim/muslimah yang bersifat optimis hendaknya bertawakal terhadap Allah SWT yaitu berusaha sekuat tenaga untuk meraih apa yg di cita-citakannya, sedangkan hasilnya di serahkan kepada Allah SWT. Orang yang bertawakal tentu akan memperoleh pertolongan dari Allah SWT. Allah SWT berfirman:
26 Artinya : “ dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupkan keperluannya.” ( Q.S. At-Talaq, 65 : 3 ) 2.
Dinamis Kata dinamis berasal dari bahasa Belanda “dynamisch” yang berarti giat bekerja, tidak mau tinggal diam, selalu bergerak, dan terus tumbuh. Seseorang yang berjiwa dinamis, tentu selama hidupnya tidak akan diam berpangku tangan.Sikap perilaku dinamis seperti tersebut sebenarnya sesuai dengan fitrah ( pembawaan ) manusia, yang memiliki kecenderungan untuk meningkat ke arah yang lebih baik. ( coba kamu cari dan pelajari Q.S. AlInsyiqaq, 84 : 19 ) Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “ barang siapa yg amal usahanya lebih baik dari kemarin maka orang itu termasuk orang yang beruntung, dan jika amal usahanya sama dengan kemarin, termasuk yang merugi, dan jika amal usahanya lebih buruk dari yang kemarin, maka orang itu termasuk yang tercela “. Kebalikan dari sifat dinamis adalah sifat statis.
3.
Berpikir kritis Dalam kamus besar bahasa Indonesia di jelaskan, bahwa berpikir kritis artinya tajam dalam penganalisaan, bersifat tidak lekas percaya, dan sifat selalu berusaha menemukan kesalahan, kekeliruan, atau kekurangan. Orang yang ahli memberi kritik atau memberikan pertimbangan apakah sesuatu itu benar atau salah, tepat atau keliru, sudah lengkap atau masih kurang di sebut orang kritikus. Kritik ada dua macam yaitu, yang termasuk akhlak terpuji dan yang tercela. Pertama, kritik yang termasuk akhlak terpuji yaitu kritik yang sehat, yang di dasari dengan niat ikhlas karna Allah SWT, tidak menggunakan kata-kata pedas yang menyakitkan hati, dan dengan maksud untuk memberikan pertolongan kepada orang yang di kritik agar menyadari kesalahan, kekeliruan, dan kekurangannya, di sertai dengan memberikan petunjuk tentang jalan keluar dari kesalahan, kekeliruan, dan kekurangannya tersebut. Rasulullah bersabda :
27 “yang di namakan orang Islam adalah orang yang menyelamatkan orang-orang muslim lainnya dari gangguan lidah dan tangannya, sedang yang di namakan orang yang hijrah adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah.” Mahfuzat
“Jadilah engkau orang yg bisa di percaya dlm setiap ucapan tentang Allah, dan engkau akan terjaga sepanjang hari dari kejelekan penghasut”.
Kedua, kritik yang termasuk akhlak tercela yaitu kritik yang merusak, tidak di dasari niat ikhlas karena Allah SWT, dengan menggunakan kata-kata keji dan menyakitkan hati serta tidak memberi petunjuk tentang jalan keluar dari kesalahan, kekeliruan, dan kekurangan. Kritik semacam ini termasuk akhlak tercela karna dapat merusak hubungan antara yang mengkritik dan yang dikritik, sehingga antara meraka saling bermusuhan dan saling mendengki, yang sangat di larang oleh Allah SWT. 4.
Mengenali Diri Dengan Mengharap Keridaan Allah SWT Salah satu cara dalam menghadapi keridaan Allah SWT ialah dengan berusaha mengenali diri sendiri. Hal ini sesuai dengan pepatah yang terkenal di kalangan tasawuf : “ barang siapa yang mengenal dirinya tentu akan mengenal Tuhannya “ Seorang mukmin yang mengenali dirinya, tentu akan menyadari bahwa dirinya adalah makhluk Allah, yang harus selalu tunduk pada ketentuannya ( sunnatullah ). Ia pun menyadari tujuan hidupnya adalah memperoleh keridaan Allah, sehingga hidupnya di abadikan untuk menghambakan diri hanya kepada-nya dengan cara melaksanakan perintah-printahnya dan meninggalkan semua larangannya. Hal ini sesuai dengan maksud dan tujuan di ciptakannya umat manusia yakni semata-mata untuk menghambakan diri pada Allah SWT. Allah SWT berfirman :
28
Artinya : “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka menghambakan diri kepada ku.”( Q.S.Az-zariyat, 51 : 56 ) Mukmin yang mengenali dirinya di mana pun dan kapan pun, akan selalu mengadakan instropeksi apakah dirinya benar-benar menghambakan dirinya kepada Allah SWT ? Jika sudah, bersyukurlah dan tingkatkan kualitasnya. Jika belum, kembalilah kepada jalan yang di ridaai Allah SWT dengan jalan bertakwa kepadanya. 5.
Hikmah sikap raja’ terhadap Allah: 1. Ia akan jauh dari sifat putus asa. 2. Ia akan selalu dekat dan ingat kpd Allah. 3. Ia akan selalu sabar dan tabah dlm berusaha dan tidak pernah mengeluh jika menghadapi kesulitan. 4. Ia akan selalu bersikap optimis dan percaya diri untuk mencapai tujuannya. 5. Ia akan selalu tenang dlm menghadapi persoalan hidup.
Uji Kompetensi a. Pilihlah jawaban a, b, c, d atau e sebagai jawaban yang paling benar 1. Secara bahasa arti kata taubat adalah .... a. Menyesal b. Berhenti c. Kembali d. Berjanji e. Beramal 2. Seseorang yang bertaubat maka ia harus memelihara taubatnya agar ia tidak terjerumus kembali pada perbuatan dosa. Di bawah ini yang bukan uapaya memelihara taubat adalah .... a. Kembali dari perbuatan dosa dan salah kepada perbuatan yang baik. b. Tidak bergaul dengan orang-orang yang menyebabkan dirinya berbuat dosa c. Mengasingkan diri ke daerah lain dengan maksud menjahui kawan-kawan yang dahulunya suka mengajak berbuat dosa d. Tidak pernah melihat dan mendatangi lagi tempat-tempat dimana ia pernah berbuat dosa, benar-benar membenci tempat yang pernah menjerumuskannya kejurang kenistaan e. Ia tidak mau mendengarkan orang yang memperbincangkan perbuatan maksiat
29 3. Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1. Melaksanakan amal sholih 2. Meninggalkan perbuatan maksiat itu 3. Menyesal atas perbuatan maksiat yang telah di perbuat 4. Bertekad dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan maksiat Urutan tata cara bertaubat di tunjukkan oleh nomor… a. b. c. d. e.
1, 1, 3, 4, 2,
2, 3, 2, 3, 4,
3, 2, 4, 2, 1,
4 4 1 1 3
4. Orang yang telah terlanjur berbuat dosa, maka ia harus segera bertaubat, tidak boleh menunda-nunda sedikitpun. Hal yang paling mudah dilakukan dalam taubatnya adalah membaca… a. sholawat b. hauqalah c. Ta’awudz d. Istighfar e. Istirja 5. Mengapa kita harus bertaubat? Di bawah ini yang merupakan alasana mengapa kita harus bertaubat. a. Agar kita taat, perbuatan dosa menghalangi taat, menghalangi berhidmat kepada Allah, dan menghalangi berbuat kebaikan, b. Agar Ibadah kita di terima oleh Allah SWT , taubat merupakan inti dan dasar diterimanya ibadah c. Perbuatan dosa menghalangi di kabulkannya do’a d. Taubat merupakan perintah Allah yang di jelaskan dengan dalil yang tegas e. Tobat merupakan proses menyadari kesalahan yang telah diperbuat dan berupaya sekuat hati untuk tidak melakukannya kembali. 6. Raja yang berkaitan dengan amal sholeh artinya.... a. seseorang melakukan amal sholeh karena mengharap ridho Allah, b. berharap akan ampunan Allah atas dosa-dosanya c. seseorang beramal sholeh karena mengharap pujian orang lain d. beramal sholeh merupakan perintah Allah e. bermal sholeh akan di senangi oleh banyak orang
30 7. Allah memerintahkan raja’ dan melarang Tamanni. Apa yang di maksud dengan tamanni? a. Berputus asa b. Berangan-angan c. Berburuk sangka d. Beramal untuk mendapatkan pujian e. Tidak ikhlash 8.
Raja’ termasuk prilaku terpuji. Di bawah ini yang bukan merupakan prilaku raja’ adalah… a. Seorang siswi yang mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi ia berharap lulus dan diterima di perguruan tinggi yang di pilih b. Seorang siswa merasa khawatir bahwa dosa-dosanya tidak diampuni oleh Allah swt c. Seorang dokter berharap pasien yang sedang di tanganinya akan sembuh dari penyakitnya d. Seorang penjual bakso berharap bahwa baksonya laku terjual e. Seorang ibu hamil berharap ia melahirkan dengan selamat
9.
Taubat dan Raja’ merupakan akhlaqul karimah, yang dimaksud dengan raja’ adalah… a. Menyesali semua perbuatan maksiat yang telah di perbuatan b. Perasaan takut kepada Allah, takut perbuatan dosanya tidak di ampuni Allah c. Kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan kepada Allah d. Merasa cukup dan puas dengan apa yang ia terima dari Allah e. Pengharapan akan ke-Ridhaan dan Rahmat Allah swt
10. Perasaan bersalah dan penyesalan seseorang karena berbuat dosa dan dia berjanji tidak akan mengulangi lagi disebut,……. a. Raja, b. Zuhud c. Taubat d. Iffah e. At-taqwa b. Jawablah pertanyaan berikut ini 1. Jelaskan pengertian Taubat dan Raja’ 2. Sebutkan hukum bertaubat dan raja’ kepada Allah 3. Tuliskan dalil nash perintah bertaubat 4. Sebutkan syarat-syarat taubat agar taubatnya di terima baik doa kepada Allah maupun Dosa kepada sesama manusia! 5. Sebutkan ketentuan khusus taubat seseorang jika perbuatan maksiatnya berupa zina!