BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi dimana dalam kegiatan belajar siswa kurang mengerti dalam menerima materi pelajaran khususnya pokok bahasan menentukan ide pokok pada wacana. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman mereka tentang ide pokok suatu wacana. Kurangnya pemahaman inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah, dan kurangnya strategi mengajar yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran. 4.1.1 Hasil Observasi Pada hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dimana saat proses belajar guru lebih banyak menggunakan metode ceramah pada saat mengajar dan ketika diwawancarai apakah setiap proses pembelajaran siswa tidak bosan dengan metode ceramah yang digunakan oleh guru, guru itu menjawab “kadang ada siswa yang merasa bosan tapi juga ada siswa yang tidak bosan, metode ceramah ini sangat perlu digunakan dalam pembelajaran karena dengan menggunakan metode itu siswa lebih paham dengan apa yang dimaksudkan oleh guru” (hasil wawancara 18 mei 2013). Saat
observasi
berlangsung
peneliti
menanyakan
apakah
selain
menggunakan metode ceramah ada juga metode yang bisa digunakan agar siswa lebih paham tentang materi yang diajarkan, guru itu menjawab “banyak metode yang bisa digunakan salah satunya dengan menggunakan metode diskusi, dengan
diskusi siswa dilatih mengemukakan pendapatnya dan mencari kesimpulan akan materi yang diajarkan (hasil wawancara 18 mei 2013). Pada observasi ini peneliti melihat minimnya buku materi pelajaran bahasa Indonesia di sekolah ini. Hal ini terlihat dengan siswa yang harus berbagi buku mata pelajaran di karenakan jumlah buku yang tidak sebanding dengan jumlah siswa. 4.1.2 Hasil Wawancara Saat peneliti mewawancarai seorang siswa (anang pamungkas) tentang cara guru mengajar dengan metode ceramah apakah siswa itu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan apakah siswa itu menyukai metode yang digunakan oleh guru, siswa itu menjawab “jika memperhatikan penjelasan guru maka siswa itu dapat memahami dengan apa yang diajarkan oleh guru tersebut” dan siswa tersebut menyukai metode ceramah yang digunakan oleh guru (hasil wawancara 18 mei 2013). Ketika peneliti mewawancarai guru tentang kemampuan siswa dalam pembelajaran guru itu mengatakan bahwa “di kelas ini ada beberap orang siswa yang belum mampu memahami penjelasan yang diberikan guru saat pelajaran berlangsung dan ketika ditanyakan hambatan-hambatan apa yang dihadapi saat pembelajaran guru itu mengatakan “hambatan saat pembelajaran itu adalah kurangnya buku pelajaran, ada beberapa orang siswa yang belum lancar membaca dan kurangnya perhatian siswa saat proses pembelajaran” (hasil wawancara 18 mei 2013). 4.1.3 Temuan Umum
Secara umum peneliti menemukan gambaran berupa kemampuan siswa dalam menentukan ide pokok pada wacana pada siswa kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi Kota Gorontalo Antara lain : Ada
beberapa
siswa
yang
belum
lancar
membaca
sehingga
menyulitkannya dalam menentukan ide pokok pada wacana. Pada penelitian ini ditemukan juga ada siswa yang kurang memperhatikan pada saat proses pelajaran berlangsung, sehingga berdampak pada kurangnya pemahaman mereka tentang cara menentukan ide pokok pada wacana. Temuan umum lainnya yang ditemukan pada penelitian ini yakni selain guru dalam mengajarkan materi ide pokok menggunakan metode ceramah ada juga ditemukan siswa yang belum lancar menulis, kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan serta ada juga siswa yang mengganggu temannya, sehingga hal ini juga berpengaruh pada kemampuan siswa tersebut dalam menentukan ide pokok pada wacana. 4.1.4 Temuan Khusus Dalam menentukan ide pokok pada wacana dikelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi, guru menemui beberapa masalah dalam mengajarkannya, antara lain : 1. Siswa belum memahami bagaimana cara menentukan ide pokok pada tiap paragraf/wacana sehingga berdampak pada kemampuan siswa itu sendiri. 2. Adanya siswa yang belum lancar membaca sehingga menyulitkan siswa itu dalam menentukan ide pokok pada wacana/paragraf.
3. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran sehingga ada siswa yang merasa bosan. Pada saat pembelajaran peneliti memperhatikan kemampuan siswa dalam menentukan ide pokok pada wacana ternyata ada diantara siswa tidak paham tentang ide pokok yang diajarkan. Melihat beberapa masalah di atas dalam menentukan ide pokok pada wacana, guru melakukan upaya-upaya berikut : 1. Menjelaskan tentang wacana dan cara menentukan ide pokok pada tiap paragraf/wacana. 2. Melakukan tanya jawab dengan siswa jika siswa mengalami kendala dalam menentukan ide pokok. 3. Melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran. 4. Melatih siswa yang belum lancar membaca agar dapat menemukan ide pokok pada wacana yang dibaca. Peneliti menemukan gambaran secara umum dan khusus apa yang menyebabkan sebahagian siswa kurang memahami cara menentukan ide pokok pada wacana di kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi. 4.2 Pembahasan Pelaksanaan interaksi belajar mengajar dalam hal ini mengenai kemampuan siswa menentukan ide pokok pada wacana pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi Kota Gorontalo adalah : 1. Minimal 75% dari jumlah siswa menunjukkan nilai baik atau nilai 70 2. Daya serap seluruh siswa memperoleh presentase minimal 75%
Berdasarkan nilai yang diperoleh dari pembelajaran materi ide pokok pada wacana, keterampilan menentukan ide pokok pada siswa kls IV SDN No. 39 Hulonthalangi Kota Gorontalo adalah : 1. Kemampuan siswa dalam menetukan ide pokok pada wacana yang memperoleh persentase 35.71% Berdasarkan gambaran deskripsi data dan pembahasannya seperti diuraikan di atas maka kemampuan siswa dalam menetukan ide pokok pada wacana sesudah diajarkan materi ide pokok adalah 35.71% dapat dikatakan mampu. Dilihat dari kemampuan siswa dalam menentukan ide pokok masih ada beberapa orang siswa yang tidak mampu menentukan ide pokok pada wacana berkisar 64.28% (9 siswa) hal ini dapat dilihat pada format penilaian yang dilakukan pada saat proses pembelajaran. Kemampuan siswa dalam menentukan ide pokok pada wacana dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya pemahaman siswa tentang cara menentukan ide pokok wacana, siswa yang belum lancar membaca sehingga menyulitkannya dalam menentukan ide pokok wacana dan minimnya buku yang digunakan dalam pembelajaran. Selain itu keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat diperlukan karena dengan siswa aktif dalam bertanya dia akan menemukan pengetahuan baru tentang hal-hal yang belum dimengerti dan guru juga akan merasa senang bila siswa-siswanya aktif dalam pembelajaran karena akan mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Berdasarkan dari prosedur pengumpulan data yang dilakukan peneliti terhadap kemampuan siswa menentukan ide pokok pada wacana diperoleh data sebagai berikut. Tabel 5. hasil kemampuan siswa menentukan ide pokok.
No
Nama Siswa
Aspek yang di nilai Kemampuan kemampuan Menentukan ide menentukan ide pokok pokok tiap paragraf pada wacana M TM M TM 1 0 1 0
1
Anang P.
√
2
Aditya S.
√
3
Aditya D.
√
4
Moh. A.
√
5
Nazar R.
6
skor
% M
TM
0
0
-
√
√
1
50
-
√
√
1
50
-
√
√
0
0
-
√
√
√
0
0
-
√
Rahmat A.
√
√
0
0
-
√
7
Fadli H.
√
√
1
50
-
√
8
Fadila H.
√
√
1
50
-
√
9
Fatra I.
√
√
2
100
√
10
Melisa B.
√
√
2
100
√
11
Magfira D.
√
√
2
100
√
12
Nurlila T.
0
0
-
13
Putri D.
√
√
2
100
√
14
Putri U.
√
√
2
100
√
Total
5
9
9
5
35.71
64.28
64.28
35.71
√
Jumlah (%)
Ket : M = Mampu Persentase
35.71
=
=
√
Ket
√
TM = Tidak Mampu Jumlah skor Jumlah bobot skor
X 100%
Jumlah yang mampu
X 100%
5
√
9
35.71 64.28
Jumlah siswa
M
: 5 (35.71%)
TM
: 9 (64.28%)
Keterangan : 1. Anang Pamungkas pada materi menentukan ide pokok tidak mampu menentukan ide pokok wacana dan pada tiap paragraph sehingga memperoleh skor 0 dengan persentase 0%. 2. Aditya Saleh dalam menentukan ide pokok pada wacana hanya mampu menentukan 1 dari 4 ide pokok pada paragraf dan belum mampu menentukan ide pokok pada wacana sehingga memperoleh skor 1 dengan persentase 50%. 3. Aditay Djafar dalam dalam menentukan ide pokok pada wacana hanya mampu menentukan 2 dari 4 ide pokok pada paragraf dan belum mampu menentukan ide pokok pada wacana sehingga memperoleh skor 1 dengan persentase 50%.. 4. Mohamad Abdullah dalam dalam menentukan ide pokok pada wacana hanya mampu menentukan 2 dari 4 ide pokok pada paragraf dan tidak mampu menentukan ide pokok pada wacana sehingga dapat dikatakan tidak mampu dan memperoleh skor 0 dengan persentase 0%. 5. Nazar Ruslan dalam menentukan ide pokok pada wacana hanya mampu menentukan 2 dari 4 ide pokok pada paragraf dan belum mampu menentukan ide pokok pada wacana sehingga dapat dikatakan tidak mampu dan memperoleh skor 0 dengan persentase 0%..
6. Rahmat Ali dalam menentukan ide pokok pada wacana hanya mampu menentukan 1 dari 4 ide pokok pada paragraf dan belum mampu menentukan ide pokok pada wacana sehingga dapat dikatakan tidak mampu dan memperoleh skor 0 dengan persentase 0%.. 7. Fadli Hake dalam menentukan ide pokok pada wacana hanya mampu menentukan 2 dari 4 ide pokok pada paragraf dan mampu menentukan ide pokok pada wacana sehingga memperoleh skor 1 dengan persentase 50%. 8. Fadila Hasyim dalam menentukan ide pokok pada wacana tidak mampu menentukan ide pokok pada paragraf dan mampu menentukan ide pokok pada wacana sehingga memperoleh skor 1 dengan persentase 50%. 9. Fatra Ina dalam menentukan ide pokok pada wacana hanya mampu menentukan ide pokok pada paragraf dan pada wacana sehingga memperoleh skor 2 dengan persentase 100%. 10. Melisa Putri Bokiu pada hasil pengamatan mampu menentukan 3 dari 4 ide pokok pada paragraf dan kurang mampu menentukan ide pokok wacana sehingga memperoleh skor 2 dengan persentase 100%. 11. Magfira Djumura sudah mampu menentukan 3 dari 4 idé pokok pada paragraph dan mampu menentukan ide pokok pada wacana sehingga memperoleh skor 2 dengan persentase 100%. 12. Putrid Dukalang dalam pembelajaran menentukan ide pokok pada wacana mampu menentukan 3 dari 4 ide pokok pada wacana tetapi belum dapat menentukan ide pokok pada wacana sehingga memperoleh skor 2 dengan persentase 100%.
13. Nurlila S. Tahalu pada format penilaian belum bisa menentukan ide pokok pada wacana dan pada tiap paragraph sehingga memperoleh skor 0 dengan persentase 0%.. 14. Putrid R. Usman dalam menentukan ide pokok pada wacana mampu menentukan 3 dari 4 ide pokok pada paragraf dan belum mampu menentukan ide pokok pada wacana sehingga memperoleh skor 2 dengan persentase 100%.. 4.2.1 Hasil Pembahasan Kemampuan siswa menentukan ide pokok pada wacana di kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi Guru telah berupaya melakukan perannya secara baik. Sebagai
fasilitator hendaknya
seorang guru dapat
meningkatkan
kemampuan yang ada pada diri siswa. Menurut Cattel, mengembangkan pengertian inteligensi sebagai kombinasi sifat-sifat manusia yang mencakup kemampuan untuk pemahaman terhadap hubungan yang kompleks; semua proses yang terlibat dalam berpikir abstrak; kemampuan penyesuaian dalam pemecahan masalah dan kemampuan untuk memperoleh kemampuan baru (dalam Conny Semiawan, 2005: 7). Selain itu keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat diharapkan agar siswa dapat memahami dan mengerti tujuan yang ingin dicapai oleh guru dalam pembelajaran. Selain itu kemampuan siswa dalam menentukan ide pokok suatu wacana tergantung pada kemampuan siswa dalam membaca, karena dengan membaca seorang siswa dapat memahami cerita yang di baca dan dapat menentukan ide pokok dari bacanaan itu. Terlihat dalam pembelajaran ada siswa
yang belum lancar membaca sehingga menyulitkannya dalam menentukan ide pokok dari bacaan itu sendiri sehingga berdampak pada kemampuan siswa itu dalam menentukan ide pokok wacana. 4.2.2 Situasi Belajar Kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi Dalam Menentukan Ide Pokok Situasi belajar pada materi ide pokok di kelas IV terlihat siswa tenang pada saat pembelajaran. Terlihat siswa memperhatikan penjelasan guru tentang ide pokok dan cara menentukan ide pokok pada wacana. Terlihat juga ada siswa yang berani membacakan wacana ketika guru menanyakan “siapa yang bisa membacakan wacana ini di depan kelas sebelum kita menentukan ide pokok pada wacana ini”. Pada tahap ini siswa sudah mulai memperhatikan tentang materi yang diajarkan walaupun ada beberapa orang siswa yang pada saat pembelajaran masih bercerita dengan teman sebangkunya. Dalam pembelajaran ini di harapkan penguasaan kelas dari seorang guru agar apa yang diajarkan dapat dimengerti oleh siswa, ketika ada seorang siswa yang tidak memperhatikan penjelasan oleh guru maka guru diharapkan dapat memperingatkan kepada siswa itu tentang materi yang diajarkan. 4.2.3 Upaya-upaya Guru dalam mengatasi siswa yang tidak mampu Beberapa keprihatinan akan ketidakmampuan siswa dalam menentukan ide pokok pada wacana tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada siswa kelas IV Sekolah Dasar No 39 Hulonthalangi. Nilai yang diperoleh siswa pada saat pembelajaran mengenai kemampuan siswa dalam menentukan ide pokok pada
wacana baru 35.71% siswa yang mampu, sedangkan 64.28% siswa belum mampu menentukan ide pokok pada wacana. Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara (Hasil wawancara prapenelitian dengan guru kelas IV Sekolah Dasar No 39 Hulonthalangi, 18 Mei 2013) yang telah dilakukan, masih banyak siswa yang masih belum bisa menenttukan ide pokok dengan baik. Ada yang masih bingung bagaimana cara menentukan ide pokok, tata bahasa yang campur, tidak sistematis, dan tidak ada kesesuaian antara ide pokok dan kalimat utama atau pendukungnya. Beberapa faktor yang menjadi penyebab dari kesulitan siswa dalam menentukan ide pokok adalah dari siswa sendiri di mana ada beberapa siswa yang belum lancar membaca, kurangnya motivasi pada siswa, kurangnya pemahaman siswa akan materi dan guru kurang memfasilitasi siswa dengan model pembelajarannya. Bagaimanapun, guru sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar, memberi motivasi dan membangkitkan motivasi siswa dalam pencapaian keterampilan Menentukan ide pokok pada wacana. Oleh karena itu upaya yang dilakukan guru agar siswa dapat memahami dan menentukan ide pokok pada wacana adalah dengan cara memberikan pemahaman tentang ide pokok, lebih memperhatikan siswa yang tidak mampu dalam menentukan ide pokok, memberikan motivasi belajar kepada siswa serta memberikan pekerjaan rumah kepada siswa agar lebih melatih kemampuan mereka dalam menentukan ide pokok pada wacana.