About The Presenter Prof. Dr. Rokhmin Dahuri MS 1.Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB. 2.Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia. 3.Member of International Scientific Advisory Board of Center for Coastal and Ocean Development University of Bremen. 4.Menteri Kelautan dan Perikanan 2001-2004. 5.Duta Besar Kehormatan untuk Indonesia Provinsi Jeju.
PEMANFAATAN SUMBERDAYA KELAUTAN UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA
Disampaikan pada : “Kongres Maritim Indonesia Indonesia”” Kampus UGM, Yogyakarta, 23 September 2014
OUTLINE I. II.
EKSPETASI RAKYAT TERHADAP SEKTOR KELAUTAN EKONOMI KELAUTAN SEBAGAI KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF INDONESIA III. DOMAIN, POTENSI, DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA EKONOMI KELAUTAN IV. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN KELAUTAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KELAUTAN V. VI. PROGRAM PEMBANGUNAN KELAUTAN PRIORITAS VII. PENUTUP
I
EKSPETASI RAKYAT TERHADAP SEKTOR KELAUTAN
1. Mampu memecahkan permasalahan internal sektornya. 2. Membantu secara signifikan dalam mengatasi permasalahan bangsa. 3. Mampu mendayagunakan potensi pembangunan yang menjadi tupoksinya (SDA, SDM, dan SDB) untuk kemajuan, kesejahteraan, dan kedaulatan bangsa Indonesia.
Permasalahan & Tantangan Ekonomi Indonesia
1. Angka pengangguran & kemiskinan yang tinggi 2. Kesenjangan penduduk kaya vs miskin melebar 3. Disparitas pembangunan antar wilayah sangat timpang 4. Kedaulatan pangan dan energi 5. Penderita gizi buruk masih banyak 6. Daya saing ekonomi rendah 7. Kerusakan SDA dan lingkungan meluas 8. IPM (Indeks Pembangunan Manusia) rendah
II
EKONOMI KELAUTAN SEBAGAI KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF INDONESIA
1. Indonesia merupakan negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan potensi pembangunan (SDA dan jasa-jasa lingkungan/environmental services) yang sangat besar, namun hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal. 2. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan nya � permintaan terhadap SDA dan JASLING (seperti pangan, air, energi, mineral, SDA lain, ruang kehidupan, dan lokasi wisata) akan semakin meningkat. Sementara, SDA dan JASLING di wilayah darat, baik di Indoensia maupun di tingkat global semakin menipis atau susah dikembangkan.
3. Posisi geoekonomi Indonesia yang sangat strategis, di tengah lintasan perdagangan dunia (the global supply chain system), dimana 45% dari seluruh komoditas dan produk yang diperdagangkan di dunia dengan nilai 1.500 trilyun dolar AS/tahun dikapalkan melalui ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) (UNCTAD, 2012). 4. Usaha/bisnis di sektor-sektor ekonomi kelautan menguntungkan (profitable) dan menyerap banyak tenaga kerja � mengatasi pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan kaya vs miskin. 5. Hampir semua kegiatan pembangunan dan bisnis kelautan berlokasi di wilayah lautan, pesisir, dan pulau kecil � mengurangi disparitas pembangunan, urbanisasi, dan brain drain.
Pola Aliran Perdagangan Barang Dunia
Sumber : Kementerian Perhubungan (2007)
PENGANGGURAN & KEMISKINAN
(BPS, 2014 Laporan Bulanan Sosial Ekonomi )
� � � � �
Pengangguran Terbuka (Feb’2014) = 7,15 juta orang Setengah Menganggur (Feb’2014) = 10,57 juta orang Penduduk Miskin (Maret 2014) = 28,28 juta orang Garis Kemiskinan (Maret 2014) = Rp 302.735/kapita/bln Target Penerima BLSM 2012 = 18,5 juta keluarga
� Penduduk Miskin Versi Bank Dunia (US$ 2/org/hr) = 117 juta orang
Artinya, Hampir 50% Rakyat Indonesia Hidup Dalam Kemiskinan!!!
Koefisien GINI � Tahun 2004 = 0,31
� Tahun 2012 = 0,41 Tahun 2013 = 0,42 �Tahun Sumber: BPS (2013)
Kinerja Ekonomi Indonesia Berdasarkan Wilayah Nasional 2011 � Pertumbuhan Ekonomi = 6,5 %, Tingkat Kemiskinan 2011 (September) = 12,49% Tingkat Pengangguran Terbuka 2011 (Agustus) = 6,80 %
Sumber : BPS 2011 (diolah)
6. Usaha di sektor-sektor ekonomi kelautan mengandung local content yang tinggi, dan banyak produknya yang dibutuhkan pasar global (ekspor) � mengurangi defisit neraca perdagangan dan inflasi.
Akhirnya Jebol Sejak 2012: Transaksi Perdagangan Mengalami Defisit Description Total export Non-oil and gas Oil and gas Total import Non-oil and gas
Billion US$ 2010
Growth ((yoy yoy yoy))
2011
2012
157.7 203.5
190.0
182.6
35.4
129.7 162.0
153.1
149.9
41.5
37.0
135.6 177.4 108.2 136.7
28.0
2013 2010 2011
2012
2013
29.0
-6.6
-3.9
33.0
24.9
-5.5
-2.0
32.6
47.5
48.3
-10.9
-11.8
191.7
186.6
40.0
30.7
8.0
-2.6
149.1
141.4
39.0
26.2
9.0
-5.2
44.2
48.4
4.6
6.4
Oil and gas
27.4
40.7
42.6
45.3
Surplus (Deficit) Non-oil and gas Source: BPS. 2012 Oil and gas
22.1
26.1
1. 6) ((-1. 1.6)
(-4.1)
21.5
25.3
4.0
8.6
0.6
0.8
(-5.6) (-12.6)
7. Dengan memperkuat dan mengembangkan sektor transportasi laut, pelabuhan, dan industri perkapalan nasional � konektivitas kelautan akan secara dramatis membaik � biaya logistik semakin murah, dari sekarang 26% PDB menjadi < 15% PDB � daya saing ekonomi nasional akan meningkat signifikan. 8. Dengan aplikasi nano-bioteknologi � SDA kelautan tidak hanya akan menjadi penyumbang utama kedaulatan pangan nasional dalam bentuk protein hewani, tetapi juga dalam bentuk pangan karbohidrat, vitamin, dan mineral. Dan, juga penyumbang kedaulatan energi, farmasi, dan SDA lainnya.
Status Gizi dan Kesehatan Masyarakat Indonesia nak balit � Pada 2012, 36% aanak balitaa mengalami kurang gizi kelima terbanyak di dunia kronis dan 7,8 juta anak ((kelima dunia)) mengalami pertumbuhan terhambat (stunted growth) � mengakibatkan cacat permanen pada fisik dan 3; kecerdasan � a lost generation (UNICEF UNICEF,, 201 2013; Kemenkes Kemenkes,, 2014 2014)). � Pada 2011 Skor Pola Pangan Harapan hanya 77,3 (harusnya mi nimal 100). Rendahnya skor PPH itu min karena rendahnya konsumsi protein hewani, sayur, dan buah (BKP, Kementan, 2012 ). 2012).
FAKTA INDONESIA
KEMISKINAN
Global Competitiveness Index 2012-2013 (144 Negara)
Switzerland Rank (1)
Singapore Rank (2)
Brunei Rank (28)
China Rank (29)
Indonesia Rank (50)
Sierra Lione Rank (143)
Finland Rank (3)
Malaysia Rank (25)
Thailand Rank (38)
Brazil Rank (48)
Burundi Rank (144)
Indeks Pembangunan Manusia • • • • •
2008 : Indonesia peringkat-107, 2009 : menurun ke peringkat-111 dari 182 negara, 2010 : meningkat ke peringkat-108 dari 169 negara 1 : menurun ke peringkat-1 24 dari 1187 87 negara, 201 2011 peringkat-124 2012 : meningkat ke peringkat peringkat-- 121 dari 187 negara Sementara itu, 12
Thailand
103
Norwegia
1
Korea
Australia
2
Singapura
18
Indonesia 121
AS
3
Malaysia
64
Niger
Jepang
10
China
186
101
(UNDP, 201 3) 2013
9. Tanpa Konektivitas dan Logistik Maritim Yang Mumpuni � Daya Saing Ekonomi Indonesia Rendah
� Illegal fishing, illegal mining, illegal trading, dan aktivitas ekonomi ilegal lainnya marak � kerugian negara Rp 300 trilyun/tahun (Bappenas, 2012). � Sekitar 75 % total barang yang diekspor oleh Indonesia harus melalui Singapura, karena hingga kini kita belum memiliki hubport bertaraf internasional. � Ongkos per container (peti kemas) untuk mengangkut barang dari Jakarta ke Surabaya dua kali lebih mahal ketimbang dari Singapura ke Los Angles.
� Ongkos transportasi jeruk dari Pontianak ke Jakarta Rp 1.500/kg. Sementara, dari China ke Jakarta Rp 900/kg (Apindo, 2013). � Saat ini biaya logistik di Indonesia 26% PDB. Sedangkan, AS, Singapura, negaranegara maju lain, dan negara-negara berkembang lain seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan China mampu menekan hingga dibahwah 10%.
NEGARA
INDONESIA
BIAYA LOGISTIK DARI PDB
26 %
Malaysia
8%
Thailand
7%
Vietnam
7%
China
7%
Sumber : Kompas, 13 November 2013
10.Dengan aplikasi IPTEK dan manajemen profesional � SD Kelautan sebagai comparative advantage dapat ditransfromasi menjadi competitive advantage Indonesia . 11.Dengan mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru di wilayah pesisir, pulau kecil, dan perbatasan � menciptakan “Prosperity Belt” yang sekaligus berfungsi sebagai “Security Belt” � Kedaulatan NKRI semakin kokoh.
Prosperity Belt of Indonesian Archipelago OCEANIC
NIC A E OC
Outer Fishing Po rt
Outer Fishing Po rt
Ou te
Sabang Belawan
Labuan Haji
Tarempa
Tarakan
Sibolga
rF ish ing
Po
rt
OC EA
NI C
Kwandang Pemangkat
Bitung
Ternate Sorong
Bungus
Biak
Ou te
rF ish tu innra uha g P b a l o e
P
rt
Pr igi
NI C
Ci lac a Sa p de ng Se Po nda nd ng o B Pe k Da iru/ ng d ap am be Te ng luk an Aw an g
OC EA
Ja ka r ta
Pulau Baai
OCE ANI C
Merauke Tual Kupang
Outer Fish in
g Port
OCEANIC
te Ou
ish F r
in
o gP
rt
III
DOMAIN, POTENSI, DAN TINGKAT PEMANFAATAN EKONOMI KELAUTAN
INDONESIA NEGARA BAHARI DAN KEPULAUAN TERBESAR DI DUNIA 466 pulau • Jumlah pulau 17.504, terdaftar di PBB 13. 13.4 • Garis pantai terpanjang keempat di dunia (95.181 km) Sumber Sumber:: data dan informasi geospasial geospasial,, 2013
Luas Darat 1,9 juta km2 = 190 juta ha (25%)
Lahan Darat 136 juta ha (72%)
Luas Laut 5,8 juta km2 (75%)
Perairan Tawar (danau, waduk, sungai, rawa) 54 juta ha (28%)
Indonesia: The Maritime Continent
Potensi SDA dan Jasa-Jasa Lingkungan Wilayah Pesisir dan Lautan RENEWABLE RESOURCES
NON RENEWABLE RESOUCES
ENERGI KELAUTAN
JASA LINGKUNGAN
Ekonomi kelautan (marine economy) adalah kegiatan ekonomi yang berlangsung di wilayah pesisir dan lautan lautan,, dan kegiatan ekonomi di darat (lahan atas) yang menggunakan SDA dan jasajasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa (goods and services) yang dibutuhkan umat manusia (Dahuri Dahuri,, 2003; Kildow Kildow,, 2005 2005))
11 SEKTOR EKONOMI KELAUTAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
“Maritime economy (ekonomi maritim) includes sea transportation, ship building and maintenance, port construction and operations, and their related industries and services Martin Stopford services”” ((Martin Stopford.. 2004. Maritime Economics. 2nd Edition. ). Routledge Publishing Co., London. p. 562 562).
Total potensi ekonomi sebelas sektor �Total Kelautan Indonesia: US$ 1,2 triliun triliun//tahun 4 (Rp 1. 84 0 triliun = atau 7 kali lipat APBN 201 2014 1.84 840 US$ 170 miliar) atau 1, 2 PDB Nasional saat ini 1,2 ini.. Lapangan kerja �Lapangan kerja:: 40 juta orang atau 1/3 total angkatan kerja Indonesia Indonesia..
POTENSI PRODUKSI LESTARI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN INDONESIA
Jenis Kegiatan Perikanan
Luas Perairan (juta km2)
MSY (juta ton/tahun)
Produksi 2012 (juta ton)
Tingkat Pemanfaatan (%)
A. Perikanan Tangkap 1. Laut
5,8
6,5
5,34
82,15
0,54
0,9
0,36
40
0,24
42,0
4,6
10,95
2. Tambak (Payau)
0,012
10,0
1,6
16
3. Perairan Umum dan Tawar
0,137
5,7
1,72
30,17
TOTAL
6,729
65,0
13,62
20,95
2. Perairan Umum B. Perikanan Budidaya 1. Laut
Sumber: Statistik Kelautan dan Perikanan 2012
POTENSI SUMBERDAYA IKAN PADA MASING-MASING WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA 2013 541,755 t 520,790 t 1,003,394 t 1,351,937 t 387,009 t 717,299 t
1,009,741 t
772,950 t
340,245 t Source: KKP 201 3 2013
290,368 t 340,211 t
Aquaculture Products and Roles 1. 2. 3.
4.
5. 6. 7. 8. 9.
Food: edible fish. crustaceans. mollusks. sea cucumbers. and other invertebrates Algae-based feed Pharmaceutical and cosmetics products from bioactive compounds of micro algae. macro algae (seaweed). and other aquatic organisms Raw materials derived from aquatic organisms for myriad types of manufacturing industries. e.g. paper. film. painting. chitin and chitosan. and metal for aircrafts. Biofuel from seaweeds. sea grasses. Ornamental fish and other aquatic organisms Jewelery: pearls. and other mollusks Tourism Carbon sink which can mitigate global warming.
• Mutiara laut selatan telah memenuhi 43% kebutuhan mutiara dunia • Sumber daya kelautan untuk Farmasi dan Kosmetik, Indonesia memiliki Mega Biodiversity terbesar di dunia dengan proyeksi potensi mencapai 9 triliun dollar AS
Potensi Luas dan Tingkat Pemanfaatan Perairan Budidaya Tingkat Pemanfaatan (%)
No.
Jenis Budidaya
Potensi (Ha)
Luas Lahan di gunakan (Ha)
1
Laut
24.000.000
176.930
0,70
2
Tambak
2.963.717
657.346
22,18
3
Kolam
541.100
131.776
24,35
4
Perairan Umum
158.125
1.798
1,14
5
Minapadi
1.536.289
156.193
10,17
17.744.303
1.124.043
6,33
Total
Sumber : Ditjen Perikanan Budidaya Budidaya,, 2012
JUMLAH UNIT PENGOLAHAN IKAN, 2012 Unit
Pulau Sumatera Jawa Bali-Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku-Papua Total Sumber: KKP 2013
Unit 15.702 28.434 5.182 8.544 5.226 940 64.028
Industri Bioteknologi Kelautan “Bioteknologi kelautan adalah teknik penggunaan biota laut atau bagian dari biota laut (seperti sel atau enzim) untuk membuat atau memodifikasi produk, memperbaiki kualitas genetik atau fenotip tumbuhan dan hewan, dan mengembangkan (merekayasa) biota laut untuk keperluan tertentu, termasuk perbaikan lingkungan lingkungan”” (Lundin and Zilinskas, 1995)
“Marine Biotechnology Industry is a huge market, about four times the size of the current semiconductor (IT industry) market” (Ministry of Maritme Affairs and Fisheries, Republic of Korea. 2002. Vision for Marine Policy of Korea: Blue Revolution for the 21st Century)
LITBANG PENGELOHAN PRODUK DAN BIOTEKNOLOGI 2013 UNTUK INDUSTRIALISASI KP
MEKANISME ALAT
Inovasi Box Insulasi Berbanding Tenaga Accu Motor
PARIWISATA BAHARI 1. Dengan 13.466 pulau pulau,, 95.181 km garis pantai, pantai dan laut yang indah, keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia, Indonesia memiliki potensi pariwisata bahari terbesar di dunia (Mann, 1995; Allen, 2002). 2. Queensland, Australia dengan panjang pantai 2.100 km meraup devisa dari pariwisata bahari US$ 3 milyar pada 2012. Total devisa sektor pariwisata Indonesia pada 2012 hanya US$ 7 milyar.
POTENTIAL LOCATION MAP OF MARINE TOURISM IN INDONESIA
Source: Ministry of Culture and Tourism, 2010
INDEX DAYA SAING PARIWISATA DUNIA TAHUN 2013 Unit
Sumber : The Travel & Tourism Competitiveness Report 2013, World Economic Forum 2013
INDUSTRI JASA MARITIM � � � � � � � �
Shipyard ship and dock-yard Marine engines and ship equipments Fishing gear industry: fish nets, fishing rods, fish finders, mine, etc Paddle wheel, water pump, etc Offshore engineering and structures. Coastal engineering and structures. Undersea cable and fiber optics. Remote sensing, GPS, GIS, and ICT
NON-CONVENTIONAL RESOURCES � � � � � � � � � �
-sea water industries Deep eep-sea Hydrate gas Freshwater beneath the seafloor Wave energy Tidal energy Current energy OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion), Deep -sea mineral and mining resources eep-sea -sea fisheries Deep eep-sea BMKT (Benda-benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam), dsb
DEEP SEA WATER INDUSTRIES
IV
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN KELAUTAN
1. Mayoritas nelayan nelayan,, masyarakat pesisir dan pulaupulau kecil masih miskin miskin.. Illegal, Unregulated, and Unreported 2. IUU ((Illegal, Unreported)) fishing shing,, illegal trading, illegal immigrant, perampokan perampokan,, dan kegiatan ilegal serta kriminal lain masih marak marak.. 3. Overfishing beberapa stok SDI di banyak wilayah perairan perairan,, dan underfishing di beberapa wilayah perairan menjadi tempat IUU fishing nela nelayyan asing asing.. 4. Pencemaran perairan dan degradasi fisik ekosistem pesisir dan laut laut..
We are taking fish from the oceans faster than they can reproduce
PENCEMARAN LAUT
KERUSAKAN EKOSISTEM LAUT : MANGROVE, KARANG, & LAMUN
5. Kecelakan kapal di laut relatif masih tinggi akibat lemahnya penerapan PROTAP keamanan kapal di laut (life safety at sea): human errors atau minimnya prasarana dan sarana. 6. Kecuali sektor ESDM (pertambangan & energi), sektorsektor ekonomi kelautan lainnya belum menghasilkan kinerja yang unggul (produktif, efisien, berdaya saing, dan sustainable), karena belum menerapkan IPTEK mutakhir (inovasi) dan manajemen profesional. 7. Sebagian besar usaha besar dan modern di sektor-sektor ekonomi kelautan milik korporasi asing atau nasional yang kurang peduli terhadap kemajuan dan kemakmuran bangsa Indonesia � kebocoran wilayah (regional leakages) dan masyarakat lokal tetap miskin.
Jumlah Perahu / Kapal Perikanan Laut Menurut Kategori dan Ukuran Kapal 2008-2013
* Angka Sementara
(Sumber : DJPT 2013)
8. Sarana produksi (BBM, alat tangkap, perbekalan melaut, pakan ikan, pedal wheel, dll) jumlahnya terbatas dan harganya relatif mahal mahal.. 9. Ketergantungan pada teknologi impor impor..
10. Kontribusi total sektor-sektor ekonomi kelautan baru 22% PDB Indonesia ndonesia.. Sementara Sementara,, negara-negara lain yang luas wilayah laut dan potensi ekonomi kelautan nya lebih kecil (seperti Singapura Singapura,, Thailand hailand,, Jepang Jepang,, Korea Selatan, China, Islandia Islandia,, Denmark, dan tr ibusi Norwegi Norwegiaa) ketimbang Indonesia, kon kontr tribusi sektor-sektor ekonomi kelautannya terhadap %. PDB mereka lebih dari 30 30%
11. Belum ada tata ruang darat, pesisir, dan laut secara terpadu yang mendukung kinerja sektor-sektor ekonomi kelautan dan perikanan perikanan.. 12. Ketiadaan basis data dan sistem informasi yang komprehensif dan sahih sebagai dasar perencanaan dan pengembilan keputusan keputusan.. 13. Rendahnya kualitas SDM (knowledge, skills, dan etos kerja); 14. Rendahnya kinerja R & D (penelitian dan pengembangan) pengembangan)..
15. Suku bunga pinjaman yang terlalu tinggi dan fungsi intermediasi perbankan bagi sektor kelautan masih sangat rendah; 16. Politik anggaran (APBN dan APBD) yang belum memihak sektor kelautan dan perikanan.
Suku Bunga Pinjaman Tahun 2012
Suku Bunga Pinjaman di INDONESIA mencapai
11,8 % Sumber : World Bank, 2013
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Indonesia 11,8% Malaysia (4,8%) Filipina (5,7%) Singapura (5,4%) Thailand (7,1) Australia (7%) Jepang (1,4%) AS (3,3%) Canada (3%) UK (0,5%)
Tabel Posisi Kredit Investasi Rupiah & Valas Yang Diberikan Bank Miliar Rupiah) Umum Dan BPR Menurut Sektor Ekonomi ((Miliar
No 1 2
Kelompok Bank & Sektor Ekonomi Jumlah Kelompok
2004
2006
Tahun 2008
2009
117,124 149,68 256,212 297,486
2010 339,5
Pertanian
13,427 19,233
29,826
39,742
47,957
% UntukPertanian
11.46
12.85
11.64
13.36
14.12
% Untuk Non Pertanian
88.54
87.15
88.36
86.64
85.88
V
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI KELAUTAN
Poros maritim dunia adalah Indonesia sebagai negara maritim yang maju maju,, makmur makmur,, kuat kuat,, dan berdaulat berbasis ekonomi kelautan kelautan,, hankam dan budaya maritim serta mampu menjadi teladan (memimpin memimpin)) dalam berbagi kemajuan IPTEK, kesejahteraan kesejahteraan,, keadilan keadilan,, dan perdamaian dunia dunia..
Konstruksi Negara Maritim Indonesia 1. Ekonomi 2. Hankam 3. Lingkungan 4. IPTEK 5. Budaya 6. Kelembagaan
Tujuan Pembangunan Kelautan 1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat, khususnya nelayan, pembudidaya ikan, dan masyarakat kelautan lainnya. 2. Menghasilkan produk dan jasa kelautan yang bernilai tambah dan berdaya saing tinggi untuk memenuhi kebutuhan nasional dan ekspor. 3. Meningkatkan kontribusi sektor KP bagi perekonomian Indonesia secara signifikan. 4. Menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar. 5. Meningkatkan kesehatan dan kecerdasan rakyat melalui peningkatan konsumsi ikan, seafood, dan produk perikanan lain. 6. Memelihara daya dukung lingkungan dan kelestarian SDKP. 7. Meningkatkan budaya maritim bangsa dan memperkokoh kedaulatan wilayah NKRI.
Kebijakan dan Program Pembangunan 1. Revitalisasi (peningkatan produktivitas, efisiensi, dan sustainability) sektor-sektor ekonomi kelautan yang ada sekarang (existing). 2. Pengembangan sektor-sektor ekonomi kelautan baru, seperti: industri bioteknologi kelautan, shale and hydrate gas, fiber optics, dan deep sea water industry. 3. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah pesisir sepanjang ALKI, pulau-pulau kecil, dan wilayah perbatasan.
ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA
KAWASAN INDUSTRI KELAUTAN TERPADU
4. Penguatan dan pengembangan konektivitas maritim (TOL LAUT): a) Armada kapal b) Pelabuhan: tambat labuh, basis logistik, dan kawasan industri c) Industri galangan kapal
TOL LAUT INDONESIA
PRINSIP-PRINSIP TOL LAUT • • • • • • •
Rute pelayaran melewati tujuh Pelabuhan Utama Utama,, yaitu Pelabuhan Kuala Tanjung Tanjung,, Pelabuhan Batam Batam,, Pelabuhan Tanjung Priok Priok,, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Bitung Bitung,, dan Pelabuhan Sorong Sorong.. Setiap pelabuhan utama terhubung dengan pelabuhan-pelabuhan Short Sea Shipping (SSS). Terbentuknya multiple port call dan ship size. Bertujuan menurunkan biaya logistik nasional nasional.. Mewujudkan sistem distribusi barang yang efisien dan terintegrasi terintegrasi.. Menjadi solusi yang efektif dalam mencegah berlayarnya kapal berkapasitas kosong dari satu tempat ke tempat lainnya lainnya.. Meningkatkan kapasitas dan efisiensi efisiensi..
Penyeimbangan arus muatan antara barat dan timur dilakukan dengan •Penyeimbangan penentuan pintu ekspor/impor berdasarkan negara tujuan/asal tujuan/asal:: Barat (Kuala Tanjung •Barat Tanjung,, Sabang Sabang,, dan Batam Batam)) : Eropa Eropa,, Timur Tengah, Asia Timur ((Bitung Bitung •Timur Bitung,, Morotai Morotai,, Tual Tual,, dan Sorong Sorong)) : China, Korea, Jepang Jepang,, USA, negara Pasifik Selatan Australia, Selandia Baru Baru,, dan NegaraNegara-negara
TOL LAUT DAN PERTUMBUHAN WILAYAH
KOMPONEN UTAMA TOL LAUT
KAWASAN INDUSTRI
KEPELABUHANAN
INDUSTRI PELAYARAN
INDUSTRI PERKAPALAN
SETRATEGI PEMBANGUNAN
PERTUMBUHAN WILAYAH
5. Semua kegiatan usaha (ekonomi) kelautan harus sesuai dengan/menerapkan : (1)skala ekonomi, (2) integrated supply chain management system, (3) inovasi teknologi pada setiap mata rantai suplai, dan (4) sustainable development principles.
SEKTOR EKONOMI KELAUTAN X1 = Perikanan Tangkap X2
= Perikanan Budidaya
X3
= Industri Pengolahan Hasil Perikanan
X4
= Industri Biotechnologi
X5
= ESDM
X6
= Pariwisata
X7
= Coastal Forestry
X8
= Transportasi Laut
X9
= Pulau-Pulau Kecil
X10 = Industri & Jasa Maritim X11 = SDA Non-Konvensional
PROSES PEMBANGUNAN Y = f (SDM, IPTEKS, Infrastruktur, Finance, dan Manajemen)
INDONESIA sebagai Negara Maritim yang Maju, Adil, Makmur, dan Berdaulat (Poros Maritim Dunia) •Daya Saing Tinggi •Pendapatan Rakyat Tinggi ( > US $ 12,000) •Pengangguran < 4% •Berdaulat Pangan, Energi, SDA Esensial, dan Hankam •Ramah Lingkungan dan Sustainable •Keadilan Sosial dan Hukum
Gambar: Pendekatan Sistem dalam Pembangunan Ekonomi Kelautan Menuju INDONESIA sebagai Poros Maritim Dunia
PERIKANAN TANGKAP • BIOTEKNOLOGI PERAIRAN • ESDM • PARIWISATA BAHARI • INDUSTRI & JASA MARITIM • DLL
PERIKANAN BUDIDAYA
PROSES DAN KOMPONEN PEMBANGUNAN 1. Skala Ek onomi Usaha 1.Skala Eko
Integrated 2.Integrated 2. Management of Supply Chain System (SCS) Pengemb angan 3. 3.Pengemb Pengemba Indu Indusstri Hilir Sistem logistik dan 4. 4.Sistem distribusi Aplikasi Teknologi 5. 5.Aplikasi pada setiap Mata Rantai SCS 6. Aplikasi Pembangunan 6.Aplikasi Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan (Blue economy)
PRODUK KELAUTAN KOMPETITIF • Kualitas Bagus (top quality) • Added value • Harga relatif murah • Volume pasokan teratur dan memenuhi kebutuhan pasar
EKONOMI KELAUTAN BERDAYA SAING, ADIL, DAN BERKELANJUTAN • Mensejahterakan seluruh pelaku usaha secara adil • Pertumbuhan ekonomi tinggi berkelanjutan • Kedaulatan pangan, obat, energi, dan bahan baku untuk berbagai industri • Kelestarian SDH dan ekosistem perairan
Gambar Gambar.. Pendekatan Sistem dalam Pembangunan Kelautan
6. Penataan ruang wilayah laut – pesisir – darat secara terpadu � lokasi kegiatan ekonomi harus mengikuti RTRW ini. 7. Rehabilitasi kerusakan lingkungan dan konservasi biodiversity. 8. Mitigasi dan adaptasi terhadap Global Climate Change, tsunami, dan bencana alam lainnya.
9. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kelautan. 10. Penguatan dan pengembangan R & D guna menguasai, menghasilkan, dan menerapkan IPTEKS. 11. Penciptaan iklim investasi dan Doing Business yang kondusif dan atraktif. 12. Kebijakan politik-ekonomi (fiskal, moneter, otoda, hubungan pemerintah dan DPR, penegakkan hukum, dll) yang kondusif: Policy Banking untuk sektor-sektor ekonomi kelautan ?. 13. Reorientasi pembangunan nasional: dari land-based ke ocean-based development.
• Kemudahan Berbisnis di Indonesia peringkat ke 120 seAsia Timur & Pasifik
VI
PROGRAM PEMBANGUNAN KELAUTAN PRIORITAS
1. Perikanan Tangkap 2. Perikanan Budidaya 3. Industri Pengolahan Hasil Perikanan 4. Industri Bioteknologi Kelautan 5. Pengembangan Pulau-Pulau Kecil 6. Pembangunan Tol Laut 7. Pengembangan Sumber Daya Kelautan Nonkonvensional 8. Pemantapan Kelembagaan Kelautan
1. Perikanan tangkap tangkap:: � Pengembangan 500 unit armada kapal ikan modern ( > 30 GT) milik nelayan Indonesia di setiap fishing ground dengan purse seiners seiners,, longliners longliners,, atau pukat ikan untuk wilayah: (1) Laut Cina Selatan dan Natuna Natuna,, (2) Laut Sulawesi Sulawesi,, (3) Laut Banda dan Maluku Maluku,, (4) Laut Arafura Arafura,, dan (5) ZEEI yang selama ini banyak dicuri nelayan asing. teknologi penangkapan � Modernisasi nelayan tradisional ((teknologi penangkapan,, pasca panen panen,, dan pemasaran pemasaran)) yang ramah lingkungan lingkungan.. � Pemberantasan IUU fishing secara tuntas tuntas.. � Penyediaan sarana produksi dengan harga bersaing dan jumlah mencukupi mencukupi.. � Jaminan pasar ikan hasil tangkapn nelayan nelayan..
Peluang Menjanjikan!!
1 Ekor Tuna Sirip Biru Raksasa (342 Kg) 1 Kg = Rp. 10.421.052
342 Kg = Rp. 3,5 Miliar !!
Sumber : China Daily, 7 Januari 2011
engembangan (1) 1 2. Perikanan budidaya budidaya:: p pengembangan seperti udang juta ha tambak ((seperti udang,, bandeng bandeng,, kepiting kepiting,, nila saline, kerapu lumpur lumpur,, dan ); (2) rumput laut Gracilaria spp spp); mariculture laut dangkal ((seperti seperti kerapu kerapu,, kakap kakap,, bawal bintang bintang,, abalone, kerang ), mutiara mutiara,, dan rumput laut Eucheuma spp spp), dan (3) offshore aquaculture aquaculture.. 3. Penguatan dan pengembangan industri pengolahan hasil perikanan perikanan..
4. Pengembangan industri bioteknologi kelautan 5. Pariwisata bahari 6. Pertambangan dan energi (ESDM) 7. Industri dan jasa maritim maritim..
Pembesaran Kakap Putih di KJA
Kapal Angkut Benih & Hasil Panen
• Potential win-win situation • Ecosystem monitoring has proven, that offhore wind turbines maybe not the best living area for birds, but definitely for marine species!
Estimasi Potensi Nilai Ekonomi Usaha Budidaya Tambak Udang Dan Rumput Laut � Potensi luas lahan pesisir Indonesia (tidak termasuk lahan bertekstur pasir) yang cocok (suitable) untuk budidaya udang sebesar 1,22 juta ha � jika diusahakan 600.000 ha (50%), dengan rincian sebagai berikut: 1. 200.000 ha untuk budidaya intensif udang Vanamei 2. 100.000 ha untuk budidaya semi-intensif udang Windu 3. 200.000 ha untuk budidaya tradisional udang Windu 4. 100.000 ha untuk budidaya rumput laut Gracilaria spp.
1. Tambak Intensif Udang Vaname � Luas areal usaha usaha:: 200.000 ha 0.000 ha x 40 ton/ha/ th = 8.0 00.000 ton/ th = � Produksi Produksi:: 20 200.000 ton/ha/th 8.000.000 ton/th 8.0 00.000.000 kg/ th 8.000.000.000 kg/th 00.000.000 kg/ th x US$ 5/kg = � Pendapatan kotor total : 8.0 8.000.000.000 kg/th ril th = 26% APB N 201 2. US$ 40 m milililiiar/th = Rp 360 ttril riliiun/ un/th APBN 2012. Jika diekspor 50% (4.000.000 ton/th) � Devisa komoditas primer udang = US$ 20 miliar/th = Rp 180 triliun/th triliun/th..
/ha/ tahun = Rp 16,5 � Pendapatan bersih = Rp 200 juta juta/ha/ /ha/tahun juta/ha/bulan (lihat Kompas, 15/5/2012 halaman 18). � Tenaga Kerja Langsung (on farm) farm):: 200 200..000 ha x 4 orang/ha = 800.000 orang
www.themegallery.com
Sumber: Kompas, Selasa 15 Mei 2012
Company name
2. Tambak Semi Intensif Udang Windu .000 ha x 5 ton/ha/ th = • Produksi Windu : 100 100.000 ton/ha/th 500 .000 ton/ th 500.000 ton/th th.. DEVISA .000.000 kg/ th x • Pendapatan kotor ((DEVISA DEVISA)): 500 500.000.000 kg/th /t US$ 7/kg = US$ 3,5 miliar miliar/t /taahun = Rp 31,5 triliun/tahun • Pendapatan individu = Rp 6 juta/ha/bulan
• Tenaga kerja langsung langsung:: 400.000 orang
3. Tambak Tradisional Udang Windu .000 ha x 1 ton/ha/ th = • Produksi Windu : 200 200.000 ton/ha/th 200 .000 ton/ th 200.000 ton/th th.. DEVISA .000.000 • Pendapatan kotor ((DEVISA DEVISA)): 200 200.000.000 th x US$ 7/kg = US$ 1,4 M /t kg/ kg/th M/t /taahun = Rp 1,26 triliun/tahun • Pendapatan individu = Rp 2,5 juta/ha/bulan
• Tenaga kerja langsung langsung:: 800.000 orang orang..
4. POTENSI EKONOMI RUMPUT LAUT (Gracilaria sp) 00 ha � Luas usaha usaha:: 100.0 100.000 � Produksi : 100.000 ha x 20 ton kering/th = 000 .000 ton/ th 2. 2.0 00.000 ton/th 0.000.000 kg/ th x US$ � Pendapatan daerah : 2.00 2.000.000.000 kg/th 1/kg = US$ 2 M M//th = Rp 9 trilyun/th � Pendapatan keluarga keluarga:: Rp 2,5 juta/ha/bln 0.000 ha x 2 orang /ha = 20 0.000 � Tenaga kerja : 10 100.000 orang/ha 200.000 orang
5. POTENSI EKONOMI RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) �
Luas budidaya laut potensial potensial:: 24 juta ha
�
Produksi : 1.000 .000 ha x 20 ton kering/th = 20. 000.000 1.000.000 20.000.000 ton/ th ton/th
�
000.000.000 kg/ th x US$ 1,5/kg = US$ 30 Devisa : 20. 20.000.000.000 kg/th milyar/th = Rp 270 trilyun/th
�
Pendapatan keluarga keluarga:: Rp 14 juta/ha/bln
�
0.000 ha x 8 orang /ha = 8.00 0.000 Tenaga kerja : 1.00 1.000.000 orang/ha 8.000.000 orang
Tabel. Potensi Ekonomi Usaha Budidaya Tambak Udang dan Rumput Laut 1.
Udang Vaname
Intensif
8.000.000
40,0
800.000
16,5
2.
Udang Windu
Semi Intensif
500.000
3,5
400.000
6
3.
Udang Windu
Tradisional
200.000
1,4
200.000
2,5
4.
Rumput Laut (Gracilaria sp)
2.000.000
2,0
200.000
2,5
5.
Rumput Laut (Eucheuma cottonii cottonii))
20.000.000
30,0
8.000.000
14
30.700.000
76,9
9.600.000
-
Total
Industri Bioteknologi Kelautan
feed 1. Pengembangan industri pakan ((feed feed)) berbasis microalgae microalgae.. healthy 2. Pengembangan industri nutraseutikal ((healthy food & beverages ), farmasi, dan kosmetik beverages), berbasis macroalgae (rumput laut), microalgae microalgae,, chitin and chitosan chitosan,, dan sisik atau kulit ikan. 3. Pengembangan biofuel berbasis microalgae microalgae.. 4. Genetic engineering untuk menghasilkan induk ). dan benih unggul (SPF, SPR, dan cepat tumbuh tumbuh). rekayasa genetik 5. Genetic engineering ((rekayasa genetik)) mikroba untuk bioremediasi lingkungan yang tercemar tercemar..
Gracilaria sp. Gelidium sp.
Sargassum sp. Laminaria sp.
Eucheuma sp., Chondrus sp.
Utilization of power plant resources for growing selected microalgae at a low energy cost for valuable products and bio-fuels while iding CO2 Sequestering; •Low cost algae agriculture •All year production of algae •Low cost flue gas. CO2 •Low cost water source •Residual Energy •Arid Land
Smoke fan
Ash Collector
Microalgae Pond
Algae Project in Jakarta Indonesia
Sentul Spirulina Farm
Terdapat 13 spesies microalgae di perairan Indonesia mengandung lemak (senyawa hidrokarbon) yang potensial untuk biofuel. Empat spesies utama: Nannocholoropsis oculata (24%). Scenedesmus (22%). Chlorella (20%). dan Dunaliela salina (15%) (Kawaroe. 2010).
PRODUKSI CRUDE OIL DARI MIKROALGA
1000 L of Media
1 L of wet biomass
~22.5 mL of crude Oil
~153 gr of dry biomass
“Marine Biotechnology Industry is a huge market, about four times the size of the current semiconductor (IT industry) market” (Ministry of Maritme Affairs and Fisheries, Republic of Korea. 2002. Vision for Marine Policy of Korea: Blue Revolution for the 21st Century)
OPSI ARSITEKTUR KELEMBAGAAN KELAUTAN 1. KKP diperkuat (tambah tupoksi ekonomi baru: deep sea water industry, industri bioteknologi, dan shale and hydrate gas) dan DEKIN diperkuat (langsung dibawah Presiden, diberikan fungsi koordinasi, dan mengelola Coast Guard). 2. KKP diperkuat + Kemenko Perekonomian dan Kelautan 3. Kementerian Maritim: perikanan tangkap, perikanan budidaya laut dan pesisir (perikanan budidaya disatukan ke Kemen Kedaulatan Pangan) + ekonomi kelautan baru. 4. Kementerian Maritim: semua ekonomi kelautan.
VII. PENUTUP �Dengan peta jalan pembangunan kelautan seperti di atas, Insya Allah Indonesia tidak hanya bakal menjadi negara maritim yang besar, kuat, maju, makmur dan berdaulat, tetapi juga akan menjadi poros (kiblat) maritim dunia dalam waktu tidak terlalu lama, 2025.
TERIMA KASIH