Malam ini adalah malam yang spesial bagiku, karena malam ini aku akan makan malam dengan kekasihku di sebuah restaurant yang bahkan kami belum pernah sekalipun makan malam disana. Honestly, Mia kekasihku sempat meragukan pilihanku pada restaurant itu, tentunya bukan karena cita rasanya yang bukan tidak mungkin asing bagi lidahku, akan tetapi harga makanan disana yang pastinya asing bagi isi dompetku. Tapi, satu satunya alasan yang menjadi pendorongku untuk memaksakan isi dompetku dan Mia adalah cinta. Ya karena cinta aku mampu melakukan hal yang bahkan gila sekalipun, walaupun keputusanku itu bukannya tak mungkin akan menciderai isi dompetku, tapi tak apalah karena aku yakin bahwa yang namanya uang pasti bisa dicari dan itu hanya membutuhkan usaha, doa dan kesabaran, tapi lain halnya dengan cintaku ini, karena ketika cinta menguasai pikiranku, maka takkan ada lagi yang namanya perhitungan, utamanya soal uang.
Malam ini aku berpakaian serba rapih, balutan jas berwarna hitam memberikan kesan elegan pada penampilanku malam ini, belum lagi dasi merah polos yang ku kira mampu menambah ketampananku hingga dua puluh persen, ini memang bukan pakaianku sendiri, karena jas beserta dasinya adalah jas yang sebelumnya telah ku sewa pada tetanggaku yang memang membuka pelayanan jasa penyewaan jas, dan untunglah ukuran jas yang ku kenakan ini tak terlihat kebesaran ataupun kekecilan, jadi kesan yang ditampilkan lebih seperti akulah pemilik jas elegan ini. Dengan mengendarai Bimo, nama motor Vespa hitamku, aku bergegas berangkat menjemput Mia kekasihku. Sepanjang perjalanan aku hanya berusaha menghibur diriku sendiri dengan bernyanyi bersama indahnya lukisan sang penguasa malam. Bintangbintang yang bertaburan diatas langit seolah-olah
2
menjadi penunjuk jalanku menuju kediaman cinta sejatiku. Aku tak perduli akan tiupan dinginnya angin malam, toh nantinya dinginnya malam ini akan menjadi hangat ketika seorang wanita nan cantik jelita duduk dibelakangku sembari merangkulkan kedua tangannya dengan erat dipinggangku. Kini aku sudah tiba dirumahnya, dan di luar dugaanku, seorang wanita dengan gaun hitamnya sudah menantiku tepat diluar gerbang, dia Mia. “Hai sayang...” Mia melambaikan tangannya padaku, ia nampak anggun dengan gaun hitam dan kalung emas putih yang dulu kubelikan untuknya, namun lambaian tangannya
yang
manja
itu
menambah
kesan
menggemaskan bagiku.... Arrgghh Mia. “Sayang, papah sama mamah kamu mana?” “Barusan aja pergi, makanya aku nungguin kamu diluar...”
3
Ah, sungguh sayang sekali kedua calon mertuaku tak ada dirumahnya, padahal aku ingin sekali meminta izin pada mereka untuk membawa Mia makan malam bersamaku di restaurant, ya kapan lagi aku mampu mengenakan setelan jas serapih ini selain malam ini dan mungkin nanti saat malam resepsi. “Ayo berangkat...” “Eh iya sayang, aku duduknya miring nggak apa-apa kan?” “Iya, masak mau ngangkang? Rusak dong gaunnya cantiik...” “Heheheh iya ya...” Bimo pun dengan gagahnya berbunyi lantang memecah sunyinya malam, aku tak perduli sekeras apa bunyi knalpot Vespa tua ku ini, yang penting aku masih bisa berbincang dengan kekasihku yang duduk dibelakangku...
4
Entahlah, mungkin bagi sebagian orang mengendarai mobil lebih mengasyikkan ketimbang mengendarai motor, tapi coba lihat orang yang mengendarai mobil disampingku ini, lelaki yang sedang menyetir itu kelihatannya sedang asyik mengobrol dengan pasangannya namun tetap tak mampu menikmati keromantisan hubungan mereka berdua saat berkendara... Nah, sekarang coba lihat aku... Aku masih mampu mengobrol dengan Mia kekasihku, sambil menikmati rangkulan tangannya dipinggangku, dan malam yang dinginpun terasa hangat bagiku, dan bagiku tak ada momen yang mampu mengalahkan keromantisan kami... ..................................... To Be Continued .......
5