Dasar-dasar Metode Penelitian Modul ke:
Observasi Wawancara
Fakultas
Psikologi
Angket Kajian Dokumen
Program Studi
Psikologi www.mercubuana.ac.id
Reno Laila Fitria
Berbagai Teknik Pengumpulan Data
• • • •
Observasi, utamanya observasi partisipatif Wawancara, utamanya wawancara mendalam, Kuesioner ditambah kajian dokumen,
Tujuan: tidak hanya untuk menggali data tetapi juga untuk mengungkap makna yang terkandung dalam latar penelitian
2
Observasi • Penggunaan observasi berbeda untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif • Sama-sama bisa menggunakan observasi: tetapi penerapannya berbeda antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, misalnya penggunaan observasi yang dalam penelitian kuantitatif, dimungkinkan digunakan checklist ataupun rating yang baku. • Dalam penelitian kualitatif tidak tepat menggunakan checklist atau rating yang bakuÆ buat catatan lapangan
3
Observasi • Patton (1990) menegaskan bahwa observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian, apalagi penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. • Agar memberikan data yang akurat dan bermanfaat maka observasi sebagai metode ilmiah harus dilakukan peneliti yang sudah melewati latiha-latihan yang memadai serta mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap. • Latihan meliputi: • Belajar mengadakan observasi secara umum pada konteks atau subjek yang dipilih atau mengadakan observasi pada topik dengan fokus-fokus khusus • Peneliti perlu berlatih bagaimana menuliskan hasil observasi secara deskriptif dan mengembangkan kedisiplinan mencatat kejadian lapangan secara detil dan lengkap
4
Pentingnya kegiatan observasi • Tujuan observasi: mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktifitas-aktifitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat di dalam aktifitas dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus akurat, faktual sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi catatan panjang lebar yang tidak relevan.
5
Pentingnya kegiatan observasi • Patton (1990) mengatakan data hasil observasi menjadi penting karena: • Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam mana hala yang diteliti terjadi atau ada • Observasi memungkinkan peneliti bersifat terbuka • Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh partisipan atau subjek penelitian sendiri kurang disadari • Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data yang tidak dapat diperoleh saat wawancara • Observasi memungkinkan peneliti bergerak lebih jauh dari perspektif selektif • Observasi memungkinkan peneliti merefleksi dan bersikap introspektif
6
Variasi dalam pendekatan Observasi • Patton (1990) menjelaskan berbagai alternatif cakupan dalam pendekatan observasi yang perlu dipertimbangkan, yaitu: 1. Apakah pengamat berpartisipasi aktif dalam setting yang diamatinya ataukah ia menjadi pengamat pasif, dalam arti tidak terlibat dalam aktivitas yang diamatinya tersebut? Studi antropologis sering memakai observasi partisipatif, akibatnya tidak ada pemisahan tegas antara wawancara dengan observasi, Sementara studi psikologis jarang melakukannya 2. Apakah peneliti melakukan observasinya secara terbuka atau terselubung? Perhatikan isu etis dalam penelitian 3. Apakah observasi perlu dilakukan dalam jangka waktu lama atau waktu terbatas? 4. Variasi berkenaan dengan fokus observasi: fenomena utuh atau aspek-aspek khusus?
7
Variasi dalam pendekatan Observasi • Banister, dkk (1994) menambahkan: 1. Variasi dalam struktur observasi: Partisipatif, terstruktur atau tidak terstruktur 2. Variasi dalam fokus observasi: luas atau sempit 3. Variasi dalam metode sarana/instrumen yang digunakan dalam melakukan dan mencatat observasi: tulisan tangan, notebook, lembar pengecek, stopwatch, kamera, alat perekam 4. Pemberian umpan balik: kepada orang-orang yang diamati perlu diberikan atau tidak
8
Tahapan Observasi • Seperti yang dikemukakan Spradley (1980) yang mengungkapkan bahwa tahapan observasi ada tiga yaitu; • (1) observasi deskriptif, di mana peneliti mengamati semua yang ada secara menyeluruh, mendeskripsikan semua yang diamati, observasi ini disebut juga sebagai grand tour observation; • (2) observasi terfokus, di mana pengamatan difokuskan pada aspek tertentu yang menjadi fokus penelitian, observasi ini disebut juga sebagai mini tour observation. dan; • (3) observasi terseleksi, di mana peneliti menyeleksi fokus yang ditemukan secara lebih rinci lagi,
9
Observasi Partisipatif • Peneliti berperan aktif dalam kegiatan di lapangÆ peneliti mudah mengamati, karena berbaur dengan yang diteliti. • Penggunaan cheklist hanya sebagai pelengkapÆ • utamanya adalah membuat catatan lapangan yang terdiri dari catatan deskriptif yang berisi gambaran tempat, orang dan kegiatannya, termasuk pembicaraan dan ekspresinya, • Juga catatan reflektif yang berisi pendapat, gagasan dan kesimpulan sementara peneliti beserta rencana berikutnya
10
Observasi Partisipatif • Spradley (1980) membagi partisipasi atau keterlibatan peneliti menjadi empat yaitu; • (1) partisipasi pasif, di mana peneliti datang mengamati tetapi tidak ikut terlibat kegiatan yang diamati; • (2) partisipasi moderat, di mana peneliti kadang ikut aktif terlibat kegiatan kadang tidak aktif; • (3) partisipasi aktif, di mana peneliti terlibat aktif dalam kegiatan yang diteliti; • (4) partisipasi lengkap, di mana peneliti sudah sepenuhnya terlibat sebagai orang dalam, sehingga tidak kelihatan sedang melakukan penelitian. Catatan: Sebaiknya sebagai peneliti kualitatif, Anda menggunakan partisipasi lengkap
11
Kesimpulan: Observasi
12
Catatan lapangan • Harus deskriptif • Diberikan tanggal dan waktu • Dicatat dengan menyertakan informasi-informasi dasar dimana observasi dilakukan, siapa yang hadir disana, bagaimana setting fisik lingkungan, interaksi sosial dan aktivitas sumber • Banister dkk. (1994): a)deskripsi konteks; b)deskripsi mengenai karakteristik orang-orang yang diamati; c) deskripsi tentang siapa yang melakukan observasi; d) deskripsi mengenai perilaku yang ditampilkan orang-orang yang diamati; e) interpretasi sementara peneliti terhadap kejadian yang diamati (ingat: harus dipisahkan dari catatan deskriptif); f)pertimbangan mengenai alternatif-alternatif interpretasi lainnya; g) eksplorasi perasaan dan penghayatan peneliti terhadap kejadian yang diamati
13
URAIAN HARUS DESKRIPTIF DAN BUKAN INTERPRETATIF! • Pengamat tidak mencatat kesimpulan atau interpretasi, melainkan data konkrit berkenaan dengan fenomena yang diamati • Deskripsi harus memadai dalam detil dan ditulis sedemikian rupa untuk memungkinkan pembaca memvisualisasikan setting yang diamati. • Deskripsi interpretatif dengan menggunakan penyimpulanpenyimpulan dari peneliti harus dihindari
14
URAIAN HARUS DESKRIPTIF DAN BUKAN INTERPRETATIF! • Interpretasi dengan memberikan label atau oenjelasan sifat (misalnya ruangan sangat nyaman dan indah atau mereka sangat membenci satu sama lain) tidak dianjurkan. • Contoh yang benar: • ruangan berukuran....., terdengar suara musik dari alat perekam, dan tembok yang berwarna biru lembut digantungi beberapa lukisan pemandangan..., • atau kedua lelaki tersebut saling memukul, yangs satu terjatuh dan lelaki yang lain kemudian menginjaknya sampai yang terjatuh tersebut berteriak-teriak. 15
Wawancara • Percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. • Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makan subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain (Banister dkk, 1194)
16
Variasi dalam Wawancara Kualitatif 1. Wawancara Informal 2. Wawancara dengan pedoman umum 3. Wawancara dengan pedoman terstandar yang terbuka
17
1. Wawancara Informal • Proses wawancara sepenuhnya didasarkan berkembangnya pertanyaan-pertanyaan secara spontan dalam interaksi yang alamiah • Tipe wawancara ini dipakai oleh peneliti yang melakukan observasi partisipatif • Dalam situasi ini, orang-orang yang diajak bicara mungkin tidak menyadari bahwa sedang diwawancarai secara sistematis untuk menggali data
18
2. Wawancara dengan pedoman umum • Peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara yang sangat umum, Biasanya mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertantaan, bahkan mungkin tanpa bentuk pertanyaan eksplisit • Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek (checklist) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan • Dengan pedoman demikian, peneliti harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara konkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung • Wawancara dengan pedoman sangat umum ini dapat berbentuk wawancara terfokus, yakni wawancara yang mengarahkan pembicaraan pada hal-hal atau aspek tertentu dari kehidupan/pengalaman subjek • Wawancara ini juga bisa berbentuk sebagai wawancara mendalam
19
3. Wawancara dengan pedoman terstandar yang terbuka • Pedoman wawancara ditulis secara rinci, lengkap dengan set pertanyaan dan penjabarannya dalam kalimat • Peneliti diharapkan dapat melaksanakan wawancara sesuai dengan pedoman atau sekuensi yang telah ditulis serta menanyakannya dengan cara yang sama pada respondenresponden yang berbeda. • Keluwesan dalam mendalami jawaban menjadi terbatas, dan sangat tergantung pada sifat wawancara dan keterampilan peneliti • Bentuk ini akan efektif jika penelitian melibatkan banyak pewawancara, sehingga peneliti perlu melakukan upaya tertentu untuk meminimalkan variasi sekaligus menyeragamkan pendekatan terhadap responden
20
Isi Wawancara • Proses dan isi wawancara perlu disiapkan • Lihat kembali tujuan penelitian anda, apakah anda ingin mengungkap aspek tingkah laku, nilai, atau perasaan? • Pertanyaan tentang tingkah laku: bisa mengacu tentang apa yang dilakukan atau biasa dilakukan. Contoh: “bila saya mengacu pada kegiatan harian Anda, dapatkah anda menjelaskan apa saja yang anda lakukan mulai dari bangun tidur di pagi hari sampai tidur kembali di malam hari?” • Peneliti juga dapat menanyakan hal-hal terkait dengan proses pemahaman dan interpretasi responden. Jawaban responden akan memberi kejelasan mengenai pemikiran, tujuan, impian, nilai-nilai yang mereka anut. Contoh pertanyaannya: “Bagaimana pendapat anda tentang...”, “Hal apa yang anda anggap penting...?” • Pertanyaan tentang perasaan dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman tentang aspek afektif dalam diri responden. Contoh: “Dapat ibu jelaskan apa yang ibu rasakan?” • PS: hati-hati dengan pertanyaan tentang pandangan atau opini, ada baiknya ditanyakan pada akhir wawancara, sebab seringkali jika ditanyakan di awal opini belum tentu sungguh-sungguh merefleksikan opini subjek penelitian.
21
Menyusun Pertanyaan • Pertanyaan harus bersifat netral. Tidak diwarnai nilai-nilai tertentu dan tidak mengarahkan. • Peneliti harus menghindari penggunaan istilah-istilah yang resmi, canggih, ataupun tinggi terlebih jika mewawancarai individu yang bukan mewakili kalangan ilmiah atau profesional • Peneliti perlu menggunakan pertanyaan terbuka
22
Menggunakan pertanyaan terbuka • Pertanyaan Tertutup: • Warna rambut anda hitam, merah atau pirang? • Apakah anda tertarik dengan riset ini? • PERTANYAAN TERBUKA: • Apa warna rambut anda? • Apa yang menjadi ketertarikan anda? Kata-kata untuk pertanyaan terbuka: Apa? Siapa? Dimana? Kapan? Kenapa? Bagaimana?
23
Hindari pertanyaan yang mengarahkan (Leading Questions) • Izinkan orang untuk menjawab sesuai dengan pandangan, nilai dan pengalaman mereka sendiri • Contoh leading questions: • “Ketakutan apa yang anda rasakan ketika bayi anda menderita diare?” • “tindakan apa yang anda lakukan untuk menghentikan diarenya?” • “Seberapa bagus pelayanan yang bayi anda terima dari rumah sakit?” • PS: Semua pertanyaan di atas mengarahkan jawaban pada rasa takut, tindakan dan perawatan. • Contoh NON-LEADING QUESTIONS: • Apa yang anda rasakan ketika diare bayi anda tidak berhenti? • Apa yang anda lakukan ketika diare bayi anda tidak berhenti? • Apa yang andarasakan terkait dengan treatment yang bayi anda terima di rumah sakit?
24
Latihan Penyusunan Pertanyaan NONLeading (Tidak Mengarahkan) Leading (Mengarahkan)
Non-Leading (Tidak Mengarahkan)
Apakah menurut anda muntah saat diare serius? Apakah anda mengurangi makan bayi anda ketika ia menderita diare?
Apakah anda tahu bahwa bayi kehilangan cairan ketika menderita diare?
25
Probing (Menyelidiki lebih Dalam) • “The key to successful interviewing is learning how to probe effectively … ...that is, to stimulate an informant to produce more information... ...without injecting yourself so much into the interaction that you only get a reflection of yourself in the data.” (Bernard, 1995) • Tekniknya: 1. Berikan pertanyaan dengan awalan Apa? 2. Diam: diamlah beberapa saat dan tunggu informasi diberikan lebih lanjut. Kadangkala anda terlalu sibuk menulis tanpa sadar bahwa informan telah selesai bicara 3. Echo Probe: Mengulangi kembali kalimat terakhir dari informan dan minta mereka kembali melanjutkan. Contoh: “baiklah, anak anda tidak mau makan dan malas bermain. Lalu apa yang terjadi?” 4. Uh-huh Probe: gunakan affirmative noise atau back chanelling cues. Contoh: “ow begitu..”, “oh iya...”
26
Hal-hal Praktis yang Perlu diperhatikan • Peralatan: • Gunakan perekam • Pastikan batere atau asupan listrik tersedia • Periksa alat perekam sebelum digunakan • Sebelum Wawancara: • Pilih tempat yang tenang dan bebas dari gangguan • Mikrofon/alat perekam perlu ditempatkan dekat dengan informan, peneliti perlu (dan meminta) informan berbicara cukup keras sehingga bisa ditangkap oleh perekam • perekam diletakkan di permukaan yang stabil • Periksa sistem perekaman
27
Hal-hal Praktis yang Perlu diperhatikan • Selama wawancara: • Wawancara dimulai dengan ucapan peneliti: “wawancara dilakukan pada..., tempat dan tanggal...pada (subjek penelitian)....” • Peneliti harus bicara secara jelas dan tidak terlalu cepat • Peneliti meminta responden bicara jelas • Jangan memindah-mindahkan barang-barang di dekat alat perekam • Alat perekam sebaiknya dimatikan selama pembicaraan yang tidak relevan berlangsung • Perhatikan batere atau kaset perekam • Di akhir wawancara katakan “ ini akhir wawancara dengan...” • Setelah Wawancara: • Mendengarkan kembali dan membuat transkrip • Membuat kode yang lengkap pada file rekaman • Menyimpan rekaman di dalam kondisi yang baik
28
Wawancara Mendalam
• Gunakan Wawancara terbuka Æ data bisa tergali selengkap dan sedalam mungkin. Pemahaman peneliti terhadap fenomena yang ada sesuai dengan pemahaman para pelaku itu sendiri, jika perlu dibantu alat perekam. • FGD atau diskusi kelompok tera-rahÆ dapat digunakan untuk mengungkap data dan pemaknaannya dari sekelompok orang berdasarkan hasil diskusi yang terfokus atau terarah pada suatu permasalahan yang akan diteliti. • Ingat, FGD merupakan bagian dari wawancara kelompok, karena kebenaran data bukan lagi subyektif individual, tetapi menjadi kebenaran kelompok
29
Kajian Dokumen
• menyelidiki data yang didapat dari: • dokumen, • catatan, • manuskrip, • file, • foto dan hal-hal lain yang sudah didokumentasikan.
30
Angket A.
Secara lisan dan langsung: WAWANCARA Æ dilakukan secara individual dan membutuhkan banyak waktu Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam interview: a. Buatlah situasi tanga jawab sewajar mungkin b. Siapkan segala macam pertanyaan yang akan diajukan c. Perhatikan sikap interviewe (guugup, pucat, ragu-ragu, dsb)
B. Secara tertulis dan tidak langsung: KUESIONER Æ dilakukan secara massal, tidak tergantung pada waktu
Kuesioner tertutup:
Kuesioner terbuka:
Jawaban sudah tersedia
Jawaban bebas
Kelemahan kuesioner a. Tidak ada kontak langsung antara kuesionerer dan kuesioneri b. Kadang-kadang pertanyaannya tidak jelas dan bersifat sugestif
31
c. Banyak jawaban yang tidak valid dan tidak betul, karena tidak ada sangsinya
Angket • Yang dimaksud dengan angket adalah suatu cara pengumpulan data atau penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak) • Angket ini dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-formulir,diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban dan sebagainya • Teknik ini cocok dipakai untuk memperoleh data yang cukup luas, dari kelompok /masyarakat yang populasinya besar dan bertebaran tempatnya • Oleh karena angket ini selalu berbentuk formulirformulir yang berisikan pertanyaan –pertanyaan (question), maka angket sering disebut “questionare”.
32
Daftar Pustaka • Creswell, W.J. (2009), Research design: qualitative & quantitative approaches, California: Sage Publications, Inc. • Poerwandari, K. (2009), Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia, Depok: LPSP3, Fakultas Psikolgi UI • Patton, M.Q. (2002). Qualitative research and evaluation. 3rd Ed • Djaelani, Aunu Rofiq (2013). Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif. Semarang: Majalah Ilmiah Pawiyatan. • http://www.sagepub.com/upm-data/43144_12.pdf • Office of Qualitative & Mixed Methods Research, University of Nebraska, Lincoln
• www.uk.sagepub.com, Qualitative Research in Business & Management • http://web.csulb.edu/~msaintg/ppa696/696quali.htm
33
Terima Kasih