DAFTAR ISI PEKAN PENDIDIKAN KRISTEN 2016 Pengantar Di Jemaat Panduan Kotbah Pembukaan
1
7 Agustus 2016
3
Panduan Pelayanan Kebaktian Anak
7 Agustus 2016
7
Renungan Keluarga 1
8 Agustus 2016
13
Panduan Sharing Keluarga
9 Agustus 2016
16
Panduan Sarasehan
10 Agustus 2016
18
Panduan PA Umum
11 Agustus 2016
23
Renungan Keluarga 2
12 Agustus 2016
25
Panduan Kotbah Penutupan
14 Agustus 2016
27
Panduan Kebaktian Anak
14 Agustus 2016
30
Di Sekolah Panduan Kebaktian Di Sekolah
8 Agustus 2016
34
Panduan Renungan Di Sekolah
9 Agustus 2016
36
Panduan PA Di Sekolah
10 Agustus 2016
39
Panduan Renungan Sekolah
11 Agustus 2016
42
Panduan Sharing Kelompok Di Sekolah
12 Agustus 2016
44
Panduan Aktivitas Sekolah
13 Agustus 2016
46
PEKAN PENDIDIKAN KRITEN TAHUN 2016 PENGANTAR Setiap tahunnya Sinode GKSBS mengadakan Pekan pendidikan Kristen secara rutin tepatnya pada bulan Agustus. Hal ini dilakukan dalam rangka perhatian dan tanggung jawab gereja dalam bidang pendidikan. GKSBS memahami dan sadar benar bahwa pendidikan adalah sarana yang sangat penting untuk membangun kehidupan manusia secara utuh. Supaya pendidikan tidak hanya mementingkan aspek intelektual saja tetapi juga aspek kerohanian, untuk itu melalui Pekan Pendidikan ini, jemaat diingatkan kembali akan pentingnya pendidikan yang didasari dengan nilai-nilai kekristenan. Puji syukur kepada Tuhan, bila bahan pembinaan yang berupa Panduan Pekan Pendidikan Kristen kembali hadir menyapa segenap jemaat dan civitas sekolah dalam lingkup Sinode GKSBS, semua ini berkat pertolonganNya. Adapun tema Pekan Pendidikan Kristen tahun 2016 ini adalah: MEWUJUDKAN NILAI-NILAI KRISTIANI, dengan Sub tema: Pendidikan yang menggugah karakter keugaharian di keluarga dan masyarakat. Kegiatan Pekan Pendidikan Kristen tahun ini dilaksanakan selama satu Minggu, mulai dari tanggal 7 Agustus sampai dengan 14 Agustus dengan jadwa kegiatan sebagai berikut: TANGGAL GEREJA 07/8 Ibadah Pembukaan Pepenkris Ibadah Anak ( PKA ) 08/8 Renungan keluarga 1 09/8 Sharing keluarga tentang Subtema 10/8 Sarasehan 11/8 PA umum 12/8 Renungan keluarga 2 13/8 14/8
Ibadah Penutupan Pepenkris Ibadah anak ( PKA )
SEKOLAH Mengisi ibadah di gereja terdekat (Sesuai dengan tema) Ibadah Pepenkris Sekolah Renungan sekolah 1 PA Sekolah Renungan sekolah 2 Sharing kelompok tentang sub tema. Aktivitas sekolah Mengisi ibadah di gereja terdekat (Sesuai dengan tema)
Catatan: 1. Pada ibadah pembukaan dan penutupan diadakan penambahan satu kantong persembahan. 2. Kegiatan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan, situasi, kondisi masing-masing gereja/unit sekolah.
Untuk aktifitas Gereja, diharapkan setiap Gereja mengadakan sebuah gerakan Rp.1.000,gerakan ini dilakukan oleh setiap anggota jemaat agar mengumpulkan Rp 1.000,- setiap harinya selama satu Minggu. Dana yang dikumpulkan selama satu Minggu diserahkan
~1~
kepada Majelis Gereja untuk dikelola bersama dengan uang persembahan yang masuk dalam rangka membantu lembaga pendidikan Kristen atau membantu anak-anak jemaat yang kurang mampu. Sehingga melalui Pekan Pendidikan ini ada berkat Tuhan yang disalurkan. Dalam kesempatan ini, diucapkan banyak terima kasih kepada GKSBS Tanjung Karang dan GKSBS Klasis Tanjung karang yang sudah memfasiltasi penulisan bahan panduan Pekan Pendidikan Kristen 2016. Demikian juga kepada Pdt. Cristia Prihananto Putra (CPP), Pdt. Nikorius (Niko), Pdt H. Sabam Tambunan (HST), Pdt. Purwadarmanto (Purwa), Pdt. Sumarno (Smn) dan Pdt. Joko Nawanto (Jn) yang sudah meluangkan waktunya untuk menulis materi ini, kami mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kerja kerasnya. Akhirnya, besar harapan kami materi pembinaan Pekan Pendidikan Kristen 2016 ini dapat digunakan dengan baik dan dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Terima kasih, selamat memasuki Pekan Pendidikan Kristen 2016. Tuhan Yesus memberkati. Metro, 05 Juni 2016 Hormat Kami Majelis Pimpinan Sinode GKSBS
Pdt. Alexius Hariyanto, S.Pd, M.Div Sekretaris
~2~
PEKAN PENDIDIKAN KRISTEN (Papenkris) 2016 Hari Minggu, 7 Agustus 2016 PANDUAN KOTBAH PEMBUKAAN Warna Liturgi Hijau
Liturgi : Bacaan Khotbah : Titus 2 : 1-8 Nas Pembimbing : Amsal 1: 7-10 Berita Anugerah :Yesaya 1: 18-20 Persembahan : Mazmur 117 : 1-2 Nyanyian: 1. Pembukan, KJ 15: 1-2 2. Penyembahan, KJ 5: 1,3, 7 3. Pengakuan Dosa, PKJ 43: 1-4 4. Peneguhan, PKJ 37: 1-2 5. Respon Firman Tuhan, PKJ 127: 1&4 6. Syukur Persembahan, 148 : 1 dst 7. Pengutusan, PKJ185: 1& 5 Tema
: Pendidikan yang menggugah karakter keugaharian di keluarga & Masyarakat.
Jemaat yang mengasihi Tuhan Yesus, Pekan ini Sinode GKSBS merayakan pendidikan kristen. Tema yang diangkat adalah tentang keugaharian. Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) keugaharian diartikan sebagai kesederhanaan. Intinya dalam rangka merayakan pekan pendidikan kristen 2016 kita diajak untuk bisa menerapkan gaya hidup yang sederhana. Kesederhaan sendiri merupakan salah satu dari nilai-nilai Kristiani. Jemaat yang terkasih di dalam Kristus, Kita ketahui bersama, bahwa firman Tuhan (Alkitab) banyak mengajarkan kepada umat Kristen tentang kesederhaan hidup. Menjadi pertanyaan kita, Siapakah yang bertanggung jawab terhadap pendidikan kristen? Jawabnya adalah kita sekalian sebagai orang tua. Jemaat yang terkasih di dalam Kristus, Mendidik seorang anak merupakan bagian penting dari tugas dan kewajiban orang tua, karena setiap orang tua haruslah juga seorang pendidik. Orang tua harus mendidik anakanaknya agar dalam diri sang anak tertanam nilai-nilai Kristiani. Kata "mendidik" itu sendiri berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dalam hal ini akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan.
~3~
Mendidik anak harus terus menerus dikerjakan, supaya generasi muda gereja benar-benar mampu menjadi tulang punggung gereja di masa yang akan datang. Siapa lagi kalau bukan kita (orang tua) yang mendidik mereka tentang iman dan nilai kristiani. Maka dari itu, pendidikan Kristen ini juga berlaku bagi orang tua. Pendidikan kristen pertama-tama harus dimulai dari para orang tua, setelah itu baru kita bisa menerapkan kepada anak-anak kita. Logikanya begini, jika kita sebagai orang tua tidak punya bekal pendidikan Kristen lantas bagaimana ia bisa membekali anak-anak kita? Jangan sampai kita mendapat status dari anak-anak kita “jarkoni“ (iso ujar ora iso ngelakoni). Jemaat yang terkasih dalam Kristus, Ada dua hal penting yang perlu mendapat perhatian berkaitan tentang kesederhanaan. Yaitu Gaya hidup dan sikap. 1. Gaya hidup. Tidak dapat dipungkiri pada era global dan modernisasi saat ini perilaku manusia cenderung mangadopsi gaya hidup yang hedonis (mencari kenikmatan) dan konsumtif (senang belanja; berlebihan). Lihat saja mall-mall, kafe, karaoke, Gedung bioskop, tokotoko pakaian, swalayan, seakan tidak pernah sepi dari pengunjung. Belum lagi kalau kita tengok ruang-ruang diskotik dan hiburan malam, penuh sesak dengan anak-anak muda yang haus akan kesenangan diri. Inilah gambaran tantangan iman kristen di era sekarang ini, yakni gaya hidup hedonisme dan konsumerisme. Kita ditantang bangaimana kita tetap dapat menanamkan nilai-nilai iman Kristen kepada generasi muda di era sekarang ini. Sangat mungkin kekristenan akan tinggal sejarah, karena di gilas oleh modernisasi, jika kita tidak berani bertaruh untuk mendidik mereka sejak dini. Tugas kita adalah menyelamatkan para generasi muda sebagai tulang punggung gereja. Di tangan merekalah kelak warisan iman kristen bertumpu. Jemaat yang terkasih di dalam Kristus, Sadar atau tidak sadar, anak-anak kita dan generasi muda kita saat ini tengah “dimuridkan“ oleh dunia. Coba perhatikan, media online dan televisi banyak menyajikan tayangan-tanyangan yang menjauhkan mereka dari iman kristen. Faktanya, mereka lebih suka nonton sinetron dari pada belajar firman Tuhan. Para remaja lebih suka duduk berjam-jam di ruangan Game On-line, dari pada mengikuti persekutuan remaja. Mereka lebih suka mengujungi mall dan bioskop dari pada mengunjungi kegiatan gerejawi. Mereka lebih suka nongkrong di kafe dari pada diskusi mendalami Alkitab dan berdoa bersama. Mereka lebih suka lihat konser musik dari pada pergi beribadah. Mereka lebih meniru artis idolanya dari pada meniru tokoh-tokoh religius Kristen. Mereka lebih mengedepankan gengsi dibanding tampil apa adanya. Mereka lebih suka gaya hidup glamor dan bersenang-senang belaka dari pada gaya hidup yang sederhana. Realitas/ fakta tersebut harusnya menjadikan keprihatinan bagi kita. Harusnya kita tergugah dan sadar kita mengalami ancaman zaman. Anak-anak kita telah jauh dari gaya hidup ugaharian (keserhanaan). Mengapa mereka begitu? Jangan-jangan kita sendiri yang
~4~
telah membentuk mereka seperti itu? Jangan-jangan kita sendiri yang malah meneladani mereka dengan gaya hidup yang glamor? Ingat saudara, masa depan anak-anak kita, ada di tangan kita. Masa depan gereja sebagai pewaris iman kristen juga ada di tangan kita. Mari kita mulai mendidik diri kita terlebih dahulu, baru kemudian kita menularkannya kepada anak-anak kita. 2. Sikap. Jemaat yang terkasih di dalam Kristus, Keugaharian (Kesederhaan) tidak sebatas hanya gaya hidup saja, tapi juga soal sikap. Sikap sederhana dapat ditunjukkan dengan perilaku yang santun, ramah, penuh kasih, solidaritas, serta jujur. Sebagai umat Kristus kita dituntut untuk dapat bersikap santun, ramah, mengasihi, solidaritas, menjunjung tinggi kejujuran, dan menyukai kedamaian. Sikap seperti inilah yang saya maksud dengan kesederhanaan, bukan sikap arogansi dan mentang-mentang. Jemaat yang terkasih di dalam Kristus, Coba perhatikan nas firman Tuhan yang kita baca tadi (Titus 2: 1-8). Firman Tuhan menganjurkan kepada kita, agar kita bisa mengajarkan ajaran yang sehat (sesuai kehendak Tuhan). Perhatikan Ay. 2-5, dikatakan : “Laki-laki tua hendaklah hidup
sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan ketekunan. Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orangorang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur (artinya pemabuk) tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik dan dengan demikian mendidik perempuanperempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang.“ Secara umum artinya, orang tua harus mampu memberikan ajaran serta keteladanan yang baik dan benar sesuai nilai-nilai iman kristen. Dari ajaran dan keteladanan tersebut-lah akan membentuk pribadi yang baik dalam diri anak-anak (gerenerasi muda) kita. Tetapi ajaran yang salah dan menyimpang, tentu akan berdampak pula pada peluang menciptakan individu yang brutal. Dan yang paling penting adalah, “agar Firman Allah tidak dihujat orang“. Jemaat yang terkasih di dalam Kristus, Kita ini adalah agen-agen Allah, yang bertugas untuk mendidik anak-anak kita. Hasil didikan kitalah yang akan menentukan apakah menjadi persembahan/ dupa yang harum di hadapan Tuhan atau justru malah menjadi persembahan yang tidak berkenan di mata Tuhan? Oleh karena itu, saya mengajak kita sekalian untuk memberi teladan hidup dengan gaya hidup ugaharian (keserhanaan) kepada anak-anak kita. Sederhana itu tidak sama dengan miskin. Sederhana adalah penampilan (gaya hidup dan sikap) yang tidak berlebihan dan tidak melebih-lebihkan serta tidak glamor. Gaya hidup yang sederhana merupakan gaya hidup yang rendah hati dan santun, serta tidak arogan.
~5~
Dan saya percaya, bahwa Allah sendiri berkenan atas hidup kita yang demikian. Justru gaya hidup yang glamor adalah bentuk dari kesombongan kita kepada Allah dan sesama. Dan Allah sendiri sangat membenci kesombongan. Kesombongan dan keangkuhan hanya akan membawa diri kita jauh dari hadirat Allah. Oleh karena itu tampilah dan tunjukkanlah hidup yang bergaya dan bersikap ugaharian (sederhana). Supaya Allah berkenan atas hidup dan kehidupan kita. Jemaat yang terkasih di dalam Kristus, Akhirnya, terimalah pesan firman Tuhan ini sebagai mandat kepada kita untuk menjadi agen-agen Kristus dalam mendidik generasi masa depan gereja. Seperti yang tertulis pada ayat 7 “..jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu...“ Kiranya Allah di dalam Yesus Kristus , sang guru Agung, yang akan memampukan kita sekalian dalam mendidik anak-anak kita, sesuai firman-Nya. Amin. (nico) Keterangan: Kata/ kalimat yang mendapat garis bawah serta cetak tebal, adalah kata/ kalimat yang perlu mendapat penekanan.
~6~
PEKAN PENDIDIKAN KRISTEN 2016 HARI MINGGU, 07 Agustus 2016 PANDUAN PELAYANAN KEBAKTIAN ANAK Bacaan : I Timotius 6:9-10 Tema: “Awas Jangan Serakah” TUJUAN Agar anak sekolah minggu mengerti apa arti “merasa cukup” dan tidak serakah Agar Anak sekolah minggu mengerti apa arti “merasa cukup” dan mampu berbagi dengan yang lain PERSIAPAN : Guru Sekolah minggu mempelajari cerita atau permainan seminggu sebelumnya. Pelayan sudah menyediakan bahan-bahan untuk kegiatan Pelayan anak sudah hadir 30 menit sebelum ibadah mulai. Pelayan anak berdoa sebelum melayani. Pelayan mulai menyambut anak-anak dengan suka cita. LITURGI 1. Votum dan Salam Pelayan menyambut anak-anak yang hadir dengan menyalami sambil mengucapkan salam atau menanyakan kabar mereka. Bila ada yang ulang tahun pelayan memberikan kata-kata penghargaan bagi anak yang berulang Tahun Pelayan anak dapat memberikan salam atau sapaan kepada anak. Misalnya: Salam bagimu sekalian atau salam Damai sejahtera bagi kita, selamat pagi dll. Pelayan menanyakan kesiapan mereka untuk beribadah dan memuji Tuhan. 2. Pujian Pembukaan Senang jadi anak Tuhan Happy ya ya ya, Happy ye ye ye Saya senang jadi anak Tuhan Siang jadi kenangan, malam jadi impian Cintaku semakin mendalam 3. Doa Pembukaan
Pelayan menugasi salah satu anak memimpin doa pembukaan Atau pelayan berdoa dengan ditirukan anak
4. Ayat Hafalan
Dengan suka cita pelayan dapat mengajak anak mengucapkan bersama Ayat Hafalan yang menjadi tugas minggu lalu dengan kompak.
~7~
5. Pujian
Pelayan mengajak memuliakkan Tuhan Yesus sayang semua Yesus sayang semua Semua, semua Yesus sayang semua Semua, semua Sayang papa, sayang mama Sayang kakak, sayang adik Sayang kamu, dan saya Sayang semua
6. Persembahan Pelayan mengajak semua anak memuji Tuhan: (KJ 466a, Ya Tuhan Isi Hidupku) Salah satu anak ditunjuk untuk mengedarkan kantong persembahan. Pelayan memimpin doa persembahan dan pelayanan firman. 7. Pelayanan Firman Tuhan dan Aktifitas a. Pelayanan Firman : Cerita Pernahkah adik-adik mendengar kata “ugahari”? Belum ya? Ugahari bukanlah nama orang tetapi merupakan kata benda artinya perasaan cukup. Cukup apa adik-adik? Cukup atas berkat Tuhan. Orang yang merasa cukup atas berkat Tuhan, ia pasti tidak akan serakah. Adik-adik tidak boleh punya keinginan untuk serakah karena Tuhan tidak menghendaki. Adik-adik...disini kakak mau bercerita tentang kisah seorang petani yang serakah.
Alkisah ada seorang petani yang hidup di suatu masa yang punya beratus-ratus hektar tanah datang menghadap Dalai Lama (pemimpin agama Budha) di Tibet (Negara Mongol) untuk meminta tanah. Ketika bertemu dengan Dalai Lama, sambil berlutut ia meminta tanah yang masih terbentang luas di Tibet. “Berapa yang ingin engkau minta?” tanya Dalai Lama. Petani itu tidak langsung memberikan jawaban. Kalau minta terlalu banyak, ia takut tak akan dikasih. Kalau minta terlalu sedikit, berarti ia menyia-nyiakan peluang besar ini. Karena itu ia balik bertanya, “Berapa banyak tanah yang akan bapak suci berikan pada saya?” “Sebanyak yang kamu inginkan dengan aturan seperti ini. Siapapun yang datang kepada saya untuk minta tanah, ia akan mendapatkan tanah sebanyak yang bisa ditempuhnya dengan jalan kaki dan harus kembali kepada saya sebelum matahari terbenam. Jika tak bisa kembali pada waktu itu, ia akan pulang dengan tangan kosong” jelas Dalai Lama.
~8~
Pada hari yang ditentukan, si petani itu mulai mengambil langkah dengan berlari sekencang mungkin untuk menjelajahi tanah seluas mungkin. Pada perhentian pertama ia tidak menyadari bahwa ia sudah menjelajahi 5 gunung. Ketika melihat gunung yang lebih besar di depannya, ia jadi tergoda untuk menjelajahinya. Pada perhentian ke dua, petani itu mulai berpikir, “Saya tidak boleh serakah, tapi di depan saya ada gunung besar, saya tidak boleh menyia-nyiakannya”. Hal yang sama terulang lagi. Semakin banyak gunung yang berhasil dijelajahinya, semakin besar gunung yang terletak di depannya. Ketika teringat aturan Dalai Lama, dengan berat hati ia menempuh jalan pulang. Ia terus menoleh ke belakang ke gunung besar yang dilewatinya. Ia sangat lelah, kehabisan nafas dan terengah-engah. Ketika melihat matahi hampir terbenam, ia mulai panic dan berlari sekencangkencangnya menuju kediaman Dalai Lama. Dengan nafas tinggal satu satu, ia menghadap Dalai Lama. “Oh, kamu sudah kembali. Berapa banyak tanah yang berhasil kamu jelajahi?” tanya Dalai Lama. Dengan nafas terputus-putus, petani itu menjawab, “Tidak...tidak...tidak...terlalu banyak! Tapi....tapi...masih tidak cukup!”. Sebelum menlanjutkan kata-katanya, ia menghembuskan nafas yang terakhir.. Pesan: Adik-adik.... menjadi orang kaya boleh tidak? Boleh... Menjadi orang kaya dosa tidak? Tidak! Menjadi orang kaya boleh dan tidak berdosa. Yang berdosa adalah kalau kita cinta uang atau cinta kekayaan. Mengapa? Pertama, karena kalau kita cinta kekayaan atau uang, kita bisa mengandalkan segala cara seperti mencuri, korupsi dan sebagainya. Kedua, kalau kita cinta uang/kekayaan kita juga bisa serakah, semua harus jadi milik kita. Ketiga, kalau kita cinta uang/kekayaan maka kita akan jadi orang egois/mementingkan diri sendiri dan menjadi orang pelit. Oleh karena itu kita tidak boleh mencintai harta dunia. Kita harus mensyukuri berkat Tuhan yang kita terima. Bagaimana cara mensyukuri berkat Tuhan? Tidak boleh foyafoya, hidup harus berhemat, suka menabung untuk bisa berbagi dengan teman yang membutuhkan. Okey... b. Kegiatan Kelas Kecil : Mewarnai c. Kegiatan Kelas Besar: Simulasi Berbagi Roti Mengajar anak Sekolah Minggu untuk saling berbagi dan memberi tidak harus dengan cara bercerita. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah simulasi, seperti simulasi "Berbagi Roti" di bawah ini. Tujuan: Anak berani berbagi dan berkorban bagi orang lain, sebagai sikap mengasihi yang konkret.
~9~
Persiapan: Anak-anak dikelompokkan dalam kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 10 anak. Setiap kelompok diberi 3 roti kecil, dimana satu roti hanya cukup untuk satu anak. Garis Besar Simulasi: Guru membagikan tiga roti kepada tiga anak untuk setiap kelompok. Guru kemudian meminta ketiga anak yang menerima roti untuk langsung memakan roti tersebut. Sementara ketiga anak tersebut memakan roti, guru mengajak murid yang lain bernyanyi dan menjelaskan kepada anak-anak lain yang tidak mendapat roti, untuk tidak iri dengan milik orang lain. Kemudian guru bertanya kepada ketiga anak tersebut, "Siapa di antara kalian yang membagi roti kepada anak yang lain yang tidak memperoleh roti?" Kepada anak yang telah membagi rotinya kepada teman lain, guru meminta penjelasan mengapa ia mau membagi rotinya dan apa yang mendorong dia sehingga dia mau membagi rotinya kepada teman lain. Sebaliknya, kepada anak yang tidak mau membagi rotinya, guru bertanya mengapa ia tidak mau membagi roti dengan temannya yang lain. Di akhir aktivitas guru menjelaskan beberapa hal berikut: Sikap mengasihi sesama berarti kerelaan berbagi dengan orang lain. Salah satu ciri sikap yang dewasa adalah tidak iri dengan apa yang dimiliki orang lain, hal ini dijelaskan kepada mereka yang tidak mendapatkan roti. . Guru menekankan lagi makna "mengasihi sesama" yang memerlukan komitmen untuk tidak serakah tetapi mau berkorban dan berbagi kepada orang lain. Kegiatan ini tepat untuk menjelaskan sikap mengasihi secara konkret dalam kehidupan sehari-hari dan sikap menerima setiap teman sebagai sesama manusia yang harus dikasihi seperti diri sendiri.
8. Doa Safaat Pelayan menanyakan kepada anak-anak yang akan didoakan. Pelayan memimpin doa syafaat secara sederhana. 9. Pujian Responsoria Kutahu Tuhan Pasti buka jalan Kutahu Tuhan pasti buka jalan 2X Asal ku hidup suci Kutahu tuhan pasti buka jalan
~ 10 ~
10. Ayat Hafalan Pelayan menugasi anak untuk menghafal ayat hafalan:
Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan (1 Timotius 6 : 9) 11. Pengakuan Iman Pelayan mengajak anak bersama mengucapkan pengakuan iman anak GKSBS 12. Pujian Pengutusan Anak-anak bersama memuji Tuhan dari KJ 415 13. Berkat Pelayan menyampaikan pengutusan dan berkat sebagai berikut: “anak-anak ibadah kita telah selesai, jadilah anak yang baik, yang setia pada Tuhan dan senantiasa menyenangkan hati Tuhan. Tuhan mengasihi kita dengan kasihNya yang besar dan senantiasa menyertai kita selama-lamanya 14. Warta Pelayan dapat menyampaikan warta kepada anak mengenai pokok doa dirumah atau pelayanan minggu depan dll. ( Mrn)
~ 11 ~
Lembar aktivitas : Mewarnai
Merasa Cukup untuk berbagi
~ 12 ~
PEKAN PENDIDIKAN KRISTEN 2016 Hari Senin, 8 Agustus 2016 RENUNGAN KELUARGA 1 Bacaan : 1 Timotius 6:6-8 A. TUJUAN 1. Agar anggota keluarga mengerti arti keugaharian dan keuntungannya 2. Agar keluarga mampu menerapkan “keugaharian” itu dalam kehidupan B. PERSIAPAN 1. Kepala Keluarga menyiapkan Pujian Untuk Renungan Keluarga 2. Kepala Keluarga menyiapkan Firman Tuhan yang akan disampaikan C. LITURGI 1. Pujian Pembukaan Kepala Keluarga mengajak untuk memuji Tuhan dengan Pujian dari PKJ 289 2. Doa pembukaan Kepala Keluarga membuka dalam doa 3. Pujian Pengantar Firman Kepala Keluarga mengajak memuji Tuhan dengan PKJ 15 4. Firman Tuhan “HIDUP SEDERHANA MENYENANGKAN” 1 TIMOTIUS 6 : 6-8 Pernahkah anda mendengar kata “keugaharian”? Apakah arti “keugaharian”? arti dari “keugaharian” adalah kesederhanaan, rasa cukup. Hidup sederhana adalah merasa puas, bahagia, cukup, sejahtera dengan apa yang Allah berikan pada kita. Tidaklah berarti kita menjadi orang yang pesimis, pasrah kepada keadaan, tidak memiliki semangat, tidak memiliki roh yang menyala-nyala atau tidak memiliki juang yang tinggi. Orang yang hidup sederhana bukan berarti tidak memiliki program diri untuk meraih sukses atau tidak memiliki cita-cita, tidak mengembangkan potensi diri, tidak memiliki disiplin diri, tidak memiliki mental yang kuat atau tidak mau berubah. Mereka yang hidup sederhana, sama seperti yang lain, hanya tujuan hidup mereka berbeda. Mereka tidak hidup untuk uang, harta, ketenaran atau kehormatan. Karena jika kita hidup untuk uang dan harta dunia ini, maka kita mengundang berbagai masalah dalam kehidupan kita. Contoh : pada saat kita ingin rumah yang lebih baik, mobil yang lebih bermerk, jam tangan yang bermerk, sepatu buatan luar negeri,
~ 13 ~
celana dan baju buatan perancang terkenal dunia maka kita sedang mengundang berbagai kesusahan dalam diri kita sendiri. Mengapa? Karena untuk meraih barangbarang mahal dan bermerk tersebut di atas, akan menambah beban pada pikiran kita, membuat kita kerja lembur supaya banyak pemasukan, menyita waktu sehingga tidak ada banyak waktu untuk diri sendiri, keluarga, sesama dan teristimewa dengan Allah. Berbagai kesulitan akan mewarnai kehidupan kita. Seperti yang dikatakan Rasul Paulus : “Asal ada makanan dan minuman, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke
dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan ( 1 Timotius 6 : 8-9 ) Kalimat-kalimat dari Raja Salomo ini perlu menjadi perenungan bagi kita :
“Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia. Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemilikknya daripada melihatnya? Enak tidurnya orang yang bekerja ; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur. Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat dibawah matahari ; kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri. Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada satupun padanya untuk anaknya” (Pengkhotbah 5:9-13) Oleh sebab itu hidup ini akan menyenangkan jika kita mau hidup sederhana. Ada tiga keuntungan, jika kita menyederhanakan hidup kita : Pertama, memberi keuntungan pada diri sendiri. Dengan hidup sederhana maka akan membantu kita sehingga kita akan dapat memusatkan perhatian pada hal-hal yang penting. Mengurangi stress kit karena hidup kita tidak dikuasai oleh hal-hal duniawi. Hidup menjadi tenang sehingga meningkatkan kesehatan dalam tubuh kita. Membebaskan kita dari penjajahan “kebiasaan berbelanja”. Kedua, memberi keuntungan pada hubungan kita kepada Allah. Kita banyak mempunyai waktu dengan Tuhan. Dengan hidup sederhana mata kita tertuju pada Yesus yang memimpin kita ke dalam iman, yang membawa iman itu kepada kesempurnaan ( Ibrani 12:2). Dengan bersikap hidup sederhana juga meningkatkan ketergantungan kita kepada Tuhan, tidak menganggap diri hebat lalu melupakan Dia (Amasal 30:7-9). Lalu kita bisa menghargai orang miskin (Ulangan 15:7-8; 10-11) Ketiga, memberi keuntungan kepada orang lain. Hidup sederhana memberi pada kita waktu dan tenaga untuk bersekutu dengan keluarga dan sesama. Hidup sederhana juga membantu kita untuk tidak menghambur-hamburkan keuangan kita untuk hal-hal yang tidak pada tempatnya. Kita lalu memiliki cukup dana untuk membantu mereka yang berada dalam kebutuhan karena kekurangan. Kesederhanaan hidup juga menutup jurang antara kaya dan miskin dan membawa kita pada kesetaraan di dalam Yesus. Bukankah semua berasal dari Allah? Pantaslah kalau kita memakai untuk Dia dan sesama kita dalam kekurangan kita.
~ 14 ~
Salah seorang tokoh Kristen Klerkegaard mengatakan bahwa orang yang hidup sederhana adalah orang yang hidup dengan satu tujuan, satu kemauan. Tujuannnya bukan untuk hal-hal duniawi tetapi untuk Tuhan dan kemuliaanNya sehingga kita bisa menghadirkan kerajaan Allah di dunia ini seperti doa Tuhan Yesus “datanglah kerajaanMu di bumi seperti di sorga”. Pesan : Hiduplah sesederhana mungkin! 5. Pujian Respon Firman Kepala Keluarga mengajak memuji Tuhan dengan PKJ 255 6. Doa safaat dan Doa Bapa kami Kepala keluarga membagi doa safaat kepada anggota keluarga. ( Mrn)
~ 15 ~
PEKAN PENDIDIKAN KRISTEN GKSBS 2016 Hari Selasa, 9 Agustus 2016 PANDUAN SHARING KELUARGA Bacaan : Yakobus 5: 1-6 Tahapan: 1. Kepala Keluarga mengajak anggota keluarga menyanyi memuji Tuhan (dipilih sendiri) 2. Berdoa pembuka. 3. Mengajak membaca Yakobus 5: 1-6 4. Memberikan ulasan Penjelasan Teks Rasul Yakobus mengecam orang kaya (ay.1). Siapakah orang kaya yang di maksud di sini? Rasul Yakobus menegur keras para tuan tanah yang serakah dan mempekerjakan orang secara tidak adil. Padahal seharusnya setiap majikan mempunyai tanggung jawab di hadapan Allah untuk memberikan honor pekerja secara memadai. Di sini rasul Yakobus tidak menghujat harta mereka, tapi sikap mereka. Orangorang kaya itu sangat sombong, serakah, tidak jujur, dan menindas orang-orang miskin. Ada dua kesalahan yang terkait dengan ketamakan dan ketidak pedulian sosial. Pertama, orang hanya memperhatikan yang fana dan mengabaikan yang kekal. Mereka lupa bahwa emas dan perak (harta) tidak dapat menyelamatkan mereka dari hukuman Allah (neraka). Kedua, ketamakan membuat orang hilang kepedulian terhadap mereka yang membutuhkan uluran tangan. Sampai kinipun dosa di sekitar perolehan kekayaan, perlakuan terhadap harta, dan sikap terhadap orang lemah masih berlangsung di sekitar kita. Sebenarnya, orang-orang seperti ini hanya kaya materi tetapi miskin nurani dan rohani, mereka tidak memiliki kepekaan terhadap penderitaan orang-orang di sekitar mereka. Seandainya orang-orang kaya di Indonesia memiliki hati nurani dan kepekaan terhadap yang menderita, pasti kesenjangan sosial ekonomi akan terkikis. Dan yang terjadi adalah kesejahteraan dan relasi yang hangat antar manusia. Aplikasi Mari kita menjadi keluarga yang peka dan toleran terhadap orang-orang yang menderita di sekitar kita. Mari kita menjadi keluarga yang memiliki keprihatinan dan peduli terhadap alam lingkungan. Mari kita menjadi keluarga yang tidak tamak terhadap berkat Tuhan. Tapi rela berbagi kepada mereka yang menderita. Mari kita menjadi keluarga yang bergaya hidup sederhana, bukan keluarga yang glamor dan arogan.
~ 16 ~
Kiranya Tuhan memampukan kita sebagai keluarga kepunyaan-Nya. 5. Kepala keluarga mengajak anggota keluarga untuk sharing (berbagi cerita) pengalaman masing-masing perihal hidup sederhana. 6. Kepala keluarga mengajak anggota keluarga memuji Tuhan, lalu saling mendoakan, diakhiri doa penutup. (Nico)
~ 17 ~
PEKAN PENDIDIKAN KRISTEN GKSBS 2016 Hari Rabu, 10 Agustus 2016 PANDUAN SARESEHAN TEMA: PENDIDIKAN DAN KEUGAHARIAN Pekan Pendidikan Kristen Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan pada tahun 2016 ini mengambil tema, “mewujudkan nilai-nilai kristiani dengan sub tema, pendidikan yang menggugah karakter keugaharian di keluarga dan masyarakat. Mengapa pendidikan dengan karakter keugaharian? “Ugahari” menjadi salah satu kata penting dalam perbincangan dan pergumulan Persekutuan Gereja Indonesia pasca Sidang Raya XVI PGI pada tahun 2014. Kata “ugahari” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sederhana. Ini mengartikan istilah ini sudah ada dalam khasanah kata bahasa Indonesia, sekalipun jarang digunakan. Keugaharian (Yunani: sophrosune), menunjuk pada kondisi kesehatan jiwa, dimana seseorang memiliki susunan pengetahuan yang sehat untuk membuat penilaian yang baik sehingga tindakannya terukur. Yang dimaksud dengan orang yang melakukan tindakan secara terukur adalah orang yang tahu batas, mawas diri, mampu mengendalikan nafsu dan keinginan diri sendiri (Jawa: tepa slira). Mengenai orang yang tahu batas ini, dalam cerita penciptaan, Allah memberikan kebebasan kepada Adam dan Hawa untuk mengkonsumsi buah-buahan dari semua pohon yang ada di taman Eden, kecuali pohon pengetahuan yang baik dan jahat (Kej.2:16-17). Larangan itu dimaksudkan agar manusia mengetahui batas, karena kebebasanpun ada batasnya. Batasnya adalah kebutuhan sesamanya dan kebutuhan makluk lain. Ketika Adam dan Hawa melanggar batas yang terjadi adalah kegagalan mengendalikan nafsu yang berakibat rusaknya relasi dengan yang lain yaitu Allah. Melanggar batas (moral) artinya tidak bisa lagi membedakan antara yang baik dan yang jahat. Sementara itu arti keugaharian atau sophrosune berikutnya diterjemahkan moderatio, temperantia sebagai kemampuan menghaluskan, menengahi atau mengambil batas tengah. Kemampuan tersebut sering disebut sebagai hikmat, tanda kematangan dan kedewasaan. Contohnya: ketika Tuhan menawarkan kepada Raja Salomo untuk meminta apa saja dariNya, Salomo memilih untuk meminta hikmat dari Tuhan, yaitu hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umatnya (I Ra.3:5-9). Dalam tradisi Israel, hikmat adalah kemampuan belajar dan tumbuh melalui pengalaman hidup. Sikap moderat, adalah kemampuan memandang dari berbagai sudut dan mampu menegosiasikan apa yang dipahami dalam semangat berdialog yang akrab. Moderat atau
~ 18 ~
ugahari berarti dalam terang imannya ia mencoba memahami dan mempertimbangkan segala sesuatu demi kebaikan semua. Dengan pemahaman keugaharian ini dapat dikatakan bahwa pendidikan sejatinya mengantarkan peserta didik memiliki pengetahuan tentang batas-batas kehidupan diri di tengah lingkungannya atau “mawas (kebutuhan) diri dan mawas (kebutuhan) lingkungan”. Pendidikan yang membebaskan berarti membangun kesadaran batas diri di tengah kebutuhan sesama serta lingkungannya atau makhluk hidup yang di sekitarnya. Identitas GKSBS dalam Sejarah Sejarah pergumulan GKSBS tentang identitas, menempatkan identitas selalu dipahami dan ditemukan dalam dialog dengan situasi nyata yang beragam atau plural. Di dalam sejarah itu identitas GKSBS terbentuk. GKSBS menghayati keberadaannya sebagai yang dibentuk oleh Allah Yang menuntun dan menggerakkan para transmigran menemukan kehidupannya di tanah seberang. GKSBS menjadi bagian dari sejarah transmigrasi, sebuah usaha pemerataan jumlah penduduk dan untuk mengubah situasi kemiskinan menjadi sejahtera. Dalam sejarah pembentukan tersebut tertanam nilai-nilai, yakni kegigihan, bekerja keras dan etos kerja melalui semangat para transmigran membuka lahan, mengubah semak belukar menjadi lahan kehidupan. Nilai keberanian menghadapi tantangan baik belantara maupun satwa berbahaya yang mengintai. Nilai semangat kebersamaan dan saling menopang di antara mereka yang belum jelas benar sebenarnya proyeksi masa depan mereka akan seperti apa. Warisan cerita dari pengalaman para perintis GKSBS, dalam keterbatasan fasilitas dan ketidak tahuan akan masa depan, mereka menggantungkan diri dan bersandar kepada anugerah Allah. Para leluhur GKSBS telah meletakkan dasar pengetahuan melalui pengalaman menuju masa depan dengan iman dan pengharapan kepada Allah yang pasti akan membuka jalan. Sejak hadirnya GKSBS, identitas kekristenan warga GKSBS telah tumbuh bersama di tanah seberang dengan keberagaman latar belakang agama dan suku yang disediakan Allah. Dalam sejarah menjadi orang Kristen di tengah perbedaan agama dan suku ini, para leluhur memperoleh pendidikan. Pembentukan karakter dan identitas hidup di tengah keberagaman telah memiliki akar dalam sejarah iman para leluhur GKSBS. Pendidikan hidup bersama masih dapat kita jumpai melalui tegur sapa generasi transmigran sebagai teman dan sahabat dekat sekalipun berbeda agama dan suku. Situasi GKSBS Indonesian Corruption Watch (pengamat korupsi) merilis trend korupsi di daerah semakin menggila di era desentralisasi dan otonomi daerah. Korupsi berpindah dari pusat
~ 19 ~
ke kabupaten dan provinsi. Tahun 2013, 11 kepala daerah menjadi tersangka korupsi, pada semester I tahun 2014 terdapat 25 orang kepala daerah menjadi tersangka. sehingga pada tahun 2014 sedikitnya ada 182 kepala daerah menjadi tersangka korupsi. Jumlah kabupaten se-Indonesia 416 terbagi dalam 34 Provinsi dan pemimpin yang korup 182, artinya keserakahan pemimpin yang berdampak pada keserakahan seluruh birokrasi akan memiskinkan jutaan rakyatnya. Kemendagri mencatat 3.169 anggota DPRD terlibat kasus korupsi, 1.221 PNS korupsi. Korupsi dari tingkat daerah sampai pusat dan sebaliknya. (Lampung Post Sabtu 30 Agustus 2014). Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan telah memetakan situasi yang perlu menjadi pergumulan bersama dalam rencana strategisnya. 1. Wilayah pelayanan GKSBS berada pada urutan ke 1,3,4 [Bengkulu 1, Lampung 3, Sumsel 4] termiskin di Sumatera. Secara keseluruhan di empat provinsi, tingkat kemiskinan berada di kisaran 14-18 %. 2. Seiring dengan kebutuhan akan lahan khususnya lahan untuk pemodal berskala besar (perkebunan), persoalan kerusakan lingkungan hidup pun tak terelakkan kita hadapi. Kebakaran lahan, khususnya lahan gambut, Asap yang menyebabkan berbagai penyakit, banjir, dll. Persoalan ini pun tidak dapat dilepaskan dari kebijakankebijakan pemerintah mengenai peruntukan lahan dan hutan di Indonesia. 3. Kehidupan kepelbagaian (pluralitas) di bumi Sumatera bagian Selatan diwarnai dengan kehadiran berbagai agama, aliran kepercayaan dan suku . Sebelum terjadi perpindahan penduduk dalam skala nasional, Sumatera bagian Selatan telah dihuni oleh hampir 50 ethnis/sub ethnis yang mengembangkan dan hidup dengan kebudayaan masing-masing. Persaingan modernisasi dan Kebijakan Pemerintah yang mengabaikan dan memarginalkan kehidupan mereka adalah tindakan yang tidak berkeadilan. 4. Situasi pemahaman kesetaraan pria dan wanita. Kasus kekerasan terhadap perempuan [dan anak] dari tahun ke tahun terus meningkat. Pembatasan akses dan minimnya keterlibatan serta peran ganda yang dituntut dari mereka semakin memojokkan kaum perempuan. Ketidakadilan menjadi sangat melekat dalam peran peran perempuan di masyarakat. Pendidikan Keugaharian Bagaimana GKSBS merancang kebijakan pendidikan mengingat situasi GKSBS kebutuhan saudara-saudara kita yang miskin, kerusakan lingkungan di sekitar, kebutuhan membangun dialog dalam keberagaman, pendidikan berwawasan kesetaraan pria dan perempuan. Dimana posisi warga jemaat GKSBS ketika di sisi lain pelaku-pelaku keserakahan mendominasi kekuasaan dengan merampas hak kehidupan turut membentuk perilaku serakah orang banyak.
~ 20 ~
Menurut Pdt. Septemmy Lakawa, arah dari pendidikan Kristen adalah mengajarkan keutamaan yakni mengasihi. Keutamaan menunjuk kepada mengasihi Allah dan mengasihi sesama sebagai hukum yang terutama (Mat.22:18-20) “great commandment” (amanat agung), karena hukum kasih menjadi dasar dari seluruh kitab suci, baik kitab Taurat maupun kitab para nabi. (Bahan PA Konsultasi Nasional Gereja dan Pendidikan Kristen, Batam, 17 Oktober 2012). Untuk membangun pola pendidikan ugahari, GKSBS perlu menggumuli pandangan gereja-gereja di Indonesia yang mempunyai dua model penafsiran mengenai sikap Yesus terhadap keberagaman yang saling bertolak belakang. Penafsiran pertama, sikap Yesus yang negative terhadap keberagaman dengan menggunakan teks Yoh.14:6 "Akulah jalan
dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. Dengan pola menafsirkan sikap Yesus dengan teks tersebut, penafsir menempatkan Yesus begitu eksklusif. Namun sekali lagi, cara menafsirkan Yesus seperti itu bukan satu-satunya. Penafsiran model kedua, gereja memandang bahwa Yesus merespon positif terhadap keberagaman manusia. Yesus menegaskan kasihilah Allah dan kasihilah sesama (Mat.28:19-20). Bagi Yesus inilah hukum yang terutama, yang agung. Inilah “amanat agung” adalah mengasihi Allah dan mengasihi sesama sebagai intisari seluruh isi kitab suci. Dalam ajaran Yesus, dorongan untuk mengasihi setiap orang karena Allah lebih dulu mengasihi manusia. Mengasihi berarti menjadikan setiap orang sebagai saudara. Perumpamaan orang Samaria yang baik hati, Yesus mengajarkan tentang mengasihi musuhmu. Berkati mereka yang mengutukmu dan berbuatlah baik kepada mereka yang membencimu. Kasih yang radikal! Kasih yang memanusiakan, bukan radikalisme yang menghancurkan kemanusian diri dan sesama. Dalam penafsiran model kedua, Yesus adalah tokoh yang moderat atau ugahari, sebagai penengah dengan spiritualitas keugaharian dengan kecenderungan membangun “jembatan” (kasih) yang memperkuat relasi antar manusia. Mengasihi sesama berarti siap berelasi, berinteraksi, membangun dialog untuk membangun dan mempertahankan komunitas bersama yang didasarkan pada penghormatan terhadap keadilan, perdamaian dan kebebasan. (Spiritualitas Keugaharian, Pikiran Pokok MPL PGI-2016) Penutup Dalam sarasehan ini, peran pendidikan di dalam keluarga, gereja dan yayasan pendidikan Kristen untuk membentuk karakter keugaharian menjadi begitu penting. Pertama, karena pendidikan pada hakekatnya melengkapi manusia dengan pengetahuan untuk menemukan keutamaannya. Kedua, pengetahuan yang utama adalah mengasihi Allah dan sesama, tentu dengan keberagaman serta alam lingkungan yang menghidupinya. Ketiga, situasi keserakahan merampas keutamaan dan martabat manusia dan menghancurkan relasi manusia dengan sesama dan lingkungan. Keempat, karakter keugaharian adalah karakter Yesus yang mengasihi dunia dan menyelamatkannya. Maka panggilan mengajarkan melalui pendidikan keugaharian menjadi tanggungjawab seluruh
~ 21 ~
warga GKSBS untuk membentuk cara berpikir, cara merasakan dan cara bertindak menghadirkan kasih Allah. Selamat mendidik dengan karakter ugahari atau mawas diri (Jawa: “tepa salira”). Tuhan memberkati. (CPP)
~ 22 ~
PEKAN PENDIDIKAN KRISTEN 2016 Hari Kamis, 11 Agustus 2016 PANDUAN PA UMUM Bacaan: Filipi 2 : 2 – 11 Proses ber- PA: a. Pembukaan 1. Pemandu PA mengucapkan salam kepada peserta PA dan berterima kasih atas sambutan tuan rumah. 2. Pemandu PA mengajak peserta PA menyanyikan KJ No 158 : 1-4 3. Pemandu PA memberikan kesempatan kepada tuan rumah untuk memimpin doa pembukaan. 4. Pemandu PA mengajak membaca Alkitab dari Ulangan 6:4-9 secara bersama-sama. 5. Pemandu PA membacakan Pengantar Bacaan, kemudian memandu proses diskusi melalui Pertanyaan Diskusi. b. Pengantar Bacaan (Filipi 2 : 2 – 11) Hidup sederhana apa artinya? Sederhana sering diidentikan dengan kehidupan yang “miskin, serba kekurangan secara materi”. Bahkan kadang kala hidup sederhana dikaitkan dengan tidak bermartabat/bermartabat rendah, tidak terpandang secara sosial ekonomi ditengah-tengah masyarakat. Sehingga kesederhanaan mengalami penurunan yang signifikan dalam pengertian dan penjabarannya dan menyebabkan banyak orang yang menjadi bingung, memiliki konotasi yang negatif dan bagi sebagian orang sangat menakutkan karena dianggap mengikut Tuhan harus hidup miskin, kekurangan dan rendah. Firman Tuhan dalam Filipi 2 : 2 – 11 menjelaskan bagaimana Tuhan Yesus yang memiliki gaya hidup sederhana dan menjadi contoh hidup dalam kesederhanaan namun sangat bersahaja. Karena keugaharian bukan hanya sederhanaan namun juga bersahaja. Yesus Kristus adalah Tuhan, Dia pemilik segala sesuatu. Namun Ia bersedia untuk mengosongkan diriNya dan menjadi seorang Hamba (tidak memiliki hak apapun) dalam rangka menjalankan visi dan misiNya dalam dunia. Namun kemiskinannya itulah yang menjadikan kita kaya (2 Korintus 8 : 9). Karena kesediaaaNya untuk hidup sederhana dan mengosongkan dirinya itulah maka Yesus ditinggikan oleh Allah dan manusai yang beriman kepadaNya. Kesederhanaan tidak dikaitkan dengan kemiskinan secara materi maupun rendahnya martabat seseorang karena tidak memiliki kekayaan, namun kesederhanaan sangat erat kaitannya dengan sikap hidup yang berkualitas karena tujuan hidupnya berdasarkan kepada Tuhan sendiri bukan kepada kehidupan ekonomi dan sosial. Hidup dalam kesederhanaan berarti kita telah terbebas dari kekuatiran duniawi, karena kekuatiran duniawi (harta dan tahta) tanpa disadari telah melenyapkan kebahagiaan dan kualitas hidup yang sejati. Dengan mengembangkan karakter yang sederhana dan bersahajalah
~ 23 ~
(di dalam Tuhan Yesus) maka kita dapat mempraktikkan hidup yang penuh dengan kasih mesra dan sukacita karena kita dapat berbagi dengan orang lain (ayat 2-4) Pertanyaan Untuk didiskusikan 1. Apakah yang dimaksud dengan gaya hidup yang sederhana dalam kekristenan ? 2. Bagaimana mengembangkan gaya hidup sederhana dalam persekutuan orangorang percaya ? berikan beberapa contoh ? 3. Apa akibatnya jika kita menerapkan gaya hidup sederhana ? 4. Apa komitmen kita untuk hidup dalm kesederhanaan dan kesahajaan dalam terang Firman Tuhan? c. Persembahan 1. Pujian pengantar persembahan KJ. No. 161: 1-… 2. Doa syafaat dan doa persembahan. d. Penutup 1. Pujian penutup KJ No. 163:1 Doa penutup. ( Purwa)
~ 24 ~
PEKAN PENDIDIKAN KRISTEN 2016 Hari Jumat,12 Agustus 2016 PANDUAN RENUNGAN KELUARGA II Bacaan : Lukas 3: 8-14 A. TUJUAN
Agar anggota keluarga senantiasa hidup dalam pertobatan dengan membangun rasa cukup sehingga hidupnya bermartabat
B. PERSIAPAN 1. Kepala Keluarga menyiapkan Pujian Untuk Renungan Keluarga 2. Kepala Keluarga menyiapkan Firman Tuhan yang akan disampaikan C. LITURGI 1. Pujian Pembukaan Kepala Keluarga mengajak untuk memuji Tuhan dengan Pujian dari PKJ 271 2. Doa pembukaan Kepala Keluarga membuka dalam doa 3. Pujian Pengantar Firman Kepala Keluarga mengajak memuji Tuhan dengan KJ 309 4. Firman Tuhan “Membangun Rasa Cukup Mengarahkan Hidup Bermartabat” Bacaan: Lukas 3: 14 3:14 Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu." Salah satu wujud pertobatan yang konkrit yang harus dilakukan oleh prajurit-prajurit menurut Yohanes pembaptis dalam bacaan kita adalah hidup tidak merampas dan memeras dan mencukupkan diri dengan gaji yang diterima. Kata kunci supaya tidak merampas dan memeras adalah mencukupkan diri dengan gaji yang diterimanya. Hidup dengan mencukupkan diri berarti hidup dengan tidak melampaui batas kemampuannya. Hal ini tentu dapat dilakukan ketika seseorang dapat hidup dengan sederhana. Mau hidup sederhana berarti mau menata dan mengatur hidupnya dengan baik. Hidup sederhana dilakukan tentu bukan karena pendapatan yang pas-pasan, tetapi hal ini juga dapat dilakukan oleh mereka yang penghasilannya berlimpah. Kecenderungan seseorang melakukan tindakan jahat, misalnya korupsi, memeras salah satu penyebabnya adalah gaya hidup yang serba mewah. Gaji tinggi ternyata tidak
~ 25 ~
menjamin seseorang dapat merasa cukup. Hal ini bisa terjadi ketika gaji yang diperolehnya ternyata belum bisa memenuhi gaya hidupnya yang penuh dengan nafsu, sehingga menjadi serakah. Akibatnya seseorang dapat menyalahgunakan jabatan, kedudukan, ataupun pekerjaannya untuk mengejar apa yang menjadi keinginannya. Inilah yang dinamakan hidup tampak hebat tetapi tidak bermartabat, hidup yang semu yang tidak membuat bahagia, karena hidup dikuasai oleh nafsu. Untuk itu kita sebagai orang tua, wajib mendidik anak-anak kita untuk hidup dengan sederhana dan membangun rasa cukup, yang semuanya itu dapat dilakukan dengan memberi contoh dan melatih anak-anak di dalam keluarga kita masing-masing. Dengan melakukan dan menanamkan nilai-nilai keugaharian( kesedehanaan dan membangun nilai cukup) diharapkan anak-anak kita menjadi terlatih, sehingga nanti setelah dewasa, anak-anak kita sudah terbiasa hidup sederhana dan dapat mencukupkan diri dengan penghasilan yang telah mereka terima. Akhirnya anak-anak kitapun dapat hidup berkenan dihadapan Allah, hidup bermartabat dan berguna bagi sesama, sehingga nama Tuhan dimuliakan. Tuhan memberkati. Amin. Pertanyaan untuk direnungkan: Sudahkah sebagai orang tua, kita sudah hidup dengan kesederhanaan? Apakah nilai hidup kesedehanaan sudah kita tanamkan dalam diri anak-anak kita? 5. Pujian Respon Firman Kepala Keluarga mengajak memuji Tuhan dengan PKJ 268 6. Doa safaat dan Doa Bapa kami Kepala keluarga membagi doa safaat kepada anggota keluarga. ( JN)
~ 26 ~
PEKAN PENDIDIKAN KRISTEN 2016 Hari: Minggu, 14 Agustus 2016 PANDUAN KOTBAH PENUTUPAN Warna Liturgi Hijau Bacaan Kotbah : Ibrani 13:5-6 Nats Pembimbing : Mazmur 116:6 Berita Anugrah : Efesus 2:4-5 Persembahan : II Korintus 9:8 Nyanyian:
KJ: 21 / PKJ: 04 KJ: 03 / PKJ: 168 KJ: 26 / PKJ: 037 KJ: 364 / PKJ: 265 KJ: 53 / PKJ: 268 KJ: 393 / PKJ: 171 KJ: 416 / PKJ: 177 KJ: 408 / PKJ: 302
( Memasuki ibadah ) ( Nyanyian Pujian ) ( Nyanyian Pengakuan Dosa) ( Nyanyian Peneguhan) ( Respon Firman ) ( Persembahan ) ( Pengutusan ) ( Penutup )
Tema: JANGAN MAU“MATI” KARENA GENGSI Jemaat yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan, Sudah satu minggu ini, gereja-gereja sesinode GKSBS telah melaksanakan pekan pendidikan Kristen. Dalam satu pekan kita sudah menggumuli sebuah tema yang terkait dengan nilai-nilai kristiani, yaitu keugaharian. Tema ini diangkat dari sebuah keprihatinan, dimana kehidupan masyarakat modern yang individulistis, hedonis yang ditandai dengan gaya hidup yang mewah serta gengsi yang tinggi sudah mulai mewabah dikalangan masyarakat, sehingga solidaritas kepada sesama menjadi berkurang. Hal ini terjadi bukan hanya di kota saja, tetapi juga di desa-desa, mengingat akses jalan dan informasi sudah mudah dan mulai baik, sehingga segala sesuatunya juga mudah didapat. Gaya hidup yang mewah yang disertai dengan gengsi ketika tidak diimbangi dengan penghasilan yang seimbang, tentu dapat berakibat pada sebuah tindakan negatif. Contohnya seorang penyanyi terkenal jatuh menjalani prostitusi online hanya untuk menuruti gaya hidupnya yang serba glamor. Penghasilan yang sebenarnya cukup untuk kebutuhan hidupnya menjadi tidak cukup karena mengejar dan memenuhi apa yang menjadi keinginannya. Ada lagi seorang DPRD Jakarta berinisial MS, tertangkap tangan jatuh pada godaan menere\ima suap yang akhirnya masuk bui (LP). Hal ini dapat terjadi karena gaya hidup yang mencintai kemewahan. Bisa kita bayangkan, harga jam tangannya saja mencapai satu miliar lebih. Inilah yang disebut menjadi mati karena gengsi. Mati kariernya, mati citranya karena gaya hidupnya yang dipenuhi oleh gengsi karena tidak mau hidup sederhana.
~ 27 ~
Gaya hidup mewah yang mewabah, gaya hidup glamour, kalau tidak kita waspadai, tentu dapat terjadi dalam diri kita, keluarga dan anak-anak kita. Sebagai contoh: Handphone ( HP), Ipad dan tablet pada saat ini sudah menjamur karena mudah diperoleh, dari harga yang murah sampai harga yang mahal. Tidak sedikit anak-anak kita yang merasa malu, gengsi, harga diri menjadi turun ketika menggunakan Hp ceng-ceng po yang dianggap murahan. Demi sebuah gengsi seseorang berani mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk sebuah Hp, Ipad dan Tablet. yang terkadang manfaatnya juga tidak seberapa penting. Akhirnya Hp yang mahal hanyalah sebuah perhiasan semata yang tidak digunakan tetapi hanya untuk dipamerkan. Untuk itu apa yang perlu kita lakukan, supaya kita tidak terjebak pada gaya hidup yang glamour? Perikop bacaan kita hari tentu membekali kita semua dalam mengatasi persoalan gaya hidup diatas. Jemaat yang mengasihi Tuhan, Pada ayat 5-6 berbunyi; Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" Dalam ayat ini penulis kitab Ibrani, menasihatkan kepada umat Tuhan pada saat itu, untuk hidup dengan tidak menjadi hamba uang (Aphilargyros: tidak mencintai uang). Maksudnya adalah hidup dengan tidak mencintai uang dan mencintai harta kemewahan. Selain itu penulis Ibrani juga menasihatkan jemaat untuk mencukupkan diri dengan apa yang ada. Ini berarti jemaat diajak untuk hidup dengan sederhana, mau mengukur kekuatannya, mau membangun rasa cukup, tidak hidup diluar kemampuannya. Dengan menyakini Firman Allah, bahwa Allah sekali-kali tidak akan membiarkan dan tidak akan meninggalkan umatNya. Hal ini mau menjelaskan bahwa Allah tetap setia memelihara kehidupan mereka, inilah yang harus diyakini oleh umat Tuhan. Dengan demikian umat Tuhan dapat mengaku bahwa Tuhanlah yang menjadi sumber pertolongan, sehingga umat juga tidak perlu takut. Melalui nasihat ini, penulis Ibrani tahu dan sadar benar akan bahaya mencintai uang dan hidup tanpa pengendalian diri. Apalagi hidup tidak disertai dengan kualitas iman yang tinggi, maka seseorang akan mudah jatuh dalam dosa, yang membawa kepada situasi yang tidak damai. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Dalam situasi zaman dimana materi ( temasuk Uang) menjadi sebuah dewa yang selalu dipuja, menjadikan banyak manusia menjadi gila harta( mencintai uang) dengan selalu mengeruk keuntungan tanpa peduli pada sesama. Hidup mewah sudah menjadi budaya bagi sebagian orang, demi sebuah gengsi memamerkan barang mewah yang kurang berarti. Inilah nilai-nilai yang ditawarkan oleh dunia ini. Untuk itu kita sebagai orang tua harus berjuang, mau membangun nilai cukup dan mau hidup sederhana. Hidup sederhana bukan berarti miskin, hidup sederhana tidak sama dengan hidup miskin, hidup
~ 28 ~
sederhana berarti mau menata berkat. Membeli bukan karena gengsi karena harga diri, tetapi karena kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan demikian kita sebagai orang tua dapat mendidik anak-anak kita untuk dapat hidup sederhana, tidak boros dan tidak membiasakan mereka dengan barang yang serba lux (mewah). Misalnya memberi Hp dengan harga yang mahal, motor harus beli baru, harus selalu makan di restoran atau makan yang serba enak. Ketika hal ini sudah terbiasa dan terlatih, maka ketika dewasapun mereka juga akan melakukan hal yang sama, hidup secara sederhana, mencukupkan diri dengan yang ada, sehingga hidup merekapun juga terkendali. Melalui hidup seperti itu, mereka tentu tidak mudah terangsang untuk melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki Tuhan, dengan demikian mereka tidak menjadi “mati” karena gengsi. Kasus penerimaan suap oleh oknum DPRD Jakarta, salah satunya karena gaya hidup mewah. Kelihatan hebat tetapi tidak bermartabat. Gaya hidup seperti ini tentu tidaklah terjadi secara instan tetapi melalui sebuah proses, yang dimulai dari kecil atau ketika masih muda yang tidak terkendali dan selalu dibiasakan hidup dengan bergelimpangan harta. Akhirnya tidak siap ketika penghasilannya mengalami penurunan yang tentu berdampak pada penampilannya. Karenanya untuk mempertahankan gaya hidupnya, dirinya mau menerima suap. Hidup seperti ini tentu tidak bermartabat dan tidak terhormat, kariernya hancur, masa depannya juga tidak jelas karena masuk bui. Inilah yang namanya menjadi “mati” karena gengsi. Kita semua tentu tidak menghendaki diri kita, anak-anak kita seperti itu, walaupun dengan kasus yang berbeda. Untuk itu mari kita tanamkan dalam diri kita nilai-nilai hidup yang membangun karakter Kristus, yaitu hidup dengan tidak menjadi hamba uang, tetapi mau hidup dengan membangun rasa cukup, mau hidup sederhana, bersahaja, jujur dan mau mengendalikan diri dengan tetap beriman bahwa Allah kita setia memelihara dan menolong hidup kita. Disamping itu mari kita tanamkan nilai-nilai itu kepada anakanak kita dan menjadi kan diri kita teladan bagi mereka, sehingga damai dan sejahtera boleh kita rasakan. Dengan demikian kitapun dimampukan untuk membangun persaudaraan dengan berbagi kepada sesama, mau solider kepada mereka yang menderita, sehingga nama Tuhan dimuliakan. Oleh karena itu janganlah mau “dibunuh” oleh gengsi. Tuhan Yesus Memberkati. Amin. (JN)
~ 29 ~
PEKAN PENDIDIKAN KRISTEN 2016 Hari Minggu, 14 Agustus 2016. PANDUAN KEBAKTIAN ANAK Bacaan: Matius 6:1-4 Hidup Berbagi dimulai dari Sekarang TUJUAN Supaya anak –anak dapat menjadi orang yang peka terhadap kebutuhan orang lain dan mau berbagi. PERSIAPAN : Guru Sekolah minggu mempelajari cerita atau permainan seminggu sebelumnya. Pelayan sudah menyediakan bahan-bahan untuk kegiatan Pelayan anak sudah hadir 30 menit sebelum ibadah mulai. Pelayan anak berdoa sebelum melayani. Pelayan mulai menyambut anak-anak dengan suka cita. LITURGI 1. Votum dan Salam Pelayan menyambut anak-anak yang hadir dengan menyalami sambil mengucapkan salam atau menanyakan kabar mereka. Bila ada yang ulang tahun pelayan memberikan kata-kata penghargaan bagi anak yang berulang Tahun Pelayan anak dapat memberikan salam atau sapaan kepada anak. Misalnya: Salam bagimu sekalian atau salam Damai sejahtera bagi kita, selamat pagi dll. Pelayan menanyakan kesiapan mereka untuk beribadah dan memuji Tuhan. 2. Pujian Pembukaan Sayang sayang di Sayang Sayang sayang di sayang, aku disayang Tuhan Aku diangkat jadi anaknya, Aku disayang Tuhan Glory-glory Haeluyah, Glory glory glory Puji Tuhan (2x)
3. Doa Pembukaan
Pelayan menugasi salah satu anak memimpin doa pembukaan Atau pelayan berdoa dengan ditirukan anak
4. Ayat Hafalan
Dengan suka cita pelayan dapat mengajak anak mengucapkan bersama Ayat Hafalan yang menjadi tugas minggu lalu dengan kompak.
~ 30 ~
5. Pujian
Pelayan mengajak memuliakkan Tuhan :Tangan KuKerja Buat Tuhan Tanganku Kerja Buat Tuhan, Mulutku Puji namaNya Kakiku berjalan cari jiwa,upahku besar di Sorga
6. Persembahan Pelayan mengajak semua anak memuji Tuhan: Bawa PersembahanMu dalam rumah Tuhan. Bawa persembahanmu, dalam rumah Tuhan Dengan rela hatimu, janganlah jemu Bawa persembahanmu, bawa dengan suka Bawa persembahanmu, tanda suka citamu Bawa persembahanmu, ucaplah syukur.
Salah satu anak ditunjuk untuk mengedarkan kantong persembahan. Pelayan memimpin doa persembahan dan pelayanan firman.
7. Pelayanan Firman Tuhan dan Aktifitas a. Pelayanan Firman : Cerita Hidup Berbagi Pendahuluan: Syalom adik-adik yang dikasihi Tuhan, adakah kalian yang hadir bersuka cita hari ini? Wah ternyata pada bersukacita ya. Memang kita seharusnya bersuka cita, karena apa? Karena Tuhan sudah beri banyak berkat untuk kita, yang pertama berkat keselamatan, kemudian berkat rohani, lalu berkat kesehatan dan banyak berkat-berkat jasmani yang diberikan Tuhan kepada kita. Buktinya semua adek-adek bisa datang ke gereja dengan memakai baju, sepatu, sendal dan ada juga yang pakai tas. Semua yang kita dapat itu, berkat dari siapa adek-adek? Betu sekali, berkat dari Tuhan. Isi : Nah adek-adek yang dikasihi Tuhan, dalam Alkitab yang kita baca yang tertulis dalam kitab Matius ini, diceritakan bagaimana kita sebagai orang percaya supaya kita berbagi atau memberi sedekah kepada orang miskin atau kepada orang yang membutuhkan. Kenapa kita harus berbagi? Kalau dipikir-pikir, kita juga kadang kekurangan kok ya? Tapi apakah kita harus menunggu kaya dulu dan menunggu banyak harta lalu bisa berbagi dan menolong orang? Ternyata tidak
~ 31 ~
adek-adek. Kita itu berbagi harus kita mulai dari sekarang, bukan nunggu kaya, bukan menunggu semua sudah ada atau kita punye harta lebih baru berbagi. Coba jika seandainya kita, ga kaya-kaya, berarti kita ga akan berbagi dong? Iya kan? Adik-adik yang dikasihi Tuhan, kita juga perlu membangun sikap dalam hidup kita bahwa apa yang kita dapat dari Tuhan, bukan untuk kita nikmati saja sendiri, tetapi kita juga harus berbagi mulai dari sekarang kepada orang yang sangat membutuhkan. Kemudian jika kita memberi, kita ga boleh pamer, lalu cerita-cerita ke semua orang bahwa kita memberi sesuatu kepada orang lain. Kata Tuhan Yesus sebenarnya jika kita memberi kepada orang lain, kita sudah dapat upahnya, dan Tuhan Bapa kita yang di Sorga juga akan memberi berkat kepada kita jika kita memberi dengan sembunyi, maksudnya kita kalo memberi jangan sampai orang tahu. Kita ga boleh pamer. Adek-adek Tuhan Yesus juga sampaikan apabila kita memberi, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Maksudnya adekadek pada waktu kita memberi sedekah atau bantuankepada orang lain, kita ga boleh ngasih tau ke orang-orang, cukup kita saja yang tahu dan Tuhan. Penutup/aktualisasi: Anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus, Kita ini sudah diberkati Tuhan, dan sudah diberi berkat yang cukup danmungkin juga melimpah oleh tuhan. Nah sekarang apa yang mau kita lakukan sesudah kita mendengarkan Firman Tuhan: 1. Hendaknya kita menjadi anak-anak Tuhan yang mau berbagi dan menolong teman-teman kita yang membutuhkan bantuan. Misalnya di sekolah: ada teman kita yang tidak punya pensil atau pulpen, nah kita bisa membagi jika kita punya dua pulpen atau pensil. Jika misalnya juga teman kita sudah tidak memiliki sepatu, padahal kita punya sepatu ada dirumah lebih dari dua, bisa juga sepatu kita itu kita kasih kepada teman kita. Atau ketika kita tahu bahwa teman kita ga bisa bayar uang sekolahnya karena orang tuanya ga punya uang, adek-adek bisa cerita ke Orang tuanya, supaya membantu juga teman yang ga bisa bayar uang sekolah tersebut. Ok 2. Kita sebagai anak Tuhan, tidak boleh pamer jika kita memberi sesuatu kepada orang lain, bantulah sesama kita, dan jika bisa hanya yang kita bantu itu yang tau jika mereka kita tolong. Tuhan memberkti kita adek-adek. Selamat berbagi dan menolong orang yang membtuhkan, kita mulai dari sekarang. Amin. 8. Doa Safaat Pelayan menanyakan kepada anak-anak yang akan didoakan. Pelayan memimpin doa syafaat secara sederhana.
~ 32 ~
9. Pujian Responsoria Mata Tuhan melihat apa yang engkau perbuat Baik yang baik,maupun yang jahat Oleh sebab itulah jangan berbuat jahat, Tuhan melihat. 10. Ayat Hafalan Pelayan menugasi anak untuk menghafal ayat hafalan: Matius 6:4” Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu”. 11. Pengakuan Iman Pelayan mengajak anak bersama mengucapkan pengakuan iman anak GKSBS 12. Pujian Pengutusan Anak-anak bersama memuji Tuhan Yesus Sayang Semua Yesus sayang semua,semua, semua Yesus sayang semua, sayang semua Sayang Papa, sayang Mama, sayang adik, sayang kaka Sayang kamu dan saya, sayang semua 13. Berkat Pelayan menyampaikan pengutusan dan berkat sebagai berikut: “anak-anak ibadah kita telah selesai, jadilah anak yang baik, yang setia pada Tuhan dan senantiasa menyenangkan hati Tuhan. Tuhan mengasihi kita dengan kasihNya yang besar dan senantiasa menyertai kita selama-lamanya 14. Warta Pelayan dapat menyampaikan warta kepada anak mengenai pokok doa dirumah atau pelayanan minggu depan dll. ( Hst)
~ 33 ~
PEKAN PENDIDIKAN KRISTEN 2016 Hari Senin, 8 Agustus 2016 PANDUAN KEBAKTIAN DI SEKOLAH Bacaan: Filipi 4:10-20 Liturgi: 1. Saat Teduh 2. Nyanyian Jemaat: Betapa kita Tidak Bersyukur 3. Votum dan salam 4. Nyanyian Jemaat: Kasih-Nya seperti Sungai 5. Hukum Kasih 6. Nyanyian Pengakuan Dosa PKJ 37 7. Berita Anugrah 8. Nyanyian KJ 40 9. Firman 10. Saat Teduh 11. Nyanyian Responsoria: Allah Peduli 12. Persembahan: Kubawa KepadaMu 13. Doa Syafaat, Persembahan dan Penutup 14. Berkat 15. Nyanyian Akhir; Jangan Lelah Bekerja di ladang-Nya Tuhan (hst) “Mencukupkan Diri dalam segala keadaan” Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, Jika kita melihat situasi saat ini, Sudah menjadi sifat masyarakat hidup lebih konsumtif. Apalagi dengan semakin banyaknya tawaran-tawaran berbagai macam keperluan hidup melalui banyak media, semakin membuat orang tertarik untuk mendapatkan segala sesuatu, sekalipun itu sebenarnya bukan menjadi kubutuhan hidupnya. Kita tidak dapat membendung bagaimana pesatnya perkembangan informasi teknologi, namun paling tidak kita dapat membatasi diri supaya kita tidak terpengaruh atau dikuasai oleh informasi teknologi tersebut dan kita dapat menggunakan kemajuan teknologi itu untuk sesuatu yang baik dan tentu dengan bijaksana. Kita dipanggil untuk menjadi anak-anak Tuhan yang tangguh dalam menghadapi segala hal dan tetap membangun hidup sederhana, dengan berprinsip pada kebutuhanlah yang harus dipenuhi bukan segala keinginan yang harus didapatkan. Sebagaimana bacaan kita saat ini yang mengingatkan kita, bagaimana hidup sederhana dan mencukupkan diri dengan apa yang ada. Berbicara hidup “cukup” itu adalah relatif. Karena apa yang cukup menurut seseorang belum tentu cukup menurut orang lain. Sehingga jika berbicara tentang hal ini, tentu perlu keterbukaan dan kejujuran diri kita dalam memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan kita dan mensyukuri berkat dari Tuhan.
~ 34 ~
Belajar dari Paulus dan para rasul, ada satu tekanan dalam tulisan-tulisan mereka, yaitu apa yang disebut „the spirit of contentment‟ (mencukupkan diri dengan apa yang ada pada saya). Juga dalam konteks inilah kita melatih hidup sederhana (yaitu mencukupkan diri dengan apa yang ada), sebab dengan demikian kita menjadi orang yang mensyukuri anugerah dan berkat Tuhan atas diri kita pribadi. Jeremiah Burroughs (seorang Puritan) bahkan mengatakan bahwa spirit of contentment ini sebagai rahasia hidup berbahagia, dimana saya tidak menyiksa diri dengan berbagai keinginan, nafsu atau ambisi yang mencelakakan. Latihan hidup sederhana dapat membuat kita menyadari bahwa hidup kita di dunia ini seperti layaknya seorang musafir, yang hanya menumpang di dunia yang sementara ini. Orang yang hidup sebagai musafir tidak akan memiliki satu ambisi untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, sebagaimana seorang yang sedang bepergian tidak akan membawa bekal sebanyak-banyaknya, karena dia tahu seluruh hidupnya adalah sebuah perjalanan yang bersifat sementara, menuju kepada kekekalan. Seluruh kehidupannya adalah kehidupan yang investasinya pada kehidupan yang akan datang, tetapi kehidupan saat ini adalah sementara saja. Alkitab mengajarkan bahwa mereka yang hidup berkelimpahan adalah mereka yang hidupnya mengalirkan pemberian (ayat 16-17). Sebab lebih berbahagia mereka yang memberi daripada yang menerima. Ada orang yang secara materi hidupnya berkelimpahan, namun seperti kata firman Tuhan „tidak diberikan karunia untuk menikmatinya‟. Orang seperti ini sebenarnya miskin dan kasihan sekali. Hidupnya bukanlah hidup yang mengalirkan berkat Tuhan, melainkan yang menyedot semua keuntungan untuk dirinya sendiri. Sebaliknya, orang yang menurut ukuran dunia bukanlah orang yang berkelimpahan, namun yang hidupnya senantiasa memberi dan mengalirkan anugerah dan berkat Tuhan bagi orang lain adalah orang yang sungguhsungguh hidup dalam segala kelimpahan, karena hidupnya selalu berbagi. Maka pada saat kita memberi, kita sekaligus mengalami pembentukan Tuhan untuk memasuki kehidupan yang semakin diperkaya di dalam Dia dan itu yang telah dilakukan oleh jemaat kepada Paulus. Belajar dari hidup Paulus hendaknya kita mensyukuri berkat yang diberikan Tuhan dengan bijak. Kita mencukupkan diri dengan apa yang ada pada kita. Sebagai guru ataupun siswa, seberapapun berkat yang kita terima dari Tuhan, mari kita syukuri dan kelola dengan baik, sebagaimana Paulus ketika bersama sama dengan jemaat di Filipi hidupnya bijak mengelola berkat Tuhan sehingga tidak terkait dengan orang lain urusan utang dan piutang. Sebagai siswa mari juga kita tidak terbuai dengan kehidupan yang mengutamakan kemewahan, ingin hidup terlihat wah, gadget mahal, sepatu mahal, tas dan jam yang mahal-mahal, sehingga melakukan cara-cara yang tidak terpuji dengan melakukan penipuan, membohongi orang tua, mencuri atau untuk mendapatkan jalan pintas dapat uang banyak bergabung dalam jaringan pengedar narkoba. Tuhan itu baik dan Tuhan itu memperhatikan anak-anaknya, Tuhan selalu memberi yang kita perlukan karena Tuhan sumber berkat akan memenuhi segala keperluan kita menurut kekayaan dan kemuliaanNya. Semangat dalam mensyukuri berkat Tuhan dan hiduplah dengan berkat yang diberikan Tuhan. Amin (Hst)
~ 35 ~
PEKAN PENDIDIKAN KRISTEN 2016 Selasa, 09 Agustus 2016 PANDUAN RENUNGAN SEKOLAH Bacaan: 2 Petrus 2:1-3 “Pendidikan sebagai Proses Membentuk Kemanusiaan Yang Memberi Keuntungan”
Kita mungkin telah mengikuti berita tentang Daffa Farros Oktoviarto, seorang murid kelas 4A SD Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Namanya tiba-tiba terkenal dalam pemberitaan di media surat kabar, televisi dan internet. Anak dengan kelahiran 24 oktober 2007 itu terkenal karena aksinya menghalangi motor yang melewati trotoar dengan sepedanya. Menurut anak 9 tahun ini, trotoar adalah untuk pejalan kaki dan bukan untuk dilalui motor. Ia sudah menghalangi sekitar empat puluh-an motor lebih yang melewati trotoar, sekarang tentu lebih banyak lagi. Pertanyaannya, dari mana Daffa memperoleh pengetahuan yang membuatnya berani melakukan aksi atau tindakannya sejak awal tahun 2016 ini? Ia hobi menonton TV menyimak dan mengikuti berita dan tayangan anjuran di televisi dan spanduk-spanduk yang menyatakan trotoar untuk pejalan kaki. Ketika ditanya mengapa ia berani melakukan aksi menghadapi pemotor yang rata-rata orang dewasa? Ia menjawab, “ya kan benar kan, motor enggak boleh lewat trotoar? jadi enggak takut.” Katanya. Bahkan ia pernah tertabrak motor yang melaju di trotoar yang membuatnya jengkel kepada pengendara motor pelanggar di jalan trotoar. Ia melakukan aksinya di jalan Jendral Sudirman Semarang yang berjarak kurang lebih 100 meter dari rumahnya sekitar jam 15.00 kadang sampai sore. (Detik.com,19 April 2016). Berita tentang Daffa menjadi “guru kebenaran” dalam era informasi pada jaman sekarang. Anakpun bisa memiliki kebenaran yang menjadi dasar keberanian bertindak. Keberanian yang didasari pengetahuan yang benar telah memberikan keuntungan bagi para pengguna jalan. Keberanian anak 9 tahun ini mengingatkan agar para pemakai motor tahu batas, bahwa trotoar diperuntukkan pejalan kaki. Firman Tuhan dalam 2 Pet.2:1-3 sebagai bacaan pekan pendidikan pada hari ini1 memiliki tiga pesan: Pertama, bahwa penulis 2 Petrus hendak meneguhkan anak-anak Tuhan tetap memandang karya Tuhan Yesus sebagai Yang menebus atau “membeli” umat dari kebinasaan menuju kepada keuntungan hidup. Ajaran palsu mengisyaratkan penyangkalan dan penolakan bahwa Allah sebagai Tuhan penebus Yang memberi keuntungan (ay.1).
1
Menurut salah satu bacaan dari dua bacaan hari ini dalam “Revised Common Lexionary” (RCL) tahun C.
~ 36 ~
Kedua, umatNya dipanggil agar memiliki hidup yang terpuji dan memberikan keuntungan bagi sesama dan lingkungan hidup sampai kedatangan Yesus yang kedua kali. Itulah jalan kebenaran (ay.2). Ketiga, ajaran pada hakekatnya manusia hidup untuk memberi keuntungan sangat berlawanan dengan ajaran dan sikap hidup mengambil keuntungan bagi diri sendiri apalagi dengan cara hidup serakah (ay.3). Keserakahan akan membinasakan atau menghancurkan kehidupan diri sendiri maupun alam semesta. Tetapi manusia yang hidupnya digunakan untuk memberi keuntungan akan menyediakan karunia kasih yang membuat kesukacitaan dalam hidup bersama. Pekan Pendidikan Kristen dalam lingkup GKSBS pada tahun 2016 ini mengambil tema, “Mewujudkan Nilai-nilai Kristiani” dengan sub tema, “Pendidikan Yang Menggugah Karakter Keugaharian di Keluarga dan Masyarakat.” Melalui kedua perenungan reflektif baik dari kisah Daffa dan kitab 2 Petrus tercakup nilai-nilai Kristiani dan karakter keugaharian. Nilai-nilai Kristiani tercakup dalam pesan kitab 2 Petrus 2:1-3 bahwa pada hakekatnya setiap umat percaya dipanggil untuk memandang penebusan Tuhan Yesus Kristus yang memberi keuntungan. Sehingga hidup umat percaya tidak lagi “melulu” mencari keuntungan diri sendiri, tetapi tahu batas, yaitu ada lingkungan alam dan saudara-saudari yang perlu diberikan ruang memperoleh keuntungan. Karakter keugaharian adalah karakter “sadar batas” atau “mawas diri” dan “sadar” kehadiran sesama serta lingkungan yang memerlukan ketergerakan atau ketergugahan kita. Kisah Daffa menggugah kesadaran kebebasan yang seolah tanpa batas, dan sering diabaikan atau sudah disikapi tanpa pengharapan di masyarakat. Di dalam diri Daffa, ada kesadaran kebebasan itu ada batasnya, yaitu ada harapan dan kehendak dari orang lain. Kesadaran dalam dirinya, mendorongnya bertindak, ia mencegat kebebasan pengendara motor melalui trotoar, agar harapan dan kehendak orang lain dapat berjalan dengan aman. Seorang anak, Daffa menunjukkan karakter dan tindakan keugaharian, walaupun dirinya dalam bahaya, tetapi dia yakin akan kebenaran dan sedang berusaha memberikan keuntungan kepada pejalan kaki. Karakter ugahari adalah menyatunya kesadaran adanya batas-batas dan pengetahuan kebenaran menjadi suatu tindakan. Daffa kecil memperolehnya dari media-media pendidikan, di sekolah, di tempat ibadah, di rumah melalui menonton televisi yang mendidik dan di masyarakat. Kehidupan di dalam Kristus sampai pada kedatangan Tuhan Yesus pada hakekatnya mendidik kita untuk menjadi pribadi Kristiani, pribadi yang ugahari. Pendidikan keugaharian bukan lagi sekedar menjadi pendidikan “sadar batas” tetapi bahwa kita telah di beri keleluasaan untuk memberi keuntungan. Marilah, sebagai gereja di tengah masyarakat, kita hidup di dalam Kristus Yang telah memberi keuntungan. Dari dalam iman keugaharian Kristus kita dipanggil memberi keuntungan bagi sesama dan lingkungan, supaya di bumi ini menjadi seperti di sorga. Amin. (CPP)
~ 37 ~
Liturgi: 1. Nyanyian PKJ 13 2. Doa 3. Nyanyian KJ 393 4. Renungan 5. Nyanyian KJ 395 6. Doa Syafaat dan penutup 7. Nyanyian KJ 424
~ 38 ~
PEKAN PENDIDIKAN KRISTEN 2016 Hari Rabu, 10 Agustus 2016 PANDUAN PA DI SEKOLAH Bacaan : Titus 2: 11-15 Tahapan Ber- PA 1. Pembukaan Pemimpin (MC) Membuka acara dengan Salam dan ucapan terima kasih kepada peserta karena telah bersedia hadir dalam persekutuan. (gaya komunikasi disesuaikan dengan gaya bahasa remaja; ceria) 2. Pemimpin (MC) mengajak peserta menyanyi memuji Tuhan, satu atau dua lagu. (pujian dipilih sendiri, sambil berdiri dan bertepuk tangan) 3. Pemimpin (MC) mengajak perserta berdoa pembuka. 4. Pemimpin (MC) kembali mengajak peserta untuk menyanyi memuji Tuhan. ( Lagu dipilih sendiri). 5. Pemimpin (MC) menyerahkan sesi Pendalaman Alkitab (PA) kepada pemandu PA. 6. Pemandu PA mengajak peserta berdoa mohon pimpinan Roh Kudus. Lalu mengajak peserta untuk membuka Alkitab (Manual/ elektronik) serta membaca/ menyimak nas Firman Tuhan dalam Titus 2: 11-15. 7. Pemandu PA menyampaikan ulasan tentang bahan PA. Sbb: I. Pengantar Hakikat bersekolah adalah agar seseorang memiliki ilmu, ketrampilan, dan nilainilai. Di sekolah siswa tidak hanya diberikan pembekalan pada aspek kognitifnya, tetapi juga pada aspek afeksi dan psikomotorik. Adalah celaka jika kita punya gedung sekolah yang megah tapi para siswanya tidak bermutu. Celaka juga jika sekolah memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap tapi para siswanya arogan, tak bermoral dan bergaya hidup glamor. Bukankah hal itu justru akan menimbulkan hujat dari orang lain atas diri kita. Beberapa bulan lalu, ketika usai ujian nasional SMU, kita melihat foto-foto yang diunggah di sosial media atau media online, tentang perilaku anak-anak SMU yang baru menyelesaikan UN. Perilaku mereka sangat arogan. Mereka mencorat-coret baju sekolah, lalu ada (siswi) yang pamer paha dengan menyobek rok dari bawah sampai atas, lalu melakukan aksi pawai dan ugal-ugalan di jalan raya. Tentu hal tersebut menjadikan pandangan sinis dari masyarakat terhadap umumnya kaum remaja sekarang ini. Perilaku yang menyimpang tersebut tampaknya telah menjadikan gaya hidup kaum remaja di era saat ini. Mengapa hal itu bisa terjadi ? ... (pemandu PA berinteraksi dengan siswa, mengajak menganalisis fenomena tersebut di atas, yang dikaitkan dengan keugaharian (kesederhanaan). II. Penjelasan Teks Teks yang kita baca merupakan surat tulisan Rasul Paulus yang di tujukan kepada seorang bernama Titus. Siapakah Titus ? Titus adl seorang penginjil. Latar belakang hidupnya; semula ia tidak mengenal pribadi Yesus Kristus. Kemungkinan ia bertemu
~ 39 ~
dengan rasul Paulus lalu di pimpin mengenal sang Kristus. Setelah bertobat, ia menjadi seorang penginjil bersama dengan rasul Paulus. Dalam konteks surat Titus 2: 11-15, Titus sendiri berada di Kreta. Dan mendapat tugas dari rasul Paulus untuk memberikan pengajaran kepada jemaat di Kreta yang gaya hidupnya tidak tertib terhadap ajaran firman Tuhan. Ayat 11 (bacakan); Artinya kasih karunia penyelamatan (harapan hidup kekal) yang kita miliki, terjadi karena pengorbanan Kristus yang mati di tiang salib. Ayat 12 (bacaan); artinya, oleh karena itu kita yang telah beroleh kasih karunia tersebut, hendaknya terdorong untuk menyenangkan Tuhan Allah dalam setiap aspek hidup kita. Kristus sendiri telah mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan, keinganan duniawi (keegoisan, kesombongan, ketamakan, glamor, mabuk-mabukan,ketidak pedulian, dst) supaya kita bisa hidup bijaksana, menjunjung keadilan, dan tekun dalam peribadatan kepada Allah. Ayat 13-14 (baca) ; artinya, pengharapan akan kedatangan Yesus kedua kalinya hendaknya mendorong kita untuk memiliki sikap siap sedia menyambut kedatanganNya. Kapan saja dan di mana saja. Maka hendaknya kasih karunia yang kita terima mampu mendorong kita untuk terus menyenangkan Tuhan dalam setiap hidup dan kehidupan kita. Ayat 15 (baca) ; artinya, kita diminta untuk selalu menghasilkan buah-buah perbuatan baik. Supaya dampak positif itu nyata dapat di rasakan/ bermanfaat tidak oleh diri kita sendiri, tetapi juga dirasakan oleh orang lain yang ada di sekitar kita. Dengan demikian, kita tidak menjadi bahan nyinyiran atau cemooh-an orang lain dan kita tidak direndahkan, tapi kita memiliki wibawa untuk di hormati dan dihargai orang lain. III. Apilkasi Coba kita koreksi diri kita masing-masing. Apakah kita telah menjadi siswa-siswa yang mampu berdampak positif bagi diri dan orang lain? Atau justru sebaliknya, kita menjadi siswa-siswa yang menjadi batu sandungan? (interaksi dengan para siswa) Jika kita sudah merasa sebagai milik Kristus, maka segeralah, tunjukkanlah syukur kita atas kasih karunia yang telah Allah berikan kepada kita, dengan cara meninggalkan kefasikan, keinginan duniawi, lalu belajarlah untuk hidup penuh hikmat dan bijaksana, serta rajinlah berbuat baik. IV. Penutup Pemandu PA mengakhiri proses PA dengan berdoa (isi doa memotivasi siswa untuk berubah ke arah yang baik). Dan dikembalikan kepada pemimpin (MC).
~ 40 ~
8. Pemimpin (MC) mengucapkan terima kasih kepada Pemandu PA yang telah menyampaikan ulasan firman Tuhan. 9. Pemimpin (MC) mengajak peserta untuk kembali menyanyi memuji Tuhan (dipilih sendiri) sambil menghaturkan ucapan syukur mengumpulkan persembahan. 10. Masuk sesi doa syukur persembahan dan syafaat. Pemimpin (MC) bisa mengkoordinir pembagian tugas berdoa. 11. Pemimpin (MC) mengajak menyanyi pujian pamungkas (dipilih sendiri), sebagai pujian penutup. 12. Pemimpin (MC) mengakhiri acara dengan doa penutup.
Keterangan: Pertanyaan-pertanyaan diskusi tidak dilakukan diakhir penjelasan teks. Namun dimasukkan di dalam penjelasan teks. Untuk itu, pemandu dapat mengemasnya dengan baik. ( Niko)
~ 41 ~
PEKAN PENDIDIKAN KRISTEN 2016 Hari Kamis, 11 Agusts 2016 PANDUAN RENUNGAN SEKOLAH Bacaan: Matius 19 : 16-26 “JANGAN MAU DIIKAT HARTA DUNIA TETAPI MAU TERIKAT PADA TUHAN” Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus… Dewasa ini, kesederhanaan dalam kehidupan kristiani semakin menurun. Semangat untuk hidup dalam kesederhanaan seturut dengan nasihat Alkitab diabaikan. Seharusnya kesederhanaan dan kesahajaan menjadi gaya hidup orang percaya pada saat ini. Kesederhanaan adalah sikap hidup yang terbebas dari kecemasan duniawi, karena itu menindas kebahagiaan yang sejati dalam Tuhan. Sebenarnya kesederhanaan tidak berbicara tentang kemiskinan secara materi tetapi tentang karakter yang bersahaja dan tidak bergantung pada keduniawian. Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus… Dalam dunia sekarang ini terjadi penurunan yang sangat drastis dalam kesedehanaan hidup, hal ini juga telah melanda dunia pendidikan. Sekolah-sekolah berlomba untuk menawarkan model pendidikan yang spektakuler sehingga menuntut siswa untuk bersaing demi memperoleh kepuasan, harga diri dan pengakuan “yang terbaik, terhebat” dengan mengikuti dan mempunyai semua kemajuan fasilitas teknologi yang canggih dan meniadakan sikap hidup yang bersahaja karena semua diperoleh dengan menghalalkan segala cara. Tidak tertinggal, anak-anak pada masa kini pun terbawa arus untuk mengembangkan sikap dan gaya hidup yang modern berdampak negative dengan kecanggihan teknologi dan penawaran-penawaran yang serba instant. Beberapa contoh jelas nyata disekitar kita; anak-anak sekolah memaksa orang tua untuk menyiapkan fasilitas-fasilitas yang sebenarnya belum sepantasnya dimilki/digunakan seperti mobil, ponsel pintar yang canggih dll (terkadang orang tua tidak dapat memenuhi). Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus… Dialog antara seorang muda yang kaya dengan Tuhan Yesus memberikan gambaran yang sangat jelas bagaimana kecintaan seorang muda dengan harta kekayaannya melebihi cintanya kepada kehidupan di dalam Tuhan (ayat 22). Tuhan Yesus dengan jelas mengajarkan bahwa untuk memperoleh kehidupan yang sejati juga harus dibangun dalam dunia pada masa kini dengan kesederhanaan dan kesahajaan yaitu tidak bergantung kepada harta kekayaan. Seorang muda yang kaya “merasa” telah melakukan semua “perbuatan baik” dan sudah melakukan semua isi hukum Taurat, apakah itu semua telah cukup ?? … tidak, Tuhan Yesus melihat motivasi dan isi hati seorang muda yang enggan untuk meninggalkan harta kekayaannya dan mengikut Tuhan. Seorang muda telah dibutakan oleh kekayaanya dan enggan untuk memiliki gaya hidup sederhana dan bersahaja. Apakah memiliki kekayaan yang berlimpah salah ? tidak, Allah tidak menolak anak-anaknya untuk hidup dengan berlimpah kekayaan tetapi Allah juga tidak menciptakan kemiskinan. Akan tetapi bagaimana orang percaya baik kaya
~ 42 ~
(materi) maupn miskin (materi) hati dan hidupnya tidak terikat pada unsur kekayaan, tetapi hati dan hidupnya terikat kepada TUhan Yesus yang empunya kehidupan. Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus… Jadi kehidupan orang percaya haruslah mencerminkan sikap hidup dan karakter yang sederhana dan bersahaja dalam kehidupan sehingga dapat terus bertumbuh secara iman, berbuah dan menjadi berkat bagi sesamanya. Amin. ( Purwa) Liturgi: 1. Nyanyian KJ 454 2. Doa Pembuka 3. Nyanyian KJ 364 4. Renungan 5. Nyanyian PKJ 171 6. Doa Syafaat 7. Nyanyian PKJ 131
~ 43 ~
Pekan Pendidikan Kristen 2016 Jumat, 12 Agustus 2016 Panduan Sharing Kelompok di sekolah Bacaan :Roma 13:13-14 “Remaja di antara Hedonisme dan Keugaharian” Hedonisme merupakan penyakit yang ditimbulkan karena adanya virus hedon, hedonis merupakan sebutan kepada orang yang terkena penyakit hedonisme tersebut. Hedonisme itu sendiri adalah adalah prilaku yang men-Tuhan-kan kenikmatan dan kesenangan pribadi, kemewahan, dan kemapanan di atas segalanya. Semboyan “muda kaya, tua foya-foya, mati masuk sorga”. Disinyalir Hedonisme telah erat melekat dalam hidup kita. Kelekatan itu berupa seringnya kita terjebak dalam pola hidup Hedonis. Pola hidup seperti ini mudah kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari dimana orientasi hidup selalu diarahkan pada kenikmatan, kesenangan atau menghindari perasaanperasaan tidak enak. “Virus” hedon tidak hanya menyerang orang dewasa yang sudah bekerja, dari anak hingga orang tua tak luput dari ancaman virus ini. Generasi yang paling tidak aman/rentan terhadap sebutan hedonis adalah remaja. Paham ini mulai merasuki kehidupan remaja. Remaja sangat antusias terhadap adanya hal yang baru. Gaya hidup hedonis sangat menarik bagi mereka. Daya pikatnya sangat luar biasa, sehingga dalam waktu singkat munculah fenomena baru akibat paham ini. Fenomena yang muncul, ada kecenderungan untuk lebih memilih hidup enak, mewah, dan serba kecukupan tanpa harus bekerja keras. Titel “remaja yang gaul dan funky ” baru melekat bila mampu memenuhi standar tren saat ini. Yaitu minimal harus mempunyai handphone, lalu baju serta dandanan yang selalu mengikuti mode. Beruntung bagi mereka yang termasuk dalam golongan berduit, sehingga dapat memenuhi semua tuntutan kriteria tersebut. Akan tetapi bagi yang tidak mampu dan ingin cepat seperti itu, bisa jadi jalan pintaslah yang akan diambil. Selain lemahnya keyakinan dalam bidang agama, derasnya arus industrialisasi dan efek globalisasi juga merupakan factor yang tak terelakkan. Nilai-nilai yang dahulu dianggap tabu, kini dianggap biasa. Media komunikasi khususnya media iklan banyak bersinggungan dengan masalah etika dan moral. Bahkan melalui symbol-simbol imajinatif media komunikasi, manusia diarahkan untuk mengedepankan perasaan dan keinginan. Apa dampak buruknya “virus” hedon ini bagi remaja? Bersikap egois dan individualis, menjadi pemalas, terjebak dalam pergaulan bebas, cenderung konsumtif dan boros, hidup tidak bertanggung jawab, melakukan tindakan pencurian, menjadi pengedar narkoba sampai kriminalitas lain merupakan dampak dari seseorang yang terjerumus dalam hidup hedonis. Bagimana solusinya? Peran aktif dari semua komponen mulai dari kontrol keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat dan Negara harus dicoba dan dilakukan secara terus menerus untuk
~ 44 ~
menciptakan masa depan remaja Indonesia yang lebih baik. Penggalian dan pengenalan nilai-nilai luhur dan budaya Indonesia terutama hidup dalam “keugaharian” (kesederhanaan, kepolosan, kejujuran, rasa berkecukupan) perlu menjadi hal yang penting dalam etika sosial. Sejak dini ditanamkan rasa untuk dekat pada Tuhan agar anak tidak mudah tergoda dengan iming-iming kenikmatan dunia. Ajarkan hidup sederhana dimana mengutamakan kebutuhan dibanding keinginan yang bersifat konsumtif. Tanamkan rasa syukur untuk setiap keadaan khususnya untuk apa yang telah mereka miliki. Beri pengertian pada anak bahwa harta bukanlah segala-galanya sehingga tidak perlu iri kepada yang lain dan bersikap serakah. Latihlah anak bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Awasi pergaulan mereka sebab pergaulan buruk dapat merusakkan kebiasan yang baik. Tetapi semua akan berhasil jika orang tua memberi teladan yang baik. Pertanyaan diskusi:
1. Apakah hedonisme itu? 2. Apa bentuk hedonism yang sedang terjadi di lingkungan sekolah? Dan apa dampaknya? 3. Jika ditinjau dari Roma 13:13-14, apa pendapat anda? ( Mrn)
~ 45 ~
PEKAN PENDIDIKAN KRISTEN 2016 Hari: Sabtu, 13 Agustus 2016 Panduan Aktivitas Sekolah Latar Belakang Pikiran Pokok yang dikaji dalam persidangan MPL PGI 2016 di Parapat Sumatera Utaraadalah: “Spiritualitas Keugaharian: Tumbuh Bersama Memelihara Keragaman”. Spiritualitas keugaharian, yaitu sebuah kebijaksanaan hidup bahwa rahmat Tuhan cukup untuk semua ciptaan-Nya. Kita didorong mengendalikan diri dan hidup sederhana, dalam semangat kecukupan, dan bersedia berbagi dengan orang lain agar semua mengalami kehidupan yang baik. Spiritualitas keugaharian ini mendorong kita untuk terus mengembangkan kehandalan kualitas hidup dan pelayanan gereja dalam masyarakat Indonesia, sambil memelihara semangat berbagi dan solidaritas, terutama dengan mereka yang paling lemah dalam hidup bersama, yaitu kaum marjinal dan tertindas. Dengan latar belakang diatas kita diingatkan hidup berbagi dan peduli sehingga juga melakukan kegiatan tentang kepedulian dengan melakukan perkunjungan ke Panti Asuhan dan atau Panti Jompo Nama Kegiatan yang dilakukan sekolah Adapaun nama kegiatan ini adalah Hidup Berbagi kepada sesama, metode Kunjungan ke Panti asuhan atau Panti Jompo.
dengan
Tujuan Perkunjungan; 1. Hidup untuk saling menguatkan yaitu supaya para asuhan yang ada di dalam panti atau Panti Jompo mendapatkan dukungan semangat dari anak-anak dan sekolah 2. Hidup saling Peduli, supaya anak-anak meningkatkan hidup peduli kepada para asuhan di panti. 3. Hidup berbagi, supaya anak-anak dapat hidup berbagi kepada orang lain 4. Hidup bersyukur, supaya anak-anak dapat megucap syukur atas hidupnya, keluarganya dan sekolah. Hal-hal yang perlu disiapkan: 1. Oleh sekolah melakukan survey terhadap panti yang layak untuk dikunjungi. 2. Mengirimkan surat ke tempat yang dituju dengan mancamtumkan alasan-alasan perkunjungan, jumlah siswa dan guru yang berkunjung dan melakukan apa serta menyerahkan apa yang bisa dibantu terhadap panti. 3. Menyampaikan kepada murid atau siswa, hal-hal yang bisa mereka bawa untuk keperluan sehari-hari di panti asuhan.
~ 46 ~
4. Tata ibadah yang bersifat umum karena yang hadir pada umumnya tidak semua yang beragama Kristen, kecuali ke panti asuhan Kristen. Penugasan Kepada Siswa atau murid. Sebelum melakukan perkunjungan para siswa diajak untuk berbagi dan peduli kepada sesama dengan membawa dan mempersiapkan keperluan sehari hari. Misalnya: - Kelas satu – kelas 2 SD membawakan Satu buku tulis, satu pulpen dan satu Pensil - Kelas 4-5 SD membawakan perlengkapan mandi, misalnya: kotak sabun mandi dan sikat gigi - Kelas 5 SD membawakan bedak Talk dan satu gayung. - Kelas satu SMP membawakan satu sabun mandi dan satu sikat gigi. - Kelas dua SMP membawakan Handuk kecil - Kelas tiga SMP membawakan Shampo dan Autan atau sabun cuci ¼ kilogram. - Para Guru menyiapkan Snac atau makan siang kepada anak-anak Panti atau Panti Jompo. Catatan: 1. Jika berkunjung ketempat-tempat panti, atau tempat marginal hendaknya juga membawakan bantuan makanan dan minuman, jangan dengan tangan kosong. Dan perlu diperhatikan bantuan bukan hanya kepada para asuhan, tetapi memberikan juga bingkisan untuk pembina atau kakak pengasuh yang ada di Panti) 2. Memberi sesuatu yang baik, pantas, layak dan sebaiknya ” barang baru”, jangan yang bekas apalagi barang yang sudah ada cacatnya. 3. Tunjukkan sikap sopan, menghormati dan menghargai anak-anak panti atau orang tua di Panti Jompo. 4. Menjaga perkataan jangan sampai menyinggung perasaan mereka, karena mereka akan semakin terluka. (Misalnya: Wah pantinya sempit banget, kalo tidur kayak ikan teri dong? Kasihan. Atau: “ Wah Kandangnya begini ya?” (walapun mereka seperti di dalam kandang tetapi istilah kandang itu untuk binatang dan bukan untuk manusia, jadi tetap dikatakan : (kamar atau Blok). 5. Acara tidak bertele-tele, namun singkat padat dan jelas (kisaran waktu, acara dari awal sampai akhir 45-90 Menit. Contoh Acara Perkunjungan ke Panti Asuhan 1. Pembukaan (Seorang MC mengajak berkumpul dan menjelaskan Agenda acara perkunjungan) 2. Doa (dipimpin oleh Pdt atau kepala sekolah) 3. Nyanyian (Peserta diajak bernyanyi yang syair lagunya tentang hidup semangat, berbagi dan kekeluargaan)
~ 47 ~
4. Firman atau Renungan singkat sekitar 15- 20 menit. (Jika tempat yang dikunjungi adalah Panti asuhan yang kristen) 5. Sambutan dari Ketua rombongan, sambutan dari Kepala Panti 6. Serah terima Bantuan ( Bantuan dalam bentuk simbolis) 7. Nyanyi atau Permainan singkat ( Lagu yang dipilih tentang kebersamaan) 8. Penutup dan Doa 9. Foto Bersama 10. Makan bersama (HST)
~ 48 ~