BAB I Pengenalan Perangkat Lunak CAD/CAM dan Mastercam versi 9 CAD/CAM adalah singkatan dari Computer- Aided Design and ComputerAided Manufacturing. Aplikasi CAD/CAM digunakan untuk mendesain suatu bagian mesin dan membuat program CNC untuk proses pemesinannnya (MasterCam, 2008:1). Terdapat banyak perangkat lunak CAD/CAM yang beredar di pasaran, antara lain: Emcodraft CadCam, MasterCam, BobCam, DelCam, dan SolidCam. Pada buku ini akan dibahas penggunaan perangkat lunak Mastercam dan pembuatan program CNC untuk mesin bubut CNC dan mesin frais CNC. Perangkat lunak Mastercam adalah perangkat lunak yang dikembangkan oleh CNC Software, Inc dari Amerika Serikat. Mastercam adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menggambar (design) dan membuat program CNC. Program CNC yang dibuat digunakan untuk memprogram mesin bubut (lathe), mesin frais (mill) dan mesin wire cutting. Mastercam versi 9 terdiri dari empat buah program tersebut. Perangkat lunak mastercam memungkinkan pengerjaan mendesain, kemudian merencanakan proses pembuatannya melalui simulasi baik untuk mesin bubut, frais, maupun wire cutting dilaksanakan secara berurutan atau simultan. Proses menggambar benda kerja pada Mastercam 9 dapat dilakukan pada program mastercam design atau pada Lathe 9, Mill 9, atau Wire 9. Tampilan ikon program (shortcut) Mastercam dibuat tersendiri untuk keperluan menggambar (design), proses bubut (lathe), proses frais (mill) dan proses wire cutting seperti Gambar 1.1. Eksekusi program dilakukan dengan cara klik dua kali pada gambar ikon program yang akan dijalankan.
Gambar 1.1. Program Mastercam untuk Design 9, Lathe 9, Mill 9 dan Wire 9
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
1
Program Design 9 digunakan untuk membuat gambar rancangan atau gambar kerja beserta dimensi- dimensi benda kerjanya. Contoh gambar yang dihasilkan dari proses menggambar pada program design dapat dilihat pada Gambar 1.2. Nama-nama bagian-bagian menu utama dapat dilihat juga pada Gambar 1.2 tersebut.
Menu toolbar
Menu utama
Gambar
Sumbu koordinat
Gambar 1.2. Menu utama mastercam Design9 dengan gambar yang dihasilkan
Program Lathe 9 digunakan untuk menggambar kontur benda kerja bubut, dan merencanakan proses pemesinannya melalui simulasi di layar komputer serta membuat program CNC (kode G) dengan post processor. Tampilan program Lathe 9 dan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 1.3. Program mastercam Mill 9 digunakan untuk menggambar benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais, dan merencanakan proses pemesinannya melalui simulasi di layar komputer serta membuat program CNC (kode G) dengan post processor. Tampilan program Mill 9 dan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 1.4.
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
2
Gambar 1.3. Program mastercam Lathe 9 dan hasil simulasi program proses bubut
Gambar 1.4. Program mastercam Mill 9 dan hasil simulasi program proses frais Selain mastercam versi 9, pada buku ini juga dibahas program mastercam versi X. Mastercam versi X ini adalah versi sesudah versi 9. Ada beberapa perubahan yang dilakukan oleh pihak pembuat perangkat lunak mastercam untuk versi X ini, antara lain: tampilan menu menyesuaikan dengan tampilan menu versi windows, program menggambar dan simulasi pemesinan bubut, frais dan wire dijadikan satu, perbaikan pada tampilan toolbar, dan perbaikan pada beberapa proses pemesinan
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
3
bubut maupun frais. Selain itu mastercam X bisa juga digunakan untuk router, 5 axis, dan art. Walaupun demikian, cara mengoperasikan mastercam 9 dan mastercam X dapat dikatakan 80% sama, artinya seseorang yang telah menguasai mastercam 9 akan dengan mudah belajar mengoperasikan mastercam versi X. Selain dari itu, file gambar maupun program CNC yang dibuat dengan menggunakan mastercam 9 dapat dijalankan di mastercam X. Tampilan antar muka mastercam X dapat dilihat pada Gambar 1.5 di bawah.
Gambar 1.5. Antar muka (interface) mastercam X3
Pengetahuan atau kemampuan yang harus dikuasai untuk dapat menggunakan perangkat lunak mastercam ini adalah: (1) kemampuan mengoperasikan komputer dengan sistem operasi windows, (2) kemampuan membaca gambar kerja, (3) menguasai teori dan praktik proses pemesinan bubut CNC dan frais CNC, dan (4) kemampuan melakukan pengukuran menggunakan alat ukur presisi. Pada Bab II akan dibahas mengenai mesin CNC dan pemrogramannya yang dapat menjadi dasar pengetahuan untuk mengoperasikan perangkat lunak mastercam. Pembahasan secara mendetail mengenai pengoperasian program mastercam Lathe dan Mill akan dibahas mulai Bab III sampai Bab V.
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
4
BAB II MESIN PERKAKAS CNC A. Mesin Bubut CNC Mesin perkakas CNC (Computer Numerical Controlled) adalah mesin perkakas yang dalam pengoperasian proses pemotongan (cutting) benda kerja oleh pahat/alat potong dibantu dengan kontrol numerik dengan menggunakan komputer. Arah gerakan pahat pada mesin perkakas CNC disepakati menggunakan sistem koordinat. Sistem koordinat pada mesin bubut CNC (Gambar 2.1) adalah sistem koordinat kartesian dengan dua sumbu yaitu sumbu X , dan sumbu Z. Sistem koordinat mesin (MCS=Machine Coordinate System) tersebut bisa dipindah-pindah titik nolnya untuk kepentingan pelaksanaan seting, pembuatan program CNC dan gerakan pahat. Titik- titik nol yang ada pada mesin bubut CNC adalah titik nol Mesin (M), dan titik nol benda kerja (W).
Gambar 2.1. Sistem koordinat pada mesin bubut CNC (MCS), dan titik nol yang ada di mesin bubut CNC ( Siemens,2003 ; MTS.,1999)
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
5
Sumbu X didefinisikan sebagi sumbu yang tegak lurus terhadap sumbu spindel mesin bubut. Arah positif sumbu X adalah arah yang menjauhi sumbu spindel. Sumbu Z adalah sumbu yang sejajar dengan sumbu spindel dan arah positif adalah arah yang menjauhi kepala tetap mesin bubut. Untuk kepentingan pembuatan program CNC digunakan sistem kordinat benda kerja (Workpiece Coordinate System= WCS) Pemrograman
dapat
dilakukan
menggunakan sistem koordinat absolut dengan nama sumbu (X,Z) atau sistem koordinat inkremental dengan nama sumbu (U,W), atau campuran antara absolut dan inkremental (X/U, U/Z). Pada waktu membuat program dengan sistem koordinat absolut harap diingat bahwa sumbu X adalah harga diameter. B. Kode pemrograman untuk mesin bubut CNC Agar dapat menulis program CNC dan memahami apa yang ditulis, maka berikut ini dipaparkan mengenai dasar- dasar pemrograman CNC dan kode-kode instruksi pemrograman CNC. Hal ini harus dipahami lebih dahulu sebagai dasar pemahaman penulisan program CNC. 1) Struktur program Program CNC terdiri dari blok (block)
yang berurutan. Setiap blok
merupakan langkah pemesinan. Perintah/Instruksi ditulis dalam satu blok dalam bentuk kata-kata (words). Blok terakhir dari urut- urutan tersebut berisi kata khusus untuk mengakhiri program yaitu M2. Tabel 2.1. Struktur program
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
6
2) Setiap program memiliki nama sendiri. Ketika membuat suatu program CNC, nama program bisa ditentukan sendiri oleh pembuat dengan ketentuan sebagai berikut :
Dua karakter pertama harus merupakan huruf, selanjutnya huruf, angka-angka, atau underscore boleh dipakai
Jangan menggunakan lebih dari 8 karakter
Jangan menggunakan tanda pisah (-) Contoh nama program : FRAME521
Ketentuan tersebut berlaku untuk mesin CNC dengan sistem kontrol sinumerik, sedangkan untuk mesin CNC dengan sistem kontrol yang lain disesuaikan dengan karakteristik masing- masing. 3) Struktur kata dan addres adalah seperti Gambar di bawah Satu kata terdiri dari addres dan harga (value). Addres berupa huruf kapital dan harga berupa angka (lihat Gambar 2.2).
Gambar 2.2. Struktur kata 4) Jumlah karakter pada addres Satu kata boleh berisi beberapa huruf addres. Akan tetapi dalam kasus ini, tanda sama dengan “=” harus disisipkan untuk menunjukkan harga dari angkanya terhadap huruf addres yang dimaksud. Contoh : CR=5.23 5) Struktur blok Suatu blok instruksi (block instructions) sebaiknya berisi semua data yang diperlukan untuk melaksanakan satu langkah pemesinan. Blok biasanya terdiri dari beberapa kata dan selalu diakhiri dengan the end of-block character “LF” (line feed). Karakter
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
7
tersebut akan muncul dengan sendirinya ketika tombol return atau input ditekan ketika kita menulis program. Dalam satu blok jumlah karakter maksimal 127 buah.
Gambar 2.3. Diagram struktur blok/baris program Pada kontrol CNC Sinumerik 802 S/C nomer program tidak harus ada, akan tetapi sebaiknya kita menulis nomer program agar mudah mengeditnya. 6) Urut- urutan kata Ketika satu blok terdiri dari lebih dari satu pernyataan, kata-kata dalam satu blok harus diatur dengan urutan sebagai berikut : N... G... X... Z... F... S... T... D... M... Pilihlah nomer blok dengan langkah 5 atau 10. Dengan demikian kita masih memiliki tempat untuk menyisipkan beberapa blok lagi, jika nantinya ada kesalahan atau blok program kurang. 7) Blok diabaikan (Block skipping) Blok program yang tidak dikerjakan ketika menjalankan program CNC ditandai dengan tanda garis miring “ / ” di depan nomer blok. Sewaktu program dikerjakan oleh mesin, maka blok yang diawali dengan tanda “ / ” dilewati atau diabaikan, program yang dikerjakan adalah pada blok selanjutnya. 8) Komentar/ catatan (comment/remark) Catatan dapat digunakan untuk menjelaskan pernyataan dari blok program . Komentar ditampilkan bersama dengan isi program yang lain dari satu blok yang sedang tampil.
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
8
Contoh Program :
N10 ; G&S Order No. 12A71 N20 ; Pump part 17, Drawing No.: 123 677 N30 ; Program created by Mr. Adam Dept. TV 4 N50 G17 G54 G94 F470 S20 T1 D0 M3 ; Blok Utama N60 G0 G90 X100 Z2 N70 G0 X98 N80 G1 Z-50 /N90 X102 ;Blok yang diabaikan N100 X104 N110 G0 Z2 N120 X145 Z5 N130 M5 N140 M2 ;Program berakhir
Kode-kode instruksi untuk pembuatan program CNC (Kode G, M,F, T, D, S,LCYC) yang sering digunakan di sini akan dijelaskan sesuai urutan penggunaan kode yang digunakan dalam suatu program CNC. Penjelasan dan gambar yang digunakan diambil dari buku Referensi yang dibuat oleh perusahaan Siemens (2003) untuk sistem kontrol sinumerik. Ringkasan Instruksi yang digunakan secara ringkas dijelaskan di bawah. 1) G54, pencekaman benda kerja dan pergeseran titik nol mesin ke titik nol benda kerja. Pergeseran titik nol memberitahukan secara pasti titik nol benda kerja dari titik nol mesin. Pergeseran ini dihitung setelah benda kerja dicekam pada pencekam di mesin dan harus diisikan pada parameter titik nol (zero offset). Pergeseran titik nol diaktifkan melalui program CNC dengan menuliskan G54 (lihat gambar di bawah), atau pergeseran titik nol yang lain, misalnya G55, G56, atau G57. Format : N... G54; berarti titik nol benda kerja diaktifkan N...
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
9
Gambar 2.4. Pemindahan titik nol dari M ke W 2) G90 , pemrograman menggunakan koordinat absolut Apabila di awal program CNC ditulis G90, maka pemosisian pahat yang diperintahkan menggunakan koordinat absolut dari titik nol benda kerja. Titik nol benda kerja adalah sebagai titik nol absolut atau (0,0,0). Lihat gambar di bawah untuk memahami hal tersebut.
Gambar 2.5. Pengukuran absolut dan incremental Format : N.. G90 ; berarti sistem pengukuran absolut diaktifkan N… N… G91 ; berarti sistem kordinat yang digunakan adalah incremental. Kode G91 berarti sistem pengukuran yang digunakan menggunakan koordinat relatif atau incremental. Pergeseran pahat diprogram dari tempat pahat berada ke posisi berikutnya. Titik nol (0,0,0) berada di ujung sumbu pahat. G91 biasanya digunakan di awal sub rutin (sub program).
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
10
3) T, pemanggilan pahat Pahat yang digunakan dipilih dengan menuliskan kata T diikuti nomer pahat, misalnya T1, T2, T3. Nomer pahat bisa dari angka bulat 1 sampai 32000. Di sistem kontrol maksimum 15 pahat yang bisa disimpan pada waktu yang sama. Apabila akan mengganti pahat, maka pada program CNC ditulis T diikuti angka nomer pahat yang dimaksud. Format : N.... N... T1; berarti pahat 1 diaktifkan N... N… T4 ; berarti pahat diganti dengan pahat 4. 4) D, mengaktifkan kompensasi pahat Beberapa pahat memiliki panjang dan diameter yang berbeda. Untuk mengaktifkan perbedaan tersebut, maka sesudah menulis nomer pahat (misalnya T1), kemudian diikuti D dengan nomer kompensasi yang dimaksud. Harga kompensasi pahat disimpan pada parameter tool correction (lihat gambar di bawah). Harga D adalah antara 1 sampai 9 tergantung bentuk pahat yang digunakan. Pada program CNC. apabila D tidak diprogram, maka harga D yang digunakan adalah D1, apabila D0 berarti pergeseran harga pahat tidak aktif.
Gambar 2.6. Pergeseran posisi pahat (tool offset) yang diperlukan
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
11
Gambar 2.7. Harga tool offset juga memerlukan data mengenai arah penyayatan ujung pahat. Harga arah penyayatan adalah 1 sampai 9. Format : N.... N... T1 D2; berarti pahat 1 dengan kompensasi 2 N... N... T5 D8; berarti pahat 5 dengan kompensasi 8.
5) G96 , G97 dan S, kecepatan potong konstan Fungsi G96 adalah untuk mengatur kecepatan potong. Apabila G96 ditulis kemudian diikuti S, berarti satuan untuk S adalah m/menit, sehingga selama proses pembubutan menggunakan kecepatan potong konstan. G97 berarti pengaturan kecepatan potong konstan OFF, sehingga satuan S menjadi putaran spindel konstan dengan saruan putaran per menit (rpm). Format : N… G96 S120 LIMS=… F…; kecepatan potong konstan 120 m/menit N… N… G97 ; kecepatan potong konstan OFF Catatan : LIMS berarti batas atas putaran spindel. Apabila menggunakan G96 harus diprogram harga putaran maksimal, karena untuk G96 putaran spindel akan bertambah cepat
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
12
ketika diameter mengecil dan menjadi tidak terhingga ketika diameternya 0 (misalnya pada proses facing). Harga F yang digunakan akan ikut terpengaruh apabila menggunakan G95 dengan satuan mm/putaran. Untuk mengaktifkan jumlah putaran spindel mesin frais CNC digunakan S diikuti dengan harga kecepatan potong dalam satuan meter/menit. Arah putaran spindel mengikuti perintah kode M, yaitu M3 putaran searah jarum jam, dan M4 putaran berlawanan arah jarum jam. Sedangkan perintah M5 putaran spindel berhenti. Format : N... M3 N... G97 S1500; berarti putaran spindel searah jarum jam 1500 rpm. N...
6) F, gerak makan Gerak makan F adalah kecepatan pergerakan pahat yang berupa harga absolut. Harga gerak makan ini berhubungan dengan gerakan interpolasi G1, G2, atau G3 dan tetap aktif sampai harga F baru diaktifkan pada nomer blok berikutnya di program CNC. Satuan untuk F ada dua yaitu mm/menit apabila sebelum harga F ditulis G94, dan mm/putaran apabila ditulis G95 sebelum harga F. Satuan mm/putaran hanya dapat berlaku apabila spindel berputar. Format : N.... N... G94 F100; berarti harga gerak makan 100 mm/menit N... M3 S1000 N... G95 F2; berarti gerak makan 2 mm/putaran
7) G0, gerak cepat lurus G0 berfungsi untuk menempatkan (memposisikan) pahat secara cepat dan tidak menyayat benda kerja. Semua sumbu bisa bergerak secara simultan sehingga menghasilkan jalur lurus (lihat gambar di samping). Perintah G0 akan selalu aktif sebelum dibatalkan oleh perintah dari kelompok yang sama, misalnya G1, G2, atau G3.
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
13
Gambar 2.8. Gerak cepat dengan G0 Format : N... N... G0 X40 Z25; gerak cepat aktif menuju koordinat yg ditulis N...
8) G1, interpolasi lurus dengan gerak makan tertentu Fungsi dari perintah G1 adalah menggerakkan pahat dari titik awal menuju titik akhir dengan gerakan lurus. Kecepatan gerak makan ditentukan dengan F. Semua sumbu dapat bergerak bersama (lihat gambar di bawah). Perintah G1 tetap aktif (modal) sebelum dibatalkan oleh perintah dari kelompok yang sama (G0, G2, G3).
Gambar 2.9. Gerak interpolasi lurus G1 Format : N... G0 X20 Z-40 N... G1 X30 Z-60 F20 ; berarti pahat bergerak lurus menuju N... G1 Z-72 ; berarti pahat bergerak lurus menuju N...
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
14
9) G2 dan G3, gerakan interpolasi melingkar Perintah G2 atau G3 berfungsi untuk menggerakkan pahat dari titik awal ke titik akhir mengikuti gerakan melingkar. Arah gerakan ada dua macam yaitu G2 untuk gerakan searah jarum jam, dan G3 untuk berlawanan arah jarum jam (lihat gambar di bawah). Gerak makan pahat menurut F yang diprogram pada baris sebelumnya. Format : N... N... G2 X... Z... I5 K-1; bergerak melingkar ke (X,Z) dengan titik pusat di (5,1) dari titik awal gerak pahat N... G2 X... Z...CR=10; bergerak melingkar ke (X,Z) dengan radius 10 N...
Gambar 2.10. Gerak interpolasi melingkar G2 dan G3
10) G41, G42, G40, kompensasi pahat Kompensasi radius pahat akan aktif apabila ditulis G41/G42. G41 adalah kompensasi radius kiri, sedangkan G42 adalah kompensasi radius kanan. G40 adalah membatalkan kompensasi radius atau tanpa kompensasi.
Gambar 2.11. Kompensasi pahat G40 G41
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
15
Format : N... G0 X... Y... Z... N... G42
; berarti kompensasi radius pahat kanan diaktifkan
N... G1 X... Y... N... N... G40
; berarti kompensasi dibatalkan
11) M2, M3, M4, M5, M8, M9, fungsi tambahan Kode M ini adalah kode untuk fungsi tambahan. Arti beberapa kode M tersebut adalah : M2 = program berakhir M3 = spindel ON dengan putaran searah jarum jam M4 = spindel ON dengan putaran berlawanan arah jarum jam M5 = spindel OFF M8 = coolant ON M9 = coolant OFF. Format : N... N... M3
; berarti spindel putar arah kanan
N... N... M5
; berarti spindel OFF
N... M2
; program berakhir
12) G33, pembuatan ulir dengan kisar konstan Fungsi dari G33 adalah membuat beberapa jenis ulir dengan kisar konstan berikut :
Ulir pada benda silindris
Ulir pada benda berbentuk tirus
Ulir luar dan ulir dalam
Ulir dengan titik awal tunggal maupun ganda
Ulir Multi-blok (ulir yang bersambung)
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
16
Fungsi pembuatan ulir ini memerlukan spindel dengan sistem pengukuran posisi. G33 tetap aktif sampai dibatalkan oleh instruksi dari kelompok yang sama yaitu G0, G1, G2, dan G3. Jenis ulir kanan atau kiri bisa dibuat dengan G33, proses tersebut diatur dengan arah putaran spindel yaitu M3 untuk ulir kanan dan M4 untuk ulir kiri. Jumlah putaran spindel diatur dengan kode S. Pada waktu membuat ulir harus diperhatikan bahwa titik awal penyayatan dan titik akhir penyayatan pada titik yang sama. Format :
Untuk ulir silindris N... G0 X... Z... N... G33 Z.... K... N....
Untuk ulir tirus (sudut tirus kurang dari 450) N... G0 X... Z... N... G33 Z.... X.... K...
;
N....
Untuk ulir tirus (sudut tirus lebih dari 450) N... G0 X... Z... N... G33 Z.... X.... I...
;
N.... Untuk ulir melintang N... G0 X... Z... N... G33 ... X.... I...
;
N.... Penjelasan untuk pembuatan ulir tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.12 . Harap diperhatikan bahwa G33 bukan siklus pembuatan ulir, tetapi gerakan pemotongan ulir sekali jalan dengan kisar konstan.
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
17
Gambar 2.12. Pemrograman pembuatan ulir dengan G33 C. Mesin Frais CNC Mesin Frais CNC yang digunakan dalam bahasan ini adalah Mesin Frais CNC yang menggunakan Sistem Kontrol Sinumerik 802S atau 802C base line. Bagian-bagian utama mesin frais CNC, panel kontrol mesin CNC dan tata nama sumbu koordinat dijelaskan pada deskripsi materi di bawah ini. 1) Bagian-bagian Utama Mesin Frais CNC Mesin Frais CNC pada dasarnya memiliki bagian-bagian utama yang sama dengan mesin frais konvensional (manual). Bagian utama mesin frais adalah meja mesin untuk menempatkan pemegang benda kerja, spindel, pemegang alat potong, dan panel kontrol. Gambar skematis mesin frais CNC adalah seperti Gambar 2.13 berikut.
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
18
Panel kontrol
magazine
Spindel dan pemegang alat potong
Meja/table
Ragum dan benda kerja
Gambar 2.13. Gambar skematis mesin frais CNC dan nama bagian-bagian utamanya Meja mesin frais berfungsi untuk meletakkan pemegang benda kerja. Spindel adalah sumbu utama mesin frais yang digunakan untuk menempatkan pemegang alat potong. Panel kontrol berfungsi sebagai pusat pengontrolan gerakan alat potong mesin frais, gerakan meja mesin frais, serta pengaturan arah dan jumlah putaran spindel. Mesin frais CNC memungkinkan penggunaan alat potong lebih dari satu buah dan penggantian alat potong secara otomatis, sehingga alat potong yang akan digunakan ditempatkan di magazine. Beberapa Mesin frais CNC tidak dilengkapi dengan magazine, sehingga penggantian alat potong dilakukan dengan manual. Beberapa mesin frais CNC dilengkapi dengan hand wheel yang digunakan untuk menggerakan alat potong pada mode manual. Gambar mesin frais CNC tanpa magazine dapat dilihat pada Gambar 2.14.
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
19
Spindel dan pemegang alat potong Panel kontrol ragum Hand wheel
Gambar 2.14. Mesin frais CNC GSK tanpa magazine, untuk penggantian alat potong dilakukan secara manual. 2) Tata Nama Sumbu Koordinat pada Mesin Frais CNC Mesin perkakas CNC adalah mesin perkakas yang dalam pengoperasian proses pemotongan benda kerja oleh alat potong dibantu dengan kontrol numerik berbasis komputer atau CNC (Computerized Numerical Control).
Untuk
menggerakkan alat potong pada mesin perkakas CNC digunakan sistem koordinat. Sistem koordinat yang digunakan pada mesin perkakas CNC adalah sistem koordinat segi empat (rectangular coordinate systems) dengan aturan tangan kanan seperti terlihat pada Gambar 2.15. Sumbu koordinat yang digunakan ialah sumbu X, sumbu Y dan sumbu Z. Sistem koordinat ini berfungsi untuk mendeskripsikan gerakan pada mesin sebagai gerakan relatif antara benda kerja dan alat potong. Pada mesin frais CNC sistem koordinat tersebut diterapkan untuk sistem koordinat mesin (MCS= Machine Coordinate System) dan sistem koordinat benda kerja (WCS= Workpiece Coordinate System). Sistem koordinat mesin yang diberi
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
20
simbol M adalah orientasi dari sistem koordinat pada mesin frais CNC. Titik nol (0,0,0) dari sistem koordinat ini dinamakan titik nol mesin (M). Titik nol mesin digunakan sebagai titik referensi, sehingga semua sumbu koordinat titik nolnya di sini. Sistem koordinat tersebut bisa dipindah-pindah titik nolnya untuk kepentingan pelaksanaan seting, pembuatan program CNC dan gerakan alat potong.
Gambar 2.15. Tata nama sumbu koordinat dan arah sumbu koordinat Sistem koordinat benda kerja diberi simbol W, adalah sistem koordinat yang digunakan untuk mendeskripsikan geometri dari benda kerja. Titik nol benda kerja dapat secara bebas dipindahkan oleh pembuat program CNC. Pembuat program CNC menggunakan sistem koordinat benda kerja untuk memerintah gerakan alat potong. Arah gerakan alat potong dibuat pada program CNC dengan asumsi bahwa pada waktu proses pemotongan alat potong yang bergerak, bukan benda kerjanya. Posisi M dan W dapat dilihat pada Gambar 2.16.
Gambar 2.16. Sistem koordinat pada mesin frais CNC, dan titik nol yang ada di mesin frais CNC ( Siemens,2003 ; MTS.,1999)
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
21
D. Program untuk mesin Frais CNC Agar dapat menulis program CNC dan memahami apa yang ditulis, maka berikut ini dipaparkan mengenai dasar- dasar pemrograman CNC dan kode-kode instruksi pemrograman CNC. Hal ini harus dipahami lebih dahulu sebagai dasar pemahaman penulisan program CNC. Struktur program CNC untuk mesin frais sama dengan struktur program mesin bubut CNC pada sub bab sebelumnya. Kode-kode instruksi untuk pembuatan program CNC (Kode G, M,F, T, D, S,LCYC) yang sering digunakan di sini akan dijelaskan sesuai urutan penggunaan kode yang digunakan dalam suatu program CNC pada mesin frais CNC. Kode program atau instruksi untuk pemrograman CNC dibagi dalam dua kelompok yaitu modal dan non modal. Kode program modal berarti kode program tersebut tetap aktif sampai dengan dibatalkan oleh kode program dari kelompok yang sama, misalnya G0 tetap aktif sampai blok program berikutnya dan akan dibatalkan oleh G1,G2, atau G3 di blok program berikutnya. Penjelasan dan gambar yang digunakan diambil dari buku Referensi yang dibuat oleh perusahaan Siemens (2003). Ringkasan Instruksi yang digunakan secara ringkas dijelaskan di bawah. 1) G54, G55, G56, dan G57, pencekaman benda kerja dan pergeseran titik nol mesin ke titik nol benda kerja. Pergeseran titik nol memberitahukan secara pasti titik nol benda kerja dari titik nol mesin. Pergeseran ini dihitung setelah benda kerja dicekam pada ragum di mesin dan harus diisikan pada parameter titik nol (zero point offset). Pergeseran titik nol diaktifkan melalui program CNC dengan menuliskan G54 (lihat gambar di bawah), atau pergeseran titik nol yang lain, misalnya G55, G56, atau G57.
Gambar 2.17. Pergeseran titik nol mesin (M) ke titik nol benda kerja (W)
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
22
Format : N... G54; berarti titik nol benda kerja diaktifkan N...
2) G90 pemrograman menggunakan koordinat absolut pemrograman menggunakan koordinat incremental
dan
G91
Apabila di awal program CNC ditulis G90, maka pemosisian alat potong yang diperintah menggunakan koordinat absolut dari titik nol benda kerja. Titik nol benda kerja adalah sebagai titik nol absolut atau (0,0,0). Lihat gambar di bawah untuk memahami hal tersebut. Apabila menggunakan sistem koordinat absolut, berarti semua perintah gerakan alat potong menuju koordinat tertentu dihitung dari koordinat (0,0,0), sehingga perintah bergerak menuju X10 Y20 Z30 berarti menuju koordinat (10,20,30). Kode G91 berarti sistem pengukuran yang digunakan menggunakan koordinat relatif atau incremental. Pergeseran alat potong diprogram dari tempat alat potong berada ke posisi berikutnya. Titik nol (0,0,0) berada di ujung sumbu alat potong. Perintah bergerak lurus ke X10, berarti alat potong bergerak 10 mm dari posisi alat potong sebelumnya.
Gambar 2.18. Pengukuran dengan sisitem koordinat absolut dan inkrimental Format : N.. G90 ; berarti sistem pengukuran absolut diaktifkan N… N… G91 ; berarti sistem kordinat yang digunakan adalah incremental. Contoh program 1, menggunakan sistem koordinat absolut:
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
23
N30 G90 N40 G0 X20 Y20
; berarti perintah bergerak menuju koordinat (20,20)
N50 X30 Y30 ; berarti perintah bergerak menuju koordinat (30,30) .....
Gambaran gerakan alat potong program di atas adalah seperti gambar di samping.
(30,30) N50 X (0,0)
N40 (20,20)
Posisi awal alat potong
Y
Contoh program 2, menggunakan sistem koordinat incremental: N30 G91 N40 G0 X20 Y20 ; berarti perintah bergerak menuju koordinat (20,20) dari posisi ; awal alat potong N50 X30 Y30 ; berarti perintah bergerak menuju koordinat (30,30) dari N40. ..... Gambaran gerakan alat potong adalah seperti gambar di bawah.
N50 X
3) T, pemanggilan alat potong
N40
Y Posisi awal alat potong
Alat potong yang digunakan dipilih dengan menuliskan kata T diikuti nomer alat potong, misalnya T1, T2, T3. Nomer alat potong bisa dari angka bulat 1 sampai 32000. Di sistem kontrol maksimum 15 alat potong yang bisa disimpan pada waktu yang sama. Apabila akan mengganti alat potong, maka pada program CNC ditulis T diikuti angka nomer alat potong yang dimaksud. Format : N.... N... T1; berarti alat potong 1 diaktifkan
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
24
N... N… T4 ; berarti alat potong diganti dengan alat potong 4. 4) D, mengaktifkan kompensasi alat potong Beberapa alat potong memiliki panjang dan diameter yang berbeda. Untuk mengaktifkan perbedaan tersebut, maka sesudah menulis nomer alat potong (misalnya T1), kemudian diikuti D dengan nomer kompensasi yang dimaksud. Harga kompensasi alat potong disimpan pada parameter tool correction/ tool compensation data (lihat gambar di bawah). Format : N.... N... T1 D1; berarti alat potong 1 dengan kompensasi 1 N... N... T5 D8; berarti alat potong 5 dengan kompensasi 8
Diisi radius alat potong
Gambar 2.19. Menu pengaturan kompensasi alat potong 5) S, putaran spindel Untuk mengaktifkan jumlah putaran spindel mesin frais CNC digunakan S diikuti dengan jumlah putaran per menit. Arah putaran spindel mengikuti perintah kode M, yaitu M3 putaran searah jarum jam, dan M4 putaran berlawanan arah jarum jam. Sedangkan perintah M5 putaran spindel berhenti. Format : N... M3 N... S1500; berarti putaran spindel searah jarum jam 1500 rpm.
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
25
N... Penentuan harga putaran spindel adalah berdasarkan kecepatan potong benda kerja. Kecepatan potong benda kerja dipengaruhi oleh material alat potong dan material benda kerja. Berikut diberikan contoh putaran spindel untuk alat potong dari HSS dengan berbagai bahan benda kerja yang sering digunakan. (sumber: http://www.southbaymachine.com/setups/cuttingspeeds.htm ). Tabel 2.1. Jumlah putaran spindel dalam Rpm untuk alat potong dari HSS Material Benda kerja
S (rpm) untuk alat potong HSS dengan diameter 6 mm
12 mm
25 mm
40 mm
50 mm
Low-Carbon Steel
1600
800
400
267
200
High-Carbon Steel
960
480
240
160
120
Aluminum
4000
2000
1000
667
500
Brass & Bronze
3200
1600
800
533
400
6) F, gerak makan Gerak makan F adalah kecepatan pergerakan alat potong yang berupa harga absolut . Harga gerak makan ini berhubungan dengan gerakan interpolasi G1, G2, atau G3 dan tetap aktif sampai harga F baru diaktifkan di program CNC. Satuan untuk F ada dua yaitu mm/menit apabila sebelum harga F ditulis G94, dan mm/putaran apabila ditulis G95 sebelum harga F. Satuan mm/putaran hanya dapat berlaku apabila spindel berputar. Harga satuan F secara default yang aktif adalah mm/menit. Format : N.... N... G94 F300; berarti harga gerak makan 300 mm/menit N... M3 S1000 N... G95 F2; berarti gerak makan 2 mm/putaran. Harga gerak makan (F) dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: material benda kerja, material alat potong, kedalaman potong, kehalusan permukaan akhir,
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
26
bentuk alat potong, dan kondisi pemotongan yang digunakan. Berikut disampaikan tabel gerak makan (F) sebagai harga pendekatan gerak makan.
Tabel 2.2. Gerak makan (F) untuk berbagai kedalaman potong dan material benda kerja untuk beberapa diameter alat potong (End Mill) Kedalaman potong 0,25” (6 mm)
Kedalaman potong 0,05” (1,25 mm) Material Benda kerja
Diameter alat potong 3 mm
10 mm
12,5 mm
10 mm
18 mm
Plain Carbon Steels
0,0012-0,025 0,050-0,075
0,075-0,1
0,025-0,050
0,050-0,1
High Carbon Steel
.0003-0,025
0,025-0,075
0,050-0,1
.0003-0,025
0,025-0,1
Tool Steel
0,0012-0,025 0,025-0,075
0,050-0,1
0,025-0,050
0,075-0,1
Cast Aluminum Alloy 0,050
0,075
0,125
0,075
0,2
Cast Aluminum -Hard 0,025
0,075
0,125
0,075
0,150
Brasses & Bronzes
0,0012-0,025 0,075-0,1
0,1-0,150
0,050-0,075
0,1-0,150
Plastics
0,050
0,125
0,075
0,2
0,1
Catatan: harga gerak makan adalah mm/gigi, sehingga harga gerak makan untuk alat potong harus dikalikan jumlah sisi potong (gigi). Harga F = harga F tabel x jumlah sisi potong x S
7) G0, gerak cepat lurus G0 berfungsi untuk menempatkan (memposisikan) alat potong secara cepat dan tidak menyayat benda kerja. Semua sumbu bisa bergerak secara bersama (simultan), sehingga menghasilkan jalur lurus (lihat gambar di samping). Perintah G0 akan selalu aktif sebelum dibatalkan oleh perintah dari kelompok yang sama, misalnya G1, G2, atau G3. Format : N... N... G0 X-15 Y-15 Z15; gerak cepat aktif menuju koordinat yg ditulis N...
Gambar 2.20. Gerak cepat lurus G0
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
27
8) G1, gerak interpolasi lurus dengan gerak makan tertentu Fungsi dari perintah G1 adalah menggerakkan alat potong dari titik awal menuju titik akhir dengan gerakan lurus. Kecepatan gerak makan ditentukan dengan F. Semua sumbu dapat bergerak bersama untuk menuju titik yang diprogramkan (lihat gambar di bawah). Perintah G1 tetap aktif sebelum dibatalkan oleh perintah dari kelompok yang sama (G0, G2, atau G3).
Gambar 2.21. Gerak interpolasi lurus Format : N... G0 X20 Y40 Z2 N... G1 Z-10 F20 ; berarti alat potong bergerak lurus menuju Z-10 N... G1 X40 Y48 Z-12 ; berarti alat potong bergerak lurus menuju (40,48,-12) N... 9) G2 dan G3, gerak interpolasi melingkar Perintah G2 atau G3 berfungsi untuk menggerakkan alat potong dari titik awal ke titik akhir mengikuti gerakan melingkar. Arah gerakan ada dua macam yaitu G2 untuk gerakan searah jarum jam, dan G3 untuk berlawanan arah jarum jam (lihat gambar di bawah). Gerak makan alat potong menurut F yang diprogram pada baris sebelumnya. Format : N... N... G2 X... Y... I5 J-1; bergerak melingkar ke (X,Y) dengan titik pusat di (5,1) dari titik awal gerak alat potong N... G2 X... Y...CR=10; bergerak melingkar ke (X,Y) dengan radius 10 N...
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
28
Gambar 2.22. Gerak interpolasi melingkar 10) G41, G42, G40, kompensasi alat potong kiri dan kanan
Gambar 2.23. Kompensasi radius alat potong Kompensasi radius alat potong akan aktif apabila ditulis G41/G42. G41 adalah kompensasi radius kiri, sedangkan G42 adalah kompensasi radius kanan. G40 adalah membatalkan kompensasi radius atau tanpa kompensasi. Kompensasi radius kanan adalah apabila alat potong bergeser ke bagian kanan garis kontur yang dipotong sejauh radius alat potong (lihat gambar di samping). Untuk mengidentifikasi arah kompensasi, maka pandangan kita searah dengan arah pemotongan. Kompensasi radius kiri adalah apabila alat potong bergeser ke bagian kiri garis kontur yang dipotong sejauh radius alat potong. Format : N... G0 X... Y... Z... N... G42
; berarti kompensasi radius alat potong kanan diaktifkan
N... G1 X... Y...
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
29
N... N... G40
; berarti kompensasi dibatalkan
11) M2, M3, M4, M5,M6, M8, M9, fungsi tambahan Kode M ini adalah kode untuk fungsi tambahan. Arti beberapa kode M tersebut adalah : M2 = program berakhir M3 = spindel ON dengan putaran searah jarum jam M4 = spindel ON dengan putaran berlawanan arah jarum jam M5 = spindel OFF M6 = ganti alat potong M8 = coolant ON M9 = coolant OFF M30= program selesai. Format : N... G54 T1 S2000 F100 N... M3
; berarti spindel putar arah kanan
N... N... T2 N... M6
; berarti ganti alat potong menjadi T2
N... M5
; berarti spindel OFF
N... M2
; program berakhir
Catatan: Kode program G0, G01, G02, dan G03 berlaku untuk semua sistem kontrol mesin perkakas CNC. Demikian juga kode M2, M3, M4, M5, M8, M9, M30 juga berlaku untuk sebagian besar mesin perkakas CNC. Program siklus diatur tersendiri oleh produsen sistem kontrol sesuai dengan jenis sistem kontrol yang digunakan. Pada pembuatan program CNC dengan menggunakan perangkat lunak Cadcam (misal Mastercam) kode program yang dihasilkan adalah kode G dan kode M yang berlaku untuk semua mesin perkakas CNC. Sub bab berikut dipaparkan mengenai panel kontrol dan kode G yang digunakan oleh sinumerik, Fanuc dan GSK.
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
30
E. Sistem kontrol CNC dan kode G yang digunakan Pemrograman dengan menggunakan kode G pada sub bab di atas adalah untuk mesin dengan sistem kontrol Sinumerik 802 S/C. Panel kontrol untuk mesin dengan sistem kontrol sinumerik 802 S/C adalah sebagai berikut. 1) Panel kontrol mesin frais CNC Sinumerik 802 S/C
Gambar 2.24. Panel kontrol CNC Sinumerik 802 S/C base line untuk mesin frais
Gambar 2.25. Panel kontrol CNC Sinumerik 802 S/C base line untuk mesin bubut
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
31
2) Panel kontrol mesin frais CNC Fanuc OiM Pada dasarnya kontrol panel pada sisitem kontrol Fanuc OiM ini sama dengan sistem kontrol pada mesin CNC yang lain yaitu terdiri dari kelompok tombol pengoperasian CNC dan pengoperasian mesin.
Gambar 2.26. Panel kontrol mesin Frais CNC Fanuc OiM Kode G mesin frais CNC yang digunakan untuk pembuatan program CNC dengan menggunakan Fanuc OiM adalah sebagai berikut. Tabel 2.3. Kode G untuk mesin frais CNC dengan sistem kontrol Fanuc OiM Kode G G00 G01 G02 G03 G04 G15/G16 G17 G18 G19 G28
Fungsi Gerak cepat (pemosisian) Interpolasi lurus Interpolasi melingkar searah jarum jam Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam Berhenti sementara (dwell) Perintah koordinat polar Penentuan bidang kerja Xp Yp Penentuan bidang kerja Zp Xp Penentuan bidang kerja Yp Zp Kembali ke titik referensi
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
32
G40 G41 G42 G53 G54 G55 G56 G57 G58 G59 G73 G74 G76 G80 G81 G82 G83 G84 G85 G86 G87 G88 G89 G90 G91 G92 G98 G99 G50, G51 G68, G69
Kompensasi radius alat potong batal Kompensasi alat potong arah kiri Kompensasi alat potong arah kanan Sistem Koordinat Mesin (MCS) Sistem koordinat benda kerja ke satu Sistem koordinat benda kerja ke dua Sistem koordinat benda kerja ke tiga Sistem koordinat benda kerja ke empat Sistem koordinat benda kerja ke lima Sistem koordinat benda kerja ke enam Peck drilling cycle Left-spiral cutting cycle Fine Boring Cycle Pembatalan program siklus Siklus drilling, siklus spot boring Siklus drilling atau siklus conuter boring Peck drilling cycle Siklus pengetapan (pembuatan ulir dengan tap) Siklus boring Siklus boring Siklus back boring Siklus boring Siklus boring Perintah sistem kordinat absolut (default) Perintah sistem koordinat inkremental Pengaturan sisitem koordinat benda kerja (WCS) Kembali ke posisi awal untuk suatu siklus Kembali ke titik referensi (R) Perintah skala Pemutaran koordinat/ konversi koordinat tiga dimensi
Tabel 2.4. Kode G untuk mesin bubut CNC dengan sistem kontrol Fanuc OiM Kode G G00 G01 G02 G03 G04 G09 G20 G21 G22 G23 G27 G28 G29 G30 G32 G40 G41 G42 G50, G51 G52
Fungsi Gerak cepat (pemosisian) Interpolasi lurus Interpolasi melingkar searah jarum jam Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam Berhenti sementara (dwell) Berhenti (exact stop) Satuan inchi Satuan mm
Cek posisi titik referensi Kembali ke titik referensi Kembali dari titik referensi Kembali ke titik referensi ke dua Penyayatan ulir Pembatalan kompensasi panjang pahat Kompensasi pahat arah kiri Kompensasi pahat arah kanan Perintah skala Seting koordinat inkremental
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
33
G53 G70 G71 G72 G73 G74 G75 G76 G80 G83 G84 G85 G87 G88 G89 G90 G92 G94 G96 G97 G98 G98
Sistem koordinat mesin Siklus pemesinan finishing Siklus penyayatan pengasaran diameter luar/dalam Step rough cutting cycle Pattern repeating Peck drilling cycle sumbu Z Siklus pengaluran pada sumbu X Siklus penguliran Pembatalan siklus Peck drilling cycle Siklus pengetapan Siklus boring Back boring cycle Back taping cycle Back boring cycle Siklus penyayatan A Siklus pembuatan ulir Siklus penyayatan B Kecepatan potong konstan Pembatalan kecepatan potong konstan/ putaran spindel konstan Gerak makan per menit Gerak makan per putaran
F. Panel kontrol mesin bubut dengan GSK 928 TE/TC/TEII
Gambar 2.27. Panel kontrol mesin Frais CNC GSK 928 TE
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
34
Tabel 2.5. Kode G, fungsi, dan format program Kode
Fungsi
Modal
format program
G00
Gerak cepat
Status awal
G00 X(U)Z(W)
G01
*
G03
Interpolasi (gerak) lurus Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW) Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam (CCW)
G33
Penyayatan ulir
*
G32
Siklus pengetapan
G90
Siklus pembubutan muka
*
G92
Siklus penguliran Siklus pembubutan muka tirus Siklus pembuatan lubang dalam
*
G90 X(U) Z(W) R F G92 X(U) Z(W) P(E) L IKR
*
G94 X(U) Z(W) R F
G02
G94 G74 G75
*
*
G01 X(U) Z(W) F G02 X(U) Z(W) R F G02 X(U) Z(W)I K F G03 X(U) Z(W)R F G03 X(U) Z(W)I K F G33 X(U) Z(W) P(E) I K
G72 G22
Part cycle start
G22 L
G80
G80
G29
Part cycle end Sistem koordinat benda kerja absolut Gerak menuju titik referensi pada arah X,Z Gerak menuju titik referensi pada arah X Gerak menuju titik referensi pada arah Z
G04
Berhenti sebentar
G04 D
G93
System offset
G98
Gerak makan per menit
G99
Gerak makan per putaran
G26 G27
F:5-3000 mm /min
G74 X(U) Z(W) I K E F G75 X(U) Z(W) I K E F
G50
F:5-6000 mm /min F:5-3000 mm /min
G32 Z P(E)
Siklus pengaluran Siklus pembubutan pengasaran (roughing) luar Siklus pembubutan muka pengasaran (roughing)
G71
Catatan
G71 X I K F L
G72 Z I K F L
G50 X Z G26 G27 G29
*
Bergerak dengan G00 Bergerak dengan G00 Bergerak dengan G00
G98 F G99 F
G. Panel kontrol mesin frais CNC GSK 983 Kode G yang digunakan oleh sistem kontrol ini sama dengan yang digunakan pada mesin frais CNC dengan sistem kontrol Fanuc OiM.
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
35
Gambar 2.28. Panel kontrol mesin frais CNC dengan sistem kontrol GSK 983
B.Sentot Wijanarka, Cadcam untuk Mesin Bubut dan Frais
36