BUTIR KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN BIDANG KERAWANAN PANGAN Hotel Royal 26-29 September 2016 BIDANG KERAWANAN PANGAN PUSAT KETERSEDIAAN DAN KERAWANAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 1
Outline I. ANALISIS SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI (SKPG) II. ANALISIS ANGKA RAWAN PANGAN III. INVESTIGASI KERAWANANAN PANGAN TRANSIEN DENGAN METODE EFSA IV. INDENTIFIKASI KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA RAWAN PANGAN
2
I. ANALISIS SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI (SKPG)
DEFINISI
SKPG adalah instrumen/alat deteksi dini terhadap situasi pangan dan gizi suatu wilayah dan memberi informasi alternatif tindakan pencegahan dan penanggulangan yang diperlukan SKPG dilaksanakan melalui pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, analisis, dan penyebaran informasi situasi pangan dan gizi
TUJUAN
1. Menyediakan informasi secara berkesinambungan tentang situasi pangan dan gizi suatu wilayah. 2. Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi
OUTPUT
Tersedianya rekomendasi penanganan kerawanan pangan dan gizi berdasarkan hasil analisis situasi pangan dan gizi di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan nasional
OUTCOME
Meningkatnya penanganan kerawanan pangan dan gizi di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan nasional
3
INDIKATOR SKPG A. SKPG Bulanan Kelompok A. Ketersediaan Pangan
Data a. b. c. d.
B. Akses Terhadap Pangan
b. c.
d. e.
D. Spesifik Lokal
Dinas Pertanian Dinas Pertanian Dinas Pertanian BKP/BULOG
Harga Komoditas Pangan (Beras, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Gula, minyak goreng, daging ayam, Dinas Perindag/BKP telur) a.
C. Pemanfaatan Pangan
Luas tanam (bulan berjalan dan 5 tahun terakhir) Luas puso (bulan berjalan dan 5 tahun terakhir) Luas panen Cadangan Pangan
Sumber Data
Angka Balita Ditimbang (D) Angka Balita Naik Berat Badan (N) Balita yang tidak naik berat badannya dalam 2 kali penimbangan berturut-turut (2T) Dinas Kesehatan Angka Balita dengan Berat Badan Dibawah Garis Merah (BGM) Kasus gizi buruk yang ditemukan
Keterangan SP Padi SP Palawija (jagung, ubi kayu, ubi jalar)
Survei Harga
Laporan Penimbangan dan KLB
Dinas Sosial, Jumlah tindak kejahatan, jumlah KK dengan angota Kepolisian, Dinas keluarga yang menjadi tenaga kerja ke luar daerah, Apabila Tenaga Kerja, Dinas penjualan aset, penjarahan hutan, perubahan pola Diperlukan Kehutanan, Dinas konsumsi pangan, cuaca, dll Kesehatan, BMKG, dll 4
B. SKPG Tahunan Kelompok A. Ketersediaan Pangan
a.
b.
B. Akses Terhadap Pangan
c. a. b. c. d.
C. Pemanfaatan Pangan
Data Ketersediaan dibandingkan dengan konsumsi normatif Jumlah penduduk tengah tahunan Cadangan pangan Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I Harga IPM NTP
Sumber Data Dinas Pertanian BPS BPS BKP/BULOG
Keterangan ATAP yang keluar pada bulan Juli tahun berjalan dan menggunakan data ARAM II tahun berjalan Data proyeksi penduduk tengah tahun SKPD KB Kab/Kota BPS/Dinas time series data Perindag BPS BPS
a. Jumlah balita Dinas Kesehatan Berat Badan/Umur b. Persen Balita gizi buruk (hasil Pemantauan Berat Badan/Tinggi (-3 SD) Status Gizi) c. Persen Balita gizi kurang (-2 SD) 5
Analisis SKPG Bulanan 1). Ketersediaan Pangan No
Indikator
1
Persentase luas tanam bulan berjalan dibandingkan dengan ratarata luas tanam bulan bersangkutan 5 tahun terakhir
2
Persentase luas puso bulan berjalan dibandingkan dengan rata-rata luas puso bulan bersangkutan 5 tahun terakhir
Persentase (r) (%)
r≥5 -5 ≤ r < 5
Bobot
1 = Aman 2 = Waspada
r < -5
3 = Rawan
r < -5
1 = Aman
5 ≤ r < -5 r>5
2 = Waspada 3 = Rawan
6
Nilai persentase diperoleh dengan cara: Persentase luas tanam bulan berjalan dibandingkan dengan rata-rata luas tanam bulan bersangkutan 5 tahun terakhir (Luas Tanam) - (Luas Tanam Rata - Rata 5 thn pada bulan berjalan) Luas Tanam Rata - Rata 5 thn pada bulan berjalan
x100
Persentase luas puso bulan berjalan dibandingkan dengan rata-rata luas puso bulan bersangkutan 5 tahun terakhir (Luas Puso)- (Luas Puso Rata - Rata 5 thn pada bulan berjalan) Luas Puso Rata - Rata 5 thn pada bulan berjalan
x100
7
2). Akses Pangan No
Indikator
Persentase (r) (%) r<5 5 ≤ r ≤ 20 r > 20
1 = Aman 2 = Waspada 3 = Rawan
r<5 5 ≤ r ≤ 15 > 15 r<5 5 ≤ r ≤ 15 > 15
1 = Aman 2 = Waspada 3 = Rawan 1 = Aman 2 = Waspada 3 = Rawan
Bobot
1
Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas beras dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir
2
Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas jagung dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir
3
Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas ubi kayu dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir
4
Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas ubi jalar dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir
r<5 5 ≤ r ≤ 15 > 15
1 = Aman 2 = Waspada 3 = Rawan
5
Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas gula dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir
r<5 5 ≤ r ≤ 15 > 15
1 = Aman 2 = Waspada 3 = Rawan
6
Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas minyak goreng dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir
r<5 5 ≤ r ≤ 15 > 15
1 = Aman 2 = Waspada 3 = Rawan
7
Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas daging ayam dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir
r<5 5 ≤ r ≤ 15 > 15
1 = Aman 2 = Waspada 3 = Rawan
8
Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas telur dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir
r<5 5 ≤ r ≤ 15 > 15
1 = Aman 2 8= Waspada 3 = Rawan
Nilai persentase delapan komoditas diperoleh dengan cara:
9
3). Pemanfaatan Pangan
No 1
Indikator Persentase Balita yg naik BB (N) dibandingkan Jumlah Balita Ditimbang (D)
2
Persentase Balita yg BGM dibandingkan Jumlah Balita ditimbang (D)
3
Persentase balita yang tidak naik berat badannya dalam 2 kali penimbangan berturut-turut (2T) dibandingkan Jumlah Balita ditimbang (D)
Persentase (r) (%)
r > 90 80 ≤ r ≤ 90
< 80 r<5 5 ≤ r ≤ 10 > 10 r < 10 10 ≤ r ≤ 20 > 20
Bobot 1 = Aman 2 = Waspada
3 = Rawan 1 = Aman 2 = Waspada 3 = Rawan 1 = Aman 2 = Waspada 3 = Rawan
10
Nilai persentase diperoleh dengan cara: Persentase Jumlah Balita Naik Berat Badan (N/D):
Persentase Jumlah Balita BGM (BGM/D):
Persentase Jumlah Balita Tidak Naik Berat Badan (2T/D):
11
RINCIAN KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN
12
Jenjang PERTAMA URAIAN TUGAS RINCIAN KEGIATAN
Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan sederhana Identifikasi dan inventarisasi data/informasi pada aspek Ketersediaan pangan, Akses pangan, dan Pemanfaatan pangan sebagai bahan analisis SKPG bulanan dan tahunan tingkat kabupaten, provinsi, nasional.
HASIL KERJA
Paket data dan informasi
TOLAK UKUR
Tersedianya data dan informasi pada aspek ketersediaan pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan untuk bahan analisis SKPG
WAKTU PENYELESAIAN
4,5 Jam setiap paket data 13
Jenjang MUDA URAIAN TUGAS
Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan kompleks
RINCIAN KEGIATAN
Validasi data bulanan dan tahunan aspek ketersediaan pangan, akses pangan, pemanfaatan pangan, dan melakukan analisis data tingkat kabupaten, provinsi, nasional.
HASIL KERJA
TOLOK UKUR
WAKTU PENYELESAIAN
Tabel data analisis aspek ketersediaan, akses, pemanfaatan dan laporan situasi pangan dan gizi. Pengolahan data indikator aspek ketersediaan, akses dan pemanfaatan; Penyusunan peta situasi pangan dan gizi; Penyusunan laporan hasil analisis 31,5 s.d. 45 Jam
14
Jenjang MADYA URAIAN TUGAS
Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan kompleks
RINCIAN KEGIATAN
Melakukan kajian Kerawanan Pangan, dengan rincian : identifikasi permasalahan, latar belakang & tujuan, menentukan cakupan kajian, menentukan metode kajian, pemahasan & analisis, kesimpulan, bahan rekomendasi
HASIL KERJA
Laporan hasil analisis kajian dan bahan rekomendasi kebijakan
TOLOK UKUR WAKTU PENYELESAIAN
1. 2. 3. 4.
Latar belakang & tujuan kajian Metode pengkajian Laporan hasil kajian Bahan Rekomendasi
90 jam
15
II.ANALISIS ANGKA RAWAN PANGAN (ARP) DEFINISI
Angka Rawan Pangan, yaitu persentase penduduk dengan konsumsi kalori < 70 persen AKG atau setara 1.400 kkal per kapita per hari. Penduduk rawan pangan, yaitu penduduk yang mengkonsumsi kalori per hari kurang dari 1.400 kkal.
TUJUAN
Mengetahui perkembangan ARP dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
OUTPUT
OUTCOME
Tersedianya laporan perkembangan ARP dan faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk: • penduduk dengan konsumsi kalori < 1400 kkal/hari • penduduk dengan konsumsi kalori 1400-1800 kkal/hari • penduduk dengan konsumsi kalori > 1800 kkal/hari Meningkatnya penanganan kerawanan pangan di Indonesia 16
Metode perhitungan ARP 1. Data yang dikumpulkan: banyaknya konsumsi rumah tangga menurut komoditi yang dikonsumsi selama seminggu terakhir, dan banyaknya jumlah anggota rumah tangga (survei Susenas); 2. Data pendukung: konversi kalori menurut komoditi dalam kuesioner Susenas sesuai dengan hasil Widyakarya Pangan dan Gizi ke VIII tahun 2004; 3. Cara perhitungan, yaitu : (a) menghitung seluruh konsumsi kalori dalam rumah tangga selama seminggu terakhir, (b) menjumlahkan seluruh konsumsi kalori dalam satu rumah tangga kemudian dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga sehingga menghasilkan konsumsi kalori per kapita seminggu, (c) konsumsi kalori per kapita seminggu dibagi 7 hari menghasilkan konsumsi kalori per kapita sehari. 17
Cara Menghitung persentase ARP dalam rangka mengetahui tingkat kerawanan pangan Persentase <70% AKG (Sangat Rawan)
Persentase 70%-90% AKG (Rawan)
Persentase >90% AKG (Tahan Pangan)
18
Perkembangan Kerawanan Pangan di Indonesia 70.00
60.00
persen
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
2010
2011
2012
2013
2014
2015 TW I
Sangat Rawan
15.34
17.30
19.52
18.68
16.94
12.96
Rawan Pangan
31.12
32.52
32.97
33.84
33.16
28.57
Tahan Pangan
53.53
50.17
47.5
47.48
49.90
58.48
19
RINCIAN KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN
20
Jenjang PERTAMA
URAIAN TUGAS RINCIAN KEGIATAN
Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan sederhana
Identifikasi dan Inventarisasi data/informasi Angka Rawan Pangan
HASIL KERJA
Paket data dan informasi
TOLOK UKUR
Tersedianya data dan informasi data/informasi Angka Rawan Pangan
WAKTU PENYELESAIAN
4,5 Jam setiap paket data
21
Jenjang MUDA URAIAN TUGAS
Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan kompleks
RINCIAN KEGIATAN
Mengolah & menganalisis data series Angka Rawan Pangan yang tersedia dan pengaruh atau faktor penyebabnya
HASIL KERJA
TOLOK UKUR WAKTU PENYELESAIAN
Laporan hasil analisis data Angka Rawan Pangan dan faktor yang berpengaruh terhadap tren ARP
Laporan Analisis 31,5 sd 45 JAM 22
Jenjang MADYA URAIAN TUGAS
RINCIAN KEGIATAN
HASIL KERJA TOLOK UKUR WAKTU PENYELESAIAN
Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan kompleks Melakukan kajian terhadap ARP, dengan rincian : identifikasi permasalahan, latar belakang & tujuan, menentukan cakupan kajian, menentukan metode kajian, pemahasan & analisis, kesimpulan, bahan rekomendasi
Laporan hasil analisis kajian dan bahan rekomendasi kebijakan 1. 2. 3. 4.
Latar belakang & tujuan kajian Metode pengkajian Laporan hasil kajian Bahan Rekomendasi
90 jam
23
III. INVESTIGASI KERAWANANAN PANGAN TRANSIEN DENGAN METODE EMERGENCY FOOD SECURITY ASSESMENT (EFSA)
DEFINISI
Alat yang digunakan untuk mengkaji dampak dari kejadian bencana/krisis pada rumah tangga dan masyarakat, dengan menggabungkan data sekunder dan data primer dan diharapkan dapat memberikan informasi mengenai situasi, dan kemungkinan pemberian bantuan (pangan dan non pangan) yang dibutuhkan.
TUJUAN
1. Mengkaji dampak dari bencana/krisis pada rumah tangga dan masyarakat 2. Mendapatkan data (primer dan sekunder) yang digunakan sebagai bahan kajian dan rekomendasi 3. Memprediksi situasi dan kemungkinan penanganan dan bantuan yang dibutuhkan
OUTPUT
OUTCOME
Tersedianya laporan hasil Investigasi kejadian rawan pangan dengan metode EFSA
Meningkatnya penanganan kerawanan pangan di Indonesia
24
Tiga Tipe EFSA INITIAL
RAPID
IN-DEPTH
2-5 hari
2-6 minggu
Beberapa minggu - bulan
Pengkajian Awal
Pengkajian Cepat
Pengkajian Mendalam
Langsung dilakukan setelah bencana terjadi. Tujuan: menyediakan informasi untuk merencanakan bantuan tanggap darurat dan mendesain kajian lanjutan yang lebih rinci.
Dilakukan sebagai kelanjutan dari pengkajian awal (walaupun tidak selalu) pada bencana mendadak. Lebih rinci dari pengakajian awal.
Dilakukan ketika: - Situasi memburuk secara perlahan dan informasi rinci diperlukan untuk merencanakan program bantuan - Lebih banyak waktu, akses, dan sumber daya - Keadaan krisis sudah lebih stabil dan analisa situasi dibutuhkan untuk melanjutkan bantuan - Baseline information perlu disiapkan atau diperbaharui untuk pemantauan
Menjawab pertanyaan: - Adakah masalah kerawanan pangan dan gizi yang mengancam jiwa? Jika iya, informasi apa yang harus disediakan? - Apakah ada kebutuhan untuk kajian lanjutan? Jika iya, kapan harus dilakukan?
Pengkajian ini menghasilkan informasi sbb: - Ketahanan pangan, gizi dan penghidupan ; - Perkiraan jumlah penduduk yang terkena dampak dan lokasinya; - Kebutuhan dari masyarakat terkena dampak - Rekomendasi untuk intervensi cepat, jangka pendek, dan jangka panjang.
Pengkajian ini bertujuan untuk pemulihan jangka panjang dan kebutuhan pembangunan. 25
Tahapan Pelaksanaan EFSA 1. Rapat lintas sektor untuk menentukan: Pengumpulan data sekunder tentang bencana yang terjadi (BPS, BNPB Daerah, Dinas instasi terkait atau media lainnya); Penyiapan logistik untuk kajian seperti transportasi, akomodasi dan lain-lain; Penyiapan tool untuk kajian seperti kuesioner dan kelengkapan kajian lainnya. 2. Pengumpulan data lapangan dan analisis data yaitu: Rapat koordinasi dengan pemangku kebijakan lokal (kabupaten/provinsi): data jumlah korban, lokasi dan lain-lain; Wawancara terstruktur terhadap kelompok terkena dampak (FGD): BPBD, tempat pengungsian; Analisis data kajian untuk wilayah-wilayah yang mengalami kerawanan pangan transien 3. Pembuatan laporan hasil kajian; 4. Rekomendasi untuk tindak lanjut hasil evaluasi kerawanan pangan transien untuk di sampaikan ke instansi lintas sektor. 5. Menciptakan komunikasi dan diseminasi dalam rangka penyebarluasan informasi hasil kajian instrumen kerawanan pangan 26
Rekomendasi yang dihasilkan
27
RINCIAN KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN
28
Jenjang PERTAMA URAIAN TUGAS RINCIAN KEGIATAN
Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan sederhana; Identifikasi dan Inventarisasi data/informasi kerawanan pangan transien
HASIL KERJA
Paket data dan informasi
TOLOK UKUR
Tersedianya data dan informasi data/informasi kerawanan pangan transien
WAKTU PENYELESAIAN
4,5 Jam setiap paket data 29
Jenjang MUDA URAIAN TUGAS
RINCIAN KEGIATAN
Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan kompleks Mengolah & menganalisis situasi bencana terkini, rawan pangan transien , menyiapkan tool assessment, FGD, pengumpulan data primer & skunder
HASIL KERJA
Laporan hasil FGD & Rekomendasi
TOLOK UKUR
Laporan situasi bencana alam terkini
WAKTU PENYELESAIAN
31,5 sd 45 Jam
30
Jenjang MADYA URAIAN TUGAS
Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan kompleks
RINCIAN KEGIATAN
Melakukan kajian terhadap kejadian bencana, rincian : identifikasi permasalahan, latar belakang & tujuan, menentukan cakupan kajian, menentukan metode kajian, pemahasan & analisis, kesimpulan, bahan rekomendasi
HASIL KERJA
TOLOK UKUR WAKTU PENYELESAIAN
Laporan hasil analisis kajian dan bahan rekomendasi kebijakan 1. 2. 3. 4.
Latar belakang & tujuan kajian Metode pengkajian Laporan hasil kajian Bahan Rekomendasi 90 jam
31
IV.IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA RAWAN PANGAN DEFINISI
Proses menyusun rancangan survei, membuat kuisioner, mengumpulkan data, menentukan variable untuk indikator rawan pangan, mengolah dan menganalisis data yang menyebabkan rawan pangan
TUJUAN
(1) Mendapatkan informasi karakteristik rumah tangga yang ada di suatu wilayah (Desa) secara lengkap; (2). Mengetahui potensi di rumah tangga; (3). Mengidentifikasi rumah tangga miskin dan tidak miskin; (4). Menentukan besaran rumah tangga sasaran kegiatan.
INPUT
Data yang meliputi : Pendapatan, Kondisi rumah tangga, Kondisi tempat tinggal, Kepemilikan Asset, Jenis Pengeluran pangan dan non pangan
OUTPUT
Hasil tabulasi data rumah tangga rawan pangan dan hasil analisis karakteristik rumahtangga rawan pangan
OUTCOME
Bahan rekomendasi penanganan rumah tangga rawan pangan
32
Tahapan Identifikasi Karakteristik Rumahtangga Rawan Pangan
a. Mengumpulkan Data karakteristik rumah tangga b. Menentukan indikator yang berpengruh terhadap terjadinya rawan pangan tingkat rumah tangga. c. Menyusun kuisioner untuk menentukan karakteristik rumahtangga rawan pangan. d. Menyusun metode pengumpulan data karakteristik rumahtangga rawan pangan. e. Melakukan analisis data rumahtangga kategori rawan pangan secara kualitatif atau kuantitatif. 33
Jenis Data 1. Keterangan umum rumahtangga meliputi: Pendidikan Kepala Rumahtangga ; Banyaknya Anggota Rumahtangga; Banyaknya Anggota Rumahtangga Balita ; Banyaknya Anak Usia sekolah 7 – 15 Tahun ; Banyaknya Anak Usia 7 – 15 Tahun yang masih sekolah 2. Keterangan kondisi rumah tempat tinggal meliputi: Luas Lantai (m2) ; Jenis Lantai ; Sumber Air Minum ; Sumber Penerangan; Keterangan rumahtangga mengkonsumsi daging/ayam/ikan/telur selama seminggu yang lalu.; Ketersediaan bahan makanan pokok.; Lapangan usaha dari pekerjaan utama rumahtangga.; Kemampuan daya beli rumah tangga yang diukur melalui kemampuan membeli pakaian dalam satu tahun terakhir. 3. Keterangan Tentang Kepemilikan Asset yang meliputi: Luas lahan sawah/ladang/kebun ; Kepemilikan kendaraan bermotor; Kepemilikan sepeda/sampan/kendaraan tidak bermotor lainnya; Kepemilikan tempat tidur dengan kasur/busa; Kepemilikan hewan ternak besar (Babi, Sapi, Kerbau, Kuda dan Kambing).; 4. Keterangan tentang pengeluaran rumahtangga yang meliputi:: Pengeluaran Untuk Makanan Sebulan; Total Pengeluaran Sebulan; 34
Metode Penghitungan Indikator 1. Aspek Pendapatan Indikator : - tingkat pendidikan kepala rumahtangga - lapangan pekerjaan
Rumus : (If b4k3<2 and b4k14=1) Keterangan : Rumahtangga dengan tingkat pendidikan kepala rumahtangga tidak pernah sekolah atau belum tamat sekolah dasar (SD) (b4k3<2) dan lapangan pekerjaannya bertani (b4k14=1). Pengelompokkan ini didasari atas kelemahan dari pendapatan rumahtangga apabila tingkat pendidikan kepala rumahtangga rendah dan dengan lapangan pekerjaan sebagai petani sangatlah rawan terhadap kemiskinan, maka ditetapkan sebagai indikator 1. 35
Metode Penghitungan Indikator 2. Aspek Pengeluaran Indikator : - Pengeluaran konsumsi pangan seminggu terakhir pangan pokok dan lauk (konsumsi daging/ayam/telur/ikan) - Pengeluaran Konsumsi non Pangan (pengeluaran pendidikan, listrik, hiburan) Rumus : ( If ((b4k12=0 and b4k13=0) | b4k15=0 | drop_out>0 ) Keterangan : Pengelompokan rumahtangga ini didasari atas ketidakmampuan rumahtangga dari sudut ekonomi yaitu, apabila rumahtangga dalam satu minggu terakhir ini tidak mengkonsumsi daging/ayam/telur/ikan selama satu minggu yang lalu (b4k12=0) dan juga tidak mempunyai persediaan bahan makanan pokok (b4k13=0). Didalam kelompok ini juga dikelompokkan berdasarkan ketidakmampuan rumahtangga untuk membeli paling sedikit satu stel pakaian selama satu tahun yang lalu (b4k15=0) atau didalam rumahtangga ini terdapat anak usia sekolah 7 – 15 tahun yang tidak bisa sekolah (drop_out>1), maka dikategorikan sebagai indikator 2. 36
Lanjutan … 3. Aspek Kepemilikan Indikator : - Kepemilikan rumahtangga terhadap sarana motor/mobil/ perahu motor atau kendaraan motor , tidak memiliki sepeda/sampan atau kendaraan motor , tidak memiliki kasur/tempat tidur - Kepemilikan asset hewan ternak, tabungan, lahan -
Rumus : (IF (b4k16=0 | (b4k17=0 and b4k18=0 and b4k19=0 and b4k20=0) ) Keterangan : Kepemilikan asset dijadikan sebagai ukuran sederhana dari kemampuan cadangan rumahtangga didalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, bahkan dapat dijadikan sebagai modal usaha rumahtangga. Apabila rumahtangga tidak mempunyai motor/mobil/ perahu motor atau kendaraan motor (b4k17=0) dan juga tidak memiliki sepeda/sampan atau kendaraan motor lainnya(b4k18=0) dan juga tidak memiliki kasur/tempat tidur (b4k19=0) dan tidak memiliki hewan ternak(b4k20=0), maka rumahtangga tersebut dapat dinyatakan tidak memiliki asset berharga yang dapat cepat dijual sewaktu-waktu untuk membeli bahan makanan dan dikategorikan sebagai indikator 3. Didalam kelompok faktor ini ditambahkan juga pada rumahtangga yang tidak memiliki lahan/ladang untuk berkebun kurang dari 0,05 Ha, dan bahkan tidak memiliki lahan untuk bertani (b4k16=0). 37
Lanjutan …
4. Aspek Sarana Lingkungan Indikator : - Luas perkapita tempat tinggal - kondisi tempat tinggal (lantai, dinding, atap) - sumber air minum/air bersih, fasilitas penerangan Rumus : (IF ((tempat<8.1) | (b4k9>5 and b4k10>4 and b4k11>2) ) Keterangan : Dari kondisi dan fasilitas rumah tinggal yang diperhatikan adalah luas perkapita tempat tinggal apabila kurang dari 8.1 meter persegi (tempat<8.1) atau kondisi tempat tinggal dengan lantai tanah (b4k9>5) dan sumber air minum selain dari pada leding, pompa dan sumur terlindung (b4k10>4) serta tidak mempunyai fasilitas listrik PLN (b4k11>2) maka rumah tersebut dalam kondisi yang kurang sehat dan identik dengan rumahtangga yang tidak mampu. 38
Lanjutan …
5. Aspek Komposisi Pengeluaran Pangan dan Non Pangan Rumus : Dalam sebulan, komposisi pengeluaran pangan > non pangan dati 80% ( IF (makanan>80.00)
Keterangan : Didalam penentuan rumahtangga kurang mampu dilihat dari pola konsumsi makanannya, maka apabila proporsi membeli bahan makanan terhadap pengeluaran rumahtangga keseluruhan dalam satu bulan lebih besar dari 80 persen, maka dianggap rumahtangga tersebut sebagian besar kemungkinannya memperoleh pendapatan hanya untuk makanan saja, untuk kebutuhan lainnya sangat kecil sehingga kemampuan rumahtangga untuk membeli kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan biaya-biaya listrik, bahan bakar tidak lebih dari 20 persen (makanan>80%).
39
RINCIAN KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN
40
Jenjang PERTAMA URAIAN TUGAS
melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan sederhana;
RINCIAN KEGIATAN
Mengidentifikasi dan inventarisasi karakteristik rumahtangga rawan pangan (survey jumlah anggota keluarga, pendidikan, pengeluaran konsumsi & non konsumsi, kondisi sarana prasana rumah tinggal, kepemilikan asset
HASIL KERJA
Paket data & informasi karakteristik rumahtangga rawan pangan; Tabel dan Grafik analisis.
TOLOK UKUR WAKTU PENYELESAIAN
Tersediannya paket data dan informasi, tabel, grafik analisis karakteristik rumahtangga rawan pangan 13,5 JAM setiap laporan
41
Jenjang MUDA URAIAN TUGAS
RINCIAN KEGIATAN
HASIL KERJA
TOLOK UKUR WAKTU PENYELESAIAN
melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan sederhana;
mengolah dan tabulasi data karakteristik wilayah ( potensi wilayah, kependudukan, SDM, SDA, sarana prasarana wilayah & kelembagaan)
Laporan karakteristik wilayah Rawan / rentan pangan Tersedianya Laporan karakteristik wilayah Rawan / rentan pangan sesuai prosedur standar 4,5 Jam setiap paket data
42
Jenjang MADYA URAIAN TUGAS
RINCIAN KEGIATAN
HASIL KERJA TOLOK UKUR WAKTU PENYELESAIAN
melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan kompleks Melakukan kajian karakteristik wilayah ( potensi wilayah, kependudukan, SDM, SDA, sarana prasarana wilayah & kelembagaan), dengan rincian : identifikasi permasalahan, latar belakang & tujuan, menentukan cakupan kajian, menentukan metode kajian, pemahasan & analisis, kesimpulan, bahan rekomendasi
Laporan hasil analisis kajian dan bahan rekomendasi kebijakan 1. 2. 3. 4.
Latar belakang & tujuan kajian Metode pengkajian Laporan hasil kajian Bahan Rekomendasi
90 jam
43
SIFAT
• Kuantitatif • Kualitatif CARA MEMPEROLEH
• Primer • Sekunder
• Cross section • Berkala/series WAKTU PENGUMPULAN 44
TERIMA KASIH
45