53
bukan sekedar menghasilkan data atau informasi yang sulit dicari melalui metode kuantitatif, tetapi juga harus mampu menghasilkan informasi yang bermakna, bahkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah dan meningkatkan taraf hidup manusia. 65 Untuk jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Di dalamnya terdapat upaya mendiskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang ada dalam objek penelitian. Oleh karena itu, peneliti akan terjun langsung ke lapangan, mendekati sumber informasi berupa orang-orang, bahan-bahan, data-data yang mendukung secara keseluruhan. Dengan demikian penelitian kualitatif deskriptif ini sangat cocok sekali untuk mengetahui Penerapan Teknik Observasi Kelas dengan Menggunakan Closed Circuit Televesion di Sekolah Menengah Pertama Al Falah Ketintang Surabaya.
B. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrument sekaligus pengumpul data, maka kehadiran peneliti dilapangan sangat penting yaitu sebagai pengamat penuh. Peneliti langsung mengawasai atau mengamati objek penelitian dan diketahui oleh subjek penelitian, dikarenakan jenis penelitian
65
Sugiyono, op.cit.
54
ini merupakan penelitian studi kasus (case study) dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
C. Lokasi Penelitian Skripsi ini mengambil penelitian ini di Sekolah Menengah Pertama Al Falah Ketintang Surabaya yang beralamat di Jalan Ketintang Surabaya. Penelitian ini terkonsentrasi pada penerapan teknik observasi kelas yang dilakukan oleh Sekolah Menengah Pertama Al Falah Ketintang Surabaya dengan menggunakan Closed Circuit Television (CCTV). Pemilihan objek penelitian ini didasarkan atas pertimbangan karena Sekolah Menengah Pertama Al Falah Ketintang Surabaya merupakan sekolah favorit yang menggunakan CCTV sebagai alat supervisi.
D. Sumber Data Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subyek darimana data dapat diperoleh.66 1. Person yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan berupa wawancara. 2. Place yaitu sumber data yang bisa menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak, dimana keadaan keduanya merupakan objek untuk
66
Ali Suyuti, Metode Penelitian Agama, (Jakarta : Grafindo Persada, 2002), h. 63
55
penggunaan metode observasi. Diam misalnya ruangan kelas, kelengkapan alat, wujud benda dan lain sebagainya. 3. Paper yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, symbol-simbol lain, sumber data ini digunakan pada metode dokumentasi. Sedangkan data dalam penelitian ini ada dua, yaitu: a. data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya.67 Sumber primer dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, staf dan guru di Sekolah Menengah Pertama Al Falah Ketintang Surabaya. b. data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan dokumentasi. Data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen, buku-buku serta data di luar sumber primer.
E. Prosedur Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standart data yang ditetapkan. 68
67 68
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003), h.39 Sugiyono, loc.cit.
56
Karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif maka pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi alamiah), sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant obsevation), wawancara mendalam (in dept interview) dan dokumentasi. 1. Observasi atau pengamatan Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut juga dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran peraba, dan pengecap. Metode ini biasanya diartikan sebagai bentuk pengamatan dan pencatatan
dengan
secara
sistematis,
tentang
fenomena-fenomena
lapangan yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung. Metode ini, peneliti gunakan untuk data tentang monografi, serta keadaan obyek yang diteliti.69 Data yang ingin diperoleh dari teknik observasi ini adalah proses supervisi observasi kelas oleh kepala sekolah dengan mengggunakan CCTV, proses KBM dan keadaan lingkungan sekolah.
69
Sutrisno Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, 1986), h.136
57
2. Wawancara Wawancara atau interview yang sering juga disebut sebagai kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk
memperoleh informasi dari terwawancara. Metode ini digunakan untuk menggali data-data dengan tanya jawab secara face to face kepada responden dalam kaitannya dengan jenis data yang diinginkan dalam suatu penelitian.70 3. Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan memperlajari data-data yang telah terdokumentasikan. Dari asal katanya dokumentasi yakni dokumen berarti barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, nutula rapat, catata harian dan sebagainya.71 Metode dokumentasi ini dimanfaatkan untuk mendapatkan data berupa sejarah berdirinya, sejarah singkat, visi dan misi, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana, kegiatan ekstra kurikuler, struktur organisasi dan data lain yang berhubungan dengan
70
Masiri Singarimbun, Safan Fendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta : LP3S Lembaga Penelitian Pendidikan, Penerangan Ekonomi Social, 1982), cet. 1,h. 45 71 Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta : Rineka Cipta, 1993), h. 147
58
pelaksanaan supervisi observasi kelas dengan menggunakan CCTV di Sekolah Menengah Pertama Al Falah Ketintang Surabaya.
F. Analisis Data Bogdan dan Biklen seperti yang dikutip oleh Lexy J. Meleong dalam bukunya mengatakan bahwa analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat dikelolah, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.72 Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan analisis data adalah sebagai berikut: 1. Reduksi data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya.73
72
Lexy J Meleong, op.cit., h. 248 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : PT IKPI, 2008), h. 338
73
59
2. Penyajian data Penyajian data yang paling sering dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian data adalah penyusunan informasi yang kompleks ke dalam bentuk yang sistematis, sehingga menjadi lebih selektif dan sederhana serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan data dan pengambilan tindakan. Analisa data dilakukan secara terus menerus guna penarikan suatu kesimpulan yang dapat menggambarkan suatu pola tentang peristiwaperistiwa pengurangan atau penambahan data yang dibutuhkan. Hal ini memungkinkan peneliti kembali lagi kelapangan. 3. Kesimpulan atau verifikasi Menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiono, pada penarikan kesimpulan atau verifikasi pada dasarnya kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah jika di temukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.74 Dari permulaan pengumpulan data seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proporsi. Peneliti akan menangani kesimpulan-kesimpulan itu dengan longar tetap terbuka dan skeptis, tetapi kesimpulan sudah disediakan mula-mula belum jelas kemudian menjadi 74
Ibid., h.341-345
60
lebih rinci dan mengakar dengan kokoh. Kesimpulan-kesimpulan final mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data terakhir, bergantung besarnya
kumpulan-kumpulan
catatan
lapangan,
pengkodeannya,
penyimpanan dan metode pencarian ulang yang digunkan, kecakapan peneliti dan tuntutan-tuntutan pemberian dana, tetapi sering kesimpulan itu telah dirumuskan sejak awal, sekalipun seorang peneliti menyatakan telah melanjutkannya secara induktif. Pada tahap akhir kesimpulan-kesimpulan ini harus diverifikasikan pada catatan-catatan yang dibuat oleh peneliti selanjutnya disusun simpulan yang mantap.75 Jadi kesimpulan dalam penelitian kualitatif, adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya ada atau belumada. Temuan itu berupa deskripsi atau gambaran objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, temuan itu dapat berupa hubungan kausal, interaktif, hipotesis atau teori.
G. Pengecekan Keabsahan Penelitian Pengecekan keabsahan data ini merupakan bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dari penelitian kualitatif. Dengan kata lain apabila peneliti melaksanakan terhadap keabsahan data secara cermat sesuai dengan teknik,
75
Imam Suprayogo, Metode Penelitian Sosial Agama, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001), h.195
61
maka jelas bahwa hasil upaya penelitianya benar-benar dapat dipertanggung jawabkan dari segala segi. 1. Perpanjangan Keikutsertaan. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian.76 Dengan perpanjangan keikutsertaan peneliti akan banyak mempelajari kebudayaan, dapat menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari responden, dan membangun kepercayaan subyek. Dengan demikian penting sekali arti perpanjangan keikutsertaan peneliti itu guna berorientasi dengan situasi, juga guna mamastikan apakah kontek itu dipahami dan dihayati. 2. Ketekunan Pengamatan Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsurunsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain, jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman.77
76 77
Lexy J. Moleong, op.cit.,h.327 Ibid,, h.330
62
3. Pemeriksaan Teman Sejawat Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan sejawat78. Maksud dari teknik ini adalah, pertama untuk membuat agar peneliti tetap mempetahankan sikap terbuka dan kejujuran. Dalam diskusi analitik tersebut kemencengan peneliti disingkap dan pengertian mendalam di telaah yang nantinya menjadi dasar bagi klarifikasi penafsiran. Kedua diskusi dengan teman sejawat ini memberikan suatu kesepakatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari benak peneliti. Ada kemungkinan hipotesis yang muncul dibenak peneliti sudah dapat dikonfirmasikan, tetapi dalam diskusi analitik ini mungkin sekali dapat terungkap segi-segi lainya yang justru membongkar pemikiran peneliti. Sekiranya peneliti tidak dapat mempertahankan posisinya, maka dia perlu mempertimbangkan kembali hipotesisnya itu.
H. Tahap-Tahap Penelitian Penelitian merupakan suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan jawaban atas pertanyaan-
78
Ibid., h.332
63
pertanyaan tertentu.79 Dalam penelitian ini dibagi beberapa tahap penelitian, yaitu: 1. Tahap pra penelitian Dalam tahap ini, peneliti melakukan survei awal ke berbagai lembaga. Baru kemudian memilih proyek penelitian mulai dari menentukan masalah, ruang lingkup permasalahan dan objek penelitian. Kemudian peneliti membuat perencanan penelitian dalam bentuk out-line penelitian dan penelaahan kepustakaan yang terkait dengan permasalahan. Setelah melalui tahap pengujian out-line, peneliti segera menyusun proposal penelitian. Penjajakan latar penelitian mencakup observasi lapangan dan permohonan izin kepada subyek yang di teliti, konsultasi pusat penelitian. 2. Tahap proses penelitian Dalam tahap ini, peneliti memahami kembali proposal penelitian khususnya
tentang
latar
belakang
penelitian.
Kemudian
peneliti
mempersiapkan diri mulai dari proses pengajuan ijin penelitian, bahanbahan yang menunjang penelitian sampai pada terjun langsung ke lapangan untuk melakukan pengumpulan data dengan dimaksudkan untuk pengambilan data akan lebih menyeluruh dalam pengambilan datanya.
79
Margono, loc.cit.
64
3. Tahap analisis data Meliputi kegiatan mengolah dan mengorgaisir data baik yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi, maupun angket dengan pihak Sekolah Menengah Pertama Al Falah Ketintang Surabaya, setelah itu dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang di teliti. Selanjutnya di lakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data dan metode yang di gunakan untuk memperoleh data sehingga data benar-benar kredibel sebagai dasar dan bahan untuk pemberian makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti. 4. Tahap pelaporan Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan bimbingan dan kritikan, perbaikan dan saran kemudian ditindak lanjuti dengan perbaikan sesuai dengan pengarahan dari dosen pembimbing dan menyempurnakan hasil penelitian skripsi. Kemudian setelah skripsi disetujui oleh para dosen pembimbing langkah terakhir dalam penelitian ini adalah mengurus kelengkapan persyaratan untuk mengajukan ujian skripsi.