Brucellosis
Overview ¾ Etiology ¾ History ¾ Epidemiology ¾ Transmission ¾ Disease in Human ¾ Disease in Animals ¾ Prevention and Controlling
1
Etiology
Brucella spp. ¾ Gram negatif, coccobacilli bakteri ¾ Fakultatif, intrasellular organism ¾ Daya tahan pada lingkungan z z
Temp, pH, kelembaban Beku dan material dari abortus
¾ Multiple species
2
History ¾ 450 BC: Described by Hippocrates ¾ 1905: Introduction into the U.S. ¾ 1914: B. suis
Indiana, United States ¾ 1953: B. ovis New Zealand, Australia ¾ 1966: B. canis in dogs, caribou and reindeer
Sir William Burnett (1779-1861) •Physician General to the Navy •Differentiated the various fevers affecting soldiers
Professor FEG Cox. The Wellcome Trust, Illustrated History of Tropical Diseases
3
Professor FEG Cox. The Wellcome Trust, Illustrated History of Tropical Diseases
Jeffery Allen Marston •Contracted Malta fever •Described his own case in great detail
Professor FEG Cox. The Wellcome Trust, Illustrated History of Tropical Diseases
Sir David Bruce (1855-1931) •British Army physician and microbiologist who discovered Micrococcus melitensis
4
Bernhard Bang (1848-1932) •Danish physician and veterinarian Discovered Bacterium abortus could infect cattle, horses, sheep and goats
Professor FEG Cox. The Wellcome Trust, Illustrated History of Tropical Diseases
History (continued) ¾ Alice Evans, American bacteriologist z z
Credited with linking the organisms Similar morphology and pathology between: • Bang’ Bang’s Bacterium abortus • Bruce’ Bruce’s Micrococcus melitensis
¾ Nomenclature today credited to
Sir David Bruce z
Brucella abortus and Brucella melitensis
5
Synonims of Brucellosis ¾ ¾ ¾ ¾ ¾
Human Disease Malta Fever Undulant Fever Mediterranean Fever Rock Fever of Gibraltar Gastric Fever
¾ ¾ ¾ ¾ ¾ ¾ ¾
Animal Disease Bang’s Disease Enzootic Abortion Epizootic Abortion Slinking of Calves Ram Epididymitis Contagious Abortion Kluron menular
Species
Biovar/ Biovar/ Serovar
Natural Host
Pathogen for human
B. abortus
1-6, 9
cattle
yes
B.melitensis
1- 3
goat, sheep
yes
B. suis
1, 3
pig
yes
2
hares
yes
4
rusa kutub, kutub, caribou
yes
5
rodentia
yes
B. canis
none
dog & sejenisnya
yes
B. ovis
none
sheep
no
B. neotomae
none
Desert wood rat
no
Sea mammals
?
B. maris
6
BRUCELLOSIS • Penyebaran penyakit pada saat kelahiran melalui cairan kandungan/placenta • Kuman tahan 3 bln ditanah/rumput tidak kena panas matahari • Manusia dapat terinfeksi oleh kedua spesies bakteri (abortus dan suis) disebut dengan demam undulan (undulant fever) • Vocational diseases (penyakit pekerjaan)
Who is at Risk? ¾ Occupational z z z z z
Disease
Cattle ranchers/ dairy farmers Veterinarians Abattoir workers Meat inspectors Lab workers
¾ Hunters ¾ Travelers
7
Konsumen peminum susu yang tidak dipasteurisasi beresiko terkena brucellosis
Transmission in Human
Inhalation of infectious aerosols Pens, stables, slaughter houses Inoculation with vaccines B. abortus strain 19, RB-51 B. melitensis Rev-1 Conjunctival splashes, injection Person-to-person transmission is very rare Incubation varies 7-21 days to several months
8
Symptoms in Human (1)
Fever, Classically undulant but other patterns occur. Malaise Chills Sweating Myalgias Tiredness Arthralgias
Signs in Human (2)
Arthritis, spinal tenderness. Looks ill, pallor, lymphadenopathy, splenomegaly, hepatomegaly, epididymoorchitis, skin rash. Jaundice, CNS abnormalities, cardiac murmur, pneumonia.
9
Geographic Distribution
Nigeria 55% of the population were found to be seropositive USA is 0.04 per 100,000 people Middle East is particularly high risk Portugal, Spain, Southern France, Italy, Greece, Turkey, North Africa
Transmission in Animals
Memakan jaringan terinfeksi atau cairan tubuh Kontak dengan jaringan terinfeksi atau cairan tubuh
Mucous membranes, injections
Venereal
Swine, sheep, goats, dogs
10
Clinical Signs (1) Hewan tampak sehat dan tidak ada gejala penyakit. Terjadi abortus pada stadium akhir kebuntingan Brucellosis menyerang organ reproduksi dan persendian. Kadang2 keluar mukus dari vagina, biasanya setelah keguguran
Clinical Signs (2) Sering, ada pembengkakan persendian lutut (hygroma), pincang (terutama kaki depan). Ditemukan nanah dibawah kulit, daging atau organ dalam. Testes atau kandungan bengkak. Terjadi orchitis dan kemajiran
11
Signs : Cattle & Bison • Abortus oleh B. abortus sepertiga trimester • Placenta tertunda – Dikeluarkan berbentuk kasar
• Endometritis • Anak mati baru lahir atau lemah – Sulit bernafas dan infeksi paru2
• Produksi susu rendah
Signs : Sheep & Goat • B. melitensis menyebabkan lambatnya masa abortus – placenta tertunda – Lahir-mati atau anak domba/kambing lemah
• Kambing - articular dan periarticular hygroma localizations • B. ovis menyebabkan abortus, gangguan kesuburan – Orchitis, epididymitis – Budidaya Abnormal – Mikroorganisme ada di semen
12
Signs : Pig • • • •
B. suis Bakterimia lama/panjang Abortus, awal atau akhir kehamilan Gangguan kesuburan – Pd babi betina temporary – Pd babi jantan, unilateral atau bilateral orchitis
• Kepincangan, posterior paralysis, spondylitis, metritis, abses
Signs : Horse • Hampir selalu oleh B. abortus – Peka terhadap B. suis
• Fistula Withers atau Poll Evil (gumba/punuk) – Inflammasi pada bursa supraspinous – Proses Exudatif • Berisi dengan cairan vicous jernih • Akhir dapat pecah
13
Signs : Dog • Peka terhadap – B. melitensis, B. abortus, dan B. suis
• B. canis penyebab abortus – Akhir trimester dari kebuntingan – Cairan vaginal lama berhenti – Bakterimia – Kehamilan gagal, lahir mati, prostatitis, epididymitis
Signs : Wildlife • Rusa besar (Elk) – Abortus, placenta tidak tertunda
• Rusa besar (Moose) – Lemah, lesu • Predator tidak ada gejala klinis tetapi Vektor – Anjing hutan, burung gagak, vultures, beruang • Membantu penyebaran penyakit dgn membawa jaringan tertular jauh dari tempat terjadinya abortus
14
Diagnosa (1) • Berdasarkan gejala klinis (abortus dan hygroma), data epidemiologi. Reaktor sulit dikenal secara klinis • Laboratorium: Uji serologik Rose Bengal Test (RBT) atau Milk Ring Test untuk sapi perah, sebagai
screening tets
Diagnosa (2) • Sera positif dilanjutkan uji Serum Agglutination Test (SAT), Complement Fixation Test (CFT) atau Enzyme-linked Immuno Sorbent Assay (ELISA) • Hewan yang positif disebut Reaktor Brucellosis • Isolasi bakteri dari mukus, fetus abortus, limfoglandula, cairan persendian yg radang
15
Differential Diagnosa • Toxoplasmosis • Leptospirosis • Trichomoniasis
Diagnosis in Animals • Isolasi mikroorganisme – darah, semen, jaringan lainnya
• Serologi – Brucellosis card test, ELISA
• Brucella milk ring test • Demonstrasi adanya mikroorganism pada spesimen klinik dgn fluorescent antibody teknik – Placenta, fetus
16
Prognosis Perjalanan penyakit bisa hari, bulan atau tahun Program Eradikasi dilakukan dengan test dan potong pada spesies tertentu Sapi, Bison, Kuda, Domba, Kambing, Babi
Treatment in Animals • • • • •
Kombinasi terapi antibiotika sangat manjur Surgical drainage plus antibiotika Seringkali mahal Angka kegagalan tinggi Program ganti-rugi dari pemerintah
17
Prevention and Control • Immunisasi pd area yg prevalensi tinggi – Kambing muda dan domba dg Rev-1 – Anak sapi dg RB51 – Orang tidak divaksin
• Eradikasi reservoir – Identifikasi, memisahkan, dan/atau bunuh hewan tertular
Prevention and Control (continued) • B. suis, ovis, dan canis – Veneral transmission – Pisahkan betina saat melahirkan untuk mengurangi perpindahan agen penyakit pada farm atau kennel
18
Vaccination and Theraphy • Pengobatan dengan antibiotika atau preparat sulfa yg sesuai • Pencegahan dgn vaksin hidup (strain 19) pada daerah dengan prevalensi reaktor diatas 2%. • Sekarang ada vaksin RB 51 • Bila dibawah 2% digunakan test and
slaughter
19
