BENTUK KOMUNIKASI SOSIAL KEAGAMAAN GP ANSOR MAGUWOHARJO TERHADAP MASYARAKAT MAGUWOHARJO DEPOK SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam Disusun Oleh :
Nasrudin NIM: 02210894
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2010
MOTTO
Artinnya Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. ( AL-Imron : 159 )
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini teruntuk:
Bapak dan ibu terkasih yang telah memberikan segalannya kepadaku. Adiku tersayang ;kaulah dian yang tak kunjung padam dalam romansabersaudara. sahabat,teman yang seiman dan seperjuangan. Almameterku tercintaFakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis. Karena atas ridlo-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ” Bentuk Komunikasi Sosial Keagamaan GP ANSOR Maguwoharjo Terhadap Masyarakat Maguwoharjo Depok Sleman”. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada panutan dan junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta ahlul baitnya, para sahabat dan seluruh umatnya yang setia mengikuti ajaran-ajarannya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak, oleh karena itu sebagai penghargaan pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Bapak Dekan Fakultas Dakwah ( Bapak Prof. DR.H.Bahri Ghazali. MA ) dan para Pembantu Dekan serta stafnya. 2. Dosen Pembimbing Skripsi ( Bapak Drs.H. Kholili, M.SI ) 3. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mentransfer wawasan keilmuannya kepada penulis. serta Karyawan Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga.
vi
4. Bapak dan Ibu Yang tercinta yang telah memelihara dan mendidik serta memberikan dorongan baik moril maupun materiil sehingga penulis bisa menyelesaikan studi S-1. 5. Adik-adikku tersayang, Yangtelah memberikan do’a sebagai support terselesaikannya skripsi ini. 6. Rekan-Rekan
seluruh Pengurus Ansor
- Fatayat Ranting
Maguwoharjo dan BANSER Depok. 7. Teman-teman KPI-B Angkatan 2002. 8. Adikku yang tercinta dan sahabat-sahabatku tersayang, terutama pada syamsudin,heru,ikhsan, dan sang pemencet tombol keybord. 9. Dhe Maftuah yang telah memberikan support bisa terselesainya skripsi ini, dan sebagai semangat untuk terus maju. Mudah-mudahan Allah SWT, memberikan balasan yang setimpal atas jasa, amal dan budi baik semua pihak yang telah penulis sebutkan di atas. Akhirnya penulis berdo’a semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca budiman pada umumnya. Yogyakarta, Juli 2009 Penulis
Nasrudin NIM:02210894
vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...............................................................................................i HALAMAN NOTA DINAS..................................................................................ii HALAMAN MOTTO…………………………………………………………...iii HALAMAN PERSEMBAHAN……………..………………………………….iv KATA PENGANTAR…………………………………………………………....v DAFTAR ISI………………………………………......………………………...vii BAB I : PENDAHULUAN
……………………......……………….…...1
A. Penegasan Judul………………………………………..……………….....1 B. Latar Belakang Masalah…………………………………………………...4 C. Rumusan Masalah………………………………………..…………...…...8 D. Tujuan Penelitian…………………………………………..……………...9 E. Kegunan Penelitian…………………………………………..…………....9 F.
Telaah Pustaka………………………………………………..………..…9
G. Kerangka Teoritik……………………………………………...…….…..10 1.Tinjauan Bentuk komunikasi……………………………………....…..11 2. Proses Komunikasi……………………………………………..……...12 3. Sifat-Sifat Komunikasi……………………………………..................13 4. Bentuk-Bentuk Komunikasi………………………….…......................14 5. Hubungan Komunikasi Dengan Dakwah…………….……………......16 6. Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung Komunikasi.......................18
viii
H. Metode Penelitian………………………………………………………..22 1. Penentuan Subjek dan Obyek Penelitian…………………………22 2. Teknik Pengumpulan Data…….………………………………....23 a. Metode Interview………………………………………...23 b. Metode Dokumentasi……...……………………………..24 c. Metode Observasi………………………………………...24 3. Analisa Data……………………………………………………...25 BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DAN GERAKAN PEMUDA ANSOR
A. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT…………...………………27 1. Kondisi Masyarakat Maguwoharjo…………………………..27 2. Kondisi keagamaan…………………………………………..28 B. GAMBARAN UMUM GERAKAN PEMUDA ANSOR…….….......28 1. Latar Belakang.........................................................................28 2. Azaz dan Tujuan .....................................................................29 3. Organisasi Sosial Keagamaan..................................................30 4. Tinjauan tentang Gerakan Pemuda Ansor……………..…….31 5. Struktur Organisasi...................................................................33 6. Program Kerja..........................................................................37
BAB III BENTUK KOMUNIKASI PADA PELAKSANAAN DAKWAH GP ANSOR..........................................................................................41 A. Bentuk Komunikasi Lembaga Pengkajian Kitab (LPK)................44
ix
B. Mujahadah......................................................................................52 C. Beberapa Implikasi pada kegiatan sosial keagamaan GP Ansor Maguwoharjo Terhadap Masyarakat Maguwoharjo......................60 D. Beberapa Hambatan dalam kegiatan proses komunikasi...............61
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN ...........................................................................63 B. SARAN – SARAN.......................................................................64 C. KATA PENUTUP................................................................... ....65
DAFTAR PUSTAKA CURRICULUM VITAE LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul Untuk dapat dipahami secara utuh mengenai judul yang diajukan, penulis mencoba memberikan batasan-batasan pengertian yang digunakan dalam skripsi ini secara terperinci dari setiap istilah. Maka untuk mendapatkan kesatuan pengertian dan kejelasan ruang lingkup serta bahasan dari judul : Bentuk Komunikasi keagamaan Pemuda Ansor Maguwoharjo Terhadap Masyarakat Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta. Adapun penjelasan judul adalah sebagai berikut : 1. Bentuk Komunikasi Secara
etomologi,
komunikasi
berasal
dari
bahasa
latin
“communication” dengan kata dasar communis yang berarti “sama”, maksudnya disini adalah orang yang menyampaikan dan orang yang menerima mempunyai presepsi yang sama tentang apa yang disampaikan.1 Secara
konseptual
arti
komunikasi
yaitu
memberitahu
dan
menyebarkan berita, pengetahuan dan pikiran-pikiran dan nilai-nilai dengan makna untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yang diberikan ini menjadi milik bersama.2 Pengertian komunikasi sifat dasariah ,dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua 1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005), hlm
2
Yusril Wahab Lubis, trah, No 19 Tahun, Juli-September 1997
9
2
pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain.3 Menurut Anwar Arifin, komunikasi merupakan suatu konsep yang multimakna. Makna komunikasi dapat dibedakan berdasarkan komunikasi sebagai proses sosial, komunikasi sebagai peristiwa, komunikasi sebagai ilmu dan komunikasi sebagai kiat atau ketrampilan. Dalam penelitian ini, makna yang dimaksud adalah suatu proses sosial. Hal ini karena Bentuk komunikasi yang diteliti terdapat didalam suatu kelompok sosial, yakni dalam kelompok sosial Pemuda Ansor. Bentuk komunikasi yang dimaksud oleh penulis adalah bentuk komunikasi yang muncul setelah terjadinya proses interaksi antara komunikasi dengan komunikator untuk menyampaikan pesan dengan efek tertentu sebagai hasil dari komunikasi tersebut. 2. Sosial Keagamaan. Sosial secara ensiklopedi berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan masyarakat atau secara abstraksi masalah-masalah kemasyarakatan yang menyangkut berbagai fenomena hidup dan kehidupan orang banyak, baik dilihat dari sisi mikro individual maupun makro kolektif.
3
Sosial
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005), hlm
9 4
4
Sahal mahfudh, nuansa fiqh sosial, (Yogyakarta, LKIS, 1994), hal 257
3
keagamaan berarti masalah-masalah sosial yang mempunyai implikasi dengan ajaran islam atau sekurang-kurangnya mempunyai nilai islamiyah. 3. GP Ansor Gerakan Pemuda Ansor, disingkat GP ANSOR merupakan kelanjutan “ Anshoru Nahdhatul Oelama ( ANO ) yang didirikan pada 10 Muharram 1353 H. atau bertepatan dengan 24 April 1934 di Banyuwangi, Jawa Timur. Adapun yang penulis maksud dalam
bentuk komunikasi sosial
keagamaan GP Ansor adalah suatu rangkaian perbuatan yang dilaksanakan oleh GP Ansor Ranting Maguwoharjo dalam bentuk kegiatan Bakti sosial / bazaar ( sosial keagamaan ), Pengajian rutin dan kajian kitab ( Pengembangan keagamaan ), Peringatan Hari Besar Islam (Pendidikan Keagamaan ), dan Mujahadah pada kepengurusan periode 2003-2006. 4. Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta. Adalah nama sebuah sebuah wilayah yang dikepalai oleh seorang lurah sebagai wilayah Gerakan Pemuda Ansor kegiatanya.
Kelurahan
maguwoharjo
dalam melaksanakan
merupakan
bagian
wilayah
kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Berdasarkan penegasan judul, maka penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Bentuk komunikasi sosial keagamaan GP Anshor Maguwoharjo
terhadap
masyarakat
Maguwoharjo
Depok
Sleman
Yogyakarta adalah bentuk komunikasi dalam interaksi sosial yang berfungsi sebagai informasi, sosialisasi, motifasi, diskusi atau pendidikan
4
di dalam masyarakat Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta. Bentuk komunikasi ini dilakukan
antara pengurus dengan masyarakat umum
khususnya pemuda di desa Maguwoharjo pada kepengurusan 2003-2006 B. Latar Belakang Seiring dengan globalisasi dan informasi yang semakin modern di masa ini, manusia dihadapkan pada permasalahan yang semakin beragam. Ini juga pertumbuhan dan perkembangan teknologi yang semakin pesat selalu membawa imbas positif terhadap masyarakat, tak lupa juga membawa imbas yang berefek negatif. Setiap orang yang hidup dalam masyarakat sejak bangun tidur sampai dengan bangun lagi atau dengan kata lain seluruh waktunya, secara kodrati
terlibat
dalam
komunikasi.
Komunikasi
terjadi
sebagai
konsekuensi dari adanya hubungan sosial ( sosial relation ) komunikasi akan terjadi apabila ada dua atau lebih orang dalam masyarakat. Komunikasi adalah hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. Dengan komunikasi manusia mengekspresikan dirinya, memebentuk jaringan interaksi sosial. Para pakar komunikasi sepakat dengan cara psikolog bahwa kegagalan komunikasi dapat berakibat fatal baik secara individual maupun sosial. Secara individual akan menimbulkan frustasi demoralisasi, alienasi dan penyakit-penyakit jiwa lainnya. Secara sosial akan menghambat saling pengertian, kerjasama, toleransi dan merintangi
5
pelaksanaan norma-norma sosial. Berdasarkan hal diatas dapat dimengerti bahwa manusia butuh komunikasi. Al Qur‟an menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia, sebagaimana terdapat dalam surat Ar Rohman (QS 55 : 1-4)
Artinya : “ (1) (Tuhan) Yang Maha Pemurah (2) Yang telah mengajarkan al Quran (3). Dia menciptakan manusia (4). Mengajarnya kemampuan berkomunikasi.5 Begitu juga dalam surat Al Hujurat (QS 49 : 13), yang berbunyi :
Artinya : “Hai manusia, sesunggunya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
5
Departemen Agama RI, Al Qur’an Karim dan Terjemahnya, (Semarang : Toha Putra, 1996), hal. 424
6
Agama sebagai faktor pemersatu karena dengan agama terbentuk solidaritas
keagamaan
diantara
elemen-elemen
masyarakat
yang
memungkinkan melakukan berbagai aktifitas sosial secara bersama-sama. Hal demikian biasanya lebih banyak terjadi secara internal dalam kelompok agama tertentu, meskipun kita juga sering menyaksikan terjadinya konflik sosial dalam agama. Pengaruh itu dirasakan pula oleh generasi muda atau pemuda sebagai masalah yang dihadapinya dimasa yang akan datang. Dengan demikian masalah generasi muda atau pemuda sebenarnya tidak terpisah dari masyarakat pada umumnya. Hal ini disebabkan pemuda pada hakekatnya merupakan bagian berkesinambungan dengan masyarakat. Hal itu yang dihadapi oleh organisasi pemuda sebagai gerakan keagamaan yang dimaksudkan untuk membentuk tingkah laku manusia dengan nilai-nilai agama menjadi titik pandang dan titik pijak, senantiasa berhadapan dengan dua pilihan. Dimana seharusnya kedua pilihan tersebut harus mampu dipadukan dan dicapai. Adapun dua pilihan yang dimaksud, kedua-duanya sama-sama dipadukan dan dicapai. Yang pertama adalah organisasi keagamaan tetap melestarikan kemurnian etik dan spiritual (nilai-nilai agama) sebagai inti sekaligus untuk membumikannya.
6
Sedangkan pilihan yang kedua adalah organisasi keagamaan mau tidak mau harus melepaskan sebagian nilai-nilai agama demi memberi pengaruh yang lebih luas dan kuat. 6
Elizabeth K. Notingham, Agama Dan Masyarakat :Suatu Pengantar Sosiologi Agama, (Jakarta : Rajawali, 1985), hal. 145
7
Tidak jauh berbeda dengan organisasi yang lain Gerakan Pemuda Ansor ini juga senantiasa melaksanakan peningkatan terhadap tumbuhnya organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Gerakan Pemuda Ansor merupakan suatu organisasi yang mempunyai sifat kepemudaan, keagamaan dan sosial dengan cara menekankan pada pembentukan
generasi
islam
yang selalu
terlibat
aktif
disetiap
pembangunan Negara Indonesia. GP Ansor merupakan organisasi keagamaa yang sudah diakui statusnya atau keberadaannya dimana GP Ansor secara khusus dibentuk untuk menjadi wadah pengkaderan Nahdhatul Ulama (NU). GP Ansor senantiasa menigkatkan pembinaan dan pengembangan dirinya, untuk menjadi kader yang tangguh, yang memiliki wawasan kebangsaan yang luas dan bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berketrampilan dan berakhlak mulia. Adapun susunan kepengurusan terdapat lima tingkat kepengurusan yaitu : tingkat pusat, tingkat propinsi (wilayah), tingkat kabupaten (cabang), tingkat kecamatan (anak cabang) dan desa (ranting). Dalam hal ini dakwah yang dilakukan oleh Pemuda Ansor adalah dengan dakwah bil lisan maupun dakwah bil hal ( dalam bentuk nyata ). Artinya dalam menyampaikan
dakwahnya sesuai keadaan mayarakat
tersebut. Kelurahan Maguwoharjo Kecamatan Depok Sleman masyarakat terdiri dari bermacam-macam golongan. Dari segi mata pencaharian adalah mayoritas pegawai negeri, wiraswasta, dan bertani. Kelurahan
8
Maguwoharjo terletak di pinggir kota, maka sudah tentu banyak menghadapi permasalahan, baik itu masalah sosial maupun masalah agama. Dalam menghadapi masalah kewaspadaan warga masyarakat mendesak. Maka
tersebut tentunya dituntut
terhadap arus pendatang
yang kian
dibutuhkan agama, karena agamalah yang bisa
mengantisipasi segala permasalahan, terutama bagi yang beragama Islam. Kebetulan di Kelurahan Maguwoharjo terdiri dari organisasi yang menangani masalah keagamaan khususnya agama Islam, yaitu Organisasi NU dan Muhamadiyah. Yang menduduki mayoritas adalah Organisasi NU. C. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas tadi penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Bentuk komunikasi sosial keagamaan Pemuda Ansor Maguwoharjo terhadap masyarakat Maguwoharjo Depok Sleman? 2. Bagaimana Implikasi dari Bentuk komunikasi sosial keagamaan Pemuda Ansor Maguwoharjo terhadap masyarakat Maguwoharjo Depok Sleman ? D. Tujuan Penelitian. 1. Untuk mengetahui Bentuk komunikasi sosial keagamaan Pemuda Ansor Maguwoharjo terhadap masyarakat Maguwoharjo Depok Sleman . 2. Untuk mengetahui arah maupun tata cara dari dakwah bentuk sosial keagamaan
Pemuda
Ansor
Maguwoharjo Depok Sleman.
Maguwoharjo
terhadap
Masyarakat
9
E. Kegunaan Penelitian. 1. Sebagai Pengetahuan sekaligus untuk menambah wawasan pemikiran dalam bidang Bentuk komunikasi keagamaan Pemuda Ansor terhadap masyarakat Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta. 2. Sebagai solusi bijak terhadap transformasi keilmuan yang diaplikasikan dalam keagamaan Pemuda Ansor terhadap masyarakat Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta. 3. Diharapkan dapat bermanfaat bagi para pelaksana dakwah Pemuda Ansor terhadap masyarakat maguwoharjo sehingga dapat melaksanakan dakwah dengan efektif. F. Telaah Pustaka Guna dari menampilkan telaah pustaka adalah membandingkan, menyatakan bahwa skripsi ini, perumusan masalahnya, berbeda dan menghindari terjadinya fokus penelitian.7 Maka penulis menelaah berbagai karya-karya yang membahas berbagai hal yang bekaitan dengan masalah sosial keagamaan. Buku pertama yang membahas tentang sosial keagamaan adalah : “Kajian Sosiologi Agama”.8 Buku ini lebih banyak membahas dan menjelaskan perbedaan-perbedaan antara rancangan sosiologi. Di satu pihak, dan rancangan filosofi dan teologi di lain pihak terhadap kajian agama.
7
Setiawan Jauhari, “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesisi, Disertasi”, (Bandung, Yrama Widya, 2001), hal. 55 8 Betty R Scharf, Kajian Sosiologi Agama” (Yogyakarta, PT Tiara Wacana, 1995)
10
Buku kedua yang membahas tentang sosial keagamaan adalah “Metodologi Penelitian Sosial Agama”. 9 Buku ini membahas tentang pencarian kebenaran untuk menanggapi tentang kehidupan sosial-agama dengan pendekatan ilmiah dan non-ilmiah. Pencarian yang bersifat ilmiah inilah yang akhirnya melahirkan berbagai disiplin ilmu, termasuk ilmuilmu yang menjadikan agama sebagai objeknya. Bahkan perkembangan kajian agama ini semakin beragam, baik objek maupun metodenya. Sebagai objeknya kajian, agama dapat diposisikan sebagai doktrin atau sebagai realitas sosial dan pengungkapannya. Selain judul diatas, ada skripsi yang berjudul “Pola komunikasi PP. Putri Al- Munawir komplek Q Krapyak
Yogyakarta” karya Farida.
Namun dalam judul tersebut hanya mendiskripsikan sistem komunikasi dalam interaksi kyai dengan santri dalam berbagai kegiatan. Sehingga judul “ Pola Komunikasi Sosial Keagamaan GP Ansor Maguwoharjo Terhadap Masyarakat Maguwoharjo” berbeda dengan karya Farida yang memfokuskan penelitiannya pada pondok pesantren. Dalam penelitian ini peneliti mengambil objek penelitian pada kegiatan sosial keagamaan yang ditinjau dari pola komunikasi. F. Kerangka Teoritik 1. Tinjauan Bentuk Komunikasi a. Pengertian Komunikasi
9
Suprayogo Imam Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-agama ,(Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2003).Hal.
11
Secara etimologis, kata komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut Communication sesungguhnya berasal dari bahasa latin communis yang berarti ”sama” , Communico, Communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common).
10
Sama
yang
dimaksud disini adalah kesamaan makna. 11 Ada juga yang mengatakan berasal dari bahasa latin Communicatte yang berarti berpartisipasi atau memberitahu. 12 Jadi secara terminologis pengertian komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses penyampaian suatu pernyataan (pesan) oleh seseorang kepada orang lain untuk mencapai suatu kesamaan makna. Pengertian komunikasi secara luas, banyak diungkapkan oleh para ahli menurut Joseph A. Devito, komunikasi mengacu pada tindakan , oleh satu orang lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.13 Komunikasi juga biasa dimaknai proses penyampaian pilkiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) pikiran tersebut biasa berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dibenaknya.14
10
Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001), Hal 41. 11 Onong Uchayana Efendi, Ilmu komunikasi dan praktek,(Bandung Remaja Rosda Karya 2004). Hal 9. 12 Astrid S Susanto, “ Komunikasi dalam teori praktek” , (Jakarta,Gramedia, 1978), Hal 131. 13 Joseph A. Davitto, “Komunikasi Antar Manusia ” , (Jakarta, Profesional Books, 1997) Hal 23 14 Onong Uchayana Efendi Op.Cit. Hal 11.
12
Selain itu pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu kombinasi tertentu dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal ( lisan atau tertulis ), ini bukan satu-satunya jenis pesan. Secara non verbal (tanpa kata). b. Sistem komunikasi Sistem komunikasi merupakan seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain. Suatu sistem senantiasa memerlukan sifat-sifat, yakni menyeluruh, saling bergantung, berurutan, mengontrol dirinya, seimbang, berubah, adaptif dan memilki tujuan. Sehingga apabila salah satu komponennya tidak berfungsi dengan baik, sistem itu secara otomatif itu tidak dapat berjalan secara normal sebagaimana mestinya. Ini berarti sistem harus dilihat secara menyeluruh. 2. Proses komunikasi Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder. a. Proses Komunikasi Primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial (gesture), isyrat, gambar, warna, dan lain sebagainnya yang secara langsung mampu
13
menerjemahkan pikiran komunikator kepada komunikan. 15 Proses komunikasi primer lebih simple karena pesan yang disampaikan langsung dapat diterima dan dapat ditanggapi sebagai umpan balik ketika komunikan dan komunikator saling memahami apa yang diperbincangkan. b. Proses Komunikasi Sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Pentingnya peranan
media, yakni media
sekunder,dalam proses komunikasi, disebabkan oleh efesiensinya dalam mencapai komunikan. Perbedaan antar keduannya terletak pada penggunaan alat-alat sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dan feed back (umpan balik)
yang ditimbulkan. Dalam proses komunikasi primer,
tanggapan komunikan dapat langsung diterima atau diketahui, sedang pada proses komunikasi sekunder umpan balik tidak dapat langsung diterima. 3. Sifat-sifat Komunikasi. Sifat komunikasi menurut Onong Unchayana Effendi dapat dibedakan menjadi empat yaitu:
15
Onong Uchayana Efendi, Op Cit. Hal 15.
14
Tatap muka (face to face) Komunikator berhadaban langsung dengan komunikan dan umpan balik bersifat langsung. Bermedia (Mediated) komunikasi dengan menggunakan sarana media, baik elektronik dan non elektronik. Verbal komunikasi dengan lambang bahasa yang itu dapat diwujudkan dengan dua cara : a) Lisan (oral) b) Tulisan atau cetak ( written atau printed ). Non komunikasi, ini lebih banyak menggunakan isyarat badan (gesture) atau gambar (pictorial) sebagai media penyampai pesan. Gesture dapat secara gamblang menerjemahkan pikiran seseorang sehingga terekspresi secara fisik. Sedangkan Pictorial sanggup menerjemahkan pikiran seseorang melebihi isyarat, warna tetapi tidak bisa melebihi bahasa. 4. Bentuk-bentuk Komunikasi. Bentuk-bentuk komunikasi terbagi menjadi empat bagian. a. Komunikasi personal (personal Comunication). Komunikasi ini dibedakan menjadi dua : 1) Komunikasi Intrapersonal (Intrapersonal Comunication) Komunikasi
Intrapersonal
adalah
Bagaimana
orang
menerima informasi, mengolahnya, menyimpanya dan menghasilkan kembali. Komunikasi intrapersonal meliputi sensasi, persepsi, memori dan berpikir. Sensasi adalah proswes menangkap stimull.
15
Persepsi ialah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain persepsi megubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Berpikir adalah mengolah dan
memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau
memberi respon.16 2) Komunikasi Antarpersonal (Interpersonal Comunication) Faktor-faktor personal dan situasional yang mempengaruhi persepsi kita tentang orang lain disebut persepsi interpersonal. Bagaimana anda memandang diri anda dan bagaimana orang lain memandang anda, akan mempengaruhi pola-pola interaksi anda dengan orang lain. Konsep diri mewarnai komunikasi komunikasi kita dengan orang lain . b. Komunikasi kelompok
(Group communication). Komunikasi ini
berjalan dan terwujud dalam berbagai kegiatan-kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu komunitas. Komunikasi bisa berupa ceramah,diskusi panel, symposium,forum,seminar,dan lainlain. c. Komunikasi Massa (Mass Comunicatio). Komunikasi dengan menggunakan media alat yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Media yang digunakan bisa berupa media cetak maupun
16
Jalaluddin Rahmat, psikologi komunikasi, ( Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003 ) hlmn. 79
16
elektronik yang sanggup memberikan pesan komunikasi dan informasi yang tidak terbatas. d. Komunikasi media (media Comunication). Komunikasi ini dapat berupa iklan layanan masyarakat yang jangkauannya sangat terbatas dan biasanya memberikan informasinya sekedarnya sesuai dengan fungsinya sebagai penyampai informasi. Komunikasi media dapat berupa surat, telepon, pamflet, poster, spanduk, dan lain-lain. Nah dari sini bisa diarahkan bahwa proses komunikasi merupakan transformasi
pesan
oleh
komunikator
kepada
komunikan
yang
mengandung maksud dan tujuan tertentu dengan berbagai metode dan media yang ada, yang tujuan utamanya adalah merubah suatu keadaan dari status yang kurang baik (jelek/buruk) menjadi sebuah keadaan yang lebih baik. 5. Hubungan Komunikasi Dengan Dakwah Dakwah ibarat lentera kehidupan, yang memberi cahaya dan menerangi hidup manusia dari kegelapan. Dalam realitanya saat ini dakwah, dakwah yang hadir di tengah-tengah umat saat ini masih dominan dengan retorika. Artinya kita belum bisa mewujudkan satunya kata dengan tindakan. Makna dakwah menurut Mohammad Natsir dalam buku Fiqhud Dakwah, mengatakan bahwa ada tiga metode dakwah yang relevan disampaikan ditengah masyarakat. Yaitu dakwah bil lisan, dakwah bil kalam, dan bil hal. Dalam prakteknya sampai saat ini, baru dakwah bil
17
lisan yang sering dilakukan. Sementara itu dakwah bil kalam dan bil hal masih jauh dari harapan. Oleh sebab itu kualitas dakwah sampai sekarang ini masih sangat memprihatinkan. Pengertian dakwah dalam tinjauan komunikasi menurut Drs. Toto Tasmara yang melahirkan istilah baru yaitu komunikasi, menurut beliau komunikasi dakwah yaitu suatu bentuk komunikasi yang khas dimana seseorang (komunikator) menyampaikan pesan-pesan (message) yang bersumber atau sesuai dengan ajaran Al Qur‟an dan sunnah, dengan tujuan agar orang lain dapat berbuat amal sholeh sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan tersebut. Istilah komunikasi dakwah merupakan nama lain dari pengertian dakwah dalam tinjauan dakwah komunikasi. Pada dasarnya komunikasi dakwah adalah komunikasi yang unsur-unsur nya disesuaikan dengan visi dan misi
dakwah. Hal ini
sejalan dengan rumusan yang dikemukakan oleh Drs. Toto Tasmara bahwa komunikasi dakwah adalah upaya mengkomunikasikan ajaran islam dengan tujuan merubah suatu kondisi komunikasi menjadi lebih baik, indah dan taat.17 Pada dasarnya dakwah merupakan suatu kegiatan komunikasi namun komunikasi belum tentu kegiatan dakwah, karena informasi (message) yang yang disampaikan sangatlah berbeda. Pada kegiatan dakwah informasi yang disampaikan berupa ajaran-ajaran agama sedangkan pada komunikasi, pesan yang disampaikan berupa semua
17
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama : 1987), hlm. 49
18
informasi yang didapatkan oleh komunikator. Dalam dakwah, yang harus diperhatikan adalah kebutuhan komunikan, yaitu pesan apa saja yang harus disampaikan sesuai kebutuhan komunikan (mad‟u). Dengan memperhatikan hal tersebut maka komunikator akan mudah diterima oleh masyarakat. 6. Faktor-faktor Penghambat dan pendukung komunikasi. Dalam melakukan proses komunikasi dengan berbagai media dan komponen yang ada, maka perjalanan transformasi pesan komunikasi tidak lepas dari hambatan dan gangangguan. Menurut Reed H Blake dan O Harold bahwa ada dua jenis utama gangguan komunikasi yaitu : gangguan saluran dan gangguan semantik. - Gangguan saluran ( channel noise) meliputi setiap gangguan yang mempengaruhi kehandalan fisik penyampaian pesan. ( Emery, Ault, Agee, 1965 ) . gangguan saluran ini lebih banyak pada gangguan teknis dalam proses tranformasi komunikasi sehingga menghambat sampainya pesan komunikator komunikan. - Gangguan semantik adalah gangguan yang terjadi karena salah menafsirkan pesan ( Cherry, 1996 ). Ketidak sesuaian kode yang digunakan oleh
pengirim ( encoder )dengan yang dipahami oleh
penerima ( decoder ) kendati pesan yang diterima dengan pesan ketika dikirim ( Bush, 1954).18 Akan tetapi secara lebih rinci akan diuraikan
18
Reed H Blake dan Edwin O Harold, Taksonomi Konsep Ekonomi. (Surabaya :Papirus.2003). Hal 13
19
penghambat komunikasi dari pihak komunikator sebagai pengirim pesan yaitu : 1. Tidak adanya kepercayaan pihak komunikan bahwa komunikator memiliki pengetahuan yang luas dan ahli dalam bidang tertentu. 2.
Komunikator kurang mempunyai daya tarik untuk mempengaruhi pendapat atau perubahan sikap karena komunikan merasa bahwa komunikator tidak ikut serta dengan mereka dalam hubungannya dengan opini.
Beberapa faktor penghambat komunikasi dari pihak komunikan, yaitu : 1. Komunikan tidak memahami pesan-pesan yang disampaikan komunikator, sehingga tidak terjadi kesamaan makna. 2. Komunikan tidak mengambil keputusan, karena pesan-pesan yang disampaikan komunikator kurang sesuai dengan tujuannya. 3. komunikan tidak bisa menerima gagasan dari komunikator. Dalam
komunikasi
alat
yang
paling
lengkap
mengekspresikan berbagai pesan dalam berbagai situasi dan kondisi adalah bahasa, ini tidak lepas dari karakteristik bahasa yang mudah di intrepretasikan dalam menyampaikan pesan komunikasi. Akan tetapi dalam berkomunikasi pun interaksi dalam berbahasa mempunyai hambatan dan gangguan yang berakibat kepada efek yang keliru dalam komunikasi. Hambatan tersebut antara lain :
20
1. Polarisasi adalah kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan menguraikannya dalam bentuk ekstrim baik
atau buruk, sehat
atau sakit.
Kita mempunyai
kecenderungan kuat untuk hanya melihat titik ekstrim dan mengelompokan manusia, obyek dan kejadian dalam bentuk lawan kata yang ekstrim. Pada hal kebanyakan manusia berada ditengah-tengahnya. 2. Orientasi intensional mengacu kepada kecenderungan kita untuk melihat manusia, obyek dan kejadian sesuai dengan ciri yang melekat pada mereka. 3. Kekacauan karena menyimpulkan fakta keliru . ini semua dapat terjadi karena kita kadang memberikan pernyataan yang belum kita amati. Atau kita memperlakukan kesimpulan sebagai fakta. 4. Potong kompas adalah bila pendengar dan pembicara saling salah paham akan makna yang mereka maksudkan. Ini dapat terjadi bila kata yang berbeda digunakan untuk makna yang sama atau kata yang sama digunakan untuk makna yang berbeda. 5. Kesemuan kecenderungan yang menganggap bahwa orang yang mengetahui hal tertentu pasti menguasai segalanya, atau bahwa apa yang telah dikatakanya pasti sudah seluruhnya. 6. Evaluasi statis ini terjadi apabila kita mengabaikan perubahan dan menganggap bahwa realitas adalah hal yang statis.
21
7. Indiskriminasi
terjadi apabila kita mengelompokkan hal-hal
yang tidak sama ke dalam satu kelompok dan menganggap karena mereka dalam yang sama, mereka semuanya sama.19 Selain faktor penghambat komunikasi agar berjalan dengan efektif, maka tedapat faktor pendorong komunikasi agar jalannya transformasi pesan terlaksana dengan efektif dan efisien. Ini semua dapat dicapai dengan. 1.Mengenali sasaran komunikasi. Agar komunikasi tepat ssaran maka kita harus mengetahui dan mengenali siapa-siapa yang menjadi target ssaran komunikasi. Ini semua dapat tewujud apabila diperhatikan faktor-faktor berikut : 1.Pesan harus disesuaikan dengan kerangka referensi. 2.Harus diperhatikan situasi dan kondisi komunikan. 3.Pemilihan media komunikasi Pemilihan media yang tepat berpemgaruh terhadap pencapaian komunikasi yang diinginkan,sesuai dengan tujuan komunikasi yang dilakukan. 2.Pengkajian Tujuan Komunikasi. Pesan komunikasi agar ditangkap dengan maksimal harus benarbenar mempunyai tujuan dan arah yang tepa. Pencapaian tujuan komunikasi yang tepat dilakukan dengan tekhnik persuasi, dan teknik intruksi.
19
Joseph A Devito, Op.Cit.Hal. 140
22
3.Peranan komunikator dalam komunikasi. Artinya komunikator harus benar-benar mempunyai gaya dan style yang bisa mempengaruhi penerima pesan. Ini semua terlihat pada : 1.Daya tarik sumber ( Komunikator ) 2.Kredibilitas sumber ( Komunikator ) H. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara-cara ilmiah yang digunakan untuk melaksanakan penelitian. Sedangkan penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu kebenaran yang dilaksanakan dengan menggunakan metode-metode ilmiah
20
.
Ketepatan menggunakan metode pada penelitian ini adalah syarat utama dalam mengumpulkan data, apabila seseorang mengadakan penelitian kurang tepat dalam mengambil penelitian tentulah akan mengalami kesulitan-kesulitan bahkan tidak akan mendapat hasil yang diharapkan, sehingga dalam penelitian ini metodologi penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Subyek dan Obyek Penelitian Yang dimaksud subyek adalah sumber tempat memperoleh keterangan penelitian 21 . Dalam hal ini yang menjadi subyek penelitian adalah
beberapa orang yang dapat memberikan informasi dalam
pengumpulan data yaitu Pengurus Gerakan Pemuda Ansor periode 200320
Sutrisno Hadi, Metodologi Riset, Jilid I-II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hal.4. Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik, (Bandung: Tarsito, 1990), hal. 143. 21
23
2006 Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta. Sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah Pola Komunikasi Organisasi Sosial Keagamaan Pemuda Ansor Maguwoharjo Terhadap Masyarakat Maguwoharjo yang berupa pengajian / kajian kitab dan mujahadah . 2. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan informasi yang akurat diperlukan adanya data yang valid sehingga mampu mengungkap permasalahan yang akan diteliti, dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah:. a. Metode Interview Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab secara sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian22. Adapun jenis interview yang digunakan adalah interview terpimpin dan interview tak terpimpin, dalam teknis pelaksanaannya penulis mengajukan pertanyaan kepada informan, kemudian informan diminta menjawab dengan bebas terbuka. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya, serta mengajukan pertanyaan tambahan apabila masih ada pertanyaan yang belum jelas. Dalam metode interview yang menjadi informannya adalah Ketua Pemuda Ansor Maguwoharjo sebagai informan sekunder dan dari masing- masing tiap koordinator devisi yang ada dalam kepengurusan Pemuda Ansor sebagai informan primer. 22
Sutrisno Hadi, Metodologi Research 2, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fak Psikologi UGM 1987), hal. 193
24
Interview ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum tentang pola komunikasi yang di aplikasikan beserta kegiatannya. b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu metode penelitian
yang bersumber
pada bahan-bahan tertulis23. Kemudian lebih jelas lagi dikatakan bahwa metode dokumentasi adalah penghimpunan dan pemberian keterangan yang dikutip, disadur dari perpustakaan-perpustakaan, arsip dan lain sebagainya 24 . Dokumentasi berproses dan berawal dari menghimpun dokumen, memilih-milih dokumen sesuai dengan tujuan penelitian, menerangkan dan mencatat serta menafsirkannya.25 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data gambaran umum GP Ansor diantaranya latar belakang atau sejarah berdirinya, tujuan berdiri, program kegiatan dan sebagainya. c. Metode Observasi Observasi adalah proses pengambilan data yang dilakukan dengan cara pengamatan secara sistematik terhadap obyek yang diteliti, artinya disengaja dan terencana bukan hanya melihat sepintas26. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan artinya peneliti tidak turut ambil bagian dalam kegiatan yang diteliti. Metode ini digunakan sebagai pelengkap dan penguat data yang diperoleh dengan metode interview dan dokumentasi.
23
Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), hal.136. Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ihtiar Baru Van Hover, 1980), hal. 849. 25 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos, 1997), hlm. 77 26 Ibid. hal. 132. 24
25
Pertimbangan digunakan tekhnik ini adalah bahwa apa yang dilakukan orang seringkali berbeda dengan apa yang orang itu lakukan.27 3.Analisa Data Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka selanjutnya diadakan analisa terhadap data tersebut. Dalam hal ini metode analisa data yang digunakan adalah metode analisa deskriptif kualitatif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bagan dan Taylor metode deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati28. Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan
29
. Tujuannya adalah
menyederhanakan data pemikiran yang amat besar jumlah menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami. Atau analisis ini
bertujuan
untuk
menarik
kesimpulan
penelitian
yang
telah
dilaksanakan 30 . Untuk lebih jelasnya dalam analisis data ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pengumpulan data b.Mengklasifikasikan data c. Mendeskripsikan data
27
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian kualitatif, {Bandung: Remaja Rosdakarya,1996}, Hal.16 28 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 132. 29 Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1987), hal. 263. 30 Hermawan Warsito, Pengatar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1992), hal. 89.
26
Dengan menghubungkan data dengan data yang lain, maka seluruhnya gambaran yang jelas tentang pola komunikasi sosial keagamaan GP Ansor terhadap masyarakat Maguwoharjo.
63
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pemaparan data beserta analisisnya sebagaimana uraian pada bab sebelumnya, maka dapat diambik kesimpulan mengenai pelaksanaan dakwah Gerakan Pemuda Ansor Ranting Maguwoharjo Depok Sleman Periode 2003 – 2006 sebagai berikut : 1. Pelaksanaan dakwah melalui secara umum
Pengajian Lembaga Pengkajian Kitab
bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana.
Namun kedepan perlu diadakan perbaikan dan perubahan mengenai metode yang dipakai dalam penyampaian materi pengajian , yaitu dari metode ceramah kepada metode ceramah dan dialog agar pengajian berjalan lebih dinamis dan tidak membosankan. 2. Bahwasanya Mujahadah tersebut dilaksanakan setiap malam rabu wage yang bertujuan diadakannya kegiatan mujahadah di Gerakan pemuda Ansor Di Maguwoharjo adalah sebagai berikut : Menambah ketaqwaan kepada Allah Swt, yang dibuktikan dengan intensitas pelaksanaan ibadah. Membina generasi muda berkhlakul karimah sebagaimana yang disunnahkan oleh rasulullah. Membina para pemuda supaya mampu merasakan dalam memperoleh kenikmatan setelah melaksanakan ibadah 3. Adapun faktor pendukung pelaksanaan dakwah , Adanya seperangkat susunan pengurus yang lengkap dan memenuhi keahlian di bidang
64
masing-masing,
sehingga
dapat
mendukung
keberhasilan
dalam
melaksanakan program kerja. 4. Gerakan Pemuda Ansor khususnya dimaguwoharjo dalam pengelolaan organisasinya masih lemah dan belum mandiri, hal ini bisa dilihat dari adanya pengambilan kebijakan organisasi sering masih dipengaruhi oleh seniornya dan juga dalam pendanaan organisasi masih mengandalkan sumbangan dari masyarakat. 5.Sudah
saatnya
Gerakan
Pemuda
Ansor
khususnya
di
Ranting
Maguwoharjo mulai mendengarkan dan membuka diri menerima kritik, masukan dan saran dari siapapun , disertai dengan melakukan berbagai perubahan-perubahan kearah yang lebih baikdan maju agar eksistensinya bisa terjaga dan jauh lebih baik seta tidak tinggal namanya saja. B. SARAN - SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas , maka penulis bermaksud untuk menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Hendaknya dalam memilih pengurus diperhatikan masalah pengalaman berorganisasi dan kesibukan pribadi yang ditunjuk. 2. Perlu adanya perubahan metode penyampaian pengajian, dari metode ceramah kepada metode ceramah dan tanya jawab. Hal ini dimaksudkan agar semangat audance tumbuh dan terhindar dari rasa bosan mengikuti pengajian. 3. Untuk mendukung terhadap profesionalisme pengurus Ansor Ranting Maguwoharjo dalm mengelola organisasi, maka perlu
65
sekali diadakan pelatihan – pelatihan tentang menejemen organisasi. 4. Selalu
membangun
komunikasi
antar
pengurus
demi
memaksimalkan tujuan organisasi. Disamping itu juga menjalin komunikasi aktif dengan warga, sehingga mendapatkan masukan sekaligus umpan balik agar dapat menetapkan kebijakan yang tepat pula. 5. Jangan membawa masalah yang dapat merusak hubungan shilaturrahmi
antar
pengurus,
sehingga
akan
mengganggu
organisasi. 6. Untuk memaksimalkan pengurus, hendaknya dilakukan evaluasi pelaksanaan program kerja secara permanen, sehingga apabila terdapat masalah dapat cepat diselesaikan. C. PENUTUP Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya dan yang telah memberikan kekuatan bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yang mana tidak dapat penulis sebutkan semua. Semoga segala bantuan yang telah
66
diberikan mendapat ridho dan selanjutnya mendapatkan balasan dari Allah SWT. Terakhir penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi maupun semua pihak yang berkepentingan.
CIRUCULUM VITAE
Nama
: NASRUDIN
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir
: Sleman, 14 November 1982
Agama
: Islam
Alamat
: Tajem rt 03/rw 31 Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta
Pendidikan
: SD Depok I, lulus tahun 1996 SMP 3 Kalasan, lulus tahun 1999 MAN III Yogyakarta, lulus tahun 2002 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, masuk 2002
BIODATA ORANG TUA Nama Ayah
: Abdul Alim
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama Ibu
: Mastingah
Agama
: Islam
Alamat
: Tajem rt 03/rw 31 Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta
Recana Interview
1.
Kepada
ketua
Ansor
Ranting
Maguwoharjo
di
Maguwuharjo
Depok
SlemanYogyakarta a. Bagaimanakah Sejarah berdirinya GP Ansor Ranting Maguwoharjo dan perkembangannya? b.Bagaimanakah sifat, dasar dan tujuan berdirinya GP. Ansor Ranting Maguwoharjo di Maguwuharjo? c. Bagaimanakah Struktur Organisasi GP. Ansor Ranting Maguwoharjo di Maguwuharjo? d.Apa sajakah program kegiatan Organisasi GP. Ansor Ranting Maguwoharjo di Maguwuharjo?
2.
Kepada seksi dakwah dan Pelaksana kgiatan Pengajian LPK GP. Ansor Ranting Maguwoharjo. a. Apa sajakah yang menjadi jenis-jenis prioritas dakwah GP. . Ansor Ranting Maguwoharjo di Maguwuharjo? b. Apakah tujuannya ? c. Apa sajakah yang menjadi hambatan dalam dakwah GP. Ansor Ranting Maguwoharjo di Maguwuharjo? d.Bagaimanakah Maguwuharjo?
penerapan
program
.
Ansor
Ranting
Maguwoharjo
di
e. Bagaimanakh sistematika/mekanisme penerapan program yang dilakukan oleh GP. Ansor Ranting Maguwoharjo di Maguwuharjo? f. Bagaimanakah
usaha-usaha
yang
Maguwoharjo di Maguwuharjo?
dilakukan
oleh
GP.
Ansor
Ranting