BANGUNAN SILANG DAN BANGUNAN
TERJUN
BANGUNAN SILANG DAN BANGUNAN TERJUN 6. 1 BANGUNAN SILANG 1. Umum Bangunan silang adalah bangunan yang membawa air buangan atau air hujan dari saluran atas ke saluran bawah melalui suatu hambatan alam mesalnya sungai, jalan, buit dan sebagainya. Saluran pada umumnya melintas pada bawah saluran. Macam-macam dari bangunan silang adalah : a. Sipon b. Gorong-gorong c. Talang . d. Alur pembnang 2.
Sipon
Sipon adalah bangunan yang membawa air lewat bawah jalan, melalui sungai atau saluran pembuang yang dalam. Antara saluran dan sipon pada pemasukan dan pengeluaran dip'erlukanpengaliran yang cocok. Agar sipon dapat berfungsi dengan baik maka sipon tidak boleh dimasuki oleh udara. Mulut sipon sebaiknya di bawah permukaan air hulu. Kedalaman air di atas sisi atas sipon dari permukaan air, tergantung dari kemirigan dan ukuran sipon. Pada sipon kecepatan harus dibuat setinggi mungkin sesuai dengan kehilangan tinggi energi maksimum yang diizinkan agar tidak teIjadi pengendapan lumpur. Perencanaan hidrolis sipon harus mempertimbangkan kecepatan aliran, kehilangan pada pralihan masuk, kehilangan akibat gesekan, kehilangan pada bagian siku sipon, serta k~hilangan pada peralihan keluar. Disalurkan yang lebih besar, sipon dibuat dengan pipa rangkap guna menghindari kehilangan yang lebih besar didalam sipon. Kehilangan tinggi energi yang timbul dalam pengaliran melalui sipon adalah :
144
a.
Kehilangan akibat gesekan v2 * L
hf
=
R C
=A/P = kRJ/6
(6.1)
C2 * R
dimana : hf = kehilanganakibat gesekan,m V = kecepatandalam banguna,mJdt L = panjang pipa, m g = percepatangravitasi,mJdt2 R P C k
=
jari-jari hidrolis, m
= =
keliling basah, m koefeisien Chezy koefisien kekasaran Strickler
=
Tabel 1.6 Koefiseian Kekasaran Strickler
Bahan
k
Baja beton
76
Beton, bentuk kayu, tidak selesai
70
Baja
80
Pasangan batu
60
b.
Kehilangan Energi Pada Peralihan Untuk peralihan pada saluran terbuka dengan bilangan Froude kecil dari 0,5 maka kehilangan energi pada peralihan masuk dan keluar dinyatakan dengan rumus Borda : ilH masuk
ilH keluar
= S
masuk
= S
keluar
_
( va - vl)2
(6.1)
2g
(v2 - va)2 2g
(6.3) 145
dimana : S masuk, va
S keluar = = = =
VI V2
c.
faktor kehilangan energi kecepata rata-rata yang dipercepat, m/dt kecepatan rata-rata disaluran hulu, m/dt kecepatan rata-rata dihilir, m.ldt
Bagian siku dan tikungan Kehilangan energi pada bagian siku dan tikungan adalah : v2a
=
,
2g
,.,.. '
,
,
,
(6.4)
dimana : ~:
koefisien kehilangan energi, sesuai tabel 6.2
Tabel 6.2 Koefisien Kehilangan Energi Sudut a
Potongan
Bulat Segiempat
5
10
15
22,5
30
45
60
75
90
0,02 0,02
0,03 0,04
0,04 0,05
0,05 0,06
0,11 0,14
0,24 0,3
0,47 0,6
0,80 1,0
1,1 1,4
1. Penampang Memanjang Sipon Penampang
Hemanjang
Sipon
,IT"
. ..... p-in'~ 'biles '". .::.
" . ". :.', . ......... . ','
'.
",:; :,:: ",:::':'::i:':'::'- ";',::" p-otongon m~ma~~g
'"
Gambar 6.1. Contoh Sipon 146
2.
3.
Potongan Melintang Sipon (luas basah) Potongan melintang sipon dihitung dengan mmus : A = QN
(6.5)
Jika dipakai sipon .pipa persegi, dimensinya menjadi : A = 2 x ( h x b - 4 ( 1(2 X ( 0,25 h )2 »
(6.6)
Potongan Memanjang Sipon Sebelum profil memanjang sipon ditentukan maka kondisi berikut hams diperhatikan : a. Sipon dalam keadaan kosong hams menahan gaya tekanan ke atas, dengan demikian diperlukan penutup tanah yang memadai. Situasi kritis untuk gaya tekan keatas terjadi jika muka air tanah setinggi muka sipon Gaya Tekan keatas : Fu = / w * g * B * H Gaya Resistensi : 1) Penutup tanah Fl = / s * g * he 2) Penutup beban mati F2 = / et * g *. vel
(6.8)
(6.9) (6.10)
dimana : Fu Fl
= =
F2 = Jw =
Js =
Jet B
= =
H hc Vct fs
= = = =
gaya tekan keatas, kN
tekanan tanah, kN
beban mati, kN berat jenis spesifik, 1000kg/m3 berat jenis tanah, 1700kg/m3 berat jenis beton, 2400 kg/m3 lebar total sipon, m tinggi total sipon, m tinggi penutup tanah Volume beton sipon
faktor keamanan,1,5
Untuk keseimbangan : 1,5 Fu < FI + F2
(6.11)
147
3. Gorong-gorong Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air melewati jalan bawah air lainnya. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih keeil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir. Potongan melintang gorong-gorong dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu : 1. Gorong-gorong aliran bebas yaitu gorong-gorong yang berada diatas muka air. 2. Gorong-gorongmengalir pemuh jika lubang keluar tenggelam atau jika air dihulu tinggi dan gorong-gorong panjang. Pereepatan yang dipakai pada pereneanaan gorong-gorong tergantung pada jumlah kehilangan energi yang ada dan geometri lubang masuk dan keluar. Keeepatan aliran gorong-gorong umumnya adalah : v = 1,5 m/dt untuk saluran irigasi dan v = 3 m/dt untuk saluran pembuang Gorong-gorong sebaiknya melewati bawah saluran dengan ruang bebas 0,3 m untuk saluran tanah dan 0,6 m untuk saluran pasangan. Berikut ini beberapa tipe gorong-gorong : Gorong-gorong pipa beton tulang Gorong-gorong pipa beton tumbuk diberi alas beton Gorong-gorong pasangan batu dengan dek beton bertulang Gorong-gorong bentuk boks segi empat dari beton bertulang Kehilangan tinggi energi yang timbul dalam pengaliran melalui gorong-gorong adalah: Kehilangan energi masuk : ~H masuk
= S masuk
(va - V)2 (6.12) 2g
Kehilangan energi akibat gesekan : L V2 hf
148
= J ·
-
D
·-
2g
(6.14)
dimana : hf
=
V L g D f
= = =
kehilanganakibat gesekan,m kecepatandalam pipa, m.ldt panjang pipa, m percepatangravitasi,mldt2
= =
diameter pipa, (m) koefisien gesek 124.6 m2
=
DI/3
f'
=
f/4
=
.............................................................
19.6 m2fRI13 .....................................
(pipa) (persegi)
Kehilangan energi keluar ~H keluar
= S keluar
(va - V)2
2g
(6.14)
dimana :
=
kRl/6
R
=
L
=
koefisienkekasaranStrickler jari-jari hidroulisuntuk pipa dengandiameterD : R_lI 4D
v va
= =
c k
=
panjang pipa, m kecepatan aliran dalam pipa, mldt kecepatan aliran dalam saluran, mldt
149
....
" ,; : I. ,:
" I' :
5
Q :r~ ., o :>
t
n
==
" I'
.:!
;: iU):
., " :1 II ..~ r ',.
I
.,
::
S!
jn
I 10____
:: :~ : :: ~:
..::c
.s
"
==
:::
"
::
;;. o :: b.() 0 .$; ==
-
8
a 'C5
....
8
....
,g E
i : Oi.L~ t I
1 .1 . L1 ..i_
; 4. Talang Talang atau flum adakah penampang saluran buatan dimana air mengalir dengan permukaan bebas yang dibuat melintas cekungan, saluran, sungai, atau sepanjang lereng bukit. 150
Bangunan ini dapat didukung oleh pilar atau atau konstruksi lain. Untuk saluran yang lebih besar dipakai talang baja atau beton. Talang tersebut dilengkapi dengan saluran masuk dan saluran keluar. Potongan talang direncanakan dengan mas yang sarna dengan luas potongan saluran, namun dimensinya dibuat sekecil mungkin tergantung pada kehilangan tinggi energi yang tersedia. a.
Kehilangan Energi Kehilangan energi pada talang pada prinsipnya adalah sarna dengan pada sipon, ataupun gorong-gorong. 1) Kehilangan tinggi energi masuk
~H masuk =
~ masuk
(v.- V1)2
(6.15)
2g
2) Kehilangan tinggi energi keluar ~H keluar
= ~ keluar
(v2
- vy 2g
b.
(6.16) b.
Tinggi jagaan Tinggi jagaan minimum untuk air yang megalir dalam talang didasarkan pada debit, kecepatan dan faktor lain. Harga tinggi jagaan minimum untuk talang adalah : Tabel 6.3. Talang
Debit m3/dt < 0,5 1,5 5,0 10,0 >
0,5 15
tinggi jagaan, m
1,5 5,0 10,0 15,0
0,2 0,2 0,25 0,3 0,4 0,5 151
5 bentang dalam beton bertulang yang dieor di tempat
1
kisi-kisi penyaring potongan
.'
memanjang
Gambar 6.3. Contoh Talang
,
I
bo~'cn atas \on99ul salUfan
~ .alurnlJ..~mblJQnCJ dl"noh boc;jian atos tangc;jul alur p-f'mbuOn9
:...
'4.r...
;
.
bogion atos tonQ9ul soluron normal ~~t~1.~ ..:..l;;'<:-:J
."
~: ).' .>:.: ~7:~ ::".~~.;!~~~ dOSQf saluron_~mbuon9 P.OIongo'n A _ A
\>~,~.:.~:'::/:.:
.'
'. . ~. °0:°0:.
: :-..
.: .0..
Gambar 6.4. Potongan dan denah alur pembuang pipa 152
.,'.:. /:'::'.~:'~~ ." .. "
5.
Alur Pembuang Alur pembuang adalah bangunan yang dipakai untuk membawa air buangan dalam jumlah kedl ke saluran. Untuk aliran yang besar bisanya air diseberangkan lewat atas atau bawah saluran dengan menggunakan gorong-gorong yang selanjutnya dibuang jauh diluar saluran. Hal ini terutama apabila aliran air diperkirakan mengangkut cukup banyak lanau, pasir atau benda-benda hanyut. Namun kadang lebih ekonomis untuk membawa air bersih kedalam saluran daripada membelokkannya keluar. Alur pembuang bisa dibuat disalurkan pembuang alami atau diujung saluran pembuang yang sejajar dengan saluran irigasi. Karena ujung alur pembuang paling cocok digunakan jika saluran seluruhnya berada di bawah permukaan tanah asli. Contoh soal : Talang pada saluran tersier melewati saluran pembuang Oiketahui
Saluran tersier bl = hi = 0,5 = 0,5 m3/dt Q = 0,2 mldt v = 15,80 ELl = EL3 16,30 EL4 16,60 Saluran pembuang B = 2,00 m m = 1,0 h = 1,25 m EL6 = 13,80 EL7 = 15,05
Ditanyakan : Hitung dimensi dan kehilangan tinggi energi pada talang untuk flum beton
153
Penyelesaian 1.
:
Panjang flum :
L .
=
B + 2m(EL4 - EL6)
=
2,00 + 2 x Ix (16,60
- 13,80) = 7,60
ambil 8,00 m (standar) 2.
Dimensi flum beton Lebar minimum flum (b3) adalah 0,40 m dari kedalaman air saluran (hI = 0,50) A = b3 x hI = 0,40 x 0,50 = 0,20 m2
jadi : v = Q/A dan: R = AlO
=
0,085/0,20= 0,425 mldt
=
0,02/(0,4 + 2 x 0,5) = 0,14
Kemiringan flum dihitung dengan rumus Strickler. V = kR2/3 P/2
=
0,425
=
I
3.
70 x 0,142/3 X pl2
0,0005
Kehilangan tinggi energi Bagian masuk : ~H masuk = ~H masuk
= =
Bagian keluar : ~H keluar = ~H keluart
=
=
~ masuk
(va - v1)2/2g
~ masuk=
0,5 (tabe1) 0,5 (0,425 - 0,20)2/19,6 0,0013 m
~ keluar
(vI - va)2/2g
~ keluar = 1,00 0,0026 m
sekan : Hf = Lt x I
=
8,00 x 0,0005
= 0,006 m . Jumlah kehilangantinggi energi :
154
m (tabel)
1,00 (0,20 - 0,425)2/19,6
~H
=
AH masuk + AH keluar + Hf 0,0013 + 0,0026 + 0,006 0,0099 m ambil = 0,001
= =
6.2 BANGUNAN TERJUN 1. Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah asli lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diijinkan. Bangunan semacam ini mempunyai 4 bagian fungsional, masingmasing memiliki sifat perencanaan yang khas sebagai berikut : a. Bagian hulu pengontrol, yaitu bagian dimana aliram menjadi superkritis. b. Bagian dimana air dialirkan ke elevasi yang lebih rendah. c. Bagian tepat disebelah hilir potongan U dalam gambar (6.5) yaitu tempat dimana energi diredam. d. Bagian peralihan saluran memerlukan perlindungan untuk mencegah erosi. P"!'ngon\rol
~aliran I
p~ralihon
'
r(indUn~i
+.
~nurunan \iOQ<;1i f'ne-rgi c.H
c.Z
Gambar 6.5. /lustrasi peristilahan yang berhubungan dengan bangunan peredam energi
155
2.
Dimensi Bangunan a.
Bagian pengontrol Pada bagian ini berfungsi sebagai pengontrol aHran. Hubungan tinggi energi yang memakai ambang sebagai acuan (hi) dengan debit (Q) pada pengontrol ini bergantung ketinggian ambang (PI)' Potongan memanjang mercu bangunan, kedalaman bagian yang tegak lurus terhadap aliran, dan lebar bagian pengontrol ini. Untuk bagian pengontrol ada dua altematif : I. Mempersempit luas basah tanpa ambang. 2. Pemakaian ambang dengan permukaan hulu miring. Mempersempat luas basah berarti memperbaiki kurve Q-h bahkan bagian pengontrol segitiga bisa sesuai dengan kurve Q-h saluran, tetapi bagian pengontrol segiempat lebih murah. Pemberian ambang memberikanpengaruh yang baikterhadap besaran debit disebelah hulu pada debit rendah. Untuk saluran yang mengangkut aliran dengan kandungan sedimen tinggi, tidak perludibuat ambang agar tidak terjadi sedimentasi, dengan demikian mengurangi biaya pemeliharaan. Bagian pengontrol segiempat. Kurve Q-h saluran diberikan pada lebar bagian pengontrol segiempat ditentukan dengan menggunakan kriteria bahwa pada 70% dari debit rencana saluran (0,7 x QIOO%) tidak diperkenankan terjadi penurunan muka air. Q70%
=
Y70% = = A70%
=
v70%
H70%
=
=
=
0,7 X
QIOO%
= 5,300m3/dt.
1,36 m by 70%+ my\O% 5,77 x 1,36 x 1,5 x 1,5 x 1,36 Q70%
Y70
1 A70% = 5,3/10,62 + v702/2g
= 10,62
m2
= 0,50
1,36 + 0,502/19,6 1,37 m.
Untuk bagian pengontrol kurve Qh ditentukan dengan hubungan sebagai berikut : Q
156
= Cd2l3-Y2/3
g B HI,5
(6.17)
dimana :
Q
=
B
=
H = g = Cd =
=
L
debit, m3/dt lebar bagian pengontrol, m kedalaman energi, m gravitasi konstan, 9,8 mIdt2 0,93 + 0,10 H/L panjang bagian pengontrol (m)
= 1,50 koefisien debit pada Q70 menjadi Cd70% = 0,93 + 0,10 (H70%/L) = 1,021
Dengan L
Sekarang lebih bagian pengontrol dapat dihitung : Q70%
=
5,30 = = B
1. C..oJ
Cd70.2/3...J2/3g B H70%I,50
1,021 x 2/3 ...J2/3x 9,8 x B x 1,371,5 1,90 m
---------
I.W
I
1.50
I
t
I
I .f'
.
~
I
r;
~
...
sl ~I
:1 ;:1
'"
8
gl
-I
PE~~I-JTROL eo .1.90
PE~u(lHlUN
0.01
,
0
°1
~
Iof"-"s.
1
I I
I I I
I
I o
lO
10
~
CoD
I
~
:1
r;
Z
O.SO
~
~
I
4'
5o\Lu~...H 1.00
&,0 I
60
JO
I i &0
Grafik 6.1. Lebar bagian pengontrol
157
Untuk lebar air (B = 1,90 m), dapat digambar
kurve Q - h bagian pengontrol. Dapat dilihat bahwa pada debit dibawah
Q70'
penurunan muka air dapat terjadi maximum 0,07 m.
Untuk saluran-saluran irigasi, harga-harga ini adalah marginal, dengan mempertimbangkan asumsi-asumsi mengenai kekasaran saluran danketelitian dimensi setelah pelaksanaan.
0'
rI
ID,<7'
.:~
a. Bagianpengontrol trapesium Perencanaan bagian pengontrol trapesium didasarkan pada rumus untuk flum trapesium : Q = Cd (bYe+ sYe2) [2g (Hy) ]0,5
(6.18)
dimana Cd =
= Ye = s = H = g = b
koefisien debit (= 1,05) lebar dasar celah, m kedalaman kritis pada bagian pengontrol, m kemiringan samping celah tinggi energi di saluran, m percepatan gravitasi, m/dt2
Untuk mempermudah perencanaan, telah dikembangkan
beberapagrafik. Kisaranvaliditasdiambildari Q20% sampai QIOO%
158
(atau 1,51 sampai 7,57 m3/dt). Untuk kondisi tertentu
biasanya terdapat lebih dad satu celah yang dapat memberikan kontrol yang kurang lebih sarna untuk besaran debit yang dikontrol. Untuk memulai proses pemilihan celah kontrol yang akan dipakai, ambillah grafik yang mempunyai harga b terkecil yang akan memberikan besaran debit penuh dari 1,57 sampai yang akan memberikan besaran debit penuh dari 1,57 sampai 7,57 m3/det. Dalam contoh ini akan dipilih dahulu grafik dengan b = 100 m.
, )
--- . .
2
-I'O.!IO
O.2S
.t!
o
---s
o
0.2
o.s
to
1.2
. Q.7S
I I-S' 1.00 1.6i:E7"ls- -- S · ,.SO
u,
HC-l
Grafik 6.2. Celah kontrol trapesium B = 1,00m
Masukkan ke grafik H = 1,67 m dan kemudian teruskan ke arah vertikal ke titik potong dengan garis horisontal 7,57 m3/det.Bacalah harga S untuk kurva kemiringan yang terletak tepat di sebelah titik ini. Kurva ini untuk kemiringan S = 0,75. Dengan cara yang sarna, cheklah kurva mana yang mengontrol Q
= 1,51
m3/det dan H
= 0,64
m. lnilah kurva
S = 1. Kurva kemiringan ini hams sarna untuk kedua debit, namun ni tidak akan terjadi.
159
200
Q1
17.5
,,;fA
IS0 12.5 10.0 r. 75
5.0
,. a.2~
I.
-,.C.~ ,.O.7~ -,.\.00 1.00
1.25
1.50
Grafik 6.3. Celah kontrol trapesum B
1.671.75 200---"
,.~o
= 125
Oleh sebab itu perlu dicoba grafik lain dengan harga yang lebih tinggi b = 1,25. Dengan prosedur yang sarna seperti yang sudah diuraikan, kemiringan celah dapat ditentukan S = 0,50 untuk ke dua debit. b.
Bagian Pembawa Pemilihan bagian pembawa hanya bergantung kepada tinggi terjun saja. Jika tinggi terjun lebih dari 1,50 m akan dipakai bangunan terjun miring. Untuk tinggi terjun yang lebih rendah, dapat dipakai bangunan terjun tegak.
c.
Kolam olak untuk bangunan terjun miring segiempat. Untuk menentukan tipe kolam olak yang akan dipakai, pertama-tama hams dihitung bilangan Froude pada bagian masuk kolam olak. Fru = vul..J gy u
160
Vu =
q/yu
q
QIB
=
Dimana : H" Q q
= = =
B y" =
tinggi energi pada u, m. debit, me/det. debit per satuan lebar, m2/det lebar bukan bangunan terjun, m kedalaman air di bagian masuk kolam olak
Contoh soal : Diketahui : H = 1,61 m HI = 1,65 m H2
=
1,65 m
maka: H/H( = 1,61/1,65 = 0,976 d.
Bangunan terjun tegak. Bangunan terjun tegak menjadi lebih besar apabila ketinggiannya ditambah, juga kemampuan hidrolisnya dapat berkurang akibat variasi di tempat jatuhnya pancaran di lantai kolam jika terjadi perubahan debitl. Bangunan terjun tegak sebaiknya tidak dipakai apabila perubahan tinggi energi diatas bangunan melebihi 1,50 m. Dengan bangunan terjun tegak, luapan yang jatuh bebas akan mengenai lantai kolam dan bergerak kehilir pada potongan U (gambar 6.5). Akibat luapan dan turbulensi (pusaran air) di dalam kolam di bawah tirai luapan, sebagian dari energi diredam di depan potongan U. Sisa energi hilir yang memakai dasar kolam sebagai bidang persamaan Hd tidak berbeda jauh dari perbandingan ~z/H(. Harga Hd ini dapat dipakai untuk menentukan ~z untuk sebuah bangunan terjun tegak. Perencanaan hidraulis bangunan dipengaruhi oleh besaranbesaran berikut : HI = tinggi energi di muka ambang,m ~H = perubahan tinggi energi pada bangunan, m Hd = tinggi energi hilir pada kolam olak, m
161
q
=
g n
=
=
debit per satuan lebar ambang, m3/detlml percepatan gravitasi, mIdet2 (= 9,8 mIdet2) tinggi ambang pada ujung kolam olak, m
Besaran-besaran ini dapat digabung untuk membuat perkiraan awal tinggi bangunan terjun. !1z = (!1H + Hd) - HI (6.19) Untuk perkiraan awal Hd boleh diandaikan, bahwa : Hd = 1,67 HI (6.20) Kemudian kecepatan aliran paa potongan aliran pad a potongan U dapat diperkirakan dengan : Vu = ."J2g/2 (6.21) Yu = q/vu (6.22) Aliran pada potongan U kemudian dapat dibedakan sifatnya dengan bilangan Froude tak berdimensi : vu
rgyu
Fru =
(6.23)
Geometri bangunan terjun tegak dengan perbandingan panjang Yi!1z kini dapat dihitung dari grafik 6.4. 10
a
.. ,
,
.
...
0
"
.
II i III
'I
,.
,
, I
" "-
III I
I~ ~3 ~> It
.:
I I
I
I
I
I 0,1
III
K
III I
. I
"
,
II
, I,
I II
i'-
""-
I
" ,
I
II II
-":1
0'_
"
I
Q,2. Q,J 0," o,S ,6 ;J ,a .9 1.0 .Yd/6Z atau Lp/6Z
II
t I
..J..
III
,
I l"-
II I
2
u.
II III
I.
. 0
.
2
, 3'"
II
ill III S 6749)()
Grafik 6.4. Grafik tak berdimensi dari geometri bangunan terjun tegak (Bos, Reploge and Clemmens, 1984) 162
e.
Bangunan terjun miring Permukaan miring yang menghantar air ke dasar kolam olak adalah praktek perencanaan yang umum, khususnya jika tinggi jatuh melebihi 1,5 m pada bangunan terjun, kemiringan permukaan belakang dibuat securam mungkin dan relatp pendek. Jika peralihan ujung runcing dipakai diantara permukaan pengontrol dan permukaan belakang (hilir). disarankan untuk memakai kemiringan yang tidak lebih curam dari 12 m.
-
~9'a" p.ngcnlr~
~~ K
--------------. 'Ye
panjcog k~miringon b.M.lt. r: 0 SHI
ipotongcn
U
pmJcng krmirin!;Cn dii' t r;:: t~d t i!
Grafik 6.5. Sketsa dimensi untuk Tabel A.26 (Lampiran 2)
Alasannya adalah untuk mencegah pemisahan aliran pada sudut miring. Jika diperlukan kemiringan yang lebih curam, sudut runcing harus diganti dengan kurve peralihan dengan jari-jari r
=0,5,
HI maksimum.
Tinggi energi Hu pada luapan
163
yang masuk kolam pada potongan U mempunyai harga yang jauh lebih tinggi jika digunakan permukaan hilir yang miring, dibandingkan apabila luapan jatuh bebas seperti pada bangunan terjun tegak. Sebabnya ialah bahwa dengan bangunan terjun tegak, energi diredam karena terjadinya benturan luapan dengan lantai kolam dan karena pusaran terbulensi air di dalam kolam di bawah tirai luapan. Dengan bangunan terjun miring, peredaman energi menjadi jauh berkurang akibat gesekan dan aliran turbulensi di atas permukaan yang miring.
164