MUSEUM BATIK YOGYAKARTA
TA 135
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Museum Batik Yogyakarta bertujuan untuk mewujudkan suatu rancangan museum sebagai fasilitas untuk memamerkan dan mengedukasi secara lebih dalam kepada masyarakat tentang batik. Lokasi Museum Batik Yogyakarta ini berada di Jln. Giriloyo, Imogiri, Bantul. Lokasi ini berada di Desa Wukirsari, desa yang sudah terkenal dengan sentra batik tulis Giriloyo. 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 NO.
Program Ruang JENIS RUANG
KAPASITAS
STANDAR (m2)
SUMBER
LUAS (m2)
KETERANGAN
SR
200
1 unit
AKTVITAS EXHIBITION 1
Main Entrance
2
Lobby
3
200 orang
1
AS
200
1 unit
Ticketing
2 orang
4m x 4m
NAD
16
1 unit
4
Information Center
2 orang
4m x 4m
NAD
16
1 unit
5
Main Showroom Gallery Hall of Fame Batik
1 1,2
SR SR
405 81
1 unit
6
300 orang 50 orang
7
R. Tema Peralatan Batik
50 orang
9m x 9m
SR
81
1 unit
8
R. Tema Batik Pulau Jawa
50 orang
9m x 9m
SR
81
1 unit
9
R. Tema Batik Keraton
50 orang
9m x 9m
SR
81
1 unit
10
R. Tema Batik Bantul
50 orang
9m x 9m
SR
81
1 unit
11
R. Tema Batik Pesisir
50 orang
9m x 9m
SR
81
1 unit
12
R. Tema Batik Kontemporer
50 orang
9m x 9m
SR
81
1 unit
13
R. Interaktif Pengunjung
50 orang
1,5
SR
105
1 unit
Total
1509
Sirkulasi 30%
452,7
Total Keseluruhan (Pembulatan)
1962
1 unit
AKTVITAS WORKSHOP 1
Perpustakaan
50 orang
2
R. Audiovisual
100 orang
3
R. Workshop Batik Tulis
200 orang
4
R. Pewarnaan
200 orang
5
NAD
180
1 unit
NAD
327
1 unit
SR SR
325 36
1 unit
SR
50
2 unit
AS
100
1 unit
SR
180
1 unit
5m x 5m
AS
25
1 unit
0,81
25
R. Pencucian
1 unit
6
Area Penjemuran
7
R. Workshop Batik Printing
8
R. Penyimpanan
9
Auditorium
100 orang
0,81
NAD
327
1 unit
10 11
Open Theatre
300 orang
0,81
NAD
408
Ruang Terbuka
10m x 10m
AS SR
100 20
1 unit
12
Laboratorium Batik R. Research Batik
100 orang
5 orang
LP3A TUGAS AKHIR | KAMILA HASNA KHAIRANI (21020112140167)
1 unit
90
MUSEUM BATIK YOGYAKARTA
Total
2078
Sirkulasi 30%
623,4
Total Keseluruhan (Pembulatan)
2701
TA 135
AKTVITAS PENUNJANG 1
Mushalla
50 orang
0,96
NAD
65
1 unit
2
Tempat Wudhu
4 orang
9
AS
18
2 unit
3
Cafetaria
100 orang
0,82
NAD
150
1 unit
4
Dapur
NAD
30
1 unit
5
Toko Souvenir
18m x 10m
SR
180
1 unit
6
Lavatory Pengunjung
3,87
NAD
89
23 unit
7
Lavatory Pengelola
3,87
NAD
15,5
4 unit
30 orang
Total
547,5
Sirkulasi 30%
164,25
Total Keseluruhan (Pembulatan)
712 AKTVITAS PENGELOLA
1
R. Kepala UPT Museum
5m x 4m
NAD
20
1 unit
2
R. Kepala Jabatan Fungsional
4m x 3m
AS
12
1 unit
3
R. Tata Usaha
3m x 3m
AS
9
1 unit
4
R. Kasie Koleksi & Perawatan
3m x 3m
AS
9
1 unit
5
R. Kasie Edukasi & Pameran
3m x 3m
AS
9
1 unit
6 7
R. Staff
11 orang
16m x 8m
NAD
128
1 unit
R. Rapat
30 orang
10m x 8m
NAD
80
1 unit
Total
267
Sirkulasi 30%
80,1
Total Keseluruhan (Pembulatan)
347 AKTVITAS SERVICE
1
Area Parkir Bis
10 bis
37,8
NAD
378
Luar Bangunan
2
Area Parkir Motor Pengunjung
50 motor
2
NAD
100
Luar Bangunan
3
Area Parkir Mobil Pengunjung
50 mobil
12,5
NAD
625
Luar Bangunan
4
Area Parkir Motor Pengelola
32 motor
2
NAD
64
Luar Bangunan
5
Area Parkir Mobil Pengelola
8 mobil
12,5
NAD
100
Luar Bangunan
Total
1267
Sirkulasi 100%
1267
Total Keseluruhan (Pembulatan)
2534 AKTVITAS SERVICE TEKNIS
1
R. Kontrol/Panel
3m x 4m
AS
12
1 unit
2
Genset
50
AS
50
1 unit
3
R. Pompa
24
AS
24
1 unit
4
Lift Barang
6,8
NAD
6,8
1 unit
5
Gudang Maintenance
8m x 8m
AS
64
1 unit
6 7
Gudang Inventaris
8m x 8m
AS
64
1 unit
SR
180
1 unit
8
R. CCTV
4m x 4m
AS
16
1 unit
Loading Dock
LP3A TUGAS AKHIR | KAMILA HASNA KHAIRANI (21020112140167)
91
MUSEUM BATIK YOGYAKARTA
9
Pos Keamanan
3 orang
10
R. Cleaning Service
6 orang
11
Pembuangan Limbah Batik
2
NAD
6
1 unit
AS
12
1 unit
AS
100
1 unit
Total
534,8
Sirkulasi 30%
160,44
Total Keseluruhan (Pembulatan)
TA 135
695
Luas total Aktivitas Exhibition
1962
Luas total Aktivitas Workshop
2701
Luas total Aktivitas Penunjang
712
Luas total Aktivitas Pengelola
347
Luas total Aktivitas Service
2534
Luas total Aktivitas Service Teknis
695 LUAS BANGUNAN
7684
LUAS NON BANGUNAN
1267
TOTAL KESELURUHAN
8951
Tabel 6.1 Program Ruang Museum Batik Yogyakarta (sumber : analisa penulis)
6.1.2
Kelompok Hubungan Antar Ruang
Dalam penyusunan ruang-ruang sebuah Museum, pengelompokan ruang-ruang berdasarkan kelompok kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan efektifitas dan efisiensi ruang diperlukan hubungan antar-ruang yang jelas seperti berikut : Kelompok Aktivitas Exhibition
Kelompok Aktivitas Penunjang
Kelompok Aktivitas Workshop
Kelompok Aktivitas Service
Kelompok Aktivitas Pengelola
Hub. Erat Hub. Kurang erat
Diagram 5.2 Hubungan Kelompok Aktivitas (sumber : analisa penulis)
LP3A TUGAS AKHIR | KAMILA HASNA KHAIRANI (21020112140167)
92
MUSEUM BATIK YOGYAKARTA
6.1.3
TA 135
Alur Aktivitas Utama Museum Batik
Alur aktivitas utama Museum Batik Yogyakarta dianalogikan seperti proses membatik yang terdiri dari 7 proses, yaitu : 1. Nyorek/ mola ; 2. Nyanting ; 3. Medel ; 4. Ngerok ; 5. Mbironi ; 6. Nyoga dan 7. Nglorot. Berdasarkan proses tersebut terbentuklah alur aktivitas utama di Museum Batik Yogyakarta sebagai berikut : Main Showroom Gallery
Theme Showroom Gallery
R.Audiovisual
Perpustakaan
R.Auditorium
Workshop Batik
Laboratorium Batik
Diagram 5.3 Alur Sirkulasi Pengunjung (sumber : analisa penulis)
6.2 Konsep Dasar Perancangan 6.2.1
Pendekatan Aspek Kontekstual
Tapak yang telah tersedia berada di Jln. Giriloyo, 1 km dari Jln. Imogiri Timur km 14. Tanah ini mempunyai luasan lebih dari 2 Ha. Menurut RTRW Rencana Pola Ruang Kabupaten Bantul, tapak ini merupakan wilayah kawasan peruntukan pertanian dan perumahan. Namun berdasarkan rencana Bapeda Kabupaten Bantul, Desa Wukirsari akan dikembangkan sebagai kawasan wisata budaya dan alam. Lokasi tapak memiliki topografi yang cukup berkontur. Berdasarkan RDRTK Imogiri tahun 2007 terdapat peraturan-peraturan pembangunan sebagai berikut :
KDB : 50% untuk tingkat kepadatan bangunan sedang Luas Tapak : ± 1,6 Ha KLB : 1 (untuk bangunan bukan sekolah dan permukiman) Tinggi bangunan maksimal : 12 meter (2 lantai) GSB : 8 m dari as jalan (jalan kolektor sekunder) GSP : 4 m dari muka jalan
LP3A TUGAS AKHIR | KAMILA HASNA KHAIRANI (21020112140167)
93
MUSEUM BATIK YOGYAKARTA
TA 135
BATAS GSB
Gambar 6.1 Dimensi Tapak
a) Luas lantai dasar yang boleh dibangun = KDB x luas tapak = 0,5 x 16.700 = 8.350 m2 b) Persyaratan Ketinggian Bangunan = (KLB x luas lahan) / Luas tapak yang boleh dibangun = (1 x 16.700) / 8.350 = 2 lantai maksimal c) Persyaratan KLB Luas Total Bangunan < (KLB x Luas tapak) 8951 m2 < (1 x 16.700) 8951 m2 < 16.700 m2 (memenuhi persyaratan) Batas tapak :
Utara : Jln. Giriloyo Timur : Gazebo Batik Selatan : Perbukitan Imogiri Barat : Ponpes Arromly Giriloyo
LP3A TUGAS AKHIR | KAMILA HASNA KHAIRANI (21020112140167)
94
MUSEUM BATIK YOGYAKARTA
TA 135
Gambar 6.2 Objek sekitar tapak (sumber : Google Earth)
Gambar 6.3 Peta Sentra Batik di Lokasi Tapak (sumber : Google Earth)
LP3A TUGAS AKHIR | KAMILA HASNA KHAIRANI (21020112140167)
95
MUSEUM BATIK YOGYAKARTA
6.2.2
TA 135
Pendekatan Aspek Teknis
Struktur bangunan sangat diutamakan menggunakan struktur yang tahan terhadap goncangan gempa bumi (tektonik) karena Bantul termasuk wilayah yang pernah terkena dampak gempa cukup parah. Alternatif sistem struktur yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut : a. Sistem Bearing Wall, yaitu beban langsung disalurkan ke dalam tanah melalui dinding dan pondasi. b. Sistem Rangka, terdiri dari balok dan kolom yang menyalurkan beban ke dalam tanah. Beberapa bentuk pengembangan dari sistem rangka antara lain adalah sistem space frame c. Sistem struktur panggung, mengadaptasi prinsip umah panggung dengan lantai tidak menyentuh tanah. Sistem ini merupakan pilihan dari berbagai alternatif bagi lahan berkontur. 6.2.3
Pendekatan Aspek Kinerja
a) Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan menggunakan pencahayaan buatan, namun pencahayaan alami masih bisa digunakan selain di ruang-ruang pajang koleksi batik. Untuk zona ruang pamer batik tidak boleh terkena pencahayaan alami sama sekali dan tidak boleh terlalu lama terkena cahaya lampu. Oleh karena itu pencahayaan di ruang-ruang koleksi batik menggunakan lampu sensor yang otomatis nyala dan mati ketika ada aktivitas manusia di dalamnya. b) Sistem Penghawaan 1. Pengkondisian udara alami, untuk ruang-ruang semi terbuka seperti bale workshop dan lainnya untuk mendukung kenyamanan di ruang yang berkapasitas banyak pengunjungnya. 2. Pengkondisian udara dengan AC Split, dipergunakan pada sebagian besar ruangan, terutama ruang pamer batik. Ruang pamer batik harus dilengkapi AC untuk menjaga kelembaban udara ruangan sehingga tidak merusak kain batik itu sendiri. AC pada ruangruang pajang batik lebih baik dinyalakan selama 24 jam, sedangkan untuk ruang-ruang lainnya dapat dioperasikan sesuai kebutuhan. c) Sistem Jaringan Air Bersih Sistem jaringan air bersih akan menggunakan sistem up feed yaitu air PDAM yang diterima akan ditampung pada ground reservoir, kemudian dipompa ke atas dan ditampung pada penampungan air/rooftank yang ada di atap bangunan.
LP3A TUGAS AKHIR | KAMILA HASNA KHAIRANI (21020112140167)
96
MUSEUM BATIK YOGYAKARTA
TA 135
d) Sistem Pembuangan Limbah Salah satu cara untuk mengatasi masalah air limbah industri batik yang mengeluarkan limbah pewarna alami maupun kimiawi adalah dengan kombinasi proses pengolahan biologis anaerob dan aerob. Secara umum proses pengolahannya dibagi menjadi dua tahap yakni pertama proses penguraian anaerob (Anaerobic digesting), dan yang ke dua proses pengolahan lanjut dengan sistem biofilter anaerob-aerob. Secara garis besar proses pengolahan air limbah industri batik ditunjukkan seperti pada gambar 5.6
Gambar 5.6 Proses Pengolahan Limbah Tekstil (sumber : alizainsyahab.blogspot.com)
e) Jaringan Distribusi/ Pergerakan Manusia Sistem distribusi vertikal menggunakan tangga, ramp, dan lift barang jika diperlukan. a. Tangga lebar minimum tangga untuk dapat dilaui dan berpapasan oleh 3 orang adalah 1,875 m. b. Ramp persyaratan lebar minimum 1 m dengan kemiringan 7% c. Lift diperuntukan untuk penyandang cacat f)
SIstem Pencegahan Kebakaran Untuk menghindari dari bahaya kebakaran, stasiun perlu dilengkapi dengan sistem pengamanan terhadap kebakaran yang meliputi : a. Fire Hydrant, memiliki jarak maksimum 30 m dengan luas pelayanan 800 m², dan ditempatkan pada koridor dan tempat-tempat lain yang mudah dicapai. b. Portable Fire Extinguiser, memiliki jarak maksimum 25 m dengan luas pelayanan 200 m², dan ditampatkan di daerah umum atau pada ruangan yang kecil c. Pylar Hydrant, memiliki jarak maksimum 100 m, dan ditempatkan di halaman yang mudah dicapai oleh mobil pemadam kebakaran. Perlu disediakan jalur bagi mobil pemadam kebakaran. d. Sprinkle e. Fire Detector dan alarm
LP3A TUGAS AKHIR | KAMILA HASNA KHAIRANI (21020112140167)
97
MUSEUM BATIK YOGYAKARTA
TA 135
g) Sistem Keamanan Beberapa sistem keamanan yang dapat diterapkan pada Museum Batik Yogyakarta: Penataan komponen bangunan yang tepat antara ruang terbuka dan ruang- ruang yang tertutup (jenis dinding, pintu) Pemantauan melalui sistem kamera CCTV Tersedianya tenaga keamanan/satpam h) Sistem Pembuangan Sampah Sistem pengolahan sampah yang diterapkan di Museum Batik Yogyakarta ialah sistem pemilahan jenis sampah. Dimulai dari pemilahan jenis sampah organik dan anorganik, untuk kemudian dapat dikumpulkan dan dibuang di tempat pembuangan sampah akhir berdasarkan jenis sampahnya. 6.2.4
Pendekatan Aspek Arsitektural
Konsep pendekatan yang digunakan adalah arsitektur Neo Vernakular. Neo berasal dari Bahasa yunani yang berarti baru. Pengertian arsitektur neo vernakular adalah bahasa setempat yang diucapkan dengan baru, yaitu suatu penerapan elemen arsitektur yang telah ada, baik fisik (bentuk, konstruksi) maupun non fisik (konsep, filosofi, tata ruang) dengan tujuan melestarikan unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh sebuah tradisi yang kemudian sedikit atau banyaknya mengalami pembaharuan menuju suatu karya yang lebih modern atau maju tnpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat. Arsitektur neo vernakular tidak hanya menerapkan elemen-elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern tapi juga elemen non fisik seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain.
LP3A TUGAS AKHIR | KAMILA HASNA KHAIRANI (21020112140167)
98