BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
I.
Konsep Dasar Perencanaan Pusat Pengelolaan Sampah DIY merupakan badan swasta yang bekerjasama dengan
pemerintah serta perusahaan-perusahaan lain dalam menjalankan programnya. Badan ini bergerak dalam bidang pengelolaan sampah yang ada di DIY.
1. Program Utama Tiga program utama dalam badan ini adalah: a) Pengolahan merupakan usaha memanfaatkan kembali sampah untuk mendapatkan bahan dasar ataupun memperoleh energi. Sementara itu, jenis sampah yang diwadahi dan pengolahannya adalah: Reuse Organik •
Non-Organik
Recycle
Reduce
•
•
•
•
Lindi
•
Metana
• Tabel 6.1 Pengolahan Sampah dengan Proses 3R (sumber: Analisis Penulis)
•
Sampah organik (4237 m3/hari)
•
Sampah non organik (1782 m3/hari) : didistribusikan ke industri lain ataupun masuk
: pengomposan dan insinerator
ke insinerator •
Lindi (300-400 ton/hari)
: diolah secara khusus menjadi air yang lebih
bersih •
Metana
: diolah secara khusus menjadi sumber energi
108
Untuk mengelola baik sampah organik dan non organik serta zat-zat sekunder yang ditimbulkan akibat penumpukannya ditunjukkan dalam bagan berikut. Sumber Sampah
Timbunan Sampah
Penangkapan Zat Metana
Pemilahan (mekanis/manual)
Pengangkutan
Penampungan Lindi
Pengomposan
Residu
abu
Residu Pemilahan Bahan Daur Ulang
Insinerator
Filtrasi Fermentasi Metana
Pengangkutan Industri Daur Ulang
energi Konsumen
Bagan 6.1 Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu (sumber: Analisis Penulis)
•
Sampah yang ada ditimbun pada sanitary landfill sambil diangkut menuju bagian pemilahan
•
Pemilahan dilakukan dengan ayakan dua tahap
•
Sampah organik disalurkan menuju bagian pengomposan
•
Sampah non organik dipilahkan lagi berdasarkan jenis bahannya.
•
Hasil pemilahan bahan daur ulang diangkut menuju industri daur ulang.
•
Residu dari proses pengomposan serta pemilahan bahan daur ulang non organik disalurkan ke dalam insinerator. Insinerator menggunakan sistem standar
109
Gambar 6.1 Sistem Solid Waste Insinerator (sumber: www.takuma.co.jp/english/westfig_G‐1‐3.gif)
•
Sebagian abu hasil pembakaran diolah sebagai katalisator dalam pengomposan, sementara sebagian lainnya, bersama dengan produk pengomposan, dijual kepada konsumen.
•
Pengolahan lindi menggunakan standar wastewater treatment
Gambar 6.2 Wastewater Treatment (sumber: Microsoft Encarta Premium DVD 2009)
110
b) Penelitian P beertujuan untuuk mendapaatkan inovassi dalam meengetahui caara yang lebiih effisien dalam m pengolahan n dan upaya ppengolahan yang bisa m menghasilkann energi. memungkin c) Penyuluhan P terhadap masyarakat m nkan masyarrakat mengeetahui sistem m peengolahan yang y ada, mempublikas m sikan berbaggai data meengenai massalah sampaah seerta sarana edukatif meengenai pennyingkiran sampah secaara tepat dan n upaya dauur ullang yang biisa dilakukan n sendiri.
2. Lokassi L Lokasi yang dipilih unttuk Pusat Pengelolaan Sampahh DIY adalah TPA Piyungann
di
Sitimulyoo,
dusuun
Ngablakk,
Kecam matan
Desa
P Piyungan,
Kabupateen Bantul, Daerah Istimewa Yogyakaarta.
Gambar 6.3 3 Lokasi (sumber: Go oogle Earth)
11 11
II.
Konsep Pelaku, Kegiatan dan Program Ruang
RUANG
DIM (m2)
1
- R. Direktur - R. Rapat
23 23
membantu tugas-tugas teknis direktur
1
(R. Direktur)
membuat rencana penelitian, mengorganisir penelitian, melaporkan hasil penelitian
1
Staf Peneliti
mengumpulkan sampel, menganalisa data secara umum
2
- R. Litbang - Laboratorium (R. Rapat) (R. Litbang, Laboratorium)
Laboran
mencari dan menganalisa data secara khusus, inventarisasi peralatan penelitian
2
(Laboratorium)
mengorganisir seluruh kegiatan pengolahan
1
32
mengorganisir kegiatan pemilahan, melakukan koordinasi dengan divisi lain dua orang untuk melakukan pemisahan dengan ayakan, dua orang untuk penyortiran dengan angin serta dua orang operator mesin dua orang untuk pemisahan dengan ayakan, magnet, mekanis, dan dua orang untuk pencacahan mengorganisisr kegiatan pembakaran, melakukan koordinasi
1
R. Bidang Pengolahan (R. Rapat) (R. Bidang Pengolahan)
6
R. Ayakan-magnet bandPencacahan
137
4
(R. Ayakan-magnet bandPencacahan) (R. Bidang Pengolahan)
PELAKU
KEGIATAN
Direktur
mengelola, mengadakan rapat, mengontrol, mengevaluasi, melakukan pertemuan atau negosiasi dengan instansi lain
Sekretaris PENELITIAN Ka. Bid. Penelitian
PENGOLAHAN Ka. Bid. Pengolahan Ka. Div. Pemilahan Staf Pemilahan Perlakuan Kering Staf Pemilahan Perlakuan Basah Ka. Div.
JUMLAH
1
32 76
112
Incineration Staf Div. Incineration
dengan divisi lain Dua orang menerima residu bahan dasar daur ulang, satu orang sebagai operator menjalankan mesin pembakaran dan lima orang untuk mengawasi kinerja setiap mesin
Incineration Machine Operator Ka. Div. Pengomposan Staf Div. Pengomposan
192 143 140 10 30 12 130 25 30
8
- Reception Hall - Refuse Bunnker - Combustion Chamber - Boiler - Steam Turbine Generator - Ash Discharger - Ash Bunker - Quench Tower - Stack
mengontrol mesin dan melakukan perawatan berkala
2
(Area Insinerator)
mengorganisir kegiatan pengomposan, melakukan koordinasi dengan divisi lain dua orang menerima sampah dari pemilahan,dua orang menerima abu insinerator, tiga orang untuk melakukan pengomposan, serta seorang untuk mengontrol mesin mengorganisir pendaurulangan lindi dan zat metana
1
(R. Bidang Pengolahan)
8
Area pengolahan sampah organik
1
(R. Bidang Pengolahan)
Tiga orang mengontrol penampungan lindi dan seorang untuk melakukan penyaluran hasil filtrasi lindi menuju pengomposan mengontrol penangkapan zat metana dan pengolahannya menjadi energi serta distribusi energi tersebut ke bagian-bagian lain
4
Area Filtrasi Lindi
1550
3
Area Pengolahan Metana
-
PENYULUHAN / PAMERAN membuat rencana penyuluhan, mengadakan penyuluhan Ka. Bid. Penyuluhan
1
32 200
Staf
2
- R. Bidang Penyuluhan - R. Penyuluhan (R. Rapat) (R. Bidang Penyuluhan, R.
Ka. Div. Daur Ulang Staf Pengolahan Lindi Staf Pengolahan Metana
mencari materi yang dibutuhkan, mempertimbangkan budget,
1400
113
Pengunjung
HRD Administrasi Finance Control Public Relation Mechanical Electrical (ME)
InformationNetworking Operator Cleaning Service Keamanan Seluruh Pelaku (belum termasuk pengunjung)
mengkoordinasikan dengan bidang penolahan dan penelitian menghadiri penyuluhan, tur di dalam bangunan PENDUKUNG melakukan penerimaan pegawai baru, kontrol kinerja pegawai mengelola keuangan pegawai dan kebutuhan-kebutuhan lain merencanakan dan mengelola pemasukan/pengeluaran finansial melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pihak luar mengontrol alat-alat elektrik dan mekanik
-
Penyuluhan) (R. Penyuluhan, Area-area publik)
2 2 1
R. Administrasi (R.Administrasi) (R.Administrasi)
2 1
(R.Administrasi) - R. ME - Central Control Centre - AHU - Genset (Central Control Centre)
16 20 10 30
- R. CS - Pos Satpam - R. Kontrol Keamanan Digital - Lobi - Area Parkir - Lavatory - Dapur - Kantin
16 10 16 35 445 60 30 100
mengelola jaringan informasi dan telepon
1
menjaga kebersihan gedung mengontrol keamanan
5 2
Parkir, MCK, makan
66
120
Tabel 6.2 Konsep Kegiatan, Ruang dan Dimensi (sumber: Analisis Penulis)
114
Hubungan Ruang dan Zoning
DIRT AREA
CLEAN AREA
Bagan 6.2 Hubungan Ruang dan Zoning (sumber: Analisis Penulis)
115
III.
Konsep Elemen Pembentuk Ruang • Pada area reuse, ketinggian ruang minimal 4 m dengan penutup lantai yang diberi perkerasan beton atau aspal untuk menerima beban kendaraan berat.
Supply
Area untuk kendaraan
Keluar masuk kendaraan
Sampah siap angkut Gambar 6.4 Tata Ruang Dalam Area Reuse (sumber: Analisis Penulis)
• Akses visual dari luar ruang-ruang pengolahan harus ditutup dengan elemen pembatas yang masif. Untuk ruang pengolahan sampah organik, pembatas tegas namun tetap bisa diakses secara visual dengan menggunakan dinding kaca. Material penutup lantai kombinasi keramik, paving dan tanah.
DINDING KACA
Gambar 6.5 Material Dinding Ruang Pengomposan (sumber: Analisis Penulis)
Pengepakkan hasil kompos
sampah organik dari pemilihan/penyetor
Gambar 6.6 Alur Kegiatan pada Ruang Pengomposan (sumber: Analisis Penulis)
116
Tanah
Keramik atau pecahan keramik
Gambar 6.7 Material Penutup Lantai Ruang Pengomposan (sumber: Analisis Penulis)
Sementara untuk pengolahan lindi dinding kaca diletakkan pada bagian atas ruangan karena posisi lindi yang terletak di bawah permukaan tanah.
Dinding kaca
Galian ke dalam tanah untuk tampungan lindi
Gambar 6.8 Elemen Pembentuk Ruang Pengolahan Lindi (sumber: Analisis Penulis)
•
Untuk ruang-ruang pengelola atau administratif, untuk penutup lantai dikombinasikan dengan pecahan keramik, sedangkan untuk dinding kombinasi bata dan kayu.
IV.
Konsep Sirkulasi •
Pengumpulan benda-benda untuk reuse harus ada akses langsung menuju area pemilahan dan akses yang memudahkan pengangkutan ke kendaraan yang akan membawa benda tersebut ke tempat lain. Penempatannya perlu disesuaikan dengan jalur sirkulasi kendaraan yang akan datang untuk mengangkut.
117
•
Area untuk pendaur ulangan sampah organik ini harus memiliki akses langsung dengan area pemilahan dan distribusi keluar setelah hasil pengolahannya selesai diproduksi.
Distribusi keluar
Penerimaan
DAUR ULANG SAMPAH ORGANIK
PEMILAHAN / SORTIR
PENYIMPANAN
PENGUMPULAN
Dikelompokkan agar siap diangkut ke industri terkait Bagan 6.3 Sirkulasi Area Pengolahan (sumber: Analisis Penulis)
V.
Konsep Penataan Ruang Pada Tapak Untuk zoning, clean area yang terdiri dari lobi, kantin, auditorium, laboratorium,
ruang-ruang pengelola dan administratif terletak di utara tapak. Sementara dirt area yang terdiri dari ruang pengolahan sampah organik, ruang pengumpulan sampah yang di-reuse, insinerator dan lindi terletak di sebelah selatannya.
118
MASU UK PARKIR
KANTIN
LO OBI
ARE EA ADMINISTRATIF
AUDIITORIU UM
LAB & GUDAN NG ME
PENGUMP PULAN REUSE
PENG GOMPOSAN PENGOLAHAN LINDI
IN NSINERATOR PEMIILAHAN
Gambar 6.9 Konsep Penataaan Ruang Paada Tapak G (ssumber: Anallisis Penulis)
VI.
K Konsep Gub bahan Massaa .
PENGELOLA A, ADMINIST TRATIF, AUDITORIU UM, LAB., KA ANTIN
TRANSISII, PENGOMPO OSAN, PENYIMP PANAN SAMP PAH REUSE
PEN NGOLAHAN LIN NDI
INSINE ERATOR, PEMIL LAHAN
Gambar 6..10 Konsep G Gubahan Massa (sumber: A Analisis Penulis)
11 19
VII.
Konsep Tampilan Bangunan
•
Geometri tersusun atas geometri kubus atau balok
•
Terdapat kemiringan pada atap yang mengakibatkan kubus-kubus tadi sedikit mengalami transformasi
•
Elemen pelingkup bangunan dibuat masif
Gambar 6.11 Elemen Pelingkup Bangunan (sumber: Analisis Penulis)
•
Adanya garis-garis tegas ataupun perulangan garis yang memberi kesan keteraturan sehingga terhindar dari kesan kacau atau terpisah-pisah
Gambar 6.12 Garis Tegas pada Fasad (sumber: Analisis Penulis)
•
Penggunaan warna terang yang monokrom. Pada beberapa bagian dipadukan dengan aksen gelap.
. Gambar 6.13 Warna Terang Monokrom dengan Aksen Gelap (sumber: Analisis Penulis)
120
I.
Konsep Struktur dan Bahan Baik ruang-ruang administratif dan pengolahan menggunakan susunan kolom dan
balok. Untuk zona dengan lebih dari 1 lantai menggunakan sistem rigid frame. Struktur atap area pengolahan dengan bentang lebar menggunakan space frame. Bahan untuk struktur baja yang dilapisi beton komposit tahan api. Untuk pelingkup dinding memadukan pasangan bata terplester, kaca dan kayu. Penutup atap merupakan kombinasi zincalum atau asbes, photovoltaics (PV) dan green roof. Sementara itu untuk penutup lantai menggunakan kombinasi tile keramik dan pecahan keramik.
II.
Konsep Utilitas Upaya preventif dan represif terhadap kebakaran ialah pemanfaatan bahan tahan
komposit pada bangunan, instalasi sprinkler dan tabung-tabung pemadam. Sistem penyediaan air untuk sprinkler ialah metode downfeed. Untuk saluran air baik air bersih maupun air buangan, dialirkan lewat pipa-pipa dalam shaft. Selain untuk air bersih dan kotor, juga diperlukan saluran untuk sabun. Khusus untuk insinerator diperlukan sistem yang terpisah. Air harus selalu tersedia di quenching chamber baik selama proses pemadaman api maupun di luar proses itu. Air yang sudah digunakan pada quenching chamber dialirkan menuju water treatment. Sementara untuk saluran pembuangan airnya akan dilakukan dua hal : •
Air lindi, disalurkan dari dalam tanah dengan menggunakan pipa yang sudah ada
sedalam kurang lebih 3,00 m dan ditampung dalam bak-bak penampungan untuk selanjutnya diolah. •
Air disalurkan dengan pipa yang sudah ada dan menambah saluran selokan dipinggir
timbunan sampah dengan diameter 1,5 m, kedalaman 2,00 m dan panjang 300 m. Air hujan yang tidak dapat diresapkan lagi ataupun dilakukan pengolahan, dialirkan melalui pipa yang kemudian masuk ke dalam aliran Sungai Opak Pasokan daya memanfaatkan 2 sumber yaitu dari PLN dan dari genset. Untuk kegiatan administratif bisa menggunakan litrik dari PLN. Sedang untuk kegiatan pengolahan dibutuhkan genset yang dipadukan dengan listrik. Pada zona pengolahan, perlu shaft khusus elektrikal. Untuk zona pengelolaan yang sifatnya administratif tidak mutlak diperlukan. Perlindungan terhadap keamanan harus dipusatkan pada suatu ruangan. Kontrol keamanan untuk masing-masing zona memanfaatkan cctv.
121
III.
Konsep Fisika Bangunan 1. Pencahayaan Pencahayaan menggunakan kombinasi cahaya alami dan cahaya buatan. Untuk ruangruang pengolahan, pada area tempat dioperasikannya mesin-mesin memanfaatkan cahaya alami, dengan tetap menggunakan cahaya buatan untuk tambahan penerangan kala diperlukan. Pada area pengolahan bagian kontrol mesin mutlak diperlukan pencahayaan buatan. Pada ruang-ruang penelitian penelitian juga dibutuhkan cahaya buatan. Tidak tertutup kemungkinan untuk semua jenis ruangan berpencahayaan buatan untuk dipadukan dengan cahaya alami. Untuk Pengelolaan, karena sifatnya lebih kepada pengorganisasian dan administratif, diperlukan pencahayaan buatan. 2. Penghawaan Ruang-ruang yang dikhususkan untuk mesin pengolahan atau ruang yang memang bagian dari mesin itu sendiri tidak diperlukan pengkondisian udara seperti AC, tapi menggunakan eshaust. Blower mengatur pertukaran udara
PENGOLAHAN
Bau sampah tidak keluar ke area publik
Masyarakat tetap bisa melihat proses pengolahan AREA PUBLIK Gambar 6.14 Detail Penghawaan (sumber: Analisis Penulis)
Untuk ruang yang digunakan sepenuhnya oleh manusia seperti kantor administratif, ruang pertemuan dan sebagainya itu memerlukan air conditioner (AC). Ruang-ruang dengan keberadaan pekerja dan mesin tetap diperlukan AC.
122
DAFTAR PUSTAKA
DK. Ching, Francis, diterjemahkan oleh Ir. Paulus Hanoto Ajie, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya, Erlangga, 1996.
Halim, Deddy, Psikologi Arsitektur : Pengantar Kajian Lintas Disiplin, Grasindo, Jakarta, 2005
Hendraningsih, dkk, Peran, Kesan dan Pesan Bentuk Arsitektur, Seminar Inias, PT. Impack Pratama Industri, 2004
Mediastika, Christina E., Akustika Bangunan: Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia, Penerbit Erlangga, 2005.
Tanggoro, Dwi, Utilitas Bangunan, Penerbit Universitas Indonesia, 2004.
T. White, Edward, Buku Sumber Konsep, Kotak Pos 6447, Bandung
Brolin.C, Architecture In Context, Penerbit Van Nostrand Reinhold Company London, Melbourne
Brown, G.Z, Matahari, Angin dan Cahaya, Intermatra, Bandung, 1987.
Budihardjo, Eko, Konsrvasi Lingkungan dan Bangunan Bersejarah di Surakarta, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1989