BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
6.1. Konsep Perencanaan Programatik 6.1.1. Persyaratan dan Standar Perencanaan Sistem Manusia Persyaratan dan standar perencanaan sistem manusia ini meliputi konsep dan perencanaan wujud dan susunan lingkungan terkait sasaran pengguna. Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari dan Teater di Yogyakarta ditujukan kepada masyarakat umum mulai dari usia 10 tahun. Konsep perencanaan wujud dan susunan lingkungan berkaitan langsung dengan kebutuhan spasial (program ruang) dan lokasional (hubungan antar ruang dan organisasi ruang). Kebutuhan ruang untuk kelas musik secara umum sama tetapi perlu diperhatikan terkait peralatan musik tertentu yang tidak fleksibel seperti piano, drum dan keyboard, sehingga perlu adanya ruangan-ruangan kelas khusus dengan alat musik tersebut yang sudah terdapat di dalamnya. Selain itu, hubungan antar ruang yang memiliki keterkaitan fungsi perlu diperhatikan dalam perletakannya sesuai dengan persyaratan ruang itu sendiri.
6.1.2. Konsep Lokasi dan Tapak Tapak yang terletak di Jalan Kenari ini memiliki total luasan sebesar 19.524,68 m2. Perkiraan kebutuhan luas bangunan adalah sebesar 4615,44
m2. Maka di dalam tapak akan memaksimalkan
penggunaan ruang terbuka hijau maupun ruang terbuka non-hijau.
167
168
Gambar 6.1. Tapak yang Dimanfaatkan Sumber: Diolah dari Google Earth, 2013
Batas-batas tapak, yaitu: •
Utara
•
Timur : Permukiman penduduk
•
Selatan : Pusat Informasi Pengembangan Permukiman
: Permukiman penduduk, sawah
dan Bangunan •
Barat
: Permukiman penduduk, Panti Asuhan Putera
Tunas Harapan Sesuai peraturan bangunan setempat sesuai yang tecantum dalam Perda No.2 tahun 2010 tentang RTRW Kota Yogyakarta, yaitu: •
KDB
: maksimal 70%
•
KDH
: minimal 20%
Maka total luas bangunan Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari dan Teater di Yogyakarta seluas 4615,44 m2, yang berada di atas tanah seluas 19.524,68 m2, sudah cukup sesuai dengan peraturan tersebut.
169
6.1.3. Konsep Perencanaan Tapak Konsep perencanaan tapak meliputi penanganan bagian-bagian tapak dan zoning secara global terhadap tapak. Akses utama tetap akan berpusat pada sisi selatan tapak. Sisi barat, utara dan timur tapak tetap akan dibatasi dengan pembatas masif. Zoning terhadap tapak juga tetap mempertahankan sisi utara (belakang) sebagai area kelas/zona belajar dengan pertimbangan faktor kebisingan terhadap ruang kelas/studio dan dari ruang studio itu sendiri, namun dengan tetap memperhatikan jarak antara zona belajar dengan batas utara tapak dengan pertimbangan batas utara tapak yang merupakan permukiman penduduk dan dapat menerima dampak kebisingan dari dalam tapak..
Gambar 6.2. Konsep Perencanaan Tapak Sumber: Analisis Penulis, 2013
6.2. Konsep Perancangan Programatik 6.2.1. Konsep Fungsional Konsep fungsional mencakup konsep hubungan ruang dan organisasi ruang secara rinci dan detail.
Gambar 6.3. Konsep Hubungan Ruang dan Zoning Lantai 1 Sumber: Analisis Penulis, 2013
170
Gambar 6.4. Konsep Hubungan Ruang dan Zoning Lantai 2 Sumber: Analisis Penulis, 2013
171
172
6.2.2. Konsep Perancangan Tapak Luas bangunan yang akan dibangun adalah seluas 4615,44 m2. Luas lahan terpilih seluas 19.524,68 m2. Sisa lahan pada tapak akan dimaksimalkan untuk penggunaan lahan hijau dan ruang-ruang terbuka yang dapat mendukung aktivitas utama.
Gambar 6.5. Konsep Perancangan Tapak Sumber: Analisis Penulis, 2013
6.2.3. Konsep Perancangan Tata Bangunan dan Ruang Perancangan tata bangunan atau tata massa pada Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari dan Teater di Yogyakarta akan dibagi menjadi beberapa massa terpisah. Namun, di antara massa-massa terpisah tersebut akan tetap akan dibuat akses-akses penghubung yang aksesibel atau mudah di akses dan dijangkau. Sedangkan
dalam
perancangan
tata
berdasarkan zoning dan hubungan antar ruang.
ruang,
disesuaikan
173
Gambar 6.6. Konsep Tata Ruang pada Tapak Sumber: Analisis Penulis, 2013
174
Gambar 6.7. Konsep Perancangan Massa pada Tapak Sumber: Analisis Penulis, 2013
Gambar 6.8. Konsep Perancangan Massa dan Parkiran pada Tapak Sumber: Analisis Penulis, 2013
175
6.2.4. Konsep Perancangan Aklimatisasi Ruang 6.2.4.1. Konsep Penghawaan Ruang Ruang-ruang utama pada Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari dan Teater di Yogyakarta akan dilengkapi dengan AC Split dan tetap memiliki bukaan sebagai ventilasi alami. Selain itu, perlu memperhatikan lingkungan di sisi luar bangunan.
Permukaan
di
sekitar
bangunan
akan
mempengaruhi hawa dan udara yang akan masuk ke dalam bangunan. Permukaan yang menangkap radiasi panas akan menbuat udara di sekitarnya menjadi panas. Oleh karena itu, perlu diperhatikan kondisi permukaan di sekitar bangunan. Salah satu bentuk permukaan yang menyerap radiasi panas adalah penggunaan material blok beton (concrete block). Bila penggunaan blok beton tidak dapat dihindari maka dapat dipadukan dengan peletakan vegetasi di sekitarnya karena vegetasi mampu mengurangi panas dari radiasi matahari.
176
Gambar 6.9. Peletakan Vegetasi di Sekitar Bangunan Sumber: Analisis Penulis, 2013
6.2.4.2. Konsep Pencahayaan Ruang Pencahayaan ruang pada Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari dan Teater di Yogyakarta memaksimalkan penggunaan pencahayaan alami. Oleh karena itu, bukaan di setiap ruangan diaplikasikan semaksimal mungkin. Selain itu, warna mempunyai peranan yang cukup penting dalam pencahayaan ruang. Selain memberikan kesan, warna juga mempengaruhi cahaya yang dipantulkan kepada
177
permukaannya.
Biasanya
warna
cat
dinding
ruangan
merupakan bagian yang paling dominan. Warna perabotan dan elemen ruangan berperan sebagai tambahan. Namun, meskipun hanya berperan sebagai tambahan, perabotan tetap mempunyai
peranan
penting
dalam
mempengaruhi
pencahayaan di dalam ruangan. Ruang kelas yang memerlukan tingkat pencahayaan yang tepat dapat mengaplikasikan warna-warna netral seperti putih, krem dan cokelat muda sebagai warna dinding dan perabotan utamanya. Tidak hanya warna netral, warna-warna cerah seperti hijau, biru dan jingga juga dapat diaplikasikan, disesuaikan dengan suasana ruang yang akan diciptakan. Pada Hall, lampu sorot akan digunakan pada bagian panggung. Lampu akan diletakkan pada bagian atas, bawah, samping dan juga belakang. Sedangkan pada area penonton akan menggunakan lampu TL.
6.2.4.3. Konsep Akustika Ruang Ruang kelas musik akan menggunakan sistem dinding yang dilapisi bahan peredam pada dinding sekat antar ruang, Dinding akan diisi dengan material peredam seperti busa, glasswool, atau rockwool dan akan ditutupi oleh papan gypsum. Pada dinding utama bangunan tetap berupa dinding plesteran yang akan dilapisi material peredam juga. Demikian juga dengan plafond yang akan dibuat berongga dan diisi busa. Pada studio tari dan teater juga dilakukan hal yang sama.
178
Gambar 6.10. Penggu unaan Materrial Peredam m pada Dinding Sumb ber: Analisis Penulis, P 2013
Pada ruangan r Hall H akan menerapkkan penggu unaan d dinding gannda. Dindin ng di bagiann dalam ruaangan juga akan d diberi lapissan peredam m tambahaan. Pada laantai juga akan d dilapisi olehh peredam. Pada plafoond akan dditerapkan sistem s s seperti padaa dinding gaanda sehingga dapat meembantu inssulasi s suara. Peraancangan plafond akaan dibuat rrata karenaa luas r ruangan yanng tidak terlalu besar, sehingga tiddak memerlukan s sistem pemaantulan tam mbahan.
Gaambar 6.11. Penggunaaan Dinding Ganda Sum mber : Mediasttika, 2005
179
6.2.5. Konsep Perancangaan Struktur dan Konsstruksi K Sistem Strukttur Bangun nan 6.2.5.1. Konsep Struktuur bangunan n Padepokaan Seni Perttunjukan Musik, M T Tari dan Teater di Yo ogyakarta menggunak m kan pondasii titik d pondassi menerus.. Kekuatan bangunan akan bertu dan umpu p pada kolom m dan balok.
G Gambar 6.12 2 Sistem Sttruktur Banggunan Sumbeer: Analisis Peenulis, 2013
6.2.5.2. Konsep Koonstruksi da an Bahan Bangunan B a. Ataap ma yang diterapkan d bberupa atap p dak Atap utam betoon. Sebagiaan atap akann ditutupi ooleh solar panel. p Konnstruksi utaama pada atap dak tersebut adalah a betoon dengan rangka r baja..
180
Gambar 6.13. Peletakan Solar Panel pada Atap Bangunan Sumber: Analisis Penulis, 2013
b. Plafond Gypsum merupakan material utama untuk plafond di Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari dan Teater di Yogyakarta. c. Dinding Pada Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari dan Teater di Yogyakarta, dinding berupa dinding plesteran setengah bata. Pada beberapa bagian akan menggunakan material kaca dengan sistem fitting.
Gambar 6.14. Penggunaan Spider Fitting Sumber: http://contractwala.com/Glass_Fitting_Services.html, diakses pada 13 Juni 2013, 12.32
181
d. Lantai Pada ruang- ruang kelas akan menggunakan plywood sebagai penutup permukaan lantai. Pada ruang lainnya menggunakan keramik dan batu granit.
6.2.6. Konsep Perancangan Utilitas Bangunan 6.2.6.1. Sistem Jaringan Listrik Sumber listrik utama pada Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari dan Teater di Yogyakarta berasal dari listrik PLN. Penggunaan teknologi tenaga surya atau solar cell menjadi tambahan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik. Sedangkan untuk tenaga listrik cadangan akan menggunakan genset.
Bagan 6.1. Sistem Distribusi Listrik Sumber: Analisis Penulis, 2013
6.2.6.2. Sistem Jaringan Air Bersih Sumber utama air bersih pada Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari dan Teater di Yogyakarta berasal dari air sumur dengan menggunakan sistem down feed. Sedangkan untuk penyiraman tanaman, flushing toilet, sistem
182
pemadaman
kebakaran
dan
hal-hal
lain
yang
tidak
membutuhkan air bersih yang steril, akan digunakan air hasil pengolahan grey water.
Bagan 6.2. Aliran Distribusi Air Bersih Sumber: Analisis Penulis, 2013
6.2.6.3. Sistem Jaringan Air Kotor Air kotor pada Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari dan Teater di Yogyakarta terdiri dari grey water, yaitu air limbah toilet, air limbah kamar mandi, air limbah dapur dan air hujan. Limbah-limbah cair akan diolah sehingga dapat didistribusikan kembali, sedangkan black water, yaitu limbah padat akan diteruskan ke septic tank. Grey water akan mengalami proses pengolahan menjadi air bersih oleh bakteri-bakteri yang kemudian dapat didistribusikan kembali untuk
penggunaan-penggunaan
seperti
flushing
hydrant, dan penyiraman tanaman.
Bagan 6.3. Aliran Penampungan Air Kotor Sumber: Analisis Penulis, 2013
toilet,
183
6.2.6.4. Sistem Pembuangan Sampah Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari dan Teater di Yogyakarta menerapkan teknologi biopori untuk mengolah sampah organik. Sampah organik terdiri dari sampah sisa makanan, kertas, dedaunan dan sampah basah lainnya. Sedangkan sampah non-organik seperti kaleng dan plastik akan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Lubang biopori akan dibuat di bagian-bagian terbuka dan kosong di dalam area tapak. Dalam proses pelaksanaan teknologi biopori ini akan melibatkan seluruh pengguna bangunan, yaitu dengan menyediakan tempat-tempat sampah yang berbeda untuk sampah organik dan non-organik. Dan agar upaya tersebut dapat berjalan lancar, maka akan diberikan keterangan dan upaya-upaya pemberitahuan kepada seluruh pengguna bangunan. Lalu sampah-sampah tersebut akan dimasukkan ke lubang biopori oleh petugas cleaning service di Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari dan Teater di Yogyakarta.
Bagan 6.4. Alur Distribusi Pengolahan dan Pembuangan Sampah Sumber: Analisis Penulis, 2013
6.2.6.5. Sistem Penanggulangan Kebakaran Sistem penanggulangan kebakaran pada Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari dan Teater di Yogyakarta yaitu dengan peletakan tabung gas karbon dioksida di setiap ruangan dan peletakan hydrant di dalam area bangunan dan tapak. Selain itu penggunaan fire detector dan alarm warning
184
yang mampu mendeteksi suhu panas dan gas di dalam bangunan.
6.2.7. Konsep Perancangan Perlengkapan dan Kelengkapan Bangunan Seperti yang dijelaskan pada bagian analisis sebelumnya, perlengkapan dan kelengkapan bangunan pada Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari dan Teater di Yogyakarta adalah sebagai berikut: 1) Lavatory/Toilet Perlengkapan yang dibutuhkan di dalam toilet, yaitu wastafel, water closet, urinoir (khusus pria), jet spray, tempat tisu, tempat sabun cair, hand dryer, dan tempat sampah. 2) Keamanan (Security) Penggunaan kamera CCTV yang diletakkan di sudut-sudut utama ruang-ruang publik
juga di titik-titik yang jarang
dilalui (seperti service area) dan akan dipusatkan di bagian pos Security. 3) Tangga Darurat dan Emergency Exit Emergency Exit diletakkan pada setiap bangunan di dalam area Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari dan Teater di Yogyakarta. Tanda Emergency Exit menjadi keharusan untuk memudahkan proses evakuasi bila terjadi kebakaran. 4) Panggung dan Area Penonton Panggung pada ruang hall di Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari dan Teater di Yogyakarta akan menggunakan bentuk panggung Proscenium. Sedangkan pada area penonton akan menggunakan penataan lantai bertrap/inclined.
185
6.2.8. Konsep Perancangan Karakter Ekspresif dengan Pendekatan Arsitektur Post-Modern Konsep penekanan studi pada Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari dan Teater di Yogyakarta mencakup kesan ekspresif melalui pendekatan Arsitektur Post-Modern. Penekanan tersebut diaplikasikan pada elemen-elemen arsitektur meliputi bentuk, skala dan proporsi, warna, tekstur, material, organisasi ruang, sirkulasi dan pencapaian ruang. Penekanan konsep ekspresif yang ditargetkan merupakan ekspresi dari Arsitektur Post-Modern yang menunjukkan ekspresi campuran, pemakaian ornamen, ruang berubah, tidak monoton, terkesan rumit, tidak simetris dan pencampuran fungsi.
Tabel 6.1. Konsep Perancan ngan Ruang Luaar dan Ruang Daalam untuk Mew wujudkan Karaktter Ekspresif Konsep Perrancangan Ruang
Parrkiran
Layoutt
Warna
Tekstur
Abu-abu, A
Sedang
hitam h
atau
ala dan Ska Pro oporsi Alam miah
Materrial Conblo ok,
asi Organisa
Sirkulassi
Ruang g
Ruangg
Grid
aspal
an Pencapaia
Melalui aantar Frontal ruang
kasar, berpola Tam man
Warna W vegetasi v abu-abu a
alami Sedang
oik, Hero
dan dan kasar, alam miah
Vegetasi
Radial,
Melalui aantar Ke sampin ng,
alami,
linier, clusster
ruang,
conblocck
berpola
memutar
memotong ruang
Lob bby
dan
Ressepsionis
Putih, P
biru, Halus,
Alam miah,
Kaca,
Terpusat,
Melalui aantar Frontal,
coklat, c
abu- ornamen
hero oik,
metal,
radial
ruang,
samping,
shocck
beton,
memotong
memutar
gypsum m
ruang
abu a
ke
186
Ruaang kerja
Coklat, C putih, Halus,
(staaff,
hijau, h kuning, polos,
insttruktur,
biru-hijau b
dll.)
Alam miah
Semen,, batu
Grid
bata,
Melalui aantar Frontal, ruang,
sedikit
k kaca, kayu,
memotong
ornamen
gypsum m
ruang Terpusat
samping
Ruaang
Hijau, H merah, Halus
Alam miah,
Karpet,,
Stu udio Musik
ungu, u kuning,
intim m
glasswo ool,
ruang,
samping,
gypsum m
memotong
memutar
hitam, h
abu-
abu, a
ke
Melalui aantar Frontal,
ke
ruang
coklat/krem c Ruaang
Hijau, H merah, Halus,
Alam miah,
Parket,
Stu udio Tari
ungu, u kuning, sedang
intim m
gypsum m,
ruang,
samping,
kayu
memotong
memutar
oranye, o
abu-
Terpusat
Melalui aantar Frontal,
ke
ruang
abu, a coklat/krem, c putih p Ruaang
Hijau, H merah, Halus,
Alam miah,
Parket,
Stu udio Teater
ungu, u kuning, sedang
intim m
gypsum m,
ruang,
samping,
kayu
memotong
memutar
oranye, o
abu-
abu, a
Terpusat
Melalui aantar Frontal,
ke
ruang
coklat/krem, c putih p 187
Ruaang
Putih, P
coklat, Halus
Aud diovisual
hitam, h abu-abu
Alam miah
Batu
bata, Terpusat,
semen,
Melalui aantar Ke sampin ng,
grid
ruang
Radial,
Melalui aantar Frontal,
memutar
gypsum m, karpet Perrpustakaan
Coklat, hijau,
Halus,
biru-hijau,
sedang
Alam miah
batu
kuning muda
Halll
Semen,,
bata, cluster, grrid
ruang,
samping,
k kaca, kayu,
memotong
memutar
gypsum m
ruang
Coklat, C putih, Halus
Hero oik,
Semen,,
hitam h
shocck
batu
Terpusat
bata,
ke
Melalui aantar Ke sampin ng, ruang
memutar
Memotong
Frontal
beton, kayu k
Ruaang-ruang
Putih, P
Serrvice
abu-abu, a
hitam, Halus
Alam miah,
Semen,,
intim m
batu baata
Terpusat
ruang
coklat c
188
Caffetaria
Oranye, O merah, m
Halus,
Alam miah
hijau, sedang
Batu
bata, Radial,
semen,
cluster, grrid
kayu, kaca k
coklat, c putih
Melalui aantar Frontal, ruang,
memutar
memotong ruang
Toiilet
Putih, P
biru, Halus,
merah m muda
sedang
Intim m
Batu
bata, Grid
k, keramik
Memotong
Frontal
ruang
granit
Sumb ber: Analisis Penuliis, 2013
189
Tabel 6.2. Transformasi Perwujudan Karakter Ekspresif Melalui Pendekatan Arsitektur Post-Modern Karakter Ekspresif Ruang yang Diterapkan
Sketsa Ide
dari Arsitektur
Keterangan
Post-Modern yang Muncul/Dihasilkan
Tata massa dan
Penataan massa dan ruang luar Ekspresi
ruang luar
berdasarkan
analisis
hubungan ruang berubah, tidak
ruang dan zoning. Ruang antar monoton, massa
dimaksimalkan
campuran,
tidak
dengan simetris, pencampuran
pemanfaatan ruang terbuka hijau.
fungsi
Sirkulasi ruang melalui antar ruang dan
juga
memotong
ruang.
Sedangkan pencapaian ruang dapat secara frontal maupun memutar.
190
Bentuk
Bentuk
bangunan
bentuk-bentuk
dasar
menghasilkan
ekspresi
bangunan
diolah
berbeda antar bangunan.
dari Ekspresi
campuran,
untuk ruang berubah, tidak yang monoton,
tidak
simetris, terkesan rumit, pencampuran fungsi
191
Taman
Penataan taman dan jalan setapak Ekspresi
campuran,
sebagai alur sirkulasi yang ridak ruang berubah, tidak monoton dapat memberi kesan monoton, ekspresif.
Selain
itu
terkesan
kehadiran rumit, tidak simetris,
tanaman dan water feature dapat pencampuran fungsi memberi suasana yang lebih segar.
Pengolahan
Perancangan demikian mengurangi Ekspresi
fasade bangunan
penggunaan ornamen, namun tetap ruang berubah, tidak
untuk
menghasilkan kesan ekspresif yang monoton, tidak simetris
samping belakang
bagian atau
diwujudkan
melalui
campuran,
pengolahan
bentuk menjadi tidak monoton dan tidak simetris. Selain itu juga dapat bermanfaat sebagai shading.
192
Selasar
Penataan tiang-tiang pada selasar Ekspresi
campuran,
sebagai dekorasi yang memberi ruang berubah, terkesan kesan ekspresif melalui pengolahan rumit, bentuk.
pencampuran
fungsi
193
Selasar
Penataan
dekorasi
melalui
pengolahan
sederhana
yang
ketidakmonotonan.
tiang-tiang Ekspresi
mengacu
campuran,
bentuk ruang berubah, tidak pada monoton,
terkesan
rumit
194
Lobby dan Area
Pencapaian yang memutar, sirkulasi Eksprei
Staff
memotong antar ruang dan melalui ruang ruang, serta penataan ruang
yang pencampuran
campuran, berubah, fungsi,
berliku dapat menghasilkan kesan tidak monoton, tidak ekspresif, yaitu tidak monoton, simetris, terkesan rumit ruang
berubah
dan
adanya
pencampuran fungsi.
195
196
Dinding
Peletakan ornamen pada dinding Penggunaan
ruangan/selasar
ruangan untuk menambah kesan terkesan rumit, tidak ekspresif pada ruang.
ornamen,
monoton, tidak simetris
197
Sekat antar ruang
Penggunaan ornamen sebagai sekat Ekspresi antar ruang juga dapat menambah pemakaian kesan ekspresif pada ruang.
campuran, ornamen,
ruang berubah, terkesan rumit
198
Dinding
ruang
studio musik
Permainan dan kombinasi warna Penggunaan
ornamen,
merupakan salah satu cara yang tidak monoton, terkesan efektif dalam menciptakan suasana rumit, tidak simetris, yang ekspresif dan tidak monoton. ekspresi campuran Selain itu, warna juga berperan penting
dalam
membentuk
psikologi ruangan yang tepat.
Sumber: Analisis Penulis, 2013
199
DAFTAR PUSTAKA
Chiara, Joseph De, et al. 2001. Time Saver Standards for Interior Design and Space Planning. McGraw-Hill Professional: New York. Ching, D.K. 2007. Form, Space and Order - 3rd Edition. John Wiley & Sons, Inc.: Hoboken. Hendraningsih, dkk. 1982. Peran, Kesan, dan Pesan Bentuk-bentuk Arsitektur. Djambatan: Jakarta. Mediastika, Christina.E. 2005. Akustika Bangunan - Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia. Penerbit Erlangga: Jakarta. Neuferts, Earnst. 1989. Data Arsitek Edisi 2 Jilid 1. Penerbit Erlangga: Jakarta. Satwiko, Prasasto. 2008. Fisika Bangunan. Penerbit Andi: Yogyakarta. Simond, John Ormsbree. 1997. Landscape Architecture: A Manual of Site Planning and Design. McGraw-Hill Professional: New York. Soedarsono. 2010. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Sujarno, dkk. 2003. Seni Pertunjukan Tradisional, Nilai, Fungsi dan Tantangannya. Wahyu Indah Offset: Yogyakarta. Tangoro, Dwi. 2006. Utilitas Bangunan. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta.
200
DAFTAR REFERENSI http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Indonesia, diakses pada 22 September 2012, 14.40 http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_formal, diakses pada 30 Agustus 2012, 11.09 http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_nonformal, diakses pada 30 Agustus 2012, 11.10 http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_informal, diakses pada 30 Agustus 2012, 11.12 http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#Padepokan_pencak_silat_Indonesia, diakses pada 21 Mei 2013, 13.45 http://br4khm4t.blogspot.com/2011/01/definisi-pedepokan-arti-kata-padepokan.html, diakses pada 28 April 2013, 13.15 http://padepokan-dewandaru.blogspot.com/2010/07/padepokan.html, diakses pada 28 April 2013, 13.25 http://padepokanpencaksilatindonesia.blogspot.com/2011/02/padepokan-pencak-silatindonesia_11.html, diakses pada 28 April 2013, 13.30 http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_pertunjukan, diakses pada 10 Oktober 2012, 22.24 http://kamusbahasaindonesia.org/, diakses pada 31 Agustus 2012, 10.58 http://kamusbahasaindonesia.org/musik, diakses pada 12 Oktober 2012, 10.02 http://id.wikipedia.org/wiki/Musik, diakses pada 12 Oktober 2012, 10.03 http://id.wikipedia.org/wiki/Genre_musik, diakses pada 15 Oktober 2012, 01.23 http://id.wikipedia.org/wiki/Alat_musik http://id.wikipedia.org/wiki/Tari, diakses pada 12 Oktober 2012, 10.06 http://atoendwidyaningsih.wordpress.com/2011/09/30/seni-tari/, diakses pada 14 Oktober 2012, 13.15 http://www.ferroviaconnectivity.com/2011/02/perbedaan-tarian-dan-dansamacam.html, diakses pada 14 Oktober 2012, 22.48
201
202
http://id.wikipedia.org/wiki/Balet, diakses pada 14 Oktober 2012, 23.05 http://dwi-jo.blogspot.com/2011/11/pengertian-tari-ballet.html,
diakses
pada
14
Oktober 2012, 23.06 http://dubalibeatz2.wordpress.com/ilmu-dance-dan-djing/pengertian-dancetari/macam-macam-modern-dance/, diakses pada 14 Oktober 2012, 23.34 http://id.wikipedia.org/wiki/Teater, diakses pada 12 Oktober 2012, 10.14 http://andyrezarohadyyani.wordpress.com/2010/05/06/pengertian-drama-dan-jenismacam-drama-pengertian-dongeng-definisi-dakwah-pengertian-paragraf-definisipuisi/, diakses pada 14 Oktober 2012, 23.40 http://ocw.gunadarma.ac.id/course/civil-and-planning-engineering/study-program-ofarchitectural-engineering-s1/teori-arsitektur-1/unsur-unsur-bentuk, diakses pada 16 Oktober 2012, 14.50 http://www.edupaint.com/warna/ragam-warna/224-read-110404-karakter-warna.html, diakses pada 16 Oktober 2012, 16.58 http://www.leadered.com/pdf/color%20white%20paper.pdf, diakses pada 27 Mei 2013, 13.35 http://1301313y.wordpress.com/2009/02/01/pengertian-arsitekturmodernpostmoderndekonstruksi/, diakses pada 1 Mei 2013, 19.30 http://kasurterjun.wordpress.com/dasar-teknik-pencahayaan-panggung/, diakses pada 21 Juni 2013, 22.25
PERANCANGAN Padepokan Seni Pertunjukan Musik, Tari Dan Teater di Yogyakarta
Gambar 1. Wujud Rancangan Sumber: Perancangan Penulis, 2013
Gambar 2. Perspektif Eksterior Massa Sumber: Perancangan Penulis, 2013
Gambar 3. Suasana di Dalam Tapak Sumber: Perancangan Penulis, 2013
Gambar 4. Suasana Interior Ruangan Sumber: Perancangan Penulis, 2013