BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
6.1. KONSEP PENEKANAN DESAIN 6.1.1. Konsep Zoning
Konsep Zoning
Analisis Penzoningan
Terdapat dua massa bangunan yang dipisah dan disatukan oleh sebuah amphiteater dan plaza sebagai tempat berkumpulnya aktivitas sosial. Kedua massa bangunan ini memiliki fungsi yang berbeda, pemisahan dilakukan agar pengunjung tidak terlalu padat di satu area.
g
E
C
B
F
D
B
KETERANGAN A. Parkir Mobil B. Parkir Motor C. Parkir Pengelola D. Gedung Utama E. Gedung Pengelola F. Amphiteater G. Area Taman
A
Amphiteater diletakkan dibagian tengah agar menjadi sebuah magnet penarik kegiatan-kegiatan interaksi sosial yang terjadi di area site, amphiteater ini merupakan area pusat kegiatan publik, dengan dikelilingi oleh berbagai macam taman serta area publik yang lainnya.
Area parkir diletakkan dibagian depan karena garis sempadan jalan yang memakan area site sebesar 8 m dan juga berfungsi sebagai buffer zone untuk suara bising kendaraan. Area parkir di bagi menjadi tiga bagian, yaitu area parkir kendaraan mobil, area parkir motor, dan area parkir pengelola yang terletak di bagian belakang
156
6.1.2. Konsep Sirkulasi
Analisis sirkulasi Konsep Sirkulasi Analisis Zoning
Konsep
sirkulasi pada performing art center menggunakan pembedaan jalur
akses antara main entrance dan side entrance pada jalur-jalur akses manusia dan juga kendaraan. 1. Sirkulasi Main dan Entrance Side
Parkir Pengelola Taman
Gedung Latihan
Amphitheater
Auditorium Utama
Parkiran Motor
Parkir Mobil
Keterangan : Jalan Utama
Main Entrance
Side Entrance
2. Konsep Sirkulasi Manusia Untuk jalur sirkulasi manusia dibedakan menjadi jalur untuk pengelola, seniman dan pengunjung. Untuk jalur manusia digunakan jalan-jalan setapak yang menghubungkan bangunan-bangunan dengan taman serta amphiteater yang ada, serta disertai permainan ketinggian dengan trap-trap serta ramp yang menjadi landscape dari area performing art center.
157
3. Konsep Sirkulasi Kendaraan : Pada
jalur
sirkulasi kendaraan
dibedakan
menjadi
jalur
kendaraan
pengunjung, backtage, pegawai, dan seniman. Seluruh jalur sirkulasi di lapisi dengan perkerasan berupa paving serta penghijauan di kanan dan kiri jalan.
Parkir Pengelola
Gedung Latihan & Pengelola
Taman
Amphitheater
Auditorium Utama
Parkiran Motor
Parkir Mobil
Keterangan : Jalan Utama Akses Pengunjung
Seniman Pengelola
6.1.3. Konsep Tata Ruang Dalam Konsep tata ruang dalam bangunan Performing art center di Yogyakarta akan diterapkan pada empat ruang utama antara lain auditorium, galeri seni, lobby, dan ruang latihan Berikut ini merupakan tabel yang merangkum konsep tatanan ruang dalam pada bangunan Performing art center :
158
Tabel. 6.2. Konsep Tata Ruang Dalam Performing Arts Center Ruang
Atraktif
Rekreatif
Ekspresif
Unity
Complexity
Auditorium
Leveling, substraksi dan adisi pada dinding
-
Lobby
Kuning, mozaik
-
Rg. Latihan
Permainan bidang geomtri, Kasar dan halus
Material vinil pada lantai.
-
Perulangan bentuk geometris.
-
Galeri Seni
Tekstur kasar dan halus, material Batu alam & batu koral
Warna pastel
-
-
Leveling pada plafon
Maju, mundur
Intensity
Wana putih
-
-
-
Gelombang, lengkung pada plafon.
-
Warna jingga
6.1.4. Konsep Tata Ruang Luar Konsep Berikut ini merupakan tabel yang merangkum konsep tata ruang luar pada bangunan Performing arts center : Tabel. 6.1. Konsep Ruang Luar Performing Arts Center Ruang Gubahan Massa Bangunan
Façade Bangunan
Atraktif Unsur lengkung pada massa bangunan
- Leveling pada ketinggian bangunan - Tekstur kasar. - Material Flextile, kaca, kalzip
Rekreatif
Ekspresif
-
Massa bangunan diletakkan menghadap ke jalan
-
Skala monumental
Unity
Garis horizontal
Complexity
Intensity
-
-
-
Warna jingga
159
Ruang Sirkulasi
Taman
Atraktif
Rekreatif
Ekspresif
Unity
Complexity
Intensity
-
Pola Massa Memusat
-
Pola Massa Memusat
-
- Penggunaan Lampu LED hias sebagai elemen dekoratif
Vegetasi Rumput jepang
-
Warna Abu-abu, coklat. Bentuk Geometri
paving running-bond dan pola circular
Sistem “up-light” lampu Par
- Warna kuning, merah coklat muda, jingga.
- Vegetasi: Pohon dadap merah
-
- Bentuk geometri
-
Sistem “up-light” lampu Par
- Penggunaan Lampu LED hias sebagai elemen dekoratif
- Tekstur Kasar
- Warna Abuabu & coklat,
- Vegetasi: Pohon Tanjung,
-
-
- Material Paving Blok
- Tekstur Kasar
- Tekstur kasar - Vegetasi Palem raja, pohon flamboyan Amphiteater
Area Parkir
- Material Paving Blok
Bentuk Gelombang.
-
6.1.4.1. Konsep Gubahan Massa Bangunan
Analisis Orientasi Bangunan Konsep Gubahan Massa
Analisis Penzoningan Analisis Sirkulasi Analisis Massa Bangunan
160
Massa bangunan akan diletakkan dengan menghadapan ke jalan akan dapat menarik minat pengunjung, melawan pola grid yang terbentuk. Sedangkan penerapan pendekatan ekspresif berupa pemakaian bentuk yang dinamis, bergerak, dan aktif. Bentuk massa yang diterapkan akan mengandung unsur lengkung yang berkesan dinamis sesuai dengan gambaran seniman yang melakukan gerakan di atas pentas. Gedung Pengelola Amphiteater
Auditorium Utama
Parkir Parkir
6.1.3.2. Konsep Tampilan Bangunan Analisis Gubahan Massa Bangunan Konsep Tampilan Bangunan
Analisis Penzoningan Analisis Sirkulasi Analisis Facade Bangunan
161
Fasade bangunan dibentuk tidak kaku dengan tujuan agar berbeda dari keadaan di sekitarnya sehingga memancing orang-orang yang lewat untuk melihat dan tertarik untuk masuk ke dalamnya.
6.2. KONSEP PROGRAMATIK 6.2.1. Konsep Sistem Struktur Dan Konstruksi
Analisis Facade Bangunan Konsep Sistem Struktur dan Konstruksi
Analisis Gubahan Massa Analisis Struktur dan Konstruksi
Struktur Atap
Struktur atap menggunakan struktur space frame dengan ball joint sebagai pengikat antar struktur. Penggunaan space frame karena membutuhkan area yang luas untuk area Pertunjukan.
Pada bagian dinding digunakan concrete wall agar bagian-bagian yang meliuk-liuk dapat terbentuk seperti yang diinginkan dan juga menjadi lebih kuat.
162
6.2.2. Konsep Akustika Ruang
Analisis Interior Konsep Akustika Ruang Analisis Akustika Ruang
Auditorium dibentuk seperti kipas agar arah pandang penonton ke area panggung lebih nyaman, tidak terlalu jauh dan juga bentuk kipas sangat menguntungkan dari segi akustik karena ukuran auditorium yang tidak terlalu panjang dan lebar. Bentuk panggung dibuat dengan bentuk proscenium atau dengan memakai frame, sehingga penonton akan lebih fokus ke area frame untuk menonton pertunjukan. Pada bagian depan panggung terdapat area bermain musik yang fleksibel, jika saat pertunjukan area tersebut tidak digunakan, maka dapat digunakan sebagai area tempat duduk penonton.
163
Tempat duduk dibuat bertrap dengan tujuan agar penyampaian suara dapat tersampaikan dengan baik serta arah sudut pandang penonton dapat menjadi lebih baik di bagian belakang.
Area tempat duduk penonton berjarak 1 m antar kursi sehingga memungkinkan area sirkulasi yang cukup besar bagi pengunjung lain yang ingin keluar masuk dari tempat duduk. Bahan-bahan Akustik dalam Auditorium
164
6.2.3. Konsep Pencegahan Kebakaran Konsep pencegahan kebakaran dalam performing arts center akan menggunakan jalur evakuasi dan pemakaian alat pencegah kebakaran seperti sprinkler dan fire extinguisher. Jalur evakuasi akan dibagi menjadi beberapa jalur evakuasi yang berguna untuk mengosongkan auditorium dengan cepat ketika gedung terbakar, beberapa jalur evakuasi tersebut yaitu : 1. Jalur evakuasi penonton Pada jalur evakuasi penonton yang ada di auditorium, jalan keluar terdiri dari 4 buah yang terletak di kanan dan kiri auditorium sebanyak 2 buah di tiap sisi. Jalur evakuasi ini terbuat dari bahan beton agar tahan terhadap api minimal selama 2 jam, dengan jalan yang lurus serta meminimalkan tangga dan penggunaan ramp diharapkan proses evakuasi dapat berjalan dengan cepat
2. Jalur Evakuasi Penonton Di Balkon Pada jalur evakuasi penonton di balkon, jalan keluar terdiri dari 2 buah yang terletak di bagian pojok belakang kursi penonton. Jalur evakuasi ini juga terbuat dari bahan beton agar tahan terhadap api minimal 2 jam, serta dilengkapi dengan exhaust fan yang berfungsi untuk menghisap asap keluar dari dalam jalur evakuasi. Pada jalur ini digunakan tangga yang
165
terhubung langsung dengan jalur evakuasi penonton di auditorium sehingga keseluruhan evakuasinya melewati 1 jalur.
3. Jalur evakuasi performer Jalur evakuasi untuk performer terdapat di area backstage yang berada di dekat panggung. Terdiri dari 2 buah pintu keluar yang terletak di kanan dan kiri sisi panggung. Tangga digunakan bagi para performer yang berada di lantai yang berbeda dengan panggung, sedangkan performer yang berada di panggung dan yang setara dengan panggung dapat segera berlari menuju pintu exit dan keluar gedung. Alat pencegah kebakaran seperti Fire extinguisher diletakkan di seluruh area publik yang mudah dijangkau ketika terjadi kebakaran diletakan dengan jarak setiap 10m. sedangkan untuk sprinkler yang akan dipasang setiap jarak 3 meter.
Titik Sprinkler pada Auditorium setiap 3 m
166
6.2.4. Konsep Utilitas Konsep utilitas jaringan air pada performing arts center di Yogyakarta antara lain sebagai berikut: 1. Sistem Jaringan Air Bersih :
2. Sistem Jaringan Air Kotor dan Air Hujan
167
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, A.Karim, 1980. Analisis Kebudayaan, DEPDIKBUD, Direktorat Kesenian Jakarta Achmad, A.K. 1990. Pendidikan Seni Teater, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Appleton, I. 2008.
Building for the Performing Arts (2nd Ed.), Oxford, 1996 :
Architectural Press. Beardsley, M., 1981. Aesthetics: Problems in the Philosophy of Criticism. New York: Harcourt BPS Kota Yogyakarta. 2009. Yogyakarta dalam Angka 2009 BPS Kota Yogyakarta. 2011. Yogyakarta dalam Angka 2011 Callender, J. H. (1983). Time-Saver Standard for Architectural Design Data. Singapore: McGraw-Hill International Book Company. Ching, F. D. K. 1991. Architecture, Form, Space, and Order. United States of America: McGraw-Hill, Inc. Doelle, L. L., 1990. Akustik Lingkungan. Jakarta: Erlangga. Hakim, Rustam, Ir. 1987. Unsur Dalam Perancangan Arsitektur Landscape. Jakarta: Balai Pustaka. Ham, Roderick. 1987. Theatres : Planning Guidance for Design and Adaptation. London: Butterworth Architecture. Hendraningsih, dkk. 1982. Peran, Kesan dan Pesan Bentuk-bentuk Arsitektur. Jakarta: Jambatan. Imelda Akmal Architectural Writer Studio, 2011. 40 Padu Padan Warna untuk Rumah Mungil. Jakarta: Gramedia. Imelda Akmal Architectural Writer Studio, 2011. 30 Material Inovatif. Jakarta: Gramedia. Izenour, C. George. 1977. Theatre Design. United States of America: McGraw-Hill, Inc. Longman Exam Dictionary. 2006. Pearson Mediastika, C.E. 2005. Akustika Bangunan : Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia. Jakarta: Erlangga. Narendra, B. Marsintowati, 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto.
168
Neufert, E. 2002. Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33. Jakarta: Penerbit Erlangga. Poore, J. 1991. Interior Colour by Design. New York: Harper Business. Sulastianto, H. 2006 . Seni Budaya untuk kelas IX Sekolah Menengah. Pertama, Bandung : Grafindo Media Pratama Zahnd, M. 2009. Pendekatan dalam Perancangan Arsitektur : Metode Untuk Menganalisis dan Merancang Arsitektur Secara Efektif. Yogyakarta: Kanisius.
Website http://artwelove.com/explore/Techniques-and-Media/Performance-Art http://tamanbudayayogyakarta.com http://www.archdaily.com http://buildipedia.com/in-studio/featured-architecture/daniel-libeskinds-grandcanal-square-theatre http://www.dezeen.com http://www.yogyes.co.id http://www.jogjapages.com/id/yogyakarta-gallery/performing-art/ http://artikata.com/arti-326134-ekspresif.html http://www.architecturalhousemodels.com http://www.bedesigninterior.com http://www.mydesignstories.net http://www.dumfriesmutual.com http://www.submaterial.com http://www.acoustic.com http://www.kineticsnoise.com http://www.designshare.com http://www.apora.co.id http://www.irxp.com
169