156
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REHABILITASI “KUNCI” YOGYAKARTA
VI.1
Konsep Pengembangan Konsep pengembangan mengacu pada analisis pengembangan Rehabilitasi
“Kunci” Yogyakarta. Memperhatikan syarat metode therapeutic community, standar rehabilitasi sosial oleh Badan Nasional Narkotika dan persyaratan koefisien dasar bangunan (KDB) di wilayah Ngaglik sebesar 60% maka pengembangan
Rehabilitasi
“Kunci”
Yogyakarta
diperlukan.
Konsep
pengembangan Rehabilitasi “Kunci” Yogyakarta didasarkan pada 2 hal, yaitu: Perencanaan dengan metode Therapeutic Community digunakan untuk memperoleh pengembangan non-fisik Rehabilitasi “Kunci” Yogyakarta. Aspek non-fisik meliputi kegiatan yang mendukung keberhasilan metode therapeutic community, pelaku kegiatan, dan ruang-ruang yang dibutuhkan untuk berkegiatan terapi komunitas. Perancangan Arsitektur Tropis digunakan untuk merancang pengembangan fisik bangunan Rehabilitasi “Kunci” Yogyakarta. Hal ini dikarenakan lama waktu tinggal di RKY dan kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama hampir terus-menerus maka yang dibutuhkan adalah kenyamanan. Hal ini dapat dapat diantisipasi dengan mengendalikan karakter iklim tropis basah yang merupakan ciri khas Indonesia. Perancangan fisik memperhatikan 3 hal utama yang berpengaruh pada arsitektur tropis yaitu cahaya (suhu dan radiasi matahari), angin (udara yang bergerak) dan air (kelembaban). Perancangan akan mempengaruhi peletakan tapak dan orientasi bangunan, bukaan dan ventilasi silang, hingga perlindungan terhadap bangunan mengenai keadaan iklim tropis.
PENGEMBANGAN
156
157
VI.1.1 Konsep Kegiatan Tahapan fase therapeutic community yang dijalani selama residen bertempat tinggal di Rehabilitasi “Kunci” Yogyakarta, yaitu : Tabel 6.1 Tahapan Fase Kehidupan di Rehabilitasi “Kunci” Yogyakarta 1 2 3 4 Belum tinggal Menginap dan beraktivitas di RKY di RKY Pembangunan Detoksifikasi Orientasi Fase Primary stage motivasi Penentuan Penyembuhan Pengenalan Remaja Muda Dewasa atas kesadaran medis lingkungan, Ikut Jadi Punya pribadi masuk komunitas & semua sahabat tanggung Rehabilitasi aturan program muda jawab “Kunci” bagi khusus Yogyakarta anggota seperti baru
Waktu bebas
2 – 4 minggu
5
6 Tidak tinggal di lingkungan RKY After care
Reentry Stage Pemulihan psikis, pelatihan untuk kembali ke masyarakat
Menjadi motivator bagi residen dan pola hidup sehat menjauhi narkoba (berkeinginan atau mengkonsumsi)
ketua kelompok
2–4 3 – 6 bulan minggu Kisaran waktu 9 -12 bulan
2 – 6 bulan
6 – 12 bulan 6 – 12 bulan
Sumber : Penulis, 2011 Jadwal harian yang dijadwalkan berdasarkan evaluasi kegitan rehabilitasi untuk memupuk rasa solidaritas dan keteraturan pola hidup, yaitu : Tabel 6.2 Jadwal Harian Rehabilitasi “Kunci” Yogyakarta Waktu
Kegiatan (Senin – Sabtu)
06.00
Bangun pagi untuk residen dan staf sudah berbenah dan memasak Doa pagi bersama Olah raga pagi Mandi pagi Sarapan pagi bersama Morning Meeting setiap hari Kerja bakti, merawat lingkungan Rehabilitasi “Kunci” Memasak (Senin); Individu terapi (Selasa dan Jumat); Ketrampilan (Rabu) Makan siang Istirahat siang / Kegiatan Ketrampilan Mandiri Seminar (Selasa, Rabu, untuk hari Senin dan Kamis diadakan pukul 17.00-18.30); Olahraga (Senin, Kamis); Kerja Bakti (Jumat)
06.00 – 06.15 06.15 – 07.00 07.00 – 07.30 07.30 – 08.00 08.00-09.00 09.00-10.00 11.00-12.00 12.15/12.45 13.00-15.00 15.00-16.00 18.15/18.45 19.00 – 21.30 21.30 22.00
Minggu Bangun pagi Doa Pagi Mandi – makan Ibadah (gereja) atau morning meeting Kerja bakti Istirahat Hiburan Jalan-jalan atas seizin pengurus
Makan malam Konsultasi pribadi / General Meeting / Acara Hiburan Doa malam Istirahat malam
Sumber: Penulis, 2011
PENGEMBANGAN
VI.1.2 Konsep Pelaku Bangunan
pengembangan
Rehabilitasi
“Kunci”
Yogyakarta
mengakomodasi kegiatan pelaku yang bersesuaian dengan metode therapeutic community. Pengembangan Rehabilitasi Kunci dirancang menampung 30 (tiga puluh) orang residen, dengan pendampingan 5 (lima) hingga 6 (enam) residen setiap psikolog. Residen yang ditampung terdiri dari 24 pria dan 6 wanita, dengan rincian sebagai berikut : Tabel 6.3 Pelaku dan tanggung jawabnya No 1.
Pelaku Residen
Jumlah 30 orang (24pria + 6 wanita) 1 orang Bruder FC
2.
Kepala Rehabilitasi
3.
Bendahara
1 orang Bruder FC
4.
Sekretaris
1 orang Bruder FC
5.
Administrator
6.
Resepsionis
7.
Dokter Psikiater
8.
Perawat
9.
Pengurus Rumah Tangga
10.
Keamanan
11.
Konsultan Psikolog
atau
1 orang Orang luar berpengalaman 1 orang Orang luar 1 orang Bruder FC atau dokter RS Pantirapih 1 orang Bruder FC Max.4 orang Orang luar
2 orang (giliran) Orang luar
/
5 orang (2 orang tetap) Bruder FC / orang luar
Tugas dan Tanggung jawab Mematuhi aturan yang ada, menjalankan rangkaian kegiatan. Menerima laporan pertanggungjawaban dari setiap divisi Bertanggung jawab kepada pihak yayasan Mengawasi segala hal yang terjadi di dalam rehabiltasi dan mengambil keputusan atas segala hal yang terjadi Membuat rencana anggaran pendapatan dan pengeluaran rehabilitasi Membuat laporan pertanggungjawaban Melaporkan kegiatan yang terjadi di rehabilitasi Merangkum laporan dari masing-masing divisi Mengarsipkan data residen dan kepegawaian Mengatur segala keuangan masuk dan keluar di rehabilitasi Memberi informasi kepada tamu mengenai rehabilitasi Menerima tamu dan memberi informasi yang diperlukan Menjadi customer service dan operator Mendeteksi penyakit residen dan melakukan detoksifikasi Membuat analisis atas diagnose dari residen Mencatatkan hasil kesehatan residen agar dapat didata perkembangannya Memberi perawatan kepada residen yang berhubungan dengan medis Menyimpan segala perlengkapan dan obat-obatan bagi residen Memenuhi kebutuhan tiap ruang dan kebutuhan keseharian residen Pada divisi ini perlu kepala rumah tangga yang mengatur segala urusan kebutuhan residen secara detail dan bertanggungjawab. Menjaga keamanan di area rehabilitasi Memeriksa setiap orang yang akan masuk atau keluar area rehabilitasi Menjaga residen agar tidak kabur Berdiskusi bersama residen mengenai masalah yang dihadapi baik secara personal maupun berkelompok Membuat laporan berkegiatan dan hasil konsultasi residen
159
No 12.
Pelaku Pendamping agama
13.
Volunteer
14.
Tamu atau Keluarga ( 2orang/residen)
Jumlah Pelaku 1 orang Bruder FC / mengundang tamu 2 orang Mahasiswa, orang luar Max. 60 orang jika bersamaan
Tugas dan Tanggung jawab Memberi pelayanan kepada pasien berupa pendidikan pendalaman iman rohani Membuat laporan kegiatan dan hasil yang diperoleh dari pertemuan dengan pasien Membantu kegiatan yang berlangsung di rehabilitasi demi penyembuhan residen Membuat jadwal kunjugan di rehabilitasi Melakukan kunjugan terhadap residen Berdiskusi dan berkonsultasi Melakukan izin masuk area rehabilitasi
Sumber : Penulis, 2011
VI.1.3 Konsep Kebutuhan Ruang Klasifikasi ruang pengembangan Rehabilitasi “Kunci: Yogyakarta didasarkan pada privatisasi untuk residen dan pembatasan ruang gerak untuk tamu. Tabel 6.4 Klasifikasi Zoning Ruang Klasifikasi zoning berdasarkan sifat ruang
PRIVAT
SEMI PRIVAT
Asrama pria Asrama wanita Asrama karyawan Ruang Isolasi Kamar Mandi Asrama
R. Morning Meeting R.Seminar Perpustakaan R. Hiburan R. Ketrampilan Area Olahraga R. Konsultasi Pribadi R. Makan R. Klinis Ruang Ibadah
ASRAMA
AREA EDUKASI
SEMI PUBLIK R.Kepala Rehabiltasi R. Karyawan R. Konsultan R. Volunteer R. Rapat R. Dokter Pantry
PUBLIK Hall Resepsionis Lobby Area Parkir R.Tunggu R. Konsultasi Keluarga Taman terbuka
KANTOR
SERVIS R. Jaga R.Cuci &Jemur Gudang Dapur Peternakan Garasi Kamar mandi Per kebunan
SERVIS
Sumber : Penulis, 2011 Zona Bangunan dibagi menjadi 4 bangunan utama, yaitu : 1. Area Asrama ; merupakan zona pribadi, digunakan sebagai tempat beristirahat dan melakukan aktivitas sehari-hari. 2. Area Edukasi : merupakan area yang digunakan sebagai tempat pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan metode therapeutic community
PENGEMBANGAN
3. Bangunan Kantor : merupakan area untuk melakukan kegiatan public – semi public, yang dapat berhubungan langsung dengan pihak luar (tamu) dan untuk melakukan aktivitas administrasi yang berhubungan dengan kelembagaan Rehabilitasi “Kunci” Yogyakarta. 4. Servis area : area yang digunakan untuk mencukupi dan melayani kebutuhan bangunan dan pelaku kegiatan. Tabel 6.5 Konsep Besaran Ruang No
Nama Ruang
1 2
Hall / Teras Lobby
3 4 5
Ruang Tunggu Ruang Konsultasi Keluarga Parkir karyawan
6 7
8 9
10
11
12
Kebutuhan Perabot
Kapasitas
Ukuran Ruang
Luas Ruang
2,5 x 5 2,5 x 5
13 m2 13 m2
3,5x 3 3,5 x 2
13,5 m2 7 m2
24 m2 9 m2 Sirkulasi 100 % 120 m2 15 m2 Sirkulasi 100 % 2 x 1,3
62 m2 270 m2
Luas Area Publik - Kantor = 381,1 m2 AREA SEMI PUBLIK - KANTOR Meja kerja, kuris, laci 2 orang data Meja, kursi, lemari 3 orang
3 x2
6 m2
3x3
9 m2
Wastafel, closet
2 x 1,3
2,6 m2
AREA PUBLIK - KANTOR Fasade bangunan 6 orang Detail arsitektur 6 orang „selamat datang‟ Sofa, meja 6 orang Meja kerja, kursi, 4 orang lemari Mobil Motor
2 buah@12 m2 6 buah@1,5m2
Parkir tamu
Mobil Motor
10buah@12 m2 10buah@1,5m2
Toilet Ruang tunggu
Wastafel, closet
Resepsionis Ruang Kepala Rehabilitasi Toilet Ruang Kepala Ruang Kerja Karyawan Bendahara, Sekretaris, Administrator Toilet Karyawan Ruang Konsultan / Ruang Volunteer / Ruang Dokter Toilet Ruang Konsultan Ruang Rapat
1 orang
1 orang
2,6 m2
Meja, kursi, computer, lemari
4 orang
(4x3)+ (2x1)
14,2 m2
Wastafel, closet Meja, kursi, lemari data
1 orang 2 orang/ ruang 3 ruang
2 x 1,3 (3x2 )+1
2,6 m2 21 m2
2 x 1,3
2,6 m2
4x6
24 m2
Wastafel, closet
1 orang
Meja kerja, kursi, 8 orang lemari data, LCD, proyektor Luas Area Semi Publik- Kantor = 82 m2
161
13
14
15
16 17 18 19
20 21 22 23
24
25
26
27 28
Ruang Meeting – Informal Room Toilet Ruang tunggu Ruang Seminar – Formal Room Toilet Ruang Seminar Ruang Makan Toilet Ruang Makan Perpustakaan Ruang Komputer Ruang Hiburan Toilet Ruang hiburan Ruang Ketrampilan Area Olahraga : Bulutangkis, tenis meja, senam Toilet area Olahraga Ruang Klinis Ruang Rapat Ruang Konsultasi Pribadi Ruang Ibadah khusus kapel Asrama Pria u/ 24 orang Kamar mandi 3 orang 1 KM Asrama wanita u/ 6 orang Kamar mandi 3 orang 1 KM Ruang Isolasi u/ 2 orang Kamar mandi 2org1 KM Ruang Tidur Kepala Rehabilitasi Kamar Tidur
AREA SEMI PRIVAT - EDUKASI Kursi + meja kecil, 32 orang lemari Wastafel, closet 1 orang Meja, kursi, lemari, papan tulis, proyektor Wastafel, closet
32 orang 1 orang
52 m2
2 x 1,3
2,6 m2
8x8
64 m2
2,6 m2 ( 2 x 1,3 )
2,6 m2
11 x 10
110 m2
Meja makan, kursi, lemari makan, wastafel Wastafel, closet
1 orang
2,6 m2 ( 2 x 1,3 )
2,6 m2
Rak buku, meja,kursi Komputer,meja,kursi Sofa, televisi, vcd Wastafel, closet
20 orang 5 orang 20 orang 1 orang
69m2(8x8)+(2x2) 16 m2 (4 x 4) 7 x 11 2 x 1,3
85 m2 77 m2 2,6 m2
Mesin jahit, tikar, lemari karya Net, perlengkapan olahraga
8 orang
7x3
21
40 orang
(11x10)+(2,5x2)
115 m2
2 x 1,3
2,6 m2
3x4
12 m2
10 orang 2 orang
3,5 x 3
15 m2 10,5 m2
30 orang
6 x 12
72 m2
Wastafel, closet Bed, meja, kursi, lemari data, lemari obat Meja, kursi, pantry Sofa, meja, kursi, lemari Kursi, mimbar, altar
40 orang
((7x7) + (2x2) )
1 orang 3 orang
Luas Area Semi Privat - Edukasi= 646,5 m2 AREA PRIVAT - ASRAMA Tempat tidur, meja 2 orang/kamar (3x4) + (2+1) kerja, lemari Ada 12 kamar Closet, wastafel, bak 1 orang 2x2 8 ruang Tempat tidur, meja 2 orang/kamar (3x4) + (2+1) kerja, lemari Ada 3 kamar Closet, wastafel, bak 1 orang 2x2 2 ruang Tempat tidur, meja 1 orang/1ruang 2,5 x 3 kerja, lemari Closet, wastafel, bak 1 orang 2x2 1 ruang Tempat tidur, meja 1 orang/1ruang 2,5 x 3 kerja, lemari Tempat tidur, meja
1 orang/1ruang
2,5 x 3
210 m2 32 m2 42 m2 8 m2 15 m2 4 m2 15 m2 37,5 m2 PENGEMBANGAN
Pengelola Gedung 5 orang
kerja, lemari
5 ruang
Luas Area Privat – Asrama = 363,5 m2
SERVICE AREA 29
Ruang Jaga Keamanan
Televisi, kursi, dispenser, meja
1 orang
(4 x 3) + (2 x 1)
14 m2
30
Toilet Dapur
1 orang 4 orang
2 x 1,3 (6 x 3) + 1
2,6 m2 19 m2
31
Kamar Mandi
Closet, wastafel Kompor, tempat cuci, kulkas, meja, kursi Closet, wastafel, bak
2x2
4 m2
32
Peternakan
Kandang, utilitas
Perkebunan Gudang Kering Gudang Basah Ruang Cuci & Jemur Garasi
Kebun, tanaman Lemari Lemari Kran, mesin cuci, ember Mobil Motor Genset
21 m2 (7x 3) 10,4 m2 (3,5 x 3) 90 m2 20 x 30 2x3 2x3 (2x3)x2
121,4 m2
33 34 35 36
1 orang 1 ruang 30 ayam 30 itik sirkulasi 1 orang 1 orang 4 orang
5,5 x 3,5
19,5 m2
37 38
Ruang Genset & Listrik Luas Area Servis = 810,5 m2 SIRKULASI TOTAL LUAS
1 x 12 = 12 m2 2x1,5 =3 m2 1 orang
600 m2 6 m2 6 m2 12 m2
6 m2 30% x 2398,1 719,43 3117,53 m2
Sumber : Penulis, 2011
VI.2 Konsep Tapak Lokasi pengembangan Rehabilitasi “Kunci” Yogyakarta berada di Area Bruderan FC Karitas, Nandan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Tapak berbatasan dengan : Utara : Jalan, Bruderan FC Karitas Timur : TK – SD – SMP Karitas Nandan Selatan : Lapangan Bola CSsR, Perumahan Penduduk Barat :Perumahan Penduduk Luas tapak sekarang = 9042,4591 m2 Status tanah = milik swasta, Bruderan FC Karitas KDB : maksimal 60% x 9042,45 = 5425,475 m2 KLB: maksimal 1,60 x 5425,475 = 8680,76 m2 Ketinggian bangunan maksimal 3 lantai.
163
Ke lapangan Mlati Ke ring-road utara &Monjali
Ke jalan Monjali / Nyi Tjondroloekito
Gambar 6.1 Lokasi tapak (Sumber : Penulis, 2011)
Gambar 6.2 Ukuran tapak pengembangan Rehabilitasi “Kunci” (Sumber: googleearth.com, 2011)
VI.2.1 Konsep Sirkulasi
PENGEMBANGAN
Rehabilitasi “Kunci” Yogyakarta merupakan bangunan publik namun memberi privatisasi kepada residen, untuk mempermudah pengawasan in/out site dibuat dalam 1 gerbang, namun jalan dibuat menjadi dua sisi di dalam tapak
Publik Semi Publik Privat
Semi Privat Servis
Gambar 6.3 Sirkulasi In and Out Site (Sumber : Penulis,2011) Karakter daerah tropis yaitu ketika siang akan mengalami panas dan lembab, maka
memberi kenyamanan kepada pengguna jalan dengan cara
pengadaan pohon peneduh.
Pohon pereduksi kebisingan akibat kendaraan, Pohon pengarah pedestrian : palem Tanaman perdu/semak sebagai penghias contoh lili, suplir, kembang sepatu
± 0.50 1.00
± 0.30 2.00
Pagar dimundurkan dari kondisi semula untuk pedestrian
± 0.00 5.00 Jalan umum
Gambar 6.4 Sirkulasi jalan di depan tapak (Sumber : Penulis,2011)
165
Sirkulasi dalam bangunan di arahkan dengan tanaman pengarah, seperti cemara bonsai atau menggunakan tanaman teh-tehan yang dibentuk meruncing. Pintu masuk untuk bangunan kantor dibuat menonjol agar tampak dari arah kedatangan. Kantor Hall Parkir
Parkir
In/out Gambar 6.5 Sirkulasi kendaraan berbentuk “Kunci” (Sumber : Penulis,2011) Demi tujuan memperlancar sirkulasi dan kegiatan antar masa bangunan serta perlindungan terhadap antisipasi terhadap iklim tropis berupa panas radiasi matahari dengan cara koridor pergola atau penggunaan elemen horizontal.
Gambar 6.6 Sirkulasi antar bangunan dengan elemen horizontal (Sumber : Penulis,2011) VI.2.2 Konsep Pencahayaan dan Pengudaraan Konsep pencahayaan dan pengudaraan sangatlah penting untuk daerah tropis. Pada arah timur dan barat perlu perlindungan terhadap radiasi panas matahari yang berdampak pada suhu tinggi. Sementara arah utara dan selatan memerlukan bukaan yang lebar sehingga pengudaraan silang dapat terjadi dalam ruangan. Massa bangunan dibuat memanjang dari timur ke barat untuk memperoleh penghawaan optimal.
PENGEMBANGAN
Cahaya Angin
Gambar 6.7Konsep penempatan vegetasi untuk pereduksi cahaya (Sumber : Penulis,2011) Timur
Tabel 6.6 Perlindungan menurut arah hadap Selatan Barat
Jendela dengan bukaan poros tengah
Elemen vertical dan horizontal
Utara
Jendela dengan kisikisi, bukaan jendela ke kanan dan kiri
Elemen vertikal Arah timur, perlu perlindungan untuk matahari dengan posisi tinggi dengan cara overhang, sementara posisi matahari rendah saat pagi dapat dikurangi dengan elemen horizontal
Arah selatan, jika angin bertiup dari arah utara ke selatan, sementara lubang keluar > lubang masuk, maka bukaan sisi selatan harus lebih besar, salah satunya dengan cara jendela putar poros tengah
Overhang di atas jendela Arah barat perlu perlindungan ketat, berupa over hang dan elemen horizontal dan vertikal pada fasadenya
(Sumber : Penulis,2011)
Bukaan lebar, namun masih digunakan kisikisi elemen horizontal untuk melindungi posisi matahari tinggi
167
Gambar 6.8 Konsep pengudaraan dalam ruang (Sumber: Penulis, 2011) VI.3.3 Konsep View Berdasarkan analisis terhadap view maka arah orientasi bangunan diarahkan pada posisi utara dan selatan. Pemandangan yang menarik mengarah ke sisi utara, sementara sisi yang lain diberi background site berupa vegetasi ataupun penggunaan material bertekstur berpola. Pemandangan untuk bangunan yang tidak memiiki arah view ke jalan maka diarahkan pada ruang terbuka dengan penataan taman. Seperti bangunan edukasi (berwarna hijau) diarahkan ke sisi timur. Sementara bangunan asrama yang berada di tengah tapak dibuat agar memiliki akses visual yang mampu melihat ke segala sisi, sehingga bentuknya seakan-akan berbentuk lingkaran. Orientasi View Tanaman
Tanaman
Background view
Background view
Taman buah eksterior batu alam
Gambar 6.9 Konsep pemandangan tapak (Sumber : Penulis,2011) PENGEMBANGAN
VI.3.4 Konsep terhadap Hujan dan Drainase Sebagai daerah iklim tropis basah memiliki curah hujan yang cukup tinggi, dengan kelebihannya ketersediaan air tanah yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Namun kekurangannya perlu perlindungan terhadap bangunan terutama untuk bagian atap agar tidak terjadi kebocoran. Hujan
Hujan Bisa dibuka
Talang Air
Ramp Besi Drainase
Air hujan jatuh dari atap Ramp Besi Drainase
Saluran Box Cover miring 1-20
Sumur Resapan
Sumur Resapan
Gambar 6.10 Sketsa Drainase Bangunan Menggunakan Talang dan Air Box Cover (Sumber: Analisis Penulis, 2011)
Kebun
Tandon Jalan Biopori
Sumur Resapan
Biopori
Sumur Resapan SAB Gambar 6.11 Potongan konsep drainase (Sumber: Analisis Penulis, 2011)
169
VI.3.5 Konsep terhadap Kebisingan Kebisingan terjadi pada waktu pagi hingga sing hari, saat jam sekolah, karena pada sisi timur site ada sekolah yaitu SD dan SMP Karitas. Sumber kebisingan lain berasal dari jalan yang ada di sisi utara site, namun intensitas jumlah kendaraan yang melewati area ini cukup sedikit karena jalan tersebut merupakan jalan lokal sekunder, sehingga sumber kebisingan yang ditimbulkan tidak terlalu besar. Beberapa konsep pengendali kebisingan yang mendukung perancangan Rehabilitasi “Kunci”, yaitu : a. Peletakkan vegetasi pengurang kebisingan pada sisi timur berupa pohon Akasia dan di sisi utara berupa pohon Mahoni beserta beberapa tanaman perdu. b. Pengaturan posisi bangunan yang tepat, meletakkan zona privat yaitu Unit Asrama di tengah tapak, serta mengundurkan bangunan yang dekat dengan sumber suara.
Bising
Bising
Angin
Gambar 6.12 Konsep Pereda Kebisingan (Sumber : Penulis,2011)
PENGEMBANGAN
VI.2.6 Konsep Vegetasi Perancangan dengan menggunakan arsitektur tropis sangat memperhatikan penempatan vegetasi dan sifat karakter dari vegetasi tersebut. Berikut ini merupakan vegetasi yang digunakan dalam tapak dan fungsinya :
11
10
9
Taman yang tidak boleh diinjak menggunakan rumput jepang
4
3
1
Penutup tanah boleh diinjak menggunakan rumput gajah
7 2 6
3 2 5 4
Gambar 6.13 Konsep penataan vegetasi (Sumber : Penulis,2011) Tabel 6.7 Konsep Vegetasi dan Fungsinya No
Vegetasi
1.
Cemara
2.
Pohon mangga, belimbing
3
Bambu Kuning
Aplikasi pada Desain Pereduksi cahaya Pereduksi Angin Pohon buah Peneduh Pereduksi kebisingan Tanaman hias Background site
Karakter Ketinggian 30-40 meter Daun jarum, mudah rontok
Ketinggian 5- 8 meter Tidak butuh perawatan khusus Daun lebar dan panjang Ketinggian 3-4 meter Batang berwarna kuning Tidak butuh perawatan
Gambar
171
No
Vegetasi
4.
Ketapang tingkat
5.
Pisang
Tanaman buah
6.
Akasia
Pereduksi angin Peneduh Pereduksi kebisingan
7.
Flamboyan
8.
Teh-tehan dibentuk
9.
Mahoni
10
Lili
11
Aplikasi pada Desain Peneduh Pereduksi cahaya
Peneduh Tanaman hias Pereduksi cahaya Tanaman hias Peneduh Pereduksi cahaya Pereduksi kebisingan dan angin Perdu Tanaman hias Berbunga
Suplir
Hanya daun
Palem
Tanaman hias Pengarah
Karakter
Gambar
Ketinggian 6 -10 meter Daun lebar
Ketinggian 3 meter Daun lebar Tidak butuh perawatan khusus Umur pohon pendek Ketinggian bisa mencapai 2030meter Dapat hidup bebas Daun hijau pekat Rindang, berbunga Tajuk luas Perawatan mudah, dapat tumbuh ditanah yang padat dan keras. Perlu perawatan untuk membentuk Ketinggian 20 – 30 meter Tidak perlu perawatan khusus
Ketinggian 0,5 – 1 meter Pertumbuhan cepat, peru perawatan
Ketinggian 2- 4 meter Tulang daun menyirip
Sumber : Penulis, 2011
PENGEMBANGAN
VI.3
Konsep Tata Massa dan Ekspresi Bangunan Konsep ekspesi bangunan merupakan hasil penerapan dari tata massa
bangunan dan analisis tapak.
Gambar 6.15 Konsep Tata Massa Bangunan (Sumber : Penulis,2011) 6.8 Tabel 7 Pola Tata Massa dan Ekspresi Ruang No 1.
Nama Bangunan Asrama
Tanggapan
Reancangan Block Massa
Ruang Unsur garis dan bentuk diolah sehingga menjadi tata massa bangunan dan jalur sirkulasi. Bangunan dengan bentuk seakan melingkar cocok untuk asrama yang memerlukan fleksibelitas dan tingkat visual tinggi untuk mengurangi kebosanan
block plan
173
2.
Kantor
Ruang
Menunjukkan fasade dengan menggunakan detail arsitektur berupa bukaan lebar dan perlindungan terhadap sinar matahari. Dengan menggunakan elemen-elemen vertical atau horizontal. Ketinggian massa diatur, sehingga area hall/ penerimaan mudah dilihat langsung secara visual
Hall dibuat menonjol Mudah dilihat
3.
Edukasi Massa bangunan memiliki sentral sebagai pusat kegiatan komunal berhubungan dengan therapeutic community
Elemen interior ruang dibuat lebih dinamis dengan garis linier melengkung pada elemen dinding atau plafon
Massa edukasi dirancang untuk digunakan kegiatan berkelompok.Oleh karena itu kenyamanan termal menjadi sasaran utama, dengan cara adanya bukaan-bukaan, atap paling tinggi dan perlindungan terhadap panas matahari seperti penggunaan over hang dan tritisan
Sumber : Penulis, 2011
PENGEMBANGAN
Parkir
Kantor
Kantor
Asrama Edukasi Servis area
Perkebunan dan peternakan
Gambar 6.15 Block Plan Pengembangan Rehabilitasi “Kunci” Yogyakarta
175
Tabel 6.9 Ekspresi Ruang dan Bangunan Ruang/ Bangunan ASRAMA
Warna
Tekstur Dinding pola Lantai tidak licin Tidak bertekstur
Kamar Tidur Residen Kamar Tidur Pegawai Kamar Mandi Toilet
Skala Ruang +Tata Perabot Normal Skala Normal, Perabot dimampatkan
Material Lantai Tegel Tegel
Bertekstur halus, licin
Skala Normal, Teraso Perabot dimampatkan Berteksur pola, Skala Tinggi, Perabot Marmer Lantai tidak licin Longgar
EDUKASI Ruang Makan
Tekstur halus, tidak licin
Ruang Morning Meeting Informal Ruang Seminar Formal
Tidak Skala Normal, bertekstur, tidak Perabot Longgar licin Tidak Skala Normal, bertekstur, tidak Perabot licin dimampatkan Tidak Skala Normal, bertekstur, tidak Perabot licin dimampatkan Tekstur halus Skala Tinggi, Perabot dan berpola, Longgar tidak licin Tidak Skala Normal, bertekstur, tidak Perabot licin dimampatkan Tekstur halus, Skala Normal, tidak licin Perabot dimampatkan Tekstur halus Ruang terbuka dan kasar, tidak licin Tekstur halus Skala Normal, dan kasar Perabot berpola dimampatkan
Kayu
Tidak bertekstur, tidak licin
Tegel
Ruang Ketrampilan, Ruang Komputer Ruang Hiburan Ruang Klinis Ruang Ibadah Ruang Olahraga KANTOR Warna: hitam + putih Ruang Kerja
Skala Normal, Perabot Longgar
Skala Normal, Perabot Longgar
Kayu
Marmer Bahan lentur (linoleum) Bahan lentur (linoleum) Bahan lentur (linoleum) Bahan lentur (linoleum) Beton Marmer
PENGEMBANGAN
Ruang
Warna
Tekstur
Ruang Konsultasi
Tidak bertekstur, tidak licin Tekstur halus dan berpola
Ruang Rapat
Skala Ruang +Tata Perabot Skala Normal, Perabot Longgar
Material Lantai Kayu
Skala Normal, Perabot Longgar
Marmer
Skala Normal, Perabot Longgar
Marmer
Resepsionis
Bertekstur kasar
Hall/ teras Lobby
Tekstur kasar, Skala Tinggi, Perabot Marmer tidak licin Longgar Batu
SERVIS
Tekstur kasar, tidak licin
Skala Normal, Perabot Longgar
Teraso
Dapur
Tekstur halus, tidak licin
Terasso
Ruang Cuci dan Jemur
Tekstur halus &kasar, tidak licin Tekstur halus
Skala Normal, Perabot dimampatkan Skala Normal, Perabot Longgar
Peternakan, Kebun sayur Gudang Basah & Kering
Ruang terbuka
Ruang terbuka
Tegel, Batu Batu
Tekstur kasar, tidak licin
Skala Normal, Perabot Longgar
Teraso
Garasi
Tekstur kasar, tidak licin
Skala Normal, Perabot Longgar
Tegel
R. Jaga
Tekstur kasar, tidak licin
Skala Normal, Perabot Longgar
Tegel
Tekstur kasar, tidak licin
Skala Normal, Perabot Longgar
Batu Beton
Parkir karyawan Parkir tamu
Ruang terbuka
Sumber : Penulis, 2011
,
/
177
VI.5
Konsep Struktur dan Utilitas Bangunan
Struktur Bangunan Struktur bangunan yang digunakan merupakan bangunan bertingkat rendah dengan bentang antar kolom dibuat 3- 4 meter. Bagian-bagian dari struktur bangunan : Tabel 6.10 Konsep Utilitas Bangunan Jenis Pondasi
Karakter Menggunakan pondasi menerus batu kali dan pondasi titik beton untuk kolom-kolom unit bertingkat dan kolom tangga.
Dinding
Menggunakan batu bata 12 cm dengan plesteran 1cm. Penggunaan batu kali pada dinding eksterior sebagai artisitik dan penambah keawetan dinding dari air hujan. Modifikasi pola dinding bata untuk penghawaan.
Gambar
Pondasi titik beton dan batu kali
Fasade Bangunan Sekitar RKY Sumber : Dokumentasi Penulis, 2010
Variasi Pola Susunan Bata
Sumber : Kreasi Artistik Bata Ekspos,2010:74-75
Lantai
Atap
Perlu ditinggikan untuk mengantisipasi kelembaban yang ditimbulkan oleh tanah, material divarisikan sesuai suasana yang akan dihadirkan ruang. Kemiringan atap dibuat 35-450 agar memiliki atap yang tinggi sehingga udara dapat mengalir. Atap menggunakan rangka kayu, karena bentangnya tidak terlalu lebar. Struktur atap yang digunakan Dara Gepak dan Joglo karena penghawaan atap cukup efisien dan bentuknya menarik. Sumber : Purwanto,dkk dalam Dimensi Teknik Arsitektur no.34, 2006
Sumber : Penulis, 2011
PENGEMBANGAN
Utilitas Bangunan Perancangan utilitas untuk
konsep pengembangan Rehabilitasi
“Kunci”
Yogyakarta : Tabel 6.10 Konsep Utilitas Bangunan Sistem Utilitas a. Tata Udara
Tanggapan Sesuai prinsip arsitektur tropis penggunaan pengudaraan alami dengan prinsip ventilasi silang : Bukaan udara untuk bangunan terbesar ada di sisi yang menghadap utara dan selatan. Peninggian plafon bangunan dan ventilasi atas menjadi alternatif agar udara mengalir. Pengudaraan buatan dengan AC juga dilakukan untuk beberapa ruang komunal seperti ruang kelas seminar, morning meeting, perpustakaan dan ruang hiburan Sesuai prinsip arsitektur tropis, memaksimalkan potensi cahaya b. Tata matahari namun tidak memasukkan radiasi matahari. Antisipasi Cahaya untuk setiap sisi bangunan : Arah timur : Lamella horizontal Arah utara dan selatan : Lamella vertical, overhang Arah barat : Lamella kombinasi vertical & horizontal, overhang. Sirkulasi vertikal : berupa tangga dengan bahan beton dengan c. Sistem railing berupa kayu dan besi. Sirkulasi d. Sistem Listrik : Telepon dan Sumber listrik utama dari PLN dengan cadangan listrik genset, dengan sistem unit power supply (UPS) yang diletakkan di unit Listrik servis. PLN/ Genset
Main panel (ruang servis)
Sub Main panel -sekring Asrama Kantor Edukasi Service
Penerangan
Saklar
Elektrikal
Stop kontak
Diagram 6.1 Utilitas Jaringan Listrik (Sumber : Penulis, 2011)
Telepon : Server telepon diletakkan di kantor Rehabilitasi “Kunci” Yogykarta. Sarana yang digunakan berupa telepon dan internet. Penggunaan internet digunakan di kantor dan di perpustakaan unit edukasi. TELKOM
Operator (Kantor)
Sub Unit (Extention) Asrama Kantor Edukasi Service
Komputer, kecuali area servis
Pesawat telepon & fax
Diagram 6.2 Utilitas Jaringan Telepon (Sumber : Penulis, 2011)
179
Sistem Utilitas e. Sistem Proteksi Kebakaran
Tanggapan Setiap unit bangunan memiliki APAR(Alat Pemadam Api Ringan) Bangunan dirancang maksimal 2 lantai, untuk mengantisipasi kebakaran disediakan Hydrant. Alat deteksi kebakaran dipasang di setiap unit bangunan, pada unit asrama setiap kamar dipasang detektor asap dan api. Kebakaran
Deteksi
Alarm
Tangki air bawah
Pipa Utama
Hydrant
Listrik padam
Diagram 6.3 Utilitas Proteksi Kebakaran (Sumber : Penulis, 2011)
f. Sistem Penyediaan Air Bersih
Menggunakan Sumur Bor, kondisi air masih berlimpah. Sistem yang digunakan down feed dengan tampungan tangki air di atas. Tangki air dibuat 2 dengan tujuan tangki air yang pertama untuk kebutuhan sehari-hari dan tangki kedua untuk cadangan air jika ada kebakaran dan untuk kebutuhan landskap. Sumur Bor
Pompa
Tangki air atas
Kebutuhan sehari-hari (mandi, minum,dll)
cadangan Tangki air bawah
Hydrant Pipa Luar Landskap
Diagram 6.4 Utilitas Jaringan Air Bersih (Sumber : Penulis, 2011)
g. Sistem Drainase
Air hujan
Luar Bangunan
Drainase
Lubang biopori
Sumur Resapan
Pada Bangunan
Talang air
Pipa Vertikal
Drainase
Bak Kontrol
Lubang biopori
Diagram 6.5 Utilitas Drainase (Sumber : Penulis, 2011)
Untuk saluran di luar bangunan menggunakan box cover dengan ramp besi sebagai penutup sehingga mudah perawatannya pembersihannya. Air hujan buangan dialirkan ke sumur resapan air hujan dan ke lubang biopori, sehigga tidak muncul genangan, selain itu air hujan buangan dapat dimanfaatkan sebagai cadangan air. PENGEMBANGAN
Sistem Utilitas h. Sistem Pembuanga n
Tanggapan Sampah Cair : Sampah cair dihasilkan dari kamar mandi, WC, dan dapur. Untuk pipa kotoran digunakan ukuran 4”. Semua kotoran berakhir di sumur peresapan kotoran. Air urine + mandi + wastafel
Bak Kontrol
Air urine + mandi + wastafel
Bak lemak
Kotoran Padat / WC
Septic tank
Sumur Peresapan
Bak Kontrol
Sumur Peresapan
Sumur Peresapan
Diagram 6.6 Utilitas Jaringan Air Kotor (Sumber : Penulis, 2011)
Sampah Padat : Sampah dibagi menjadi dua jenis : Sampah organik dapat diuraikan kembali, berupa dedauan, rumput dan tanaman yang mudah lapuk, dapat digunakan sebagai pupuk kompos. Sampah anorganik, diletakkan di tempat sampah yang memiliki alat bakar, sehingga mengurangi volume pembakaran. Sementara sampah anorganik yang dapat didaur ulang disimpan untuk ketrampilan kemandirian dan sebagian dibuang ke TPS. Sampah
Organik
Tempat sampah
Anorganik
TPS (sementara)
Lubang biopori
Kompos
Truk Sampah
Diagram 6.7 Utilitas Jaringan Sampah (Sumber : Penulis, 2011)
Penggunaan biopori cocok untuk daerah dengan curah hujan cukup tinggi seperti daerah tropis basah. Kegunaanya mempercepat peresapan air hujan, mengatasi sampah organic menjadi kompos dan memyimpan cadangan air bersih. Gambar 6.23 Sketsa Penampang Biopori (Sumber : ampl.or.id) Sumber : Penulis, 2011
DAFTAR PUSTAKA
Badan
Narkotika Nasional.2003. Buku Standar Pelayanan Minimal Terapi Ketergantungan Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Aditif Lainnya. Jakarta: _
Brown,G.Z. Matahari, Angin dan Cahaya – Strategi Perancangan Arsitektur. Bandung: Intermatra Chiara, Joseph & Crosbie, Michael.2001. Times Saver Standards for Building Type.Singapore:Mc Graw Hill Ching, Francis. 1996.Ilustrasi Desain Interior.Jakarta: Erlangga Ernest Neufert.2002. Data Arsitek 1. Jakarta: Erlangga Ernest Neufert.1996. Data Arsitek 2. Jakarta: Erlangga Frick, Heinz & Mulyani, Tri Hesti.2006. Arsitektur Ekologis.Yogyakarta : Kanisius Frick, Heinz & Suskiyatno,FX,Bambang.2007. Dasar-dasar Arsitektur Ekologis. Yogyakarta : Kanisius Hawari,Dadang.2009.Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA(Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif). Jakarta: Badan Penerbit FKUI Irwan, Zoer‟aini Djamal. 1997, Tatanan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta: CIDES Leon,George De.2000.The Therapeutic Community:Theory, Model and Method. New York:Springer Publishing Company Lippsmear, Georg.1980. Bangunan Tropis. Jakarta: Erlangga Mantyasih,Luna & Putri, Tika Novis.2010. 30 Inspirasi Desain Rumah Tropis Modern. Jakarta : TransMedia Pustaka Moesono, Anggadewi. 2001. Peran Keluarga dan Masyarakat sebagai Penangkal Penyalahgunaan Narkoba. Disajikan dalam Seminar “Penanggulangan Korban Nakoba Meningkatkan Peran Keluarga dan Masyarakat”, Sabtu 3 November 2001 yang disunting oleh Alatas, Hussein dan Madiyono, Bambang. 2006. Penanggulangan Korban Narkoba Meningkatkan Peran Keluarga dan Masyarakat.Jakarta: Badan Penerbit FKUI Perfas, Fernando. 2003.Theurapeutic Community a practice guide.Lincoln: iUniverce,inc Purwanto,L.M.F., Hermawan & Sanjaya, Ridwan. Desember 2006. Pengaruh Bentuk Atap Bangunan Tradisional di Jawa Tengah untuk Peningkatan Kenyamanan Termal Bangunana (Sebuah pencarian model arsitektur tropis untuk aplikasi desain arsitektur). Disajikan dalam Dimensi Teknik Arsitektur Universitas Petra Vol. 34, No. 2, Desember 2006: 154 - 160 Redaksi Griya Kreasi.2010. Kreasi Artistik Bata Ekspos + 63 Inspirasi Desain Pilihan.Jakarta:Gramedia Rob Krier, 1988. Compotition in Architecture, London : John Wiley and Sons Ltd Satwiko, Prasasto.2004. Fisik Bangunan 1.Yogyakarta:Andi Offset
PENGEMBANGAN
181
182
Dirdjosisworo, Soedjono Narkotika dan Remaja, Bandung:Alumni, , 1985... Bandung: Alumni Soekarno. 1982.Pola penanggulangan/Penindakan terhadap Kenakalan Penyalahguna Narkotika. Surabaya: Yayasan Generasi Muda
Remaja
Soeparman, Herman.2000.Narkoba Telah Merubah Rumah Kami Menjadi Neraka. Jakarta:Dikti Somar, Lambertus.2001.Rehabilitasi Pecandu Narkoba.Jakarta : Grasindo Sudirman,MA.2001.Rehabilitasi Klinis Korban Penyalahgunaan Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya (Napza). Disajikan dalam Seminar “Penanggulangan Korban Nakoba Meningkatkan Peran Keluarga dan Masyarakat”, Sabtu 3 November 2001 yang disunting oleh Alatas, Hussein dan Madiyono, Bambang. 2006. Penanggulangan Korban Narkoba Meningkatkan Peran Keluarga dan Masyarakat.Jakarta: Badan Penerbit FKUI Subagyo Partodiharjo.2007.Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya. Jakarta: Esensi Subarkah, Imam.1980.Konstruksi Bangunan Gedung. Bandung: Idea Dharma Tangoro, Dwi. 2006. Utilitas Bangunan. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia Tina
Sutton dan Bride M Massachusetts:Rockport
Whelan.2004.The
complete
color
harmony.
Winanti.2008. Penelitian Therapeutic Community (TC) Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta.___ www.ashrae.org › Technology, Maret 2010 bnn.go.id, Januari 2011 caritasindonesia.blogspot.com, Oktober 2010 www.dinsos.pemda-diy.go.id, Oktober 2010 fitriyatimuslifah.files.wordpress.com, Oktober 2010 id.wikipedia.org/wiki/Narkoba, September 2010 id.wikipedia.org/wiki/Psikotropika, September 2010 id.wikipedia.org/wiki/Zat Adiktif, September 2010 www.keyconsultants.co.uk lapasnarkotikayogyakarta.blogspot.com, Oktober 2010 napzaindonesia.com, 2 Januari 2011 regional.kompasiana.com , Oktober 2010 satnarkobapolrespontianak.blogspot.com, Oktober 2010
PENGEMBANGAN