Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional Bergaya Jepang di Yogyakarta
BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
6.9.
KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional Bergaya Jepang di Yogyakarta
merupakan
tempat
untuk
mendapatkan
relaksasi
dengan
menggunakan sistem bergaya Jepang. Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional Bergaya Jepang di Yogyakarta ditekankan pada perpaduan antara Arsitektur Tradisional Yogyakarta dengan Arsitektur Tradisional Jepang. Perpaduannya melalui persamaan filosofi, arah orientasi, bentuk geometri dan simetrinya, material, denah, dan warna dapat diwujudkan dalam Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional Bergaya Jepang di Yogyakarta.
6.10. KONSEP PELAKU DAN RUANG BANGUNAN a.
Pengunjung, kegiatan yang dilakukan : -
Anak-anak Melakukan kegiatan berupa spa, Jacuzzi, mandi air panas, berenang, makan, kegiatan pada Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional Bergaya Jepang di Yogyakarta.
-
Remaja Dapat melakukan semua kegiatan pada Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional Bergaya Jepang di Yogyakarta.
-
Dewasa Dapat melakukan semua kegiatan pada Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional Bergaya Jepang di Yogyakarta.
-
Lansia Dapat melakukan semua kegiatan pada Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional Bergaya Jepang di Yogyakarta.
b.
Pemilik Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pengawasan terhadap
110
Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional Bergaya Jepang di Yogyakarta
seluruh kegiatan kebugaran dan pengobatan tradisional. c.
Karyawan 1) Karyawan Administrasi -
General Manager Melakukan kegiatan pengawasan kepada manager administrasi dan staf-staf nya.
-
Manager Administrasi Melakukan kegiatan pengawasan terhadap pengelolaan dana dan administrasi yang dilakukan oleh staff administrasi.
-
Staff Administrasi Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dana dan administrasi.
2) Karyawan Pengobatan -
Tenaga paramedis (dokter dan perawat ) Melakukan kegiatan yang berhubungan dangan pelayanan kesehatan pengobatan tradisional.
-
Staf service Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kebersihan pusat kebugaran dan pengobatan tradisional.
-
Keamanan Melakukan keamanan
kegiatan pusat
yang
berhubungan
kebugaran
dan
dengan
pengobatan
menjaga
tradisional.
Penjagaan dilakukan oleh dua atau tiga orang secara bergantian. -
Tenaga ME Melakukan kegiatan penjagaan hal-hal yang bersifat teknis agar bangunan berfungsi dengan baik.
d.
Pengunjung Melakukan kegiatan menunggu, makan, duduk-duduk, relaksasi doctor fish, berenang, serta jalan-jalan di taman.
6.11. KONSEP TATA RUANG DALAM a. Warna
111
Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional Bergaya Jepang di Yogyakarta
Pemakaian warna hangat untuk relaksasi: oranye, merah, kuning, coklatàpada pusat kebugaran. Pemakaian warna sejuk: biru, hijauàpada pengobatan tradisional. Selain itu juga dapat menggunakan warna-warna sejuk pada pusat kebugaran dan sebaliknya, penggunaan warna hangat dapat diberikan pada pengobatan tradisional. b. Material Material untuk interior bangunan menggunakan dominasi material kayu, bambu, rotan, batu bata ekspose, bebatuan alam
untuk menghadirkan
susasana harmoni dengan alam. c. Skala dan proporsi Skala yang digunakan skala normal yaitu antara 3-4 meter, serta skla monumental dengan tinggi di atas 4 m, pada bangunan lobby utama untuk memberikan kesan kemegahan. d. Bentuk Bentuk
yang
digunakan
adalah
persegi
dan
persegi
panjang,
penggunaannya sesuai dengan perpaduan antara Arsitektur Tradisional Yogyakarta dengan Arsitektur Tradisional Jepang. e. Suasana Suasana relaksasi yang ingin diberikan adalah terbuka terhadap alam melalui: ketenangan, kesejukkan, adanya area terbuka dan semi outdoorindoor pada bangunan. f. Tekstur Tekstur yang digunakan berupa tekstur kasar dan tekstur halus. Pemakaian tekstur dipilih yang dekat dengan alam; seperti yang memililki serat kayu, berwarna coklat-hijau.
6.12. KONSEP HUBUNGAN RUANG Berdasarkan perhitungan ruang-ruang yang telah dilakukan di bab 5 maka dibutuhkan konsep hubungan antar ruang yang diterapkan pada pembagian zoning dalam site, untuk memperjelas desain Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional Bergaya Jepang di Yogyakarta.
112
Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional Bergaya Jepang di Yogyakarta
Gambar 6. 1 Penempatan Fasilitas-Fasilitas pada Site Sumber: Analisis Penulis, 2009
6.13. KONSEP TATA RUANG LUAR 1. Vegetasi Pemakaian vegetasi yang bertekstur dengan pola susunan tanaman yang teratur dan tidak teratur. Penggunaan tanaman dengan ukuran yang berbeda-beda. 2. Jalan pedestrian dan jalan kendaraan Penggunaan tekstur kasar dengan pola jalan linear dan menyebar serta bentuk jalannya yang bersudut dan tak bersudut. 3. Pencapaian menuju bangunan Pencapaian untuk menuju pada Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional adalah pencapaian frontal atau langsung. Tujuannya adalah agar pengunjung tidak bingung dalam mencari jalan masuk.
Gambar 6. 2 Arah Pencapaian Frontal Pada Bangunan
113
Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional Bergaya Jepang di Yogyakarta
Sumber: Rustam Hakim. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta: Bumi Aksara. 2004
4. Sirkulasi Luar Bangunan Pola radial dan linear diterapkan, sehingga antar ruang dapat dicapai dengan mudah.
Gambar 6. 3 Arah Pencapaian Radial dan Linear Pada Bangunan Sumber: Rustam Hakim. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta: Bumi Aksara. 2004
6.14. KONSEP LOKASI DAN SITE Pemilihan lokasi didasarkan pada letaknya yang strategis, belum terdapat bangunan dengan fungsi layanan kebugaran dan pengobatan tradisional, suasana yang masih alami, berkontur, di daerah Kaliurang, memiliki prasarana jalan yang mudah untuk transportasi darat (angkutan umum berupa: bus, maupun kendaraan pribadi) dan pengiriman perbekalan, memiliki sistem utilitas yang baik (pengadaan air lancar, jaringan listrik memadai, dan jaringan telepon).
2
50 m
120 m2
Gambar 6. 4 Lokasi Site Terpilih dan Ukuran Site Terpilih Sumber: Googlearth.com dan Data Star 4
114
Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional Bergaya Jepang di Yogyakarta
6.15. KONSEP STRUKTUR Struktur disesuaikan dengan kebutuhan bangunan, sistem konstruksi yang digunakan adalah sistem kolom balok dengan pondasi menerus. Rangka atap menggunakan variasi bahan dasar kayu dan baja ringan, rangka aluminium.
6.16. KONSEP UTILITAS a. Sanitasi dan Drainase Sistem sanitasi berhubungan dengan air bersih dan air kotor. Sistem yang digunakan adalah sistem downfeed. Digunakannya sistem downfeed agar air selalu tersedia, yaitu ditampung di water tower. Sedangkan untuk pengolahan air kotor sama dengan rumah tinggal. Yaitu dengan adanya septictank dan sumur peresapan di dekat kamar mandi, dan juga bak penangkap lemak untuk dapur dan wastafel. b. Listrik dan Pencahayaan Sumber listrik didapat dari PLN dan genset, sehingga saat mati lampu listrik tetap menyala. c. Komunikasi Sistem komunikasi paling banyak digunakan oleh pihak pengelola dan pada daerah reservasi (lobby utama) saja, maka peletakan telepon berada di ruang-ruangan tersebut. Penggunaan sistem telekomunikasi berupa telepon, audio system, dan internet. Jaringan telepon menggunakan saluran dari Telkom. Audio system merupakan perpaduan antara sistem tata suara untuk background music, serta untuk pengumuman dan pemanggilan. Sedangkan jaringan internetnya menggunakan koneksi server dengan fasilitas koneksi WAP (hotspot). d. Fire protection Pemakainan sistem pecegahan aktif dengan menggunakan peralatan, berupa: -
Fire Exitinguisher à dapat diraih dengan mudah yang dipasang maksimum 1,5 m dari permukaan lantai.
-
Hydrant à Jarak antar unit antara 5-7 m.
e. Pencahayaan
115
Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional Bergaya Jepang di Yogyakarta
-
Pencahayaan alami Menggunakan cahaya matahari semaksimal mungkin dengan membuat bukaan semaksimal mungkin.
-
Pencahayaan buatan Pencahayaan buatan menggunakan lampu lampu fluorescent, sedangkan untuk ruang luar menggunakan lampu taman.
116
Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional Bergaya Jepang di Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
White, Edward T. Analisis Tapak. Bandung: Intermatra. 1985. Ching F.D.K. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta: Penerbit Erlangga: 1996. Ching F.D.K. Architecture Form, Space, and Order. New York: John Wiley and Sons, Inc. 1996. Neufert, Ernst. Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2002. Neufert, Ernst. Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2002. K, R. Ismunandar. Joglo Arsitektur Rumah Tradisional Jawa. Effthar Offset:Semarang. 2003. Hakim, Rustam. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta: Bumi Aksara. 2004. Ashihara, Yoshinobu. Exterior Design in Architecture. Bandung:Penerbit Abdi Widya. Hendraningsih, Peran, Kesan dan Pesan, Bentuk-Bentuk Arsitektur, Djambatan. 1985. Satwiko, Prasasto. Fisika Bangunan 1 Edisi 2. Yogyakarta: Andi, 2005 Wilkening, Fritz. Tata Ruang.Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 1987.
117
Pusat Kebugaran dan Pengobatan Tradisional Bergaya Jepang di Yogyakarta
DATA-DATA INTERNET
http://yogyakarta.bps.go.id/component/content/64?task=view http://kapanlagi.com http://rurucoret.blogspot.com/2009/02/arsitektur-tradisional-jepang.html http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:SentoLayout.C73.digitLab.jpg http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Takagike_Kashihara_JPN_001.jpg http://id.wikipedia.org/wiki/Fusuma http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Old_okada_house05_800.jpg http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://upload.wikimedia.org/wikipedia/comm ons/thumb/779/Tsukubai_Tofukuji_01.jpg/180pxTsukubai_Tofukuji_01.jpg&imgrefurl=http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Jepang&usg =__KTm9zgWrrqFJ7PRNGnEzjsKSHfI=&h=240&w=180&sz=21&hl=id&start=1&tbn id=fVUJBDZyhMzH7M:&tbnh=110&tbnw=83&prev=/images%3Fq%3DTaman%2B% 2527%2527shinden-zukuri%2527%2527%2B(%2527%2527shindenzukuri%2Bteien%2527%2527)%26gbv%3D2%26hl%3Did%26sa%3DG http://id.wikipedia.org/wiki/Tokonoma http://yohana91.files.wordpress.com/2007/12/z16.jpg http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/mpar/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-35402025-4076positioning-chapter2.pdf. www.ArchitectureArticles.com
118