----~--""""'._---~_.,- ---~.
BAB V PENDEKATAN DAN KONSEP DASAR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
5_1_ Pendekatan dan Konsep Dasar Perencanaan.
Berupa konsep dasar perencanaan site, dimana landasan dalam
merencanakan tapak (site plan) adalah
sebagai
berikut : 5.1_1. Pengolahan Tapak Pada Lingkungan sekitar site_
Merupakan
tinjauan akan faktor-faktor pengaruh
dari
luar yang harus dipertimbangkan guna penyesuaian. 1. Slrkulasl kendaraan dan orang.
Dipertimbangkan terhadap
a. Volume dan arah arus kendaraan, hal mana dipengaruhi
oleh
kelas dan mutu
jalan,
sangat serta
penggunaan tanah. b. Volume
dan arah arus manusia, hal
mana
sangat
penggunaan di sekitar site. Sirkulasi
kendaraan dan orang sangat
mempengaruhi
penentuan - Orientasi. pencapaian
utama
yang nyaman dalam
arti
aman,
mudah dan tak mengganggu lalu lintas sekitar.
Sirkulasi untuk kendaraan dan pejalan kaki dipisah kan. Sirkulasi untuk kendaraan
hanya
sampai
I
pada
Ii
1 • ,....
.J...i..::.
Ii
~-'-
1/
).
113
zone pelayanan umum ( parkir umum ) dan zone
serv
ice ( parkir dan garasi intern ), kecuali kendaraan
pengangkut benda koleksi dapat sampai zone preserv
asi dan konservasi.
Sifat sirkulasi dinamis, tidak kaku dan informatif.
Pola bentuk sirkulasi informal dan rekreatif.
Bahan
material sirkulasi dipakai bahan
alam
atau
menyerupai alam dan pemanfaatan unsur alam semaksi
mal mungkin.
2. Pola ruang dan landscape. Dipertimbangkan dalan kaitannya untuk mencapai a. Terjalinnya arah arus datangnya pengunjung. b. Terwujudnya lingkungan yang representatif. Ruang luarpada tapak direncanakan untuk
mendapat
kan keharmonisan ruang, baik di dalam tapak
maupun
dengan lingkungan. Unsur
lanscape sebagal materi pengisi ruang
dipergunakan
sebagai
persatu
dan
luar,
keseeimbangan
ruang.
5.1.2. Penataan Tapak Pada Site.
1. Pencapalan ke dalam site (entrance).
Ditentukan berdasarkan pertimbangan :
a. Kemungkinan arah arus datangnya pengunjung. b. Keamanan bagi pengunjung (manusia) dan barang. c. Keadaan dapat
.',
ruang-ruang sekitar site, yang dimanfaatkan
untuk memberi
nilai
mungkin lebih
~ ~ _ _-~) ..
114
atas kehadiran gedung Museum Seni Batik sehingga kesan menerima lebih kuat. d. Keamanan,
kemudahan pencapaian
dan
kelancaran
Pencapaian utama ( main entrance ) bagi
pengunjung
lalu lintas.
adalah dari jalan utama kota ( Jl_ Dr.Rajiman ). Pencapaian staf ( side entrance ) adalah dari jalan utama lingkungan. 2. Pendaerahan pada site. Ditentukan berdasar pertimbangan a. Potensi
dan
batasan site
dalam
kedudukkannya
pada lingkungan. b. Ketentuan pencapaian utama ke dalam site. c. Tuntutan
sifat
kegiatan
terhadap
persyaratan
tingkat ketenangan / noise. d. Tuntutan
orientasi kegiatan
(tingkat
hubungan
eksternal). e. Tuntutan
persyaratan keamanan
terhadap
bahaya
dari luar. Perletakan
ruang
sesuai dengan
tuntutan
ti.ngkat
pendaerahan pada site sebagai berikut
Kelompok
kegiatan
pelayanan umum
:
pada
daerah
ramai, mudah dicapai dan tingkat keamanan rendah.
Kelompok
kegiatan
pamel'an: pada
daerah
tingkat
ketenangan tinggi, pencapaian mudah dan aman.
Kelompok tingkat
kegiatan pendidikan : pada daerah ketenangan
sedang, pencapaian
dengan
mudah
dan
keamanan sedang.
---~!
115
Kelompok kegiatan administrasi : pada daerah dengan tingkat
ketenangan sedang, pencapaian
sedang
dan
keamanan sedang. Kelompok tingkat
kegiatan
prese~'vasi
ketenangan
: pada daerah
tinggi, pencapaian
dengan
sukar
dan
keamanan tinggi. Kelompok tingkat
kegiatan
service:
ketenangan
pada
daerah
rendah, pencapaian
dengan
mudah
dan
keamanan rendah. 3. Tata letak massa dan ruang pada site. Ditentukan dengan dasar pertimbangan : a. Pengelompokkan sifat
dan
I
penyusunan
didasa rkan
jenis kelompok kegiatan
serta
atas men
dukung proses sirkulasi. b. Bentuk penataan massa dan ruang terhadap
bentuk
site,
serta
dipertimbangkan penampilan
ingin dicapai bangunan, dalam hal ini
yang
mendukung
massa I ruang kelompok kegiatan pameran
sebagai
massa yang paling dominan. c. Tata letak massa.dan ruang mencerminkan karakter rekreatif,
komunikatif
arti
letak massa dan ruang yang
tata
dan
preservatif
dalam
bebas
I
asimetri, dinamis tetapi kompak. d. Pendaerahan
dan pencapaian ke dalam
site
yang
telah ditetapkan. Maka
susunan
ruang secara
keseluruhan
membentuk
pola radial, dimana tiap kelompok ruang lain ( layanan umum, pendidikan, administrasi,
pe
preservasi
116
·1
dan
service ) mampu mempunyai orientasi
pacta
ke
lompok kegiatan pameran sebagai kelompok ruang yang paling besar dan dominan. 4. Orlentasl bangunan.
Dipertimbangkan dengan pertimbangan a. Memanfaatkan
bentuk
site
dan
fisik
potensi
lingkungan (jalan). b. Kejelasan arah pencapaian bangunan. c. Orientasi
massa
dan
ruang
yang
mencerminkan
karakter komunikatif dan rekreatif. Orientasi jalan
(
massa dan ruang adalah pada ke dua pertemuan jalan utama kota
dengan
sisi jalan
utama lingkungan ). Pola
gubahan
ruang
pada
site
adalah
sebagai
berikut : gambar 19.
1. Kel. Pelayanan Umum 2. Kel. Paller!n 3. Kel. PendidiKan
4. Kel. Administrasi 5. Kel. 'Service Intern 6. Area Terbuka I Perantara
,l
i Ii
__
-----_.. -
--
; ...
~_c...:....
.
~
.
_
---
117
5.1.3. Sistem Pengelolaan Museum Seni Batik di Surakarta.
Ditentukan berdasarkan pertimbangan : a. Fungsi dan Misi Museum Seni Batik sebagai
asset
wisata. b. Kedudukkan
Museum
Seni
Batik
yang
berkaitan I
dengan Pemda setempat.
I
c. Kelancaran dari
pengorganisasian
Direktorat
Departemen
P
Museum
dan K
dan
Dir.
pengontrolan
Jen
sebagai
Kebudayaan
pengelola
Museum
Pemerintah dan Permuseuman pada umumnya. Sistem
pengelolaan Museum Seni Batik di
Surakarta
adalah
sebagai Museum negeri (pemerintah
)
yang
bekerja sarna dengan Pemda setempat sebagai instansi terkalt
sesual
kedudukkan Museum
Seni
Batik
di
Surakarta. J.~~'
-~-'I'ilJiJlj'''''/~\;!>. ~; -,,'-$-~~':'~~~ .):, "/J//'~"~ 1, '4 PER"us flJi.>,\
5.2. Pendekatan dan Konsep Dasar Perancangan .
I
."
Dasar
Pengelompokkan Ruang
AAH *1
1
\~~.%1.(1{fB;')/ ~~~~~~;~~~.~~~.
5.2.1. Pendekatan dan Konaep daaar tata ruang.
1. Konsep
.f!
TAl{ -~
\\ "" VTf171.iI-
dan
Kebutuhan
Ruang Dasar pertimbangan ~
Didasarkan
atas hubungan kegiatan
yang
sejenis
dan sifat kegiatan yang sarna. - Pengelompokkan satu
kegiatan
ruang harus dapat menjamin yang
utuh
di
dalarn
hubungan antar kelompok kegiatan. - Kebutuhan ruang terdiri atas :
dalam
koordinasi
118
a. Kelompok ruang kegiatan Pelayanan Umum. - parkir umum. - hall umum. - cafetaria. - souvenir shop. - lavatory. b. Kelompok ruang kegiatn Pameran. - hall pameran. - ruang-ruang pameran. ruang relaksasi. c. Kelompok ruang kegiatan Pendidikan. - hall pendidikan. - auditorium/ruang pameran temporer. - ruang edukasi. - ruang perpustakaan. - ruang audiovif5ual. d. Kelompok ruang kegiatan Adm1n1strasi. - hall administrasi. - ruang direktur museum. - ruang tata usaha. - ruang tamu. - ruang publika5i. - ruang rapat. e.Kelompok ruang PreservaBi-Konservasi. - hall preservasi. - ruang kuratorial. - ruang laboratorium.
--/----~-~I
I
1 19 . -~
- ruang preparatorium. - ruang simpan koleksi. f. Kelompok ruang kegiatan sercise.
- parkir intern.
- side hall.
ruang MEE. - ruang istirahat staf. - ruang jaga.
2. Pendekatan dan Konsep besaran ruang. Dasar pertimbangan : - Pada ruang pameran, dasar penentuan besaran ruang adalah : · Jumlah materi pamer. · Luas area pengamatan. Disesuaikan
dengan jumlah
pengunjung
pameran
250 orang, 1 rombongan)
atau
luas
ruang sama dengan sepuluh kali luas
ma5~a
benda
(kira-kira
pamer. · Sistem tat a letak dan sirkulasi-kegiatan. · Standar-standar. · Asumsi-asumsi,
jika
tidak
terdapat
pada
standar.
3. Pendekatan dan Konsep dasar slrkulasi. Dasar pertimbangan : - Hubungan
fungsional
antar
ruang
dalam
satu
kelompok kegiatan maupun antar kelompok kegiatan.
i i
120
- Mendapatkan
jarak terpendek dan arah yang
serta menghindari - Membedakan
jelas
~crossing~.
sirkulasi
untuk
pengunjung,
pengelola / staf ahli dan benda koleksi. - Pada kegiatan pameran memperhatikan . Sirkulasi primer (antar ruang). Sistem pengelompokkan benda pamer / tema. Tahap relaksasi. Sistem kontrol keamanan . . Sirkulasi sekunder (dalam satu ruang). Kemudahan pencapaian ke tiap benda pamer. Kelancaran sirkulasi ke benda pamer lain.
5.2.2. Pendekatan dan Konsep Dasar Ungkapan Fisik. 1. Pendekatan dan Konsep Dasar Penampilan Bangunan. Dasar pertimbangan : - Mendukung arti
keselarasan
kehadirannya
lingkungan,
menyesuaikan
dalam building
codes setempat. - Penampilan bangunan yang menarik, menonjol dari lingkungan terhadap
tetapi tetap mendukung lingkungan.
Dapat
harmonisasi
diwujudkan
dalam
penampilan fisik bangunan dan warna. - Mencerminkan
suasana
dinamis,
keterbukaan
/
menerima dan intim. - Monumental dalam batas-batas kesederhanaan. Bentuk dasar ruang atau massa yang dipakai adalah segi enam atau kurva yang fleksibel.
i ..., i
~..:..~
Dengan komposisi ruang dalam massa yang berjumlah lebih
dari satu yang digabung, dan
dimungkinkan
lebih dari satu lantai.
2. Konsep Dasar Teknis. a. Sistem struktur. Dipertimbangan terhadap - Tuntutan
segi
konstruksi
dala~
arti
kuat
mendukung beban. ~
Mendukung
bentang
lebar
dan
berdasarkan
kelipatan modul struktur. ~
Fleksibel, pelaksanaan dan perawatan mudah.
Struktur yang dipakai adalah Vector Active Struc ture
System
dan Bulk
Active
Structure
System
keduanya bisa digabung menjadi satu siatem struk tur Museum Seni Batik di Surakarta. Vector Active Structure System terdiri dari Truss
dengan
Curve
Truss
bentang maksimal 1,5 - 4,5 (
Space
Frame
)
dengan
Flat m
dan
bentang
maksimal 9 - 36 m. Bulk Active Strukture System terdlr1 dar1 One-way System
dengan
Taxiway serta
bentang maksimal 1,5 - 32
m
syatem dengan bentang maksimal 5 - 20
Formad
Concrete dengan
bentang
dan m
maksimal
18 - 73 m. b. Material struktur. Dipertimbangkan terhadap ~
Sistem pokok :
'I
, ,
struktur
terpilih
dengan
ketentuan
-
-----'--
1 """:\""":\ ..a:...a:...
- pemeliharaan mUdah. tahan terhadap bahaya kebakaran. - melindungi cuaca
ruang dalam dari
gangguan
luar (panas, hujan, dan
lembab
udara) . - mendukungt karakter bangunan. sesuai
dengan
sistem
struktur
dan
elastis. Material
struktur
yang dipakai dari
baja
atau
beton atau keduanya digabung. c. Modul struktur.
Dipertimbangkan terhadap :
- Unit fungsi kegiatan dan benda pamer.
- Bahan konstruksi dan peralatan.
Modul struktur yang dipakai adalah modul struktur
sistem grid dan modular.
3. Pendekatan dan
Konsep
Dasar
Elemen
Fisik
Ruang
Mendukung terbentuknya ruang yang netral,
dalam
Dalam. Dipertimbangkan terhadap - Ruang pameran.
arti
tidak ekspresif, sehingga turut
mendukung
untuk menonjolkan benda pamer. - Ruang entrance (hall pameran). Mendukung suasana yang menarik, ceria. - Ruang relaksasi (duduk) . Mendukung rekreatif.
terbentuknya
suasana
santai
dan
-
.I~~-----------
123
5.2.3. Pendekatan dan Konsep Dasar Lingkungan.
1. Pendekatan dan Konsep Dasar Pencahayaan. a. Pencahayaan alami. Dimanfaatkan
semaksimal
mungkin
pacta
ruang
ruang penunjang (selain ruang pameran). Dipetimbangkan terhadap - Pereduksian adanya sinar ultra violet. - Menghindarkan
dari sinar langsung dan
silau
terhadap sinar pantul. Pencahayaan penunjang
alami (
digunakan
selain
ruang
pada
pameran
ruang-ruang dan
simpan
koleksi ) secara maksimal, dengan cara : - mengadakan pembukaan 1/5 - 1/6 luas lantai. - menghindari radiasi sinar ultra violet dan silau dar1
sinar
matahari dengan green
(
penanaman
pahon ), material ( kaca-kaca buram / pembias ), sistem ( sun-screen, overstack ). - letak pembukaan disamping / dinding atau (
diatas
skylight) bila pembukaan dari samping
tidak
mencapai seluruh ruangan. b. Pencahayaan buatan. D1pert1mbangkan terhadap - Keamanan benda koleksi. - Macam kerja visual. - Tuntutan suasana / efek-efek psikologis. - Karakteristik
berbagai
tipe
lampu
dan
peralatan yang mendukung untuk mencapai efek efek yang d11nginkan. - Bentuk lampu dan curve intensitasnya.
-----!.- , . _ - - - - - - - - ,
I !
124 r (?
Pencahayaan
buatan
dipakai terutama
pada
ruang
yang memerlukan kondisi tertentu dan stabil
dalam
pencahayaan, seperti pada ruang pameran dan simpan koleksi. 2. Pendekatan dan Konsep Dasar Penghawaan. Dipertimbangkan terhadap : - Persyaratan
kondisi
temperatur
udara
untuk
konservasi benda koleksi adalah 20 C - 24 C. - Pergerakkan I sirkulasi udara lancar. - Kelembaban udara relatif antara 45 % Pada sistem
ruang
pameran dan
penghawaan
AC-sentral. mereduksi
buatan,
Sistem suara
simpan
65 % .
koleksi
yaitu
dipakai
dengan
sistem
ini
dapat
melokalisir
dan
mesin.
Untuk
ruang-ruang
lain
diprioritaskan dengan memanfaatkan penghawaan alam yaitu
dengan
sistem crossing
ventilation.
bentang t1dak memungkinkan untuk terjadlnya ventil,qtion, di8\makan exhauster fan.
Jika cross