BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V. 1.
Dasar Perencanaan Dan Perancangan Judul dari perancangan ini adalah kostel yang berarti singkat kos-kosan hotel. Sebuah fenomena baru di bidang hunian di Indonesia. Kostel ini difungsikan sebagai hunian sementara untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal yang strategis. Dengan sasaran mahasiswa terutama mahasiswa pendatang di daerah palmerah yang ingin mendapatkan hunian yang nyaman dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, maka dalam kostel ini akan disediakan fasilitas-fasilitas penunjang yang akan membantu mempermudah aktifitas sehari-hari. Topik yang diambil dalam perancangan kostel ini adalah ”sustainable architecture” atau arsitektur berkelanjutan dengan tema ”energy efficiency” atau efisiensi energi. Pemilihan tema ini berlandaskan pada kondisi lingkungan sekitar kita yang semakin hari semakin mengkhawatirkan seperti munculnya isu global warming atau pemanasan global dimana mempengaruhi siklus kehidupan seharihari.. Penggunaan energi yang boros dari proses dalam kehidupan tidak terkecuali proses arsitektural menjadi perhatian utama yang harus segera dipecahkan agar kelangsungan siklus kehidupan dapat berlangsung dengan baik. Dengan berpedoman pada teori-teori sustainable, bangunan ini diharapkan dapat menjadi suatu bangunan berkelanjutan yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya dan tanggap terhadap penggunaan energi pada bangunan secara keseluruhan.
106
V. 2.
Konsep Perancangan Makro V.2.1. Orientasi Massa Bangunan Berdasarkan hasil analisa dari orientasi massa bangunan yang ditentukan oleh faktor matahari, angin dan bentuk tapak dan view ke sekitar bangunan. Maka orientasi massa bangunan adalah : Gambar 29. Konsep orientasi massa bangunan
U
S
Massa bangunan yang utama menghadap utara-selatan dengan sisi pendek menghadap timur-barat. Namun dikarenakan massa bangunan yang juga berorientasi terhadap sisi jalan di sisi timur dan view ke arah timur dan barat maka bangunan juga menghadap ke arah timur dan barat dengan pertimbangan cahaya yang masuk lebih besar. Hal ini juga dipengaruhi oleh orientasi pada sisi pertemuan ke dua jalan utama sehingga bentuk massa ini akan terlihat dari 2 sisi arah jalan dan mencerminkan sebagai bangunan yang berdiri pada lahan pojok dan pada lahan persegi panjang. Pada sisi pojok ini bangunan dimiringkan 30° dengan dasar kemiringan adalah acuan sudut yang tidak terlalu ektrim dan panjang jalan di sisi selatan dan tinur tapak. Untuk sisi barat diberikan pemecahan terhadap radiasi panas pada sore hari dengan perletakan ruang servis atau koridor.
107
V.2.2. Pencapaian Menuju Tapak Pencapaian menuju tapak yang direncanakan meliputi entrance masuk kendaraan, akses keluar kendaraan, side entrance untuk kendaraan servis dan entrance pedestrian untuk pejalan kaki adalah sebagai berikut :
Gambar 30. Konsep pencapaian menuju tapak Pintu masuk motor
3 Pedestrian pejalan kaki Pintu masuk
1 kendaraan
Side Entrance (kendaraan servis)
2Pintu keluar kendaraan
Entrance yang direncanakan adalah melalui jalan utama yaitu jalan Rawa belong (jalan nomor 1) yang merupakan 2 jalur mobil. Entrance diletakkan jauh dari pertigaan sehingga tidak berpotensi menimbulkan kemacetan sementara untuk akses keluar kendaraan berada di bagian selatan tapak yang langsung keluar ke jalan Kebon Jeruk Raya (jalan nomor 2). Selain itu, akses servis melalui side entrance yang terletak di jalan di bagian selatan tapak yang dapat diakses namun tidak mengganggu sirkulasi utama. Lalu lintas servis yang tidak padat cocok dengan jalan tersebut karena hanya dapat
108
dilewati oleh 1 kendaraan. Untuk pejalan kaki, entrance pedestrian diletakkan di bagian utara tapak karena dapat membantu dalam mengurangi kemacetan di bagian pertigaan dimana tempat angkutan umum berhenti.
V.2.3. Sirkulasi Dalam Tapak Berdasarkan konsep pencapaian, konsep sirkulasi dalam tapak menggunakan pola liniear untuk kendaraan satu garis lurus dari arah timur tapak ke selatan tapak sehingga drop in kendaraan berada di sisi kanan bangunan. Hal ini tidak akan menganggu sirkulasi antara kendaraan dan pedestrian. Sementara untuk pejalan kaki menggunakan pola linier dimana mendapatkan akses langsung masuk ke bangunan dari jalan utama dengan melewati ruang publik Gambar 31. Konsep sirkulasi dalam tapak
Publik Sirkulasi pejalan kaki Sirkulasi kendaraan
109
V.2.4. Tata Ruang Luar Konsep untuk tata ruang luar dibagi berdasarkan fungsinya yaitu ruang luar aktif dan ruang luar pasif. Konsep tata ruang luar dibuat terpusat dengan ruang luar sebagai vocal point yang dapat mengikat antara massa bangunan dan mudah diakses oleh pengguna bangunan. Untuk ruang luar aktif di di bangunan kostel terdapat : •
Plasa, yang berfungsi sebagai hall penerima untuk pejalan kaki dimana akan digunakan sebagai public space untuk yang menjadi perantara ruang-ruang di dalam bangunan dengan lingkungan sekitarnya.
•
Ruang komunal pada bangunan ini diletakkan di antara massa bangunan.
Fungsinya
sebagai
tempat
berkumpul
dan
bersosialisasi yang lebih privasi dibandingkan plasa. Ruang komunal ini dapat berbentuk taman yang dilengkapi dengan pepohonan peneduh dan kursi taman. Elemen-elemen yang dapat mendukung konsep tata ruang luar bangunan kostel tersebut adalah : •
Elemen lunak, yang terdiri dari pohon sebagai peneduh dari sinar matahari dan penghasil oksigen bagi manusia, pohon juga dapat digunakan sebagai sound barrier bagi bising yang akan masuk ke dalam tapak. Untuk rumput dapat digunakan sebagai perkerasan untuk pejalan kaki di taman.
110
•
Elemen keras, yang terdiri kanopi untuk pedestrian agar pejalan kaki dapat terlindungi dari panas matahari dan hujan, kursi untuk tempat duduk bagi penghuni dan fasilitas pembuangan sampah sebagai wujud peduli lingkungan. Untuk perkerasan kendaraan menggunakan grass block dan aspal serta pejalan kaki menggunakan batu alam atau cone block.
V.2.5. Parkir Konsep parkir yang akan digunakan dalam proyek kostel ini adalah parkir 90°. Parkir ini akan ditujukan tamu dan pengelola. Parkir terdiri dari parkir mobil, motor dan kendaraan servis. Alasan penggunaan parkir 90° adalah sirkulasi parkir yang mudah dan jumlah parkir lebih banyak. Gambar 32. Konsep parkir 90°
Untuk mengaplikasikan konsep hemat energi, penggunaan parkir hanya untuk tamu dan pengelola agar membatasi penggunaan kendaraan pribadi oleh mahasiswa dan secara tidak langsung mendukung penghematan energi terutama dalam penggunaan energi untuk transportasi.
111
V.2.6. Zoning Dalam Tapak
Gambar 33. Konsep zoning dalam tapak Private Semi Private
Publik Servis
Konsep penzoningan pada tapak dilakukan setelah melakukan 3 alternatif dari penyusunan zoning. Hal tersebut juga mempertimbangkan analisa dari pencapaian menuju tapak dan sirkulasi. Zoning dibagi menjadi 4 zona yaitu zona private, semi publik, publik, dan servis. Zona private diletakkan disamping dan belakang agar terhindar dari kebisingan sementara servis dibagian belakang agar tidak menggangu sirkulasi utama. Zona semi publik diletakkan di depan agar mudah diakses baik dari dalam bangunan oleh penghuni dan dari luar bangunan oleh masyarakat umum. Zona publik diletakkan di depan sebagai pintu masuk pelaku kegiatan.
112
Gambar 34. Konsep zoning vertikal
Semi Publik Private
Publik Servis
Konsep penzoningan bangunan pada tapak secara vertikal adalah pada lantai dasar digunakan sebagai zona publik, servis dan semi private. Didalamnya akan digunakan sebagai fasilitas umum dan penunjang. Untuk lantai dua dan tipikal ke atas digunakan sebagai zona private yang terdiri dari hunian – hunian yang diakses melalui transportasi vertikal.
V. 3.
Konsep Perancangan Mikro V.3.1. Pelaku Kegiatan Kostel Berdasarkan hasil analisa kegiatan di dalam kostel, maka pelaku kegiatan kostel adalah sebagai berikut : 1. Penghuni Kostel •
Mahasiswa pria dan wanita
2. Karyawan Kostel •
Karyawan Bagian Pengelola.
•
Karyawan Bagian Pelayanan / Servis.
113
3. Tamu Penghuni Kostel •
Tamu mahasiswa (keluarga atau kerabat)
•
Calon penyewa
Mahasiswa yang akan ditampung dalam kostel ini adalah mahasiswa dari luar Jakarta yang membutuhkan tempat tinggal selama masa studinya dan mereka tidak punya tempat tinggal di jakarta. Dikarenakan pemilik dari kostel ini adalah Universitas Bina Nusantara yang merupakan suatu instansi pendidikan maka untuk mencerminkan perilaku dari mahasiswa dibuat pemisahan massa bangunan antara mahsiswa pria dan wanita sehingga tidak saling mencampur antara keduanya. Konsep dari sasaran proyek ini adalah untuk mahasiswa baik nanti akan menempati secara individu atau secara kelompok. Untuk yang individu akan menempati tipe studio untuk 1 orang sementara yang berkelompok dapat menempati unit-unit yang berkapasitas untutk 2, 4 dan 6 orang. Penempatan unit ini juga harus berdasarkan jenis kelamin yang sama dan dihindari adanya pencampuran lain jenis agar dapat terhindar dari situasi yang tidak dikehendaki. Kostel ini disewwakan per bulan dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang layaknya hotel bintang 3 yang dapat digunakan tidak hanya oleh penghuni namun dapat dikomersilkan kepada mahasiswa binus lainnya dan masyarakat umum sekitarnya.
114
V.3.2. Konsep Program Ruang Kostel Tabel 27. Konsep program ruang kostel Kelompok ruang
Jenis ruangan
Luasan
Hunian
Hunian single (1 orang)
21 m2
Hunian double (2 orang)
25 m2
Hunian deluxe (4 orang)
63 m2
Hunian family (6 orang)
74 m2
Ruang administrasi
35 m2
Ruang pemasaran
35 m2
Ruang tunggu
16 m2
Toilet pria
14 m2
Toilet wanita
14 m2
Ruang Karyawan
35 m2
Janitor
132 m2
Laundry
49 m2
Toilet pria
14 m2
Toilet wanita
14 m2
Ruang genset
35 m2
Ruang M&E
30 m2
Ruang reservoir
35 m2
Ruang STP
15 m2
Ruang Pengelola
Ruang Servis
Ruang Utilitas
115
Ruang sampah
25 m2
R.bongkar muat
27,5 m2
Lobby
100 m2
Restoran
278 m2
Mini market
70 m2
Ruang fitness
147 m2
Ruang locker
49 m2
Toilet pria
14 m2
Toilet wanita
14 m2
Salon
35 m2
ATM Center
25 m2
Ruang Bilas
15 m2
Kolam renang
233 m2
Lapangan basket
336 m2
Parkir mobil
250 m2
Parkir motor
80 m2
Fasilitas Penunjang
Ruang Luar
V.3.3. Bentuk Massa Bangunan Bentuk massa bangunan yang akan diterapkan pada perancangan kostel ini adalah massa majemuk. Pertimbangan dalam menentukan massa majemuk adalah :
116
•
Pengelompokan kegiatan di dalam kostel dimana terdapat 2 jenis pelaku yaitu mahasiswa pria dan wanita sehingga terdapat 2 massa bangunan. Massa bangunan terdiri dari massa bangunan pria dan wanita. Massa wanita ditempatkan di depan dengan pertimbangan mudah dicapai dan pria ditempatkan di belakang agar tidak mengganggu sirkulasi utama dikarenakan perilaku pria yang sering memiliki kegiatan yang tidak tetap.
•
Pemaksimalan pengudaraan alami tanpa memasukkan faktor angin terlalu banyak ke dalam bangunan namun angin dapat bergerak di antara bangunan.
•
Pemaksimalan pencahayaan alami karena dengan massa majemuk dapat dihindari adanya ruang di dalam ruang sehingga seluruh ruang mendapatkan pencahayaan alami.
Untuk bentuk bangunan, menggunakan bentuk dasar persegi dengan pertimbangan bentuk tersebut cocok dengan bentuk tapak sehingga menyesuaikan dengan lingkungan sekitar dan pengaturan ruang dalam bentuk ini lebih mudah dan lebih efisien karena tidak membuang ruang. Pola organisasi massa bangunan yaitu menggunakan pola massa bangunan terpusat dengan ruang luar berada di antara massa – massa bangunan dan menjadi pengikat massa bangunan tersebut sehingga menjadi kesatuan dalam satu tapak.
117
Gambar 35. Konsep bentuk massa bangunan
Ruang Luar
V.3.4. Sirkulasi Dalam Bangunan Konsep sistem sirkulasi untuk bangunan kostel adalah untuk sirkulasi horisontal didalam bangunan menggunakan sistem linier dengan menggunakan koridor jenis single loaded dan double loaded : •
Pencahayaan dan pengudaraan alami pada unit hunian dapat secara maksimal.
•
Koridor menjadi terang dan tidak memerlukan cahaya.
•
Sirkulasi udara baik dan selalu berputar-putar.
•
Untuk double loaded dapat menampung jumlah unit lebih banyak dan dalam pembangunan menjadi lebih praktis dan menghemat di biaya,waktu dan penggunaan bahan.
118
Untuk pola sirkulasi manusia dalam bangunan menggunakan pola linier melurus agar mengarahkan pelaku kegiatan didalamnya untuk lebih jelas dan terarah dengan 1 jalur utama berupa koridor dan didistribusikan ke unit-unit hunian. Gambar 36. Konsep single loaded
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Koridor
Gambar 37. Konsep double loaded
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Hunian
Koridor
Hunian
Hunian
Untuk sirkulasi vertikal yang akan digunakan dalam perancangan kostel ini adalah menggunakan tangga sebagai akses utama dan tangga darurat sebagai proteksi dari kebakaran. Tangga dipilih karena lebih hemat dalam
119
penggunaan energi sementara penggunaan lift hanya dikhususkan untuk orang cacat dan barang sehingga hanya ada 1 lift.
V.3.5. Sistem Struktur •
Struktur Bawah Jenis pondasi yang akan digunakan dalam perancangan kostel adalah pondasi bored pile. Alasan pemilihan pondasi ini adalah pengerjaannya yang tidak mengganggu lingkungan sekitarnya yang banyak terdiri dari hunian penduduk karena dalam pengerjaanya tidak menimbulkan getaran. Keuntungan lain dari pondasi bored pile adalah diameter lebih besar sehingga daya dukung tiang lebih besar dan tumpuan menjadi lebih kecil. Pondasi ini cocok untuk segala jenis tanah.
•
Struktur Atas Jenis sistem struktur atas yang digunakan dalam perancangan kostel ini adalah sistem plat, balok dan kolom Keuntungan dari sistem plat, balok dan kolom : •
Space antar balok dapat digunakan sebagai tempat ducting.
•
Beban dapat disalurkan ke dalam balok dan kolom sehingga beban yang dipikul lantai tidak besar.
•
Pelaksanaanya mudah.
120
V.3.6. Bahan Material Bangunan •
Bahan material dinding yang akan digunakan dalam perancangan kostel adalah batu bata bakar karena batu bata mudah didapat dan murah.
•
Bahan material penutup eksterior yang akan digunakan dalam perancangan kostel adalah kaca karena dapat memasukkan pencahayaan alami secara maksimal, mudah dipasang dan dirawat.
•
Bahan material atap yang akan digunakan dalam perancangan kostel adalah genteng karena mudah didapat, mudah dalam pemasangan, tahan lama dan perawatannya mudah.
•
Bahan material kusen yang akan digunakan dalam perancangan kostel adalah kayu karena mudah didapat, kuat dibandingkan kusen dari bahan alumunium.
•
Bahan material plafon yang akan digunakan dalam perancangan kostel adalah plafon gypsum board karena memiliki kelebihan yaitu mudah dipasang, awet dan tahan lama, fleksibel dan memiliki isolasi terhadap suara yang baik.
•
Bahan material penutup lantai yang akan digunakan dalam perancangan kostel adalah adalah keramik karena bahan mudah didapat, cocok dengan iklim tropis dan tahan lama. Untuk penggunaan keramik di dalam kostel, unit hunian menggunakan keramik 30 cm × 30 cm, kamar mandi 20 cm × 20 cm dan area publik menggunakan keramik 60 cm × 60 cm.
121
V.3.7. Sistem Utilitas •
Sistem Instalasi Listrik Sistem listrik untuk kostel ini berasal dari pembangkit tenaga listrik dari PLN. Daya yang diberikan adalah sebesar 220 volt untuk menunjang kegiatan di dalam kostel. Untuk sumber listrik cadangan menggunakan genset yang diaktifkan apabila listrik utama dari PLN mengalami gangguan dan tidak dapat dialirkan ke bangunan.
•
Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan yang digunakan dalam perancangan kostel ini dibagi menjadi 2 yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. o Pada
bangunan
hemat
energi,
digunakan
secara
maksimal
pencahayaan alami dengan memberikan bukaan-bukaan pada sisi bangunan yang menghadap timur. Bukaan sebesar 30 % dari luasan dinding. Penggunaan shading atau material batu bata sebagai penanggulangan terhadap radiasi panas yang masuk. o Pencahayaan buatan menggunakan lampu TL atau lampu flouresen yang
memiliki
efficiency
yang
baik
sehingga
menghemat
penggunaan energi. Untuk ruang luar menggunakan lampu metal halida. Pencahayaan buatan digunakan pada ruang-ruang sirkulasi yang diatur agar aktif hanya pada malam hari dengan teknologi fotosel.
122
Tabel 28. Prioritas pencahayaan pada ruangan Nama Ruangan
Pencahayaan Alami
Pencahayaan Buatan
√
-
Ruang belajar
√
-
Ruang duduk
√
-
Ruang makan
√
-
Pantry
√
-
Kamar mandi
-
√
Koridor
√
-
Tangga
√
-
Lobby
√
-
Kantor pengelola
√
-
Ruang servis
-
√
Ruang utilitas
-
√
Restoran
√
-
Minimarket
-
√
Ruang fitness
√
-
Ruang locker
-
√
Salon dan ATM center
-
√
Lapangan outdoor
√
-
Hunian : Ruang tidur
•
Sistem Pengudaraan Sistem pengudaraan dalam perancangan kostel ini dibagi menjadi 2 yaitu pengudaraan alami dan pengudaraan buatan. Sesuai dengan tema efisiensi energi maka pengudaraan alami menjadi salah satu faktor utama yang digunakan. Konsep dari pengudaraan alami :
123
o Pengudaraan alami menggunakan ventilasi silang terutama pada ruang-ruang sirkulasi dan fasilitas umum. o Alternatif untuk ventilasi silang menggunakan ventilasi silang dimana lubang masuk lebih besar daripada lubang keluar sehingga udara yang masuk tidak seluruhnya keluar dan masih dapat dirasakan di dalam ruangan. Gambar 38. Konsep ventilasi silang
o Penggunaan teras atau beranda pada unit-unit hunian dan kisi-kisi pada bagian atas bukaan dan pintu unit-unit hunian agar dapat mengalirkan udara ke dalam ruang unit. o Pengudaraan buatan menggunakan AC. AC yang digunakan adalah AC split diletakkan di unit-unit hunian, ruang administrasi dan pemasaran, ruang fitness dan mini market. AC yang digunakan adalah AC split agar pengudaraan dapat diatur secara manual sehingga energi listrik tidak digunakan secara terus-menerus seperti pada penggunaan AC window atau AC sentral.
124
•
Sistem Komunikasi Untuk sistem komunikasi yang digunakan adalah jaringan telepon di setiap lantainya yang dihubungkan melalui operator. Jaringan LAN digunakan untuk koneksi ke internet dimana jaringan ini disediakan di setiap unitnya.
•
Sistem Keamanan Sistem keamanan yang digunakan adalah pos keamanan yang diletakkan di area entrance dan lobby utama sebagai gerbang masuk ke dalam bangunan. Setiap penghuni akan dipantau sirkulasinya selama 24 jam dengan sistem shift untuk petugas keamanannya.
•
Sistem Proteksi Kebakaran Untuk sistem proteksi terhadap kebakaran menggunakan 2 jenis yaitu : o Penanggulangan secara pasif dengan menggunakan interior bangunan yang nudah terbakar, penggunaan alat peringatan dini seperti heat & smoke detector dan alarm kebakaran di setiap ruangan o Penanggulangan aktif dengan menggunakan peralatan pemadam kebakaran seperti hidrant, sprinkler, bubuk CO dan penggunaan tangga darurat sebagai jalur evakuasi orang bila terjadi kebakaran.
125
•
Sistem Air Bersih Untuk sistem air bersih yang digunakan dalam perancangan kostel adalah sistem tangki atas. Air yang diperoleh dari PAM melalui meteran ditampung didalam ground water tank untuk kemudian di pompa ke reservoir atas dan dialirkan ke hunian secara gravitasi.
PAM
Meteran
Reservoir Atas
Ground Water Tank
Hidrant dan Sprinkler
•
Pompa
Hunian ( Toilet, Pantry, Wastafel,
Sistem Air Kotor Sistem air kotor diperuntukan untuk air kotor cair dan air kotor padat. Untuk sistem air kotor cair dan air kotor padat menggunakan STP.
•
Sistem Air Hujan Sistem air hujan direncanakan dimana air hujan yang turun akan dialirkan melalui pipa vertikal, kemudian akan ditampung pada penampungan air hujan dengan tujuan air akan meresap ke dalam tanah atau dapat digunakan untuk menyiram tanaman.
126
Air Hujan
Wastafel, Tempat cuci piring, Air bekas mandi, Laundry
Bak Penampungan
Menyiram tanaman
STP Kloset
Riol Kota
Keterangan : Air kotor air
:
Air kotor padat
:
Air hujan
:
Sistem plumbing untuk unit yang tidak segaris, maka sistem plumbingnya akan digabungkan dengan plumbing di unit di depan ruang komunal di lantai yang tidak terdapat unit hunian.
Unih Hunian
Unih Hunian
Unih Hunian
R.Komunal
Unih Hunian
Unih Hunian
127
•
Sistem Pembuangan Sampah Sistem untuk pembuangan sampah yang digunakan adalah penyediaan tempat sampah di setiap lantai. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan dan dimasukkan ke shaft sampah untuk di dalurkan ke bak penampungan di lantai dasar dan kemudian diangkut oleh petugas kebersihan untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir sampah.
V.3.8. Konsep Facade Bangunan Gambar 39. Konsep bukaan untuk pencahayaan alami
Gambar 40. Konsep bukaan untuk pengudaraan alami
128
Dari analisa yang dilakukan, facade bangunan akan menggunakan banyak bukaan untuk memaksimalkan pencahayaan alami dan pengudaraan alami. Facade sisi timur dan barat dibuat berbeda karena pertimbangan radiasi panas matahari dan sisi utara dan sisi selatan dibuat berbeda dengan pertimbangan letak lokasi secara global. Bukaan pada facade bangunan juga berorientasi pada best view. Bukaan yang besar pada sisi selatan dan utara akan mendapatkan view yang baik. Bukaan pengudaraan menggunakan konsep kisi-kisi untuk tetap menggunakan pengudaraan alami namun memperkecil kemungkinan kecepatan angin yang besar sehingga udara yang masuk tetap nyaman. Pada facade bangunan menggunakan material alami seperti kayu untuk menghilangkan radiasi panas dan penggunaan bahan-bahan lokal yang mudah didapat dan hemat energi.
V. 4.
Penekanan Khusus Penekanan khusus proyek ini terletak pada hunian kostel yang dapat menampung kegiatan dari mahasiswa selama mereka tinggal di temapt tersebut. Penekanan khusus juga pada efisiensi energi terutama pada aspek pencahayaan dan pengudaraan alami sebagai pengganti penggunaan pencahayaan dan pengudaraan buatan yang boros. Penekanan khusus juga pada penggunaan identitas binus karena proyek ini merupakan dibawah instansi dan milik dari Universitas Bina Nusantara sehingga pada proyek ini akan menggunakan elemen-elemen yang berorientasi pada Binus seperti warna dan bentuk.
129
Gambar 41. Konsep warna pada Bina Nusantara
Penggunaan warna orange dan abu-abu sebagai aplikasi dari identitas Bina Nusantara. Bentuk standar persegi dan kotak juga digunakan sebagai penekanan khusus dari BINUS dan menjadi konsep dari facade bangunan.
V. 5.
Tuntutan Rancangan Tuntutan dari perancangan ini adalah desain bangunan kostel yang sesuai dengan fungsi dan sasaran dari perancangan dimana kostel ini dapat memenuhi kebutuhan dari pengguna bangunan secara keseluruhan. Kostel ini juga didesain menjadi bangunan hemat energi yang dapat membantu dalam pelestarian lingkungan sekitarnya dan menjadi bangunan yang dapat medukung kehidupan yang akan datang sesuai dengan tuntutan arsitektur berkelanjutan.
130