BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perencanaan 5.1.1 Konsep kawasan Kawasan terpilih sebagai tempat dibangunnya Stadion Renang ini adalah kawasan sprot centre yang berada di kota Palangkaraya. Selain merupakan kawasan sport centre atau tempat berkumpulnya dua atau lebih jenis kegiatan olahraga, kawasan tersebut masih memiliki lahan hijau yang cukup besar, sehingga area tersebut dinilai tepat untuk menerapkan konsep arsitektur hijau yang hemat energi dan ramah lingkungan. Kawasan site berada di pinggiran kota dan dikelilingi oleh tempat tempat olahraga seperti sepakbola, golf, tenis, panahan, dan tinju. Karena adanya banyak kegiatan olahraga yang diwadahi dalam suatu kawasan, maka kawasan tersebut dinilai tepat digunakan sebagai lokasi dibangunnya Stadion Renang. Didukung dengan peruntukkan tata guna lahan kota Palangkaraya, dengan dibangunnya Stadion Renang ini selain dapat memberikan fasilitas maksimal untuk kegiatan renang itu sendiri, namun juga menjadi suatu sarana yang dapat menghidupkan kawasan olahraga tersebut dengan maksimal.
5.1.2 Konsep Site Site berada di Timur Laut jalan utama Tjilik Riwut. Bagian jalan ini sepanjang sekitar 500m merupakan kawasan olahraga.
Gambar 5.1 : Plotting Kawasan Olahraga Isen Mulang
69
Sumber : Analisis ilustrasi penulis
Pada dasarnya sepanjang beberapa ratus meter di sekitar kawasan merupakan wilayah keolahragaan. Terdapat sedikitnya enam venue yang berada dalam kawasan olahraga tersebut. Tanah yang masih sangat luas memungkinkan pemilihan site yang lebih mudah. Site terpilih berada di bagian depan dan berbatasan langsung dengan jalan utama Tjilik Riwut. Lokasi ini dipilih karena kemudahan akses yang dapat dicapai dan juga berada di tengah venue-venue lain yang berada di sekitarnya. Secara keseluruhan, lokasi yang terbilang sangat luas ini belum tertata dengan maksimal. Sehingga dibangunya Stadion Renang ini selain sebagai tempat untuk mewadahi kegiatan olimpiade renang bertaraf internasional juga sebagai salah satu usaha menghidupkan kembali kawasan keolahragaan yang sudah ada agar berfungsi kembali dengan maksimal.
5.1.3 Konsep Pola pencapaian 1) Pencapaian Lokasi dari Jalan Utama Dari jalan utama, lokasi site dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan umum maupun pribadi. Sehingga pada baian ini dapat diterapkan pola pencapaian langsung.
Gambar 5.2 Pola Pencapaian Langsung Sumber : google.co.id
2) Pencapaian dari Site ke dalam Bangunan Pencapaian site ke bangunan menggunakan pencapaian langsung dan tersamar.Pola langsung diperuntukan bagi pengunjung melalui jalur sirkulasi utama, sedangkan pola tersamar diperuntukan bagi pengelola, staf, dan karyawan serta sebagai jalur servis.
70
Gambar 5.3 Pencapaian langsung dan tersamar Sumber : google.co.id
5.2 Konsep Tata Masa Bangunan 5.2.1 Konsep Letak dan Orientasi Bangunan Berbeda dengan kebanyakan perancangan kota di pulau jawa khususnya Yogyakarta yang menggunakan arah mata angin sebagai acuan arah jalan sehingga membantu mempermudah pengguna menentukan arah tujuan, Palangkaraya sebagai salah satu kota yang dinyatakan sebagai Kota dengan penataan kota paling rapi, justru tidak menggunakan arah mata angin sebagai acuannya menentukan lajur jalan dan penataan kota. Sehingga perletakan bangunan pada site tidak mudah. Pada prinsipnya, salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah, arah tribun diletakkan kurang lebih tegak lurus dengan arah orientasi matahari untuk menghindari adanya cahaya silau dari matahari yang dapat mengganggu kegiatan berenang di dalam bangunan.
Gambar 5.4 Letak Bangunan dan orientasi Matahari Sumber : ilustrasi penulis
71
5.2.2 Konsep Penataan Lansekap Bangunan Tata lansekap dan vegetasi dalam perancangan memiliki fungsi antara lain, vegetasi sebagai pembatas dan pengarah pergerakan dan sebagai pembentuk ruang. Selain itu dari sisi estetika, vegetasi juga sebagai elemen keindahan. Dalam aspek engineering, vegetasi berfungsi sebagai kontrol temperatur dan angin, serta kontrol kebisingan. Area hijau pada site sebagai ruang terbuka diharapkan dapat memberi pengaruh positif bagi penguna bangunan, masyarakat dan lingkungan sekitar, dan jug abagi bangunan itu sendiri. Area hijau pada saite ini juga merupakan fasilitas rekreasi, nilai tambah estetika dan tentunya sebagai penambah tingkat kenyamanan. Jalur sirkulasi dengan paving block atau grass block merupakan bagian dari penerapan arsitektur hijau yakni membatasi lahan terbangun dan mengurangi cut and fill.
Gambar 5.5 : Tata lansekap pada tapak Sumber : ilustrasi penulis
5.2.3 Konsep Zonasi Tapak Secara umum, site dibagi menjadi 5 zona besar. Yaitu zona tanding, zona rekreasi, zona komersil, zona parkir, dan zona servis. Zona tanding dan rekreasi berisi kolam tanding, kolam latihan dan kolam renang bebas. Zona komersil berisi retail-retail yang menjual berbagai macam souvenir dan juga cafetaria. Zona parkir dibagi lagi menjadi dua zona khusus yaitu zona parkir umum dan zona parkir pengelola. Keduanya dipisahkan dengan tujuan memberikan space atau ruang seluasnya kepada pengunjung untuk dapat menggunakan fasilitas parkir. Zona servis merupakan zona sirkulasi servis, diantaranya jalur yang dilewati oleh kendaraan docking dan sebagainya.
72
Gambar 5.6 : Tata lansekap pada tapak Sumber : ilustrasi penulis
5.2.4 Konsep Material Pada kaitannya dengan unsur prinsip bangunan hijau, bangunan mengunakan elemen dan material yang ramah lingkungan. Salah satunya dengan material alami atau daur ulang. Juga adanya landscaping pada fasad sebagai unsur estetika namun juga sebagai elemen pengontrol suhu termal. Pada atap, bisa diterapkan konsep green roof sebagai elemen kontrol suhu. Pada halaman bisa penggunakan paving block yang dapat menyerap air ke dalam tanah.
Gambar 5.7 : Material Ramah Lingkungan Sumber : www.google.com
5.3 Konsep Tata Ruang 5.3.1 Konsep Jenis dan Pengelompokkan Ruang Pembagian ruang pada sebuah bangunan merupakan hal yang krusial ikkarena berkaitan erat dengan tercapainya kenyamanan penggunanya dalam melakukan aktivitas di dalamnya. 73
1) Ruang-ruang pada zona Publik Zona publik merupakan zona umum yang dapat diakses oleh semua pihak.Zona ini memiliki aksesibilitas yang tinggi.Zona publik pada bangunan meliputi: Lobby/Hall Cafe Retail Mushola Lavatory Parkir Taman Open space
2) Ruang-ruang pada zona Semi-Publik Zona
semi-publik
cenderung
memiliki
tingkat
privasi
yang
sedang.Merupakan zona terbuka bagi yang memiliki kepentingan.Zona semi-publik meliputi: Lobby Ticketing Area olahraga Medical room Fitnes Centre Ruang penyewaan alat
3) Ruang-ruang pada zona Privat Zona privat merupakan tempat yang memiliki tingkat privasi tinggi.Hanya orang-orang yang memiliki kepentingan terhadap zona ini yang bisa mengaksesnya.Zona privat meliputi: Ruang ganti Loker Ruang bilas Toilet Ruang operasional Ruang pengelola 74
Ruang utilitas Ruang ME Gudang
5.3.2 Konsep Program Kebutuhan dan Besaran Ruang
Zona
Kegiatan Pertandingan Renang
TANDING
(olimpiade) Loncat Indah
Luas ruang
dibutuhkan
minimal
pertandingan Mandi dan Berganti pakaian
Menunggu Pertandingan Pemanasan Diver Penyambutan atlet
Kolam Tanding
30 x50 m (10 lanes)
1500 m2
Kolam Diving
25 x 20 m
500 m2
Kolam latihan
10 x 25 m (4 lanes)
1000 m2
Pre-swim shower
2 x 1,5 m2
3 m2
Timing control area
10 x 1m2
10 m2
22,5 m x 8 m
180 m2
5x8m
40 m2
27,2 x 6 m
163,2 m2
5x8m
40 m2
60 x 6,5 m
390 m2
Ruang Chiller
10 x 6,5 m2
65 m2
Ruang Chlor
3x2m
6 m2
Ruang Kaporit
3x2m
6 m2
Ruang Panel
6,5 x 4 m
26 m2
Ruang Trafo
6,5 x 15
97,5 m2
Ruang Elektro
3x2m
6 m2
Toilet dan changing room Waiting room (athlete lounge) Ruang latihan Ruang penerima atlet (athlete reception)
ELECTRICAL
mesin pompa Filtering air kolam
Menghidupkan listrik (lampu
N
dan mesin)
LA
MECHANICAL &
Ruang filter dan
PENGELO PENONTO
Total
Pemanasan/latihan Menghitung kecepatan
ATLET
Ruang yang
Menonton pertandingan
Tribun
Berganti pakaian dan buang air
Toilet/WC
6x8m
48 m2
Makan dan Minum
Kafetaria
3x5m
15 m2
Menyambut penonton
Plaza
5x8m
40 m2
Tempat berkumpul pengelola
Ruang Pengelola
5x5m
25 m2
Ruang Sekretariat
3x3m
9 m2
Toilet/WC
6x8
48 m2
Tempat pendaftaran pertandingan Berganti pakaian dan buang air
75
Penyimpanan barang
Ruang Loker
3x3m
9 m2
Penyimpanan Peralatan
Gudang
3x2m
6 m2
Istirahat dan berkumpul pelatih
Ruang pelatih
5x5m
25 m2
Berenang bebas
Kolam renang umum
25 x 50 m
1000 m2
22,5 x 8 m
180 m2
Ruang Tunggu
3x3m
9 m2
Kafetaria
3x5m
15 m2
Retail/Kios
3 (3 x 5 m)
45 m2
Penyambutan
Family Lounge
5x8m
40 m2
Kesehatan dan pertolongan
Ruang dokter
3x3m
9 m2
pertama (first aid)
Ruang jaga
3x3m
9 m2
Toilet dan Ruang
REKREASI
Berganti pakaian dan mandi
Ganti
Menunggu Makan dan minum
Medical
Tabel 5.1 : Program Kebutuhan dan Besaran Ruang Sumber : Analisis Penulis
5.3.3 Konsep Organisasi Ruang 1)
Hubungan Antarruang
Sesuai dengan aktifitasnya, Stadion Renang di Palangkaraya dibagi menjadi empat fungsi.Keempat fungsi aktifitas tersebut saling terkait. Pengelompokkan tersebut antara lain kegiatan utama, kegiatan pengunjung, kegiatan pengelola, dan kegiatan sirkulasi yang terjadi dalam lingkup ruang sirkulasi dan menjadi menghubung antar ruang. Ruang dan pola kegiatan tersebut dapat dijabarkan seperti berikut.
a. Kegiatan Utama (Atlet sebagai pelaku kegiatan)
76
Bagan 5.1 Hubungan Ruang Kegiatan Utama Sumber : Analisis Penulis
b. Kegiatan Pengelola
Bagan 5.2 hubungan Ruang Kegiatan Pengelola Sumber : Analisis Penulis
c. Kegiatan Pengunjung
Bagan 5.3 Hubungan Ruang Kegiatan Pengunjung Sumber : Analisis Penulis
77
d. Kegiatan Sirkulasi Sirkulasi merupakan kegiatan yang menjadi penyebab terjadinya keterkaitan antar kegiatan. Semua kegiatan yang dilakukan dalam stadion, saling berhubungan satu sama lain karena adanya sirkulasi. Yang dimaksud dengan jalur kegiatan sirkulasi antara lain koridor, teras, selasar, lobby dan sebagainya.
5.4 Konsep Sistem Struktur Bangunan stadion ini menggunakan sistem struktur bentang lebar. Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penguna ruang di dalamnya tidak terganggu oleh adanya kolom.
Gambar 5.8 : Atap Struktur Bentang Panjang Sumber : internet
5.5 Konsep Sistem Utilitas 5.5.1 Sistem Jaringan Air Bersih Stadion renang merupakan tempat dimana kebutuhan air bersih merupakan hal yang utama. selain sebagai sumber utama untuk mengisi kolam renang, air bersih dibutuhkan untuk mandi, bilas dan sebagainya. Pada bangunan, sumber air bersih utamanya berasal dari PDAM. Sedangkan air untuk flushing dan penyiraman tanaman, air diambil dari penampungan air hujan yang telah melalui treatment. Hal ini dilakukan guna memenuhi reduce, recycle, reuse sehingga air hujan dapat dimanfaatkan dengan baik.
78
Bagan 5.4 Pembagian Saluran Air Bersih Sumber : Sari, Dian Perwita. Stadion Renang di Kota Pontianak JUTAP FT-UGM.Yogyakarta 2010.
Sistem pendistribusian degan sistem horizontal. suplai air bersir berasal dari PDAM yng ditampung di tangki air (ground reservoir) untuk selanjutnya dipompa ke tandon yang berada pada ruang mesin sirkulasi kolam lalu didistribusikan menuju bangunan. Kebutuhan air bersih dibagi atas:
kebutuhan yang sifatnya tetap
keperluan dapur, cuci tangan, km/WC, shower
kebutuhan yang sifatnya sirkulasi seperti air panas, water cooling/AC
5.5.2 Sistem Jaringan air kotor Pembuangan Air kotor ataupun limbah selayaknya tidak mencemari lingkungan.Hal ini memungkinkan dibuatnya penampungan limbah air kotor dalam satu tempat dengan tujuan, konsentrasi chlorine diharapkan dapat diturunkan, sehingga tidak mencemarkan lingkungan.
79
Bagan 5.5. Pembagian Saluran Air Kotor Sumber : Sari, Dian Perwita. Stadion Renang di Kota Pontianak JUTAP FT-UGM.Yogyakarta 2010.
5.5.3 Sistem Penghawaan Sistem penghawaan pada bangunan menggunakan penghawaan alami. Struktur atap pada bangunan bentang panjang yang tinggi memungkinkan udara panas yang berada dalam ruangan terangkat keatas sehingga sirkulasi udara dalam bangunan lebih banyak menggunakan penghawaan alami. Namun untuk sistem penghawaan di beberapa tempat seperti ruang-ruang pengelola, penghawaan masih menggunakan pendingin ruangan.
5.5.4 Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan merupakan konsumsi energi paling besara setelah sistem penghawaan buatan. Pencahayaan alami diharapkan membantu pengguna mencapai kenyamanan optimal tanpa terganggu secara termal dan visual. Selain sistem pencahayaan alami, pencahayaan buatan juga berpengaruh pada efektifitas penggunaan energi. pada bangunan stadion, penggunaan cahaya alami berasal dari sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan melalui bukaan-bukaan atau jendela.
5.5.5 Sistem Keamanan Sistem Keamaan dalam bangunan merupakan elemen penting yang fungsinya sebagai pencegah adanya ancaman baik dari dalam maupun luar bangunan. Terdapat adanya kegiatas atau aktifitas yang berbeda-beda dalam bangunan stadion, 80
dan aktifitas tersebut dilakukan secara bersamaan. Maka perlu adanya pengaturan sehingga bangunan tersebut beserta fungsinya dapat bekerja pada tempatnya secara efektif dan efisien. Sistem pengamanan yang dapat dilakukan utamanya berupa jaringan CCTV sebagai alat pendukung bagi pengawas untuk dapat mengontrol tiap-tiap ruang serta aktifitas yang belangsung di dalamnya. Sebagai pencegahan adanya ancaman yang dibawa dari luar bangunan, bisa dilakukan dengan menggunakan metal detector atau thermal detector untuk scanning pengunjung yang datang.
5.5.6 Sistem Fire Protection Sistem pemadam kebakaran pada bangunan meliputi fire detection system, sprinkler system, hydrant sistem, dan APAR. 1. Fire Detection System Mendeteksi perubahan temperatur dan suhu ruangan sampai pada titik tertentu, sehingga elemen pendeteksi mengirimkan sinyal kepada panel kendali (control panel) untuk membunyikan alarm. Untuk mengoperasikan sistem alaram itu sendir bisa dilakukan dengan dua cara, sebagai berikut: a) secara manual dengan memecahkan kaca pelindung untuk menekan tombol sakelar tanda bahaya b) secara otomatis yaitu, tanda bahaya kebakaran seperti suhu dan asap dihubungkan ke sistem detektor atau sprinkler
2. Sprinkler System Instalasi Sprinkler adalah instalasi dimana setiap lantai dari setiap gedung terdapat head springler yang dilengkapi Flow Switch pada pipa induknya. Dalam perencanaannya, perletakan sprinkler harus memenuhi beberapa hal, antara lain : -
Jarak antar Sprinkler dan dinding tidak boleh lebih dari 2,3 meter.
-
Jika tidak dilengkapi dengan langit-langit, jarak kepala Sprinkler dengan dinding tidak boleh melebihi 1,5 meter.
-
Kepala Sprinkler harus bebas dari kolom.
3. Hydrant System dan APAR 81
Sistem Hydrant merupakan Instalasi dimana setiap lantai dari gedung disediakan Hydrant Box lengkap dengan perlengkapannya, yaitu : Landing Valve, Fire Hose & Nozzle, serta Hose Rack. Sedangkan, APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api kecil, dengan persyaratan sebagai berikut : -
Warna mudah dilihat.
-
Keadaan baik.
-
Tahan tekanan tinggi.
-
Etiket mudah dibaca dan mudah dimengerti.
5.6 Pola Tata Massa Bangunan Pola tata masa bangunan dipengaruhi oleh faktor orientasi matahari, view, angin, kontrol visual dan tingkat kebisingan serta bentuk site yang ada. Penyesuaian perletakan dan bentuk massa ini juga dipengaruhi oleh jenis aktifitas yang dilakukan didalamnya.
Gambar 5.9 : Tata Masa Bangunan Sumber : ilustrasi penulis
Pada prinsipnya, stadion renang ini berbentuk segi empat dengan pertimbangan efiesiensi dan dan kemampuannya untuk mewadahi kegiatan di dalamnya dengan besar ruang yang maksimal. Bangunan terdiri atas tribun dan kolam pertandingan sebagai elemen utama. Selain itu, sesuai dengan fungsi utama stadion untul mewadahi kegiatan atau aktifitas yang menuntut ruang bebas kolom, maka atap bangunan direncanakan menurut sistem struktur bentang lebar yang memungkinkan tercapainya ruang bebas kolom di bagian dalamnya.
82
5.7 Tata Ruang Luar 5.7.1 Perletakan Bangunan Orientasi sinar matahari dan arah angin menjadi penentu tata letak bangunan pada site sehingga adanya sinar matahari langsung yang mengakibatkan panas dan terganggunnya kegiatan di dalam bangunan dapat diminimalisir. Sehingga orientasi bangunan sebaiknya tegak lurus dengan arah lintasan matahari, sedangkan respon terhadap arah angin yang paling menguntungkan adalah tegak lurus dengan arah angin.
Gambar 5.10 : Tata Letak Bangunan Sumber : ilustrasi penulis
5.7.2 Area parkir Site yang luas memungkinkan area parkir berada di luar bangunan dan tidak perlu adanya basement. Area parkir ini dibagi berdasarkan jenis kendaraan dan kenyamanan sirkulasi. Sebagai bangunan yang mewadahi kegiatan lomba dan rekreasi, terdapat area khusus untuk parkir bus. Selain itu untuk umum, terdapat parkir mobil dan motor. Untuk penunjung kegiatan servis, perlu adanya area parkir bagi kendaraan docking di bagian belakang bangunan. Arean parkir kendaraan servis terpisah dari umum agar tidak menganggu kenyamanan pengunjung. Pepohonan atau green area dalam konteks area parkir berfungsi sebagai pemberi bentuk dan batasan. Selain itu dengan adanya pepohonan, area parkir yang ada juga menjadi lebih terlindung dari panas matahari. Penghijauan juga mampu membantu menyaring udara polusi yang disebabkan oleh asap kendaraan.
83
Gambar 5.11 : Ilustrasi Area Parkir Sumber : internet
Gambar 5.12 : Ilustrasi Area Parkir Sumber : Ilustrasi Penulis
5.7.8 Area Hijau dan Lansekap Tata lansekap dan vegetasi dalam perancangan memiliki fungsi antara lain, vegetasi sebagai pembatas dan pengarah pergerakan dan sebagai pembentuk ruang. Selain itu dari sisi estetika, vegetasi juga sebagai elemen keindahan. Dalam aspek engineering, vegetasi berfungsi sebagai kontrol temperatur dan angin, serta kontrol kebisingan. Area hijau pada site sebagai ruang terbuka diharapkan dapat memberi pengaruh positif bagi penguna bangunan, masyarakat dan lingkungan sekitar, dan jug abagi bangunan itu sendiri. Area hijau pada saite ini juga merupakan fasilitas rekreasi, nilai tambah estetika dan tentunya sebagai penambah tingkat kenyamanan. Jalur sirkulasi dengan paving block atau grass block merupakan bagian dari penerapan arsitektur hijau yakni membatasi lahan terbangun dan mengurangi cut and fill.
84
Gambar 5.13 : Tata lansekap pada tapak Sumber : ilustrasi penulis
5.8 Konsep Penerapan Arsitektur Hijau Dalam memnentukan site bangunan, perlu diperhatikan beberapa hal untuk menyelaraskan bangunan degan site sehingga tercapai kenyamanan secara maksimal dan bangunan dapat beroperasi dengan efisien. Aspek yang perlu diperhatikan antara lain: 1) Efisiensi penggunaan lahan, dengan memperhatikan Koefisien Dasar Bangunan dan Ruang Terbuka Hijau (KDB dan RTH) 2) pemilihan site memudahkan sirkulasi dalam maupun dari luar lokasi site, agar akses pengguna maupun pengangkutan material ke dalam lokasi mudah dilakukan 3) orientasi sinar matahari dan arah angin menjadi penentu tata letak bangunan pada site sehingga adanya sinar matahari langsung yang mengakibatkan panas dan terganggunnya kegiatan di dalam bangunan dapat diminimalisir. Sehingga orientasi bangunan sebaiknya tegak lurus dengan arah lintasan matahari, sedangkan respon terhadap arah angin yang paling menguntungkan adalah tegak lurus dengan arah angin. 4) vegetasi sebagai elemen pengendali kelembaban dan suhu lingkungan yang terkait langsung dengan siklus hidrologi, yakni proses evatranspirasi (penguapan air tanah melalui permukaan daun). Proses tersebut memerlukan panas sehingga berperan juga sebagai absorban radiasi matahari dan penurunan suhu lingkungan. 5) Faktor kesehatan dan kenyamanan dalam site menurut Heinz Frrick (1995) antara lain: 85
a) sumber kebisingan di lingkungan site dinilai baik bila intensitas pada 25-35 dB di malam hari dan 30-40 dB di siang hari b) pengaruh lingkungan buatan yaitu gangguan yang berasal dari instalasi berikut: kawat listrik 220v - 400v transformator - transformator listrik, kereta api berlistrik radio, radar dan televisi (frekwensi tinggi dan gelombang mikro 100-100.000Mhz c) pengotoran udara di lokasi site dengan adanya polusi udara dari asap, kabut, dan bau-bauan. d) sinar kosmik (sinar matahari, sinar ultra-violet, infra merah, frekwensi tinggi dan rendah), sinar yang berhubungan dengan bumi (gaya magnet, medan listrik, udara radioaktivitas alam dan buatan), dan sinar yang berhubungan dengan bumi (aliran air di bawah tanah, kerusakan dan kelabilan geologi, perubahan dalam kemagnetan bumi).
Dalam tahap perencanaan bangunan hijau harus diterapkan prisip-prinsip green architecture. Perencanaan bangunan hijau dapat dilakukan dengan cara pasif dan cara aktif. Perencaan pasif merupakan cara penghematan konsumsi energi melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif dengan mendesai rancangan bangunan yang mapu mengantisipasi permasalahan iklim luar dengan sendirinya.
Passive Design atau perancangan pasif di wilayah tropis umumnya dilakukan untuk mengupayakan bangaimana pemanasan bangunan akibat radiasi matahari dapat dicegah tanpa harus mengirbankan kebutuhan penerangan alami. Usaha pemanfaatan matahari adalah dengan mengambil cahayanya dan sebisa mungkin menepis panas yang dihasilkan matahari.
Usaha yang dapat dilakukan pada active design atau perancangan aktif adalah dengan pengkonversian matahari menjadi energi listrik dengan solar cell atau panel surya. Dalam active design, arsitek secara otomatis juga perlu menerapkan passive design. Sehingga penerapan dari kolaborasi keduanya akan menghasilkan suatu rancangan yang hemat energio secara maksimal.
86
Prinsip-prinsip Green Building yang paling banyak digunakan dan ditekankan pada perancangan pembangunan Stadion Renang ini adalah prinsip mengenai konservasi air dan penghawaan. Sesuai dengan fungsinya, bangunan membutuhkan air dengan volume yang sangat besar, dan juga merupakan bangunan bentang lebar yang memerlukan space luas tanpa adanya kolom, dan memerlukan kenyamanan termal yang cukup. a. Penghawaan Alami Perancangan
bangunan
secara
umum
rencananya
akan
memanfaatkan
penghawaan alami semaksimal mungkin. Terutama pada ruangan yang besar sehingga dapat mengurangi penggunaan pendingin ruangan yang tentunya akan sangat memboroskan energi. Penghawaan alami umumnya memanfaatkan adanya ventilasi. Ventilasi alami digunakan untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi energi dengan memasukkan udara ke dalam bangunan dan mengeluarkan udara ke luar bangunan secara alami. Ventilasi dan bukaan dinding adalah salah satu sistem pendinginan alami khususnya pada iklim tropis lembab dan dapat dicapai dengan sistem cross ventilation.
Gambar 5.14 : Ilustrasi Pengahawaan Alami Sumber : www.google.com
87
Gambar 5.15 : Ilustrasi Arah Angin Sumber : www.goolge.com
b. Water Recycling Daur ulang limbah pada banguna dapat dilakukan dengan sistem sebagai berikut: Grey Water System, yakni air limbah yang berasal dari dapur, air cucian, air shower kamar mandi ditampung dalam suatu bak khusus yang menyaring lemak, sabun, dan kotoran. Kemudian dialirkan ke return water tank. Hasil treatment tersebut dapat digunakan kembali sebagai penyiram tanaman, flushing toilet dan sebagainya. Black Water System, yakni air limbah yang berasal dari toilet dialirkan menuju bak penampungan dan diolah di dalamnya. Hasilnya dapat digunakan sebagaimana grey water system. Rain Water System, pada musim penghujan, air hujan yang turun akan ditampung di dalam bak/tanki air dan dapat digunakan kembali untuk memenuhi kebutuhan air pada bangunan.
5.9 Fasilitas Pendukung Bangunan Stadion renang selain sebagi venue keolahragaan juga merupakan suatu tempat yang mewadahi kegiatan komersil sebagai fasilitas pendukung. Fasilitas-fasilitas pendukung ini selain sebagai elemen rekreasi (window shopping), utamanya adalah sebagai elemen pendukung atau pelengkap bagi bangunan stadion ini. Fasilitas ini antara lain sebagai berikut.
5.9.1 Fitness Area Selain sebagai venue olahraga khususnya renang, terdapat fasilitas pelengkap atau pendukung yakni adanya area fitnes. Area fitnes dapat diakses dan digunakan oleh seluruh pengguna bangunan denga tujuan yang berbeda-beda. Contohnya, 88
pengunjung yang ingin melakukan kegiatan olahraga angkat beban bisa menggunakan fasilitas ini. Atlet renang pun dapat menggunakan fasilitas fitnes untuk olahraga.
Gambar 5.16 : Ilustrasi Fitness Area Sumber : www.google.com
5.9.2 Retail / Shops Pengunjung juga dapat menikmati atau membeli berbagai macam benda dan souvenir di area stadion. Terdapat beberapa retail atau kios-kios yang menawarkan berbagai macam benda dan kebutuhan baik dari segi keolahragaan atau sports stuff maupun berbagai maca benda lainnya. Retail-retail dapat diakses oleh semua pengguna bangunan atau pengunjung.
Gambar 5.17 : Ilustrasi Retail Sumber : www.google.com
5.9.3 Cafeteria Salah satu ancaman pencearan lingkungan yang dapat terjadi di tempat atau venue olahraga adalah maraknya pedagang liar yang berjualan dengan bebas di area 89
venue. Hal ini bila terjadi, maka akan mengakibatkan banyak dan bertumpuknya sampah dan mengotori lingkungan sekitar. Lingkungan yang tercemar pun berpengaruh sangat butuk bagi kesehatan. Selain itu, kondisi sekitar yang tercemar juga menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi manusia atau pengunjung yang berada di sekitar bangunan. Stadion Renang ini menyediakan tempat yang nyaman untuk dapat menikmati makanan dan minuman, yaitu sebuah kafetaria. Pengunjung yang haus dan lapar bisa beristirahat dan menikmati makanan dan minuman di kafetaria. Selain itu, adanya kafetaria juga diharapkan dapat mengurangi sampah yang dihasilkan dari pembelian jajanan dari pedagang liar.
Gambar 5.18 Ilustrasi Cafeteria Sumber : www.google.com
90