BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Dasar konsep perencanaan dan perancangan ini didapat berdasarkan hasil analisa pada bab IV sehingga mendapatkan kenyamanan dan keamanan dalam aktivitas di ruang dalam dan juga ruang luar pada perencanaan Perpustakaan Daerah Kabupaten Belu. 5.1 Konsep tapak
5.1.1
Zoning tapak Konsep penzoningan tapak ini dibuat agar segala aktivitas dalam tapak dapat terorganisir dengan baik sesuai dengan fungsi dan karakter zona tapak.
zona privat
Zona publik
Zona servis
Gambar 5.1 konsep perzoningan
Zona publik Zona ini merupakan area penerima yang didalamnya terdapat: - pos jaga - Plaza - Taman
Zona privat
Sumber: Doelle (1990) Sumber: Doelle (1990)
Sumber: Doelle (1990)
Zona privat merupakan zona dimana aktifitas utama berlangsung,sehingga berada pada daerah yang tingkat kebisingannya rendah, zona ini mencakup bangunan utama yakni gedung konvensi.
Zona servis Zona servis adalah zona dimana berlangsungya kegiatan yang menunjang seluruh aktifitas dalam kawasan tersebut yang meliputi : - area bongkar muat, - gudang penyimpanan barang dan alat.parkiran kendaraan ( mobil dan sepeda motor )
5.1.2
Konsep Topografi Keadaan topografi pada site perencanaan ini relative datar ,walaupun sedikit ada beberapa sisi pada site yang bergelombang sehingga konsep yang di pakai untuk menyelesaikan masalah topogarfi ini adalah dengan melakukan peninmbunan lokasi agar medapatkan permukaan tanah yang datar.
Penimbunan dilakukan agar mendapatkan permukaan tanah yang datar
Gambar 5.2 konsep topografi
5.1.3
Orientasi masa Orientasi massa bangunan berpusat pada pertigaan jalan Adisucipto dan Kihajar dewantara karena view ini sangat potensial.
Sumber: Doelle (1990) Sumber: Doelle (1990)
Pertigaanan jl.Adi Sucipto
Gambar 5.3 konsep orientasi massa
5.1.4
Pencapaian
pencapaian terhadap site perencanaan dapat di capai dari 4 arah yang berbeda yakni:
- Dari arah tulamalae - Dari arah nekafehan - Dari arah tenukiik - Dari arah haliwen Sumber: Doelle (1990)
Untuk asesibilitas pada lokasi ini dapat menggunakan kendaraan Sumber: Doelle (1990)taksi dan angkutan dalam kota ( line pribadi dan kendaraan umum seperti,
4 ). Sumber: Doelle (1990)
Sumber: Doelle (1990)
Dari Haliwen
Lokasi perencanaan Dari Tenukiik
Dari Nekafehan
Dari Tulamalae
Gambar 5.4 konsep pencapaian
Konsep aksesibilitas dalam site - Akses masuk dari jalan Adisucipto atau berada di sisi barat dari site - Akses keluar berada di jalan Kihajar dewantara - Akses servis berada pada jalan eltari II tepatnya berada di persimpangan menuju tenukiik Sumber: Doelle (1990) Sumber: Doelle (1990)
Sumber: Doelle (1990)
Sumber: Doelle (1990)
Service
In
Out
Gambar 5.5 konsep aksesibilitas
5.1.5
Sirkulasi Konsep sirkulasi dalam tapak adalah dengan meyediakan sirkulasi untuk pejalan kaki dan sirkulasi untuk kendaraan berupa pedestrian dan jalur kendaraan hal ini dilakukan agar menghindari terjadinya crossing sirkulasi dalam tapak.
Pedestrian Jalur pedestrian ini di buat dari pintu masuk sampai ke pintu keluar, dan dikhususkan bagi pejalan kaki yang berada dalam tapak Sumber: Doelle (1990) Sumber: Doelle (1990)
Pada sisi pinggir dari pedestrian
Permukaan
diberikan lampu taman sebagai penuntun atau pengarah ,juga
pedestrian
Sumber: Doelle (1990)
ditutup dengan
membantu penerangan pada
penggunaan
malam hari.
paving block
Sumber: Doelle (1990) Gambar 5.5 konsep pendestrian
Jalur kendaraan Sirkulasi untuk kendaraan ini di bagi menjadi dua bagian yakni :
- Sirkulasi kendaraan pengunjung Untuk sirkulasi kendaraan penunjung di mulai dari entrance masuk menuju parkiran dan berakhir di pintu keluar.
-
Lebar jalur kendaraan 5 meter
-
Terdapat fasilitas penerangan berupa lampu jalan
- Sirkulasi kendaraan servis Di tempatkan pada area servis, dan diperuntukan bagi sejumlah kendaraan, dan akses masuknya berada pada sisi barat dari site perencanaan.
-
Lebar jalur untuk kedaraan servis dibuat 6 meter, agar mendapatkan
sirkulasi
yang
lebih
luas,dengan
pertimbangan kedaraan truk bisa leluasa. -
Tetap diberikan penerangan pada sisi jalur agar membantu penerangan pada malam hari.
5.1.6
Vegetasi Untuk penataan vegetasi di pilih alternative 2. Jenis vegetasi yang dipilih antara lain : Jenis tanaman penutup tanah, seperti ; rumput jepang, rumput gajah, pakis dan paku.
Gambar 5.6 jenis vegetasi penutup tanah
Fungsi dari jenis tanaman penutup tanah ini yaitu : Sebagai penutup tanah untuk taman. Mengurangi hawa panas Memberikan kesan tapak lebih sejuk. Jenis tanaman penghias
Gambar 5.7 jenis tanaman hias
Fungsi dari jenis tanaman penghias yaitu : Sebagai penghias taman. Sebagai penyerap terhadap udara kotor. Menambah keasrian / keindahan tapak. Jenis tanaman peneduh.
Gambar 5.8 jenis tanaman peneduh
Fungsi dari jenis tanaman peneduh, yaitu : Sebagai peneduh. Sebagai penyerap terhadap kebisingan. Sebagai penghisap debu. Memberikan kesan tenang pada tapak. Jenis tanaman pengarah.
Gambar 5.9 jenis tanaman pengarah
Fungsi tanaman pengarah yaitu : Sebagai pengarah jalan dalam tapak. Mengurangi tingkat kebisingan tapak. Terciptanya suatu orientasi yang jelas pada tapak. Akses ke bangunan menjadi terarah.
5.1.7
Ruang terbuka Untuk konsep ruang terbuka pada perencanaan perpustakaan daerah kabupaten Belu diambil 30 % dari luasan site dan didalam terdapat elemen penunjang tapak antara lain: - Taman hijau Taman ini akan ditempatkan pada sisi site mengelilingi bengunan utama,dan juga pada area parkiran kendaraan dan pada zona penerima, dan taman ini juga akan memberikan kesan hijau dan teduh didalam tapak perencanaan.
Gambar 5.10 konsep ruang terbuka
5.1.8
Tata hijau Konsep tata hijau ini ditekankan pada penataan vegetasi,yang berfungsi sebagai pengarah, peneduh dan tanaman hias, dan jenis yang akan digunakan untuk mehijaukan tapak pada perencanaan kupang convention centre ini adalah :
jenis pepohonan: -
Pohon cemara
-
Pohon palem
-
Pohon evergreen
Jenis bunga : -
5.1.9
Bunga bonsai
Utilitas tapak Konsep utilitas tapak pada perencanaan ini adalah dengan penempatan beberapa elemen penunjang tapak yang mendukung aktivitas dalam tapak ini sendiri dan terutama pada bangunan utama, adapun beberapa utilitas tapak pada perencanaan ini antara lain : -
Jalur drainase Saluran pembuangan ini ditempatkan disetiap titik pembuangan dari gedung utama kemudian dialirkan menuju ke pembuangan umum diluar tapak melalui jalur drainase di tapak.
-
Persampahan Sistem persampahan pada perencanaan ini adalah sampah dari gedung dan tapak ditampung pada pembuangan sementara kemudian akan di angkut ke pembuangan akhir,berikut ini adalah proses pembuangan sampah yang dapat di lihat pada skema yakni :
Gambar 5.11 Sitem Pembuangan sampah -
Penerangan
Sistem penerangan pada tapak yakni berupa lampu taman yang ditempatkan dari entrance masuk sampai ke pintu keluar, kemudian pada area servis, hal ini dimaksudkan agar memudahkan pengontrolan pada malam hari yang memberikan keamanan, dan juga sebagai estetika tapak, dan sebagai penuntun pada malam hari.
Gambar 5.12 penerangan
Sumber: Doelle (1990)
5.2 Konsep bangunan
Sumber: Doelle (1990)
5.2.1
Kapasitas Tabel 5.1 Kapasitas
No
Fasilitas
Nama Ruang
Sumber: Doelle (1990) Kapasitas/ orang
Sumber: Doelle (1990)
Luasan Ruang
1.
Umum
Hall
60
136.8 m2
R. Informasi
4
16 m2
R. Penitipan
2
35 m2
Toilet Umum
200
46. 66 m2
R. Pelayanan Administrasi
8
24. 48 m2
R. Internet
8
46.38 m2
R. seminar
60
32 m2
Area Baca dan Koleksi Buku SD
400
960 m2
Area Baca dan Koleksi Buku
400
960 m2
SMP Area Baca dan Koleksi
400
960m2
Buku SMA
400
960. 62 m2
Universitas
200
480 m2
R. Majalah dan Buku Cerita
40
96 m2
R. Diskusi
200
86.4 m2
Area Baca dan Koleksi Buku
Galeri
2.
Pengelolah
R. panel AHU
16 m2
R. Kepala Badan
1
25 m2
R. Kepala Bidang
1
25 m2
R. Staf Sekertaris
20
28 m2
Staf Administrasi
8
24. 48 m2
R. Arsip
-
46. 20 m2
Staf Kepegawaian
4
24. 18 m2
Staf Pengadaan Koleksi
13
69. 05 m2
R. Rapat
20
28 m2
Staf Katalogisasi
20
28m2
Staf Pelayanan
20
28m2
Staf Sirkulasi Koleksi
20
28m2
Staf Katalog
20
28m2
Staf Pemeliharaan
20
28m2
Perpustakaan Keliling
20
28m2
Staf Pendaftaran Pemakai
20
28m2
Service
3.
5.2.2
Dapur / Pantri
2
12 m2
Keamanan / pos jaga
2
23. 192m2
Gudang
1
6. 24 m2
Program ruang Konsep ruang pada perencanaan Perpustakaan daerah ini ditata menurut zona berdasarkan hasil analisa pada bab IV, dan berikut ini dalah susunan ruang berdasarkan zona didalam bangunan.
a. Zona penerima - Entrance - R. Penitipan - Hall b. Zona fasilitas dan penunjang - Ruang seminar - Ruang rapat - Taman baca - R. Internet c. Zona semi publik - Ruang Kepala Badan - Ruang Kepala Bidang - Ruang Pelayanan Administrasi - Ruang Unit Distribusi - Ruang Sub Administrasi - Ruang Sub. Pendaftaran Pemakai - Ruang Sub Pengadaan Koleksi - Ruang rapat pengelolah d. Zona servis - R. Informasi
- Gudang - Pantry - Ruang kontrol - Km/wc 5.2.3
Bentuk dan tampilan
Bentuk Konsep dasar masa bangunan menggunakan bentuk dasar persegi, persegi panjang dan lingkaran yang di kombinasikan atau digabungkan menjadi satu masa bangunan, sehingga mendapatkan view ke arah pertigaan jalan Adisucipto.
Gambar 5.13 konsep bentuk
Tampilan Konsep tampilan bangunan secara keseluruhan merupakan penggabungan kedua karakter yang berbeda yaitu ekstrim dan elegan, dimana bangunan didominasi dengan kombinasi garis diagonal,horizontal dan vertikal sehingga tidak telihat monoton.kemudian dipadukan dengan garis lengkungan pada atap sehingga tampilan telihat lebih dinamis. Selain itu juga konsep pemilihan warna yang diterapakan pada Sumber: Doelle (1990)
wajah bangunan ini juga masih dalam konteks yang sama, disini Sumber: (1990) digunakan warna biru,Doelle merah, dan abuabu.
Sumber: Doelle (1990)
Sumber: Doelle (1990)
Gambar 5.14 konsep tampilan
5.2.4
Struktur
Sub Struktur
Pondasi Rolag Pondasi ini berfungsi untuk menopang sloof pada konstruksi,kemudian dapat juga berfungsi untuk mendukung luasan lantai yang cukup besar.
Sumber: Doelle (1990) Sumber: Doelle (1990)
Sumber: Doelle (1990) Gambar 5. 15 Sketsa pondasi rolag
Foot Plat Sumber: Doelle (1990) untuk mengimbangi reaksi gaya Jenis pondasi ini biasanya digunakan
angkat struktur yang relatif besar, dan ditempatkan disetiap titik pertemuan kolom dan balok,serta didukung dengan pondasi tiang pancang jikalau permukaan tanah keras berada pada kedalaman yang cukum dalam.
Gambar 5. 16 Sketsa pondasi foot plat
Super Struktur Konsep struktur yang digunakan pada perencanaan ini menggunakan Super Struktur atau badan bangunan yang digunakan pada Gedung konvensi ini adalah sistem struktur rangka kaku (rigit frame). Sistem struktur rangka kaku (rigit frame) terdiri dari kolom dan balok yang disusun berdasarkan trace atau bentang yang merupakan pola-pola geometris dengan konfigurasi yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan ruang dan fleksibilitas ruang.
Gambar 5. 15 struktur rigid frame
Upper Struktur Konsep struktur atap bangunan yang digunakan yaitu, menggunakan sistem struktur plat dan sistem struktur rangka pipa baja yaitu Space Frame sistem struktur yang dipakai ini dipertimbangkan mampu memberikan kemudahan dalam pelaksanaan dan perawatan, mampu mendukung luasan atap yang cukup besar, serta memberikan penyesuaian dimensi-dimensi sistem struktur terhadap modul – modul dasar.
5.2.5
Material dan bahan Sesuai dengan tema yang dipakai pada perencanaan ini yaitu arsitektur modern maka material dan bahan yang di akan digunakan adalah sebagai berikut :
Sub Struktur
Material yang digunakan untuk bagian struktur paling bawah ini menggunakan material beton.
Super Struktur material struktur yang digunakan untuk kolom dan balok adalah beton komposit yakni perpaduan antara beton bertulang dengan tulangan baja, adapun material non struktur yang digunakan antara lain : -
Dinding bangunan
Untuk material penutup dinding bagian luar menggunakan kaca (Laminating Glass) agar dapat mereduksi hawa panas dan memudahkan dalam dan perawatannya,dimensi kaca ini 200 cm x 200 cm. Selain itu juga terdapat beberapa ruang yang menggunakan dinding bata. -
Bahan akustik
Bahan akustik terdiri bahan pelapis setelah dinding guna meredam bunyi pada ruang dengan tingkat penghasilan bunyi dan suara di atas standar pendengaran. Bahan yang digunakan adalah bahan berpori.
Gambar 5.15. Bahan Panel akustik pada yang berpori
Gambar 5.16.Skema pemasangan akustik pada dinding ruang
Upper Struktur o Pentutup Atap Material bahan penutup atap yang digunakan adalah : Plat beton dan panel almunium.Bahan alumunium dapat digunakan sebagai struktur dan dapat berfungsi sbagai elemen dekoratif juga. Jenis aluminium dapat dijadikan rangka kosen pintu dan jendela, rangka pembuat sun screen ataupun penutup atap. Bahan ini cukup kuat karena tahan terhadap korosi(karat), ringan dan mudah dalam pengerjaannya. Selain itu juga bahan ini mampu menyerap panas dan tahan terhadap air.
Gambar 5.17. Bahan Alumunium Composit
o Plafon Jenis bahan yang dipakai adalah : material Gibsum (papan gibsum) untuk ruang-ruang sedangkan
tanpa untuk
masalah plafon
akustik,
ruang
yang
memiliki masalah akustik digunakan bahan tripleks untuk panel akustiknya yakni seperti pada gambar di samping ini.
Gambar 5.18. Bahan Panel akustik pada plafond
o Struktur atap Material yang direncanakan untuk struktur atap adalah struktur rangka ruang (space frame) karena jenis struktur ini bisa digunakan untuk ruang berbentangan lebar (bebas kolom) struktur ini mengunakan bahan baja ringan dengan dimensi yang disesuaikan dengan beban yang telah diperhitungkan.
Gambar 5. 19 Struktur atap
5.2.6
Utilitas
A. Akustik ruangan Sesuai dengan Persyaratan Akustik Perancangan Ruang Gedung Pertunjukan Persyaratan tata akustik gedung pertunjukan yang baik dikemukakan oleh Doelle (1990:54) yang di pakai pada ballroom kupang conventon center adalah :
Kekerasan (Loudness) yang Cukup Kekerasan yang kurang terutama pada gedung pertunjukan ukuran besar disebabkan oleh energi yang hilang pada perambatan gelombang bunyi karena jarak tempuh bunyi terlalu panjang, dan penyerapan suara oleh penonton dan isi ruang (kursi yang empuk, karpet, tirai ). Maka itu dapat di selesaikan dengan cara.
–
Memperpendek Jarak Penonton Dengan Sumber Bunyi :
–
Penaikan sumber bunyi
–
Pemiringan lantai penonton
–
Sumber bunyi harus di kelilingi dengan bahan pemantul suara
–
Kesesuaian luas lantai dengan volume ruang
–
Menghindari pemantulan bunyi yang parallel
–
Penempatan penonton di area yang menguntungkan
–
Pemilihan bentuk ruang yang tepat
Distribusi bunyi yang merata –
perlu diusahakan pengolahan pada elemen pembentuk ruangnya, yakni unsur langit-langit, lantai dan dinding, dengan cara membuat permukaan yang tidak teratur, penonjolan elemen bangunan, langitlangit yang ditutup, kotak-kotak yang menonjol, dekorasi pada permukaan dinding yang dipahat, bukaan jendela yang dalam dan sebagainya.
–
Pengolahan bentuk permukaan elemen pembentuk ruang terutama dibagian dinding dan langit-langit dengan susunan yang tidak teratur dan dalam jumlah dan ukuran yang cukup akan banyak memperbaiki kondisi dengar, terutama pada ruang dengan waktu dengung yang cukup panjang.
Ruang harus bebas dari cacat akustik penggunaan bahan penyerap bunyi yakni dengan menggunakan bahan yang berpori, bahan penyerap panel, serta menggunakan karpet pada permukaan lantai. Gambar5.20. Bahan Material untuk pencegah cacat akustik
B. Pencahayaan Pencahayaan Dalam Gedung Adapun beberapa lampu serta alat pendukung pencahayaan yang di gunakan untuk tata cahaya di dalam gedung yakni seperti : –
Lampu cahaya umum lampu kerja lampu flood / dasar cahaya.
–
Lampu khusus lampu ellipsodia / : lampu tajam. Lampu lekolites
: tekanan cahaya kedaerahan peranan dengan
kualitascahaya tajam (jarak jauh) Lampu frensnellites : tekanan cahaya kebawah pementasan dengan kualitas cahaya lampu (jarak dekat). Lampu spererical : cahaya lembut. Lampu miror
: memantulkan cahaya.
Moving head/
: Lampu sorot otomatis
Colour changer
: lampu berwarna otomatis
Fressnell
: lampu focus
Follow spot
: atau lampu bintik
Mixer ligting
: alat untuk menstabilkan kreasi lampu
yang
otomatis dan bias di stel sesuai kemauan. –
Lampu campuran Lampu strip : cahaya lampu untuk memberikan warna / nada dan menghilangkan bayangan. Lampu siklorama : untuk menyinari siklorama / back ground.
Gambar 5.21. Model dan jenis tata cahaya Sumber : Architectural Lighting,ansorg,2000
C. Sistem Penghawaan Penghawaan alamiah Cara yang digunakan untuk mengalirkan udara pada ruang adalah dengan mendesain bukaan – bukaan yang disesuaikan dengan kubutuhan kenyaman dalam beraktivitas pada ruangan tersebut. Penghawaan buatan Digunakan pada ruang yang mempunyai tuntutan penghawaan khusus dengan menggunakan AC seperti ruangan Kepala Badan, server, ruang baca, ruang internet dan ruang lainnya yang dianggap perlu.
Gambar 5.22
Sistem Distribusi Air Air Bersih Menggunakan sistem down feed distribution yakni dengan cara : Air ditampung pada tengki bawah kemudian dipompa ke tengki atas yang ada pada atap bangunan kemudian air didistribusikan ke seluruh ruangan yang ada. Keuntungan : Tidak ada perubahan tekanan, pompa bekerja secara otomatis dan perawatannya sederhana. Kerugian : Membutuhkan ruang tambahan untuk tangki atas dan tangki bawah.
Tangki Atas
Sumur / PAM
Tangki Bawah
Pompa
Ruang
Gambar 5.23 diatribusi air bersih
Air Kotor Air kotoran (dari toilet, dapur/pantry, dsb) Air kotor yang berasal dari WC atau urinoir serta wasthafel, toilet, air cucian, dan dari dapur kantin disalurkan ke bak septiktank lalu diteruskan ke bak peresapan. Closet / Urinoir
Septictank
Air Kotor Wasthafel Kamar Mandi Dapur
Peresapan
Gambar 5.24 diatribusi air kotor
Air buangan atap dan genangan pada tapak Air Hujan
Saluran Keliling Bangunan
Meresap
Saluran Induk Dalam Tapak
Gambar 5.25 diatribusi air buangan
Sistem Jaringan Listrik Sumber tenaga listrik dalam perpustakaan nasional dapat diambil dari : 1. PLN.
RUANG PLN
SEKRING
TRANSFORMATOR
RUANG SWITCH
SUB
BOARD
TRAFO
Gambar 5.26 sistem jaringan listrik
2. Generator/Genzet Generator tenaga diesel I FUEL TANK
II MESIN DIESEL
III
IV
V
GENERATOR
ATS
EMD
PLN
Gambar 5.27 skema generator
Skema generator tenaga diesel Keterangan : -
Fuel Tank adalah tempat bahan bakar yang akan digunakan mesin yakni bahan bakar diesel atau solar.
-
Mesin diesel adalah mesin atau penggerak generator.
-
Generator adalah Alat pembangkit tenaga listrik
-
ATS (Automatic Transfer Swicth), sebagai pengalih aliran listrik apabila listrik dari PLN padam, secara otomatis alat ini akan mengalihkan arus listrik cadangan dari generator untuk digunakan.
-
EMD (Electrical Main Distribution), merupakan pusat distribusi listrik, karena dari sini arus listrik akan didistribusikan ke segala arah.
Sistem Jaringan Kebakaran Alternative yang dipilih adalah alternative 1 yakni system pemadam api Sprinkle, dengan sub systemnya sebagai berikut : pipa sprinkle basah (wet pipe)
a. Sistem pipa splinkrel kering (Dry pipe) Pipa utama dan pipa distribusi versi udara. Keuntungan ; tanpa resiko kebocoran Kerugian ; Kurang cepat beraksi bila terjadi kebakaran.
Gambar 5.28 sistem splinkler
Pipa utama dan pipa distribusi berisi air. Keuntungan ; cepat bereaksi bila terjadi kebakaran dalam ruangan Kerugian ; kemungkinan resiko kebocoran
Gambar 5.29
Sprinkle dengan system deluge
fire extinguisher system
Gambar 5.30
Sistem Penagkal Petir Sistem penangkal petir yang dipilih adalah sistem penangkal petir alternative 2 yaitu sistem Faraday atau Melsens
Gambar 5.31sistem penangkal petir
Berdasarkan prinsip sangkar logam Faraday, awan mempunyai muatan positif (+) dan bumi bermuatan negatif (-), karena awan kekurangan elektron untuk menjadi netral maka puncak gedung diberi bahan konduktor yang baik untuk melepaskan elektron, sehingga gedung tersebut dapat terbebas dari loncatan elektron yang dapat membahayakan bangunan itu sendiri Sistem Jaringan Komunikasi Alat-alat komunikasi yang digunakan secara umum pada bangunan perpustakaan nasional
Telepon Ada beberapa macam sistem telepon yaitu : - Sistem saluran biasa (hubungan langsung dengan TELKOM) -
Sistem PABX (untuk hubungan keluar dan masuk harus melalui operator).
Untuk kelancaran ini sistem PABX dengan menggunakan terminal box. Karena mengadakan komunikasi secara langsung dan cepat serta melayani beberapa ruang pada setiap lantai.
6
7
4
8
1 2
3
5
Gambar 5.32 sistem jaringan komunikasi
Komunikasi dengan komputer (Personal Computer Communication). Komunikasi dengan Komputer pribadi (PC/Personal Computer) adalah sangat praktis sehingga akan menghemat waktu dan biaya. Komunikasi antar penghuni dalam suatu bangunan (Intern) dapat dilakukan dengan menggunakan sistem LAN (Local Area Network). Sedangkan untuk komunikasi jarak jauh (antar kota/antar negara) bisa digunakan sistem jaringan internet.
Untuk kegiatan operasional dalam kantor dilakukan secara on line dengan menghubungan antara satu jaringan server pusat. Sistem Distribusu Sampah
Gambar 5.33 sistem distribusi sampah
DAFTAR PUSTAKA Neuvert, Ernst, Data Arsitek, Alih Bahasa, Erlangga, 1989 Makalah Arsitektur, yang disusun oleh jhon D. L. D. Tonung, Unwira Kupang 2005,). kamus besar bahasa Indonesia, balai pustaka, 1998 http://www.proyeksi.com/berita/desain/arsitektur modern.htm Badan Pusat Statistik Kabupaten Belu, Belu Dalam Angka, 2011 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Cet. Kedua 1993, dikutp dari makalah “organisasi dan staf perpustakaan “Oleh: Thalha Achmad Pengembangan perpustakaan umum daerah kota Surakarta oleh pengurus ikatan pustakawan Indonesia kota Surakarta (ARSITEKTURMODERN,Kamis31Maret2005.19.30bbwi:http://www.proyeksi.com/berita/desain/0050305_ modern.htm)
Kamus Bahasa Indonesia, Penerbit Bintang Usaha Jaya,1996 Hubertus nong , skripsi tugas akhir Cerfer, Francisco Asencio., Architecture 1, European master – 3, Ediciones S. A., 1991 http://www.library.gunadarma.ac.id/files/disk1/8/jbptgunadarma-gdl-course-2005
timpengaja-360-
spa6 (m-).ppt Evant Orginizer d & b Enterprise http://www.acoustics.com/product Panduan Sistem Hidran untuk Pencegah Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung”, Departemen Pekerjaan Umum, 1987 Installation of Sprinkler Systems”, NFPA 13, 1996 Edition ( PERDA NO. 10 TAHUN 2006) ( PERDA NO. 10 TAHUN 2006)
DAFTAR TABEL
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN Table 1.1 Pencarian Data ..................................................................................................7 Tabel 3.1 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, Luas Wilayah, dan kepadatan penduduk per Km2 dan per Rumah Tangga Menurut Kecamatan .......................60 Tabel 3.2 Banyaknya Sekolah, Guru, dan Murid Menurut Tingkat Pendidikan .....62 Tabel 3.3 Jumlah taman kanak-kanak menurut kecamatan .......................................63 Tabel 3.4 Jumlah Sekolah Dasar menurut kecamatan.................................................64 Tabel 3.5 Jumlah SLTP menurut kecamatan ...............................................................65 Tabel 3.6 Jumlah SLTA menurut kecamatan ...............................................................66 Tabel 3.7 Jumlah SMK menurut kecamatan ................................................................67 Tabel 3.8 Jumlah pengunjung 5 tahun terakhir pada perpustakaan daerah Kabupaten Belu ..................................................................................................................70 Tabel 3.9 Daftar koleksi buku di perpustakaan Belu ...................................................71 Tabel 3.10 Iklim ..............................................................................................................74 Tabel 4.1 presentase kunjungan .....................................................................................80 Tabel 4.2 hasil analisa dari beberapa alternative entrance ......................................104 Table 4.3 Analisa Pelaku Dan Aktifitas .......................................................................109 Table 4.4 Kegiatan pengelola ........................................................................................110 Table 4.5 Kegiatan pengujung atau pemakai ..............................................................113 Table 4.6 Kunjungan tamu terhormat .........................................................................113 Tabel 4.7 analisa ruang..................................................................................................117 Tabel 4.8 Klasifikasi Bangunan menurut Tinggi dan Jumlah Lantai ......................160 Tabel 4.9. Area Proteksi dan Jarak Maksimal antara Sprinkler ..............................164 Tabel 5.1 Kapasitas ........................................................................................................180
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Peta Kota Kupang ................................................................................................ 59 Gambar 3.2 Topografi exsisting ................................................................................................ 73 gambar 3.3 Vegetasi pada lokasi ............................................................................................... 73 Gambar 3.4 Sarana transportasi pada lokasi ........................................................................... 76 Gambar 3.5 Batas-batas pada lokasi perencanaan .................................................................. 77 Gambar 4.1. Peta kab. Belu ...................................................................................................... 79 Gambar 4.2 Kondisi eksisting topografi pada lokasi .............................................................. 86 Gambar 4.3. Sirkulasi ................................................................................................................ 87 Gambar 4.4. Parkiran paralel .................................................................................................... 88 Gambar 4.5. Parkiran tegak lurus 900 ....................................................................................... 88 Gambar 4.6. Parkiran sudut 450 ................................................................................................ 89 Gambar 4.7. Parkiran sudut 300 ................................................................................................ 89 Gambar 4.8. Perzoningan ........................................................................................................... 90 Gambar 4.9 Analisa kebisingan alternatif 1 ............................................................................. 91 Gambar 4.10 Analisa kebisingan alternatif 2 ........................................................................... 92 Gambar 4.11 Lintasan matahari ............................................................................................... 94 Gambar 4.12 Analisa penghalang sinar matahari alternatif .................................................. 95 Gambar 4.13 Analisa penghalang sinar mata hari alternatif 2 .............................................. 95 Gambar 4.14 Potensi sinar mata hari ....................................................................................... 96 Gambar 4.18 Analisa antisipasi masalah angin alternatif 1 ................................................... 98 Gambar 4.19 Analisa antisipasi masalah angin alternatif 2 ................................................... 98 Gambar 4.20. Pencapaian terhadap lokasi .............................................................................. 99 Gambar 4.21. Pencapaian Terhadap Lokasi ......................................................................... 100 Gambar 4.21. Analisa Pencapaian Terhadap Lokasi alternatif 1 ....................................... 101 Gambar 4.22. Analisa Pencapaian Terhadap Lokasi alternatif 2 ....................................... 102 Gambar 4.23. Analisa Pencapaian Terhadap Lokasi alternatif 3 ....................................... 103 Gambar 4.24. Tanaman peneduh ........................................................................................... 104 Gambar 4.25. Tanaman pengarah .......................................................................................... 105 Gambar4.26. Rerumputan ...................................................................................................... 105 Gambar4.27. Lampu taman ..................................................................................................... 106 Gambar4.28. Tempat Pembuangan sampah ......................................................................... 106 Gambar4.29. Sistem Pembuangan sampah ........................................................................... 107
Gbr 4.30 Skema aktivitas ......................................................................................................... 107 Gbr 4.31 Skema aktivitas ......................................................................................................... 108 Gbr 4.32 Skema aktifitas .......................................................................................................... 108 Gambar 4.33. Teknik olah geometri ........................................................................................ 143 Gambar 4.34. Sketsa pondasi rolag ......................................................................................... 146 Gambar 4.35. Sketsa pondasi Foot Plat .................................................................................. 147 Gambar 4.36. Unit akustik siap pakai yang berlubang dan bercelah .................................. 150 Gambar 4. 37. Panel Penyerap (Panel Absorber) siap pakai yang bertekstur ................... 151 Gambar 4.38. Penerapan Panel Penyerap pada plafond dan dinding ................................. 152 Gambar 4.39. Bahan akustik dari Karpet .............................................................................. 152 Gambar 4.40. Penghawaan buatan dengan menggunakan AC ............................................ 157 Gambar 4.41. Instalasi penangkal petir. Sumber : paket instalasi penangkal petir ........... 159 Gambar 4.42. Sprinkler ............................................................................................................ 163 Gambar 4.43. Peletakan Sprinkler Mencegah Penghalangan Terhadap Keluaran Sprinkler 166 Gambar 4.44. Penghalang Terhadap Dinding ........................................................................ 166 Gambar 4.45. Sketsa distribusi air bersih .............................................................................. 167 Gambar 4.46. Sketsa distribusi limbah ................................................................................... 168 Gambar 4.47. Sketsa septictank ............................................................................................... 168 Gambar 5.1 Konsep perzoningan ............................................................................................ 169 Gambar 5.2 Konsep topografi .................................................................................................. 170 Gambar 5.3 Konsep orientasi massa ....................................................................................... 171 Gambar 5.4 konsep pencapaian ............................................................................................... 172 Gambar 5.5 Konsep aksesibilitas ............................................................................................. 173 Gambar 5.5 Konsep pendestrian ............................................................................................. 173 Gambar 5.6 Jenis vegetasi penutup tanah .............................................................................. 175 Gambar 5.7 Jenis tanaman hias ............................................................................................... 176 Gambar 5.8 Jenis tanaman peneduh ....................................................................................... 176 Gambar 5.9 Jenis tanaman pengarah ..................................................................................... 177 Gambar 5.10 Konsep ruang terbuka ....................................................................................... 178 Gambar 5.11 Sitem Pembuangan sampah .............................................................................. 179 Gambar 5.12 Penerangan ......................................................................................................... 179 Gambar 5.13 konsep bentuk .................................................................................................... 182 Gambar 5.14 Konsep tampilan ................................................................................................ 183 Gambar 5. 15 Sketsa pondasi rolag ......................................................................................... 183
Gambar 5. 16 Sketsa pondasi foot plat ................................................................................... 184 Gambar 5. 15 Struktur rigid frame ......................................................................................... 184 Gambar 5.15. Bahan Panel akustik pada yang berpori ........................................................ 186 Gambar 5.16.Skema pemasangan akustik pada dinding ruang ........................................... 186 Gambar 5.17. Bahan Alumunium Composit .......................................................................... 187 Gambar 5.18. Bahan Panel akustik pada plafond ................................................................. 187 Gambar 5. 19 Struktur atap .................................................................................................... 188 Gambar5.20. Bahan Material untuk pencegah cacat akustik ............................................... 189 Gambar 5.21. Model dan jenis tata cahaya ........................................................................... 191 Gambar 5.22 ............................................................................................................................ 191 Gambar 5.23 Diatribusi air bersih .......................................................................................... 192 Gambar 5.24 Diatribusi air kotor ............................................................................................ 192 Gambar 5.25 Diatribusi air buangan ...................................................................................... 193 Gambar 5.26 Sistem jaringan listrik ....................................................................................... 193 Gambar 5.27 Skema generator ................................................................................................ 193 Gambar 5.28 Sistem splinkler .................................................................................................. 194 Gambar 5.29 ............................................................................................................................ 195 Gambar 5.30 ............................................................................................................................ 195 Gambar 5.31 Sistem penangkal petir ...................................................................................... 195 Gambar 5.32 Sistem jaringan komunikasi ............................................................................. 196 Gambar 5.33 Sistem distribusi sampah .................................................................................. 197