BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Galeri Lurik yang dapat mendukung pelestarian lurik ATBM di Klaten diwujudkan melalui pendekatan kegiatan yang apresiatif dengan memadukan corak kain lurik pada bangunan. Bangunan Galeri Lurik dirancang dengan pendekatan konsep apresiatif yang didasarkan pada proses apresiasi. Proses apresiasi yang dimaksud adalah proses mengenal, proses memahami dan proses mengembangkan. Proses mengenal diwujudkan dengan adanya Galeri, yang akan mengenalkan lurik pada masyarakat. Proses memahami diwujudkan dengan area edukasi, yang akan membantu masyarakat memahami lebih dalam tentang sejarah lurik, cara pembuatan dan manajemennya. Proses pengembangan
diwujudkan
dengan
area
produksi
dan
area
perdagangan.
V.1 Kegiatan dalam Galeri Lurik
V.1.1 Pelaku Kegiatan
Galeri Lurik merupakan sebuah tempat untuk menumbuhkan apresiasi masyarakat akan kelestarian kain lurik dari Kota Klaten. Pengguna Galeri Lurik ini dikelompokkan menjadi: a. Pengelola Galeri Lurik Pengelolaan dalam Galeri Lurik ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu pengelolaan administrasi dan pengelolaan penunjang. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam melakukan pelayanan. Dengan pembagian sebagai berikut:
Pengelolaan administrasi Pengelolaan administrasi terdiri dari:
V-126
-
General Manager Galeri Lurik
-
Manager, terdiri atas 3 orang, Manager Produksi, Pemasaran, dan Manager Personalia.
-
Seksi pelayanan, terdiri dari pelayanan umum dan pelayanan informasi.
Pengelolaan penunjang Pengelolaan penunjang terdiri dari: -
Tenaga pengajar, ada 2 orang untuk mengajar teori dan 1 orang mengajarkan prakek
-
Petugas perpustakaan, ada 3 orang
-
Penjaga toko kain, 4 orang
-
Kasir toko kain, 2 orang
-
Penjaga toko kerajinan, 4 orang
-
Kasir toko kerajinan, 2 orang
-
Penjaga toko alat dan bahan, 2 orang
-
Kasir toko alat dan bahan, 1 orang
-
Tenaga pengemasan barang, 4 orang
-
Petugas koperasi simpan pinjam, 3 orang
-
Tenaga bagian gudang, 2 orang
-
Penjaga galeri, 3 orang
-
Tukang masak, 2 orang
-
Pelayan cafe, 4 orang
-
Barista, 2 orang
-
Keamanan, 4 orang
-
Cleaning service, 4 orang
b. Murid, yaitu orang yang mengikuti pelatihan pembuatan kain lurik c. Pengrajin Pengrajin adalah orang yang memproduksi kain lurik dan barangbarang berbahan dasar kain lurik. Pengrajin dalam Galeri Lurik dibedakan menjadi 2:
V-127
Tukang produksi kain lurik, terdiri atas: -
Tukang pewarna
-
Tukang kelos
-
Tukang sekir
-
Tukang nyucuk
-
Tukang tenun
Tukang produksi barang kerajinan kain lurik, terdiri atas: -
Tukang membuat pola
-
Tukang jahit
-
Tukang obras
-
Tukang bordir
d. EO, yaitu orang yang mengurusi pameran atau pagelaran yang akan diselenggarakan. e. Pengunjung, yaitu orang yang datang ke Galeri Lurik untuk melihat-lihat galeri, menyaksikan cara pembuatan kain lurik, menyaksikan fashion show, membeli kain dan kerajinan dari lurik, dsb.
V.1.2 Kebutuhan Ruang
a. Galeri Galeri dibedakan menjadi: - Galeri tetap - Galeri temporer - Ruang Restorasi - Gudang - KM/ WC
b. Area Edukasi Ruang-ruang yang dibutuhkan antara lain: -
Ruang kelas
V-128
-
Laboratorium
-
Perpustakaan
-
Ruang baca
-
Ruang seminar
-
Ruang pengajar
-
Ruang TU
-
KM/ WC
c. Area Produksi Ruangan-ruangan yang dibutuhkan antara lain: - Ruang pewarnaan - Ruang penjemuran - Ruang kelos - Ruang sekir - Ruang ATBM - Ruang pengolahan limbah - Gudang alat - Gudang bahan - KM/ WC
d. Area Perdagangan Ruangan-ruangan yang dibutuhkan antara lain: - Toko kain lurik - Toko kerajinan kain lurik - Toko bahan dan alat pendukung - Cafe - Gudang stok - KM/ WC
V-129
e. Area Pengelola Ruangan-ruangan yang dibutuhkan antara lain: - Kantor general manager - Kantor manager - Kantor karyawan - Ruang administrasi - Ruang tamu - Kantor koperasi - Ruang rapat - KM/ WC
f. Ruang-ruang Pendukung Ruang-ruang pendukung ini antara lain: - Lobby - Ruang penerima - Pantry - Kantin - Ruang ME - Pos satpam - Open space - Area parkir
V-130
V.2 Besaran Ruang Tabel 5.1 Besaran Ruang Sumber: pemikiran penulis
Luas
Kelompok ruang
( m² )
Galeri
589,55
Area Edukasi
217,428
Area Produksi
431,08
Area Perdagangan
500,5
Area Pengelola
158,868
Area Pendukung
1846,345 jumlah
Total besaran ruang yang dibutuhkan
3743,771
3800 m2
V.3 Konsep Site
Berdasarkan uraian pada BAB III, site terpilih terletak di Jalan By Pass, Karanganom, Klaten. Luas site kurang lebih 29744 m2, dengan mempertimbangkan beberapa kriteria pemilihan site.
Gambar 5.1 Zoning Sumber: pemikiran penulis
V-131
V.4 Konsep Tata Ruang
Ruang-ruang dalam Galeri Lurik dikelompokkan menurut konsep apresiatif yang berupa proses apresiasi, yaitu mengenal, memahami, dan mengembangkan. Shingga didapatkan kelompok-kelompok ruang yang mewadahi kegiatan apresiasi tersebut, yaitu Galeri yang merupakan wujud tranformasi dari proses memahami, Area Edukasi yang merupakan wujud tranformasi dari proses memahami, dan Area Produksi dan Area Perdagangan
yang
merupakan
wujud
tranformasi
dari
proses
mengembangkan. Sehingga tata massa Galeri Lurik menggunakan tata massa cluster (kelompok). Susunan massa kelompok ruang dibuat sesuai dengan urutan proses apresiasi sehingga membuat jalur sirkulasi utama linier melingkar searah jarum jam.
Gambar 5.2 Proses Apresiasi Sumber : pemikiran penulis
Gambar 5.3 Susunan Kelompok Ruang Sumber : pemikiran penulis
V-132
V.5Teknis Bangunan
V.5.1 Bentuk
Bentuk facade bangunan menggunakan bentuk-bentuk geometris murni yang dikembangkan dengan penambahan maupun pengurangan. Bentuk geometris murni yang digunakan diselaraskan dengan corak lurik.
V.5.2 Warna
Warna merupakan salah satu elemen penting dalam pembentukan karakteristik sebuah bangunan. Warna bangunan yang digunakan pada Galeri Lurik merupakan warna dari hasil anlisis corak kain lurik yang ada pada BAB IV.
V.5.3 Skala dan Proporsi
a. Skala Tabel 5.2 Analisis Skala pada Bangunan Sumber : pemikiran penulis
Kelompok Ruang
Skala
Suasana
Digunakan skala monumental agar memberi kesan megah dan pengunjung dapat menikmati pameran dengan leluasa.
Galeri Skala monumental
Area Edukasi Skala normal
Digunakan skala normal agar konsentrasi belajar mengajar dapat terjaga dengan baik dan diharapkan siswa dapar menangkap pelajaran dengan
V-133
Kelompok Ruang
Skala
Suasana baik. Jika digunakan skala intim siswa akan merasa tertekan.
Area Pendukung
Area pendukung menggunakan skala normal. Skala normal
Area Produksi
Area Perdagangan
Antara skala normal dan monumental
Antara skala normal dan monumental
Area Pengelola
Digunakan skala lebih dari normal tapi kurang dari monumental. Karena area produksi merupakan area dengan aktivitas tinggi sehingga membutuhkan kesan leluasa dan lapang agar pengrajin tidak lekas merasa lelah.
Digunakan skala yang lebih dari normal tetapi kurang dari monumental yang akan memberi kesan leluasa.Karena para pembeli memerlukan keleluasaan dalam memilih barang yang akan dibeli.
Area pengelola menggunakan skala normal. Skala normal
b. Proporsi
Perancangan Galeri Lurik juga harus mempertimbangkan proporsiproporsi khusus untuk menunjang kenyamanan para pengunjung.
Viewing distances
V-134
Jarak pandang pada Galeri harus ditentukan sesuai dengan standar yang ada agar pengunjung dapat menikmati pameran dengan baik.
Display barang pada toko Ketinggian etalase dan rak display barangpada toko perlu diperhatikan agar pelayan dapat dengan mudah melayani pembeli.
Display barang pada swalayan Ketinggian rak pada swalayan harus diperhatikan agar pembeli dapat dengan mudah memilih dan mengambil barang yang di inginkan dan tidak harus menggunakan alat bantu untuk meraihnya.
Display pakaian pada swalayan Ketinggian rak pada gerai penjualan pakaian harus sesuai dengan standar yang ada agar pembeli dapat dengan nyaman memilih dan mengambil pakaian yang hendak dibeli tanpa harus menngunakan alat bantu untuk meraihnya.
V.5.4 Pencahayaan
Pada bangunan Galeri Lurik penggunaan cahaya buatan diatur berdasarkan kebutuhan pencahayaan akan jenis kegiatan yang akan diwadahi pada masing-masing kelompok ruang.
V-135
Tabel 5.3 Analisis Pencahayaan pada Bangunan Sumber : pemikiran penulis
Kelompok Ruang
Galeri
Area Edukasi
Area Produksi
Area Perdagangan
Pencahayaan alami
Pencahayaan buatan
Penggunaan cahaya alami secara tidak langsung. Meminimalisir bukaan dari arah barat dan timur. Jika ada bukaan pada arah barat/ timur, tidak menempatkan barang pameran pada sisi yang terkena cahaya, karena dapat merusak benda.
Menggunakan lampu sorot yang akan menerangi objek pameran dan memberi ksan dramatis pada objek tersebut. Akan tetapi harus memperhatikan tingkat panas yang dihasilkan agar tidak merusak objek pameran yang kebanyakan berupa kain.
Bukaan-bukaan lebar agar dapat memasukkan cahaya alami dengan baik pada bangunan, akan tetapi cahaya yang masuk tidak secara langsung agar tidak menimbulkan silau. Bukaan di sebelah barat/ timur digunakan tritisan.
Bukaan-bukaan lebar agar dapat memasukkan cahaya alami dengan baik pada bangunan, akan tetapi cahaya yang masuk tidak secara langsung agar tidak menimbulkan silau. Bukaan di sebelah barat/ timur digunakan tritisan.
Penggunaan cahaya alami secara tidak langsung. Meminimalisir bukaan dari arah barat dan timur. Jika ada bukaan pada arah barat/ timur, tidak menempatkan barang pameran pada sisi yang terkena cahaya, karena dapat merusak barabg dagangan yang sebagian besar berbahan dasar kain.
Menggunakan penerangan merata, karena area edukasi memerlukan intensitas cahaya yang cukup tinggi dan merata agar tidak merusak mata karena aktivitas utamanya adalah membaca dan menulis.
Menggunakan penerangan merata, karena area produksi memerlukan intensitas cahaya yang cukup tinggi dan merata agar tidak merusak mata karena aktivitas utamanya memerlukan kejelian mata seperti menenun dan menjahit.
Menggunakan penerangan merata. Pembeli perlu melihat dengan jelas barang dagangan yang di display agar tidak merasa tertipu. Penerangan dengan lampu sorot dapat digunakan pada etalase.
V-136
Kelompok Ruang
Skala
Suasana
Area Pengelola
Cahaya alami dapat dioptimalkan.
Menggunakan penerangan merata.
Area Pendukung
Cahaya alami dapat dioptimalkan.
Menggunakan penerangan merata.
V.5.5 Gubahan Massa
a. Galeri
V-137
+
Penggunaan warna pelangi ke dalam bangunan
Massa galeri menggunakan bentuk imaginer lingkaran dengan lengkung-lengkung yang menjorok ke dalam.
Galeri merupakan sarana untuk memamerkan karya agung lurik sehingga digunakan warna ungu sebagai warna utama karena akan memberikan kesan elegan dan megah. Motif kluwung ditranformasikan pada galeri dengan penggunaan warna pelangi yang akan digunakan sebagai warna konstruksi
V-138
bangunan yang akan dipadukan dengan warna ungu. Agar bangunan tidak kehilangan kesan elegannya, pengaplikasian warna pelanginya tidak terlalu banyak/ ramai.
b. Area Edukasi Area edukasi menggunakan bentuk massa yang terbentuk dari tranformasi motif dengklung. Bentuk gubahan massa pada area edukasi berupa pengulangan bentuk kubus dengan perulangan garisgaris horisontal pada fasadnya. Warna yang digunakan pada area edukasi adalah warna monokrom dari warna coklat (krem, coklat muda, coklat tua).
V-139
c. Area Produksi Area produksi menggunakan tranformasi motif sulur ringin. Untuk dapat membuat karya-karya yang indah dan up to date, para pengrajin dituntut untuk mempunyai kreativitas agar dapat terus mempertahankan eksistensi kain lurik. (kata kunci: kreatif) Gubahan massa area produksi merupakan bentuk tranformasi dari motif sulur ringin yang kreatif.
V-140
+
Perulangan garis-garis vertikal pada fasad
+
Penggunaan kolom-kolom yang lebar
Gubahan massa yang berupa bentuk kubus dengan tonjolan-tonjolan perulangan kubus ke arah samping dan arah atas dipadukan dengan perulangan garis vertikal pada fasad dan menggunakan kolom-kolom dengan ukuran yang lebar agar bangunan terkesan kokoh.
d. Area Perdagangan Area perdagangan merupakan bentuk tranformasi dari motif sulur ringin.
V-141
Area perdagangan menggunakan bentuk massa yang terbentuk dari pengulangan bentuk kubus dengan menambahkan elemen air pada bangunan, seperti pemberian waterfall.
V.6
Sistem Struktur
Tuntutan penampilan bangunan merupakan kriteria utama dalam pemilihan sistem struktur. Bentuk massa bangunan yang dominan dari perulangan kubus dan garis-garis vertikal dan horisontal menimbulkan kesan pada pengunjung akan corak kain lurik.
a. Struktur yang digunakan 1. Atap (roof) Bentuk massa yang dominan dari pengulangan kubus sehingga atap yang digunakan pada Galeri Lurik ini adalah perpaduan atap dak dan atap sederhana dengan menggunakan rangka kayu atau rangka baja jika bentang ruangnya lebar. Penutup atap menggunakan genteng. 2. Super Struktur
V-142
Struktur utama yang digunakan pada Galeri Lurik adalah struktur beton bertulang. Dinding padat menggunakan pasangan bata. Pembatas antar ruang menggunakan pasangan bata, kayu dan kaca.
3. Sub Struktur Sub struktur utama menggunakan foot plat sebagai penumpu tiang utama, diikat dengan sloof yang akan disangga oleh pondasi menerus batu kali.
b. Bahan bangunan Pemilihan bahan bangunan yang akan digunakan dalam Galeri Lurik harus disesuaikan dengan karakter masing-masing kelompok ruang. Bahan bangunan yang digunakan harus mempertimbangkan halhal sebagai berikut:
Tekstur bahan sesuai dengan kesan visual yang akan diciptakan pada masing-masing kelompok ruang.
Spesifikasi sesuai dengan kebutuhan pengguna, untuk tekstur kasar digunakan pada ruang yang memerlukan kreativitas tinggi. Tekstur halus digunakan pada ruang-ruang yang membutuhkan ketenangan dan penghayatan.
Tahan terhadap cuaca dan tingkat keawetan tinggi.
Kemudahan
mendapatkan
di
pasaran
dan
kemudahan
pengangkutan, untuk kelancaran teknis di lapangan.
V.7
Utilitas
Sarana utilitas yang digunakan pada Galeri Lurik antara lain:
a. Jaringan listrik Jaringan listrik mengunakan PLN dan juga persiapan generator sebagai pengganti apabila terjadi kerusakan dan gangguan dari PLN,
V-143
penempatan genset berada pada area yang memiliki ruang khusus supaya mudah untuk dikendalikan.
b. Jaringan air bersih Penyediaan air bersih berasal dari sumur, ditampung dalam tangki menara air dan dipompa untuk didistribusikan ke seluruh bagian bangunan.
c. Jaringan air kotor Air kotor dari dapur dan lavatory diteruskan ke sistem drainase kota, untuk air kotor pada septictank diteruskan ke jaringan limbah kota. Sistem ini terletak pada area publik luar bangunan, dengan pertimbangan untuk kenyamanan. Air limbah dari zat pewarna kain diolah dulu hingga layak untuk dibuang melalui sistem drainase kota. Zat pewarna yang dipakai menentukan sifat dan kadar limbah proses pewarnaan. Pewarna dengan dasar pelarut diganti pewarna dengan dasar air untuk mengurangi banyaknya fenol dalam limbah. Pabrik hanya menggunakan pewarnaan secara terbatas dan menggunakan pewarna tanpa krom atau logam lain, maka gabungan limbah dapat diolah dengan pengolahan biologi saja, sesudah penetralan dan ekualisasi. Cara-cara biologi yang telah terbukti efektif ialah laguna aerob, parit oksidasi dan lumpur aktif.
d. Jaringan air hujan Sistem pembuangan air hujan terdiri dari komponen
Talang horizontal
Talang vertikal
V-144
e. Transportasi Sistem transportasi pada bangunan ini dibedakan menjadi dua yaitu vertikal dan horizontal. Transportasi vertikal dengan menggunakan tangga untuk transportasi manusia dan lift untuk transportasi barang.
f. Sistem Pemadam Kebakaran Sistem pemadam kebakaran yang akan digunakan pada bangunan yaitu:
Untuk pencegahan aktif, detektor yang digunakan adalah detektor asap yang bereaksi ketika muncul sekelompok asap yang kecil, yang belum terlihat dengan mata pengamat. Detektor ini biasanya digunakan untuk gudang dan toko.
Pencegahan aktif berupa alat pemadam yang digunakan adalah water
sprinkler
dan
chemical
extinguisher.
Chemical
extinguisher diletakkan ditempat umum yang mudah untuk dijangkau dan dekat dengan barang-barang yang rawan terbakar.
Untuk pencegahan pasif, disediakan pintu keluar darurat dan jalan keluar.
V-145
DAFTAR PUSTAKA
Djoemena, Nian S, Lurik. Garis-garis Bertuah, Djambatan, Jakarta, 2000.
White, Edward T, Buku Sumber Konsep, Terjemahan, Aris K Onggodiputro, Intermatra, Bandung, 1985.
Neufert, Ernst, Data Arsitek, Terjemahan, Ir. Sjamsu Amril, Erlangga, Jakarta, 1987.
Ching, Francis DK, Arsitektur. Bentuk, Ruang, dan Tatanan, Terjemahan, Ir, Nurahma Tresani Harwadi, Erlangga, Jakarta, 2000.
http://www.jatengprov.go.id/?document_srl=4606&mid=wartadaera&sort_index=r egdate&order_type=desc, diakses tanggal 9 Maret 2010
http://www.nusantaraku.org/forum/berita-isu-rumor-terbaru/24946-perancangbusana-ikut-tanggung-jawab-kembangkan-lurik.html, diakses tanggal 9 Maret 2010
http://regional.kompas.com/read/2009/11/19/2019053/kerajinan.kain.lurik.berkem bang.pesat, diakses tanggal 9 Maret 2010
http://www.solopos.com/2009/klaten/pemkab-bakal-buat-laboratorium-lurik-8730, diakses tanggal 9 Maret 2010
http://pariwisata.solonet.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=106 &Itemid=126, diakses tanggal 9 Maret 2010
xvi
http://www.facebook.com/people/Amalia-Butik Lurik/100000533628547#!/photo.php?pid=32950&id=10000053362854 &fbid=101225079905279, diakses tanggal 9 Maret 2010
http://klatenonline.com/klaten/geliat-pengrajin-lurik-atbm-bagian-i-mimpi-jadikancawas-sentra-lurik.htm, diakses tanggal 28 April 2010
http://klatenonline.com/klaten/kabupaten-klaten.htm, diakses tanggal 28 April 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Klaten, diakses tanggal 28 April 2010
http://www.klaten.go.id/pariwisata.shtml, diakses tanggal 28 April 2010
http://museumbatikdanarhadi.blogspot.com, diakses tanggal 29 April 2010
xvii