BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. PIKIRAN RAKYAT serta pembahasan yang telah dikemukakan pada bahasan bab sebelumnya, penulis menarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. PT. “X” telah melakukan beberapa upaya pengendalian pada biaya bahan baku, antara lain: a. PT.”X” telah melakukan pembelian mesin produksi baru yang berbasiskan komputerisasi, karena dari awal berdiri sampai tahun 2005, proses produksi menggunakan mesin sewaan. b. Melakukan penetapan standar pada kuantitas dan kualitas bahan baku, berdasarkan pada pengalaman masa lalu. c. Menyiapkan bahan baku dengan waktu dan biaya penanganan yang minimum serta melindungi bahan baku dari kerusakan, kebakaran, dan pencurian selama bahan baku itu disimpan pada Bagian Gudang. d. Menjaga kerja sama yang baik dengan pemasok bahan baku, sehingga kualitas bahan baku dan ketepatan waktu pengiriman tetap terjaga dan benar-benar terorganisir dengan baik. e. Selalu mengusahakan agar jumlah sisa persediaan yang tidak terpakai, berlebih, atau yang usang sekecil mungkin, dengan melakukan suatu analisis pada perubahan unit dan fisik produk setiap produksi secara sistematis, dimana
perubahan unit dan fisik produk tersebut mungkin akan mempengaruhi kebutuhan akan bahan baku. f. Berusaha untuk selalu menerapkan dan mengevaluasi pada standar yang ditetapkan pada setiap proses produksi, hal ini karena perusahaan belum sepenuhnya menerapkan standar kuantitas pada bahan baku tersebut. g. Selalu menyediakan stok bahan baku yang cukup, hal ini adalah upaya untuk mencegah kekurangan pasokan yang mendadak dan perubahan harga yang signifikan. h. Keakuratan pencatatan pada laporan kuantitas bahan baku oleh Bagian Gudang dan Bagian Akuntansi. i. Melakukan analisis perbandingan pada kuantitas pemakaian bahan baku yang sebenarnya dengan standar rata-rata (average). j. Sistem alur produksi yang terorganisir dengan baik. 2. PT.”X” didukung oleh beberapa faktor pendorong pengendalian terhadap pemakaian biaya bahan baku, antara lain: a. Pendorong tingkat-unit. PT. ”X” menerapkan sistem kerja yang sistematis dan professional agar Just In Time, kerjasama antar karyawan, dan kedisiplinan waktu kerja dapat berjalan dengan baik pada aktivitas produksi. b. Pendorong tingkat-bacth. PT. “X” membuat konsep rencana produksi yang benar-menar matang, setelah itu hasilnya dilakukan evaluasi dan dianalisis.
c. Pendorong Tingkat-produk. Melakukan kerja sama yang baik antara departemen produksi dan pemasaran agar mengetahui sejauh mana minat para konsumen untuk menggunakan produk. Hal ini dilakukan riset melalui survei dan melakukan suatu kuisioner kepada para pembaca. Kemudian dilakukan inovasi pada produk yang disesuaikan dengan selera pembaca. d. Pendorong tingkat-fasilitas. Keunggulan dalam hal teknologi informasi. Pada tahun 2006 ini PT.”X” telah membeli mesin-mesin baru yang otomatis (berbasis komputerisasi). Dengan begitu menciptakan sistem sistem produksi yang terintegrasi komputer, dimana komputer digunakan untuk memantau atau mengendalikan operasi. Sehingga sangat mungkin bagian produksi untuk menelusuri produk secara terus-menerus saat produk tersebut bergerak dari proses satu ke proses berikutnya. Dengan begitu pengendalian bahan baku akan dapat terlaksana dengan baik. 3. Pengendalian biaya bahan baku mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi sehingga dapat diketahui penyebab penyimpangan-penyimpangan atau pemborosan-pemborosan bahan baku yang terjadi, agar dapat dilakukan tindakan koreksi. Tindakan tersebut dengan mengeluarkan suatu kebijakan manajemen perusahaan dengan menciptakan keseimbangan antara keragaman dan kuantitas bahan baku guna operasi yang efisien.
5.2 Saran Berdasarkan keseluruhan pengamatan dan fakta-fakta yang diperoleh selama melakukan penelitian di PT. PIKIRAN RAKYAT, penulis memberikan saran untuk dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan, yaitu: a. PT. “X” perlu memperbaharui standar penilaian average (rata-rata) dengan penilaian standar normal kuantitas bahan baku yang sesuai dengan keadaan dan kemampuan perusahaan sehingga dapat memperkecil selisih penggunaan bahan baku yang tidak menguntungkan (unfavorable). b. PT.”X” perlu meningkatkan pemeriksaan dan pengawasan terhadap pemakaian bahan baku serta melakukan pencatatan setiap pemakaian bahan baku secara akurat sehingga dapat mengurangi pemborosan biaya dan tingkat efisiensi dapat ditingkatkan lagi. c. PT. “X” dalam menetapkan standar kuantitas bahan baku hendaknya harus diukur dari sudut pengukuran pelaksanaan tindakan dan pengambilan keputusan jangka pendek. d. PT.”X” dalam menetapkan standar kuantitas bahan baku harus mempertimbangkan toleransi untuk resiko yang tidak dapat dihindarkan yang mungkin terjadi akibat kesalahan.