BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Sejak tahun 2008, PT Toyota Astra Motor mengarap dunia web 2.0 sebagai salah
satu bagian dari Integrated Marketing Communications dengan memanfaatkan social media untuk memberikan informasi terkait dengan produk dan layanan kepada para pelanggannya. Selain itu, social media juga dimanfaatkan secara optimal oleh Toyota untuk tetap dapat berhubungan dan menjaga loyalitas dari para pelanggan pengguna kendaraan Toyota. Setelah melakukan analisis pada bab 4 maka ada tiga poin learning objectives yang diperoleh dari penelitian ini. Poin pertama, dalam melakukan perencanaan strategi social media, sangatlah penting menentukan identifikasi objektif atau tujuan dari strategi yang dilakukan, baik itu untuk strategi on-going maupun campaign. Dalam hal ini, Toyota telah menetapkan 3 tujuan utama dari strategi social media marketing perusahaan yakni menyasar pada brand awareness, brand engagement, dan word-ofmouth. Sangatlah penting untuk mengidentifikasi tujuan yang jelas dan perencanaan yang matang sebelum memutuskan social media platforms yang tepat sasaran, dan itu pun bukan asal membuat akun social media. Poin kedua, implementasi strategi social media ini juga meningkatkan brand value Toyota dengan melibatkan peran aktif pelanggan sesuai dengan empat pilar utama
87
88
strategi
social
media
yaitu
Communication,
Collaboration,
Education
dan
Entertainment. Social media adalah komunikasi dua arah. Jadi, untuk menyukseskan strategi social media marketing, diperlukan empat pilar tersebut dalam melibatkan pelanggan untuk berperan aktif di dalamnya. Poin ketiga, strategi
Toyota dalam memanfaatkan social media untuk
memasarkan produk dan layanannya terbukti efektif. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan social media metrics yang menunjukkan banyaknya pelanggan yang terlibat dan berperan aktif dalam akun social media Toyota. Misalnya, beberapa akun social media yang telah digunakan seperti akun Twitter @ToyotaID dan akun Facebook ToyotaID telah memiliki follower dan fans lebih dari 90.000 orang. Selain itu terlihat pula dari pengukuran kinerja brand di social media yang diselenggarakan oleh PT SITTI, yang di dalam laporan tertulisnya menunjukan bahwa Toyota menempati peringkat teratas juara social media serta banyaknya penghargaan lain yang diraih Toyota.
5.2
Rekomendasi dan Lesson Learnt
5.2.1
Rekomendasi Dari penelitian case study ini, rekomendasi yang dapat diberikan adalah:
Pertama, terus menyosialisasikan pelanggan untuk berinteraksi dan bergabung dengan percakapan di social media, tentunya dengan menyajikan konten yang bermutu, informatif, fresh dan up-to-date. Toyota harus memahami betul bagaimana untuk menyampaikan konten dengan cara yang menarik sehingga pelanggan menyukainya.
89
Kedua, apabila dalam suatu periode tertentu sedang tidak ada event atau aktivitas offline, sebaiknya Toyota mempersiapkan aktivitas lain yang seru dan menarik, seperti misalnya acara gathering atau kopi darat dengan followers Twitter atau fans Facebook Toyota, sehingga dari situ akan mendapatkan insight secara langsung dari pelanggan maupun non-pelanggan Toyota sekaligus menjaga hubungan baik dengan mereka. Ketiga, hendaknya dalam menetapkan target KPI lebih mengoptimalkan pengukuran social media secara detail dan lengkap, sehingga data statistik yang didapat itu dapat dianalisis secara keseluruhan dan mendalam. Misalnya, data analisis untuk pengukuran Twitter terdiri mulai dari yang basic hingga advance, yakni: 1. Basic Metrics (Followers, Following, Lifetime Tweets, Total Tweets, Mentions, Retweeted, Listed, Hashtag Campaigns) 2. Conversations Metrics ( Share of voice, Sentiment Analysis) 3.
Influencer Metrics (Market Reach, Frequency of Impact, Quality of Impact, Closeness to decision)
Keempat,
sebaiknya
Toyota
juga
mengamati
aktivitas
social
media
kompetitornya. Hal ini karena kompetitor Toyota juga bereksperimen di social media. Perhatikan strategi dan taktik yang mereka lakukan untuk mengembangkan bisnis mereka, terlepas dari Toyota sudah terlebih dahulu memimpin dan juga sukses atau tidaknya strategi kompetitor tersebut. Pengamatan ini merupakan langkah untuk mengevaluasi strategi kompetitor dan dapat meningkatkan strategi Toyota selanjutnya.
90
5.2.2
Lesson Learned Toyota Astra Motor mengintegrasikan social media ke dalam Integrated
Marketing Communication Toyota, dan penulis ingin memaparkan suatu pembelajaran dari implementasi strategi mereka. Berikut adalah lesson learnt yang didapat dari penelitian case study ini: •
Mengetahui target sasaran yang dituju secara tepat. Dalam hal ini mencari tahu dimana mereka biasanya “berkumpul” secara online, bisa di, social networking, microblogging, forum online dan sebagainya. Temukan target sasaran yang dituju dan mulai membangun hubungan dengan mereka.
•
Social media tak sekadar Facebook dan Twitter saja. Terdapat banyak social media platforms lainnya yang mempunyai efek lebih powerful dalam menjalankan strategi on-going maupun campaign sesuai dengan tujuannya. Dengan kehadiran social media platforms yang begitu banyak, Toyota berusaha mencari cara terbaik untuk merealisasikan tujuannya hingga mencapai kesuksesan. Selain itu, mengintegrasikan social media secara keseluruhan, karena ini merupakan satu kesatuan dengan lainnya. Strategi online tidak hanya berdiri sendiri, harus bersinergi dengan strategi lainnya sehingga impact-tnya bisa lebih besar.
•
Selalu menyajikan konten informatif dan tentunya menampilkan informasi yang bermanfaat bagi si target sasaran. Yaitu mengenai apa yang mereka inginkan dan perlu diketahui. Jika konten yang disajikan
91
selalu memberikan informasi yang mereka butuhkan maka konsumen akan “datang” ke akun tersebut ketika mereka ingin tahu apa yang relevan dengan kebutuhan mereka. •
Dalam menjalankan strategi social media marketing dibutuhkan passion dan komitmen serius untuk mengelola akun social media tersebut dan memonitor “obrolan” di dunia maya, sehingga apabila terjadi komplain atau isu buruk akan bisa segera ditangani. Hal ini karena kita tidak dapat mengontrol efek viral yang cepat menyebar di dunia maya, sehingga social media harus digunakan secara hati-hati pula.
•
Untuk mencapai kesuksesan dalam strategi social media marketing, hal ini tidak terjadi secara instan. Dibutuhkan proses untuk membangun komunitas yang loyal, solid dan berkelanjutan. Biasanya konsumen senang berhubungan dengan orang lain yang juga memiliki minat yang sama. Untuk itu perusahaan menyediakan atau membangun wadah komunitas tertentu, sehingga perusahaan pun mendapatkan nilai plus dengan adanya koneksi tersebut.
•
Dalam mengimplementasikan strategi tersebut juga diperlukan inovasi yang berkesinambungan serta cepat beradaptasi terhadap perkembangan teknologi yang semakin maju, sehingga perusahaan senantiasa menjadi pemimpin pasar, dalam case study ini khususnya di industri otomotif.