BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat suku bunga kredit dan kredit bermasalah (NPL) dampaknya terhadap jumlah penyaluran kredit pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Pada bab-bab sebelumnya, maka pada bagian akhir dari penelitian ini penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat suku bunga kredit pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dari tahun ke tahun, yaitu dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 mengalami fluktuasi. Tingkat suku bunga kredit pada periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 cenderung menurun dan sudah sesuai dengan kisaran tingkat suku bunga kredit, hal ini dikatakan dalam kategori baik menurut pihak bank terkait. 2. NPL pada periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 cenderung menurun. Meskipun terdapat NPL yang melebihi batas wajar tingkat NPL yaitu ≤5%, namun bank tetap dinyatakan dalam kondisi sehat dan dalam kategori baik menurut pihak bank terkait. Karena bank ini memiliki cadangan penghapusan piutang yang cukup untuk menutupi jumlah kredit bermasalah dan berhasil mengubah dua status kredit bermasalah menjadi kredit lancar yang menghasilkan pendapatan bagi bank.
159
Bab IV Kesimpulan Dan Saran
160
3. Jumlah penyaluran kredit pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dari tahun ke tahun pun, yaitu dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 mengalami fluktuasi. Penurunan dan kenaikan jumlah penyaluran kredit ini disebabkan oleh permintaan nasabah untuk melakukan kredit dan penawaran yang dilakukan oleh bank kepada nasabah. Penurunan jumlah penyaluran kredit ini disebabkan oleh adanya krisis global yang berakibat pada melambatnya pertumbuhan sektor riil. Sedangkan kenaikan jumlah penyaluran kredit disebabkan oleh meningkatnya permintaan nasabah untuk melakukan kredit dan meningkatnya minat juga kepercayaan nasabah kepada bank. Penurunan tingkat suku bunga BI yang diikuti dengan turunnya tingkat suku bunga kredit menyebabkan nasabah menjadi lebih berani melakukan permintaan kredit, sehingga jumlah penyaluran kredit pun akan meningkat. Kondisi jumlah penyaluran kredit yang cenderung naik ini menunjukkan bahwa bank berada dalam kategori baik. 4. Tingkat suku bunga kredit memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Artinya, jika terjadi kenaikan tingkat suku bunga kredit maka jumlah penyaluran kredit yang diberikan oleh bank kepada masyarakat akan berkurang. Non Performing Loan (NPL) tidak memiliki pengaruh negatif terhadap jumlah penyaluran kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Artinya, jika terjadi kenaikan NPL maka bukan berarti bank tidak menyalurkan kredit sama sekali. Pihak bank tetap menyalurkan kredit namun lebih berhati-hati dan
Bab IV Kesimpulan Dan Saran
161
dengan jumlah yang terbatas agar jumlah kredit bermasalah yang dapat menyebabkan meningkatnya NPL tidak semakin banyak. 5. Tingkat suku bunga kredit dan Non Performing Loan (NPL) memiliki pengaruh terhadap jumlah penyaluran kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Artinya, dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga kredit dan non performing loan (NPL) secara simultan memiliki pengaruh terhadap jumlah penyaluran kredit pada PT BNI (Persero) Tbk. Artinya, jika terjadi kenaikan tingkat suku bunga kredit dan NPL secara bersama-sama maka akan menyebabkan penurunan jumlah penyaluran kredit yang akan diberikan oleh pihak bank kepada masyarakat.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi PT BNI (Persero) Tbk. dalam mengembangkan perusahaan di masa yang akan datang, yaitu sebagai berikut : 1. Kenaikan tingkat suku bunga kredit pada PT BNI (Persero) Tbk. diindikasi dapat mengurangi permintaan debitur untuk melakukan kredit. Oleh karena itu, penulis menyarankan PT BNI (Persero) Tbk. dapat mempertahankan tingkat suku bunga kreditnya tetap rendah dan menyesuaikan tingkat suku bunga kredit dengan SDBK (Suku Bunga Dasar Kredit) agar tingkat suku bunga kredit tidak terlalu tinggi dan tetap berada dalam kisaran bunga kredit yang telah ditentukan. Karena tingkat suku bunga kredit yang tinggi dapat
Bab IV Kesimpulan Dan Saran
162
mengurangi permintaan calon nasabah untuk melakukan kredit dengan alasan nasabah khawatir tidak dapat melunasi kreditnya kepada pihak bank. 2. Non Performing Loan (NPL) pada PT BNI (Persero) Tbk. dinilai cukup baik meski pada tahun-tahun krisis memang dianggap terlampau tinggi. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar PT BNI (Persero) Tbk. dapat lebih selektif dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit kepada calon debitur untuk menghindari kemungkinan terjadinya risiko bertambahnya kredit macet yang akan mengakibatkan naiknya tingkat NPL. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisis 5C, yaitu menilai sifat dan watak calon nasabah, melihat kemampuan calon nasabah untuk membayar kredit, mengetahui sumber pendapatan calon nasabah untuk melunasi kreditnya, menentukan jaminan apabila calon nasabah tidak dapat melunasi kreditnya
dan
mengetahui
kondisi
ekonomi
sekarang
kemudian
membandingkannya dengan kondisi ekonomi calon nasabah. Sehingga jumlah kredit bermasalah dapat semakin berkurang. 3. Jumlah penyaluran kredit pada PT BNI (Persero) Tbk. semakin bertambah banyak setiap tahunnya. Namun sempat berkurang pada tahun-tahun tertentu akibat adanya krisis global yang menyebabkan berkurangnya permintaan kredit oleh masyarakat kepada bank. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar PT BNI (Persero) Tbk. dapat terus menjaga kepercayaan masyarakat agar minat masyarakat untuk melakukan permintaan kredit tetap banyak. Misalnya dapat dilakukan dengan memberikan hadiah undian untuk menarik minat
Bab IV Kesimpulan Dan Saran
163
nasabah atau memberikan potongan jika nasabah dapat melunasi kreditnya sebelum jatuh tempo pelunasan kredit.